Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ...

DIKSI DALAM RETORIKA AGUS HARIMURTI YUDHOYONO SEBAGAI CALON GUBERNUR DKI (DICTION IN AGUS HARIMURTI YUDHOYONO’S RHETORIC AS THE GOVERNOR CANDIDATE OF SPECIAL CAPITAL REGION OF JAKARTA)

Irfariati Balai Bahasa Provinsi Riau Jalan Binawidya, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru 28293 Telepon: (0711) 316006 Pos-el: [email protected] Tanggal naskah masuk: 16 Desember 2016 Tanggal revisi akhir: 17 Mei 2017

Abstract

As a former TNI soldier then decided to participate in political battles for the election of Governor of DKI, Agus Harimurti Yudhoyono is clever at using rhetoric and having extensive vocabulary. Agus Harimurti Yudhoyono has a high ability to choose precisely which word is the most harmonious to represent his intentions or ideas, he is also able to use the word firmly, effectively, politely, and meaningful connotation. The purpose of this study is to describe the use of diction of Agus Harimurti Yudhoyono rhetoric when delivered a speech in the exposure of the vision, mission, and his outstanding programs as a candidate for . This research used qualitative descriptive method by applying discourse analysis technique. This study showed that exposure speeches of vision, mission, and flagship programs of Agus Harimurti Yudhoyono as a candidate for Governor of Jakarta used connotation diction, denotation diction, scientific diction, popular diction, special diction, general diction, abstract diction, concrete diction, and jargon diction. Keywords: diction, rhetoric, Agus Harimurti Yudhoyono’s speech

Abstrak

Sebagai seorang mantan prajurit TNI yang memutuskan untuk ikut dalam pertarungan politik pemilihan Gubernur DKI ternyata Agus Harimurti Yudhoyono pandai beretorika dan luas kosakatanya. Agus Harimurti Yudhoyono memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya serta menggunakan kata-kata dengan tegas, efektif, santun, dan bermakna konotasi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan diksi dalam retorika Agus Harimurti Yudhoyono dalam menyampaikan pidato pemaparan visi misi serta program-program unggulan sebagai calon Gubernur DKI. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis wacana. Penelitian ini menunjukkan bahwa pidato pemaparan visi misi serta program-program unggulan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI menggunakan diksi konotasi, denotasi, ilmiah, populer, khusus, umum, abstrak, diksi konkret, dan diksi jargon. Kata kunci: diksi, retorika, pidato Agus Harimurti Yudhoyono

41 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52

1. Pendahuluan Pilihan kata menjadi syarat mutlak karena dapat menunjukkan kemampuan dan tingkat 1.1 Latar Belakang kecerdasan seseorang. Seorang pemimpin yang Proses komunikasi pada hakikatnya adalah luas kosakatanya akan memiliki kemampuan proses penyampaian pikiran atau perasaan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya seseorang (komunikator) kepada orang lain kata mana yang paling harmonis untuk (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, mewakili maksud atau gagasannya serta informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dalam menggunakan kata-kata yang efektif, santun, benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, dan bermakna konotasi sehingga pendengar kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, dapat mengartikan sendiri kalimat-kalimat kemarahan, keberanian, kegairahan, dan yang diberikan. Keterbatasan kosakata yang sebagainya yang timbul dari lubuk hatinya dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari- (Uchjana, 1984:11). Dalam proses penyampaian hari dapat membuat ia mengalami kesulitan pikiran atau perasaan itu diperlukan lambang mengungkapkan maksudnya kepada orang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu media primer dalam proses komunikasi yang berlebihan dalam menggunakan kosakata, dapat paling sering digunakan adalah bahasa karena mempersulit diterima dan dipahaminya maksud mampu menerjemahkan dengan baik pikiran dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh seseorang kepada orang lain. Dalam kehidupan karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, sehari-hari sering dijumpai orang-orang yang seseorang harus mengetahui dan memahami sulit mengungkapkan maksudnya dan miskin bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. variasi bahasanya. Namun, ada juga orang- Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi orang yang sangat boros dan mewah mengobral atau pilihan kata. Dengan penguasaan bahasa perbendaharaan katanya, tetapi tidak ada isi yang sempurna, termasuk pilihan kata yang yang tersirat di balik kata-kata itu (Goriys Keraf, tepat dalam beretorika, kepercayaan akan sosok 2006:23). Tidak semua orang pandai memilih pemimpin yang diharapkan akan timbul dengan kata-kata yang tepat, lengkap, dan sesuai yang sendirinya walaupun apa yang disampaikan itu dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang hanya janji-janji tanpa ada kelanjutan untuk sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan direalisasikan. belum tentu memiliki makna yang sama Berdasarkan hal yang telah diuraikan, bagi semua orang. Maka dalam komunikasi penulis akan membahas diksi dalam retorika diperlukan pilihan kata atau diksi yang tepat agar Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pesan atau informasi yang ingin disampaikan Gubernur DKI periode 2017–2022. Cagub dapat diterima secara benar dan efektif. dengan nomor urut 1 ini melakukan pidato politik Menurut Enre (1988:101), diksi atau sebagai penanda dimulainya kampanye. Pidato pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara Agus Harimurti Yudhoyono ini sebenarnya tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang merupakan pidato ketiga setelah memutuskan ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. untuk mengikuti pemilihan calon Gubernur DKI. Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya Pidato pertama diucapkan ketika ia memutuskan (1990:45) yang menjelaskan bahwa diksi atau untuk berhenti sebagai prajurit TNI, kemudian pilihan kata adalah kemampuan seseorang pidato kedua diucapkan ketika pengambilan membedakan secara tepat nuansa-nuansa nomor urut pasangan calon di KPU. Pidato makna sesuai dengan gagasan yang ingin tanpa teks Agus Harimurti Yudhoyono dalam disampaikannya, dan kemampuan tersebut memaparkan visi-misi sekaligus program- hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai program unggulan yang berapi-api membuat rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan semangat pendukung yang hadir menggelora. pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan Penampilan Agus di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta kata selalu mengandung ketepatan makna dan Pusat, mampu membuat para pendukungnya kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada semakin jatuh hati. Mengenakan jas hitam trendi, pembaca atau pendengar. mantan Danyon 203/Arya Kemuning itu tampil

