CAPAIAN ESTETIK PROSA FIKSI ABAD KE-21

Oleh Sunaryono Basuki Ks Pensiunan Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja, sekarang UNDIKSHA

Aesthetical Achievement of The 21st Century Indonesian Fiction Prose

ABSTRACT

The birth of modern Indonesian novel can be represented by Belongs, followed by the works of PRIMEDIA Ananta Toer and Mochtar Lubis. New style of writing has been practiced by Iwan Si- matupang, Budi Darma, Danarto, and Putu Wijaya. Other authors writing in the mainstream style are Umar Khayam, YB Mangunwijaya, Nh Dini, Subagio Sastrowardoyo, and many others.

The 21st century is marked by the works of young writers, writing more intensely based on seri- ous research, using various materials and settings. There have been trans-gender, trans-locale, and various points of view. The young potential writers are Nukila Amal, Ayu Utami, Oka Rusmini, Dewi Lestari, Cok Sawitri, Andrea Hirata, E.S. Ito, Eka Kurniawan, Triyanto Triwikromo and many others.

Their works, supported by research and serious treatment to their materials are surprisingly promising.

Key words: modern Indonesian novel, mainstream style, young writers

PENDAHULUAN Wijaya. Banyak nama yang dapat diunggulkan seperti YB Mangunwijaya, Umar Khayam, Ram- adhan KH, AA Navis, NH Dini, Ahmad Tohari dll, Prosa Fiksi Indonesia mengalami kemajuan yang semuanya telah dikukuhkan sebagai tokoh pesat sejak munculnya Belenggu, yang kemu- dunia prosa fiksi Indonesia abad lalu. Gunung Kembar dian disusul oleh karya Pramoedya Ananta Toer, Karya Vidia (5 tahun 6 bulan) Mochtar Lubis pada tahun lima puluhan. Kita Denyut nafas karya mereka berlanjut, kecuali 2008 juga mengenal nama-nama terkenal tahun 50-an yang sudah almarhum, ke abad ini, sebagaimana dan 60-an seperti Motinggo Busye, Kirdjomulyo, nanti kita lihat dalam pembahasan. Tidak boleh Nasjah Djamin, Toha Mochtar, Trisnojuwono dll, tidak, para pendahulu itu telah meletakkan dasar disusul oleh pembaruan yang bagi kemajuan karya prosa abad ini karena karya diramaikan oleh Budi Darma, Danarto dan Putu memang berkesinambungan seperti dikatakan

