Komodifikasi Konten Humor Dalam Program Yuk Keep Smile Di Trans Tv
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KOMODIFIKASI KONTEN HUMOR DALAM PROGRAM YUK KEEP SMILE DI TRANS TV Formas Juitan Lase [email protected] Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, Semarang Abstract Abstrak One of mass media functions is entertainment; it Salah satu fungsi media massa adalah is about diversion to distract attention from daily menjalankan fungsi hiburan yakni diversi untuk routine through entertainment television mengalihkan perhatian seseorang dari rutinitas program. However, this function is neglected sehari-hari melalui tayangan hiburan di televisi. when commodification through logical Namun, fungsi ini menjadi terabaikan ketika capitalistic applied to obtain high shared rating. sebuah tayangan dikemas dalam logika Yuk Keep Smile entertainment program is one of kapitalistik melalui praktik komodifikasi untuk commodification through slapstick humor memperoleh rating dan share yang tinggi. content, it is attacking and demeaning other Program hiburan Yuk Keep Smile merupakan people. This study is using Political Economy salah satu yang melakukan praktik komodifikasi Media Theory focussing on commodification to melalui konten humor slapstik, saling analyze how the content of Yuk Keep Smile menyerang dan merendahkan orang lain. entertainment program is applying logical Tulisan ini menggunakan Teori Ekonomi Politik capitalistic to obtain high shared rating and Media yang fokus pada komodifikasi untuk ignoring the quality of it. menganalisis bagaimana konten-konten hiburan Yuk Keep Smile dikomodifikasi berdasarkan Keywords: Political Economy Media, logika kapitalistik untuk memperoleh rating dan Commodification, Rating, Humor share yang tinggi, sementara kualitas konten diabaikan. Kata kunci: Ekonomi Politik Media, Komodifikasi, Rating, Humor Pendahuluan bersamaan oleh media massa dalam porsi yang seimbang. Wright (dalam Ruben & Stewart, 2006, h. 368-369) menyebutkan bahwa Namun, jika dicermati fungsi media massa memiliki beberapa fungsi hiburan menjadi yang paling dominan yaitu, fungsi pengawasan (surveillance), dari keseluruhan program televisi korelasi (correlation), sosialisasi karena daya jualnya kepada khalayak (socialization), dan hiburan (entertain- jauh lebih tinggi berdasarkan indikator ment). Secara normatif keempat fungsi rating dan share yang diperoleh stasiun ini seharusnya dijalankan secara televisi. Karena semakin tinggi rating dan share yang dihasilkan sebuah 177 178 | FORMAS JUITAN LASE program maka akan semakin banyak dikeluhkan oleh masyarakat, sehingga iklan yang masuk. menimbulkan berbagai protes. Rifqi McQuail (2011, h.244) mengata- yang menulis di laman change.org kan bahwa, “Bisnis media bukan bisnis mangatakan, biasa.” Aktivitas media tidak bisa “Acara komedi (Yuk Keep Smile) dilepaskan dari kepentingan ekonomi sangat tidak berkualitas dengan maupun kepentingan politik yang kata-kata kasar, menyiksa orang bertarung di dalamnya. Media secara (entah itu main tebak-tebakan dengan kaki dimasukkan air es atau umum beroperasi menurut dikte menyumpal tepung ke mulut ekonomi pasar. Itu sebabnya media lawan), sampai dengan goyangan harus menyesuaikan produknya sesuai tidak jelas yang dilaksanakan full 1 selera pasar. Program-program itu jam dan tidak berubah selama kemudian dijalankan dengan cara-cara beberapa bulan terakhir, apalagi yang hegemonik dan eksploitatif goyangannya memakai latar musik dengan tujuan menciptakan potensi yang liriknya vulgar serta mengarah ekonomi media. ke gerakan vulgar pula.” (solopos.com, 3 Januari 2014). Kondisi ini menjadikan televisi bertingkah lebih brutal karena Tak hanya itu, protes lain muncul keseluruhan materi program bisa dari pemerhati anak, Seto Mulyadi yang disulap dalam beragam jenis bahkan menilai program yang dibawakan artis kekerasan sekalipun bisa dijadikan Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Adul, komoditas dagangan. Hal inilah yang Soimah, Denny dan Wendy cagur, sudah terjadi dengan program acara Yuk Keep sangat memprihatinkan dan merusak Smile (YKS) yang ditayangkan oleh mental anak. Seto tidak melihat ada stasiun televisi swasta Trans TV. Materi- sedikit pun nilai edukasi yang diberikan materi program yang ditayangkan di meski tayang berjam-jam. "Saya juga YKS mengundang penolakan dari dari awal protes keras dengan acara itu. masyarakat karena mengandung Tidak edukatif, sampai ada anak-anak kekerasan, konten humor yang kasar kecil juga ikut di acara itu," kata Seto hingga goyangan erotis. (merdeka.com, Senin, 30 Desember 2013). Sebelumnya, program YKS yang bermetamorfosis dari program acara Protes pun dialamatkan kepada Ramadhan berjudul “Yuk Kita Sahur” Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mendapat animo yang besar dari segera menegur ataupun menutup acara masyarakat sehingga penayangannya