42 Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ... elegan. Teriakan seribuan orang yang hadir tak dilakukan oleh Agustin (2008) Jurusan Sastra henti-hentinya berkumandang. , Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 1.2 Masalah Berkenaan dengan latar belakang yang telah 2. Kerangka Teori dipaparkan, penulis dapat merumuskan masalah Keraf (2006:22–23) menyatakan bahwa pokok yang menjadi prioritas analisis dalam pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa tulisan ini, yaitu bagaimanakah penggunaan yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. diksi dalam retorika Agus Harimurti Yudhoyono Pilihan kata tidak hanya mengacu pada kata-kata sebagai calon Gubernur DKI? mana yang akan dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi 1.3 Tujuan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Selanjutnya, Keraf menurunkan tiga simpulan Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan utama mengenai diksi, yaitu sebagai berikut. penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan a. Pilihan kata atau diksi mencakup penggunaan diksi dalam retorika Agus Harimurti pengertian kata-kata mana yang dipakai Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI. Tulisan untuk menyampaikan gagasan, bagaimana ini diharapkan dapat memberikan informasi membentuk pengelompokan kata-kata yang yang lebih kompleks bagaimana penggunaan tepat. diksi dalam retorika Agus Harimurti Yudhoyono b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan sebagai calon Gubernur DKI. membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan 1.4 Metode dan kemampuan menemukan bentuk yang Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai November sampai dengan 1 Desember 2016 rasa yang dimiliki kelompok masyarakat di Balai Bahasa Riau, dengan menggunakan pendengar. metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya data dalam penelitian ini adalah rekaman pidato dimungkinkan penguasaan sejumlah besar politik Agus Harimurti Yudhoyono di Ballroom kosakata atau perbendaharaan kata bahasa. Djakarta Theater, Jalan M.H. Thamrin, Adapun pembagian jenis-jenis diksi Jakarta Pusat, pada tanggal 30 Oktober 2016, menurut Keraf (2006:89–108) adalah sebagai yang diunggah melalui internet kemudian berikut. ditranskripsikan. Data tersebut dianalisis a. Denotasi adalah konsep dasar yang menggunakan teknik analisis wacana untuk didukung oleh suatu kata (makna itu pada memperoleh deskripsi tentang penggunaan konsep, referen, atau ide). Denotasi juga diksi dalam retorika Agus Harimurti Yudhoyono merupakan batasan kamus atau definisi dalam menyampaikan pidato politiknya sebagai utama suatu kata, sebagai lawan dari calon Gubernur DKI. konotasi atau makna yang ada kaitannya Penelitian tentang diksi juga pernah penulis dengan itu. Denotasi mengacu pada makna buat sebelumnya dengan judul “Diksi dalam yang sebenarnya. Retorika Anas Urbaningrum” (2013), dan juga b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata dua penelitian lain tentang diksi dalam pidato yang mengandung arti tambahan, imajinasi yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan berjudul “Analisis Diksi dan Gaya Bahasa kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, terhadap Pidato Soekarno Tanggal 1 Juni 1945” dan biasanya bersifat emosional yang dilakukan oleh Purwanta (2010), Program ditimbulkan oleh sebuah kata di samping Pascasarjana Universitas Sebelas Maret batasan kamus atau definisi utamanya. Surakarta. Penelitian lain berjudul “Diksi dan Konotasi mengacu pada makna kias atau Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden Soeharto” makna bukan sebenarnya.

43 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52 c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai nasional). Usai lulus dari SMPN 5 , referen berupa konsep, kata abstrak sukar AHY pun masuk SMA Taruna Nusantara digambarkan karena referensinya tidak Magelang pada tahun 1994. Penatarama 1, dapat diserap dengan pancaindra manusia. pendiri peleton PKS (patroli keamanan sekolah) d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk serta Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara ini pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindra lulus dengan predikat terbaik pada tahun 1997 secara langsung oleh satu atau lebih dari dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama pancaindra. Kata-kata konkrit menunjuk Emas. Prestasi itu semakin membulatkan tekad kepada barang yang aktual dan spesifik AHY untuk mengikuti jejak ayahnya masuk dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan Akademi Militer Magelang. untuk menyajikan gambaran yang hidup Aktivitasnya yang menonjol dalam setiap dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata kegiatan taruna dan prestasinya di bidang yang lain. kepribadian, akademik, dan jasmani, dengan e. Kata umum adalah kata yang mempunyai meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama pada cakupan ruang lingkup yang luas, kata- tingkat I dan II membuat AHY terpilih menjadi kata umum menunjuk kepada banyak hal, Komandan Resimen Korps Taruna Akademi kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Militer pada tahun 1999. Pemegang bas drum f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu Genderang Seruling Canka Lokananta Akmil kepada objek yang khusus. ini akhirnya lulus dengan predikat terbaik dan g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama kaum terpelajar, terutama dalam tulisan- serta medali Adhi Makayasa pada Desember tulisan ilmiah. 2000. AHY lulus terbaik Sekolah Dasar h. Kata populer adalah kata-kata yang umum Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus dipakai oleh semua lapisan masyarakat, Combat Intel pada tahun 2001. Terinspirasi jejak baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang ayahnya, AHY pun bergabung dengan Komando kebanyakan. Cadangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad). i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia Pada tahun 2002, ketika menjabat Komandan dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam Peleton di Batalion Infanteri Lintas Udara 305/ bidang seni, perdagangan, kumpulan Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad, rahasia, atau kelompok-kelompok khusus AHY diberangkatkan ke untuk melakukan lainnya. Operasi Pemulihan Keamanan. j. Kata slang adalah kata-kata nonstandar Membaca buku adalah suatu keharusan yang informal, yang disusun secara khas, bagi AHY, sebagaimana halnya berolahraga bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam dan mengasah kepemimpinan lapangan. Prinsip percakapan, kata slang juga merupakan itulah yang setidaknya mendorong dirinya untuk kata-kata yang tinggi atau murni. mengikuti pendidikan master di Singapura pada k. Kata indra adalah penggunaan kata yang tahun 2005. AHY pun lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak atas gelar Master menyatakan pengalaman yang dicerap oleh of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam pancaindra. School of International Studies, Nanyang Technological University. Selama tinggal di 3. Hasil dan Pembahasan Singapura, AHY juga terlibat dalam berbagai Agus Harimurti lahir di tengah keluarga kegiatan, baik sebagai observer pada kegiatan dengan latar belakang pengabdian militer. Shangri-la Dialogue maupun pada kegiatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Asia Pacific Program, serta menjadi peserta putra sulung dari pasangan Susilo Bambang pada forum The Asean 100 Leadership, dan juga Yudhoyono dan Kristiani Herawati. Bahkan, menjadi peserta forum Asean Leadership ketiga ayahnya, SBY, adalah putra dari R. Soekotjo, di Malaysia pada tahun 2006. seorang prajurit. Sementara itu, ibunya, Ani Atas seizin Panglima TNI dan Kepala Yudhoyono, adalah putri dari Sarwo Edhi Staf Angkatan Darat serta atasan langsungnya, Wibowo, tokoh militer Indonesia (pahlawan beberapa kali ia juga memenuhi undangan 44 Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ...

