LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI SMART ECONOMY)

Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun

Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua) Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota)

Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota)

Dibiayai Oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018

UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN SEPTEMBER, 2018

i

ii

RINGKASAN

Penelitian ini menjelaskan indikator smart economy di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada walikota Tangerang Selatan seberapa kompetitif kotanya. Metode yang digunakan adalah fishbone. Tambahan, karena menggunakan penelitian kualitatif, selama periode penelitian akan ada kemungkinan pengembangan masalah dalam menganalisa. Data berasal dari teori, publikasi BPS kota Tangerang Selatan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas UMKM dan Koperasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Badan Pendapatan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, dan Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah. Indikator untuk smart economy adalah inovasi, kewirausahaan, merek dagang, produktivitas, ketetapan internasional, dan tenaga kerja yang fleksibel. Hasil dari penelitian ini adalah smart economy menjelaskan bahwa di kota Tangerang Selatan memiliki inovasi yang rendah, kewirausahaan yang tinggi, produktivitas yang sedang, fleksibilitas pekerja yang rendah, produk local yang dikenalkan ke luar negeri dan menjadi favourite adalah krupuk jengkol, merek dagan belum memiliki pasar yang luas, dan terdapat beberapa perusahaan yang menerbitkan saham. Di kota Tangerang Selatan, produktivitas (Dinas Tenaga Kerja) dan Ketetapan Internasional (Dinas Pariwisata) tidak dimasukkan di dalam smart economy, tetapi dinas tenaga kerja adalah smart social, dan dinas pariwisata adalah smart brand.

Kata Kunci : Smart Economy, Fishbone, Inovasi, Kewirausahaan, Ketetapan Internasional, Fleksibilitas Pekerja, Produktivitas.

iii

PRAKATA

Penelitian ini tidak bisa dimulai tanpa kehadiran Pak Irwansyah dan Pak Suworo. Oleh sebab itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada mereka. Kedua, ucapan terima kasih kepada Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Ekonomi yaitu Pak Ali Maddinsyah dan Pak Dr. Ir. Boedi Hasmanto, M.S karena tanpa izin mereka dan dukungan mereka penelitian ini tidak diakui oleh Kemenristekdikti. Ketiga, penulis juga berterimakasih kepada teman- teman seperjuangan Pak Syamruddin, Pak Nefo Indra, dan Pak Ahmad Nazir yang menyediakan waku mereka untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada penelitian kami. Keempat, penulis sangat berterimakasih kepada bu Dian Anggraini S.T., M.Si sebagai Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia TIK dan Kerjasama Smart City dan staf-stafnya seperti Pak Hasikin dan Pak Heri Darmawan dari Dinas Kominfo karena mereka telah memberikan master plan smart city kota Tangerang Selatan dan tidak merasa beban untuk menjawab setiap pertanyaan kami. Kelima, penulis berterimkasih kepada Kepala departemen Ekonomi dan mbak Hijri karena mereka telah mengundang kami dalam rapat inflasi daerah sebelum ramadhan. Keenam, Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada Pak Artiyugo dari Dinas Koperasi dan UMKM karena beliau menjawab semua pertanyaan tentang wirausaha mikro, kecil, dan menengah, juga kepada staf Disperindag, staf BPKAD, Pak Sriyono dan Pak Bachtiar STP, M.Si dan staf BAPENDA lainnya, Bu Ria kepala perencanaan Dinas Ketapang.

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

RINGKASAN ii

PRAKATA iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 19

BAB 5 HASIL YANG DICAPAI 22

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53

DAFTAR PUSTAKA 56

LAMPIRAN 57

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010-2014 2 Tabel 2 Pertumbuhan Ekonomi 22 Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan 22 Tabel 4 Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan 23 Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan 24 Tabel 6 Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang Selatan Banten 25 Tabel 7 Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor 25 Tabel 8 Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan Karakter dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017 26 Tabel 9 Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors 28 Tabel 10 Jumlah UMKM 2017 28 Tabel 11 Jumlah UMKM 2015 29 Tabel 12 Perubahan Jumlah Kewirausahaan 29 Tabel 13 Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan 30 Tabel 14 Data Industri Kecil Menengah per Jenis 30 Tabel 15 PDRB per Pekerja 29 Tabel 16 Proporsi Pegawai Lepas 31 Tabel 17 Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan 32 Tabel 18 Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan 33 Tabel 19 Kendala dan Non-Kendala Smart Economy 34 Tabel 20 Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD 34 Tabel 21 BPHTB Sudah Online 37 Tabel 22 E-Formulir Pajak (E-SPPT) 37 Tabel 23 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online 38

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Tangerang Selatan 1 Gambar 2 Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013 3 Gambar 3 Ishikawa Diagram – 6 Komponen pembentuk Smart City 4 Gambar 4 Kerangka Konseptual 16

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL 59

FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL 60

Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian 61

PERTANYAAN KE DINAS-DINAS 62

RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018 72

Lampiran File Submitted to ICE-BEES UNNES 2018 75

Lampiran Email Sybmitted JIAP BRAWIJAYA 78

viii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara yang pada awalnya sukses dalam pertanian, telah bergerak menjadi Negara Industri Maju Baru sebagaimana platform yang telah diletakkan. Kemajuan Industri Indonesia di satu sisi masih bertumpu pada basis Pertanian atau Agroindustri terutama industri perkebunan sawit, kakao, karet dan hasil laut, tetapi pengembangan pengolahan lebih lanjut dilakukan diluar negeri sehingga nilai tambah ekonomi komoditi dinikmati oleh Negara yang memiliki teknologi pengolahan lebih maju dan manajemen usaha yang efisien yang sebagian besar bergerak di industri hilir dan pemasaran produk akhir.

Untuk menilai dan menganalisis perekonomian dibutuhkan data statistik. Data ini berfungsi untuk alat pengambilan keputusan. Perekonomian terbagi atas 3 sektor yaitu sektor premier, sekunder, dan tersier. Upaya – upaya pembangunan di kota Tangsel bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Diperlukan perencanaan yang matang agar pembangunan dapat dioptimalkan secara optimal dan disesuaikan dengan visi dan misi kota Tangsel. Untuk menghitung indikator perekonomian daerah yang digunakan adalah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).

Kelompok lapangan usaha primer terdiri atas 1) lapangan usaha Pertanian, 2) Kehutanan dan Perikanan, 3) Pertambangan dan Penggalian. Kelompok lapangan usaha sekunder terdiri atas a) lapangan usaha Industri Pengolahan; b) Pengadaan Listrik, dan Gas; c) Pengadaan Air; d) Konstruksi. Kemudian kelompok lapangan usaha tersier terdiri atas a) lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; b) Transportasi dan Pergudangan; c) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; d) Informasi dan Komunikasi; e) Jasa Keuangan; f) Real Estat; g) Jasa Perusahaan; h) Administrasi Pemerintahan, i) Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; j) Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.

Gambar 1

Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha

di Kota Tangerang Selatan (persen), 2014

1

Perekonomian di kota Tangsel berdasarkan Gambar 1 73,07% adalah tersier, 26,62% adalah sekunder, dan 0,32 % adalah premier.

Tabel 1

Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan

Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010-2014

Business Field 2010 2011 2012 2013* 2014** (1) (2) (3) (4) (5) (6) A Agriculture, Forestry and Fisheries 0,34 0,33 0,30 0,29 0,32 B Mining and Excavation 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C Processing Industry 13,04 12,62 11,84 11,62 11,45 D Procurement of Electricity and Gas 0,10 0,10 0,11 0,12 0,12 E Water Supply, Waste Management, 0,06 0,05 0,05 0,05 0,04 Waste and Recycling F Construction 12,28 12,54 13,55 14,39 15,01 G Wholesalers and Retails; Car and 17,64 18,40 18,63 17,95 17,56 Motorcycle Repair Shop H Transportation and Warehouse 2,52 2,62 2,70 2,91 3,07 I Providing Accomodation and Eating 3,09 3,08 3,14 3,32 3,36 and Drinking J Information and Communication 12,33 12,55 11,94 10,91 10,86 K Financial Service and Insurance 1,21 1,20 1,22 1,22 1,21 L Real Estate 17,04 16,52 16,46 16,65 16,21 M,N Company Services, Government 3,01 3,03 3,12 3,28 3,42 Administration, Defence and

2

Warranties O Social Compulsory 1,12 1,20 1,21 1,20 1,25 P Educational Services 8,11 7,90 8,19 8,73 8,96 Q Health Services and Social Activities 4,96 4,73 4,58 4,35 4,05 R,S,T,U Other Service 3,14 3,12 2,95 3,12 3,14 Gross Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Gambar 2 Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013

Struktur perekonomian kota Tangsel didominasi oleh pedagang besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sekitar 17,56% dengan nilai nominal 8,977 triliyun rupiah. Kategori penyumbang kedua adalah real estate sebesar 16,21% atau senilai 8,302 triliun rupiah. Kategori penyumbang ketiga adalah konstruksi sebesar 15,02 % atau sebesar 7,690 triliyun rupiah.

Permasalahan yang akan dihadapi oleh pemukiman perkotaan (urban living) adalah peningkatan populasi wilayah perkotaan ( United Nation, 2011). Sudah pasti wilayah perkotaan akan banyak mengalami masalah dari sisi tanah, ekonomi, pemukiman, sampah, budaya, administrasi pemerintahan, pengangguran, kualitas hidup,

3 kemacetan, persaingan yang semakin keras. Oleh sebab itu ide smart city ini sangat baik untuk menyelesaikan permasalahan perkotaan (urban).

Komponen pembentuk terwujudnya Smart City adalah 1) Smart Governance, 2) Smart environment, 3) Smart Living, 4) Smart Mobility, 5) Smart Economy, dan 6) Smart People. Hal ini bisa dicermati pada diagram fishbone di bawah ini.

Gambar-3: Ishikawa Diagram – 6 komponen pembentuk Smart City

Smart economy adalah salah satu bagian untuk membentuk smart city. Smart economy menunjuk sebuah perekonomian yang didukung oleh inovasi teknologi dalam rangka pengefisienan biaya konsumen, investor, pemerintah, importir dan eksportir. Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti smart economy sebagai salah satu faktor pendorong smart city. Jika ekonomi memburuk maka permasalahan perkotaan menjadi carut marut.

Beberapa kota yang menjadi sasaran untuk smart economy adalah Holyoke (Massachusettes), Kochi (India), Malta, (Indonesia), Nanjing (China). Smart economy juga menggambarkan sebuah persaingan dari urban living itu sendiri. Indikator smart economy terdiri atas inovasi, produktivitas, jiwa inovasi, haki, kewirausahaan, pengetahuan pasar dan keterbukaan.

Kota Tangerang Selatan mendapatkan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017 yang diberikan oleh Wakil Presiden Yusuf Kala. Airin (Walikota Tangerang Selatan) mengatakan bahwa Tangsel mendapatkan delapan penghargaan dengan

4

kategori Rating Ekosistem Kompetitif, Rating Keamanan dan Kebencanaan Kota, Rating Lingkungan Cerdas, Rating Mobility, Rating Ekosistem Teknologi Finansial, Rating Ekonomi Cerdas, Rating Sosial Cerdas, dan Rating Ekosistem Inovasi. Tangsel masuk ke dalam 15 kota yang mendapatkan penghargaan dan dikelompokkan menjadi tiga jenis kota yaitu kota besar, kota sedang dan kota kecil. Kota besar yang mendapatkan penghargaan adalah , , , dan Tangerang Selatan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa sektor di Bidang Ekonomi memiliki peranan dalam upaya pengembangan salah satu Smart City Kota Tangerang Selatan. Sekaitan dengan itu penulis sangat tertarik untuk mengambil judul mengenai “ ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI KOMPONEN SMART ECONOMY)”.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar terlalu jauh, maka peneliti melakukan pembatasan masalah, agar penelitian fokus dan hasil penelitiannya sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Berikut fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Smart Economy Kota Tangerang Selatan.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah ekonomi kota Tangerang Selatan ? 2. Bagaimanakah teknologi informasi yang sudah diaplikasikan di kota Tangerang Selatan? 3. Berapa banyak pegawai di sektor pemerintah dan swasta yang memiliki kemampuan dalam mengeoperasikan teknologi informasi tersebut? 4. Berapa banyak konsumen menggunakan teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan? 5. Berapa banyak entrepeneur-entrepreneur yang menggunakan teknologi informasi dalam menggunakan bisnisnya? 6. Adakah eksportir dan importir yang menggunakan teknologi informasi dalam proses bisnisnya?

5

7. Peraturan daerah dan prosedural apakah yang sudah dibuat oleh Pemda Tangsel untuk menopang ekonomi dengan teknologi informasi? 8. Bagaimanakah Smart Economy di kota Tangerang Selatan? 9. Apa sajakah faktor penghambat dan pendorong untuk Smart Economy kota Tangerang Selatan? 10. Apakah Smart Economy dapat diaplikasikan dengan baik di kota Tangerang Selatan?

