4. PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Rajawali Citra Televisi PT. Bimantara Citra bersama dengan PT. Rajawali Wira Bakti Utama (yang sekarang kemudian menjadi Rajawali Corporation) berinisiatif mewujudkan gagasan perencanaan pembangunan stasiun televisi swasta. Rencana tersebut ternyata sejalan dengan program pemerintah di bidang pembangunan informasi dan program mencerdaskan bangsa. Pada tanggal 22 Februari 1988 dikeluarkan surat perjanjian kerjasama NO. 12/SP/DIR/TV/1988 NO. RCTI_BT_027/1988 kemudian ditandangani oleh Direktur Utama RCTI dan Direktur Televisi Republik Indonesia. Pada tanggal 23 Juni 1988 dilakukan upacara peletakan batu pertama pembangunan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. RCTI pertama kali mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu itu RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran di setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya pada akhir tahun 1989, pemerintah mengizinkan RCTI untuk melakukan siaran bebas secara nasional sejak tahun 1990, akan tetapi baru terwujud pada akhir tahun 1991 setelah RCTI membuat stasiun RCTI pada 1 Mei 1991. Memasuki tahun 1993, RCTI telah memiliki 13 stasiun transmisi, tahun 1994 bertambah 4 stasiun transmisi. Total pada tahun 1995 telah mencapai 30 stasiun transmisi. Hingga sekarang telah mencapai 48 stasiun transmisi di seluruh Indonesia. Sejak Maret 2004, RCTI dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra, Tbk (MNC), sebuah kelompok perusahaan media yang juga membawahi Global TV dan MNC TV (Modul Sejarah Dan Perkembangan RCTI, 2011).

41 Universitas Kristen Petra

4.1.2. Profil Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang mengudara secara digital pada tanggal 24 Agustus 1989 di . RCTI menayangkan berbagai macam program acara berita, informasi, dan juga hiburan. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Sejak awal, cita-cita RCTI adalah menciptakan serangkaian acara unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih RCTI sebagai media iklan-iklan mereka. Cita-cita itu menjadi nyata karena sejak berdiri hingga saat ini RCTI menjadi market leaders seperti dilaporkan oleh AGB Nielsen Media Research pada tahun 2011. Di RCTI, kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan, dan doa tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” namun tampil dalam kemasan yang “oke” (Modul Sejarah Dan Perkembangan RCTI, 2011).

Nama perusahaan : PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Motto Perusahaan : RCTI Oke Alamat perusahaan : Jl. Raya Pejuangan no.1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Nomor telepon : 021 - 5303540, 021 - 5303550 Nomor faksimili : 021 – 5320906 Web page : http://www.rcti.tv Email : [email protected] Tag line : RCTI OKE, Kebanggaan Bersama Milik Bangsa.

42 Universitas Kristen Petra

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan 4.1.3.1. VISI Media Utama Hiburan dan Informasi Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memiliki makna: 1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya. 3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder” (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat, dan penyelenggara Negara) (Modul Sejarah Dan Perkembangan RCTI, 2011).

4.1.3.2. MISI Bersama Menyediakan Layanan Prima Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinasi dan tersistemasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder”. TIGA PILAR UTAMA 1. Keutamaan Dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi, inspirasi dan semangat juang insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang

43 Universitas Kristen Petra mendapat pengakuan dari para “stakeholder” atas kualitas integritas dan dedikasi yang ditampilkan (Modul Sejarah Dan Perkembangan RCTI, 2011).

4.1.4. Logo RCTI

Gambar 4.1. Logo PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Sumber : Human Resources Departement RCTI

4.1.4.1. Arti Logo  Logo RCTI mewakili singkatan dari Rajawali Citra Televisi Indonesia  Pada huruf “R” terdapat gambar kepala burung rajawali yang melambangkan tekad RCTI bahwa dengan kegiatan teknologi, komunikasi dan visual. RCTI siap mengemban tugas menyebarkan informasi, pengetahuan dan hiburan ke seluruh penjuru negeri.  Huruf yang digunakan memiliki karakteristik tebal namun dalam bentuk yang sederhana, tipografi ini menyiratkan kedinamisan langkah yang tidak dibatasi oleh kerumitan dan ketatnya aturan formal. Secara keseluruhan, logo RCTI, menggambarkan sikap RCTI yang selalu tanggap serta sigap setiap saat, turut serta mencerdaskan bangsa dalam era pembangunan semesta nasional, bermediakan teknologi televisi yang dilandasi semangat perjuangan serta wawasan nasional maupun internasional, demi mencapai kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia.

44 Universitas Kristen Petra

4.1.4.2. Program Acara Musik Program : “Dahsyat” Stasiun Televisi : RCTI E-Mail : [email protected] Twitter : @dahSyatMusik Facebook Fanpage : Dahsyat Jam Tayang : Senin-Jumat, Pukul 07.30-10.30 WIB Sabtu-Minggu, Pukul 08.30-11.30 WIB Pembawa Acara : dan Perusahaan Produksi : In-House Production RCTI

“Dahsyat” merupakan program acara musik yang ditayangkan di RCTI setiap hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 pagi sampai pukul 10.30 siang dan hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 pagi sampai pukul 11.30 siang WIB. Pada awalnya program musik “Dahsyat” pertama kali tayang perdana pada 24 Maret 2008 hingga saat ini. Selama empat tahun, program musik “Dahsyat” berusaha menghadirkan tayangan yang menghibur pemirsanya untuk dapat bersaing dengan program acara musik di stasiun televisi lainnya. Konsep awal dari program musik “Dahsyat” adalah outdoor dengan sistem yang berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya (mobile) menggunakan truck yang telah di set sedemikian rupa, seperti ke mall-mall, kemudian sekolah-sekolah, universitas-universitas, dan lain-lain. Pada awalnya “Dahsyat” menampilkan host, perform artis, dan chart yang berdurasi selama satu jam setiap hari Senin sampai Jumat. Kemudian pada bulan April 2008 “Dahsyat” berupaya menghadirkan tayangan yang lebih berkembang, bertempat di dalam studio 6 (indoor) karena format yang stripping tayang setiap hari, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan sistem yang mobile membuat itu sedikit membahayakan secara teknis. Kemudian di dalam studio diberikanlah sentuhan dengan menghadirkan sejumlah penonton di dalam studio yang menjadikan “Dahsyat” sebagai program acara musik pertama yang menghadirkan penonton di dalam set panggung dan melibatkan penonton mengambil bagian dalam program ini untuk memberikan suasana yang membuat

45 Universitas Kristen Petra lebih ramai dan makin seru serta menjadikan mereka sebagai bagian dari “Dahsyat” untuk mendapatkan suasana yang meriah, menarik dan juga merasa dekat dengan sang bintangnya yaitu artis yang mengisi acara di “Dahsyat”. Kemudian, “Dahsyat” dituntut untuk dapat mengembangkan konsep acara yang lebih menarik lagi tapi masih menggunakan konsep indoor, bertempat di studio 1 RCTI. Kini “Dahsyat” memberikan sentuhan yang lebih menarik dari sisi set panggung dan jumlah penonton yang lebih banyak, sebelumnya pada studio 6 hanya mampu menampung 40 orang tidak lebih dan penonton di studio 1 atau yang lebih akrab disebut dengan Sahabat Dahsyat semakin banyak dan membuat suasana studio lebih atraktif. Karena itu artis yang tampil akan lebih leluasa untuk dapat menampilkan yang terbaik buat para penonton dan penggemarnya (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 2012). Jadi, program acara musik “Dahsyat” menampilkan host, perform artis, chart, video clip, dan penonton.

4.1.4.3. Logo Program Acara Musik Dahsyat

Gambar 4.2. Logo lama DAHSYAT (2008-2011) Sumber : Production Assistant Dahsyat RCTI

Gambar 4.3. Logo Baru DAHSYAT 2011 Sumber : Production Assistant Dahsyat RCTI

46 Universitas Kristen Petra

4.1.5. Struktur Organisasi RCTI

ement ement

Tax Head Head Finance Finance Head Head Head Purchasing Dept. Head & HeadDev Departement Departement

Accounting Financeand Accountingand Division Division Head People Planning r BudgetPolicy & HR Depart GA Departement Adm. Director Finance and Gen.

GG GG & OD Directo

JK Div.

Legal Security Safety & Secretary Corporate Director Departement Section Head Corporate Affair

Head Head Head Facility Head Technical Technical Director Broadcasting Departement Departement Departement Transmission IT DepartementIT Master Master Control Studio Outside&

Departement Head Engineering Div. IT &

Head

Director Sr. Sales Sales Sales Head

Division Departement Head Departement Analysis Dept. Head Dept. Analysis Departement Departement Departement Head Marketing Comm. Sales Sales & Marketing Sales & Marketing & Research Marketing SalesAdm. Support Promo Promo Dept. Head Departement Head Departement Head Markt. Support & Barter Barter & Support Markt.

President Director President Audit

Head News News Head

News Productions Departement News Gathering Gathering News Div. Head Head Departement Research & Research & Infotainment Sekertariat Section Head

Library Section Sr. Sr. News Deputy News Surabaya News & Features

Director

ational I ational I

Head Head

tement Head tement Production Production Oper Departement Departement Operational Operational II Production Production Support Support Production Division Division Head Head Departement Production Service Service Production Depar

Programing &

Production Director amming Manager Acquisition Acquisition Local Prog. Scheduling Operations Division Progr Sr. Acquisition

Programing Departement Head Sr. Program Plann & & Sr. Plann Program Development Head Development DepartementHead DepartementHead 2 Program Research & Research Program

201

ORGANIZATION STRUCTURE ORGANIZATION April Bagan 4.1 Struktur Organisasi RCTI Sumber: Human Resources Departement RCTI, 2012.

47 Universitas Kristen Petra

4.1.6. Struktur Organisasi Produksi Program Acara Musik “Dahsyat”

No. Nama Jabatan 1. Ella Kartika Pengarah Produksi 2. John Fair Kaune Penanggung Jawab Operasional Produksi 3. Jahja Immanuel Rianto Executive Producer 4. Armen Basauli Producer 5. Endang Setyaningsih Producer 6. Agung Priyanto Assistant Producer 7. Theodorus Benny Production Assistant 8. Asep Ruli Rahman Production Assistant 9. Yunistia Renofati Production Assistant 10. Arsyi Rizkia Production Assistant 11. Septi Aminah Production Assistant 12. Indah Angraini Tim Kreatif 13. Atan Tim Kreatif 14. Tiurma Imelda Tim Kreatif 15. Fajar Kurniawan Tim Kreatif 16. Lukhi Hertiarasani Tim Kreatif 17. Ganjar Triwibowo Koordinator Talent 18. Sacha Hamidi Tim Talent

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Produksi Program Acara Musik “Dahsyat” Sumber: Olahan Penulis, 2012

48 Universitas Kristen Petra

4.1.6.1. Tim Kerabat Kerja Program Acara Musik “Dahsyat” Selain struktur organisasi produksi program acara musik “Dahsyat” sebagai tim inti, maka dari itu, program acara musik “Dahsyat” dibantu dengan divisi-divisi produksi lainnya, seperti:

Program Director Koordinator Artistik Unit Umum Floor Director Pengarah Artistik Penanggung Jawab Teknik Awak Panggung Perancang Set Penanggung Jawab Studio dan Siaran Luar Penanggung Jawab Pendukung Teknik Media Pemasaran Produksi Penata Set Studio Penanggung Jawab Penunjang Pembangun Set Pendukung Teknik Studio Produksi Koordinator Kru Produksi Dekorator Tim L.E.D Penata Kamera Kru Perlengkapan Artistik Koordinator Audio Teknik Penata Cahaya Penata Busana Kru Audio Teknik Penata Suara Penata Rias Kru Lighting Teknik Koordinator Ruang Kendali Penanggung Jawab Koordinator Transmisi Lapangan Operasional Manajemen Produksi Pemandu Gambar Unit Manajemen Produksi Koordinator Elektrikal Penyelaras Gambar Administrasi Lapangan Tim Elektrikal Penanggung Jawab Prasarana dan Sarana Penata Rekam Administrasi Artis Penyiaran Penata Akara Koordinator Penonton Koordinator Pengadaan Alat/Logistik Koordinator Penyunting Gambar Sekretariat Maintenance Penyunting Gambar Penjadwalan Penanggung Jawab Transmisi Penyunting Suara Dokumentasi Transmisi Penanggung Jawab Koordinator Penata Grafis Penaggung Jawab Kendali Siar Penjualan dan Pemasaran Kru Penata Grafis Penjualan dan Pemasaran Tim Kendali Siar Koordinator Penyunting Gambar Promo T.O.C Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bagian Umum Corsec Komunikasi Pemasaran Penanggung Jawab Transportasi Pengadaan alat Keamanan Kru Pengadaan Alat Tabel 4.2. Tim Kerabat Kerja Program Acara Musik “Dahsyat” Sumber: Olahan Penulis, 2012 49 Universitas Kristen Petra

4.1.6.2. Label Musik Pendukung Program Acara Musik “Dahsyat” Industri musik di Indonesia bekerjasama dengan program acara musik “Dahsyat” dalam mempromosikan lagu rekaman pengisi acara yang tampil. Berikut ini yang merupakan pendukung program acara musik “Dahsyat”:

No. Label Musik No. Label Musik No. Label Musik 1. Musica Studios 10. Paviliun Record 19. Wannabe Records 2. Warner Musik Indonesia 11. Platinum Records 20. Suara Megah Mandiri 3. Aquarius Musikindo 12. Selika Music 21. NU-Buzz Network 4. EMI Music Indonesia 13. Music Factory 22. Soundsation 5. Universal Music 14. Nagaswara 23. RMI Records 6. Trinity Optima Production 15. Alfa Record 24. Platinum 7. Emotion 16. MI2 Music Production 25. Catz Records 8. Seven Music 17. Keci Music 26. RPM 9. Glow Music 18. Victory Music 27. Pro-M

Tabel 4.3. Label Musik Pendukung Program Acara Musik “Dahsyat” Sumber: Olahan Penulis, 2012

4.1.7. Job Description Divisi dalam Program Acara Musik “Dahsyat”  Excecutive producer Dalam divisi produksi program acara musik “Dahsyat” peran tertinggi dipegang oleh Executive Producer. Executive Producer bertugas untuk menentukan jenis acara yang akan dibentuk. Executive producer membawahi para producer yang bertugas untuk mengatur jalannya acara di lapangan. Seorang Executive Producer juga mengatur tentang rincian biaya yang akan dikeluarkan dalam memproduksi program acara musik “Dahsyat”.  Producer Producer bertugas untuk mengawasi jalannya program acara musik “Dahsyat” di lapangan. Producer harus mengawasi jalannya program dari pra produksi hingga pasca produksi. Dalam program acara musik “Dahsyat” terdapat dua orang producer. Satu orang produser bertugas untuk mengawasi jalannya program dari ruang master

50 Universitas Kristen Petra

control, sedangkan producer yang lain mengawasi jalannya program di dalam studio. Setiap keputusan yang akan diambil oleh kru harus didiskusikan terlebih dahulu dengan producer.  Assistant producer Assistant producer bertugas untuk membantu producer mengawasi proses produksi program acara musik “Dahsyat”. Asisten produser di “Dahsyat” juga bertugas untuk melakukan survai lapangan untuk tempat shooting “Dahsyat” di luar studio.  Production asisstant Production asisstant (PA) bertugas menyiapkan semua materi yang akan ditayangkan seperti video klip atau salam-salam yang biasa ditayangkan dalam program acara musik “Dahsyat”. Sebelum produksi, PA juga melakukan pengecekan kelengkapan data untuk template video yang akan ditayangkan, dan memilih grafis untuk LED pada saat ada penyanyi tampil di “Dahsyat”. PA juga mendampingi editor dalam proses editing.  Creative Tim kreatif dalam program acara musik “Dahsyat” seluruhnya berjumlah lima orang yang bertugas membuat rundown acara, menyusun chart untuk ditayangkan di “Dahsyat” yang biasa disebut montage. Selain menyusun rundown tim kreatif harus menentukan video klip apa yang akan ditayangkan di program acara musik “Dahsyat”, artis yang akan tampil, dan juga harus mencari gimmick untuk ditayangkan di “Dahsyat” setiap harinya. Hal itu dilakukan berdasarkan dengan data rating dan share yang diperoleh dari AGB Nielsen Media Research. Gimmick merupakan tampilan selingan di program “Dahsyat”, sesuatu yang menghibur dan tidak biasa, dan gimmick selalu berbeda setiap harinya.

