DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2018 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga buku ini dapat tersusun dengan baik. Penyusunan Profil Potensi Usaha dan Peluang Investasi Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk: 1) Menyediakan data dan informasi potensi usaha dan peluang investasi Provinsi Sumatera Barat kepada stakeholders dan calon investor; 2) Referensi dan pertimbangan dalam memutuskan investasi di sektor kelautan dan perikanan serta percepatan industri kelautan dan perikanan; serta 3) Mempromosikan potensi usaha dan peluang investasi sektor kelautan dan perikanan, baik hulu dan hilir menurut lokasi (Provinsi dan Kabupaten/ Kota), komoditas/produk maupun bidang usaha.

Profil Potensi Usaha dan Peluang Investasi Kelautan dan Perikanan berisi data dan informasi usaha kelautan dan perikanan layak investasi, potensi dan pemanfaatan perikanan, infrastruktur pendukung investasi, spesifikasi teknis bidang usaha, kemudahan investasi serta kontak hubung daerah.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya buku ini. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai informasi potensi usaha dan peluang investasi kelautan dan perikanan di Provinsi .

Jakarta, Desember 2018

Tim Penyusun PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya alam kelautan dan perikanan bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, maka taka ada jalan kecuali mengimplementasikan prinsip tiga pilar. Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan. Tiga pilar inilah yang menjadi misi Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Kabinet Kerja guna mewujudkan visi yang dicanangkan yakni Laut Sebagai Masa Depan Bangsa. Sektor Perikanan termasuk di Provinsi Riau selama ini belum sepenuhnya dikelola secara berdaulat, tidak berkelanjutan dan tidak mensejahterakan. Jika kondisi ini dibiarkan, International Union for Conservation of Nature memproyeksikan potensi tangkapan ikan di perairan Indonesia akan anjlok hingga 40 % pada Tahun 2050. Bahkan berdasarkan kajian University of California Santa Barbora (UCSB) dan Balitbang Kelautan dan Perikanan KKP RI, jika eksploitasi berlebihan terus dibiarkan, biomassa ikan di perairan nusantara akan anjlok hingga 81 persen pada tahun 2035. Kapal-kapal ikan asing juga menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sehingga merusak ekosistem dan mengancam kelestarian stok ikan. Penangkapan ikan secara illegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (Illegal, unreported, unregulated/IUU Fishing) memenuhi perairan Indonesia, menginjak-injak kedaulatan dan mengabaikan kelestraian. Laut yang seharusnya menjadi sumber kesejahteraan nelayan lokal, makin lama tak bisa diandalkan sebagai mata pencaharian. Tangkapan nelayan lokal terus menurun akibat tidak mampu bersaing dengan kapal- kapal besar milik asing. Ikan pun seolah hilang sering rusaknya ekosistem dan terumbu karang. Berdasarkan survey BPS periode 2003-2013, jumlah rumah tangga nelayan turun dari 1,6 juta menjadi hanya sekitar 800.000. selain itu, sebanyak 115 perusahaan pengolahan ikan nasional gulung tikar akibat tak mendapat pasokan ikan mengingat kapal-kapal illegal fishing langsung membawa ikan curiannya ke luar negeri. Untuk mewujudkan misi kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan tentu saja IUU Fishing, Overfishing, dan penangkapan yang merusak (destructive fishing) harus diberantas. KKP pun merumuskan secara matang dan komprehensif kebijakan reformasi total sector perikanan termasuk target-target pencapaiannya. Sebagai langkah awal pemberantasan IUU Fishing, KKP menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 Tahun 2014 tentang moratorium izin untuk kapal eks asing. Kapal eks asing merupakan kapal yang awalnya dimiliki asing atau kapal yang diimport dari Negara lain yang kemudian benderanya diganti dengan bendera Indonesia sehingga menjadi kapal nasional. KKP juga menerbitkan Permen KP Nomor 57/2014 tentang larangan alih muat (transshipment) di tengah laut. Kebijakan ini dikeluarkan lantaran transshipment dilarang, pasokan ikan ke industry pengolahan di sejumlah Negara turun drastis. Ini membuktikan bahwa sebagian besar pasokan ikan-ikan ke Negara-negara tetangga merupakan hasil illegal fishing dari perairan Indonesia. Pemberantasan IUU Fishing telah membuat produksi perikanan tangkap laut nasional melanjak drastis 11,3 % pada tahun 2017. Seiring melonjaknya produksi ikan yang ditangkap kesejahteraan nelayanpun kian meningkat. Hal ini terlihat dari Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) maupun Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUN) yang terus membaik secara signifikan. Pemberantasan IUU fishing tidak hanya menguntungkan Negara dari segi penerimaan pajak PNBP, tapi juga menyelamatkan uang Negara triliunan rupiah dari BBM bersubsisdi yang banyak dipakai kapal illegal fishing. Selanjutnya pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Riau mengacu pada konsep kebijakan KKP mengarahkan kepada pembangunan di wilayah pesisir dan laut, karena daya dukung sumberdaya darat dari waktu ke waktu semakin berkurang karena digerus pertambahan penduduk. Untuk mengoptimalkan dan mendorong industry perikanan, KKP membuat Program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) dan system logistic ikan. SKPT merupakan pembangunan pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan dengan sector kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama. Tak hanya mendorong industry perikanan di pulau- pulau kecil, konsep SKPT juga merupakan upaya membangun Indonesia dari pinggiran menjadikan daerah-daerah terluar sebagai beranda depan Indonesia. Pembangunan di wilayah pesisir dan laut merupakan upaya pemberian alternative pilihan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya sekaligus sebagai upaya peningkatan kualitas pelaku usaha yang dilakukan secara berkelanjutan dengan basis komoditas local yang kompetitif berlandaskan kemampuan regional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No 23 Tahun 2014 yang membatasi kewenangan Provinsi adalah di wilayah pesisir dan laut untuk kegiatan budidaya dan penangkapan. Untuk mendayagunakan potensi sumber daya kelautan dan perikanan diperlukan kesungguhan dan dukungan politik, ekonomi, sosisl untuk menjadikan sector kelautan dan perikanan sebagai prime mover (penggerak) pembanguanan ekonomi di Provinsi Riau. Dengan kata lain sudah seharusnya sector kelautan dan perikanan Riau dijadikan main stream (ARUS UTAMA) Pembangunan Riau untuk masa kini dan masa yang akan datang. Salah satu Kabupaten Provinsi Riau yang berpotensi untuk peluang investasi adalah Kabupaten Kampar, berikut ulasannya : KABUPATEN KAMPAR

I. Keadaan Umum

1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Kampar terletak diantara 10°25’ Lintang Utara - 00°20’ Lintang Selatan, 100° 42’ - 103° 28’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah utara dengan Kabupaten dan Rokan Hulu. - Sebelah selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi. - Sebelah barat dengan Propinsi Sumatera Barat. - Sebelah timur dengan Kabupaten Pelelawan dan Kota .

