PENGAWASAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERIKANAN (KASUS SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN) DI KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2018-2019

Oleh : Azizul Hakim Email : [email protected] Dosen Pembimbing : Drs. H. Isril, M.H. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, 28293 Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat melimpah. Rokan Hilir pernah menjadi Daerah dengan produksi ikan terbesar di dunia. Namun prestasi tersebut terus menurun hingga sekarang predikat daerah dengan produksi ikan terbesar di dunia tersebut lepas. Maka dari itu perlunya Pengawasan Pemerintah Daerah dalam hal ini yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau melalui Unit Pelaksana Teknis Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Wilayah 3 dalam menjaga potensi kelautan dan perikanan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir agar dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengawasan Pemerintah Daerah Terhadap Urusan Pemerintahan Bidang Perikanan (Kasus Sumberdaya Kelautan dan Perikanan) di Kabupaten Rokan Hilir tahun 2018-2019, serta untuk mengetahui apa saja factor penghambat Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengawasan Pemerintah Daerah Terhadap Urusan Pemerintahan Bidang Perikanan (Kasus Sumberdaya Kelautan dan Perikanan) di Kabupaten Rokan Hilir ini dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Wilayah 3. UPT mempunyai tugas Melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Seksi Kerjasama Penegakan Hukum Kelautan dan Perikanan, serta Jabatan Fungsional. Pengawasan Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh UPT bersifat Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif.

Kata Kunci : Pengawasan preventif, pengawasan represif, kerjasama dalam pengawasan.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 1

CONTROLLING OF THE LOCAL GOVERNMENT OF FISHERIES GOVERNANCE (CASE OF MARINE AND FISHERIES RESOURCES) AT ROKAN HILIR IN 2018-2019

By : Azizul Hakim Personal Lecturer : Drs. H. Isril, M.H. Email : [email protected] Department of Government Science Faculty of Social and Political Sciences, University of Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5

ABSTRACT

Rokan Hilir Regency is one of the regencies in Riau Province which has abundant marine and fishery resource potential. Rokan Hilir was once the area with the largest fish production in the world. However, this achievement has continued to decline until now the title of the region with the largest fish production in the world has been released. Therefore, it is necessary to supervise the Regional Government in this case which is carried out by the Riau Province Marine and Fisheries Service through the Technical Implementation Unit for Control of Marine and Fisheries Resources Region 3 in maintaining the potential for marine and fisheries in the area to be utilized for the benefit of the people. The purpose of this research is to determine the Regional Government's Controlling of Government Affairs in the Fisheries Sector (Case of Marine and Fisheries Resources) in Rokan Hilir Regency 2018-2019, as well as to find out what are the inhibiting factors of the Regional Government in conducting control. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. In collecting data, the writer used interview and documentation techniques. The results of this research are to determine the Regional Government's Supervision of Government Affairs in the Fisheries Sector (Case of Marine and Fisheries Resources) in Rokan Hilir Regency which is carried out by the Department of Marine Affairs and Fisheries of Riau Province through the Technical Implementation Unit (UPT) of Marine and Fishery Resources Control in Riau Province. 3. UPT has the task of coordinating, facilitating and evaluating the Sub-Division of Administration, the Section for Control and Supervision of Marine and Fisheries Resources, the Cooperation Section for Marine and Fisheries Law Enforcement, and Functional Positions. Controlling carried out by UPT is in the form of Preventive Controlling and Repressive Controlling.

Keywords : Preventive controlling, repressive controlling, cooperation in controlling.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 2