18 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 19 oleh TS Eliot dalam salah satu eseinya. baiknya berjalan sendiri-sendiri tak usah saling hidupan Rangda. bentuk inilah gagasan itu kita hayati,,,” Memang memukul. Waktu akan membuktikan mana karya kita dihanyutkan kisah kemana saja, terseret tan- Walau banyak buku membahas estetika, teru- yang lebih unggul, bukan kekuatan argumentasi Nukila Amal menerapkan sudut pandang orang pa daya. tama estetika seni murni seperti dilakukan oleh dan saling menyalahkan. kedua dalam banyak bab novelnya, sebuah pili- Muji Sutrisno, Dr. A.A. Djelantik dan lain-lain han yang jarang dilakukan oleh pengarang lain Ayu Utami yang “mengejutkan “di akhir abad lalu dalam bahasa Indonesia, saya mengacu pada Selama delapan tahun terakhir abad ini, ratusan apalagi dalam sebuah novel. Kebanyakan pen- dan dipuji banyak orang, seperti Sapardi tetapi buku Estetika Sastra dan Budaya susunan Prof. karya sastra fiksi telah dilemparkan ke publik garang lebih menyukai sudut pandang orang tidak oleh Pramoedya, memang menulis hal Dr. Nyoman Kutha Ratna, SU yang lebih runut pembaca Indonesia, ada yang disambut dengan pertama, orang ketiga atau sudut pandang ser- yang baru pula. Bukan hanya hubungan manu- menyajikan pengertian , jenis dan sejarah este- gegap gempita sebagaimana “Ayat-ayat Cinta” batahu (Omniscience point of view, Abdul Rozak sia dengan mahkluk gaib (yang di dipercayai tika. atau hilang ditelan waktu. Ciri utama karya sastra Zaidan dalam Kamus Istilah Sastra, 1991). Sudut memang ada dan dinamai “wong samar”), tetapi Indonesia abad ini adalah kebebasan berkreasi, pandang orang kedua mungkin paling sulit ditulis mengungkap kenyataan tentang keangkuhan Secara umum estetika didefinisikan sebagai sebagaimana dilancarkan oleh berbagai pihak, dan paling jarang dipakai. Latarnya pun di wilayah penguasa di perkebunan kelapa sawit, juga ten- “ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk menilai terutama oleh golongan muda seperti Hudan Indonesia timur yang jarang dijamah.Paling ser- tang hubungan tokoh perempuan dan lelaki, masalah-masalah yang berkaitan dengan kein- Hidayat, Binhad Nurrochmad, atau yang lebih ing latar di seputar atau tanah Jawa dan serta pula teknik bercerita lewat pertukaran dahan.” (Kutha Ratna, 2007). Dia juga menye- tua Fadjroel Rachman dkk. Sumatra, sedangkan wilayah lain termasuk Ka- sms yang sebetulnya bukan hal baru. Kita telah but tentang “estetika oposisi” yang merupakan limantan, Nusa Tenggara Barat dan Timur dan mengenal novel warakh ( epistolary novel) sep- aspek-aspek keindahan yang terkandung dalam Penulis mencoba mendokumentasi, memilah- wilayah timur Indonesia hampir merupakan ter- erti dalam karya Hamka Tenggelamnya Kapal van sastra Indonesia modern. Ciri-ciri keindahannya milah, dan kemudian memberi penilaian terha- ra incognita. Nukila Amal mengumbar imaginasi der Wijk. Kelebihan Ayu Utami bagi saya kemam- diperoleh melalui pertentangannya dengan kar- dap karya yang ada, dalam tulisan ini. dengan bebas,sampai-sampai menarik banyak puan deskripsinya tentang pekerjaan di atas oil ya sastra yang lain. pengamat sastra yang memuji gaya berceritanya, rig lepas pantai. Dapat dipahami kepiawaian itu Gebrakan Sastrawati sampai komentar Sapardi yang diembel-embeli lantaran dia juga seorang wartawati. Janjinya “kalau ditanya ceritanya apa, saya akan kela- bahwa novel ini disambung dengan kisah per- PEMBAHASAN Menarik mengamati gebrakan sastrawati semen- bakan.” temuan dengan Laila di New York ternyata di- jak Ayu Utami di akhir abad 20 mengejutkan den- sambung dengan novel Larung yang tidak sema- Nama-nama baru dan lama berkarya bersama gan karyanya Saman. Bukan diikuti, atau sekedar Apakah memang demikian, sebagaimana puisi, ta-mata menceritakan tentang Saman, Yasmin, menjadi epigon, tetapi secara bersama-sama pertama-tama bukan dipahami tetapi dinik- Laila dan juga Cok, tetapi tentang kematian sim- Kalau paruh akhir abad lalu sastrawan merasa kadang memang terasa berurutan tetapi bukan mati keindahan-kata-katanya? Mungkin tidak bah. Katrin Bandel sampai setuju bahwa “dalam diawasi penuh oleh penguasa, ada rasa takut un- karena dipengaruhi, sejumlah sastrawati menge- sepenuhnya benar sebab Nukila Amal memang ke-dua novel itu seksualitas direpresentasikan tuk disensor bahkan karyanya dilarang (kasus-ka- jutkan jagad sastra Indonesia. Di abad lalu kita bercerita tentang sesuatu. Paling tidak dia me- dengan cara yang provokatif.” (Katrin Bandel, sus pelarangan karya Pramudya, sejumlah karya memang mengenal sejumlah sastrawati seperti nantang penulis lain, baik lelaki maupun perem- 2006 h 101-102) Teater Koma, Wiji Thukul, Rendra, dan lain-lain), Marianne Katopo, Nh Dini ( terus menulis sam- puan, untuk mengeksplorasi berbagai kemungki- dengan jatuhnya Soeharto, sastrawan merasa pai sekarang), Titie Said, atau yang lebih dikenal nan dalam penciptaan fiksi. Komentar dari filsuf Larung bagi saya jauh lebih bagus dengan pema- mendapatkan kembali kebebasan penuhnya, berjalan di jalur “pop” tetapi tetap punya andil maupun sastrawan positif. Bambang Sugiarto haman yang lebih mendalam tentang masya- menulis tentang apa saja dan dengan gaya apa dalam perkembangan sastra Indonesia, seperti menulis : “Sebuah novel yang memperkarakan rakat dan budaya Jawa, juga lanjutan kisah Sa- saja, dan mencoba melepaskan diri dari aturan- Marga T dan V.Lestari. Awal abad ini selain Ayu hakikat nama, peristiwa dan cerita, maya dan man dengan gejolak politik, kehidupan seks aturan kesastraan yang dirasa “mengungkung” Utami yang kemudian menulis Larung, kita kenal nyata, diri dan ilusi, tetapi juga memperkarakan pelaku-pelakunya. Latar berpindah-pindah dari kreatifitas mereka. Tidak ada lagi ketakutan pula Nukila Amal yang menulis Cala Ibi; Oka Rus- kodrat kata dan bahasa….puncak sastra Indo- Jawa, Sumatera, dan AS, dan masalah-masalah pelarangan, berarti tak ada tentangan, misal- mini yang menulis Tarian Bumi, Sagra, Kenanga; nesia mutakhir.” Goenawan Mohamad menulis politik dari G30S sampai gejolak politik tahun nya soal debat tentang “sastra wangi” dari apa Djenar Maesa Ayu yang menghebohkan dengan “…sastra Indonesia kini terbangun dari bahasa 90-an sebelum Soeharto jatuh. Dalam Larung yang disebut oleh Taufiq Ismail sebagai Gerakan Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu) dan yang bergairah menjelajah ke dalam alam benda kita juga membaca kisah Janda Jirah dari Bali, Syahwat Merdeka (dalam kumpulan kolom Gatra Nayla; Dee (Dewi Lestari) dengan Supernova: konkrit, dunia yang jauh maupun yang intim…” sekan pula membaca membaca ribuan kelelawar Gado-gado Kalibata, 2007), dengan kelompok Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, serta Superno- sedangkan Nirwan Dewanto menulis: “.,….’Cala yang juga muncul di Candi Murca karya Langit yang mendukung kebebasan berkreasi. Apapun va :Akar yang cerdas; Fira Basuki dengan Astral Ibi’ adalah pelaksanaan semacam gagasan mate- Kresna Hariadi. Saya belum membaca karyanya alasannya, kebebasan tak boleh dikekang, dan Astria yang berani masuk ke dunia mistik; dan matis, misalnya saja pencerminan dan penggan- selanjutnya. barangkali memang jalur-jalur yang berbeda se- terakhir Cok Sawitri yang menguak rahasia ke- daaan ke dalam bentuk sastra, dan hanya dalam Oka Rusmini tak boleh dianggap enteng. Ida Ayu