Kabupaten Kampar dengan populasi 415.344 orang, dibagi dalam 21 kecamatan yang meliputi area seluas 11.707,64 km, hampir seluruh daerah merupakan dataran rendah, terkecuali beberapa daerah yang dilalui oleh Bukit Barisan dengan ketinggian 200 - 300 m diatas permukaan laut. Iklim di Kabupaten Kampar adalah tropis dengan suhu rata-rata 22° C - 31° C. Musim kemarau berlangsung antara bulan Maret sampai Agustus, sementara musim hujan berlangsung antara bulan September sampai Februari. Di Kabupaten ini terdapat tiga Sungai besar, yaitu Siak, Rokan, dan Kampar yang salah satunya bermuara di Selat Malaka. Sungai Kampar sepanjang 413,5 km dengan kedalaman rata rata 7,7 m dan lebar 143 m. Sungai Siak sepanjang 90 km dengan kedalaman rata rata 8 - 12 m. Disamping itu terdapat lebih kurang seratus sungai yang dapat menghubungkan satu desa ke desa lainnya. Saat ini Tahun 2018, Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, sebagai hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya. Kedua puluh satu kecamatan tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah: 1. (Ibu Kota Bangkinang) 2. Bangkinang Barat (Ibu Kota Kuok) 3. Bangkinang Seberang (Ibu Kota Muara Uwai) 4. Gunung Sahilan (Ibu Kota Gunung Sahilan) 5. Kampar (Ibu Kota Air Tiris) 6. Kampar Kiri (Ibu Kota Sungai Pagar) 7. Kampar Kiri Hilir (Ibu Kota Gema) 8. Kampar Kiri Hulu (Ibu Kota Lipat Kain) 9. Kampar Timur (Ibu Kota Kampar) 10. Kampar Utara (Ibu Kota Desa Sawah) 11. Perhentian Raja (Ibu Kota Pantai Raja) 12. Rumbio Jaya (Ibu Kota Rumbio) 13. Salo (Ibu Kota Salo) 14. Siak Hulu (Ibu Kota Pandau) 15. Tambang (Ibu Kota Tambang) 16. Tapung (Ibu Kota Petapahan) 17. Tapung Hilir (Ibu Kota Pantai Cermin) 18. Tapung Hulu (Ibu Kota Sinama Nenek) 19. XIII Koto Kampar (Ibu Kota Muara Mahat) 20. Perhentian Raja (Ibu Kota Pantai Raja) 21. Kuok (Ibu Kota Kuok) 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin dan Usia

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 65+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kampar Tahun 2017

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 – 4 48.213 45.937 94.150 2 5 – 9 44.956 42.324 87.280 3 10 - 14 42.592 39.977 82.569 4 15 - 19 37.389 34.911 72.300 5 20 - 24 35.377 33.689 69.006 6 25 - 29 36.858 36.206 73.064 7 30 - 34 35.798 35.015 70.813 8 35 - 39 34.257 33.423 67.680 9 40 - 44 32.250 29.510 61.670 10 45 - 49 26.293 23.452 49.745 11 50 - 54 19.334 16.771 36.105 12 55 - 59 13.693 12.222 25.915 13 60 - 64 8.446 8.005 16.451 14 65 + 11.609 13.880 25.489 Jumlah 427.065 405.332 832.387 Sumber: BPS Kabupaten Kampar 1.3. Upah Minimum Provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan rencana tata ruang wilayah zonasi perikanan (RZ) sedang disusun / sedang dalam draft / perencanaan (jika ada)

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) (jika ada) 2. Produksi (jika ada) 3. Jumlah Pelaku Usaha (jika ada) 2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap Luas perairan areal penangkapan ikan di Provinsi Riau seluas 21.478,81 km2. Jenis tangkapan yang dominan antara lain : Ikan bawal hitam, Ikan gulamah, Ikan bulu ayam, Ikan Belanak, ikan Kakap putih, Ikan nila, Ikan baung, Ikan mas, Ikan Lais dan Ikan belida

2. Produksi Data Produksi Perikanan Tangkap Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kampar 2.862,60 2.773,60 2.327,00 2.536,60 3.772,22

Sumber : Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

Data Produksi Perikanan Tangkap 4.000,00

3.500,00

3.000,00

2.500,00

2.000,00

1.500,00

1.000,00

500,00

0,00 2013 2014 2015 2016 2017

Data Produksi Perikanan Tangkap

No Komoditas Jumlah Produksi 1 Bawal hitam 17.585.848 2 Gulamah 12.527.940 3 Bulu ayam 9.490.003 4 Belanak 8.890.402 5 Kakap putih 7.092.208 3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Kampar 6.066 3.261 706 349 116 52 -

Sumber : Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya Luas laut di Provinsi Riau sebesar 681.961,83 km², panjang garis pantai 2.713 km² dan memiliki 4 sungai besar antara lain Sungai Rokan 325 km², Sungai Siak 345 km², Sungai Kampar 580 km² dan Sungai Indragiri hilir 647 km² . Jenis komoditas yang dominan antara lain ikan lele, ikan nila, ikan patin, ikan kerang darah dan ikan bawal

2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kampar 54.940,80 55.682,74 57.868,63 57.014,33 58.148,05

Sumber : Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

Data Produksi Perikanan Budidaya 59.000,00

58.000,00

57.000,00

56.000,00

55.000,00

54.000,00

53.000,00 2013 2014 2015 2016 2017

Data Produksi Perikanan Budidaya

Data produksi per komoditas unggulan tahun 2013 - 2017

No Komoditas Jumlah Produksi 1 Lele 44.361.478 2 Nila 23.656.044 3 Patin 23.185.714 4 Kerang darah 11.611.856 5 Bawal 691.241 3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan No Kabupaten Budidaya 2015 2016 2017*

1 Kampar 8.777 7.639 7.639

Sumber : Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

Jumlah Pembudidaya 9.000,00 8.800,00 8.600,00 8.400,00 8.200,00 8.000,00 7.800,00 7.600,00 7.400,00 7.200,00 7.000,00 2015 2016 2017*

Jumlah Pembudidaya

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran Jenis komoditas yang dominan menjadi bahan baku usaha pengolahan dan pemasaran antara lain Ikan Patin, ikan lele dan Udang segar.

2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kampar 29 28 30 32 31

Sumber : Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

Data Produksi Pengolahan dan Pemasaran 33,00

32,00

31,00

30,00

29,00

28,00

27,00

26,00

2013 2014 2015 2016 2017

Data Produksi Pengolahan dan Pemasaran

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar Bedasarkan data dari dinas kabupaten/kota jumlah UPI/UMKM yang bergerak dibidang pengolahan dan pemasaran berjumlah 347 UPI/UMKM se Provinsi Riau