A. Pendahuluan menggantungkan hidupnya dari hasil laut, yaitu : Provinsi Riau memiliki potensi besar di bidang kelautan dan Tabel 1.1 perikanan dengan luas wilayah Jumlah Nelayan di Provinsi Riau 90.128,76 km², dengan panjang garis pantai 2.713 km. Luas Wilayah No. Kota/Kab Jumlah perairan 21.029,14 km² terdiri dari 1. Inhil 29.000 laut 19.382,29 km² dan Perairan 2. Rohil 15.000 Umum Daratan (PUD) 1.646,85 km². 3. Bengkalis 13.000 Di samping potensi sumberdaya Lain-lain 24.794 perikanan laut tersebut, Provinsi Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Riau juga mempunyai potensi Provinsi Riau sumberdaya perikanan di perairan umum, yang tersebar pada 4 (empat) Dengan panjangnya garis aliran sungai besar (Sungai Siak, pantai Provinsi Riau dan banyaknya Sungai Rokan, Sungai Kampar dan nelayan yang ada di provinsi riau, Sungai Indragiri), danau, waduk dan tentunya tidak sedikit gesekan tasik. Daerah tersebut potensial gesekan yang terjadi baik itu antara untuk dikembangkan di bidang usaha nelayan lokal, maupun dengan perikanan tangkap dan perikanan nelayan diluar Provinsi Riau. Berikut budidaya. data konflik nelayan yang terjadi di Sumberdaya laut Provinsi Provinsi Riau : Riau berupa wilayah pesisir dan Tabel 1.2 pulau - pulau kecil, beserta Konflik Nelayan Provinsi Riau kekayaan alamnya berfungsi sebagai 2014-2018 penyangga kehidupan dan juga untuk dimanfaatkan oleh masyarakat untuk No. Kota/Kab Jumlah mewujudkan kesejahteraan hidupnya 1. Pekanbaru - di masa kini maupun di masa yang 2. 6 akan datang. Sumberdaya laut tersebut menyimpan potensi untuk 3. Bengkalis 10 tumpuan masa depan. Baik 4. Kep. Meranti 15 sumberdaya alam hayati termasuk 5. Rokan Hilir 24 ikan, mangrove, terumbu karang, 6. Rokan Hulu - padang lamun dan biota laut lainnya 7. Indragiri Hilir 18 serta sumberdaya non hayati seperti 8. Indragiri Hulu - minyak bumi, mineral, pasir laut, 9. Pelalawan 10 maupun energi laut lainnya serta jasa 10. Kampar - lingkungan dan kelautan dapat 11. Kuansing - dimanfaatkan untuk industri berbasis 12. Siak 9 kelautan seperti perikanan, Keterangan : (- )tidak memiliki wilayah pelayaran, wisata bahari, budidaya perairan laut, industri mineral dan Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan bioteknologi. Di Provinsi Riau, Provinsi Riau terdapat 81.794 nelayan yang

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 3

Dari data diatas dapat dilihat 2. UPT Penerapan Mutu bahwa konflik nelayan yang ada di Hasil Perikanan Provinsi Riau cukup banyak. Dan 3. UPT Pelabuhan Perikanan yang paling banyak adalah 4. UPT Pengendalian Kabupaten Rokan Hilir. Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Wilayah 1 Berdasarkan Undang-undang 5. UPT Pengendalian nomor 23 Tahun 2014 tentang Sumberdaya Kelautan dan pembagian urusan kelautan dan Perikanan Wilayah 2 perikanan, wilayah perairan sampai 6. UPT Pengendalian dengan 12 mil dikelola seutuhnya Sumberdaya Kelautan dan oleh Pemerintah Daerah Provinsi. Ini Perikanan Wilayah 3 berarti segala macam yang berhubungan dengan perairan Tabel 1.4 Provinsi sampai dengan 12 mil Daftar UPT Pengendalian terutama tentang pengawasan, Sumberdaya Kelautan dan penjagaan wilayah perbatasan, Perikanan pembuatan kebijakan, dan lain sebagainya dikelola oleh Provinsi No. Nama UPT Wilayah terkait, dalam hal ini Dinas Kelautan 1 1. UPT Indragiri dan Perikanan Provinsi Riau. pengendalian Hilir & Selanjutnya untuk menangani Sumber Daya Pelalawan masalah-masalah teknis tertentu kelautan dan seperti pengendalian dan perikanan pengawasan wilayah laut; wilayah 1 perbenihan; pembudidayaan ikan; 2. UPT Bengkalis, penerapan mutu hasil; dan pelabuhan pengendalian Meranti, perikanan, Dinas Kelautan dan Sumber Daya & Siak Perikanan Provinsi Riau mempunyai kelautan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai perikanan unsur pelaksana tugas teknis pada wilayah 2 Dinas Kelautan dan Perikanan 3. UPT Rokan Provinsi Riau. Unit Pelaksana pengendalian Hilir & Teknis (UPT) tersebut diatur dengan Sumber Dumai Peraturan Gubernur Riau Nomor 73 Daya Tahun 2017 tentang Unit Pelaksana kelautan dan Teknis pada Dinas Kelautan dan perikanan Perikanan Provinsi Riau. Terdapat 6 wilayah 3 UPT yang ada di Dinas Kelautan dan Sumber : Data Lapangan, 2019 Perikanan Provinsi Riau, yaitu : 1. UPT Budidaya Perikanan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2018 banyak terjadi konflik nelayan, baik itu sesama nelayan 1 Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 Rokan Hilir, maupun dengan nelayan Hal. 415 Huruf Y tentang pembagian urusan di luar Rokan Hilir. Ada 9 kasus kelautan dan perikanan