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intelligent City (Letaifa, 2015)

1. Kota yang dapat mengelola sumber dayanya sendiri, merencanakan pencegahan aktivitas pemeliharaan dan mengawasi aspek keamanan selama memaksimalkan pelayanan untuk warga kotanya. 2. Kota dimana ICT nya menguatkan kebebasan berbicara dan transparan. 3. Kota yang memiliki alat alat untuk mengintegrasikan keseluruhan kehidupan dengan kamera, handphone, alat kesehatan. Intelegensi menunjukkan analisa kompleks, permodelan, optimalisasi dan visualisasi di proses bisnis operasional untuk membuat keputusan operasional yang lebih baik. Contoh intelligent city: Singapura biasa disebut intelligent island, Toronto, Winnipeg, New Taipei City

2.2 Smart City

1. Sebuah kota yang memiliki kinerja yang baik dalam melihat masa depan di economy, people, governance, mobility, environment, dan living membangun kombinasi pintar dari warisan dan aktivitas keputusan sendiri, mandiri, dan peduli terhadap warga kotanya. 2. Sebuah penggunaan teknologi komputer pintar untuk membuat komponen infrastruktur yang penting dan jasa dari kota seperti administrasi, pendidikan,kesehatan, keamanan public, properti, transportasi, penggunaan alat yang lebih pintar, interkoneksi internet, dan efisien. 3. Kota yang melakukan dan menyebarkan informasi dan infrastruktur teknologi komunikasi untuk mendukung sosial dan pertumbuhan perkotaan melalui penambaan ekonomi, kepedulian warga kota, dan pemerintahan yang efisien. 4. Lingkungan yang aman dan pusat perkotaan yang efisien dari masa depan dengan infrasruktur yang maju seperti sensor , alat elektronik, dan jaringan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan hidup yang Berkualitas tinggi. Contoh: London, Stockholm, Amsterdam, Vienna, Luxemborg, Turku, Eindhoven, dan Montpellier.

7

2.3 Creative City

1. Kota yang memberikan inspirasi, budaya, pengetahuan, dan hidup yang memotivasi penduduknya untuk berkembang dalam hidupnya. 2. Kota yang menginovasi, mengembangkan dan menawarkan kesejahteraan dan pekerjaan ke penduduknya, merasakan bahwa mereka dapat ke daerah dimana ilmu dan kreativitas bisa berkembang. Budaya biasanya ditambahakn pada wilayah ini, akan membuat pengetahuan pekerja meningkat tetapi uga sektor ekonominya.

2.4 Smart Economy

1. Smart Economy memasukkan pengetahuan ekonomi dimana inovasi dan teknologi dipertimbangkan sebagai penggerak utama yang paling penting. 2. Smart Economy memasukkan penyelenggaraan klaster inovasi dan kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan, institusi penelitian, dan warga negara untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mempromosikan melalui jaringan ini. 3. Smart economy menggabungkan ekonomi perusahaan dan inovasi aatau ide dari ekonomi. Smart economy adalah karakter dari penggunaan human capital (pengetahuan, keahlian, dan kreativitas, merubah ide menjadi proses, produk dan jasa yang berharga). Smart economy juga fokus terhadap pembuatan ekonomi hijau dengan mengembangkan perusahaan hijau (mempromosikan sumber energi yang bisa didaurulang sehingga dapat menurunkan biaya). 4. Smart economy adalah kemampuan untuk menjalankan sumber yang ada untuk pengembangan dan perlakuan dari solusi inovasi. 5. Smart Economy adalah jaringan ekonomi, mengembangkan model kerjasama baru dalam produksi, distribusi dan konsumsi. 6. Smart economy adalah economy yang fleksibel dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi (keterbukaan), membuat nilai tambah yang tinggi, berdasarkan pengetahuan, inovasi kewirausahaan (kreativitas) dan tanggung jawab sosial dan pertumbuhan hijau (tanggung jawab). 7. Smart economy adalah lingkungan yang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan ekonomi integrasi orientasi nilai tambah yang tinggi. 8. Smart economy membedakan kemampuan untuk melawan tantangan ekonomi, menciptakan pekerjaan, mendirikan bisnis baru dan meningkatkan ketertarikan dan kompetitif regional.

8

9. Keefisienan perkotaan (urban) diidentifikasikan dengan kotanya pintar, sebagai keefektifan operasi kota yang menarik dan memelihara keahlian, bisnis baru, murid, turis dan penduduk. 10. Smart economy adalah persaingan dalam inovasi, kewirausahaan, kepemilikan intelektual, efisiensi, dan fleksibilitas pasar tenaga kerja dan integrasi pasar global. 11. Smart economy adalah ekonomi hijau. Itu mendukung pengurangan jumlah karbondioksida di industri dan menyarankan invetasi di “ekonomi bersih”. 12. Smart economy berhubungan dengan persaingan ekonomi dan melibatkan inovasi, kewirausahaan, gambaran ekonomi, efisiensi dan fleksibilitas pasar tenaga kerja, integrasi di lokal dan pasar internasional sama dengan kemampuan untuk merubah. 13. Smart economy termasuk pekerjaan dari teknologi informasi dan telekomunikasi di aktivitas ekonomi, proses bisnis pintar baru, dan sektor teknologi pintar. Smart Business dikarakterkan oleh pertumbuhan bisnis, pembuatan pekerjaan, penambahan persyaratan dan efisiensi keuntungan. 14. Kota disebut pintar saat investasi di orang dan modal sosial dan tradisional (transport) dan modern (ICT) infrastruktur komunikasi bahan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen yang bijak dari sumber alami, melalui partisipasi pemerintahan. 15. Smart economy melibatkan ekonomi yang dikarakteristikkan oleh pemimpin bisnis, membuat lingkungan bisnis yang baik di kota agar menarik bisnis lama dan baru. Pola penting dari pertumbuhan urban jangka panjang

2.5 Indikator Smart Economy (Lazariou dan Roscia, 2012)

1. Inovatif Spirit a. Persentasi Riset dan Penelitian persentase Produk Domestik Bruto b. Tingkat pekerja di Knowledge Intensive Sector c. Jumlah paten dibandingkan penduduk 2. Entrepreneurship a. Tingkat pekerjaan mandiri b. Jumlah bisnis baru yang terdaftar 3. Economic Image and Trademarks a. Penting sebagai pusat pengambilan keputusan seperti kantor pusat 4. Productivity a. Produk Domestik Bruto per pekerja 5. Fleksibilitas dari Pasar Pekerja a. Tingkat Pengangguran b. Proporsi pekerja part-time (bekerja yang kurang dari 30 jam per minggu) 6. International Embed

9

a. Penumpang Pesawat b. Perusahaan yang menerbitkan saham pada pasar saham. 2.7 Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Simon Kuznets dalam Jhingan, (2010) Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk menyediakan barang barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.Sedangkan Boediono (1999) dalam Almulaibari (2011), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses proses pertumbuhan. Sehingga pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan terus berlanjut.

Adam Semit dalam Tarigan (2005), mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk, jumlah penduduk yang bertambah akan memperluas pangsa pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan Demikian, peroses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh sumberdaya termanfaatkan.

Sedangkan David Ricardo dalam Tarigan (2005), memberikan pandangan yang berbeda dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ketaraf yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi berawal dari jumlah penduduk rendah dan sumber daya relatif melimpah.

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2010), ada perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan. Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi kesimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Beberapa pakar ekonomi membedakan pengertian antara pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi.

10

Para pakar ekonomi yang membedakan kedua pengertian tersebut mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai :

Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto pada suatu tahun tertentu dibagi dengan tingkat pertumbuhan penduduk, atauPerkembangan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh perombakan dan modernisasi struktur ekonominya (transformasi struktural). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

Laju pertumbuhan ekonomi didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke -t terhadap nilai pada tahun ke t-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke t-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan agregat pendapat dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya. Dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi digunakan PDRB atas dasar harga konstan agar dapat menggambarkan pertumbuhan produksi barang dan jasa yang sesungguhnya (riil) sebagai akibat proses produksi tanpa akibat peroses produksi tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi) yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting sebagai berikut (Arsyad, 2010):

a. Akumulasi Modal

Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources), akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-sumberdaya yang baru dan akan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya

yang telah ada. b. Pertumbuhan Penduduk

11

Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang pertumbuhan ekonomi bergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif. c. Kemajuan Teknologi

Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.

2.8 Membangun Daya Saing Daerah Berbasis Kompetensi Inti

Istilah kompetensi inti (core competence) pertama kali digunakan oleh Prahalad dan Hamel (1990). Kompetensi inti didefinisikan sebagai pembelajaran kolektif di dalam suatu organisasi/perusahaan, terutama mengenai bagaimana cara mengkoordinasikan berbagai keahlian di bidang produksi dan mengintegrasikan berbagai perkembangan teknologi. Beberapa pemahaman tentang Kompetensi Inti sebagai berikut :

1. Menurut Gary Hamel & C.K. Prahalad (1994) dalam loporan KIID Kotawaringin Barat 2013, kemampuan perusahaan seharusnya dibangun dari integrasi teknologi dan keterampilan yang disebut sebagai kemahiran/kompetensi inti (core competence). Paradigma baru ini dikembangkan untuk membantu perusahaan agar mampu bersaing lebih efektif dalam lingkungan global yang dinamis. Suatu kumpulan kemampuan yant terintegrasi dari serangkaian sumber daya dan perangkat pendukungnya sebagai hasil dari proses akumulasi pembelajaran individual dan organisasi, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis. Kemampuan yang berjalan sendiri-sendiri tidak akan dapat optimal dalam menghadirkan keunggulan bersaing.

2. Hitt et al (2001); kompetensi inti merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kapabilitas yang merupakan gabungan sumber daya tangible dan intangible yang dipakai sebagai sumber untuk menjadi keunggulan bersaing perusahaan dibanding pesaingnya.

12

3. Stewart (1999) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti sebagai keahlian, keterampilan atau bakat yang tidak berwujud (intangible), yang memberikan nilai tambah dan memiliki nilai strategis.

4. Hammer (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti adalah sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan secara baik sekali sehingga perusahaan tersebut berhasil dalam persaingan.

5. Kanter (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti sebagai keahlian atau keterampilan yang berbeda (distinctive skills) yang membedakannya dari perusahaan lain.

6. Menurut Hitt et al. (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti suatu daerah adalah kemampuan sumberdaya daerah yang merupakan sumber keunggulan bersaing daerah tersebut terhadap daerah lainnya. Dengan demikian, ketika ditarik pada entitas yang lebih luas dari sebatas perusahaan, maka daerah tersebut harus mampu menggali kemampuan/ kapabilitas yang bernilai, tidak gampang ditiru dan tidak tergantikan oleh daerah lain. 7. Kotler (1994) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; mengemukakan syarat bahwa kompetensi inti harus menjadi sumber utama bagi keunggulan bersaing sehingga dapa memberikan manfaat bagi pertumbuhan organisasi, sulit ditiru dan memiliki bidang aplikasi yang luas. Kompetensi inti industri daerah karenanya merupakan pembelajaran koletif berbagai elemen di suatu daerah yang mengkoordinasikan kemampuan produksi yang beragam dan mengintegrasikannya dengan teknologi yang beragam secara optimal. Kompetensi inti industri daerah sebagaimana dinyatakan dalam kebijakan industri nasional adalah sekumpulan keunggulan atau keunikan sumber daya termasuk sumber daya alam dan kemampuan suatu daerah untuk membangun daya saing dalam rangka mengembangkan provinsi dan kabupaten/kota menuju kemandirian. Membangun kompetensi inti daerah berarti pembinaan dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh suatu daerah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah bisa lebih fokus, efisien, dan efektif sesuai dengan potensi.

Kompetensi Inti Daerah memiliki kriteria diantaranya :

13

Akses potensial untuk masuk ke beragam pasar atau disebut juga backward linkage. Orientasinya adalah melihat industri pendukung untuk menjadi penilaian dari daya saing industri tersebut.

Pengolahan mampu menimbulkan efek pengganda (multiplier effect) yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya.

Unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Pengetahuan tradisional yang memiliki nilai komersial dilakukan pematenan hak karena memiliki spesifikasi atau keunikan. Hak inilah yang disebut sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual.

Kebijakan dalam pengembangan industri di daerah diarahkan untuk meningkatkan daya saing daerah, melalui pemanfaatan kekayaan alam, modal, atau aset berwujud lainnya, serta pemanfaatan aset tidak berwujud seperti teknologi, pengetahuan proses kerja, dan perencanaan yang matang. Daerah harus mampu untuk menarik kesimpulan atas keunggulan yang dimiliki daerah tersebut. Dalam hal ini menjadi penting para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk memikirkan dengan jernih dan tajam komoditas unggulan apa yang mampu dijadikan produk bernilai tambah dan dari rangkaian proses untuk mengubah komoditas menjadi produk dimaksud yang tentunya mampu bersaing di pasar, proses mana yang akan dipilih dan menjadi kompetensi inti industri daerah.

2.9 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010). Menurut Meier (1995) dalam Kuncoro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses dimana pendapatan per kapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan absolut” tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka panjang merupakan kunci dalam melihat suatu pengertian pembangunan ekonomi.

Suatu proses pembangunan tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Menurut Todaro (2006) proses pembangunan paling tidak memiliki tiga tujuan inti yaitu

14

1) peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup yang pokok; 2) peningkatan standar hidup; dan 3) perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial. Disamping memiliki tujuan inti,pembangunan secara garis besar memiliki indikator-indikator kunci yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial. Yang termasuk sebagai indikator ekonomi adalah GNP per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan Purchasing Power Parity, sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah Human Development Index (HDI) dan Physical Quality Life Index (PQLI) atau indeks mutu hidup (Kuncoro, 2006).

2.9 Pembangunan Ekonomi Daerah

Arsyad (2010) mengartikan pembangunan ekonomi daerah sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi dengan wilayah tersebut.Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembanguan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru (Arsyad, 2010).

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumber-sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Dalam pembangunan ekonomi daerah diperlukan campur tangan pemerintah.

Apabila pembangunan daerah diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar maka pembangunan dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh daerah secara merata (Arsyad, 2010).

Menurut Arsyad (2010) keadaan sosial ekonomi yang berbeda disetiap daerah akan membawa implikasi bahwa cakupan campur tangan pemerintah untuk tiap daerah berbeda pula. Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah, mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan daerah. Ekspansi ekonomi suatu daerah akan mempunyai pengaruh yang merugikan bagi daerah-daerah lain, karena tenaga kerja yang ada,

15 modal, perdagangan, akan pindah kedaerah yang melakukan ekspansi tersebut seperti yang diungkapkan Myrdal (1957) dalam Jhingan (2010) mengenai dampak balik pada suatu daerah.

Gambar 4 Kerangka Konseptual

Economic Entrepreneur Innovation Image Trademarks

Smart Economy

International Productivity Flexibility of Embed Labour Market

Menurut Lazouria dan Soscia (2012) menyatakan bahwa smart economy memiliki factor pendorong (penghambat) yaitu ada (tidaknya) inovasi, ada (tidaknya) entrepreneurship, ada (tidaknya) economic images and trademarks, ada (tidaknya) international embeddedness, ada (tidaknya) productivity, dan ada (tidaknya) Flexibility of Labour Market.

16

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perekonomian kota Tangerang Selatan. 2. Untuk mengetahui sudah sejauhmana teknologi informasi sudah diaplikasikan di kota Tangerang Selatan. 3. Untuk mengetahui banyaknya pegawai swasta dan pemerintah yang mengerti tentang pengoperasian teknologi informasi. 4. Untuk mengetahui banyaknya konsumen yang menggunakan teknologi informasi dalam proses pemenuhan kebutuhan. 5. Untuk mengetahui banyaknya entrepreuner-entrepreneur di kota Tangerang Selatan yang menggunakan teknologi informasinya. 6. Untuk mengetahui berapa banyak eksportir dan importir menggunakan teknologi informasi dalam proses bisnisnya. 7. Untuk mengetahui peraturan dan prosedural pemda Tangsel terhadap inovasi teknologi informasi yang berkontibusi terhadap perekonomian regional bruto. 8. Untuk mengetahui komponen smart economy di kota Tangerang Selatan. 9. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong Smart Economy. 10. Untuk mengetahui aplikasi Smart Economy cocok menjadi faktor pendorong Smart City di kota Tangerang Selatan.

3.2 Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

1. Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan masukan kepada pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengambil kebijakan terkait

17 dengan inovasi, produktivitas dan lapangan kerja sehingga tercipta efektivitas dalam membuat kebijakan.

2. Bagi Akademisi

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, referensi dan menyajikan informasi mengenai analisis teknologi informasi terhadap pertumbuhan ekonomi termasuk inovasi, kewirausahaan, lapangan kerja yang tersedia, ketetapan internasional, dan merek dagang meningkatkan indikator smart economy.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan menambah wawasan dan memperluas pengetahuan peneliti dalam riset ekonomi wilayah tentang indikator Smart Economy di kota Tangerang Selatan.

4. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian selanjutnya.

18

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dinas-dinas yang terkait dengan Smart City yaitu

dinas komunikasi dan informasi dan Smart Economy yaitu dinas perindustrian dan

perdagangan, dinas koperasi dan umkm, dinas ketahanan pangan pertanian dan

perikanan, badan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, badan pendapatan daerah kota

Tangerang Selatan yang merupakan salah satu Kota Provinsi Banten. Pemilihan kota

Tangerang Selatan dengan pertimbangan bahwa kota ini masih baru dan berkembang

dan penyumbang PDB terbesar di Banten. Salah satu penyumbang dalam Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang Selatan adalah sektor tersier

khususnya jual beli, perbaikan motor dan mobil itu sendiri dan hasil dari penelitian ini

dapat digunakan sebagai informasi dan dapat diprioritaskan dalam perencanaan

pembangunan kususnya dalam menentukan kebijakan di Smart Economy kota

Tangerang Selatan sebagai salah salah satu indikator Smart City.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh melalui studi kepustakaan dan mencatat teori-teori dari buku-buku literatur,

bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data instansi-

instansi pemerintahan seperti publisitas BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tangerang

Selatan Kota Tangerang Selatan, serta instansi-instansi lain yang terkait juga

wawancara ke dinas-dinas terkait dan dengan pakar ahli terkait.

19

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang akan dilakukan pada kajian Smart Economy kota Tangerang

Selatan diawali dengan studi literatur untuk mengetahui indikator-indikator Smart

Economy. Setelah penentuan indikator dan tolak ukur untuk Smart Economy kota

Tangerang Selatan maka dilakukan survei data yang dibutuhkan, pengolahan data,

survey dan dilakukan analisa lalu disimpulkan kondisi saat ini baik tantangan maupun

hambatan. Setelah mengetahui kondisi tersebut maka akan dilakukan pendampingan

bagi kewirausahaan untuk berkembang di kota Tangerang selatan.

Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data penelitian yang

diperoleh dari data sekunder yang dibutuhkan (Bungin,2010). Penelitian ini berasal dari

Badan Pusat Setatistik (BPS). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :

1. PDRB Kota Tangerang Selatan. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kota Tangerang Selatan.

2. Wawancara dengan KOMINFO TANGSEL sekaligus meminta road map smart city

kota Tangsel dan meminta peraturan-peraturan pendukung smart city di kota

Tangerang Selatan

3. Melampirkan surat permohonan data kepada beberapa dinas.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan komparatif dan kompetitif penyebab dan dampak dari diagram fishbone:

20

1. Data dianalisis dengan pertanyaan penelitian yang relevan dengan smart economy di kota Tangerang selatan. 2. Melakukan pengamatan pendahuluan dimana dalam proses tersebut dilakukan penggalian data melalui studi pustaka untuk menyusun pedoman wawancara yang akan digunakan sebagai salah satu alat penggali data dari narasumber yang berwenang.

3.5 Pengujian Kredibilitas Data

Untuk pengujian keabsahan data yang dilakukan melalui pendekatan penelitian kualitatif dilakukan empat uji yaitu uji kredibilitas Data, Uji Transferability, Uji Dependability,dan Uji Confirmability.

1. Uji kredibilitas data dilakukan dengan melibatkan empat komponen, yaitu: a. Perpanjangan pengamatan

b. Peningkatan ketekunan, dilakukan dengan membekali diri dengan membaca berbagai literatur. c. Melakukan triangulasi, sumber, waktu dan teknik d. Diskusi dengan teman 2. Uji Transferability dilakukan dengan berusaha membuat laporan penelitian ini dengan rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar setiap pembaca dapat memutuskan penelitian ini apakah baik atau tidak menjadi dasar penelitian untuk mereka. 3. Uji depandability dan uji confirmability dilakukan secara bersama sama dengan melaporkan jejak langkah aktivitas kepada pembimbing penelitian ini.

21

BAB V HASIL YANG DICAPAI 5.1 Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Table 2 Pertumbuhan Ekonomi Components 2012 2013 2014 2015* 2016** Indonesia 6,03 5,58 5,02 4,88 5,02 Banten 6,803 6,67 5,51 5,40 5,26 Tangerang Selatan 8,66 8,75 8,05 7,20 6,98 Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [19] *angka permanen **angka sementara Tabel 2 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 adalah 6,03%, 5,58%, 5,02%, 4,88%, dan 5,02%. Pertumbuhan ekonomi Banten 6,803%, 6,67%, 5,51%, 5,40%, dan 5,26%. Pertumbuhan ekonomi Tangerang Selatan 8,66%, 8,75%, 8,05%, 7,20%, dan 6,98%. Pertumbuhan ekonomi di Tangerang Selatan adalah yang terbesar dibandingkan Indonesia dan Banten dalam periode 2012 sampai 2016. Walaupun terlihat pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan namun tingkat pertumbuhan masih di atas lima persen.

Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan

PDRB Berdasarkan pada Pengeluaran (Jutaan Rupiah) Komponen 2010 2011 2012 2013 Konsumsi Rumah Tangga 27436459.85 28843278.33 30741517.59 32375298.68 Konsumsi Lembaga Swasta 70570.64 76268.24 80015.13 87623.21 Nirlaba Konsumsi Pemerintah 643174.14 689808.27 699016.06 721940.67 Pembentukan Modal Tetap 14128123.08 15359536.36 15937570.7 16644710.09 Bruto Perubahan Inventori 1900153.7 1794252.53 2311528.68 2287332.15 Ekspor 20782871.46 22037898.08 22437890.35 22351580.25 Impor 34436037.97 35586219.07 36115729.83 35181169.8 PDRB 30525314.92 33214822.74 36091808.68 39251537.48 Source: BPS Kota Tangerang Selatan[18]

22

Lanjutan Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan PDRB Berdasarkan Pengeluaran (Jutaan Komponen Rupiah) 2014 2015 2016 Konsumsi Rumah Tangga 34007214.34 35667902.58 37485622.07 Konsumsi Lembaga Swasta 99877.13 103331.66 106082.85 Nirlaba Konsumsi Pemerintah 720750.61 755445.72 802054.72 Pembentukan Modal Tetap 17530641.24 17637358.8 18343476.41 Bruto Perubahan Inventori 2017657.01 979682.43 29417.68 Ekspor 24189342.89 26954584.14 28773459.66 Impor 36154016.06 36633102.64 36902728.66 PDRB 42411467.14 45465202.69 48637384.73 Source: BPS Kota Tangerang Selatan [38]

Di kota Tangerang Selatan komponen PDRB adalah pengeluaran rumah tangga, pengeluaran lembaga non-profit, pengeluaran pemerintah, penyertaan modal tetap kotor, perubahan persediaan barang dagang, ekspor dan impor dari 2010 ke 2016. Konsumsi Rumah tangga adalah sebesar 27.436.459,85, 28.843.275,33, 30.741.517,59, 32.375.298,68, 34.007.214,34, 35.667.902,58 , dan 37.485.622,07. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba adalah sebesar 70.570,64, 76.268,24, 80.015,13, 87.623,21, 99.877,13, 103.331,66, dan 106.082,85. Konsumsi pemerintah adalah sebesar 643.174,14, 689.808,27, 699.016,06, 721.940,67, 720.750,61, 755.445,72 dan 802.054,72. Pembentukan modal tetap bruto adalah sebesar 14.128.123,08, 15.359.536,36, 15.937.570,7, 17.530.641,24, 17.637.358,8, dan 18.343.476,41. Perubahan inventori adalah sebesar 1.900.153,7, 1.784.252,53, 2.311.528,68, 2.287.332,15, 2.017.657, 979.682,43, dan 29.417,68. Ekspor adalah sebesar 20.782.871,46, 22.037.898,08, 22.437.890,35, 223.515.80,25, 24.189.342,89, 26.954.584,14, dan 28.773.459,66. Impor adalah sebesar 34.436.037,97, 35.586.219,07, 36.115.729,83, 35.181.169,8, 36.154.016,06, 36.633.102,64 dan 36.902.728,66. PDRB adalah sebesar 30.525.314,92, 33.214.822,74, 36.091.808,68, 39.251.537,48, 42.411.467,14, 45.465.202,69, dan 48.637.384,73. Konsumsi Pengeluaran rumah tangga adalah penyumbang terbesar di PDRB dan impor memiliki jumlah yang lebih besar daripada ekspor dan mengurangi PDRB. Ini menandakan bahwa warga tangsel lebih ke arah konsumtif dibandingkan produktif.

Table 4 Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan

Populasi (Orang) Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Setu 66667 69391 72170 75002 77881 80811 83777

23

Serpong 138177 144378 150736 157252 163915 170731 177677 Pamulang 287955 296915 305909 314931 323957 332984 341967 193369 199807 206293 212824 219384 225974 232559 Ciputat 179792 184391 188957 193484 197960 202386 206729 Timur Pondok 305073 316988 329103 341416 353904 366568 379354 Aren Serpong 127471 134232 141237 148494 155998 163755 171749 Utara 1298504 1346102 1394405 1443403 1492999 1543209 1593812 City Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tabel 4 menunjukkan jumlah populasi perkecamatan dari tahun 2010 ke 2016. Populasi Setu adalah sebesar 66.667 orang, 69.391 orang, 72.170 orang, 75.002 orang, 77.881 orang, 80.811 orang dan 83.777 orang. Populasi Serpong adalah sebesar 138.177 orang, 144.378 orang, 150.736 orang, 157.252 orang, 163.915 orang, 170.731 orang, 177.677 orang. Populasi Pamulang adalah sebesar 287.955 orang, 296.915 orang, 305.909 orang, 314.931 orang, 323.957 orang, 332.984 orang, dan 341.967 orang. Populasi Ciputat adalah sebesar 193.369 orang, 199.807 orang, 206.293 orang, 212.824 orang, 219.284, 225.974 orang dan 232.559 orang. Populasi Ciputat Timur adalah sebesar 179.792 orang, 184.391 orang, 188.957 orang, 193.484 orang, 197.960 orang, 202.386 orang, dan 206.729 orang. Populasi Pondok Aren adalah sebesar 305.073 orang, 316.988 orang, 329.103 orang, 341.416 orang, 353.904 orang, 366.568 orang, dan 379.354 orang. Populasi Serpong Utara adalah sebesar 127.471 orang, 134.232 orang, 141.237 orang, 148.494 orang, 155.998 orang, 163.755 orang, dan 171.749 orang. Populasi Kota Tangerang Selatan meningkat terus menerus dari 2010 sebesar 1.298.504 orang ke 2016 1.593.812 orang.

Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan

Dalam Jutaan Rupiah 2010 2011 2012 2013 PDRB 30525314.9 33214822.7 36091808.7 39251537.5 Jumlah Populasi 1298504 1346102 1394405 1443403 PDRB/Jumlah populasi 23.5080638 24.6748187 25.8833041 27.193748 Sumber: Diolah Sendiri [39-47]

Lanjutan Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan Dalam Jutaan Rupiah Komponen 2014 2015 2016 PDRB 42411467.1 45465202.7 48637384.7

24

Total Populasi Kota 1492999 1543209 1593812 Tangerang Selatan PDRB/Total Populasi 28.4068959 29.4614681 30.5163876 Sumber: Diolah Sendiri

Tabel 5 menunjukkan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016 pembangunan ekonomi adalah sebesar 23,5; 24,67; 25,88; 27,19; 28,4; 29,46; dan 30,5. Tangerang Selatan mengalami peningkatan pembangunan ekonomi dari tahun 2010 sampai 2016. Ini menunjukkan peningkatan populasi diiringi dengan pembangunan ekonomi.

