Damnoen Saudak Floating Market Sebagai Obyek Wisata Populer Di Bangkok Thailand
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta DAMNOEN SAUDAK FLOATING MARKET SEBAGAI OBYEK WISATA POPULER DI BANGKOK THAILAND Raden Roro Rahayu S. 1702763 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Damnoen Saudak Floating Market Sebagai Obyek Wisata Populer di Bangkok Thailand. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu aktivitas perjalanan seseorang atau banyak, gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta para pengunjung lainnya. Dan juga proses yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas wisatawan yang datang dan pergi ke dan dari suatu tempat, daerah atau negara, dan segala sesuatunya yang ada sangkut pautnya dengan proses tersebut. Dewasa ini pariwisata sudah menjadi suatu kebutuhan primer bagi masyarakat di sejumlah negara. Keberadaan pariwisata terus mengalami perkembangan dan kini menjadi sektor industri terpenting dalam meningkatkan perekonomian bagi suatu negara. Di sejumlah negara, pariwisata telah menjadi sektor yang diprioritaskan. Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor andalan dalam penerimaan pendapatan negara. Thailand menjadikan potensi sumber daya pariwisata yang dimiliki sebagai peluang besar untuk ke depannya dalam memajukan negara nya. Thailand sudah sejak lama di kenal di dunia sebagai kawasan pariwisata yang menjual barang- barang dengan harga yang murah, serta memiliki berbagai potensi wisata yang beraneka ragam. Jika dibandingkan dengan Indonesia, pariwisata yang ada di Thailand jauh lebih baik. Pengelolaan pariwisata di Thailand sudah terorganisir secara matang, masyarakat disana menyadari pentingnya kegiatan pariwisata dengan menjaga lingkungan. Buktinya saja Kota Bangkok sebagai Ibu Kota di Thailand dengan kepariwisataan yang maju dapat mengungguli 132 kota besar lainnya sebagai kota wisata populer di dunia. Kota Bangkok sebagai kota dengan julukan “City of Angels” atau kota bidadari memiliki berbagai macam destinasi tujuan wisata populer seperti Wat Pho, Wat arun, China Town, Chatuchak Weekend Market, Asiatique, Damnoen Saudak Floating Market. MBK, Platinum dsb. Memiliki akses yang mudah serta harga barang- barang yang murah dan masih memiliki keaslian budaya yang tetap terjaga hingga saat ini , membuat Bangkok menjadi kota yang ramai di kunjungi oleh wisatawan, data kunjungan wisatawan yang datang ke Bangkok pada tahun 2016 mencapai 21,9 juta wisatawan. Di balik kesuskesan Negara Bangkok mendatangkan wisatawan ke Negaranya, Bangkok masih memiliki masalah mengenai pencemaran lingkungan udara akibat dari emisi kendaraan. Namun demikian wisatawan tetap datang dan mengunjungi Bangkok. 1 Di Bangkok terdapat Floating Market tertua yaitu Damnoen Saudak Floating Market, dimana kegiatan jual beli yang ada disana masih tetap berjalan seperti biasa walaupun saat ini sudah ramai oleh pengunjung dari asing. Floating Market ini berada sekitar 110 km dari Kota Bangkok dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Untuk mengetahui bagaimana keadaan pariwisata serta kehidupan masyarakat yang ada di Thailand, penulis melakukan kunjungan ke Thailand selama 5 hari mulai dari tanggal 11 November 2017 – 15 November 2017. Kegiatan ini dalam rangka kunjungan Foreign Case Study, yang diwajibkan bagi mahasiswa S1 hospitality, dan penulis saat ini berada di semester VIII. Kegiatan ini di maksudkan untuk melengkapi data dalam penyusunan jurnal yang berjudul “DAMNOEN SAUDAK FLOATING MARKET SEBAGAI OBYEK WISATA POPULER DI BANGKOK THAILAND” [1]. Tujuan dari penulisan jurnal ini agar penulis dapat menjawab poin penting dalam kegiatan Foreign Case Study mengenai Regulation, Culture , Behaviour, Lifestyle yang ada di Thailand. Penulisan jurnal ini juga dimaksudkan agar bergaris lurus dengan jurnal Domestic Case Study dan Artikel Ilmiah yang mengangkat tema destinasi wisata minat khusus/buatan. 2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. 2 A. Profil Negara Thailand Thailand merupakan sebuah negara Monarki Konstitusional yang terletak di Asia Tenggara. Dengan sistem pemerintahan Monarki Konstitusional tersebut, Kepala negara Thailand adalah seorang Raja dan Kepala Pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri. Luas wilayah Thailand adalah sebesar 513.120 km² dengan jumlah penduduknya adalah sebanyak 68.200.824 jiwa. Mayoritas penduduk Thailand adalah etnis Thai dan beragama Buddha.Secara astronomis, Thailand terletak di antara 5°- 21° LU dan 97°- 106° BT. Thailand dibagi atas 76 Provinsi dan 1 wilayah administrasi khusus. 1. Asal Usul Nama Thailand Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: ราชอาณาจักรไทย Ratcha Anachak Thai; atau Prathēt Thai), yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa dan Amerika. Sampai tanggal 23 Juni 1939, negara ini bernama resmi Siam (bahasa Thai: สยาม (dibaca: Sayam) dan kemudian diganti menjadi Thailand. Sempat dirubah kembali menjadi Siam dari tahun 1945 sampai 11 Mei 1949, dan setelah itu kembali ke Thailand. Kata Siam teridentifikasi dengan bahasa Sansekerta Śyâma (�याम, artinya “gelap” atau “coklat”). Kata Thai (ไทย) dipercaya berasal dari kata Tai (ไท) yang berarti “kemerdekaan” dalam bahasa Thai. Cendekiawan terkenal dari Thailand memberikan pendapat bahwa Tai (ไท) berarti “orang” sejak penelitiannya bahwa kata “Tai” berdasarkan dari kata “kon” dalam bahasa Thai yang artinya “orang”. Jadi, Thailand berarti “tanah kebebasan” untuk menunjukkan bahwa Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa. Kata Mueang Thai (Thai: เมืองไทย) berasal dari kata mueang (Thai: เมือง) yang berarti bangsa tetapi umumnya merujuk kepada “kota”. Ratcha Anachak Thai (Thai: ราชอาณาจักรไทย) berarti “Kerajaan Thailand”. Secara etimologi, kata Ratcha Anachak Thai berasal dari: -Ratcha- (dari bahasa Sansekerta: raja yang berarti “raja”); -ana- (dari bahasa Sansekerta: ājñā yang berarti “otoritas, komando, kekuatan”); –chak (dari bahasa Sansekerta: cakra atau cakram yang berarti “roda” yang merupakan simbol dari kekuatan). 2. Sejarah Negara Thailand Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur