Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

Kajian Identifikasi Ruang Sakral pada Kawasan Bersejarah. Studi Kasus Kawasan Menara Kudus, Jawa Tengah, .

Anisa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Jakarta Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510 E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Ruang sakral berkaitan erat dengan hal sakral yang diwadahi dalam ruang, dimana hal sakral tersebut tidak bisa serta merta diciptakan namun berkaitan dengan sesuatu yang pernah terjadi di lokasi tersebut. Penelitian ini mengkaji ruang sakral yang ada di kawasan Menara Kudus, sebuah kawasan yang erat kaitannya dengan salah satu walisongo yaitu Sunan Kudus. Kawasan Menara Kudus terletak di Kota Lama Kudus, yang di dalamnya terdapat Menara Kudus, Makam Sunan Kudus, dan Masjid. Ketiga hal tersebut menjadi satu kesatuan dan tujuan para peziarah ketika datang ke Kawasan Menara Kudus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif interpretatif. Observasi lapangan dilakukan dengan cara, pertama, observasi subjek studi, yaitu dengan mengamati aktivitas yang dilakukan di Kawasan Menara Kudus yang meliputi aktivitas sakral dan profan. Kedua, mengamati ruang-ruang yang digunakan untuk aktivitas sakral dan profane dalam konteks kawasan. Hasil dari penelitian ini adalah ruang sakral tercipta pada area sekitar Masjid-Makam-Menara Kudus. Batas ruang sakral adalah gang yang ada di sisi kanan kiri kawasan ini. Semakin ke dalam arah masjid dan makam, kawasan semakin sakral. Semakin keluar dari kawasan yaitu arah jalan, semakin profan. Hal ini disimpulkan berdasarkan aktivitas yang dilakukan terutama oleh peziarah dan jamaah sholat pada Masjid Al Aqsha yang berada di samping Menara Kudus. Ada bagian dalam masjid yang tingkatannya sakral yaitu pada ruang dalam yang dibatasi dengan gapura kembar. Begitu juga pada makam, area sakral terletak pada makam bagian dalam yaitu posisi makam Sunan Kudus.

Kata Kunci: Aktivitas sakral, Ruang sakral, Kawasan Menara Kudus

ABSTRACT Sacred space is closely related to the sacred things that are contained in space, where these sacred things cannot be created automatically but are related to something that has happened in that location. This research examines the sacred space in the Menara Kudus area, an area that is closely related to one of the walisongo, namely Sunan Kudus. The Menara Kudus area is located in Kota Lama Kudus, which contains the Kudus Tower, the Tomb of Sunan Kudus, and the . These three things become one unity and goal of the pilgrims when they come to the Kudus Tower Area. This research uses interpretative qualitative descriptive method. Field observations are carried out by, first, observation of the subject of study, namely tracing the activities carried out in the Kudus Tower area which includes sacred and profane activities. Second, help the spaces used for sacred and profane activities in the regional context. The result of this research is that the sacred space is created in the area around the Masjid-Makam-Menara Kudus. The boundary of the sacred space is the alley on the right and left of this area. The deeper into the mosque and tomb, the more sacred the area. The more out of the area, namely the direction of the road, the more profane. This is based on the activities carried out mainly by pilgrims and worshipers praying at the Al Aqsa Mosque which is next to the Holy Tower. There is a part in the mosque which has a sacred level, namely in the inner room which is arranged with twin gates. Likewise in the tomb, the sacred area is located in the inner tomb in the position of the tomb of Sunan Kudus.