No KABUPATEN/KOTA JUMLAH UNIT USAHA 1 Pekanbaru 74

2 Kampar 33

3 Pelalawan 58

4 Siak 10

5 Dumai 9

6 Bengkalis 31

7 Rokan Hilir 13

8 Rokan Hulu 13

9 Indragiri Hilir 66

10 Indragrii Hulu 10

11 Kuantan Singingi 10

12 Kepulauan Meranti 20

Jumlah 347 Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau

Jumlah UPI dan Pengolahan 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

Jumlah UPI dan Pengolahan

III. Kondisi Perikanan

Potensi pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Kampar cukup luas dan mempunyai peluang yang cukup basar untuk dikembangkan. Untuk budidaya kolam ikan tersedia areal seluas 6.111,3 Ha, dari luas tersebut telah diusahakan seluas 700,03 ha atau 11,46 % dengan produksi 14.135,15 ton atau dengan tingakat produktifitas baru mencapai 20,91 ton/ha/tahun, sedangkan tingkat produktifitas optimum budidaya kolam dapat mencapai 50 – 75 ton/ha/tahun. Untuk budidaya keramba dan jaring apung tersedia areal seluas 410 ha antara lain mencakup : waduk PLTA Koto Panjang selaus 275 Ha, sungai seluas 125 Ha, dan danau lainnya seluas 10 Ha. Dari jumlah tersebut baru dimanfaatkan untuk budidaya keramba sebanyak 35,75 Ha (8,72 %) atau 7.150 unit, dengan produksi 9.014,85 ton atau dengan tingkat produktifitas telah mencapai 252,16 ton/ha/tahun (1,26 ton/unit/tahun). Sehubungan dengan potensi yang dimiliki, Kabupaten Kampar telah ditetapkan sebagai Kawasan sentra Produksi Perikanan Air Tawar di Propinsi Riau melalui surat keputusan Gubernur Riau Nomor : KPTS. 999/II/2000 tanggal 28 Febuari 2000. Hal tersebut telah ditindak lanjuti antara lain : 1). Pembentukan Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) Perikanan Kabupaten Kampar melalui SK Bupati Kampar nomor : 111 Tahun 2006 tanggal 12 Mei 2005; 2). Pengembangan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Air Tawar Propinsi Riau melalui SK Dirjen P2HP DKP RI nomor : KEP.69/DJ-P2HP/2007 tanggal 20 September 2007; dan 3). Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Kampar melalui SK Bupati Kampar nomor : 050/Bappeda/174/2009 tanggal 20 Maret 2009.

Sehubungan dengan produksi budidaya perikanan yang semakin meningkat maka sejalan dengan itu potensi pengolahan hasil perikanan juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari pengolahan ikan yang selama ini berasal dari hasil tangkapan di perairan umum sungai dan rawa dalam pembuatan ikan salai dan ikan asin, maka potensi pengolahan telah berganti dengan ikan hasil budi daya seperti ikan patin dalam pembuatan ikan asap, Nugget, Bakso dan Fillet ikan patin. Dalam rangka peningkatan hasil olahan perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Kampar telah mengambil langkah-langkah dan berbagai upaya melalui kebijakan program / kegiatan. Kondisi yang diinginkan dalam rangka upaya adalah : 1. Meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk perikanan yang berdaya saing tinggi melalui pengembangan sentra-sentra pengolahan berbasis industri. 2. Meningkatkan pemanfaatan potensi melalui pengembangan kawasan sentra-sentra budidaya perikanan. 3. Meningkatkan produksi benih ikan yang berkualitas melalui pengembangan Balai Benih ikan dan penumbuhan kelompok- kelompokpembenihan rakyat (UPR/KPR). 4. Meningkatkan sarana dan prasarana Perikanan melalui Pengembangan Kawasan, seperti Pengembangan Kawasan Minapolitan, Pengembangan Kawasan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan, dan Pengembangan Kawasan Budidaya KJA Waduk PLTA Koto Panjang. 5. Meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan budidaya dan pengolahan hasil perikanan di kawasan minapolitan dan sentra pengolahan hasil perikanan. 6. Meningkatkan Potensi Usaha masyarakat dengan memanfaatkan lahan- lahan non produktif untuk dijadikan lahan usaha pembesaran ikan.

A. SENTRA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 1. SEJARAH/RIWAYAT SENTRA

Usaha Pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Kampar telah ada dan merupakan usaha yang dilaksanakan Masyarakat Kabupaten Kampar, tetapi usaha ini masih dilaksanakan secara tradisional dan merupakan upaya mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan nelayan yang tidak terjual segar. Kecenderungan pengolahan dilakukan terhadap ikan hasil tangkapan diperairan umum, bentuk olahan masih sangat terbatas dalam bentuk ikan asap dan ikan asin. Pengolahan ikan dilaksanakan secara individu dan masih bersifat tradisional. Seiring dengan perubahan waktu, ikan hasil tangkapan di perairan umum ikut berkurang, maka pengolahan dalam bentuk asap berpindah dari ikan hasil tangkapan ke ikan hasil budidaya, terutama jenis ikan patin kolam. Dengan berkembang dan bertambah tempat-tempat pengolahan ikan terutama ikan salai patin yang dilaksanakan masyarakat tani nelayan secara tradisional dan sulitnya dalam pembinaan mutu hasil olahan maka di rencanakan untuk menghimpun pengolah dalam satu wadah usaha yang terintegritas atau dalam satu kawasan, terutama pengolah yang ada di Desa Koto Mesjid kec. XIII Koto Kampar. Maka lahirlah Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Air Tawar Kabupaten Kampar Provinsi Riau yang dibangun berdasarkan SK Dirjen P2HP DKP RI nomor : KEP.69/DJ-P2HP/2007 tanggal 20 September 2007. Pembangunan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Air Tawar Kabupaten Kampar budget sharing pembangunan sentra pengolahan hasil perikanan antara Kementerian Kelautan Perikanan, dalam hal ini adalah Direktoral Jenderal P2HP, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau dan Dinas Perikanan Kabupaten Kampar. Pembangunan dimulai tahun 2008 dengan rencana Burget Sharing (Proposal Grand Desain Pembangunan Sentra) selama tiga tahun anggaran kedepan. Rencana pendanaan APBN tahun 2008 atau tahun pertama pembangunan, tetapi belum dapat direalisasikan dan APBD Kabupaten Kampar tahun 2008 dengan realisasi pembangunan Sentra pengolahan Hasil Perikanan Air Tawar Kabupaten Kampar tahun 2008 dari dana APBD Kampar dalam bentuk : 1. Pembebasan Lahan seluas 3.4 Ha 2. Land Clearing 3. Grand Design 4. Pembangunan Turap 5. Pembangunan IPAL 6. Pemasangan Jaringan Listrik TR Sentra pengolahan hasil perikanan air tawar Desa koto Mesjid Kec. XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar mulai dioperasikan pada bulan maret tahun 2012 dengan beberapa jenis usaha seperti : Ikan salai Patin, Nugget Patin, Bakso Patin dan Kerupuk Patin. Tahun 2014 jenis usaha ditambah dengan Fillet Patin. 2. PERKEMBANGAN UKM DI SENTRA PHP Kelompok pengolah yang aktif menjalankan usahanya di Sentra PHP Desa Koto Mesjid hingga Tahun 2017 yaitu sebanyak 10 (Sepuluh) kelompok yang terdiri dari 9 (sembilan) kelompok pada olahan ikan salai patin dan 1 (satu) kelompok pada olahan nugget, bakso, Abon, pudung, kerupuk ikan dan kerupuk kulit ikan. Adapun Kelompok Pengolah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Putra Agung 2. Mitra Salai 3. Kim Salai 4. Salai Dua Putri 5. Rezky Salai 6. Arios Fish 7. Wali Salai 8. Acu Ghali Salai 9. Qintan Agung Sejahtera 10. Pudung Anugrah Masing-masing kelompok memiliki struktur pengurus kelompok yang dikepalai oleh Ketua, sekretaris, bendahara dan anggota kelompok. Selain itu setiap kelompok memiliki karyawan tetap yang bekerja sesuai dengan job masing-masing dan diberikan upah/gaji sesuai dengan standar dan volume kerjanya. Seluruh karyawan yang ada dalam kelompok tersebut secara otomatis menjadi anggota kelompok.

3. BAHAN BAKU DAN PRODUK a. Bahan baku Umumnya ikan yang diolah sebagai bahan baku ialah ikan patin (Pangasius pangasius) yang diperoleh dari petani pembudidaya ikan yang berada di Desa Koto Mesjid dan desa sekitarnya. Untuk Olahan ikan salai patin yaitu ikan patin yang berukuran 150 gr sampai ukuran 400 gr/ekor dengan lama pembesaran sekitar 4 bulan, sedangkan untuk olahan nugget, kerupuk dan lainnya adalah ikan dengan berat diatas 700 gr/ekor dengan waktu pembesaran diatas 6 bulan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, dibutuhkan sumber bahan baku ikan yang baik pula, tidak tercemar baik secara fisik, biologis dan kimia. Secara umum bahan baku ikan patin segar yang berasal dari petani ikan setempat sudah diakui kualitasnya oleh berbagai pihak karena benar-benar telah memenuhi standar untuk bahan baku olahan. Kebutuhan bahan baku ikan setiap hari di sentra pengolahan + 5 – 10 ton dan harga ikan per kg nya sekitar Rp. 14.500 dengan sistim pembayaran ke petani secara tunai.

b. Produksi Jumlah produksi ikan salai dan produk olahan lainnya sangat erat kaitannya dengan ketersediaan bahan baku dan permintaan pasar, Pada tahun 2017 ini olahan untuk ikan salai rata-rata kebutuhan bahan baku dan produksi harian sebanyak + 500 hingga 1000 kg/hari/pengolah dengan produksi ikan salai sebesar 150 - 300 kg, saat ini pengolah ikan salai patin yang berada di Sentra PHP Desa Koto Mesjid sebanyak 9 kelompok pengolah dan setiap bulannya mereka melakukan aktivitas pengolahan sebanyak 16 kali. jadi kebutuhan rata-rata ikan segar setiap bulan pada tahun 2017 adalah sebesar 110.716, 2 kg dengan produksi ikan salai sebesar 32.107,7 kg. Disamping itu ada jenis olahan produk diversifikasi antara lain Nugget patin, Bakso patin, Abon dan Pudung Ikan patin. c. Kemasan Seiring perkembangan dan peningkatan produksi olahan maka pada tahun 2014 UPTD. Pengolahan Dinas Perikanan Kabupaten Kampar mendesain dan menyediakan kemasan khusus untuk ikan salai patin yaitu berupa kardus dengan kapasitas 30 sampai 35 kg dan kemasan plastic aluminium foil. Sedangkan untuk kemasan produk olahan lainnya yaitu berupa : - Nugget, kemasan plastic aluminium foil dengan bentuk biasa. - Kerupuk, kemasan aluminium foil dengan bentuk stunding Pouch dan biasa. - Abon, kemasan aluminium foil dengan bentuk stunding pouch. - Bakso, kemasan plastic vacuum dengan bentuk biasa. - Pudung, kemasan plastic vacuum dengan bentuk biasa. - Minyak Ikan, aluminium foil dengan bentuk stunding pouch.

d. Harga jual per produk dan sistem pembayaran Stabilitas harga jual berbagai produk olahan ikan patin untuk saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah permintaan pasar, ketersediaan produk, dan kondisi perekonomian masyarakat. Pada tahun 2017 ini untuk harga jual produk ikan salai yaitu rata-rata sebesar Rp. 60.000/kg sedangkan produk lain adalah : - Nugget Patin 200 gr harga jualnya : Rp. 10.000,- - Kerupuk Patin 200 gr harganya : Rp. 10.000,- - Bakso Patin 200 gr harga jualnya : Rp. 10.000,- - Abon 50 gr harga jualnya : Rp. 10.000,- - Pudung Patin 100 gr harga jualnya: Rp. 7.000,-

e. Pemasaran dan potensinya Pada umumnya produk ikan salai yang berasal dari Sentra Pengolahan pemasarannya masih terbatas pada pasar tradisional dengan jangkauan pasar lokal dalam daerah dan luar daerah yaitu Provinsi Riau, Aceh, Sumatera Utara, Jambi dan Kepri. Dalam upaya mempromosikan produk ikan salai, beberapa pengolah telah melakukan pendekatan dengan berbagai pihak dan konsumen baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri untuk melakukan kerjasama dalam hal pemasaran ikan salai patin. Produk Olahan, kerupuk, abon dan olahan lainnya saat ini dipasarkan pada pasar tradisional di Propinsi Riau dan belum bisa menembus pasar modern seperti super market karena belum dilengkapi berbagai izin dan lainnya. Namun ada beberapa produk beku seperti bakso dan nugget ikan saat ini sudah bisa di jual di pasar modern di wilayah Riau.

4. SARANA DAN PRASARANA

NO SARANA JUMLAH A SARANA 1 Meja 1/2 Biro 12 2 Meja 1 Biro 3 3 Kursi tamu standar 4 4 Kursi ruang aula kaki besi 66 5 kursi kayu tamu 1 6 kursi fiber glass/plastik 3 7 Tempat tidur besi 24 8 Kasur/Spring bed 48 9 Lemari kayu 12 10 Lemari katalog 16 11 Meja stenless tinggi (2x1x0,8m) 4 12 Meja stenless rendah (2x1x0,25m) 2 13 Meja stenless (1,8x0,7x0,85m) 10 14 Meja stenless (2x1x0,85m) 2 15 Gergaji chain saw ms 381 1 16 Gergaji chain saw ms 170 1 17 Hand truck kecil 18 18 Hand truck besar 20 19 Gerobak dorong artco 40 20 Vacuum Cleaner 2 21 Kompor gas + tabung gas 6 22 Mixer model B-20 U-Plan 2 23 Mixer 1 24 Pisau belah salai 50 25 Talenan plastik lyon star 55 26 Batu asah 11 27 Talenan kayu 50 28 Dandang stenless 2 29 Dandang pengukus 4 30 Dandang kukus bertingkat 3 31 Genset 20 KVA 1 32 Timbangan digital 30 kg 6 33 Timbangan digital 2 kg 4 34 Slicer (pengiris type vc.65ms) 2 35 Sprayer hama 1 36 Spinner (pengering minyak type kt 40) 2 37 Kuali penggorengan 60/55 5

38 Kuali penggorengan 50/55 15 39 Racun api type dry powder 10 40 Kotak P3K 10 41 Sealer injak 2 42 Baki stenless 70 cm 10 43 Vacuum Packing Machine DZ-260/PD 1 44 Freezer Cabinet 4 pintu 500 L 2 45 Freezer Cabinet 6 pintu/ABF Portable 3 46 Freezer Laboratory Fridge 1 47 Grinder 2 48 Timbangan barang 100kg 2 49 Exhause fan 4 50 Sealer multifungsi sf-150 2 51 Sealer multifungsi sf-150 1 52 Pompa angin tangan 2 53 Mesin Sooking 2 54 Conveyor 1 55 Coolbox fiber besar (orange) persegi 8 56 Nampan plastik kecil 49 57 Pisau Fillet TRANMONTINA 29 58 Tong sampah krisbow + tutup 20 59 Baskom anti pecah besar 30 60 Nampan stenless kecil 75 61 Nampan stenless oval 4 62 Laptop 2 63 Sepatu booth 146 64 Water treatment unit 1 65 Universal FRITTER QS508A 2 66 Oven (mesin pengering) 1 67 Mixer (mesin pengaduk) 1 68 Slicer (mesin potong kerupuk) 1 69 Continuos Vacuum Sealer DBF900W 1 70 Mesin rumput 3 71 Printer Canon MP 280 series 1 72 Laptop Sony Vaio 1 73 Sprayer rumput SOLO & MIDORI 4 74 Coolbox lyon star 35 L 2 75 Meja 1/2 Biro TOPIX 4 76 Meja 1/2 Biro biasa 1 77 Kursi putar biasa 2 78 Power Sprayer SANCHIN Scn-30 2 79 Keranjang Plastik Merah (KIRAPAC) 310 80 Mesin Skining 1 81 Refrigerator/Lemari Pendingin 3

82 Hand Sealer 2 83 Meat Mixer FOMAC FM-R22 1 84 Meat Slicer FOMAC WED-B250B-3 1 85 Penggiling Daging 1 86 Dandang kukus, dia 40 cm 1 87 Penggorengan kerupuk 1 88 Meja penyiangan 110x40x40 cm 1 89 Pencetak Bakso (Fish Ball)R-250 1 90 Vacuum Packing Machine DZ-260/PD 1 91 Kompor pressure 2 tungku - 1 92 Tabung 3 kg+selang+regulator 1 93 Keranjang Plastik Rabbit-2007 1 94 Meja Stenless GETRA WK 180 1 95 Talenan LION STAR, CH-2 1 96 Pisau Lokal 1 97 Timbangan Bahan baku DS-560 1 98 Timbangan bumbu DS-676 1 99 Chest Freezer 300L GEA AB-396Tx 1 100 Mesin penepung 1 101 Mesin pemeras dan TUNGKU 1 102 MESIN GRIDER MAKITA 9553 B 1 103 MESIN BOR MAKITA 6412 1 104 MESIN POTONG KERUPUK 2 105 MESIN MIXER 2 106 VACUM SEALER POWERPACK DZ--280A 2 107 MEAT GRINDER FOMAC MGD-G31 2 108 COOL BOX ACE 49 Liter 2 109 LAS INVERTER FIRMAN MMA-200 1 110 PERALATAN TUKANG 1 SET 111 MOTOR VIAR 2 UNIT 112 MESIN POMPA AIR 4 113 TONG AIR 4 114 Genset BESAR 120 KVA 1 115 MESIN ES CURAH 1 116 MESIN TEPUNG BESAR 1 117 Freezer SANSIO Model SAN-1288F 5 118 Chest Freezer 300L GEA AB-396Tx 2 119 Pencetak Bakso FOMAC MBM-R-280 1 120 Pencetak Nuget ROBHAN RH-CN100p 1 121 MIXER 1 122 Vacuum Packing Machine DZ-260/PD 1 123 Timbangan DIGI-DS 560 (300kg) 2 124 Genset DAITO GX 200 4 125 Timbangan DIGI-D676 (3kg) 1

126 Coolbox Lion Star 35 L 10 127 Meja Stenless steel GETRA WK 180 2 128 Timbangan duduk 5 kg 1 129 Keranjang plastik GREEN LEAF 2 130 Dandang Kukus 1 131 Spinner 2 132 Pengadon 1 133 Televisi LED LG 42LB55 1 134 Antena Parabola Matrix 1 135 Speaker Aktif Polytron 1 136 Proyektor SONY 1 137 Pompa air SANYO P-H130B 4 138 Meja Kerja Stenless 4 139 Tray/Rak Stenless 5 140 Nampan stenless besar 50 141 Vacuum Packing Double 1 142 Pisau Fillet OXO 10 143 Nampan plastik tiris 49 144 Meteran Listrik Prabayar 11 145 Meteran Listrik Biasa 7 146 AIR BLAST FREEZER (ABF) 1 147 COLD STORAGE (CS) 1 148 AIR CONDITIONER (AC SPLIT) 12 B PRASARANA 1 Gedung Kantor UPTD. Pengolahan 1 2 Gudang Kayu 4 3 Gudang Genset 1 4 Gedung Outdoor Salai 36 5 Tempat Penjemuran 48 6 Gedung Pengasapan Indoor 1 7 Gedung Pengasapan Indoor 1 8 Rumah Pengasapan lainnya 2 9 Gedung Processing 1 10 Gedung Kerupuk 2 11 Gedung Nugget 2 12 Mess 4 13 Jembatan 1 14 MCK 1 15 Gedung Tepung 1 16 Meja Penyiangan 8 17 Kolam Ikan 3 18 Parit draenase - 19 Jalan Semenisasi - 20 Sumur artesis 14

21 Tempat Pembuangan Limbah 1m x 1m 20 22 IPAL 1 23 Rumah Jaga 1 24 Mushallah 1

5. KELEMBAGAAN

Pada Tahun 2013 dibentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) Sentra PHP Desa Koto Mesjid dengan pengurus inti sebagai berikut : Ketua : Mustakim, S.Pd Sekretaris : Rosmaniar Bendahara : Yendri Divisi Salai : Jabarullah Divisi Kerupuk : Megawati Divisi Nugget : Murniati Divisi Pemasaran : Firman Edy Divisi Olahan Lainnya : Darmita Seluruh kegiatan pengolahan dan pemasaran produk dari seluruh pengolah diatur dan dikelola secara baik oleh POKLAHSAR bekerja sama dengan UPTD. Pengolahan Dinas Perikanan Kabupaten Kampar.

6. Kegiatan lain di Sentra PHP

Pada Tahun 2015 telah disediakan (dibuat) kolam pembesaran ikan sebanyak 3 (tiga) unit untuk suplay bahan baku ikan disaat stok ikan petani berkurang dan saat ini kolam ikan tersebut sudah dapat dimanfaatkan untuk usaha pembesaran ikan oleh pengolah di Sentra pengolahan hasil perikanan.

1. Legalitas UKM yang ada di Sentra PHP (kepemilikan PIRT, SKP, MD UKM, dll)

Usaha pengolahan dan produksi hasil perikanan yang berada dalam lingkungan sentra saat ini sudah memiliki izin dari dinas kesehatan kabupaten berupa P-IRT, dan juga dalam proses penyelesaian SKP untuk beberapa UKM yang sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Produk olahan dari sentra hasil perikanan juga telah mendapatkan sertifikat halal dari BPOM-MUI.

B. PERKEMBANGAN SENTRA

1. Pembinaan dan Bimbingan kepada kelompok pengolah

a. Upaya sosialisasi penerapan SSOP dan GMP. b. Memberikan motivasi kepada pengolah agar bisa meningkatkan produksi olahan. c. Melakukan bimbingan kepada pengolah yang tidak bisa menjaga keberishan lingkungan sentra. d. Melakukan pengawasan terhadap peralatan yang digunakan oleh pengolah di sentra pengolahan e. Melakukan sharing informasi kepada pengolah mengenai jaringan pemasaran produk olahan yang mereka buat.

2. Penerapan GMP dan SSOP

Melihat dari keadaan di sentra pengolahan, Penerapan GMP dan SSOP belum semuanya dilaksanakan. Karena pengolah masih melakukan proses pengolahan khususnya pada kegiatan penyiangan untuk ikan salai masih melakukan penyiangan dilantai bagunan salai. Sedangkan pada kegiatan pengolahan hasil olahan lainnya seperti Nugget, Abon Ikan , Kerupuk Ikandan Bakso Ikan Sudah Hampir menerapkan GMP dan SSOP secara utuh. 3. Hal lain yang Berkembang dan Perlu dijelaskan :

Dari Proses Kegiatan Pengolahan Ikan di Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Khususnya pada Kegiatan Penyalaian Ikan Patin, Kami Telah Melakukan Pengambilan Minyak Ikan dari Limbah Hasil Olahan Tersebut, dan Pada saat sekarang Sudah Pada Taraf Pengujian di Balai Penelitian dan Pengembangan BioTeknologi Hasil Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan Jakarta.

D. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

Permasalahan yang dihadapi antara lain adalah :  Unit Pengolahan limbah / ipal belum ada sehingga sisa hasil proses pengolahan berupa kotoran dan jeroan belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik .  Penerapan GMP dan SSOP dalam proses pengolahan ikan belum sepenuhnya diterapkan oleh pengolah.  Pada musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi sungai tidak bisa menampung debit air yang besar, sehingga air meluap dan menggenangi sebagian kawasan sentra.

Tindak Lanjut Yang Telah Dilakukan Oleh Dinas Kabupaten Pada tahun anggaran 2014, Dinas Perikanan telah membangun meja penyiangan ikan melalui dana APBD II sebanyak 8 (delapan) unit dan telah dimanfaatkan oleh pengolah untuk melakukan aktifitas penyiangan ikan, pembuatan parit /drainase untuk saluran pembuangan air sisa proses pengolahan dan pemanfaatan limbah dari produk hasil sampingan serta semenisasi jalan lingkungan sentra pengolahan. Untuk mengurangi resiko banjir, aliran sungai akan dilakukan normalisasi dan pembersihan sepanjang daerah aliran sungai. Untuk penerapan GMP dan SSOP dalam proses pengolahan ikan, Dinas Perikanan telah melakukan upaya melalui pelatihan, bimbingan dan pembinaan langsung kepada pengolah.

IV. Sarana dan Prasarana

4.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Kampar, pada tahun 2016, panjang Jalan di Kabupaten Kampar adalah 2.328,42 km. Panjang jalan tersebut menurut jenis permukaan jalan terdiri dari jalan aspal sepanjang 1.218,43 km, jalan kerikil sepanjang 856,72 km, dan jalan tanah sepanjang 253,27 km.Di Kabupaten Kampar, pada tahun 2016, juga terdapat jalan nasional sepanjang 190,54 km dan jalan provinsi sepanjang 405,86 km. Pada tahun 2016, di Kabupaten Kampar terdapat jembatan dengan beberapa jenis konstruksi antara lain kayu, beton, rangka, gantung, komfosit dan box culver. Panjang jembatan secara keseluruhan di Kabupaten Kampar sepanjang 8.350,45 meter.

4.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Transportasi secara umum dapat diperlancar dengan menggunakan jalan yang sudah ada sepanjang 1.836,48 km Namun, transportasi sungai tetap memegang peranan penting untuk menghubungkan desa-desa. Transportasi udara untuk Masyarakat Kampar biasanya melalui Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, yang berjarak 60 km dari Bangkinang.

4.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Listrik Suplai kebutuhan listrik di Kabupaten Kampar disediakan oleh PLN cabang Bangkinang dengan 4 mesin diesel dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Koto Panjang dengan kapasitas 114,240 Kwh pada tahun 2001.

Air Bersih Suplai air bersih didistribusi oleh PDAM Tirta Kampar. Layanan PDAM ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, perkantoran, sekolah, dan pertokoan. Kapasitas air yang disediakan oleh PDAM tersebut tercatat sebanyak 971.818 m³. Telekomunikasi Layanan telekomunikasi di Kampar disediakan oleh PT Telkom yang disediakan untuk sambungan lokal dan interlokal, serta telepon selular.

4.4. Perangkat pendukung daerah (SKPD dan Perbankan) Terdapat beberapa bank komersial yang beroperasi di Bangkinang dan beberapa kota lainnya, yaitu BRI, BNI, Bank Riau, dan BPR. Disamping itu terdapat Rumah Sakit Umum dan Swasta di Bangkinang. V. Peluang Investasi yang Ditawarkan

Nama Kegiatan : Pengembangan Ikan Patin Salai Investasi

Jenis Kegiatan : Pembangunan Industri Ikan Patin salai

Lokasi Kegiatan : Desa Koto Masjid

Kecamatan XIII Koto Masjid

Kabupaten Kampar

Deskripsi Kegiatan : 1. Potensi Ikan patin salai di Kabupaten Kampar dengan jumlah produksi sebesar 40 kg/tahun 2. Tujuan Pemasaran Ikan Patin Salai saat ini ke kota Aceh, , Barat dan Seprovinsi Riau

Tujuan Kegiatan : 1. Pemanfaatan ikan patin salai di kabupaten XIII Koto Masjid 2. Peningkatan kualitas produksi ikan patin salai 3. Peningkatan nilai tambah ikan patin salai di hasilkan 4. Meningkatkan penghasilan pengolah ikan patin salai 5. Meningkatkan PAD kabupaten XIII Koto Masjid dari sektor perikanan Lingkup Pekerjaan : 1. Luasan Lahan Produksi Ikan patin Kegiatan salai di Kabupaten XIII Koto Masjid sebesa 3.4 Ha

Aspek Hukum dan : Milik Pemerintah Kabupaten Kampar Status Lahan

Biaya Investasi : Rp. …………….

Analisa Keuangan : 1. Biaya Investasi ………. 2. Biaya Operasional ………. 3. Proyeksi Laba-Rugi ……….. 4. Analisa Kelayakan Usaha …..

