Versi online / URL : Gumoyo Mumpuni Ningsih http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc

MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN BERBASIS PERTANIAN TERPADU DI KABUPATEN

Gumoyo Mumpuni Ningsih

Staf Pengajar Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian Peternakan UniversitasMuhammadiyah Malang Email : [email protected]

ABSTRACT

This research aims to create a model of economic empowerment of rural poor agricultural-based integrated. Of the results of this study is expected to prevent the occurrence of urbanization and labor aboard. Determining the object of research done purposively, that in tegal weru village Malang district with a consideration of rural poor. Type of data collected are the primary data and secondary data and Analysis Data is discriptive kualitative. The result showed of the first year : is a) The average response willing to do farm work integrated old age, the level of elementary education and 0,5 hectares of land ownership. The power of an integrated agricultural business that is the product must be sold. The weakness is the lack of capital and narrow land, skilled labor less and dependent on the season. Chances are increasing demand, many credit institutions and the agricultural extension. The threat is that a lot of competition , the impor, and the presence of plant pests and livestock disease.The Goverment should help provide capital so that people can develop an integrated farming.

Key Words: Model, Empowerment, Integrated Farming

PENDAHULUAN bermukim di wilayah desa dan sebagian besar (53%) dari mereka (keluarga) masih menghadapi menggantungkan nafkah/ kehidupannya dari permasalahan kemiskinan yang ditandai pertanian (BPS, 2009). Tidak berbeda oleh banyaknya jumlah penduduk yang hidup dengan masyarakat desa di daerah lain, di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 1999 masyarakat desa di kabupaten malang jumlah penduduk miskin di Indonesia menghadapi kesulitan memenuhi tuntutan mencapai 47,9 juta jiwa atau 23,4 persen dari kebutuhan hidup minimalnya karena hasil jumlah penduduk. Angka ini berangsur usaha (pendapatan) yang diperoleh dari menurun menjadi sebesar 38,4 juta jiwa (18,2 pekerjaannya masih rendah dan tidak persen) pada tahun 2002, 37,4 juta jiwa (17,4 menentu. Kebijakan pemerintah menaikan persen) pada tahun 2003 dan menurun lagi harga BBM pada bulan Juli 2008 memicu menjadi 36,1 juta jiwa (16,6 persen) pada kenaikan harga barang (seperti sembako) tahun 2004. Kemiskinan inilah yang akhirnya dan mendorong tingkat inflasi sehingga banyak warga yang meninggalkan desanyha daya beli masyarakat, khususnya untuk mencari penghidupan di luar kota masyarakat desa , semakin berkurang. bahkan di kuar negeri yang sering kita Masyarakat miskin perdesaan dengar menjadi tenaga kerja di luar negeri ( dihadapkan pada masalah rendahnya mutu TKI dan TKW). sumber daya manusia, terbatasnya Kabupaten Malang , dimana pemilikan lahan, banyaknya rumah tangga penduduknya sebagian besar (57%) yang tidak memiliki asset, terbatasnya

