Nelayan Bubu Tarik Di Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
NELAYAN BUBU TARIK DI KEPENGHULUAN SINABOI KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR Oleh : Saharudin [email protected] Pembimbing : Mita Rosaliza. S.Sos., M.Soc. Sc [email protected] Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Abstrak Tulisan ini mengkaji tentang khususnya dalam kehidupan nelayan bubu tarik dan ingin mengetahui strategi adaptasi yang nelayan gunakan untuk kelangsungan hidup saat kesulitan, adapun lokasi penelitian ini adalah di Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dimana dalam penelitian ini penulis menemukan ada beberapa strategi yang para nelayan bubu tarik gunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu terdapat tiga strategi yang pertama aktif, pasif, dan jaringan. Strategi aktif yang dilakukan nelayan bubu Tarik Kepenghuluan Sinaboi, yaitu melakukan pekerjaan sampingan dengan membuat ikan asin dirumah, bekerja sebagai tukang dan menambahkan jam kerjanya, juga bekerja lain sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan menerapkan untuk berhemat dalam pengeluaran kebutuhan keluarga, pendapatan yang kecil menuntut keluarga nelayan bubu tarik untuk menerapkan hidup hemat seperti mengurangkan biaya belanja anak untuk sekolah, dan mengurangi belanjaan kebutuhan sehari-hari dengan seadanya. Strategi jaringan yang dilakukan nelayan bubu tarik Kepenghuluan Sinaboi dalam menghadapi kesulitan keuangan umumnya nelayan bubu tarik meminjam uang kepada tauke dan nelayan bubu tarik hanya bergantung kepada tauke tempat dimana para nelayan menjual hasil tangkapannya, dan mengadu saat ada kesulitan misalnya saat musim iklim lagi tidak membaik. Kata Kunci : Nelayan Bubu Tarik, Strategi Adaftasi, Dikepenghuluan Sinaboi. JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1 THE FISHERMEN BUBU TARIK IN KEPENGHULUAN SINABOI SUB-DISTRICT SINABOI DISTRICT ROKAN HILIR By : Saharudin [email protected] Supervisor : Mita Rosaliza. S.Sos., M.Soc. Sc [email protected] Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences Universitas Riau Campus Bina Witya H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-Telp/Fax.0761-63277 Abstract This paper examines specifically in the life of fishermen Bubu Tarik and wants to know the adaptation strategies that fishermen use for survival during difficulties, while the location of this study is in Kepenghuluan Sinaboi, District of Sinaboi, Rokan Hilir Regency. Descriptive qualitative methods the method used in this study is using. Where in this study the authors found there were several strategies that the fishermen used to fulfill their needs, namely there were three strategies which were first Active, Passive, and Jetworked. The active strategy carried out by fishermen is Sinaboi's Pull Kepenghuluan, which is doing side work by making salted fish at home, working as a handyman and adding hours of work, also working other according to their abilities. Passive strategy is a survival strategy that is carried out by applying to frugality in spending on family needs, small incomes require fishermen families to withdraw to implement economical living such as reducing the cost of spending children for school, and reducing spending on daily necessities with a minimum. The network strategy carried out by fishermen to attract Sinaboi in the face of financial difficulties, in general, fishermen who attract borrowing money to tauke and fishermen to withdraw only depends on the place where fishermen sell their catch, and complain when there are difficulties, for example when the climate season does not improve. Keywords : The Bubu Tarik fishermen, Strategic of Adaptation, Sinaboi Village. JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2 PENDAHULUAN ikan Terbesar di Dunia. Secara Perjalanan waktu yang panjang Geografis posisi Kabupaten Rokan Hilir perkembangan masyarakat mulai dari berada di pesisir pulau sumatera, pola mata pencaharian sampai pada pola sehingga sebagian besar wilayahnya tatanan hidup, hal ini dari berbagai adalah Desa Sinaboi Kecamatan strategi yang harus dilakukan untuk Sinaboi di sebelah timur Kota Bagan bertahan hidup dengan membentuk Siapi-api. Adapun penduduk penghulu pada kehidupan nelayan Sinaboi akan sinaboi memiliki berbagai suku yaitu sulitnya untuk berkembang dari mata suku Melayu, Jawa, Batak. Namun pencaharian alat tangkap Bubu Tarik. mayoritas suku di Penghuluan Sinaboi Masyarakat Desa Sinaboi adalah suku melayu sehingga kearifan sebagian besar pendudukanya bermata lokal yang lain sudah dilakukan oleh pencaharian nelayan, Nelayan adalah masyarakat sejak adanya kepenghuluan orang yang hasil mata pencaharian sinaboi. utamanya berasal dari menangkap