Peran Etnis Tionghoa Pada Masa Pergerakan Nasional

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peran Etnis Tionghoa Pada Masa Pergerakan Nasional PERAN ETNIS TIONGHOA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL: KAJIAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Hendra Kurniawan Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Sanata Dharma Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRACT This research was aimed to describe the role of the Chinese community during the Indonesia’s national movement, to design the way of learning history in the senior high school, and to elaborate the importance of studying the role of the Chinese community during Indonesia’s national movement for the younger generation. This research uses historical and qualitative descriptive method using literature. The result shows that (1) Chinese community took importance roles in national struggling during Indonesia’s national movement; (2) The study of the Chinese community’s roles in the Indonesia’s national movement can be integrated into the way of learning history in senior high school; (3) Studying the roles of the Chinese community during the Indonesia’s national movement can develop the harmony in social life. Keywords: Tionghoa, pergerakan nasional, pembelajaran sejarah. 1. PENDAHULUAN Indonesiaan-nya rendah, dituduh memihak Belanda, dan hanya mementingkan keselamatan diri sendiri. Masyarakat Indonesia memiliki struktur yang Pemikiran seperti ini perlu diluruskan dengan unik. Nasikun (1984: 30) menyebutkan secara mengungkap berbagai peran dan keterlibatan etnis horizontal, masyarakat Indonesia memiliki kesatuan- Tionghoa dalam sejarah nasional Indonesia. kesatuan sosial atas dasar ikatan primordial, seperti Sejarah masyarakat Tionghoa jarang diangkat suku, agama, adat, daerah, hingga hubungan darah. atau hanya memiliki porsi kecil dalam konteks sejarah Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia nasional. Padahal orang Tionghoa tersebar dan dapat ditandai dengan adanya perbedaan antara lapisan atas ditemui di setiap kota dari Sabang sampai Merauke. dengan lapisan bawah. J.S. Furnivall dalam M.D. La Meskipun sama halnya dengan orang asing lain yang Ode (2012: 1) juga mengungkapkan bahwa datang ke Indonesia, seperti Arab, India, dan Eropa, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang namun orang Tionghoa jumlahnya yang paling banyak majemuk (plural societies). Keanekaragaman ini dan paling dulu datang. Tidak sedikit orang Tionghoa apabila tidak disikapi secara bijak akan melahirkan yang menikah dengan wanita pribumi dan memiliki perbedaan kepentingan yang berujung pada konflik keturunan sehingga menganggap Indonesia menjadi dan perpecahan. tanah tumpah darahnya. Salah satu keberagaman suku yang ada di Dalam penelitian ini dipaparkan mengenai peran Indonesia yaitu keberadaan etnis Tionghoa yang etnis Tionghoa pada masa pergerakan nasional di awal sudah berabad-abad menjadi bagian dari bangsa ini. abad 20. Selain itu dirumuskan pula rancangan Sayangnya Tionghoa seringkali dianggap sebagai pengintegrasiannya dalam pembelajaran sejarah di kelompok yang apolitik dan asosial. Selain akibat SMA mengacu pada Kurikulum 2013. Dengan kebijakan kolonial Belanda yang masih membekas, mempelajari materi ini, maka peserta didik dapat juga didorong oleh perlakuan diskriminatif pemerintah semakin menyadari kenyataan akan kemajemukan Orde Baru. Tionghoa dianggap tidak memiliki peran bangsa yang bermuara pada penanaman sikap menghargai dalam sejarah nasional, rasa nasionalisme ke- nilai-nilai multikultural dan menumbuhkembangkan 19 Jurnal Penelitian. Volume 18, No. 1, November 2014, hlm. 19-28 rasa toleransi. Kajian ini juga dapat mendukung upaya Keppres Nomor 12 Tahun 2014 yang memulihkan penulisan sejarah nasional untuk menuju ke arah kembali sebutan Republik Rakyat Tiongkok untuk integrasi