Bangunan Bersejarah Tionghoa Di Jakarta Dan Bogor Dalam Upaya Konservasinya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Bangunan Bersejarah Tionghoa di Jakarta dan Bogor Dalam Upaya Konservasinya Sri Rachmayantia, Amarena Nediaria, Nicholas Rafaelitob aJurusan Desain Interior, School of Design, Bina Nusantara University, Jakarta Barat 11480, Indonesia bKecapi Batara, Jakarta Barat -11470, Indonesia Corresponding email: [email protected] Abstract: Chinese houses in Indonesia are already endangered, and it is one of our valuable heritages. China town in Jakarta and Bogor are supposed to be interesting place to visit and potential to become tourist destination. The architecture of these Chinese houses has the details that generally shown to public about the owner. This research was held by the Kecapi Batara and the Bina Nusantara University’s student from Interior Design Department whom joined as a junior researcher. One of its objectives is to conserve the heritage building in Indonesia. The purpose of this research is to collect all the available data of the remaining Chinese heritage building in Indonesia. The study started with literature study and followed by interviewing the family or the owner of these heritage buildings around Jakarta and Bogor. This research was conducted in three Chinese heritage buildings that have been previously studied with interesting story behind the buildings. Therefore being involved in this research, students will be able to experience the research methodology and gain more knowledge about the history of Chinese heritage buildings around Jakarta and Bogor. Keywords: Chinese, Heritage, Architecture, History, Research Abstrak: Bangunan bersejarah Tionghoa di Indonesia saat ini terancam punah, dan ini meru- pakan salah satu dari peninggalan yang berharga. Pecinan di wilayah Jakarta dan Bogor seharusnya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus potensial untuk menjadi tujuan bagi turis mancanegara. Arsitektur dari bangunan Cina memiliki detil yang umumnya menunjukan kepada masyarakat sekitar tentang status dari pemiliknya. Penelitian ini diseleng- garakan oleh Kecapi Batara – Komunitas Pecinta dan Pemerhati Bangunan Tua Nusantara dimana mahasiswa Bina Nusantara University dari jurusan Desain Interior sebagai peserta program magang terlibat sebagai peneliti junior. Salah satu misi Kecapi Batara adalah untuk melestarikan bangunan peninggalan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk men- gumpulkan data yang tersedia terkait dengan warisan bangunan Cina di Indonesia. Penelitian dimulai dengan menggunakan studi literatur dan wawancara kepada keluarga ataupun pemilik 65 aksen Volume 1 Nomor 2 April 2016 dari bangunan tua di wilayah Jakarta dan Bogor. Tulisan ini berisi data dari beberapa bangunan tua Cina yang telah selesai diteliti didukung oleh sejarah terkait dengan bangunan. Dengan terlibat dalam penelitian ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menerapkan metode penelitian, dan mendapatkan wawasan yang lebih, terkait dengan bangunan Cina bersejarah khususnya di wilayah Jakarta dan Bogor. Kata kunci: Tionghoa, Warisan, Arsitektur, Sejarah, Penelitian PENDAHULUAN abad ke-15, masyarakat Tiongkok mulai tinggal Latar Belakang secara berkelompok dan membentuk pecinan, Bangunan bersejarah Tionghoa di Indonesia hal ini kemudian diatur oleh pihak Pemerintah merupakan peninggalan dari pemukiman Cina Kolonial Belanda yang tidak mau terganggu den- (Pecinan) yang diperkirakan sudah ada di Pulau gan mengeluarkan peraturan pembatasan pemu- Jawa sejak zaman Kerajaan Majapahit (1294- kiman Wijkenstelsel. 1527 M). Masyarakat Tiongkok datang ke wilayah Asia Tenggara sampai ke Nusantara sekitar abad Istilah Tionghoa adalah istilah Indonesia untuk ke-5, dan baru setelah abad ke-10 mulai mem- menyebut imigran dari Tiongkok yang sudah ber- bangun pemukiman. Pada masa itulah masyara- mukim di Indonesia. Orang-orang Tiongkok yang kat ini mulai membuat bangunan menetap untuk pergi merantau disebut juga Tionghoa Perantau- rumah tinggal, rumah toko, dan juga tempat iba- an (Hoakiau). Selain itu, di pemerintahan kolonial dah untuk sembahyang (Nas, 2009). Belanda juga memiliki dua sebutan untuk orang- orang Tionghoa, yaitu Tionghoa Totok dan Tiong- Tujuan awal dari kedatangan masyarakat Tiong- hoa Peranakan. Tionghoa Totok adalah sebutan kok ini adalah untuk mengembara dan berda- untuk orang Tionghoa yang berdarah murni, asli gang. Pada periode awal kedatangan imigran berdatang dari Tiongkok, atau ayah dan ibunya Tiongkok ini pemukiman yang dibangun tidak masih darah murni Tiongkok. Sedangkan Tiong- menggunakan material yang tahan lama, se- hoa Peranakan adalah istilah untuk menyebut ke- hingga jenis pemukiman di masa ini sudah tidak turunan imigran Tiongkok yang lahir sejak abad- dapat dijumpai lagi. Baru kemudian pada sekitar 15 dan sudah menetap di