56 JURNAL HUMANITY, Volume 7, Nomor 2, Juli 2012: 56 - 63 JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL : Volume 7, Nomor 2, Juli 2012 : 56 - 63 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc alternatif lapangan kerja, belum tidak tergantung pada musim. Sehingga tercukupinya pelayanan publik, degradasi pengangguran berkurang dan juga sumber daya alam dan lingkungan hidup, pendapatan masayarakat meningkat lemahnya kelembagaan dan organisasi sehingga kemiskinan berkurang. masyarakat, dan ketidakberdayaan dalam menentukan harga produk yang dihasilkan. METODE PENELITIAN Masyarakat miskin perkotaan lebih sering mengalami keterisolasian dan perbedaan Penelitian dilakukan di Desa Tegal perlakuan dalam upaya memperoleh dan Weru Kecamatan Dau Kecamatan memanfaatkan ruang berusaha, pelayanan Kabupaten Malang. Responden diambil administrasi kependudukan, air bersih dan dengan cara accidental sampling dan snow sanitasi, pelayanan pendidikan dan kesehatan, ball sampling. Accidental sampling dilakukan serta rasa aman dari tindak kekerasan. Pada dengan cara begitu bertemu petani, peternak, umumnya masyarakat miskin di perkotaan dan sekaligus sebagai petani dan peternak , bekerja sebagai buruh dan sektor informal mereka langsung dijadikan responden. yang tinggal di permukiman yang tidak sehat Pengambilan responden dengan cara Snow dan rentan terhadap penggusuran. Selain itu, ball sampling yaitu responden berikutnya laju perkembangan perkotaan yang relatif diambil atas petunjuk dari responden lebih tinggi jika dibanding dengan perdesaan sebelumnya. Total responden dalam telah menarik penduduk perdesaan untuk penelitian ini adalah 32. Data yang diambil melakukan urbanisasi untuk mencari adalah data primer. Data primer diambil pekerjaan. Urbanisasi yang tidak dibekali dengan cara wawancara langsung dengan dengan kemampuan dan keterampilan yang responden. Data dianalisis dengan analisis memadai menyebabkan mereka bekerja diskriptif kualitatif kuantitatif . sebagai buruh kasar. Keterbatasan lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN kerja berdampak pada munculnya sektor informal di perkotaan. Fenomena ini Kondisi Sosial Ekonomi Responden kemudian melahirkan pemukiman kumuh di perkotaan dengan lingkungan pemukiman Menurut Djoko Prayitno (2009), yang tidak sehat. Bahkan fenomena Sistem usaha tani terpadu (Integrated terjadinya urbanisasi maupun terjadinya Farming System) ialah suatu sistem tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga usahatani yang didasarkan pada konsep kerja Wanita (TKW) ke luar negeri juga daur ulang biologis ( biologycal recycling) karena disebabkan oleh kemiskinan di desa. antara usaha pertanaman, perikanan dan Untuk itulah diperlukan pembuatan peternakan. Usahatani berbasis tanaman Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat memberikan hasil Demikian pula Miskin Pedesaan Berbasis Pertanian sebaliknya, usaha perikanan dan peternakan Terpadu dalam rangka meningkatkan memberikan hasil samping bagi usahatani pendapatan dan membuka lapangaan kerja di tanaman. Usaha perikanan menghasilkan Pedesaan Miskin Kabupaten Malang. pakan bagi peternakan, sedangkan usaha Dengan berbasis Pertanian Terpadu maka peternakan menghasilkan pupuk dan pakan kegiatan ekonomi di desa tidak tergantung bagi perikanan. Namun sistem usaha tani pada pertanian saja yang kegiatannya terpadu yang demikian ( pertanaman- musiman, akan tetapi dengan terpadu antara peternakan- perikanan) belum diterapkan pertanian, peternakan, dan perikanan, maka oleh petani di desa pertanaman-peternakan. suatu keluarga masyarakat di desa akan Usahatani terpadu yang sudah diterapkan memiliki pekerjaan terus menerus setiap hari, adalah pertanaman-peternakan, untuk

Gumoyo Mumpuni Ningsih. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin Pedesaan Berbasis Pertanian 57 Terpadu Di Kabupaten Malang Versi online / URL : Gumoyo Mumpuni Ningsih http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc perikanan belum ada. Yang ada pertanian peternak, dan 8 petani peternak sehingga tanaman sendiri, peternakan sendiri, dan totalnya ada 32 responden. Dengan demikian pertanian peternakan. Adapun petani, bisa mengetahui kekuatan, kelemahan, peternak, dan petani peternak yang diambil peluang maupun ancaman dari usahatani sebagai responden dalam penelitian ini terpadu. Adapun kondisi sosial ekonomi masing masing berjumlah 12 petani, 12 adalah sebgai berikut :

Tabel 1. Mata Pencaharian Responden No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase 1 Petani Peternak 8 25 % 2 Peternak 12 37,5 % 3 Petani 12 37,5 %

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui kebanyakan hanya petani saja atau peternak bahwa yang bermatapencaharian sebagai saja. Maka perlu pembuatan sistem petani sekaligus peternak hanya 25%, pertanian terpadu.

