Perjuangan Tuanku Tambusai di Daerah Rokan Kanan Tahun 1820-1839

Serli Yani Saputri¹* Syaiful M², Yustina Sri Ekwandari ³ FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung E-mail:[email protected], HP. 085384795175

Received: January 16, 2019 Accepted: January 18, 2019 Online Published: February 11, 2019

Abstract: The Struggle of Tuanku Tambusai in the Rokan Kanan area in 1820-1839. The purpose of this study was to find out the struggle of “Tuanku Tambusai in the Rokan Kanan” area in 1820-1839. The method used in this study is the historical research by following four stages: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The data collection techniques were library techniques and documentation. The data analysis technique was qualitative data analysis. The results obtained in this study are the Struggle of Tuanku Tambusai in the Rokan Kanan area are a competitor from Tuanku Tambusai and the Netherlands with Non-physical forms namely Tuanku Tambusai Do Da'wah in areas that have not known the teaching of Islam and are physically carried out by way of war as happened in various regions such as the siege in Natal, Rao, Mandailing, Air Bangis, Bonjol, and battles in Dalu-Dalu. The conclusion in this study is the struggle of Tuanku Tambusai carried out in non-physical and physical forms.

Keywords: struggle, right rokan, my lord tambusai

Abstrak: Perjuangan Tuanku Tambusai di Daerah Rokan Kanan Tahun 1820-1839. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perjuangan Tuanku Tambusai di Daerah Rokan Kanan Tahun 1820-1839. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Perjuangan Tuanku Tambusai di daerah Rokan Kanan adalah sebuah kompetitor dari pihak Tuanku Tambusai dan Belanda dengan bentuk Non fisik yakni Tuanku Tambusai Melakukan Dakwah di daerah-daerah yang belum mengenal ajaran Agama Islam dan fisik dilakukan dengan jalan peperangan seperti yang terjadi diberbagai daerah seperti terjadinya pengepungan di Natal, Rao, Mandailing, Air Bangis, Bonjol, dan pertempuran di Dalu-Dalu. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perjuanganTuanku Tambusai dilakukan dalam bentuk non fisik dan fisik.

Kata kunci: perjuangam, rokan kanan, tuanku tambusai

PENDAHULUAN salah satu kerajaan yuang telah Indonesia merupakan negara berdaulat sendiri yaitu Kerajaan Kepulauan, bagian barat Kepulauan Rokan yang mengalami Indonesia terletak Pulau Sumatra perkembangan yang sangat pesat yang telah berdiri kerajaan-kerajaan diantara kerajaan-kerajaan Melayu yang dimana keberadaanya silih lainya seperti Kerajaan Bintan/ berganti, baik kerajaan yang Tumasik dan Melaka, Kerajaan bercorak agama Hindu-Buddha Kandis/Kuntan, Kerajaan Keritang maupun bercorak agama Islam. dan Inderagiri, Kerajaan Gasib, Kerajaan Sriwijaya yang merupakan Kerajaan Segati, Kerajaan Pekan Kerajaan Maritim di Pulau Sumatra Tua, dan Pemerintah Andiko Nan 44/ yang bercorak agama Buddha telah Kampar yang ada di , Kerajaan melakukan perluasan kekuasaannya Rokan melakukan politik hidup hampir di seluruh Pulau Sumatra. berdampingan (co existence policy). Kekuatan Kerajaan Sriwijaya sendiri (Syair, Amwar, Umar Amin, Ahmad pada saat itu sangat diperhitungkan Yusuf., dkk, 1977/1978 : 37) dan berpengaruh untuk kerajaan- Setelah adanya Peristiwa Malaka kerajaan yang ada di Sumatra. dikalahkan Portugis Kerajaan Rokan Hampir semua kegiatan yang ada di mengalami kemunduran sebab Pulau Sumatra dipegang oleh mendapat ancaman dari Aru dan Kerajaan Sriwijaya, sehingga banyak Aceh, dan saat itulah Kerajaan kerajaan-kerajaan di Sumatra Rokan menghilang dan tidak ada menjalin hubungan baik dengan yang menyebutkannya lagi. Keadaan Kerajaan Sriwijaya. Namun setelah kerajaan-kerajaan di Riau terus saja kemunculan kerajaan-kerajaan yang mengalami kemunduran sebab bercorak agama Islam di Indonesia perkembangan kerajaan-kerajaan dan khususnya di bagian utara yang ada di Riau dalam Sumatra (Riau), maka berakhirlah perkembanganya mendapatkan kerajaan-kerajaan yang bercorak campur tangan Belanda yang dimana agama Hindu-Buddha di Sumatra, sudah menduduki Riau yang termasuk Kerajaan Sriwijaya. diperkirakan sejak Tahun 1815 