Keywords: sacred activities, sacred space, Menara Kudus area,

SEMINAR NASIONAL PENELITIAN 2020 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 7 OKTOBER 2020 84 – UMJ - ST

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

1. PENDAHULUAN yang dekat dengan Kelurahan . Kawasan Menara Kudus merupakan Kawasan ini menarik karena beberapa hal pusat Kota Lama Kudus yang terdapat di tersebut. Kawasan yang di dalamnya Jawa Tengah. Kawasan Menara Kudus ini terdapat bangunan bersejarah, biasanya menjadi salah satu tujuan ziarah bersama akan menjadi icon dari suatu daerah. dengan rangkaian ziarah wali songo Kenyataan ini dapat dilihat pada lainnya. Dalam kondisi normal sebelum kompleks Masjid-Makam-Menara Kudus terjadi Pandemi COVID-19 Jumlah yang menjadi sebuah pusat di Kawasan peziarah di hari ramai bisa mencapai 2000 Kota Lama Kudus karena tidak hanya per hari. Hal ini biasanya terjadi bernilai sejarah melainkan juga bernilai menjelang ramadhan, peziarah datang secara budaya dan arsitektural. (Anisa, berombongan menggunakan bis. Pada 2008). masa pandemic, pihak YM3SK yaitu Selain rumah kilungan, kawasan Yayasan yang mengelola Masjid, Makam Menara Kudus juga dikelilingi dengan dan Menara Kudus tidak menutup rumah tradisional Kudus yang penuh kawasan ini untuk para peziarah, namun dengan ukiran. Ada yang menyebut rumah memberlakukan protokol kesehatan. tradisional ini dengan rumah ukir. Ukiran Ada 3 tujuan ziarah yang menarik yang hampir memenuhi seluruh bagian untuk dikunjungi pada kawasan Menara rumah menjadi daya tarik sendiri. Rumah Kudus yaitu Masjid, Makam, dan Menara tradisional ini ada yang berada di dalam Kudus. Selain para peziarah yang kilungan namun ada juga yang berderet di bertujuan utama ke makam, banyak juga dekat makam Sunan Kudus. wisatawan yang mempunyai tujuan utama Keunikan rumah tradisional tersebut melihat Menara Kudus dan Masjid yang juga memperkuat keberadaan Kawasan secara arsitektural unik. Keunikan dari Menara Kudus sebagai tujuan wisata. Menara Kudus ini terlihat pada bentuknya Walaupun pengunjung untuk wisata pada yang mirip dengan candi, begitu juga rumah tradisional tidak sebanyak pagar keliling dari kawasan ini termasuk pengunjung atau peziarah pada Makam pagar ke arah makam. Ashadi Sunan Kudus. Masjid, Menara dan Makam mengungkapkan dalam penelitiannya tetap menjadi tempat utama yang dituju bahwa Bangunan Menara Kudus yang ketika orang datang ke kawasan ini. berada satu kompleks dengan Masjid dan Sumalyo (2006) mengungkapkan bahwa Makam Sunan Kudus telah menjadi saksi pada hakekatnya, masjid adalah tempat bisu tumbuh dan berkembangnya untuk melakukan segala aktivitas komunitas Kudus Kuno pada masa berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah sebelum kedatangan ja’far Shodiq (Sunan semata. Oleh karena itu, masjid dapat Kudus). Menara Kudus ini lebih mirip diartikan lebih jauh, bukan hanya sekedar sebagai sebuah tetenger yang dijadikan tempat bersujud, pensucian, tempat shalat sebagai pusat kawasan yang bernilai dan bertayamum, namun juga sebagai sakral. (Ashadi, 2007). tempat melaksanakan segala aktivitas Pada Kawasan Kota Lama Kudus, kaum muslim berkaitan dengan selain terdapat masjid-Menara-Makam, kepatuhan kepada Tuhan. juga terdapat permukiman dan rumah Aktivitas yang terjadi di Makam, tradisional yang khas dan berbeda dengan Masjid, dan Menara Kudus ini juga daerah lain. Rumah-rumah yang ada di memicu berkembang perekonomian di sekitar Menara Kudus berbentuk rumah sekitarnya. Dalam publikasi penelitian tradisional dalam kilungan sehingga berjudul The influence of historic sering disebut rumah Kilungan. Rumah buildings existence on economic kilungan ini membentuk lorong-lorong development and regional arrangement, sempit sebagai akibat dari tembok Anisa dan Lissimia (2020) menjelaskan kilungan yang tinggi. Kawasan yang bahwa keberadaan bangunan bersejarah di berbatasan langsung dengan Menara kawasan ini memicu kegiatan Kudus ada juga yang berupa rumah perekonomian dan pada akhirnya tradisional berderet, terutama pada bagian