Universitas Katolik Parahyangan yang dengan para perwira lainnya, di bawah arahan berkolaborasi dengan Universitas Giessen dansatgas dan para perwira senior, juga berhasil Jerman untuk mengikuti kegiatan International memenangkan hati dan pikiran rakyat Summer Course pada tahun 2008 dan 2009 dan melalui program Smart Car yang diadopsi dari menjadi observer pada kegiatan The Pacific gagasan Ibu Negara. Dengan bertambahnya Armies Management Seminar. Pada tahun 2008 pengalaman lapangan, AHY pun mendapat AHY diminta kontribusinya oleh Kementerian promosi sebagai Komandan Kompi (danki) Pertahanan (Kemhan) untuk bergabung dalam di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden 2007. Kemampuan lapangan AHY diapresiasi SBY dalam rangka pendirian Universitas Panglima Divif 1 Kostrad sebagai danki terbaik Pertahanan. Walaupun terdiri atas beberapa di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad pada tahun orang saja, tim ini mampu mewujudkan 2008. terbentuknya Universitas Pertahanan Indonesia AHY pun melengkapi keterampilan (Unhan) setelah melalui proses penyiapan yang militernya dengan mengikuti kursus Scuba cukup panjang selama kurang lebih satu tahun. Divers di TNI Angkatan Laut. Pada tahun yang Peran aktifnya dalam pembentukan Universitas sama, AHY mendapatkan banyak penugasan Pertahanan ini membuat waktu AHY di pasukan khusus, dalam mengikuti kursus Scuba Divers tersita sehingga ia pun dipindahtugaskan TYNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008. AHY juga ke Kementerian Pertahanan sebagai Kepala memperoleh penghargaan sebagai komandan Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi kompi terbaik di jajaran divisi Infanteri 1 Pertahanan. Usai sukses membantu seniornya Kostrad, 2008 Latihan Gabungan TNI Yudha mewujudkan terbentuknya Unhan, AHY diberi Siaga di Sangata, serta Latihan Gabungan kesempatan untuk mengikuti seleksi program Cobra Gold yang diselenggarakan oleh master di Universitas Harvard, Amerika Serikat. USPACOM di Thailand. Usai melalui seleksi Pengabdian AHY antara lain di Aceh, yang tidak mudah, AHY pun diterima sebagai terpilih sebagai komandan tim khusus mahasiswa bidang Public Administration dan (dan timsus) dan ia berhasil melakukan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada tugasnya dengan baik guna melumpuhkan tahun 2010. Usai terpilih sebagai peserta The para pemberontak separatis. Seiring dengan Young Future Defence Leader Workshop, yang operasi tempur dan menyadari pentingnya digagas Kementerian Pertahanan, AHY pun fungsi media bagi keberhasilan operasi militer, ditugasi kembali ke Amerika Serikat untuk Korem Teuku Umar mendirikan media center, mengikuti pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira dan AHY ikut berperan di dalamnya sebagai di Fort Benning. Penugasan pendidikan ini Public Information Officer (PIO). Setahun dimanfaatkan dengan baik oleh AHY untuk setelah kembali dari Aceh, AHY mendapatkan menunjukkan tingkat profesionalisme perwira kepercayaan sebagai Pasiops di Yonif Linud TNI di mata negara maju. Ia terpilih sebagai 305/ Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops lulusan terbaik dan berhak atas sejumlah di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan penghargaan dari sekolah tersebut. Akhirnya Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik. pada 23 September 2016 ini memutuskan keluar Saat perang 34 hari berkecamuk antara dari TNI yang telah menempa dan membesarkan dan di Lebanon Selatan pada medio nama serta dirinya untuk memenuhi panggilan 2006, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk hati guna membangun Jakarta ke arah yang lebih mengirimkan pasukan perdamaian bila gencatan baik. senjata terjadi. Ketika itu AHY berangkat ke Sebagai seorang yang baru terjun ke dunia daerah konflik yang masih rawan berkobar politik, ternyata AHY sudah mahir berpidato sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A atau beretorika. AHY lebih memilih untuk pada November 2006. Sebagai Pasiops Batalion berpidato tanpa naskah pada saat memaparkan Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A, visi-misi sekaligus program-program unggulan AHY tidak hanya melakukan tugas pokoknya, jika nanti terpilih menjadi Gubernur DKI. lebih dari itu, perwira yang memiliki prinsip Berpidato dengan cara ini dianggap paling baik “think big, do small, do now” ini, bersama karena antara orang yang berpidato dan hadirin 45 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52 terjadi personal contact atau kontak pribadi, dan mudah dipahami oleh pendengar dan tidak AHY menyadari betul hal itu. Ada keuntungan menimbulkan kerancuan makna. Pendengar yang diperoleh AHY ketika berpidato tanpa memahami dengan baik bahwa permasalahan naskah ini, yaitu hadirin yang ada di Ballroom juga dapat berarti persoalan. Diksi berpendapat Djakarta Theater tempat diadakannya acara, serta pada petikan di atas juga dapat dengan penonton di rumah yang sedang menyaksikan mudah dipahami oleh pendengar karena tidak acara lewat siaran televisi menaruh kepercayaan menimbulkan makna ganda sehingga kata ini penuh kepadanya karena apa yang dikatakannya tergolong dalam diksi denotatif. Makna kata adalah pencetusan dari ide atau pemikirannya berpendapat adalah beranggapan. Adapun sendiri didukung oleh bukti-bukti yang dimiliki. kata menginginkan pada petikan di atas dapat Meskipun berpidato tanpa naskah, AHY dengan mudah dipahami oleh pendengar karena tetap dapat menyampaikan maksudnya dengan juga tidak menimbulkan makna ganda sehingga paparan yang tegas, jelas, lugas, terstruktur tanpa kata ini tergolong dalam diksi denotatif. Kata lari atau melenceng dari topik, tujuan, dan tema. menginginkan dalam kalimat tersebut, ketika Sebagai seorang yang biasa bergelut di dunia berdiri sendiri, tetap memiliki arti yang sama militer, AHY ternyata mahir beretorika. AHY dengan ketika ia berada dalam satu kalimat. memang dituntut untuk dapat menyembunyikan Makna kata menginginkan adalah menghendaki atau tidak menampilkan rasa kecewa, sedih, dan mengharapkan berdirinya SMA Unggulan kesal, dan marah ketika sedang berpidato, dan tersebut. itu dilaksanakannya dengan baik. Walaupun semua rasa tersebut yang dirasakannya terkait berbagai sindiran pedas, cemoohan, komentar 3.2 Diksi Konotasi yang dianggap menjatuhkan, dan opini-opini Diksi konotasi yang digunakan dalam yang dibangun oleh lawan untuk merusak citra pidato AHY ini bukan untuk membingungkan dirinya, ditambah lagi dengan keadaan Jakarta pemahaman pendengar karena timbul makna sekarang yang banyak konflik horizontal serta kias, melainkan untuk menarik perhatian dan isu-isu sara yang sedang berkembang, ia tetap lebih mengarah pada pemahaman yang utuh. tampil dengan sikap tegas, bijaksana, wajah Hal itu tampak pada petikan berikut, tenang, bahasa yang baik, dan santun, serta “Bahkan, saya melihat banyak “bom waktu”, ekspresi yang wajar. yang kalau dibiarkan akan berbahaya bagi kehidupan masyarakat Jakarta yang kita cintai bersama ini. Oleh karena itu, keadaan yang belum baik itu, masalah yang 3.1 Diksi Denotasi bisa membikin Jakarta makin buruk itu, bahkan “bom- bom waktu” itu, tidak boleh kita biarkan, dan harus kita AHY menggunakan diksi denotasi untuk atasi, dan carikan jalan keluarnya”. menghindari interpretasi lain yang mungkin timbul atas gagasan yang disampaikan. Oleh Diksi bom waktu menimbulkan interpretasi karena itu ia memilih diksi dan konteks yang yang berbeda dari makna kata yang sebenarnya. relatif bebas interpretasi, seperti petikan: Frasa bom waktu pada kalimat di atas mempunyai makna masalah yang terjadi dalam masyarakat “Namun, kita harus jujur masih banyak permasalahan serius yang harus diatasi serta masih dan belum dapat diselesaikan oleh pemerintah banyak pula kekurangan dan ketertinggalan yang harus akan dapat memicu terjadinya konflik karena kita kejar dan penuhi 5 hingga10 tahun mendatang”. sudah menumpuk dan membuat masyarakat “Saya dan Ibu Sylvi berpendapat, Jakarta yang menjadi apatis kepada pemerintah. Jika sudah ingin kita wujudkan adalah Jakarta yang makin maju, menggunung, sewaktu-sewaktu jika ada sedikit makin aman, makin adil, makin bermartabat, dan makin sejahtera”. saja pemicunya, masalah itu dapat dipastikan “Saya juga menginginkan berdirinya SMA unggulan, akan meledak seperti bom waktu. Diksi tersebut Boarding School, sekolah asrama yang gratis untuk siswa memiliki daya retoris karena mampu menggiring keluarga miskin”. pendengar untuk meyakini apa yang dituturkan Diksi permasalahan merupakan oleh pembicara. Ketika diksi tersebut berdiri diksi denotatif karena kata tersebut tidak sendiri, dia memiliki arti yang berbeda dengan mengandung makna kias sehingga dapat dengan ketika diksi tersebut berada dalam satu kalimat. 46 Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ...