Tabel 2 Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 SD atau belum lulus 21 65,62 %

2 SMP 10 31,25 % 3 SMA atau yang sederajat 1 3,13 %

Berdasarkan tingkat pendidikan, rata menjadi orang yang bermata pencaharian rata berpendidikan SD. Dengan demikian pertanian terpadu adalah yang berpendidik bisa diketahui bahwa yang berpotensi SD atau berpendidikan rendah. Tabel 3.Tingkat Usia Responden No Usia ( Tahun) Jumlah Prosentase 1 20 - < 30 2 6,25 % 2 30 - < 40 5 15,63 % 3 40 - < 50 14 43,75 % 4 50- 60 8 25,00 % 5 Lebih 60 3 9, 37 %

Berdasarkan tingkat usia responden tahun. Sedangkan untuk yang masih muda dapat diketahui bahwa yang bergelut di kurang tertarik. bidang pertanian peternakan adalah orang yang sudah tua yaitu umurnya sudah lebih 40

58 JURNAL HUMANITY, Volume 7, Nomor 2, Juli 2012: 56 - 63 JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL : Volume 7, Nomor 2, Juli 2012 : 56 - 63 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc

Tabel 4..Luas Lahan Tegal atau Sawah yang dimiliki Responden

No Luas Lahan (ha) Jumlah Prosentase

1 Tidak Memiliki 8 25,00 % 2 Kurang dari 0,5 ha 20 62,50 % 3 0,5 – 1 ha 3 9,38 % 4 Lebih dari 1 ha 1 3,12 %

Berdasarkan luas lahan yang dimiliki Setiap usaha pasti memiliki kekuatan, maka dapat dikatakan rata rata kepemilikan kelemahan, peluang dan ancaman dari usaha lahannya sempit yaitu kurang dari 0,5 Ha. tani terpadu. Adapun kekuatan, kelemahan, Bahkan ada yang tidak memiliki. peluang dan ancaman dari usaha tani terpadu.dari usaha tani terpadu bisa dilihat Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan pada tabel 5. Ancaman Usaha Tani Terpadu

Tabel 5. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Usaha tani Terpadu

Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Internal ñ -Produksi pasti terjual ñ Lahan Sempit ñ Kegiatan Usaha Pertanian ñ qqModal Kurang terpadu Mudah dikerjakan ñ -Tenaga kerja muda kurang ñ -Tenaga kerja kurang Faktor Eksternal terampil ñ -Fasilitas usaha kurang Peluang (O) Strategi SO Strategi WO ñ Jumlah permintaan ñ Usaha tani terpadu dengan ñ Beri bantuan modal banyak beraneka jenis ñ Beri penyuluhan pertanian ñ Banyak Lembaga kredit tanaman dan aneka jenis seintensif mungkin shg ñ Ada Penyuluh Pertanian ternak terampil Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT ñ -Persaingan banyak ñ Stop impor ñ Larangan pengalihan fungsi ñ -Adanya Impor lahan

ñ Lahan Pengembalaan kurang ñ -Adanya Hama Penyakit

Kekuatan dari usaha tani terpadu dijual setiap saat. Hanya saja jika dijual pada adalah: a) Hasil Produksi pasti mudah hari hari biasa harganya murah, sedangkan terjual. Baik hasil pertanian maupun hasil jika dijual saat upacata keagamaan yaitu idul peternakan produksinya mudah dijual karena qurban , harga ternak sapi jadi lebih tinggi. banyak sekali konsumen yang membutuhkan. B) Mudah dikerjakan. Baik usaha pertanian Untuk hasil pertanian bisa dijual setelah maupun peternkan mudah dikerjakan. panen, sedangkan untuk ternak sapi bisa Karena mudah dikerjakann maka usaha tani terpadu akan bisa berkembang.

Gumoyo Mumpuni Ningsih. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin Pedesaan Berbasis Pertanian 59 Terpadu Di Kabupaten Malang Versi online / URL : Gumoyo Mumpuni Ningsih http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc

Sedangkan kelemahannya adalah a) penyiraman tanaman, belum dimiliki, alat Lahan tegal atau sawah yang dimilki per pemanen yang modern juga belum dimiliki. keluarga rata rata sempit. Begitu juga lahan Sedangkan untuk Fasilitas dalm peternakan pekarangan rumah juga makin sempit. disini berupa kandang ternak yang nyaman, Sempitnya lahan sawah atau tegal membuat memenuhi syarat untuk tumbuh kembang hasil sawah atau hasil tegalan sedikit. hewan ternak yaitu ternak sapi belum Dengan demikian produksi utama pertanian memadai, lampu penerangan kandang juga menjadi sedikit dan juga hasil limbah belum memadai. Kandang ternak di desa pertanian yang berupa brangkasan hijauan Tegal Weru masih dari bambu dan lantainya tanaman yang bisa dimakan oleh ternak juga dari tanah. Sapi potong hanya dipelihara sedikit, b) Modal untuk usaha tani kurang. seadanya. E) Tenaga kerja kurang terampil. Modal ini baik modal untuk membeli sarana Tenaga kerja kurang terampil menjadi produksi tanaman seperti bibit, pupuk, kelemahan usaha tani terpadu. Sampai saat pestisida, dan lain lain masih sangat kurang . ini di desa tegal weru hasil pertaniannya Begitu juga modal untuk membeli ternak sapi setelah dipanen hasilnya langsung dijual. masih kurang.Modal untuk membeli ternak Untuk hasil pertanian yang lebih bagus sapi masih sanghat kurang sekali, hal inilah mutunya harganya lebih tinggi dibandingkan yang membuat petani tidak mau beternak. produk pertanian yang kurang bagus. Para Karena untuk membeli sapi untuk sapi paling petani maupun keluarganya tidak ada yang kecil harganya sudah Rp 2 juta / ekor. mengolah produk pertaniannya untuk dijual. Sedangkan untuk harga sapi yang agak besar Padahal jika produk pertanian yang jelek harganya sudah mencapai Rp 4 juta / ekor. diolah terlebih dahulu maka bisa Hal inilah yang membuat petani hanya milih meningkatkan pendapatan keluarga petani. bertani saja. Petani tidak mau berusaha tani Seperti jagung dibuat jagung instant, singkong padu yaitu pertanian dan peternakan. C) dibuat tiwul instant, tomat dibuat manisan Tenaga kerja muda sudah berkurang. tomat, dan lain lain. Begitu juga dengan Dengan semakin pesatnya pendidikan dan kotoran ternak, baru digunakan untuk pupuk juga modernnya kehidupan, seperti adanya lahan saja. Kotoran sapi di desa tegal weru HP, televisi dengan berbagai acara, belum dirubah menjadi biogas untuk kendaraan dan lain lain, membuat anak anak memasak. Untuk memasak, rata rata petani maupun anak anak peternak tidak mereka menggunakan kayu atau mau melakukan pekerjaan pertanian maupun menggunakan gas. E) Masih tergantung pada peternakan. Pertanian yang identik musim. Pertanian sangat tergantung pada dengan panas matahari, bermandikan musim. Sehingga jika musimnya banyak lumpur, dan juga kotor membuat para anak sekali hujan sampai banjir menyebabkan muda mau bekerja di pertanian. B e g i t u tidak panen, begitu juga jika kemaraunya juga dengan peternakan yang identik panjang sekali akan mengakibatkan kurang dengan bau kotoran hewan, membuat para air. Begitu juga dengan ternak, jika musim pemuda juga tidak mau bekerja di kemarau panjang pakan ternak sulit dicari. peternakan. Para pemuda yang sudah tidak Adapun peluang dari adanya usaha tani sekolah memilih lebih suka kerja sebagai kuli terpadu yaitu a) Jumlah permintaan hasil bangunan ataupun lebih suka bekerja sebagai pertanian yang berupa pangan, sayuran, dan buruh pabrik, karyawan toko, maupun juga buah makin lama makin banyak sebagai sopir atau ojek. D) Fasilitas yang mengingat jumlah penduduk yang makin kurang menjadi kelemahan dalam usaha tani meningkat. Begitu juga dengan peternakan terpadu. Fasilitas dalam pertanian berupa yang berupa sapi potong, permintaanya juga pipa pipa air untuk memudahkan makin meningkat. B) Lembaga kredit