2

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

berdampak pada penataan kawasan di Materi penelitian adalah ruang sekitarnya. sakral dalam skala meso, yaitu skala Penelitian pendahuluan berkaitan kawasan. Ruang sakral kawasan dapat dengan judul yang telah dipublikasikan ditelusuri pertama kali melalui antara lain Studi Awal Pola Ruang pengamatan untuk mengidentifikasi Kawasan Menara Kudus dipublikasikan aktivitas pengunjung, terutama para dalam NALARs 2008 (Anisa, 2008). The peziarah. Berdasar identifikasi tersebut Meaning of Sacred Space on the dideskripsikan ruang sakral kawasan, Architecture of the Historic Mosque pada serta elemen arsitektural yang membatasi jurnal Internasional IJBESR 2.2 ruang sakral tersebut. Lokasi penelitian Desember 2018, yang meneliti ruang ada di Kawasan Menara Kudus yaitu pusat sakral secara mikro pada masjid Jami’ Al kota Lama Kudus, Jawa Tengah. Daerah Mukarromah di Kampung Bandan, ini juga disebut dengan Kudus Kulon, dan Jakarta Utara, Indonesia (Ashadi dan menjadi tujuan ziarah wali songo. Anisa, 2018). Hasil penelitian berjudul Kaitan Antara Fungsi Ekonomi Dengan Bentuk Fisik Lingkungan Di Sekitar Kompleks Masjid, Makam Dan Menara Kudus disampaikan dalam seminar nasional Semnastek pada tahun 2018 (Anisa, 2018).

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deksirptif kualitatif interpretatif, dengan tujuan untuk mendapatkan identifikasi tentang ruang sakral dalam skala kawasan. Studi kasus yang diteliti adalah Kawasan Menara Kudus yang terletak di Kota Lama Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Dalam kawasan ini terdapat beberapa bangunan bersejarah yaitu Menara Kudus, Masjid Al Aqsha, Makam Sunan Kudus, dan Rumah tradisional Kudus. Bangunan yang masuk dalam lingkup penelitian ini adalah Menara-Masjid-Makam yang berada dalam 1 area dan dipagari dengan pagar batu-bata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif interpretatif, yang bertujuan untuk mendapatkan ruang sakral berdasarkan aktivitas yang diamati secara kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran hasil identifikasi di lapangan berkaitan dengan dua hal. Pertama identifikasi aktivitas dan aktivitas sakral pada kawasan Menara Kudus. Kedua, identifikasi ruang dan ruang sakral Gambar 1. Menara, Masjid dan Gerbang pada Kawasan Menara Kudus. Metode menuju Makam (Sumber : Dokumentasi, deskriptif digunakan berkaitan dengan 2017 dan 2018) data dan analisis penelitian yang berupa data kualitatif. Tahap penelitian yang dilakukan mulai dari pengambilan data lapangan,