20 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 21 Oka Rusmini yang keluarga Brahmana membe- Kenanga punya hubungan dengan Tarian Bumi merasakan, tapi juga terseret di dalamnya.” (Su- itu Dee tetap membuat ceritanya sangat mena- ber kehidupan kaum Brahmana di Bali (tepat- lantaran Jero Kenanga adalah Luh Sekar yang pernova, cet VII/2006). Atau Putu Wijaya yang rik. Hubungan dua pria Dhimas dan Ruben juga nya Denpasar) din dalam beberapa novel Tarian dikawini oleh Ida Bagus Ngurah Pidada. juga jago mendongeng : “Di tebing akhir Super- tidak ditampilkan vulgar, sebab cinta keduanya Bumi, novelet Sagra, dan novel Kenanga. Sum- nova akan muncul sebuah kalimat besar yang lebih merupakan cinta dua jiwa. ber itu tak pernah kering di tangan Oka Rusmini Kasus Djenar Maesa Ayu berbeda dengan kasus bisa jadi kunci segala macam fanatisme yang kini yang dilahirkan di Jakarta kemudian menikmati Oka Rusmini yang mengungkap lingkungan ra- tengah mengoyak negeri ini: Matilah terhadap Sastrawati lain yang juga terhitung baru namun pendidikan di Denpasar. Mungkin karena dia su- hasia keluarga Brahmana di Bali. Jangan Main- segala yang kau tahu.” Sedangkan Taufiq Ismail cukup dikenal dalam dunia teater, Cok Sawitri dah mengambil jarak dengan dunia kaum Brah- Main (dengan Kelaminmu) adalah kumpulan 11 menulis: “Salah satu kesegaran baru yang muncul juga mengejutkan, sebab novel pertamanya mana yang tinggl di griya maka dia dengan jelas cerpen yang terbit Januari 2004 dan pada bulan dalam sastra Indonesia…Penelusuran nilai lewat langsung masuk nominasi Khatulistiwa Literary mampu dan mau melukiskan kehidupan kaum- Maret 2007 mencapai cetakan keenam, semen- sains, spiritualitas dan percintaan yang cerdas, Award tahun ini walau tidak menang, dikalahkan nya. Mirip seperti yang dilakukan oleh Putu Wi- tara buku sastra lain tak laku selama tiga tahun. unik dan mengguncang.” oleh Gus tf dengan kumpulan cerpennya Petu- jaya tentang kehidupan puri di Tabanan saat dia Karya-karyanya yang berani membuat dia dimaki alang. Cok Sawitri menulis Janda Dari Jirah, kisah sudah menetap di pulau Jawa ( dan dan dicintai, begitu komentar di bukunya. Buku Novel ini terdiri dari 33 bab (disebut keping), tentang ibu Ratna Menggali di masa pemerin- Jakarta). Kisah dalam novel-novelnya berangkai- pertamanya Mereka Bilang Monyet meledak, dimulai dengan “Yang Ada Hanyalah ADA” dan tahan Airlangga. Seperti halnya E.S. Ito dia juga rangkai, bagaikan sebuah biografi sebuah keluar- dan sekarang malah difilmkan dan konon bagus. diakhiri dengan “Segalanya Ada Padamu.”. Dee melakukan riset teks tentang Rangda, tentang ga besar, semacam The Forsyte Saga tulisan John Apa boleh buat, keberaniannya mengumbar kata dalam novel ini membeber proses kreatif pe- “guru besar”nya yang dituduh mempraktekkan Galsworthy. memberinya predikat “shocking”. Lihat judul nulisan novel yang sedang kita baca, mulai de- ilmu hitam. yang dia pakai Menyusu Ayah dan Payudara Nai- ngan pertemuan dua tokoh utamanya, Dhimas Keberanian Oka Rusmani mengungkap ke- Nai. Seorang moralis akan tertegun membaca dan Ruben mahasiswa George Washington Uni- Masih banyak nama-nama sastrawati unggul hidupan kaumnya, yang baik maupun yang buruk “Karena, saya tidak mengisap puting payudara versity dan John Hopkins Medical School, yang yang tak mungkin karyanya dibahas satu persatu, menempatkannya sebagai seorang pengarang Ibu. Saya mengisap penis Ayah. Dan saya tidak persahabatannya yang unik berlanjut sampai ke antara lain Ratna Indraswari Ibrahim pengarang yang tidak memihak. Dengan berani dia meluk- menyedot air susu Ibu. Saya menyedot air mani Jakarta. Kisah dirangkai dengan lancar, diselang- yang setia berkarya, kemudian nama-nama baru iskan hubungan kaum Brahmana dan Sudra dan Ayah.” (Jangan Main-Main, hal 36-37). Tidak