Volume 7, Nomor 1, April 2018

URGENSI PEMBENTUKAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KLUB SEPAK BOLA DAN PESEPAK BOLA PROFESIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL (Urgency of The Establishment of Dispute Settlement Body Between Football Clubs and Professional Football Players in Order to Support National Economic Development)

Eko Noer Kristiyanto Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI Jalan HR. Rasuna Said Kav. C-1 , , Indonesia Email: [email protected]

Naskah diterima: 20 Februari 2018; revisi: 5 April 2018; disetujui: 17 April 2018

Abstrak Sepak bola profesional telah menjadi bisnis dan industri yang mendukung upaya kesejahteraan umum dalam konteks pembangunan ekonomi. Namun sengketa yang seringkali terjadi antara pemain dan klub membuat suasana tidak kondusif. Hal ini bisa berdampak pada minat investor yang ingin terlibat dalam industri sepak bola. Tulisan ini mencoba memberi gambaran tentang eksistensi lembaga yang berpotensi untuk mengatasi persoalan ini. Penelitian dilakukan dengan metode normatif yang diperkuat oleh hasil wawancara. Ternyata lembaga yang ada sekarang tidak relevan dan tidak efektif untuk menjadi solusi, perlu dibentuk lembaga arbitrase yang khusus menangani sengketa antara pemain dan klub. Tidak ada masalah dalam pembentukan lembaga ini, karena mendapat legitimasi dari komunitas sepak bola maupun negara. Kata Kunci: sepak bola profesional, sengketa, arbitrase, komunitas

Abstract Professional football has become a business and industry that supports the general welfare in the context of economic development. But the disputes that often occur between players and clubs make the atmosphere unconducive. This could have an impact on the interest of investors who want to get involved in the football industry. This paper tries to give an idea of the existence of potential institutions to solve this problem. The research was conducted by a normative method which was strengthened by intervies. It turns out that the existing institutions are irrelevant and ineffective to be a solution, it is necessary to establish an arbitration institution that specifically handles disputes between players and clubs. There is no problem in establishing this institution, as it gets the legitimacy of the football community as well as the country. Keywords: professional football, disputes, arbitration, community

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 19 Volume 7, Nomor 1, April 2018

A. Pendahuluan upaya negara untuk mewujudkan kesejahteraan umum dilakukan mencakup berbagai bidang Pembangunan ekonomi merupakan kehidupan dalam perspektif dan dimensi yang bagian penting dari pembangunan nasional, luas, termasuk di antaranya menjamin kegiatan- pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kegiatan yang merangsang geliat ekonomi tujuan negara yang dinyatakan dalam konstitusi masyarakat, termasuk di antaranya adalah yaitu memajukan kesejahteraan umum. kegiatan olah raga profesional, olah raga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun konteks global semakin modern dan merambah 1945 disebut juga konstitusi ekonomi, salah satu sektor industri dan ekonomi, sekaligus menjadi ciri terpentingnya sebagai konstitusi ekonomi salah sarana memajukan kesejahteraan umum adalah bahwa UUD 1945 mengandung ide melalui distribusi pendapatan dan determinasi negara kesejahteraan (welfare state).1 Tujuan ekonomi dari berbagai lapisan masyarakat utama negara Indonesia yang dimuat dalam melalui berbagai sektor. Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun Industri olah raga adalah industri yang 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan berpotensi besar untuk menggerakkan perilaku umum. Negara berkewajiban memajukan ekonomi masyarakat secara kolektif. Dengan kesejahteraan umum (promoting public demikian industri olah raga berpotensi sebagai welfare) dan memaksimalkan kesejahteraan sektor yang dapat memberikan dampak sosial (to maximize social welfare).2 Negara signifikan bagi pengentasan kemiskinan dan berfungsi menciptakan syarat dan kondisi serta penanggulangan pengangguran. Industri infrastruktur yang cukup untuk memperoleh olah raga perlu digugah dan didukung kesejahteraannya. Pemerintah dibentuk bukan melalui serangkaian kebijakan sistematis dari untuk menciptakan kesejahteraan umum, pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan melainkan memajukan kesejahteraan umum.3 investor.4 Kesejahteraan umum adalah hal yang terus Kompetisi sepak bola profesional sebagai diupayakan secara terus menerus dalam kompetisi yang melibatkan cabang olah raga konteks perkembangan zaman, parameternya yang paling digemari di seluruh dunia memberi pun menyangkut banyak aspek namun tentu sumbangsih dan kesempatan yang sangat yang paling utama adalah aspek ekonomi. besar bagi pemajuan kesejahteraan umum.5 Dalam konteks welfare state, negara Kompetisi sepak bola profesional menciptakan berkewajiban menjamin ketersediaan akses kesempatan kerja yang sangat besar bagi pemain menuju kesejahteraan bagi warga negaranya,

1 Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta: Jajasan Prapantja, 1960), hlm.298,

1998. 2 hal ini ditegaskan Responsibilitypula dalam pidato Right pengukuhan & Welfare, The guru Theory besar ofProf. the Jimly Welfare Asshiddiqie State pada FH UI pada 13 Juni 1988), hlm.22. 3 Robert R Goodin, (Colorado: Westview Press, ekonomi di antara warga negara. 4 Pengertian tentang kesejahteraan umum dapat dilihat dari tingkat pendapatan suatu negara dan distribusi Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 2 (2011), hlm.211. 5 HincaAgus Kristiyanto, IP Pandjaitan, ”Penguatan Kedaulatan Kebijakan Negara PublikVS Kedaulatan Usaha Pengentasan FIFA (Jakarta: Kemiskinan PT Gramedia Melalui Pustaka Pengembangan Utama, 2011), Industri hlm.4 Mikro Olah Raga”,

20 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

sepak bola, pengelola sepak bola, pebisnis sepak senilai 139 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau bola, pengusaha kuliner, pengusaha konveksi, sekitar 1,8 triliun rupiah.9 pengusaha transportasi, pengusaha media, Namun ternyata dampak positif dalam pengusaha hotel, pengusaha infrastruktur, dan penyelenggaraan sepak bola di Indonesia tidak pelaku-pelaku ekonomi lainnya.6 Ada lebih dari diimbangi dengan instrumen dan kelembagaan 270 juta orang di dunia yang aktif dalam sepak untuk menyelesaikan konflik dan sengketa di bola, mencakup pemain dan perangkat sepak antara pelaku sepak bola itu sendiri. Padahal ini bola. Dari 85 Juta pemain yang aktif di sepak bola penting untuk menjamin kepastian hukum dan asia, ada sekitar 7.094.000 pemain di Indonesia.7 perlindungan HAM bagi para pelaku sepak bola Tekad dan komitmen mengarahkan sepak bola utamanya para pemain sepak bola. Memang Indonesia ke arah industri ditegaskan dengan betul Republik Indonesia telah memiliki sistem mewajibkan seluruh klub sepak bola peserta peradilan dan lembaga peradilan sendiri yang kompetisi profesional untuk berstatus badan berada di bawah Mahkamah Agung. Namun hukum Perseroan Terbatas (PT) yang tujuan statuta FIFA menyatakan bahwa segala macam utamanya adalah laba. Klub dituntut untuk konflik dan sengketa stakeholders tidak mandiri dan mengoptimalkan pendapatan dari boleh dibawa ke pengadilan negara. Federasi lima aspek yaitu sponsorship, hak siar televisi, Sepak bola Indonesia sebagai otoritas sepak tiket pertandingan, merchandise, dan penjualan bola tertinggi di Indonesia harus menjamin pemain.8 Melalui determinasinya kompetisi hal ini dilaksanakan jika tak ingin mendapat sepak bola profesional di Indonesia jelas hukuman dari FIFA, karena FIFA memang tak memiliki pengaruh terhadap geliat ekonomi dan menghendaki adanya intervensi negara dalam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kompetisi permasalahan yang dihadapi anggotanya.10 sepak bola profesional yang digulirkan mampu Namun di lain pihak PSSI (Persatuan Sepak Bola meningkatkan nilai pendapatan kotor Indonesia Seluruh Indonesia) selaku federasi ternyata