“Tanggal 22 September 2016, usai Shalat Istikharah Jakarta harus menjadi kota yang penuh toleransi dan saya berdialog dengan Tuhan Yang Maha Besar; “Ya harmoni”. Allah, apakah ini sebuah godaan akan kekuasaan ataukah “…agar anak cucu kita dan juga dunia, tahu sebuah panggilan tugas yang suci?”. kepahlawanan dan perjuangan besar bangsa Indonesia di Diksi tugas yang suci memiliki makna masa silam”. “Program 2 adalah pengurangan pengangguran dan pengorbanan diri AHY yang mundur sebagai penciptaan lapangan kerja”. prajurit TNI yang telah membesarkan namanya dan memutuskan untuk maju sebagai Diksi abstrak yang muncul pada petikan calon Gubernur DKI untuk memajukan, di atas adalah kata doa, harapan, cita-cita, menyejahterakan, dan memperjuangkan perubahan, perlawanan, ketidakadilan, hak-hak warga DKI yang tertindas dan kesenjangan sosial, aman, adil, sejahtera, diperlakukan tidak adil selama ini serta untuk makmur. Seluruh kata tersebut tergolong diksi pemerataan pembangunan tanpa membedakan abstrak karena sama-sama mempunyai referen suku, agama, ras, dan antargolongan. berupa konsep, bukan objek yang dapat diamati. Dengan menggunakan diksi abstrak penutur “Kita harus tahu, dewasa ini wajah Jakarta seperti apa? Permasalahan dan tantangan yang kita hadapi juga mengganggap bahwa pendengar sudah cukup seperti apa? Saya ajak kita untuk memotret wajah Jakarta memiliki pengetahuan sebelumnya untuk saat ini.” memaknai apa yang disampaikan. Kata-kata Diksi wajah Jakarta menimbulkan pembangunan, penindasan, kekerasan, keadilan, interpretasi yang berbeda dari makna kata kebebasan, kesetaraan, kepahlawanan, yang sebenarnya. AHY ingin menegaskan atau perjuangan besar, dan pengangguran pada menggarisbawahi bahwa wajah Jakarta yang petikan di atas juga mempunyai referen berupa dimaksud adalah situasi politik, ekonomi, sosial, konsep yang tidak dapat diamati atau diindra dan budaya Jakarta saat ini yang mengalami sehingga kata-kata tersebut dapat dimasukkan penurunan seperti pertumbuhan ekonomi yang ke dalam kategori diksi abstrak. melambat, kemiskinan yang meningkat, daya beli rakyat yang menurun, pengangguran meningkat, 3.4 Diksi Konkret serta konflik SARA yang sedang berkembang. Penggunaan diksi konkret dalam pidato AHY bertujuan untuk menghindari kesulitan 3.3 Diksi Abstrak yang mungkin dialami oleh pendengar untuk Penggunaan diksi abstrak oleh AHY memahami gagasan yang disampaikan. Berikut didasarkan pada anggapan bahwa pendengar ini petikan diksi konkret dalam pidato AHY. sudah cukup memiliki pengetahuan sebelumnya “Saya yakin, untuk rakyat dan Jakarta yang lebih untuk memaknai apa yang disampaikan. Data baik, pihak eksekutif dan legislatif memiliki komitmen berikut ini menunjukkan penggunaan diksi yang sama”. abstrak dalam pidato AHY. Petikan di atas mengandung diksi konkret “Hari ini kita bersatu dalam doa, harapan, dan berupa kata eksekutif dan legislatif. Dikatakan diksi cita-cita, untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. konkret karena rujukan yang dimiliki kata tersebut Ya, kita hadir di sini, karena kita ingin bersama-sama melakukan perubahan”. berupa objek yang dapat diamati atau diserap “Kini, sebagian masyarakat menempatkan Luar oleh pancaindra manusia. Sebagai diksi konkret, Batang sebagai salah satu titik perlawanan terhadap kata tersebut menyajikan informasi dengan ketidakadilan dan kesenjangan sosial”. tepat kepada pendengar sehingga tidak mungkin “Benar bahwa Jakarta harus terus berkembang, menimbulkan salah paham. Ketika penutur tetapi pada saat yang sama kita wajib memastikan agar warganya bisa hidup aman, adil, sejahtera, dan makmur. mengucapkan kata eksekutif sudah pasti merujuk Tidak boleh lagi ada warga Jakarta yang takut terhadap kepada Gubernur DKI, tidak ada kemungkinan pemerintahnya sendiri atau khawatir diperlakukan dengan para pendengar akan membayangkan atau tidak adil. Pembangunan Jakarta haruslah untuk rakyat, memikirkan gubernur daerah lain. Demikian juga bukan untuk segelintir golongan saja.” “Jakarta masa depan, harus anti terhadap semua halnya ketika penutur mengucapkan kata legislatif, bentuk penindasan dan kekerasan. Jakarta harus menjadi sudah dapat dipastikan merujuk kepada DPRD kota yang berciri keadilan, kebebasan, dan