NELAYAN BUBU TARIK DI KEPENGHULUAN SINABOI KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

Oleh : Saharudin [email protected] Pembimbing : Mita Rosaliza. S.Sos., M.Soc. Sc [email protected] Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, 28293 Telp/Fax. 0761-63277

Abstrak

Tulisan ini mengkaji tentang khususnya dalam kehidupan nelayan bubu tarik dan ingin mengetahui strategi adaptasi yang nelayan gunakan untuk kelangsungan hidup saat kesulitan, adapun lokasi penelitian ini adalah di Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dimana dalam penelitian ini penulis menemukan ada beberapa strategi yang para nelayan bubu tarik gunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu terdapat tiga strategi yang pertama aktif, pasif, dan jaringan. Strategi aktif yang dilakukan nelayan bubu Tarik Kepenghuluan Sinaboi, yaitu melakukan pekerjaan sampingan dengan membuat ikan asin dirumah, bekerja sebagai tukang dan menambahkan jam kerjanya, juga bekerja lain sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan menerapkan untuk berhemat dalam pengeluaran kebutuhan keluarga, pendapatan yang kecil menuntut keluarga nelayan bubu tarik untuk menerapkan hidup hemat seperti mengurangkan biaya belanja anak untuk sekolah, dan mengurangi belanjaan kebutuhan sehari-hari dengan seadanya. Strategi jaringan yang dilakukan nelayan bubu tarik Kepenghuluan Sinaboi dalam menghadapi kesulitan keuangan umumnya nelayan bubu tarik meminjam uang kepada tauke dan nelayan bubu tarik hanya bergantung kepada tauke tempat dimana para nelayan menjual hasil tangkapannya, dan mengadu saat ada kesulitan misalnya saat musim iklim lagi tidak membaik.

Kata Kunci : Nelayan Bubu Tarik, Strategi Adaftasi, Dikepenghuluan Sinaboi.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1

THE FISHERMEN BUBU TARIK IN KEPENGHULUAN SINABOI SUB-DISTRICT SINABOI DISTRICT ROKAN HILIR

By : Saharudin [email protected] Supervisor : Mita Rosaliza. S.Sos., M.Soc. Sc [email protected] Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences Universitas Riau Campus Bina Witya H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-Telp/Fax.0761-63277

Abstract

This paper examines specifically in the life of fishermen Bubu Tarik and wants to know the adaptation strategies that fishermen use for survival during difficulties, while the location of this study is in Kepenghuluan Sinaboi, District of Sinaboi, . Descriptive qualitative methods the method used in this study is using. Where in this study the authors found there were several strategies that the fishermen used to fulfill their needs, namely there were three strategies which were first Active, Passive, and Jetworked. The active strategy carried out by fishermen is Sinaboi's Pull Kepenghuluan, which is doing side work by making salted fish at home, working as a handyman and adding hours of work, also working other according to their abilities. Passive strategy is a survival strategy that is carried out by applying to frugality in spending on family needs, small incomes require fishermen families to withdraw to implement economical living such as reducing the cost of spending children for school, and reducing spending on daily necessities with a minimum. The network strategy carried out by fishermen to attract Sinaboi in the face of financial difficulties, in general, fishermen who attract borrowing money to tauke and fishermen to withdraw only depends on the place where fishermen sell their catch, and complain when there are difficulties, for example when the climate season does not improve.

Keywords : The Bubu Tarik fishermen, Strategic of Adaptation, Sinaboi Village.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2

PENDAHULUAN ikan Terbesar di Dunia. Secara Perjalanan waktu yang panjang Geografis posisi Kabupaten Rokan Hilir perkembangan masyarakat mulai dari berada di pesisir pulau sumatera, pola mata pencaharian sampai pada pola sehingga sebagian besar wilayahnya tatanan hidup, hal ini dari berbagai adalah Desa Sinaboi Kecamatan strategi yang harus dilakukan untuk Sinaboi di sebelah timur Kota Bagan bertahan hidup dengan membentuk Siapi-api. Adapun penduduk penghulu pada kehidupan nelayan Sinaboi akan sinaboi memiliki berbagai suku yaitu sulitnya untuk berkembang dari mata suku Melayu, Jawa, Batak. Namun pencaharian alat tangkap Bubu Tarik. mayoritas suku di Penghuluan Sinaboi Masyarakat Desa Sinaboi adalah suku melayu sehingga kearifan sebagian besar pendudukanya bermata lokal yang lain sudah dilakukan oleh pencaharian nelayan, Nelayan adalah masyarakat sejak adanya kepenghuluan orang yang hasil mata pencaharian sinaboi. utamanya berasal dari menangkap ikan Adapun Jumlah penduduk dilaut, Salah satu kabupaten yang Kepenghuluan Sinaboi berdasarkan pernah di kenal sebagai penghasilan tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Perdusun Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi Kebupaten Rokan Hilir Provinsi Riau 2017