6

Eko Noer Kristiyanto, pengamat hukum olah raga mengatakan: ”Tak dapat dipungkiri, sebagai permainan paling populer di dunia sepak bola telah menyentuh banyak aspek kehidupan, eksistensi sepak bola menjadimarchendise lebih dari sekedar sebuah olah raga ketika melihat keterkaitannya dengan dunia industri, tak hanya industri besar seperti penyiaran, otomotif, perbankan, penerbangan dll, namunfootball juga family industri kecil seperti konvenksi, dll)dan ,kuliner sponsorship, rumahan. penjualan Terlebih tiket geliat pertandingan, ekonomi yang media, terintegrasi hingga elemen dalam penyelenggaraanyang terkadang dianggap sepak bola remeh itu sendiri,seperti penjualseperti nafkahkaos emperan bagi mereka dan aktivitas yang berada perparkiran di lingkaran di stadion, semua dinamika (pemain, ekonomipelatih, official, itu terjadi wasit, karena hakim adanya garis

pertandingan sepak bola.”, Lihat Eko Noer Kristiyanto, ”Sepak Bola dan Kesejahteraan Umum”, OPINI, HU tribun 7 jabar 20 Agustus 2015. Kedaulatan Negara VS Kedaulatan FIFA, Berdasar(Jakarta: PT survei Gramedia yang Pustaka dilakukan Utama, FIFA, 2011), dapat hlm.5. dilihat dalam http://www.fifa.com/mm/document/fifafacts/ 8 bcoffsurv/bigcount.staatpackage_7024.pdf,Implementasi Peraturan dalam Menteri Hinca Dalam IP Pandjaitan, Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Pengalokasian Dana APBD Kepada Klub Sepak Bola Peserta Liga Indonesia Eko Noer Kristiyanto, 9 (: UNPAD, 2008). Terungkap dalam jumpa pers yang dilakukan oleh PT.GTS selaku operator dari kompetisi TSC 2016 pada tanggal hlm.15.29 Juni 2016, data tersebut didapatkan melalui kerjasama antara PT.GTS dan PricewaterhouseCoopers (PwC), 10 perusahaan audit dan konsultan finansial asal London Inggris. Lihat HU TopSkor edisi Kamis 30 Juni 2016,

Pasal 13 dan 17 statuta FIFA

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 21 Volume 7, Nomor 1, April 2018

tak menyediakan solusi bagi permasalahan bola dilatih saat masih berstatus amatir di dan sengketa yang terjadi khususnya antara usia muda, serta kompensasi solidaritas, yaitu pemain dan klub. Sudah menjadi hal lumrah mekanisme penghargaan transfer antarklub.12 jika klub sepak bola di Indonesia tak memenuhi FIFA juga memberi bantuan kepada PSSI untuk hak-hak pemain terutama terkait pembayaran pembentukan NDRC ini senilai 40 ribu dolar gaji. Ketika akan menuntut klub maka pemain AS.13 seringkali kebingungan karena ketiadaan Pembentukan lembaga untuk menyelesaikan lembaga peradilan yang jelas. Permasalahan sengketa di dunia sepak bola ini tentu sangat ini pun sebenarnya terjadi di luar negeri.11 penting mengingat begitu banyak persoalan Hanya saja di negara yang sepak bolanya maju yang terus berulang dan itu semua terkait seringkali masalah bisa tuntas karena ada dengan hukum serta hak individu. Lalu lembaga penyelesaian sengketa yang jelas. sejauh apa urgensi pembentukan lembaga ini Awal tahun 2017 menjadi momentum mengingat Indonesia pun mengakui eksistensi penting bagi sepak bola Indonesia, karena akan lembaga-lembaga peradilan dan arbitrase dicanangkan pembentukan NDRC (National termasuk arbitrase olah raga? Dispute Resolution Chamber). Lembaga ini kelak akan menangani dan menyelesaikan B. Metode Penelitian sengketa yang terjadi antara pemain dan Metode penelitian yang digunakan dalam klub sepak bola di Indonesia. Dalam tugas penulisan ini adalah metode penelitian hukum mereka nanti, NDRC bertindak berdasarkan normatif, metode penelitian hukum normatif aduan. Bentuk badan ini layaknya pengadilan pada dasarnya meneliti kaidah-kaidah hukum arbitrase, tetapi khusus sepak bola dan bersifat dan asas-asas hukum14, penelitian normatif akan independen, meski berada dalam naungan mencoba menemukan suatu aturan hukum, PSSI. Ada tiga substansi sengketa yang dapat prinsip hukum, maupun doktrin hukum guna diselesaikan di badan ini, yaitu terkait dengan menjawab isu hukum yang dihadapi15, khususnya kontrak pemain di klub, kompensasi latihan terkait teori-teori tentang pluralisme hukum (training compensation), atau kompensasi yang dan mekanisme penyelesaian sengketa di luar diberikan klub ketika mengikat kontrak pemain peradilan juga hubungannya dengan eksistensi secara profesional kepada klub tempat pesepak hukum nasional yang berlaku. Juga menjelaskan

11 , diakses 11 Januari 2018. 12 Nyon, ”Klub Tak Bayar Gaji Pemain Ada Juga di Eropa”, detikSport, https://sport.detik.com/sepakbola/bola-http://www.mediaindonesia. dunia/2296988/klub-tak-bayar-gaji-pemain-juga-ada-di-eropa 13 Satria Sakti Utama, ”Sengketa Sepak Bola Kini Ditangani NRDC”, Media Indonesia, com/news/read/140721/sengketa-sepak-bola-kini-ditangani-ndrc/2018-01-15, PSSI, diakses 11 Januari 2018. , (diakses 15 Februari 2018). 14 BagirPSSI, Manan, ”Hasil Pertemuan”Penelitian FIFATerapan dengan di Bidang PSSI Hukum Terkait”, NDRC”, http://www.pssi.org/news/hasil-pertemuan-fifa- dengan-pssi-terkait-ndrc (disampaikan pada Lokakarya Peranan Naskah Akademis Dalam Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, BPHN, Jakarta, 9 – 11 November 1993), hlm.7. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan danmerupakan Sri Mamudji, penelitian Penelitian hukum Hukum yang Normatif: dilakukan Suatu dengan Tinjauan cara meneliti Singkat bahan pustaka atau data sekunder belaka 15 Peteryaitu denganMahmud cara Marzuki, menelaah Penelitian permasalahan Hukum (Jakarta: dengan Kencana,berpedoman 2010), pada hlm. data 35. sekunder lihat Soekanto, Soerjono (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001).