ada seling sejumlah puisi yang memang mengisi (bu- seperti Fira Basuki yang menulis Astral Astria, sebaliknya, perpaduan antara cinta dan nafsu, yang terlalu istimewa dalam semua cerpen-cer- kan sekadar sampiran), menampilkan tokoh lain Lan Fang yang menulis sejumlah novel seperti lengkap dengan kaidah-kaidah kebrahmanaan pen ini selain hal-hal yang mengejutkan itu, walau Rana, wartawati yang sudah menikah dan Diva, Lelakon dan Leny Helena yang menulis Gelang yang dilanggar atau dijunjung. Dia juga dengan Richard Oh menganggap karya Djenar membawa model ayu yang sangat cerdas. Perkembangan Giok Naga. berani mengungkapkan hubungan cinta lelaki pembaharuan yang berarti. Hal ini juga dibenar- cerita dibicarakan oleh keduanya, dan sering dan perempuan tanpa harus ditutup-tutupi. kan oleh Katrin Bandel, yakni dari segi tema, ya- sampai ke titik “tidak tahu” tetapi cerita berjalan Capaian Sastrawan Kepiawaiannya berimajinasi juga nampak pada kni tulisan berbau seks yang jadi mode. Arahnya terus seperti kehendak cerita itu sendiri, suatu cerpennya Pamahat Abad yang menjadi cerpen khas, tentang trauma masa kecil, hubungan prob- proses kreatif yang kelihatan aneh namun- me Kalau sastrawan angkatan Mochtar Lubis dan terbaik Horison, percintaan yang tak masuk akal lematis dengan orang tua dan pelecehan seksual mang demikian adanya (baca misalnya buku The Pramoedya Ananta Toer pada tahap awal banyak bagi yang tak buta tetapi sangat masuk akal bagi (Kantrin Bandel, h 143). Toh, seperti juga dengan Creative Process karangan Ghisellin setengah menulis semata-mata berdasarkan pengalaman pemahat buta yang merasakan keindahan batu mudah kita rasakan waktu membaca karyanya, abad lalu). Nampaknya Dee juga sadar bahwa pribadi selama Perang Kemerdekaan, penga- dengan rabaan jemarinya. Dengan demikian Oka kurang pendalaman mengenai masalah-masalah pengarang sebetulnya tak berdaya saat me- rang masa kini tak cukup mengandalkan sekedar Rusmini memang layak menjadi wakil Bali sete- psikologis para tokoh-nya, dan juga keterlibatan nuliskan ceritanya, sebagaimana sudah dialami pengalaman pribadi. Ini tentu lebih menentang lah AA Panji Tisna dan Putu Wijaya dalam bidang pengarang dengan para tokohnya, sampai kita oleh banyak pengarang/komponis/matematikus Ernest Hemingway yang percaya sepenuhnya sastra. Tidak salah penerbit Tarian Bumi yang bertanya apakah ini kisah tentang tokoh atau sebelumnya. bahwa materi novel-novelnya harus sepenuhnya mengatakan bahwa novel ini bicara tentang tema tentang Djenar? dialami secara pribadi. Seperti apa yang sudah kultur Bali yang sedikit jumlahnya, sekaligus kita Walaupun Diva “pelacur” kelas sangat tinggi, dilakukan oleh Pramoedya dengan novel-novel merasakan “pemberontakan” sekaligus situasi Dewi Lestari atau Dee merupakan penulis fiksi ternyata dia tak sembarangan memilih, dan yang lebih belakangan, yang didasarkan pada ambivalen kaum perempuan dalam mengha- yang cerdas dan berpengetahuan luas sebagai- bahkan mempunyai hobi berkebun, memasak riset mendalam tentang berbagai hal, demikian dapi realitas sosial. Novel ini bagaikan gambaran mana ditunjukkan oleh karyanya. Tak keliru kalau yang mencengangkan, dan menjawab surat-surat juga pengarang abad ini juga bergulat keras de- riwayat keluarga besar Pidada ( Ida Ayu Sagra Pi- jago mendongeng seperti Arswendo Atmowiloto elektronik sebagai Supernova. Profesi Diva bisa ngan penelitian mendalam. Kita melihat hal itu dada, Ida Bagus Ngurah Pidada, Ida Ayu Telaga memujinya: “Kehangatan yang menyengat ,… dieksploitir oleh pengarang dalam penggam- tejadi pada karya-karya Remy Sylado, Langit Kre- Pidada) dan masing-masing pasangannya. unik, baru dan memukau…. Saya bukan hanya baran adegan seks, tetapi tanpa melakukan hal sna Hariadi, Andrea Hirata, dan E.S. Ito., disamp-