dan Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya dengan kedatangan Belanda ke Riau sendiri memberikan dampak maka muncullah sebuah babakan keuntungan bagi kerajaan-kerajaan baru. yang ada di Sumatra yang berada di Belanda yang secara berangsur- bawah kekuasaan Kerajaan angsur terus melakukan penaklukan Sriwijaya. Kerajaan-kerajaan di seluruh Daerah Rokan dan setelah tersebut akhirnya dapat berdaulat berhasil Belanda berkerja sama sendiri dan membangun kerajaanya dengan Raja-raja Rokan mengatur tanpa ada ketergantungan pada satu pemerintahan sebab Daerah Rokan kerajaan lagi. Berdaulat atau berdiri terdiri dari 5 kerajaan yaitu Kerajaan sendiri dalam memajukan sebuah Tambusai di Dalu-dalu, Kerajaan kerajaan bukanlah perkara yang Rambah di Pasir Pengaraian, mudah apalagi seperti kerajaan- Kerajaan Kepenuhan di Koto kerajaan yang ada di Riau, jika Tengah, Kerajaan Kunto Dar Es diibaratkan seperti bayi yang baru Salam di Kota Lama dan Kerajaan lahir belum bisa berbuat apa-apa, Rokan di Rokan IV Koto. Raja yang namun hal tersebut tidak terjadi pada dimana disebut dengan Landschaap sedangkan kekuasaan Belanda kampung halamnya tempat kelahiran disebut dengan Gubernemen. (Lutfi, dari Tuanku Tambusai sendiri . Atas Muchtar, Suwardi MS., dkk, 1977 : saran ayahnya yakni Maulana Qadhi 369). yang merupakan salah satu pemuka Belanda yang terkenal dengan agama di Kerajaan Tambusai pada politik devide et impera atau yang saat itu, Tuanku Tambusai pergi ke kita kenal dengan politik pecah belah Bonjol untuk memperdalam ilmu atau politik adu domba terus mencari agamanya dan beliau disana belajar simpati dari Rakyat dan Raja-raja kepada . Rokan. Kedatangan Belanda ke Tuanku Tambusai dilahirkan di Daerah Rokan sangat mempengaruhi Kerajaan Tambusai dimasa pemerintahan yang ada di Daerah kekuasaan Raja Duli yang dipertuan Rokan, dalam sistem pemerintahan besar. Ayahnya Imam Maulana Kali yang dijalankan di Daerah Rokan ada yang menjadi wali syara’ di Kerajaan dua struktur pemerintahan yang Tambusa. Ibunya berasal dari dijalankan di Daerah Rokan yang Tambusai dari suku Kandang Kopuh. dimana Belanda sebagai pemegang Beliau memperoleh pendidikan kekuasaan tertinggi di Daerah agama dari ayahnya, kemudian Rokan, Raja-raja Rokan yang dikirim ke Bonjol untuk melanjutkan berfikir bahwa Belanda ada dipihak belajar agama kepada Tuanku Imam mereka maka ini membuat Bonjol dan Para Padri di Bonjol dan kekuasaanya semakin kuat karena di Rao. Karena pada saat itu Bonjol mendapat dukungan dari Belanda, telah menjadi pusat pengajaran namun hal ini disadari oleh para agama (Ginda 2013: 111). Raja-raja Rokan dan lama-kelamaan Tuanku Tambusai yang rakyat pun menyadari bahwa terjadi dikabarkan telah kembali dari adu domba diatara rakyat dan raja Mekkah tahun 1820 setelah Rokan, dan semua ini hanya siasat kembalinya Tuanku Tambusai ke licik Belanda yang dimana agar kampung halamannya dari belajar mereka dapat berkuasa dan tinggal ilmu agama di Bonjol, saat itulah lebih lama lagi di Daerah Rokan. Tuanku Tambusai ditujuk oleh Daerah Rokan terletak disebuah ayahjnya untuk menggantikan sungai yang bernama sungai Rokan, kedudukan ayahnya sebagai Imam di Sungai Rokan sendiri memilki dua Kerajaan Tambusai, dikerajaan hulu atau cabang yakni Sungai Tambusai dan dengan ilmu agama Rokan Kanan dan Sungai Rokan yang telah dimilikinya Tuanku Kiri, di sepanjang sungai berdiri Tambusai kemudian berfikir kerajaan-kerajaan yang telah melakukan pembaharuan dalam disebutkan di atas, Kerajaan bidang ilmu keagamaan Islam, yang Tambusai merupakan salah satu dimana pada saat itu kegiatan kerajaan yang dimana tempat keagamaan di lakukan di -surau kelahiran dari Muhammd Saleh atau dan hanya tertuju pada hal ubudiyah yang lebih kita kenal dengan sebutan atau akhirat saja, Tuanku Tambusai Tuanku Tambusai, nama “Tuanku” merubahnya dan melakukan kegiatan merupakan sebuah gelar yang keagamaannya atau dakwah dalam dimana memilki arti yakni pemuka penyebaran agama Islam dilakukan atau tokoh agama, dan sedangkan secara langsung atau menyebarkan “Tambusai” sendiri merupakan nama ke tengah-tengah kehidupan masyarakat, Tuanku Tambusai dan maka pada saat itu terjadii peristiwa pembaharuanya