Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

AKTIVITAS DAKWAH DAN KEPAHLAWANAN TUANKU TAMBUSAI

Ginda

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska , Jl. HR Soebrantas Km 15 Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru 50275

Abstrak

Tuanku Tambusai seorang anak negeri Riau telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional karena jasa dan perjuangan yang dilakukan melawan kolonial Belanda. Sebagai pahlawan Nasional, sisi heroiknya melawan Belanda telah banyak mendapat perhatian, namun sisi keagamaandan dakwah sangat sedikit yang dikaji, sementara motif perlawanan dan perjuangannya terhadap Belanda tidak terlepas dari perspektif dan keulamaan beliau yang memandang Belanda adalah penguasa-penguasa zalim yang harus di tumpas. Dakwah dan perjuangan mengusir Belanda merupakan dua “ sisi mata uang” dalam kepribadian Tuanku Tambusai. Semangat Dakwah dan perjuangan melawan Belanda telah membanya sebagai tokoh yang memberikan kontriubusi yang signifikan dalam penyebaran Islam di daerah, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Propinsi Riau.

Kata kunci: Tuanku Tambusai, Aktivitas dakwah dan Kepahlawanan

1. Pendahuluan sampai di Indonesia proses peng-Islaman Menegakkan sebuah tatanan selanjutnya orang-orang Indonesia ikut aktif masyarakat yang mulia, elegan, adil, berwibawa ambil bagian.(A. Hasjmy, 1989:7) dan bertahan di muka bumi adalah tujuan utama Secara historis fakta seperti ini tentu al-Qur‟an. Al-Qur‟an menghendaki sebuah tidak sulit dipahami, karena dakwah Islam tatanan masyarakat yang etis, terbuka menjadi instrument penting dalam proses (transparan), egalitarian, jujur dan adil. Dalam perkembangan Islam dan transmissi gagasan konteks kemanusiaan masyarakat dibentuk – pembaharuan bahkan jauh sebelum bangsa membentuk dengan sendirinya – dengan tujuan Eropa termasuk –Belanda- datang dengan saling menguatkan, saling menolong, dan saling konsep kolonialismenya. Dalam ungkapannya menyempurnakan. Rasi‟in menjelaskan bahwa, pendidikan Islam Tujuan utama al-Qur‟an yang seperti dan dakwah berjalan berkembang seiring ini telah menjadi motivasi penting bagi ummat dengan dakwah dan penyebaran Islam itu Islam, untuk mengembangkan Islam ke seluruh sendiri, baik dikalangan masyarakat, maupun penjuru dunia dalam berbagai dimensi, baik istana raja-raja. Dakwah dan Pendidikan Islam waktu, tempat, kondisi maupun situasi. pada saat itu mengambil bentuk antara lain Dalam proses Islamisasi Nusantara, khalaqoh, dan tatap muka perorangan di mesjid secara faktual telah ditemukan bahwa dakwah atau mushalla maupun di - memegang peranan sangat penting. Meskipun pesantren.(Abuddin Nata, 2003:14). terdapat perdebatan dan diskusi yang panjang Urgensi dakwah dalam proses mengenai kedatangan Islam ke Nusantara ini, Islamisasi dan pembaruan Islam di Nusantara, tapi telah disepakati oleh para sejarawan Islam tentu tidak lepas dari kreativitas muballigh dan bahwa proses Islamisasi dan perkembangan tokoh-tokoh Islam yang turut mengambil peran Islam melalui dakwah dan pendidikan oleh penting dalam proses Islamisasi dan muballig –muballigh Islam selanjutnya setelah perkembangan Islam, mereka ini tersebar Islam sampai di Nusantara dilakukan oleh diseluruh pelosok Nusantara. Tidak berbeda orang –orang Islam sendiri. Hal ini sesuai halnya dengan apa yang terjadi dengan proses dengan salah satu kesimpulan seminar tentang Islamisasi dan perkembangan Islam di masuknya Islam Ke Indonesia yang dilakukan Nusantara pada umumnya, daerah Rokan hulu di Medan pada tahun 1963 bahwa, setelah Islam yang pada abad ke 19 masih merupakan bagian 10

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 dari sumatera tengah dan kemudian masuk dengan kegiatan perjuangannya melawan dalam wilayah administrative Propinsi Riau kolonial Belanda. yang di undangkan dengan Undang-undang N0 Jurnal ini diangkat dan diresume dari 61 tahun 1958. Sebagaimana halnya daerah hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis lain, Islam masuk ke daerah Rokan tidak dapat sendiri tentang kegiatan dakwah dan dipastikan, yang dapat diprediksi adalah, daerah pembaharuan Islam yang dilakukan oleh Rokan pertama kali bersentuhan dengan Islam Tuanku Tambusai. Penelitian yang dilakukan diperkirakan ketika kerajaan-kerajaan Islam untuk menemukan sisi perjuangan beliau sudah mulai teratur. Islam diketahui telah ada di dalam aspek pengembangan dan pembaharuan daerah Rokan sekitar abad ke XIV dan ke XV. Islam, sesungguhnya banyak hal yang perlu di Perkembangan selanjutnya tidak diperoleh data gali dan dijelaskan dan perlu diketahui dari lagi, hingga munculnya Kerajaan Tambusai dan biografi beliau yang terkait dengan usaha dan telah diperintah oleh Rajanya yang ke XIV kontribusinya dalam proses pengembangan yakni Sri Sulthan Ibrahim pada tahun 1819 Islam di daerah Rokan hulu dan sekitarnya pada M.(Umar Ahmad Tambusai,1978:24). Pada abad ke 19. Hasil kajian ini akan melengkapi masa ini agama Islam telah berkembang pesat potongan-potongan riwayat hidupanya yang disepanjang Sungai Rokan, yang disiarkan oleh tentu sangat berharga bagi pengembangan ilmu muballigh-muballigh Islam yang diperkirakan pengetahuan bagi bangsa ini di masa depan, datang dari Aceh. sehingga profil Tuanku Tambusai dapat Perkembangan Islam di daerah Rokan dipahami lebih untuh dan komprehensif. ini, faktor dakwah Islam sebagai instrument yang digunakan oleh muballigh-muballigh B. Pendekatan teoritis. Islam tentu tidak dapat di abaikan. Kontinuitas , mengutip pendapat Abdul perkembangan Islam dilakukan oleh tokoh- Munir Muslehan, dalam buku, Paradigma tokoh Islam setempat, sebagaimana yang telah Intelektual Muslim, 1993 hal. 100 menjelaskan terjadi di seluruh pelosok Nusantara pada waktu bahwa, pengertian dakwah sebagai suatu itu. kegiatan sosialisasi Islam memiliki berbagai Salah seorang tokoh penting yang turut bentuk pengertian yaitu : a). mendorong memberikan kontribusi dalam Islamisasi dan manusia agar melakukan kebajikan dan perkembangan Islam dengan dakwah di Daerah mengikuti pentujuk, menyuruh berbuat Rokan, hususnya Rokan Hulu abad ke 19, kebajikan dan meninggalkan kemungkaran agar adalah Muhammad Saleh yang dikenal dengan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tuanku Tambusai. Sebagai seorang tokoh dan b). Mengadakan seruan kepada manusia untuk Pahlawan Nasional, yang ditetapkan dengan kembali dan hidup menurut ajaran Allah SK. Presiden Republik Indonesia, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan N0.071/TK/Tahun 1995, tgl. 7 Agustus 1995. nasehat yang baik, c).mengubah umat dari satu perjuangan Tuanku Tambusai menentang situasi ke situasi yang lebih baik dalam segala kolonialisme telah banyak dikaji dan diteliti aspek kehidupan dengan tujuan merealisasikan oleh berbagai pihak, dan telah melahirkan ajaran Islam dalam kehidupan, d). berbagai kesimpulan tentang profil Tuanku menyampaikan ajaran Allah dan Rasul untuk Tambusai hususnya dalam perspektif dan sisi membuat manusia hidup sesuai dengan kepahlawanan. Akan tetapi perjuangannya martabat, fungsi dan tujuan hidupnya. (FDK, dalam proses pengembangan Islam amat sedikit 2007: 61). yang diteliti, dan dikaji. Sementara dalam Pemahaman lain, tentang dakwah beberapa literatur ditemukan Tuanku Tambusai secara defenitif dikemukakan oleh, S.M. adalah salah seorang dari Kelompok Ulama Nasaruddin Latif memberikan defensisi Paderi yang jelas-jelas sangat konsern dengan dakwah adalah kegiatan dengan lisan atau perkembangan Islam dan perjuangan melawan tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, kolonialisme. Sulit untuk dipungkiri secara mengajak, memanggil manusia lainnya untuk logis, bahwa sebagai seorang ulama Paderi, beriman dan menta‟ati Allah dan Rasulnya, Tuanku Tambusai memiliki peran dan sesuai dengan garis-garis aqidah syari‟at serta kontribusi penting dalam pengmbangan Islam akhlak Islamiyah.(Siti Muriah, 2000:4). Dengan di Rokan Hulu dan sekitarnya, bersamaan pengertian ini, dapat difahami bahwa dakwah