3

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

kemudian dilakukan upaya identifikasi dengan diwujudkan kedalam bentuk- dan deskripsi. Data lapangan yang diambil bentuk geometris yang berorientasi di atas secara langsung (data primer) yaitu atau di langit. Sehingga hal ini disebut aktivitas pengunjung Kawasan Menara sebagai Orientasi Geometris kedalam Kudus (peziarah) dan jamaah Masjid Al wadah atau bentuk, silinder, kubus, Aqsha. Data primer lain yang diambil piramid, lingkaran, bujur sangkar dan adalah ruang yang digunakan untuk segitiga. beraktivitas tersebut. Dua data primer Hal ini sesuai dengan sejarah yang tersebut di identifikasi, deskripsi melekat pada Kawasan menara Kudus, kemudian di analisis. dimana kawasan ini merupakan pusat kota Lama Kudus dan juga sebagai tempat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN penyebaran Islam oleh Sunan Kudus. Walaupun dalam penelitian Ashadi Ruang Sakral dinyatakan bahwa sebelum datangnya Tahap awal dalam penelitian Sunan Kudus, di daerah ini sudah ada Ruang sakral berkaitan dengan pemikiran komunitas non Islam yang disebut dengan Eliade dan Jones yang merupakan Komunitas Budo namun penokohan manifestasi atau perwujudan dari tempat Sunan Kudus ternyata lebih melekat pada terjadinya hal yang sakral. Rudolph Otto kawasan ini (Ashadi, 2007). mengedepankan isu sakralitas Jones mengembangkan pemikiran berdasarkan penelusuran pengalaman Eliade dengan menambahkan pentingnya religius secara psikologis. Berdasarkan aspek hierarki. Aspek hierarki menurut pendapat Otto, kemudian Eliade Jones terbagi menjadi dua yaitu hierarki melakukan penelusuran sakralitas dengan bentuk dan hierarki kegiatan, kesemua pendekatan strukturalis. Eliade hierarki ini tidak lepas dari sosial, politik mengedepankan isu orientasi sakral. dan budaya, selain itu juga pembagian Telaah mengenai orientasi sakral ini hierarki dapat secara horisontal maupun terdiri dari tiga bagian; Pertama orientasi vertikal. (Jones, 2000) Axial; Kedua orientasi Geometris; Ketiga orientasi Lokasi. (Salura, Purnama, Identifikasi dan Deskripsi Aktivitas Bachtiar Fauzy, Rudy Trisno, 2015) di Kawasan Menara Kudus Eliade melakukan pengelompokan Analisis pada tahap ini adalah ide sakral,yaitu Hirofani dan Axis Mundi melakukan identifikasi dan deskripsi sebagai perwujudan dari Orientasi Axial. aktivitas di Kawasan Menara Kudus. Ruang sakral akan tercipta ketika sesuatu Aktivitas yang diamati di kawasan Menara hal sakral dimanifestasikan kedalam Kudus adalah aktivitas yang dilakukan kenyataan, hal inilah yang disebut dengan oleh peziarah dan jamaah masjid al Aqsha. istilah hirofani. Setiap ruang sakral ini Peziarah yang mengunjungi kawasan ditandai adanya hirofani, sehingga Menara Kudus mempunyai tujuan utama kehadiran yang sakral ini membuatkan berziarah ke makam Sunan Kudus terpisah dengan lingkungan kosmik yang sekaligus sholat di Masjid Al Aqsha. melingkupi dan membuatnya berbeda. Jumlah peziarah tidak pernah sepi setiap Hirofani ini menjadi tatanan baru hari. Biasanya peziarah datang secara sehingga terwujudlah pusat kosmos rombongan menggunakan bis atau ditandai oleh Axis Mundi yang menjadi kendaraan pribadi. Ziarah pada makam poros orientasi axial yang sakral. (Eliade, Sunan Kudus dibuka mulai jam 5 dini hari 2002). dan ditutup tengah malam, dengan waktu Ide sakral ini perwujudannya paling ramai di pagi dan sore hingga sering dipengaruhi oleh faktor malam hari. Pada peziarah biasanya tempat/lokasi, dimana pernah terjadinya datang ke makam Sunan Kudus sebagai sesuatu. Manusia sebagai mahluk religius rangkaian ziarah ke Wali songo. ingin menciptakan bentuk sakral sebagai Aktivitas para peziarah yang dapat penghargaan dan ucapan terima kasih diidentifikasi dan diamati adalah mereka kepada sang pencipta yaitu Tuhan, datang dari arah selatan yaitu dari