No Keterangan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Jumlah

1 Jiwa 495 597 751 689 2.532 2 KK 145 155 174 117 591

Sumber : Kantor Kepenghuluan Sinaboi pendapatan para pekerja nelayan, Kecamatan Sinaboi 2017 apalagi situasi alam tidak menentu Berdasarkan tabel 1.1 diatas dengan pekerja nelayan. Disaat musim menunjukan bahwa jumlah penduduk pancekling seperti anggi kencang, dikepenghuluan Sinaboi dari 4 (empat) ombak besar sehingga membahayakan Dusun yaitu menunjukan angka untuk tetap pergi melaut, namun hal ini kependudukan 2.532 jiwa yang terdiri sudah biasa dilakukan dengan pekerja dari 591 KK. nelayan, namun penghasilan nelayan Sinaboi yang merupakan akan berkurang. kepenghuluan yang salah satunya besar Pekerjaan nelayan sangat penduduknya bermata pencaharian beresiko besar akan adanya musim sebagai nelayan. Masyarakat Sinaboi pancekling seperti ombak besar, anggin juga mengalami keluhan dengan kencang dengan kehidupan nelayan kategori kurangnya pendapatan untuk kecil akan tidak tertahan dengan ombak memenuhi kebutuhan kehidupan sehari- besar yang menghantam sampan mereka harinya. Ditambah lagi kebutuhan disaat lagi menangkap ikan. semangkin bertambah besar dengan jumlah keluarga tidak sebanding dengan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3

Pekerjaan masyarakat meneliti kehidupan pekerja nelayan Kepenghuluan Sinaboi mayoritasnya Bubu Tari. adalah nelayan, hal ini dikarenakan Berdasarkan data diatas yang daerah tersebut berdekatnya dengan dibahas iyalah nelayan Bubu Tarik di pesisir ataupun laut yang membuat Kepenghuluan Sinaboi yaitu, dimana mereka akan hanya bisa bekerja sebagai dalam pekerjaan nelayan Bubu Tarik ini nelayan, dikarenakan tidak ada lagi nelayang yang sudah tergolong modren, pekerjaan lain untuk bisa mereka akan akan tetapi hingga sekarang masih kerjakan. Pekerjaan diKepenghuluan banyak permasalahan kepada Sinaboi bisa kita lihat tabel dibawah ini masyarakat nelayan, bahwa masyarakat : masih sering membincarakan bahwa Tabel 1.3 nelayan Sinaboi belum bisa membuat Jumlah Pekerjaan Kepenghuluan kehidupnya mereka sejahtera dengan Sinaboi Kecamatan Sinaboi 2017 berpengahasilan nelayan modren, (Bubu Tarik). No Nama Pekerjaan Jumlah Pekerjaan nelayan di Desa 1 Bubu Tarik 66 Sinaboi ini yang dominannya sebagai nelayan yaitu suku melayu, nelayan di 2 Jaring Eko 120 Desa Sinaboi ini memiliki rumah 3 Jaring 153 sendiri dan ada juga yang tidak Jumlah 339 memiliki rumah sendiri yaitu kontrak (sewa), sebagian masyarakat nelayan Sumber : Kepenghuluan Sinaboi yang mempuyai rumah kontrak karena Kecamatan Sinaboi 2017 nelayan di Desa ini tidak mempunyai Berdasarkan tabel 1.3 diatas tempat tinggal dan lahan untuk Menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan membuat rumah (keluarga kedua). kepenghuluan Sinaboi menunjukan Sinaboi merupakan Desa jumlah bubu tarik sebanyak 66, Jaring wilayah pesisir, masyarakat di Desa Eko 120, Jaring 153, Dan jumlah Sinaboi juga terlihat tergolong kurang keseluruhannya yang berjumlah 339 membaik karena terlihat dalam yaitu pekerja nelayan (Kepenghuluan kehidupan sehari-hari baik itu terihat Sinaboi 2018). Berdasarkan kejelasan dari tempat tinggal nelayan, data dari tiga jenis pekerja nelayan mendapatkan bantuan seperti beras diatas bahwa penulis tertarik ingin raskin dan bantuan lainya. menkaji tetang pekerjaan nelayan bubu Hal ini dipahami karena banyak tarik, baik dalam kehidupan sosial individu maupun keluarga yang maupun strategi yang digunakannya. sesungguhnya tidak mampu memenuhi karena ada permasalah yang belum kebutuhan hidupnya, akan tetapi kondisi banyak akan diketahui dari penghasilan kehidupannya mereka justru layak mereka iyalah memuaskan dari setiap sebagai manusia yang memiliki harkat sekali pergi menelayannya, bahkah bisa dan martabat, setiap hari nya mereka dalam perbulannya mendapatkan selalu bernongkrong di warung-warung menghasilkan satu bulan rata-rata Rp. terdekat karena mendapat dukungan 4.000.000-. Namun kenyataannya dari orang lain, seperti teman-teman di kehidupan mereka secara nyata masih luar. dibawah standar kehidupan yang layak. Fenomena masyarakat nelayan Hal inilah yang membuat penulis ingin Bubu Tarik fenomena yang sangat kompleks, yang meliputi penggaruh

