JURNAL

KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cr PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN PANIPAHAN KECAMATAN PASIR LIMAU KAPAS KABUPATEN ROKAN HILIR

OLEH

SYAHRUL ANWAR NIM. 1404110074

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS 2020

Kandungan Logam Berat Pb dan Cr Pada Air, Sedimen Dan Kerang Darah Di Perairan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau Oleh Syahrul Anwar1), Sampe Harahap2), Budijono2) 1. Program Sarjana Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikana dan Kelautan, Universitas Riau 2. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikana dan Kelautan, Universitas Riau Koresponden: [email protected]

ABSTRACT Logam-logam berat di dalam air mungkin terakumulasi dalam sedimen juga di organisme bentik seperti kerang. Untuk mengetahui kandungan Pb dan Cr ini, telah dilakukan penelitian pada Mei 2019. Sampel air, sedimen dan kerang darah diambil dari 3 lokasi pengambilan sampel, di wilayah dekat dengan mangrove (S1), di kawasan industri galangan kapal dan pemukiman penduduk (S2) dan kawasan pelabuhan serta pemukiman penduduk (S3). Pengambilan sampel dilakukan 3 kali, sekali/ 2 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Pb dan Cr dalam air adalah 0,029 mg/L dan 0,007 mg/L, sedimen adalah 0,535 mg/kg dan 0,204 mg/kg dan kerang adalah 0,114 mg/kg dan 0,020 mg/kg. Di semua lokasi air tercemar namun kerang masih aman untuk dikonsumsi karena kandungan logam berat masih dibawah ambang batas.

Kata Kunci : Organisme Bentik, Sedimen, Kerang, logam, Pb Cr

Pb and Cr content in water, sediment and blood clams (Anadara granosa) from the Panipahan Waters, Pasir Limau Kapas Subdistrict, , Riau Province By Syahrul Anwar1), Sampe Harahap2), Budijono2) 3. Undergraduate Program of Aquatic Resources Management, Fishery and Marine Science Faculty, Riau University 4. Aquatic Resources Management, Fishery and Marine Science Faculty, Riau University Correspondent: [email protected]

ABSTRACT Heavy metals in the water might be accumulated in the sediments as well in the benthic organisms such as clam. To understand the Pb and Crcontent, a research has been conducted on May 2019.The water, sediment and clam sampleswere taken from 3 sampling sites, in the area close to mangrove (S1), around the shipyard and settlement area (S2) and around the port and settlement area (S3). Samplings were conducted 3 times, once / 2 days.Results shown that Pb and Cr content in water was 0.029 mg/L and 0.007 mg/L, in the sediment was 0.535 mg/kg and 0.204 mg/kg and clam was 0.114 mg/kg and 0.020 mg/kg respectively. The water in all sampling sites can be categorized as polluted, but the heavy metal concentration in the clam obtained from the sampling areas were lower than the safety standard issued by the Indonesian Government, and it might be consumed safely.