bangsa. menyebut negara Republik Rakyat Cina dan Tionghoa Tujuan penelitian ini yaitu (1) memaparkan untuk menyebut orang atau komunitas Cina di peran Tionghoa dalam pergerakan nasional Indonesia Indonesia. pada awal abad 20; (2) menghasilkan rancangan Menurut Benny G. Setiono (2008: 21), orang pembelajaran sejarah untuk tingkat SMA dengan Tionghoa mulai berdatangan ke Nusantara pada abad materi peran Tionghoa pada masa pergerakan ke-9, zaman Dinasti Tang. Mereka datang untuk nasional Indonesia; dan (3) mengetahui arti penting mencari penghidupan yang lebih baik dengan jalan mempelajari peran Tionghoa dalam sejarah berdagang atau bertani. Menurut banyak ahli, salah pergerakan nasional Indonesia. Manfaat penelitian ini satunya Prof. Kong Yuanzhi (2005: 1-12), sebagian antara lain (1) memberi masukan bagi guru dalam besar bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan di mengembangkan materi pembelajaran sejarah Tiongkok barat daya. Dari sinilah terjadi penyebaran khususnya mengenai Tionghoa; (2) setelah orang yang disebut Melayu Prasejarah yaitu Proto diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah, Melayu dan Deutro Melayu sehingga ada jalinan maka diharapkan dapat menumbuhkan sikap toleransi hubungan darah antara orang Tionghoa dengan dan saling menghargai; (3) mendorong sekolah lebih sebagian besar suku bangsa yang ada di Indonesia mengembangkan semangat penghargaan terhadap (Benny G. Setiono, 2008: 13). Masalah asli-tidak asli, keberagaman demi terciptanya masyarakat yang pribumi-nonpribumi sangat tidak relevan untuk harmonis dan cinta damai; dan (4) sebagai usulan bagi dipersoalkan dan menjadi sangat kabur. Secara pemerintah dalam pengembangan kurikulum sejarah. antropologis, semua penduduk Indonesia saat ini sebenarnya bukan asli dari Indonesia. Bedanya hanya soal waktu leluhurnya mulai berdatangan ke Nusantara. 2. KAJIAN TEORI (Benny G. Setiono, 2008: 16) Choirul Mahfud (2013: 50) mengemukakan 2.1 Etnis Tionghoa bahwa orang Tionghoa yang sudah menyatakan diri Istilah Tionghoa dan Tiongkok berasal dari menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) secara bahasa Kanton, salah satu bahasa yang digunakan oleh otomatis masuk ke dalam masyarakat Indonesia. Etnis orang Tionghoa di Indonesia. Tionghoa artinya orang Tionghoa setara dengan suku atau etnis lainnya yang Cina dan Tiongkok artinya negara Cina. Pada masa turut membentuk Negara Kesatuan Republik Orde Baru digunakan istilah Cina untuk menyebut Indonesia (NKRI). Benny G. Setiono (2008: 41) Tionghoa di Indonesia. Penggunaan istilah ini menyebut masyarakat Tionghoa telah menjadi produk diputuskan dalam pertemuan perwira-perwira tinggi sejarah. Jumlahnya puluhan juta orang, belum ABRI di Bandung pasca Peristiwa 1965 yang diduga termasuk kelompok peranakan yaitu hasil kawin melibatkan komunis Tiongkok. Istilah Cina dulu campur antara Tionghoa dengan pribumi. Menurut digunakan pada masa kolonial untuk merendahkan dan Leo Suryadinata (1986: 20), kaum peranakan telah menghina orang Tionghoa. Penggunaan istilah Cina berakulturasi ke dalam masyarakat setempat dan dimaksudkan untuk mengurangi atau menghapuskan hubungannya dengan Tiongkok sangat tipis. perasaan superior dan inferior antara Tionghoa dengan pribumi (Choirul Mahfud, 2013: 51). 2.2 Pergerakan Nasional Indonesia Penggunaan istilah Cina disahkan melalui Surat A.K. Pringgodigdo (1994: vi) menjelaskan istilah Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/ pergerakan nasional Indonesia meliputi segala macam Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Kebijakan ini aksi yang dilakukan melalui organisasi modern ke arah menimbulkan dampak psikososial dan diskriminatif perbaikan hidup untuk bangsa Indonesia karena tidak dalam relasi sosial yang dialami masyarakat Tionghoa puas dengan keadaan masyarakat yang ada. selama puluhan tahun. Pandangan dan perlakuan