51 Universitas Kristen Petra

Selain itu ada beberapa divisi yang turut membantu kelancaran produksi program acara musik “Dahsyat”, divisi-divisi itu antara lain:  Director Director atau Program Director bertugas untuk mengatur hasil gambar dari kamera untuk ditayangkan di televisi. Director harus mengatur angle kamera, agar hasil gambar terlihat bagus ketika ditayangkan. Director juga berhubungan langsung dengan Floor Director (FD) untuk memberitahukan durasi. Director didampingi oleh seorang switcher yang bertugas untuk membantu Director di bagian teknis kamera. Director berhubungan langsung dengan bagian program untuk pengaturan durasi dari pihak RCTI. Director juga berhubungan langsung dengan Floor Director untuk pengaturan panggung dan flow acara. Secara keseluruhan Director bertanggung jawab terhadap hasil pengambilan gambar kepada Prorgamming.  Floor director Floor Director (FD) bertugas mempersiapkan Pengisi Acara yang akan melakukan performance, seperti memberikan waktu untuk melakukan check sound pada saat commercial break dan melakukan briefing sebelum performance. Floor Director dalam program acara musik “Dahsyat” setiap hari akan selalu bertanya kepada crew pengisi acara mengenai cara mereka melakukan performance, apakah menggunakan playback, minus one, atau secara Live. Selain itu, Floor Director juga mengikuti briefing dengan Producer, Tim Kreatif, dan Production Assistant (PA) sebelum acara berlangsung.  Stage crew Stage Crew yang bersama Floor Director tergabung satu divisi yaitu Stage Management Section. Stage Crew yang bertugas mempersiapkan segala peralatan, perlengkapan maupun properti yang akan digunakan pada saat acara berlangsung. Dalam setiap program acara Live, stage crew bekerja sama juga dengan audioman untuk mengingatkan flow acara yang sedang berlangsung sehingga Stage Crew dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan

52 Universitas Kristen Petra

memberikan segala sesuatu yang berkaitan pada saat acara, seperti microphone, dekorasi, maupun alat-alat yang mendukung lainnya. Stage Crew juga bertugas mempersiapkan alat komunikasi yang dipakai di dalam studio dan juga mempersiapkan microphone artis dan host. Stage Crew dibantu oleh beberapa divisi yaitu cameraman, audioman, lighting, dan bagian teknis. Di program acara musik “Dahsyat” terdapat delapan orang camera person yang bertugas setiap harinya. Di dalam studio enam orang, dan dua orang lainnya bertugas di luar studio. Mereka bertugas untuk mengoperasikan kamera dan mengambil gambar dari berbagai sudut yang berbeda.  Dalam program acara musik “Dahsyat”, ada dua orang audioman satu orang di dalam ruang master control, satu orang berada dalam studio. Masing-masing dari mereka memiliki pekerjaan yang berbeda. Audioman di dalam master control mangatur audio bumper in, bumper out, dan musik yang digunakan pada saat pengisi acara tampil. Sedangkan audioman yang berada di dalam studio mengatur audio mic yang digunakan oleh artis dan host.  Bagian lighting mengatur tata cahaya di dalam studio. Pengaturan pencahayaan disesuaikan dengan tema, dan permitaan dari producer. Terkadang juga host sering meminta agar lampu dimatikan atau dinyalakan sesuai dengan ide dan kreasi mereka. Selanjutnya adalah bagian teknik, bagian yang cukup penting dalam program acara musik “Dahsyat”. Kru teknik bertugas untuk mengatur semua hal teknis, seperti VTR (Video Tape Recorder), LED, mesin switcher, dan lain- lain.  Di ruang master control terdapat tiga orang CRO (Control Room Operator) yang bertugas mengoperasikan mesin-mesin yang ada di control room. Satu orang CRO mengoperasikan mesin VTR (Video Tape Recorder) untuk memutar kaset yang berisi video dan montage. Satu orang bertugas sebagai CG (Character Generate) untuk mengatur tampilan template dan credit title. Kru terakhir bertugas sebagai

53 Universitas Kristen Petra

switcher untuk membantu Director dalam mengatur tampilan gambar yang diambil oleh camera person.  Editor bertugas untuk menyunting semua materi yang ada di dalam rundown maupun chart (montage). Editor didampingi PA dalam proses editing. Editor harus benar-benar teliti dalam proses editing karena banyak sekali bagian yang harus diperhatikan misalnya bumper in, bumper out, nama penyanyi, label, dan potongan lagu dalam montage. Jika ada sedikit yang salah, maka harus segera di perbaiki segera mungkin.

Gambar 4.4. Template DAHSYAT Sumber : Production Assistant Dahsyat RCTI, 2012

4.2. Profil Informan 4.2.1. Jahja Immanuel Rianto Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi, dan menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Jahja Immanuel Rianto adalah Executive Producer “Dahsyat”. Pria berumur 42 tahun ini memulai karir sebagai Account Executive di salah satu Advertising Agency selama 4 tahun. Kemudian pada tahun 1999 mulai memasuki dunia pertelevisian tepatnya di RCTI dan seiring berjalannya waktu, pada tahun 2010 dipercaya untuk menjabat sebagai Executive Producer pada divisi program di RCTI. Selain memegang program acara musik “Dahsyat”, ia dipercaya juga memegang program-program spesial RCTI lainnya seperti acara-acara yang

54 Universitas Kristen Petra bertajuk “Mahakarya”, program musik spesial, dan yang terakhir adalah program OLI “Orang Lucu Indonesia”. Jahja Immanuel Rianto atau yang lebih akrab dipanggil Opa ini memulai karir dalam program acara musik “Dahsyat” pada tahun 2008 sebagai Asisten Produser bahkan pernah merangkap jabatan menjadi stage crew maupun floor director karena pada saat itu adanya keterbatasan sumber daya manusia, dan kemudian menjadi Produser Program acara Musik “Dahsyat” pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 menjabat sebagai Executive Producer hingga sekarang. Alasan pemilihan Jahja Immanuel Rianto sebagai informan adalah karena posisinya sebagai Executive Producer RCTI, yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan produksi dan pihak yang bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang semua program acara secara keseluruhan dan telah bekerja dalam program acara musik “Dahsyat” lebih dari satu tahun. Posisi ini juga terlibat dalam proses produksi program acara musik “Dahsyat” RCTI. Maka pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07 WIB peneliti melakukan wawancara dengan Jahja Immanuel Rianto di ruang kantornya. Pemilihan waktu sore hari dilakukan karena pada saat itu bertepatan dengan meeting yang diadakan oleh Executive Producer dan Tim Kreatif. Kemudian peneliti melakukan wawancara untuk kedua kalinya kepada informan. Wawancara bersifat tidak resmi karena pada saat itu dilakukan di kantin RCTI pada tanggal 13 April 2012 pada pukul 12.30 WIB. Wawancara kali ini sebagai lanjutan dari wawancara awal peneliti terhadap informan untuk melengkapi temuan data peneliti. Setelah itu peneliti kemudian melakukan wawancara melalui fitur Blackberry Messenger ketika peneliti membutuhkan temuan data yang kurang.

4.2.2. Armen Basauli Armen Basauli adalah salah satu producer program acara musik “Dahsyat”, yang telah berumur 33 tahun. Pertama kali masuk RCTI sebagai Production Assistant (PA). Informan adalah lulusan S1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta.

55 Universitas Kristen Petra

Bekerja dalam tim program acara musik “Dahsyat” mulai tahun 2008 hingga 2010 sebagai Production Assistant. Kemudian sempat keluar beberapa tahun dari “Dahsyat” menjadi asisten produser program RCTI lainnya. Pria kelahiran 16 Juni 1978 ini kemudian masuk kembali pada Program Acara Musik “Dahsyat” akhir tahun 2011 dan ditunjuk sebagai Produser. Armen ditunjuk sebagai producer menggantikan Akmal yang merupakan produser “Dahsyat” pada periode September 2011-Desember 2011. Alasan pemilihan Armen Basauli sebagai informan adalah karena posisinya sebagai Producer program acara musik “Dahsyat” yang mengetahui dan bertanggung jawab atas acara, selain itu produser juga menentukan durasi. Format acara yang digunakan dan yang menentukan urutan acara dari awal hingga akhir acar tersebut. Selain itu, Armen telah bekerja sebagai di RCTI lebih dari 6 tahun, menunjukkan sudah banyak pengalaman yang telah dialami Armen yang berkaitan dengan produksi program acara. Maka, pada hari Sabtu, 7 April 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Armen Basauli. Pemilihan tempat di meja kerja Producer karena pada saat itu Armen sedang melakukan check list rundown acara, jadi tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara di luar kantor. Waktu wawancara pun dilakukan pada pukul 15.30 WIB. Wawancara kedua peneliti terhadap informan dilakukan pada hari Selasa, 10 April 2012 pada saat makan siang di kantin RCTI.

4.2.3. Indah Angraini Indah Angraini adalah anggota tim kreatif program acara musik “Dahsyat”, seorang wanita berumur 26 tahun. Memulai karirnya sebagai kreatif di RCTI sejak Oktober 2009. Informan adalah lulusan S1 Jurnalistik IISIP Jakarta. Alasan pemilihan Indah Angraini sebagai informan adalah karena posisinya sebagai anggota dari tim kreatif yang termasuk ke dalam sasaran penelitian yaitu mengetahui bagaimana acara bisa tampil dan disaksikan oleh penoton setiap episodenya. Selain itu, Indah telah bekerja sebagai kreatif program acara RCTI sejak 2006, menunjukkan sudah banyak pengalaman yang telah dialami Indah yang berkaitan dengan produksi program acara.

56 Universitas Kristen Petra

Maka, pada hari Kamis, 5 April 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Indah Angraini. Alasan pemilihan tempat di meja kerja tim kreatif karena pada saat itu Indah sedang mengerjakan rundown acara, jadi waktu yang peneliti lakukan untuk wawancara sangat terbatas. Waktu wawancara pun dilakukan pada pukul 14.39 WIB. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara melalui Blackberry Messenger terhadap informan untuk mendapatkan temuan data yang belum dapat dilakukan pada pertemuan pertama.

4.2.4. Sri Esti Tri Wandari Sri Esti Tri Wandari atau yang lebih akrab dipanggil Esti ini memulai karir di RCTI dari tahun 2001. Pertama kali masuk RCTI ditunjuk menjadi director atau junior director. Esti menjadi seorang wanita satu-satunya yang menjadi program director di RCTI yang telah berumur 34 merupakan lulusan Barchelor Screen Production Majoring in Film and Television Gritffith University Australia. Alasan pemilihan Sri Esti Tri Wandari sebagai informan adalah karena posisinya sebagai Program Director yang termasuk ke dalam sasaran penelitian yaitu bertugas untuk mengatur hasil gambar dari kamera untuk ditayangkan di televisi. Director harus mengatur angle kamera, agar hasil gambar terlihat berkualitas ketika ditayangkan. Program Director merupakan divisi yang terlepas dari tim inti program acara musik “Dahsyat”, meski demikian Program Director bertanggung jawab terhadap hasil tayangan produksi kepada Programming. Selain itu, Esti telah bekerja sebagai Program Director selama 11 tahun di RCTI menunjukkan bahwa sudah banyak pengalaman yang telah dialami Esti berkaitan dengan produksi program acara. Dalam program acara musik “Dahsyat”, Esti telah bekerja mulai tahun 2008 ketika “Dahsyat” terbentuk pertama kali sebagai director. Dalam proses produksi progrm acara musik “Dahsyat” seorang director diharapkan mengerti tentang musik. Hal itu menjadikan director dapat menentukan tempo dan pemilihan pengambilan gambar, dan juga pengaturan lighting. “Kalau menurut saya yang kerja di dahsyat itu intinyaa harus senang musik, ketika orang senang musik jadi sudah bisa ngikutin 57 Universitas Kristen Petra

tempo, lirik mungkin nomor dua ya, tapi mungkin lebih ke tempo sama jenis lagu. Nah otomatis dari situ pengambilan gambar ada efeknya, untuk lagu cepat kita bermain di lampu misalnya, lampu efek juga bermain cepat, perpindahan gambar misalnya cut to cut nya juga lebih cepat. Begitu juga sebaliknya kalau untuk lagu sedang atau pelan, itu juga pengambilan gambarnya di sesuaikan dengan lagunya” (wawancara, Esti,10 April 2012).

Waktu wawancara peneliti terhadap informan dilakukan pada hari Rabu, 10 April 2012, pukul 13.35 WIB ketika informan sedang berada di kantin RCTI.

4.3. Temuan Data 4.3.1. Observasi Lapangan 4.3.1.1. Observasi Lapangan 1 Pada bulan Maret 2012, tepatnya tanggal 28 Maret 2012 peneliti melakukan observasi terhadap program acara musik “Dahsyat” di RCTI Jakarta. Observasi pertama bermula dari studio 1 RCTI dimana di situ diadakan produksi program acara musik “Dahsyat” setiap harinya. Di dalam studio terdapat sebuah set panggung berbentuk setengah lingkaran, di setiap sisinya terdapat dua anak tangga yang berfungsi sebagai tempat penonton atau Sahabat Dahsyat, di sebelah kiri atas terdapat satu set drum, dan sebelah kanan terdapat keyboard, di tengah- tengah set terdapat layar LCD berbentuk persegi panjang dan pada bagian depan terlihat tiga buah speaker amplifier. Terdapat meja kreatif yang berisikan dua orang tim kreatif. Di meja kreatif terdapat dua buah TV monitor, satu sebagai tayangan broadcast, dan satu lagi berfungsi sebagai hasil gambar langsung dari kamera. Dalam studio 1 terdapat enam buah kamera yang masing-masing terdiri dari tiga steady cam yang diletakkan di atas tripod lengkap dengan dolly track- nya, dua kamera mobile, dan satu kamera yang diletakkan pada jimmy jip. Kamera-kamera di sana menggunakan kamera panggul merek IKEGAMI yang dilengkapi dengan lensa super wide dan lensa zoom. Terdapat pula dua buah televisi LCD berukuran 32” atau yang disebut dengan Matador untuk dipergunakan sebagai clue dari tim kreatif kepada host maupun pengisi acara, kemudian satu televisi LCD lainnya berfungsi sebagai tayangan broadcast.

58 Universitas Kristen Petra

Pada saat sebelum produksi dimulai, producer, tim kreatif , floor director dan koordinator talent melakukan briefing untuk membahas rundown acara. Kemudian, floor director dan tim kreatif saling mengecek kehadiran host dan artis yang akan tampil pada segmen satu. Apabila ada artis pengisi acara belum hadir, maka dilihat lagi apakah ada artis dalam segmen lain yang telah hadir. Hal tersebut membuat rundown acara berubah dikarenakan keterlambatan host atau artis yang datang. Disetiap segmen, floor director akan selalu berkoordinasi dengan kreatif dalam mempersiapkan artis untuk tampil. Selain artis, sering juga host datang terlambat ketika waktu menunjukan lima menit menuju on-air, maka dari itu tim kreatif berkoordinasi pada producer dan executive producer bagaimana cara mengambil keputusan, apakah segmen satu langsung menampilkan video klip, penyanyi, atau alternatif lainnya. Selain mempersiapkan artis dan host, ada pula yang mempersiapkan penonton di studio. Di sini koordinator penonton mengatur penempatan para penonton dengan dibantu dengan floor director. Penonton pun di berikan briefing siapa saja artis pengisi acara pada hari ini dan diharapkan kepada penonton agar semuanya dapat bersemangat dan ceria ketika sedang on-air. Pada saat commercial break, penonton dirotasi posisinya. Waktu commercial break program acara musik “Dahsyat” berdurasi tujuh menit di mana waktu itu dilakukan untuk floor director dan tim kreatif untuk mempersiapkan host dan artis pengisi acara. Commercial break biasanya dilakukan artis pengisi acara untuk melakukan check sound dan penyesuaian karakter lagu dengan lighting dan LED. Sebelum acara dimulai untuk memasuki segmen berikutnya, director akan mengingatkan floor director waktu yang tersisa dan kemudian berbicara melalui pengeras suara di panggung, contohnya floor director akan berkata “two minutes to bummper” yang berarti dua menit menuju bummper in. Ketika acara selesai seluruh tim produksi program musik “Dahsyat” yang meliputi executive producer, producer, tim kreatif, koordinator talent, assistant producer, dan production assistant melanjutkan tahapan proses produksi, yaitu pasca produksi yang membahas hasil produksi. Evaluasi ini lebih mengarah pada kekurangan maupun kesalahan apa yang terjadi pada saat produksi, baik itu dari sisi teknis, host, pengisi acara, dan rundown acara. Setelah itu tim produksi

59 Universitas Kristen Petra kembali melakukan tahapan pra produksi dengan melihat data rating dan share yang diberikan oleh programming atau data lainnya yang mendukung seperti situs jejaring sosial yang dimiliki “Dahsyat” antara lain Twitter dan Facebook Fan Page.

Gambar 4.5. Set Panggung DAHSYAT Sumber : Team Graphic Dahsyat RCTI

4.3.1.2. Observasi Lapangan 2 Pada tanggal 30 Maret 2012 peneliti melakukan observasi lapangan yang kedua kalinya terhadap program acara musik “Dahsyat” yang bertempat di Studio 1 RCTI Jakarta. Dalam observasi kali ini, setiap crew yang bertugas memakai alat komunikasi berupa Handy Talky (HT) dan Intercom (Beltpack). Masing-masing alat komunikasi tidak dipakai semua oleh crew, Handy Talky dipakai oleh tim kreatif, excecutive producer, producer, dan stage crew. Sedangkan untuk Beltpack dipakai oleh Floor Director dan Camera person. Hal tersebut terkadang sering terjadi miss communication antara floor director dan tim kreatif, contohnya pada saat terjadi perubahan rundown, tim kreatif tidak langsung memberitahukan perubahan rundown tersebut kepada floor director yang bertugas mengatur flow acara.

60 Universitas Kristen Petra

Setiap harinya, floor director berjumlah dua orang yang masing-masing bertugas sebagai traffic floor director dan lead floor director, terkadang mereka dibantu juga dengan mahasiswa magang. Tim kreatif pada saat produksi program acara musik “Dahsyat” berjumlah tiga orang yang masing-masing memiliki tugas sebagai berikut, Indah bertugas mempersiapkan chart atau montage, video clip, dan host. Lukhi bertugas membantu Indah mempersiapkan video clip, penggunaan properti wardrobe, dan Built-In. sedangkan Fajar mem-briefing artis dan membantu Lukhi dalam Built-In. Dalam tahapan produksi program acara musik “Dahsyat”, tim kreatif memberikan cue kepada artis pengisi acara yang akan tampil. Selain itu, tim produksi selalu melihat rundown acara apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan- perubahan segmen dan memperhatikan durasi program acara. Ketika di lapangan, tim kreatif berkomunikasi dengan menggungakan handy talky yang berhubungan langsung dengan producer, executive producer, dan ruang kendali operasional. Ketika melalui tahapan produksi, tim kreatif melakukan pasca produksi. Dalam hal ini, tim kreatif melihat data rating dan share yang menjadi bahan evaluasi program acara musik “Dahsyat”. Selain melihat data dari rating dan share dari Nielsen, tim kreatif juga melihat data dari situs jejaring sosial Twitter dan Facebook Fan Page. Dari situ tim kreatif mengatakan situs jejaring sosial sebagai informasi secara cepat karena dalam situs jejaring sosial mereka menampilkan komentar, promosi program, dan juga request. Program acara musik “Dahsyat” yang disiarkan di RCTI ini memang merupakan acara yang sangat digemari remaja. “Dahsyat” nampak sukses di TV dan di media sosial. Dalam data Facebook Fan Page direktori “Dahsyat” menempati posisi teratas dengan 6.368.270 fans, dan akun Twitter @dahsyatMusik yang sudah menginjak 1.109.532 follower.

61 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.6. Akun Twitter program acara musik “Dahsyat” Sumber : @dahSsyatMusik, 2012

4.3.1.3. Observasi Lapangan 3 Pada tanggal 2 April 2012 peneliti melakukan observasi lapangan untuk yang ketiga kalinya terhadap program acara musik “Dahsyat” yang bertempat di Studio 1 RCTI Jakarta. Observasi kali ini, host memakai alat komunikasi tanpa kabel yang disebut dengan clip-on. Hal tersebut bertujuan agar host dapat bergerak dan melakukan improvisasi tanpa harus memegang microphone. Tetapi, apabila terjadi kendala teknis maka penggunaan microphone sangat mungkin digunakan. Dalam kesempatan kali ini, peneliti melihat set panggung yang digunakan program acara musik “Dahsyat” yang bertempat di luar studio. Lokasi ini letaknya tidak jauh dari studio 1. Namanya Taman Kodok, disebut Taman Kodok karena lokasi ini merupakan area ruang tunggu wartawan yang terdapat sebuah kolam di tengahnya. Biasanya set Taman Kodok ini digunakan untuk “Dahsyatnya Masak”, bahkan juga dapat dipergunakan sebagai tempat tampilnya pengisi acara. Set Taman Kodok ini melibatkan dua camera person dan satu audioman. Selain itu ada pula kreatif dan floor director yang masing-masing berjumlah satu orang.

62 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.7. Set Taman Kodok DAHSYAT Sumber : Team Graphic Dahsyat RCTI

4.3.1.4. Observasi Lapangan 4 Observasi kali ini dilakukan pada hari Rabu, 4 April 2012 pukul 07.00 WIB yang bertempat di studio 1 RCTI. Dalam observasi kali ini peneliti melihat proses produksi program acara musik “Dahsyat” sebelum live on-air. Sebelum live, diadakan briefing dari produser lapangan dengan tim kreatif, director, floor director, dan stage crew untuk membahas rundown. Pada hari itu “Dahsyat” mengundang pengisi acara yang berasal dari luar negeri yaitu “The Iron Maidens” yang berjumlah lima orang. Ketika acara sedang berlangsung terjadi miss communication antara pengisi acara dan tim “Dahsyat”, kendala yang dihadapi adalah bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Inggris. Masalah itu akhirnya dapat teratasi karena pengisi acara tersebut dapat mengerti kekurangan dari crew yang sedang bertugas saat itu. Setelah produksi selesai maka selanjutnya adalah mengevaluasi hasil kerja pada saat live. Evaluasi ini tidak dilakukan secara formal, melainkan terjadi dalam tim inti program produksi acara musik “Dahsyat”. Bahasan evaluasi lebih mengarah pada teknik di lapangan dan perubahan rundown. Secara keseluruhan, evaluasi dalam satu minggu diadakan setiap hari Senin yang dihadiri oleh Executive Producer, Producer, Kreatif, Koordinator talent, dan terkadang programming juga mengikuti meeting tersebut. Ketika melakukan meeting pada

63 Universitas Kristen Petra hari Senin, peneliti tidak diperkenankan untuk mengikuti jalannya proses meeting tersebut. Tetapi peneliti mencoba untuk mendapatkan hasil meeting dengan melakukan wawancara terhadap salah satu anggota tim kreatif “Dahsyat”. Pada saat meeting, keputusan terakhir berada pada executive producer. Dalam pasca produksi, dapat langsung menjadi satu dengan pra produksi. Hal itu dapat dikatakan bahwa ketika melakukan pasca produksi, hal-hal yang dibahas adalah evaluasi kinerja pada saat produksi, kemudian terkadang setelah evaluasi dilakukan perencanaan pra produksi program acara musik “Dahsyat”.

4.3.2. Wawancara 4.3.2.1. Wawancara Informan 1 Wawancara terhadap informan pertama dilakukan peneliti pada pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07 WIB di ruang kerja Jahja Immanuel Rianto selaku Executive Producer program acara musik “Dahsyat” yang bertempat di gedung Annexe RCTI lantai tiga. Peneliti menggunakan dua alat bantu dalam proses wawancara ini, yaitu perekam suara dan buku catatan. Suasana pada saat itu, informan sedang melihat data rating melalui laptop. Ruang berukuran 3x4 meter persegi tersebut dilengkapi dengan satu buah meja kerja, dua lemari persegi, dan tiga kursi. Terdapat pula tiga piala Panasonic Gobel Award yang letaknya di lemari dekat dengan informan. Di sebelah kanan dari arah pintu masuk terdapat sebuah whiteboard besar yang bertuliskan rencana kegiatan program RCTI mulai dari bulan April 2012 sampai dengan Agustus 2012. Tidak hanya itu saja, terdapat pula berbagai poster dan pigora yang diberikan oleh artis pengisi acara program musik “Dahsyat” yang tergantung di dinding ruang. Ketika wawancara, informan menjelaskan proses terbentuknya “Dahsyat”. “Jadi gini, Dahsyat itu awal pertama kali terbentuk adalah kita itu pada tahun 2008 tanggal 24 Maret, pada saat itu RCTI , bukan tidak punya sih…sedikitlah acara musik seperti sekarang dalam arti setiap tahun. Kita dituntut oleh pihak management untuk membuat produksi entertainment in-house, lalu tercetuslah program musik dengan nama “Dahsyat” yang memberikan informasi kepada pemirsanya yang disebut Sahabat Dahsyat” (wawancara, Jahja, 9 April 2012). Program acara musik “Dahsyat” tidak mengharuskan para pengisi acaranya harus tampil dengan format live, akan tetapi dapat berupa format minus

64 Universitas Kristen Petra one atau playback. Menurut executive producer program acara musik “Dahsyat” pengisi acara yang tampil live adalah mereka yang termasuk dalam kategori artis penyanyi atau band-band papan atas dalam industri musik Indonesia atau membawakan lebih dari satu lagu. “Format awal kita playback atau MO (Minus One), menyesuaikan dengan alat kita. Kita hanya memberikan live pada artis-artis besar yang diatas 2 lagu. Itu pun Live format akustik, bukan band. Akustik itu bukan berarti lagu akustik, tapi format channel akustik, 3 bass channel, drum sendirikan, keyboard sudah ada, jadi bass, gitar, gitar lagi langsung colok aja di box amply”, (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Executive producer program acara musik “Dahsyat” menjelaskan tahapan proses produksi yang dimulai dari pra produksi. Dalam pra produksi dilakukan meeting untuk menentukan artis pengisi acara, host, gimmick, chart, dan video klip. Pra produksi program acara musik “Dahsyat” dilakukan pada hari senin untuk menentukan rencana content “Dahsyat” kedepannya. Melalui meeting diharapkan setiap tim memberikan progres untuk membuat “Dahsyat” lebih variatif. Ketika menentukan pengisi acara, dilakukan proses analisa data rating dan share terhadap kegiatan mereka di “Dahsyat”, baik berupa video klip maupun gimmick. Rating dan share ini menjadi patokan utama dalam memilih pengisi acara yang tampil dalam program acara musik “Dahsyat”. “Kita setiap hari syuting jadi. Jadi utnuk produksi itu dalam pra produksinya ada plan, ada kreatif, ada tim, semua talent. Kebetulan meetingya itu seminggu sekali di hari senin, itu termasuk juga evaluasi dari produksi. Artisnya siapa saja, kita kumpul meeting untuk nentuin artis untuk senin siapa, selasa siapa itu sudah diplan, artisnya bisa atau tidak. Tugas bagian talent untuk menghubungi si artis melalui mananagernya, kapan artis bisanya, kira-kira satu minggu bagian talent untuk update ke tim. Jadi artis itu kan sebenarnya sudah ada, bahkan sampai bulan depan, kita bahas secara keseluruhan di hari senin itu broo..” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

“Kita kan tiap hari melihat data dari Nielsen. Menit by menit the hole program Dahsyat, kapan turun kapan naik. Jadi per menit ada datanya, dari segi perform, dari opening, sampai habis 4 menit, ada keluar di data. Terus host, gimmick, video klip, dahystnya kantor keluar, semua..bintang keluar, sampai VT salam-salam pun ada by data. Pemilihan artis kita megacu kesitu”, (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

65 Universitas Kristen Petra

Ketika menentukan rundown acara, siapapun dapat memberikan ide- idenya kepada tim kreatif program acara musik “Dahsyat”, seperti stage crew, director, floor director, security, dan bahkan office boy pun dapat menuangkan ide mereka. Hal ini tentunya berkaitan dengan content “Dahsyat” dan dari semua ide yang didapat, kemudian dibahas dengan pihak tim untuk disepakati dan direalisasikan. Executive producer program acara musik “Dahsyat” menjelaskan, selain membahas mengenai masukan ide pada pra produksi, ide-ide dapat muncul secara tidak sengaja pada saat live. “Itu tidak diputuskan ditempat dan sudah dicari sebelumnya. Tetapi kadang saat itu tiba-tiba ide muncul, tetapi tetap di lihat dulu, dan semua menyangkut koordinasi. Secara flow, director, teknis, mendukung tidak?, kalau mensupport, producer juga bilang jalan!!. Pokoknya kalau ide itu timbul spontan timbul” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Dalam tahapan proses produksi selanjutnya yaitu produksi. Pada saat produksi, sebelum acara dimulai diadakan briefing yang dilakukan oleh executive producer kepada producer, tim kreatif, floor director dan koordinator talent untuk membahas rundown acara dan perubahan-perubahannya. “Pola rundown selalu berubah, kamu liat kan... gak bisa sakklek nomer 1 10 menit, nomer 2 sekian menit. Saya selalu minta rubah, 1 minggu paling mentok 10 hari ngerubah pola, pertama host, perform, out. Kedua, perform, host, chart, out. Tapi secara basic di rundown sudah dibuat untuk satu minggu, tidak mungkin besok artisnya siapa saat itu baru kita cari. Semua sudah di rencanakan, maka dari itu sebelum live kita selalu briefing dengan fd, kreatif, producer,dan talent.” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Setelah produksi selesai, dilanjutkan dengan tahapan pasca produksi di mana dalam tahapan ini dilakukan evaluasi mengenai kinerja produksi program acara musik “Dahsyat”. Secara keseluruhan, pasca produksi ini langsung dilanjutkan dengan tahapan pasca produksi. Di ruang yang begitu dingin, dikarenakan suhu air conditioner yang tampak menunjukan angka 16°C tersebut, wawancara tidak berlangsung dengan lancar karena banyak gangguan seperti bunyi pesan masuk di telepon genggam milik informan, telepon berdering, dan adanya produser yang memasuki ruangan untuk mengingatkan bahwa akan ada rapat yang akan dilaksanakan pada pukul

66 Universitas Kristen Petra

17.00 WIB. Meski demikian, informan tetap melanjutkan proses wawancara dengan peneliti selama kurang lebih 78 menit. Berikut ini merupakan kutipan wawancara yang peneliti lakukan terhadap Executive Producer program acara musik “Dahsyat” ketika ditanya mengenai harapan informan terhadap program acara musik “Dahsyat” ke depannya. “Harapan saya…ya semoga Dahsyat kedepan terus menjadi sebuah acara musik yang disukai oleh masyarakat sebagai variety show dan tentunya memberikan tantangan baru bagi teman-teman untuk memberi ide-ide yang lebih kreatif. Jadi siapasajalah yang bisa memberi masukan, seperti FD ato stage crew pun bisa. Dan tentunya kita ingin memberikan yang terbaik buat pemirsa.” Jahja (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

4.3.2.2. Wawancara Informan 2 Pada hari Sabtu tanggal 7 April 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Armen Basauli yang menjabat sebagai producer program acara musik “Dahsyat”. Pemilihan tempat di meja kerja Producer karena pada saat itu Armen sedang melakukan check list rundown acara, jadi tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara di luar kantor. Waktu wawancara pun dilakukan pada pukul 15.30 WIB. Meja kerja produser “Dahsyat” bersebelahan dengan produser- produser program acara lain. Di sini terdapat satu unit komputer dan printer. Seperti meja kerja produser lainnya, meja kerja produser “Dahsyat” terdiri dari satu kursi produser dan dua kursi untuk tamu. Di bagian atas meja terdapat tumpukan rundown acara dan kertas-kertas memo internal. Informan menjelaskan kepada peneliti mengenai target audience program acara musik “Dahsyat”, berikut pernyataan Armen, “Awalnya target audiens adalah empat belas dampai dengan dua puluh lima tahun, female. Untuk social ekonominya ke A,B. otomatis karena RCTI sendiri kan segmentasinya A,B. Jadi yang..yang… jadi target market kita empat belas sampai dua puluh lima female, tapi sekarang targetnya sudah sangat berkembang luas mungkin dari anak umur dua belas tahun, mungkin sembilan tahun sampe kakek nenek sudah menonton- Dahsyat gitu. Jadi…jadi seiring berjalannya waktu itu tadi semakin meluas dan tidak specific” (wawancara, Armen, 7 April 2012).

67 Universitas Kristen Petra

Dalam tahapan pra produksi program acara musik “Dahsyat”, banyak hal yang dilakukan oleh producer diantaranya yaitu mengikuti meeting, membuat daftar pengisi acara, konsep acara, rundown, dan melihat data yang ada. Banyak hal yang kita lakukan untuk pra produksi…m..m….yang paling awal itu kita meeting pastinya, kemudian ngelist pengisi acara..artis lah dan trus ke kosnsep, bagaimana nih konsepnya kita bicarakan denga tim apa yang mesti di kembangkan, banya ide-ide yang kita kumpulkan.. Gimmick kah, Rundown dan banyak yang kita berikan inovasi-inovasi baru yang akan kita eksplor. Jadi..konsep itu kita sudah meeting untuk seminggu, karena Dahsyat itu kan program harian. Dan tidak lupa, masalah teknis bagaimana, apa yang harus di perbaiki, apa yang ditambah. Jadi semua agak di satukan dalam konsep yang dapat di nikmati penonton, program Dahsyat sangat di perhatikan audiens…jadi…jadi…kita sebagai tim selalu membuat persiapan…mmm..ya itu tadi apa pun kita kembangkan untuk menjadi satu look yang menarik dan berkualitas (wawancara, Armen, 7 April 2012).

Producer program acara musik “Dahsyat” menjelaskan bahwa adanya kendala dalam tahapan pra produksi. Kendala yang sering dihadapi seperti jadwal artis pengisi acara yang susah disesuaikan dengan jadwal stripping, host yang berhalangan hadir, maupun perubahan jadwal secara tiba-tiba dari pihak artis pengisi acara atau host. “Kendala si pasti ada lah. Cuma ya…kan sebenarnya kendala itu tantangan, kendala itu bukan hambatan. Jadi kalo misalnya kita punya kendala, yang paling simple umpamanya jadwal artis susah, karena ini Striping setiap hari jadi tidak mungkin kita mengulang artis itu yang sudah tampil kemarin terus tampil lagi hari ini. Band – band di Indonesiakan banyak, hanya yang masuk criteria Dahsyat tidak semua juga. Jadi kadang – kadang yang artis ini tidak bisa ya kita cari lagi – cari lagi. Terkadang sampai malam pun kita tetap Update untuk minta artis itu sering terjadi. Kadang – kadang Host nya ada yang sakitlah, berhalangan, itu yang membuat kita agak bingung mengCreate kreatifnya. Tadi Host nya bertiga tiba-tiba satu ga datang ya kita mundur lagi (wawancara, Armen, 7 April 2012).

Peneliti melakukan wawancara dengan Armen Basauli kurang lebih memakan waktu 60 menit dan berlanjut dengan wawancara secara informal pada saat kegiatan produksi di dalam studio.

68 Universitas Kristen Petra

4.3.2.3. Wawancara Informan 3 Wawancara terhadap informan ketiga dilakukan peneliti pada pada hari hari Kamis, 5 April 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Indah Angraini di ruang kerja Tim Kreatif program acara musik “Dahsyat” yang bertempat di gedung Annexe RCTI lantai tiga. Waktu saat itu menunjukan pukul 14.39 WIB, ketika anggota tim kreatif sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Peneliti sebelumnya telah membuat janji dengan salah satu anggota tim kreatif yang akan diwawancarai. Pada saat itu informan kedua sedang meninjau kembali rundown acara “Dahsyat” untuk esok hari di depan sebuah komputer. Tim kreatif tidak memiliku ruangan khusus, melainkan terletak dalam satu ruangan besar di lantai tiga yang hanya di bedakan oleh sekat perdivisi. Meja tim kreatif sendiri terdiri dari lima orang yang masing-masing memiliki satu buah komputer. Diatas meja tim kreatif terdapat banyak benda seperti tumpukan rundown, memo, properti, gelas minuman, peralatan tulis, dan lain-lain. Ada satu buah meja kecil yang terpisah tidak jauh dari meja tim kreatif, di meja itu terdapat selembar kertas yang ditempel pada sisi depan meja yang isinya mengenai Jobdesk Kreatif; Rundown : Senin dan Jumat – Indah, Selasa – Atan, Rabu dan Minggu – Fajar, Kamis dan Sabtu – Lukhi; 1) Chart: Indah, 2) Klip: Indah dan Lukhi, 3) Gimmick: Atan, 4) Properti Wardrobe: Lukhi, 5) Artis: Fajar, 6) Host: Atan dan Indah, 7) Built-in: Fajar dan Lukhi. Dari wawancara yang peneliti lakukan terhadap informan, program acara “Dahsyat” tidak hanya sekedar program musik, akan tetapi juga sebagai program variety show. Berikut pernyataan Indah Angraini sebagai Tim Kreatif Program acara musik “Dahsyat”. “Kalau lebih khusus sih tidak karena saat ini sudah menjadi cakupan umum, dan lebih ke variety show. Dimana saat ini Dahsyat sudah di nikmati oleh semua kalangan, baik dari segi usia dan juga pekerjaan atau berbagai macam sosial masyarakat. Bisa di lihat, kita memiliki Chart ada, memasak juga ada, Gimmick-Gimmick juga di situ ada, jadi lebih ke variety acara program musik sebenarnya.” (wawancara, Indah Angraini, 5 April 2012).

4.3.2.4. Wawancara Informan 4 Pada hari Rabu tanggal 10 April 2012, peneliti melakukan wawancara dengan Sri Esti Tri Wandari yang menjabat sebagai Program Director RCTI.

69 Universitas Kristen Petra

Pemilihan tempat wawancara dilakukan di kantin RCTI pada pukul 13.35 WIB ketika bertemu dengan informan sedang makan siang seusai produksi program acara musik “Dahsyat”. Lokasi kantin RCTI terpisah dengan gedung Annexe, berada di gedung koperasi RCTI lantai dasar. Esti yang telah bekerja dalam program acara musik “Dahsyat” mulai dari tahun 2008 menjelaskan awal terbentuknya “Dahsyat”, berikut pernyataan Esti “Perbedaan mendasar dari dari “Dahsyat” awal sampai akhir ini yang saya lihat yang tadinya outdoor jadi indoor. Dulu kan kita tiap pagi di mall, gitu ya.. mirip sama tv tetangga. Tapi akhirnya dirubah konsepnya menjadi indoor. Terus perubahan pembawa acara juga, terus kalau saya lihat di “Dahsyat” itu, seleksi penyanyi di akan tampil di “Dahsyat” itu benar-benar di lihat ya, sekaligus juga video klipnya, jadi ga asal mentang-mentang ada artis baru nih…kita masukin, tetapi ada penyeleksian dari tim kreatif dan produser yang berwewenang untuk hal itu”, (wawancara, Esti, 7 April 2012)..

Dalam setiap kali produksi “Dahsyat” director berada pada master control room dengan dibantu oleh beberapa orang, antara lain control room operator yang mengatur VTR dan CG, lalu kemudian ada operator switcher, “Untuk yang harian, dahsyat itukan setiap hari senin sampai minggu ya, hmmm…isitilahnya setiap regular episode tidak terlalu banyak perubahan. Jadi konsenya rata-rata pengulangan, udah tematik gitu. Jadi kalau senin ada apa gitu, kita udah hafal…tanda kutip. Beda itu kalau misalnya ulang tahun dahsyat, atau misalnya hari-hari besar misalnya, 17 agustus, lebaran, natalan, tahun baru, ada special treadment nya disitu, yang klimaksnya adalah dahsyat award” (wawancara, Esti, 7 April 2012).

4.3.3. Proses Produksi Program Acara Musik “Dahsyat” Dalam program acara musik “Dahsyat” ada tiga langkah proses produksi yang dilakukan yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada proses pra produksi hanya melibatkan sebagian kecil dari kru yang bertugas yaitu tim inti program acara musik “Dahsyat”, namun pada saat produksi semua kru ikut terlibat. Ketika kegiatan pasca produksi dilakukan dengan kegiatan evaluasi kinerja pada saat produksi, pada pasca produksi ada beberapa hal yang tidak dilakukan seperti proses editing, karena proses editing telah dilakukan di pra produksi. Berikut ini adalah bagian proses produksi program acara musik “Dahsyat”.

70 Universitas Kristen Petra

4.3.3.1. Pra Produksi Pada saat pra produksi tim kreatif membuat rundown untuk episode yang akan ditayangkan besok (maksimal untuk 3 hari ke depan). Rundown sendiri berisi video klip yang akan ditayangkan, montage, dan urutan artis yang akan tampil pada program acara musik “Dahsyat”. Setelah rundown selesai dibuat, tim kreatif juga membuat urutan montage untuk beberapa episode (maksimal 7 hari ke depan). Tim kreatif juga bekerja sama dengan pihak talent dan UPM (Unit Produksi Manager) untuk memilih artis yang akan mengisi acara dalam program “Dahsyat”. Setelah deal, pihak talent akan berkoordinasi dengan UPM untuk urusan honor artis. Setelah rundown dan montage selesai dibuat, tim kreatif akan memberikan data tersebut ke Production Assistant (PA). PA lalu memberikan list itu pada editor untuk dilakukan editing. Editor lalu mengedit dengan menggunakan program Avid editor. PA harus mendapingi editor waktu mengedit, agar urutan rundown tidak salah. Setelah selesai mengedit, data di copy ke dalam kaset digital. Setelah di copy PA akan meninjau kembali jika ada bagian yang salah. Setelah semuanya sudah selesai akan dilakukan time show, agar memudahkan bagian VTR (Video Tape Recorder). “Dahsyat” memiliki tiga orang PA, tugasnya masing-masing yaitu satu orang mendampingi editor dalam proses editing, satu orang menemani Asisten Produser untuk survey lokasi, dan yang terakhir melakukan shooting untuk ENG (Electronic News Generate). Sebelum produksi “Dahsyat”, PA dan stage crew datang dua jam sebelum live. Stage crew mengecek peralatan, jika ada masalah masih ada waktu untuk memperbaiki. PA bertugas untuk membagikan rundown ke semua kru, dan bertugas untuk memberitahukan jika ada perubahan rundown sebelum produksi dimulai.

