POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI

( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi )

SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: WAHYU TRIASTUTI D1207644

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

1 PERSETUJUAN

Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA Drs. Alexius Ibnu Muridjal.M.Si NIP. 195708131985031006 NIP. 19510717

2 PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Senin Tanggal : 22 Maret 2010

Panitia Penguji : 1. Ketua : Drs. Haryanto, M.Lib (……….…………….) NIP. 196006131986011001

2. Sekretaris : Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si (……………………..) NIP. 196201171986012001

3. Penguji I : Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (….………………….) NIP. 195708131985031006

4. Penguji II : Drs. Alexius Ibnu Muridjal.M.Si (...... ) NIP. 19510717

Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN.SU. NIP. 195301281981031001

3

MOTTO

Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya.

( Johan Wolfgang Von Goethe)

4 PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tuaku, atas cinta, kasih sayang, perhatian dan doanya Kedua Kakakku, yang selalu meemberikan inspirasi dan motivasi dalam perjalanan hidup ini Seseorang, yang telah mengisi kebahagiaan dan kesedihan dalam hidupku Semua orang, yang telah berjasa dalam perjalanan hidupku

5 KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA (Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi). Penulisan skripsi ini disusun dengan maksud untuk dapat memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui karya ini, penulis ingin memberikan gambaran tentang bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu : 1. Bapak Drs. H Supriyadi S.N. S.U. selaku Dekan fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. 2. Ibu Prahastiwi Utari, Ph.D. Selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si selaku sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku pembimbing akademik yang selama ini banyak membantu. 4. Bapak Prof.Dr.Andrik Purwasito, DEA selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran. 5. Bapak Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan. 6. Bapak Drs. Haryanto, M. Lib selaku ketua penguji. 7. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si selaku sekretaris penguji.

6 8. Kepada teman-teman penulis, Riska, Rieke, Ratih, Arvi, Indah ”Indut”, Nani, Memey, Faya, Tinoek dan Intan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya. 9. Kepada Rika Yudani, atas skripsinya yang banyak membantu dan menginspirasi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, meskipun kita belum pernah bertemu. 10. Kepada semua pihak yang ikut membantu selama penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

7 DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN MOTTO ...... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI...... viii DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xii ABSTRAK ...... xiii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan Penelitian ...... 8 D. Kerangka Teori ...... 8 1. Komunikasi Massa...... 8 2. Televisi Sebagai Media Komunikasi ...... 10 3. Jurnalistik Televisi...... 12 4. Semiologi Komunikasi...... 16 E. Terminologi...... 23 1. Polemik ...... 23 2. Infotainment...... 25 3. Standar Program Siaran ...... 27 F. Kategorisasi ...... 28 1.Privasi ...... 29 2. Prinsip Jurnalistik...... 31 G. Metodologi Penelitian...... 34 1. Jenis Penelitian...... 34

8 2. Teknik Pengumpulan Data...... 35 4. Sumber Data...... 36 a. Sumber Data Primer...... 36 b. Sumber Data Sekunder ...... 36 5. Analisa Data...... 36 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ...... 37 A. Sejarah Munculnya Infotainment...... 37 B. Awal Mula Munculnya Infotainment di Indonesia...... 38 1. Infotainment Go Spot RCTI...... 41 2. Infotainment Was Was SCTV ...... 41 3. Infotainment Kiss ...... 42 4. Infotainment Plus Minus TPI...... 42 5. Infotainment Espresso ANTV...... 42 6. Infotainment Insert Investigasi Trans TV...... 43 7. Infotainment I Gosip Trans 7...... 43 8. Infotainment Obsesi Global TV...... 44 9. Infotainment Expose TV ONE...... 44 C. PERANGKAT HUKUM REGULASI PENYIARAN ...... 45 D. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) ...... 45 1. Dasar Pembentukan ...... 45 2. Profil KPI ...... 48 3. Visi dan Misi...... 50 4. Wewenang, Tugas dan Kewajiban KPI ...... 51 BAB III PENYAJIAN DATA ...... 53 1. Korpus 1...... 54 2. Korpus 2...... 57 3. Korpus 3...... 59 4. Korpus 4...... 61 5. Korpus 5...... 65 6. Korpus 6...... 69 7. Korpus 7...... 71

9 8. Korpus 8...... 71 9. Korpus 9...... 79 10. Korpus 10...... 75 11. Korpus 11...... 76 12. Korpus 12...... 77 13. Korpus 13...... 81 14. Korpus 14...... 82 15. Korpus 15...... 85 BAB IV ANALISIS DATA...... 89 A. PRIVASI...... 89 1. Konflik dalam Keluarga...... 92 2. Perekaman Tersembunyi...... 101 3. Pencegatan ...... 105 B. PRINSIP JURNALISTIK ...... 114 1. Prinsip Akurasi...... 118 2. Prinsip Keadilan ...... 126 3. Prinsip Imparsialitas...... 133 a. Tidak memenuhi asas keberimbangan...... 136 b.Tercampurnya Fakta dan Opini ...... 142 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...... 155 A. KESIMPULAN...... 155 B. SARAN...... 158 DAFTAR PUSTAKA...... 159 LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL

Halaman

01. Korpus 1 ...... 54 02. Korpus 2...... 57 03. Korpus 3...... 59 04. Korpus 4...... 61 05. Korpus 5...... 65 06. Korpus 6...... 69 07. Korpus 7...... 71 08. Korpus 8...... 71 09. Korpus 9...... 73 10. Korpus 10...... 75 11. Korpus 11...... 76 12. Korpus 12...... 77 13. Korpus 13...... 81 14. Korpus 14 ...... 82 15. Korpus 15...... 85

11 DAFTAR GAMBAR

Halaman

01. Elemen-Elemen Makna Pierce...... 17 02. Elemen-Elemen Makna Saussure ...... 18 03. Pemaknaan Tanda Roland Barthes ...... 19 04. Semiologi Komunikasi...... 22 05. Korpus 15 b...... 97 06. Korpus 12 e...... 98 07. Korpus 12 f ...... 99 08. Korpus 12 j...... 99 09. Korpus 12 p...... 100 10. Korpus 1 a...... 102 11. Korpus 1 b...... 102 12. Korpus 1 c.i...... 103 13. Korpus 1 c.ii...... 103 14. Korpus 1 c.iii ...... 103 15. Korpus 1 c.iv...... 106 16. Korpus 1 c.v...... 106 17. Korpus 1 c.vi...... 107 18. Korpus 2 e...... 108 19. Korpus 3 f ...... 108 20. Korpus 2 f ...... 109 21. Korpus 2 g ...... 110 22. Korpus 3 g ...... 110 23. Korpus 2 c ...... 128 24. Korpus 2 d...... 128 25. Korpus 4 i ...... 140 26. Korpus 5 a ...... 143 27. Korpus 5 c...... 144 28. Korpus 5 d ...... 145 29. Korpus 5 e ...... 145 30. Korpus 5 f.i ...... 146 31. Korpus 5 f.ii ...... 146 32. Korpus 5 f.iii ...... 146 33. Korpus 5 i...... 147 34. Korpus 5 j ...... 147

12 ABSTRACT

Wahyu Triastuti, D1207644, Polemic The Infotainment On Impressions Private TV Station in Indonesia (The study of mass communication in the field of broadcast television infotainment programs concerning issues of privacy and journalistic principles in the Standard Broadcast Program using semiologi analysis of communication), Thesis, Department of Communication Sciences, Faculty Social Sciences and Political Science, Sebelas Maret University, 2010

The rise of infotainment event invites both pros and cons among the public and among journalists. Content on the value of infotainment show too violate the privacy of interviewees reported. So far the content of infotainment shows more information about issues of celebrity infidelity, divorce, child struggles, strife, drugs and others. Among the journalists questioned whether infotainment including journalistic work. Given the efforts to obtain information on this infotainment done by the workers (journalists infotainment) do not often have violated journalistic ethics. Meanwhile, the Indonesian Ulema Council (MUI) issued a fatwa stating that the contents of infotainment shows that smelled ghibah or legal gossip is haraam. The purpose of this study to determine how privacy issues provides infotainment and principles of journalistic views of Standard Broadcast Program which is the legal regulations issued by the KPI. This study uses an analysis method which is semiologi communication science to interpret the signs. Broadcast television is a form of good signs, signs non-verbal and verbal. These signs are fundamentally understood in relation to the Standard Program and intentionally Press has been contructed with audience. The messages in the broadcast infotainment became the object study in communication semiologi of this research, by reading the sign system contained in the infotainment show. Analysis techniques in this study refers to the meaning of 9 formula proposed by Andrik Purwasito. Data or the corpus of this research is infotainment programs in nine private television stations in the period March-May 2009. Every television station captured one infotainment program. Consists of 15 corpus, which were analyzed by 2 categories, namely privacy and journalistic principles. The results of this study indicate that the content of infotainment broadcast on private television station 9 in Indonesia is not in accordance with the standards relating Press Program journalists principles and privacy. In the presentation infotainment impressions tend to make the practice of systemic opinisasi opinion formation produced consciously, tendentious and pretentious that directly read by the presenter or narrator through various narratives, infotainment also tend to follow judgments (trial by the press), not neutral, and forming negative opinion of the interviewees reported.

13 ABSTRAK

Wahyu Triastuti, D1207644, Polemik Dalam Tayangan Infotainment Pada Stasiun Televisi Swasta di Indonesia (Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010

Maraknya acara infotainment mengundang pro dan kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan. Sejauh ini isi tayangan infotainment lebih banyak menyampaikan informasi tentang isu-isu perselingkuhan selebritis, perceraian, perebutan anak, perselisihan, narkoba dan lain-lain. Kalangan jurnalis mempertanyakan apakah infotainment termasuk karya jurnalistik. Mengingat upaya untuk mendapatkan informasi mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya (wartawan infotainment) tidak jarang telah melanggar etika jurnalistik. Sedangkan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa isi tayangan infotainment yang berbau ghibah atau gosip hukumnya adalah haram. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang merupakan peraturan hukum yang dikeluarkan oleh KPI Penelitian ini menggunakan metode analisis semiologi komunikasi yang merupakan ilmu untuk menafsirkan tanda-tanda. Siaran televisi adalah berbentuk tanda-tanda baik tanda verbal maupun tanda non verbal. Tanda-tanda tersebut dipahami secara fundamental dalam kaitannya dengan Standar Program Siaran dan sengaja dikontruksikan dengan khalayak Pesan-pesan dalam siaran infotainment menjadi obyek studi semiologi komunikasi dalam penelitian ini, dengan membaca sistem tanda yang terdapat dalam tayangan infotainment. Teknik analisis dalam penelitian ini mengacu pada 9 formula pemaknaan yang dikemukakan oleh Andrik Purwasito. Data atau korpus dalam penelitian ini adalah program acara infotainment pada sembilan stasiun televisi swasta periode bulan Maret-Mei 2009. Setiap stasiun televisi diambil satu program acara infotainment. Terdiri dari 15 korpus, yang dianalisis dengan 2 kategori, yaitu privasi dan prinsip jurnalistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isi siaran infotainment pada 9 stasiun televisi swasta di Indonesia tidak sesuai dengan Standar Program Siaran terutama yang berkaitan dengan prinsip jurnalistik dan privasi. Tayangan infotainment dalam penyajiannya cenderung melakukan opinisasi sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius dan berpretensi yang secara langsung dibacakan oleh presenter ataupun narator melalui berbagai narasi, infotainment juga cenderung melakukan tindak penghakiman (trial by the press), tidak netral, dan membentuk opini negatif terhadap narasumber yang diberitakan.

14 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan pertelevisian nasional berkembang signifikan setelah reformasi. Secara nasional dan lokal tumbuhnya televisi menjadi bagian penting dari demokratisasi dalam bidang pers. Perkembangan yang cukup membanggakan ini kiranya belum dibarengi dengan kualitas isi siaran yang menjadi tuntutan masyarakat, seperti berisi aspek pendidikan, penerangan dan informasi yang akurat.

Penyelenggaraan siaran televisi di Indonesia telah berkembang kurang lebih 47 tahun, yaitu sejak lahirnya TVRI pada tanggal 24 Agustus 1962. Pada awalnya TVRI merupakan satu-satunya pemegang monopoli siaran televisi nasional. Tetapi sejak dikeluarkannya surat keputusan menteri penerangan no.111/kep/menpen tanggal 24 juli tahun 1990, yaitu tentang ijin berdiri televisi swasta nasional, maka berturut-turut lahir beberapa stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Stasiun televisi itu adalah RCTI, SCTV, TPI, ANTV,

INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV ,TV7 yang sekarang menjadi TRANS 7,

LATIVI yang saat ini berubah nama menjadi TV ONE dan GLOBAL TV.

Kehadiran stasiun televisi swasta tersebut telah membawa angin segar bagi perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia. Masyarakat lebih mempunyai alternatif dalam menonton media siaran audiovisual, untuk memenuhi kebutuhan informasi pendidikan maupun hiburan.

15 Stasiun – stasiun TV swasta baru tersebut mencoba untuk menarik perhatian pemirsa / penonton ( audience ) dengan cara memunculkan acara – acara baru diantaranya infotainment yang umumnya memaparkan gaya hidup manusia sebagai seorang selebritis. Di Indonesia Infotainment menjadi marak dimulai sekitar tahun 1994. Dimana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun – stasiun televisi swasta yang baru seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu RCTI

( Rajawali Citra Televisi Indonesia), SCTV ( Surya Citra Televisi ), Indosiar, dan

ANTEVE. Awal kemunculan infotainment dimulai ketika dunia sinetron marak di

Indonesia. Gemerlap kehidupan artis mengundang banyak keingintahuan dari masyarakat. Hadirlah kemudian Ilham Bintang dengan Cek & Ricek yang masih

‘dalam batas normal’ meliput berita hiburan. Gejala menggossip ini kemudian menjamur hingga muncul banyak program serupa di berbagai stasiun TV. Bahkan, edisi media cetaknya pun muncul. Belakangan, hampir semua media berita online membuat direktori untuk berita infotainment.

Dari berbagai program itu, baik pemilik rumah produksinya sama atau tidak, infotainment sangat disukai baik oleh sebagian masyarakat dan tentunya pengiklan. Rating program infotainment bisa dikatakan baik. Maraknya tayangan televisi dengan acara-acara sinetron, kontes-kontes, dan reality show sangat butuh infotainment, begitu pula sebaliknya. Karena itu infotainment menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tayangan televisi.

Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian khalayak penonton sekaligus mampu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.

16 Dikatakan mencuri perhatian penonton, sebab penonton televisi semula lebih tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang diproduksi oleh programa berita setiap stasiun televisi atau tayangan hiburan murni seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk kedalam kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil tempat yang cukup kuat.

Disamping itu perkembangan isi siaran juga semakin banyak menghadirkan acara baru, terutama pada reality show. Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut, pemerintah membentuk Komisi Penyiaran Indonesia

(KPI), sebagaimana diatur dalam UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang berbunyi sebagai berikut : “KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal mengenai penyiaran”

Demikian pula, perkembangan acara infotainment menjadi semakin merajalela yang cenderung meresahkan masyarakat, karena isinya yang kurang sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia. Dalam siaran pers nomor:

35/K/KPI/SP/08/06, KPI Pusat meminta lembaga penyiaran untuk benahi program infotainment sehingga tidak lagi memuat hal-hal yang dapat meresahkan masyarakat dan melecehkan hak-hak asasi manusia mereka yang menjadi objek pemberitaan. Dalam hal ini, KPI Pusat melihat bahwa memang ada sejumlah persoalan yang terkait dengan isi banyak program infotainment di stasiun televisi

Indonesia, yang mendorong lahirnya kecaman dan keluhan terhadap program- program tersebut. Dengan demikian, KPI Pusat meminta agar setiap lembaga penyiaran lebih berhati-hati dan secara serius membenahi program infotainment.

17 Beberapa hal khusus mengenai isi siaran program infotainment yang perlu diperhatikan tersebut adalah1: a. Pemberitaan mengenai konflik dan hal-hal negatif dalam keluarga harus disajikan dengan cara tidak berlebihan dan senantiasa memperhatikan dampak yang mungkin ditimbulkan pemberitaan terhadap keluarga yang terkait dengan pemberitaan maupun terhadap masyarakat secara luas. b. Program infotainment tidak mendorong penajaman konflik dalam keluarga tersebut. c. Program infotainment tidak menyiarkan informasi yang masih dapat dikategorikan sebagai gosip atau kabar burung d. Program infotainment menyajikan informasi yang akurat, berimbang dan objektif. e. Program infotainment menghormati hak narasumber untuk tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. f. Program infotainment menghormati privacy dan ruang pribadi artis atau tokoh yang diberitakan g. Pembawa acara/presenter program infotaiment tidak menggunakan pakaian yang menonjolkan aspek sensualitas h. Pembawa acara/presenter tidak mengolok-olok penderitaan yang dialami oleh obyek yang diberitakan i. Narator program infotainment tidak mengeluarkan pernyataan yang mengarahkan opini penonton untuk mengambil kesimpulan tertentu secara tidak adil

Oleh sebab itu, KPI menerbitkan peraturan KPI No 2/2007 tentang Pedoman

Perilaku Penyiaran dan peraturan KPI No 3/2007 tentang Standar Program Siaran, yang berisi mengatur bagaimana lembaga penyiaran mengkontruksi pesan agar selaras dengan arah penyiaran.

Dari pengamatan peneliti secara umum kualitas tayangan infotainment

1 www.kpi.go.id, download tanggal 27 Februari 2009, pk.15.51 WIB

18 masih dibawah yang diharapkan oleh masyarakat. Apa yang dimaksud dengan kualitas belum optimal, antara lain ditulis oleh Iswandi Syahputra yang antara lain infotaiment hanya menyuguhkan:2 (1) Gosip sebagai berita – gosip bukanlah berita dan berita tidak bisa dibuat menjadi gosip; (2) Mencari-cari kesalahan orang – berbeda dengan bersikap kritis yang didorong pada pencarian fakta baru, informasi baru, atau mencari berita di balik berita; (3) Pemaksaan – jika seseorang menolak untuk menjawab pertanyaan tidak boleh memaksanya untuk menjawab;

(4) Dramatisasi – diperbolehkan namun harus dalam bingkai etika dan norma serta fakta yang ada; (5) Opinisasi – bukanlah opinisasi sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius, dan berpretensi yang secara langsung dibacakan oleh presentasi melalui berbagai narasi; (6)

Penggunaan media – sebagian besar infotainment diproduksi bukan oleh media yang menyiarkannya, sehingga banyak yang beranggapan bahwa produk infotainment juga merupakan produk media massa itu; (7) Mengumbar privasi – sudah menjadi trade mark infotainment karena infotainment gagal menggunakan atau menggali perspektif lain dari sosok selebritis; (8) Mengancam – pekerja infotainment sering melakukan pemboikotan terhadap selebritis yang mereka anggap tidak mau bekerjasama; (9) Penggunaan Istilah – begitu mudahnya infotainment menobatkan seseorang menjadi selebritis meskipun yang menjadi selebritis hanyalah istri/suaminya, juga kerancuan profesi jurnalis dan anchor pada tayangan infotainment.

Setiap stasiun televisi rata-rata memiliki program infotainment lebih dari

2 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment:Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media, Yogyakarta, 2006, hal.169

19 satu. Kabar-Kabari,Cek dan Ricek,Silet dan Go Spot di RCTI, Insert dan Kroscek di Trans TV, Kiss di Indosiar, Kasak Kusuk, Was Was dan Hotshot di SCTV,

Espresso di ANTV, Obsesi di Global TV, I Gossip di Trans 7, Go Show, Plus

Minus di TPI.Dalam bulan Maret -Mei 2009, tercatat sekitar 30 acara infotainment hadir di layar kaca. Sehari saja, penonton bisa melihat 18 sampai 25 tayangan infotainment di televisi, kecuali TVRI dan Metro TV.

Maraknya acara infotainment tersebut memang mengundang pro dan kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan.

Sejauh ini isi tayangan infotainment lebih banyak menyampaikan informasi tentang isu-isu perselingkuhan selebritis, kawin-cerai, perebutan anak, perselisihan, narkoba dan lain-lain. Dewan Pers - bersama Program the European

Initiative for Democracy and Human Right [EIDHR] European Commision - dalam diskusi 21 November 2005 mempertanyakan apakah infotainment termasuk karya jurnalistik. Mengingat tidak jarang, upaya untuk mendapatkan informasi mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya (wartawan infotainment) dengan berbagai jalan, bahkan yang melanggar etika jurnalistik sekalipun.

Setahun kemudian, Universitas Paramadina Jakarta menggelar seminar dengan tema serupa. Sementara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengakui bahwa infotainment sebagai karya jurnalistik, sehingga PWI mengakomodasi jurnalis infotainment yang mendaftarkan diri ke dalam organisasi ini, sehingga secara resmi ada Departemen Infotainment sejak akhir Desember 2005. Di luar

20 diskusi Dewan Pers dan seminar Universitas Paramadina, ada yang merumuskan: infotainment dikategorikan jurnalistik, "hanya saja, ada jurnalistik bagus dan tak bagus". Dan "infotainment termasuk yang tak bagus." Yang lain menyatakan: infotainment terlalu memasuki wilayah privasi. 3

Sementara Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) pada tahun 2006 mengeluarkan fatwa yang mengharamkan tayangan infotainment televisi yang selama ini menjadi salah satu acara dengan rating tinggi. NU menilai tayangan ini tergolong ghibah dalam bahasa Islam, yang berarti bergunjing. Menurut KH.

Ma`aruf Amin selaku ketua MUI dan Ketua Komisi Fatma MUI bahwa acara

Infotainment tidaklah haram tetapi content beritanya yang diharamkan, dimana isi berita infotainment sering membuka aib seseorang. Apabila berita tersebut tidak benar akan menjadi fitnah, meskipun beritanya benar tapi menyangkut pribadi seseorang dan membuka aib adalah tidak diperbolehkan.4

Maka tidak mengherankan Nahdhatul Ulama sampai memfaatkan bahwa infotainmen diharamkan sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini tidak lain sebagai bukti adanya ketidakberesan dalam acara televisi tersebut. Inilah yang menjadi pokok perhatian peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut, seberapa besar ketidaksesuaian acara infotainmen dengan standar program siaran yang mengaturnya.

3 www.tempointeraktif.com, download tanggal 3 Juni 2009 pk. 21.57 WIB 4 ibid

21 B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh KPI?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Ingin mengetahui bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan

prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh

KPI

2. Ingin mengetahui bagaimana lembaga penyiaran mengkontruksikan pesan

kepada komunikan publik pada program acara infotainment di sembilan

stasiun televisi swasta

3. Ingin memberikan saran dan masukan kepada lembaga penyiaran dan KPI hasil

dari tayangan infotainmen sebagai bahan pertimbangan untuk membuat acara

infotainmen yang lebih berkualitas.

D. KERANGKA TEORI

1.Komunikasi Massa

Istilah komunikasi yang dalam bahasa inggris Communications, berasal dari bahasa latin.Communication berasal dari kata communis berarti sama. Sama yakni memiliki kesamaan makna. Komunikasi dalam bentuk percakapan yang melibatkan dua orang atau lebih dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya

22 mengerti bahasa yang dipergunakan serta mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.5

Laswell mengemukakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yaitu Who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, yakni:

a. Komunikator ( communicator, source, sender)

b. Pesan ( message)

c. Media ( chanel, media)

d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

e. Efek ( effect, impact, influence)

Komunikasi berdasarkan paradigma Laswell adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Komunikasi massa adalah salah satu bentuk komunikasi yang perkembanganya sangat pesat. Sebagai media pengatur pesan, komunikasi massa

menggunakan saluran media yang beraneka ragam seperti surat kabar, televisi, radio, film dan lain sebagainya.6

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal.9 6 Rosady Ruslan, Metode Public Relation dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2001, hal.102

23 Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat sabagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,heterogen, dan anlnim melalui media elektronik maupun cetak, sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak,cepat dan sesaat.7

Ciri-ciri komunikasi massa antara lain8:

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga 2. Komunikan bersifat heterogen 3. Pesan bersifat umum 4. Komunikasi bersifat searah 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan 6. Komunikasi massa mengandalakan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

2. Televisi Sebagai Media Komunikasi

Televisi adalah media massa yang perkembangannnya sedikit banyak di pengaruhi oleh kemajuan teknologi satelit. Siaran televisi sabagai produk dan bagian dari instansi komunikasi,memiliki fungsi untuk menjadi alat yang potensial dalam melakukan upaya-upaya untuk memenuhi berbagai kepentingan politik,ekonomi,sosial budaya, alih pengetahuan, alih teknologi dan lain-lain.

Setiap teknologi termasuk televisi memiliki sisi paradoksal yang memberi pengaruh positif dan negatif.

7 Ratna Mayasari, Potret Perempuan Single Parent di Amerika Serikat dalam Film Erin Brokovich, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2004, hal.10 8 Ibid

24 Menurut Prof.Drs.Onong Uchyana Efendi, televisi mempunyai tiga fungsi yaitu 9:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan 2 faktor yang terdapat pada media massa audiovisual itu, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat, peristiwa saat itu berlangsung. Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa televisi menyiarkan informasinya secara audivisual dengan perantara mikrofon dan kamera, apa adanya sesuai dengan kenyataan.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara implisit mengandung pendidikan, misalnya fragmen, film, ceramah dan sebagainya.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Dikebanyakan negara, terutama yang masyarakatnya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi tampaknya dominan, sebagian besar alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya seperti nyata dan dapat dinikmati oleh khalayak.

Mulyana mengistilahkan televisi mampu menawarkan ideologinya yang khas. Dengan tayangan-tayangannya yang terbatas begitu cair seperti berita, fiksi,

9 Swari Hadiningsih, Dibalik Penghentian Smackdown di Lativi, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008, hal.8

25 propaganda, bujukan (iklan), hiburan dan pendidikan, televisi mencampuradukkan berbagai realitas pergaulan kita yang berlainan. Artinya mimpi, khayalan, histeria, kegilaan, halusinasi, ritual, kenyataan, harapan, dan angan-angan sehingga kita sendiri sulit mengidentifikasi pengalaman kita yang sebenarnya. Televisi pada hakekatnya merupakan penetrasi yang besar terhadap kehidupan kita daripada ideologi-ideologi konvensional yang kita kenal selama ini,hanya saja caranya lebih halus sehingga sulit terdeteksi.

Komunikator dalam menyampaikan pesannya melalui media massa sangat berpengaruh terhadap masyarakat, sehingga komunikator harus lebih hati hati dalam bahasa penyampaian pesan sebab pesan itu berubah menjadi negatif

Sebagai media informasi televisi memiliki kekuatan yang ampuh ( powerful) untuk menyampaikan pesan, karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri dalam jangka yang luas (broadcast) dalam waktu yang bersama penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan.melalui stasiun televisi, kerusuhan di Ambon dapat diterima di

Banda Aceh dan di Jayapura dalam waktu bersamaan. Begitu pula acara pertandingan Liga Inggris, Itali dll, dapat langsung di nikmati pemirsa di

Indonesia.

3. Jurnalistik Televisi

Jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan

26 aktual dengan secepat-cepatnya.10 Djafar H.Assegaff, seorang wartawan senior

Indonesia, juga mantan Duta Besar, mendefinisikan jurnalistik sebagai “kegiatan untuk menyampaikan pesan/berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, entah media tadi media cetak maupun elektronik”(Djafar H.

Assegaff, 1985:11)11 Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat pada penonton.

Salah satu produk dari jurnalistik televisi adalah berita. Berita adalah informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak audien.12

Menurut The New Grolier Webster International Dictionary, berita adalah

”(1) Current information about something that has taken place, or about something not known before; (2) News is information as presented by a media such as papers, radio, or television; (3) news is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthy of treatment.”

Artinya sebuah peristiwa layak menjadi berita ketika ia memiliki nilai yang dihargai dalam masyarakat, padahal belum banyak orang yang mengetahuinya.