11

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 itu merupakan kegiatan yang memiliki unsur- keragamaan yang diwarnai oleh perjalanan unsur kompleks yang berfungsi : sejarah dan situasi sosial kultural dari 1. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan masyarakat pemeluknya. Meminjam ungkapan Islam kepada manusia sebagai individu Prof Dr. Taufiq Abdullah, yang menyatakan dan masyarakat sehingga mereka bahwa, ketegangan antara doktrin yang abadi merasakan Islam sebagai rahmatan lil dengan manifestasi dalam kehidupan pribadi „alamin. maupun social, merupakan factor utama dari 2. Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai dinamika Islam. Dalam sejarah Islam kelihatan Islam dari generasi ke genearsi berikutnya, ketika ketegangan itu tak lagi dirasakan maka sehingga kelangsungan ajaran Islam priode kejumudan dan keterlenaan intelektual beserta pemeluknya tidak terputus. dan keterbelakangan sosialpun akhirnya 3. Dakwah berfungsi korektif artinya muncul. Karena itu sesungguhnya dapat meluruskan akhlak yang bengkok, dipahami bahwa munculnya para pemikir, mencegah kemungkaran dan pembaharu, merupakan pertanda kesadaran mengeluarkan manusia dari kegelepan tentang ketegangan yang kreatif antara doktrin moral. (Moh. Ali Aziz, 2004: 58). yang abadi dan universal itu dengan manifestasi Dengan konsep dakwah yang yang beraneka ragam.(Taufiq demikian, dakwah dapat difahami dalam Abdullah,1987:1). terminology, Islamisasi, dan pembaharuan. Senada dengan pemikiran Taufiq Term “pembaharuan” merupakan bagian Abdullah, lebih jauh integral dari konsep dakwah, meskipun mengemukakan bahwa memahami proses pengertian yang dikandung oleh kata transmisi gagasan pembaharuan itu menjadi Pembaharuan, juga menyangkut dengan usaha semakin penting dalam hubungannya dengan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan perjalanan Islam di Nusantara. Karena kawasan Islam dengan perkembangan baru yang ini secara geografis terletak pada pinggran ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan (periferi) dunia muslim, terdapat tekhnologi modern, Tapi juga Pembaharuan kecenderungan di kalangan sarjana dan peneliti dapat diberi makna usaha-usaha untuk modern untuk tidak memasukkan Nusantara menyelaraskan realitas-realitas masayarakat (Indonesia) dalam pembaruan tentang Islam dengan konsep-konsep Islam, atau dalam Islam,dengan asumsi bahwa Islam kawasan ini bahasa lain disebut dengan Pemurnian agama, tidak mempunyai tradisi keilmuan yang atau puritanisme.(, 1975:23). mantap.(Azyumardi Azra, 2007:xix). Penyebaran Islam di Nusantara tidak Terlepas dari pemikiran yang demikian, dapat dilepaskan dari aktivitas dakwah dan fakta historis menunjukkan bahwa dinamika pembaharuan Islam. Kedua aspek ini islam di nusantara tidak dapat dilepaskan dari merupakan suatu proses yang sangat penting kegiatan Islamisasi dan usaha-usaha dalam sejarah Indonesia. Meskipun disadari pembaruan dan perbaikan yang dilakukan oleh bahwa terdapat banyak masalah yang perlu para ulama yang tersebar di seluruh Nusantara dikaji lagi secara kritis untuk memahami dengan jaringan-jaringan yang tersedia. proses perkembangan Islam tersebut lebih Secara teoritis terdapat beberapa komprehensif. saluran yang dilakukan oleh para muballigh Diantara beberapa factor yang cukup Islam dan para ulama dalam melakukan dakwah penting untuk dipahami dan dikaji dalam proses dan pembaharuan Islam, yang dapat dakwah dan perkembangan Islam adalah diklasifikasi sebagai berikut : menyangkut dengan kegiatan-kegiatan proses 1. Saluran perdagangan dan Pernikahan, seni Islamisasi dan pembaruan Islam yang dan Budaya. sesungguhnya adalah bagian dari watak Islam Dalam teori-teori penyebaran Islam itu sendiri, yang dapat ditangkap dan dipahami diketahui bahwa sejak awal dakwah Islam oleh umat Islam melalui pemikiran-pemikiran dilakukan melalui saluran-saluran para tokohnya. perdagangan, dan pernikahan, akan tetapi Sesungguhnya bukanlah sesuatu yang metode dakwah ini pada umumnya dilakukan paradox jika Islam, sebagai agama wahyu yang oleh orang-orang “asing” baik dari Arab, universal dan bertolak dari kesempurnaan dan Gujarat, Cina, dll. Sementara itu saluran Seni keabadian doktrin menampakkan dirinya dalam dan budaya disamping banyak dilakukan oleh

12

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 orang-orang “asing” tersebut, juga dilakukan dengan aktivitas dakwah dan pembahruan oleh orang-orang Indonesia sebagai bagian dari Islam. Data historis yang ditemukan metode Islamisasi, seperti wali songo di Pulau sebagaimana di tulis oleh Christin Dobbin Jawa. Dan umumnya aktivitas dakwah melalui menjelaskan bahwa Tuanku Tambusai adalah saluran ini sangat intens dilakukan pada masa- seorang Paderi, yang memiliki jaringan luas dan masa awal Islamisasi Nusantara.(Wahyu Ilahi, intensif dengan ulama-ulama Paderi di 2007:155). Sumatera Barat dengan 2. Saluran Pendidikan dan Penulisan Karya dan .(Christeen Dobbin, 1992:221). tulis. Kelak jaringan ini akan berpengaruh besar Aktivitas pendidikan merupakan bagian terhadap proses dakwah dan pembaharuan penting dari proses Islamisasi dan pembaharuan Islam yang dilakukan oleh tuanku Tambusai Islam di Nusantara, yang mengambil bentuk sebagai ulama Paderi. Karena tentu tidak sulit pesantren. Secara historis pesantren untuk di mengerti sebagai seorang Paderi dikembangkan guna keperluan dakwah dan Tuanku Tambusai sebagai ulama tentu sangat syiar Islam. Dapat dikatakan lembaga akrab dengan reformasi keagamaan pendididkan pesantren merupakan anak panah sebagaimana hal ini telah menjadi ciri dari penyebaran Islam.(Wahyu Ilahi, 2007:182). kelompok Paderi. Dr.Karel Sementara itu penulisan karya tulis, telah A.Steenbrink, yang mengutip hasil penelitian menjadi satu bagian penting dari proses Schrieke sebagai usaha mengungkapkan Islamisasi melalui karya tulis para ulama, reformisme Paderi, lebih lanjut mengemukakan setidak-tidaknya menurut UU.Hamdidy seperti bahwa disamping sebagai kaum ulama, mereka inilah yang terjadi di Riau.(UU.Hamidy, juga dapat dijuluki sebagai kaum cerdik pandai, 1996:146). (intelektual). (Karel A.Steenbrink, 1984:34), 3. Jaringan tasawuf dan tarekat-tarekat. yang menjadi pemimpin keagamaan Jaringan tasawuf atau tarekat, masyarakat. Karena itu Sebagai seorang ulama merupakan hal yang sangat penting terutama dan cendekiawan di masanya, sulit untuk berkaitan dengan Islamisasi dan pembaharuan menolak sebuah argument pemikiran bahwa dalam Islam. A.H. John, yang dikutip oleh tuanku Tambusai jelas memiliki kegiatan Azyumardi Azra, mengemukakan teorinya Islamisasi dan Pembaharuan Islam, walaupun bahwa, para sufi memainkan peranan penting sampai saat ini sangat sedikit tulisan tentang hal dalam penyebaran Islam di Indonesia, setiaknya itu. sejak abad ke 13. Keberhasilan para sufi ini, didukung oleh kemampuan para sufi C. Aktivitas dakwah dan ke pahlawanan menyajikan Islam yang atraktif, Tuanku Tambusai. (Azyumardi,2007:14), yang mampu Sungguh menarik apa yang telah di menyelaraskan symbol-simbol ke Islaman jelaskan oleh UU Hamidy dalam bukunya Islam dengan kemampuan penangkapan kultural dari dan masyarakat Melayu di Riau, bahwa masyarakat yang ingin dimasukkan ke dalam membicarakan tokoh Tuanku Tambusai dalam pangkuan Islam, meskipun terkadang harus tingkah laku social budaya jelas menghadapi dibiarkan munculnya penafsiran yang mungkin kesulitan besar. Sebab gambaran sejarah agak terpisah dari wahyu yang utuh dan abadi. meskipun telah di rekam oleh peristiwa dalam Dengan begini maka terjadilan keragaman bentuk catatan tahun, namun esensinya tetaplah dalam manifestasi Islam. Dari perspektif point – bertumpu pada tokoh-tokoh yang telah point tersebut di atas menggambarkan bahwa memainkan peranan dalam kehidupan proses Islamisasi dan pembaharuan Islam masyarakat dalam suatu waktu atau priodisasi dilakukan secara damai dan bukan dengan tertentu. Kesulitan yang dihadapi dalam kekerasan. merekam tingkah laku sosial budaya Tuanku Kajian Peran Tuanku Tambusai dalam Tambusai terbentur pada minimnya literature akvititas dakwah dan pembaharuan Islam dan keterangan yang bisa diperoleh untuk sangat layak dilakukan. Karena nilai informasi merekonstruksi bagian-bagian kehidupan historis ini sangat penting dalam perkembangan beliau. Oleh sebab itu maka tulisan ini pada khazanah budaya bangsa, juga beliau pejuang dasarnya bertumpu pada empat buah literature yang anti kolonial, yang menyelaraskan utama yaitu : Pertama 2 buku yang ditulis oleh; kegiatan perjuangannya melawan kolonialisme Umar Ahmad Tambusai yang berjudul ( 1).

