1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Uses and Gratifications Atau Kegunaan Dan Kepuasan, Pertama Kali Dikenalkan Oleh H
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Uses and Gratifications atau kegunaan dan kepuasan, pertama kali dikenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974. Teori Uses and Gratifications mengatakan bahwa pengguna media memiliki peranan aktif dalam memilih dan menggunakan media. Pengguna media berusaha untuk menemukan sumber terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai pengguna media mempunyai wewenang dalam memilih media mana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. (Nurudin, 2009, p.192) Konsep Uses and Gratifications dikembangkan oleh Philip Palmgreen sehingga tidak berhenti pada motif pengguna memilih media tetapi menambahkan apakah motif tersebut dapat dipenuhi oleh media. Konsep ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv, atau koran). Sedangkan Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu media (Kriyantono, 2009, p.210). Pengujian terhadap teori Uses and Gratifications telah sering dilakukan dalam konteks mengukur motif atau kepuasan dari program acara televisi. Beberapa riset sebelumnya telah menunjukkan perbedaan kebutuhan dan kepuasan akan program-program acara televisi seperti kepuasan akan game show “Happy Song” yang diteliti oleh Haniel Zedekhia pada tahun 2011, kepuasan akan sinetron “Putri yang Ditukar” oleh Isaura pada tahun 2012 dan Uses and Gratifications of Food Network yang dilakukan oleh Cori Lynn Hemmah di tahun 2009. Televisi pertama kali hadir di Indonesia dengan dibukanya Televisi Republik Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1962 oleh pemerintah. Pada tahun 1989 mulai muncul stasiun televisi swasta seperti MNC TV(TPI), RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV hingga tahun 2000 mulai bertambah banyak lagi stasiun televisi 1 Universitas Kristen Petra nasional yakni Metro TV, Trans TV, kemudian mulai muncul stasiun televisi lokal Jawa TV, Bali TV dan Riau TV (Morissan 2004, p.2). Persaingan ketat antar stasiun televisi mendorong stasiun televisi berlomba menghadirkan sajian yang paling menarik bagi para pemirsanya, mulai dari berita, sinetron, film, musik, permainan, hingga komedi. Hiburan ringan yang tidak membutuhkan banyak konsentrasi dan ketegangan, saat ini menjadi alternatif tayangan yang dianggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan, yang menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan sarana relaksasi serta meredakan ketegangan-ketegangan sosial (Fahmi, 1997. p.21). Salah satu televisi yang ikut bersaing dalam menyajikan program acara yang menarik adalah RCTI. Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program- program RCTI disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira 80 % dari jumlah penduduk Indonesia.(Profil Perusahaan, 2012). RCTI memiliki berbagai macam program unggulan yang disajikan untuk menambah informasi dan hiburan masyarakat antara lain mega sinetron “Separuh Aku”, “Tukang Bubur Naik Haji”, program berita “Seputar Indonesia”, dan program “dahSyat” Program “dahSyat” hadir setiap hari di RCTI. “Salam hangat terdahsyat untuk seluruh keluarga Indonesia” adalah tagline andalan Raffi Ahmad dan Olga Syahputra untuk menyapa pemirsa RCTI setiap pagi. Program ini tak hanya sekedar menyajikan tangga lagu dan video klip, tapi gaya lucu dan kocak duo host “dahSyat” saat membawakan acara, menjadi salah satu andalan untuk menghadirkan kesegaran di pagi hari (Dahsyat, 2012). Program “dahSyat” telah mendapatkan 3 kali penghargaan Panasonic Gobel Awards berturut-turut pada tahun 2010, 2011, dan 2012. Tahun 2010-2011sebagai pemenang dari kategori program musik atau variety show dan tahun 2012 sebagai pemenang kategori variety show. Olga Syahputra presenter “dahSyat” juga meraih penghargaan dari nominasi presenter program musik atau variety show pada tahun 2010 dan 2011 (Daftar Pemenang Panasonic Gobel Awards, 2012). 2 Universitas Kristen Petra Tabel 1.1 Rating Program “dahSyat” Average Number of No. Program Channel audience (Jan-Feb ’12) Rating (%) Share(%) 1 DAHSYAT RCTI 875,000 1.6 15.0 2 INBOX SCTV 767,000 1.4 13.7 3 HITZTERIA INDOSIAR 392,000 0.7 6.7 Sumber: The Nielsen Company, 2012 Program “dahSyat” pertama kali ditayangkan pada bulan Maret 2008, tetapi bukan program pertama dengan format seperti “dahSyat”. Program yang pertama kali hadir dengan konsep musik dan tayang secara live setiap pagi di televisi Indonesia adalah program “Inbox” SCTV pada bulan Desember tahun 2007 (Tabloid Bintang, 2012). Meskipun bukan program yang pertama, namun program “dahSyat” bersaing secara ketat untuk menjadi yang terbaik di pasarnya. Dari hasil data