4

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

perempatan Menara karena biasanya bis Sedangkan jamaah perempuan sholat di parkir di parkiran bis kemudian para pawestren yang terletak pada sisi utara peziarah mengendarai angkutan khusus masjid. Letak kamar mandi dan tempat dari parkir bis menuju Kawasan Menara wudhu juga terpisah. Selama masa Kudus. Para peziarah langsung menuju ke pandemic, pada bagian dalam Masjid ini Makam Sunan Kudus untuk berziarah, tidak diberi karpet dengan pertimbangan kecuali sudah memasuki waktu sholat kesehatan. maka peziarah akan melaksanakan sholat di Masjid Al Aqsha terlebih dahulu. Pintu gerbang menuju Makam, Menara, dan Masjid berada di satu arah berjajar sehingga peziarah bisa mengenali dan menemukannya secara mudah. Selain melaksanakan sholat, para peziarah juga bisa beristirahat sejenak di masjid sambil menunggu keberangkatan bis kembali. Tempat yang digunakan peziarah beristirahat sejenak adalah di serambi masjid. Serambi masjid ini digunakan juga untuk menghafal AlQur’an. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak rumah-rumah yang ada di sekitar Menara Kudus memberikan fasilitas ruangan untuk beristirahat dan mandi serta bebersih badan. Biasanya rombongan peziarah yang datang malam hari atau dini hari akan memanfaatkan fasilitas ini. Aktivitas lain yang dilakukan para peziarah selain sholat dan berziarah adalah berfoto di sekitar Menara Kudus Gambar 2. Peziarah di Kawasan Menara dan membeli oleh-oleh yang tersedia di Kudus (Sumber : Dokumentasi, 2020) toko-toko yang berjajar di depan Menara Kudus. Kegiatan berfoto ini paling banyak Berdasarkan aktvitas yang diamati, dilakukan di depan Menara Kudus, dapat diidentifikasi ada 2 aktivitas yang bahkan peziarah juga bisa memesan foto ditemukan yaitu aktivitas sakral dan dan langsung dicetak ditempat sebagai aktivitas profan. Aktivitas sakral meliputi kenang-kenangan. Di masa pandemic aktivitas yang berkaitan dengan sholat dan covid-19 sekarang ini, pihak pengelola kegiatan ziarah. Sedangkan aktivitas Makam dan masjid Menara Kudus yang profan meliputi aktivitas yang berkaitan bernama Yayasan Masjid Menara dan dengan rekreasi, berfoto bersama, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) membeli oleh-oleh maupun cindera mata. memberlakukan pembatasan pengunjung Aktivitas sakral pada saat ini tidak makam dan penerapan protokol ditemukan pada Menara Kudus, karena kesehatan. Pada pengamatan bulan Juli- menara dalam kondisi terkunci dan tidak September 2020 terlihat peziarah tetap digunakan untuk menabuh dan memadati Kawasan Menara Kudus ini. adzan. Menara akan dibuka pada waktu- Selain peziarah, jamaah masjid Al waktu tertentu. Saat ini menara lebih Aqsha juga diamati pada penelitian ini. banyak digunakan untuk berfoto dan Setiap sholat lima waktu Masjid ini ramai dilihat keindahannya. Dapat dinyatakan dikunjungi jamaah, baik jamaah laki-laki terdapat perubahan aktivitas pada Menara maupun jamaah perempuan. Letak tempat Kudus yang awalnya dibangun sholat antara jamaah laki-laki dan mempunyai aktivitas sakral, saat ini sudah perempuan dipisah. Jamaah laki-laki tidak ada. sholat di ruang utama masjid dan serambi.