kesetaraan. DKI, tidak ada kemungkinan para pendengar 47 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52 akan membayangkan atau memikirkan DPRD timbulnya salah paham dan untuk memberi daerah lain. Dengan menggunakan diksi konkret sugesti yang jauh lebih tajam dan mendalam, tersebut, penutur mampu menghindari timbulnya seperti petikan berikut. salah paham atau kebingungan pendengar dalam “Satu hal lagi yang penting adalah pengurangan memaknainya. dana operasional gubernur hingga 30 %”. “Sifat adil bagi pemimpin Jakarta juga harus tercermin dalam semangat dan kepekaannya untuk 3.5 Diksi Umum menghormati semua golongan dan semua etnis, serta Penggunaan diksi umum oleh AHY dalam menaungi dan mengayomi semua umat beragama”. pidato penyampaian program dan visi-misinya Diksi umum untuk kata dana tersebut bukan untuk mempersulit tercapainya titik temu adalah anggaran dan bujet. Kata dana tersebut antara pembicara dan pendengar karena diksi dianggap lebih spesifik untuk menyampaikan umum yang digunakan adalah sebagai pengantar pesan yang berarti pemasukan dan pengeluaran untuk gagasan-gagasan yang dijelaskan pada uang. Kata dana mengandung penekanan yang kalimat atau paragraf selanjutnya. berbeda dan lebih tajam jika dibandingkan “Program ini meliputi penambahan transportasi dengan kata bujet. publik dan manajemen lalu lintas untuk mengurangi Kata mengayomi pada petikan di atas kemacetan. Bagi saya ada sejumlah hal yang dapat kita merupakan diksi khusus memiliki daya retoris. lakukan dengan serius untuk mengurangi kemacetan. Yang Kata mengayomi mampu memperdalam pesan pertama kita kurangi atau batasi penggunaan kendaraan pribadi di lalu lintas jalan raya, secara bersamaan kita yang disampaikan. Kata mengayomi berarti tingkatkan jumlah dan kualitas public transportation, melindungi. Dengan menggunakan diksi khusus, transportasi publik di jalan raya. Yang ketiga kita harus pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar tambah ruas-ruas jalan baik di atas maupun di bawah dapat terwakili dengan tepat. Kata mengayomi permukaan tanah.” juga memberi sugesti yang jauh lebih kuat dan “Berikutnya pelayanan publik yang cepat, berkualitas, dan murah”. meyakinkan. “Yang berikutnya Bapak Ibu sekalian, pengembangan “Saya mengunjungi kawasan Luar Batang di wisata kota, zona PKL dan kesenian, kerajinan dan kuliner Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara”. Betawi, termasuk batik Betawi”. Diksi mengunjungi dianggap lebih spesifik Frasa yang dicetak miring pada petikan di untuk menyatakan makna menyaksikan secara atas merupakan diksi umum karena kata-kata langsung. Tuturan tersebut akan menjadi umum tersebut memiliki ruang lingkup yang luas dan jika penutur menggunakan kata lawatan. dapat mencakup banyak hal. Frasa transportasi Kata mengunjungi mempunyai nilai emotif publik memiliki makna luas tentang semua jenis yang berbeda, spesifik, dan lebih tajam jika transportasi umum yang ada, begitu juga halnya dibandingkan dengan kata lawatan. dengan frasa pelayanan publik yang memiliki makna luas tentang semua jenis pelayanan umum yang ada di masyarakat. 3.7 Diksi Ilmiah Dengan menggunakan diksi umum yang Penggunaan diksi ilmiah pada pidato AHY memiliki beberapa kemungkinan makna, penutur didasarkan pada konteks dan suasana tempat mengajak pendengar untuk lebih mencerna lagi pidato tersebut disampaikan. Pidato penyampaian apa yang dituturkannya. Diksi umum berupa kata visi misi dan program-program unggulan sebagai kuliner Betawi memiliki beberapa kemungkinan calon Gubernur DKI dilaksanakan di Ballroom makna karena memiliki ruang lingkup yang luas. Djakarta Theater, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Beberapa kemungkinan makna yang dimiliki Pusat sehingga AHY banyak menggunakan diksi kata tersebut adalah Kuliner Betawi yang mana? ilmiah dalam tuturannya, seperti pada petikan Jenisnya apa?Makanan atau minuman? berikut: “Untuk itu, saya hadir di sini untuk mengawali kerja lapangan, memenangkan pemilihan Gubernur 3.6 Diksi Khusus DKI Jakarta, agar kelak tidak ada lagi warga Jakarta Penggunaan diksi khusus pada pidato AHY yang termarginalkan meski pembangunan fisik dan dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan infrastruktur dilakukan.”