22 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 23 ing Gus tf yang memperoleh Khatulistiwa Literary masa lalu melalui surat kabar, berlanjut sampai Dia lebih unggul dibanding dengan SH Mintardja huri alias Batu Noah Gultom alias Lalat Merah Award, Eka Kurniawan, yang novelnya Cantik Itu pemberontakan PKI Madiun. Walaupun penga- maupun Asmaraman Kho Ping Hoo, dalam men- berseberangan dengan Kalek alias Attar Malaka. Luka diklasifisikan sebagai novel magic realism rangnya sepuh toh dia tak sepenuhnya menga- jalin fakta sejarah dari masa Ken Arok sampai Roni adalah anggauta Sandi Yudha Kopassus, ke- oleh Katrin Bandel, maupun Triyanto Triwikromo lami secara fisik apa yang ditulisnya dan ini me- Gajah Mada. lompok elite pilihan dari Kopassus yang menjadi yang setia berjalan di jalur cerpen. merlukan dukungan riset. intel dan dilepaskan dari kesatuannya, bergerak Tak mungkin Remy menulis Parijs van Java, Keru- Andrea Hirata dengan Tetralogi Laskar Pelangi berdasarkan instruksi, membasmi para anarkis, dung Merah Kirmizi dan Sam Po Kong tanpa riset. Habiburrahman El Shirazy menulis Ayat-Ayat Cin- sangat mengagumkan. Tak heran sejak Septem- kaum kiri atau kanan yang dianggap membaha- Kerudung Merah Kirmizi yang mengambil latar ta yang dari Desember 2004 sampai Januari 2008 ber 2005 - November 2007 buku ini mengalami yakan negara. Dia anak buah Darmoko, pensiu- waktu setelah Mei 1998 layak mendapat Katu- telah mengalami cetak ulang ke XXIV, merupakan cetak ulang ke XIV. Rangkaian kalimat yang hidup, nan Jenderal Angkatan Darat. Sedangkan Attar listiwa Literary Award tentu bukan hanya kan- fenomena unik, katakanlah pelepas dahaga akan penjelasan tentang hal-hal sehari-hari demikian Malaka alias Kalek dalam posisi berseberangan dungan faktanya, tetapi juga imajinasi di dalam- bacaan bernafaskan Islam di tengah gelombang rinci sampai nyata di mata, sebagaimana yang dengan Roni pada mulanya. Ada Cathleen ma- nya serta lika-liku alur yang memukau. Sam Po bacaan tentang seks bebas. AAC lahir pada wak- diharapkan oleh Joseph Conrad dalam teorinya hasiswi Universitas Leiden yang sedang menulis Kong yang tebalnya 1111 halaman itu luar biasa tu yang tepat, saat kerinduan pada Buya HAMKA tentang fiksi: kata-kata yang membuat Anda me- thesis, ada Lusi sekretaris Suryo Lelono di CSA. dukungan datanya, dan tentu juga lika-liku alur sampai ke puncak. Apa istimewanya novel ini? lihat. Itu semua dikerjakan oleh Andrea Hirata kisahnya. Kisah perjalanan Laksamana Cheng Ho Kandungan dakwahnya yang dirangkai dalam ce- dengan cara luar biasa. Penguasaannya tentang Intrik politik juga masuk, contoh penghancuran dengan armada besarnya ke selatan, ke Thailand, rita. Meskipun banyak yang berpendapat kelebi- budaya dan sastra, tentang biologi, botani, fisika, Attar Malaka justru dengan mengobarkan keru- Sriwijaya, pulau Jawa sampai Bali memerlukan han novel ini dibanding novel dakwah lain yang ekonomi, geografi mencengangkan. Pengeta- suhan yang dengan politik disinformasi dikatakan pengetahuan mendalam tentang daerah yang terlalu menggurui, dalam novel ini pengarang huannya yang luas tentu tak berarti bila tidak di- sebagai perbuatan anarkis Attar Malaka, pada- dikunjungi, sejarah dan budayanya. Belum lagi mencoba bicara soal akhlak Islami melalui tokoh sertai kemampuannya bercerita yang mumpuni. hal digerakkan oleh Darmoko. Hal ini dapat kita sejarah dan budaya Cina lama, termasuk karya Fahri yang dikonfrontasi dengan Bahadur, Nou- Bagian tiga Edensor merupakan bukti petualan- rasakan telah terjadi di tanah air di masa lalu. sastranya. Faktor yang mendukung Remy adalah ra, serta tokoh-tokoh di atas Metro, umat Mus- gan secara fisik dan batin ke berbagai negara men- Berbagai pihak mengejar emas harta karun VOC kemampuannya dalam berbagai bahasa Arab, lim yang lupa akan ajaran mulianya. Tokoh Fahri empuh berbagai musim menuju kedewasaan. yang diduga terdapat di bawah kota Jakarta ter- Cina, Iberani, bahasa-bahasa Eropa, dan juga be- terasa terlalu amat baik dan serba tahu sesuai Sayang Maryamah Karpov belum saya peroleh. nyata terdapat di Pulau Onrust di perairan Teluk berapa bahasa daerah di Indonesia. Novel-novel dengan pendidikannya, toh terasa sekali pada Jakarta. Para tokohnya saling memperalat; Prof itu juga menunjukkan bahwa dia memang se- setiap langkah upaya berdakwah. Kisah dan cara Rahasia Meede, Misteri Harta Karun VOC karya Huygens Vermeulen memperalat Cathleen un- orang munsyi. Dia memakai sejumlah kata yang pengisahan tidaklah terlalu istimewa, walaupun E.S. ITO benar-benar mencengangkan. Dari segi tuk membalas dendam atas kematian kakaknya, sudah ada di dalam khasanah bahasa kita namun demikian upayanya untuk menulis terus dengan usia saat berkarya, dia paling muda ( lahir ta- Darmoko memperalat Roni yang anak buahnya jarang dipakai, misalnya kata kirmizi serta tulat nafas yang sama perlu dihargai. Taman sastra In- hun 1981). Dari segi ternama, dia paling tidak sendiri untuk ambisinya menjadi presiden. tubin dan lain-lain. Lebih dari itu tentu sikap pen- donesia harus berisi berbagai bunga. ternama. Biografinya hanya terdiri dari 3 baris, garang terhadap materi yang ditulisnya, sebagai itupun lantaran tahun lahirnya ditulis dengan Kemahiran E.S. Ito mengungkapkan budaya pengamat tapi mengambarkan kepribadian Langit Kresna Hariadi ternyata luput dari per- kata-kata. Novel ini ditulis antara Juli 2005 sam- Mentawai tentang Punen Enegat, budaya negeri tokoh-tokohnya dengan meletakkannya dalam hatian saya, padahal dia punya ribuan pembaca pai Juli 2007 ( luar biasa, terbit Agustus 2007!), pala, negeri yang diincar kaum penjajah lantaran berbagai situasi dan konflik tanpa memasukkan dengan novel-novel sejarahnya, walaupun dia didukung oleh banyak sumber termasuk yang tak rempah-rempahnya yang dapat menghangatkan diri pengarang ke dalamnya. Yang membang- tidak semata-mata menulis novel sejarah. Buku- bisa disebutkan. Gabungan kisah misteri, thriller Eropa, pengetahuannya tentang berbagai wilayah gakan ialah selain novel-novelnya memukau hati bukunya tentang Candi Murca kisah Ken Arok sejarah yang dianggap setara dengar karya Fre- di Indonesia dari Aceh sampai Boven Digul, tern- dan pikiran, rata-rata juga tebal. Kita tidak lagi sampai kisah Gajah Mada laku keras sampai dia derick Forshyte seperti The Day of the Jackal yata dikorek dari sejumlah besar informannya. malu bila ditanya soal novel Indonesia. mempunyai penerbit sendiri seperti Dee dengan atau karya Dan Brown The Da Vinci Code dari Truedee Books. segi cekaman kisahnya, permainan suspense dan Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan memang Pengarang tua Suparto Brata yang lebih dikenal surprise, banyak narrtive hook. Dari segi data se- campuran antara karya realis dan magic real- sebagai sastrawan berbahasa Jawa menerbitkan Buku-bukunya rata-rata tebal dan ditunggu para jarah, tak salah kalau Fadjroel Rachman menye- ism seperti disebut Katrin Bandel, karya yang Kremil dan Mencari Sarang Angin. Kremil ber- pembaca setia semacam Api Di Bukit Menoreh but bahwa Pramoedya Ananta Toer muda sudah sempat membuat Maman S. Mahayana bingung kisah tentang daerah lampu merah di Surabaya yang tiap bulan dulu ditunggu pembaca setianya, lahir. Dia lebih dari Frederick Forshyte dari segi untuk memberi penilaian. Menang banyak hal beserta orang-orangnya dan sepak terjang- seperti sambutan terhadap karya Kho Ping Hoo. data sejarahnya, menyainginya hanya dari segi yang tidak sesuai dengan fakta sejarah, misalnya nya setelah peristiwa G30S sedangkan Mencari Keterampilannya merangkai kata sempurna, jalinan kisah yang memukau, penuh rahasia yang hal kecil soal tentara KNIL yang mestinya NICA Sarang Angin adalah kisah perjuangan Indonesia kisahnya berjalan lancar kait-berkait memukau. akhirnya terbuka di akhir cerita. Kisah Roni Dam- dan “reorganisasi” bekas pejuang yang mesti-