Keywords: benthic organisms, sediment, bivalve, heavy metal

1

PENDAHULUAN (Sudarmaji, 2006). Hal ini perlu Desa Panipahan merupakan salah diwaspadai terhadap biota yang hidup satu desa pesisir yang ada di Kecamatan menetap dan bergerak lambat di Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan sedimen, karena akan memiliki peluang Hilir, Provinsi Riau. Masyarakat di desa besar untuk terkontaminasi oleh logam ini melakukan beragam aktivitas seperti berat. Salah satu biota yang berpeluang transportasi air, pelayaran kapal-kapal terkontaminasi adalah jenis bivalva, domestik dan kapal nelayan, pelabuhan, seperti kerang darah (Anadara granosa). perikanan, pertanian, pemukiman padat Sejauh ini di Panipahan belum ada penduduk dan pengisian bahan bakar dilakukan penelitian tentang logam berat kapal yang kemudian sisanya masuk di desa Panipahan, sehingga minim keperairan merupakan salah satu sumber informasi. Oleh karena itu peneliti pencemaran logam berat. Menurut melakukan penelitian mengenai Azhar (2012), sumber kontaminasi kandungan logam Pb dan Cr pada timbal (Pb) terbesar dari manusia adalah kerang darah (Anadara granosa) di bensin beradiktif timbale untuk bahan Perairan Panipahan Kecamatan Pasir bakar kendaraan bermotor. Selain itu, Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir logam timbal (Pb) masuk keperairan Provinsi Riau. melalui pengkristalan diudara berupa Tujuan penelitian ini adalah untuk hasil pembakaran bensin dan jatuh mengetahui kandungan logam berat Pb melalui air hujan (Nasution dan Siska, dan Cr pada kerang darah dan 2015). Dalam penelitian Hanafi (2016), mengetahui ambang batas cemaran juga disebutkan bahwa logam Pb banyak logam berat pada kerang darah yang masuk keperairan melalui buangan air dilihat dari baku mutu serta mengetahui ballast kapal dan emisi mesin berbahan batas maksimum mengkonsumsi kerang bakar bensin yang digunakan sebagai darah perminggunya yang berasal dari anti knock pada mesin. Desa Panipahan Kecamatan Pasir Limau Aktivitas lain seperti tumpahan cat Kapas Kabupaten Rokan Hilir. dari galangan kapal, pengawetan kayu Manfaat penelitian ini adalah pada galangan kapal dan buangan rumah dapat menambah pengetahuan serta tangga dari pemukiman juga memberikan informasi bagi masyarakat mengakibatkan pencemaran logam berat khususnya masyarakat Panipahan kromium (Cr). Hal ini sesuai dengan Kecamatan Pasir Limau Kapas dan pernyataan Palar (2004) bahwa Cr menjadi tolak ukur efektifitas masuk keperairan melalui aktivitas pengendalian pencemaran perairan di manusia seperti buangan limbah industri desa Panipahan Kecamatan Pasir Limau dan juga limbah rumah tangga. Kapas Kabupaten Rokan Hilir. Kromium merupakan salah satu logam berat yang berpotensi sebagai pencemar METODE PENELITIAN akibat kegiatan pewarnaan kain pada Waktu dan Tempat industri tekstil, cat, penyamakan kulit, Penelitian ini dilaksanakan bulan pelapisan logam, baterai (Ackerley Mei s/d juni 2019 di perairan Panipahan dalam Handayani 2015). Kecamatan Pasir Limau Kapas Logam berat yang masuk kedalam Kabupaten Rokan Hilir. Analisis logam perairan suatu saat akan turun dan berat Pb dan Cr pada kerang darah mengendap didasar perairan dan bersatu dilakukan di Laboratoriaum Dinas dengan sedimen. Sehingga kadar logam Energi dan Sumberdaya Mineral. berat dalam sedimen biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan di air 2

Alat dan Bahan Specthophotometrer (AAS), HNO3, Tali raffia, Ember, Botol sampel, HClO4, Aquades. Plastik klip, Ice bok, Timbangan analitik, Hot plate, Elenmeye, Labu ukur, Kaca Lokasi Penelitian arloji, Kertas saring whatman no 41, Lokasi pengambilan sampel Thermometer, pH indicator, dalam penelitian ini dilakukan di Desa Handrefractometer, botol plastik, Sacchi Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir. disc, Atomic Absorption

Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian  Stasiun III berada pada koordinat Pemilihan lokasi penelitian 100020’28.951”BT-2027’41.025”LU. didasarkan atas pertimbangan bahwa Lokasi ini merupakan pemukiman diperairan Penipahan telah lama menjadi padat penduduk, pelabuhan kawasan pemukiman, pelabuhan dan pendaratan kapal, jalur pelayaran aktivitas masyarakat yang terus kapal antar pulau, pengisian bahan meningkat. Penentuan stasiun bakar kapal, tempat pengisisan berdasarkan lokasi penangkapan kerang bahan bakar kapal, gudang darah oleh nelayan dimana lokasi pengolahan ikan dan aktivitas penangkapan dibagi menjadi tiga stasiun lainnya. dan kondisi daerah penelitian sesuai dengan penjelasan sebagai berikut : ProsedurPengambilanSampel Kerang  Stasiun I berada pada koordinat Darah 100020’37.174”BT-2028’11.657”LU. Pengambilan sampel dilakukan Lokasi ini merupakan daerah selama 1 minggu dengan interval waktu mangrove dan beberapa pemukiman pengambilan 2 hari sekali. Pengambilan penduduk. sampel menggunakan metode line  Stasiun II berada pada koordinat transek dimana tiap stasiun akan 100020’33.337”BT-2027’55.622”LU. direntangkan tali tegak lurus mengarah Lokasi ini berjarak sekitar 400 m kelaut, kemudian memasang plot dari stasiun I. Daerah ini merupakan berukuran 1m x 1m. Kerang darah yang dekat dengan tempat galangan terdapat didalam plot akan diambil kapal, pemukiman penduduk dan untuk dijadikan sampel dan dimasukkan gudang pengolahan ikan kedalam kertas sampel disimpan 3

kedalam ice box. Semua sampel yang dan krustasea lainnyaberdasarkan diambil akan dibawa ke laboratorium BSN/SNI 7387:2009, dan Direktur untuk dianalisis kandungan logam berat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Pb dan Cr. (POM) No. 0357/B/SK/VII/89 tentang batas aman cemaran logam Pb dan Cr Analisis logam berat dalam ikandan lainnya. Analisis kandungan logam berat Selanjutnya menentukan Batas Timbal (Pb) dan kromium (Cr) pada maksimum konsentrasi daribahan kerang darah secara destruksi asam pangan terkonsentrasi logam berat yang (Raimon, 1993 dalam Kristianingrum, boleh dikonsumsi per minggu 2012) dan diukur dengan AAS SNI 06- (Maksimum Weekly Intake) 6992.3-2004 untuk logam Pb dan Cr. menggunakan angka ambang batas yang Sampel uji kerang darah kemudian diterbitkan oleh organisasi dan lembaga dikeluarkan dari cangkangnya dan pangan internasional World Health diambil isi kerangnya. Timbang sampel Organitation (WHO) dan Joint uji sebanyak ± 2 g kemudian FAO/WHO Expert Committee on Food dimasukkan kedalam erlemenyer dan Additive (JEFCA). Perhitungan ditambahkan 25 ml aquades kemudian maksimum weekly intake menggunakan diaduk dengan batang pengaduk. rumus (Azhar et al, 2012): Tambahkan 5 ml sampai 10 ml HNO3 MWI = Berat Badan x PTWI pekatdan diaduk hingga bercampur rata. Keterangan: Setelah itu ditambah beberapa batu didih a. Untuk asumsi berat badan sebesar 60 dan ditutup dengan kaca arloji, kg kemudian dipanaskan dengan suhu 0 0 b. PTWI Provisoonal Tolerable Weekly 105 C – 120 C sampai sisa volumenya Intake (angka toleransi batas 10 ml, diangkat dan didinginkan. Setelah maksimum per minggu) yang itu ditambahkan 5 ml HNO3 pekat n 1 dikeluarkan lembaga pangan terkait ml sampai dengan 3 ml HCIO4 tetes dalam satuan μg.kg-1 berat badan demi tetes melalui dinding kaca dimana nilai Pb adalah 25 μg.kg-1 erlemenyer. Kemudian dipanaskan dan Cr adalah 23,3 μg.kg-. kembali sampai timbul asap putih dan Setelah mengetahui nilai larutan sampai menjadi jernih. Setelah maksimum weekly intake dan timbul asap putih pemanasan dilanjutkan mengetahui konsentrasi logam berat selama ± 30 menit, kemudian pada masing-masing biota konsumsi, didinginkan dan disaring. Filter sampel maka dapat dihitung berat maksimal ditempatkan pada labu ukur 100 ml dan dalam mengkonsumsi kerang setiap ditambahkan aquades kemudian mingguannya. Untuk mengetahui diratakan. Sampel kerang darah siap batasan berat tersebut, maka nilai diukur dengan AAS dengan satuan maksimum tolerable intake (MTI) mg/kg. dihitung dengan perumusan (Turkemen., 2008 dalam Azhar et al, 2012): Analisis data MTI = MWI /Ct Data yang diperoleh Keterangan: dipersentasikan dalam bentuk Tabel, MWI=Maksimum Weekly Intake (μg kemudian dibahas secara deskriptif untuk orang dengan berat badan dimana akan dilihat ambang batas 60 kg per minggu) cemaran logam berat pada kerang darah Ct = Konsentrasi logam berat yang berdasarkan baku mutu cemaran logam ditemukan di dalam jaringan berat dalam pangan dalam jenis udang lunak kerang (μg.g-1) 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan logam berat Pb dan Cr Kandungan Logam Berat Pb dan Cr pada kerang darah ditiap stasiun dapat