13

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

Hikayat Perjuangan Tuanku Tambusai, yang Sosa sampai disuatu tempat yang bernama diterbitkan oleh Badan Kesenian Daerah Karang Besar. Tempat ini dianggap cocok dan Propinsi Riau tahun, 1978.(2). Perjuangan baik untuk tempat pemukiman penduduk karena Tuanku Tambusai, yang diterbitkan oleh tanahnya datar, terletak di pnggir sungai, subur Pustaka As Pekanbaru,tahun 1981. Buku ketiga untuk perlandangan, sungai dan danau- di tulis oleh H. Mahidin Said, dengan judul danaunya kaya ikan dan di dalam rimbanya Rokan Tuanku Tambusai Berjuang, cetakan banyak terdapat binatang buruan. Kehidupan pertama tahun 1969, dan cetakan kedua tahun rakyatnhya adalah berladang berpindah- 1996, di cetak oleh Vista Indah Perinting pindah dan berpencar dari satu tempat ke Pekanbaru. Buku ke empat, ditulis oleh UU tempat lainnya di tepi sungai Batang Sosa, Hamidy, seorang Penulis aktif dan Budayawan sungai Rokan Kiri dan Rokan Kanan. Riau, yang berjudul : Islam dan Masyarakat Demikianlah seterusnya habis tahun Melayu di Riau, terbitan, UIR Press, berganti tahun, negeri Karang Besar terus maju Pekanbaru, tahun 1999. Kempat buku tersebut dan berkembang. Sistem pemerintahan merupakan literature utama dalam tulisan ini masyarakat Karang Besar yang terdiri dari ini yang digunakan untuk mengetahui tentang beberapa suku. dipimpin oleh masing-masing kehidupan dan perjuangan Tuanku Tambusai Datuk, dan Datuk-Datuk ini dipimpin oleh yang menjadi fokus tulisan ini. Datuk Bendahara. Setelah berjalan sekian lama system pemerintahan yang berbasis tradisi 1. Biografi ringkas Tuanku Tambusai ini ternyata tidak dapat lagi dipertahankan, karena masing-masing datuk selalu memihak kepada masyarakat sukunya, yang mengakibatkan munculnya perselisihan dan pertikaian diantara penduduk. Melihat gejala-gejala yang terjadi di masyarakat Karang Besar, maka segenap golongan penduduk Karang Besar, menyadari bahwa untuk kemuliaan, kejayaan, dan Gambar Tuanku Tambusai (ini menurut kemuliaan negeri Karang Besar mutlak Sketsa Abdul Qohhar tahun 1838, seorang memerlukan system pemerintahan dan aturan- prajurit dan Murid Tuanku Tambusai yang aturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat. menyertai beliau dalam penerangan melawan Karena itu mereka memerlukan system kolonial Belanda) pemerintahan yang berdaulatkan Raja/ Sulthan. Pemabahasan tentang Tuanku Utusan Kerapatan masyarakat Karang Tambusai sungguh dirasa tidak tepat tanpa Besar berangkat ke gunung hijau ( Kerajaan menyertakan kajian tentang Kerajaan Pagaruyung=pen). Untuk memintak salah satu Tambusai. Periodisasi sejarah kehidupan putra sultan Pagaruyung untuk menjadi raja di Tuanku Tambusai banyak melibatkan kerajaan Karang Besar.Dengan pertimbangan baik Tambusai terutama, pada priode kelahiran, buruknya demi memelihara kesejahteraan suatu masa kanak-kanak, dan remaja. Tentu tidak negeri maka permohonan untusan dari Karang berhenti disitu, beberapa priodisasi kehidupan Besar dipenuhi oleh Sulthan Pagaruyung dan dinamika politik kerajaan Tambusai tidak dengan berkenan mengaruniakan putra mahkota dapat dilepaskan dan menjadi bagian cukup yang bernama Sulthan Mahyudin kepada utusan penting dari sebagian yang melatarbelakangi Karang Besar, setelah lebih dahulu di tabalkan kehidupan Tuanku Tambusai. dengan upacara istemewa dengan gelar Sulthan Dalam buku Sejarah Perjuangan Mahyudin. (Ismail Suko,2006:28). Sulthan Sulthan Muahammad Zainal Abidin, oleh Drs. Mahyudin oleh masyarakat Karang Besar di Islamil Suko dkk,(2006:27) di jelaskan bahwa; beri gelar Muhammad Kahar, Raja I Kerajaan Tambusai di awali pada sekitar memerintah di kerajaan Karang Besar mulai penghujung abad IX kelompok manusia berasal tanggal 17 Muharram 271 H (850 M) dan dari tanah seberang /Semenanjung Melaya mangkat pada tahun 372 H (951 M). memasuki sungai Rokan yang bermuara di Pada masa pemerintahan Raja V Bagan Siapi-Api. Perjalanan diteruskan Sulthan Syaifuddin, ibu kota kerajaan menelusuri Sungai Rokan jauh ke hulu Batang dipindahkan ke utara Dalu-dalu. Kemudian Ibu 14