Pergerakan nasional Indonesia dihitung dari mulai diskriminatif jelas melanggar prinsip hak asasi manusia berdirinya Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. dan bertentangan dengan UUD 1945. Pada masa Pergerakan bukan hanya pada soal aksi politik secara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono keluarlah menyeluruh, namun juga mengandung bagian-bagian 20 Hendra Kurniawan, Peran Etnis Tionghoa pada Masa Pergerakan Nasional: Kajian .... dari unsur ekonomi, kebudayaan, keagamaan, menjelaskan sejarah sebagai hasil dari usaha untuk pendidikan, wanita, dan pemuda. Dari segi merekam, melukiskan, dan menerangkan peristiwa kewilayahan, bukan saja untuk kepentingan bangsa masa lalu. seluruhnya, namun juga meliputi bagian-bagian dari Aman (2011: 31-32, 35) menjelaskan bahwa bangsa, seperti Jawa, Sumatera, Indonesia Timur, dan sejarah dapat menanamkan kesadaran persatuan, sebagainya. Pergerakan bukan hanya kelompok persaudaraan, dan solidaritas untuk menjadi perekat radikal, namun juga gerakan yang bersifat kooperatif. bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi Pergerakan tidak hanya golongan kebangsaan tetapi bangsa, sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang juga meliputi gerakan keagamaan, marxis, dan berguna mengatasi krisis multidimensional dalam komunitas lainnya. kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sejarah tidak Menurut Benedict Anderson (2001: 8), bangsa semata-mata memberi pengetahuan, fakta, dan atau nasion adalah komunitas yang terbayang karena kronologi. Pembelajaran sejarah memiliki tugas utama para anggotanya tidak mengenal sebagian besar menanamkan semangat berbangsa dan bertanah air anggota lain, tidak bertatap muka, bahkan tidak dalam rangka character building peserta didik. Di mendengar tentang anggota yang lain itu, namun di samping itu, pembelajaran sejarah juga berguna untuk benak setiap anggota bangsa itu hidup sebuah membangkitkan kesadaran (emphatic awareness) bayangan tentang kebersamaan mereka. Sartono peserta didik, yakni sikap simpati dan toleransi yang Kartodirdjo (1995: 4) juga mengungkapkan konsep
Recommended publications
  • Denys Lombard and Claudine Salmon
    Is l a m a n d C h in e s e n e s s Denys Lombard and Claudine Salmon It is worth pausing for a moment to consider the relationships that were able to exist between the expansion of Islam in the East Indies and the simultaneous formation of "Chinese" communities. These two phenomena are usually presented in opposition to one another and it is pointless here to insist on the numerous conflicting accounts, past and present.* 1 Nevertheless, properly considered, it quickly becomes apparent that this is a question of two parallel developments which had their origins in the urban environment, and which contributed to a large extent to the creation of "middle class" merchants, all driven by the same spirit of enterprise even though they were in lively competition with one another. Rather than insisting once more on the divergences which some would maintain are fundamental—going as far as to assert, against all the evidence, that the Chinese "could not imagine marrying outside their own nation," and that they remain unassimilable—we would like here to draw the reader's attention to a certain number of long-standing facts which allow a reversal of perspective. Chinese Muslims and the Local Urban Mutation of the 14th-15th Centuries No doubt the problem arose along with the first signs of the great urban transformation of the 15th century. The fundamental text is that of the Chinese (Muslim) Ma Huan, who accompanied the famous Admiral Zheng He on his fourth expedition in the South Seas (1413-1415), and reported at the time of their passage through East Java that the population was made up of natives, Muslims (Huihui), as well as Chinese (Tangren) many of whom were Muslims.