pada Kerang Darah dilihat pada gambar 2.

0.14 0,131

0,118

0.12 0,093 0.1 0.08 Kandungan Logam Berat (mg/kg) Pb 0.06

Kandungan Logam Berat (mg/kg) Cr

0.04 0,029

0,017 0,014 0.02 0 I II III Stasiun

Gambar 2. Grafik Kandungan Logam Berat Pb dan Cr pada Kerang Darah (2016), juga disebutkan bahwa logam Pb Gambar 2 menunjukkan bahwa banyak masuk keperairan melalui kandungan logam berat Pb dan Cr pada buangan air ballast kapal dan emisi kerang darah masih dibawah ambang mesin berbahan bakar bensin yang batas yang telah ditentukan oleh digunakan sebagai anti knock pada Direktur Jendral Pengawasan Obat dan mesin. Selain itu, limbah dari Makanan (POM) No.0375/B/SK/VII/89 pemukiman padat penduduk baik itu berdasarkan BSN/SNI 7387:2009 limbah cair maupun limbah padat yang tentang batas maksimum cemaran logam mengandung logam Pb dan Cr dibuang berat dalam makanan untuk ikan, jenis secara sembarangan dan terbawa oleh air dan olahannya, yaitu 1,5 mg/kg untuk Pb pasang sehingga menyebabkan tingginya dan 1 mg/kg untuk Cr. kandungan logam berat Pb dan Cr di Logam berat Pb pada kerang darah stasiun ini menjadi tinggi. tertinggi terdapat di stasiun III, hal ini Sedangkan logam Cr pada kerang disebabkan karena wilayah ini dekat darah tertinggi terdapat pada stasiun II, dengan pelabuhan tempat pelayaran dimana stasiun ini dekat dengan kapal nelayan dan kapal transportasi galangan kapal sehingga sisa-sisa dari yang sebagian menggunakan bahan pengecatan kapal dan limbah dari proses bakar bensin, dimana kapal-kapal pengawetan kayu yang mengandung tersebut beroperasi disekitar perairan, logam Cr akan akan jatuh keperairan. sehingga tumpahan minyak dari Palar (2004) menyatakan bahwa logam pengisian bahan bakar kapal akan masuk Cr dihasilkan oleh buangan atas limbah keperairan. Sembel (2011) menyatakan dari industri, selain itu juga dari limbah bahwa bahan bakar minyak mengandung rumah tangga. Logam Cr banyak tetraethyl yang mengandung Pb, digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga aktivitas kapal-kapal dapat yaitu seperti pelapisan anti karat pada menyebabkan kadar Pb diperairan besi-besi yang terdapat pada kapal-kapal terutama pada permukaan perairan nelayan, penggunaan cat pada rumah menjadi tinggi. Dalam penelitian Hanafi maupun kapal-kapal serta penggunaan 5