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 4

yang terjadi di sepanjang tahun 2018 Kecamatan Kubu di Rokan Hilir, yaitu : Babussalam 1 kasus, dan di Kecamatan Bangko 1 1. Penangkapan 3 unit pukat kasus; tarik mini oleh nelayan 4. Konflik antara nelayan Kecamatan Pasir Limau gilnet (jaring hanyut) Kapas, Kabupaten Rokan dengan nelayan alat Hilir, kapal tersebut milik tangkap cici. Terdapat 2 Kabupaten Labuhan, kasus. Provinsi Sumatera Utara. 5. Konflik antara nelayan Pada saat ingin dibakar tanjung balai asahan oleh nelayan palika, Sumatera Utara yang diamankan oleh Polisi Air menggunakan alat Polres Rokan Hilir, tangkap karut kerang selanjutnya Anak Buah (salome), dengan nelayan Kapal (ABK) diamankan Kecamatan Bangko dan dikembalikan ke asal, sehingga terjadi dan kapal tersebut penembakan oleh polisi diserahkan ke TNI AL air polres rokan hilir, di pos AL Penipahan, sambil duga nelayan tanjung menunggu tindak lanjut balai asahan melakukan dari Dinas Kelautan dan perlawanan. Korban 4 Perikanan Provinsi Riau; orang, meninggal 1 orang. 2. Peletakan tiang bumbu 6. Konflik antara nelayan yang tidak sesuai aturan bubu apung dengan dan zona oleh nelayan nelayan jaring sungai Rokan Hilir, daun kecamatan pasir menyebabkan kapal limau kapas.2 nelayan menabrak tiang bumbu B. Kerangka Teori tersebut. Menimbulkan korban jiwa 4 orang; 1. Pengawasan 3. Konflik tumpang tindih lahan budidaya kerang. Bohari ( 2002 : 125 ) Lahan budidaya kerang pengawasan ditinjau dari sifat- mengambil banyak lahan sifatnya yaitu: di perairan rokan hilir, sehingga tidak ada lagi Pengawasan Preventif tempat untuk budidaya dimaksudkan untuk mencegah ikan. Sehingga ini terjadinya penyimpangan – menimbulkan konflik penyimpangan dalam antara nelayan ikan dan melaksanakan kegiatan. pembudidaya kerang. Pengawasan ini biasanya Konflik ini terjadi 4 kasus

yaitu di Kecamatan 2Sumber : UPT Pengendalian Sumber Daya Sinaboi 2 kasus, halang Kelautan dan Perikanan Wilayah 3 (Rohil dan Dumai) DKP Provinsi Riau.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 5

berbentuk prosedur-prosedur yang direncanakan menjadi yang harus ditempuh dalam kenyataan. Menurut Manullang pelaksanaan kegiatan. (2004: 173) untuk dapat benar- benar merealisasikan tujaun Pengawasan Represif yaitu utama tersebut, maka dilakukan setelah suatu tindakan pengawasan pada taraf pertama dilakukan dengan bertujuan agar pelaksanaan membandingkan apa yang telah pekerjaan sesuai dengan terjadi dengan apa yang instruksi yang telah dikeluarkan seharusnya terjadi. Dengan dan mengetahui kelemahan- pengawasan ini dimaksudkan kelamahan serta kesulitan- untuk mengetahui apakah kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan dan pembiayaan yang pelaksanaan rencana telah dilakukan itu mengikuti berdasarkan penemuan- kebijakan dan ketentuan yang penemuan tersebut dapat diambil telah ditetapkan. tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun 2. Pengawasan Pemerintahan waktu-waktu yang akan datang. Pengawasan itu sendiri merupakan bagian dari salah 4. Instrumen Pengawasan satu fungsi manajemen Agar pengawasan pemerintahan untuk menjamin terselenggara dengan efektif, agar pelaksanaan kerja dalam arti berhasil menemukan pemerintah berjalan sesuai secara faktual hal-hal yang dengan standar yang telah terjadi dalam penyelenggaraan ditetapkan dalam perencanaan seluruh kegiatan operasional, pemerintahan, agar masyarakat baik yang bersifat positif serta warga bangsa mencapai maupun berupa penyimpangan, keadaan adil makmur dalam penyelewengan atau kesalahan waktu yang sudah ditentukan diperhatikan berbagai instrumen 3 bersama. secara lain yaitu :4 a. Standar hasil yang 3. Tujuan Pengawasan direncanakan untuk dicapai Menurut Soewarno b. Anggaran Handayaningrat (1996: 143) c. Data Statistik tujuan pengawasan yaitu agar hasil pelaksanaan pekerjaan C. Metode Penelitian diperoleh secara daya guna (efisien) dan hasil guna (efektif) Untuk memaparkan permasalahan sesuai dengan rencana yang dalam penelitian ini digunakan telah ditentukan sebelumnya. metode kualitatif menunjukan pada Tujuan utama dari pengawasan riset yang menghasilkan data ialah mengusahakan agar apa kualitatif, yaitu data yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka- 3 Inu Kencana Syafiie, Manajemen Pemerintahan (Bandung: Pustaka Reka 4 Sondang P. Siagian. 2005. Fungsi-Fungsi Cipta, 2011), hal. 112. Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 137.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 6