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4

ekomoni, politik, teknologi, sosial masyarakat di Kepenghuluan Sinaboi budaya dan sebagainya yang nelayannya sangat kental dengan alat berpengaruh terhadap berkaitan dengan tangkap bubu tarik. Hal inilah yang upaya pemberdayaan masyarakat membuat peneliti tertarik untuk nelayan. Hal ini tidak jarang lagi kita melakukan penelitian di daerah ini. jumpai di desa-desa yang mata pencaharian nelayan. Tetapi khususnya Subjek Penelitian fenomena nelayan Bubu Tarik ini belum Adapun beberapa klasifikasi kita ketahui kenapa masyarakat nelayan informan dalam penelitian ini yaitu : sampai sekarang belum juga kita 1. Informan kunci ( key informan ) melihat adanya keadaan yang membaik Yaitu mereka yang mengetahui dalam kehidupan sehari-harinya. dan memiliki berbagai informasi pokok Kondisi seperti ini yang menimbulkan yang diperlukan penelitian. kegelisahan bagi kita untuk melakukan 2. Informan penelitian tetang upaya meningkatkan Yaitu mereka yang terlibat Sosial Ekonomi. lasung dalam strategi adaptasi di Berdasarkan fenomena di atas, penelitian ini. maka penulis tertarik untuk melakukan Subjek dalam penelitian ini penelitian ini dengan Judul ”Nelayan adalah Kepenghuluan Desa Sinaboi, Bubu Tarik Di Kepenghuluan Sinaboi ketua kelompok nelayan, dan anggota Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan yang bekerja sebagai nelayan bubu Hilir”. tarik. pekerjaannya nelayan dengan mengunakan alat tangkap Bubu Tarik di Rumusan masalah. Kepenghuluan Sinaboi. Berdasarkan fenomena pada latar belakang dan diruang lingkup Analisis Data kajian ini bahwa dari peneliti ingin Analisis data yang dilakukan merumuskan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kualitatif sebagai berikut : deskriptif. 1. Bagaimana kehidupan Nelayan Bubu Tarik di Kepenghuluan HASIL DAN PEMBAHASAN Sinaboi? 2. Bagaimana Strategi Adaptasi Letak Geografi Kepenghuluan Sinaboi merupan nelayan Bubu Tarik di salah satu Kepenghuluan dari 6(enam) Kepenghuluan Sinaboi? Kepenghuluan dan Kelurahan yang ada

diKecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan METODE PENELITIAN Hilir di Provinsi Riau dengan luas : Lokasi Penelitian 7000 x 8000 Km2 dengan Topografi Tempat penelitian terpilih daratan Kepenghuluan Sinaboi yang karena daerah ini merupakan salah satu berbatasan dengan : kegiatan nelayan yang ada di Kota - Sebelah utara berbatasan dengan : , khususnya di Kelurahan Sinaboi Dan Selat Melaka Kepenghuluan Sinaboi, Kecamatan - Sebelah selatan berbatasan dengan : Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir yang Kepenghuluan Sungai Bakau berpenghasilan tangkapan ikan dan - Sebelah barat berbatasan dengan : udang yang berkualitas. Dan daerah Kepenghuluan Sungai Bakau tersebut termasuk daerah yang menjadi - Sebelah timur berbatasan : pusat sektor perikanan di Bagansiapiapi, Kepenghuluan Darussalam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5

Luas wilayah Kepenghuluan sebagai pekerjaan sampingan dan Sinaboi adalah 7000 x 8000, Km2 sumber pendapatan sampingan. Bentuk dimana 70% berupa daratan dan 30% rumah di desa Kepenghuluan Sinaboi berupa lautan, oleh karena itu 70% adalah panggung dan bahan bahan daerah daratan 40% diantaranya daerah tanaman terdiri dari papan beratap seng, pemukiman masyarakat 20% untuk dan sebagian dari batu atau semen. perkebunan dan pertanian 10% lahan tidur. Sedangkan daerah laut Nelayan Bubu Tarik dimanfaatkan oleh Nelayan Nelayan Bubu Tarik pada Kepenghuluan Sinaboi. umumnya adalah alat tangkap yang Iklim Kepenghuluan Sinaboi biasa dibilang tidak ramah lingkungan Sebagai mana Iklim diwilayah tetang ukuran panjang dan beratnya mempunyai iklim kemarau lingkar masuknya ikan kedalam Bubu, dan hujan. Hal tersebut mempunyai, sehingga akan merusak habitan karang pengaruh lasung terhadap pola tanam dilaut, namun yang digunakan pada pada lahan pertanian yang ada nelayan Kepenghuluan Sinaboi ini tidak diKepenghuluan Sinaboi. terlalu merusak habitan karang yang ada dipermukaan laut, karena bubu tarik Kepenghuluan Sinaboi tersebut menggunakan kayu yang cukup Desa Sinaboi merupakan desa ringan untuk tidak memperberat terpencil dan terletaknya di pinggir lingkaran sehingga tidak akan merusak permukaan laut (pesisir), Sehingga tidak habitan karang dilaut, dan tidak juga banyak yang mengetahui desa tersebut. terancamnya nelayan tradisional untuk Kondisi tanah di desa ini merupakan agar bisa menelayan seperti biasanya. tanah lumpur yang membeku sehingga Nelayan Bubu Tarik juga sulit untuk bisa jenis tanaman tumbuh mempunyai cara kerja tersendiri, yaitu yang hidup. Jenis tanaman yang ada di dengan cara melemparkan pelampung desa Kepenghuluan Sinaboi pohon sebagai tanda batas Bubu Tarik, dan bakau, kelapa sawit dan sebagian semak mempunyai batas panjang 7 meter dan belukar. Tanaman pohon kelapa sawit lebar 2,5 meter, sekaligus dengan Bubu hanya bisa tumbuh di perbatasan, antara yang akan ditarik dengan kondisi Kepenghuluan Sinaboi dengan Sinaboi sampan yang lagi berjalan. Namun kecil. sampan tersebut terus menerus akan Perkebunan di Kepenghuluan berjalan sambil menarik Bubu sehingga Sinaboi kurang dirawat, sehingga ikan masuk akan terbawa lingkaran produktivitas tanaman relatif rendah. bubu tersebut, dan posisi sampan akan Dan kondisi tanah ini juga sudah terlalu berhenti berjalan apabila akan tiba tua sehingga nampaknya masyarakat sudah selesainya melabuh (menangkap) Kepenghuluan Sinaboi kurang tertarik dan terangkat bubu tersebut kedalam dengan berkebun. Karena sampan. Kepenghuluan Sinaboi mempunyai Nelayan dapat diartikan sebagai mata pencaharian yang lebih orang yang hasil mata pencaharian menjanjikan dan kurang mengunakan utamanya berasal dari menangkap ikan modal yang besar mata pencaharian di dengan mengunakan alat tangkap ikan sektor nelayan (menangkap ikan dilaut di laut. Menurut (Kusnadi, 2002) pada dengan berbagai alat tangkap nelayan). dasarnya penggolongan sosial dalam Sehingga masyarakat malas untuk masyarakat nelayan dapat ditinjau dari mengurusnya tapi akan dijadikan tiga sudut pandang yaitu:

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6

1. Dari segi penguasaan alat-alat Dengan adanya status produksi atau peralatan tangkap perkawinan maka akan berpengaruh (perahu, jaring, dan perlengkapan terhadap jumlah tanggungan keluarga, yang lain), struktur masyarakat sehingga kebutuhan rumah tangga nelayan terbagi dalam kategori semakin besar, misalnya pendidikan dan nelayan pemilik (alat-alat produksi) lain sebagainya. Rata-rata jumlah dan nelayan buruh, nelayan buruh tanggungan nelayan bubu tarik Desa tidak memiliki alat produksi. Kepenghuluan Sinaboi berdasarkan 2. Di tinjau dari tingkat skala investasi hasil penelitian lapangan dapat dilihat modal usahannya, struktur bahwa para nelayan bubu tarik memiliki masyarakat nelayan terbagi ke jumlah tanggungan rata-rata (1-3) satu dalam kategori nelayan besar dan hingga tiga orang anak. Sedangkan nelayan kecil. jumlah tanggungan yang banyak penulis 3. Di pandang dari tingkat teknologi temui yaitu (1-5) satu hingga sampai peralatan tangkap yang digunakan, lima orang anak. Sehingga masyarakat nelayan terbagi dalam menyebabkan mereka mulai bekerja kategori modern dan nelayan dari pagi hari hingga malam hari, dan tradisional. ada juga menambahkan jam kerjanya Jadi, berdasarkan dari tiga sudut untuk pergi melaut. Salah satu untuk pandang diatas menjelaskan bahwa mencari nafkah untuk mencukupi nelayan adalah tidak semua nelayan kebutuhan rumah tangga keluarga tergolong nelayan tradisional tetapi juga mereka atau pun mecari strategi lain mempunyai golongan nelayan modren, untuk mendapatkan penghasilan nelayan juga ada yang berkembang tambahan. dengan tingkat skala investasi modal Peningkatan lebih baik itu usahanya yang besar. biasanya penghasilan digunakan untuk menambah kualitas anaknya melalui KONDISI SOSIAL KEHIDUPAN pedidikan, sehingga ada kesempatan NELAYAN BUBU TARIK bagi anak untuk memperoleh Jumlah Tanggungan pendapatan yang lebih baik dari pada Diketahui bahwa orang yang orang tuanya dimasa depan. Karena memiliki jumlah tanggungan keluarga semangkin besar jumlah keluarga yang cukup banyak maka jumlah semangkin besar pula pengeluaran penghasilan yang dibutuhkan juga akan untuk tanggungan keluarga, sehingga semangkin besar, apabila penghasilan terjadinya penerimaan pendapat yang yang dibutuhkan tidak cukup maka akan tidak mencukupi untuk memenuhi terjadi kemiskinan. Adapun jumlah kebutuhan keluarga tersebut sehingga tangungan yang penulis temui sulit untuk menyeimbangkan dilapangan adalah jumlah tanggungan penghasilan dengan kebutuhan. Jumlah keluarga yang menjadi tanggungan dari tanggungan keluarga akan berpengaruh rumah tersebut, baik itu saudara terhadap pendapatan karena semangkin kandung ataupun bukan saudara banyaknya jumlah tanggungan keluarga kandung dari keluarga yang tinggal satu atau jumlah anggota keluarga yang ikut atap tapi belum bekerja, di Negara yang makan maka akan secara tidak langsung bekembang seperti Indonesia, banyak akan memaksa tenaga kerja tersebut yang beranggapan anak adalah salah untuk mencari tambahan pendapatan. satu investasi.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7