5

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

peziarah dan sebagai tempat menghafal AlQur’an bagi yang berada di pondok sekitar Menara Kudus. Dapat disimpulkan bahwa pada bagian masjid, terdapat hirarki ruang sakral. Tingkatan pertama adalah ruang dalam masjid, yang dibatasi dengan pintu kembar serta pawestren. Pawestren adalah tempat sholat untuk perempuan yang mempunyai akses terpisah dengan tempat sholat laki-laki. Untuk menuju pawestren, jamaah bisa berjalan melalui pagar utama kemudian ke arah kanan.

Gambar 3. Aktivitas di sisi luar Masjid (Sumber : Dokumentasi Anisa, 2019 dan 2018)

Gambar 4. Ruang Dalam Masjid dan Identifikasi dan Deskripsi Ruang Jalan menuju Pawestren (Sumber : Sakral Kawasan Menara Kudus Dokumentasi, 2019)

Analisis tahap kedua yang dilakukan Ruang sakral pada makam terletak adalah mengidentifikasi dan para area makam Sunan Kudus yang mendeskripsikan ruang sakral kawasan berada pada sisi paling dalam dari Menara Kudus. Identifikasi ini keseluruhan makam. Untuk menuju ke berdasarkan aktivitas sakral yang sudah Makam Sunan Kudus, kita harus melewati diidentifikasi dan dideskripsikan beberapa makam terlebih dahulu. Masjid sebelumnya. Aktivitas sakral yang dan Makam mempunyai akses secara ditemukan adalah aktivitas sholat di langsung karena para peziarah biasanya Masjid dan aktivitas ziarah makam Sunan berwudhu terlebih dahulu sebelum masuk Kudus. Ruang sakral yang diidentifikasi ke Makam. adalah sebagai berikut, untuk aktivitas Selain ramai di kunjungi para sholat di Masjid Al Aqsha dapat diamati peziarah, di Kawasan Menara Kudus ini ada yang sholat di dalam masjid (ruang ada kegiatan besar yang dilakukan setahun utama) dan ada yang di serambi. Untuk sekali. Kegiatan ini dinamakan bukak sholat lima waktu berjamaah ruang yang luwur yang merupakan kegiatan digunakan adalah ruang utama untuk penggantian kelambu makam Sunan laki-laki dan pawestren untuk perempuan. Kudus. Biasanya kegiatan bukak luwur ini Masjid ini juga digunakan untuk sholat didahului dengan serangkaian acara lain idul fitri dan idul adha yang memadati seperti pengajian, pembuatan nasi masjid bagian dalam dan luar. jangkrik, santunan anak yatim, dan Peziarah yang datang untuk sholat beberapa acara lain yang pada puncaknya bisa menggunakan ruang utama, adalah penggantian luwur atau kelambu pawestren, atau di serambi. Dapat pada makam Sunan Kudus yang biasanya dideskripsikan bahwa ruang sakral untuk dilaksanakan bertepatan dengan 10 aktivitas sholat adalah pada bagian dalam Muharram. masjid dan pawestren. Ruang serambi, digunakan untuk sholat namun juga digunakan untuk beristirahat para