Bentuk Kerjasama : Investasi Murni

Perkiraan Jadwal : Januari s/d Desember 2018

1. Publikasi Produk melalui pameran Pembinaan secara insentif melalui… Dukungan : 2. Pembinaan terintegrasi lintas sektor Pemerintah perikanan, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Industri da Koperasi 3. Fasilitas Perijinan dan sertifikasi produk seperti ijin usaha perikanan, ijin lingkungan VI. Kemudahan Investasi 5.1 Layanan Perizinan Daerah 5.2 Kebijakan Dan Regulasi Daerah 5.3 Insentif Daerah 5.4 Penyelesaian Hambatan Investasi VII. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kampar Jl. : Jl. Prof. M. Yamin SH No. 768 Bangkinang Telp. 0762 322766 Fax. 0762 322766 Hp. 0812 760987 Narahubung. : - Email. : [email protected]

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Jl. : Laggini, Bangkinang Kampar Telp. 0762 20648 Fax. 0762 20648 Hp. : - Narahubung. : - Lampiran : a. Kondisi awal sentra pengolahan hasil perikanan

b. Kondisi Terkini Sentra Pengolahan

c. Produk Hasil Olahan Sentra Pengolahan

KOTA PEKANBARU

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar. Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 °C hingga 35.6 °C, dan suhu minimum antara 20.2 °C hingga 23.0 °C. Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km² yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km² dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya pada tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km², setelah Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987. Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan pada kota ini dimekarkan menjadi 12 kecamatan, yakni: 1. Kecamatan Tenaya Raya 2. Kecamatan Tampan 3. Kecamatan Rumbai 4. Kecamatan Rumbai Pesisir 5. Kecamatan Payung Sekaki 6. Kecamatan Marpoyan Damai 7. Kecamatan Bukit Raya 8. Kecamatan Sukajadi 9. Kecamatan Senapelan 10. Kecamatan Sail 11. Kecamatan Pekanbaru Kota 12. Kecamatan Lima Puluh 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 65+) dan Jenis Kelamin di Kota Pekanbaru Tahun 2016

Jenis Kelamin No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 56.922 52.090 109.012 2 5 - 9 49.212 45.021 94.233 3 10 - 14 45.279 42.037 87.316 4 15 - 19 50.314 51.546 101.860 5 20 - 24 62.262 61.325 123.587 6 25 - 29 52.384 49.489 101.873 7 30 - 34 46.118 45.259 91.377 8 35 - 39 44.238 42.383 86.621 9 40 - 44 39.721 36.735 76.456 10 45 - 49 33.254 29.072 62.326 11 50 - 54 24.670 21.939 46.609 12 55 - 59 17.870 16.651 34.521 13 60 - 64 10.990 9.607 20.597 14 65 + 13.166 15.012 28.178 Jumlah 546.400 518.166 1.064.566

Sumber: BPS Kota Pekanbaru 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

PROVINSI KABUPATEN / KOTAMADYA UMK 2018 Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989 II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton

Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pekanbaru 100,20 105,70 114,30 394,00 1.141,90 99,20

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kota Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Pekanbaru 506 399 - 82 20 20 - 2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pekanbaru 1.857,27 3.061,20 6.543,34 5.234,55 6.835,40 8.430,06

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kota 2015 2016 2017*

1 Pekanbaru 926 926 926

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pekanbaru 71 71 86 30 30 26 3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kota Ikan (UPI)

1 Pekanbaru 32

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi salah satu bandar udara tersibuk di Sumatera dan dicanangkan akan menjadi salah satu bandara internasional di pulau Sumatera. Berdasarkan data yang diperoleh dari Angkasa Pura II pada tahun 2011 penumpang yang melalui bandara ini mencapai angka 1.259.993 penumpang per tahun. Pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Riau sangat banyak. Namun berdasarkan aktivitasnya, nama-nama pelabuhan-pelabuhan Riau ini memiliki tujuan dan sasaran bagi peningkatan pelayanan angkutan banrang maupun penumpang. Apalagi, keberadaan pelabuhan-pelabuhan Riau tersebut berdampak pada peningkatan ekonomi Indonesia. Pasalnya, Riau berada di pintu gerbang internasional, seperti , Singapura dan sehingga mempengaruhi pertumbuhan di sektor industri dan pariwisata. Sejumlah pelabuhan-pelabuhan Riau ini, hingga kini terus berbenah diri. Karena menjadi ikon pertumbuhan di Riau dan Indonesia. Berikut nama-nama pelabuhan-pelabuhan laut dan sungai, yang terdapat di sejumlah kabupaten di Riau

• Pelabuhan Dumai, 00°-55′-55″ LU dan 104°-26′-06″ BT, terletak di Kota Dumai, 200 kilometer dari Kota Pekanbaru • Pelabuhan Bandar Sri Laksamana Bengkalis, berada di Kota Bengkalis • Pelabuhan Tanjung Harapan Kepulauan Meranti • Pelabuhan di Kuala Enok Indragiri Hilir • Pelabuhan Internasional di Siak • Pelabuhan Rokan Hilir • Pelabuhan Sungai Duku di Pekanbaru Pelabuhan Pekanbaru yang terletak di tepi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara sungai, menjadi sarana transportasi untuk komoditi ekspor seperti kelapa sawit. Selain itu, pelabuhan ini juga menghubungkan Pekanbaru dengan kawasan di pesisi Provinsi Riau seperti Selatpanjang, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Sei Pakning dan lain sebagianya serta kota - kota di Kepulauan Riau, seperti Tanjungpinang dan .

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Pekanbaru dihubungkan oleh jaringan jalan yang tersambung dari arah Padang di sebelah barat, Medan di sebelah utara, dan Jambi di sebelah selatan. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki merupakan pusat pelayanan transportasi antar kota dan antar provinsi, yang telah direncanakan pemerintah setempat menjadi sarana orientasi dan perpindahan antar moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan transportasi regional, bandara, dan pelabuhan. Selain itu, Transmetro Pekanbaru merupakan sarana transportasi massal jalur darat di Kota Pekanbaru, sekaligus sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat kemacetan di kota ini. Pada masa pendudukan tentara Jepang, dilakukan pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Pekanbaru menuju Padang melalui Sawahlunto. Proyek ini sebelumnya telah direncanakan pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan diselesai pada 15 Agustus 1945, walau sampai sekarang jalur ini tidak pernah diaktifkan lagi.