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

Kota Kerajaan di pindahkan lagi ke Dalu-Dalu agama kepada Tuanku Imam Bonjol dan para dan ditetapkanlah Dalu-Dalu sebagai pusat Paderi di Bonjol dan di Rao. Karena pada saat kerajaan. Dan nama kerajaan pun berubah itu Bonjol telah menjadi pusat pengajaran menjadi Kerajaan Tambusai. agama Islam. Setelah Karang Besar ditinggalkan dan Oleh para gurunya Paderi Tuanku kembali pindah ke hilir, maka oleh orang Batak Tambusai diberi gelar Pakih Saleh. Dan oleh Angkola ( dulu : Tapanulis Selatan), sekarang Belanda karena perjuangannya yang gigih Karang Besar yang letaknya saat ini berada melawan Belanda diberi gelar, De Padriesche dalam daerah Barumun (Sekarang Kabupaten Tijger van Rokan ( Harimau Paderi dari Padang Lawas=pen ) (Karang Besar oleh orang Rokan). Tuanku Tambusai meninggal dunia di –orang Barumun Padang Lawas (=pen) Seremban pada tanggal 12 November menyebutnya dengan Hapung. (H.Mahidin,S, 1882. 1996:9). Sekarang Hapung secara adminsitratif 1. Bentuk dakwah dan perjuangan Tuanku masuk (terletak) kedalam Kecamatan Sosa, Tambusai. Kabupaten Padang Lawas. Satu hal penting yang dapat dipahami Dimasa Kerajaan Tambusai di perintah dari kajian sejarah Tuanku Tambusai yang oleh Raja yang XIV yakni Sri Sulthan Ibrahim ditemukan dalam literature-literatur adalah, gelar duli yang dipertuan Besar, yang menjadi bahwa sebagai seorang ulama Paderi dan hidup Wali Syarak di Tambusai adalah Imam pada masa-masa perjuangan melawan kolonial Maulana Kali, seorang ulama yang berasal dari Belanda, aktivitas keagamaan yang Rambah. Beliau terkenal sebagai seorang yang dilakukannya –terutama dengan kegiatan bijaksana dan lapang dada, Imam Maulana Kali penyebaran Islam- sangat terkait dengan menikah dengan seorang gadis Tambusai dari kegiatannya melawan penjajah Belanda. Oleh suku Kandang Kopuh, sebagai teman sebab itu dalam pembahasan selanjutnya hidupnya. Dari pernikahan ini lahirlah seorang kegiatan dakwah Tuanku Tambusaipun tidak putra yang kelak mengisi dan menghiasi dapat dilepaskan sama sekali dengan kegiatan lembaran sejarah Indonesia. Seorang putera perjuangannya mengusir penjajah Belanda. yang mempersembahkan sebahagian besar Jika ditelusurui masuk dan hidupnya mengangkat senjata untuk membela berkembangnya Islam di Kerajaan-kerajaan agama dan Ibu pertiwi, menentang penjajah Melayu, khususnya di Riau diketahui dan telah Belanda, yaitu Tuanku Tambusai. merupakan kesepakatan para sejarawan bahwa Tuanku Tambusai lahir dengan nama Islam masuk pada awalnya melalui jalur Muhammad Saleh. Di lahirkan di Kerajaan perdagangan.(Hasbullah, 2007:83). Yaitu Tambusai (saat ini dinamakan dengan Dalu- pedagang-pedagang asing dari negeri-negeri Dalu Kecamatan Tambusai di Kabupaten Cina, India, dan Arab –Persia. Dan telah Rokan Hulu ), diperkirakan tanggal 5 dijelaskan sebelumnya bahwa daerah Kuntu November 1784. ( http://vkusral.blogspot.com Kampar, merupakan daerah yang pertama /2011 ( 25-12-2012). Muhammad Saleh kecil memainkan peranan dalam sejarah Riau, didik dengan kasih sayang orang tuanya, karena daerah lembah sungai Kampar Kanan/ namun kasih sayang ini tidak pernah Kiri merupakan daerah penghasil lada diperlihatkan. Imam Maulana Kali terpenting di seluruh dunia dalam priode antara menggembleng M.Saleh dengan disiplin yang 500 sampai 1400 Masehi.(Mukhtar Luthfi, ketat, dan pada usia tujuh tahun ayahnya mulai 1998: 271). Tentu tidaklah mengherankan kalau mengajarnya membaca al-Qur‟an, dan ajaran- daerah ini pula yang mula-mula dimasuki ajaran agama Islam terutama ilmu Fiqh, agama Islam. Meskipun Islam telah masuk pada Muhammad Selh juga belajar tradisi-tradisi abad ke 7 atau ke 8 Masehi di Riau, namun yang terdapat dalam lapisan masyarakat, belajar penganut agama ini masih terbatas bersilat, menunggang kuda, dan dilingkungan para pedagang dan penduduk kota mempergunakan senjata perang. Ketika Imam di pesisir pantai. Hal ini disebabkan masih Maulana Kali (ayahnya) merasa bahwa seluruh kuatnya pengaruh agama Budha yang ilmu pengetahuan yang ada padanya telah di merupakan agama Negara dalam kerajaan ajarkan kepada anaknya, kemudian beliau Sriwijaya waktu itu yang menyebabkan mengirim M.Saleh ke Bonjol (Pasaman, Islamisasi tidak berkembang, dan kondisi Sumatera Barat) untuk melanjutkan belajar

15

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 seperti ini berlangsung sampai abad ke 12. Paderi sama dengan Wahabi, terutama dengan (Mahidin Said, 2003:78). gerakan dakwahnya, kaum Paderi tidak Meskipun tidak diketahui dengan pasti selamanya menggunakan kekerasan ketika kapan tahun masuknya Islam ke Rokan, berdakwah dan mengembangkan Islam.(Karel khususnya Rokan Hulu, pengembangan Islam A.Steenbrink, 1984:35). khususnya dikerajaan-kerajaan lima luhak Informasi- informasi penting tentang (Tambusai, Rambah, Kepenuhan, Rokan IV kegiatan dakwahnya diperoleh dalam potongan- Koto dan Kuntu Dars Essalam), selanjutnya potongan kecil tulisan sejarah Tuanku dikembangkan oleh penguasa-penguasa Tambusai, atau digali dari ide-ide yang kerajaan dan muballigh-muballigh atau tokoh tersembunyi dibalik uraian dan pemaparan agama atau kadi yang ada di kerajaan tersebut. kisah kepahlawanan beliau, yang ditulis oleh Hasbullah (2007:83), menjelaskan bahwa penulis dari kalangan sendiri, maupun tulisan – Islamisasi yang dimulai dari kalangan atas tulisan asing yang kemudian akan dirangkai yakni Raja atau Sulthan beserta keluarganya menjadi pemaparan tentang aktivitas menjadi salah satu faktor penting dari dakwahnya khususnya di Rokan Hulu dan keberhasilan Islamisasi. sekitarnya pada abad ke 19. Dari aktivitas Tuanku Tambusai dalam Satu waktu, ketika Duli yang di catatan sejarah dapat dipahami bahwa kegiatan pertuan besar memerintah, memintak agar dakwah beliau dapat dilihat dari dua aspek yaitu Pakih Saleh dijemput ke Rao (Sumbar) dan dari aspek pemurnian agama, dan dari aspek dibawa kembali ke Dalu-dalu (Rokan Hulu) Islamisasi. untuk menyelesaikan sebuah masalah keagamaan yang dihadapi oleh kerajaan a. Dakwah dalam bentuk pemurnian Tambusai. (Puritanisme) Agama. Setelah masalah yang harus Terlepas dari perbedaan pemahaman diselesaikan itu dapat didudukkan sebagai mana terhadap konotasi dari kata “pemurnian” kaitan mestinya, Pakih Saleh tidak segera kembali ke dengan agama tapi dari konsep”Dakwah Islam” Rao, beliau mendirikan terpisah dengan “Pemurnian” memang merupakan bagian negeri lama, kehilir pasar Dalu-dalu sekarang penting dari usaha –usaha Dakwah Islam. dimana terakhir beliau mendirikan kubu Karena pemurnian agama (Puritanisme) pertahanan. Pangkalan tempat pemandianya di merupakan bentuk usaha untuk membersihkan pinggir batang sosa ada pohon –pohon besar pemahaman agama dari elemen: syrik, berrakar-akar laksana ular tidur Khurafat, tahayul, dan pemahaman – mempertahankan keruntuhan tebing. Pohon pemahaman yang dapat menodai keyakinan tersebut hidup di air dan didarat bernama dalu- Agama. dalu, kemudian resmi bernama Negeri Dalu- Tuanku Tambusai sebagai seorang Dalu. Disini beliau mengembangkan Ajaran Paderi, juga banyak melakukan aktivitas agama Islam (di Dalu-dalu) membuka dakwah dalam bentuk pemurnian terhadap perguruan membaca Qur‟an, memberikan ajaran-ajaran Islam yang ada di tengah-tengah tabligh-tabligh dan penyiaran agama secara masyarakat Kerajaan Tambusai. giat. Hal ini dapat berjalan dengan lancar, Tuanku Tambusai sebagai seorang karena memang penduduk Dalu- dalu dan ulama, pejuang sekaligus merupakan mubaligh sekitarnya sudah agak lama memeluk Agama dan Reformer dalam pengembangan Islam Islam. Lagi pula tantangan dari kaum adat khususnya di daerah Rokan hulu dan seperti yang terdapat di Sumatera Barat tidak sekitarnya. Motivasi- motivasi dakwahnya,juga terdapat, hususnya di Dalu-dalu dan umumnya tidak dapat dipisahkan dengan apa yang di Kerajaan Tambusai. Meskipun demikian dilakukan oleh orang –orang Paderi di Pakih sudah tetap konsekwen menjalankan Sumatera Barat, pemahaman agama yang Dakwah Islam, melarang perjudian, menyabung memotivasi dakwahnya juga kurang lebih sama ayam, dan minum-minuman keras serta dengan motivasi dakwah Paderi yang berbasis menhisap madat. (Mahidin Said, 2003:31). pada aliran Wahabi, walaupun begitu menurut Sebagai seorang ulama paderi, yang De Stuers masih terdapat kegiatan-kegiatan telah banyak makan asam garam aliran (faham) positif dari aktivitas Paderi, dan menurut ini, karakteristik dakwah yang dilakukannya Scrieke (1973) tidak sepenuhnya gerakan banyak terinsfirasi oleh pemahamannya