60 JURNAL HUMANITY, Volume 7, Nomor 2, Juli 2012: 56 - 63 JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL : Volume 7, Nomor 2, Juli 2012 : 56 - 63 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc banyak. Banyaknya lembaga kredit yang berkurang menyebabkan peternak makin memberi pinjaman modal menjadi peluang sulit mencari pakan. Pakan dari hasil dalam mengembangkan pertanian maupun pertanian yang diperoleh dari brangkasan peternakan. Lembaga kredit baik dari tanaman sisa hasil panen tidak begitu perbankan maupun dari koperasi sangat banyak dan hanya dapat diperoleh pada saat membantu dalam pertanian terpadu. Modal panen saja, yaitu sekitar 3 bulan sekali sesuai yang diperoleh dengan kredit dapat umur tanaman, seperti jagung maupun padi. digunakan dalam pertanian terpadu. Modal Padahal ternak sapi membutuhkan makanan ini bisa digunakan untuk membeli peralatan setiap hari. Sedikitnya lahan tempat mencari pertanian seperti alat pemanen, pipa pipa pakan hijauan untuk ternak sapi potong pengairan dan juga bisa untuk membeli bibit menyebabkan peternak sapi potong harus sapi potong dan membangun kandang. C) mencari hijauan sampai diluar desa bahkan Adanya penyuluh pertanian maupun sampai di luar kecamatan. Peternak lembaga pendidikan merupakan peluang peternak sapi potong dari desa tegal weru untuk berkembangnya pertanian terpadu. sampai harus mencari damen padi dari Para lembga pendidikan dan juga penyuluh karang ploso, karang lo, tunggul wulung, pertanian, bisa mengajari para petani dandesa desa bisa lainnya yang sedang mengolah hasil pertanian, maupun mengajari panen padi pasti di datangi untuk diminta membuat bio gas. batang padinya. Jika peternak tidak bisa Adapun ancaman dari usaha tani mencari sendiri maka peternak akan terpadu adalah : a) banyaknya persaingan. membeli pakan hijauan seperti damen padi Banyaknya persaingan baik di bidang tadi pada penjual damen yang harganya pertanian maupun peternakan membuat hasil antara Rp 12.000,- sampai Rp 17.000,- per pertanian ataupun hasil ternak tidak laku ikatnya. Tergantuing besar kecilnya ikatan. karena kalah bersaing. B) Adanya impor. Rumput rumput gajah juga sulit dicari, karena Adanya impor hasil pertanian dan juga impor lahan lahan tegalan sudah banyak yag daging sapi, membuat jumlah penawaran berubah jadi rumah mupun jalan maupun hasil pertanian maupun jumlah penawaran fasilitas yang lain. D) Adanya hama daging sapi menjadi banyak, akibatnya penyakit. Hama penyakit tanaman menjadi jumlah penawaran lebih besar dari ancaman dalah usaha tani tanaman. permintaan. Hal ini menyebabkan Tanaman bisa tidak panen jika tanaman harga hasil pertanian menjadi turun. Begitu banyak terserang hama penyakit. Begitu juga harga daging sapi lokal juga turun. juga dengan ternak sapi, jika terserangh Begitu juga halnya dengan harga sapi potong penyakit maka akan mengakibatkan sapi di desa tegal weru menjadi turun. Seperti lama lama mati. Selain itu jika sapi kena harga sapi potong yang biasanya bisa penyakit menyebabkan harga jual turun, mencapai Rp 8 juta hingga 12 juta per ekor, bahkan tidak laku dijual. kini harganya hanya Rp 5 juta hingga 8 juta Strategi yang harus dilakukan : per ekor. Harga sapi potong yang rendah Mengusahakan usahatani terpadu dengan menyebabkan peternak sapi potong tidak aneka komoditas, stop impor hasil pertanian bergairah untuk memproduksi. Mereka - peternakan, memberi bantuan modal, masih memproduksi sapi potong dengan memberi ketrampilan untuk petani maupun harapan untuk dijual pada waktu Hari Raya untuk keluarganya tentang pertanian, Idul Adha, yang harganya bisa lebih tinggi. peternakan, maupun perikanan serta C) Lahan gembalaan yang makin tentang usaha tani terpadu, memberi berkurang. Lahan padang gembalaan, pengetahuan bagi petani dan keluarganya maupun lahan mencari rumput makin mengenai hama penyakit tanaman maupun