Lama Berpengalaman Kerja pagi hingga pulangnya sore, walaupun Pekerjaan dari informan yaitu keadaan dilaut amat sangat panasn dan sesuai dengan harapan penulis untuk tidak adanya tempat berteduh disaat menyesuaikan fenomena dari yang nelayan lagi bekerja, akan tetapi mereka ingin diteliti, dan bahwa semua dari tidak pernah mengeluh dengan hanya informan mempunyai cukup lama mencari demi kebutuhan keluarga. dengan pekerjaan mereka sehingga tidak perduli dengan usia tua akan tetap Kesulitan Nelayan Sebagai Sumber masih bekerja sebagai nelayan. Mata Pencaharian Lamanya seseorang bertahan Pengetahuan masyarakat pesisir dalam bekerja dikarenakan adanya diperoleh baik secara langsung, kenyamanan yang didapat dipekerjaan Pengetahuan yang langsung antara lain tersebut dan juga mereka sudah dengan pengenalan naik dan surutnya keterbiasaan dengan pekerjaan tersebut. air, arus gelombang, dan kedalaman air Faktor karena tidak ada pilihan lain juga laut, mengetahui tanda-tanda geraknya mampu membuat seseorang bertahan air laut seperti tanda-tanda kalau awan bekerja nelayan Bubu Tarik. Informan hitam, anggin, kedudukan bulan dan telah lama bekerja menjadi nelayan bintang. Bubu Tarik disini minimal 10 tahun dan Musim anggin yang diketahui maksimal 16 tahun, dan rata-rata nelayan diatas mereka dapat atas dasar mereka telah membawa alat tangkap mata anggin yang berlaku secara umum nelayan Bubu Tarik 10-16 tahun. (Barat, Timur Selatan, Utara Dan Bekerja sudah satu aktivitas rutin dalan Tenggara, Barat Daya, Barat Laut, Dan kehidupan sehari-hari yang dapat Timur Laut). Musim anggin dan mehasilkan pendapatan berupa uang. gelombang besar yang ditakuti mereka adalah anggin Barat laut, dan bisanya Lama Bekerja Dalam Sehari musim anggin adalah bulan November Menelayan sampai akhir Desember. Pekerjaan nelayan tidak bisa Pengetahuan masyarakat pesisir dengan kecepatan seseorang bekerja, tentang gerak-gerik laut atau perilaku akan tetapi jam kerja seseorang nelayan laut sudah diketahui sejak nenek sudahlah ditentukan dengan pasang dan moyang mereka.Penurunan surutnya air laut, para nelayan akan bisa pengetahuan itu melalui ajaran secara pulang setelah air laut pasang, sehingga lisan maupun secara langsung dilaut para nelayan bisa pulang dan menuju pada waktu melakukan aktivitas kedaratan. bersama.Konsep ini dikenal dengan Dapat dilihat dari hasil orang tua membawa anak untuk wawancara bahwa pekerjaan nelayan mencari makan (pemangangan). bisa menghabiskan waktu 12 jam dari 24 jam dalam sehari. Berarti dalam Kondisi Penghasilan Nelayan Bubu sehari para nelayan menghabisakan Tarik waktunya 12 jam dilaut dengan bekerja dan jauh dari keluarga. Ini menunjukan Penghasilan nelayan tidak bisa bahwa pekerjaan seseorang nelayan dipastikan, karena sering kali tidak bisa tidak mudah untuk dibayangkan dan bekerja karena ada peraturan laut semua informan ini mengerjakan kadang bisa melaut (pasang besar) dan pekerjaannya dengan waktunya siang, kadang ada masanya ngak bisa melaut dari perginya dari rumah jam enam(6) (pasang mati), dan sehingga tidak bisa untuk bekerja penuh dalam sebulan.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8

Penghsailan yang dimaksud disini rentan sehingga para nelayan harus adalah segala penghasilan yang memiliki tiga cara untuk bertahan diperoleh oleh masyarakat nelayan yang hidup, pertama aktif yaitu yang berupa bekerja sebagai nelayan Bubu Tarik pekerjaan tambahan, atau yang menjadi penunjang ekonomi menambahkan jam kerja, kedua pasif keluarga para nelayan. yaitu dengan cara berhemat-hemat Adapun penghasilan nelayan dalam pengeluaran belanjan ataupun berdasarkan wawancara bahwa kebutuhan sehari-hari. Dan yang ketiga ditemukan cukup besar didapatkan yaitu jaringan dengan cara mencari dengan setiap bulannya dari subjek pinjaman dengan cara kerabat atau para tersebut, yaitu Rp, 2.500.000,- hingga atasan, tiga hal ini sering dilakuakan Rp,4.000.000,- yang cukup tinggi pada kehidupan rumah tangga yang umumnya, namun penghasilan tersebut menengah kebawah secara sosial juga masih tidak menentu kadang dapat ekonomi. jumlah yang besar dan ada juga dengan jumlah kecil, dengan alasan mencari Strategi Aktif rejeki dilaut tidak bisa dipastikan. Strategi aktif dapat dimengerti bahwa seseorang keluarga akan mencari Aktivitas Selain Nelayan uang tambahan untuk keperluan Masyarakat nelayan di Desa hidupnya manusia, strategi aktif ini bisa Kepenghuluan Sinaboi dalam kegiatan dilakukan dengan cara menambah sehari harinya yaitu pergi melaut setiap pekerjaan baru hingga mendapatkan sesaat bisanya, pergi pagi pulang sore, uang. Sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas pemenuhan kemudian setelah pulang untuk kebutuhan hidup keluarga seseorang, menghilangkan capeknya nelayan, dalam keluarga pasti sebagian akan semua informan dalam penelitian ini berusaha mencari pekerjaan tambahan ternyata mempunyai aktivitas yang yang terbaik, sehingga dapat berbeda-beda perbedaan aktivitas ini mengahasilkan uang untuk menutupi dikarenakan setiap individu memiliki kesulitan hidup mereka. Bagi urusan dan pola berfikir yang berbeda- masyarakat yang tergolong miskin beda pula disaat tidak adanya hal lain mencari nafkah menambah penghasilan yang ingin dikerjakannya, sebagian dan mencukupi kebutuhan keluarganya, nelayan juga rutin mengikuti perwiritan dapat disimpulkan bahwa strategi aktif disetiap malam jumat, dan membuat dapat bermanfaat untuk menghindari aktivitas lainnya dengan cara dari garis kemiskinan dalam bernongrong di warung terdekat. bekeluargaan. Strategi aktif sering digunakan

para nelayan Bubu Tarik Kepenghuluan STRATEGI ADAPTASI NELAYAN Sinaboi untuk menambahkan kebutuhan BUBU TARIK DI sehari-hari, misalnya melakukan KEPENGHULUAN SINABOI aktivitasnya sendiri dengan cara Strategi adaptasi nelayan didesa menambahkan jam kerja, mencari Kepenghuluan Sinaboi sebagian pekerjaan lain, dan membuat pekerjaan rangkaian tindakan individu dan rumah sesuai kemampuan dalam keluarga. tangga menengah kebawah mengunakan Dalam keluarga kehidupan nelayan strategi adaptasi yang biasa dilakukan bukan suami saja menjadi tanggung saat keadaan mendesak dan keadaan jawab yang besar dari namanya

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9

bekeluarga akan tetapi istri juga bisa mereka usahakan untuk bisa berperan dalam mencari pekerjaan mendapatkan ikan sedikit banyaknya itu untuk membantu menambahkan tergantung rezeki, akan tetapi kalau penghasilan, atau menghindari dari tidak bisa melaut itu yang membuat garis kemiskinan dalam setiap keluarga. para nelayan kecewa.