24 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 25 nya “rasionalisasi”. Tetapi novel itu memang bu- dongeng yang dikandungnya tinggi. Setiap saya ta: Bentang Pustaka Fang, Lan. 2003. Reinkarnasi. Jakarta: Gramedia kan novel sejarah, tetapi novel yang mencoba membaca cerpennya saya selalu merasa mem- Hirata, Andrea. 2007. Edensor. Yogyakarta: Ben- Pustaka Utama mengungkap kisah manusia yang absurd, nasib baca sebuah dongeng baru, berbeda dengan tang Pustaka Hariadi, Langit Kresna. 2005. Kembang Gunung Dewi Ayu yang dikutuk oleh leluhurnya, per- yang sudah saya baca. Utami, Ayu. 2001. Larung. Jakarta: Kepustakaan Purei. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama tentangan antara kaum terjajah dan penjajah. Populer Gramedia Hariadi, Langit Kresna. 2006. Laki-Laki yang Walau kehidupan perempuan Belanda termasuk Sawitri, Cok. 2007. Janda dari Jirah. Jakarta: Salah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Indo di interniran tidak sesuai fakta sejarah toh PENUTUP Gramedia Pustaka Utama Hariadi, Langit Kresna. 2006. Perempuan Kem tepat menggambarkan penderitaan mereka. Danarto. 2001. Setangkai Melati di Sayap Jibril. bang Jepun. Jakarta: Gramedia Pustaka Dari pembahasan di atas kita boleh bangga me- Yogyakarta. Bentang Utama Cantik Itu Luka disusul dengan Lelaki Harimau nyimpulkan bahwa arah perkembangan prosa fik- Dee. 2002. Supernova. Ksatria, Putri, dan Bin Hariadi, Langit Kresna. 2006. Yang Liu. Yogya: yang lebih realis dengan jalinan suspense yang si Indonesia membanggakan dan mence-ngang- tang Jatuh. Bandung: Truedee Books Bentang mengikat pembaca. Menurut Kantrin Bandel, kan. Gaya dan tema jauh lebih bervariasi dan Dee. 2006. Filosofi Kopi. Bandung: Truedee Books Hariadi, Langit Kresna. 2007. Lelakon. Jakarta : plot yang menunjukkan rumitnya hubungan penguasaan materi kisah lebih dalam. Multikul- Ito, E. S. 2007. Rahasia Meede. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama manusia semacam dalam novel ini merupakan turalisme dipraktikkan bukan sekadar diteorikan. Hikmah Helena, Leny. 2006. Gelang Giok Naga. Ban- pendobrakan nilai-nilai moral sesungguhnya. Terjadi trans-jender (Supernova, Lelaki Terindah), Kurniawan, Eka. 2005. Gelak Sedih. Jakarta: Gra dung: Qanita Kita pasti setuju dengan Katrin tentang khidupan trans-daerah (Cala Ibi, Rahasia Meede, dan lain- media Pustaka Utama Ole, Made Adnyana. 2007. PADI DUMADI. Den manusia yang tidak hitam-putih. lain), juga trans-nasional (Supernova, Rahasia Kurniawan, Eka. 2006. Cantik Itu Luka. Jakarta: pasar: Arti Foundation Masih banyak novel lain yang sebetulnya layak Meede, dan lain-lain). Lokalitas yang menonjol Gramedia Pustaka Utama Massardi, Noorca M. 2006. September. Solo: dibicarakan seperti Turquoise karya Titon Rah- di dekade sebelumnya sekarang ditinggalkan. Febriyanti, Fenti. 2007. Tembang Bukit Kapur. Tiga Serangkai mawan yang merupakan bagian awal dari trilogi. Pe-ngarang-pengarang masa lalu tenggelam Jakarta: Penerbit Escaeva Rusmini, Oka. 2000. Tarian Bumi. Magelang: In- Titon justru bemain dalam latar masa lalu di se- oleh prestasi pengarang muda masa kini, dan Basuki, Fira. 2007. Astral Astria. Jakarta: Grasin- donediatera buah negeri di tepi Laut Terazma di dekat Gurun hal itu harus dianggap wajar. Tak boleh tidak kita do Rusmini, Oka. 2003. Kenanga. Jakarta: Grasindo Kharballa. Novel dengan latar budaya Arab ini memang harus melangkah maju, kadang seta- Sakai, Gus tf. 2007. Perantau. Jakarta: Gramedia Rusmini, Oka. 2004. Sagra. Magelang: Indonedi- pasti sulit digarap, tetap ditingkah dengan sus- pak surut untuk membuat lompatan ke depan. Pustaka Utama atera pense serta bahasanya yang puitis. El Shirazy, Habiburrahman. 2004. Ayat-Ayat Cin Wijaya, Putu. 2007. Nora. Jakarta: Penerbit ta. Jakarta: Republik Buku Kompas. Karya cerpen sering dipandang sebelah mata, DAFTAR PUSTAKA Usman, K. 2006. Pengantin Luka. Jakarta: Pener Wijaya, Putu.2008. Mala. Jakarta: Penerbit Buku tetapi justru penerbitannya sangat rutin di ber- bit Buku Kompas Kompas. bagai media. Ada Cerpen Pilihan Kompas dan Buku Prosa Fiksi Rampan, Korrie Layun. 2004. Sayu. Jakarta. Wijaya, Putu. 2004. Putri. Jakarta: Pustaka Uta- lain-lain, dan yang dinobatkan sebagai cerpen Grasindo ma Grafiti terbaik tak selalu disetujui oleh pihak-pihak yang Aksana, Andrei. 2007. Lelaki Terindah. Jakarta: Budiman, Kuslan. 2005. Bendera Itu Masih Ibrahim, Ratna Indraswari. 2007. Lipstick dalam berbeda. Setiap kumpulan ini menimbulkan kon- Gramedia Pustaka Utama Berkibar. Jakarta: Suara Bebas Tas Doni. Yogyakarta: Bentang troversi. Apakah memang Ripin misalnya cerpen Amal, Nukila. 2004. Cala Ibi. Jakarta: CPU Hariadi, Langit Kresna. 2006. Gajah Mada, Sylado, Remy. 2002. Kerudung Merah Kirmizi. terbaik dan bukan cerpen karya Eka Kurniawan Anugerah Sastra Pena Kencana. 2008. 20 Cerpen Bangkit dalam Kemelut Tahta dan Ang- Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia atau karya Triyanto Triwikromo? Demikian juga Indonesia Terbaik 2008. Jakarta: Grame- kara. Solo: Tiga Serangkai Sylado, Remy. 2003. Kembang Jepun. Jakarta: saat Petualangan karya Gus tf memenangi Khat- dia Pustaka Utama Hariadi, Langit Kresna. 2006. Gajah Mada, Ha- Gramedia Pustaka Utama ulistiwaLiterary Award masih menyisakan perta- Artika, Wayan. 2005. Incest. Yogyakarta: Pinus mukti Palapa. Solo: Tiga Serangkai Sylado, Remy. 2003. Parijs van Java. Jakarta: nyaan mengapa buku itu lebih unggul dari Janda Ayu, Djenar Maesa. 2004. Jangan Main-Main Hariadi, Langit Kresna. 2006. Gajah Mada, Gramedia Pustaka Utama dari Jirah? Kita sedang menunggu hasil penilaian (dengan Kelaminmu). Jakarta: Gramedia Perang Bubat. Solo: Tiga Serangkai Sylado, Remy. 2004. Sam Po Kong. Jakarta: Gra- pembaca untuk 20 Cerpen Terbaik 2008 Anuge- Pustaka Utama Hariadi, Langit Kresna. 2007. Candi Murca, Air media Pustaka Utama rah Pena Kencana. Banyak cerpen baik dimuat Ayu, Djenar Maesa. 2006. Nayla. Jakarta: Grame Terjun Seribu Angsa. Singasari: Langit Sylado, Remy. 2007. Pangeran Diponegoro, dalam kumpulan itu yang dipilih dari ratusan cer- dia Pustaka Utama Kresna Hariadi Production. Menggagas Ratu Adil. Solo: Tiga Serang- pen yang terbit tahun 2006-2007. Bagi saya cer- Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Hariadi, Langit Kresna. 2007. Candi Murca, Ken kai pen Triyanto Triwikromo istimewa. Tema-tema Yogyakarta: Bentang Pustaka Arok Hantu Padang Karautan. Singasari: Tomodihardjo, Soeprijadi. 2006. Kera di Kepala. dan setting ceritanya bervariasi, dan semangat Hirata, Andrea. 2006. Sang Pemimpi. Yogyakar Langit Kresna Hariadi Production. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