tersebut. Hal yang diprotes terutama yang semula dua kali seminggu menjadi terkait goyang oplosan yang tayang setiap hari, dan ditempatkan dipopulerkan oleh Soimah pada jam primetime. Secara sepintas, (Okezone.com, 31 Desember 2013). KPI tidak ada yang salah dari ide kreatif menyebutkan sepanjang tahun 2013 YKS, karena konsepnya digagas untuk telah menerima pengaduan dari tujuan hiburan. masyarakat terkait tayangan televisi yang tidak mendidik sebanyak 3.600, Namun, program YKS semakin dan sebanyak 2000 lebih pengaduan hari semakin mengkhawatirkan. Pada ditujukan pada tayangan Yuk Keep beberapa tayangan mulai menunjukkan Smile (teraspos.com,8 Maret 2014). humor-humor yang sarkastik, adegan- adegan kekerasan baik secara fisik Namun, tudingan masyarakat ini maupun simbolik, dan berbagai ditanggapi berbeda pihak Trans TV. goyangan yang menonjolkan sisi erotis. Mereka menilai bahwa program Yuk Adegan-adegan semacam ini Keep Smile (YKS) mempunyai nilai S O C I A E P O L I T E S | JULI – DESEMBER 2014 KOMODIFIKASI KONTEN HUMOR DALAM PROGRAM YUK KEEP SMILE DI TRANS TV | 179 positif. Menurut Public Relations Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Manager Trans TV, A Hadiansyah Tahun 2002 Pasal 4 ayat 1 yang Lubis, acara tersebut justru menyentuh menyebutkan bahwa: “Penyiaran dan menghibur berbagai lapisan sebagai kegiatan komunikasi massa masyarakat dan selalu dinantikan mempunyai fungsi sebagai media kehadirannya. Bahkan, Hadiansyah informasi, pendidikan, hiburan yang mengklaim program YKS mampu sehat, kontrol dan perekat sosial.”Selain memecahkan kejenuhan pemirsa atas itu juga dengan tegas telah diamanatkan tayangan yang ada selama ini dalam Pasal 36 ayat 1 dan 6 yang (skalanews.com, 5 Januari 2014). menyebutkan: Pembelaan ini tak lain Ayat 1 “Isi siaran wajib didasarkan pada jumlah rating dan share mengandung informasi, pendidi- YKS yang sempat menduduki posisi 1 kan, hiburan, dan manfaat untuk dengan rating 7 dan share 31 pada pembentukan intelektualitas, wa- tak, moral, kemajuan, kekuatan periode trimester akhir tahun 2013 bangsa, menjaga persatuan dan (tabloidbintang.com, 27 Juni 2014). kesatuan, serta mengamalkan nilai- Tingginya jumlah rating dan share YKS nilai agama dan budaya Indonesia.” berkorelasi erat dengan muatan materi Ayat 6, “Isi siaran dilarang yang ditawarkan kepada khalayak. memperolokkan, merendahkan, Dalam perspektif ekonomi melecehkan dan/atau mengabai- politik media, hubungan media dengan kan nilai-nilai agama, martabat khalayak tidak lepas dari kepentingan manusia Indonesia, atau me-rusak ekonomi dan komoditas bisnis. Posisi hubungan internasional.” khalayak dalam industri televisi adalah korban yang dimanfaatkan Namun, dengan munculnya keberadaannya, bukan saja pemilik materi humor yang mencela, menyindir media tetapi pengiklan. Horkheimer hingga ke dalam bentuk-bentuk yang dan Adorno (dalam Agger, 2009, h. 198) berlebihan seperti menaburi tepung dan melihat hiburan di media massa semata- memukul, tatkala mengubah orientasi mata sebagai produk industri hiburan yang akhirnya tidak lebih dari kapitalisme yang dimanipulasi dan komoditas ekonomi yang dijual kepada disirkulasikan sesuai selera pasar. pengiklan. Nilai-nilai hiburan yang Segala produk media yang sejatinya adalah untuk tujuan diversi, dibentuk menjadi komoditas dimana relaksasi, stimulator dan release, malah nilai guna ditransformasikan ke nilai dieksploitasi secara besar-besaran untuk tukar ini disebut dengan istilah kepentingan bisnis pemilik dengan komodifikasi (Mosco, 2009, h. 129). mengorbankan kepentingan khalayak. Karena dalam defenisi apapun proses komodifikasi konten media ini dilakukan untuk mengakumulasi modal Perumusan Masalah dan meraih profit yang sebesar- Media massa tidak bisa lepas besarnya. Humor dan tarian yang dari persoalan-persoalan terkait semula bertujuan untuk menghibur kepentingan ekonomi dan kepentingan dikomodifikasi untuk tujuan bisnis. politik tertentu. Sebagai institusi bisnis, Apa yang dilakukan oleh televisi media massa dianggap sebagai ini telah mencederai hak-hak publik instrumen untuk menghasilkan untuk memperoleh program hiburan keuntungan bagi pemiliknya. Apa yang yang berkualitas dan mendidik dilakukan oleh Trans TV pada program sebagaimana yang diatur dalam Yuk Keep Smile adalah cara-cara VOL. 15 | NO. 02 180 | FORMAS JUITAN LASE eksploitatif terhadap konten hiburan menentukan perannya di dalam untuk menghasilkan profit bagi memenuhi jaringan dan kecepatan akumulasi modal pemiliknya. penyampaian produk media di hadapan Komodifikasi terhadap materi- khalayak. Sedangkan strukturasi terkait materi humor, kekerasan dan goyangan dengan pembentukan struktur dan agen dalam program Yuk Keep Smile patut dalam masyarakat, dan menjelaskan dicurigai dan dikhawatirkan bagaimana relasi ide antaragen penyebarannya karena terdapat masyarakat, proses sosial dan praktik