16

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 terhadap ilmu- ilmu yang di berikan gurunya Tambusai merupakan lembaga dakwah dan (para paderi) di Bonjol, maka gerakan pendidikan Islam saat itu. Surau telah menjadi dakwahnya sebagaimana sifat dan gerakan sarana utama dalam transformasi dan Wahabi memberikan dimensi- dimensi internalisasi ajaran- ajaran Islam kepada pembaharuan ke tengah-tengah masyarakat. masyarakat, Tambusai, dan khusus kepada Meminjam uraian UU,Hamidy: bahwa gerakan murid-muridnya disamping sebagai sarana paderi sebagai kekuatan untuk membersihkan ibadah dan tempat belajar ajaran Islam, surau akidah islam yang karut dengan berbagai tradisi menjadi sarana penggemblengan mental dan syirik, (yang berasal dari lanjutan kehidupan fisik sehingga menjadi prajurit yang tangguh. jahiliyah masa silam,) paderi memberantas UU.Hamidy,( 1999:57 ) lebih lanjut berbagai kebiasaan seperti menyabung ayam, menjelaskan bahwa; Suatu hal yang menarik merokok, menyembah kuburan dan berbagai dalam tiap lembaga dakwah dan pendidikan upacara primitive lainnya, dan menganjurkan yang didirikan oleh Tuanku Tambusai ialah, memeluk Islam dengan bersih, memakai bagaimana murid- muridnya tidak hanya pakaian putih, memanjangkan janggut dan mendapat pelajaran agama Islam dan budi mencukur kepala. Kadar aliran ini yang pekerti, tetapi juga sekaligus telah di tempah “diminum” Muhammad Saleh dalam menjadi seorang prajurit yang militan, tentu perguruannya akan menjadi bagian yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan ulama ini penting dalam cara dia menafsirkan realitas dalam memberikan pelajaran dan pemahaman serta akan amat berpengaruh terhadap dengan kadar yang memadai, lalu dilengkapi tindakanyangdiambilnya.(UU.Hamidy,1999:53) dengan penampilan kredibilitas dan integritas Sebagai seorang Paderi yang belajar pribadi yang alim, jujur, tegas, sehingga langsung ke Sumatera barat, Tuanku Tambusai berwibawa terhadap murid- muridnya. memahami bahwa “surau” merupakan institusi Keberhasilan Tuanku Tambusai (lembaga) utama untuk melakukan menempah murid- muridnya menjadi prajurit transformasi ajaran- ajaran Islam kepada menjadi faktor penting bagai mana beliau ini masyarakat, “surau” yang didiriikan oleh akhirnya menjadi seorang panglima perang Tuanku Tambusai di pinggir sungai batang sosa lawan Belanda antara 1833 – 1839 M. Ulama tidak hanya menjadi tempat melaksanakan ini telah berhasil membentuk pasukan sekitar ibadah, akan tetapi juga merupakan sarana 7000 orang. Disamping itu telah dapat pula belajar ke Islaman. Hal ini sesuai dengan dibinanya beberapa panglima sebagai kondisi pada masa-masa itu -+ abad ke 19 pembantunya seperti Imam Perang Muhammad konsep surau Minangkabau tidak hanya tempat Jawi, H. M. , Jumadil Alam dan Kali melaksanakan kegiatan ibadah, akan tetapi Alam, Abd. Kohar. merupakan komplek bangunan yang didalamnya terdapat masjid tempat beribadah, b. Dakwah Islam dalam bentuk Islamisasi. bangunan tempat belajar, dan bangunan surau- Salah satu kegiatan penting dari surau kecil yang sekali gus menjadi Tuanku Tambusai (Pakih Saleh) adalah pemondokan murid- murid yang belajar disana. penyebaran Islam ke daerah-daerah yang sama Di lembaga surau ini berlangsung transmisi sekali belum “disentuh” oleh ajaran Islam. ilmu pengetahuan keislaman, internalisasi nilai Umar ahmad Tambusai (1981:25) menjelaskan –nilai serta transformasi budaya. Herman M.Pd, ketika para guru-gurunya ulama Paderi merasa (2010:2), melihat posisi surau ini dari perspektif bahwa Pakih Saleh sudah cukup lama belajar dakwah Islam, Peran surau, selain sebagai agama, mereka mewajibkan beliau mengajar tempat pengembangan Islam dan ilmu- ilmu dan mengembangkan ajaran Islam. Beliau keIslaman, juga tempat dimana terjadi proses ditunjuk untuk melaksanakan tugasnya di sosialisasi dan internalisasi budaya masyarakat, daerah yang paling sukar yakni daerah Toba sehingga Islam mampu mewarnai hampir dan sekitarnya, dimana penduduk masih seluruh aspek kehidupan masyarakat dan menganut agama pelbegu, salah satu budayanya. kepercayaan animisme ditanah Batak. Surau Tuanku Tambusai telah Bertahun-tahun beliau menyampaikan seruan difungsikan sebagai tempat Ibadah dan agama Islam kepada penduduk, bersaing sekaligus sebagai sarana belajar ke Islaman, di dengan missi Khatolik dan zending Kristen. kerajaan Tambusai Dalu-dalu. Surau bagi

17

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

Setelah merasa cukup lama, dan tidak penggunaan kekerasan dan perampokan dalam berhasil mengembangkan syiar Islam di Tanah usaha mengislamkan orang. Tuanku Tambusai Batak, bahkan beliau mendapat tantangan keras membawa sejumlah buku untuk mendukung dan dituduh sebagai pengacau oleh kaum pernyataannya.(Christeen Dobbin, 1992:224). Bangsawan, akhirnya Pakih Saleh kembali ke Tuanku Tambusai memiliki Rao. Dan di daerah inilah (Rao ) Pakih Saleh karakteristik pribadi sendiri, bahwa meskipun meneruskan tugas dakwahnya bersama dengan dia dibesarkan dengan ajaran-ajaran Paderi, tapi sahabatnya pemuda Batak si Pokki dia berbeda dengan guru-gurunya. Dengan Nangolngolan yang pada masa itu telah diambil kecerdasannya dia bias melihat dan memahami menantu oleh yang dipertuan Negeri Rao dan serta menganalisis mana yang terbaik untuk bergelar Tuanku Rao. Beliau (Tuanku dakwah Islam. Kekerasan menjadi pilihan Tambusai) mengembara keluar masuk terakhir jika tidak memungkinkan dengan kampung, Rao, Air Bangis, sampai ke Padang dialog dan pendidikan. Lawas, mengajar orang yang belum pandai, dan Dan telah dijelaskan dalam awal uraian belajar dari orang-orang yang lebih pandai. ini, bahwa untuk memahami dakwah Islam yang dilakukan oleh Tuanku Tambusai, tidak c. Dakwah Islam dan pejuangan bersenjata, di dapat difahami dengan utuh tanpa melihat Rao, Angkola /Barumun dan Dalu-Dalu. bagian-bagian dari perjuangannya melawan Variasi penyebaran dan perkembangan Belanda. Semangat dan motivasi Tuanku Islam di Indonesia pada umunya, sebagaimana Tambusai dalam perang dengan Belanda tidak teori Islamisasi yang telah lazim di fahami, terlepas dari pamahamannya bahwa melawan biasanya melalui saluran perdagangan, Belanda dan mengusir Belanda adalah bagian pernikahan, pendidikan, dan penulisan karya- dari Jihad dan Dakwah. Dalam literature- karya tulis maupun pada bidang- bidang sastra. literatur yang membahas tentang Tuanku Sedikit agak berbeda dengan apa yang Tambusai sulit menemukan dan memetakan dilakukan oleh Tuanku Tambusai (Pakih posisi dan perannya sebagai ulama, muballigh, Saleh), dalam perjuangannya mengembangkan dan sebagai pejuang yang terus bertempur Islam. Sebagai seorang Ulama Paderi, melawan Belanda, semuanya menyatu dalam muballigh dan tokoh pejuang, lembaga diri Tuanku Tambusai. Tidak ada jalan lain, pendidikan “suraunya” dapat menjadi institusi untuk memahami kegiatan dakwahnya, kecuali pendidikan agama dan sekaligus militer bagi dengan melakukan analisis dan merekonstruksi pejuang-pejuang Paderi (murid-muridnya), dari sikap, pandangan, dan pendiriannya untuk persiapan menghadapi Belanda. Baginya terhadap kegiatan perang melawan Belanda. Islam memiliki prinsip kesempurnaan yang Secara khusus motif-motif agama yang tidak terdapat di dalamnya pemisahan antara digunakannya sebagai pendorong dan berbagai aspek dan bidang-bidang kehidupan memotivasinya untuk terus berjuang tertentu dengan yang lainnya. Karena itu bagi memerangi Belanda. Tuanku Tambusai berjuang melawan Belanda Sebagaimana ditemukan dalam sejarah adalah dakwah yang harus dilakukan. Akan hidupnya, Tuanku Tambusai berjuang tetapi dalam konteks ini tidaklah dimaksudkan mengembangkan agama Islam ini telah bahwa. Tuanku Tambusai mengembangkan melampaui batas-batas geografis kerajaan Islam dengan pedang. Tambusai di Dalu-dalu Rokan Hulu pada saat Meskipun dia salah seorang dari itu, Tapanuli Selatan (bahkan Tapanuli Utara) kelompok Paderi tapi Tuanku Tambusai sendiri Sumatera Utara, dan Daerah Dalu-dalu, Pasir digambarkan sebagai seorang yang lemah Pangaraiyan di Propinsi Riau. (UU.Hamidy, lembut dari pada Tuanku Rao (atau Paderi 1996: 56). yang lainnya). dan kelembutan ini makin 1). Dakwah Islam dan Pertempuran di Rao. meningkat setelah ia bersama beberapa Paderi Semakin meningkatnya pertentangan yang lain menunaikan ibadah haji kira –kira dan pertempuran antara kaum Paderi dengan pada tahun 1829. Tuanku Tambusai menyadari Belanda di Sumatera Barat, mendorong Tuanku kemunduran kaum Wahabi di Arabia, dan Tambusai menyusun barisan dan kekuatan guna menyadari perbedaan pandangan beberapa membantu guru-gurunya dan temannya sesame cendekiawan tentang jihad. Dia kembali kira- Paderi di Sumatera Barat. kira pada tahun 1831 untuk melarang