rating pada bulan Januari-Februari 2012 diketahui bahwa minat menonton program dahSyat lebih tinggi dibandingkan program dengan format acara yang sama seperti “Inbox” SCTV maupun “Hitzteria” Indosiar. Program “dahSyat” mengungguli program “Inbox” dengan perbedaan rata-rata jumlah penonton sebesar 108.000 jumlah penonton di bulan Januari-Februari 2012. Melihat prestasi dan data rating program “dahSyat” di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat apa saja kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dan kepuasan yang diterima (Gratification Obtained) oleh masyarakat Surabaya yang menonton program “dahSyat”. Untuk mengukur kepuasan, peneliti membandingkan GS dan GO tersebut dan melihat discrepancy atau kesenjangan diantara GS dan GO. Untuk penelitian kepuasan program “dahSyat” di masyarakat Surabaya, sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Yessica Elita Lianto pada tahun 2010 dengan hasil dapat memuaskan masyarakat dalam informasi dan hiburan. Dalam penelitian tersebut, alat ukur yang digunakan adalah indikator Uses and Gratifications secara umum yang dikemukakan oleh Mc Quail, Blumber, Katz dan Brown (Lianto, 2010, p.23-24). Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan indikator yang lebih khusus yakni indikator untuk variety show. 3 Universitas Kristen Petra Naratama (Naratama, 2004, p.65) menyatakan bahwa variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya seperti Talk Show, Magazine Show, Kuis, Game Show, Music Concert, Drama, dan Situasi Komedi. Berdasarkan pengamatan peneliti mengenai konten dari program “dahSyat”, terdapat 4 konten utama yakni musik, masak, games, dan reality. Melalui proses two-shots peneliti akan menentukan alat ukur yang tepat digunakan untuk meneliti program “dahSyat”. Hal ini dikarenakan setiap program variety show memiliki konten yang berbeda satu dengan yang lain sehingga alat ukur yang digunakan juga harus sesuai dengan konten program tersebut. Dalam wawancara peneliti dengan produser program “dahSyat”, produser memaparkan bahwa ada beberapa hal yang berubah dari tahun 2008 pertama kali program ini ditayangkan hingga 2012 di dalam program “dahSyat”. Pada bulan Juli 2010, salah seorang host “dahSyat” Luna Maya tidak lagi tampil menjadi host tetap “dahSyat” digantikan host tamu yang menemani Olga Syahputra dan Raffi Ahmad dalam membawakan acara “dahSyat”. Host tamu tersebut seperti Ayu Dewi, Ayu Ting-Ting, Olla Ramlan, Deny Cagur, Boy William, dan lainnya. Selain perubahan komposisi presenter, pada tahun 2011 “dahSyat” juga mengalami perpindahan lokasi dari studio 6 ke studio 1 RCTI yang lebih luas. Di dalam tubuh kerabat kerja produksi juga ada perubahan produser eksekutif dan produser program “dahSyat” pada tahun 2010-2011. Perubahan yang cukup signifikan dalam program “dahSyat” dengan adanya pengembangan jenis program dari yang awalnya program musik menampilkan musik live, video klip, dan tangga lagu musik ke jenis program variety show. Program “dahSyat” sebagai program variety show selain menghadirkan musik, juga menghadirkan info dan gimmick mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dibahas dalam program “dahSyat”. Gimmick acara tersebut yang ada saat ini antara lain games dengan para artis, membahas kehidupan artis (“dahSyat” kepribadian, “dahSyat” cinta), “dahSyat” masak, “dahSyat” outdoor. Perkembangan ini terjadi secara bertahap sampai akhirnya bisa seperti program “dahSyat” yang saat ini (Wawancara dengan Endang Setyaningsih, Produser “dahSyat”, 2012). Peneliti ingin mengetahui kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton program “dahSyat” setelah pergantian jenis format program “dahSyat” menjadi variety 4 Universitas Kristen Petra show. Karena dari perubahan jenis format program televisi terjadi juga perubahan konten di dalam program. Tabel 1.2. Rating dan Share Program “dahSyat” di Surabaya PROGRAM Channel Average Number of Audience Rating (%) Share (%)** DAHSYAT RCTI 163.000 1.7 16.1 Sumber: The Nielsen Company, 2012 Pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian tidak terlepas dari data rating program “dahSyat” yang dikeluarkan The Nielsen Company bulan Januari- Februari 2012. Dari data yang terlihat pada Tabel 1.1. dan Tabel 1.2., rating program “dahSyat” di Surabaya sebesar 1,7 dan share sebesar 16,1 dimana angka tersebut lebih tinggi daripada angka rating dan share secara rata-rata di 10 kota besar yang menjadi patokan Nielsen Company. Ini berarti jumlah penonton program “dahSyat” di Surabaya jumlahnya di atas rata-rata dari rata-rata jumlah penonton di 10 kota besar yang menjadi patokan Nielsen Company. Berdasarkan wawancara, produser program “dahSyat” juga mengatakan bahwa Surabaya menjadi salah 1 di antara