Strategi Pasif Strategi Jaringan Strategi pasif yaitu mengurangi Strategi jaringan seperti pengeluaran keluarga (misalnya menjalin relasi, baik formal maupun pengeluaran pangan, sadang, informan dengan lingkungan sosialnya pendidikan dan lain-lain). Lebih dan lingkungan kelembagaan misalnya: jelasnya strategi pasif adalah strategi (meminjam uang tetangga, menghutang bertahan hidup yang dilakukan dengan diwarung, memanfaatkan program cara selektif, tidak boros dalam kemiskinan, meminjam uang keretenir, mengatur pengeluaran keluarga. toke, koperasi, finance atau bank). Biasanya menerapkan hidup hemat Meminjam buat modal usaha ataupun dengan cara berhati-hati dalam kebutuhan sehari-hari adalah menjadi membelanjakan uang mereka. Sikap pilihan yang harus dijalani oleh hemat terlihat pada kebiasaan keluarga keluarga rumah tangga nelayan. miskin yang membiasakan untuk hidup Nelayan kelas bawah atau dengan biasanya. nelayan kecil hidupnya sangat rentan 1. Mengurangi pengeluaran sandang karena penghasilannya dari dan pangan penangkapan ikan hanya cukup untuk Mengurangi pengeluaran memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga seperti sandang merupakan bersama keluarganya, hasil tangkapan sebagai strategi pasif untuk yang sangat sedikit atau bahkan tidak megurangi pengeluaran dalam mendapatkan hasil tangkapan dalam rangka menyeimbangi pendapatan satu hari bisa membuatnya tidak mampu dan pengeluaran rumah tangga membeli kebutuhan hidup hari itu juga, semisal pengeluaran biasanya besar diharusan untuk tetap melanjutkan karena hasilnya kurang dari hidup bersama keluarganya akan sebelumnya pengeluaran juga membuatnya terpaksa mencari berkurang, agar bisa berhemat- pinjaman, hal ini memaksa nelayan hemat untuk memenuhi kebutuhan. untuk mengantungkan bantuan pada Strategi pasif sering kali nelayan kelas atas atau bos. digunakan dengan orang yang Hasil wawancara dari subjek berpendapatan tidak menentu apalagi juga mengatakan bahwa hubungan klien dengan pekerjaan nelayan yang hasilnya itu saling bergantungan, walau pun tidak menentu ia hanya bergantung tidak kebutuhan sehari-hari informan, kepada cuaca alam, kalau cuaca akan tetapi saat masanya kerusakan alat mendukung mereka bisa melaut dengan tangkap nelayan juga akan mengadu tenang dan kalau tidak cuaca alamnya dan meminjam uang untuk mendukung mereka akan sulit untuk memperbaiki alat-alat kerusakan alat bisa bekerja dan mereka akan selalu tangkap tersebut, dan dibayar dengan berhemat-hemat untuk kebutuhan cicilan setiap kali pulang dari sehari-harinya karena takutnya para menelayan. nelayan besoknya tidak bisa melaut Dapat disimpulkan bahwa lagi. Kalau bisa melaut setidaknya bisa strategi jaringan sering kali digunakan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10

dengan nelayan (klien) atau orang yang adaptasi dan integrasi demi memelihara berpendapatan tidak menentu apalagi bentuk nilai oragnisasi dan pencapaian dengan pekerjaan nelayan ini, nelayan tujuan organisasi dan pencapaian tujuan bubu tarik hanya bergantung kepada organisasi secara keseluruhan. touke (patron) tempat dimana para Memandang adaptasi sebagai nelayan mengadu saat ada kesulitan. suatu prilaku responsif (bersifat Patron yang dimaksudkan disini menanggapi) manusia terhadap diperankan oleh para pengumpul hasil- perubahan-perubahan lingkungan yang hasil tangkapan nelayan, sedangkan terjadi. Prilaku responsif tersebut klien diperankan oleh nelayan itu memungkinkan mereka dapat sendiri. menyesuaikan sistem-sistem tertentu bagi tindakan atau tingkah lakunya, agar Adaptasi dapat menyesuaikan diri dengan situasi Adaptasi adalah proses dan kondisi yang ada. penyesuaian diri sesuai dengan keadaan Perilaku yang saya maksud di lingkungan yang dilakukan dalam atas berkaitan dengan kebutuhan hidup, rangka mempertahankan, atau setelah sebelumnya melewati keadaan- keberlanjutkan kehidupan masyarakat keadaan kesulitan tidak bisa bekerja nelayan Bubu Tarik di Kepenghuluan tertentu dan kemudian membangun Sinaboi sehingga masih bisa untuk suatu strategi serta keputusan tertentu bertahan hidup dengan beradaptasi yang untuk menghadapi keadaan-keadaan manusia akan gunakan, melihat dari selanjutnya, dan para nelayan Sinaboi adaptasi yang dilakukan nelayan sudah dari dulunya hingga sekarang sebagai suatu perbuatan manusia masih bersahabat dengan baik pembeli terhadap perubahan-perubahan hasil kumpulan ikan dan mengumpul lingkungan yang terjadi. hasil tangkapan(patron dan klien), Prilaku adaptasi adalah intekrasi dimana dalam prilaku ini sudah lumrah manusia terhadap manusia agar bisa dilakukan setiap para manusia, akan saling mengutungkan membantu saat tetapi pasti akan berbeda sikap dan dalam kesulitan, tingkahlaku manusia perilaku yang diperbuatannya, bisa mengubah suatu lingkungan atau berintekrasi supaya bisa mengatur sebaliknya. Perubahan lingkungan perlu semua aktivitas supaya tidak terjadinya supaya ada perbaikan antar sesama hal yang bertentangan. individu, dimana dalam kegiatan penulis jumpai dalam aktivitas KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat nelayan Kepenghuluan Kesimpulan Sinaboi juga aktif dalam menjalankan Penelitian secara langsung program perwiritan setiap malam terhadap subjek ditemukan fakta, bahwa juamatan, dan organisasi persatuan dari kehidupan nelayan Bubu Tarik kelompok nelayan dan pemuda. Dimana Kepenghuluan Sinaboi dengan dalam organisasi ini mereka bisa saling kehidupan belum sejahtera berdasarkan memberi pendapat dalam merencanakan strategi yang digunakan mereka dengan suatu kegiatan dalam lingkungan, cara berhemat, bekerja tidak mengenal perilaku adaptasi dimana mereka akan waktu, dan mempunyai hutang disetiap bertemu baik disengaja maupun tidak tempat mereka menjual hasil tangkapan. disegaja mereka akan bisa berprilaku Namun tidak disadari setiap individu menyesuaikan diri antar sesama bahwa penghasilan itu cukup besar manusia. Proses seperti ini memerlukan didapatkan dengan setiap bulannya dari