    [Show full text]
  • Prominent Chinese During the Rise of a Colonial City Medan 1890-1942
    PROMINENT CHINESE DURING THE RISE OF A COLONIAL CITY MEDAN 1890-1942 ISBN: 978-94-6375-447-7 Lay-out & Printing: Ridderprint B.V. © 2019 D.A. Buiskool All rights reserved. No part of this thesis may be reproduced,stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means without prior written permission of the author. Cover photo: Chinese festive gate in Kesawan, Medan 1923, on the occasion of the 25th coronation jubilee of Queen Wilhelmina of the Netherlands. Photo collection D.A. Buiskool PROMINENT CHINESE DURING THE RISE OF A COLONIAL CITY MEDAN 1890-1942 PROMINENTE CHINEZEN TIJDENS DE OPKOMST VAN EEN KOLONIALE STAD MEDAN 1890-1942 (met een samenvatting in het Nederlands) Proefschrift ter verkrijging van de graad van doctor aan de Universiteit Utrecht op gezag van de rector magnificus, prof. dr. H.R.B.M. Kummeling, ingevolge het besluit van het college voor promoties in het openbaar te verdedigen op maandag 11 november 2019 des middags te 4.15 uur door Dirk Aedsge Buiskool geboren op 8 februari 1957 te Hoogezand Sappemeer 3 Promotor: Prof. Dr. G.J. Knaap 4 Believe me, it is so. The beginning, and not the middle, is the right starting point. ’T is with a kopeck, and with a kopeck only, that a man must begin.1 1 Gogol, Nikol ai Dead Souls Translated by C. J. Hogarth, University of Adelaide: 2014: Chapter III. 5 6 TABLE OF CONTENTS ACKNOWLEDGMENTS 13 INTRODUCTION 15 CHAPTER 1 EAST SUMATRA. THE FORMATION OF A PLANTATION ECONOMY. 29 1. East Sumatra: Historical Overview 32 1.1 East Sumatra until circa 1870 32 1.2 From Tobacco to Oil and Rubber 34 1.3 Migrant workers 38 1.4 Frontier society 43 1.5 Labour conditions on the plantations 44 1.6 Van den Brand’s manifesto 47 1.7 Labour inspection 48 Summary 50 CHAPTER 2 THE CITY OF MEDAN.
    [Show full text]
  • CANDRA NAYA ANTARA KEJAYAAN MASA LALU DAN KENYATAAN SEKARANG (Hasil Penelitian Tahun 1994- 1998)
    DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 88-101 CANDRA NAYA ANTARA KEJAYAAN MASA LALU DAN KENYATAAN SEKARANG (Hasil Penelitian tahun 1994- 1998) Naniek Widayati Staf Pengajar Jurusan Arsitektur – Universitas Tarumanagara Jakarta ABSTRAK Kedamaian bangunan kuno Candra Naya akhir-akhir ini terusik oleh adanya polemik, baik dari media cetak maupun elektronik. Hal ini terjadi karena adanya sebuah pernyataan yang dibuat oleh pemiliknya, yaitu PT Bumi Perkasa Permai kepada sebuah paguyuban Indonesia-Cina. Masalahnya adalah bahwa paguyuban tersebut berniat mendirikan sebuah museum Indonesia-Cina di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan ingin mengajukan permohonan untuk memindahkan bangunan Candra Naya tersebut ke TMII, yang nantinya direncanakan untuk menjadi bagian dari bangunan museum tersebut. Tulisan ini berisi informasi, melalui proses pengamatan lapangan yang dibuat pada tahun-tahun yang lalu. Sifat dari tulisan ini adalah netral dan tidak memihak pada siapapun. Terima kasih pada PT Bumi Perkasa Permai yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk meneliti bangunan konservasi tersebut. Isi dari tulisan ini meliputi sejarah serta data proses perjalanan gedung tersebut. Juga usaha konservasi yang sudah dibuat, sampai krisis tahun 1998. Sesudah itu usaha tersebut terhenti. Kata kunci: Candra Naya, Bangunan Kuno, Arsitektur Cina di Indonesia. ABSTRACT The peacefulness of Candra Naya ancient building has lately begun to be disturbed again because of many kinds of polemics on printed and electronic media as well as on millis. This happens because there is a present decision made by the owner, namely PT Bumi Perkasa Permai to Indonesian Chinese Fund. It happens that at present this Fund wants to build Indonesian Chinese Museum at TMII (Mini Beautiful Indonesian Park) and that Fund makes a request that it is allowed to move the Candra Naya building to TMII so that it can be a part of the Museum building.