18

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

Maka Kurang lebih pada bulan Februari perang melawan Belanda adalah kegitan 1830 (1831), Tuanku Tambusai dan dakwah yang harus dilakukan. Suruhan dan pasukannya tiba di Rao. Rao bagi Taunku kewajiban agama menjadi motif yang Tambusai adalah tempat yang sangat dikenal. mendasari dalam setiap penentangan terhadap Di Rao dan Bonjol di belajar agama Islam Belanda. Perang terhadap Belanda adalah bersama temannya Tuanku Rao, kepada guru- suruhan Dakwah yang harus dilakukan tanpa guru mereka para Paderi. Dari segi strategi kompromi. dakwah dan strategi perang, Rao menempati Mengikuti ulasan UU. Hamidy, yang posisi yang sangat strategis karena bisa menjadi menyebutkan bahwa dimata Tuanku Tambusai, jalan dan pintu gerbang masuk ketiga jurusan, Belanda dan kaum adat hendak berkuasa untuk yakni ke Minangkabau (arah ke Selatan), ke kepentingan duniawi yang identik dengan Tapanuli (arah ke Utara) dan ke Luhak pemuasa hawa nafsu, sedangkan Taunku Tambusai /Riau (arah Timur). Rao menjadi Tambusai hendak memimpin ummat menjadi penting bagi Paderi, dan juga bagi Belanda. hamba Allah yang berbuat baik untuk dunia dan Bagi Paderi Rao disamping menjadi pintu akhirat. Belanda dalam pandangan ulama ini gerbang pengembangan Islam ke tanah Batak tidak lain daripada thagut, penguasa yang (mandailing dan Angkola-Padang Lawas), juga mendewakan dirinya. Suatu hal yang tidak menjadi daerah sumber perdagangan dan mungkin diterima diterima oleh Tuanku pembiayaan Paderi. Karena itu setelah Tambusai sebagai ulama yang hendak lembahan alahan panjang ( Bonjol), Paderi membersihkan akidah Islam dari tradisi-tradisi menetapkan kekuasaanya di lembah Rao. Bagi dan perbuatan yang bertentangan dengan agama Belanda jelas motifnya adalah emas dan Islam.(UU.Hamidy,1996:60). Dan dengan penguasaan perdagangan. pemikiran yang demikian maka Belanda dan Pada bulan Juni 1832 sepasukan tentara pendukung-pendukungnya wajib diperangi Belanda dari Jawa tiba di Padang, langsung karena tidak dapat diajak lagi ke jalan yang diberangkatkan ke Rao dipimpin oleh seorang benar yang sesuai dengan syari‟at Islam. opsir Mayor van Amerongen, dan akhirnya Karena itu peperangan menjadi bagian dari perang besar tidak dapat di elakkan. Kekalahan dakwah dalam bentuk yang ekstrim. demi kekalahan di alami oleh pasukan Belanda, Pemikiran dan pendirian yang seperti yang pada akhrinya meminta bantuan ke itu dapat dipahami berawal dari ke dalaman Padang. Ketika Rao dapat dikuasai Belanda di pemahaman Agama yang dimilikinya yang bawah pimpinan van amerongen pada oktober ditawarkan oleh guru- gurunya para Paderi, 1832, Belanda menukar nama Rao dengan Fort hasil olahan pengalamannya sendiri maupun Amerongen (Benteng Amerongen). Di Rao pengetahuan- pengetahuan yang diperolehnya ditempatkan pasukan Belanda yang cukup semasa ia berada di Makkah, oleh sebab itu terlatih dibawah pimpinan oleh Letnan semua aktivitas peperangan yang di lakukannya Engelbrecht, Letnan Logeman dan Popye. merupakan kewajiban dakwah yang Dengan jatuhnya benteng Rao, Tuanku diperintahkan oleh Allah yang melalui Tambusai mengundurkan diri ke-arah Barat syariat‟nya. bersama pengikut-pengikutnya, dan segera Kegigihan,ketangguhan, kecerdikannya dapat mengkonsolidasi dan mengkordinir dalam setrategi perang yang dimotifasi oleh pasukannya. Kekuatannya bertambah besar kewajiban dakwahnya, juga yang membuatnya setelah orang-orang Mandailing (kebanyakan mampu menolak usulan perundingan yang di adalah bekas muridnya) turut bergabung dalam usulkan oleh pimpinan benteng Amerogen di pasukannya. Persenjataan di tambah, kampanye Rao Engelbrecht, dalam sepucuk surat balasan anti Belanda di kobarkan ke segenap pelosok Tuanku Tambusai menulis,“neen, Amerongen negeri bahwa perang lawan Belanda adalah wat helpen ons gebeden. Het onrecht heft te Jihad karena Belanda adalah orang Kafir, maka lang geduurd. De Inlander van Tambusai en mati dalam membela dan mempertahankan Mandahiling, en zijn hoofd en de luhahgemente agama Islam, berperang lawan Belanda adalah vormen van oudds den kleinen-man, de mati syahid.(Umar Tambusai, 1978:41). dienstbaren, die dus nedering te houden is, Ungkapan, himbauan dan semboyan overigens de belastingbetaler bij tersebut, dapat di analisis dan di interpretasikan uitnemendheid. Neen, Amerogen. Tegen wil en menunjukkan bahwa bagi Tuanku Tambusai dank bevinden zich de silent-Djawian ook in de

19

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 smeltkroes….” ( Tidak Amerongen. Tidak perlu dakwah dan mengembangkan ajaran Islam ke mengharapkan belas-kasih. Kezaliman telah daerah yang paling sukar yakni daerah Toba berlangsung terlalu lama. Bumi putera dari dan sekitanya dimana penduduk masih Tambusai dan Mandailing, kepala dan menganut pelbegu,( salah satu kepercayaan luhaknya semenjak dahulu merupakan orang Animisme) di tanah Batak. Bertahun-tahun hina. Siorang patuh, yang oleh sebab itu ma beliau menyampaikan seruan agama Islam ke uterus di hina selama-lamanya, pembayar pajak Tanah Batak namun kurang berhasil. Beliau yang paling ta‟at. Tidaklah Amerongen, mau terpaksa bersaing dengan missi Katolik dan tak mau orang jawi yang tenang itu Zending Kristen yang memiliki biaya berlimpah menggelegak dalam kancah pergolakan….”( dan berhasil menarik penduduk dengan Umar Tambusai, 1978: 43). memberikan bantuan pendidikan, kesehatan, Bagi Tuanku Tambusai kedatangan, dan kesejahteraan umum. (Umar Tambusai, dan tindakan Belanda dengan dalih dan atas 1978:25). Meskipun demikian Pakih Saleh nama apapun adalah suatu kezaliman yang (Tuanku Tambusai ), yang keras hati itu, tak harus di basmi dari bumi Indonesia. Kezaliman jemu-jemu terus berdakwah dan tidak mendapat tempat dalam syari‟at, dan mengembangkan syi‟ar Islam kepada penduduk juga masyartakat Indonesia yang memegang Batak, hingga akhirnya beliau mendapat teguh syari‟at. Karena ketangguhan, kecerdikan perlawanan dan tantangan terutama dari kaum Tuanku Tambusai melawan Belanda di daerah Bangsawan. Merasa dirinya terancam dia Rao dalam menggempur benteng (Fort) kembali ke Rao. Di daerah ini dia kembali Amerongen, akhirnya Engelbrecht, dan meneruskan tugasnya berdakwah pasukannya menerima laporan dari mata-mata mengembangkan ajaran Islam bersama yang dikirimnya ke dalam lasykar Tambusai, sahabatnya Sipongki Nangolngolan yang pada menyebut Tuanku Tambusai sebagai, masa itu telah diambil menjadi menantu oleh Padriesche Tijger van Rokan (Harimau Paderi Yang dipertuan Negeri Rao, dan bergelar yang berasal dari Rokan). Dalam akhir Tuanku Rao. laporannya disebutkan : Dengan jatuhnya benteng Rao ke Een der indrukken, die ik reeds lang, tangan Belanda, Tuanku Tambusai melanjutkan voordat ik inMandailing kwam, had is daar dakwah dan perjuangannya ke Angkola – zeer versterkt, ni. Dat zeis een Padriersche Barumun sambil terus melakukan perlawanan Tigjer een Padriesche Tijger van Rokan. ( Suatu dan pertempuran dengan Belanda. Dalam kesan yang telah mendalam dalam diri saya, bukunya Rokan Tuanku Tambusai Berjuang, H, lama sebelum saya datang ke Mandailing Mahidin Said (1997:32) menjelaskan bahwa bertambah keras setelah saya disana, yakni sebenarnya Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai bahwa dia adalah seekor Harimau Paderi yang telah membagi garis perjuangan keduanya; berasal dari Rokan).( Umar Tambusai, dalam hal ini Tuanku Rao berdakwah melalui 1978:42). Demikian dakwah Islam yang padang sidempuan, dan T.Tambusai dilaksanakan oleh Tuanku Tambusai di daerah berdakwah melalui Padang Lawas, Portibi/ Rao (Sumatera Barat). Gunung Tua, Bilah Panai dan bertemu di 2). Dakwah Islam di daerah Angkola dan Sipirok. Hal ini juga ditegaskan oleh Christeen Barumun (Padang Lawas). Dobbin bahwa Tuanku Rao bukan satu-satunya Aktivitas dakwah dan pengembangan pemimpin Paderi yang mempunyai missi Islam yang dilakukan oleh Tuanku Tambusai di mengislamkan orang-orang Batak. Diperbatasan daerah Angkola dan Padang Lawas, Timur tanah Batak muncul pemimpin lain sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan yang Tuanku Tambusai yang lebih dikenal dari pada dilakukannya di daerah –daerah lain. Beliau Tuanku Rao, karena ia sering disebut dalam berdakwah sambil bertempur dengan Belanda. laporan Belanda.(Christeen Dobbin, 1992:220). Baginya perang adalah dakwah yang harus Karena di Angkola dan Barumun dilakukan melawan orang-orang kafir yang penduduknya telah memeluk agama Islam, menindas ummat Islam dan tanah air. Aktivitas malah ada diantaranya bekas murid-murid dakwah Tuanku Tambusai ke daerah Tapanuli Tuanku Tambusai, maka kedatangan pasukan Selatan dan Angkola telah mulai ketika dia Tuanku Tambusai ke daerah ini mendapat masih belajar di Rao dan Bonjol. Gurunya para sambutan yang baik. Apalagi banyak tentara Paderi menunjuknya untuk melaksanakan tugas Tuanku Tambusai berasal dari daerah Angkola