angka, melainkan berbentuk suatu pengawasan sumberdaya kelautan penjelasan yang menggambarkan perikanan di Rokan Hilir. Namun keadaan, proses, peristiwa tertentu. setelah diterbitkannya Undang- Dalam menganalisa data kualitatif Undang Nomor 23 Tahun 2014 lebih berdasarkan pada yang tentang pemerintahan daerah, mengutamakan penghayatan, yaitu pengawasan sumberdaya kelautan berusaha memahami peristiwa dan dan perikanan menjadi wewenang kaitan-kaitan terhadap orang-orang pemerintah Provinsi Riau. Ini artinya biasa dalam situasi tertentu. pemerintah Kabupaten Rokan Hilir Adapun yang menjadi informan tidak lagi berwewenang dalam penulis adalah Kepala UPT pengawasan sumberdaya kelautan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan perikanan di Kabupaten Rokan dan Perikanan wilayah 3 Rohil & Hilir. Dumai, Kepala Seksi Pengawasan Namun setelah diterbitkannya Dinas Kelautan dan Perikanan Undang-Undang Nomor 23 Tahun Provinsi Riau, Penyidik Pegawai 2014 tentang pemerintahan daerah, Negeri Sipil Perikanan, Pengawas pemerintah Provinsi Riau tidak bisa Perikanan, Polisi Khusus UPT langsung melakukan pengawasan ke Pengendalian Sumberdaya Kelautan lapangan, Pemerintah Provinsi Riau dan Perikanan Wilayah 3, dan masih dalam masa transisi. Pada Nelayan. Kemudian data diperoleh masa transisi tersebut pengawasan dengan cara memberikan pertanyaan lapangan murni dilakukan oleh penelitian dalam bentuk wawancara, Kepolisian Republik . kemudian dari hasil wawancara Tetapi pengawasan yang dilakukan tersebut diperoleh data tentang oleh Polri bersifat umum, tidak Pengawasan Pemerintah Daerah menjurus kepada pengawasan Terhadap Urusan Pemerintahan kelautan dan perikanan. Ini Bidang Perikanan (Kasus berdampak pada maraknya pencurian Sumberdaya Kelautan dan ikan dan konflik perikanan yang ada Perikanan) di Kabupaten Rokan Hilir di Rokan Hilir. Tahun 2018 nantinya Tahun 2018-2019. Selain itu juga merupakan kasus terbanyak yang ada dilakukan penelusuran dokumen di Rokan Hilir. guna mendapatkan data yang lebih Pada Januari tahun 2018 tepat dan akurat. melalui Peraturan Gubernur Riau Nomor 54 Tahun 2007 tentang D. Hasil Penelitian dan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pembahasan (UPT) Dinas Kelautan dan Perikanan Sebelum diterbitkannya Provinsi Riau, membentuk UPT Undang-Undang Nomor 23 Tahun Pengendalian Sumberdaya Kelautan 2014 Tentang pemerintahan daerah, dan Perikanan. UPT ini terbagi pengawasan sumberdaya kelautan menjadi 3 wilayah yaitu wilayah 1 dan perikanan sampai dengan 12 mil (Indragiri Hilir dan Pelalawan), menjadi wewenang pemerintah wilayah 2 (Bengkalis, Kepulauan kab/kota, artinya pemerintah Meranti, dan Siak), dan wilayah 3 Kabupaten Rokan Hilir masih (Rokan Hilir dan Dumai). UPT ini memegang peranan penting dalam ditujukan untuk pengendalian,