Table 6 Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang Selatan Banten Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Pandeglang 59.92 60.48 61.35 62.06 62.72 Kabupaten Lebak 59.82 60.22 61.13 61.64 62.03 Kabupaten Tangerang 68.45 68.83 69.28 69.57 70.05 Kabupaten 61.97 62.97 63.57 63.97 64.61 Kota Tangerang 74.15 74.57 75.04 75.87 76.08 Kota 69.26 70.07 70.99 71.57 71.81 Kota Serang 68.69 69.43 69.69 70.26 70.51 Kota Tangerang Selatan 76.99 77.68 78.65 79.17 79.38 Provinsi Banten 68.22 68.92 69.47 69.89 70.27 Sumber: BPS Tangsel

Tabel 6 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang Selatan bahwa kota Tangerang Selatan memiliki IPM tertinggi diantara kota dan kabupaten di Banten.

5.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kota Tangerang Selatan Table 7 Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor Sektor Kondisi Sekarang Pelayanan TIK Pelayanan TIK di Kota Tangerang Selatan masih baru dalam proses urusan pemerintah. Pelayanannya masih belun terintegrasi dan memiliki koneksi yang bagus. Aplikasi ini memiliki dua pengembangan yaitu satu untuk OPD dan satu untuk pemerintah pusat.

25

Infrastruktur TIK Infrasruktur jaringan TIK di Kota Tangerang Selatan disediakan oleh BPTI (Badan Pengelola Teknologi Informasi),Banyak dari OPD sampai kecamatan memiliki internet yang bagus, namun jaringan tidak dapat dipercaya karena tidak tetap. Tambahan, OPD menggunakan jaringan sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Tidak semua akses disediakan untuk operasional warga sehingga warga harus menyediakan internetnya sendiri. TIKnya Pemerintah Ada dua lembaga yang menangani TIK Kota Tangerang Selatan yaitu dinas Kominfo dan BPTI. Percepatan tim TIK mendukung koordinasi diantara perkembangan TI di Kota Tangerang Selatan. Kebijakan yang dijalankan adalah PerWal No. 6 tahun 2014. Sumber: Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota Tangerang Selatan[36]

5.3 Jumlah Pegawai Pemerintah dan Swasta yang dapat Mengoperasikan TIK

Data di kota Tangerang Selatan masih belum terintegrasi

5.4 Jumlah Konsumen menggunakan TIK

Table 8 Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan Karakter dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017

Karakter Menggunakan Memiliki Hand Menggunakan Mengakses Hand Phone / Phone / Wireless Computer ( PC/ Internet (Include Wireless Desktop, Facebook, Laptop/Notebook, Twitter, BBM, Tablet) Whatsaap) (1) (2) (3) (4) (5) Gender Laki-laki 84,99 80,25 45,19 70,17 Wanita 80,60 76,14 37,31 63,47 Quintile Expenditure Quintile1 65,10 61,70 16,19 42,14 Quintile 2 80,62 71,73 25,36 60,67 Quintile 3 83,22 78,45 33,42 66,24

26

Quintile 4 91,03 87,84 56,12 77,44 Quintile 5 93,52 90,71 74,52 86,91 Pendidikan Tidak pernah 44,44 28,95 17,95 27,62 sekolah atau yang sama SD atau Sederajat 75,17 70,23 28,53 48,59 SLTP atau Sederajat 89,36 86,05 27,96 60,13 SLTA atau diatasnya 97,38 96,66 56,28 87,41 Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [39]

Pada table 8 terlihat bahwa pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terbesar adalah pada Laki laki, pengeluaran di quintile 5 dan pendidikan di tas SLTA.

5.5 Eksportir dan Importir yang Menggunakan TIK

Data untuk eksportir dan Importir belum terintegrasi

5.6 Peraturan untuk Mendukung Smart Economy dengan TIK

Peraturan-peraturan yang mendukung smart economy:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 6. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-Government; 7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41 Tahun 2011 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional; 8. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri; 10. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2009; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

27

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005 – 2025; 17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 0211) 18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0112); 5.7 Indikator Smart Economy untuk Kota Tangerang Selatan 1. Innovation Spirit Table 9 Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors

Tahun Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors 2010 4,4% 2011 7,4% 2012 4,44 2013 20% 2014 30,9% 2015 83% Source: South Tangerang City in Number 2010-2015 [40-47]

Jiwa inovasi jika dilihat dari knowledge intensive sectors, sektor yang bergerak dibidang konsultansi, dari 2010 sampai 2015 adalah 4,4%, 7,4%, 4,44%, 20%, 30,9%, dan 83%. Terlihat besarnya jiwa inovasi di tahun 2014 namun terlihat berubah karena diiringi oleh perubahan penulisan pada BPS Tangerang Selatan.

2. Entrepreneurship Table 10 Jumlah UMKM 2017

No Kecamatan UMKM Mikro UMKM Kecil UMKM Menengah Total 1 Ciputat Timur 2127 1064 719 3910 2 Ciputat 2471 1007 687 4165

28

3 Pamulang 1330 889 640 2859 4 Pondok Aren 3622 829 570 5021 5 Setu 1347 209 106 1662 6 Serpong 1262 1438 858 3558 7 Serpong Utara 3146 1089 590 4825 Total 15305 6525 4170 26000 Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]

Table 11 Jumlah UMKM 2015

Kecamatan Jumla Jenis UMKM CIPTI CIPUTA PML PD SET SR SERU h M T G AREN U P T Accessories 85 49 47 63 20 167 48 479 Fashion 79 70 66 152 36 291 45 739 Furniture 29 41 24 120 15 59 34 322 Service 324 210 195 367 164 534 431 2225 Counter/Hand 197 80 140 131 62 174 139 Phone 923 Konveksi 34 28 47 214 18 43 33 417 Creatif 29 18 58 47 13 59 52 276 200 Culinary 1213 871 818 988 455 1150 2 7497 Fishery 10 14 20 49 9 37 27 166 Agriculture 8 14 77 89 18 52 29 287 Restaurant 102 61 25 117 31 135 100 571 Nine Basic Needs 119 288 67 360 136 657 330 Shop 1957 Shops 596 538 642 826 275 966 852 4695 Others 11 2 12 40 1 46 5 117 522 2836 2284 2238 3563 1253 3275 20671 2 Total of SME 522 2836 2284 2238 3563 1253 3275 20671 2 Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]

Table 12 Perubahan Jumlah dari Kewirausahaan No. Kecamatan 2015 2017 Perubahan 1. Ciputat Timur 2836 3910 1704 2. Ciputat 2284 4165 1881

29

3. Pamulang 2238 2859 621 4. Pondok Aren 3563 5021 1458 5. Setu 1253 1662 409 6. Serpong 5222 3558 -1604 7. Serpong Utara 3275 4825 1550 Total 6019 Sumber: Diolah Sendiri

Tabel 12 menunjukkan di Ciputat Timur bertambah 1.704 kewirausahaan; Ciputat bertambah 1.881 wirausaha; Pamulang bertambah 62 wirausaha; Pondok Aren bertambah 1.458 wirausaha; Setu meningkat 409; Serpong menurun sebesar 1.604; dan Serpong Utara telah tumbuh sebesar 1.550 wirausaha.

Table 13 Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan 2017

DISTRICT DATA SMALL MEDIUM INDUSTRY PER DISTRICTS

Serpong 234

Pondok Aren 602

Pamulang 28

Ciputat Timur 278

Ciputat 59

Serpong Utara 406

Setu 100 Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017[33]

Table 14 Type of Small Medium Industry per Task

JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM INDUSTRY

Workshop 55

Smithy 87

30

JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM INDUSTRY

Furniture 209

Service 112

Crafting 13

The Basic Chemical 4

Convection 276

The Basic Metal 9

Food 884

Printing 22

Trading 34

Ranch 1

Property 1 Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017 [33]

Kecamatan yang memiliki industry kecil menengah dari yang jumlahnya terbesar sampai yang kecil yaitu Pondok Aren, Serpong Utara, Ciputat Timur, Serpong, Setu, Ciputat dan Pamulang. Perubahan yang terbesar. Perubahan terbesar dati jenis usaha dari industry kecil menengah adalah makanan, konveksi, furniture, jasa, tukang las, perdagangan, percetakan, kerajinan, kimia dasar, dan property.

3. Economic Image and Trademarks Economic Image and Trademarks di Kota Tangerang Selatan adalah dodol cilenggang, krupuk jengkol, Krupuk RHR, sagon bakar, bir peletok, bunga anggrek, batik Kota Tangerang Selatan, and kacang kranggan.

4. Produktivitas Table 15 PDRB per Pekerja

Dalam Jutaan Rupiah

31

Komponen 2011 2012 2013 2014 2015 PDRB 33214822.7 36091808.7 39251537.5 42411467.1 45465202.7 Pekerja 587163 587131 620627 656498 643694 PDRB/ Pekerja 56.568317 61.4714752 63.2449724 64.6025839 70.6317018 Sumber: Hasil Sendiri

Produktivitas Kota Tangerang Selatan di 2011 biasa saja tetapi dari 2011 sampai dengan 2015 Kota Tangerang Selatan berhasil meningkatkan produktivitasnya sebesar 56,5; 61,4; 63,2; 64,6; dan 70,6.

5. Fleksibilitas Pasar Pekerja Tabel 16 Proporsi Pegawai Lepas

Tahun Jumlah Pegawai Lepas Proporsi pegawai Lepas 2010 7.996 1,43% 2011 15.187 2,59% 2012 9.530 1,62% 2013 5.351 0,86% 2014 98.907 15,06% 2015 61.420 9,51% Sumber : Hasil Sendiri [40-47]

Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pegawai lepas dari angkatan pekerja dari 2010 – 2015 sebesar 1,43%, 2,59%, 1,62%, 0,86%, 15,06%, dan 9,51%. Pegawai di kota Tangerang Selatan sangat sedikit yang merupakan pegawai lepas.

Table 17 Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan

Indikator Pekerja 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penduduk Usia Kerja 957.896 984.101 1.070.776 1.118.827 1.160.021 -Angkatan Kerja 667.098 638.659 650.259 705.312 685.752 a. Pekerja 587.163 587.131 620.627 656.498 643.694 b. Pengangguran 79.935 51.528 29.632 48.823 42.058 - Bukan Angkatan Kerja 290.798 345.442 420.517 413.506 474.269 TKK (%) 88,02 91,93 95,44 93,08 93,86 TPT (%) 11,98 8,07 4,56 6,92 6,13 TPAK (%) 69,64 64,90 60,73 63,04 59,12 Sumber: Potensi Ekonomi Analisis Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 Hal 5 [38]

32

Fleksibilitas dan pengangguran di Kota Tangerang Selatan sama sama rendah. Untuk pengangguran rendah sangat baik tetapi lebih banyak yang bukan wirausahawan.

6. International Embedded Table 18 Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan

No. Company Type of Activity Business Address 1. PT. Petrosea Tbk. Kantor Perusahaan Jl. Al-Hidayah No.44 , Pondok 2. Kantor P2T PT. Jaya, Pondok Aren Bumi Serpong Kantor Perusahaan Jl. Griya Loka Raya Block D1 3. Damai No.2 PT. Jaya Real Konsultan Perumahan Elit Boulevard Bintaro Jaya Block property Tbk. B7/C2 No. 1, Pondok Jaya, 4. PT.Akasha Wira Pondok Aren International Tbk Kantor Perusahaan Kota Tangerang Selatan 5. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Toko ATK Kota Tangerang Selatan 6. PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Perusahaan Kota Tangerang Selatan 7. PT. Tjiwi Kimia Tbk. Pabrik Kota Tangerang Selatan 8. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Perencanaan Keuangan Kota Tangerang Selatan 9. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Pabrik Kota Tangerang Selatan 10. PT. Telekomunikasi Graha Telecommunication Indonesia Tbk Perusahaan Telepon Building, Pahlawan Seribu 11. PT. Asuransi Street Ramayana Tbk Agen Asuransi Kota Tangerang Selatan 12. PT. CSA Tbk Kantor Perusahaan Jl. Rempoa No.32 13. PT. Bintraco Kota Tangerang Selatan Dharma Kantor Perusahaan Sunburst CBD Lot II No.3, BSD 14. PT. Tiga Raksa city Kota Tangerang Selatan

33

Satria Tbk Insurance Agency Kota Tangerang Selatan 15. PT. Asuransi Jasa Tania Tbk Kantor Perusahaan Kota Tangerang Selatan 16. PT. Elnusa Tbk Penyedia Alat-ALat Industri Kota Tangerang Selatan

Sumber: Diolah Sendiri

Internasional embedded di Kota Tangerang Selatan tidak bisa diteliti karena dinas pariwisata tidak dimasukkan ke dalam smart economy tangsel, selain itu perusahaan yang menerbitkan saham di BEI yang berlokasi di Tangerang Selatan sangat sedikit.