    [Show full text]
  • Ancient Chinese Cemeteries of Indonesia As Vanishing Landmarks
    Archipel Études interdisciplinaires sur le monde insulindien 92 | 2016 Chinese Deathscapes in Insulindia Ancient Chinese Cemeteries of Indonesia as Vanishing Landmarks of the Past (17th-20th c.) Anciens cimetières d’Indonésie comme jalons d’un passé en voie de disparition ( XVIIe-XXe s.) Claudine Salmon Electronic version URL: http://journals.openedition.org/archipel/282 DOI: 10.4000/archipel.282 ISSN: 2104-3655 Publisher Association Archipel Printed version Date of publication: 15 October 2016 Number of pages: 23-61 ISBN: 978-2-910513-75-7 ISSN: 0044-8613 Electronic reference Claudine Salmon, « Ancient Chinese Cemeteries of Indonesia as Vanishing Landmarks of the Past (17th-20th c.) », Archipel [Online], 92 | 2016, Online since 01 May 2017, connection on 01 May 2019. URL : http://journals.openedition.org/archipel/282 ; DOI : 10.4000/archipel.282 Association Archipel CLAUDINE SALMON1 Ancient Chinese Cemeteries of Indonesia as Vanishing Landmarks of the Past (17th-20th c.) 人遗骨之身,人本体封葬窀, 或生或沒一体至亲. 能用人. We are the product of the bones of our ancestors whose remains are buried under tumuli; alive or dead we all are cognates. If we can’t protect the graves or our forefathers what’s the point of having descendants?2 Chinese settlements in Indonesia may be traced back to the 15th century, and are rather well documented for the 17th century onwards, thanks to European and Chinese sources. However, much less is known regarding the burial grounds of these former communities.3 Apart from the tomb of the seagoing merchant and irst Captain So Beng Kong 苏鸣岗 (ca. 1580-1644, native to Tong’an , Fujian) (Plate 1),4 1.
    [Show full text]
  • ME 3-7-2013 Met Illustraties
    Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/21954 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Erkelens, Monique Title: The decline of the Chinese Council of Batavia: the loss of prestige and authority of the traditional elite amongst the Chinese community from the end of the nineteenth century until 1942 Issue Date: 2013-10-15 THE DECLINE OF THE CHINESE COUNCIL OF BATAVIA Cover photo: Major Khouw Kim An and Captain Tio Tek Soen, 1908 Source: Private collection of L. N. Goei Cover design by Uji Nugroho THE DECLINE OF THE CHINESE COUNCIL OF BATAVIA: THE LOSS OF PRESTIGE AND AUTHORITY OF THE TRADITIONAL ELITE AMONGST THE CHINESE COMMUNITY FROM THE END OF THE NINETEENTH CENTURY UNTIL 1942 PROEFSCHRIFT ter verkrijging van de graad van Doctor aan de Universiteit Leiden, op gezag van Rector Magnificus prof. mr. dr. C.J.J.M. Stolker, volgens besluit van het College voor Promoties te verdedigen op dinsdag 15 oktober 2013 klokke 15.00 door Monique Erkelens geboren te Rotterdam in 1981 Promotiecommissie Promotor: Prof. dr. J. L. Blussé van Oud-Alblas Co-promotor: Dr. L. M. Douw Overige leden: Prof. dr. W.L. Idema Prof. dr. J. J. L. Gommans Prof. dr. K. J. P. F. M. Jeurgens Prof. dr. H. Schulte Nordholt Prof. dr. C. van Dijk Prof. dr. Nie Dening (Xiamen University, P. R. China) Dr. J. Th. Lindblad CONTENTS Acknowledgements 8 List of illustrations 11 List of abbreviations 13 Glossary 15 Introduction 23 Chapter 1: Batavia and Chinese settlement 48 1.1 Modern Chinese emigration to the Nanyang and early structures of ethnic
    [Show full text]
  • Bangunan Bersejarah Tionghoa Di Jakarta Dan Bogor Dalam Upaya Konservasinya