Gumoyo Mumpuni Ningsih. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin Pedesaan Berbasis Pertanian 61 Terpadu Di Kabupaten Malang Versi online / URL : Gumoyo Mumpuni Ningsih http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc hewan serta cara pemberantasan dan adanya hama penyakit tanaman maupun pencegahannya, dan cara pembuatan ternak. biogas dan cara pemakaian biogas, larangan penjualan tanah sawah atau Saran tanah tegal, sehingga lahan yang dimiliki Sebaiknya pemerintah membantu petani tidak semakin sempit. Selain itu memberi modal sehingga masyarakat bisa juga Larangan pengalihan fungsi lahan memperbesar usahatani terpadunya, serta sawah atau tegal menjadi bangunan memberi pengetahuan dan ketrampilan atau fasilitas lain sehingga padang sesering mungkin karena permasalahan gembalaan atau lahan mencari rumput usahatani terpadu biasanya lebih kompleks, untuk ternak ada. dan yang lebih penting lagi stop impor hasil Dengan strategi tersebut diharapkan pertanian peternakan. usahatani terpadu bisa berhasil. Jika usahatani terpadu di desa berhasil maka akan membuka peluang kerja di desa DAFTAR PUSTAKA sehingga para pemuda pemudi tidak harus menjadi tenaga kerja di luar kota Biro Pusat Statistik, 2005. Kabupaten maupun di luar negeri. Malang dalam Angka. BPS Kabupaten Malang, KESIMPULAN DAN SARAN Mubyarto dan Kartodirdjo. (1988). Kesimpulan Pembangunan Pedesaan di Indo- nesia. Liberty, Yokyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : Mubyarto. (1989). Nelayan dan Kemis-kinan. Yayasan Agro Ekonomi, . a. Rata rata responden yang mau Mubyarto, et al. (1994). Keswadayaan mengerjakan pekerjaan pertanian Masyarakat Desa Tertinggal. Aditya peternakan umurnya sudah tua, Media, Yokyakarta. untuk yang muda hanya sangat sedikit, tingkat pendidikan rata rata Mubyarto , et.al. (1997). Ekonomi Rakyat, SD, tingkat kepemelikan lahan Program IDT, Demokrasi Ekonomi. kurang dari 0,5 Ha, Aditya, Medya, Yokyakarta. b. Terdapat kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman dalam Mubyarto. (1998).Gerakan Penanggu- usahatani terpadu. Kekuatan dari langan Kemiskinan. Aditya Media, usaha tani pertanian peternakan yaitu Yokyakarta. hasil produk pasti terjual karena permintaan yang besar. Pranaka, A.M.W dan Prijono, Onny S. Kelemahannya : kurang modal, (1996). Pemberdayaan, Konsep, kurang lahan , kurang terampil, dan Kebijakan, dan Implementasi, CSIS, tergantung musim. Peluangnya Jakarta. adalah permintaan makin meningkat, banyak lembaga perkreditan, adanya Suparlan, Prajudi. (1995). Kemiskinan di penyuluh yang membantu. Dan Perkotaan. Yayasan Obor Indonesia, ancamannya adalah banyak Jakarta. persaingan, adanya impor, serta

62 JURNAL HUMANITY, Volume 7, Nomor 2, Juli 2012: 56 - 63 JURNAL HUMANITY, ISSN: 0216-8995 Versi online / URL : Volume 7, Nomor 2, Juli 2012 : 56 - 63 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc

Suyanto, Bagong. (1996). Perangkap Kemiskinan: Problem dan Strategi Pengentasannya dalam Pemba- ngunan Desa. ADITYA Media, Yokyakarta.

Agus, Purbantin, Hadi. (tt). Model dan Implementasi Pemberdayaan Petani nelayan Kecil Dengan Metodologi P4K Di Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Arif, Satria. (2003). Menuju Gerakan Kelautan. Jurnal Agrimedia.Volume 8 Nomor 2 April 2003

Basuki, Riyanto. (2006). Analisis Pengen- tasan Kemiskinan Masyarakat Pe- sisir Melalui Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro: Studi Kasus di Pasuruan dan Tanggerang. . Tesis Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Djoko Prajitno, 2009. Sistem Usahatani Terpadu Sebagai Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Tingkat Petani. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada fakultas Pertanian UGM. Jogjakarta.

Kartasasmita, Ginanjar. (1996). Pemba- ngunan Untuk Rakyat, MemadukanPertumbuhan dan Pemerataan. CIDES, Jakarta.

Wilson Bogar (2009). Pengembangan Model Pemberdayaan Ekonomi Nelayan Tradisional. Agritek Volume 17 no 6, Nopember 2006.

M.Nasir Ali dkk, 2008. Teknologi Pengembangan Agribisnis Pertanian Terpadu Prima Tani di Kabupaten Aceh Besar. BPTP Aceh ( Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh). Litbang. Deptan. Aceh.

Gumoyo Mumpuni Ningsih. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin Pedesaan Berbasis Pertanian 63 Terpadu Di Kabupaten Malang