Hal itu tentu saja berkaitan dengan hajat hidup orang banya atau setidaknya mampu mengedukasi masyarakat. Sehingga, informasi itu harus disebarkan secara luas melalui media massa (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2006:39).13

10 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006, hal.47 11 Mursito. BM, Penulisan Jurnalistik:Konsep Teknik Penulisan Berita, Spikom, Surakarta, 1999, hal.3 12 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2008, hal.8 13 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2006, hal.39

27 Sedangkan menurut Charnely berita adalah: “laporan yang hangat, padat, dan cermat, mengenai suatu kejadian, bukan kejadian iu sendiri”14

Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan). Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu15:

a. Berita Keras (Hard News)

Berita keras atau hard news adalah segala informasi yang penting dan

/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.

Berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu:

Ø Straight News

Straight News berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W + 1H ( who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu

14 Mursito. BM, Op.Cit, hal.37 15 Morissan, Op.Cit, hal.25

28 peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu ( deadline ) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.

Ø Feature

Feature adalah berita-berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program berita maka feature masuk kedalam kategori hard news.

Ø Infotainment

Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Program berita regular terkadang menampilkan berita mengenai kehidupan selebritis yang biasanya disajikan pada segment akhir suatu program berita. Namun saat ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis.

b. Berita Lunak ( Soft News)

Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk kedalam kategori berita lunak ini adalah:

29 Ø Current Affair

Current Affair adalah program yang menyjikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

Ø Magazine

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

Ø Dokumentari

Dokumenteri adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing).

Ø Talk Show

Talk Show adalah program yang menampilkan perbincangan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara.

4. Semiologi Komunikasi

Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama, istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Kedua istilah tersebut (semiologi dan semiotika) mengandung pengertian yang persis sama. Baik semiotika maupun semiologi, keduanya kurang lebih dapat saling menggantikan karena sama-sama

30 digunakan untuk mengacu kepada ilmu tentang tanda. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.

Sementara istilah semiotika yang dimunculkan pada akhir abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Pierce, merujuk kepada doktrin formal tentang tanda-tanda.Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda- tanda, melainkan dunia itu sendiripun - sejauh terkait dengan pikiran manusia - seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannnya dengan realitas.16

Pierce menggambarkan semiotika kedalam segitiga sebagai berikut:

Sign

Interpretant Object

Gambar Elemen Makna Pierce

Semiotika bagi pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerjasama tiga subjek,yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpreten

(interpretant). Dalam masa yang bersamaan, juga hadir pemikiran tentang semiotika dari tokoh lain, yakni Ferdinand Saussure.

16 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal.13

31 Pemikiran Saussure adalah sistem pemaknaan terdiri dari serangkaian tanda (sign) yang di analisa menurut bagian-bagian penyusunnya, yaitu penanda

(signifier) dan petanda (signified) 17. Penanda dapat diartikan sebagai bentuk- bentuk dan medium yang diambil oleh suatu tanda, seperti sebuah bunyi, gambar.

Sedangkan petanda diartikan sebagai konsep dan makna-makna.

Signified ………... Signifier

Gambar Diagram Tanda Saussure

Roland Barthes seorang pengikut Saussure, membuat suatu model sistematis dalam menganalisa tanda-tanda. Kajian Barthes lebih terfokus pada signifikasi dua tahap, yaitu signifikasi tahap pertama(denotasi) dan signifikasi tahap kedua (konotasi). Berikut ini adalah pemaknaan tanda menurut Roland

Barthes :

17 Chris Barker, Culture Studies: Teori dan Praktik, PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2005, hal.90

32

1. Signifier 2. Signified (Penanda) (Petanda)

3. Denotative Sign (Tanda Denotatif)

4. CONNOTATIVE 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED SIGNIFIER

( PETANDA KONOTATIF) (PENANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Gambar Pemaknaan Tanda Roland Barthes

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa menurut Barthes, tanda denotatif

(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Denotasi merupakan tingkat makna yang deskriptif dan literal yang dipahami oleh hampir semua anggota kebudayaan.

Pada saat yang bersamaan pula, tanda denotatif dapat menjadi penanda konotatif(4). Penanda konotatif yang dihubungkan dengan petanda konotatif (5), akan membentuk tanda konotatif (6). Pada signifikasi tingkat dua, yakni konotasi, makna tercipta dengan cara menghubungkan penanda-penanda dengan aspek kebudayaan yang lebih luas: keyakinan-keyakinan, sikap, kerangka kerja, dan ideologi-ideologi suatu formasi sosial tertentu.

Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem signifikasi dari tanda, Barthes mengatakan:

“semiologi have the object of research as any sign system, both in substantial and nonsubstansial form such as images, behaviour, melodius sounds, objects, and the complex substance that can be found in rituals, protocols or performance. As a matter of fact, all of that build the marking system”. (semiologi memiliki objek penelitian berupa sistem tanda apa saja, baik dalam wujud substansial dan nonsubstansial seperti gambar, tindaktanduk, bunyi melodius, benda-benda, dan

33 substansi kompleks yang dapat ditemukan dalam ritus-ritus, protocol-protokol atau pertunjukan. Pada hakikatnya, semua itu membangun sistem penandaan).18

Roland Barthes identik dengan penggunaan istilah mitos(myth). Mitos menurut Barthes adalah sistem semiologis tingkat kedua atau metabahasa. Mitos merupakan bahasa kedua yang berbicara mengenai sebuah bahasa tingkat pertama. Tanda pada sistem yang pertama (penanda dan petanda) yang memunculkan makna-makna denotatif menjadi sebuah penanda bagi suatu makna mitologis konotatif tingkat kedua. Ketika konotasi-konotasi mengalami pengalamiahan menjadi hegemonis atau dengan kata lain, telah diterima sebagai hal yang ”normal” dan ”alamiah”, mereka akan berfungsi sebagai peta-peta makna yang menunjukkan bagaimana memahami dunia. Konotasi-konotasi hegemonis inilah yang disebut mitos.19

Semiotika digunakan pada analisis media dengan asumsi media dikomunikasikan oleh seperangkat tanda. Dengan mempertanyakan bagaimana tanda tersebut bekerja, adalah tugas semiotika untuk menganalisisnya. Teks media tersusun atas seperangkat tanda (yang terbentuk bahasa) tidak pernah membawa makna tunggal didalamnya. Kenyataanya teks media selalu memiliki ideologi dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. Ini berarti teks media membawa kepentingan-kepentingan tertentu yang luas dan kompleks.20

Menurut Daniel Chandler dalam jurnal yang berjudul Semiotics For

Beginners disebutkan bahwa:

18 Jurnal International , Muslikh Madiyant, SINEMASASTRA: Mencari Bahasa Di Dalam Teks Visual, http://www.scribd.com/doc/8622353/Sinemasastra-Mencari-Bahasa download pada tanggal 24 April 2009 pukul 16.00 WIB 19 Cris Barker, Op.Cit, hal.93 20 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.138

34 Semiotics is often employed in the analysis of texts (although it is far more than just a mode of textual analysis). Here it should perhaps be noted that a 'text' can exist in any medium and may be verbal, non-verbal, or both, despite the logocentric bias of this distinction. The term text usually refers to a message which has been recorded in some way (e.g. writing, audio- and video-recording) so that it is physically independent of its sender or receiver. A text is an assemblage of signs (such as words, images, sounds and/or gestures) constructed (and interpreted) with reference to the conventions associated with a genre and in a particular medium of communication.21

Pada dasarnya analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang ”aneh”, sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut, ketika kita membaca atau mendengar suatu naskah atau berita. Analisisnya bersifat paradigmatik, dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah teks. Maka itu, orang lebih sering menyebut ikhtiar ini dengan ungkapan menemukan ”berita di balik berita”22

Dengan menggunakan metode ini dalam studi media massa kita dapat mengajukan berbagai pertanyaan: mengapa, misalnya sebuah media selalu – untuk tidak mengatakan terus-menerus – menggunakan frase, kalimat, istilah, atau frame tertentu manakala menggambarkan seseorang atau sekelompok orang? Apa yang menjadi sebab, alasan, pertimbangan, latar belakang, dan tujuan media tersebut mengambil langkah seperti itu?

Semiotika disisi lain melihat bahwa pesan merupakan kontruksi tanda- tanda, yang saat bersinggungan dengan penerima, akan memproduksi makna.

Sebagai sebuah hasil kontruksi, berita merupukan produksi konvensi-seperangkat aturan informal dan subjektif yang menuntut pengambilan keputusan dari siapa

21 Daniel Chandler,“ Semiotics For Beginners” American Journal of Semiotics, 2009, volume 25:1-2 22 Alex Sobur, Op Cit, hal.117

35 yang mengumpulkan, memproduksi, dan mengirim berita. Media memiliki kekuasan simbolik, yang merupakan ”kemampuan menggunakan bentuk-bentuk simbolik untuk mencampuri dan mempengaruhi jalannya aksi atau peristiwa”

(Thomson, 1994).23

Dalam penelitian ini menggunakan analisis semiologi komunikasi yaitu tafsir terhadap tanda-tanda. Semiologi komunikasi diperkenalkan oleh Andrik

Purwasito, yaitu 9 kaidah (formula) untuk menguji tanda-tanda dalam pesan komunikasi. Sembilan kaidah tersebut digunakan untuk memaknai pesan-pesan komunikasi yang mengandung problematik Ia mengambil pembagian Roland

Barthes,dalam L`Aventure Semiologie. Semiologi komunikasi adalah kajian tentang tafsir tanda-tanda dan sistem tanda-tanda komunikasi sebagai manifestasi dan representasi pesan.24

Pesan

Tanda

Bahasa

Verba Vokal : Kata-kata Isyarat, Bahasa Tubuh Verba Visual : Tulisan

Verbal Non Verbal

Gambar Semiologi Komunikasi

23 Alex Sobur, Op.Cit, hal.197 24 Andrik Purwasito, Message Studies: Pesan Penggerak Kebudayaan, Ndalem Poerwahadiningratan Press, Surakarta, 2003, hal. 30

36 Di dalam dunia komunikasi, adalah tugas komunikator untuk menyusun tanda dalam sebuah pesan (message). Semiotika kemudian berangkat dari tafsir tanda yang dibangun oleh komunikator. Ketika kita berkomunikasi, kita membuat tanda-tanda yang akan mempunyai arti apabila kita memaknainya. Semiologi komunikasi memainkan peran penting sebagai metode tafsir terhadap pesan.

Semiologi komunikasi dibutuhkan karena dipercaya mampu memecahkan masalah komunikasi yang muncul akibat keberlangsungan tindak komunikasi, khususnya ranah komunikasi massa, semiologi komunikasi dibutuhkan untuk menganalis kualitas isi pesan media dan isi media yang dianggap bermasalah, oleh berbagai pihak.25

E. TERMINOLOGI

Terminologi adalah peristilahan tentang kata-kata atau mengenai batasan- batasan, definisi-definisi istilah. Terminologi dalam penelitian ini terdiri dari dua unsur, yaitu:

1. Polemik

Polemik adalah perdebatan mengenai suatu masalah yang dikemukakan secara terbuka di media massa.26 Hal tersebut yng terjadi pada keberadaan infotainment khususnya di Indonesia. Apakah infotainment itu termasuk dalam karya jurnalistik, inilah pertanyaan yang sampai sekarang masih menjadi

25 Andrik Purwasito, Analisis Semiologi Sebagai Tafsir Pesan, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS, Surakarta, 2001, hal.6 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 18 Februari 2009, pk.18.30 WIB

37 perdebatan dikalangan praktisi dan insan media massa. Kemunculan acara infotainment tersebut memang mengundang pro dan kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan

Farid Gaban (Direktur Eksekutif Media Lab Univ. Paramadina) selaku pembicara dalam Lesson Seminar yang diselenggarakan oleh Universitas

Paramadina, Selasa, 21 November 2006 27 mengemukakan pendapatnya, bahwa infotainment merupakan bagian dari jurnalistik. Namun, bagian jurnalistik yang bagaimana? Yang baik atau yang buruk? Infotainmen yang baik tentunya infotainmen yang beritanya berkaitan dengan kepentingan publik yang disertai fakta. Di luar diskusi Dewan Pers dan seminar Universitas Paramadina, ada yang merumuskan: infotainment dikategorikan jurnalistik, "hanya saja, ada jurnalistik bagus dan tak bagus". Dan "infotainment termasuk yang tak bagus." Yang lain menyatakan: infotainment terlalu memasuki wilayah privasi, sementara, para pekerja infotainment mempersoalkan jabaran "privasi" itu.28

Sedangkan Persatuan Wartawan Indonesia [PWI] mengakui bahwa infotainment sebagai karya jurnalistik, sehingga PWI mengakomodasi jurnalis infotainment yang mendaftarkan diri ke dalam organisasi ini, sehingga secara resmi ada Departement Infotainment sejak akhir Desember 2005. Keputusan PWI melegitimasi keberadaan tayangan infotainment (Pebruari 2005), memang sangat mengejutkan banyak pihak. Sebab, Kode Etik Jurnalistik (KEJ) PWI sendiri

27 http://alkausar.org/smp/berita/sehari-bersama-ahli-jurnalistik, download 06 Maret 2009 pk.21.26 28 www.tempointeraktif.com, download 5 Maret 2009 pk.06.42 WIB

38 dalam Bab II pasal 6 secara jelas dikatakan bahwa ”Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan nama baik seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum”. Artinya, penayangan seputar kehidupan pribadi Artis yang selama ini jadi bahan pokok berita infotainment jelas tidak dapat dibenarkan.29

Sementara Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) pada tahun 2006 mengeluarkan fatwa yang mengharamkan tayangan infotainment televisi yang selama ini menjadi salah satu acara dengan rating tinggi. NU menilai tayangan ini tergolong ghibah dalam bahasa Islam, yang berarti bergunjing. Menurut KH.

Ma`aruf Amin selaku ketua MUI dan Ketua Komisi Fatma MUI bahwa acara

Infotainment tidaklah haram tetapi content beritanya yang diharamkan, dimana isi berita infotainment sering membuka aib seseorang. Apabila berita tersebut tidak benar akan menjadi fitnah, meskipun beritanya benar tapi menyangkut pribadi seseorang dan membuka aib adalah tidak diperbolehkan.30

2. Infotainment

Kata infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan, berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat

(celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka

29 ibid 30 ibid

39 disebut infotainment. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras (hard news) karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.31

Infotainment menurut Iswandi Syahputra adalah kemasan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima.32 Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil satu program acara infotainment di setiap 9 stasiun televisi swasta antara bulan Maret-

Mei 2009, yaitu: stasiun televisi RCTI dengan program acara Go Spot, SCTV dengan program acara Was Was, ANTV dengan program acara Espresso,

INDOSIAR dengan program acara Kiss, TRANS TV dengan program acara Insert

Investigasi, TRANS 7 dengan program acara I Gosip, TPI dengan program acara

Plus Minus, TV ONE dengan program acara Expose, dan GLOBAL TV dengan program acara Obsesi.

Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft jurnalism, yaitu jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih personal, dengan selebriti sebagai perhatian liputannya.33 Dalam Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info- hiburan dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang menyajikan fakta nonfiksi. Karena itu, aturan-aturan P3SPS juga berlaku bagi program infotainment, khususnya prinsip jurnalistik.

31 Morissan, Op.Cit, hal.27 32 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.66 33 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.68

40 3. Standar Program Siaran

Standar Program Siaran adalah peraturan yang ditetapkan oleh Komisi

Penyiaran Indonesia nomor 03 tahun 2007 tentang Standar Program Siaran yang ditujukan bagi Lembaga Penyiaran untuk menghasilkan program siaran yang berkualitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu

Undang –Undang No 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dalam penayangan program siaran. Dalam Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info- hiburan dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang menyajikan fakta nonfiksi. Yang termasuk dalam program faktual adalah program berita, features, dokumentasi, program realita (reality show), konsultasi on-air, diskusi, talkshow, jajak pendapat, pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program- program sejenis lainnya yang bersifat nyata, terjadi tanpa rekayasa termasuk program infotainment.

Standar Program Siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, norma-norma yang berlaku dan diterima dalam masyarakat, kode etik, standar profesi dan pedoman perilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran, serta

41 peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar Program Siaran menentukan bahwa standar isi siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan: a. penghormatan terhadap nilai-nilai Agama b. norma kesopanan dan kesusilaan c. perlindungan anak-anak, remaja, dan perempuan d. pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme e. penggolongan program menurut usia khalayak f. rasa hormat terhadap hak pribadi g. penyiaran program dalam bahasa asing h. ketepatan dan kenetralan program berita i. siaran langsung, dan j. siaran iklan.

Dalam penelitian ini pasal yang digunakan sebagai acuan untuk menganalisis isi tayangan infotainment adalah pasal 39 tentang Prinsip Jurnalistik yang meliputi pasal 40 tentang akurat, pasal 41 tentang adil, pasal 42 tentang netral dan berimbang, pasal 43 tentang kemandirian lalu bab 12 tentang Privasi yang meliputi pasal 51 tentang konflik dalam keluarga, pasal 52 tentang perekaman tersembunyi, dan pasal 53 tentang pencegatan.

F. KATEGORISASI

Kategorisasi adalah penyusunan berdasarkan kategori atau penggolongan atau pengklasifikasian. Kategorisasi adalah tahapan penting dalam penelitian, yaitu memberikan arahan dalam mengungkapkan masalah yang dirumuskan

42 dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kategorisasi yang mengacu kepada dua pasal yang terdapat di dalam Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, antara lain:

1. Masalah Privasi

Privasi adalah kemampuan satu atau kelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengntrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.34 Menurut Altman, privacy (private space) artinya menciptakan kesendirian (Subur,2001). Ada tiga cara melakukan manipulasi untuk menjaga privacy-nya. Pertama dengan secara fisik menutup pintu, berpakaian yang menutup seluruh tubuhnya. Kedua secara perilaku dengan berkonsentrasi tinggi, mencari ruang sepi. Ketiga secara psikis dengna hanya berbicara pada diri sendiri. Privacy sering dikaitkan dengan ”nama baik” sehingga merusak privacy seseorang dianggap sebagai merusak nama baiknya.35

Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal dari akar budaya masyarakat

Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D Brandeis menulis artikel berjudul

“Right to Privacy” di Harvard Law Review tahun 1890. Mereka seperti hal nya

Thomas Cooley di tahun 1888 menggambarkan Right to Privacy sebagai Right to be Let Alone atau secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak di “usik” dalam kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan

34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, disusun oleh Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, Jakarta,2001, hal.396 35 Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, UII Press Yogyakarta, Yogyakarta, 2004, hal.79

43 sebagai hak dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya untuk dimasuki dan dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 :

281). Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort. Bentuk - bentuk pelanggaran privasi menurut William Proser, antara lain36:

- Intrusion, yaitu tindakan mendatangi atau mengintervensi wilayah personal seseorang tanpa diundang atau tanpa ijin yang bersangkutan. Tindakan mendatangi dimaksud dapat berlangsung baik di properti pribadi maupun diluarnya

- Public disclosure of embarrassing private facts, yaitu penyebarluasan informasi atau fakta-fakta yang memalukan tentang diri seseorang.

Penyebarluasan ini dapat dilakukan dengan tulisan atau narasi maupun dengan gambar.

- Publicity which places some one false light in the public eye, yaitu publikasi yang mengelirukan pandangan orang banyak terhadap seseorang.

- Appropriation of name or likeness yaitu penyalahgunaan nama atau kemiripan seseorang untuk kepentingan tertentu. Peristiwa ini lebih terkait pada tindakan pengambilan keuntungan sepihak atas ketenaran seorang selebritis.

Nama dan kemiripan si selebritis di publisisir tanpa ijin.

36 www.hukumhiburan.com download 07 Januari 2009 pk.16.02 WIB

44 Pembagian yang dilakukan Prosser atas bentuk umum peristiwa yang sering dijadikan dasar gugatan Privasi yaitu dapat di jadikan petunjuk untuk memahami Privasi terkait dengan media. Kategori privasi dalam penelitian ini menyoroti bagaimana permasalahan privasi ditampilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta dalam program acara infotainment yang mengacu pada Standar

Program Siaran yaitu bab 12 tentang privasi, meliputi:

1. Pasal 51 tentang konflik dalam keluarga

2. Pasal 52 tentang perekaman tersembunyi

3. Pasal 53 tentang pencegatan

Selanjutnya dari ketiga pasal tersebut peneliti jadikan sub kategori dalam kategori privasi ini, peneliti mengacu pada ketiga pasal diatas untuk mengetahu bagaimana lembaga penyiaran dalam menyajikan acara infotainment yang berkaitan dengan permasalahan privasi.

2. Prinsip Jurnalistik

Jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari kata itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.37

Sedangkan istilah jurnalisme merupakan paham yang memuat sejumlah

37 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Op.Cit, hal.15

45 kerangka normatif untuk memandu kerja jurnalistik. Atau metode tertentu dengan pola liputan yang sesuai kerangka norma yang diusungnya. Sebagai kerangka normatif, jurnalisme memuat sejumlah nilai yang di jadikan rujukan dan diterapkan melalui sejumlah metode khusus.38 Tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas.39

9 Elemen Jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel40:

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat

3. Inti Jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi

Lima konsep dalam verifikasi antara lain:

· Jangan menambah atau mengurangi apapun

· Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,pemirsa,maupun pendengar

· Bersikap setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan

motivasi dalam melakukan reportase

· Bersandar pada reportase sendiri

· Bersikap rendah hati

4. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput

5.Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap

kekuasaan

38 Ibid, hal.10 39 Luwi Ishwari, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2007, hal.9 40 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005, hal.6

46 6. Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik

7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan

8. Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan komprehensif

9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya

Tak hanya kejelian dalam proses reportase yang dibutuhkan, akurasi, kejujuran dan obyektivitas dalam penyampaian beritapun menjadi poin penting yang tak boleh luput diperhatikan dalam menyajikan sebuah berita yang berazaskan kebenaran. Dalam Standar Program Siaran akurasi, kejujuran dan obyektivitas tersebut diatur dalam pasal 39 tentang prinsip jurnalistik, pasal tersebut dalam penelitian ini menjadi acuan peneliti untuk menganalisis dan untuk mengetahui apakah prinsip jurnalistik tersebut telah diterapkan dalam siaran infotainment, prinsip jurnalistik tersebut meliputi :

a. Akurasi

Akurasi berkaitan erat dengan verifikasi dan kebenaran informasi. Akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberitakan pada fakta-faktanya. Kurangnya akurasi dapat menyebabkan sebuah media tersandung kasus hukum, sehingga wartawan harus selalu waspada dan memperhatikan ketepatan data yang disampaikannya kepada khalayak.41 Prinsip akurasi di dalam Standar Program Siaran diatur dalam pasal 40 tentang Akurat.

41 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Op.Cit, hal.48

47 b. Keadilan

Keadilan dalam berita berhubungan dengan perlakuan kepada setiap unsur pemberitaan sesuai dengan haknya, tanpa mengurangi atau menambah informasi.

Prinsip keadilan dalam Standar Program Siaran diatur dalam pasal 41 tentang adil.

c. Imparsialitas

Imparsialitas terdiri dari keberimbangan dan netralitas. Agar pers tidak berpihak berita harus berimbang (cover both sides). Rumusan sederhananya sebagai contoh dalam peristiwa konflik, pers melaporkan fakta dari dua pihak secara seimbang, jika satu pihak berkomentar, pers juga harus memberikan kesempatan kepada pihak satunya untuk berkomentar dengan porsi yang sama.42

Permasalahan mengenai keberpihakan berkaitan dengan apakah teks media secara sistematis menonjolkan satu sisi diatas yang lain ketika berhubungan dengan isu- isu kontroversial. Dalam prinsip imparsialitas ini, peneliti mendasarkan analisis dari dua sub kategori, yaitu keberimbangan dan pemisahan antara opini dan fakta.

Dalam Standar Program Siaran prinsip Imparsialitas diatur dalam pasal 42 tentang netral dan berimbang dan pasal 43 tentang kemandirian.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif deskriptif, yaitu berupa pesan-pesan verbal

42 Mursito BM, Memahami Institusi Media, Lindu Pustaka, Surakarta, 2006, hal.178

48 maupun non verbal yang terdapat dalam setiap tanda yang termuat dalam tayangan infotainment.

Guna memperjelas konsep dasar penelitian kualitatif berikut akan dikemukakan beberapa masalah dasar yang berhubungan dengan penelitian ini,sebagaimana yang di ungkapkan oleh S. Nasution antara lain: Teori yang digunakan tidak dapat ditentukan sebelumnya. Penelitian tidak bertujuan menguji teori atau tanda membuktikan kebenaran suatu teori, tetapi menguji tanda-tanda dengan semilogi komunikasi,sehingga:

a. Hipotesis tidak dirumuskan secara eksplisit tetapi bersifat dinamik. Yaitu,

sebagai acuan untuk mencari motiv yang sebenarnya. Artinya sepanjang

penelitian dimungkinkan akan timbul hipotesis-hipotesis baru.

b. Statistik tidak dapat diperlukan dalam pengolahan dan penafsiran

data,karena datanya tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif yang

tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berwujud korpus berupa rekaman infotainment di sembilan stasiun televisi swasta bulan Maret-Mei 2009, di determinasi lewat perspektif teks, yaitu teks verbal dan non verbal. a. Non verbal (visual image)

Yaitu gambar-gambar yang tertuang dalam frame yang komposisional, apa yang menjadi isi atau muatan suatu shot. b. Verbal (sound source)

49 Yaitu sumber suara yang akan membantu memahami makna. terbagi dalam narasi dan musik latar.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari rekaman program acara infotainment yang ditayangkan oleh sembilan stasiun televisi swasta, dengan mengambil satu program acara infotainment pada setiap stasiun televisi, dan ditampilkan dalam bentuk korpus. b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan cara mengambil dari berbagai sumber tulisan artikel pemberitaan, buku-buku, sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan objek penelitian.

4. Analisis Data

Analisis Data dalam penelitian ini menggunakan kaidah tafsir semiologi komunikasi Andrik Purwasito yang tertuang dalam buku Message Studies (2003), yang pada intinya merupakan alat uji tanda-tanda dalam pesan yang diangkat dari motiv komunikator. Dengan semiologi komunikasi akan digali hakekat makna dalam sistem tanda yang beranjak keluar dari makna aslinya, sehingga didapatkan makna tambahan yang tidak lepas dari sistem budaya yang berlaku ditempat tanda itu dilahirkan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis semiologi komunikasi yaitu tafsir terhadap tanda-tanda. Semiologi komunikasi diperkenalkan oleh

Andrik Purwasito, suatu tafsir yang digunakan dalam studi komunikasi.

50 BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Munculnya Infotainment

Kata Infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) di

Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal dengan riset kedokteran dan aktivisme sosialnya di negara-negara berkembang memiliki jaringan organisasi nirlaba yang bergerak dalam misi kemanusiaan guna meningkatkan kesejahteraan manusia melalui perbaikan aspek kesehatan. Guna mendukung sukses misi kemanusiaan JHU di bidang kesehatan, lembaga ini membentuk

Center of Communication Program (CCP) semacam unit organik yang bertugas mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah perilaku kesehatan.

Untuk itu, para pakar komunikasi. CCP merumuskan pelbagai metode penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah perilaku secara positif. Salah satu konsep pesan yang dihasilkan adalah infotainment.

Konsep infotainment yang dirumuskan oleh JHU/CCP bertitik tolak dari asumsi bahwa informasi yang disampaikan begitu saja belum tentu dapat menarik khalayak untuk memperhatikan, apalagi mengingat dan menjadikannya sebagai faktor perubahan sikap yang positif. Karena itu, diperlukan sentuhan tertentu agar informasi tersebut menarik perhatian khalayak, hingga pada akhirnya bermakna bagi mereka. Pendekatan yang dipilih dalam penyusunan pesan adalah dengan menyisipkan unsur-unsur entertainment guna menarik perhatian khalayak. Maka muncullah konsep infotainment yaitu informasi yang dibungkus, dikemas,

51 disisipkan, atau diberi sentuhan entertainment sehingga menarik perhatian khalayak dan dapat diterima dengan mudah. Dalam praktiknya, JHU/CCP menyusun program-program yang mengemas pesan dengan menggunakan berbagai alat bantu, seperti drama radio, iklan layanan masyarakat nan atraktif, launching event, pelibatan tokoh masyarakat atau public figure sebagai endorser pesan, sampai konser musik bagi kaum muda untuk mempromosikan pesan-pesan kesehatan tertentu.43

B. Awal Mula Munculnya Infotainment di Indonesia

Di Indonesia Infotainment menjadi marak dimulai sekitar tahun 1994.

Dimana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun – stasiun televisi swasta yang baru seperti RCTI ( Rajawali Citra Televisi Indonesia , SCTV ( Surya Citra

Televisi ), Indosiar, dan ANTEVE.. Awal kemunculan infotainment dimulai ketika dunia sinetron marak di Indonesia. Gemerlap kehidupan artis mengundang banyak keingintahuan dari masyarakat. Hadirlah kemudian Ilham Bintang dengan

Cek & Ricek-nya yang masih ‘dalam batas normal’ meliput berita hiburan. Gejala meng-gossip ini kemudian menjamur hingga muncul banyak program serupa di berbagai stasiun TV. Bahkan, edisi media cetaknya pun muncul. Belakangan, hampir semua media berita online membuat direktori untuk berita gossip. Dari berbagai program itu, apakah pemilik rumah produksinya sama atau tidak, infotainment sangat disukai baik oleh sebagian masyarakat dan tentunya

43 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.65

52 pengiklan. Rating program gossip bisa dikatakan baik.44 Stasiun – stasiun TV swasta baru tersebut mencoba untuk menarik perhatian pemirsa / penonton ( audience ) dengan cara memunculkan acara – acara baru diantaranya infotainment yang umumnya memaparkan gaya hidup manusia sebagai seorang selebritis

Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian khalayak penonton sekaligus mempu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.

Dikatakan mencuri perhatian penonton,sebab penonton televisi semula lebih tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang diproduksi oleh programa berita setiap satsiun televisi atau tayangan hiburan murni seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk kedalam kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil tempat yang cukup kuat.45

Program infotainment di Indonesia terus berkembang memunculkan bentuk-bentuk baru. Awalnya infotainment sebatas bincang-bincang gosip yang menyajikan rangkaian informasi, kini infotainment juga dikemas dalam bentuk liputan khusus investigasi. Setiap episodenya difokuskan untuk membahas isu tertentu, seperti spekulasi seputar tewasnya penyanyi Alda,ada juga Insert

Investigasi dan Kasak-Kusuk Investigasi. Ada pula infotainment yang mengambil bentuk news round-up, yaitu kompilasi informasi selama periode waktu tertentu, katakanlah selama seminggu. Inilah kemasan yang dipilih untuk program infotainment weekend seperti Espresso Weekend. Satu dua program infotainment

44 Alibudiharto Haryanta,Pers Infotainment dan Pengaruh Buruknya Terhadap Masyarakat, http://alibudihartoharyanta.blogspot.com, download 28 Februari 2009 pk.06.14 WIB 45 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.159

53 mencoba terlihat tidak biasa, misalnya mengambil format bincang-bincang di antara dua host agar lebih terasa nuansa “ngerumpi”nya dan uniknya, selalu saja pembawa acara infotainment di Indonesia didominasi oleh presenter perempuan atau presenter laki-laki yang bisa mengimbangi ‘kebawelan’ dan ‘kefemininan’ pasangannya.

Program infotainment lain mencoba tampil ‘lebih serius’ dengan mengawali tayangannya lewat segmen yang menampilkan posisi ‘rating,’ atau tepatnya persentase peringkat berita-berita yang dinilai ‘seru’ oleh pemirsanya.

Peringkat itulah yang nantinya akan menentukan urutan penayangan atau pengulangan informasi. Tingkat permintaan masyarakat yang meningkat terhadap pemberitaan mengenai idolanya, yang mendorong stasiun – stasiun televisi swasta untuk menayangkan berbagai acara infotainment. Carpini dan Williams (2001) menyebut beberapa alasan pokok penyebab maraknya infotainment. Antara lain, perubahan struktural industri penyiaran dan telekomunikasi, integrasi vertikal dan horizontal industri media, tekanan pencapaian ekonomi, munculnya pekerja media yang hanya memiliki keterikatan minim pada kode-kode etik jurnalistik, dan cara pandang bahwa lapangan jurnalisme dan hiburan itu sama saja.46

Terhitung hingga Maret-Mei 2009 setiap stasiun televisi rata-rata memiliki program infotainment lebih dari satu. Infotainment yang digunakan sebagai analisis pada 9 stasiun televisi swasta pada penelitian ini diantaranya:

46 ibid

54 1. INFOTAINMENT GO SPOT STASIUN TELEVISI RCTI

Go Spot ditayangkan setiap hari Senin-Minggu pukul 06.30 WIB, dengan pembawa acaranya adalah Rosalien. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11 Maret 2009 tentang berita perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih dan pada tanggal 29 Mei 2009 tentang konflik rumah tangga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy.

2. INFOTAINMENT WAS WAS STASIUN TELEVISI SCTV :

Infotainment Was-Was tayang setiap hari Senin sampai hari Minggu pukul 06.30

WIB. Acara ini berdurasi 30 menit, 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11

Maret 2009 tentang kabar perselisihan Luna Maya dengan Aura Kasih, lalu episode tanggal 7 April 2009 yaitu tentang kabar pernikahan siri Mayangsari dengan Adi Firansyah, selanjutnya tanggal 29 Mei 2009 tentang konflik rumah tangga Helmy Yahya dengan Harfansy. Dengan pembawa acara Astrid

Sudarwanto.

55 3. INFOTAINMENT KISS STASIUN TELEVISI INDOSIAR :

Infotainment Kiss sore tayang setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat pukul

14.30 WIB, dengan pembawa acara Dave Hendrik, Cristine Jusung. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage ( potongan gambar dan atau potongan suara). Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 12 Mei 2009 yaitu seputar kabar beredarnya foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

4. INFOTAINMENT PLUS MINUS STASIUN TELEVISI TPI :

Infotainment Plus Minus tayang setiap hari Minggu pukul 11.00 WIB. Acara ini berdurasi 30 menit, 4 segmen, setiap segmen berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 24

Mei 2009. Dalam acara tanggal tersebut ditampilkan 1 persoalan. Yaitu membahas seputar kedekatan Tora Sudiro dan Mieke Amalia.

5. INFOTAINMENT ESPRESSO STASIUN TELEVISI ANTV :

Infotainment Espresso tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 09.00 WIB, dengan pembawa acara Dave Hendrik dan Yuanita. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6 segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

56 berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 14 April 2009 tentang putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter dan episode tanggal 22 Mei 2009 tentang Dewi Persik dan suaminya Aldyansyah Taher.

6. INFOTAINMENT INSERT INVESTIGASI STASIUN TELEVISI

TRANS TV :

Infotainment Insert Investigasi tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 17.30 WIB dan Sabtu-Minggu 17.30 WIB, dengan pembawa acara Caroline Zahri. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 3 segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11

April 2009 tentang rumah tangga Mayangsari dengan Bambang Triatmojo.

7. INFOTAINMENT I-GOSIP STASIUN TELEVISI TRANS 7 :

Infotainment I Gosip Pagi tayang setiap hari pukul 07.30 WIB. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 21

April 2009 yaitu tentang kabar sakitnya ibu Mayangsari dan episode 21 Mei 2009

57 tentang Laudya Chintya Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

8. INFOTAINMENT OBSESI STASIUN TELEVISI GLOBAL TV :

Infotainment Obsesi tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 09.30 WIB, dengan pembawa acara Intan Erlita dan Adriana Bustami. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 2 Maret 2009 tentang hubungan Sarah Amalia dengan Sonny drumer grup band “Sanau”, dan episode tanggal 27 Mei 2009 tentang hubungan Luna Maya dengan Ariel

“Peterpan”.

9. INFOTAINMENT EXPOSE STASIUN TELEVISI TV ONE

Infotainment Expose tayang setiap hari Senin - Kamis pukul 13.30 WIB, dengan pembawa acara Windy Wulandari. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 20 Mei 2009 tentang konflik Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

58 C . PERANGKAT HUKUM REGULASI PENYIARAN

Pemerintah selama ini telah menetapkan dan mengeluarkan beberapa perangkat hukum yang mengatur regulasi penyiaran antara lain:

1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

2. Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 Tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Swasta

4. Peraturan KPI Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran

5. Peraturan KPI Nomor 03 Tahun 2007 tentang Standar Program Siaran

D. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) a. Dasar Pembentukan

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Semangatnya adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun kepentingan kekuasaan.Berbeda dengan semangat dalam Undang-undang penyiaran sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata bagi kepentingan pemerintah.

Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan

59 sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan publik. Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adalah media penyiaran harus menjalankan fungsi pelayanan informasi publik yang sehat. Informasi terdiri dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll.

Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat adalah seperti yang tertuang dalam Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of

Content (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of Ownership (prinsip keberagaman kepemilikan).

Kedua prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang dirumuskan oleh KPI. Pelayanan informasi yang sehat berdasarkan Diversity of

Content (prinsip keberagaman isi) adalah tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik berdasarkan jenis program maupun isi program. Sedangkan

Diversity of Ownership (prinsip keberagaman kepemilikan) adalah jaminan bahwa kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja. Prinsip Diversity of

Ownership juga menjamin iklim persaingan yang sehat antara pengelola media massa dalam dunia penyiaran di Indonesia.

Apabila ditelaah secara mendalam, Undang-undang no. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Kedua adalah semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah dengan pemberlakuan sistem siaran berjaringan.

60 Maka sejak disahkannya Undang-undang no. 32 Tahun 2002 terjadi perubahan fundamental dalam pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia.

Perubahan paling mendasar dalam semangat UU tersebut adalah adanya limited transfer of authority dari pengelolaan penyiaran yang selama ini merupakan hak ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen (Independent regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen dimaksudkan untuk mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan kekuasaan. Belajar dari masa lalu dimana pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada waktu itu rejim orde baru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi negara yang dominan dan digunakan untuk melanggengkan kepentingan kekuasaan. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung hegemoni rejim terhadap publik dalam penguasaan wacana strategis, tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan dalam kolaborasi antara segelintir elit penguasa dan pengusaha.

Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem siaran berjaringan adalah, setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan siarannya di suatu daerah harus memiliki stasiun lokal atau berjaringan dengan lembaga penyiaran lokal yang ada didaerah tersebut. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya sentralisasi dan monopoli informasi seperti yang terjadi sekarang.

Selain itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya

61 masyarakat lokal. Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada diabaikannya hak sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas. Padahal masyarakat lokal juga berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan kebutuhan polik, sosial dan budayanya. Disamping itu keberadaan lembaga penyiaran sentralistis yang telah mapan dan berskala nasional semakin menghimpit keberadaan lembaga-lembaga penyiaran lokal untuk dapat mengembangkan potensinya secara lebih maksimal. Undang-undang no. 32 Tahun

2002 dalam semangatnya melindungi hak masyarakat secara lebih merata.

b. Profil KPI

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah). Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus mengembangkan program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan yang diamanatkan Undang-undang nomor 32 tahun 2002 pasal 3:

62

"Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia”

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi KPI dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran.

Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI, koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran.

Sedangkan bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat, advokasi dan literasi media.

Anggota Bidang kelembagaan:

· S. Sinansari ecip (Koordinator) · Mochamad Riyanto

Anggota Bidang Struktur Penyiaran:

· Selamun Yoanes Bosco (Koordinator)

· M. Izzul Muslimin · Amar Ahmad

· Bimo Nugroho Sekundatmo

63

Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran:

· Yazirwan Uyun (Koordinator)

· Sasa Djuarsa Sendjaja (merangkap Ketua KPI Pusat)

Fetty Fajriati Miftach (Merangkap Wakil Ketua KPI Pusat)

Mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggota yang diatur oleh Undang- undang nomor 32 tahun 2002 akan menjamin bahwa pengaturan sistem penyiaran di Indonesia akan dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel sehingga menjamin independensi KPI

c. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Misi

1. Membangun dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata,

dan seimbang

2. Membantu mewujudkan infrastruktur bidang penyiaran yang tertib dan

teratur, serta arus informasi yang harmonis antara pusat dan daerah,

antarwilayah Indonesia, juga antara Indonesia dan dunia internasional;

3. Membangun iklim persaingan usaha di bidang penyiaran yang sehat dan

bermartabat

64 4. Mewujudkan program siaran yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk

pembentukan intelektualitas, watak, mora, kemajuan bangsa, persatuan

dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia

5. Menetapkan perencanaan dan pengaturan serta pengembangan SDM yang

menjamin profesionalitas penyiaran. d. Wewenang, Tugas dan Kewajiban KPI

1. Wewenang

1. Menetapkan standar program siaran

2. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran (diusulkan oleh asosiasi/masyarakat penyiaran kepada KPI)

3. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran

4. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran

5. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat.

2. Tugas dan Kewajiban

1. Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia

2. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran

3. Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antarlembaga penyiaran dan industri terkait

65 4. Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang

5. Menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran

6. Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran

66 BAB III

PENYAJIAN DATA

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini disebut korpus. Korpus yang digunakan dalam penelitian ini, setelah terkumpul kemudian dilakukan pendataan terhadapnya, yang disebut dengan korpuisasi. Tujuan dari korpuisisasi tersebut adalah untuk memudahkan usaha analisa yang dilakukan terhadap korpus itu sendiri.

Adapun usaha korpuisasi ditujukan untuk melengkapi simbol-simbol yang dianggap oleh peneliti mewakili tema yang dipilih. Jadi korpus adalah pilihan simbol yang digunakan untuk bahan analisis. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kategorisasi yang telah ditentuka sebelumnya.

Korpusisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan sedetail mungkin korpus yang telah diperoleh, dimulai dengan pendiskripsian tentang segala hal yang berhubungan dengan penayangan korpus. Kemudian dilanjutkan dengan pendiskripsian mengenai hal-hal yang dimunculkan dalam korpus itu sendiri, seperti pengambilan gambar dan jalan cerita.

Korpus dalam penelitian ini terdiri dari 4 unsur antara lain:

Transkripsi pembawa acara dan transkripsi narator, selanjutnya deskripsi gambar dan apabila dianggap penting musik disertakan pula.

67 No Korpus Transkripsi Gambar

1 Kabar kedekatan Sarah Amelia dengan Sony drumer a grup band Sanau sepertinya bukan isapan jempol semata, beberapa hari yang lalu tim Obsesi memergoki mereka jalan bareng di sebuah mall di Jakarta Selatan. Sebelumnya pada tahun 2007 tepatnya pada bulan Juni, Obsesi sempat melihat

mobil Sarah Amelia berada digarasi milik Sony, dikawasan cinere Depok, kami sempat membuntutinya namun karena kepadatan lalulintas Jakarta kami kehilangan kemana arah pasangan ini menuju.

Wartawan Obsesi mengikuti mobil sarah Amelia dari garasi rumah Sony pada bulan Juni 2007 b Tidak berhenti sampai disitu, dibulan berikutnya tepatnya 10 Juli 2007 kami mendapati mobil yang sama Toyota Yaris berwarna silver berplat Bandung, kali ini disebuah kawasan elit Bangka Kemang Jakarta Selatan. Mobil ini sebenarnya merupakan hadiah dari Ariel untuk Sarah ketika menjadi istrinya,

namun ternyata didalam mobil tersebut terdapat Wartawan Obsesi Sarah dan anaknya Alea beserta Sony pria yang merekam Sarah selama ini diduga selingkuhan Sarah bersama Sony di rumah Sarah di kawasan Bangka Kemang, Jakarta Selatan, dengan kamera tersembunyi. c Untuk kali ini Sarah dan Sony tak bisa lagi menghindar kalau mereka sering hang out bareng, anehnya ketika kami mencoba mengklarifikasi hubungan ini saat keduanya kepergok jalan bareng disebuah mall di Jakarta selatan, baik Sarah maupun Sony tetap berusaha mengelak untuk jujur perihal kedekatan yang terjalin. Lantas benarkah kala itu keduanya hanya teman biasa? menurut sebuah kabar

perkenalan Sarah dan Sony terjadi dipulau Bali,

68 ketika itu sepupu sarah mengenalkan Sony sebagai Mobil Sarah di drumer grup band Sanau, dari situlah dimulai parkiran mall perjalanan kisah asmara Sarah Amelia dan Sony hingga akhirnya mereka berencana untuk menikah, meskipun sebelumnya Sony sempat menolak bersanding dengan Sarah,

Sarah dan Sony

keluar dari mobil

Sarah dan Sony ketika masuk mall

Gambar diatas adalah urutan rekaman wartawan Obsesi ketika Sarah dan Sony berada di Pondok Indah Mall dengan kamera tersembunyi

Sarah dan Sony ketika keluar dari mall Wartawan Obsesi memergoki/ melakukan pencegatan, Sarah dan Sony selanjutnya memisahkan diri

69

kamera selalu mengikuti kemana mereka jalan. d Wartawan 1: mbak lagi acara liburan mbak? Sarah: aku nggak liburan kemana mana kok Wartawan1 : jadi jalan –jalan sama anak saja? Sarah: iya Wartawan 2: trus yang tadi tu siapa mbak? Wartawan 1 : Sony tu mbak? Sarah: itu temen

Wartawan 1 : seberapa deket ama Sony mbak? Sarah Amelia Sarah : temen aja biasa menjawab pertayaan Wartawan 2; denger denger udah sering jalan, bener wartawan dengan ga sih mbak? intonasi tinggi yang Sarah; ya saya kan jalan sama temen-temen saya menunjukkan nggak papa dong kekesalan Wartawan 1: tapi hubungan mbak dengan mas Sony tu seberapa deket sih? Sarah ; kita cuma temen Wartawan: sama Ariel sendiri gimana mbak? Sarah: baik baik aja, udah ya Wartawan 2: nggak takut jalan sama temen nanti ada gosiip? Sarah: aduh kalau ngikutin gosip ma capek Wartawan: Tapi mas Arielnya tau kedekatan mbak dengan mas Sony? Sarah: tau

e Wawancara dengan Sony: Sony “Sanau” : kenalnya juga dah lama, temen biasa aja. Astagfirullah jangan sampai, nggak lah kita cuma temen biasa aja.

70

f Ya pemirsa jika benar nantinya Sony akan menikahi Sarah 11 maret 2009 mendatang sepertinya Sony akan menarik kembali ucapanya.

g Pembawa Acara 1: ya ya ya walaupun sempat membantah nih pemirsa ya, tetep nih kesimpulannya adalah dari temen nih jadi demen, trus pacaran akhirnya menikah deh.

Pembawa Acara 2: belum belum, baru rencana mau merid belum menikah. Ati ati kalau ngomong ya nggak sih pemirsa, kalau salah ngomong nanti dijutekin, tadi liat dong mukanya Sarah begitu kepergok jalan sama Sony, mukanya kenceng gitu, ampun deh.

Sumber data: Global TV, Obsesi, 2 Maret 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa Acara: Intan Erlita dan Adriana Bustami.

No Korpus Transkripsi Gambar

2 Opening acara oleh Pembawa Acara: a Pemirsa taukah anda jika jauh sebelum berteman dan main film bareng nih, kabarnya Luna dan Aura sempat berseteru memperebutkan Ariel peterpen, wah bener nggak ya? Gimana ceritanya tuh? Beberapa waktu lalu Aurakasih pernah dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Ariel peterpen, padahal saat itu Luna Maya dan Ariel sedang menata kembali puing-puing cinta mereka yamg sempat hancur lantaran Ariel menikah dengan Sarah Amelia.

b Saat itu Aura tegas mengatakan bahwa hubungannnya dengan Ariel hanya sebatas teman seprofesi tapi entah mengapa tiba-tiba saja issu kedekatan Aura dan Ariel kembali menguat, gara-gara kedekatan tersebut hubungan Aura kasih dan Luna Maya pun kembali tegang. Ditemui saat launching film Asmara Dua Diana yang dibintangi oleh mereka berdua semalam Aura dan Luna menjawab enteng gosip tersebut.

71 c Wawancara dengan Luna Maya: Kita sih ketawa- ketawa aja, o gitu ya digosipin gitu, nggak papa kan malah memudahkan promosi film gue ya Allah. Aku pikir nggak lah aku nggak pernah musuhin siapa- siapa, kecuali dah nyenggol aku Luna Maya Menjawab pertanyaan wartawan infotainment dengan tertawa d Wawancara denga Aura Kasih: Lucu aja tadi kan ketemu Luna baik-baik aja telephon-telephonan, jalan makan bareng, jadi nggak ah lucu aja da berita kaya gitu.

Luna Maya dan Aura Kasih: Luna Maya: katanya kita beramtem? Tanya Luna Maya kepada Aura Kasih Aura Kasih: Tu baik-baik aja kan….

Luna Maya menghampiri Aura Kasih ketika sedang diwawancarai wartawan infotinment e Meski membantah telah bersi tegang dengan Aura Kasih, tetap saja beberapa media memburu Luna Maya, kontan saja Luna yang awalnya enteng menjawab pertanyaan itu perlahan mulai naik pitam.

Luna Maya: yang nggak ada tu jangan di ada-ada in deh, puas kan gue marah-marah? udah? Seneng kan? Ceritain aja Luna Maya kesal besok kaya gitu. ketika wartawan Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang tetap mengikuti dan ada. Apa sih yang lo mau dari gue? di bilang begini di memberikan bilang begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak? pertanyaan. f Kemarahan Luna bertambah ketika media masih terus mengikuti saat hendak menuju mobil, tidak hanya marah Luna yang tidak kuat menahan kesal bercampur

72 emosi terlihat menangis

Luna Maya emosi dan menangis ketika wartawan tetap mengejar sampai keluar ruangan g Wartawan: luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna ? Luna Maya: udah dong ( teriak marah )

Luna Maya teriak kesal meminta wartawan untuk berhenti bertanya dan mengikutinya Sumber data: RCTI, Go Spot, 11 Maret 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Rosalien

No Korpus Transkripsi Gambar

3 Luna Maya dan Aura kasih berusaha lari dari a wartawan, heboh gonjang ganjing yang mengabarkan Luna dan Aura Kasih bentrok gara-gara memperebutkan cinta Ariel Peterpen dibiarkan lewat tanpa jawab, Aura Kasih mengaku tak pernah ada percekcokkan, sementara Luna Maya tampak kelu dalam berkata-kata, wajah ayunya memancarkan rona Pada opening gundah seolah menutupi sebuah fakta. Benarkah Luna tayangan muncul cemburu karena Ariel main serong dengan Aura wajah Aura Kasih Kasih? dan Ariel dengan

diberi caption

“Ariel jalan bareng

Aura Kasih, Luna Maya ngamuk???”

73 b Luna Maya: yang nggak ada tu jangan di ada-adain deh, puas kan gue marah-marah? udah? Seneng kan?

Luna Maya kesal ketika wartawan tetap mengikuti dan memberikan pertanyaan kepadanya c Aura Kasih: lucu aja aku ketawa karena aku temenan banget ama Luna masa rebutan cowok, enggak lah nggak ada, tadi aja ketemuan cipika cipiki trus ini janjian makan bareng. d Luna Maya sungguh tak punya gairah untuk membuat pernyataan logis, emosi terlanjur membakar dihati, kata-kata pedas dilontarkan kepada pemburu berita, Namun tidak demikian dengan Aura Kasih, meski tergagap Aura kasih masih mampu mengendalikan diri, dengan kalimat tertata Aura sekali lagi menampik berita itu. Bagi Aura, Ariel dan Luna adalah teman baik tak ada yang lebih dihati Aura untuk Ariel. e Aura Kasih: enggak, nggak ada kepergok kepergokan, semuanya temen jadi nggak ada sesuatu yang apalah ya.

f Luna Maya: Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue?di bilang begini di bilang begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak?

74 Infotainment Was Was memberikan frame melingkar untuk menunjukkan wajah Luna Maya ketika marah. g Sayang Luna begitu gelap hati, dihadapan kamera, wanita lembut itu berubah menjadi galak, ada apa sesungguhnya dengan Luna Maya? Disinyalir Ariel menemani Aura Kasih berbelanja keramik, jika benar memang sebuah kisah penuh romansa, layak jika Luna Maya mengamuk garang, namun Aura Kasih menganggap itu adalah sebuah

gosip lucu, sayang Luna justru bersikap sebalikknya, Was Was amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu memperlihatkan sungai. Apa makna teriakan histeris Luna maya gambar Luna Maya dihadapan media kemarin malam. Adakah Luna ingin marah ketika melepas beban yang menindih kalbu? wartawan tetap mengikuti Luna Maya h Aura Kasih : ya kita ketawa kok kita digosipin kaya gitu lucu ya

Sumber data: SCTV, Was Was, 11 Maret 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Astrid Sudarwanto

No Korpus Transkripsi Gambar

4 Lama terbuai bahagia dengan kemewahan sebagai a nyonya Bambang Tri Atmojo, jantung Mayangsari kembali dibuat berdetak kencang, sebuah rahasia besar yang selama ini tampak samar-samar kini secara terang-terangan terkuak, adalah Andri adik kandung almarhum Ady Firansyah, yang menyingkap misteri seputar pernikahan siri mendiang kakaknya dengan penyanyi asal Purwokerto itu, secara blak blakan Andri membongkar kedok Mayangsari dengan kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di Jakarta pusat, hebohnya lagi menurut Andri pernikahan siri tersebut pada saat mayang

75 mengandung putrinya Kirani Siti Hartina yang selama ini diketahui sebagai buah cintanya dengan Bambang, lebih hebohnya lagi nama Kiran ternyata diberikan oleh almarhum Ady Firansyah. b Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

yang tau Andri ini ya....pas acara taun baru, jadi pas tahun baru ngumpul tahun 2000 berapa ya, 2004 2005 lah ,nah udah ngumpul semua Andri juga kaget kan kok bisa ada Andri ada mama,ada semuanya, harusnya kan andri doang,ternyata ya semuanya ada, tapi ya udah itu acara tahun baru, sekalian bilang bahwa mbak Mayang lagi mengandung 3 bulan Kiran, nah yang ngasih nama Kiran itu ya almarhum sendiri gitu c Pengakuan Andri seakan membenarkan dan meluruskan rumors pernikahan siri antara Ady dan Mayangsari yang sempat santer diberitakan 2 tahun lalu, pada waktu itu disebutkan bahwa pernikahan siri Mayang dan Ady berlangsung dianyer, tp terang saja jika pernikahan tersebut tidak ditemukan ditanah banten, sebab menurut Andri pernikahan itu digelar di Jakarta dan dihadiri teman teman satu manajemen Ady dan Mayang.

Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah): Tomy kurniawan, Ady Fairus, pokonya satu grup TM, Teddy Management lah gitu, jd semua ada nah disana ada Andri,tapi Andri suruh balik kekamar nggak boleh taulah ya paling denger doang,emm kalo mengandung 3 bulan aja. d Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah): Almarhum ke Anyer sempet ya, ama managernya malahan, dan sopirnya Andri, jadi Andri yang lebih tau, dia menikah atau apa, cuman dia sempet bilang mau ke Anyer.

e Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

76 mas Ady panggil mama tapi mama nggak mau, sarah juga sama adik yang paling kecil juga nggak mau ya sudah saya kesana, ya kaget aja, shok aja, pengen bilang mama kata kak Ady ya udah lah mungkin mama juga toh nanti juga tau kan, selesai acara ini Ady nanti pasti bilang gitu f Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah): Kalau Almarhum kan sering perhatiin minum susunya, atau apanya telphon lama berjam-jam sampai subuh, mama sempet tanya siapa? mbak Mayang gitu. g Pernyataan Andri tidak saja menyingkap misteri pernikahan siri Mayangsari dengan almarhum kakaknya, sebaliknya pengakuan menggemparkan itu sekaligus membongkar skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan Bambang Triatmojo, tapi Ady kemudian menceraikan Mayang karena terlibat konflik, setelah itu Mayang semakin mantab melompat kepelukan putra cendana Bambang Triatmojo. Yang menjadi pertanyaan kemudian, siapa yang menjadi ayah biologis dari Kirani Siti Hartina?Andri sangat yakin kalau putri Mayang yang lahir tahun 2007 itu adalah buah cintanya dengan almarhum Ady Firansyah. h Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah): ya karena yang ngasih nama itu kan, ya jujur aja baru sekarang ini Andri ngungkapin yang ngasih nama itu ya almarhum. Jadi Almarhum itu kan namanya Ady Firansyah kan jadi Kiran trus Firan ya udah didepannya itu dirubah namanya jadi Kiran, nah pas nama itu mbak mayang itu sama pak Bambang nah ditambahin jadi kiran siti itu. i Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan almarhum Ady, disebut sebut mata bocah tak berdosa itu titisan gen Ady, itu pula yang membuat mayangsari tak bisa melupakan Ady, meski sudah tinggal seatap dengan Bambang dibilangan Simprug. Dua tahun lalu Andri mengurai cerita seputar kemurahan hati nyonya Simprug itu kepada kakaknya, disebut-sebut Mayang suka meminjamkan mobil

77 kepada Ady kapanpun Ady membutuhkannya, Andri bahkan sempat memberi tahukan mantan istri Was Was Bambang, Halimah seputar skandal cinta yang membandingkan dilakoni Mayangsari. kemiripan wajah Kirani dengan Ady Firansyah j Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah): Bu Halimah juga bilang udahlah Ndri mau gimana, ya nanti lah tunggu ibu keluar negeri dulu kan karena Panji pengen kuliah keluar negeri, jadi nanti ya ndri ibu kabari.