22 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

bagaimana suatu penyelenggaraan kompetisi menyelesaikannya di jalur pengadilan ataupun sepak bola profesional ternyata berkontribusi luar pengadilan seperti arbitrase sebagai forum positif terhadap salah satu tujuan negara yang alternatif.16 Munculnya sengketa jika salah satu dinyatakan dalam konstitusi yaitu memajukan pihak menghendaki pihak lain untuk berbuat kesejahteraan umum dan berdampak pada atau tidak berbuat sesuatu tetapi pihak lainnya pembangunan ekonomi nasional. Penelitian ini menolak berlaku demikian. Pencarian berbagai menelaah permasalahan dengan berpedoman jenis proses dan metode untuk menyelesaikan pada data sekunder yang dilakukan dengan sengketa yang muncul adalah sesuatu yang studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum urgen dalam masyarakat. Para ahli non hukum dan bahan non-hukum yang berkaitan dengan banyak mengeluarkan energi dan inovasi untuk judul penelitian. Bahan hukum sekunder yang mengekspresikan berbagai model penyelesaian dimaksud adalah doktrin, ajaran para ahli, sengketa (dispute resolution). Berbagai model hasil karya ilmiah para ahli, berita-berita dan penyelesaian sengketa, baik formal maupun hasil wawancara pihak terkait yang diperoleh informal, dapat dijadikan acuan untuk menjawab dari surat kabar serta situs-situs internet yang sengketa yang mungkin timbul asalkan hal relevan dengan judul penelitian. itu membawa keadilan dan kemaslahatan.17 Data di atas dikumpulkan melalui studi Statuta FIFA yang tak menghendaki terlibatnya kepustakaan (library research), penelurusan negara termasuk organ yudisial membuat melalui media internet (online research), dalam arbitrase menjadi pilihan paling logis bagi hal ini penulis menitikberatkan dalam konteks para pihak untuk menyelesaikan sengketa, jaminan hukum dan penyelesaian sengketa akan pelembagaan arbitrase sudah sangat baik di menjamin pula kualitas kompetisi sepak bola negara-negara yang sepak bolanya sudah maju. dalam rangka memajukan kesejahteraan umum Hal ini disebabkan banyak faktor, termasuk yang berdampak pula terhadap pembangunan industrialisasi sepak bola yang membuat ekonomi nasional. kepastian hukum menjadi penting serta tingkat edukasi yang baik termasuk kesadaran dan C. Pembahasan pemahaman hukum. 1. Sengketa Antara Pemain dan Klub Bicara hubungan tentang hak dan kewajiban antara pemain dan klub maka akan selalu Jika timbul sengketa dalam konteks terkait dengan kontrak.18 Masalah tunggakan formiil biasanya orang memilih untuk

16 Yansen Darmanto Latip, Pilihan Hukum dan Pilihan Forum Dalam Kontrak Internasional (Jakarta: UI, 2002) hlm. 243. Ibid. 1718

Jika bicara kontrak, maka tidak dapat terlepas dari hukum perdata. Kontrak merupakan bentuk lain dari perjanjian yang menurut Prof. Subekti, adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana kedua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dalam hal ini, kontrak pemain adalah perjanjian antara pihak klub dengan pemain sepak bola, tuk melaksanakan sesuatu hal yang apalagi kalau bukan bermain sepak bola. Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum itu dijalankansendiri adalah atau timbulnya dipenuhi adalahhak dan wanprestasi kewajiban. Jika(ingkar pemain janji). berkewajiban Kondisi itu yang bermain akan di menjadi dalam pertandingansengketa dan harusresmi klub, maka kewajiban klub adalah membayar si pemain. Dalam ilmu hukum perdata, kewajiban yang tidak

diselesaikan oleh para pihak yang terlibat di dalam kontrak.

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 23 Volume 7, Nomor 1, April 2018

gaji hanyalah satu dari sekian banyak masalah dengan ketertiban umum apalagi kesusilaan. yang mungkin terjadi. Selama itu diatur di Pasal 4 ayat (1) butir d Statuta PSSI menyatakan dalam kontrak, maka para pihak yang terlibat bahwa PSSI bertujuan untuk melindungi dalam hal ini pihak klub dan pihak pemain, Anggota. Adapun yang dimaksud ”anggota” adalah subjek utama di dalam sengketa. dalam hal ini adalah klub-klub yang menjadi Itulah mengapa, kontrak yang baik adalah peserta di kompetisi yang diselenggarakan yang turut memuat mekanisme penyelesaian PSSI. Sehingga, penting bagi PSSI untuk sengketa. Berdasarkan kontrak yang umum memberi perlindungan bagi klub pada setiap dibuat oleh para pemain bola di Indonesia, aktivitasnya termasuk yang tertuang di dalam diketahui bahwa sengketa yang terjadi wajib kontrak pemain.20 Dalam rangka melindungi diselesaikan secara kekeluargaan. Jika dengan para anggotanya, PSSI juga membentuk suatu cara kekeluargaan masih belum beres, maka badan peradilan melalui Pasal 69 Statuta PSSI tahap selanjutnya adalah penyelesaian melalui yang menangani semua perselisihan internal ”prosedur keluhan” sebagaimana tertuang nasional antara PSSI, anggota-angotanya, pada kontrak di atas. Adapun prosedur tersebut pemain-pemain, petugas dan pertandingan dapat dimaknai sebagai keterlibatan PSSI selaku serta agen pemain yang tidak berada di bawah pihak ketiga di dalam kontrak pemain.19 Dalam kewenangan badan-badan hukumnya.21 Tentu ketentuan Pasal 1317 KUHPerdata, kedua pihak saja peradilan itu harus berada di luar peradilan yang telah bersepakat dapat pula mengadakan umum yang dikuasai Negara.22 perjanjian untuk melibatkan pihak ketiga. Hal ini sesuai dengan semangat hukum perjanjian 2. Kasus Bambang Pamungkas yang menganut sistem terbuka. Artinya, hukum Sebagai anggota PSSI, wajar apabila perjanjian memberikan kebebasan seluas- klub mendapat perlindungan dari federasi. luasnya kepada masyarakat tuk mengadakan Namun pemain seringkali tak mendapat perjanjian yang berisi apa saja, sepanjang tak perlindungan dan pendampingan yang layak bertentangan dengan ketertiban umum dan saat berhadapan dengan klubnya. Persoalan kesusilaan. inilah yang mendorong dibentuknya Asosiasi Dalam hal melibatkan federasi sepak bola Pemain Sepakbola Profesional Indonesia di dalam kontrak pemain, hal ini masuk akal (APPI).23 Dalam riwayatnya, APPI sudah sering dan tentu saja sama sekali tidak bertentangan mengadvokasikan kasus-kasus yang menimpa

19

diaksesAgung Putranto 11 Januari Wibowo, 2018. ”Penyelesaian Sengketa Kontrak Pemain: Kewenangan Para Pihak”, Kumparan, https:// 20 kumparan.com/agung-putranto-wibowo/penyelesaian-sengketa-kontrak-pemain-kewenangan-para-pihak,Op.cit. 21 Op.cit. 22 Agung Putranto Wibowo , Agung Putranto Wibowo , Awal tahun 2017, PSSI menerima injeksi dana sebesar USD 40 ribu dari FIFA. Adapun uang itu dimandatkan untuk membentuk National Dispute Resolution Chamber (NDRC). NDRC ini nantinya berfungsi sebagai badan 23 APPIarbitrase memiliki dengan misi basis untuk sengketa melindungi, yang dibahas meningkatkan, yakni kontrak dan menegosiasikanklub dan pemain. kondisi, FIFA menambahkan, hak dan status agar dari nantinya semua lembaga ini diisi oleh berbagai unsur perwakilan, baik itu dari pemain, perwakilan klub, dan perwakilan PSSI.

pemain profesional yang bermain dan berkontrak di Indonesia.

24 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

pemain profesional. Contoh yang paling terkenal tak membuahkan hasil. Memang benar statuta adalah ketika APPI mendampingi Bambang FIFA dan PSSI melarang sengketa dibawa ke Pamungkas dan Leo Saputra menggugat PT pengadilan negara, namun di lain pihak PSSI Persija Jaya Jakarta ke Pengadilan Negeri pun tak memiliki solusi untuk menyelesaikan Jakarta Pusat pada tahun 2013. setelah merasa persoalan karena 3 organ yudisial yang dimiliki diabaikan manajemen klub Persija terkait PSSI tidak memiliki kewenangan terkait pelunasan gaji yang tertunggak. Dalam rilis yang persoalan ini.25 Langkah yang ditempuh oleh disampaikan asosiasi pesepakbola profesional Bambang Pamungkas ini dijamin oleh hukum Indonesia (APPI), gugatan tersebut dilayangkan nasional Indonesia yang menyatakan bahwa dan didaftarkan ke kepaniteraan Perdata pengadilan tak boleh menolak perkara yang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor masuk dengan alasan tak memiliki kewenangan gugatan: 523/PDT.G/2013/PN.JKT.PST dan 522/ mengadilinya.26 Pengadilan adalah sarana untuk PDT.G/2013/PN.JKT.PST. mengupayakan hukum, tempat perlindungan Gugatan yang diserahkan tim bantuan hukum, sekaligus tempat mencari keadilan bagi hukum APPI ini terpaksa dilayangkan, warga negara yang tersangkut suatu sengketa.27 karena tidak ditemukannya penyelesaian Langkah yang ditempuh oleh Bambang permasalahan pembayaran kewajiban Pamungkas diharapkan mampu menghasilkan terhadap kedua pesepakbola tersebut oleh preseden untuk kasus-kasus serupa. Namun PT Persija Jaya Jakarta melalui jalur negosiasi. ternyata kasus ini berakhir damai sebelum Ketika itu Persija telah lebih dari satu tahun adanya putusan. Klub dan memiliki tunggakan gaji terhadap sejumlah Bambang Pamungkas akhirnya sepakat pemain selama beberapa bulan. Berbagai jalur menyelesaikan sengketa dengan jalan damai. komunikasi dan musyawarah telah ditempuh Persija bersedia memenuhi tuntutan Bambang kedua pesepakbola tersebut bersama dengan Pamungkas, dan Bambang pun mencabut berkas APPI, dan manajemen klub hanya bisa gugatan hukum di Pengadilan Negeri Jakarta memberikan janji tanpa membuahkan hasil Pusat.28 Kasus Bambang Pamungkas adalah yang diharapkan. Akibatnya, Bambang dan Leo suatu perkecualian, nama besar dan relasinya menempuh jalur hukum.24 Apa yang dilakukan dapat membuatnya melakukan perlawanan oleh Bambang Pamungkas ini adalah suatu terhadap klub, padahal untuk kasus-kasus terobosan, karena cara kekeluargaan dan serupa di Indonesia hampir dapat dipastikan negosiasi yang diperintahkan federasi ternyata

24 http://www.goal.com/id/ , diakses Donny11 Januari Afroni, 2018. ”Bambang Pamungkas dan Leo Saputra Gugat Persija Jakarta”, Goal, 25 Tiganews/1387/nasional/2013/11/19/4418163/bambang-pamungkas-leo-saputra-gugat-persija-jakarta organ yang dimaksud adalah Komisi Disiplin, Komisi Banding, dan Komisi Etik, Ketiganya hanya menegakkan

. 26 Pasalaturan 10 terkait sepak bola, baca: Eko Noer Kristianto, ”PSSI dan Organ Yudisialnya”,. Pikiran Rakyat, http://www. Ruslipikiran-rakyat.com/kolom/2017/08/13/pssi-dan-organ-yudisialnya-407254, Muhammad, Kemandirian Pengadilan Indonesia (Yogyakarta: FH UII Press, diakses 2009) 11hlm. Januari 13. 2018 2728 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Eko Noer Kristiyanto, ”Bambang Pamungkas dan Bobotoh”, Pikiran Rakyat, http://www.pikiran-rakyat.com/ kolom/2017/10/29/bambang-pamungkas-dan-bobotoh-persib-412469, diakses 11 Januari 2018.

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 25 Volume 7, Nomor 1, April 2018

bahwa pemain takkan memiliki upaya karena sepak bolanya maju. Momentum bagi Indonesia daya tawar yang rendah.29 hadir ketika FIFA mendukung pembentukan Dalam konteks internasional perseteruan National Dispute Resolution ChamberNDRC), ( antara pemain dan klub yang menghasilkan ini dianggap solusi logis karena federasi belum hukum yang diterima luas adalah tentang Aturan memiliki lembaga dengan karakteristik NDRC Bosman (Bosman ruling). Jean Marc Bosman namun di lain pihak federasi tak menghendaki bukanlah pemain hebat ataupun memiliki karir turut campurnya pengadilan negara dalam istimewa, namun dia telah melakukan sebuah sengketa klub dan pemain sepak bola. revolusi dalam sepakbola. Langkah hukumnya telah mengubah struktur transfer pemain 3. Arbitrase Olah Raga secara radikal. Saat itu (menjelang akhir 80- Dunia kini telah menjadi sangat global, an) Bosman ingin hengkang dari klub lamanya komunitas-komunitas memiliki peranan di Belgia, namun ketika itu tidak dikenal status dan kedaulatannya sendiri. Menurut Jimly free transfer, sehingga seorang pemain yang Asshiddiqie dalam sistem demokrasi modern ingin pindah klub nasibnya tetap bergantung dewasa ini, sistem kekuasaan dalam kehidupan kepada klub walau masa kontraknya telah bernegara dapat dibedakan dalam tiga wilayah habis. Kemudian Bosman melakukan langkah atau domain, yaitu negara (state), pasar hukum dengan menggugat klubnya ini ke (market), dan masyarakat (civil society). Ketiga pengadilan. Setelah melalui proses yang cukup wilayah atau domain kekuasaan itu memiliki panjang, puncaknya adalah pada tahun 1995 logika dan hukum tersendiri.30 Inilah yang ketika mahkamah Uni Eropa memenangkan disebut Jimly sebagai teori organizational gugatannya, maka sejak itu pula setiap pemain imperatives. Teori organizational imperatives ini yang telah habis kontraknya berhak menentukan berkaitan erat dengan teori kedaulatan pluralis, masa depannya sendiri. teori kedaulatan pluralis menyatakan bahwa Setelah kejadian-kejadian tersebut, FIFA dan kedaulatan itu tak selalu harus diartikan absolut federasi di setiap negara sangat menghindari dan menjadi milik negara semata. Kedaulatan persinggungan dengan sistem peradilan dapat didesentralisasikan kepada komunitas negara karena memang sepak bola memiliki masyarakat yang mampu melakukannya lembaga yudisialnya sendiri untuk memutus untuk memajukan kesejahteraan umum tanpa seluruh sengketa stakeholders. Oleh karena itu harus menciderai kedaulatan itu sendiri.31 penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti Asumsi lain yang mendasari adalah pendapat negosiasi dan arbitrase selalu menjadi prioritas bahwa setiap individu menjadi anggota satu dan berkembang pesat di negara-negara yang

29

30 Eko Noer Kristiyanto,Kemerdekaan ”Bambang PamungkasBerserikat Pembubaran dan Bobotoh”, Partai Pikiran Politik Rakyat, dan http://www.pikiran-rakyat.com/Mahkamah Konstitusi (Jakarta: kolom/2017/10/29/bambang-pamungkas-dan-bobotoh-persib-412469,Konstitusi Press, 2005), hlm. 43. diakses 11 Januari 2018. 31 Jimly Asshiddiqie, The theories of the state Authority in the modern state Para penganut teori hukum pluralis ini diantaranya adalah: Andrew Vincent dalam bukunya , juga HJ. Laski yang menulis buku , juga Prof. Jimly Asshiddiqie yang mengisyaratkan hal tersebut dalam bukunya Kemerdekaan Berserikat Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah Konstitusi, serta menyatakan hal yang sama dalam acara Seminar Pembangunan Hukum Nasional

26 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

atau lebih kelompok sosial atau kekuatan umum untuk menyelesaikan permasalahan dan sosial tertentu sesuai dengan aspirasi dan sengketa yang melibatkan para atlet, dikenal kepentingannya, baik secara kultural, ideologis, apa yang dinamakan Court of Arbitration for maupun profesi, termasuk aspirasi ekonomi. Sport) CAS. Kelompok dan kekuatan sosial ini akan berjuang demi kepentingan anggotanya dan berupaya a. Court of Arbitration for Sport) CAS mempertahankan karakteristik dan otonominya Teori Kedaulatan pluralis melahirkan baik dari pengaruh organisasi lain maupun dari pluralisme hukum, yaitu kehadiran sistem 32 campur tangan pemerintah. hukum transnasional selain sistem hukum Permasalahan yang dihadapi pun menjadi nasional dan sistem hukum internasional. sangat kompleks serta terus berkembang dan Hukum transnasional adalah hukum yang membutuhkan orang-orang yang ahli, khusus, terbentuk oleh komunitas internasional yang spesial untuk memahami dan menemukan bukan negara (international society) dan berlaku solusi jika menemukan masalah, termasuk bagi komunitasnya melintasi batas-batas 33 masalah-masalah dalam komunitas olah-raga. wilayah negara secara administratif. Pandangan Pengadilan konvensional yang memiliki hakim pluralisme kedaulatan dan pluralisme hukum dengan kemampuan dan pemahaman sangat merupakan kritik terhadap pandangan umum tidak dijadikan rujukan jika komunitas kedaulatan absolut sekaligus kritik terhadap olah raga mengalami sengketa. Kita dapat pandangan monisme, karena eksistensi suatu menciptakan sistem pengklasifikasian dari sistem hukum yang berasal dari sumber 34 sengketa dan sarana penyelesaiannya. Kita lain selain negara adalah suatu realitas.37 juga dapat melihat beberapa mekanisme atau Pandangan hukum pluralisme mengakui bahwa sarana penyelesaian sengketa lebih cocok untuk setiap komunitas masyarakat atau grup sosial jenis sengketa tertentu dibandingkan dengan yang terorganisir juga memiliki sistem dan tata 35 jenis dan sarana sengketa yang lainnya. hukum yang sesuai dengan kebutuhannya dan Idealnya kita dapat menciptakan suatu sistem bersifat otonom. Dalam konteks globalisasi yang mempertimbangkan, baik kepentingan seperti sekarang maka teori kedaulatan yang pribadi maupun kepentingan umum dalam relevan bukanlah teori kedaulatan absolut akan 36 penyelesaian sengketa. Dalam Dunia Olah- tetapi teori kedaulatan pluralis dimana negara raga, arbitrase dikenal sebagai mekanisme bukanlah satu-satunya pemegang peranan

yang diselenggarakan oleh BPHN-Kementerian Hukum dan HAM pada bulan Oktober 2016, Jimly mengatakan saatbahwa ini teoriadalah Montesque state, civil tentangsociety, marketpemisahan + media. kekuasaan antara legislatif-eksekutif-yudikatif sebenarnya sudah 32 tidak relevan karenaMemahami perkembangan Ilmu Politik zaman, karena pilar penentu dan pemegang kedaulatan dalam bernegara 33 Terungkap di FGD tentang Sistem Peradilan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Analisis dan Evaluasi Ramlan Surbakti, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2015), hlm. 97-98. 34 Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan 35 Ibid.Hukum BPHN-Kementerian Hukum dan HAM RI. 36 Ibid. , (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013). Franck Latty, la lex sportiva 37 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm.4 , Boston 2007, dalam Hinca IP Pandjaitan, ”Kedaulatan Negara VS Kedaulatan FIFA”,

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 27 Volume 7, Nomor 1, April 2018

penting dalam menjalankan dinamika negara, pengadilan negara dan membiarkannya prinsipnya adalah pelaksanaan kedaulatan tergantung pada pengadilan arbiter federasi- dapat didesentralisasikan kepada society. federasi olahraga internasionalnya. Federasi Federasi-federasi olahraga internasional olahraga internasional dapat mengklaim juga mengklaim otonomi untuk metode yang bahwa pengadilan yang dimaksudkan hanya digunakan dalam menyelesaikan sengketa. berasal dari panel arbitrase yang diciptakan dan Selalu diupayakan untuk memiliki yurisdiksi ditunjuk oleh federasi olahraga internasional eksklusif dan mencegah atlet untuk mengakses sendiri, atau paling jauh CAS. pengadilan negara. Federasi olahraga Sejak didirikan sebagai perpanjangan tangan internasional melakukan hal ini dengan dari IOC (International Olympic Committe) pada beragam cara. Salah satunya adalah dengan tahun 1984, CAS telah berkembang menjadi menyatakan di dalam rulebook atau statutanya otoritas yang dihormati dalam penyelesaian bahwa keputusan yang diambil adalah bersifat sengketa yang berhubungan dengan berbagai ”final dan mengikat” dan karenanya atlet macam olahraga dan mengeluarkan berbagai tidak berhak atas banding final ke pengadilan. macam yurisprudensi dalam penyelesaian Ketentuan ini dapat disebut sebagai ”klausul sengketa tersebut. Tidak seperti pengadilan pengecualian” di bidang olahraga. Cara yang sipil tradisional, CAS memperoleh yurisdiksinya kedua adalah dengan cara mewajibkan semua dalam kasus tertentu hanya melalui kesepakatan stakeholder olahraga untuk sengketa yang bersama dari pihak yang terlibat. Prosedur ini, timbul hanya dapat dibawa ke arbitrase yang yang dikenal sebagai arbitrase, dirancang untuk khusus dibuat dan dinyatakan tunduk untuk mengikat semua pihak. Dalam pelaksanaan itu. Panel arbitrase ini berupa badan banding tugasnya, CAS dapat menjadi sumber kategori ”independen” yang dibentuk oleh federasi baru norma-norma yang menggabungkan olahraga internasional atau CAS (Court of peraturan-peraturan yang sesuai untuk Arbitration for Sport). Cara ketiga adalah atlet kompetisi-kompetisi dan prinsip-prinsip dasar diminta menandatangani perjanjian untuk hukum. Norma-norma tersebut yang berlaku tidak melakukan tindakan hukum terhadap terhadap seluruh komunitas olahraga dan, federasi-federasi olahraga internasional sebagai pada pokoknya terhadap kelompok-kelompok prasyarat untuk ikut serta dalam pertandingan olahraga internasional, patut menyandang internasional. Maksud dari taktik tersebut nama Lex Sportiva.38 Penggunaan arbitrase adalah untuk menciptakan zona pengadilan memungkinkan untuk mengangkat prinsip- khusus dalam bidang regulasi olahraga, yang prinsip umum yang sesuai dengan kebutuhan- mengecualikan pengawasan judisial terhadap, kebutuhan kepentingan yang hendak diatur atau intervensi dengan, pengambil keputusan. oleh prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip Aturan ini melarang para atlet mengakses ini bersifat otonom dalam arti bahwa prinsip-

38 Lex sportiva

adalah hukum yang khusus mengatur tentang olah raga yang dibentuk oleh institusi komunitas olah raga itu sendiri yang bersifat internasional, misalnya FIFA yang menegakkan statuta dan sistem mereka di seluruh dunia. Dalam penegakkannya Lex Sportiva bisa bersinggungan dengan hukum nasional suatu negara. Dalam Eko Noer Kristiyanto, Peranan Kemenkumham RI Dalam Penyelenggaraan Kompetisi Sepak Bola Profesional di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Hukum dan HAM RI, 2017).

28 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

prinsip tersebut tidak ditarik dari suatu berjalan sendiri ternyata BAORI juga memiliki sistem hukum negara dimana situasi sengketa kewenangan sebagai arbitase di Indonesia yang dibatasi.39 sama dengan BAKI namun apabila dilihat dari ”mekanisme” pertanggungjawabannya, BAKI b. Arbitrase Olah Raga di Indonesia berafiliasi ke CAS sedangkan BAORI ke Komite Eksistensi lembaga arbitrase khusus olah- Nasional Olahraga Indonesia (KONI). raga pun dikenal di Indonesia, namun ternyata Keberadaan BAORI di Indonesia memang dianggap kurang efektif dan efisien sehingga tidak ideal, sebagai contoh misalkan ada pihak membuat banyak pihak enggan membawa yang kurang puas dengan hasil keputusan BAORI permasalahan ke arbitrase olah raga di maka untuk mengajukan tingkat berikutnya Indonesia.40 Indonesia memang dikenal dua akan mengalami kesulitan dalam menentukan lembaga penyelesaian sengketa atau arbitrase lembaga bandingnya, berbeda dengan BAKI olahraga, yakni Badan Arbitrase Keolahragaan yang mengakomodir pihak banding untuk dapat 44 Indonesia (BAKI) dan Badan Arbitrase Olahraga ditujukan ke CAS. Kelembagaan yang ada saat Indonesia (BAORI). BAKI dibentuk oleh Komite ini dianggap belum mampu mengakomodir Olahraga Indonesia (untuk cabang-cabang yang penyelesaian sengketa yang kerap terjadi dipertandingkan dalam olimpiade)41, sedangkan di cabang olah raga sepak bola profesional BAORI dibentuk melalui KONI.42 karena komposisinya pun tak mencerminkan Saat ini BAKI adalah lembaga arbitrase stakeholders sepak bola. Masih diperlukan yang berafiliasi langsung ke Court of Arbitration pembentukan lembaga yang lebih khusus for Sport (CAS), sebuah lembaga arbitrase lagi agar para pihak yang bersengketa segera internasional yang dibentuk oleh Komite mendapat solusi dan kepastian. Olimpiade Internasional atau dunia olahraga lebih mengenal CAS dengan istilah Supreme 4. Kepastian hukum dan Pembangunan Ekonomi Nasional Court of World Sport, dengan kata lain BAKI adalah counterpart CAS di Indonesia.43 Faktor yang utama bagi hukum untuk dapat BAKI telah memiliki 2 (dua) perwakilan yang berperan dalam pembangunan ekonomi adalah ditunjuk dan diakui oleh CAS untuk menjadi apakah hukum mampu menciptakan ”stability”, arbiter di CAS. Keberadaan BAKI di Indonesia tidak ”predictability” dan ”fairness”. 45 Oleh karena

39 Franck Letty, Op. Cit 40

41 Riza Hufaida bagian legal APPI mengatakan bahwa lembaga arbitrase yang ada dianggap bukan solusi, karena adanya dualisme, juga biaya yang tinggi serta ketidakjelasan perangkat sidang saat melakukan persidangan. 42 Komite Olimpiade Indonesia (KOI) resmi membentuk Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) sesuai dengan Rapat Anggota KOI 2012 No. Kep.08/RA-KOI/I/2012. 43 Ali, ”Dualisme Arbitrase Olahraga Indonesia Harus Diakhiri”, Hukum Online, http://www.hukumonline.com/ berita/baca/lt52948f516fcf8/dualisme-arbitrase-olahraga-indonesia-harus-diakhiri, diakses 11 Januari 2018. pssi,Rahmat diakses Sulistiyo, 11 Januari ”Berkenalan 2018. dengan NDRC, Calon Lembaga Arbitrase PSSI”, Pandit Football, http://www. 44 Ibid.panditfootball.com/pandit-sharing/210079/PSH/170929/berkenalan-dengan-ndrc-calon-lembaga-arbitrase- 45 Erman Rajagukguk, ”Peranan Hukum di Indonesia: Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi dan Memperluas