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 7

pengawasan, dan penegakan hukum dilakukan dengan cara mendatangi yang lebih efektif lagi dalam hal rumah masing-masing nelayan untuk kelautan dan perikanan. Pada diberi informasi dan pembinaan. Di penelitian ini penulis terfokus kepada waktu tertentu, UPT juga UPT pengendalian Sumberdaya mengundang nelayan untuk hadir di Kelautan dan Perikanan wilayah 3. Kantor UPT untuk diberi sosialisasi dan pembinaan. a. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif adalah b. Pengawasan Represif Pengawasan Represif yaitu Pengawasan yang dimaksudkan dilakukan setelah suatu tindakan untuk mencegah terjadinya dilakukan dengan membandingkan penyimpangan-penyimpangan dalam apa yang telah terjadi dengan apa melaksanakan kegiatan. Pengawasan yang seharusnya terjadi. Dengan ini biasanya berbentuk prosedur- pengawasan ini dimaksudkan untuk prosedur yang harus ditempuh dalam mengetahui apakah kegiatan yang pelaksanaan kegiatan (Bohari : 125). telah dilakukan itu mengikuti Pengawasan preventif yang kebijakan dan ketentuan yang telah dilakukan UPT Pengendalian ditetapkan (Bohari : 125). Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bentuk pengawasan represif wilayah 3 adalah berupa sosialisasi yang dilakukan oleh UPT dan pembinaan. Pengendalian Sumberdaya Kelautan Sosialisasi adalah suatu proses dan Perikanan Wilayah 3 adalah bagaimana memperkenalkan sistem melakukan penindakan atas pada sesesorang. Serta bagaimana terjadinya penyimpangan- orang tersebut menentukan penyimpangan yang di dapati saat tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi patroli rutin atau adanya laporan dari sangat diperlukan dalam sebuah pihak nelayan/masyarakat bahwa tatanan kemasyarakatan, organisasi, telah terjadinya penyimpangan. ataupun kelompok. Sosialisasi Penyimpangan yang dimaksud merupakan momen dimana sebuah adalah kegiatan perikanan yang tidak kelompok/organisasi menyampaikan sesuai dengan prosedur yang telah di informasi kepada orang/kelompok tetapkan. Contoh pengawasan yang bertujuan agar orang/kelompok represif yang dilakukan oleh UPT tersebut tahu dan mengerti informasi Pengendalian Sumberdaya Kelautan yang disampaikan tersebut serta dan Perikanan Wilayah 3 sepanjang melakukan apa yang di informasikan tahun 2018 adalah : tersebut. Sosialisasi dan pembinaan Tabel 3.2 yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Kasus Perikanan Sepanjang Teknis (UPT) Pengendalian Tahun 2018 Sumberdaya Kelautan dan Perikanan No. Tanggal Kasus Wilayah 3 dilaksanakan secara Februari Penangkapan Kapal 1. 2018 Pukat Tarik Mini berkala, hanya saja tidak ditentukan Maret 2018 Peletakan tiang oleh UPT kapan waktunya mereka 2. bumbu yang tidak melakukan pengawasan. Pengawasan

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 8

sesuai aturan dan Kelautan dan zona Perikanan April 2018 Konflik Tumpang langsung 3. tindih lahan menemui nelayan budidaya kerang yang meletakkan Mei 2018 Konflik Tumpang tiang bumbu 4. tindih lahan tidak sesuai budidaya kerang Mei 2018 Konflik Tumpang tempat dan zona 5. tindih lahan untuk dibina. budidaya kerang Setelah itu Agustus Konflik Tumpang Pengawas 6. 2018 tindih lahan Perikanan budidaya kerang bersama Nelayan Juli 2018 Konflik Nelayan terkait menuju ke 7. Gilnet (jaring) dan Tempat Kejadian Nelayan Alat Perkara dimana Tangkap Cici tiang bumbu di September Penangkapan Ikan letakkan, dan 8. 2018 menggunakan alat langsung tangkap karut meminta nelayan kerang (salome) Desember Konflik antar tersebut 9. 2018 Nelayan Rokan mencabut tiang Hilir bumbu dan memindahkan ke Penyelesaian : tempat yang No. Penyelesaian selayaknya. ABK Kapal Pengawas Kasus No. 1 Pukat Tarik Mini Kasus No. 3-6 Perikanan beserta diberi pembinaan tim langsung oleh UPT menuju ke Pengendalian tempat kejadian Sumberdaya perkara. Dan Kelautan dan mengajak kedua Perikanan belah pihak Wilayah 3. untuk Setelah dibina membicarakan ABK di masalah tersebut kembalikan ke dengan baik- daerah asal, dan baik. Pengawas kapal di serahkan Perikanan ke TNI AL pos membina kedua panipahan, belah pihak. Rokan Hilir. Sehingga UPT tercapailah Kasus No. 2 Pengendalian kesepakatan Sumberdaya antara dua belah