48 Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ...

“Kedua, Gubernur mendatang bisa mengubah makna kuasa, wewenang, instruksi, dan perintah. paradigma pembangunan Jakarta yang berlaku saat ini, Dengan menggunakan kata yang sudah dikenal menjadi paradigma Jakarta sebagai ruang kehidupan yang oleh semua lapisan masyarakat, diharapkan bermartabat, dimana pembangunan dilaksanakan secara adil, berimbang dan inklusif”. pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar “Program yang terakhir, program ke-10 adalah tepat seperti yang diinginkan oleh penutur ketika Peningkatan Kualitas Pemerintahan dan Birokrasi. menggunakan diksi populer berupa kata mandat. Program ini meliputi pembangunan good governance dan “Kalau penduduk Jakarta mau bekerja keras, dan birokrasi yang responsif, pencegahan dan penyalahgunaan dipimpin oleh pemimpin yang visioner, Jakarta yang makna diskresi oleh pemimpin, penjagaan hubungan yang maju, modern, dan ramah lingkungan itu insyaallah akan sehat dan produktif antara gubernur dan DPRD”. bisa kita wujudkan”. Pada contoh tersebut terdapat penggunaan “Memori ke detik-detik peristiwa pengambilan kata-kata ilmiah, yaitu kata termarginalkan, keputusan untuk ikut dalam Pilkada DKI ini hadir paradigma, inklusif, birokrasi, responsif, dan kembali”. diskresi. Kata-kata tersebut bukan termasuk Selanjutnya, diksi modern memiliki makna kata populer yang umum dipakai oleh semua lain, yaitu terbaru, mutakhir, canggih, dan kekinian lapisan masyarakat. Penutur menggunakan kata yang penggunaannya sudah dikenal luas oleh tersebut dengan memperhatikan sasaran atau semua lapisan masyarakat. Demikian juga diksi pendengar pidatonya, yakni kalangan media, memori memiliki makna lain, yaitu kenangan dan pemerhati politik, akademisi, serta pejabat. ingatan yang populer dan penggunaannya sudah Kata-kata tersebut barangkali akan dihindari jika dikenal luas dan umum di masyarakat. pendengar pidatonya adalah masyarakat awam. Penggunaan kata-kata ilmiah tersebut memiliki daya retoris, yakni mampu meninggikan status 3.9 Diksi Jargon sosial, baik penutur maupun petuturnya. Penggunaan diksi jargon pada pidato AHY didasarkan pada anggapan bahwa pendengar sebelumnya sudah cukup memiliki pengetahuan 3.8 Diksi Populer umum bidang hukum untuk memaknai apa yang Penggunaan diksi populer pada pidato disampaikan. Data berikut ini menunjukkan AHY dimaksudkan agar informasi dan gagasan penggunaan diksi jargon dalam pidato AHY. yang disampaikannya dapat dipahami oleh para “Kepada masyarakat sering dipertontonkan pendengarnya yang berasal dari berbagai lapisan penegakan hukum yang tebang pilih. Tajam ke bawah, masyarakat. Data berikut ini menunjukkan tumpul ke atas”. penggunaan diksi populer. Kalimat tajam ke bawah, tumpul ke atas “Apakah pemimpinnya taat hukum dan undang- tersebut mengandung makna penegakan hukum undang?” yang terjadi sekarang ini tidak adil dan tidak “Tadi, sudah saya jelaskan keadaan Jakarta dewasa berimbang. Hukum hanya berlaku untuk rakyat ini termasuk tantangan dan permasalahannya”. kecil saja, tetapi hukum untuk pejabat, orang Diksi taat pada petikan tersebut merupakan kaya, terpandang, dan berpengaruh tidak akan diksi populer dan memiliki daya retoris. Kata sama dengan rakyat biasa. Bisa jadi mereka kebal taat merupakan kata yang sudah dikenal dan hukum karena pengaruh kekuasaan tersebut. biasa digunakan oleh masyarakat umum karena Sebagai contoh seorang ibu yang mencuri setandan itu tergolong dalam diksi populer. Kata taat pisang untuk makan anak-anaknya yang kelaparan mempunyai makna patuh, tunduk. Selanjutnya, bisa dijerat dengan hukuman satu tahun penjara, diksi dewasa ini juga termasuk kata yang sudah sedangkan pejabat yang korupsi miliaran rupiah umum digunakan dalam masyarakat yang memiliki juga dituntut satu tahun penjara. makna lain, yaitu saat ini atau sekarang. “Jika rakyat memberikan mandat kepada saya sebagai gubernur, saya akan menjalankan 3 hal tersebut”. 4. Penutup Kata mandat termasuk diksi populer, 4.1 Simpulan dikenal luas, dan digunakan masyarakat umum Berdasarkan hasil penelitian, dapat dalam komunikasi sehari-hari yang memiliki disimpulkan beberapa hal mengenai penggunaan