71 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.8. Ruang Kendali Operasional Sumber : Dokumentasi, 2012

4.3.3.2. Produksi Pada saat “Dahsyat” live, semua kru berkoordinasi dengan menggunakan Handy Talkie. Producer bertugas untuk mengawasi jalannya program. Di dalam studio PA bertugas untuk menjadi time keeper, dan berkoordinasi langsung dengan kru “Dahsyat” yang berada di dalam studio, PA juga bertugas untuk mengatur gambar yang tampil di LED yang ada pada set panggung, dua orang PA yang lain berada di luar studio. Floor Director bertugas di lapangan dan berkoordinasi langsung dengan director. Kru lighting bertugas untuk mengatur pencahayaan di dalam studio. Kru teknik bertugas untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan hal teknis seperti mesin VTR, LED, dan mesin switcher. Director berdampingan dengan seorang switcher untuk mengatur tampilan gambar yang diambil oleh lima atau enam orang cameraman yang ada di dalam studio, dan dua orang berada di luar studio. Dalam studio juga terdapat tiga orang CRO (Control Room Operator) yang bertugas untuk menjalankan VTR, CG (Character Generate) dan seorang switcher. Talent berhubungan dengan pihak artis dan pengisi acara untuk mengurus kontrak dan honor. Setiap harinya ada satu segmen di acara Dahsyat yang live dari luar studio. Hari Senin “Dahsyatnya Radio”, hari Selasa “Dahsyatnya Sekolah”, hari Rabu “Dahsyatnya Kantor”, Hari Kamis “Dahsyatnya Pasar”, hari Jumat

72 Universitas Kristen Petra

“Dahsyatnya Kampung/Berbagi” (bergantian setiap minggunya), hari Sabtu “Dahsyatnya Indonesia” dan “Dahsyatnya masak”, dan hari Minggu “Dahsyat Weekend”. Kru yang berada di luar studio biasanya berkoordinasi dengan PA agar bisa tayang tepat waktu,dan jika ada pertambahan atau pengurangan waktu, kru yang berada di luar bisa langsung tahu. Dalam program acara musik “Dahsyat” ada tiga jenis penggunaan suara ketika pengisi acara tampil di “Dahsyat”, yaitu live, minus one (MO), dan playback (PB). Dalam proses MO, suara penyanyi asli, namun suara iringan musik berasal dari kaset, jika PB baik suara musik maupun suara penyanyi berasal dari kaset. Proses playback adalah suatu penampilan musik yang diberikan dari pendengar musik yang saat itu menyaksikan secara langsung penampilan artis yang bernyanyi dan dalam penyajiannya pemusik hanya membuka mulutnya agar sesuai dengan lirik lagunya juga atau sering disebut lipsync. Jika proses live baik suara penyanyi maupun iringan musik asli performa artis. Proses format live ditujukan hanya untuk band-band besar dan itu pun mereka hanya membawakan dalam format channel akustik, tiga bass channel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Executive Producer program acara musik “Dahsyat”. “Format awal kita playback atau MO (Minus One), menyesuaikan dengan alat kita. Kita hanya memberikan live pada artis-artis besar yang diatas 2 lagu. Itu pun Live format akustik, bukan band. Akustik itu bukan berarti lagu akustik, tapi format channel akustik, 3 bass channel, drum sendirikan, keyboard sudah ada, jadi bass, gitar, gitar lagi langsung colok aja di box amply”, (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

4.3.3.3. Pasca produksi Dalam proses produksi program acara musik “Dahsyat”, pasca produksi lebih mengarah pada pra produksi, di mana dilakukan pengulangan tahapan pada saat pra produksi. Program acara musik “Dahsyat” mengadakan rapat evaluasi terhadap kinerja hasil kerja dalam seminggu belakangan, dan melakukan meeting pada saat yang bersamaan. Pada saat evaluasi, tim melihat data keseluruhan melalui data rating dan share yang dikirimkan dari programming. Bahkan tim produksi tidak hanya melihat data dari Nielsen saja, akan tetapi mereka melihat

73 Universitas Kristen Petra dari situs jejaring sosial seperti Facebook maupun Twitter. Jadi dapat dikatakan bahwa pasca produksi termasuk dalam proses pra produksi.

4.3.4. Pemilihan Pembawa Acara Sampai saat ini Raffi Ahmad dan Olga Syahputra merupakan pembawa acara musik “Dahsyat” selama empat tahun. Mereka adalah ikon program acara musik “Dahsyat” (wawancara, Indah Angriani, 5 April 2012). “Sampai saat ini Dahsyat belum bisa memutuskan untuk kembalinya si . Saya memutuskan Luna Maya di istirahatkan sementara melalui diskusi dengan tim dan management. Kita coba tiap hari bergantian sampai betul-betul host Olga dan Raffi nyaman, akhirnya sampai sekarang yang betah Olla, Ayu Dewi, kalau Chika sih lumayan tapi masih kurang, sampai-sampai Ayu Ting-Ting kita juga jadiin host tamu. Kalau Ayu Dewi hampir mendekati Luna Maya, baru hampir dari segi kegilaan, karena di Dahsyat ini host harus Gila, bukan gila beneran yo, tapi mampu menghidupkan suasana. Jadi intinya kita masih berusaha untuk tetap memakai host tamu” (Wawancara, Jahja Immanuel, 9 April 2012).

Dalam program acara musik “Dahsyat”, host juga ikut ambil bagian dalam memberikan ide pada saat acara sedang berlangsung. Disela-sela acara sering terlihat produser ataupun kreatif berunding dengan host, kejutan apa yang akan di tampilkan. Dalam produksi tersebut tidak semuanya segment mutlak adalah hasil dari ide kreatif dari tim produksi, tetapi tetap di pertimbangkan bahwa layak atau tidak untuk ditampilkan. Peneliti juga menyaksikan sendiri bagaimana kedua host tersebut selalu berusaha menyesuaikan dengan konsep yang dirancang, bukan tergantung kepada arahan dari tim kreatif “Dahsyat”. Segala sesuatu yang menyangkut ide yang baik, selalu ada kesempatan bagi kedua host Raffi Ahmad dan Olga Syahputra untuk menuangkan ide dalam menampilkan tayangan yang menarik dan selalu melihat tingkat kesulitan dari ide tersebut. Selain kedua host tetap, adanya host tamu yang berbeda-beda menjadikan acara ini lebih bervariasi dalam membawakan program acara musik “Dahsyat”. Menurut Executive Producer “Dahsyat”, sampai saat ini masih mencari host sebagai pengganti Luna Maya sebagai host tetap dengan tetap menampilkan host tamu. Peneliti menemukan perbedaan pendapat antara executive producer dengan kreatif, dimana salah seorang anggota tim kreatif yang mengatakan bahwa

74 Universitas Kristen Petra dahsyat tidak akan mencari host tetap melainkan akan terus menampilkan host tamu sebagai bentuk kreativitas mereka. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan informan. “Nah.. itu semua menjadi pertimbangan dari kami, karena ya udah kita punya Raffi dan Olga itu.. Toh dengan dua orang itu merupakan ikon nya Dahsyat. Jadi dengan dua orang itu tanpa host tamu pun “Dahsyat” bisa berjalan. Cuma kita…ehm… kita perlu variasi acara setiap hari, supaya orang-orang ga bosan juga, makanya kita hadirkan adanya host tamu itu. Karena itu kita ga mau menetapkan mereka sebagai host tetap karena ya itu tadi kita membuat strategi- strategi untuk meningkatkan kualitas dan mencari variasi dan krativitas baru bagi “Dahsyat” (wawancara peneliti dengan Indah Angraini, 5 April 2012).

4.4. Analisis Data 4.4.1. Analisis Proses Pra Produksi Program Acara Musik “Dahsyat” Dalam industri televisi, terjadi persaingan sangat pesat. Semua stasiun televisi berlomba-lomba untuk menghasilkan karya-karya yang diproduksi dan dapat merebut perhatian khalayaknya. Tentunya para pengelola stasiun televisi akan bekerja keras bagaimana programnya dapat diminati oleh audience terus- menerus. Agar program acara yang ditayangkan di stasiun televisi dapat menarik perhatian penonton, maka kreativitas menjadi tuntutan yang paling utama untuk menghasilkan program yang menarik guna mempertahankan posisinya di mata penonton. Maka dari itu peranan penting di dalam proses produksi terdapat sebagai berikut: (Set, 2008, p. 43-50), Eksekutif Produser (Producer Executive) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pembuatan-pengembangan ide; Producer adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan disepakati oleh production manager, executive producer, ataupun dari management; dan selanjutnya Creative (Tim Kreatif) bertugas mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah untuk program yang akan diproduksi dengan arahan dari produser. Demikian juga di RCTI dalam program acara musik “Dahsyat”. Setiap harinya terdiri dari tim inti, yaitu executive producer, produser, tiga orang tim kreatif, dan talent coordinator selalu melakukan meeting untuk

75 Universitas Kristen Petra menentukan format acara selama satu minggu. Seperti yang diungkapkan kreatif program “Dahsyat”. ”Konsep hari ini misalnya kita bikin treatment seperti ini buat host, misalnya hari ini kita bikin roll action, besok kita ada lipsync, jadi oh..hari ini kita ngapain ya, biasa dalam konsep seminggu itu kita udah konsep sebelumnya. Biar ga numpuk kan, panjang nih..soalnya “Dahsyat” itu kan setiap hari. Strateginya ada yang mingguan, adanya yang setiap hari, jadi seperti gitu aja muter terus. Oh besok kayak gini-gini aja, strategi mingguan itu biasanya lebih sistematis untuk seminggu ke depannya, kayak gitu” (wawancara, Indah Angraini, 5 April 2012).

Dalam pernyataan Eksekutif Produser Program “Dahsyat” bahwa progam ini adalah merupakan program harian, yang dimana untuk pelaksanaannya diperlukan perencanaan. Menurut Wahyudi (1994) Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksanaan untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka panjang, untuk kemudian rencana jangka panjang menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus menentukan perencanaan jangka pendek. Tim inti yang terlibat pada produksi selalu mengadakan meeting untuk membuat perencanaan. Dan yang paling utama dalam pembahasan meeting tersebut adalah menetukan pengisi acara yang tampil di “Dahsyat”. Melihat padatnya jadwal pengisi acara tentunya ada persiapan yang sudah di buat dalam satu minggu sampai sebulan guna untuk menghindari kesulitan dalam menentukan pengisi acara yang tampil dan up date pada setiap tayangan. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, apabila setiap tayangan menampilkan pengisi acara yang selalu berganti dan memiliki kriteria yang tepat, otomatis acara tersebut bertahan untuk menarik perhatian penonton. “Kita setiap hari syuting jadi. Jadi untuk produksi itu dalam pra produksinya ada plan, ada kreatif, ada tim, semua talent. Kebetulan meetingya itu seminggu sekali di hari senin. Artisnya siapa saja, kita kumpul meeting untuk nentuin artis untuk senin siapa, selasa siapa itu sudah diplan, artisnya bisa atau tidak. Tugas bagian talent untuk menghubungi si artis melalui mananagernya, kapan artis bisanya, kira-kira satu minggu bagian talent unruk update ke tim. Jadi artis itu kan sebenarnya sudah ada, bahkan sampai bulan depan, kita bahas secara keseluruhan di hari senin itu broo.. artis ini bawa 2 lagu, si ini bawa 1 lagu, gitu... trus gimmick nya apa aja, roll action, 76 Universitas Kristen Petra

bikin ini, bikin itu... itu semua kita share perjalanan Dahsyat selama seminggu. Kalau artis kita sudah lock, tinggal tambah tambahin artis kalau kurang. Misalnya, itu sepertinya artisnya kurang untuk hari jumat, itu yang itu di hold dulu deh, ganti artis lain... yo ngono lah broo..” jelas Jahja (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Dalam mengambil keputusan untuk konsep pada setiap tayangan program acara musik “Dahsyat”, perlunya kesepakatan bersama seluruh anggota tim, yang merupakan tim inti. Di mana dalam produksi bukanlah kerja individu, bahwa semuanya tidak dilihat dari sudut pandang satu pihak yang tidak lepas dari saling kordinasi untuk dibicarakan saat meeting dalam penentuan content. Diperlukan banyak masukan dari setiap anggota tim inti yang hadir pada saat rapat persiapan produksi, hal ini untuk menambah peluang bagaimana membuat tayangan yang berkualitas. Pada saaat meeting, banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, Seperti yang diungkapkan oleh tim kreatif program acara musik “Dahsyat” “Kalau misalnya ini…kalau Dahsyat kan…ga Dahsyat aja ya, semua program itu kan tim. Kita misalnya mau bikini ide kayak gini, siapa pun boleh ngasi ide..mau Assisten Production, mau tim kreatifnya, mau Producer atau siapa pun atau dari pihak producer sendiri itu bisa, atau Eksecutive Produser juga bisa, seperti itu” (wawancara, Indah Angraini, 5 April 2012).

Menurut pernyataan Indah, dapat dikatakan bahwa dalam program acara musik “Dahsyat” dapat menerima masukan ide-ide dari semua tim produksi yang kemudian dipertimbangkan bersama.

4.4.2. Analisis Produksi Program Acara Musik “Dahsyat” Setiap media penyiaran memiliki persiapan dalam melakukan produksi karena memiliki perhitungan tersendiri dalam setiap menit waktu yang digunakan, apalagi acara live yang pada dasaranya memiliki prinsip show must go on dan tidak memiliki pengulangan. Apa pun dalam detik-detik on air dimulai, tentunya harus memastikan kondisi dari studio dan juga peralatan yang medukung walaupun sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Satu jam sebelum jam tayang dimulai, semua kondisi studio sudah diperiksa, mulai dari check sound, lighting, dan juga materi-materi dari pengisi acara. Semua harus dipastikan untuk stanby,

77 Universitas Kristen Petra dan apabila terjadi suatu kendala dalam teknis yang digunakan saat live perform, tentunya akan diganti dengan menayangkan video klip diawal segmen acara. “Kita sudah persiapkan dari malam setiap harinya dan pastinya besok pagi satu jam kita harus recheck lagi, untuk memastikan masih ada yang kurang atau tidak. Jadi kita harus benar-benar siap untuk siap On-Air”, Jelas Armen (wawancara peneliti dengan Armen – Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Sabtu, 7 April 2012, pukul 15.30).

Dalam proses produksi acara musik “Dahsyat”, menurut Fred Wibowo (2005) tahapan produksi ditentukan sesudah perencanaan dan persiapan benar- benar selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat. Dalam pelaksanaan produksi, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. Sering terjadi suatu kalimat dalam skenario (naskah) dipecah menjadi empat shoot atau lebih. Koordinasi dengan memberikan pengaruh/penggerak (Actuating) antar tim sangat penting di dalam sebuah organisasi. Terutama saat terjadi prubahan menjelang dan saat on air. Setiap tim harus harus memahami bagaimana jalannya produksi, komunikasi harus berjalan dengan efektif untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengambil tindakan yang mengakibatkan kesalahan fatal. koordinasi antara Program Director kepada Floor Director, kemudian turun ke kreatif. Ketiga tim produksi ini akan saling kordinasi untuk memastikan kondisi, apabila pada segmen tersebut siap untuk digunakan, rundown akan dirubah dengan menyesuaikan ke situasi dalam studio tersebut. Tidak tertutup kemungkinan terjadi kesalahan informasi antara FD dengan kreatif dikarenakan kurang efektifnya komunkasi. Dan untuk solusinya adalah Program Director akan mengambil alih untuk memberikan keputusan terahir pada segment yang akan ditayangkan. ”Dalam produksi ini kita bekerja sebagai tim, dan kita menggunakan alat komunikasi. Sebelum ke koordinasi, sebelumnya kita sudah mengecek area bahwa mulai dari studio dan master control ini kita bereskan dulu apakah konsdisinya sudah aman dan siap di gunakan. Kita tanya kebagian teknis, kalau sudah oke kita kembali ke talent,

78 Universitas Kristen Petra

host dan pengisi acara” (wawancara, Indah Angrainis, 5 April 2012).