yang berbentuk stainless steel pada berukuran lebih besar. Sehingga semakin murah tangga. Selain itu limbah seperti besar ukuran kerang maka akan semakin pembuangan kaleng-kaleng bekas, baik kemampuannya dalam mengeliminasi pembuangan baterai bekas serta limbah logam berat. Pada penelitian ini, kerang lain yang mengandung logam Cr berasal darah yang terdapat pada stasiun III dari rumah tangga juga menjadi faktor memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan tingginya kandungan logam berat Cr stasiun II dan kerang darah pada stasiun II pada stasiun II. Hal ini sejalan dengan lebik kecil dibandingkan stasiun I, pernyataan Connel dan Miller (2006) sehingga diperkirakan menjadi faktor bahwa logam Pb dan Cr masuk ke penyebab logam Pb pada kerang tinggi pada stasiun III dan logam Cr lebih tinggi perairan laut dapat berasal dari proses pada stasiun II. korosi pada bagian kapal, dan limbah- Kualitas air juga mempengaruhi limbah rumah tangga seperti kaleng peningkatan substansi bahan kimia makanan dan detergen. seperti logam berat didalam tubuh Logam berat yang masuk organisme dimana suhu pada stasiun I keperairan akan diserap oleh partikel lebih rendah dari pada stasiun II dan yang tersuspensi sehingga stasiun III serta salibitas pada stasiun I mengakibatkan kandungan logam berat lebih tinggi dari pada stasiun II dan pada sedimen umumnya lebih tinggi dari stasiun III. Menurut Waldichuk et al., pada air. Logam berat mempunyai sifat (1974), bahwa kenaikan suhu dan yang mudah mengikat bahan organik penurunan salinitas perairan dan mengendap didasar perairan dan menyebabkan tingkat bioakumulasi bersatu dalam sedimen sehingga kadar semakin besar, sehingga konsentrasi logam berat dalam sedimen lebih tinggi bahan kimia didalam tubuh organisme dibandingkan dalam air (Hutagalung, semakin meningkat dibandingkan 2000). Kerang merupakan hewan konsentrasi bahan kimia tersebut benthos hidup diperairan dangkal pada dilingkungan. Hal ini terjadi karena substrat lumpur halus yang sifatnya filter penyerapan bahan kimia ini lebih cepat feeder dan hidup menetap, sehingga daripada metabolisme dan ekskresi kerang darah akan berpeluang menyerap tubuh organisme, sehingga bahan-bahan logam berat Pb lebih banyak pada kimia ini akan terakumulasi kedalam stasiun III dan logam berat Cr lebih tubuh. banyak pada stasiun II. Sedangkan pada Untuk mengetahui keamanan stasiun I merupakan kawasan mangrove dalam mengkomsumsi kerang darah dari yang berada agak jauh dari pemukiman perairan Panipahan, maka dilakukan dimana sumber logam berasal dari air pendugaan resiko konsumsi kerang laut yang terkontaminasi pada sedimen melalui perhitungan PTWI (Provisional disaat pasang, sehingga logam berat Pb Tolerable Weekly Intake) dengan dan Cr pada sedimen cenderung lebih menggunakan rumuas MWI untuk sedikit dan peluang kerang darah toleransi logam yang terkonsumsi menyerap logam pada sedimen di perminggu dan MTI untuk jumlah stasiun I juga semakin sedikit. toleransi kerang dalam bentuk lunak Selain itu, ukuran kerang darah yang boleh dikonsumsi. FAO/WHO juga menjadi faktor yang menyebabkan (2004) menyatakan PTWI tergantung tingginya kandungan logam berat pada pada jumlah, jangka waktu konsumsi kerang. Rudiyanti (2007) bahwa kerang dan tingkat kontaminasi makanan yang yang berukuran kecil memiliki dikonsumsi oleh manusia. Setelah kemampuan akumulasi yang lebih besar dibandingkan dengan kerang yang 6