Entah karena informasi dari Andri, sempat beredar kabar kalau Bambang konon mendesak Mayang untuk tes DNA atas Kirani Siti Hartina buah cinta mereka, tapi rumors itu menguak seiring dengan sikap mayang yang selalu bungkam disinggung rumah tangganya dengan Bambang, tapi pada akhirnya ada satu pertanyaan yang tersisa apa motif Andri mengungkap pernikahan siri almarhum kakaknya, benarkah ada motif pemerasan dibalik pengakuan blak blakan itu? Faktanya keluarga almarhum Ady memang membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai operasi tumor di rahim ibunya, secara tersirat andri dan jeany ibunya mengungkap karena sakit hati lantaran management Ady dan Mayangsari yang dulu bermurah hati kini terkesan menutup mata atas penderitaan mereka. k Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah): Tante kalau operasi itu berapa ya, sekitar dua belas juta belum biaya yang lain- lainnya ya bisa sampe dua puluhan lah. l Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah): ya apa ya, berjayanya mas Tedy gara gara almarhum ya, pengennya sih beliau bantu ketemu ya ngobrol lah. m Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah): dari managernya nggak ada,

78 terakhir itu sertifikat rumah sama uang 3 juta sembilan ratus itu aja n Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah): mbak Mayang juga ngerti lah kondisi Andri gimana, mama juga, ya jadi apa yang dikatakan Andri mbak mayang juga liat.

Sumber data: SCTV, Was Was, 7 April 2009, pukul 06.30 WIB, pembawa Acara: Astrid Sudarwanto

No Transkripsi Gambar Korpus 5 a Sosok itu bernama Mayangsari, media selalu menguntitnya penyebabnya mungkin karena anak pesinden ini menjelma menjadi sosok kaya raya berlimpah harta, tapi ketertarikan itu boleh jadi karena status mayang sebagai istri siri yang kemudian melahirkan sensasi serta kontroversi. Dan sejak dulu

mayang memang suka berdandan, ia selalu menjaga Insert Investigasi penampilannya, kini didukung uang yang tiada menggambarkan berseri saking banyaknya tongkrongan Mayang Mayangsari dengan semakin menjadi-jadi, lihat saja kendaraan busana dikelilingi banyak maupun kendaraannya keluaran merk berkelas, jalan uang air pastilah basah juga maka keluarga Mayang di Purwokerto juga kecipratan rejeki.

b Pembawa acara: Penampilan Mayangsari ditiap kesempatan nyaris mencuri perhatian media, tak terkecuali saat dia tampil dipemilu lalu, Berbeda dengan Mayang yang terlihat cenderung tampil gemerlap, Gendis putri Bambang Triatmojo justru tampil lebih bersahaja di pesta demokrasi kemarin.

b Momen pemilu tanggal 9 April kemarin juga menyisakan beda penampilan yg mencolok antara Mayang dan Gendis. Lihatlah sosok Mayang dengan rambut bercat merah hingga busana yang dikenakan tak pelak ia tampil bak ibu nan modis, bagaimana dengan Gendis? Dibanding ibu tirinya penampilan Gendis terlihat lebih sederhana, anting saja tak

79 terpasang ditelingannya, bahkan riasan wajahnya terlihat begitu tipis, tiada perhiasan emas, hanya cincin kawin yang melingkar dijari manisnya.adakah ini semua karena Mayang yang pintar berdandan,entahlah.

Insert Investigasi membandingkan perbedaan penampilan antara Gendis dan Mayangsari dengan diberi caption: “penampilan bertolak belakang antara Gendis dengan Mayang” c Sekedar mencari ukuran tengok si kecil Kiran, belum juga genap 5 tahun namun nampaknya telah mewarisi kecekatan ibunya dalam berpenampilan.

Insert Invertigasi memperlihatkan penampilan Kiran d Lantas bagaimana dengan kendaraan? sebuah mobil berkelas siap menghantar Mayangsari sedangkan Gendis rupanya memilih standar dibawahnya, kesederhanaan Gendis mungkinkah karena ia terlalu biasa dengan kemewahan yang sudah dinikmatinya sejak kecil, hingga kini ia bosan berpenampilan wah- wahan

Insert Investigasi

membandingkan

mobil Gendis dan

Mayangsari Dengan caption yang bertuliskan Harga Mobil: Rp 200 juta (milik Gendis) dan 1 Milyar (milik

80 Mayangsari) e Dan soal mobil hampir seluruh saudara Mayang juga memilikinya dengan berbagai merk, rata-rata kendaraan roda 4 tersebut bernomor polisi B alias Jakarta. Inilah yang terekam kamera ketika Kiran berulang tahun yang ke-2 beberapa waktu yang lalu.

Insert Investigasi memperlihatkan beberapa mobil mewah milik keluarga Mayangsari f Wawancara dengan Mayangsari: Apasih? aduh heboh sekali yaa, saya heran saya katanya penyanyi yg biasa -biasa aja, nggak ada yg dihasilkan, kenapa kok kayaknya ini bgt

g Pembawa Acara: Keluarga cendana juga terlihat mengikuti proses pemilu, dan walaupun hadir dimuka umum mbak Tutut enggan berlama-lama menghadapi sorot kamera. Meskipun pihak keluarga Mayang nampak tidak menyukai kehadiran para pemburu berita, namun mereka tetap terlihat mengikuti pesta demokrasi kali

ini

81 h Usai memilih mbak Tutut langsung meninggalkan TPS 03 suaranya masih empuk di telinga tapi ia menangkis semua pertanyaan. Berjarak kira-kira 400 km dari Jakarta menempati sebuah rumah di bilangan jalan Kali Pener pemilu juga digelar dan TPS 10 itu ternyata merupakan kediaman keluarga Mayangsari. Kakak Mayang nampak bahagia berketempatan sebagai pesta rakyat 5 tahunan tersebut. Namun Insert Investigasi bertolak belakang dengan sikap mbak tutut yang memperlihatkan ramah dan murah senyum, saudara mayang justru gambar keramahan menampilkan sikap kurang bersahabat. mbak tutut

i Wawancara dengan kakak Mayangsari: apalagi sih mbak udahlah yg lain sajalah, nggak ada bosen-bosennya deh”

Dan ketimbang menghadapi wartawan saudara Mayang lebih suka melayani panitia pemilihan.

Kakak Mayangsari terlihat kesal menghadapi pertanyaan wartawan

j Mayangsari tetap menjadi magnet hiburan tanah air, meski tak ada lagi karya tercipta, Mayang tetap menjadi incaran media, entah sampai kapan sensasi Mayangsari akan berlanjut toh nyatanya sang biduan tetap terus melangkah

k Takkan selamanya tanganku mendekapmu Takkan selamanya raga ini menjagamu Musik: Peterpen Seperti alunan detak jantungku Judul: Tak ada yang Tak bertahan melawan waktu abadi Dan semua keindahan yang memudar Atau cinta yang telah hilang Tak ada yang abadi Tak ada yang abadi

Sumber data: Trans TV, Insert Investigasi, 11 April 2009, pukul 17.30 WIB, Pembawa acara: Caroline Zahri

82 No Transkripsi Gambar Korpus 6 Jalinan cinta pemain Sheila Marcia dengan George a Peter yang menembus jeruji penjara itu secara mengejutkan telah berakhir, hal itu disampaikan Sheila kemarin kepada tim Espresso, soal penyebab retaknya hubungan asmara mereka, Sheila tidak secara eksplisit mengungkapkannya, namun yang pasti bukan karena percekcokan, tapi tidak diketahui siapa yang pertama mengakhiri cinta mereka, tapi Sheila mengeluhkan sesuatu terkait hubungan asmaranya dengan George Peter. Benarkah george Peter kurang memberi kasih sayang kepada Sheila? Sehingga kehidupan asmaranya terasa gersang?

b Wawancara dengan Sheila Marcia: ya pokoknya ini yang terbaiklah buat kita berdua, memang harus sendiri dulu, ya gimana ya mbak kalau sesuatu dipaksakan percuma kan, jadi ya gini aja dulu dech, bukan masalah berantem apa bertengkar trus putus gitu enggak, ya sekarang kalau kita emang nggak nyaman ato misalnya kita merasakan sesuatu hal yang berbeda, suatu perhatian yang berbeda atau apapunlah bentuknya berubah, ya pasti kita merasa ada apa nih? Tapi kalau sesuatu hal itu kalau memang sudah nggak apa ya, ya pokoknya kalo udah bikin stres sendiri tu enaknya ya udah deh gitu.

c Cukup mengherankan mengapa hubungan dikala Sheila ada pada situasi yang memprihatinkan itu justru berakhir setelah dirinya tidak lama bebas dari penjara, hal ini mencuatkan dugaan bahwa George Peter hanya sebagai pelarian cinta Sheila yang kecewa lantaran diputus oleh Roger Danuarta tak lama setelah ditangkap karena kasus narkoba. Atau sebaliknya George sekedar numpang popularitas dari Sheila dan kini putusnya Sheila dan George Peter juga tampaknya membuat mimpi Sheila untuk menikah muda pupus. Lantas bernarkah kisah asmara mereka yang bermula dari balik penjara itu berkhir lantaran adanya orang ketiga?

d Wartawan: tapi katanya sudah ada pengganti baru? Sheila : belum ada, aku masih mau sendiri, enggak sih pertama aku juga dah berdoa kalo memang dia Cuma sebagai pelarian tolong

83 jauhkanlah dari dia, tapi akhirnya dideketin terus sama Tuhan gitu, ya aku juga melihat dari sisi mamaku juga sih, maksudnya mamaku benar-banar comfert ga sama pacaran yang aku jalanin, kalau misalnya setengah-setengan juga aku.. apa ya restu orang tua juga harus baik gitu kan.

e Wawancara dengan Caecilia Joseph (ibu Sheila marcia):

yang bisa merestui bukan mamanya Sheila tetapi yang merestui semua hubungan apapun baik kerja ataupun relationship apapun itu ialah Tuhan Yesus, bukan tante atau mamanya Sheila, mamanya Sheila ni siapa gitu, enggak tante nggak mau melangkahi atau mencuri kemuliaan Tuhan yesus, tidak mau.

f Pembawa Acara 1 : Tu wajar lah ya sahabat espresso, tadi kan Sheila di dalam penjara, pilihannya cuma ada tempe, mau gak mau makan tempe, tapi begitu dia bebas nggak cuma ada tempe eh ada tahu. Pembawa acara 2 : ada combro Dua pembawa acara Pembawa Acara 1 : ada singkong Espresso Pembawa Acara 2 : banyak pilihan yaa memberikan Pembawa Acara : eh tapi tempenya dulu kan juga komentar kepada oke narasumber Pembawa Acara 1 : nah mungkin udah jadi bongkreng

Sumber data: ANTV, Espresso, tanggal 14 April 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa acara: Dave Hendrik dan Yuanita

84 No Transkripsi Gambar Korpus 7 Pembawa Acara: Larasatun jengkir gading terkapar a dilansir ibunda mayangsari tersebut tak sadarkan diri alias koma di sebuah rumah sakit di Purwokerto. Penyakit jantung Larasatun tampaknya kian kritis, namun Mayangsari terlihat tenang, saat dijumpai di stasiun kereta api Purwokerto sambil menjawab singkat mayang melenggang.

b Wartawan: Gimana keadaan ibunya mbak?mbak mayang?kondisinya sudah membaik ya mbak? Mayangsari: Alhamdulillah

c Keberangkatan Mayang dari Purwokerto ke Jakarta nampaknya menyisakan kesan bahwa kondisi sang Bunda dalam keadaan genting. Entahlah Mayang tak mau ungkap fakta sesungguhnya, setali tiga uang pihak rumah sakit juga tidak memberikan keterangan signifikan seputar kondisi Larasatun Jengkir Gading.

d “Semua bungkam, namun dilansir diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas didada, Mayang sungguh kuatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras, mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir Gading?

Sumber data : Trans 7, I Gosip Pagi, tanggal 21 April 2009, pukul 07.30 WIB

No Transkripsi Gambar Korpus 8 Beberapa waktu yang lalu didunia maya beredar foto a Nia Ramadani dan Ardy Bakrie kekasihnya, dalam foto tersebut Nia tampak menggunakan atasan yang minim sementara Ardy bertelanjang dada. Nia dan Ardi menjelaskan foto tersebut diambil saat mereka hadir dalam sebuah pesta di Singapura, dan mereka juga menganggap wajar jika berpenampilan seperti yang terlihat dalam foto karena pesta berlangsung dipantai

85 b Wawancara dengan Nia Ramadhani: ya itu kan acaranya dipantai jadi ya wajar- wajar aja dan alhamdulillah keluarga juga nggak ad yang nanggepin. Wawancara dengan Ardy Bakrie : ya terserahlah mbak saya nggak bisa comment c Meski didunia akting yang membesarkan namanya, namun Nia mengaku rela untuk tak berakting didepan kamera, hal ini atas permintaan Ardy, namun Ardy tak melarang jika Nia berkiprah dibalik layar, tanpa bersedia mengungkapkan lebih detail Nia sendiri mengaku kini juga sudah memulai untuk berbisnis.

d Wawancara dengan Nia dan Ardy: itu juga udah pernah kita omongin juga Ardy juga udah pernah ngomong ke aku kalau misalnya dibelakang layar masih didunia entertain ya jadi pemain sinetron atau apapun juga yang penting disaat nantinya saya melakukan itu saya udah siap menerima resiko. Tapi saat itu kan belum datang tapi itu kan udah kita omongin, karena aku sekarang kan lagi ngejalanin,bukan ngejalanin sih tapi lagi memulai bisnis, sebenarnya dari dulu kan aku dah bilang kalau misalnya di dunia entertain itu nggak bisa dijadiin pekerjaan tetap karena itu ada masanya gitu kan, itu kan ada regenerasi, jadi aku sekarang didunia entertain bonusnya dapetin hasil itu semua aku jadiin modal untuk usaha. e Sebelum menjalin hubungan dengan Nia Ramadani, Ardi disebut-sebut pernah berpacaran dengan Manohara Odelia Pinot, maka pada saat ini telah heboh tentang Manohara yang mengalami kekerasan oleh suaminya, Ardypun ditodong untuk mengomentari mantan kekasihnya itu. Mungkin lantaran tak enak ada Nia disisinya jawaban Ardy terkesan normatif dan standar.

86 f Wawancara dengan Ardy: publik gimana menilainya? Saya nggak bisa bilang apa-apa, no comment lah , saya no comment karena saya belum melihat bukti bukti dan lain lain, intinya itu aja, ya itu terserah publik kalau publik merasa gitu jadi semua orang punya pendapat sendiri sendiri, pokoknya yang saya pengenin keadilan dan semua yang sebener benernya terungkap, saya nggak tau siapa yang bener siapa yang salah, tapi saya pengen insyaallah keadilan di negeri kita terutama yang salah tetep mendapatkan hukuman yang sepantasnya dan yang bener tetap bener itu yang saya pengen gitu aja.

Sumber data: Indosiar, Kiss, tanggal 12 Mei 2009, pukul 03.00 WIB, pembawa acara: Ruben Onsu dan Christine Jusung

No Transkripsi Gambar Korpus 9 Demi kebahagiaan nampaknya uang menjadi masalah a bagi Dewi Persik dan uang pula kabarnya yang memisahkan Dewi dengan pengacaranya yang sudah dianggap sebagai orang tuanya.

b Pembawa Acara: jangan seperti Dewi Persik nih yang kabarnya durhaka terhadap maminya, tapi mengapa ia tega memutuskan hubungan dengan orang yang menikahkanya dengan Aldi taher?apakah karena ia telah dihasut oleh Sari manager baru Dewi Persik?

c Wawancara dengan Dewi Persik bersama pengacaranya Endah Murnalita (dok.sebelum terjadi konflik): Alhamdulillah berkat beliau apapun kondisi yang terjadi saya masih bisa mengendalikan. Dari kasus pencekalan bersama walikota tahun 2008 tetep mami yang mendampingi saya, sampai aku marah- marah pada kasusku yang terakhir ini, jadi mami tolong dimaafkan kalo aku tanpa bimbingan dari Wawancara dengan mami mungkin aku cuma emosional dan bukan Dewi bersama tambah dewasa tapi malah makin anak-anak, kalau pengacaranya Endah dewi seperti anak-anak, mungkin dibilang anak Murnalita durhaka ya durhaka tapi terus terang saya mohon Dok. Desember 2008 maaf yang sebesar-besarnya, mami harus bisa mengampuni Dewi sebagai kepercayaan orang tua Dewi di Jember.

87

d Pernyataan Dewi Persik barusan tersebut nampaknya hanya kiasan di bibir seksinya belaka, kasih sayangnya pada sang pengacara Endah Murnalita yang sudah dianggap Dewi sebagai mami sendiri itu nampaknya pudar sudah, gara-gara hasutan manager barunya bernama Siska. Kini Dewi dikabarkan justru sedang berseteru dengan para pengacaranya, dan bagaikan anak kecil yang sedang merajuk Dewi tidak mau menerima telephon dari wanita yang telah menikahkannya dengan Aldy Taher itu.

e Wawancara dengan Endah Murnalit( Pengacara Dewi Persik): kalau dibilang terkejut ya saya sangat sangat tidak percaya dan itu yang melakukan adalah anak saya, ya karena saya tahu persis Dewi itu seperti apa.

f Tanpa alasan yang jelas Dewi seperti menusuk dari belakang tim pengacaranya yakni Endah Murnalita, Doni Endarsarto, Wibowo Saputra dan Eko Prananto yang berjuang demi Dewi beberapa bulan yang lalu, lantaran keakraban yang terjadi diruang sidang antara pengacaranya dengan pengacara Asep Komarudin, Dewi dengan sikap naifnya menyangka telah terjadi persekongkolan antara pengacara untuk menjatuhkan dirinya. Alih-alih bertanya kepada pengacaranya Dewi justru langsung mencopot jabatan pengacaranya dari kasusnya melawan Asep. Padahal sejak awal pengacaranya tidak pernah mendapatkan bayaran sepeserpun dari Dewi. Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas air susu dengan air tuba itu kabarnya dipicu oleh manager barunya. Merasa tersinggung dengan perlakuan Dewi tim penguasa hukum Dewi akhirnya mengundurkan diri

Sumber data: TV ONE, Expose, tanggal 20 Mei 2009, pukul 13.30 WIB, pembawa acara: Windy Wulandari

88 No Transkripsi Gambar Korpus 10 “Laudya Chintya Bella lagi-lagi terjebak, beberapa a hari yang lalu bella terlihat asyik berduaan dengan Chiko Jeriko di kota kembang Bandung. Apalagi reaksi Bella terhadap berita itu jika bukan naik pitam tidak kepalang.

b Wawancara dengan Laudya Chintya Bella: “Nggak ada yang di klarifikasi kan? Jalan ke Bandung sama mama sama papa aku dijemput, sama mama sama papa di jemput, aku tinggal di Bandung, rumahku di Bandung, seluruh keluargaku di Bandung dan aku pulang ke Bandung, memangnya salah?? Nggak salah kan aku ke Bandung pulang kerumah keluarga?

c Sayang gambar keakraban Bella dengan Chiko tak terekam, entah mengapa kali ini tiba-tiba saja Bella dekat dengan Chiko, mungkinkah Chiko dijadikan pengisi kekosongan hati Bella?

d Wawancara dengan Bella: aku nggak merasa kosong, karena sekarang juga lagi ada acara Ini dan segala macem, alhamdulillah ada aja kerjaan.

e Jadi bulan-bulanan berita miring membuat Bella sedikit gerah, namun untuk berita yang masih hangat ini, Bella tetap ingin menandaskan bahwa hubungannya dengan Chiko hanya sebatas teman jalan, tidak ada cinta lokasi sperti yang dilansir selama ini.

f Wawancara dengan Bella: jalan bareng sering, kalau memang nggak ada kerjaan dan nggak ada shooting pasti jalan bareng. Aku nggak perlu jelasin hubungan aku seperti apa, yang jelas udah sama-sama tau, mas juga dah tau, semua juga dah tau Wartawan: Atau mungkin ada ketakutan gitu mbak? Bella:

89 nggak ada ketakutan ya munkin capek aja buat aku, karena aku mau ngomong A jadi beritannya aneh, ngomong B beritannya melenceng, menurut aku ya cukuplah, cukup diberitain selalu yang melenceng- melenceng terus, menurut aku jadi minus banget buat akunya, jadi bukannya aku nggak mau ngomong atau nggak mau gimana yang jelas aku cukup dengan umur aku yang 21 dengan pemberitaan yang ada, yang Bella gonta-ganti pacar, bella ini Bella itu, itu kaya.. ah basi, udahlah. Sumber data: Trans 7, I Gossip Pagi, tanggal 27 Mei 2009, pukul 07.30 WIB

No Transkripsi Gambar Korpus 11 Sahabat espresso istilah pepatah lama yang a mengatakan bahwa cinta itu buta tampaknya hal itulah yang dialami Dewi Persik saat membina hubungan cintanya dengan Aldiansyah Taher yang saat ini berstatus sebagai suami Dewi, siapa yang tak kenal Dewi, kiprahnya didunia hiburan saat ini sepertinya tidak perlu diragukan lagi, kehadiran aldi taher sbg seorang suami sepertinya tidak membawa perubahan pd kehidupan dewi, kabarnya Aldi justru memanfaatkan ketenaran dewi untuk mendompleng namanya dijagat hiburan yang tak kunjung terkenal seperti impian Aldy selama ini, meski Aldi sudah menunjukkan kepiawaian akting dan bernyanyianya namun pria yang memiliki panggilan akrab Mamat oleh tema-teman kampusnya ini tak bisa meraih popularitas seperti yang dimiliki Dewi saat ini. Pilihan Aldy menikah dengan DP untuk mendomleng namanya di jagat hiburan memang pilihan yang tepat b Berbeda dengan sosok suami para selebritis lainya yang bisa menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dengan memiliki pekerjaan yang nantinya akan menghasilkan uang bagi kehidupan rumah tangganya, Aldy justru terkesan banci tampil untuk selalu terlihat mendampingi sang istri, lihat saja sejak terkuanya pernikahan mereka dimana ada dewi disitu pasti ada aldi taher, dan bak seorang pahlawan kesiangan Aldypun seolah melakukan pembelaan terhadap dewi yang justru tidak memberikan perubahan apa-apa terhadap kasus yang telah dialami selama ini.

90 c Aldy Taher( suami Dewi Persik)

Pokoknya gini aja isteri saya kalau nggak disinggung sama orang dia nggak akan nyingggung orang lain

d Sikap Plintat Plintut yang ditunjukkan Aldi Taher dalam menjalani biduk rumah tangganya bersama DP bukan hanya perihal pekerjaannya aldi yang tidak tetap sebagai sang suami,aldy tampaknya lebih pantas di sebut sebagai manager dewi persik ketimbang suami dewi lantaran keberadaan aldi yang selalu disisi dewi jika dewi sedang bekerja atau melakukan konferensi pers dan pekerjaan atau kasus yang sedang dewi alami, bahkan untuk memberi kepastian pelegalan tentang pernikahan siri yang mereka jalani aldipun seolah tidak serius menanggapinya,hal ini kabarnya membuat dewi geram dan mengancam aldi untuk segera melegalkan pernikahan meraka atau jika tidak dewi akan menjalani pernikahan bersama pria lain.

Sumber data: ANTV, Espresso, tanggal 22 Mei 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa acara: Dave Hendrik dan Yuanita

No Transkripsi Gambar Korpus 12 Narator 1.Halo pemirsa masih inget dengan aktor Tora a Sudiro kan, itu tuh aktor keren yang punya segudang talenta dalam berakting, Narator 2. ya iyalah siapa coba yang nggak tau alias nggak kenal sama pelaku hiburan yang banyak tatonya, trus emang ada apa dengan tora? Apa doi mau kawin lagi kan baru aja cerai.

b Wawancara dengan Tora; susah pertannyaanye, gimana gue jawabnye. Ni kalian baek, narasinya yang yang jahat2. Tora: ma Mieke Amalia, mau didit, alvian pa ma siapa itu urusan saya mas.

91 c Mieka: apa sih ya Allah, memangnya ada apa sih? Nggak ada apa-apa..