20

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 dan Barumun, maka kedatangan mereka dan diangkat Paderi kepada pemimpin setempat mendapat simpati dari rakyat setempat. Karena yang menerima azaz Paderi)., terlepas dari dakwahnya yang lembut, dan pendekatannya motif yang mendasari mereka. yang simpatik banyak para pemuda-pemuda 3). Dakwah dan Benteng tujuh lapis. Mandailing, Angkola dan Barumun segera Peristiwa sejarah masa lampau masuk jadi tentara Tuanku Tambusai. manausia hanya dapat dipercayai dengan Untuk meluaskan daerah perjuangan adanya bukti-bukti sejarah. Tuanku Tambusai dan dakwahnya, Tuanku Tambusai berusaha meninggalkan bukti dan fakta sejarah yang jelas merebut hati rakyat Batak ini,- dengan cara (hard fact), baik berbentuk tulisan yang ditulis persuasive – terhadap pemuka-pemuka orang yang berhubungan langsung sezaman masyarakat dan pemuka adat, (antara lain Sutan denganya maupun sesudahnya, seperti tulisan Guru Tamiang), mempelajari adat istiadat Abdul Qohar pada tahun 1838 yang merupakan setempat, memberikan penerangan agama, dan murid dan tentara Tuanku Tambusai. memberikan petunjuk dan nasehat yang Salah satu bukti penting dari berguna kepada penduduk. Beliau pandai peninggalan sejarah Tuanku Tambusai adalah membawa diri dan menyesuaikan dengan adat benteng (fort=Belanda). Benteng tersebut setempat, yang pada akhirnya beliau menjadi bernama “Kubu aur duri”, tapi oleh masyarakat orang terpandang dan disegani, dan sebagai disebut dengan benteng tujuh lapis. Benteng ini seorang Ulama Islam yang sangat di hormati sangat kokoh dan unik. Disebut unik karena dan berpengaruh. benteng ini memiliki persamaan dan perbedaan Karena simpati rakyat telah demikian dengan benteng Tuanku Tambusai yang lain. besar terhadap Tuanku Tambusai, ahirnya Tapi saat ini yang dapat dilihat hanyalah beliau “diambil” sebagai keluarga Batak hamparan tanah yang cukup luas yang (Angkola-Barumun-Mandailing) dan dikelilingi oleh tembok-tembok perbukitan dimasukkan ke dalam marga Harahap, salah tanah yang sengaja di buat. Ketinggian tembok satu marga yang terhormat dalam keluarga tanah tersebut pada bagian –bagian tertentu saat Batak. Karena penghormatan, terhadap beliau ini, tidak kurang dari 5 sampai 6 meter, dengan demikian besar, orang Batak (Angkola dan ketebalan tembok ada yang mencapai 2 sampai Barumun) tidak berani menyebut namanya 3 meter, dan mungkin lebih. Tapi karena erosi “Tuanku Tambusai”, karena dianggap nama tanah selama ratusan tahun dan tidak adanya asli beliau. Nama panggilan beliau di daerah itu perawatan banyak bagian tembok adalah “ Ompu Baleo”. Dan Menurut perbukitannya yang amblas ke sungai Batang Abd.Muin orang Gunung Tua /Portibi, sebutan Sosa, dan sebagian lagi dirusak oleh masyarakat “ompu baleo” atau “baleo” memang husus setempat yang tinggal dalam lokasi benteng. digunakan untuk orang yang sangat dihormati Uniknya lagi benteng ini setiap tembok atau di tuakan. (Wawancara : Abd.Muin, 25-9- perbukitan dikelilingi oleh parit yang dalam dan 2013). Sampai saat ini Panggilan “Ompu baleo” lebar, diperkirakan tidak kurang dari 7 hingga tidak dikenal di daerah Mandahiling ( sekarang, 10 meter, dan lebar pada permukaan mencapai meliputi kabupaten Mandailing Natal). antara 2 sampai 3 meter bahkan mungkin lebih. Meskipun tidak bisa dipastikan siapa Parit-parit ini mengelilingi semua tembok yang membawa Islam pertama kali ke daerah perbukitan, dan langsung berhubungan dengan Angkola-Barumun, tapi tidak bisa diabaikan sungai Batang Sosah. Tuanku Tambusai memberikan kontribusi yang Mhd. Ja‟far (Wawancara: 3-10-2013) besar dalam pengembangan Islam selanjutnya. yang lahir dan dibesarkan di kompleks Seperti telah di uraikan sebelumnya terdapat benteng tujuh lapis 40 tahun yang lalu, beberapa murid Tuanku Tambusai yang turut menjelaskan bahwa, menurut cerita mengembangkan Islam di Angkola –Barumun orangtuanya yang diceritakan secara turun sebelum Tuanku Tambusai datang dengan temurun kepada mereka bahwa dalam benteng pasukannya. Dan ketika Tuanku Tambusai tersebut dulu banyak rumah-rumah seperti sampai disana mereka rela dan bersedia kampung yang didiami oleh prajurit dan murid- menganut asas Paderi, (yang mungkin telah murid Tuanku Tambusai. Sebagai ulama di disemaikan oleh murid-muridnya sebelumnya) benteng tersebut sekaligus dijadikan Tuanku dan kepala-kepala desanya bersaing Tambusai sebagai tempat untuk mendapatkan gelar Kadi (gelar yang diberikan