dilakukan penghitungan, nilai MWI dan MTI dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah MWI dan MTI untuk Individu dengan Berat Badan Rata- Rata 60 kg No Logam Berat Nilai MWI (kg/minggu) Nilai MTI (kg/minggu) 1 Pb 0.0000015 33.33 2 Cr 0.000001398 63.55 Tabel 1 menunjukkan bahwa manusia dengan berat badan 60 kg jumlah logam berat Pb yang masih adalah 0,000001398 kg/Minggu ditoleransi untuk masuk kedalam tubuh sedangkan jumlah jaringan lunak kerang manusia dengan berat badan 60 kg darah yang telah terkontaminasi logam adalah 0,0000015 kg/Minggu sedangkan berat Cr yang masih ditoleransi untuk jumlah jaringan lunak kerang darah yang dikonsumsi manusia dengan berat badan telah terkontaminasi logam berat Pb 60 kg adalah 63,55 kg/Minggu. yang masih ditoleransi untuk dikonsumsi Beberapa perbandingan hasil rata- manusia dengan berat badan 60 kg rata kandungan logam berat Pb dan Cr adalah 33,33 kg/Minggu. Sedangkan dengan beberapa penelitian pada Bivalva jumlah logam berat Cr yang masih dari perairan lain dapat dilihat pada ditoleransi untuk masuk kedalam tubuh Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Perbandingan Logam Pb dan Cr pada Beberapa Bivalvia Dari Perairan Lain Kandungan Perairan Jenis Kerang Logam Berat Referensi Pb Cr Yennie dan Murtini, Perairan Mentok A.granosa 0,0001 - 2002 Perairan Tanjung Yennie dan Murtini, Jabung Timur A.granosa 0,0001 - 2002 Sungai Jeneberang, Amansyah dan Makasar A.granosa 0,7800 - Syarif, 2014 Perairan Desa Tanjung Pasir A.granosa 3.7040 - Indra, 2017 Perairan Tri Mulyo, Nuraini dan Semarang P.veridis - 0,110 Endrawati, 2017 Perairan Wedung, Demak A.pleuronectes # 0,729 Azhar et al, 2012 Perairan Desa Panipahan A.granosa 0,1145 0,020 Anwar, 2020** Keterangan: ( - ) Tidak dianalisis dibandingkan dibandingkan dengan ( # ) Tidak terdeteksi kerang darah yang berada di perairan ( **) Penelitian ini Mentok dan perairan Tanjung Jabung Timur. Sedangkan kandungan logam Cr Tabel 2 menunjukkan bahwa pada kerang darah di perairan Panipahan kandungan logam berat Pb pada kerang tergolong lebih rendah dibandingkan darah di perairan Panipahan tergolong dengan jenis Bivalva lain yang berasal masih rendah dibandingkan dengan dari perairan Tri Mulyo Semarang dan kerang darah yang berada di perairan perairan Wedung Demak. Sungai Jenebereng dan perairan Desa Tanjung Pasir, namun lebih tinggi 7