Indonesia Jakarta: UI, 2000) Kesejahteraan Sosial”, (makalah disampaikan dalam rangka Dies Natalies dan Peringatan Tahun Emas Universitas

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 29 Volume 7, Nomor 1, April 2018

itu maka hukum seharusnya berperan dalam selesai dengan kepuasan dan keadilan bagi para pembangunan ekonomi, hukum haruslah pihak, setidaknya diterima oleh para pihak. menjadi pandu dan acuan dalam pembangunan. Salah satu upaya untuk menegakkan hukum dan Termasuk dalam penyelenggaraan kompetisi memperoleh kepastian itu ada di upaya-upaya sepak bola profesional yang mendukung penyelesaian alternatif di luar pengadilan. pemajuan kesejahteraan umum. Dalam konsep Dalam konteks pembangunan ekonomi maka welfare state, tugas pemerintahan dalam kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa negara hukum tidak saja untuk menjalankan di segmen kompetisi sepak bola profesional pemerintahan, tetapi lebih dari itu harus sangatlah penting karena kepastian hukum meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sarana penyelesaian sengketa yang jelas dalam rangka mencapai tujuan negara.46 Upaya akan membuat kompetisi menjadi kondusif tersebut dilakukan melalui pembangunan dan memancing investor untuk tertarik dan nasional yang bersifat multi komplek.47 Olah bergabung. Karena kini sepak bola sudah raga dalam konteks global semakin modern dan menjadi kegiatan ekonomi, bisnis dan industri tak sekedar menjadi aktivitas terkait kesehatan dengan skala global. semata namun juga industri dan ekonomi, Perkembangan globalisasi saat ini telah sekaligus menjadi salah satu faktor atau sarana membawa bangsa Indonesia dalam free market untuk memajukan kesejahteraan umum melalui dan free competition. Untuk menyehatkan distribusi pendapatan di tingkat grassroot dan melancarkannya maka bangsa-bangsa sampai di tingkat elit. di dunia menyusun multinational agreement Pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan mewujudkan ekonomi yang melibatkan juga pembangunan hukum, tujuan mampu mendukungnya. Dengan adanya pembangunan hukum adalah juga menjadi perkembangan ekonomi dan bisnis, maka tidak tujuan penegakkan hukum.48 Roscoe Pound mungkin dihindari adanya sengketa (dispute) mengembangkan tiga golongan yang harus antar pihak yang terlibat. Adanya sengketa ini dilindungi oleh hukum yaitu kepentingan umum, dapat berimbas pada pembangunan ekonomi sosial, dan perorangan. Dalam masyarakat yang tidak efisien, penurunan produktivitas, beradab, orang mengasumsikan bahwa orang kemandulan dunia bisnis.50 Persepsi para pelaku yang mengadakan hubungan dalam lalu lintas bisnis sangat dipengaruhi oleh kondusifitas, oleh sosial akan selalu beritikad baik, juga akan karena itu terbentuknya badan penyelesaian bertingkah laku penuh kehati-hatian sehingga sengketa akan membuat para investor memiliki tidak menimbulkan kerugian yang tidak perlu.49 kepercayaan untuk terlibat dalam bisnis sepak Oleh karena itu jika terlanjur terjadi suatu bola di Indonesia karena sengketa antara pemain sengketa dan perselisihan maka hendaknya

46 Yudha Bhakti Ardiwisastra, Imunitas Kedaulatan Negara di Forum Pengadilan Asing (Bandung: Alumni, 1999), hlm.16. Jum Anggraini, Hukum Administrasi Negara (Bandung: Graha Ilmu, 2012) hlm. 41. 4748 Negosiasi 49 Ibid. 50 HP Panggabean, Hukum(Jakarta: Penyelesaian Jala Permata Sengketa Aksara, 2017) hlm.5.

Frans Hendra Winarta, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) hlm. 1.

30 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

dan klub akan lebih mendapat kepastian untuk bahkan tahun 2017 lalu FIFA telah memberikan dituntaskan. dana sebesar 40.000 dollar AS (sekitar Rp 532 juta) kepada PSSI.53 Dana tersebut untuk 5. Urgensi Pembentukan Lembaga membantu PSSI membentuk pengadilan Peradilan khusus Sengketa Sepak Bola arbitrase independen guna menangani sengketa Teori pluralisme hukum mengenal apa yang yang membelit klub dan pemain atau National dinamakan sistem hukum transnasional selain Dispute Resolution Chamber (NDRC).54 sistem hukum nasional dan internasional. Sementara dari sisi negara, keberadaan Sistem hukum transnasional yang dijadikan NDRC tersebut tak bertentangan dengan hukum pedoman oleh komunitas-komunitas di dunia nasional bahkan memiliki legitimasi berdasarkan ternyata sesuai dengan sistem hukum olah raga Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang yang diterapkan oleh federasi-federasi olah raga Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa internasional untuk menjalankan kegiatannya. (UUAAPS). Termasuk penyelenggaraan kompetisi sepak Masyarakat dan komunitas memiliki bola profesional yang dikendalikan oleh karakteristik yang khas dan otonom dan belum sistem hukum yang dibentuk FIFA.51 Namun tentu dipahami oleh pihak lain termasuk dalam pelaksanaannya ternyata sistem hukum pemerintah dan organisasi di luar organisasi transnasional ini memiliki persinggungan mereka. Sehingga pembentukan NDRC sangat dengan sistem hukum nasional yang berlaku. penting dan mendesak, agar kasus-kasus Dalam kondisi ideal, kedua sistem ini seharusnya dapat ditangani oleh mereka yang memahami saling dukung dan melengkapi. Terlebih negara persoalan dan ditangani oleh perwakilan- dan FIFA sebenarnya memiliki tujuan yang sama perwakilan stakeholders yang selama ini terlibat dalam konteks memajukan dan meningkatkan dalam aktivitas sepak bola seperti perwakilan kesejahteraan.52 asosiasi pemain misalnya. Kehadiran NDRC Dalam konteks saling melengkapi itulah ini pun tak melanggar hukum nasional dan maka diperlukan suatu lembaga arbitrase yang kedaulatan negara, bahkan melengkapi khusus menyelesaikan sengketa antara pemain dan mendukung kepastian hukum serta profesional dan klub sepak bola yang mendapat perlindungan terhadap hak asasi manusia. legitimasi dari negara maupun FIFA dan Federasi. Dari sisi komunitas sepak bola, FIFA dan PSSI jelas menghendaki lembaga tersebut,

51 Hinca IP Pandjaitan, Kedaulatan Negara VS Kedaulatan FIFA (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm.

52 53 210-216. Eko Noer Kristiyanto, ”Negara Tanpa Sepak Bola”, Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung 4 Juni 2015. 54 Ferril Dennys, ”FIFA Beri Dana Rp 532 Juta Untuk PSSI”, Kompas.Com, http://ekonomi.kompas.com/ read/2017/02/10/21245988/fifa.beri.dana.rp.532.juta.untuk.pssi., diakses pada 11 Januari 2018. NDRC, yang bertindak berdasarkantraining compensation aduan, merupakan pengadilan arbitrase independen yang berada dalam naungan PSSI. Ada tiga substansi sengketa yang dapat diselesaikan di badan ini, yaitu terkait kontrak pemain di klub, kompensasi latihan ( ) atau kompensasi yang diberikan klub ketika mengikat kontrak pemain secara profesional kepada klub, di mana pesepak bola dilatih saat masih berstatus amatir pada usia muda, serta kompensasi solidaritas yaitu mekanisme penghargaan transfer antarklub.