26 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 27 Basuki Ks., Sunaryono. 2001. Peter Hilang. Jakar dalam Seni Sastra. Jakarta ta: Balai Pustaka Bandel, Katrin. 2006. Sastra, Perempuan, Seks. Basuki Ks., Sunaryono. 2001. Topeng Jero Ketut. Yogyakarta: Jalasutra Magelang : Indonesiatera Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Basuki Ks., Sunaryono. 2002. Rampok. Jakarta: Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Balai Pustaka Sarup, Madan. 2003. Post-Structuralism and Basuki Ks., Sunaryono. 2004. Antara Jalan Jaksa Post-Modernism, Sebuah Pengantar Kri- dan Lovina. Jakarta: Grasindo tis Terjemahan. Medhy Aginta Hidayat. Basuki Ks., Sunaryono. 2004. Siska Ambarwati. Yogyakarta: Penerbit Jendela Jakarta:Grasindo Storey, John. 2007. Cultura Studies dan Kajian Basuki Ks., Sunaryono. 2005. Cinta Berbunga di Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra Lovina. Yogyakarta: Pinus Ismail, Taufiq dkk, ed. 2002. Horison Sastra Indo Basuki Ks., Sunaryono. 2005. Maling Republik. nesia Kitab Cerita Pendek. Jakarta: Bandung: Mizan Penerbit Majalah Horison. Basuki Ks., Sunaryono. 2005. Sepasang Kera Ismail, Taufiq dkk, ed. 2002Horison Sastra Indo- yang Berjalan dari Pura ke Pura. Jakarta: nesia Kitab Nukilan Novel, Jakarta: Penerbit Buku Kompas Penerbit Majalah Horison Basuki Ks., Sunaryono. 2006. Bumi Hangus. Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika. Yogyakarta: Pinus Yogyakarta: Jalasutra Brata, Suparto. 2002. Kremil. Yogyakarta: Pus- taka Pelajar Brata, Suparto. 2005. Mencari Sarang Angin. Ja- karta: Grasindo Rahmawan, Titon. 2007. Turquoise. Jakarta: Es- caeva. Triwikromo, Triyanto. 2003. Sayap Anjing. Jakar- ta: Penerbit Buku Kompas.

A. Rujukan Teori dan Jurnal

Prabasmoro, Aquarini Priyatna. 2006. Kajian Bu daya Feminis, Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra Baker, Charlos.1972. Ernest Hemingway. Middlesex: Penguin Books Ltd. Darma, Budi. 2007. Bahasa, Sastra, dan Budi Darma. Surabaya: JP Books Eliot, T.S. 1958. Selected Prose. Middlesex:

Penguin Books Ltd. Gunung Kembar Pamuji, Heru, ed. 2007. Gado-Gado Kalibata Karya Nabila (Kelas II SD) Kumpulan Kolom GATRA. Jakarta: GATRA 2008 PUSTAKA Jurnal Cerpen Indonesia Edisi 08. 2007. Mem- bicarakan Cerpen Indonesia. Jurnal Perempuan Edisi 30/2003. Perempuan

28 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 29