7. Kendala dan Non-kendala Smart Economy Table 19 Kendala dan Non-Kendala Smart Economy

Barriers Boosters 1. Kurangnya perusahaan yang menerbitkan 1. Banyak bisnis baru teregistrasi saham 2. Pengangguran sangat rendah 2. Tidak ada lapangan udara 3. Pertumbuhan produktivitas bagus 3. Rendahnya hak paten per penduduk 4. Sedikitnya pegawai lepas di Kota 4. Rendahnya proporsi pekerja paruh waktu Tangerang Selatan dan pekerja sendiri 5. Sudah mulai besarnya jiwa inovasi di Kota 5. Image economic and Trademarks sangat Tangeran Selatan tahun 2014 ke atas. jarang karena hanya krupuk jengkol yang disukai di luar negeri. Sumber: Diolah Sendiri

5.8 Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Smart economy di kota Tangerang Selatan dibagi atas lima OPD yaitu, Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Badan Pendapatan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Industri dan Perdagangan.

Tabel 20 Inisiasi Smart Economy bedasarkan OPD Organisasi Indikator Perangkat Daerah Usulan Inisiatif 2017 2018 2019 2020 2021

34

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang belum melaporkan inisiatif ke Selatan Kominfo Tangsel Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang belum melaporkan inisiatif ke Selatan Kominfo Tangsel Koneksi PBB Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB (AMMPLOP) Elektronik Air Bawah Tanah (e- ABT) Integrasi Pajak Reklame dengan SIMPONIE DPMPTSP Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) Pengembangan Sistem Monitoring Omset (Simonet) Pengembangan Executive Badan Information Sistem (EIS) Pendapatan Proses Balik Nama SPPT PBB Daerah Otomatis (PRAKMATIS) Pengembangan dan Pemetaan Koperasi dan UMKM Pemetaan Destinasi Kuliner Pengembangan dan Pembinaan Produk Unggulan UMKM (Branding) Pengembangan Usaha On Line Pembangunan Gedung Inovasi Center Pengembangan Kapasitas SDM dan Koperasi UMKM Pembangunan Galeri Kecamatan Penataan Pedagang Kaki Lima Pengembangan Portal UMKM Pengembangan dan Updating Sistem Data Base (SIDATUK) Fasilitasi Pengembangan Permodalan Bagi KUMKM Smart Dinas Koperasi Revitalisasi SERBUK Economy dan UMKM Peningkatan Kualitas Daya Saing

35

Peningkatan Pengembangan Ekonomi Kretif Koperasi dan UMKM Sistem informasi pasar dan sistem pengawasan harga pasar (harga sembako online) Revitalisasi pasar tradisional Pengembangan kawasan perdagangan tradisional Sistem pemetaan industri dan pariwisat Kota Tangerang Selatan Pemetaan potensi industri dan pariwisata Tangerang Selatan Transparansi dan pengembangan sistem perizinanindustri satu atap berbasis online Pengembangan industri kreatif dan Dinas produk unggulan Perindustrian dan Pengembangan industri kecil dan Perdagangan menengah Sumber: Executive Summary Planning Smart City 2018-2022

Persiapan, Perencanaan Pembangunan Implementasi Awal Implementasi Lanjutan (Perluasan dan Pengembangan)

5.9 OPD SMART ECONOMY 1. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DK3P) [10] a. Jumlah Karyawan 93 orang dan dapat menggunakan IT b. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy pada DK3P dengan mengaktifkan website resmi agar informasi dapat dikonsumsi oleh warga. Tambahan, DK3P juga menggunakan social media seperti instagram (IG= dkp3tangsel) untuk pengumuman informasi DK3P yang akan dengan mudah dilihat oleh masyarakat. c. Aplikasi whatsap digunakan untuk menyampaikan undangan dan email untuk mengirimkan data melalui lembaga untuk mengurangi tinta, kertas dan listrik. d. Smart economy masih kurang dikoordinaikan sehingga pengimplementasian smart economy tidak maksimal.

36

e. Sedang merencanakan SILAPOR yang memiliki fungsi untuk mendukung karyawan untuk melaporkan aktivitas mereka di lapangan. 2. Dinas Industri dan Perdagangan[18] a. Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan adalah 1.707 b. 43 produk sudah dipaten kan di tahun 2018 c. Sudah ada perusahaan yang list di BEI di Kota Tangerang Selatan d. Terdapat 41 unit hardware yang ditempatkan. e. Jumlah pegawai 132 orang dan hanya 13 yang mendukung IT f. Smart Economy kurang diimplementasikan 3. Badan Pendapatan Daerah a. Semua pembayaran sudah online b. Jumlah total 135 orang dan hanya 10 yang mendukung TIK c. Jumlah wajib pajak yang sudah membayar online adalah sebagai berikut: Table 21 BPHTB Sudah Online Tahun Jumlah 2011 15.086 2012 17.889 2013 18.009 2014 18.811 2015 23.637 2016 21.210 2017 24.520 2018 10.085 Sumber: BAPENDA[6]

SMS GATEWAY Mulai January 1st 2018 28.133 sudah berhasil Tabel 22 E-Formulir Pajak (E_SPPT) Tahun Registrasi Jumlah 2014 1 2015 115 2016 265 2017 564

37

2018 514 Sumber: BAPENDA[6]

Tabel 23 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online No Districts Hotel Restauran Hiburan 1. OUT TOWN(00) 0 1 16 2. SERPONG (01) 22 262 55 3. SERPONG UTARA (02) 9 300 75 4. PONDOK AREN (03) 8 350 32 5. CIPUTAT (04) 4 33 10 6. CIPUTAT TIMUR (05) 3 46 2 7. PAMULANG (06) 0 62 14 8. SETU (07) 0 7 1 JUMLAH 46 1.061 205 Sumber: Regional Revenue Agency [6]

Lanjutan Tabel 24 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online No Kecamatan Reklame Parkir Air Tanah 1. OUT TOWN(00) 1.814 2 0 2. SERPONG (01) 481 58 92 3. SERPONG UTARA (02) 663 59 153 4. PONDOK AREN (03) 431 55 133 5. CIPUTAT (04) 163 19 76 6. CIPUTAT TIMUR (05) 161 14 50 7. PAMULANG (06) 208 21 69 8. SETU (07) 62 1 27 JUMLAH 3.983 229 600 Sumber: Regional Revenue Agency[6] 4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD) a. Jumlah karyawan di kota Tangerang Selatan 108 orang b. Jumlah karyawan yang dapat memahami TIK sebanyak 95 orang

38

c. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy di BPKAD sekarang ini adalah menyusun e-budgeting akan mengimplementasikan ARKA (Asisten Rencana Kerja Anggaran) dan verifikasi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran). d. Aplikasi smart economy yang diaplikasikan di BPKAD adalah: i. Sudah teraplikasinya dua aplikasi system informasi administrasi kekayaan daerah (SIAP BMD), yaitu distribusi BMD dan pelaporan, penganggaran, aplikasi system informasi perencanaan manajemen (SIMRAL). ii. Sudah terintegrasinya e-planning, e-budgeting, dan e-reporting di aplikasi pembagian SIMRAL iii. Sudah ada aplikasi transaksi non cash untuk pembayaran gaji dan pembayaran pihak ketiga. iv. Sudah diimplementasi surat pencairan dana (SP2D) online untuk kemudahan pendanaan OPD. e. Hambatan smart economy di BPKAD adalah jaringan yang tidak stabil, namun dinas kominfo dengan cepat memperbaikinya. 5. Dinas Koperasi dan UMKM [2] a. Jumlah pegawai 34 orang dan hanya 7 orang yang mengerti IT. b. Sudah terdaftar 516 koperasi yang sudah berbadan hukum yang sudah didaftarkan secara online data system Kementrian Koperasi dan UMKM. Bantuan yang belum berbadan hukum untuk bisnis mikro pemula, kecil dan menengah sudah divalidasi oleh Koperasi dan UMKM tingkat Provinsi telah dilengkapi dengan formal hukum seperti sertifikat dan standard UMKM seperti PIRT (dinkes), Halal Food MUI Provinsi, kota/kabupaten dengan laboratorium kesehatan daerah (labkesda), MD untuk daging dan ikan, expired date (labkesda), HAKI di dinas perindustrian dan perdagangan (35 produk yang sudah teregistrasi). Untuk setiap UMKM memiliki proses produksi yang berbeda-beda, alat pendukung produksi, marketing promosi, jaringan bisnis, akses ke modal, dan sumber produksi. Untuk menyelesaikan masalah mereka maka harus dipisahkan menjadi beberapa grup. Teknologi

39

Pusat teknologi inkubasi bisnis merancang proses ke pengepakan dan melampirkan experiment. c. Di 2016, OPD di Kota Tangerang Selatan membawa Krupuk RHR ke Bremen, Jerman dan Krupuk Jengkol. Krupuk jengkol menjadi sangat favorit di Jerman. Di. 2015, Indopacific di Sagon, China, sagon bakar, dodol Cilenggang, dan kacang kranggan dipamerkan namun orang tidak menyukainya. d. Ada asistensi pembimbing teknologi antara 30 dan 50 UMKM. e. Aplikasi smart economy yang telah dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Tangerang Selatan, adalah SIDAKU (Sistem Administrasi Koperasi Data UMKM) yang dibuat Dinas Koperasi dan UMKM dan Sistem Manajemen Rencana, Anggaran, dan Laporan. Beberapa program dapat menyelesaikan masalah yaitu Koperasi SERBUK, SATU KOPERASI SERIBU dimana setiap anggota memiliki masing-masing bisnis, Koperasi MAESTRO sudah membuat air mineral, Sudah ada koperasi yang punya system adminstrasi karyawan.

5.10 Inovasi Smart Economy di Kota Tangerang Selatan Dimensi ketiga dalam Smart City adalah smart economy atau tata kelola perekonomian yang pintar.Smart economy dalam dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif dan menuntut tingkat adaptasi yang cepat seperti saat ini.

Sasaran dari dimensi smart economy di dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem yang mendukung aktifitas ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang adaptif terhadap perubahan yang terjadi di era informasi saat ini, serta meningkatkan financial literacy masyarakat melalui berbagai program diantaranya mewujudkan less-cash society. Sasaran tersebut diwujudkan dengan mengembankan tiga elemen dalam smart economy, yaitu ekosistem industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ekosistem transaksi keuangan. Inisiatif pembangunan Smart Economy dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut:

a. Membangun ekosistem industry yang berdaya saing (industry)

40

 Membangun daya saing industri daerah pada leading sector industri tertentu yang terintegrasi antara industri primer (misalnya pertanian, perikanan, peternakan dan lainlain), industri sekunder (misalnya manufaktur, pengolahan, packaging dan lain-lain), dan industri tersier (misalnya pasar produk daerah).

b. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat (Welfare)

 Mengembangkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan rumah tangga (income) − Program peningkatan penyerapan angkatan kerja (employment)  Program pemberdayaan ekonomi masyarakat (empowerment).

c. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan (Transaction)

 Membangun ekosistem transaksi keuangan digital untuk menjamin kelancaran pembayaran menuju masyarakat yang less cash Mewujudkan masyarakat yang bankable dan memiliki akses terhadap permodalan  Mewujudkan ekosistem ekonomi digital dengan mendorong industri e- commerce dan market place.

Nama Singkat

Pengembangan Kampung Industri Kecil Konveksi di Kelurahan Jurang mangu Barat, Jurangmangu Timur Kecamatan Pondok Aren

Deskripsi

Terdapat 150 Rumah Tanga Industri Kecil Konveksi (Celana Hawai), telah menembus pasar tanah abang, cipulir, sumatera, Kalimantan, jabodetabek dimana proses produksi dan pemasaran sangat sederhana, perlu penataan/ pembinaan dari segi desain produksi, ketersediaan bahan baku dari tangan pertama (sekarang tangan keempat) serta permodalan dan sistim penjualan hasil produks

Manfaat dari Inovasi

1. Tertatanya lokasi Kampung Konveksi 2. Produksi tidak hanya menghasilkan celana hawai, tetapi terdapat di verifikasi produksi, Contoh: Baju Sekolah SD, SMP, SMA dan pakaian muslim 3. Nilai jual produk meningkat 4. Mengurangi angka pengangguran khususnya di bidang konveksi

41

5. Menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan

Keunikan/Kreativitas dari Inovasi

Konveksi sudah berdiri dari berpuluh-puluh tahun yang lalu, sudah menjadi mata pencaharian di Kampung Konveksi, dan pasar penjualan (Jabodetabek, Sumatera, dan Kalimantan)

Kemitraan

1. OPD terkait 2. Perbankan 3. Kementrian Perindustrian RI 4. Koperasi Potensi Pengembangan Inovasi

1. Penataan kampung sehingga ramah lingkungan 2. Penataan ruang produksi 3. Ketesediaan bahan baku langsung ke sumbernya (sekarang tangan ke 4) Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

1. Perlu peran dari pemerintah diantaranya dari OPD terkait 2. Sumber daya masyarakat Sumber daya yang digunakan

1. APBD Kota Tangerang Selatan (OPD Terkait) 2. Sumber Daya Masyarakat Kampung Konveksi Analisis Resiko

1. Pemahaman masyarakat 2. Ketersediaan bahan baku (sekarang dari tangan ke 4) 3. Sumber Daya Manusia yang terampil dalam bidang jahit menjahit

Nama Singkat

Pengembangan Kampung Pariwisata Industri di Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu

Deskripsi Singkat Inovasi

Terdapat 107 Rumah Tangga yang memproduksi makanan ringan, kacang sangarai, rengginang, kripik singkong, kripik pisang dll. Pariwisata Kranggan masih asri, sehingga dapat dikembangkan selain industry kecil makanan, juga sekaligus dapat dikembangkan menjadi Destinasi Pariwisata.

Contoh: Pembeli dapat mengolah atau memasak makanan ringan yang mereka inginkan

42

Manfaat dari Inovasi

1. Tertata lokasi Kampung Industri, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata Kota Tangerang Selatan, karena posisinya yang strategis dengan cisadane 2. Nilai jual produk meningkat 3. Menambah penghasilan ibu rumah tangga secara rutin karena lokasi banyak dikunjungi tamu.