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 31 Volume 7, Nomor 1, April 2018

D. Penutup Pandjaitan, Hinca IP, Kedaulatan Negara VS Kedaulatan FIFA, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Dalam konteks pembangunan ekonomi Utama, 2011). nasional. Pembentukan NDRC sebagai lembaga HP, Panggabean, Negosiasi, (Jakarta: Jala Permata khusus yang menangani penyelesaian sengketa Aksara, 2017). Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian antara pemain sepak bola profesional dan klub Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat sepak bola profesional mendesak untuk segera (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001). direalisasikan. Hal ini penting sebagai upaya Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2015). penegakan hukum serta menjamin adanya Usman, Rachmadi, Pilihan Penyelesaian Sengketa di kepastian hukum di negara ini yang diupayakan Luar Pengadilan (Bandung: PT di berbagai aspek termasuk olah raga khususnya Citra Aditya Bakti, 2013). sepak bola. Kepastian hukum ini akan Winarta, Frans Hendra, Hukum Penyelesaian Sengketa (Jakarta: Sinar Grafika, 2011). menciptakan situasi kondusif bagi kompetisi Yamin, Muhammad, Naskah Persiapan Undang- sepak bola profesional di Indonesia yang pada Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 akhirnya akan menarik investor dan para pelaku (Jakarta: Jajasan Prapantja, 1960). bisnis. Dampak ekonomi dari kompetisi sepak Makalah/Artikel/Prosiding/Hasil Penelitian bola profesional ini akan mendukung pemajuan Kristiyanto, Agus, ”Penguatan Kebijakan Publik kesejahteraan umum yang menjadi esensi dari Usaha Pengentasan Kemiskinan Melalui pembangunan ekonomi nasional. Pengembangan Industri Mikro Olah Raga”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 2 Daftar Pustaka (2011) Kristiyanto, Eko Noer, ”Negara Tanpa Sepak Bola”, Buku (opini dimuat dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung 4 Juni 2015). Anggriani, Jum, Hukum Administrasi Negara, Kristiyanto, Eko Noer, ”Sepak Bola dan Kesejahteraan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012). Umum”, (opini dimuat dalam Harian Umum Ardiwisastra, Yudha Bhakti, Imunitas Kedaulatan Tribun Jabar, 20 Agustus 2015). Negara di Forum Pengadilan Asing, Kristiyanto, Eko Noer, Implementasi Peraturan (Bandung: Alumni, 1999). Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Asshiddiqie, Jimly, Kemerdekaan Berserikat Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Pengalokasian Dana APBD Kepada Klub Konstitusi (Jakarta: Konstitusi Press, 2005). Sepak Bola Peserta Liga Indonesia, (Bandung: Goodin Robert R, Responsibility Right & Welfare, UNPAD, 2008) The Theory of the Welfare State (Colorado: Rajagukguk, Erman, ”Peranan Hukum di Indonesia: Westview Press, 1988). Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi dan Kristiyanto, Eko Noer, Peranan Kemenkumham RI Dalam Penyelenggaraan Kompetisi Sepak Bola Memperluas Kesejahteraan Sosial”, (makalah disampaikan dalam rangka Dies Natalies dan Profesional di Indonesia (Jakarta: Balitbang Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia, Hukum dan HAM RI, 2017). Jakarta, 2000) Latip, Yansen Darmanto, Pilihan Hukum dan Pilihan Foster, Ken, ”Is There a Global Sports Law?”, Forum Dalam Kontrak Internasional (Jakarta: UI, Entertaintment Law, vol.2 No.1, London (2003). 2002). Manan Bagir, ”Penelitian Terapan di Bidang Hukum”, Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum (Jakarta: (makalah disampaikan pada Lokakarya Peranan Kencana, 2010). Naskah Akademis Dalam Penyusunan Peraturan Muhammad, Rusli, Kemandirian Pengadilan Perundang-undangan, BPHN, Jakarta, 9 – 11 Indonesia (Yogyakarta: FH UII Press, 2009). November 1993).

32 Jurnal RechtsVinding, Vol. 7 No. 1, April 2018, hlm. 19–33 Volume 7, Nomor 1, April 2018

Violetta Simatupang, ”Pariwisata Olah Raga”, (opini sepakbola/bola-dunia/2296988/klub-tak-bayar- disampaikan dalam Harian Umum Pikiran Rakyat gaji-pemain-juga-ada-di-eropa , (diakses 11 Bandung, 2016). Januari 2018) PSSI, ”Hasil Pertemuan FIFA dengan PSSI Terkait Internet NDRC, www.pssi.org, http://www.pssi.org/ news/hasil-pertemuan-fifa-dengan-pssi-terkait- Donny Afroni, ”Bambang Pamungkas dan ndrc (diakses 11 Januari 2018). Leo Saputra Gugat Persija Jakarta”, Goal, Utama Satria Sakti, ”Sengketa Sepak Bola Kini http://www.goal.com/id/news/1387/ Ditangani NRDC”, Media Indonesia online, nasional/2013/11/19/4418163/bambang- http://www.mediaindonesia.com/news/ pamungkas-leo-saputra-gugat-persija-jakarta, read/140721/sengketa-sepak-bola-kini- (diakses 11 Januari 2018) ditangani-ndrc/2018-01-15, (diakses 15 Februari Gonsaga Aloysius, ”Kasus Bepe Momentum 2018). Pembenahan”, Kompas.com, http://bola. Wibowo Agung Putranto, ”Penyelesaian Sengketa kompas.com/read/2013/12/19/0603081/Kasus. Kontrak Pemain: Kewenangan Para Pihak”, Bepe.Momen.Pembenahan, (diakses 11 Januari Kumparan, https://kumparan.com/agung- 2018) putranto-wibowo/penyelesaian-sengketa- Kristiyanto, Eko Noer, ”Bambang Pamungkas dan kontrak-pemain-kewenangan-para-pihak, Bobotoh”, www.pikiran-rakyat.com, http:// (diakses 11 Januari 2018) www.pikiran-rakyat.com/kolom/2017/10/29/ bambang-pamungkas-dan-bobotoh- persib-412469, (diakses 11 Januari 2018) Peraturan Kristiyanto, Eko Noer, ”PSSI dan Organ Yudisialnya”, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia www.Pikiran-Rakyat.com http://www.pikiran- Tahun 1945 rakyat.com/kolom/2017/08/13/pssi-dan-organ- Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang yudisialnya-407254, (diakses 11 Januari 2018) Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Nyon, ”Klub Tak Bayar Gaji Pemain Ada Juga di Statuta FIFA Eropa”, detikSport, https://sport.detik.com/

Urgensi Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa antara Klub Sepak Bola dan Pesepak Bola ... (Eko Noer Kristiyanto ) 33