    Bangunan Bersejarah Tionghoa di Jakarta dan Bogor Dalam Upaya Konservasinya Sri Rachmayantia, Amarena Nediaria, Nicholas Rafaelitob aJurusan Desain Interior, School of Design, Bina Nusantara University, Jakarta Barat 11480, Indonesia bKecapi Batara, Jakarta Barat -11470, Indonesia Corresponding email: [email protected] Abstract: Chinese houses in Indonesia are already endangered, and it is one of our valuable heritages. China town in Jakarta and Bogor are supposed to be interesting place to visit and potential to become tourist destination. The architecture of these Chinese houses has the details that generally shown to public about the owner. This research was held by the Kecapi Batara and the Bina Nusantara University’s student from Interior Design Department whom joined as a junior researcher. One of its objectives is to conserve the heritage building in Indonesia. The purpose of this research is to collect all the available data of the remaining Chinese heritage building in Indonesia. The study started with literature study and followed by interviewing the family or the owner of these heritage buildings around Jakarta and Bogor. This research was conducted in three Chinese heritage buildings that have been previously studied with interesting story behind the buildings. Therefore being involved in this research, students will be able to experience the research methodology and gain more knowledge about the history of Chinese heritage buildings around Jakarta and Bogor. Keywords: Chinese, Heritage, Architecture, History, Research Abstrak: Bangunan bersejarah Tionghoa di Indonesia saat ini terancam punah, dan ini meru- pakan salah satu dari peninggalan yang berharga. Pecinan di wilayah Jakarta dan Bogor seharusnya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus potensial untuk menjadi tujuan bagi turis mancanegara.
    [Show full text]
  • Sejarah Dan Fiksi Dalam Dua Novel Karya Kwee Tek Hoay: Sebuah Tinjauan Sastra Sejarah
    SEJARAH DAN FIKSI DALAM DUA NOVEL KARYA KWEE TEK HOAY: SEBUAH TINJAUAN SASTRA SEJARAH THE HISTORY AND FICTION IN TWO NOVELS BY KWEE TEK HOAY: A HISTORICAL LITERATURE STUDY Irna Gayatri D. Ardiansyah Gopher Indonesia Graha Induk KUD Lantai 2, Jalan Warung Buncit Raya No. 18--20, Jakarta Pos-el: [email protected] Abstract This research aims at analyzing the history and fiction in two novels by Kwee Tek Hoay. The researcher searches for some information from library and website resources to support this research. Specifically, the researcher searches for library resources containing information about the literature of Chinese Malay. The researcher analyzes Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa and Berkahnya Malaise by using qualitative method. Bassically, the two novels present the history, i.e. Malaise event on Berkahnya Malaise and the origin of Hwee Koan community movement on Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa. However, there is a fiction appeared from author’s idea on the two novels. The idea comes in the form of communication presented between literature and the readers. Keywords: history, fiction, Kwee Tek Hoay literature, Chinese Malay literature Abstrak Tulisan ini akan menguraikan sejarah dan fiksi dalam dua novel karya Kwee Tek Hoay. Penulis mencari berbagai informasi dari berbagai sumber pustaka dan sumber dalam jaringan untuk mendukung penelitian ini. Secara lebih khusus, penulis mencari sumber pustaka yang menyajikan informasi seputar kesusastraan Melayu Tionghoa. Penulis menganalisis Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa dan Berkahnya Malaise dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Kedua novel tersebut pada dasarnya memang menyajikan sejarah, yaitu peristiwa malaise dalam Berkahnya Malaise dan asal mula dibentuknya perkumpulan atau pergerakan Tionghoa Hwee Koan dalam Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa.