diterima oleh Perang Padri yang diperkirakan pada sebagian masyarakat di Tambusai, 1821 pecahlah Perang Padri di namun hal ini juga menimbulkan Sumatra Barat antara Belanda dan perselisihan dengan penguasa Kaum Padri. Dalam Perang Padri setempat. Peselisihan antara yang terjadi di Sumatra Barat penguasa setempat dan Tuanku perjuangan dari Kaum Padri Tambusai dimenangkan oleh Tuanku dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Tambusai, dengan terselesainya , dan Tuanku Tambusai perselisihan ini Tuanku Tambusai siap berjuang melawan Belanda. pun menyebarkan ajaran Islam ke Tuanku Rao yang gugur pada tahun seluruh Riau, di Dalu-Dalu Tuanku 1833 dan tertawanya Tuanku Imam Tambusai membentuk sebuah Bonjol pada Tahun 1837, perjuangan komunitas baru (surau) atau pun dilakukan oleh Tuanku mendirikan sebuah sekolah membaca Tambusai. Dari latar belakang di atas Al-Quran, hadist-hadist, memberikan maka penulis tertarik untuk meneliti tabligh-tabligh (ceramah/dakwah) tentang perjuangan fisik Tuanku yang dimana dilakukan secara rutin. Tambusai melawan Penjajah Surau-surau yang didirikan oleh Belanda. Tuanku Tambusai telah menjadi Berdasarkan latar belakang di sebuah sarana utama dalam atas maka rumusan masalah dalam transformasi dan internalisasi ajaran- penelitian ini adalah bagaimanakah ajaran Islam kepada masyarakat, dan perjuangan Tuanku Tambusai di bagi murid-muridnya surau sendiri Daerah Rokan Kanan Tahun 1820- dijadikan sebagai sarana untuk 1839? memperkuat mental mereka dan menggembleng fisik agar menjadi METODE PENELITIAN seorang prajurit yang tangguh, Metode penelitian merupakan Tuanku Tambusai sendiri selain metode yang menyangkut masalah mengajarkan ilmu agama, beliau juga kerja yakni cara kerja untuk dapat mengajarkan kepada murid-muridnya memahami objek yang menjadi ilmu perang agar murid-muridnya sasaran ilmu yang bersangkutan menjadi kuat dan pemberani. Tuanku (Husin Sayuti, 1998:32). Metode Tambusai diperintahkan oleh para yang di gunakan dalam penelitian ini guru-gurunya yang ada di Bonjol adalah metode penelitian sejarah untuk menunaikan Ibadah Haji ke dengan tahapan yaitu heuristik, Mekkah untuk lebih memperdalam kritik, interpretasi, dan historiografi. ilmu agamanya. Tahun 1820 Tuanku Variabel penelitian adalah objek Tambusai kembali dari menunaikan yang menjadi pusat perhatian dalam Ibadah Hajinya di Mekkah. Tuaku sebuah penelitian, dalam penelitian Tambusai yang merupakan tokoh ini variabel yang digunakan adalah ulama besar tak lupa membagikan variabel tunggal dengan fokus ilmu yang beliau peroleh selama di penelitian pada perjuangan Tuanku Mekkah kepada murid-muridnya. Tambusai dalam melawan penjajah Kegiatan tersebut dilakukan oleh Belanda di daerah Rokan Kanan Tuanku Tambusai untuk tahun 1820-1839. mengembangkan ajaran Islam, Teknik pengumpulan data selama Tuanku Tambusai berdakwah menggunakan teknik kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis Umar Amin, Ahmad Yusuf., dkk., data menggunakan teknik analisis 1977/1978 : 57-58). data kualitatif. Riau yang mayoritas penduduknya berdarah melayu HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kedatangan Bangsa Belanda sendiri mengakibatkan kesatuan Hasil Penelitian Melayu Riau terpecah belah, akibat Riau Awal Kedatangan Belanda campur tanggan Kolonial Belanda Secara Etimologis ada Melayu-Semenanjung masuk ke bermacam-macam pendapat tentang dalam federasi dan Melayu asal “Riau” ini. Kata Riau berasal Riau masuk ke Negara Kesatuan dari kata “Rio” (Bahasa Portugis) Republik Indonesia. Pemecahan yang berarti “Sungai”. Misalnya Rio kesatuan Melayu sendiri sudah de Janairo, artinya sungai Januari. terjadi sejak perselisihan antara Di Pulau Bintan ada sebuah sungai Inggris dan Belanda soal masalah yang bernama Rio, yaitu sungai Rio, pembagian kekuasaan kawasan Asia dari kata Rio ini berubah menjadi Tenggara. Riau. Orang Belanda menulis kata Pertikaian antara Inggris dan Riau ini dengan “Riouw”. Sekarang Belanda baru dapat diselesaikan di dikenal tulisan Riouw itu dengan London dengan Traktat London perkataan Riau saja. Ucapan sehari- tanggal 27 Maret 1824. Traktat itu hari masyarakat Siak dikenal kata membagi dua daerah Kemaharajaan “meriau” artinya musim ikan Melayu. Tanah Semenanjung dan bermain-main, di Kuantan meriau Singapura menjadi pengharuh dimaksudkan suatu cara Inggris, sedangkan kepulauan Riau/ mengumpulkan ikan pada suatu Lingga menjadi daerah pengaruh tempat untuk mudah ditangkap Belanda. Dengan demikian Traktat dalam jumlah yang lebih besar, dari London juga membagi dua serumpun meriau ini berubah menjadi kata bangsa Melayu (Syair, Amwar, Umar Riau (Lutfi, Muchtar, Suwardi MS., Amin, Ahmad Yusuf., dkk., dkk., 1977: 11). 