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 9

pihak yang tidak hari, dan merugikan satu nelayan tanjung sama lain. balai asahan Pengawas melakukan Kasus No. 7 Perikanan beserta perlawanan. tim menuju ke Untuk korban lokasi kejadian kami tidak dan mengajak begitu tahu kedua nelayan informasi menyelesaikan selanjutnya maslaah dengan karena urusan baik-baik. korban Nelayan gillnet tertembak di beri tersebut bukan pemahaman lagi ranah kami, untuk tidak karna polisi air menebar jaring di polres yang wilayah yang melakukan sudah terpasang penembakan” alat tangkap cici Ucap polisi agar jaringnya khusus yang tidak tersangkut. penulis Akhinya nelayan wawancarai. alat tangkap cici Pengawas mengganti rugi Kasus No. 9 Perikanan jaring nelayan membina yang rusak ini Nelayan bubu “Kasus ini apung agar tidak Kasus No. 8 diselesaikan sembarangan dengan cara meletakkan bubu kekeluargaan, apung. Dan kapal nelayan konflik ini di tanjung balai selesaikan secara asahan disita kekeluargaan dan diserahkan ke TNI AL. Pada Agustus 2019 terdapat Korban jiwa konflik tumpang tindih lahan luka-luka 4 petambak kerang Kelompok orang, 1 orang penambak kerang (KUB Cahaya meninggal Kerang dan KUB Maju Jaya karena Kepenghuluan Pulau Halang Muka tertembak oleh dengan Saudara MISPAR (IMIS). polisi air polres Kelompok petambak kerang rokan hilir sebab (KUB Cahaya Kerang dan KUB kejadian terjadi Maju Jaya) berdiri pada bulan maret pada malam 2018 yang dikukuhkan di kantor

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 10

Penghulu Pulau Halang Muka, yang sangat tidak efektif bagi mana Sdr. Hermanto, S.Pi ikut pengawas perikanan untuk menyaksikan pengukuhan kelompok bertugas. tersebut dan memberi masukan untuk  Kebijakan melakukan kegiatan budidaya kerang Kurangnya kebijakan dan dan jangan ada pindah tangan ke penegakan hukum dari pihak lain. Kegiatan Budidaya Dinas Perikanan dan Kerang ini dilakukan oleh kelompok Kelautan Provinsi Riau petambak kerang masyarakat dalam menangani setiap Kepenghuluan Pulau Halang Muka. permasalahan yang ada. Berdasarkan lobi yang dilakukan Dinas Kelautan dan oleh kedua belah pihak, disaksikan Perikanan Provinsi Riau oleh Hermanto selaku perwakilan terkesan menunggu adanya UPT dan Polres air, di dapatilah titik konflik terlebih dahulu, baru temu dari kedua belah pihak bertindak. bersepakat, Sdr. Mispar masih dapat  Jumlah Pegawai melakukan kegiatan budidaya kerang Sedikitnya jumlah pegawai sampai dengan 31 Desember 2019 UPT Pengendalian (sampai panen kerang selesai). Sumberdaya Kelautan dan Setelah itu Sdr. Mispar Perikanan Wilayah 3, yaitu mengembalikan lahan ke kelompok sebanyak 10 orang. petambak kerang. Seharusnya dengan tugas yang cukup banyak dan c. Faktor Penghambat berat ini, jumlah pegawai di  Anggaran UPT tersebut harus Sebelum Undang-undang ditambah. Nomor 23 Tahun 2014, anggaran pengawasan 1,5 E. Kesimpulan dan Saran M/Tahun, ada 48 Trip Patroli dalam setahun, 4 Kesimpulan Trip dalam sebulan. 1. Pengawasan Pemerintah Semenjak Undang-undang Daerah yang dilakukan oleh Nomor 23 Tahun 2014 Dinas Kelautan dan Perikanan disahkan, anggaran Provinsi Riau melalui Unit pengawasan dari provinsi Pelaksana Teknis (UPT) sangat kurang, yaitu hanya Pengendalian Sumberdaya sebesar 250 juta/Tahun, ada Kelautan dan Perikanan 8 Trip Patroli dalam Wilayah 3, berupa pengawasan setahun. yang preventif dan represif.  Kapal Pengawas Perikanan Pengawasan preventif yang Jumlah kapal pengawas dilakukan oleh Unit Pelaksana perikanan hanya 1 buah. Teknis melalui sosialisasi dan Kapal tersebut berbagi pembinaan. Sosialisasi dan dengan Kota Dumai, bahkan pembinaan ini dilakukan terkadang dipinjam oleh dengan cara mendatangi Kabupaten lain. Sehingga langsung rumah nelayan satu