Dalam produksi program salah satu strateginya harus memiliki fleksibilitas tinggi, apalagi dalam produksi entertainment. Tentunya ada perubahan yang terjadi, dan harusnya sudah memilih persiapan bahwa akan ada perubahan walaupaun rundown sudah menjadi resep yang baku. Dan pada saat observasi yang saya lakukan dalam produksi program acara musik “Dahsyat”, sering kali terjadi perubahan rundown. Tidak tertutup kemungkinan ide muncul dengan situasi yang mendukung pada saat produksi dilakukan. Program Director yang sangat berpengaruh penting dalam produksi program acara musik “Dahsyat” dalam mengambil keputusan yang diteruskan kepada Produser dan Crew. Intinya harus dapat berpikir cepat untuk melakukan koordinasi dengan tim jika ada perubahan. “Kalau “Dahsyat” itu karena siaran langsung dibutuhkan fleksibilitas yang tinggi, jadi selain karakter program tersebut, sebuah entertainment musik…kita mesti lihat, artisnya juga trus aaa… semua program itu basic nya harus ada rundown”, jelas Esti. (wawancara peneliti dengan Sri Esti Tri Wandari – Program Director program acara musik “Dahsyat” pada hari Rabu,10 April 2012, pukul 13.35).

Dalam produksi bukan hanya kreatifitas yang tinggi untuk meng-create suatu content dan juga gimmick yang akan ditampilkan, tentunya melihat bagaimana situasi teknis yang menyesuaikan pada saat pengambilan gambar dilakukan. Mungkin ide tersebut sangat menarik jika di tampilkan, kembali lagi yang menentukan adalah mata kamera bukan dilihat dari sisi penglihatan kita sendiri. Peneliti dalam hal ini terjun langsung kelapangan, dimana perneliti pernah mengalami bahwa di rundown yang sudah di susun terdapat segemen berupa gimmick, di saat commercial break tentunya akan dilakukan latihan sebelum masuk ke segment berikutnya. Setelah dilakukan percobaan, kenyataanya hasil dilihat tidak seperti yang diharapkan, karena tempat tersebut tidak mendukung ke teknis pencahayaan, sound dan juga alat yang tidak maksimal. Bisa saja hal tersebut diakibatkan karena kondisi ruangan yang sudah dipenuhi oleh penonton yang hadir di studio. Hal tersebut tidak menjadi halangan untuk menampilkan gimmick yang sudah di rancang, cara lain yang dilakukan adalah mengganti

79 Universitas Kristen Petra konsep tetapi tidak lari dari topik gimmick tersebut. Teknis merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam pengambilan gambar, seperti yang diungkakpan Eksekutif Produser dibawah ini. “Secara keseluruhan pengambilan gambar sangat pengaruh. Apalagi penerangan, konsep, flow juga. Harus membuat sesuatu yang menarik ..” (wawancara, Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Dalam produksi program acara musik “Dahsyat” host juga ikut ambil bagian dalam memberikan ide, tidak ada batasan bahwa yang berwenang adalah tim produksi. Disela-sela acara sering terlihat producer ataupun kreatif berunding dengan host, kejutan apa yang akan di tampilkan. Dalam produksi tersebut tidak semuanya segment mutlak adalah hasil dari ide kreatif dari tim produksi, tetapi tetap di pertimbangkan bahwa layak atau tidak untuk ditampilkan. Penulis juga menyaksikan sendiri bagaimana kedua host tersebut selalu berusaha menyesuaikan dengan konsep yang dirancang, bukan tergantung kepada arahan dari tim kreatif “Dahsyat”. Segala sesautu yang menyangkut ide yang baik, selalu ada kesempatan bagi kedua host Raffi dan Olga untuk menuangkan ide dalam menampilkan tayangan yang menarik dan selalu melihat tingkat kesulitan dari ide tersebut, seperti yang dungkapkan Eksekutif Produser. “Apa pun bisa di explore, tetapi, misalnya pas kita masuk ke segmen satu…si raffi mikir gw mau main di segmen dua ah, idenya muncul, bisa saja tetapi harus dilihat juga tingkat kesulitannya seperti apa…supporting ga teknik? .” jelas Jahja (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto – Executive Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07).

Strategi dalam produksi program acara musik “Dahsyat” salah satunya adalah kerjasama tim produksi yang solid. Bagaimana produksi tersebut menjadi suatu tayangan yang menarik, tentunya Eksekutif Produser, Produser, dan tim Kreatif. Untuk itu perlunya dilakukan meeting mingguan dalam mempersiapkan segala hal yang ingin dilakukan dalam seminggu. Seperti yang diungkapkan salah satu Tim Kreatif. “Kalau misalnya untuk konsep segala macam, kita dalam satu minggu itu ada meeting mingguan, misalnya dalam seminggu ke depan itu kita mau ngadain aja nih” jelas Indah (wawancara peneliti dengan Indah Angraini – Tim Kreatif program acara musik “Dahsyat” pada hari Kamis, 5 April 2012, pukul 14.39).

80 Universitas Kristen Petra

Dalam sebuah produksi program musik kurang menarik jika hanya menampilkan chart, dan lebih kelihatan berkualitas jika menampilkan video klip, dan perform (penampilan) dari artis-artis yang sedang hits. “Dahsyat” berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda dengan menggabungkan konten-konten yang menarik pada setiap episodenya. Semua yang berhubungan dengan informasi mengenai perkembangan artis yang pada saat itu hadir, gosip yang beredar dibicarakan di masyarakat. “Lama…lama…makin lama, tercetuslah “Dahsyat”, Deretan Lagu Hits Teratas. Isinya itu adalah artis perform, Video klip, Chart Dahsyat, dan Host , isi awal dan content Dahsyat..” jelas Jahja (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto – Executive Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07).

Dalam menciptakan suatu produksi yang berkulitas, tentunya harus banyak ide yang digali, bagaimana penampilan di layar kaca dapat menarik perhatian para penonton “Dahsyat”. Acara ini ditayangkan secara live, saat melakukan produksi bisa saja ide muncul tanpa persiapan pada saat pra produksi. Dan pada tim kreatif umumnya, jika dilihat dari flow segment by segmen dan dinilai kurang menghibur, konten yang sudah disusun dapat di batalkan dan diganti dengan konten baru. Hal tersebut bisa muncul dari penonton di studio, host, dan tim inti yang bertugas pada saat produksi. Jadi dalam produksi, apa pun yang rasa menjadi suatu hal yang kurang menarik bukan menjadi penghalang, seperti yang diuungkapkan Kreatif “Dahsyat” “Nah masalah-masalah seperti ini bukan menjadi penghalang bagi kita, justru ini menjadi pelajaran untuk meningkatkan kreatifitas kita untuk lebih bisa menciptakan sesuatu yang baru dan bisa di eksplore”, jelas Indah (wawancara peneliti dengan Indah Angraini – Tim Kreatif program acara musik “Dahsyat” pada hari Kamis, 5 April 2012, pukul 14.39).

Pemirsa adalah bagian dari program, tentunya salah satu tujuan program acara musik “Dahsyat” untuk lebih dekat dengan penontonnya. Kedekatan antara penonton dan juga pengisi acara bukan hanya dapat di nikmati oleh sahabat “Dahsyat” yang hadir di studio. Untuk itu program acara musik “Dahsyat” ditayangkan secara live dari sejak awal produksi dilakukan untuk membuat

81 Universitas Kristen Petra program ini semakin dekat dengan sahabat-sahabatnya. Seperti yang diungkapkan oleh produser program acara musik “Dahsyat”. “Tentu live kita lebih mendapatkan respon yang lebih baik, animonya lebih terasa.. dan kita lebih dekat dengan pemirsa dan lebih puas untuk melihat dari segi peningkatan”, jelas Armen (wawancara peneliti dengan Armen – Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Sabtu, 7 April 2012, pukul 15.30).

Salah satu konten yang ada di “Dahsyat” adalah menayangkan Video Klip, dan inilah salah satu strategi dalam menentukan chart dari 20 sampai dengan 1. Bagaimana chart tersebut bisa ditentukan, tentunya meimliki seleksi yang sangat ketat. Mulai dari riset rating dan share, chart di radio, dan juga production house rekaman yang bekerja sama. Penayangan klip diluar dari chart juga melakukan proses, dari observasi peneliti, pada saat materi sudah tiba di tangan talent selanjutnya diserahkan ke tim kreatif. Dari tim kreatif akan melihat bahwa apakah sesuai dengan kriteria content “Dahsyat” atau tidak, karena banyak unsur- unsur yang di hindari, diantaranya pornografi dan kekerasan. Seperti yang di ungkapkan oleh executive producer “Dahsyat” “Begitu juga video klip, kita harus melakukan proses seleksi yang ketat…apakah sesuai dengan kriteria yang ada di “Dahsyat”.”, jelas Jahja (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Pada “Dahsyat” Daily, banyak memberikan segment dan konten yang berbeda, bagaimana program ini memberikan sesuatu penyegaran tentunya harus memberikan yang berbeda. Ini menjadi usaha dari tim produksi bagaimana berusaha meng-eksplore dan dapat menjangkau pemirsanya. Terbukti dengan adanya Dahsyatnya Kantor, Sekolah, Pasar. Inilah bukti bahwa “Dahsyat” dekat dengan pemirsanya. Seperti yang diungkapkan oleh producer “Dahsyat”. “Ya semua content yang ada di dahsyat itu,tetap kita memuka…kita terus membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa kita eksplorasi di “Dahsyat”.” Jelas Armen (wawancara peneliti dengan Armen – Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Sabtu, 7 April 2012, pukul 15.30).

Tayangan program acara musik “Dahsyat” tentunya dikenal dengan Olga Syahputra dan Raffi Ahmad. Kurang lengkap rasanya jika tidak dihadiri dengan sosok wanita yang mendampingi kedua host pria tersebut. Diharapkan dapat menjadikan program acara musik “Dahsyat” tampil bervariasi dalam 82 Universitas Kristen Petra membawakan acara dengan adanya kombinasi yang menghadirkan sosok wanita untuk menyatukan perbedaan karakter kedua host, Olga Syahputra dan Raffi Ahmad. Kemudian program acara musik “Dahsyat” menghadirkan beberapa wanita yang tampil bergiliran pada setiap episodenya sebagai host tamu. Seperti yang diungkapkan Eksekutif Produser “Dahsyat”. “Seiring berjalannya waktu, saat itu..Dahsyat hanya ada olga dan Raffi jalan, tetapi harus ada sosok cewek di dalamnya untuk menemani. Artinya..saya datang dan diskusi dengan teman-teman, bagaimana caranya menemukan host, walau pun waktu itu hadirnya luna maya, itu fungsinya sebagai bintang tamu..biar kelihatan manis saja. Secara look bagus, sejara perform dan gambar juga bagus, tidak hanya cowok berdua saja.” jelas Jahja (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto – Executive Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07).

Dalam program acara musik “Dahsyat” performa artis sangat diperhatikan, baik dari respon masyarakat dan juga dari data share. untuk itu tidak tertutup kemungkinan artis dapat tampil lebih dari satu kali dalam sebulan selama permintaannya masih banyak. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, artis yang paling sering mengisi acara pada program acara musik “Dahsyat” seperti Mahadewi, Kotak, Geisha, Bagindas, dan boyband maupun girlband. Hal tersebut juga diakibatkan karena padatanya jadwal artis-artis kategori kelas satu dan mengakibatkan kekuarangan stok artis untuk mengisi acara di “Dahsyat” seperti yang diungkapkan oleh Executive Producer program acara musik “Dahsyat”. “Kita kan harus mengikuti jadwal artis juga, seperti kelas satu misalnya agak susah. paling mereka bisa dua kali dalam waktu yang cepat, malah kadang-kadang dalam sebulan kelas satu tidak ada karena jadawlnya padat. Tetapi kalau pas lagi oke, kayak “Bagindas” bisa dapat sebulan empat kali, tiap minggu satu. Tidak apa-apa, karena kita kembali melihat data. Jadi semua by data. Nah kalau artis kelas satu, tidak usah lagi kita kita adu karena datanya sudah turun..itu tidak mungkin, selalu datanya pasti bagus” jelas Jahja (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto – Executive Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Senin, 9 April 2012, pukul 16.07).

83 Universitas Kristen Petra

4.4.3. Analisis Tahapan Pasca Produksi Program Dahsyat Menurut Fred Wibowo (2005), pasca produksi merupakan tahap terakhir dari apa yang telah diproduksi, meliputi ; Penyuntingan suara maupun gambar, pengisian grafik, tulisan, foto, dan sebagainya, pengisian narasi, pengisian ilustrasi musik, pengevaluasian program yang telah dinyatakan selesai agar diadakan perbaikan jika terdapat kekurangan. Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini terdapat juga dua macam teknik editing, yaitu : editing dengan teknik analog atau linier dan editing dengan teknik digital atau non linier Secara khusus pada kegiatan pasca produksi yang ada di “Dashyat” hanya dilihat dari data rating share sebagai bahan evaluasi dan penambahan data. “Kita kan tiap hari melihat data by Nielsen. Menit by menit the hole program Dahsyat, kapan turun kapan naik. Jadi permenit ada datanya, dari segi perform, dari opening sampai 4 menit, ada keluar data”, jelas Jahja (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Dalam Produksi program acara musik ”Dahsyat”, pasti ada beberapa kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Tentunya hal tersebut menjadi evaluasi untuk memperbaiki dan juga merupakan materi untuk meningkatkan kualitas program acara musik “Dahsyat”. Setiap produksi tidak efektif dan tidak lengkap tanpa melakukan evaluasi. Setelah produksi yang dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan evaluasi harian, ada juga evaluasi mingguan guna untuk membenahi agar tidak terjadi lagi kesalahan-kesalahan. “Ya pastinya, terkadangkan dalam produksi ada kekurangan, bisa jadi dari teknis, bisa dari host. Nah…itu yang menjadi materi kita untuk meningkatkan kualitas program kita. Dan juga sebagai laporan keatasan, kan mereka juga pasati memantau bro” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Porses pasca produksi program acara musik “Dahsyat” hanya dilakukan pada saat program on-air selesai dan juga pada konten-konten tertentu yang membutuhkan proses pengambilan gambar untuk dijadikan VT pada saat penayangan. Khsusunya untuk evaluasi mingguan lebih melihat ke data rating dan share sebagai patokan utama selain Facebook dan Twitter yang digunakan sebagai tambahan informasi dari audience pengguna social network.