1977/1978 : 123-124). Pada zaman Sriwijaya Riau Riau yang memiliki banyak sudah dikenal sebagai daerah yang kekayaan alam yang menghasilkan menghasilkan bahan-bahan tambang, barang dagangan yang laku keras di timah dihasilkan di Hulu Sungai Siak pasaran, serta sebagian besar dan emas dihasilkan di Sungai penduduknya yang memiliki darah Kuantan dan Singingi. Sebab itu pelaut (nelayan). Riau yang masih sebagian rakyat ada pula yang sebagian besar keadaan wilayahnya menggantungkan hidupnya dengan terbagi atas sebuah kerajaan-kerajaan mencari bahan-bahan tambang ini. maka Belanda melakukan perjanjian- Dan pada zaman Sriwijaya juga perjanjian dagang dengan para raja- rakyat di Riau dapat pula memenuhi raja pemimpin kerajaan tersebut. kebutuhan hidupnya dengan mencari Agar Belanda dapat menguasai hasil-hasil hutan seperti gading, sepenuhnya wilayah Riau yang kaya damar, getah hutan, gelga, cula akan rempah rempahnya, Kerajaan badak dan sebagainya. Semuanya Rokan yang merupakan kerajaan merupakan barang-barang dagang yang ada di Riau merupakan sebuah utama waktu itu. (Syair, Amwar, kerajaan yang damai dan tentram dengan kedatangan Belanda terjadi proses sosialisasi dan mengalami banyak perselisihan internalisasi budaya masyarakat, kesalah pahaman antara raja dan sehinga Islam mampu mewarnai rakyat atau sebaliknya. Belanda hampir seluruh aspek kehidupan benar-benar berhasil melakukan masyarakat dan budayanya. politik pecah belah dan taktiknya Islamisasi pada ajaran agama demi untuk menguasai tanah Riau. Islam dilakukan debgan berdakwah Belanda dengan segala macam dan melalu lembaga pendidikan usahanya mengadakan perjanjian Islam hal ini dilakukan sebab tidak dengan raja-raja dari Kerajaan Riau. sulit dipahami dan menjadi Perjanjian itu mengakibatkan instrumen penting dalam proses semakin berkurngnya kedaulatan dan perkembangan Islam serta menjadi semakin sempitnya kekuasaan raja- sebagai sebuah gagasan raja. Pada tahun 1748 diadakan pembaharuan. Menurut Harun penanda-tanganan perjanjian antara Nasution (1975 : 23), pembaharuan Belanda dengan Sultan Riau. juga dapat diberi makna usaha-usaha Perjanjian ini menetapkan Belanda untuk menyelaraskan realitas-realitas mulai berkuasa di Riau. Perjanjian masyarakat Islam dengan konsep- berikutnya diadakan pada tanggal 26 konsep Islam, atau dengan kata lain November 1818 yang mempertegas disebut dengan pemurnian agama bahwa daerah kekuasaan Riau atau puritanisme. Islam tidak meliputi: Johor, Pahang, Riau/Lingga diketahui dengan jelas kapan serta Rantau jajahan tahkluknya. pastinya sampai ke Riau namun Akan tetapi dengan traktak London diketahui telah ada di daerah Rokan tahun 1824 yaitu perjanjian antara sekitar abad ke XIV dan ke XV, Belanda dengan Inggris menyatakan didaerah Rokan para tokoh atau bahwa Kerajaan Riau dan Lingga ulama yang turut memberikan langsung di bawah kekuasaan kostribusinya dalam melakukan Belanda. Perjanjian pada tanggal 29 Islamisasi dan perkembangan Islam Oktober 1830 antara Sultan Riau dengan dakwah dan pendidikan dengan Belanda semakin Islamnya beliau adalah Muhammad memperkuat kekuasaan Belanda di Saleh yang dikenal dengan Tuanku Riau. Sejak saat itu kedaulatan Tambusai. Sultan Riau/Lingga merupakan Pembahasan lambang belaka. Perjuangan Tuanku Tambusai (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ Perjuangan adalah suatu usaha handle/123456789/41632/Chapter%2 yang dilakukan untuk meraih sesuatu 0II.pdf?sequence=4&isAllowed=y). yang diharapkan demi kemuliaan dan Perkembangan Agama di Riau kebaikan. Perjuangan dalam segala Menurut UU.Hamidy (1999: 57) hal dilakukan dengan pengorbanan, dalam Jurnal Ginda yang berjudul peperangan, dan diplomasi untuk Aktivitas Dakwah Tuanku Tambusai mencapai kemerdekaan (Susanto dalam proses perkembangan dan Tritoprojo, 1982:7). Berdasarkan pembaharuan Islam di Daerah Rokan data hasil penelitian menyebutkan Hulu dan sekitarnya awal abad ke- perjuangan Tuanku Tambusai 19. Peran surau selain sebagai tempat Melawan Penjajah Belanda di perkembangan Islam dan ilmu-ilmu Daerah Rokan Kanan Tahun 1820- keIslaman, juga tempat dimana 1839 merupakan sebuah ajang kompetitor atau persaingan, pedalaman Natal yang dibantu oleh Perjuangan ini dilatar belakangi oleh pasukan Aceh di bawah pimpinan adanya perselisihan antara kaum Sidi Mara. Tuanku Tambusai dan yang didukung oleh Belanda dan Sidi Mara melakukan pengepungan kaum Paderi di Sumatra Barat yang hampir keseluruh pedalaman Natal dimana kita kenal dengan peristiwa yang dimana membuat pasukan Perang Padri (1821-1838). Belanda yang ada di Natal Mendengar hal ini Tuanku kebinggungan dan kewalahan, Tambusai yang pernah menimba Belanda di bawah pimpinan Letkol. ilmu agama dan banyak belajar dari Elout meminta bantuan pasukan guru-guru yang ada di Bonjol, kepada Gubenur Jedral Belanda. Tuanku Tambusai dalam Namun meski meminta bantuan perjuanganya mengusir penjajah pasukan tambahan Belanda dapat Belanda, Tuanku Tambusai dipukul mundur Tuanku Tambusai melakukan aktivitas dakwah dalam dan Sidi Mara. penyebaran agama Islam dan Pejuangan Fisik selanjutnya ke melakukan sebuah kampanye anti- Rao. Tuanku Tambusai beserta Belanda atau menanamkan rasa benci Pasukan Padri mengabungkan diri pada Belanda, Belanda yang di dengan Pasukam Tuanku Rao, di Rao anggab oleh Tuanku Tambusai orang Tuanku Tambusai dan Tuanku Rao kafir maka harus di peranggi dan bersepakat membuat benteng perang melawan orang kafir pertahanan yang nantinya menjadi merupakan jihad Fisabilillah dengan basis pertahanan perang dari ganjaranya syurga. Belanda. Tidak diketahui bagaimana Jihat Fisabiillah Tuanku proses pembuatan benteng yang Tambusai dalam upaya mengusir dimana diberi nama Benteng Rao ini, Penjajah Belanda diataranya dengan melihat Benteng Rao yang sudah melakukan perjuangan fisik berupa berdiri kokoh Belanda memiliki perang diberbagai daerah diantaranya niatan busuk untuk menguasainya, Pengepungan di Natal, Pertempuran benteng yang dianggapnya strategis di Rao, Pertempuran di Mandailing, ini menjadi sasaran Belanda Pengepungan di Air Bangis, selanjutnya. Pada September 1832 Pertempuran di Bonjol, dan Benteng Rao di serang oleh Pasukan Pertempuran di Dalu-Dalu (Rokan). Belanda di bawah pimpinan Mayor Tuanku Tamusai sendiri mendapat Amerongen. Pertempuran pun terjadi pasukan yang cukup besar, antara kubu Belanda dan Tuanku pasukannya sendiri merupakan Tambusai, Benteng Rao akhirnya mantan-mantan muridnya selama dia jatuh ke tanggan Belanda pada menjadi seorang ulama. Pasukanya Oktober 1832 selama 16 hari sendiri tidak hanya berasal dari dipertahankan oleh Tuanku daerah Rokan, ada juga yang berasal Tambusai dan pasukanya yang dari Mandailing (Sumatra Utara), kemudian benteng ini diganti nama dan Minangkabau (Sumatra Barat). oleh Belanda menjadi Benteng Fort Perjuangan fisik Tuanku Amerongen. Tambusai yang terjadi di Natal Perjuangan Fisik di Mandailing, (Sumatra Utara) yang dimana Tuanku Tambusai yang dipukul Tuanku Tambusai dan Pasukan Padri mundur oleh Belanda menyingkir ke melakukan pengepungan dari Mandailing setelah Belanda dapat menguasai Benteng Fort Amerongen dan tidak lama kemudian Tuanku terus saja melakukan pemburuan Imam Bonjol ditawan oleh Belanda terhadap Tuanku Tambusai, Belanda pada tanggal 27 Oktober 1837. mengetahui bahwa Tuanku Tambusai Melihat hal ini maka pusat sasaran dan Pasuka Padri berada di utama Belanda bukan lagi Tuanku Mandailing, memutar otak liciknya Imam Bonjol maupun Pasukan Padri, untuk melakukan perjanjian Tuanku Tambusai lah yang menjadi kesepakatan, namun Tuanku satu-satunya musuhnya saat itu yang Tambusai menolaknya hal ini masih berjuang. membuat Belanda sangat marah dan Sudiyo (2004 :112) memberikan murkha terhadap Tuanku Tambusai, alasan mengapa para pejuang dalam sehingga Belanda melakukan menegakkan dan mempertahankan penyerangan