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Amansyah, M. dan A. N. Syarif. 2014. Berdasarkan hasil penelitian Analisis Kandungan Logam yang telah dilakukan dapat disimpulkan Berat pada Kerang Darah dari bahwa kandungan logam berat Pb dan Daerah Sungai Jenebeng. Cr pada kerang darah (Anadara Fakultas Ilmu Kesehatan. UIN granosa) masih dibawah baku mutu, Alauddin. Makassar. dimana kandungan logam berat Pb pada kerang darah di stasiun I, stasiun II dan Azhar, H. I., Widowati dan J. Surijanto. stasiun III masing-masing adalah 0,093 2012. Studi Kandungan Logam mg/kg, 0,118 mg/kg dan 0,131 mg/kg Berat Pb, Cd, Cu, Cr pada dengan ambang batas menurut POM Kerang Simpang (Amusim adalah 1,5 mg/kg. Sedangkan kandungan pleuronectes), Air dan Sedimen logam berat Cr pada kerang darah di di Perairan Wedung, Demak. stasiun I, stasiun II dan stasiun III Serta Analisis Maximum masing-masing adalah 0,014 mg/kg, Tolerable Intake pada Manusia. 0,029 mg/kg dan 0,017 mg/kg dengan Journal of Marine Research. 1 (2) ambang batas menurut POM adalah 1 : 35-44 mg/kg. Connell, W. D. dan J. G. Miller. 2006. Batas aman logam Pb dan Cr Kimia dan Ekotoksikologi terkonsumsi oleh manusia yang masih Pencemaran. Terjemahan ditoleransi dengan berat badan 60 kg Koestoer Y. Universitas adalah seberat 0,0000015 kg/Minggu Press. Jakarta. untuk logam Pbdan 0,000001398 kg/Minggu untuk logam Cr. Sedangkan FAO/WHO, 2004. Summary of batas aman mengkonsumsi jaringan Evaluations Ferformade by the lunak (isi) dari kerang darah yang Jint FAO/WHO Expert terkontaminasi logam Pb dan Cr oleh Committe of Food Additives manusia yang masih ditoleransi dengan (JECFA 1956-2003), ILSI Press berat badan 60 kg adalah seberat 33,33 International Life Sciences kg/Minggu untuk logam Pb dan 63,55 Institute. kg/Minggu untuk logam Cr Hanafi. 2016. Konsentrasi Pencemar Saran Logam Berat Pb dan Cu pada Air Penelitian ini hanya terbatas pada dan Sedimen Perairan Pesisir logam berat Pb dan Cr pada kerang Selatan Pulau Karimun darah. Perlu dilakukan penelitian lebih Kepulauan Riau. Skripsi lanjut mengenai kandungan logam berat Manajemen Seumberdaya yang berbeda seperti Hg, Cd, Ag Cu dan Perairan Fakultas Perikanan dan lain-lain. Selain itu perlu juga dilakukan Kelautan Universitas Riau. pengelolaan limbah dari galangan kapal (Tidak Diterbitkan). dan rumah tangga di Desa Panipahan supaya tingkat pencemaran perairan dan Handayani, R. I. 2015. Akumulasi organisme air yang ada di perairan Logam Berat Kromium (Cr) Pada tersebut tidak semakin tercemar oleh Daging Ikan Nila Merah polutan. (Oreochromis sp) dalam Karamba Jaring Apung di Sungai Winongo Yogyakarta. 8

Hutagalung, H. P., 2000. Pencemaran Sedimen di Perairan Raha Laut Oleh Logam Berat. Pusat Kabupaten Muna. Sulawesi penelitian dan Pengembangan Tenggara. Jurnal Kesehatan Oseanologi- LIPI, Jakarta. Lingkungan, 8 (3) : 112-116. Indra, N. 2017. Analisis Kandungan Kristianingrum, S. 2012. Kajian Pencemaran Logam Berat (Pb Berbagai Proses Distruksi dan Zn) pada Air, Sedimen dan Sampel dan Efeknya. Fakultas Kerang Darah (Anadara Matematika dan Ilmu granosa) di Desa Tanjung Pasir Pengetahuan Alam. Universitas Kecamatan Tanah Merah Negeri Yogyakarta. Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Skripsi Waldichuk, M. 1974. Some Biology Manajemen Sumberdaya Concentration in Metal Pullution. Perairan Fakultas Perikanan dan In F.J.Verberg (eds). Pollution Kelautan Universitas Riau. and Physioology of Marine (Tidak Diterbitkan). Organism. Academic Nuraini, R. A., H. Endrawati dan I. R. Yennie, Y. dan J. T. Murtini. 2002. Maulana. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Air Kandungan Logam Berat Laut, Sedimen dan Daging Kromium (Cr) pada Air, Kerang di Perairan Mentok dan Sedimen dan Kerang Hijau Tanjung Jabung Timur. (Perna veridis) di Perairan Tri

Mulyo Semarang. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universirtas Diponegoro. Semarang. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta. Rudiyanti. 2012. Biokonsentrasi Kerang Darah (Anadara granosa) Terhadap Logam Berat Cd yang Terkandung dalam Media Pemeliharaan yang Berasal dari Perairan Kaliwungu. Kendal. Siska, M. dan S. Nasution. 2015. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Sedimen dan Siput (Strombuscanarium) di Perairan Pantai Pulau Bintan. Jurnal Ilmu lingkungan.5 (2) : 84 Sudarmaji. 2006. Kandungan Bahan Organik N-Ikana, Aromatik dan Total Hidrokarbon dalam