84 Universitas Kristen Petra

“Kadang kita juga liat dari facebook dan twitter, lebih buat masukan aja sih. Jadi dibilang pengaruhnya social network itu kecil ya ga juga sih, karena zaman sekarang semua orang hampir pakai social network, itu buat ukuran juga tapi bukan sebagai patokan utama. Kita lebih manfaatin untuk promo seringnya. Atau untuk melihat respon masyarakat secara cepat.” jelas Indah (wawancara peneliti dengan Indah Angraini menggunakan Blackberry Messenger – Tim Kreatif program acara musik “Dahsyat” pada hari Kamis, 17 Mei 2012, pukul 17.23).

Dari sini dapat dikatakan situs jejaring sosial sebenarnya merupakan sarana untuk berkomunikasi yang disediakan internet, sifatnya tidak hanya secara individual, tetapi juga sebagai grup, di mana model alamat para user-nya bersifat semi-public, bukannya pribadi (Lister, 2003). Terlihat dari para penggunanya yang bebas menuliskan isi pikiran dan teman-teman atau ‘pengikut’ pengguna tersebut bebas memberi komentar terhadap tulisannya. “Twitter dan Facebook buat informasi aja. Ya kaya followers yang kasi request siapa artis yang mau ngisi acara di “Dahsyat”, trus dari segi perform saat live gimana. Jadi ya kita tau respon masyarakat itu seperti apa.” jelas Jahja (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto – Executive Producer program acara musik “Dahsyat” dengan menggunakan Blackberry Messenger pada hari Kamis, 17 Mei 2012, pukul 12.57).

Gambar 4.9. Interaksi followers dalam situs jejaring Twitter Sumber : Twitter @DahSyatMusic, 14 Mei 2012

85 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.10. Interaksi promosi followers dalam situs jejaring Twitter Sumber : Twitter @DahSyatMusic, 18 Mei 2012

4.4.4. Pemilihan Pembawa Acara Program Musik “Dahsyat” Menurut Lies Aryati (2004) pengarah acara dituntut kreativitas dan improvisasi yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya. Dalam program acara musik “Dahsyat”, host sering ambil bagian dalam memberikan ide pada saat acara sedang berlangsung. Host dapat berunding dengan executive producer, producer, dan tim kreatif untuk menuangkan ide-ide kreatifnya. Masih menurut Lies Aryati dalam bukunya yang berjudul Panduan Untuk Menjadi MC Profesional tahun 2004, Bagi kedua host Raffi Ahmad dan Olga Syahputra untuk menuangkan ide dalam menampilkan tayangan yang menarik dan selalu melihat tingkat kesulitan dari ide tersebut. Selain kedua host tetap, adanya host tamu yang berbeda-beda menjadikan acara ini lebih bervariasi dalam membawakan program acara musik “Dahsyat”. Menurut Executive Producer “Dahsyat”, sampai saat ini masih mencari host sebagai pengganti Luna Maya sebagai host tetap dengan tetap menampilkan host tamu. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan informan. “Sampai saat ini Dahsyat belum bisa memutuskan untuk kembalinya si Luna Maya. Saya memutuskan Luna Maya di istirahatkan sementara melalui diskusi dengan tim dan management. Kita coba tiap hari bergantian sampai betul-betul host Olga dan Raffi nyaman, akhirnya sampai sekarang yang betah Olla, Ayu Dewi, kalau Chika sih lumayan tapi masih kurang, sampai-sampai Ayu Ting-Ting kita juga jadiin host tamu. Kalau 86 Universitas Kristen Petra

Ayu Dewi hampir mendekati Luna Maya, baru hampir dari segi kegilaan, karena di Dahsyat ini host harus Gila, bukan gila beneran yo, tapi mampu menghidupkan suasana. Jadi intinya kita masih berusaha untuk tetap memakai host tamu” (Wawancara, Jahja Immanuel, 9 April 2012).

Dalam pernyataan executive producer program acara musik “Dahsyat”, Raffi Ahmad dan Olga Syahputra yang merupakan host tetap harus merasa nyaman dengan kehadiran host tamu. Menurut Lies Aryati (2004), sebagai seorang pembawa acara/host haruslah memiliki kemampuan bekerjasama dalam suatu acara tidak hanya terdiri dari pembawa acara, tetapi juga terdiri dari banyak pengisi acara lainnya yang tergabung dalam satu tim. Maka dari itu diperlukan kemampuan untuk bekerjasama sehingga acara dapat berlangsung dengan maksimal. Selain itu, Jahja Immanuel Rianto mengatakan bahwa sampai saat ini beberapa host tamu terlihat belum stabil, kadang-kadang moodnya bagus, kadang- kadang jelek. Menanggapi hal itu, setidaknya seorang pembawa acara tentunya harus memiliki antusiasme yang tinggi terhadap acara yang dibawakan sehingga pemirsa juga memiliki antusiasme yang sama (Aryati, 2004, p. 6-14).

4.4.5. Strategi Program Acara Musik “Dahsyat” Menurut Morissan (2009), strategi adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya sekarang. Audience umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Strategi yang biasa digunakan televisi menurut Eastman (1993, p.9) adalah compatibility, yaitu strategi penempatan program yang disesuaikan dengan kegiatan pemirsa, dalam hal ini Jahja Immanuel Rianto mengatakan bahwa compatibility pada program acara musik “Dahsyat” terletak pada jam tayang program yaitu Senin sampai Jumat yang dimulai pada pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB, lalu pada hari Sabtu dan Minggu pada pukul 08.30 WIB sampai pada pukul 11.30 WIB di mana pada hari Sabtu dan Minggu adalah hari keluarga yang diharapkan audience sedang menyaksikan program acara musik “Dahsyat”. Habit formation yaitu untuk membangun kebiasaan menonton dengan menayangkan program secara stripping. Menurut Armen Basauli, hal ini

87 Universitas Kristen Petra dilakukan program acara musik “Dahsyat” mendapatkan respon yang lebih baik dari audience-nya dan menciptakan kebiasaan bahwa pagi hari waktunya menonton program acara musik “Dahsyat”. Control the audience flow melalui program selanjutnya dan pada saat yang bersamaan meminimalisasikan program dari kompetitor (counter programming) dilakukan pada saat pra produksi dengan melihat data rating dan share untuk dapat menyusun sebuah rundown acara yang berbeda-beda setiap harinya. Conservation of program resources yaitu menayangkan ulang sebuah program. Dalam program acara musik “Dahsyat” istilah ini dikenal dengan sebutan rerun di mana dilakukan pada saat “Dahsyat” menampilkan acara-acara sepesial, seperti “Dahsyat Awards”, dan “HUT Dahsyat”. Hal ini dilakukan karena banyaknya request dari audience yang menginginkan program itu di tayangkan kembali. Breadth of Appeal yaitu elemen yang harus dimiliki program untuk dapat menarik banyak pemirsa. Dalam produksi program acara musik “Dahsyat” memiliki elemen-elemen dalam konten program acara, yaitu video klip¸chart, host, gimmick, dan performance artis pengisi acara.

4.4.6. Analisis SWOT Setelah melalui penelitian pada program acara musik “Dahsyat” yang tayang di stasiun televisi RCTI, dalam hal ini semua bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi. Ide-ide yang berasal dari setiap tim produksi dapat menciptakan peluang disekeliling, terutama dalam sebuah program bisa ditemukan dengan cara analisis SWOT yang berarti Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Setiap program memiliki kekuatan dan adanya kelemahan yang berasal dari dalam dan peluang serta ancaman yang dating dari luar. Suharyadi (2007) menjelaskan Melihat kekuatan (Strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi dalam hal ini program acara tesebut. Pada program acara musik “Dahsyat” terdapat kekuatan (Strengths) dari dalam program ini adalah terdapat pada dua Host yang menjadi bagian terpenting dalam produksi program acara musik “Dahsyat” serta menjadi ikon program tersebut yaitu Raffi Ahmad dan Olga

88 Universitas Kristen Petra

Syahputra yang memiliki karakter berbeda satu sama lain. Dimana Raffi seorang pria yang berlatar belakang aktor yang terkenal playboy, dan Olga Syahputra adalah seorang pria yang berlatar belakang komedian yang kocak dan juga presenter yang lembut serta bergaya feminim dan serba bisa. Selain itu, konten yang berbeda pada setiap penayangannya juga merupakan, dan di dalamnya terdapat konten-konten yang menarik dan menghibur yang tidak dimiliki oleh acara musik sejenis. Ada pun konten tersebut adalah “Dahsyatnya Pasar”, “Dahsyatnya Kantor”, “Dahsyatnya Sekolah”, “Dahsyatnya Radio”, “Dahsyatnya Indonesia” dan “Dahsyat Weekend”. Semuanya itu di buat demi mendekatkan program tersebut kepada pemirsa, bahwa program acara musik “Dahsyat” tidak hanya disaksikan oleh penonton di rumah. Seperti yang diungkapkan executive producer dan producer program acara musik “Dahsyat” “They are a perfect combination gitu, jadi istilahnya kalau misanya orang main bola tuh ga usah ngelihat si Raffi mau kemana si Olga tuh bisa ngumpan bola nya gitu. Sambil merem pun Olga bisa ngumpan Raffi kemana, dan Raffi juga bisa menerima umpan itu dengan baik. Begitu juga dengan sebaliknya, si Raffi juga bisa ngumpan Olga dan Olga juga bisa nyemash dengan baik gitu . jadi hmmm kenapa mereka sangat bertahan disini, karena mereka saling mengerti satu sama lain dan mereka juga sangat dekat dengan artis- artis yang datang ke “Dahsyat”.”, Jelas Armen (wawancara peneliti dengan Armen – Producer program acara musik “Dahsyat” pada hari Sabtu, 7 April 2012).

“Kelebihan dari Dahsyat saya rasa sampai saat ini semuanya ingin mencoba membuat sesuatu yang baru. Selalu berkembang, dan juga kerja di tim Dahsyat adalah kita selalu memilki kreatifitas dengan memiliki konten-konten yang tidak di milki oleh pesaing kita. Seiring dengan waktu dan perpaduannya, bagaimana Dahsyat ini bisa diterima pemirsa di rumah, tidak hanya dari segi musik dan video klip secara macam gitu, tetapi ada sisi pelajaran disana. Juga ada konsep kita buku pintar Dahsyat, dan juga kita memperkenalkan akar budaya Indonesia, dan juga itu salah satu hal yang positif. Seiring berjalannya lagi, ada Dahsyatnya sekolah, dan segala macam berkembang lagi ke Dahsyat kantor, dan itu lah kelebihan kita yang tidak dimiliki oleh pesaing. Intinya Dahsyat itu mencoba dekat dengan para sahabatnya dengan berinteraksi secara langsung. Dan saat ini pesaing kita sudah mulai mengikuti, dan kita menjadi trendsetter.” (wawancara Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

89 Universitas Kristen Petra

Pada program acara musik “Dahsyat” setelah adanya kekuatan yang ada di dalamnya, program ini juga terdapat kelemahan. Dalam Suharyadi (2007) melihat kelemahan (Weaknesses) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebernarnya tidak dapat dilakukan kerena kita memiliki kekurangan yang tertentu. Adapun Kelemahan (Weaknesses) yang miliki program acara musik “Dahsyat” terdapat pada segi bangunan yaitu studio yang digunakan disaat Live OnAir yang memiliki kapasitas terbatas, sekitar 40 orang. Jika di lihat dari segi performa kelompok band dan juga keramaian dari penonton yang hadir di studio, sangat tidak memungkinkan untuk melakukan blocking yang lebih bervariasi. Apalagi dengan kamera, pada saat pengambilan gambar juga sangat terbatas dan juga konten-konten “Dahsyat” yang semakin banyak. Seiring berjalannya waktu, akhirnya program acara musik “Dahsyat” berpindah tempat ke studio satu dengan gedung yang lebih besar dan dapat menampung penontong sekitar 150 orang. Dan juga luas panggung sehingga membuat tim peoduksi lebih bebas mengeksplor konten-konten yang ada. Seperti yang diungkapkan executive producer program acara musik “Dahsyat” “Dahsyat itu kan sudah muncul begitu lama, sudah empat tahun. Jadi banyak bloking yang dibutuhkan. Secara tempat studio enam itu terlalu kecil, sementara segmen banyak dan memerlukan tempat yang besar untuk lebih mengeksplore” (wawancara peneliti dengan Jahja Immanuel Rianto, 9 April 2012).

Selain dari segi kapasitas gedung yang terbatas, pengaruhnya juga terlihat dari segi pegisi acara yang terlibat di dalamnya. Dengan padatnya jadwal manggung yang mengakibatkan kesulitan untuk menyesuaikan sehingga mengakibatkan ketidaktepatan waktu untuk hadir di studio. Itulah yang mengakibat kan tim inti produksi program acara musik “Dahsyat” seperti executive producer, producer, kreatif, talent, dituntut untuk berfikir cepat bagaimana untuk mencari solusi yang baik supaya tidak terhalang dalam melakukan produksi. Seperti halnya producer yang bertanggungjawab dalam produksi harus mampu memberikan koordinasi dengan tim dengan mengatasi kondisi dan mengakibatkan perubahan. Seperti yang diungkapkan producer dan kreatif pogram acara musik “Dahsyat”. “Terkadang sampai malam pun kita tetap Update untuk minta artis itu sering terjadi. Kadang-kadang Host nya ada yang sakitlah, berhalangan, 90 Universitas Kristen Petra

itu yang membuat kita agak bingung mengCreate kreatifnya. Tadi Host nya bertiga tiba-tiba satu ga datang ya kita mundur lagi”, (wawancara, Armen, 7 April 2012).

“Seperti yang kamu alami saat menangani Dashyat, kadang si artis telat, terkadang host belum datang…kita melihat nih…apa nih yang bisa kita upayakan. Bisa jadi tanpa host opening lebih awal, bisa lansung masuk ke video klip. Jadi semuanya sudah kita persiapkan, bahwa perubahan itu pasti ada.” jelas Indah (wawancara peneliti dengan Indah Angraini – Tim Kreatif program acara musik “Dahsyat” pada hari Kamis, 5 April 2012, pukul 14.39).

Menurut Suharyadi Arissetyanto Nugroho (2007, p.117), Agar ide-ide potensial menjadi peluang yang nyata, maka tim produksi harus bersedia melakukan evaluasi terhadap Peluang (Opportunities) secara terus menerus. Proses penjaringan gagasan atau ide disebut sebagai proses screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi barang dan jasa yang riil. Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi disekitar kita. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang dapat kita manfaatkan, misal: 1. Mengenali kebutuhan pasar 2. Mengembangkan produk yang telah ada di pasaran 3. Memadukan bisnis-bisnis yang ada 4. Mengenali kecenderungan (tren) yang terjadi 5. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang ternyata setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang bluar biasa. 6. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku)

Dalam program “Dahsyat” terdapat peluang yang dimana mengembangkan produksi dengan berpindah lokasi syuting dari studio enam ke studio satu. Dimana dengan penampilan look baru dan juga logo baru yang ditampilkan menunjukkan “Dahsyat” lebih terbuka dengan berbagai jenis musik dan budaya. Jika di lihat ke belakang ini, banyak gimmick yang dihadirkan dari berbagai jenis budaya yang dikemas dengan sandiwara cerita rakyat, dan juga beraksi layaknya sebagai penyanyi dangdut kawakan. Seperti yang diungkapkan producer dan executive producer program acara musik “Dahsyat”.