ikan Adapun Jumlah penduduk dilaut, Salah satu kabupaten yang Kepenghuluan Sinaboi berdasarkan pernah di kenal sebagai penghasilan tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Perdusun Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi Kebupaten Rokan Hilir Provinsi Riau 2017 No Keterangan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Jumlah 1 Jiwa 495 597 751 689 2.532 2 KK 145 155 174 117 591 Sumber : Kantor Kepenghuluan Sinaboi pendapatan para pekerja nelayan, Kecamatan Sinaboi 2017 apalagi situasi alam tidak menentu Berdasarkan tabel 1.1 diatas dengan pekerja nelayan. Disaat musim menunjukan bahwa jumlah penduduk pancekling seperti anggi kencang, dikepenghuluan Sinaboi dari 4 (empat) ombak besar sehingga membahayakan Dusun yaitu menunjukan angka untuk tetap pergi melaut, namun hal ini kependudukan 2.532 jiwa yang terdiri sudah biasa dilakukan dengan pekerja dari 591 KK. nelayan, namun penghasilan nelayan Sinaboi yang merupakan akan berkurang. kepenghuluan yang salah satunya besar Pekerjaan nelayan sangat penduduknya bermata pencaharian beresiko besar akan adanya musim sebagai nelayan. Masyarakat Sinaboi pancekling seperti ombak besar, anggin juga mengalami keluhan dengan kencang dengan kehidupan nelayan kategori kurangnya pendapatan untuk kecil akan tidak tertahan dengan ombak memenuhi kebutuhan kehidupan sehari- besar yang menghantam sampan mereka harinya. Ditambah lagi kebutuhan disaat lagi menangkap ikan. semangkin bertambah besar dengan jumlah keluarga tidak sebanding dengan JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3 Pekerjaan masyarakat meneliti kehidupan pekerja nelayan Kepenghuluan Sinaboi mayoritasnya Bubu Tari. adalah nelayan, hal ini dikarenakan Berdasarkan data diatas yang daerah tersebut berdekatnya dengan dibahas iyalah nelayan Bubu Tarik di pesisir ataupun laut yang membuat Kepenghuluan Sinaboi yaitu, dimana mereka akan hanya bisa bekerja sebagai dalam pekerjaan nelayan Bubu Tarik ini nelayan, dikarenakan tidak ada lagi nelayang yang sudah tergolong modren, pekerjaan lain untuk bisa mereka akan akan tetapi hingga sekarang masih kerjakan. Pekerjaan diKepenghuluan banyak permasalahan kepada Sinaboi bisa kita lihat tabel dibawah ini masyarakat nelayan, bahwa masyarakat : masih sering membincarakan bahwa Tabel 1.3 nelayan Sinaboi belum bisa membuat Jumlah Pekerjaan Kepenghuluan kehidupnya mereka sejahtera dengan Sinaboi Kecamatan Sinaboi 2017 berpengahasilan nelayan modren, (Bubu Tarik). No Nama Pekerjaan Jumlah Pekerjaan nelayan di Desa 1 Bubu Tarik 66 Sinaboi ini yang dominannya sebagai nelayan yaitu suku melayu, nelayan di 2 Jaring Eko 120 Desa Sinaboi ini memiliki rumah 3 Jaring 153 sendiri dan ada juga yang tidak Jumlah 339 memiliki rumah sendiri yaitu kontrak (sewa), sebagian masyarakat nelayan Sumber : Kepenghuluan Sinaboi yang mempuyai rumah kontrak karena Kecamatan Sinaboi 2017 nelayan di Desa ini tidak mempunyai Berdasarkan tabel 1.3 diatas tempat tinggal dan lahan untuk Menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan membuat rumah (keluarga kedua). kepenghuluan Sinaboi menunjukan Sinaboi merupakan Desa jumlah bubu tarik sebanyak 66, Jaring wilayah pesisir, masyarakat di Desa Eko 120, Jaring 153, Dan jumlah Sinaboi juga terlihat tergolong kurang keseluruhannya yang berjumlah 339 membaik karena terlihat dalam yaitu pekerja nelayan (Kepenghuluan kehidupan sehari-hari baik itu terihat Sinaboi 2018). Berdasarkan kejelasan dari tempat tinggal nelayan, data dari tiga jenis pekerja nelayan mendapatkan bantuan seperti beras diatas bahwa penulis tertarik ingin raskin dan bantuan lainya. menkaji tetang pekerjaan nelayan bubu Hal ini dipahami karena banyak tarik, baik dalam kehidupan sosial individu maupun keluarga yang maupun strategi yang digunakannya. sesungguhnya tidak mampu memenuhi karena ada permasalah yang belum kebutuhan hidupnya, akan tetapi kondisi banyak akan diketahui dari penghasilan kehidupannya mereka justru layak mereka iyalah memuaskan dari setiap sebagai manusia yang memiliki harkat sekali pergi menelayannya, bahkah bisa dan martabat, setiap hari nya mereka dalam perbulannya mendapatkan selalu bernongkrong di warung-warung menghasilkan satu bulan rata-rata Rp. terdekat karena mendapat dukungan 4.000.000-. Namun kenyataannya dari orang lain, seperti teman-teman di kehidupan mereka secara nyata masih luar. dibawah standar kehidupan yang layak. Fenomena masyarakat nelayan Hal inilah yang membuat penulis ingin Bubu Tarik fenomena yang sangat kompleks, yang meliputi penggaruh JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4 ekomoni, politik, teknologi, sosial masyarakat di Kepenghuluan Sinaboi budaya dan sebagainya yang nelayannya sangat kental dengan alat berpengaruh