Wartawan: menanggapi kabar pernikahan dengan Tora, sedikit coment mungkin mbak Mieke? Mieke: Desy Ratnasari, No Comment…enggak ah d Narator 2 : bukanya udah lama keduanya disambet gossip kaya gitu, inget nggak sewaktu Mieke mau cerai, terus Tora nyusul cerai, keduanya kan dibilang cerai karena pada mau nikah. Narator 1: iya ya tapi keduanya selalu membantah soal itu Jadi sebaiknya kita kasih aja nilai minus buat tora dan mike yang “pandai berkilah” Plus Minus Belum lama ini malah Tora dan Mieke digossipin memberikan poin udah menikah siri, karuan aja Tora kelabakan buat minus untuk tora dan membantahnya, tapi dasar komedian isu tersebut Mieke dengan julukan dianggapnya ya nggak serem-serem amat gitu. “Pandai berkilah” e Mieke: apanya yang mau dijelasin, nggak ada yang dijelasin Wartawan: artinya anda berdua sempat membicarakan hal itu nggak? kenapa kita tidak begini sih Mieke: emang kenape? Wartawan: ya dengan kabar seperti itu mbak maksudnya? Mieke: ya nggak papa,orang kita temenan kok tiap minggu juga ketemu buat shooting bareng di Extravagansa. f Narator 1.Bener banget malahan kedengarannya Tora enggak menolak juga untuk ngakuin, jadi doi plin plan juga ya. Narator 2. Yo wis kita tambahin hadiah nilai minus buat Tora yang “plin-plan alias kagak punya pendirian" Narator 1. Rasa-rasanya Tora sama Mieke ini memang pasangan yang misterius ya bang? Plus Minus Narator 2. Wuih yang bener neng? Dimana letak memberikan poin misteriusnya? minus yang kedua Narator 1. Inget kagak bang, saat mereka digosipin kepada Tora dengan punya hubungan khusus, keduannya sebutan “Plin Plan”

92 memang sengaja kan buat nunjukin, coba bayangin kalo keduannya tidak ada ape- ape, ngapain coba waktu ke Bandung doi berdua nginep dihotel dan dipergokin sekamar bareng, wah wah wah Narator 2. hehehehe bener banget neng, nah sejak saat itu rumah tangga Tora makin berantakan keduannya dibilang cek cok mulut alias berantem, puncaknya ya pisah ranjang selama 2 tahun, karena Anggi nggak terima. g Wawancara dengan Tora Sudiro: 2 tahun, iya kan yang katanya Lo pada ribut-ribut ketangkep lagi ngapain di mana itu? Itu kan udah dua tahun lalu. h Narator 1: udah gitu bukannya berusaha baikan lagi demi anak, eh si tora malah terima digugat cerai. Narator 1: Anaknya Tora nih bang lucu-lucu dan menggemaskan, namun apa daya rumah tangga selama 7 tahunan lebih harus bubar Narator 2: kok bisa sih neng bagaimana ceritanya? Narator 1: denger nih bang, kejadiannya itu bermula pada sikap Tora yang suka iseng, jadi sewaktu aktor kelahiran jakarta 10 Mei 1973 ini lagi kumat isengnya doi ketemu Mieke Amalia temen mainnya di pentas komedi. Narator 2: o jadi itu yang bikin cowok kliatan macho tu klepek-klepek. Narator 1: sabar donk belum selesei ceritanya nih bang, mau dengerin nggak sih Narator 2: ya dech tapi kalau kabar Tora sama Mieke sih udah denger kan bukan rahasia lagi, inget nggak sewaktu Tora ke pergok nge- tem sama mieke disebuah hotel dipuncak? Nah sejak itu rumah tangga Tora dan Anggi pisah ranjang. Narator 1: wuih 2 tahun pisah ranjang dan rumah, pantesan doi makin jarang pulang, denger denger kabar, langsung digugat cerai, trus salah siapa dong? i Wawancara dengan Tora: Kita datang kesini memang

93 pengen nyelesein masalah, kita fikir yang terbaik adalah kita pisah j Ya salah Tora dong masak selama dua tahun instropeksi kagak bisa akur lagi, ya udah kasih nilai minus buat Tora “yang membuat sakit hati Anggraini” isterinya

Plus Minus memberikan poin minus yang ketiga kepada Tora dengan sebutan “membuat sakit hati Anggraini” k Akibatnya dia biar udah dimediasi buat rujuk lagi, Anggi udah mentok cerai pilihan hidup yang baik katanya ketimbang menyaksikan suami iseng dengan perempuan lain makin sakit hati nih bang. l Anggi (Isteri Tora) Ya namanya orang mau bercerai gimana ya mbak, ada rasa sedih, ada rasa bingung ya campur-campur saya juga susah buat mengungkapkanya. Putusannya kan baru nanti kita lihat saja deh m Tu kan denger sendiri kecengerannya sih tora bukan kali ini saja bikin sedih hati Anggi, kemungkinan sebelumnya Tora emang udah bikin sakit hati perempuan itu, alhasil keluarga Anggi terutama bapaknya nih sakit hati menuntut Anggi untuk cerai. n Kadiman ( Bapak Anggi) Insyaallah kita sebagai orang tua mensupport anak kita, semoga berpisah secara baik-baik o Keputusan udah bulat, Anggi dan Tora memilih untuk cerai ketimbang rujuk, akhirnya pada tahun 2009 Majelis Hakim Pengadilan Agama meresmikan perseraian Tora dan Anggi p Uh menyedihkan, kalau begitu Plus Minus kagak sungkan sungkan mengganjar Tora dengan Poin minus karena “Tidak mampu mempertahankan rumahtangga”

Plus Minus

94 memberikan poin minus yang keempat kepada Tora dengan sebutan “Tidak mampu mempertahankan rumahtangga” Sumber data: TPI, Plus Minus, tanggal 24 Mei 2009, pukul 11.00 WIB

No Transkripsi Gambar Korpus 13 Pemandangan yang cukup unik ditunjukkan Ariel a Peterpan ketika menghadiri ulang tahun Ahmad Dhani di Café milik Dhani di kawasan kemang Jakarta Selatan, duda satu anak ini terlihat tidak jaim seperti biasanya. Sikap sangat ramah Ariel tersebut justru mengundang tanda tanya, kenapa laki-laki bernama lengkap Nazril Ilham ini tiba-tiba berubah begitu manis dengan wartawan, apakah tidak enak hati karena sikap kekasihnya Luna Maya yang selalu bersikap dingin terhadap para pemburu berita? memang sikap keduanya sangat bertolak belakang.

b Wawancara dengan Luna Maya:

ah enggak ah, ya udah pokoknya thank you ya. untuk Al El Dul sunatan dateng c

Kalau Ariel suka menebar senyum sementara Luna bak wanita suku amazon yang selalu waspada dan siap mengibarkan bendera perang jika bertemu wartawan Namun sikap keras Luna itu juga yang membuat Ariel terus kepincut d Wawancara dengan Ariel:

Kalau buat saya sampai saat ini, satu hal ya kerja keras dia bagus, kerja keras untuk mendapatkan sesuatu bagus, satu hal itu.

e Hubungan keduanya memang terbilang unik, baik Ariel maupun Luna tidak pernah menunjukkan kebersamaan, disetiap acara keduanya selalu datang .

95 sendiri-sendiri Bisa jadi sikap tersebut diambil ariel lantaran luna masih bersikap kaku dan tertutup kepada wartawan

f Wawancara dengan Ariel : sebenarnya enggak ada istilah sekarang berani dulu enggak berani, kebetulan aja sekarang ada acara dan kebetulan saya kenal sama mas Dani, Luna kenal sama mas Dani, kalau misalnya acaranya Indonesian Music Award gitu saya datang sendiri, kalau acaranya Indonesian Movie Award Luna datang sendiri

g Pembawa acara: Tapi ngomong-ngomong ya udahlah ya ga usah munafik gitu, walaupun kalian jalan sendiri-sendiri, walaupun lewat jalan belakang, lewat jalan tikus, tapi tetep saja orang tahu bahwa kalian itu jadian.

Pembawa acara membrikan komentar kepada narasumber Sumber data: Global TV, Obsesi, tanggal 27 Mei 2009, pukul 09.30 WIB, pembawa acara: Intan Nurlita dan Dewi Kumala.

No Transkripsi Gambar Korpus 14 Proses perceraian Helmy Yahya dan Harfansy belum a di mulai, namun sudah terjadi pertarungan antara keduanya di Polsek Pondok Aren. Semalam Harfansy atau Aci memenuhi panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan atas laporan Helmy Yahya. Helmy melaporkan istrinya kepolisi setelah menggrebek istrinya yang kedapatan bersama lelaki lain di salah satu rumah Helmy di kawasan Bintaro pada Jumat dini hari lalu. Harfansy mencoba untuk berkelit dari tudingan selingkuh yang dituduhkan Helmy kepadanya.

b Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) O sebenarnya enggak dalam rangka apa apa malam itu, saya cuma ditemani dengan kawan saya itu untuk melihat adik saya yang akan melahirkan di daerah Cempaka Putih dan saya nyampai situpun udah malam

96 c Sebelumnya Helmy juga menyatakan bahwa Randy anak sulung Helmy itu ikut bersama Helmy saat menggrebek Aci, Helmy sampai merasa bersalah karena anaknya harus ikut menyaksikan peristiwa yang memalukan itu. Randy pasti juga menyaksikan perang besar yang terjadi pada malam itu antara kedua orang tuanya. Dalam situasi kacau seperti ini Randy pasti bingung untuk memilih berada di pihak Ayah atau dengan Ibunya. Apakah Aci yakin bahwa putra sulungnya akan berada di pihak yang netral? bisa dibayangkan bagaimana terlukanya Aci jika sampai dimusuhi oleh darah dagingnya sendiri d Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

O enggak, dia justru yang mendinginkan suasana.

e Dalam laporannya kepolisi Helmy menyebut nama Fery Firdaus lelaki yang mengusik ketentraman rumah tangganya. Fery adalah seorang caleg dari partai besar. Lantas apa hubungannnya Aci dengan sang politisi? walau faktanya sudah ada penggrebegan dan bahkan Helmy sudah melaporkan Harfansy ke yang berwajib, namun dengan percaya diri Harfansy berani menyatakan bahwa tak ada perzinaahan yang ada hanyalah kesalahpahaman.

f Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) sebenarnya enggak ada apa-apa semua baik baik saja sebenarnya ini hanya sedikit kesalahpahaman saja dari mas Helmy dan sudah diluruskan, alhamdulillah kita

97 sudah meluruskan ini dengan mas Helmy ya, kemarin kita sudah ketemu dan kita sudah saling memaafkan. g Wawancara dengan Helmy Yahya:

dengan segala pertimbangan, ada yang mengatakan saya emosi, tapi enggak juga, kerena persoalan ini adalah persoalan lama, karena saya pikir udah keterlaluan dan tidak mungkin juga saya pertahankan gitu ya, bukan hanya masalah harga diri kalau orang palembang bilangnya Dayus kalau diterima itu aduh gimana gitu ya, dan saya mengatakan pada istri saya, ya berani melakukan perbuatan harus berani tanggungjawab. h Ma.. ma.. main serong berbahaya but is so fun Musik: Melepas rasa penat dalam menjalin hubungan Changcuters, Buat para pemula sebaiknya jangan ikutan judul: Main serong Perlu skill sejati agar tak jadi berantakan i Kalau memang yang terjadi adalah kesalahpahaman kenapa Helmy tak mencabut laporannya, andai saja Harfansy pergi bersama Helmy suaminya, tentu tak bakal terjadi peristiwa memalukan ini. Nyatanya Aci memilih pergi bersama sang politisi daripada pergi bersama suaminya sendiri. Suami mana yang tak tersulut harga dirinya ketika menampaki istrinya bersama pria lain dirumah yang tanpa penghuni, sekali lagi Aci berdalih bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah yang sepi itu bukan untuk kencan terlarang, Aci mengaku sedang menunggu salah satu teman wanitanya. j Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

waktu itu mas Helmy bilang sibuk juga gitu lho mas, sebenarnya pada saat itu bukan dia saja yang mau dateng, ada teman perempuan yang mau datang gitu..saya sedang menunggu juga temen saya yang wanita disitu, ada kesalahpahaman gitu aja sih. k Jawaban jawaban Aci memang menimbulkan banyak tanda tanya, lebih mengherankan lagi bahwa semua yang dilakukan Helmy tersebut karena rasa sayang yang begitu besar kepada Aci.

98 l Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) saya dah cerita dan minta ijin, inilah namanya bentuk dari cinta dan sayang berlebih dari mas Helmy buat saya itu aja mungkin, jadi dibalut kecembuaruan dia lupa gitu lho, jadi karena rasa sayang dan cemburu timbullah hal-hal seperti ini.

m Mendengar statement dari Aci tadi rasanya aneh bukan?

Sumber data: RCTI, Go Spot, tanggal 29 Mei 2009, pukul 06.30 WIB, pembawa acara: Rosalien

No Transkripsi Gambar Korpus

15 Helmy Yahya nampaknya benar-benar ingin a memberikan pelajaran berat bagi Harfansy alias Acy istrinya, selain melayangkan gugatan cerai pada malam ia memergoki istrinya berduaan dengan seorang pria yang diduga selingkuhannya dirumah kosong di Bintaro. Helmy langsung menggelandang istrinya itu kepolsek Pondok Aren, dua hari lalu Acy akhirnya memenuhi panggilan Polsek Pondok Aren untuk diperiksa.

b Dituding berselingkuh tidak nampak sedikitpun guratan rasa bersalah diwajah wanita yang sudah 23 tahun hidup bersama Helmy ini, dia dan pihak penyidik membantah semua hal yang dibeberkan Helmy beberapa hari yang lalu. Menurut Aci apa yang terjadi pada kamis tengah malam tanggal 20 Mei 2009 itu tidak lebih dari kesalahpahaman belaka.

c Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) sebenarnya enggak ada apa-apa semua baik baik saja sebenarnya ini hanya sedikit kesalahpahaman saja dari mas Helmy dan sudah diluruskan, alhamdulullah kita sudah meluruskan ini dengan mas Helmy ya, kemarin kita sudah ketemu dan Kita sudah saling memaafkan.

Drs Jumly Nara, SH ( pengacara Harfansy): Ya sebagaimana yang telah dilaporkan bahwa bapak

99 Helmy dateng kerumahnya sekitar pukul 00.30 menemukan ibu Aci dan ada orang lain disitu, siapa, waduh saya lupa namanya

Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) Saya memang berkomitmen untuk tidak menyebutkan namanya, kalau memang mau jelasnya tanya mas Helmy aja tuh siapa yang dimaksudnya dia kan juga nggak bilang di media siapa orang itu. d Mungkinkah Helmy si raja Reality Show ini sedang mengurai cerita palsu seputar drama penggrebekan istrinya dengan seorang pria bernama Fery Firdaus?sulit rasanya dipercaya, apalagi kabarnya pertemuan Aci dengan Fery malam itu bukanlah untuk pertama kalinya. Insting Helmy sebagai suamipun membisikkan bahwa Aci yang telah 2 pekan itu meningglkan rumah menghabiskan waktu bersama Fery, dan Kamis malam itu Helmy tidak sendirian, dia membawa putra Rendy Falatody Yahya putra sulungnya yang juga mempunyai firasat yang sama dengan ayah tercinta, tapi ditemui di sela-seka shooting band yang digawanginya, Randy tampak enggan membeberkan peristiwa yang telah mencoreng nama baik keluarganya. e Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya)

Kalau untuk kronologis atau bagaimana, mereka berdua kan tetep orangtua gue, jadi gue disini nggak mau ngomong nyokap gue begini bokap gue begitu, jadi gue disini yang penting apapun yang terjadi dalam keluarga gue mereka tetep orang tua gue gitu. f Wawancara dengan Helmy Yahya Saya dan anak-anak terutama anak saya yang nomer satu ada disini ya mengindikasi adanya kemungkinan pengaruh seseorang atau dua orang atau tiga orang yang menjdai orang ketiga

100 g Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

O enggak dia justru mendinginkan suasana, ya tadi saya bilang itu rasa rindu, baru ditinggal belum juga sehari dia bilang dua minggu. Ya itu deh karena rasa sayang yang berlebih sama saya. h Malam itu menurut Aci dirinya akan menjenguk adiknya dibilangan Cempaka Putih. Ironisnya Aci ternyata lebih memilih Fery dari pada Helmy untuk menemaninya menjenguk sang adik. Diakuinya juga bahwa tindakannya itu atas ijin dan sepengetahuan Helmy, padahal dengan jelas Helmy memergoki isterinya berduaan dengan Fery. i Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) Ya saya udah cerita, saya udah minta ijin, inilah namanya bentuk dari cinta dan sayang berlebih dari mas Helmy buat saya itu aja mungkin, jadi dibalut kecembuaruan dia lupa gitu lho, jadi karena rasa sayang dan cemburu timbullah hal-hal seperti ini. O sebenarnya enggak dalam rangka apa apa malam itu, saya Cuma ditemani dengan kawan saya itu untuk melihat adik saya yang akan melahirkan di daerah Cempaka Putih. j Entah siapa yang mengurai cerita yang benar disini, yang jelas peristiwa ini menjadikan salah satu pukulan keempat putra putri mereka. Beruntung Rendy sebagai anak paling tua bisa menenangkan hati adik-adiknya, sebagai anak dia tak kuasa mengendalikan situasi yang sudah terlanjur terjadi didalam rumah tangga keluarganya, apalagi kabarnya kedua orangtuanya sudah bercerai secara Islam jauh sebelum peristiwa ini terjadi k Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya) Gue nggak ngebela bokap atau nyokap, ya karena gue emang tinggal dirumah nggak kemana-mana, mungkin karena bokap juga tinggal dirumah gitu, jadi nyokap ngliatnya gue lebih deket sama bokap gue kali, padahal ya karena memang gue tinggal dirumah aja jadi ya jarang ketemu dia

101 l Wawancara dengan Helmy Yahya: Saya tidak mau noleh kebelakang, saya tidak mau ngapa-ngapain, ini adalah murni urusan saya dengan isteri saya dan inilah keputusan final bagi saya, terima kasih. m Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya)

Gue sabagai anak sih udah menyerahkan kepada orangtua gue, mau nanti bercerai ataupun rujuk mungkin itu udah keputusan yang terbaik buat mereka, gue dan adik-adik udah menyerahkan ke bokap nyokap gue

n Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya) Ya jujur aja kita memang sudah tidak satu pemikiran lagi dengan mas Helmy jauh-jauh sebelum kejadian ini memang kita sudah pertimbangkan, saya sudah pertimbangkan saya sudah katakan kepada mas Helmy bahwa memang kita sulit bersama lagi dalam biduk rumah tangga.

Sumber data: SCTV, Was Was, 29 Mei 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Astrid Sudarwanto

102 BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan dalam bab satu, yakni

Bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik, apakah sudah sesuai dengan Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh KPI?

Untuk menjawab persoalan tersebut, peneliti menggunakan 2 katagorisasi yaitu :

1). Privasi

2). Prinsip Jurnalistik

1. PRIVASI

Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.47

Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal dari akar budaya masyarakat

Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D Brandeis menulis artikel berjudul

“Right to Privacy” di Harvard Law Review tahun 1890. Mereka seperti hal nya

Thomas Cooley di tahun 1888 menggambarkan Right to Privacy sebagai Right to be Let Alone atau secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak di “usik” dalam kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan sebagai hak dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya

47 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 22 Oktober 2009, pk.20.57 WIB

103 untuk dimasuki dan dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 :

281). Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort.48

Dalam menyajikan masalah privasi stasiun TV wajib menghormati hak privasi (hak atas kehidupan pribadi dan ruang pribadi) subjek dan objek berita.

Adapun yang dimaksud dengan hak privasi yang diatur Standar Program Siaran adalah terkait pemberitaan mengenai konflik dalam keluarga, rekaman tersembunyi, dan pencegatan (doorstopping).49 Tiga hal tersebut peneliti jadikan 3 sub kategori dalam permasalahan privasi dalam penelitian ini.

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam katagorisasi ini, peneliti mengajukan 6 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 1 stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009 dalam acara Obsesi. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar hubungan Sarah Amalia

(mantan isteri Ariel Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau.

2. Korpus 2 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 11 Maret 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

48 www.hukumhiburan.com, download tanggal 20 Mei 2009, pk.20.15 WIB 49 Morrisan, Op.Cit, hal.253

104 berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu kabar perseteruan Luna Maya dengan

Aura Kasih.

3. Korpus 3 stasiun SCTV, diambil pada tanggal 11 Maret 2009 dalam acara Was

Was. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu kabar perseteruan Luna Maya dengan

Aura Kasih.

4. Pada korpus 12 infotainment Plus Minus episode tanggal 24 Mei 2009 pada stasiun TPI. Dimana telah peneliti analisis pada kategori privasi. Poin pelanggaranya yaitu sama bahwa pada tayangan tersebut terdapat opini yang menghakimi yang ditujukan kepada narasumber yang diberitakan yaitu Tora

Sudiro dan Mieke Amalia.

5. Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah tangga Helmy

Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

105 6. Korpus 15 stasiun SCTV dalam acara infotainment Was Was tanggal 29 Mei

2009 dalam. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah tangga Helmy

Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Kecenderungan pelanggaran terhadap privasi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konflik dalam keluarga

Dalam Standar Program Siaran konflik dalam keluarga meliputi konflik antar anggota keluarga, perselingkuhan, dan perceraian. Penayangan mengenai konflik dan hal-hal negatif dalam keluarga harus disajikan dengan cara tidak berlebihan dan senantiasa memerhatikan dampak yang mungkin ditimbulkan pemberitaan terhadap keluarga yang terkait dengan pemberitaan maupun terhadap masyarakat secara luas.50 Dalam Standar Program Siaran penayangan masalah konflik dalam keluarga diatur dalam pasal 51 yang bunyinya:

Pelaporan mengenai masalah kehidupan pribadi dan hal-hal negatif dalam keluarga, misalnya konflik antar anggota keluarga, perselingkuhan, dan perceraian, disajikan dengan mengikuti syarat-syarat berikut: a. tidak dilakukan dengan niat merusak reputasi obyek yang diberitakan; b.tidak dilakukan dengan cara yang justru memperburuk keadaan, atau memperuncing konflik yang ada;

50 ibid

106 c. tidak dilakukan dengan cara yang mendorong berbagai pihak yang terlibat dalam konflik mengungkapkan secara terperinci aib dan atau kerahasiaan masing-masing pihak yang berkonflik d. tidak dilakukan dengan menyajikan informasi tentang perilaku seks secara terperinci; e. harus memperhatikan dampak terhadap keluarga, terutama anak-anak dan remaja, yang mungkin ditimbulkan oleh pelaporan; f. harus berdasarkan fakta dan data; g. pembawa acara atau narator tidak menjadikan laporan konflik keluarga sebagai bahan tertawaan dan/atau bahan cercaan; h. pembawa acara atau narator dilarang mengambil kesimpulan secara tidak proporsional, menghakimi, dan/atau mengambil sikap berpihak kepada salah satu pihak yang berkonflik. i. pembawa acara atau narator tidak boleh menggiring opini khalayak ke arah yang menjatuhkan martabat obyek yang diberitakan.

Pada sub kategori ini peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian isi siaran infotainment dengan Standar Program Siaran dalam menampilkan konflik keluarga, antara lain adanya sikap keberpihakan/opini oleh narator kepada salah satu pihak yang berkonflik, selain itu opini tersebut menurut peneliti bisa menjatuhkan martabat narasumber yang diberitakan, hal tersebut tidak sesuai dengan pasal 51 huruf h dan i, yang bunyinya: h. pembawa acara atau narator dilarang mengambil kesimpulan secara tidak proporsional, menghakimi, dan/atau mengambil sikap berpihak kepada salah satu pihak yang berkonflik. i. pembawa acara atau narator tidak boleh menggiring opini khalayak ke arah yang menjatuhkan martabat obyek yang diberitakan.

Kecenderungan pelanggaran terhadap isi siaran infotainment dalam menyajikan permasalahan/konflik keluarga dapat diuraikan sebagai berikut :

107 Korpus 14, pada acara Go Spot, RCTI tanggal 29 Mei 2009 mengenai konflik keluarga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy. Dalam korpus 14 tersebut Harfansy memberikan klarifikasi seputar masalah rumah tangganya menyangkut laporan suaminya Helmy Yahya kepada polisi atas dugaan perselingkuhan yang dilakukan Harfansy dengan seorang pria yang bernama Fery

Firdaus. Pada tayangan tersebut Harfansy mengklarifikasi peristiwa penggrebekan yang di lakukan Helmy Yahya di salah satu rumahnya di kawasan Bintaro.

Harfansy membantah tuduhan Helmy Yahya bahwa pria yang bersama Harfansy ketika peristiwa penggrebegan tersebut merupakan selingkuhan Harfansy.

Harfansy memberikan klarifikasi bahwa hubungannya dengan Fery

Firdaus hanya sebatas teman, maksud kedatangan Fery Firdaus dirumahnya dikawasan Bintaro pada malam hari adalah diminta Harfansy untuk menemaninya menengok adiknya yang sedang melahirkan di daerah Cempaka Putih dan menunggu satu teman wanita yang belum datang. Harfansy menjelaskan bahwa

Helmy Yahya tidak bisa menemaninya kerena sibuk. Harfansy juga menjelaskan bahwa peristiwa penggrebegan tersebut hanya sebuah kesalahpahaman dari

Helmy Yahya saja. Sebenarnya Harfansy sudah cerita dan minta ijin kepada

Helmy Yahya. Penggrebekan tersebut terjadi menurut Harfansy karena kecemburuan Helmy Yahya karena rasa sayang yang berlebih kepada Harfansy.

Dalam korpus tersebut peneliti menemukan sikap keberpihakan narator kepada salah satu pihak yang berkonflik. Keberpihakan tersebut ditujukan kepada pihak Helmy Yahya. Antara lain berdasarkan pemilihan kata dalam narasi infotainment, yaitu ditunjukkan pada narasi 14a “Harfansy mencoba untuk

108 berkelit dari tudingan selingkuh yang dituduhkan Helmy kepadanya” Kata berkelit tersebut menurut peneliti memberikan makna serta persepsi yang negatif.

Dalam KBBI berkelit mempunyai makna yaitu mengelak dengan cepat.51 Kalimat mencoba untuk berkelit berarti mencoba atau berusaha dengan cepat untuk mengelak. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa seolah-olah Harfansy memang terbukti selingkuh tetapi masih berusaha untuk tidak mengakui perbuatannya.

Selanjutnya sikap keberpihakan juga ditunjukkan melalui pemilihan kata yang digunakan oleh narator yaitu pada narasi 14 i“sekali lagi Aci berdalih bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah yang sepi itu bukan untuk kencan terlarang…………” Kata berdalih dalam KBBI diartikan sebagai alasan yang dibuat-buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya.52 Ini berarti bahwa ketika seseorang berdalih, ia sudah pasti melakukan kesalahan, namun berusaha menghindar dengan menggunakan pembenaran-pembenaran tertentu. Kata berdalih yang digunakan narator tersebut menciptakan persepsi bahwa Harfansy mengelak terhadap tuduhan bahwa dia tidak melakukan kencan terlarang dengan Fery dan hanya mencari-cari alasan untuk mendukung keterangannya.

Selanjutnya indikasi adanya keberpihakan dalam tayangan tersebut bisa dilihat ketika narator memberikan opininya terhadap jawaban-jawaban

Harfansy. Opini narator tersebut antara lain pada narasi 14 k: “Jawaban jawaban

Aci memang menimbulkan banyak tanda tanya, lebih mengherankan lagi bahwa

51 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 22 Oktober 2009 pk.20.57 52 ibid

109 semua yang dilakukan Helmy tersebut karena rasa sayang yang begitu besar kepada Aci.” Selanjutnya setelah penjelasan Harfansy di akhir tayangan ditutup dengan narasi yang menimbulkan sikap skeptis dan ketidakpercayaan akan pernyataan Harfansy, ketika itu Harfansy menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya sudah cerita dan minta ijin kepada Helmy Yahya. Penggrebekan tersebut terjadi menurut Harfansy karena kecemburuan Helmy Yahya kepada Harfansy karena rasa sayang yang berlebih, yaitu pada narasi 14 m: “Mendengar statement dari

Aci tadi rasanya aneh bukan?” Dari narasi tersebut komunikator tampak jelas dengan menampilkan narasi yang memberikan gambaran bahwa Harfansy tidak sepenuhnya jujur dalam keterangannya. Dengan membentuk suatu keraguan mengenai alasan-alasan Harfansy menanggapi perihal terjadinya penggrebegan, yang ditampilkan dalam kalimat tanya.

Pelanggaran dalam menayangkan masalah konflik dalam keluarga juga peneliti temukan pada korpus 15 dalam tayangan Was Was di SCTV tanggal 29

Mei 2009, yaitu masih sama dengan permasalahan pada korpus 14 acara Go Spot

RCTI tentang konflik rumah tangga Helmy Yahya. Pada tayangan Was Was tersebut penyajian konflik tidak berbeda jauh dengan korpus 14 yaitu adanya narasi yang menunjukkan sikap kepeberpihakan pada salah satu pihak yang berkonflik, keberpihakan tersebut ditujukan kepada Helmy Yahya, yaitu pada narasi 15b “Dituding berselingkuh tidak nampak sedikitpun guratan rasa bersalah diwajah wanita yang sudah 23 tahun hidup bersama Helmy ini” Narasi tersebut diiringi dengan gambar dibawah ini:

110

Gambar 15 b

Gambar diatas ketika Harfansi sedang mengklarifikasi tentang penggrebegan yang dilakukan oleh Helmy Yahya. Nampak Harfansi tertawa ketika menjawab pertanyaan wartawan infotainment. Dengan ekspresi wajah seperti diatas pesan yang ingin disampaikan Was Was kepada pemirsa adalah bahwa Harfansi tidak terlihat adanya perasaan bersalah atas tudingan berselingkuh dengan pria lain.

Selanjutnya ketika Harfansy menjelaskan bahwa tujuan kedatangan dirumahnya yang ada di Bintaro untuk menjenguk adiknya di daerah Cempaka

Putih, narator lalu memberikan opini pada penjelasan Harfansy tersebut, yaitu pada narasi 15a “Ironisnya Aci ternyata lebih memilih Fery daripada Helmy untuk menemaninya menjenguk sang adik” Pada narasi diatas menunjukkan sikap yang tidak netral dan berpihak kepada salah satu yang berkonflik yaitu Helmy

Yahya. Sebab dengan jelas narasi diatas beropini dan bertendensi menempatkan

Harfansy sebagai seorang yang bersalah kerena telah berselingkuh. Selain itu dalam penayangannya Infotainment Go Spot menggunakan backsound musik milik Changcuters yang berjudul main serong. Main serong memiliki makna yang sama dengan selingkuh. Maksud penggunaan backsound musik milik Chancuters

111 tersebut seolah sebuah sindiran yang ditujukan kepada Harfansy yang telah melakukan perselingkuhan.

Selanjutnya pelanggaran pasal 51 perihal konflik dalam keluarga juga terdapat pada korpus 12 infotainment Plus Minus episode tanggal 24 Mei 2009 pada stasiun TPI. Dalam tayangan tersebut mengulas tentang Tora Sudiro dan

Mieke Amalia yang dikabarkan ada hubungan spesial (pacaran) diantara mereka.

Beberapa kali narator menyebutkan kata-kata atau sebutan yang menghakimi narasumber. Antara lain pada narasi 12e Plus Minus memberikan poin -1 (minus

1) yaitu “Jadi sebaiknya kita kasih aja nilai minus buat Tora dan Mieke yang pandai berkilah”.

Gambar 12 e

Plus Minus memberikan julukan tersebut dengan alasan bahwa Tora Sudiro dan

Mieke Amalia dianggap tidak mau jujur dan selalu membantah pertanyaan wartawan infotainment tentang hubungan mereka. Kata berkilah berasal dari kata dasar kilah yang artinya tipu daya atau tipu muslihat.53 Ini berarti bahwa Tora

Sudiro dan Mieke Amalia pandai melakukan tipu daya atau mencari-cari alasan kepada wartawan atas apa yang sebenarnya terjadi.

53 ibid

112 Selanjutnya pada narasi 12f Plus Minus memberikan poin -2 (minus 2) kepada Tora Sudiro dengan sebutan Plin Plan “Yo wis kita tambahin hadiah nilai minus buat Tora yang plin-plan alias kagak punya pendirian".

Gambar 12 f Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena Tora Sudiro dianggap tidak menolak menanggapi kabar pernikahan sirinya dengan Mieke Amalia. Padahal sebelumnya membantah bahwa hubungannya dengan Mieke Amalia lebih dari sekedar teman dalam arti mereka telah pacaran.

Lalu pada narasi 12j Plus Minus memberikan poin -3 (minus 3) kepada

Tora Sudiro dengan sebutan “membuat sakit hati Anggraini isterinya”

Gambar 12 j

Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena Tora dianggap sebagai pihak yang bersalah dalam permasalahan rumahtangganya. karena dua tahun pisah

113 ranjang dan rumah untuk instropeksi tapi tetap tidak bisa mempertahankan rumahtangganya. Narasi lengkapnya sebagai berikut:

“Ya salah Tora dong masak selama dua tahun instropeksi kagak bisa akur lagi, ya udah kasih nilai minus buat Tora yang membuat sakit hati Anggraini isterinya”

Narasi diatas sangat jelas menghakimi Tora sebagai pihak yang bersalah dalam konflik dengan isterinya.

Lalu pada narasi 12p Plus Minus memberikan poin -4 (minus 4) kepada

Tora Sudiro dengan sebutan “Tidak mampu mempertahankan rumah tangga”

Gambar 12p

Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena dianggap Tora Sudiro gagal dalam mempertahankan keluarganya.

Kalimat-kalimat yang dipakai oleh narator diatas menunjukkan suatu bentuk penghakiman kepada narasumber baik Tora Sudiro maupun Mieke

Amalia. Mereka dihakimi sebagai pihak yang bersalah dalam konflik rumah tangga Tora Sudiro. Perselingkuhan bukan merupakan tindakan terpuji dan tidak dapat dibenarkan, tetapi perselingkuhan masuk wilayah privat, bukan persoalan publik. Kecuali yang melakukan yang melakukan perselingkuhan adalah pejabat publik, menjadi kewajiban bagi publik untuk mengetahuinya. Sebab dikhawatirkan perselingkuhan pejabat menggunakan fasilitas yang sesungguhnya

114 dibiayai oleh negara dari pajak yang bersumber dari publik. Pemberitaan tentang perselingkuhan pada tayangan infotainment yang telah peneliti analisis diatas lebih mencari-cari kesalahan narasumber.

b. Perekaman Tersembunyi

Perekaman tersembunyi adalah tindakan menggunakan segala jenis alat perekam (gambar ataupun suara) secara sembunyi-sembunyi untuk merekam tanpa diketahui oleh orang lain atau subyek yang direkam. Perekaman tersembunyi diatur dalam Standar Program Siaran pasal 52 poin dari pasal tersebut ketentuan yang harus dipatuhi stasiun TV adalah bahwa siaran rekaman tersembunyi hanya diizinkan apabila menyangkut kepentingan publik atau mendapat izin dari subjek yang direkam dan tidak merugikan pihak tertentu dan hanya diperbolehkan di ruang publik. Pada sub kategori ini peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian isi tayangan infotainmen dengan Standar Program Siaran pasal 52 tentang perekaman tersembunyi, antara lain:

Korpus 1, Stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009 dalam acara Obsesi, yaitu seputar hubungan Sarah Amalia (mantan isteri Ariel

Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau. Dalam tayangan tersebut Sarah

Amelia dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Sony drumer grupband

Sanau, dan menurut kabar tidak lama lagi mereka akan menikah. Tetapi baik

Sarah maupun Sony selalu membantah kabar tersebut. Tetapi wartawan Obsesi nampaknya ingin membuktikan tentang kabar tersebut, yaitu dengan melakukan liputan dengan kamera tersembunyi,

115 Nampak pada gambar korpus 1 a dibawah ini:

Gambar 1a Gambar diatas menunjukkan wartawan Obsesi membuntuti mobil Sarah Amelia dan Sony dari garasi kediaman Sony dikawasan Cinere, Depok pada bulan Juni

2007.

Gambar 1b

Selanjutnya pada korpus 1b, Wartawan Obsesi merekam dengan kamera tersembunyi Sarah bersama Sony di rumah Sarah di kawasan Bangka Kemang,

Jakarta Selatan pada tanggal 10 Juli 2007 Gambar (1a dan 1b di atas adalah dokumentasi Obsesi pada tahun 2007).

Setelah itu Obsesi kembali melakukan perekaman tersembunyi terhadap Sarah

116 Amelia dan Sony ketika mereka berada di Pondok Indah Mall seperti yang terlihat pada gambar 1 c dibawah ini:

Gambar 1c.i: Mobil Sarah di parkiran Pondok Indah Mall

Gambar 1c ii: Sarah dan Sony keluar dari mobil

Gambar 1c iii: Sarah dan Sony ketika masuk Pondok Indah Mall

117 Gambar diatas adalah urutan rekaman wartawan Obsesi ketika Sarah dan Sony berada di Pondok Indah Mall dengan kamera tersembunyi.

Dari tayangan tersebut, Infotainment Obsesi nampak ingin menunjukkan bukti kepada pemirsa bahwa hubungan antara Sarah Amalia dan Sony memang bukan sebatas teman biasa seperti yang telah dikatakan oleh Sarah maupun Sony.

Perekaman tersembunyi yang di lakukan oleh Obsesi tersebut menurut peneliti tidak sesuai dengan Standar Program Siaran pasal 52 ayat 2 huruf a dan c, yang bunyinya yaitu:

Dalam menyelenggarakan program siaran, lembaga penyiaran dapat menggunakan rekaman tersembunyi sepanjang mematuhi beberapa ketentuan berikut ini:

a. perekaman tersembunyi hanya diizinkan bila siaran tersebut memiliki nilai kepentingan publik yang tinggi, dan kepentingannya jelas yakni tidak untuk merugikan pihak tertentu. c. perekaman tersembunyi hanya diperbolehkan jika dilakukan untuk kepentingan publik, dimana: terdapat bukti atau dokumentasi atas sebuah perilaku atau niat dan/atau upaya untuk melakukan pelanggaran.

Pasal diatas mengatur bahwa penayangan perekaman tersembunyi maupun pelaksanaan perekaman tersembunyi boleh disiarkan dan dilakukan apabila didasarkan atas kepentingan publik, seperti adanya upaya untuk melakukan pelanggaran yang akan merugikan publik dan juga negara, seperti halnya korupsi, terorisme, dll. Sedangkan penayangan perekaman tersembunyi dalam acara

OBSESI tersebut tidak ada nilai kepentingan publiknya, perekaman tersembunyi yang ditujukan kepada Sarah Amelia dan Sony merupakan persoalan privasi yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan publik. Apabila Sarah Amalia memang pacaran dengan Sony atau berselingkuh dengan Sony sebelum bercerai

118 dengan Ariel, itu adalah persoalan pribadi dan privasi Sarah maupun Sony, tidak ada yang di rugikan dalam hal ini terutama publik. Hal tersebut justru merugikan pihak yang diberitakan, karena tentunya dari pemberitaan tersebut akan membawa dampak negatif terhadap penilaian khalayak kepada Sarah maupun Sony.

c. Pencegatan

Pencegatan (doorstopping) adalah tindakan menghadang narasumber tanpa perjanjian untuk diwawancarai dan atau diambil gambarnya. Dalam hal ini, lembaga penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa pencegatan hanya dapat dilakukan di ruang publik dan tidak melibatkan upaya atau mengintimidasi narasumber. Reporter TV harus menghormati hak narasumber untuk tidak menjawab atau tidak berkomentar.54 Dalam Standar Program Siaran pencegatan diatur dalam pasal 53 ayat 2,3 dan 4 bunyinya adalah:

1. Ayat 2 : Jika lembaga penyiaran akan melakukan pencegatan di ruang privat (rumah, kantor), harus dilakukan hanya apabila telah mendapatkan persetujuan dari narasumber dan atau keluarga

2. Ayat 3 : Narasumber berhak menolak untuk berbicara saat terjadi pencegatan oleh wartawan, dan lembaga penyiaran tidak boleh menggunakan penolakan tersebut sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber atau obyek dari suatu program siaran

3. Ayat 4 : Lembaga penyiaran dilarang melakukan pencegatan dengan tujuan menambahkan efek dramatis pada program faktual.

Pada sub kategori ini peneliti menemukan adanya ketidak sesuaian isi tayangan infotainment dengan Standar Program Siaran pasal 53 tentang pencegatan antara lain:

54 Morrisan, Op. Cit, hal.254

119 Korpus 1, Stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009 dalam acara Obsesi, yaitu seputar hubungan Sarah Amalia (mantan isteri Ariel

Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau. Pada korpus tersebut wartawan

Obsesi melakukan pencegatan kepada Sarah Amelia dan Sony ketika mereka keluar dari Pondok Indah Mall. Pencegatan yang dilakukan oleh wartawan Obsesi tesebut menurut peneliti melanggar pasal 53 ayat 4 yang bunyinya :

“Lembaga penyiaran dilarang melakukan pencegatan dengan tujuan menambahkan efek dramatis pada program faktual.”55

Efek dramatis yang dimaksud pada korpus 1 tersebut antara lain di tunjukkan pada gambar di bawah ini, yaitu:

Gambar 1c.iv Gambar 1c.v

Gambar diatas urutan ketika Sarah dan Sony keluar dari Pondok Indah Mall, lalu mereka memisahkan diri ketika mengetahui ada wartawan infotainment menjegatnya.

55 Standar Program Siaran pasal 53 tentang pencegatan, www.kpi.go.id download tanggal 2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

120

Gambar 1c.vi

Wartawan selalu mengikuti Sony dan Sarah berjalan. Sarah berjalan menuju mobilnya dengan menggendong anaknya dan Sony terlihat salah tingkah yang ditunjukkan dengan mencari kesibukan yaitu berkomunikasi melalui handphone dengan seseorang, dengan sesekali menggarukkan tangannya kekepala. Sony terlihat berjalan mondar-mandir. Wartawan infotainment tetap merekam dan selalu mengikutinya. Moment inilah yang nampaknya dimanfaatkan wartawan untuk menarik perhatian penonton. Dengan teknik pengambilan gambar yang tidak statis membuat efek dramatis semakin terlihat.

Selanjutnya pelanggaran pasal 53 ayat 4 tentang pencegatan juga peneliti temukan pada korpus 2 yaitu dalam acara Go Spot stasiun RCTI dan korpus 3 dalam acara Was Was stasiun SCTV, kedua infotainment diambil pada tanggal 11

Maret 2009 yaitu tentang kabar perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih.

Wartawan infotainment melakukan pencegatan kepada Luna Maya dan Aura

Kasih untuk mengkonfirmasi tentang kabar perseteruannya dengan Aura Kasih.

Walaupun Luna Maya sudah memberikan klarifikasi bahwa berita yang beredar tidak benar, tetapi wartawan infotainment tetap mengikuti dan bertanya kepada

Luna Maya sampai akhirnya Luna Maya menangis dan marah kepada para

121 wartawan infotainment. Kemarahan Luna Maya tersebut nampaknya sengaja ditampilkan dan dimanfaatkan untuk menambah efek dramatis pada tayangan Go

Spot dan Was Was. Efek dramatis tersebut ditunjukkan pada beberapa gambar dibawah ini:

Gambar 2 e Gambar 3 f ( Go Spot, RCTI ) ( Was Was, SCTV)

Kutipan kemarahan Luna Maya kepada wartawan infotainment:

“yang nggak ada tu jangan di ada-ada in deh, puas kan gue marah-marah?! udah?! Seneng kan?! Ceritain aja besok kaya gitu. Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue?! di bilang begini di bilang begitu, capek tau nggak?! Jahat tau nggak?

Gambar diatas adalah ketika Luna Maya kesal kepada wartawan kerena menurut Luna Maya apa yang diberitakan tidak benar. Sebelumnya Luna Maya dan juga Aura Kasih sudah memberikan klarifikasi kepada wartawan, tetapi wartawan sepertinya tidak menghiraukan dan tetap mengikuti Luna Maya dan selalu memberikan pertanyaan yang dianggap Luna Maya terlalu mengada-ada.

Pada gambar kopus 2e infotainment Go Spot terdapat caption” Terus dicecar gossip, Luna Maya Kesal”. Gambar diambil secara Close Up. Sedangkan pada gambar kopus 3f infotainment Was Was memberikan frame pada bagian wajah

122 Luna Maya (melingkari), untuk menunjukkan kepada pemirsa ekspresi kemarahan

Luna Maya. Pengambilan gambar baik secara Close Up maupun memberikan frame pada bagian wajah (melingkari wajah) tersebut menambah efek dramatis dalam tayangan. Seakan ingin menyampaikan kesan, saat Luna Maya marah itulah moment penting yang ingin ditonjolkan.

Gambar 2f ( Go Spot, RCTI )

Gambar diatas ketika Luna Maya menangis karena wartawan infotainment tetap bertanya dan mengejarnya sampai keluar dari lokasi bioskop. Pencegatan oleh wartawan infotainment dilakukan saat di dalam bioskop ketika launching film

Asmara Dua Diana yang diperankan oleh Luna Maya dan Aura Kasih.

123

Gambar 2g (Go Spot, RCTI) Gambar 3g (Was Was, SCTV)

Kutipan pertanyaan wartawan infotainment kepada Luna Maya: Wartawan : luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna ? Luna Maya: udah dong! ( teriak kesal )

Gambar diatas menunjukkan ketika Luna Maya melampiaskan kekesalannya dengan teriakan meminta wartawan untuk berhenti bertanya dan mengikutinya. Sedangkan dari pihak wartawan infotainment tetap mengikuti Luna

Maya dan tetap memberikan pertanyaan tanpa memperdulikan keadaan Luna

Maya. Dengan teknik pengambilan gambar secara Medium Shot dan Long Shot yang bisa memperlihatkan gambar secara keseluruhan (pengejaran para wartawan infotainment kepada Luna Maya) dan didukung dengan kamera bergerak tak tentu arah (camera moving) yang menunjukkan “keributan”. Hal tersebut menambah efek dramatis dalam tayangan tersebut.

Pencegatan yang dilakukan wartawan infotainment Go Spot dan juga Was

Was tersebut juga menunjukkan adanya upaya memaksa dan mengintimidasi narasumber. Itu terlihat ketika Luna Maya tidak bersedia untuk memberikan komentar lebih banyak seputar kabar perseteruanya dengan Aura Kasih tetapi wartawan tidak berhenti meliput dan bertanya kepada Luna Maya tetapi justru

124 memaksa Luna Maya dengan selalu memberikan pertanyaan dan terus mengikutinya. Sehingga memicu kemarahan Luna Maya bahkan sampai menangis. Hal tersebut justru dimanfaatkan wartawan dan lembaga penyiaran dalam hal ini RCTI dan juga SCTV untuk menambah efek dramatis dalam menampilkan liputan dan tayangan yang menarik karena dapat menyita perhatian penonton. Hal tersebut didukung dengan kamera yang bergerak tak tentu arah

(camera moving) ketika wartawan mengikuti Luna Maya, dengan tujuan untuk menggambarkan ketegangan ketika Luna Maya marah.

Untuk menggugah dan merenyuh sisi humanis kemanusiaan, dramatisasi dapat dibenarkan namun tetap dalam bingkai etika dan norma yang berlaku, terutama tetap harus berdasarkan fakta. Sehingga dramatisasi berita hanya merupakan salah satu teknik “pengemasan” berita untuk menarik perhatian masyarakat.56 Sedangkan dramatisasi yang ada di infotainment Obsesi, Go Spot dan juga Was Was diatas seolah ingin menunjukkan sisi negatif atau kejelekan dari artis tersebut seperti pada infotainment Obsesi ketika Sarah Amelia dan Sony yang terlihat salah tingkah karena keberadaan mereka diketahui para wartawan infotainment. Lalu pada infotainment Go Spot dan Was Was dengan teknik pengambilan gambar secara close up ke bagian wajah Luna Maya ketika teriak histeris karena kesal dan marah kepada wartawan.

Peneliti juga menemukan adanya pelanggaran pada pasal 53 ayat 3 yang bunyinya57:

56 Iswandi Syahputa, Op.Cit, hal.184 57 Standar Program Siaran pasal 53 tentang pencegatan, www.kpi.go.id download tanggal 2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

125 “Narasumber berhak menolak untuk berbicara saat terjadi pencegatan oleh wartawan, dan lembaga penyiaran tidak boleh menggunakan penolakan tersebut sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber atau obyek dari suatu program siaran.”

Pelanggaran pada pasal 53 ayat 3 tersebut terdapat pada korpus 3 dalam acara Was Was di SCTV tentang kabar perseteruan antara Luna Maya dan Aura

Kasih. Pelanggaran yang dimaksud oleh peneliti adalah ketika pencegatan narasumber yaitu Luna Maya menolak untuk diwawancarai oleh wartawan infotainment, tetapi penolakan tersebut digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber. Hal tersebut bisa dilihat pada korpus 3 infotainment Was Was pada narasi 3g “Sayang Luna begitu gelap hati, dihadapan kamera, amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai.”

Istilah yang dipakai untuk menggambarkan kemarahan Luna Maya pada narasi diatas menurut peneliti berlebihan. Kemarahan Luna Maya cukup beralasan karena ada unsur pemaksaan dan intimidasi dari wartawan infotainment. Harusnya infotainment cukup menyajikan narasi netral misalnya “Ketika dikonfirmasi seputar berita perseteruannya dengan Aura Kasih, Luna Maya menolak memberikan keterangan” Selain itu hak Luna Maya untuk menolak berbicara, oleh wartawan infotainment telah diabaikan

Pencegatan yang dilakukan para wartawan infotainment diatas menurut peneliti merupakan sebuah pemaksaan kepada narasumber untuk berbicara.

Ketika Luna Maya menolak untuk menjawab pertanyaan wartawan infotainment, mereka masih tetap mengejar Luna Maya, mungkin karena merasa terdesak dan terpojok Luna Maya kehilangan kesabaran sehingga menangis dan berteriak marah kepada para wartawan infotainment untuk menghentikan liputan. Bahkan

126 ketika melihat kondisi Luna Maya dalam keadaan menangis, wartawan infotainment masih memberikan pertanyaan kepada Luna Maya, yaitu pada narasi

2 g “luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna” Pemaksaan untuk mendapatkan informasi yang sering dilakukan oleh wartawan infotainment menurut Iswandi Syahputra sebagai sebuah kesalahan metodologi dalam mencari berita dan informasi dari narasumber, yang sebenaranya tidak dibutuhkan untuk publik mengingat narasumber umumnya berasal dari kalangan selebritis.58

Contoh lain pemaksaan wartawan infotainment kepada narasumbernya adalah kasus komedian Parto yang menembakkan sejata api ke udara untuk membubarkan para wartawan infotainment. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal

22 Agustus 2004, saat itu Parto dikabarkan memiliki wanita lain. Informasi itulah yang ingin dikonfirmasi oleh infotainment terhadap Parto, dan Parto menolak memberi klarifikasi dengan alasan itu bagian dari privasinya. Ketika Parto menolak memberikan konfirmasi, pihak infotainment secara sporadis mencecar pertanyaan yang bersifat privasi. Mungkin karena merasa terdesak dan terpojok,

Parto kehilangan kesabaran dan kendali diri. Walau saat infotainment tidak mengancam jiwa Parto, tetapi cecaran pertanyaan infotainment dapat membunuh karakter Parto.59

Menurut Iswandy Syahputra salah satu kekeliruan yang terjadi pada tayangan-tayangan infotainment adalah terlalu mengumbar privasi. Kekeliruan tersebut seolah telah menjadi trade mark infotainmet. Hal tersebut terjadi karena infotainment gagal menggunakan atau menggali perspektif lain dari sosok

58 Iswandi Syahputra, Op. Cit, hal.181 59 www.indosiar.com, download tanggal 30 Januari 2010 pk. 22.30 WIB

127 selebritis. Hal yang bersifat privasi sekalipun, sesungguhnya bukan hal yang tabu untuk diungkap keranah publik (dalam kajian media, privasi selalu dihadapkan dengan publik) asalkan infotainment memiliki ketajaman perspektif dalam melihat hal yang bersifat privasi tersebut. Seperti halnya menggali privasi dari sisi positif dari artis yang bersangkutan, sehingga menghasilkan informasi atau yang berguna bagi publik. Bukan mengumbar privasi selebritis dari sisi negatifnya, seperti tayangan-tayangan yang telah peneliti analisis diatas.60

Dalam Kode Etik Jurnalistik pasal 9 menyebutkan bahwa “Wartawan

Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik” Ini berarti bahwa wartawan harus mempunyai sikap menahan diri dan hati-hati menyangkut segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik. Sedangkan dalam kasus-kasus yang ditayangankan oleh infotainment yang telah peneliti analisis diatas, merupakan persoalan pribadi narasumber/artis tersebut. Terlepas apakah itu dapat dimasukkan dalam pelanggaran etika dan norma, namun apabila tidak ada yang dirugikan dalam tindakan narasumber tersebut terutama menyangkut kepentingan publik, maka narasumber harusnya tidak boleh dipojokkan dengan narasi yang bersifat membunuh karakter artis tersebut.

2. PRINSIP JURNALISTIK Terkait dengan pemberitaan atau informasi yang disiarkan stasiun televisi,

Standar Program Siaran menyatakan bahwa stasiun penyiaran dalam menayangkan informasi harus senantiasa mengindahkan prinsip-prinsip jurnalistik

60 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.191

128 yang terdiri atas tiga prinsip yaitu 1)prinsip akurasi, 2)prinsip adil, 3)prinsip ketidakberpihakan (imparsialitas). Empat prinsip tersebut peneliti jadikan sub kategori pada kategori prinsip jurnalistik ini. Dalam Standar Program Siaran prinsip jurnalistik diatur dalam pasal 39, yang bunyinya:

1. Lembaga penyiaran dalam menyajikan informasi program faktual wajib mengindahkan prinsip jurnalistik, yaitu akurat, adil, berimbang, ketidakberpihakan, tidak beritikad buruk, tidak mencampuradukan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur kekerasan, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul. 2. Lembaga Penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik wajib tunduk kepada peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Jurnalistik yang berlaku.

Dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada pasal-pasal yang berhubungan dengan prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurasi, adil dan imparsialitas. Sebagaimana peneliti telah sebutkan dimuka, acara yang telah diuji dengan Standar Program Siaran adalah infotainment pada 9 stasiun televisi swasta periode bulan Maret –Mei 2009.

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti mengajukan 7 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 3 stasiun infotainment Was Was pada stasiun SCTV tanggal 11 Maret

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

129 berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar perseteruan

Luna Maya dengan Aura Kasih.

2. Korpus 4 Infotainment Was Was pada stasiun televisi SCTV tanggal 8 April

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar yaitu tentang

kabar pernikahan siri Mayangsari dengan Adi Firansyah

3. Korpus 5 infotainment Insert Investigasi pada stasiun televisi Trans TV

episode tanggal 11 April 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 3

segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan yang

berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. yaitu yang menayangkan tentang kehidupan pribadi

Mayangsari

4. Korpus 6 Infotainment Espresso stasiun ANTV episode tanggal 14 April

2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6 segment, setiap segment

bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar putusnya

jalinan asmara antara Sheila Marcia dengan George Peter.

5. Korpus 7, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 April

130 2009 dalam I Gosip. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

kabar sakitnya ibu Mayangsari.

6. Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar kabar beredarnya

foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

7. Korpus 9 Infotainment Expose yang ditayangkan stasiun televisi TV ONE

tanggal 20 Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

konflik Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

8. Korpus 10, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 Mei

2009 dalam I Gosip. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

Laudya Chintya Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

131 9. Korpus 11 stasiun infotainment Espresso yang ditayangkan stasiun televisi

ANTV tanggal 22 Mei 2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6

segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu

tentang putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter

10. Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Dari acara yang peneliti sebutkan tadi peneliti melihat adanya pelanggaran prinsip-prinsip jurnalistik antara lain:

1. Prinsip Akurasi

Akurat atau akurasi berkaitan erat dengan verifikasi dan kebenaran informasi. Akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya. Dalam Standar Program

Siaran prinsip akurasi diatur dalam pasal Pasal 40 ayat 1 yang bunyinya61:

”Dalam program faktual, lembaga penyiaran harus menjunjung tinggi asas-asas jurnalistik dalam penyampaian informasi yang benar, bertanggungjawab dan akurat”

61 Standar Program Siaran pasal 40 tentang Akurat, www.kpi.go.id download tanggal 2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

132

Dalam tayangan infotainment yang peneliti analisis, prinsip akurasi ini sering tidak diterapkan dalam pemberitaan. Dari 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti mengajukan 3 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 7, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 April 2009

dalam I GOSIP. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit

dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta

footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar

sakitnya ibu Mayangsari.

2. Korpus 9, Stasiun TV ONE, diambil acara infotainment Expose tanggal 20 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang konflik Dewi

Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

3. Korpus 10, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment I Gosip, tanggal 21

Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

133 Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang Laudya Chintya

Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

Disini peneliti mengacu pada pemikiran Ika Damayanti dalam penelitiaannya yang berjudul Penerapan Unsur-Unsur Jurnalistik pada

Infotainment, yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa indikasi yang dapat digunakan untuk menilai sebuah berita dinyatakan tidak akurat antara lain62:

1. Host mengatakan bahwa berita itu bersumber dari gossip atau rumor

2. Tidak konsisten dalam penyebutan narasumber (nama, gelar)

3. Tidak konsisten dalam penyebutan tempat dan tanggal

4. Fakta tidak pasti dengan kata-kata mungkin, barangkali, bisa jadi, dan kata-kata

lain yang sama artinya.

5. Fakta tidak pasti dengan kata-kata tampaknya, seolah, sepertinya, pastinya dan

kata-kata lain yang sama artinya.

6. Fakta tidak pasti karena menggunakan kalimat pengandain.

7. Menyebut " menurut narasumber" tanpa dilengkapi dengan atribut

8. Membuat kalimat pertanyaan dengan kata-kata tanya seperti mengapa,

mungkinkah, bagaimana, dsb.

9. Menimbulkan ketidakpastian pada khalayak dengan kata-kata entah, entah

mengapa/entah apa alasannya, dsb.

Selain itu dalam suatu penyajian informasi Kovach menyebut bahwa verifikasi merupakan intisari dari kegiatan jurnalistik, menurut Kovach prinsip

62 Ika Damayanti, Op Cit, hal.44

134 kebenaran berlandaskan pada kesesuaian (correspondence) dan konsistensi yang masuk akal ( coherence). Selanjutnya peneliti juga mengemukakan pemikiran

Dennis McQuil bahwa unsur kelengkapan (completness) juga menjadi aspek penting dalam kaitanya dengan kebenaran fakta.63 Peneliti kemudian juga mendasarkan analisis pada indikator tersebut. Dalam kategori ini kecenderungan pelanggaran terhadap prinsip akurasi diuraikan sebagai berikut :

Informasi yang disuguhkan oleh beberapa infotainment melalui penyajian narasi menunjukkan adanya indikasi ketidak akuratan sebuah berita, menurut penelitian

Ika Damayanti disebut dengan fakta yang tidak pasti dengan kata-kata tampaknya antara lain:

Pada korpus 7 dalam acara I Gosip yang ditayangkan oleh stasiun Trans 7 pada tanggal 21 April 2009. Infotainment I Gosip menayangkan perihal ibu

Mayangsari yaitu Larasatun Jengkir Gading yang dikabarkan sedang sakit jantung disebuah rumah sakit di Purwokerto. Ketidakakuratan ditunjukkan pada beberapa narasi tayangan I Gosip tentang kondisi ibu Mayangsari, yaitu ditunjukkan pada narasi 7a “Penyakit jantung Larasatun tampaknya kian kritis” selanjutnya pada narasi 7c “Keberangkatan Mayang dari Purwokerto ke Jakarta nampaknya menyisakan kesan bahwa kondisi sang Bunda dalam keadaan genting, entahlah”

Lalu diakhir tayangan narator menyebutkan bahwa Mayangsari khawatir apabila umur ibunya tak lagi panjang karena Mayangsari tidak hanya kehilangan

Ibunya tetapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk mempercantik wajah

Mayangsari. Ditunjukkan dengan narasi 7d ”Semua bungkam, namun dilansir

63 Rika Yudani, Op Cit hal.83

135 diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas di dada, Mayang sungguh khawatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi

Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras” Tayangan ditutup dengan kalimat pertanyaan, yaitu “mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir

Gading?”