91 Universitas Kristen Petra

“Dahsyat menunjukkan membuka diri untuk kesempatan yang lebih luas lagi dan untuk semua macam jenis musik dan berbagai macam gimmick dan memang menarik untuk ditayangkan gitu, intinya kita ingin membuka diri aja dan kelihatan makin ramah lagi” (wawancara, Armen, 7 April 15.30).

“Misalnya Dahsyatnya Hobbi, bisa ga tarian kolosal, misalnya. Kalau di studio enam kan tidak cukup, bisa sih dilakukan kalau dipaksakan di studio enam. Tetapi set nya graba-grubuk. Dan akhirnya kita berfikir untuk lebih leluasa kita harus pindah ke studio satu, dari sisi teknis juga mensupport, yang di studio enam hanya bisa empat kamera, sekarang sudah bisa enam sampai delapan kamera, dari sisi gambar juga lebih bagus kelihatannya kan. Dari sisi audio juga lebih bagus..trus dari sisi gimmick-gimmick juga bagus, masak, taman, dan sebagainya. Jadi intinya tidak terbatas kiat bebas” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto,9 April 2012).

Melihat sumber ide yang sangat banyak, tidak mungkin kita dapat melaksanakan seluruhnya. Kita batasi oleh sumber daya yang terbatas, sehingga kita harus memilih ide atau gagasan yang cukup layak untuk dikerjakan. Dalam penelitian terhadap program “acara musik Dahsyat” yang tayang di stasiun televisi RCTI, adanya peluang untuk program ini dilihat dari ide-ide atau gagasan seperti mengenali kebutuhan pasar dan mengembangkan produk yang telah ada. Jadi jika dijelaskan ada keterkaitannya antara program yang dalam hal ini adalah program acara musik “Dahsyat” dipadukan dengan mengenali kebutuhan pasar yaitu adanya rasa cinta masyarakat terhadap berbagai jenis musik terutama musik Indonesia, dan keterkaitannnya dengan ide mengembangkan produk yang telah ada yaitu adanya hasil karya musik dari pelaku musik Indonesia dan untuk mengembangkannya dengan adanya media untuk mempromosikan produk atau hasil karya yang diciptakan, dan dalam hal ini yang menjadi media sebagai sarana promosi yaitu Program acara musik “Dahsyat” yang menyajikan musik-musik Indonesia. Dengan meluncurkan album “Dahsyat” yang menghadirkan kompilasi dari artis yang pernah mengisi acara di “Dahsyat” merupakan strategi untuk promosi hingga mendapat peluang bahwa “Dahsyat” lebih dekat dengan pemirsa dan makin dikenal para pemirsanya. Seperti yang diungkapkan Kreatif program acara musik “Dashyat”. “Dahsyat kan sudah sangat dikenal masyarakat, dan kita berfikir bahwa sepeti apa sih kualitas yang dan kategori-kategori musik di

92 Universitas Kristen Petra

Dahsyat ini. Masyaarkat juga perlu tau, dan itu menjadi satu pencitraan buat Dahsyat, bahwa selain di tv, dahsyat juga bisa di nikamati melalui album-album kompilasi dari keseluruhan yang kita seleksi yang pernah tampil di Dahsyat. Itu juga suatu bukti kedekatan Dahsyat dengan para sahabatnya.” (wawancara, Indah Angraini, 5 April 2012).

Menurut Suharyadi (2007) melihat ancaman (Threats) terhadap usaha- usaha yang beresiko tinggi melihat siklus yang pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing-pesaing program acara musik “Dahsyat” yang miliki kemampuan lebih. Jika dilihat dari ancaman (Threats) yang merupakan suatu tantangan bagi tim produksi program musik “Dahsyat”, bagaimana bersaing untuk menjadikan tayangan yang terbaik dan memiliki tingkat rating dan share yang tinggi diantara program musik sejenis di stasiun televisi lain yang memiliki jam tayang yang sama atau hampir bersamaan. Disinilah upaya tim produksi melakukan produksi program acara musik ‘Dahsyat” untuk mempertahankan audience agar tidak berpindah Channel ke stasiun televisi lain. Bukan hanya itu, faktor internal juga dapat menimbulkan ancaman di “Dahsyat”, kembali lagi ke kondisi semua talent yang harus hadir tepat waktu untuk berada di studio sesuai dengan rundown yang dijadwalkan. Maka dari itu, rundown yang disusun oleh tim dapat menghasilkan tampilan yang menarik, tetapi jika terjadi sebaliknya bahwa pengisi acara terutama host datang terlambat akan mengakibatkan tampilan yang tidak maksimal dan dikalahkan oleh pesaing di stasiun televisi lain. Seperti yang diungkapkan executive producer program acara musik “Dashyat”. “Tapi kalau Hotsnya telat datang..ya pasti pengaruhnya ya kita jadi antisipasi, siapa yang lebih datang, naikin lebih awal, segmen selanjutnya juga gitu. Jadi kita menjaga… di desain sedemikan rupa, karena ada saingan, kita tiga jam..jam 7.30 sampai jam 10.30”, (wawancara, Jahja Immanuel Rianto,9 April 2012).

4.4.7. Rating dan Share Rating adalah evaluasi atau penilaian atas sesuatu. Rating merupakan data kepemirsaan televisi. Data dapat berarti hasil pengukuran secara kuantitatif. Jadi rating dapat dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi total. Pengertian

93 Universitas Kristen Petra yang lebih mudah, rating adalah jumlah orang yang menonton suatu program acara televisi terhadap populasi televisi yang dipresentasekan. Dalam program acara musik “Dahsyat”, rating dan share menjadi acuan dalam menentukan berbagai hal diantaranya penentuan pengisi acara, dan penentuan host tamu. Maka dari itu, rating dan share sangat diperhatikan oleh tim produksi program acara musik “Dahsyat” untuk dapat menentukan konsep acara kedepannya. Ketika mendapatkan data rating yang rendah, tim produksi akan melakukan evaluasi terhadap rundown acara agar diketahui apakah yang menyebabkan turunnya rating tersebut. “Balik lagi, kita kan tiap hari melihat data dari Nielsen. Menit by menit the hole program Dahsyat, kapan turun kapan naik. Jadi per menit ada datanya, dari segi perform, dari opening, sampai habis 4 menit, ada keluar di data. Terus host, gimmick, video klip, dahystnya kantor keluar, semua..bintang keluar, sampai VT salam-salam pun ada by data. Pemilihan artis kita megacu kesitu, dari artis secara keseluruhan.” (wawancara, Jahja Immanuel Rianto,9 April 2012).

4.5. Interpretasi Data Tahapan proses produksi program acara musik “Dahsyat” dilakukan mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Bagi seorang produser program acara musik “Dahsyat”, materi produksi dapat berupa apa saja, yakni kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan apa saja dapat menjadi bahan materi produksi yang bermutu. Seorang produser tentunya juga dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Hal ini tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang untuk bertanggung jawab akan kesediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam produksi program acara musik “Dahsyat”. Dalam hal biaya produksi, seorang producer dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau

94 Universitas Kristen Petra biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented. Produksi program acara musik “Dahsyat” menggunakan financial oriented yang merupakan perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Apabila keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan artis kelas satu yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan uang. Sedangkan quality oriented sendiri mempunyai pengertian yaitu perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. Selain itu produksi yang diharapkan menjadi produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu di bidangnya. Namun untuk produksi program acara musik “Dahsyat”, sebisa mungkin menggunakan budget yang minim tetapi menghasilkan karya yang bagus (maksimal). Untuk organisasi pelaksanaan produksi program acara musik “Dahsyat” melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat di mana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perizinan, kedokteran. Supaya pelaksanaan produksi dapat berjalan lancar, producer harus memikirkan penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Apabila tidak disusun secara rapi maka akan mengalami kerugian waktu dan uang yang telah dikeluarkan. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser dan juga Marketing Communication (Marcom). Menurut Sony Set, executive producer merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pembuatan-pengembangan ide. Sedangkan producer adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan disepakati oleh production

95 Universitas Kristen Petra manager, executive producer, ataupun dari management. Creative (Tim Kreatif) bertugas mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah untuk program yang akan di produksi dengan arahan dari produser. Sedangkan Director, mengarahkan seluruh aspek teknis dan elemen kreatif dari suatu produksi program televisi yang disiapkan dan disepakati oleh produser lalu mengaplikasikannya dalam sebuah produksi sesuai prinsip sinematografi, broadcast, dan entertainment. Dalam proses produksi program acara musik “Dahsyat”, Executive Producer bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya acara sesuai dengan rundown, mengadakan meeting, dan bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Operasional Produksi. Dapat dikatakan bahwa seorang executive producer memiliki peranan tertinggi pada saat produksi program acara musik “Dahsyat”. Sedangkan producer adalah orang yang memimpin seluruh tim produksi program acara musik “Dahsyat” agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh Manager Operational (Executive Producer). Ia membentuk tim kerja, menyelesaikan masalah, dan berdiri sebagai penengah dalam proses produksi “Dahsyat”. Menurut Effendy, seorang producer mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam memimpin proses produksi program televisi. Begitu pula dengan producer program acara musik “Dahsyat”, ia membentuk tim kerja, memimpin seluruh tim produksi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuai dengan anggaran yang telah disepakati oleh Executive Producer (Manager Operational). Producer harus dapat menyelesaikan masalah dan berdiri sebagai penengah selama proses produksi berlangsung. Ia juga harus saling berkoordinasi jika terdapat kendala atau masalah kepada seluruh tim produksi program acara musik “Dahsyat”. Hal ini menunjukkan bahwa seorang produser mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat dalam memimpin program televisi. Di samping itu produser juga menerima rancangan tahapan editing dari editor. Misalnya saja untuk peng-edit-an kata-kata kasar yang telah diucapkan oleh artis atau host, maka produser dapat berkoordinasi dengan editor.

96 Universitas Kristen Petra

Eastman mengatakan bahwa strategi yang biasa digunakan dalam program acara televisi adalah compatibility, yaitu strategi penempatan program yang disesuaikan dengan kegiatan pemirsa, dalam hal ini Jahja Immanuel Rianto mengatakan bahwa compatibility pada program acara musik “Dahsyat” terletak pada jam tayang program yaitu Senin sampai Jumat yang dimulai pada pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB, lalu pada hari Sabtu dan Minggu pada pukul 08.30 WIB sampai pada pukul 11.30 WIB di mana pada hari Sabtu dan Minggu adalah hari keluarga yang diharapkan audience sedang menyaksikan program acara musik “Dahsyat”. Dalam kenyataanya, program acara musik “Dahsyat” sering kali mengalami perubahan jam tayang dikarenakan beberapa faktor seperti pada saat itu bertepatan dengan hari libur anak sekolah. Hal itu mengakibatkan program acara musik “Dahsyat” mengalah pada programming karena programming mencari target audience anak-anak yang sedang liburan dengan menayangkan program acara anak-anak, seperti film kartun atau film acara keluarga. Strategi selanjutnya adalah habit formation yaitu untuk membangun kebiasaan menonton dengan menayangkan program secara stripping. Menurut Armen Basauli, hal ini dilakukan program acara musik “Dahsyat” mendapatkan respon yang lebih baik dari audience-nya dan menciptakan kebiasaan bahwa pagi hari waktunya menonton program acara musik “Dahsyat”. Strategi ini menjadikan progrm acara musik “Dahsyat” mendapatkan nilai positif karena sebuah program stripping live menunjukkan orisinil sebuah tayangan program. Dalam stripping live ini lebih rentan terhadap kesalahan-kesalahan teknis karena tidak adanya proses editing, maka dari itu pengawasan terhadap host, pengisi acara, dan juga semua kru harus meminimalisasikan kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi. Control the audience flow melalui program selanjutnya dan pada saat yang bersamaan meminimalisasikan program dari kompetitor (counter programming) dilakukan pada saat pra produksi dengan melihat data rating dan share untuk dapat menyusun sebuah rundown acara yang berbeda-beda setiap harinya. Ketika strategi program ini dijalankan, maka seorang executive producer dituntut untuk membuat rancangan rundown dan menentukan konsep acara yang menarik. Hal

97 Universitas Kristen Petra ini terkadang dapat menentukan audience sebuah program acara. Contohnya, misalkan pada pukul 09.00 WIB program acara “Dahsyat” head to head dengan FTV, maka executive producer merancang rundown dengan menempatkan artis pengisi acara yang merupakan kategori band besar atau artis terkenal akan di tempatkan dalam segmen yang berdampingan dengan program acara lain. Atau dapat dilakukan dengan cara menggabungkan segmen dua dan tiga agar durasi dapat lebih panjang. Conservation of program resources yaitu menayangkan ulang sebuah program. Dalam program acara musik “Dahsyat” istilah ini dikenal dengan sebutan rerun di mana dilakukan pada saat “Dahsyat” menampilkan acara-acara sepecial, seperti “Dahsyat Awards”, dan “HUT Dahsyat”. Hal ini dilakukan karena banyaknya request dari audience yang menginginkan program itu di tayangkan kembali. Ketika rerun program acara musik “Dahsyat” data sebelumnya melihat dari data rating dan share ketika program ditayangkan secara stripping live. Biasanya strategi conservation of program resources ini dilakukan tiga hari setelah produksi stripping live. Breadth of Appeal yaitu elemen yang harus dimiliki program untuk dapat menarik banyak pemirsa. Dalam produksi program acara musik “Dahsyat” memiliki elemen-elemen dalam konten program acara, yaitu video klip¸chart, host, gimmick, dan performance artis pengisi acara. Strategi Breadth of Appeal dalam program acara musik “Dahsyat” selalu menampilkan konten-konten yang berbeda dengan progrm musik lainnya, program acara musik “Dahsyat” dapat dikategorikan sebagai variety show dengan menggabungkan sejumlah unsur, misalnya kombinasi talk show, berita, kuis, dan lawak . Menurut Sony Set dalam bukunya yang berjudul Menjadi Perancang Program Televisi Profesional menyebutkan bahwa rating acara adalah sebuah ukuran kesuksesan sebuah acara yang dikeluarkan oleh lembaga riset pemirsa televisi. Data rating dan share per menit tidak sesuai apabila dianggap sebagai acuan dalam hal menentukan kualitas program Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, Social Network dapat menjadi sarana informasi dalam program acara musik “Dahsyat”. Twitter dan Facebook Fan Page milik “Dahsyat” digunakan sebagai salah satu sumber data

98 Universitas Kristen Petra selain data resmi dari AGB Nielsen yang dikirim melalui programming, akan tetapi Twitter dan Facebook Fan Page lebih sering digunakan sebagai media promosi atau melihat respon masyarakat pengguna situs jejaring sosial dalam menanggapi program acara musik “Dahsyat” baik itu dalam pra produksi, produksi, dan pasca produksi program acara musik “Dahsyat”.

99 Universitas Kristen Petra