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 11

persatu untuk diberi Kelautan dan Perikanan pengarahan terkait prosedur Provinsi Riau Wilayah 3, serta yang harus dipatuhi saat tuntutan kehidupan para menjalankan aktivitasnya nelayan yang menuntut mereka sebagai nelayan. Dalam waktu untuk menangkap dengan alat tertentu UPT juga mengundang terlarang agar jumlah ikan nelayan untuk datang ke kantor lebih banyak dan kehidupan UPT untuk diberi sosialisasi mereka lebih sejahtera. dan pembinaan. UPT juga rutin Hubungan antara Unit mengadakan patroli laut yang Pelaksana Teknis (UPT) dilaksanakan setiap 1 tahun 8 Pengendalian Sumberdaya kali. Sepanjang tahun 2018 Kelautan dan Perikanan terdapat 9 kasus kelautan dan Wilayah 3 dengan Dinas perikanan, dan pada 2019 Kelautan dan Perikanan terdapat 4 kasus kelautan dan Provinsi Riau adalah UPT perikanan. Bentuk pengawasan wajib berkoordinasi dengan represif yang dilakukan UPT Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu dengan mendatangi Provinsi Riau apabila terjadi langsung tempat nelayan yang permasalahan atau konflik sedang berkonflik, dan yang terjadi di ketika menyelesaikan permasalahan melakukan pengawasan. tersebut dengan kekeluargaan. Apabila masalah tidak bisa di Setelah itu, UPT kembali selesaikan, Dinas Kelautan dan melakukan pembinaan Perikanan Provinsi Riau terhadap nelayan yang mengambil alih permasalahan melanggar aturan hukum agar tersebut untuk di proses ke tidak mengulangi jalur hukum. perbuatannya. Saran 2. Faktor yang menghambat 1. Pengawasan Pemerintah kinerja Pemerintah Daerah Daerah yang bersifat Preventif dalam pengawasan melalui yang dilakukan oleh Unit UPT Pengendalian Pelaksana Teknis (UPT) Sumberdaya Kelautan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan Wilayah 3 Kelautan dan Perikanan mempunyai 4 penyebab. Yaitu Wilayah 3 harus lebih intens minimnya anggaran lagi. Agar nelayan Rokan Hilir menyebabkan intensitas patroli lebih cerdas lagi dalam berkurang, kapal pengawas menjalankan aktivitasnya perikanan hanya 1 buah, sebagai nelayan. Sedangkan kurangnya kebijakan dan Pengawasan Pemerintah penegakan hukum dari Dinas Daerah yang bersifat represif Kelautan dan Perikanan yang dilakukan oleh UPT harus Provinsi Riau, Kurangnya ditingkatkan lagi. Intensitas jumlah staf di UPT patroli harus diperbanyak Pengendalian Sumberdaya volumenya, mengingat kondisi