secara tiba-tiba ke kemerdekaan Republik Indonesia Mandailing pada malam hari saat melakukan dua cara perjuangan yaitu semua pasukan Tuanku Tambusai dengan cara Non Fisik dan dengan sedang beristirahat. cara Fisik (bersenjata). Alasan Perjuangan Fisik selanjutnya di mengapa para pejuang melakukan Air Bangis, Tuanku Tambusai dan perjuangan secara Non Fisik adalah : Pasukan Padri sampai ke Air Bangis 1. Dalam pembukaan UUD 1945 sebab saat itu beliau setelah pulang pada alenia 4 terdapat kata-kata dari Mekkah beliau menetap di Air yang berbunyi :... “ikut Bangis, saat menetap di Air Bangis melaksanakan ketertiban dunia Tuanku Tambusai mendengar berita yang berdasarkan kemerdekaan. bahwa terjadi perang Padri, maka 2. Jepang walaupun sudah kalah Tuanku Tambusai melakukan perang dengan Sekutu, namun penyerangan terhadap Belanda dari masih bersenjata lengkap. Oleh pedalaman Natal dan Air Bangis, karena itu, berjuang dengan pada saat itu Belanda masih senjata akan menimbulkan bermusuhan dengan Inggris. Setelah korban cukup besar. masalah Belanda dan Inggris Sebaliknya, alasan yang terselesaikan dan Natal menjadi dikemukakan oleh para pejuang yang kekuasaan Belanda. Tuanku memilih perjuangan Fisik Tambusai dan Pasukan Padri (bersenjata) adalah : melakukan pengepungan ke Air 1. Bagi tenaga-tenaga pejuang Bangis, pengepungan di lakukan di yang pernah dipersiapkan pedalaman Air Bangis dan dengan latihan kemiliteran, tentu pengepungan lewat jalur laut. sangat senang mempertahankan Perjuangan Fisik Tuanku kemerdekaan dengan kekuatan Tambusai berlanjut sampai ke bersenjata. Hal ini merupakan Bonjol, mendegar Bonjol telah di tanggung jawab mereka terhadap kepung oleh Belanda. Tuanku negara dan bangsa, sehingga Tambusai pergi ke Bonjol untuk berani berjuang dengan membantu Tuanku Imam Bonjol semboyan Merdeka atau Mati. mempertahankan Bonjol dari 2. Ingin menunjukan kepada dunia serangan Belanda, Belanda yang internasional bahwa mereka terus meningkatkan pasukanya pada sanggup menjaga dan tanggal 16 Agustus 1837 Benteng mempertahankan negara Bonjol dapat dikuasai oleh Belanda merdeka, apabila ada pihak penjajah (Belanda) ingin menemukan Tuanku Tambusai, kembali ke Indonesia. Tuanku Tambusai beserta keluarga 3. Rasa persatuan dan kesatuan dan sisa pasukannya kabur melalui bangsa Indonesia yang telah jalur rahasia, mengetahui hal ini terkait dari berbagai organisasi pasukan Belanda asal Ambon politik dan kemasyarakatan yang menembaki Tuanku Tambusai, selama penjajahan selalu ditekan keluarga dan sisa pasukannya dan oleh pihak penjajah, maka telah menyeberangi Sungai Batang Sosah menunjukan tekad untuk bangkit dan sampai ke Malaysia. Akhir dari melawan secara Fisik perjuangan fisik Tuanku Tambusai (bersenjata) demi tegaknya dapat kita lihat sangat luar biasa, Indonesia. meski Tuanku Tambusai tidak dapat Belanda terus melakukan mengalahkan Belanda, tetapi pengejaran terhadap Tuanku Belanda pun tidak dapat menangkap Tambusai sampai Tuanku Tambusai atau mempenjarakan Tuanku menyingkir ke tanah kelahiranya Tambusai, sehingga melihat Dalu-Dalu, Rokan. Perjuangan fisik ketangguhan dari Tuanku Tambusai Tuanku Tambusai terjadi di di Belanda menjuluki dengan sebutan sepanjang sungai Rokan Kanan, “De Padriesche Tiger Van Rokan- Benteng Aur Duri di bangun Harimau Paderi dari Roan”. secanggih mungkin oleh Tuanku Perjuangan Tuanku Tambusai Tambusai dan Pasukan Padri, sendiri dapat dijadikan suri teladan Benteng Aur Duri lebih dikenal bagi para pemuda-pemudi penerus dengan sebutan Benteng Tujuh lapis kejayaan Bangsa Indonesia. Tuanku sebab benteng ini dibangun berlapis- Tambusai yang merupakan Pahlawan lapis oleh semak belukar. Belanda dari Tanah Melayu (Provinsi Riau) terus melakukan penyerangan sampai sosok Pahlawan yang gagah berani masuk ke dalam benteng, dalam yang memiliki banyak nilai-nilai usahanya gara dapat masuk kedalam kepahlawannya yang dapat kita benteng melakukan akal liciknya ambil dan kita terapkan dalam agar dapat menerobos masuk kehidupan sehari-hari, misalnya benteng, benteng yang dianggap seperti sebagai berikut : benteng terbaik pada saat itu adalah 1. Nilai Tahan uji/ ulet, atau lebih buatan dari Tuanku