    [Show full text]
  • B3 Rumah Mayor Tionghoa Di Jakarta
    . I ' • -. ' , -' ,"--:: .. ·~ .. ~ #, .:.:...» .. ·f· . ... -' .. -~-··. · ~ .:. I' ·.-- _....___~··· ...,W·- _-.. .. Ill Ill Ill II NANIEK WIDAYATI PRIYOMARSONO ________________________ ............ Rumah Mayor Tionghoa di Jakarta (Pascapemugaran) Man sion of Th e Tionglz oa Major in Jakarta (Post Conservation) Penulis A uthor Taniek Widayati Priyomarsono Dibantu Staffs Team Lita Amelia Professional Team Cetakan Pertama First Published Juni 2008 Cetakan Kedua Second Published Oktober 2018 Penerjemah Bahasa Inggris English Translation Satya Duhita and Naniek Widayati Priyomarsono Editor Bahasa Inggris English Co-Editor Djauhari Sumintardj a Editor Bahasa Indonesia Indonesian Co-Editor Dali Santun Naga - -- - - · --~~---------------------------=~~-------, Perancang & Ilustrasi Sampul Lat{out & Cover Illustrations CAC Creative Group Penerbit Publisher Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara ISBN 978-602-50838-1-5 Redaksi: Kampus 1 UNT AR . Gedung K lantai 8 Jl. S. Parman nomor 1. Jakarta Barat 11440 Telp +6221.56958718 Email: [email protected] Distributor Tunggal: Naniek Widayati Priyomarsono Jurusan Arsitektur. Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Ka mpus 1 UNT AR. Ged u ng K lantai 8 Jl. S. Parman nomor 1. Jakarta Barat 11440 Telp +6221.56958718 Buku Kedua. Cetakan Pertama. Oktober 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit. SURAT PE ~ ~ Dalam rangka ~ QJOOia!l :i :>eon; Undang Nomor 28 Ta/lun 2!l1< Cota.
    [Show full text]
  • Dr Oen Boen Ing Patriot Doctor, Social Activist, and Doctor of the Poor
    PB Wacana Vol. 18 No. 2 (2017) WacanaRavando Vol. Lie18 ,No. Dr Oen2 (2017): Boen 455-484 Ing 455 Dr Oen Boen Ing Patriot doctor, social activist, and doctor of the poor Ravando Lie ABSTRACT This article examines the efforts and achievements of Oen Boen Ing, a Tionghoa doctor, to improve the quality of health of the poorer inhabitants of Surakarta. Dr Oen played an important role in five different periods: Dutch colonialism, the Japanese occupation, the Indonesian revolution, Soekarno’s regime, and Suharto’s New Order. Known for being a benevolent doctor, activist, and patriot of the revolution during his life-time, Dr Oen also gave medical assistance to the needy, which famously earned him the accolade of “doctor of the poor”. During the Indonesian revolution, Dr Oen assisted the Student Soldiers (Tentara Pelajar) and afterwards was appointed the member of Supreme Advisory Council (Dewan Pertimbangan Agung/DPA) by Soekarno in 1949. As a benevolent doctor and activist, Dr Oen is remembered for founding the Panti Kosala Hospital which was renamed to perpetuate his name on 30 October 1983, exactly a year after his passing. When he died, thousands of peoples gathered to pay their final respects to the doctor. He was honoured with a ceremony conducted in the Mangkunegaran Palace. Dr Oen’s name will be eternally respected, especially in Surakarta. KEYWORDS Oen Boen Ing; social doctor; Tionghoa; Mangkunegaran; Panti Kosala. INTRODUCTION1 Thousands of people flocked towards the Panti Kosala Hospital at Kandangsapi, Surakarta on 31 October 1982. Jalan Brigjend Katamso was already crammed with a sea of people.