Keunikan/Kreativitas dari Inovasi

Kampung Industri Pariwisata sudah lama berdiri contohnya terdapat Industri Kecil Kacang Kranggan yang sudah dikenal luas di Jabodetabek dan lokasi dapat menjadi tujuan wisata khususnya wisata kuliner dan alam

Kemitraan

1. OPD terkait 2. Perbankan Potensi Pengembangan Inovasi

Lokasi di Kranggan tidak hanya dikembangkan Industri Kecil Makanan Ringan (Snack) tetapi dapat dikembangkan menjadi obyek wisata alam.

Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

Melatih masyarakat untuk mengembangkan produk sehingga penghasilannya meningkat

Mengembangkan organisasi masyarakat setempat

Sumber daya yang digunakan

1. Sumber daya masyarakat 2. OPD terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup dan lain-lain) Analisa Resiko

Lokasi alih fungsi karena masyarakat menjual tanah kepada pengembang untuk membiyai kehidupan sehari-hari.

Nama singkat inovasi

SIDAKU

Deskripsi dari inovasi

Sekumpulan data UMKM yang sudah disusun sedemikian rupa dengan ketentuan atau aturan tertentu yang saling berhubungan (terklasterisasi) sehingga memudahkan pengguna dalam mengelolanya juga memudahkan memperoleh informasi atas produk-produk UMKM yang ada.

43

Manfaat dari inovasi

1. Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok yang terurut dengan cepat 2. Dengan memiliki database secara terpusat maka data yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan karena data tersebut berasal dari sistem yang terpusat 3. Memudahkan membuat aplikasi baru karena sudah ada database yang tepusat Keunikan/ Kreativitas dari inovasi

SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) akan berisi data-data UMKM yang sudah terklasterisasi. Untuk Koperasi juga dapat dilihat data-data yang berhubungan dengan kelembagaaan koperasi dan data-data tentang kesehatan dari koperasi tersebut

Kemitraan

Dalam pembuatan SIDAKU (Sistem Informasi Database Kopeasi dan UMKM), akan bermitra denan kalangan akademisi, koperasi dan UMKM.

Potensi pengembangan inovasi

1. Dapat lebih cepat memonitor perkembangan dari UMKM dan koperasi di Kota Tangerang Selatan 2. SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) dapat terintegrasi dengan portal web UMKM Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM (SIDAKU) akan dilengkapi dengan mesin pencarian cepat sehingga data yang diperlukan akan mudah didapat

Sumber daya yang digunakan

Pada saat pengoperasian Sistem Informasi Database Koperasi dsan UMKM maka sumberdaya manusia pada Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mampu mengoperasikan SIDAKU dengan baik dan dapat terus berinovasi dalam mengembangkan SIDAKU tersebut

Analisis Resiko

1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM 2. Berkembangnya virus computer yang dapat merusak Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM. 3. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM tersebut.

Nama singkat inovasi

44

Portal Web UMKM adalah website yang menyediakan berbagai macam informasi, fasilitas dan media bagi para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk-produknya. Para pelaku UMKM dan konsumen juga dapat mengetahui produk-produk apa saja yang ada di kota Tangerang Selatan.

Manfaat dari inovasi

Manfaat inovasi dari portal web UMKM, yaitu:

1. Memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk UMKM lebih bisa dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet. 2. Bisa menjadi media tanpa batas, internet adalah media informasi yang tanpa batas. Dengan memiliki website kita berarti sama saja memiliki banyak karyawan yang mempromosikan produk kita selama 24 jam. 3. Promosi yang luas, internet adalah suatu media promosi terluas di dunia, jika dilihat dari jangkaun area. 4. Media pengenalan produk UMKM, jika kita memiliki suatu produk UMKM akan lebih mudah kita mengenalkan produk tersebut lewat website, karena jangkauan internet yang luas dan pemakainya yang banyak, sehingga produk kita akan dikenal oleh masyarakat sehingga dapat mendatangkan calon konsumen dengan cara promosi produk lewat website

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Portal web UMKM akan memberikan akses terbatas kepada pelaku UMKM untuk mempromosikan produk-produk unggulannya. Pemberian akses terbatas tersebut bisa dilakukan oleh pelaku UMKM dengan syarat pelaku UMKM tersebut sudah terdata di Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan dan isi dari produk yang ditampilkan tidak boleh melanggar norma-norma atau aturan- aturan yang dibuat oleh Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan.

Kemitraan

Dalam pembuatan portal Web UMKM, Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan akan bermitra dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dalam pembuatan isi dari portal tersebut akan melibatkan juga kalangan akademisi dan para pelaku – pelaku.

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Dapat membantu memajukan produk UMKM untuk melakukan suatu bisnis dengan berbasis teknologi. 2. Lebih dapat mempromosikan produk UMKM agar bisa dilihat khalayak ramai.

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Portal web UMKM akan diupdate mengikuti perkembangan zaman dengan membuat tampilan menatik dan berisi data-data yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan calon konsumen.

45

Sumber daya yang digunakan

Dalam melaksanakan pembuatan portal web UMKM, Dinas Koperasi akan bekerjasama dengan Dinas Kominfo Kota Tangerang Selatan. Pada saat pengoperasian portal web UMKM maka sumber daya manusia pada Dinas UKM kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mampu mengoperasikan portal web UMKM dengan baik dan dapat terus berinovasi dalam mengembangkan portal web UMKM tersebut.

Analisis Resiko

1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan portal web UMKM 2. Berkembangnya virus komputer yang dapat merusak portal web UMKM 3. Adanya penipuan yang mengatasnamakan portal web UMKM 4. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan peortal web UMKM tersebut.

Nama singkat inovasi

SIMONET (Sistem Monitoring Transaksi)

Deskripsi singkat inovasi

Sistem aplikasi yang digunakan untuk memonitoring atau memantau transaksi yang dilakukan oleh wajib pajak secara real time

Manfaat dari inovasi

Dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak kepada pemerintah karena merasa selalu diawasi

Keunikan / Kreativitas dari inovasi

Pihak Bapenda dapat membandingkan data dari alat Tapping Box dengan data yang diberikan wajib pajak sebagai alat rekonsiliasi pemeriksaan pajak daerah

Kemitraan

Bank Jabar Banten dan Pihak Konsultan

Potensi Pengembangan Inovasi

Dapat dipasang seluruh wajib pajak yang berada di Kota Tangerang Selatan sehingga bias meningkatkan pendapatan daerah

Strategi menjaga kebelangsungan inovasi

Menjaga hubungan baik dengan wajib pajak dan membuat regulasi yang mengatur tentang implementasi sistem tersebut yang diterapkan pada wajib pajak

46

Sumber daya yang digunakan

1. Koneksi internet 2. Sumber Daya Manusia 3. Alat Tapping Box Analisis Resiko

1. Kerusakan pada alat 2. Tidak kooperatif 3. Resistensi pada wajib pajak 4. Kerahasiaan data wajib pajak 5. Ketergantungan pada konsultan

Nama singkat inovasi

Pengembangan Kampung Industri Kecil Pengrajin Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang

Desktipsi singkat inovasi’

1. Terdapat 120 rumah tangga industri kecil pengrajin tempe 2. Produksi dapat solusi dengan standar mutu Gugus Kendali Mutu 3. Dapat dikembangkan diversifikasi produk tempe menjadi produk keripik tempe berbagai varian rasa 4. Dapat menjadi tujuan tamu ke lokasi tersebut 5. Pemasaran produk dapat lebih meningkat baik dari segi kualitas, harga, maupun dari kuantitas produk menignkat dengan memiliki legalitas 6. Meningkat sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Keunikan Kampung Tempe apabila ditata dengan baik akan menghasilkan keseimbangan ekonomi masyarakat, keseimbangan social, dan keseimbangan lingkungan, menurunkan tingkat kemiskinan, menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan, dan dapat mendukung pariwisata Kota Tangerang Selatan

Kemitraan

1. OPD terkait (Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Tata Kota Pemukiman, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kecamatan Pamulang, Kelurahan Kedaung, RUkun Tetangga, dan Rukun Warga) 2. Badan Standarisasi Nasional (BSN) 3. Kementrian Perindustrian RI 4. Lembaga Perguruan Tinggi 5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 6. Koperasi Potensi Pengembangan Inovasi

1. Potensi pengembangan inovasi sangat besar karena sebagian peralatan yang digunakan masih sangat sederhana (contoh dsalam proses produksi menggunakan kayu bakar dan drum bekas)

47

2. Belum tertata lokasi dapur produksi Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Perlu peran nyata dari

1. Pemerintah Daerah (SKPD terkait) 2. Peran Serta Masyarakat Sumber daya yang digunakan

1. APBD Kota Tangerang Selatan 2. Sumber daya masyarakat pengrajin tempe Analis Resiko

1. Pemahaman masyarakat terhadapa penataan kampung tempe 2. Dampak lingkungan adanya limbah cair

Nama singkat inovasi

Bidang Pajak I : KONEKSI PBB DAN AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB)

Deskripsi singkat inovasi

Koneksi PBB : merupakan system komunikasi dalam jaringan yang memungkinkan antara Bapenda dengan kelurahan, kecamatan atau OPD dapat berkomunikasi terkait informasi atau keterangan yang dibutuhkan untuk memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB.

AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Merupakan Aplikasi yang memungkinkan User/Pengguna untuk menambahkan informasi dalam PETA SIG PBB secara mandiri dan bersifat kolaboratif dan partisipatif.

Manfaat dari inovasi

1. Koneksi PBB : membantu wajib pajak dalam memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB yang dibutuhkan. 2. Meminimalisir dokumen yang tidak benar dan kurang akurat 3. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Obyek PBB) : dapat digunakan untuk penambahan sebagai salah satu sumber data special alternatif, sehingga informasi atas bidang PBB dapat terkumpul dengan cepat dan dapat diperbaharui dengan mudah, cepat, dan efisien. Keunikan/Kreativitas dari inovasi

1. Koneksi PBB: Wajib pajak tidak perlu datang dan meminta langsung surat keterangan dari kelurahan, kecamatan atau OPD 2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : masyarakat dapat memperbaharui bidang pajaknya sendiri, baik dari sisi alamat objek, tampilan foto objeknya, dan bentuk bidang buminya (Pemetaan Partisipatif) Kemitraan

48

Koneksi PBB : Kelurahan, Kecamatan,dan OPD

AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB): Google Maps

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Koneksi PBB : Sistem ini bisa dikembangkan untuk keperluan pelayanan publik lainnya. 2. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : pengembangan ke arah navigasi system dalam peta SIG PBB berdasarkan nomor objek pajak. Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

1. Koneksi PBB : Komitmen dan dukungan dari para pemangku kepentingan. 2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Net Work/Jaringan Internet Aplikasi Peta SIG Google Maps

Analisis Resiko

1. Koneksi PBB : Jaringan internet 2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : adanya kemungkinan pembaharuan data / update Data Spesial menggunakan tulisan yang bersifat Narsisme Nama singkat inovasi

BIDANG PAJAK II : e-ABT (Air Bawah Tanah) dan Reklame

Deskripsi singkat inovasi e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air bawah tanah

Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame

Manfaat dari inovasi

1. e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air di bawah tanah 2. Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame dan mengoptimalkan potensi pajak reklame Keunikan/Kreativitas dari inovasi e-ABT (Air Bawah Tanah) : petugas pencatatan air bawah tanah tidak lagi kelapangan untuk mencatat penggunaan volume air bawah tanah.

Reklame : mengoptimalkan dan meminimalisir pajak yang hilang

Kemitraan e-ABT (Air Bawah Tanah) : wajib pajak

Reklame : DPMPTSP dan Wajib pajak

Potensi Pengembangan inovasi

49

Sementara tidak ada

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Sementara tidak ada

Sumber daya yang digunakan

Koneksi internet dan Sumber daya manusia

Analisa Resiko e-ABT (Air Bawah Tanah) : pelaporan tidak dapat diproses jika koneksi internet yang tidak stabil/pelaporan gagal

Reklame : berita acara pemeriksaan tidak dapat diproses jika koneksi internet tidak stabil.

Nama singkat inovasi

Bidang pemeriksaan : Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP)

Deskripsi Singkat Inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system informasi database yang membantu dan memudahkan pengawasan penyelesaian pemeriksaan pajak, yang dimulai dari pengusulan daftar normatif wajib pajak yang akan diperiksa yang akan diperiksa sampai dengan penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak). Modul-modul ini terintegrasi dalam system informasi pemeriksaan pajak

Manfaat dari inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system aplikasi yang membantu proses administrasi pemeriksaan pajak, yang dimulai dari usulan pemeriksaan pajak sampai dengan penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak), sehingga dalam proyek perubahan ini merasa perlu membuat sistem informasi seperti ini dikarenakan seksi pemeriksaan wilayah 1-3 ada sekitar 285 wajib pajak yang harus dikeluarkan SP3 (Surat Perintah Pemeriksaan Pajak) terbit di tahun ini, selain untuk memudahkan proses administrasi, system ini akan memudahkan pengawasan penyelesaian pemeriksaan yang sedang berlangsung, sehingga akan meminimalisir kesalahan dalam pengadministrasian.

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Proses Pemeriksaan yang dituangkan kertas kerja pemeriksaan (KKP) sampai dengan penyelesaian pemeriksaan pajak) dan selanjutnya akan diterbitkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak)

Kemitraan

Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi, dan Keberatan Pajak Daerah dan Tenaga Ahli di bidang Program Aplikasi.