21

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 mengembangkan ajaran –ajaran Islam kepada Gambar: 1. Denah benteng Tujuah lapis murid-murid dan tentaranya. menurut Denah De Stuers 1849. (Dengan latar Sepertinya keberadaan parit tersebut Belakang rumah penduduk saat ini di kompleks setidaknya memiliki dua fungsi 2 fungsi ganda, benteng. Terlihat tembok Benteng perbukitan Pertama ; berfungsi sebagai parit pertahanan, yang di jebol untuk jalan kerumah penduduk). untuk menghambat musuh (Belanda) masuk dan menguasai benteng. Kedua, parit memiliki fungsi yang sangat urgen untuk memenuhi kebutuhan (supply) air ke dalam benteng. Sebuah strategi yang cerdik, brilliant. Ditambah lagi di atas tanah perbukitan ditanami bamboo berduri (aur duri), yang sangat rapat, sehingga tidak ada jalan masuk ke dalam benteng kecuali pintu utama yang dipasangi papan tebal berlapis dan menyilang, atau melalui jalan rahasia. Sampai saat ini masih terdapat beberapa rumpun bamboo berduri di atas tembok perbukitan bengteng. Gambar:2. sebagian Tembok benteng Seorang pejabat Belanda kemudian dengan tanah perbukitan yang dibangun melukiskan dalam tulisannya bahwa benteng sekeliling benteng. (dibelakang tembok tujuh lapis ini sebagai benteng pribumi yang perbukitan ini adalah parit dalam dan curam paling teratur yang pernah di jumpai di pantai dengan kedalaman sampai 10-15 meter barat Sumatera…… (Christeen Dobbin, mengelilingi benteng dan langsung 1992:221). berhubungan dengan sungai Batang Sosah) Namun sangat disayangkan hanya sedikit dari sekian pengarang yang menyebut tentang keadaan benteng Tuanku Tambusai ini, seolah-olah terbenam oleh cerita heroic lainnya. Tinggallah benteng tujuh lapis hanya saksi bisu, gundukan tanah, semak belukar, lokasi yang angker dan akhirnya hampir terlupkan. Kerisauan ini belum terlalu mengecewakan karena masih ada pengarang Belanda, H.J.J.L. Ridder de Stuers p\ada tahun 1849 hingga 1950 menerbitkan bukunya dengan judul De vestiging en uitbredingder Nederlanders ter Weskust van Sumatera. Gambar : 3. satu sisi benteng tujuh lapis Dalam buku ini cukup banyak informasi pada lapisan ke 5 dengan Hamparan tanah luas terutama mengenai schets atau denah benteng dikelilingi oleh tembok perbukitan, diatasnya Tuanku Tambusai bahkan dilengkapi dengan masih berdiri bambu berduri. (Tembok ukuran dan jaraknya.(H.Ridwan Malay, 2007). perbukitan tersebut dikelilingi oleh parit dalam Berikut gambar beberapa bagian dan lebar yang langsung berhubungan dengan benteng Tujuh Lapis Tuanku Tambusai yang sungai Batang Sosah) masih tersisa : Berkaitan dengan kontribusi benteng ini dalam aktivitas dakwah Tuanku Tambusai, Sampai saat ini memang tidak ada data yang tertulis yang diperoleh mengenai peran benteng ini dalam peangembangan Islam (dakwah ) di Dalu-Dalu. Tapi dapat diyakini secara logis benteng ini tentu digunakan beliau juga disamping sebagai alat pertahanan tapi juga sebagaimana benteng-benteng paderi, digunakan untuk sarana pengembangan Islam minimal kepada murid-murid dan tentara-

22

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24 tentaranya dan lingkungan sekitar. Sebagai DAFTAR KEPUSTAKAAN seorang ulama benteng tujuh lapis diyakini A. Steenbrink, Dr. Karel, Beberapa Aspek digunakan untuk membina dan membangun Tentang Islam di Indonesia abad ke kehidupan keagamaan masyarakat di 19,Bulan Bintang, Jakarta, 1984. sekitarnya. Azra, Prof. Dr. Azyumardi, Jaringan Ulama Hal ini disampaikan juga oleh Mhd. Timur Tengah dan Kepulauan Ja‟far (Wawancara: 3-10-2013) yang lahir dan Nusantara abad XVII dan XVIII, ; Akar dibesarkan di kompleks benteng tujuh lapis 40 pembaharuan Islam di Indonesia, tahun yang lalu, dan beberapa kali ikut seminar cet.ke 3, Kencana, Jakarta, 2007. tentang Tuanku Tambusai, menjelaskan bahwa, ------, Jejak-jejak Jaringan Kaum Muslim; dari menurut cerita orangtuanya yang diceritakan Australia Hingga Timur Tengah, secara turun temurun kepada mereka bahwa Penerbit Hikmah, Jakarta, 2007. dalam benteng tersebut dulu banyak rumah- Ahmad Tambusai, Umar, Hikayat Perjuangan rumah seperti kampung yang didiami oleh Tuanku Tambusai, Badan Pembinaan prajurit dan murid-murid Tuanku Tambusai. Kesenian Daerah Riau, Pekanbaru, Sebagai ulama di benteng tersebut sekaligus 1978. dijadikan Tuanku Tambusai sebagai tempat Abdullah, Prof.Dr. Taufiq, (Editor), Sejarah untuk mengembangkan ajaran –ajaran Islam dan Masyarakat; Lintasan Historis kepada murid-murid dan tentaranya. Islam di Indonesia, yayasan Obor, Muhammad Ja‟far seorang anak Jakarta, 1987. Tambusai Asli, lahir dan dibesarkan di Al-Azhar, Upah-upah Upacara Tradisi Orang kompleks Benteng tujuh :Lapis, melanjutkan Tambusai, Proyek Pengkajian dan bahwa, Sampai saat ini kata beliau benteng Penelitian Kebudyaan Melayu Tuanku Tambusai tidak boleh digunakan Depdikbud, RI, Pekanbaru, 1985/1986. sebagai tempat melakukan hal-hal yang tidak A. Hasjmy, Prof. SEjarah masuk dan benar. Hamparan tanah luas di dalam kompleks Berkembangnya Islam di Indonesia, benteng sekarang ini memang di gunakan oleh cet,ke2, PT. Al-Ma‟arif, Bandung, masyarakat terutama para pemuda sebagai 1989. tempat kegiatan-kegiatan. Tapi jika dilakukan Ali Aziz, Dr. Moh. Ilmu Dakwah, Kencana, tempat pacaran atau hal yang lain yang negative Jakarta, 2004. misalnya biasanya yang melakukan akan Bonnef, Marcel, dkk, Citra Masyarakat kesurupan dan bisa jadi mereka akan pingsan. Indonesia,Sinar Harapan, Jakarta, Wallahu a‟lam. 1983. C. Kesimpulan. Dobbin, Christin, Kebangkitan Islam Dalam Dari kajian yang telah dilakukan dapat Ekonomi Petani yang Sedang Berubah; diambil kesimpulan yaitu, Tuanku Tambusai Sumatera Tengah, 1784-1847, terj. adalah seorang ulama Paderi, yang melakukan Lilian D. Tedjasudhana, INIS, Jakarta, aktivitas dakwah meliputi Tapanul Selatan, 1992. Tapanuli Utara, Bonjol dan Rao di Sumatera Husni Thamrin, (ed), Agama dan Budaya; Barat, Dalu-dalu Tambusai di Rokan Hulu Transformasi nilai-nilai social- propinsi Riau. Bentuk-bentuk dakwah yang keagamaan dan sains –teknologi,LPP, dilakukan antara lain, dakwah dalam arti UIN Suska Riau, 2009. pemurnian (puritanisme) agama, dan Islamisasi Luthfi, Drs. Muchtar, Sejarah Riau, Biro Bina serta dakwah dan perjuangan bersenjata social Setwilda, Tk.1 Riau,Proyek melawan Belanda. pelestarian dan pengembangan Tradisi Dalam aktivitas dakwahnya Tuanku Budaya Riau, tahun, 1998/1999. Tambusai meletakkan perang melawan Nasution, Prof. Dr. Harun, Pembaharuan Belanda sebagai kegiatan dakwah yang harus Dalam Islam; sejarah pemikiran dan dilakukan, dan perang yang dilakukannya telah gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1996. memberikan kontribusi penting dalam kegiatan Rahman, Fazlur, Gelombang Perubahan Islamisasi dan pengembangan Islam di Rokan Dalam Islam, PT. Raja Grafindo Hulu dan sekitarnya. Persada, Jakarta, 2001.

23

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.1 , Juni 2017: 10-24

J. Moleong, Prof.Dr. Lexy, M etodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, PT. REmaja Rosda Karya, Jakarta, 2004. Mukhlis Paeni, (Editor Umum), Sejarah Kebudayaan Indonesia; Religi dan Falsafah, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Nata, Prof.Dr.Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Angkas, Bandung, 2003. Said, H. Mahidin, Adat Dan Kebudayaan Pasir Pengaraian Riau, Badan Pembinaan Kesenian Daerah Riau, Pekanbaru, 1997. Tamin, Wan Saleh, Lintasan Sejarah Rokan, Badan Pembinaan Kesenian Daerah Riau, Pekanbaru, 1973. Taufiq Abdullah, (Editor), Sejarah dan Masyarakat; Lintasan Historis Islam di Indonesia, yayasan Obor, Jakarta, 1987. Tim Redaksi, Album Pahlawan Nasional, PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta, 2004. Umar, Faisal, dkk, REfleksi Lima Tahun Rokan Hulu, Alaf Riau, Pekanbaru, 2006. UU. Hamidy, Orang Melayu di Riau, UIR Press, Pekanbaru, 1996. Wahyu Ilaihi, dkk, Pengantar Sejarah Dakwah, Kencana, Jakarta, 2007.

24