Nusantara. Biasanya 66 Rachmayanti, Nediari, Rafaelito : Bangunan Bersejarah Tionghoa di Jakarta dan Bogor Dalam Upaya Konservasinya orang-orang Tionghoa peranakan sudah memiliki mentasian bangunan tersebut untuk diajukan ke- darah masyarakat setempat (Suryadinata, 2002). pada Pemerintah Indonesia dalam hal ini secara khusus Pemerintah Daerah agar dapat melaku- Salah satu peninggalan bersejarah dari masyarakat kan konservasi secara menyeluruh tidak hanya Tionghoa di Nusantara adalah di bidang arsitektur dalan bentuk bangunannya saja namun juga se- yang tampak pada bangunan rumah tinggal, rumah jarah yang mengiringinya. toko serta tempat ibadah. Sebagian besar masih bergaya Tiongkok Selatan, namun banyak yang Dengan dilakukannya konservasi terhadap ba- sudah tampak adanya penggabungan dengan gaya ngunan bersejarah Tionghoa ini diharapkan lokal. Gaya yang sudah mulai berakulturasi ini dise- gene rasi di masa mendatang masih dapat me- but juga dengan gaya peranakan. nikmati keindahan dari arsitektur bergaya pera- nakan, yang merupakan identitas budaya ma- Walaupun daerah pecinan itu masih ditinggali syarakat Tionghoa di Indonesia bahkan dapat dengan orang-orang keturunan Tionghoa, na- menjadi destinasi wisatawan mancanegara yang mun identitas dengan wujud arsitektur Tionghoa layak untuk dikomersialkan. sudah hampir tidak terlihat di daerah tersebut. Saat ini hanya sedikit sekali orang-orang yang Rumusan Masalah masih peduli dengan sejarah dan berusaha un- Keberadaan bangunan bersejarah Tionghoa di tuk melestarikan. Hanya sebagian kecil orang Pecinan Jakarta dan Bogor saat ini sudah teran- yang sadar akan pentingnya konservasi ban- cam punah. Kondisi sosial politik di Indonesia gunan lama, padahal jika budaya tidak dile- telah menyebabkan bangunan tua ini terabaikan, starikan akhirnya akan hilang seutuhnya dan padahal saat ini keberadaan masyarakat Tiong- digantikan dengan kebudayaan baru yang se- hoa telah menjadi bagian dari keragaman budaya benarnya bukan milik kita. Indonesia. Namun kondisi di atas membuat akar budaya masyarakat Tionghoa di Indonesia sema- Dalam hal ini, para pemerhati dan pecinta bangu- kin pudar dan salah satu peninggalan yang perlu nan bersejarah di Indonesia telah bergabung se- dipertahankan adalah bangunan tua dengan pe- jak tahun 2012 dalam sebuah Komunitas Kecapi ngaruh arsitektur Tionghoa. Dalam penelitian ini Batara yang merupakan sebuah Komunitas Pe- ada beberapa permasalahan yang perlu didata cinta dan Pemerhati Bangunan Tua Nusantara. lebih lanjut yaitu: Komunitas ini memiliki perhatian khusus dalam 1. Adanya perubahan fungsi bangunan berseja- menggali potensi bangunan bersejarah Tionghoa rah Tionghoa saat ini di masyarakat dengan melakukan penyusuran kembali sejarah 2. Bagaimana upaya konservasi bangunan ber- pada bangunan bersejarah Tionghoa, pendoku- sejarah Tionghoa di Jakarta dan Bogor 67 aksen Volume 1 Nomor 2 April 2016 Tujuan dan Sasaran makaya di Bogor, Jawa Barat. Gereja Maria de Melakukan pendataan untuk bangunan tua Tion- Fatima dan bangunan Chandranaya di Jakarta, ghoa di wilayah Pecinan Jakarta yaitu Gereja telah masuk daftar bangunan yang dilindungi. Maria de Fatima dan bangunan Candranaya di Sementara untuk Vihara Dharmakaya di Bogor, wilayah Glodok, serta Vihara Dharmakaya di ja- belum terdata khusus sebagai bangunan cagar lan Siliwangi, Bogor – Jawa Barat. Sasaran dari budaya, namun wilayah Siliwangi sudah masuk penelitian yang dilakukan adalah menelusuri dalam wilayah yang memiliki bangunan berseja- kembali bangunan bersejarah Tionghoa di Ja- rah yang perlu dipertahankan. karta dan Bogor agar dapat dilakukan konservasi terhadap bangunan tersebut. Kajian Literatur Bangunan bersejarah Tionghoa di Indonesia me- Manfaat Penelitian miliki arsitektur yang unik. Hal ini terjadi karena 1. Bagi Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerin- adanya perpaduan budaya yang tampak pada tah Daerah Bogor, Jawa Barat penelitian ini bentuk arsitekturnya. Indonesia sudah menjadi menghasilkan pendataan bangunan Tionghoa negara yang memiliki beragam budaya dan akul- di Indonesia untuk melengkapi sejarah dari turasinya bahkan sebelum Nusantara menjadi bangunan dengan arsitektur Tionghoa seba- sebuah negara Republik. Sejak abad ke-5, Nu- gai peninggalan bersejarah yang perlu diles- sa ntara sudah didatangi oleh para pedagang dari tarikan keberadaannya sebagai bagian dari berbagai wilayah. Bahkan sejak saat itu Nusan- akar budaya masyarakat Indonesia. tara sudah terkenal dengan kekayaan alamnya 2. Bagi keilmuan, penelitian ini dapat memper- oleh wilayah-wilayah yang berdekatan. Salah luas wawasan dalam hal arsitektur bangunan satu pendatang yang bermigrasi ke nusantara Tionghoa yang berkembang di wilayah Jakarta adalah suku Cina dan suku Arab. dan Bogor yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar penelitian dengan objek sejenis. Arsitektur Cina diperkenalkan