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11

subjek tersebut, yaitu Rp,2.500.000,- keseharian, dan mengurangi belanja hingga Rp,4.000.000,- yang cukup sekolah anak. tinggi umumnya. Strategi jaringan adalah strategi Namun berdasarkan yang dilakukan dengan cara meminta penghasilan subjek diatas tidaklah bantuan kerabat, tauke dan relasi bersih didapatkan oleh nelayan tersebut, lainnya jika dalam kesulitan. Nelayan akan tetapi juga ada pengeluaran yang Bubu Tarik umumnya meminjam uang tidak terduga seperti kerusakan usahan kepada tauke, ada pula meminjam nelayan Bubu Tarik, semisalnya kepada tetangga, dan ada juga yang kerusakan mensin atau alat yang memanfaatkan relasi untuk mencari berhubungan akan berjalannya usaha peluang tambahan pekerjaan. tersebut, dan pastinya harga tersebut Strategi bertahan hidup yang sanggatlah tidak murah, sehingga para sering dilakukan oleh nelayan Bubu nelayan tidak mudah untuk berkembang Tarik Kepenghuluan Sinaboi dengan penghasilan yang diperoleh dari Kecamatan Sinaboi Kebupaten Rokan usaha nelayan Bubu Tarik. Hilir adalah strategi jaringan. Hal Penelitian juga menemukan tersebut terjadi karena strategi jaringan fakta, bahwa kehidupan Nelayan Bubu (meminjan uang ketauke) yang bisa Tarik di Kepenghuluan Sinaboi membantu saat alat tangkap untuk menerapkan Strategi Adaptasi, yaitu menelayan rusak parah, dan dengan cara tiga strategi untuk tetap bertahan hidup, mudah juga untuk membayarnya dan memenuhi kebutuhan pokok dengan mencicil pinjamman dengan keluarga yaitu: Strategi Aktif, Strategi hasil tangkapannya nelayan sehari- Pasif, dan Strategi Jaringan. harinya. Strategi Adaptasi yang dilakukan Nelayan Bubu Tarik Di Saran Kepenghuluan Sinaboi yaitu Strategi Berdasarkan kesimpulan dari aktif sering digunakan para nelayan penelitian ini maka penulis akan Bubu Tarik Kepenghuluan Sinaboi mencoba memberi saran sebagai untuk menambahkan pendapatan berikut: mereka. Strategi aktif yang dilakukan 1. Nelayan Bubu Tarik harus bisa oleh nelayan, yaitu melakukan membuat pekerjaan sampingan untuk pekerjaan sampingan dengan membuat masukan uang tambahan keluarga, ikan asin dirumah, menambahkan jam misalnya buka warung kecil-kecilan kerja siang malam sebagai nelayan, dirumah ataupun jualan separuh hasil bekerja sebagai tukang pembuat perahu, tangkapan didepan rumah, sehingga dan ada juga satu subjek istri berperan bisa menambah keuangan keluarga. bekerja sampingan sebagai honore 2. Nelayan Bubu Tarik agar bisa untuk dikantor Kepenghuluan. mengontrol perekonomiannya, dan Strategi pasif adalah strategi tingkatkan budaya menabung uang hasil bertahan hidup yang dilakukan dengan bagian dari usaha yang nelayan punya menerapkan pola hemat, pendapatan sehingga saat-saat ada kerusakan atau yang kecil atau tidak menentu mengharuskan untuk mengganti mesin, menuntuk keluarga nelayan untuk uang tabungan bisa digunakan untuk hal menerapkan budaya hidup hemat seperti tersebut. meninilisir pengeluaran keluarga 3. Aparat pemerintah atau yang terkait (hemat) yaitu mengurangi belanja harus bisa memfasilitasi nelayan agar dapat menambahkan penghasilan.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12

Misalnya memberi bantuan bubu, dan Buah-Buahan 2015 (Studi usaha nelayan lainya. Dan pelantikan Perempuan di Pasar Raya wirausaha kepada istri nelayan untuk Padang Barat Kota Padang dapat menambah penghasilan dan Propinsi Sumatra Barat). memberikan pinjaman modal usaha Padang: Jurnal Humanus No.2 dengan bungga yang rendah kepada Th.2015. keluarga nelayan bubu tarik agar Iza. (2015, 05 Rabu). Jembatan Kayu keluarga tersebut tidak hanya Sinaboi Rohil Rusak Pengguna menghasilkan keluarga dari profesi Jalan Mulai Terancam. sebagai nelayan bubu tarik saja. Retrieved 01 Selasa, 2019, from Riaucitizen.com: DAFTAR PUSTAKA http://riaucitizen.com/jembatan- Agus, Y. (2016, November Kamis). Ini kayu-sinaboi-rohil-rusak- Strategi Masyarakat Miskin pengguna-jalan-mulai-terancam/ Hadapi Kesulitan Hidup. Kamaruddin M, S. (1981). Dari Pada Retrieved Desember Sabtu, Nelayan-Tani Kepada Bot 2018, from Republika.co.id: (Perubahan sosial-Ekonomi https://www.republika.co.id/beri Nelayan Di Kuala Perlis). Jurnal ta/nasional/daerah/16/11/24/oh5 Antropologi dan Sosiologi, Jld. 2a7396-ini-strategi-masyarakat- 9, 69-87. miskin-hadapi-kesulitan-hidup Koentjaranigrat. (1990). Pengantar Akbar, A. (2016). Strategi Bertahan Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Hidup Pemulung di Kelurahan Rineka Cipta. Sudomulyo Kecamatan Kusnadi. (2000). Nelayan Adaftasi dan Simarinda Ilir Universitas Jaringan Sosial. Bandung: Mumawarman. Samarinda : Humaniora Utama Press. ejournal Pembangunan Sosial, Kusnadi. (2002). Konflik Sosial 2016 4(3): ejournal.sos.fisip- Nelayan Kemiskinan dan unmul.org, 141-1541. Perebutan Sumber Daya Alam. . Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi Yogyakarta: Penerbit LkiS. Ekonomi. Jakarta: Kencana. Pahmi, S. (2010). Perpektif Baru Fauzi Rama, (2017). Strategi Adaptasi Antropologi Perdesaan. Jakarta: Umat Hindu di Kota Pekanbaru. Gaung Persada Press. Pekanbaru. Fisip Unri. Stamboel, K. (2012). Panggilan Haidi. (2004). Metode Penelitian Keberpihakan Strategi Kualitatif. Malang: Universitas Mengakhiri Kemiskinan di Muhammadiyah Malang. Indonesi. Jakarta: PT Gramedia Haq, U. H. (1983). Tirai Kemiskinan. Pustaka Utama. Jakarta: PT Djaya Pirusa. Sufirudin. (2016). Hubungan Patron Ikhsan. (2002). Aspek Hukum Klien Diantara Masyarakat Otonomisasi Terhadap Nelayan Di Desa Kangkunawe Kewenangan Perairan Laut Dan Kecamatan Maginti Kabupaten Pesisir. Jurnal Masyarakat dan Muna Barat Provinsi Sulawesi Kebudayaan Wahana Tenggara. Jurnal Holistik, 1-20. Mewujudkan Masyarakat dan Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kebudayaan Bertuah 1., 6-11. Administrasi. Bandung: Irwan. (2015). Strategi Bertahan Alvabeta. Hindup Perempuan Penjual

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

Suharto, E. (2009). Kemiskinan dan Berau (Studi Tentang Karyawan Perlindungan Sosial di Yang Di Monaktifkan di PT. Indonesia . Bandung : Alfabeta. Kertas Nusantara. EJournal Supriadi. (2016). Kemiskinan Sosiatri -Sosiologi, 16-33. Masyarakat Nelayan Ditinjau Yafiz, M., Sondita, A. M., Soemakaryo, Dari Segi Budidaya Di Desa S., & Monintja, R. D. (2009). Raja Bejamu Kecamatan Analisis Finansial Usaha Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir Penangkapan Ikan Dalam Model Riau. Kemiskinan Masyarakat Perbaikan Kesejahteraan Nelayan , 84-98. Nelayan Di Kabupaten Rokan Susanto, A. (1985). Pengantar Hilir Provinsi Riau. Jurnal Sosiologi. Bandung: PT Remaja Perikanan dan Kelautan, 81-82. Rosdakarya. Swis, T. (2014). Pembasmian Kemiskinan Perpektif Sosiologi- Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryani, (2017). Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Nelayan Tradisonal Di Desa Bagan Cempedak Kecamtan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir. Pekanbaru. Fisip Unri. Sari Melda, (2018). Cara Bertahan Hidup Keluarga Buruh Bangunan. Studi Kasus Di Kelurahan Pasir Pengaraian. Pekanbaru. Fisip Unri. Putri Mulyati, (2018). Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Sopir Angkot (Angkutan Kota) Terminal Nangka Simpang Panam Di Kota Pekanbaru. Pekanbaru. Fisip Unri. Tampubolon, D. (1907). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti. Lembaga Penelitian Universitas Riau, 1-190. Wati, R. P. (2014). Dampak Kelebihan Tangkap (Overfishing) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Rokan Hilir. JOM.Fekon, 1-19. Winarno, R. F. (2016). Strategi Bertahan Hidup Mantan Karyawan Pt. Kertas Nusantara Di Desa Pilanjau Kebupaten

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14