Kata “tampaknya” dan juga “nampaknya” pada narasi 7c dan 7d diatas, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),64 memiliki arti yang sama dengan kelihatannya, hal tersebut menunjukkan bahwa informasi yang ditayangkan I

Gosip tentang kondisi ibu Mayangsari yang sedang kritis hanya sebatas dugaan saja, mengacu pada penelitian Ika Damayanti tentang Penerapan Unsur-Unsur

Jurnalistik pada tayangan Infotainment, menyebutkan bahwa indikasi sebuah berita dinyatakan tidak akurat antara lain adanya fakta yang tidak pasti dengan kata-kata tampaknya, seolah, sepertinya, pastinya dan kata-kata lain yang sama artinya, apalagi pada narasi 7c dilanjutkan dengan pernyataan “entahlah”, kata tersebut semakin menambah ketidakakuratan informasi yang disampaikan oleh infotainment I Gosip.

Kata entahlah menurut penelitian Ika Damayanti dapat menimbulkan ketidakpastian pada khalayak. Selanjutnya ketidak akuratan juga terdapat di akhir tayangan I Gosip yaitu adanya kalimat pertanyaan mungkinkah, seperti pada narasi 7d : mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir

Gading?”. Menurut penelitian Ika Damayanti, ketidak akuratan berita antara lain

64 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 9 November 2009, pk. 21.00 WIB

136 adanya kalimat pertanyaan dengan kata-kata tanya mengapa, mungkinkah, bagaimana,dsb.

Ketidak akuratan informasi juga peneliti temukan pada narasi diakhir tayangan yang menyebutkan bahwa Mayangsari khawatir apabila umur ibunya tak lagi panjang karena Mayangsari tidak hanya kehilangan Ibunya tetapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk mempercantik wajah Mayangsari, yaitu ditunjukkan pada narasi d” Semua bungkam, namun dilansir diam diam

Mayangsari menyimpan sejuta cemas di dada, Mayang sungguh kuatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras” selain adanya kata “dilansir” sumber beritanya tidak jelas darimana atau dari siapa diperoleh, narasi tersebut menunjukkan tidak terpenuhinya asas kesesuaian (correspondence) dimana informasi yang awalnya membahas tentang kondisi ibu Mayangsari yang sedang sakit tetapi pada akhir tayangan menyebutkan bahwa Mayang khawatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras.

Mengacu pada pendapat Mc Quail, peneliti menemukan bahwa adanya asas kelengkapan (completness) yang tidak terpenuhi pada beberapa infotainment, antara lain: pada korpus 7 dalam acara I Gosip yang ditayangkan oleh stasiun

Trans 7 pada tanggal 21 April 2009. Infotainment I Gosip menayangkan perihal ibu Mayangsari yaitu Larasatun Jengkir Gading yang sedang sakit jantung disebuah rumah sakit di Purwokerto yaitu ditunjukkan pada narasi 7a ”dilansir

137 ibunda Mayangsari tersebut tak sadarkan diri alias koma di sebuah rumah sakit di Purwokerto.”

Selanjutnya diakhir tayangan adanya narasi yang menyebutkan bahwa

Mayangsari khawatir apabila umur ibunya tak lagi panjang karena Mayangsari tidak hanya kehilangan Ibunya tetapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk mempercantik wajah Mayangsari, yaitu ditunjukkan pada narasi 7d” Semua bungkam, namun dilansir diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas di dada, Mayang sungguh kuatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras”. Kata “dilansir” yang terdapat pada narasi 7a dan 7d menunjukan sumber informasi tidak jelas asalnya.

Selanjutnya pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun

TV One tanggal 20 Mei 2009. Dalam tayangan Expose tersebut menampilkan seputar konflik Dewi Persik dengan pengacaranya yang bernama Endah

Murnalita. Infotainment Expose menyebutkan bahwa konflik disebabkan karena uang serta hasutan manager baru Dewi Persik yang bernama Siska yaitu ditunjukkan pada narasi 9a ”demi kebahagiaan nampaknya uang menjadi masalah bagi Dewi Persik uang pula kabarnya yang memisahkan Dewi dengan pengacaranya yang sudah dianggap sebagai orang tuanya” lalu pada narasi 9f

“Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas air susu dengan air tuba itu kabarnya dipicu oleh manager barunya”. Menurut peneliti tayangan tersebut tidak akurat karena tidak memenuhi asas kelengkapan (completness). Pada narasi diatas informasi yang ditayangkan hanya menyebutkan ”kabarnya” tanpa jelas

138 menyebutkan dari mana atau dari siapa sumber informasi diperoleh. Apalagi dalam tayangan tersebut juga tidak ditampilkannya konfirmasi dari pihak Dewi

Persik perihal penyebab terjadinya konflik.

Lalu pada korpus 10 pada infotainment I Gosip yang ditayangkan oleh

Trans 7 tanggal 21 Mei 2009. Tayangan pada episode itu menyebutkan bahwa

Laudya Chintya Bella pergi berdua ke Bandung dengan seseorang yang saat ini dekat dengannya yaitu Chiko Jeriko. Peneliti menemukan ketidak akuratan berita, ditunjukkan pada narasi 10e “Sayang gambar keakraban Bella dengan Chiko tak terekam” padahal pada narasi sebelumnya menyebutkan bahwa “Laudya Chintya

Bella lagi-lagi terjebak, beberapa hari yang lalu Bella terlihat asyik berduaan dengan Chiko Jeriko di kota kembang Bandung” pada narasi 10e jelas menunjukkan bahwa infotainment I Gosip tidak punya bukti bahwa Laudya

Chintya Bella memang pergi berdua dengan Chiko Jeriko ke Bandung. Karena I

Gosip tidak bisa menunjukkan bukti bahwa apa yang diinformasikan memang benar, selain itu I Gosip juga tidak menyebutkan sumber berita yang jelas.

Selain itu waktu kapan peristiwa terjadi juga tidak jelas disebutkan, I

Gosip hanya menyebutkan ”beberapa hari yang lalu” tanpa jelas menyebutkan tanggal ataupun harinya. Jadi peneliti menganggap berita tersebut tidak akurat karena asas kelengkapan (completness) tidak terpenuhi. Hal tersebut juga didukung keterangan dari pihak narasumber yang diberitakan yaitu Laudya

Chintya Bella yang telah membantah bahwa kepergiannya ke Bandung tidak dengan Chiko Jeriko, tetapi bersama dengan keluarganya.

139 Ketidaklengkapan informasi yang ditayangkan pada infotainment Expose maupun I Gosip tersebut tentunya tidak sesuai pemikiran Mc Quail mengenai pentingnya sejumlah minimum informasi yang relevan diperlukan untuk mendapatkan pemahan berita. Padahal kelengkapan informasi penting untuk menjunjung pemahaman yang utuh terhadap teks berita, dan pada akhirnya akan menjunjung aspek truth dalam sebuah akurasi berita.65

b. Prinsip Keadilan

Definisi keadilan menurut Aristoteles adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Aristoteles kemudian membedakan tiga jenis keadilan, yaitu keadilan distributif yang memberikan porsi yang sama, keadilan komunikatif yang merupakan asas proporsional, dan keadilan remedial yang berhubungan dengan pemulihan sesuatu ke keadaan semula.66 Berkaitan dengan prinsip tersebut keadilan dalam berita berhubungan dengan perlakukan kepada setiap unsur pemberitaan sesuai dengan haknya, tanpa mengurangi atau menambah informasi. Dalam Standar Program Siaran prinsip Adil diatur dalam pasal 41 yang bunyinya sebagai berikut:

“Lembaga penyiaran harus menghindari penyajian informasi yang tidak lengkap, tidak berimbang, dan tidak adil.”67

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti mengajukan 1 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara

65 Rahayu, ed. Menyingkap Profesionalisme Kerja Surat Kabar di Indonesia, Yogyakarta, Krayon Grafika, 2006 66 Rika Yudani, Op. Cit, hal.104 67 Standar Program Siaran pasal 41 tentang Prinsip Adil, www.kpi.go.id, download tanggal 2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

140 infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 3 stasiun SCTV diambil acara infotainment WAS WAS tanggal 11

Maret 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

kabar perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih

Pada korpus 3 dalam infotainment WAS WAS stasiun SCTV tanggal 11

Maret 2009. Dalam tayangan tersebut menampilkan berita seputar perseteruan

Luna Maya dengan Aura Kasih karena memperebutkan Ariel Peterpan. Dalam tayangan tersebut terlihat adanya ketidakadilan dalam menayangkan berita, prinsip keadilan yang tidak terpenuhi tersebut karena adanya distorsi informasi.

Praktek distorsi informasi terjadi ketika terdapat pengurangan atau penambahan terhadap informasi yang sebenarnya, baik yang menyangkut opini atau ilustrasi faktual. Dalam tayangan Was Was peneliti menemukan adanya pengurangan informasi, yaitu tidak ditayangkanya klarifikasi Luna Maya perihal kabar perseteruannya dengan Aura Kasih karena memperebutkan Ariel Peterpan.

Sebagai pembanding bisa dilihat pada korpus 2 infotainment Go Spot stasiun

RCTI tanggal 11 Maret 2009 pada gambar dibawah ini:

141

Gambar 2 c (Go Spot, RCTI)

Gambar diatas ketika Luna Maya memberikan klarifikasi kepada para wartawan infotainment seputar kabar tentang perseteruannya dengan Aura Kasih.

Sambil bercanda Luna Maya menjawab pertanyaan wartawan dengan santai

(nampak pada ekspresi Luna Maya yang tertawa), kutipan klarifikasi Luna Maya seperti dibawah ini:

“Kita sih ketawa-ketawa aja, o gitu ya digosipin gitu, nggak papa kan malah memudahkan promosi film gue ya Allah. Aku pikir nggak lah aku nggak pernah musuhin siapa-siapa kecuali dah nyenggol aku (sambil tertawa) ”

Gambar 2 d (Go Spot, RCTI)

Kutipan klarifikasi Luna Maya dan Aura Kasih seperti dibawah ini:

Luna Maya : katanya kita beramtem? (Tanya Luna Maya kepada Aura Kasih) Aura Kasih :Tu baik-baik aja kan (menunjukkan kepada wartawan infotainment)

142 Gambar diatas pada saat Luna Maya dan Aura Kasih diwawancarai bersama, mereka tampak saling bercanda. Tetapi infotainment Was Was tidak menyajikan kedua tayangan tersebut, Was Was hanya menayangkan momen dimana Luna

Maya marah kepada wartawan infotainment.

Selain adanya distorsi informasi ketidakadilan juga tampak ketika dalam menampilkan kedua narasumber yang dikabarkan berkonflik yaitu Luna Maya dan Aura Kasih, terdapat perbedaan penyajian. Perbedaan penyajian tersebut bisa dilihat baik dari penyajian narasinya maupun pemilihan gambar. Dimana penyajiannya menunjukkan keberpihakan kepada Aura Kasih, infotainment Was

Was melalui narasi dan pemilihan gambarnya lebih menyudutkan pihak Luna

Maya, itu bisa dilihat pada analisis berikut ini:

Pada Opening tayangan diawali dengan munculnya gambar wajah Aura

Kasih dan Ariel Peterpan dengan diberi caption “Ariel jalan bareng Aura Kasih,

Luna Maya ngamuk???” sebagai pembanding judul yang digunakan oleh infotainment Go Spot RCTI lebih netral yaitu “Terus dicecar gossip, Luna Maya

Kesal” Selanjutnya perbedaan penyajian narasi yang muncul ketika Luna Maya dan Aura Kasih dimintai konfirmasi antara lain seperti tabel seperti dibawah ini:

Penyajian narasi yang ditujukan Penyajiannarasi yang ditujukan kepada Aura Kasih kepada Luna Maya Narasi 3a Aura Kasih mengaku tak pernah sementara Luna Maya tampak ada percekcokkan kelu dalam berkata-kata, wajah ayunya memancarkan rona gundah seolah menutupi sebuah fakta”

143 Narasi 3d Namun tidak demikian dengan Luna Maya sungguh tak punya Aura Kasih, meski tergagap Aura gairah untuk membuat kasih masih mampu pernyataan logis, emosi mengendalikan diri, dengan terlanjur membakar dihati, kata- kalimat tertata Aura sekali lagi kata pedas dilontarkan kepada menampik berita itu. Bagi Aura, pemburu berita Ariel dan Luna adalah teman baik tak ada yang lebih dihati Aura untuk Ariel.

Narasi 3g Aura Kasih menganggap itu sayang Luna justru bersikap adalah sebuah gosip lucu sebalikknya, amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai

Penyajian narasi yang ditujukan kepada Aura Kasih terlihat lebih netral, sedangkan penyajian narasi untuk menggambarkan Luna Maya tampak berlebihan dengan menggunakan ungkapan-ugkapan hiperbola seperti “amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai”, Luna Maya tampak kelu dalam berkata-kata serta adanya kalimat yang menunjukkan perasaan wartawan seperti pada narasi 3g “sayang Luna justru bersikap sebalikknya” Seperti yang telah disampaikan oleh Ika Damayanti dalam penelitiannya berjudul Penerapan Unsur-

Unsur Jurnalistik pada Infotainment kalimat sayangnya, ironisnya, untungnya dan kata-kata lain sejenisnya yang dibacakan oleh narator merupakan ungkapan yang menunjukkan perasaan wartawan yang menunjukkan ketidakobyektifan berita.

Lalu perbedaan dalam pemilihan gambar ketika Luna Maya dan Aura

Kasih dimintai konfirmasi seperti dibawah ini:

144 Infotainment Was Was dalam Infotainment Was Was dalam menampilkan Luna Maya menampilkan Aura Kasih

Gambar 3 b Gambar 3 c yang nggak ada tu jangan di ada-adain lucu aja aku ketawa karena aku temenan banget ama Luna masa deh, puas kan gue marah-marah? rebutan cowok, enggak lah nggak ada, udah? Seneng kan? tadi aja ketemuan cipika cipiki trus ini janjian makan bareng

Gambar 3 f Gambar 3 e Tolong dong kalo yang nggak ada enggak, nggak ada kepergok jangan dibilang ada. Apa sih yang lo kepergokan, semuanya temen jadi mau dari gue?di bilang begini di bilang nggak ada sesuatu yang apalah ya. begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak?

145 Infotainment Was Was dalam Infotainment Was Was dalam menampilkan Luna Maya menampilkan Aura Kasih

Gambar 3 g Gambar 3 h udah dong ( teriak marah ) ya kita ketawa kok kita digosipin kaya gitu lucu ya

Gambar diatas menunjukkan perbedaan dalam menampilkan narasumber antara Luna Maya dengan Aura Kasih ketika dikonfirmasi wartawan infotainment.

Gambar bagian kiri menunjukkan kekesalan Luna Maya ketika wartawan infotainment bertanya seputar kabar perseteruannya dengan Aura Kasih.

Kemarahan tersebut bisa dilihat dari kutipan jawaban Luna Maya terhadap wartawan dengan bertanya kembali kepada wartawan infotainment. Gambar 3f dengan membentuk frame diwajah Luna maya ketika marah infotainment Was

Was nampak ingin menunjukkan dengan jelas, bagaimana kekesalan Luna Maya, gambar 3g dengan menunjukkan Luna Maya marah kepada wartawan infotainment dengan berteriak meminta untuk berhenti meliput. Sedangkan gambar bagian kanan (3c, 3e dan 3h) menunjukkan Aura Kasih tampak santai menjawab pertanyaan wartawan infotainment.

Pengurangan informasi dan perbedaan penyajian narasi maupun pilihan gambar dalam menampilkan narasumber oleh infotainment Was Was bisa

146 menggiring opini publik bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Luna Maya terkait berita yang beredar, sesuatu yang disembunyikan tersebut adalah fakta bahwa Luna Maya memang berseteru dengan Aura Kasih karena memperebutkan

Ariel peterpan. Apabila infotainment Was Was menayangkan liputan secara utuh

(tidak menghilangkan beberapa tayangan) maka bisa dilihat bahwa kemarahan

Luna Maya dalam tayangan tersebut sebenarnya salah satunya disebabkan oleh pemaksaan yang dilakukan oleh wartawan infotainment.

c. Prinsip Imparsialitas/ Netralitas

Pada prinsip imparsialitas peneliti mengacu kepada pemikiran Dennis

McQuail yang mengemukakan bahwa isu mengenai keberpihakan adalah apakah teks media secara sistematis menonjolkan satu sisi diatas yang lain ketika berhubungan dengan isu-isu kontroversial. Dalam kategori ini, peneliti mendasarkan analisis dari dua sub kategori, yaitu keberimbangan dan pemisahan antara opini dan fakta. Dalam Standar Program Siaran prinsip Imparsialitas diatur dalam pasal 42 tentang netral dan berimbang dan pasal 43 tentang kemandirian, yang bunyinya sebagai berikut:

“Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara netral dan berimbang. Dalam hal ini pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan obyektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran. Dan dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator, pemandu acara, dan atau pewawancara harus memberikan kesempatan kepada semua partisipan dan narasumber untuk dapat secara baik dan proporsional mengekspresikan pandangannya; tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak/pandangan.”

147 Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti mengajukan 7 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 4 Infotainment Was Was pada stasiun televisi SCTV tanggal 8 April

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar yaitu tentang kabar

pernikahan siri Mayangsari dengan Adi Firansyah.

2. Korpus 5 infotainment Insert Investigasi pada stasiun televisi Trans TV

episode tanggal 11 April 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 3

segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan yang

berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. yaitu yang menayangkan tentang kehidupan pribadi

Mayangsari

3. Korpus 6 Infotainment Espresso stasiun ANTV episode tanggal 14 April 2009.

Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6 segment, setiap segment bedurasi 6

menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan.

Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil

1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar putusnya jalinan asmara antara

Sheila Marcia dengan George Peter.

148 4. Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar kabar beredarnya

foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

5.Korpus 9 Infotainment Expose yang ditayangkan stasiun televisi TV ONE

tanggal 20 Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit

dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta

footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang konflik

Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

6.Korpus 11 stasiun infotainment Espresso yang ditayangkan stasiun televisi

ANTV tanggal 22 Mei 2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6

segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu

tentang putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter.

7. Pada korpus 13 infotainment Obsesi, stasiun televisi Global TV, tanggal 27

Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis Infotainment Obsesi

149 menayangkan seputar hubungan asmara Ariel Peterpan dengan Luna Maya.

8.Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

9. Korpus 15 stasiun SCTV, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Was

Was Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Beberapa tayangan infotaiment yang peneliti analisis yang tidak sesuai dengan prinsip imparsialitas antara lain seperti yang akan peneliti kemukakan di bawah ini: a. Tidak memenuhi asas keberimbangan

Tidak terpenuhinya asas keberimbangan dalam beberapa tayangan infotainment dikarenakan antara lain narasumber yang ditampilkan hanya dari satu pihak saja dan berdasarkan pemilihan kata.

150 i. Berdasar pada pemilihan narasumber

Dari hasil analisis peneliti menemukan adanya ketidakseimbangan dalam menampilkan narasumber sebanyak dua korpus. Dimana kedua tayangan menyajikan kabar seputar konflik dan juga kabar kontroversial yang seharusnya membutuhkan dua narasumber atau lebih dari dua pihak baik yang pro maupun yang kontra. Kedua korpus tersebut hanya menampilkan narasumber dari satu pihak saja, informasi serta keterangan langsung dari pihak yang berlawanan tidak ditampilkan oleh komunikator.

Pada korpus 4 Infotainment Was Was di SCTV episode tanggal 8 April

2009 yang menayangkan berita seputar kesaksian Andri (adik kandung Ady

Firansyah) tentang skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan

Bambang Triatmojo. Dalam tayangan Andri mengungkapkan bahwa sebelum menikah dengan Bambang Triatmojo, Mayangsari telah menikah siri dengan kakaknya Ady Firansyah. Pernikahan siri tersebut dilaksanakan ketika

Mayangsari telah mengandung putrinya Kirani Siti Hartina yang selama ini diketahui sebagai anak dari Bambang Triatmojo. Nama Kiran menurut pengakuan

Andri diberikan oleh Ady Firansyah.

Dalam tayangan tersebut infotainment Was Was hanya menampilkan narasumber dari pihak Ady Firansyah saja yaitu Andri adik Ady Firansyah dan

Jeany yaitu mama Ady Firansyah sedangkan narasumber dari pihak Mayangsari sama sekali tidak ditampilkan. Hal tersebut juga didukung dengan narasi yang diucapkan oleh narator yang menunjukkan keberpihakan pada salah satu pihak, yang akan peneliti bahas pada bagian ii ketidakseimbangan penyajian berita

151 berdasarkan pemilihan kata.

Selanjutnya ketidakseimbangan dalam menampilkan narasumber juga ada pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun TV One tanggal 20

Mei 2009. Dalam tayangan Expose pada episode tersebut menayangkan seputar konflik Dewi Persik dengan pengacaranya yang bernama Endah Murnalita.

Menurut Endah Murnalita konflik dipicu lantaran keakraban yang terjadi diruang sidang antara Endah Murnalita dengan pengacara Asep Komarudin (mantan manager Dewi Persik). Dewi Persik lalu memecat Endah Murnalita sebagai pengacaranya karena menyangka telah terjadi persekongkolan untuk menjatuhkan

Dewi Persik, tindakan Dewi Persik tesebut kabarnya dipengaruhi oleh manager baru Dewi Persik yaitu Siska. Sepanjang tayangan, narasumber yang ditampilkan hanya dari pihak yang kontra dengan Dewi Persik yaitu Endah Murnalita, sedangkan dari pihak Dewi Persik tidak ditampilkan. Pada korpus ini narasi yang diucapkan oleh narator juga menunjukkan keberpihakan pada salah satu pihak.

Ketiadaan penjelasan dari narasumber pihak Mayangsari dan juga Dewi

Persik menyebabkan kedua tayangan tersebut sejak awal terkesan telah dikontruksikan untuk menyalahkan pihak Mayangsari dan Dewi Persik. Hal tersebut didukung dengan pemilihan kata dan narasi yang diucapkan oleh narator yang terkesan menghakimi dan berpihak pada salah satu pihak.

Menurut Morissan, prinsip liputan yang berimbang (cover both sides) mengharuskan komunikator media mewawancarai lebih dari satu narasumber.

152 Absennya sumber dalam berita kontroversial akan membuat aspek balance berkurang.68

ii. Berdasarkan pemilihan kata

Suatu bentuk ketidakperpihakan media mensyaratkan pemberitaan yang tenang, dingin, terkendali, dan berhati-hati, karena semua penggunaan kata-kata atau “warna” akan menentukan kontruksi. Lebih jauh ditegaskan bahwa pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas dari suatu pemberitaan yang sekaligus menentukan makna yang muncul darinya. Dari beberapa tayangan infotainment, peneliti menemukan bahwa beberapa kata yang dipilih untuk digunakan, memberikan makna serta persepsi tertentu yang cenderung negatif, seperti yang nampak pada beberapa korpus berikut ini:

Pada Korpus 4 Infotainment Was Was di SCTV episode tanggal 8 April

2009 yang menayangkan berita seputar kesaksian Andri (adik kandung Ady

Firansyah) tentang skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan

Bambang Triatmojo. Kata yang bisa menimbulkan persepsi negatif tersebut seperti yang nampak pada narasi 4a “secara blak blakan Andri membongkar kedok Mayangsari dengan kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di

Jakarta pusat” Kata “kedok” secara denotatif memiliki arti yaitu tiruan muka untuk menutup wajah.69 Kemudian kata tersebut disandingkan dengan nama

Mayangsari seperti pada narasi “membongkar kedok Mayangsari dengan kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di Jakarta pusat” kata tersebut

68 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal.44 69 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id download tanggal 22 Oktober 200, pk.20.57

153 menciptakan makna konotatif yang artinya menjadi “melakukan sesuatu sebagai penutup maksud sebenarnya, menggunakan sesuatu sebagai alat untuk menutupi diri”.70 Ini menegaskan maksud bahwa seolah Mayangsari menutupi sesuatu hal atau telah melakukan kebohongan atau telah berpura-pura atas sesuatu hal, yaitu pernikahannya dengan Ady Firansyah dan perihal ayah biologis Kirani Siti

Hartina (anak Mayangsari).

Selanjutnya ketika Andri menjelaskan bahwa Ady Firansyah sebagai ayah biologis Kiran dan nama Kiran adalah pemberian dari Ady Firansyah, Was Was menunjukkan kemiripan antara wajah Ady Firansyah dan Kiran, seperti pada gambar 4i dibawah ini:

Gambar 4i Infotainment Was Was membandingkan kemiripan wajah Kirani dengan Ady

Firansyah diiringi dengan narasi “Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan almarhum Ady, disebut sebut mata bocah tak berdosa itu titisan gen Ady, itu pula yang membuat Mayangsari tak bisa melupakan Ady, meski sudah tinggal seatap dengan Bambang dibilangan Simprug.”

Penggunaan kata “bocah tak berdosa” untuk menyebut nama Kiran,

70 ibid

154 menimbulkan persepsi negatif, Istilah tersebut menurut peneliti kurang tepat apabila diterapkan pada narasi diatas. Penerapan istilah bocah tak berdosa pada narasi diatas secara implisit mengandung maksud bahwa seolah Kiran adalah korban dari kejahatan orang tuanya. Kalimat bocah tak berdosa lebih tepatnya digunakan dalam pemberitaan untuk menyebut anak sebagai korban kejahatan, kriminal dan semacamnya, misalnya orang tua yang menelantarkan anaknya.

Selain itu dimunculkannya gambar kemiripan wajah antara Aldy Firansyah dan

Kirani Siti Hartina, menurut peneliti, infotainment Was Was ingin menunjukkan kesaksian Andri bahwa Adi Firansyah sebagai ayah biologis Kiran cukup masuk akal, apalagi dalam narasinya Was Was memberikan pengakuan tentang adanya kemiripan antara mereka, dengan penekanan kata “memang” yaitu pada narasi

“Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan almarhum Ady”

Selanjutnya pada korpus 14, pada acara Go Spot RCTI tanggal 29 Mei

2009 mengenai konflik keluarga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy. Dalam tayangan tersebut terdapat kata berdalih dan berkelit yang digunakan narator dalam menanggapi alasan Harfansy mengenai kabar perselingkuhannya, yaitu pada narasi 14a “Harfansy mencoba untuk berkelit dari tudingan selingkuh yang dituduhkan Helmy kepadanya” Kata berkelit tersebut menurut peneliti memberikan makna serta persepsi yang negatif. Dalam KBBI “berkelit” mempunyai makna yaitu mengelak dengan cepat.71

Kalimat mencoba untuk berkelit berarti mencoba atau berusaha dengan cepat untuk mengelak. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa seolah-olah

71 ibid

155 Harfansy memang terbukti selingkuh tetapi masih berusaha untuk tidak mengakui perbuatannya. Selanjutnya sikap keberpihakan juga ditunjukkan melalui pemilihan kata yang digunakan oleh narator yaitu pada narasi 14 i“sekali lagi Aci berdalih bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah yang sepi itu bukan untuk kencan terlarang…………”

Kata “berdalih” dalam KBBI diartikan sebagai alasan yang dibuat- buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya.72 Ini berarti bahwa ketika seseorang berdalih, ia sudah pasti melakukan kesalahan, namun berusaha menghindar dengan menggunakan pembenaran-pembenaran tertentu. Kata berdalih yang digunakan narator tersebut menciptakan persepsi bahwa Harfansy mengelak terhadap tuduhan bahwa dia tidak melakukan kencan terlarang dengan

Fery dan hanya mencari-cari alasan untuk mendukung keterangannya.

Alex Sobur mengungkapkan bahwa meskipun media massa hanya bersifat melaporkan, tetapi jika pemilihan kata, istilah atau simbol yang secara konvensional memiliki arti tertentu ditengah masyarakat, pasti akan menarik perhatian dan menciptakan pemikiran tertentu.73 b. Tercampurnya fakta dan opini Selanjutnya tidak terpenuhinya Imparsialitas berita bisa dilihat adanya fakta dan opini yang tercampur. Dalam sebuah pemberitaan, terdapat dua kemungkinan terbentuknya opini yang bersifat interpretatif dan opini yang menghakimi. Opini Intepretatif merupakan pendapat yang berupa intepretasi wartawan atas fakta. Dalam beberapa tayangan infotainment yang peneliti analisis

72 ibid 73 Rika Yudani, Op Cit, hal.133

156 terdapat opini yang nampaknya merupakan intepretasi berdasar fakta, namun sebenarnya merupakan suatu bentuk opini penghakiman. Istilah yang dipakai oleh

Iswandi Syahputra adalah opini sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius yang secara langsung dibacakan oleh presenter melalui berbagai narasi,74 seperti pada penjelasan dibawah ini:

Korpus 5 infotainment Insert Investigasi di Trans TV episode tanggal 11

April 2009 yang menayangkan tentang kehidupan pribadi Mayangsari. Dalam tayangan tersebut nampak Insert Investigasi ingin menunjukkan kehidupan

Mayangsari yang glamor setelah menikah dengan Bambang Triatmojo. Beberapa narasi ataupun ilustrasi gambar pada tayangan Insert Invsetigasi menunjukkan ketidaknetralan dalam menyajikan berita. Dalam tayangan tersebut lebih menonjolkan salah satu pihak yaitu dari keluarga cendana. Narasi ataupun ilustrasi gambar yang ditampilkan menimbulkan kesan yang negatif kepada

Mayangsari.

Insert Investigasi menggambarkan sosok Mayangsari dengan ilustrasi dibawah ini:

Gambar 5a Gambar diatas untuk menggambarkan Mayangsari sebagai sosok yang berkelimang harta setelah menikah dengan Bambang Triatmojo, yaitu dengan

74 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.186

157 ilustrasi gambar uang mengelilingi Mayangsari.

Selanjutnya Insert Investigasi membandingkan penampilan antara

Mayangsari dengan Gendis (putri Bambang Triatmojo), seperti pada gambar 5 c dibawah ini:

Gambar 5c Pada Gambar diatas terdapat caption “Penampilan bertolak belakang antara Gendis dengan Mayang” disitu disebutkan bahwa penampilan Gendis lebih sederhana daripada penampilan Mayangsari, seperti pada narasi 5c dibawah ini: “Momen pemilu tanggal 9 April kemarin juga menyisakan beda penampilan yg mencolok antara Mayang dan Gendis. Lihatlah sosok Mayang dengan rambut bercat merah hingga busana yang dikenakan tak pelak ia tampil bak ibu nan modis, bagaimana dengan Gendis? Dibanding ibu tirinya penampilan Gendis terlihat lebih sederhana, anting saja tak terpasang ditelingannya, bahkan riasan wajahnya terlihat begitu tipis, tiada perhiasan emas, hanya cincin kawin yang melingkar dijari manisnya”

Selanjutnya pada narasi 5d “Sekedar mencari ukuran tengok si kecil

Kiran, belum juga genap 5 tahun namun nampaknya telah mewarisi kecekatan ibunya dalam berpenampilan.” dengan disertai gambar dibawah ini:

158

Gambar 5d

Insert Invertigasi memperlihatkan penampilan Kiran (anak Mayangsari) yang dianggap penampilannya modis seperti Mayangsari.

Selanjutnya Insert Investigasi membandingkan mobil Mayangsari dengan Gendis yaitu pada gambar 5e:

Gambar 5e

Insert Investigasi membandingkan mobil Gendis dan Mayangsari dengan caption yang bertuliskan Harga Mobil: Rp 200 juta (milik Gendis) dan 1 Milyar (milik

Mayangsari). Narasi yang muncul sebagai berikut:

“Lantas bagaimana dengan kendaraan? sebuah mobil berkelas siap menghantar Mayangsari sedangkan Gendis rupanya memilih standar dibawahnya, kesederhanaan Gendis mungkinkah karena ia terlalu biasa dengan kemewahan yang sudah dinikmatinya sejak kecil, hingga kini ia bosan berpenampilan wah- wahan”

Lalu pada narasi 5f yaitu:

159 “Dan soal mobil hampir seluruh saudara Mayang juga memilikinya dengan berbagai merk, rata-rata kendaraan roda 4 tersebut bernomor polisi B alias Jakarta. Inilah yang terekam kamera ketika Kiran berulang tahun yang ke-2 beberapa waktu yang lalu”

Pada narasi tersebut diikuti gambar beberapa mobil milik saudara Mayangsari seperti gambar dibawah ini:

i ii iii Gambar diatas adalah beberapa mobil milik saudara Mayangsari yang ditunjukkan oleh Insert Investigasi.

Selanjutnya Insert Investigasi juga membandingkan perbedaan sikap dalam menghadapi wartawan antara keluarga cendana dan keluarga Mayangsari, yaitu pada korpus 5i dengan narasi sebagai berikut :

“Kakak Mayang nampak bahagia berketempatan sebagai pesta rakyat 5 tahunan tersebut. Namun bertolak belakang dengan sikap mbak tutut yang ramah dan murah senyum, saudara mayang justru menampilkan sikap kurang bersahabat.”

Narasi ditas diikuti dengan tayangan yang membandingkan atau memperlihatkan perbedaan sikap dalam menghadapi wartawan antara mbak Tutut dan kakak

Mayangsari seperti pada gambar dibawah ini:

160

Gambar 5i Gambar 5j

Pada gambar 5i menunjukkan keramahan mbak Tutut, ketika menghadapi para wartawan infotainment. Sedangkan pada gambar 5j menunjukkan kakak

Mayangsari kesal menghadapi pertanyaan wartawan infotainment, kekesalan tersebut ditunjukkan seperti pada kutipan berikut “apalagi sih mbak udahlah yg lain sajalah, nggak ada bosen-bosennya deh”

Selain adanya opini yang menghakimi, pada beberapa tayangan infotainment juga menunjukkan adanya opini yang skeptis dan tidak percaya terhadap pernyataan narasumber, antara lain: pada korpus 6 Infotainment Espresso stasiun ANTV episode tanggal 14 April 2009, tentang kabar putusnya jalinan asmara antara Sheila Marcia dengan George Peter. Hubungan asmara mereka terjadi ketika Sheila Marcia ada dalam penjara. Tidak berselang lama setelah

Sheila keluar dari penjara mereka putus. Narasi muncul menunjukkan sikap skeptis dan curiga ketika menanggapi kabar tersebut baik kepada Sheila Marcia maupun George Peter, seperti pada narasi 6c:

“Cukup mengherankan mengapa hubungan dikala Sheila ada pada situasi yang memprihatinkan itu justru berakhir setelah dirinya tidak lama bebas dari penjara hal ini mencuatkan dugaan bahwa George Peter hanya sebagai pelarian cinta Sheila yang kecewa lantaran diputus oleh Roger Danuarta tak lama setelah

161 ditangkap karena kasus narkoba. Atau sebaliknya George sekedar numpang popularitas dari Sheila” Selanjutnya komentar pembawa acara Espresso, seperti pada kutipan dibawah ini: Pembawa Acara 1: Tu wajar lah ya sahabat espresso, tadi kan Sheila di dalam penjara, pilihannya cuma ada tempe, mau gak mau makan tempe, tapi begitu dia bebas nggak cuma ada tempe eh ada tahu. Pembawa acara 2 : ada combro Pembawa Acara 1: ada singkong Pembawa Acara 2: banyak pilihan yaa Pembawa Acara 1: eh tapi tempenya dulu kan juga oke Pembawa Acara 2: nah mungkin udah jadi bongkreng

Kalimat “cukup mengherankan” pada narasi diatas merupakan ungkapan perasaan wartawan yang curiga terhadap alasan Sheila Marcia yang putus dengan

George Peter disaat Sheila Marcia telah keluar dari penjara. Sheila Marcia diduga hanya memanfaatkan George Peter saja sebagai pelarian cinta kerena diputus oleh

Roger Danuarta, dan sebaliknya George Peter diduga hanya memanfaatkan Sheila

Marcia untuk popularitasnya saja. Selain itu opini kedua pembawa acara Espresso pada kutipan diatas menurut peneliti merupakan bentuk sindiran kepada Sheila

Marcia yang menganggap bahwa dipenjara tidak banyak pilihan sehingga menerima George Peter sebagai kekasihnya, setelah keluar dari penjara Sheila

Marcia mempunyai banyak pilihan untuk mencari kekasih.

Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12

Mei 2009. Berita yang ditayangakan pada korpus tersebut seputar foto Nia

Ramadhani dan pacarnya Ardy Bakrie pada waktu mereka menghadiri acara di

162 Singapura. Selanjutnya Kiss membahas seputar hubungan Ardy Bakrie dengan

Manohara Odelia Pinot, sebelum menjalin hubungan dengan Nia Ramadhani,

Manohara adalah kekasih Ardy Bakrie. Dalam tayangan tersebut Ardy Bakrie dimintai keterangan tentang kisah kekerasan yang menimpa Manohara. Sikap skeptis dan ketidakpercayaan akan pernyataan Ardy Bakri ditunjukkan pada narasi 8e “Mungkin lantaran tak enak ada Nia disisinya jawaban Ardy terkesan normatif dan standar”

Selanjutnya pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun

TV One tanggal 20 Mei 2009, tentang konflik Dewi Persik dengan pengacaranya

Endah Murnalita. Pada narasi 9b terdapat kata-kata saran dari pembawa acara untuk tidak mencontoh Dewi Persik yang durhaka pada maminya (Endah

Murnalita). pada opening acara, yaitu “jangan seperti Dewi Persik nih yang kabarnya durhaka terhadap maminya” Perbuatan durhaka kepada orang tua memang tidak layak untuk dicontoh, tetapi saran diatas justru terlihat menghakimi narasumber dengan menyebut Dewi Persik seorang yang durhaka, padahal kebenaran berita yang menyatakan bahwa Dewi Persik durhaka kepada maminya(

Endah Murnalita) masih sebatas kabar, itu terlihat pada narasi “ kabarnya durhaka terhadap maminya”.

Lalu pada narasi 9d yang menyebut Dewi Persik hanya berkata-kata manis saja, yaitu: “Pernyataan Dewi Persik barusan tersebut nampaknya hanya kiasan di bibir seksinya belaka, kasih sayangnya pada sang pengacara Endah Murnalita yang sudah dianggap Dewi sebagai mami sendiri itu nampaknya pudar sudah, gara-gara hasutan manager barunya bernama Siska.”

163 Narasi tersebut muncul setelah Expose menayangkan dokumen bulan

Desember 2008 dimana hubungan Dewi Persik dengan Endah Murnalita masih terjalin dengan baik, pada dokumen tersebut Dewi Persik mengatakan bahwa

Endah Murnalita sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Masih pada narasi 9d dimana opini yang muncul untuk menanggapi sikap Dewi Persik yang seperti anak kecil, yaitu“bagaikan anak kecil yang sedang merajuk Dewi tidak mau menerima telepon dari wanita yang telah menikahkannya dengan Aldy Taher itu”

Ungkapan tersebut juga bermakna bahwa Dewi Persik tidak dewasa karena bersikap seperti anak kecil. Selanjutnya pada narasi 9f yang menyebut Dewi

Persik mengkhianati tim pengacaranya dengan istilah bahwa Dewi Persik

“menusuk dari belakang” tim pengacaranya, karena adanya kesalahpahaman dari

Dewi Persik yang melihat keakraban pihak pengacaranya dengan pihak pengacara

Asep Komarudin ( seperti narasi berikut:

“Tanpa alasan yang jelas Dewi seperti menusuk dari belakang tim pengacaranya yakni Endah Murnalita, Doni Endarsarto, Wibowo Saputra dan Eko Prananto yang berjuang demi Dewi beberapa bulan yang lalu, lantaran keakraban yang terjadi diruang sidang antara pengacaranya dengan pengacara Asep Komarudin” Masih pada narasi 9f yang menyebutkan Dewi Persik bersikap naif karena telah menyangka pengacaranya bersekongkol untuk menjatuhkan Dewi Persik, yaitu “Dewi dengan sikap naifnya menyangka telah terjadi persekongkolan antara pengacara untuk menjatuhkan dirinya” Kata “naïf" bisa bermakna positif yaitu bersahaja, tetapi untuk kalimat diatas lebih bermakna negatif yaitu celaka,

164 bodoh ataupun tidak masuk akal.75 Ini berarti bahwa prasangka Dewi Persik terhadap persengkokolan pengacaranya untuk menjatuhkan Sewi Persik merupakan sikap yang bodoh atau tidak masuk akal.

Lalu kelanjutan pada narasi 9f “Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas air susu dengan air tuba itu kabarnya dipicu oleh manager barunya.” Ungkapan tersebut ditujukan kepada Dewi Persik karena telah memecat para pengacaranya yang menurut kabar tidak pernah dibayar. Ungkapan “Membalas air susu dengan air tuba” sama artinya dengan tidak tahu terima kasih, ini berarti bahwa infotainment Expose menilai bahwa Dewi Persik tidak tahu terima kasih kepada para tim pengacaranya yang telah berkorban untuk Dewi Persik walaupun tidak pernah dibayar.

Tercampurnya fakta dan opini juga terdapat pada korpus 11, stasiun

ANTV, infotainment Espresso tanggal 22 Mei 2009. Pada episode tersebut

Espresso menayangkan tentang rumah tangga Dewi Persik dengan Aldyansyah

Taher. Dalam tayangan tersebut beberapa narasi menunjukkan opini yang menghakimi Aldy Taher, antara lain: pada narasi 11 b, yang menganggap Aldy

Taher suami yang kurang bertanggung jawab yaitu ditunjukkan:

“Berbeda dengan sosok suami para selebritis lainya yang bisa menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dengan memiliki pekerjaan yang nantinya akan menghasilkan uang bagi kehidupan rumah tangganya, Aldy justru terkesan banci tmpil untuk selalu terlihat mendampingi sang istri lihat saja sejak terkuaknya pernikahan mereka dimana ada dewi disitu pasti ada aldi taher. ”

Istilah Banci Tampil saat ini memang sedang populer, kalimat tersebut biasa

75 www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 9 November 2009, pk. 21.00 WIB

165 dipakai untuk menjuluki seseorang yang selalu ingin tampil atau terlalu banyak tampil misalnya ditelevisi agar selalu terlihat oleh pemirsanya, yang tujuannya hanya untuk pamer atau untuk populatitas saja.

Selanjutnya narator menyebutkan bahwa Aldy “bak seorang pahlawan kesiangan Aldypun seolah melakukan pembelaan terhadap Dewi yang justru tidak memberikan perubahan apa-apa terhadap kasus yang telah dialami selama ini.

Kalimat “bak seorang pahlawan kesiangan” adalah sebutan yang ditujukan untuk

Aldy Taher karena dianggap seolah selalu membantu menyelesaikan kasus yang dialami Dewi Persik tetapi tidak bisa memberikan perubahan apa-apa kepada

Dewi Persik.

Selanjutnya pada narasi 11d yang menganggap bahwa Aldy taher lebih pantas menjadi manager Dewi Persik daripada suaminya yaitu “Sikap plintat plintut yang ditunjukkan Aldi Taher dalam menjalani biduk rumah tangganya bersama DP bukan hanya perihal pekerjaannya Aldi yang tidak tetap sebagai sang suami, Aldy tampaknya lebih pantas di sebut sebagai manager Dewi Persik ketimbang suami dewi lantaran keberadaan Aldi yang selalu disisi dewi jika dewi sedang bekerja atau melakukan konferensi pers”. Kalimat “plintat plintut” merupakan istilah dari bahasa jawa yang memiliki arti tidak tegas dalam bersikap.

Ini berarti bahwa Aldy Taher tidak tegas dalam bersikap sebagai seorang suami karena dianggap tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hanya mendampingi Dewi

Persik ketika bekerja atau melakukan konferensi pers. Karena sikapnya itu

Infotainment Espresso menyebutkan bahwa Aldy Taher lebih pantas sebagai maneger Dewi Persik daripada suaminya.

166 Pemilihan kata yang dipakai untuk menggambarkan sosok Aldy Taher seperti banci tampil, pahlawan kesiangan, dan sikap plintat plintut, selanjutnya juga menyebutkan bahwa Aldy Taher lebih pantas sebagai manager dari pada suami Dewi Persik, menurut peneliti kalimat-kalimat tersebut adalah bentuk opini yang menghakimi yang ditujukan kepada narasumber yang secara terang-terangan dibacakan oleh narator yang dapat menyebabkan pembunuhan karakter narasumber.

Pada korpus 13 infotainment Obsesi, stasiun televisi Global TV, tanggal

27 Mei 2009. Infotainment Obsesi menayangkan seputar hubungan asmara Ariel

Peterpan dengan Luna Maya. Disitu disebutkan bahwa Ariel peterpan tiba-tiba sangat ramah kepada wartawan, lantaran diduga tidak enak hati karena sikap Luna

Maya yang selalu bersikap dingin kepada wartawan. Opini yang menghakimi ditunjukkan pada narasi untuk menggambarkan sosok Luna Maya apabila bertemu dengan wartawan yaitu pada narasi 13 c “Kalau Ariel suka menebar senyum sementara Luna bak wanita suku amazon yang selalu waspada dan siap mengibarkan bendera perang jika bertemu wartawan”. Wanita suku Amazon adalah sebuah legenda pada zaman dahulu yaitu wanita yang sakti dalam pertempuran.76 Istilah yang digunakan pada narasi tersebut memberikan kesan bahwa Luna Maya adalah sosok yang keras dan tidak bersahabat apabila bertemu dengan wartawan.

Selanjutnya pada akhir tayangan yang diisi dengan bincang-bincang pembawa acara Obsesi, pembawa acara memberikan komentarnya kepada sikap

76 www.wikipedia.com, download tanggal 15 Desember 2009 pk.21.00 WIB

167 Luna Maya dan Ariel Peterpan yang tidak pernah menunjukkan kebersamaan ketika muncul didepan publik, Luna dan Ariel selalu datang sendiri-sendiri setiap menghadiri acara. Yaitu pada narasi 13g “Tapi ngomong-ngomong ya udahlah ya nggak usah munafik gitu, walaupun kalian jalan sendiri-sendiri, walaupun lewat jalan belakang, lewat jalan tikus, tapi tetep saja orang tahu bahwa kalian itu jadian.” Penyebutan kata “munafik” yang ditujukan kepada Ariel dan juga Luna

Maya oleh pembawa acara tersebut menunjukkan opini yang menghakimi narasumber, mereka menyebutkan bahwa Luna Maya dan Ariel seorang yang munafik.

Bersikap kritis tentunya berbeda dengan mencari-cari kesalahan. Bersikap kritis lebih didorong dalam mencari fakta baru, informasi baru atau mencari berita dibalik berita. Dalam bersikap kritis tidak ada tendensi mencari kesalahan, apalagi menghakimi narasumber. Diatas segala-galanya sikap kritis wartawan selalu berorientasi pada kepentingan publik.77 Hal serupa sulit ditemui dalam praktek infotainment, yang terjadi justru bertendensi mencari-cari kesalahan narasumber seperti yang telah peneliti analisis diatas.

77 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.178

168 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sasaran akhir penelitian adalah ingin menjawab permasalahan penelitian dan membuktikan tujuan penelitian. Untuk itu, berdasarkan hasil temuan dari 15 tayangan infotainment dari sembilan stasiun televisi swasta periode bulan Maret-

Mei 2009 yang telah peneliti analisis serta hasil intepretasi di bab-bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis 15 tayangan infotainment pada 9 stasiun televisi swasta

periode Maret-Mei 2009 menunjukkan bahwa tayangan infotainment tidak

sesuai dengan Standar Program Siaran terutama menyangkut permasalah

privasi yang meliputi pasal 51 tentang konflik rumah tangga, pasal 52 tentang

perekaman tersembunyi, pasal 53 tentang pencegatan dan permasalahan

prinsip jurnalistik yang meliputi pasal 40 tentang prinsip akurat, pasal 41

tentang prinsip Adil, pasal 42 tentang prinsip netral dan berimbang dan pasal

43 tentang prinsip kemandirian.

2. Berkaitan dengan permasalahan privasi, yaitu penyajian konflik dalam

keluarga, terdapat 3 korpus yang tidak sesuai dengan pasal 51 tentang konflik

dalam keluarga poin h dan i, dimana infotainment ketika menghadirkan

permasalahan/konflik keluarga dalam hal ini adalah perselingkuhan,

menunjukkan keberpihakan kepada salah satu yang berkonflik, narator sering

169 memberikan opini yang bisa menggiring opini khalayak kearah yang

menjatuhkan martabat yang diberitakan

3. Berkaitan dengan perekaman tersembunyi, terdapat 1 korpus dimana

penayangan maupun pelaksanaan perekaman tersembunyi yang dilakukan

infotainment tidak sesuai dengan pasal 52 tentang perekaman tersembunyi

ayat 2 huruf a dan c, dimana perekaman yang dilakukan oleh infotainment

merupakan wilayah privasi narasumber yang tidak ada kepentingan publik

(sepertihalnya adanya upaya untuk melakukan pelanggaran yang akan

merugikan publik dan juga negara).

4. Berkaitan dengan pencegatan, terdapat 3 korpus yang tidak sesuia dengan

pasal 53 tentang pencegatan ayat 3 dan 4 dimana pencegatan yang dilakukan

infotainment menunjukkan adanya upaya memaksa dan mengintimidasi

narasumber ketika narasumber menolak untuk berbicara, pencegatan dan

penolakan oleh narasumber tersebut juga bertujuan untuk menambah efek

dramatisasi dalam penayangan.

5. Berkaitan dengan prinsip akurasi, terdapat 3 korpus yang tidak sesuai dengan

pasal 40 tentang prinsip akurat, indikasinya ketidakakuratan informasi adalah

adanya fakta yang tidak pasti dengan munculnya kata-kata mungkin,

tampaknya, dan entahlah, selain itu informasi yang diperoleh tidak jelas

sumbernya dengan adanya kata kabarnya dan dilansir.

6. Berkaitan dengan prinsip adil, terdapat 1 korpus yang tidak sesuai dengan

pasal 41 tentang prinsip keadilan, indikasinya adalah adanya pengurangan

informasi yang mengakibatkan berubahnya makna pesan.

170 7. Berkaitan dengan prinsip imparsialitas, terdapat 9 korpus yang tidak sesuai

dengan pasal 42 tentang prinsip netral dan berimbang dan pasal 43 tentang

prinsip kemandirian, dimana infotainment tidak netral dalam menyajikan

berita. Ketidaknetralan tersebut berkaitan dengan tercampurnya fakta dan

opini, seperti yang disebutksn oleh Iswandi Syahputra yaitu opinisasi yang

sistemik, yaitu opini yang diproduksi secara sadar, tendensius dan berpretensi

secara langsung dibacakan oleh presenter atau narator melalui berbagai narasi,

selanjutnya ketidakberimbangan ditunjukkan dalam penyajian tayangan yang

menampilkan konflik dimana pemilihan narasumber hanya dari salah satu

yang pihak yang berkonflik saja, sedangkan untuk memenuhi asas berimbang

(cover both sides) mengharuskan komunikator menyajikan kedua belah pihak

baik yang pro maupun yang kontra.

8. Berdasarkan polemik yang terjadi berkaitan dengan apakah infotainment

termasuk karya jurnalistik atau bukan, dari hasil penelitian ini peneliti

menyimpulkan bahwa infotainment adalah produk jurnalistik yang kurang

bagus, hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran

yang terjadi. Berkaitan dengan fatwa MUI yang mengharamkan isi tayangan

infotainment yang mengandung unsur ghibah atau gosip, penelitian ini

menunjukkan bahwa beberapa beberapa isi tayangan infotainment masih

berupa gosip hal tersebut karena berita yang disampaikan sepenuhnya masih

belum mengandung kebenaran dan masih bersifat informatif.

171 B. Saran

1. Isi / materi tayangan Infotainment sebaiknya tidak hanya mengedepankan

gosip saja akan lebih baik apabila tema-tema yang diangkat seputar

keberhasilan artis/ prestasi – prestasi yang telah dicapai oleh para artis hal

tersebut tentunya akan lebih berdampak positif terhadap masyarakat.

2. Pihak lembaga penyiaran harusnya menyadari keberadaanya sebagai sebuah

media yang ditonton oleh masyarakat dari berbagai macam latar belakang

pendidikan, sosial dan Sehingga media mempunyai tanggungjawab sosial

untuk menayangkan sebuah program acara yang bisa memberikan pengaruh

yang baik untuk masyarakat. Tidak untuk tayangan yang menghibur saja tetapi

juga tayangan yang mendidik.

3. Dari kalangan wartawan infotainment harusnya memahami dan menerapkan

kode etik jurnalistik dan prinsip-prinsip jurnalistik sebagai pedoman atau

landasan teknis dalam proses pencarian berita maupun penyampaian

beritanya.

4. Masyarakat Indonesia sebagai penonton, sebaiknya tidak hanya sebagai

penonton yang pasif, tetapi mampu menjadi penonton yang aktif, yaitu

penonton yang bisa mengkritisi ataupun dapat mem-filter tayangan-tayangan

yang ditonton.

5. Penelitian ini bagaimanapun masih banyak menyimpan kekurangan, sehingga

peneliti menyarankan bahwa penelitian semacam ini banyak dilakukan

sehingga paling tidak ada semacam kontrol secara tidak langsung, baik

terhadap lembaga penyiaran maupun para wartawan infotainment.

172 DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003

Andrik Purwasito, Message Studies, Ndalem Purwahadiningratan Press, Surakarta, 2003

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006

Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik, PT.Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2005 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment:Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media, Yogyakarta, 2006

Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2006

Kamus Besar Bahasa Indonesia, disusun oleh Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2002

Luwi Ishwari, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2007

Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, UII Press Yogyakarta, Yogyakarta, 2004

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2008

Mursito BM, Memahami Institusi Media, Lindu Pustaka, Surakarta, 2006

Mursito.BM, Penulisan Jurnalistik:Konsep Teknik Penulisan Berita, SPIKOM, Surakarta, 1999

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995

173 Panuti Sudjiman dan Aart Zoest(ed), Serba-Serbi Semiotika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1992

Rahayu, ed, Menyingkap Profesionalisme Kerja Surat Kabar di Indonesia, Krayon Grafika, Yogyakarta, 2006

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, PT. Raja Gtafindo Perkasa, Jakarta, 2001

Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005

JURNAL INTERNASIONAL

Daniel Chandler, “ Semiotics For Beginners” American Journal of Semiotics, 2009, volume 25:1-2.

Jurnal International, Muslikh Madiyant, SINEMASASTRA: Mencari Bahasa Di Dalam Teks Visual, http://www.scribd.com/doc/8622353/Sinemasastra- Mencari-Bahasa download pada tanggal 24 April 2009 pukul 16.00 WIB

UNPUBLISED THESIS

Ika Damayanti, Penerapan Unsur-Unsur Jurnalistik Pada Infotainment, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008

Rika Yudani, Kontruksi Pesan Dalam Program Berita Televisi, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2007

Swari Hadiningsih, Dibalik Penghentian Smackdown di Lativi, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008

INTERNET www.hukumhiburan.com, download tanggal 07 Januari 2009, pk.16.02 WIB www.indosiar.com, download tanggal 30 Januari 2010, pk.22.30 WIB www.kpi.go.id, download tanggal 27 Februari 2009, pk.15.51 WIB www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 22 Oktober 2009,pk.20.05 WIB w ww.tempointeraktif.com, download tanggal 3 Juni 2009, pk.21.57 WIB www.wikipedia.com, download tanggal 15 Desember 2009, pk.21.00 WIB

174