49 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52 diksi dalam retorika Agus Harimurti Yudhoyono dengan tepat seperti yang diinginkannya. dalam menyampaikan visi-misi dan program- Namun, Agus Harimurti Yudhoyono juga program unggulan sebagai calon Gubernur DKI. membumbui pidatonya dengan beberapa (1) Agus Harimurti Yudhoyono lebih banyak diksi konotatif untuk membuat tuturannya menggunakan diksi abstrak daripada lebih menarik dan tidak menjemukan. diksi konkret dalam pidatonya. Hal ini (4) Agus Harimurti Yudhoyono menandakan bahwa Agus Harimurti menyeimbangkan menggunakan diksi Yudhoyono lebih memilih kata yang ilmiah dan diksi populer dalam pidatonya. mempunyai referen berupa konsep Penutur memperhatikan sasaran atau daripada kata yang mempunyai­ referen pendengar pidatonya, yakni kalangan berupa objek yang dapat diamati. Agus media, politikus, pemerhati politik, Harimurti Yudhoyono menganggap akademisi, serta pejabat. bahwa pendengar sebelumnya sudah (5) Agus Harimurti Yudhoyono juga cukup memiliki pengetahuan untuk menggunakan diksi jargon menjadikan memaknai apa yang disampaikannya. pidatonya lebih menarik dengan asumsi Dengan menggunakan diksi abstrak, beliau pendengar sebagai penerima pesan dapat berharap pidatonya lebih menarik sehingga mencernanya karena termasuk jargon yang dapat menimbulkan keinginan pendengar sering dipakai dalam masyarakat. untuk tetap mendengarkan. (2) Dalam segi penggunaan diksi khusus dan 4.2 Saran diksi umum, Agus Harimurti Yudhoyono lebih banyak menggunakan diksi khusus Berkaitan dengan penelitian lanjut, daripada diksi umum. Hal ini berarti Agus hendaknya penelitian ini bisa dijadikan pijakan Harimurti Yudhoyono lebih memilih kata dan acuan sehingga akan didapatkan hasil yang yang memiliki ruang lingkup yang sempit lebih maksimal dari penelitian sebelumnya. agar gagasan yang ingin disampaikannya Pembahasan mengenai diksi dalam retorika, lebih spesifik. Dengan menggunakan diksi baik pada aspek kebahasaan maupun aspek khusus daripada diksi umum, diharapkan lain seperti aspek penalaran, etika, dan materi tujuan tuturan dapat lebih terarah dalam atau isi dapat diperdalam dan diperluas lagi. penyampaiannya kepada pendengar. Berkaitan dengan penggunaan diksi dalam (3) Agus Harimurti Yudhoyono terbukti lebih retorika oleh pejabat publik, hal itu hendaknya banyak menggunakan diksi denotatif dalam mendapat perhatian yang lebih khusus karena pidatonya. Agus Harimurti Yudhoyono penataan bahasa yang baik dan tepat mampu lebih banyak memilih untuk menggunakan memikat perhatian, mempersuasi pendengar, diksi yang di dalamnya hanya mengandung dan menjadikan tuturan lebih efektif serta pesan suatu konsep dasar, tanpa ada tambahan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan nilai rasa dengan tujuan agar pembaca secara tepat dan benar. dapat menerima pesan yang disampaikan

Daftar Pustaka Agustin, Dwi Ningwang. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden Soeharto. (http:// pasca.uns.ac.id/?p=643, diakses 5 maret 2013). Cleanth Brooks and Robert Penn Warren. 1972. Modern Rethoric. New York: Harcourt Brace Jovanivic. Diksi: Pengertian dan Macam-macamnya. 2012. (http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/ diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/, diakses 15 Maret 2013). Diksi dan Gaya Bahasa. 2012. (http://viajustitia.wordpress.com/2012/09/20/diksi-dan-gaya-bahasa/ , diakses 15 Maret 2013).

50 Irfariati: Diksi dalam Retorika Agus ...

Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan. Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. : Reke Sarasin. Mulyana, Dedy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widyamartaya. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. Purwanta, Heru. 2010. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa terhadap Pidato Soekarno Tanggal 1 Juni 1945. (http://pasca.uns.ac.id/?p=643, diakses 15 Maret 2013). Sugiharto, Indra Bagus. 2012. Macam-Macam Diksi pada Bahasa Indonesia. (http:// indirabagussugiharto.blogspot.com/2012/11/macam-macam-diksi-pada-bahasa-indonesia. html, diakses 15 Maret 2013). http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi, diakses 15 Maret 2013. http://www.biografiku.com/2016/09/biografi-dan-profil-agus-harimurti-yudhoyono.html, diakses 5 November 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Agus_Harimurti_Yudhoyono, diakses 10 November 2016. http://news.detik.com/berita/d-3332908/pidato-politik-agus-yudhoyono-yang-membakar-semangat- pendukungnya, diakses 5 November 2016. https://mediajakarta.com/pidato-politik-agus-harimurti-yudhoyono-paparkan-10-program- unggulan/, diakses 5 November 2016. http://biografiparatokohdunia.blogspot.co.id/2016/09/profil-dan-biografi-agus-harimurti.html, diakses 5 November 2016.

51 Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 41–52

52