Tambusai. kita kenal dengan sikap pantang Tuanku Tambusai selama di Dalu- menyerah yang dimiliki oleh Dalu terus melakukan latihan agar Tuanku Tambusai dalam melawan pasukannya mejadi lebih kuat dalam Penjajah Belanda cukup besar melawan Belanda. Secara perlahan- sehingga dalam usahanya lahan Belanda dapat menerobot satu melawan Penjajah Belanda cukup demi satu lapisan benteng pertahan, panjang serta memakan banyak pada tahun 1838 Belanda mulai waktu dan korban, namun hal ini melakukan penyerangan ke Benteng tidak membuat perjuangan Tujuh Lapis dari dua arah yakni dari Tuanku Tambusai lebur dalam Pasir Pengairan dan Mandailing. melawan Penjajah Belanda, Akhirnya pada Mei 1838 Belanda sebagai penerus bangsa para dapat masuk ke dalam Benteng pemuda-pemudi harus dapat Tujuh Lapis, namun ketika sampai di mengambil nilai dari perjuangan dalam benteng Belanda tidak Tuanku Tambusai yang tidak mengenal kata pantang menyerah. menerima ancaman yang dimana Nilai tahan uji/ulet sendiri tidak sewaktu-waktu dapat hanya berlaku kepada para menghilangkannya nyawanya penerus bangsa saja namun namun akibat sikap yang tegas sebagai tenaga pendidik (Para dan rela berkorban demi Guru se-Indonesia) harus dapat kedamaian dunia dan wilayah dan menyampaikan lebih banyak pengikutnya Tuanku Tambusai sejarah kepada anak didiknya bertekat mengorbakan nyawanya bagaimana perjuangan para untuk melawan Penjajah Belanda Pahlawan yang telah berjuangan yang licik. Nilai rela berkorban membela Tanah Air Indonesia dapat dijadikan pelajaran yang terkhusus bagaimana Perjuangan cukup baik dalam menuntut ilmu Tuanku Tambusai sebab masih sebab dalam hidup kita pasti banyak yang tidak mengetahui dihadapi oleh dua pilihan yang sepak terjangnya Perjuangan dimana salah satunya harus kita Tuanku Tambusai dalam melawan korbankan. Penjajah Belanada, serta guru 3. Nilai berjiwa kesatuan dan dapat merangsang para anak didik persatuan, merasa senasib agar tidak pantang menyerah serta sepenanggungan hal inilah yang ulet dalam menuntut ilmu, giat meyebabkan Tuanku Tambusai dalam belajar agar tercapainya menyatukan dan bergabung cita-cita dan untuk lembaga bersama Pasukan Padri melawan kependidikan agar lebih banyak Penjajah Belanda, Tuanku menambah materi-materi Tambusai yang pernah belajar pembelajaran tentang Tokoh ilmu agama kepada Tuanku Imam Heroik pantang menyerah Bonjol dan Tuanku Rao ikut membela Tanah Air Indonesia memusuhi Belanda yang dianggap agar para anak didik tidak kafir. Perjuangan Tuanku melupakan jasa para Pahlawan Tambusai telah menyatukan Bangsa beberapa etnis suku seperti 2. Nilai Rela Berkorban, tanpa Melayu Riau, Tapanuli (Batak), memikirkan dirinya sendiri dan dan Melayu Minangkabau. Pada kepentingan keluarga para saat ini nilai kesatuan sudah Pahlawan rela mengorbankan semakin luntur banyak nyawanya hanya demi agar perpecahan dimna-mana (Hoax), terlepas dari cengkraman tangan selaku guru sebagai fasilitator penjajah yang dengan kejam anak didik agar tidak bersikap merongrongi kedamaian dan apatis yang hanya mementingkan ketentraman pribumi. Tuanku dirinya sendiri harus dapat Tambusai berjuang tanpa mengajarkan materi yang memikirkan keselamatan dirinya, berhubungan dengan apa saja rela mengorbankan dirinya hanya yang menyangkut perihal untuk mengusir kebiadapan Kesatuan dapat menceritakan Penjajah yang sewenang-wenang kisah-kisah sejarah yang menarik mengeruk hasil alam dan serta menyenangkan bagi anak mencaplok wilayah-wilyah negara didik agar tidak bosan, menjadi Indonesia. Meski dalam pengacau di dalam kelas dan perjuangannya diriya banyak memberikan kesempatan pada anak didik agar berani menjadi KESIMPULAN pemersatu bangsa Berdasarkan hasil penelitian dan 4. Nilai berjiwa pemimpin, jiwa pembahasan, maka dapat diambil kepemimpinan yang dimiliki oleh kesimpulan bahwa perjuangan Tuanku Tambusai sudah tidak Tuanku Tambusai di daerah Rokan diragukan lagi, Tuanku Tambusai Kanan Tahun 1820-1839. Merupakan meski berasal dari Riau namun perjuangan yang dimana sebuah beliau dapat memimpin pasukan perkompetitoran antara Belanda dan yang sebagain berasal dari daerah Tuanku Tambusai yang sama-sama yang berbeda, namun Tuanku memiliki tujuan yang sama kuat, Tambusai mendapat kepercayaan Tuanku Tambusai sebagi pribumi sehingga banyak pengikutnya berhak mempertahankan Tanah yang kagum akan sikap Airnya dari cengkraman tanggan kepemimpinannya. Sudah Belanda, yang dimana Belanda semestinya sebagai seorang guru sendiri setelah kedatanganya ke Riau memberikan contah Tuanku melakukan banyak perluasaan Tambusai yang memiliki jiwa keberbagai daerah tidak terkecuali kepemimpinan yang patut daerah Rokan Kanan (Dalu-Dalu, diteladani karena berani Rokan Hulu, Riau). Belanda yang mengorbankan jiwanya berani dapat mengusai sebagian Riau telah memasang badan sebagai seorang membuat sebuah peraturan yang pemimpin dari pasukan kaum dimana Belandalah yang menjadi Padri hanya untuk mengusir pemegang kekuasaan tertinggi di penjajah Belanda dari Negeri Rokan. tercinta. Perkompetitoran antara Belanda 5. Nilai kepercayaan terhadap Tuhan dan Tuanku Tambusai yang dimana YME, nilai kepahlawan yang satu dilakukan dua bentuk yakni non fisik ini berimplikasi terhadap dan fisik, bentuk non fisik yakni kesadaran Nasional, Tuanku Dakwah yang dilakukan Tuanku Tambusai yang merupakan bagian Tambusai dalam perjuanganya kaum Padri dari golongan Wahabi menyerang, diserang, dan dipukul yang dimana sangat membenci, mundur oleh Belanda, Beliau tidak ada kata damai dalam kamus melakukan Dakwahnya diberbagai Tuanku Tambusai dan harus daerah singgahanya selama melawan memerangi orang-orang yang Belanda. Bentuk fisik dari tidak menyembah selain ALLAH perkompetitoran ini adalah SWT, dari penjelasan tentang nilai perjuangan Tuanku Tambusai kepercayaan terhadap Tuhan diberbagai daerah yang masuk dalam YME sebagai guru harus bisa proses competitor yakni : memberikan pembekalan atau 1. Perjuangan fisik Tuaku Tambusai menyampaikan baik dan buruk di Natal terjadi pada tahun 1823, bagaimana kita menyikapi bahwa pengepungan pasukan Belanda di nilai percaya akan Tuhan itu Natal melalui pedalaman Natal sangat penting bagi kita manusia, dan pengepungan melalui jalur sebagai manusia harus memiliki laut. kepercayaan akan adanya Tuhan 2. Perjuangan Fisik Tuanku di muka bumi ini, agar hidup kita Tambusai di Rao terjadi pada selalu damai karena Ridho-Nya. September 1832, perjuangan fisik di Rao merebutan Benteng Fort DAFTAR PUSTAKA Amerongen Ginda. 2013. Aktivitas Dakwah 3. Perjuangan Fisik Tuanku Tuanku Tambusai dalam Proses Tambusai di Mandailing pada Perkembangan dan Tahun 1833, Belanda yang Pembaharuan Islam di Daerah berusaha mengajak damai Tuanku Tambusai di tolak secara Rokan Hulu dan Sekitarnya tegas,Belanda melancarkan Awal Abad ke-19. Jurnal UIN serangan ke Mandailing pada Suska Riau. An-Nida’ Vol. 38 malam hari. No. 2 Juli – Desember 2013. 4. Perjuangan Fisik Tuanku Tambusai di Air Bangis, pejuanga Lutfi, Muchtar, Suwardi MS., et al. Tuanku Tambusai di Air Bagis 1977. Sejarah Riau. Pekanbaru: melakukan pengepungan pasukan Percetakan Riau. Belanda di Natal melalui pedalaman Natal dan pengepungan melalu jalur laut Nasution, Harun. 1975. Teologi 5. Perjuangan Fisik Tuanku Islam. Jakarta: UI-Press. Tambusai di Bonjol, perjuangan di Bonjol mengalami kekalahan Sayuti, Husin. 1998. Pengantar dari pihak Padri dengan ditawana Metodologi Riset. Jakarta: Fajar Tuanku Imam Bonjol dan Agung. direbutnya Benteng Bonjol 6. Perjuangan Fisik Tuanku Sudiyo. 2004. Pergerakan Nasional Tambusai di Dalu-Dalu, Benteng Mencapai dan Mempertahankan Tujuh Lapis dapat dikuasai oleh Belanda dan Tuanku Tambusai, Kemerdekaan. Jakarta: Rineka keluarga dan sisa pasukanya Cipta. melarikan diri ke Malaysia. Setelah Belanda dapat memasuki Syair, Amwar, Umar Amin, Ahmad Benteng Tujuh Lapis maka Yusuf., et al. 1977/1978. Sejarah perjuangan Tuanku Tambusai mulai Daerah Riau. Jakarta: PN Balai dapat dipatahkan oleh Belanda, Pustaka. Belanda setelah dapat menguasai Bentreng Tujuh Lapis. Pasukam Tirtoprojo, Susanto. 1982. Sejarah Padari, Tuanku Tambusai dan beserta keluarganya mundurnya Pergerakan Nasional Indonesia. Negara tetanga yakni Malaysia, Jakarta: PT. Pembangunan. dapat disimpulkan bahwa Belanda lah sebagai pemenang dari UU. Hamidy. (1999). Orang Melayu competitor yang telah terjadi. di Riau. Pekanbaru: UIR Press.