6

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

pada kawasan Menara Kudus maka di dapatkan kesimpulan: 1. Pada kawasan Menara Kudus terdapat aktivitas sakral dan profan. Aktivitas sakral dapat ditemukan di masjid dan makam, sedangkan aktivitas profane dapat ditemukan di sekitar Menara Kudus. 2. Aktivitas pada masjid dapat terbagi menjadi aktivitas sakral dan profan. Aktivitas sakral merupakan aktivitas yang berkaitan dengan sholat dan aktivitas profan merupakan aktivitas yang dilakukan di masjid namun tidak berkaitan dengan kegiatan peribadatan. Aktivitas sakral pada makam adalah aktivitas ziarah pada makam Sunan Kudus. 3. Aktivitas yang dilakukan di sekitar Gambar 5. Penghubung Masjid dengan Menara adalah berfoto karena itulah Makam (atas) dan Tempat istirahat maka aktivitas ini tergolong pada peziarah di area Makam Sunan Kudus aktivitas profan. Hal ini berbeda (bawah) (Sumber : Dokumentasi, 2019 dengan pada masa dahulu ketika dan republika.co.id) Menara Kudus masih digunakan secara aktif, yaitu sebagai tempat menabuh bedug dan mengumandangkan adzan. Ketika aktivitas yang dilakukan menabuh bedug dan adzan, maka Menara Kudus ini menjadi ruang sakral. Namun sekarang ini, kondisi pintu Menara Kudus terkunci dan hanya dinaiki pada saat-saat tertentu saja. 4. Terdapat perubahan aktivitas sakral dan ruang sakral yang terbentuk karena perubahan aktivitas. kawasan Menara Kudus dahulu semua menjadi ruang sakral yang dibatasi dengan pagar bata namun karena ada perubahan aktivitas maka saat ini dapat dikatakan bahwa ruang sakral dapat ditemui pada bagian masjid dan makam. 5. Batas ruang sakral adalah gang yang ada di sisi kanan kiri kawasan ini. Gambar 6. Makam Sunan Kudus dengan Semakin ke dalam arah masjid dan kelambu (atas) dan Makam Sunan Kudus makam, kawasan semakin sakral. ketika dibuka kelambunya (bawah) Semakin keluar dari kawasan yaitu (Sumber : kompasiana.com dan arah jalan, semakin profan. news.detik.com) DAFTAR PUSTAKA

4. KESIMPULAN Anisa. (2008). Studi Awal Pola Ruang Berdasarkan identifikasi dan Kawasan Menara Kudus. Jurnal deskripsi terhadap aktivitas dan ruang

7

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

Arsitektur NALARs Volume 7 https://jurnal.umj.ac.id/index.php/s Nomor 1 Januari 2008. emnastek/article/view/3459 Ashadi. (2007). Menara Kudus sebagai Eliade, M., (2002). The Sacred and The aksis Mundi : Menelusuri Komunitas Profane. Cetakan pertama. Kudus Kuno. Jurnal Arsitektur Terjemahan Nurwanto.Yogyakarta: NALARs Volume 6 No 1 Januari Fajar Pustaka Baru. 2007. Jones, L., (2000). The Hermeneutics of Anisa dan Lissimia. (2020). The influence Sacred Architecture. Cambridge, of historic buildings existence on Massachussetts: Harvard University economic development and regional Press arrangement. IOP Conference Sumalyo. (2006). Arsitektur Mesjid dan Series: Earth and Environmental Monumen Sejarah Muslim. Gadjah Science, Volume 452. Mada University Press https://iopscience.iop.org/article/10.1088 Salura, Purnama, Bachtiar Fauzy, Rudy /1755-1315/452/1/012018 Trisno. (2015). Relasi Liturgi Ashadi dan Anisa. (2018). The Meaning of Dengan Ekspresi Bentuk Sakral Sacred Space on the Architecture of Arsitektur Gereja Katolik. Kasus the Historic Mosque. IJBESR Vol 2 Studi : Gereja Katedral, Gereja No 2 Desember 2018. Theresia, Gereja Salib Suci, Gereja https://jurnal.umj.ac.id/index.php/I Santo Matias Rasul,Gereja Stella JBESR/article/view/3056 Maris. Proposal Penelitian Hibah Anisa. (2018). Kaitan Antara Fungsi Pascasarjana. Ekonomi Dengan Bentuk Fisik Http://Repository.Unpar.Ac.Id/Bits Lingkungan Di Sekitar Kompleks tream/Handle/123456789/3106/Lp Masjid, Makam Dan Menara Kudus. d_Purnama%20salura_Relasi%20lit Prosiding Seminar Nasional urgi%20dengan%20ekspresi- SEMNASTEK. P.Pdf?Sequence=1&Isallowed=Y

8