    [Show full text]
  • Dr Oen Boen Ing Patriot Doctor, Social Activist, and Doctor of the Poor
    WacanaRavando Vol. Lie18 ,No. Dr Oen2 (2017): Boen 455-484 Ing 455 Dr Oen Boen Ing Patriot doctor, social activist, and doctor of the poor Ravando Lie ABSTRACT This article examines the efforts and achievements of Oen Boen Ing, a Tionghoa doctor, to improve the quality of health of the poorer inhabitants of Surakarta. Dr Oen played an important role in five different periods: Dutch colonialism, the Japanese occupation, the Indonesian revolution, Soekarno’s regime, and Suharto’s New Order. Known for being a benevolent doctor, activist, and patriot of the revolution during his life-time, Dr Oen also gave medical assistance to the needy, which famously earned him the accolade of “doctor of the poor”. During the Indonesian revolution, Dr Oen assisted the Student Soldiers (Tentara Pelajar) and afterwards was appointed the member of Supreme Advisory Council (Dewan Pertimbangan Agung/DPA) by Soekarno in 1949. As a benevolent doctor and activist, Dr Oen is remembered for founding the Panti Kosala Hospital which was renamed to perpetuate his name on 30 October 1983, exactly a year after his passing. When he died, thousands of peoples gathered to pay their final respects to the doctor. He was honoured with a ceremony conducted in the Mangkunegaran Palace. Dr Oen’s name will be eternally respected, especially in Surakarta. KEYWORDS Oen Boen Ing; social doctor; Tionghoa; Mangkunegaran; Panti Kosala. INTRODUCTION1 Thousands of people flocked towards the Panti Kosala Hospital at Kandangsapi, Surakarta on 31 October 1982. Jalan Brigjend Katamso was already crammed with a sea of people. They had been gathering since early 1 The biography of Dr Oen (Ravando Lie 2017) will be launched by Penerbit Buku Kompas in Solo on 3 March 2017.
    [Show full text]
  • Uva-DARE (Digital Academic Repository)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Van koelies, klontongs en kapiteins : het beeld van de Chinezen in Indisch- Nederlands literair proza 1880-1950 Dharmowijono, W. Publication date 2009 Link to publication Citation for published version (APA): Dharmowijono, W. (2009). Van koelies, klontongs en kapiteins : het beeld van de Chinezen in Indisch-Nederlands literair proza 1880-1950. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:02 Oct 2021 Inleiding 1. INLEIDING Het is dit jaar honderd jaar geleden dat mijn moeder werd geboren. In Pangkalpinang op het eiland Bangka, een plaats die ik nu beter ken uit verhandelingen en romans dan van de verhalen van mijn moeder. Een plaats waar ik gebracht ben door mijn moeder, die mij aan haar moeder wilde laten zien.
    [Show full text]
  • Insider Collection Intercontinental Jakarta Pondok Indah New
    INSIDER COLLECTION WELCOME TO THE JAKARTA INSIDER COLLECTION Truly memorable meetings and events with authentic local flavor – that is the inspiration behind the InterContinental Insider Collection. Our global network of hotels and resorts paired with our local knowledge and expertise, giving planners guaranteed choice, range and depth to add to any meetings or conferences. Tailored to each occasion, ranging from interactive o-site team-building activities to stimulating local speakers, also the opportunity for delegates to contribute to projects that benefit the surrounding community and environment. The options are limitless, the local knowledge is rich, the service is professional and impeccable, the delegate’s experience is enriching and rewarding every time. Sample some of our wonderful Jakarta experiences yourself. 1 of 3 INTRODUCTION | LOCATIONS | SPEAKERS | COMMUNITY | INTERACTIONS | BREAKS | CONTACT US InterContinental Jakarta Pondok Indah Jl. Metro Pondok Indah Kav. IV TA | Jakarta 12310 | Indonesia Go to www.intercontinental.com/meetings or click here to contact us INSIDER COLLECTION INSIDER LOCATIONS Choose an InterContinental venue for your event and a world of possibilities will open up. As locals, your hotel team holds the key to a side of locality hidden from tourists. What and who they know gives you an exclusive mix of authentic venues and experiences to play with. INSIDER SPEAKERS Bring your event to life with an inspirational speaker – someone who can really strike a chord with your delegates and enrich their experience beyond measure. Fascinating and engaging, motivating Insider Speakers range from celebrities and cultural experts to sporting heroes. Whatever their passion is, they all have a local connection and you will discover that their unique insights and local know-how will make your event memorable.
    [Show full text]