50

Potensi Pengembangan Inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) kedepannya agar aplikasi ini bisa terintegrasi dengan seluruh aplikasi yang ada di Badan Pendapatan Daerah

Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

Untuk menjaga keberlangsungan inovasi system yang dibangun menggunakan basis data yang mudah diperbaharui dan berorientasi pada tampilan web, selain itumsistem yang dibangun perlu maintenance / perawatan secara berkesinambungan, sehingga kinerja system dapat berjalan secara optimal dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan

Sumber daya yang digunakan

Potensi yang ada dan menjadi wewenang Badan Pendapatan Daerah

Analisa Resiko

Sistem tidak berfungsi sebagaimana diharapkan dan tidak adanya dukungan yang maksimal dari manajemen dan tidak adanya transfer knowledge dari pengembang ke end user.

51

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya peneliti melihat adanya kekurangan pada smart economy di Kota Tangerang Selatan khususnya pada dinas ketahanan pangan, pertanian, dan perikanan disebabkan ketika peneliti melakukan observasi ke dinas tersebut masih terasa kurang memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, Peneliti meneruskan penelitian yang saya ajukan di penelitian 2019 dengan judul “Analisis Faktor Kendala dan Faktor Non-Kendala Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan dalam Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan

52

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perekonomian kota Tangerang Selatan stabil 2. Teknologi informasi (TIK) yang ada di kota Tangerang Selatan fokus pada pemerintah tetapi belum terintegrasi. 3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri, swasta, eksportir, dan importer di kota Tangerang Selatan belum lengkap terintegrasi. 4. Jumlah dari laki-laki, quintile ke 5 dan pendidikan di atas SLTA atau di atasnya sudah memiliki hp, memiliki hp, menggunakan computer dan mengakses internet 5. Wirausahawan di kota Tangerang Selatan memiliki pertumbuhan signifikan dan mereka menggunakan social media, contoh, facebook, twitter and instagram untuk mempromosikan prosuk mereka. 6. Regulasi mendukung smart economy 7. Indikator smart economy menunjukkan inovasi yang rendah, pertumbuhan pada produksi, pasar tenaga kerja kurang fleksibel, sedikit yang menggunakan sumber uang dari pasar modal walaupun proporsi wirausahawan besar. 8. Dinas Koperasi dan UMKM memberi dukungan yang penuh terhadap wirausahawan yang baru untuk memulai dan mengorganisasikan bisnis mereka dengan bimbingan teknologi gratis. Dinas Perdagangan dan Perindustrian mendukung pencatatan ekspor dan impor dan paten, smart economy belum diimplementasi secara baik disebabkan jumlah hak paten sangat rendah dibandingkan jumlah penduduk. Badan Pendapatan Daerah sudah mendukung smart economy dengan pembayaran pajak PBB dan Non-PBB. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah telah mengintegrasikan SIAP BMD untuk e-planning, e-budgeting, e-reporting, pembayaran bukan kas dan kas. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan masih belum fokus ke smart economy.

53

9. Hambatan smart economy adalah sedikitnya perusahaan yang menerbitkan saham, tidak ada bandara (tidak adanya pencatatan warga kota yang menggunakan pesawat terbang), sedikitnya free lance dan pengusaha. Pendukung smart economy adalah banyaknya bisnis baru, pengangguran yang lebih kecil dari Sembilan persen, pertumbuhan produktivitas baik dan keinginan untuk berwirausaha tinggi. 10. Ada beberapa program yang sudah dijalankan baik di kota Tangerang Selatan seperti pengembangan industry kecil konveksi di Jurangmangu, perkembangan desa industry pariwisata di Kranggan, SIDAKU, Portal Web UMKM, SIMONET, pengembangan desa industry tempe di Kedaung, Bidang Pajak I: KONEKSI PBB dan AMMPLOP PBB, Bidang Pajak II: e-ABT dan Reklame dan Bidang Pemeriksaan: SIPPP.

6.2 Saran

1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus dapat menjaga pertumbuhan dan pengembangan sehingga tetap stabil. 2. Fokus TIK dari pemerintah kota Tangerang Selatan diharapkan tidak hanya fokus. 3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri dan swasta, eksportir, dan importir di kota Tangerang Selatan harus dikumpulkan untuk melihat bagaimana efektif smart city di kota Tangerang Selatan. 4. Perlunya mensosialisasikan smart city karena hanya lulusan SLTA ke atas dan laki laki yang banyak menggunakan hp, memiliki hp, menggunakan computer dan mengakses internet. 5. Perlunya implementasi untuk mensosialisasikan peraturan untuk smart economy untuk setiap pegawai OPD dan masyarakat mengetahui apa haknya dan kewajibannya. 6. OPD dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan inovasi, produktivitas, dan tingkat fleksibilitas. 7. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan dan Dinas Perdagangan dan Industri akan mendukung kota Tangerang Selatan.

54

8. Dinas Industri dan Perdagangan harus mensosialisasikan bagaimana untuk mematenkan penemuan mereka. 9. Mengintegrasikan system diantara OPD untuk smart economy. 10. Memastikan koneksi internet stabil untuk memfalisitasi smart economy di Kota Tangerang Selatan.

55

DAFTAR PUSTAKA

[1]Anggraini, D. (2018, March 14). Executive Summary Master Planning 2018-2022. (I. Lubis, Interviewer)

[2]Artiyugo. (2018, May 09). Smart Economy in SME and Cooperative Office. (I. Lubis, Interviewer)

[3]Arsyad, Lincollin.(2010). EkonomiPembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN,.

[4]Arsyad, Lincolin.(2010).Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, [BPS] Badan Pusat Statistik.

[5]Almulaibari, Hilal.(2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004- 2008 [Penelitian ilmiah]. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

[6]Bachtiar. (2018, May 21). Regional Revenue Agency. (I. Lubis, Interviewer)

[7]Caragliu, A, Bo, C, D, dan Nijkamp, P. (2009). Smart Cities in Europe. 3rd Central

European Conferences in Regional Sciences-CERS

[8]Darmawan, H. (2018, March 01). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)

[9]Dewi. (2018, May 24). Regional Asset and Financial Distribution Agency. (I. Lubis, Interviewer)

[10]Dewi, R. K. (2018, May 24). Planning Smart Economy in Fishery Agriculture and Food Security Office. (I. Lubis, Interviewer)

[11]Hamel dan Prahalad,(1990). the core competence of the corporation‟ by president and fellows of harvrd college1

[12]Hitt et al .2003.“Journal of Management” a model of strategic entrepreneurship : the construct and its dimensions

[13]Hammer.2013. Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, kementrian Industri Repulik Indonesia

[14]Hasikin. (2018, March o11). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)

[15]Johnston, B.F. and Mellor, J.W. (1961).The role of agriculture in economic development‟. American Economic Review Vol. 51, No.4.

[16]Jhingan, M.L.(2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers

[17]Karlinah, N.(2013).Study Ethnomathematich: Pengungkapan Sistem Bilangan Masyarakat Adat Baduy. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung

56

[18]Kepegawaian, K. U. (2018, March 06). Smart Economy in Trade and Industry Office. (I. Lubis, Interviewer)

[19]Kementrian Perindustrian.(2013). “Reset KIID (Kajian Kopetensi Industri) kotawaringin barat” Jakarta.

[20]Kuznets, Simon.( 1964). Ekonomi Growth and the contribution of Agriculture : Notes For Measurement”, in C. Eicher and L. Win, eds. Agriculture in Economic Development, New York : McGraw-Hill.

[21]Kuncoro, M, (2006). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan Strategi dan peluang. Erlangga, Jakarta.

[22]Lazaroiu, C,G, dan Roscia, M.(2012). Definition methodology for the smart cities model. Journal Energy

[23]Lewis Arthur.(1954). “The Rise and Decline of Development Economics” London, George Allen and Unwin, Ltd.

[24Letaifa, S.B.(2015).How to strategize smart cities: Revealing the SMART MODEL.Journal of Business Research 68 (2015) 1414-1419

[25Macek, A.(2017,11) .Smart Economy Indicators DOBA Fakulteta Business School. http://www.smarttowns.eu/wp-content/uploads/2017/11/Economy-of-the-city-of-the- future.pdf.Retrieved April 28, 2018

[26]Notohadiprawiro.(2006). Logam Berat dalam Pertanian. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[27]Stewart (1999), Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakrata kementrian Industri Repulik Indonesia 2013.

[28]Tarigan, Robinson.(2005). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta, ,

[29]Todaro M.P. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

[30]Todaro, Michael P.(2003). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:Aminuddin dan Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

[31]https://data.oecd.org/emp/part-time-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018 18:12

[32]https://data.oecd.org/emp/self-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018 18:16

[33]http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017/26/06/2018 20:34

[34]https://tangselkota.bps.go.id/dynamictable/2018/04/06/64/indeks-pembangunan-manusia-ipm- kabupaten-kota-di-provinsi-banten.html26/06/2018 20:10

57

[35]https://www.suara.com/partner/content/bantenhits/2018/03/04/223909/8045-persen-pengguna- internet-di-banten-hanya-untuk-aktivitas-di-medsos

[36]Prima.S.M.P. 2012. Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan : PT.Multimedia Solusi Prima

[37]Sriyono. (2018, May 21). Non-BPHTB. (I. Lubis, Interviewer)

[38]Widijanto,R.A.(2016). Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Potensi Ekonomi Kota Tangerang Selatan. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[39]Widijanto,R.A.(2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[40]Widijanto,R.A.(2010).Tangerang Selatan dalam Angka 2010.Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[41]Widijanto,R.A.(2011). Tangerang Selatan dalam Angka 2011. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[42]Widijanto,R.A.(2012). Tangerang Selatan dalam Angka 2012. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[43]Widijanto,R.A.(2013). Tangerang Selatan dalam Angka 2013. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[44]Widijanto,R.A.(2014). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[45]Widijanto,R.A.(2015). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[46]Widijanto,R.A.(2016). Tangerang Selatan dalam Angka 2016. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[47]Widijanto,R.A.(2017). Tangerang Selatan dalam Angka 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

58

LAMPIRAN

Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL lantai 4 gedung 1 pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2018 Staff Kominfo Pak Asikin dan Heri Darmawan

No. Pertanyaan No. Jawaban 1. Bagaimanakah Struktural 1. Pak Isep Kuarsa, S.T., M.T. sebagai Kepala Kominfo yang bertanggung jawab Ibu Dian Anggraini S.T., M.T. sebagai Kepala pada program Smart Pengembangan SDM TIK dan kerjasama Smart City 2. City? 2. Belum ada sinkronisasi antar dinas dan data Bagaimanakah kendala pengumpulan lama. 3. Smart City di Tangsel? 3. Sejak Ibu Airin (Walikota Tangsel) mencanangkan Sejak kapankah Smart 2015 yang digagaskan oleh Prof. Suhono ITB. Dalam City dimulai di kota menjalankan Smart City terdapat dua bagian; pertama, Tangsel? dewan Smart City yang belum dibentuk; kedua, tim pelaksana yang sudah dibentuk

59

FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL

1. Nama UMKM 1. 2. Alamat 2.

3. Jenis Barang 3.

4. Teknologi Informasi yang sudah digunakan 4.

5. Biaya yang dikeluarkan untuk teknologi 5. informasi

6. Beban komunikasi yang dikeluarkan 6.

7. Jenis pemasaran online/tidak 7. 8. Online yang digunakan 8.

9. Beban yang ditanggung jika menggunakan 9. online

10. Besarnya riset dan pengembangan produk 10. dan jasa

11. Adakah produk dan jasa yang diunggulkan 11. dan diekspor

12. Adakah produk dan jasa yang diimpor 12.

13. Konsumen yang dilayani melalui penjualan 13. online

60

Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian Pak Wijaya Kusuma dengan staf Mbak Hijri di Gedung Depan Walikota Tanggal 8 Maret 2018 Pukul 16.00

No. Pertanyaan No. Jawaban Mbak Hijri (Staff Perekonomian) 1. Bagaimanakah Smart 1. Data Smart Economy tidak ada di Economy di Kota Tangsel? bagianperekkonomian Namun, Data-data perekonomian di Tangsel belum terintegrasi. 2. Kenapa belum terintegrasi? 2. Karena satu sama lain masih sulit untuk memadukan data menjadi satu. 3. Ada berapakah dinas yang 3. Ada beberapa dinas yaitu: Ketapang, Disperindag, terkait dengan Dinas Koperasi dan UKM, Disnaker, Dinsos, Dinas perekonomian? Pariwisata dan Dishub. 4. Untuk Ketapang (Ketahanan 4. Pangan), Apakah yang Harga Bahan Pasok disoroti Bagian Perekonomian Tangsel ? 5. Untuk Disnaker, apakah 5. yang disoroti? UMR (Upah Minimum Regional) 6. Mengapa harus UMR? 6. Karena Upah dipengaruhi oleh Inflasi. Kenaikan Inflasi akan menaikkan UMR untuk menghindari penurunan 7. Bagaimana tentang 7. daya beli. Disperindag ? Data disperindag yang diambil adalah harga pasar. 8. Mengapa harga pasar? 8. Info harga pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menghindari perbedaan besar harga pasar yang 9. Bagaimana dengan Dinsos? 9. beredar dengan harga pasar sebenarnya. Dinas sosial berhubungan dengan beras dari BULOG 10. Bagaimana dengan Dishub? 10. yaitu RASTRA. Dishub dengan ekonomi memiliki hubungan dengan jalur ekonomi. Permasalahan utamanya adalah cuaca, Tangsel bukan penghasil dan harga BBM. 11. Bagaimana dengan Dinas 11. Permasalahan utamanya adalah penyebaran hotel, Pariwisata? kuliner, dan wisatawan. 12. Apakah fokus dari Dinas 12. Produk yang terunggul adalah Bunga Anggrek, Dodol Koperasi dan Kecil Cilenggang, Kacang Kranggan, Bir Pletok, dan Batik Menengah? Tangsel. Namun Koperasi tidak menonjol Rencana ke depan akan membuka Divisi BPRS. 13. Apasajakah dasar dari 13. Pepres tentang Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2017 bagian perekonomian ? Kemendagri Pemkot dimana Ketua TPID harus Kepala Daerah 2017 Kepwal TPID 2017

61

PERTANYAAN KE DINAS-DINAS

INDIKATOR SMART ECONOMY (Kominfo)

1. Berapakah jumlah ahli ICT yang digunakan dalam mensupport smart city di kota tangerang selatan? 2. Berapakah jumlah dari semua alat elektronik seperti sensor yang terhubung dengan internet pada untuk mensupport sistem smart city di kota Tangerang Selatan? 3. Berapa jumlah dari komputer yang berhubungan dengan internet di Kota Tangerang Selatan? 4. Berapa jumlah dari pengguna internet di Kota Tangerang Selatan? 5. Berapa investasi pada hardware di Kominfo? 6. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk ditugaskan mensupport smart city di masing masing OPD? 7. Aplikasi smart city apakah yang sudah berjalan di Kominfo Kota Tangerang Selatan?