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 12

laut yang luas dan banyaknya DAFTAR PUSTAKA jumlah nelayan di Rokan Hilir, tidak cukup hanya 8 kali dalam Buku Bacaan setahun. Bohari, 2002, Pengawasan 2. Dinas Kelautan dan Keuangan Negara, Rajawali Perikanan Provinsi Riau harus pers, Jakarta. lebih memerhatikan lagi Faisal, Sanapiah. 2010, Format- pelaksanaan fungsi Format Penelitian Sosial, Raja pengawasan Pemerintah Grafindo Persada, Jakarta. Daerah yang dilakukan oleh UPT Pengendalian James, A Black. dan Dean, J Sumberdaya Kelautan dan Champion. 2009, Metode & Perikanan Wilayah 3 yang Masalah Penelitian Sosial, bertempat di Rokan Hilir, Refika Aditama, Bandung. karena potensi kelautan dan perikanan Kabupaten Rokan Josef, K. Riwu. 2012, Analisis Hilir sangat besar. Jika dijaga Hubungan Pemerintah Pusat dengan baik maka hasilnya dan Daerah di Indonesia, akan baik pula, tetapi jika tidak Gadjah Mada University Press, dijaga dengan baik maka bukan Yogyakarta. tidak mungkin produksi ikan di Rokan Hilir makin menurun. Manullang, M. 2015, Dasar – Dasar Kapal pengawas perikanan Manajemen, Gadjah Mada harus di tambah lagi, karena University Press, Yogyakarta. tidak cukup hanya dengan satu Rilus A, Kinseng. 2014. Konflik kapal mengawasi laut yang Nelayan. Yayasan Pustaka seluas itu. Belum lagi dengan Obor Indonesia. Jakarta segala kemungkinan terburuk yang bakal terjadi. Setidaknya Salam, S. Dharma. 2004. Manajemen harus ada satu kapal cadangan Pemerintahan Indonesia. PT. untuk mengantisipasi Raja Grafindo Persada. Jakarta. terjadinya kerusakan di kapal utama. Jumlah Pegawai harus Siagian, P. Sondang. 2005. Fungsi- ditambah, karena untuk Fungsi Manajerial. PT. Bumi mengurusi urusan yang serumit Aksara, Jakarta. itu tentunya harus banyak Suryanto, Bagong. 2010. Metode tenaga yang di perlukan. Selain Penelitian Sosial. Kencana, itu Dinas Kelautan dan Jakarta. Perikanan Provinsi Riau harus membuat kebijakan berupa Syafiie, Inu Kencana. 2011. sanksi terhadap nelayan yang Manajemen Pemerintahan. menggunakan alat tangkap Pustaka Reka Cipta, Bandung. terlarang, agar menimbulkan efek jera bagi mereka yang melakukan pelanggaran.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 13

Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Ilmu Naim, Armain. Pengawasan Kapal Organisasi, Andi Offset, Perikanan Yang Beroperasi Di Yogyakarta. Perairan Maluku Utara.

Peraturan/Undang-Undang Rizky, Aulia. Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan Dalam Undang- Undang 23 Tahun 2014 Kegiatan Penangkapan Ikan Di Tentang Pemerintahan Daerah; Kota Tegal Berdasarkan UU Undang – Undang Nomor 31 Tahun No. 45 Tahun 2009 2004 Tentang Perikanan; Sofwan, Muhammad. 2012. Pengawasan Pemerintah Undang- Undang Nomor 45 Tahun Daerah Terhadap Illegal 2009 Tentang Perubahan atas Fishing (Studi Kasus Undang-undang Nomor 31 Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004 Tentang Provinsi Riau Tahun 2012). Perikanan; Zikri Muhammad, dkk. Implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Undang-undang No. 23 Tahun Perikanan Republik Indonesia 2014 tentang pemerintahan Nomor.17/PERMEN-KP/2014 daerah Oleh Dinas Perikanan Tentang Pelaksanaan Tugas dan Kelautan Provinsi Riau Pengawas Perikanan; Dalam Pengawasan Peraturan Gubernur Riau Nomor: 84 Perikanan. Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan Skripsi Organisasi Tugas dan Fungsi, Anizur, Andika. 2017. Pengawasan serta Tata Kerja Dinas Dinas Sosial dan Tenaga Kelautan dan Perikanan Kerja Terhadap Pemenuhan Provinsi Riau; Hak Tenaga Kerja Pada Peraturan Gubernur Riau nomor 54 Perubahan Di Kabupaten tahun 2017 tentang Kampar Tahun 2014-2015. Pembentukan Unit Pelaksana Darmawan, Febri. 2017. Teknis pada dinas kelautan dan Pengawasan Dinas Pendidikan perikanan Provinsi Riau; dan Kebudayaan Terhadap Rencana Strategis Dinas Kelautan Izin Penyelenggaraan dan Perikanan Provinsi Riau Pendidikan Anak Usia Dini di Tahun 2019-2024. Kecamatan Tampan Tahun 2015. Jurnal Mariana. 2016. Pengawasan Dinas Naim, Armain. Pengawasan Pertambangan dan Energi Sumberdaya Perikanan Dalam Terhadap Usaha Penanganan Illegal Fishing Di Pertambangan Granit (Studi Perairan Provinsi Maluku Kasus PT. Kawasan Dinamika Utara.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 14

Harmonitama Kabupaten Karimun Tahun 2012-2014). Mulyani. 2016. Pengawasan Badan Lingkungan HidupTerhadap Limbah Industri Perusahaan Kelapa Sawit Di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014-2015. Sudrajat, Muhammad Rangga. 2017. Pengawasan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) Kota Pekanbaru Terhadap Fungsi Terminal Angkutan Umum Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2016.

JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli – Desember 2020 Page 15