62

Disperindag

1. Berapa banyak perusahaan yang ada di Kota Tangerang Selatan? 2. Berapa banyak produk yang sudah dipatenkan? 3. Apakah ada Industri yang sudah menerbitkan saham di BEI yang bertempat di Kota Tangerang Selatan? 4. Apakah ada catatan ekspor dan impor pada industry di Kota Tangerang Selatan? 5. Apakah ada Industri yang memiliki kantor pusat di Kota Tangerang Selatan? 6. Berapa jumlah dari jumlah usahawan yang tergabung dengan koneksi internet di Kota Tangerang Selatan? 7. Berapa jumlah dari perusahaan yang memiliki website perusahaan di Kota Tangerang Selatan? 8. Berapa investasi dan beban untuk informasi teknologi produk dan jasa pada perusahaan di Kota Tangerang Selatan? 9. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada dinas Industri dan Perdagangan? 10. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk mensupport Disperindag? 11. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan?

63

Dinas Koperasi dan UKM

1. Berapa banyak Koperasi dan UKM yang sudah terregistrasi? 516 unit koperasi berbadan hukum teregistrasi dalam data ODS Kementrian Koperasi dan UKM RI dan tervalidasi oleh dinas koperasi provinsi dan UKM by sensus tidak berbadan hukum, mikro baru mulai, kecil cenderung lebih baik dan sudah melengkapi beberapa legal formal seperti sertifikasi dan standarisasi UMKM seperti PIRT (DINKES), halal food MUI provinsi maupun kota/kabupaten proses dengan labkesda (laboratorium kesehatan daerah), MD untuk olahan daging dan ikan, expired date (labkesda), HAKI di disperindag (35 produk yang didaftarkan). Proses produksi, alat bantu produksi, pemasaran promosi, jaraingan usaha, akses permodalan pembiayaan, dan sumber produksi. Untuk UKM berbeda beda masalah maka dengan berbeda beda kelompok maka bias lebih mudah. TBIC (Technology business incubation center) desain kemasan sampai proses kemasan melamakan expired. 2. Berapa banyakkah ekspor dan impor yang sudah dilakukan oleh UKM di Kota Tangerang Selatan? Bremen di kota Jerman bawa Krupuk RHR diminati adalah krupuk jengkol 2016 dari kota tangsel, 2015 di indopasifik di china sagon bakar dari tangsel, dodol cilenggang, dan kacang kranggan namun tidak favourite (ekspor impor di disperindag) 3. Berapa jumlah dari perusahaan yang bisnis online di Kota Tangerang Selatan? Bli bli.com, Kopi Tangsel (di kominfo) 4. Berapa jumlah dari koperasi yang sudah menggunakan online di Kota Tangerang Selatan? Banyak yang sudah menggunakan online, Himkopsyah 5. Berapa investasi dan beban komunikasi untuk produk dan jasa UKM dan Koperasi di Kota tangerang Selatan? Bimtek / pelatihan 30- 50 UKM 6. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Dinas Koperasi dan UKM? 2 Giga perbulan 7. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk mensupport Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan? 8. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan? SIDAKU (Sistem Administrasi Koperasi Data UMKM) buatan Dinas UKM, Simral (system Manajemen Perencanaan dan Penganggaran). Program memecahkan masalah. Koperasi serbuk, satu koperasi seribu UMKM.dimana setiap anggota memiliki usaha masing. Koperasi maestro sudah membuat air mineral. Lasik (Layanan administrasi sistem kepegawaian) 9. Pelatihan bimtek kepada pelaku UMKM.

2018 ini tangsel jadi tuan rumah rakernas smart city tataran staf ahli walikota dan bupati.

64

Tito 08121811662

Dinkop

Kepala Bidang Data Inovasi dan teknologi (1 kepala) data teknologi dan inovasi (2 staf), seksi restrukturisasi usaha dan ekonomi kreatif (2 staf), Seksi Pengawasan dan Pengendalian (2 staf)

Seksi teknologi dan informasi bertujuan membantu mempercepat smart city di tangsel.

65

Badan Pendapatan Daerah

1. Berapa orang atau perusahaan yang sudah menggunakan sistem online untuk melakukan pembayaran ke Bapenda ? 2. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Badan Pendapatan Daerah? 3. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk mensupport Badan Pendapatan Daerah? 4. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan? 5. Kendala apa sajakah yang masih dibahas untuk kelancaran smart economy kota Tangerang Selatan?

66

Dinas Pariwisata

1. Berapakah pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan ? 2. Berapakah pelaku ekonomi kreatif yang sudah online di kota Tangerang Selatan? 3. Bagaimanakah pemetaan pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan? 4. Berapakah konsumen yang sudah melakukan pemesanan secara online? 5. Berapakah turis yang mengunjungi dari luar kota dan warga tangerang selatan yang berlibur ke luar kota Tangerang Selatan melalui jalur udara? 6. Berapakah penumpang pesawat terbang yang melakukan perjalanan dari kota Tangerang Selatan?

67

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

1. Berapakah produk di kota Tangerang Selatan yang terdaftar di kota Tangerang selatan ?PIRT 2. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap tiap pendaftar untuk mendaftarkan produknya pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai indikator innovative spirit ? 3. Berapakah pelaku usaha di Kota Tangerang Selatan yang teregistrasi baik usaha kecil, menengah dan besar? 4. Berapakah perusahaan yang menggunakan online dan website yang terdaftar?

1. Izin produk pomg di serang 2.

68

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan 1. Berapakah pegawai yang ada di Dinas Ketahanan Pangan,Pertanian, dan Perikanan? 2. Berapakah pegawai yang yang mengerti dan mensupport IT pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan? 3. Berapakah jumlah hardware dan beban komunikasi pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan ? 4. Bagaimanakah perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan ? 5. Bagaimanakah smart economy Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan diaplikasikan di kota Tangerang Selatan ? 6. Kendala apa sajakah yang masih jadi pembahasan untuk smart economy Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan?

69

Dinas Tenaga Kerja 1. Berapakah pekerja yang memiliki sertifikasi professional, sarjana, pasca sarjana, doktor di kota Tangerang Selatan? 2. Berapakah tingkat upah kerja berdasarkan tingkat pendidikan di kota Tangerang Selatan selama 5 tahun? 3. Berapakah tingkat pengangguran di kota Tangerang Selatan selama 5 tahun ? 4. Berapakah tingkat pekerja di sektor knowledge-insentive (business consultant dan financial service) selama 5 tahun ?

70

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan 1. Berapakah jumlah pegawai yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan ? 2. Berapakah jumlah pegawai yang mengerti dan mensupport IT di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan? 3. Berapakah investasi hardware dan beban komunikasi yang dibebankan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah? 4. Bagaimanakah Perencanaan, pengembangan dan pengaplikasian smart economy di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah? 5. Aplikasi smart economy apakah yang sudah diaplikasikan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan? 6. Kendala apa sajakah yang masih dimenjadi sandungan untuk smart economy Kota Tangerang Selatan?

71

RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018

Walikota Tangsel Hj. Airin Rachmi Diany, S.H., M.H.

Wakil Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davne

TPID memberikan kontribusi kepada inflasi

Kerjasama antar daerah (Hal Baru)

Ada Road Map

Evaluasi Kinerja Pokja Daerah dan Pusat

500 TPID

Apresiasi oleh presiden

Gerakan tanam cabai

Provinsi dan kota tidak nyambung dalam program

Kriteria daerah Non IHK 60% 40%

Pengawalan Gamalisasi

Tangsel daerah konsumsi

Kendala Solusi Inflasi belum terkendali TPID terbaik di provinsi TPID terbaik di kota Sumatera, Jawa bali, NTT, Maluku, Papua Mendapatkan tambahan anggaran transportasi jika menang bagi pemda Realisasi tahun 2015 pangan tidak mengalami kenaikan Tingkatan ekspor sedang berpengaruh dengan kurs UU pangan belum dijalankan Biaya pendidikan, masuk ke inflasi Memanggil semua sekolah swasta untuk jangan membuat langsur bayar Inflasi tangsel 74,5 % ditopang konsumsi jadi tidak bias bertumbuh jumping Kalau ada shock, pengembaliannya agak lama seperti sewa dsb.

72

Kelebihan Solusi Tangsel fiskalnya kuat Untuk memberikan investasi ke daerah supply Tangerang Selatan dekat dengan Jakarta pangan Penduduknya mampu beli Infrastruktur memadai Perumahan, Kawasan Industri dan perkantoran Tambah Sektor Pariwisata tinggi

Tarif listrik naik 6 x Rokok kretek 12 x Bensin 6 x

Core Inflasi Pendidikan 2 x Kue kering Air kemasan Tariff pulsa ponsel

Volatile Beras Telor ayam ras Melon Ikan Bandeng

Resiko pengendalian Inflasi Ketidakpastian cuaca Distribusi pangan Kenaikan biaya transportasi Penyesuaian tariff listrik Tahun politik Naik bahan bakar minyak

Inflasi Nasional Meningkat dari Maret Karena administrasi inflasi Volatile food Cabe merah, bawang merah, cabe rawit Administer price

Volatile Food Bawang merah Bawang putih Caba

73

ADM Price Bensin Rokok Kretek Angkutan Udara Rokok putih

Biaya keamanan Meningkat tinggi

Bawang Putih

Cabai Merah

Bawang Merah

Pemeliharaan Service

Banten memiliki 8 kabupaten kota memiliki kelebihan masing masing.

Model kerjasama sudah dibuat di POKJA TPID

Rekomendasi

Penguatan antar daerah

 Sudah Ada PDP, Pembentukan BUMD Pangan , Pembentukan Plasma BUMD Pangan.

Tahun 2017 meningkat besar di Banten

JANUARI 71%

Juni 72%

Deflasi -0,1%

Desember 70%

Strategi Mengurangi Inflasi

Strategi jangka pendek Strategi jangka menengah Sidak Pasar Pola tanam Holtikultura Bazar Buat Pasar Induk Operasi Pasar Urban Farming Pengawasan Barang Satgas Pemantauan Harga

74

Ketahanan Pangan Tangerang Selatan defisit beras -175.073 ton UU dan Perda No. 17 Distribusi Pangan Produk yang berbahaya bagi kesehatan

Rekomendasi program pengembangan usaha pangan masyarakat PUPM-TI

1. Menjaga harga tingkat produsen 2. Memotong rantai pasok 3. Menekan harga di tingkat konsumen 4. Menciptakan margin keuntungan berkeadilan bagi seluruh pihak 5. Mengefisienkan struktur pasar

TPIC

I radiasi Gama di BPPT untuk ketahanan pangan

75

LAMPIRAN

[ABS-40 FULL_PAPER] File Submitted to ICE-BEES 2018 1 pesan

1 Juli 2018 ICE-BEES 2018 22.47 Balas Ke: [email protected] Kepada: [email protected] Cc: [email protected]

Please do NOT reply this automail Always send your email to [email protected] ------

Dear Mr. IMAN LUBIS,

We have received the submission of your file.

Please download the file for your own backup. File: http://icebees2018.interconf.org/kfz/files/full_paper_abs-40_2389392128.docx

Abstract ID: ABS-40

Title: Analysis Criteria and Indicator Estimation Smart City in South Tangerang City, Banten Province (An Analysis through Smart Economy)

Authors: Iman Lubis (1), Nasution (2), Mohamad Safii (2)

Type: full_paper

Topic: Regional Economics

Presenter: IMAN LUBIS

Thank you very much.

Best Regards, ICE-BEES 2018 Organizing Committee

76

Website : http://ice-bees.unnes.ac.id Email: [email protected]

------Listed in Indonesia Conference Directory | http://ifory.net Automated Conference System provided by Konfrenzi | http://konfrenzi.com

77

Lampiran Email Submitted JIAP BRAWIJAYA [FIA-UB] Submission Acknowledgement Kotak Masuk x

9 Okt 2018 Dr. Sujarwoto S.IP M.Si MPA 17.04 ke saya

Inggris

Indonesia

Terjemahkan pesan

Nonaktifkan untuk: Inggris

Mr. Iman Lubis:

Thank you for submitting the manuscript, "Analysis Criterion and Analysis Estimation Smart City in South Tangerang City (an Analysis through Smart Economy" to Jurnal Ilmiah Administrasi Publik. With the online journal management system that we are using, you will be able to track its progress through the editorial process by logging in to the journal web site:

Manuscript URL: http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/author/submission/844 Username: imanlubis

If you have any questions, please contact me. Thank you for considering this journal as a venue for your work.

78