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang, pemerintah kota Pekanbaru telah mengusahakan pembebasan lahan seluas 40 ha untuk pembangunan PLTU Tenayan Raya. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah kota melalui PDAM memanfaatkan air permukaan dari Sungai Siak yang mempunyai kapasitas 5000 liter/detik sebagai sumber air baku bagi Instalasi Pengolah Air Bersih, yang terpasang dengan kapasitas 380 liter/detik. Selanjutnya sistem pengolahan penuh dan chlorinasi digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 350 liter/detik. Dari kapasitas produksi yang ada, telah terdistribusi dalam 18.660 unit Sambungan Rumah (SR) dan 45 Hidran Umum (HU). Setiap SR rata-rata digunakan 5 – 6 orang dan HU dapat digunakan 100 orang. Fasilitas ini memang belum mencukupi kebutuhan keseluruhan masyarakat kota ini, sehingga sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan secara langsung air permukaan dari sungai Siak tersebut. Saat ini pemerintah kota telah menetapkan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di 2 lokasi dengan metode open dumping, yaitu kawasan Limbungan seluas 5 Ha dengan jarak dari kawasan permukiman 19 km dan Kulim seluas 3 Ha dengan jarak dari kawasan permukiman 8 km. Selain itu gerobak sampah masih digunakan untuk pengumpulan tak langsung, jumlah total gerobak yang ada saat ini adalah 305 buah dengan kapasitas rata-rata 1 m³ untuk melayani pengumpulan individual pada 5 wilayah pengumpulan. Sarana pemindahan yang ada berupa bak sampah pasangan batu-bata dan pelat baja sebanyak 32 buah dengan daya tampung 157.5 m³. Saat ini kapasitas penampungan TPS baru mencapai 8 % terhadap total timbunan yang ada. Untuk armada angkutan pengambilan sampah langsung digunakan truk bak terbuka, jumlah pengangkutan yang dilakukan adalah 2 – 3 kali per harinya, sehingga kapasitas pengangkutan baru mencapai 20 %. Sedangkan setiap harinya terdapat 170 m³ timbunan sampah, sehingga jumlah sampah yang telah dikelola dan terangkut sampai ke TPA baru mencapai 120 m³/hari atau sekitar 60 %. Daerah kota Pekanbaru yang memiliki ketinggian antara 1 sampai 20 meter dengan curah hujan dalam klasifikasi sedang, yaitu antara 100-200 per bulan. Secara umum permasalahan banjir di kota ini adalah masalah genangan air, baik akibat adanya limpasan dari saluran drainase yang ada maupun akibat terhambatnya pengaliran air. Saluran drainase yang ada saat ini baru mencakup 13.930 Ha, yang terdiri dari sistem drainase besar sepanjang 10.123 meter, sistem drainase kecil sepanjang 15.456 m dan sistem drainase tersier sepanjang 7.789 m. Pemerintah kota saat menetapkan pengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke arah ke selatan, timur dan barat kota (kecamatan Tampan, kecamatan Marpoyan Damai, kecamatan Bukit Raya, kecamatan Tenayan Raya, dan kecamatan Payung Sekaki). Sedangkan Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail dan Kecamatan Limapuluh sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan internasional, perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses ke bandara dan pelabuhan di Sungai Siak.

3.4. Perangkat pendukung daerah (SKPD dan Perbankan) Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota. Efektifitas pemerintahan kota di Pekanbaru adalah setelah berakhirnya peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, walau pada 14 Mei 1958 OKM Jamil telah ditunjuk menjadi Wali Kota Pekanbaru, namun pengaruh perang saudara membuat roda pemerintahan jadi tidak menentu. Pada 9 November 1959, kembali ditunjuk Datuk Wan Abdul Rahman sebagai wali kota berikutnya, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Kampar. Selanjutnya pada 29 Maret 1962, digantikan oleh Tengku Bay, yang sebelumnya juga menjabat sebagai Bupati Indragiri. Orde Baru Dimulainya dengan menguatnya pemerintahan Orde Baru, membawa beberapa perubahan pada sistem pemerintahan dalam Provinsi Riau, termasuk Kota Pekanbaru. Dominasi militer mulai mengambil peran dalam pemerintahan serta ditambah dengan munculnya hegemoni satu kekuatan politik juga mewarnai pemerintahan Kota Pekanbaru. Selanjutnya pada 1 Juni 1968, diangkat Raja Rusli B.A. sebagai wali kota sampai tanggal 10 Desember 1970, dan digantikan oleh Drs. Abdul Rahman Hamid, yang memeintah lebih dari 10 tahun. Kemudian pada masa berikutnya mulai diterapkan penertiban periode pemerintahan kota, dan pada 5 Juli 1981, terpilih Ibrahim Arsyad, S.H., pada 21 Juli 1986 digantikan oleh Drs. Farouq Alwi, berikutnya pada 22 Juli 1991 terpilih H. Oesman Effendi Apan, S.H., memerintah selama dua periode.

Otonomi daerah Memasuki era pemerintahan otonomi daerah yang lebih luas, telah menimbulkan euforia yang berlebihan pada beberapa kelompok masyarakat di Pekanbaru, kecendrungan tertentu terutama berkaitan dengan politik dan ekonomi, mendorong masyarakatnya berlaku diskriminasi. Klaim beberapa kelompok masyarakatnya atas keutamaan mereka dibandingkan kelompok lainnya, dapat menjadi api dalam sekam, jika dibiarkan akan dapat menimbulkan disintegrasi pada masyarakat Kota Pekanbaru. Pada tahun 2001 terpilih Drs. H. Herman Abdullah M.M. sebagai wali kota, memerintah selama dua periode, ia termasuk salah satu wali kota yang berhasil dalam menertibkan sistem birokrasi pemerintahan Pekanbaru, sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakatnya. Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan Kota Cirebon. Hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia. Pekanbaru mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10. Pemilihan langsung Pada tanggal 21 Juni 2006 dilaksanakan pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung, dengan dua pasangan calon yang ikut serta yaitu Erwandy Saleh - Ayat Cahyadiyang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Herman Abdullah - Erizal Muluk yang diusung oleh Golkar. Pada tanggal 18 Mei 2011 untuk kedua kalinya diselenggarakan pemilihan wali kota dan wakilnya secara langsung oleh masyarakat Pekanbaru, H. Firdaus ST, MT. terpilih dengan suara terbanyak, namun berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia hasil tersebut dibatalkan dan mesti diadakan pemungutan suara ulang (PSU). Untuk mengisi kekosongan pemerintahan kota, Gubernur Riau Drs. H. Rusli Zainal mengangkat Dr. H. Syamsurizal SE, M.M, sebagai pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pekanbaru. Kemudian berdasarkan PSU tanggal 21 Desember 2011, Firdaus kembali memenangi pemilihan kepala daerah Kota Pekanbaru, walau dalam pelaksanaan PSU tersebut hanya 253.232 masyarakat atau 49% saja yang menggunakan hak pilihnya. Perwakilan Dari hasil Pemilu Legislatif 2009, jumlah anggota DPRD kota Pekanbaru adalah sebesar 45 orang yang tersusun atas perwakilan 12 partai. Kemudian untuk struktur pimpinan DPRD Kota Pekanbaru disusun atas ketua (Fraksi Partai Demokrat), dan tiga wakil ketua (Fraksi PG, Fraksi PKS dan Fraksi PAN). IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kota Pekanbaru Jl. : Cut Nyak Dien No. 3 Tanah Datar Pekanbaru Telp. : 0761 28262 Fax. : 0761 28262 Hp. : - Narahubung. : -

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Pertanian dan Perikanan kota Pekanbaru Jl. : Jl. Ibrahim Satah Telp. 0761 7870142 Fax. 0761 7870142 Hp. : - Narahubung. : - KOTA DUMAI

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki kawasan yang strategis dan terletak di tepi pantai laut dan menghadap selat Malaka, sebagai berbatas dengan Malaysia. Kota Dumai terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Kapur, Medang Kampai, Sungai Sembilan, Dumai Barat, dan Dumai Timur seluas 1.772,38 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan pada tahun 2017 sejumlah 297.638 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Sungai Sembilan (970,38 km²) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Dumai Timur (59 km²). Secara geografis wilayah Kota Dumai terletak 100 51' 30"-10° 59' 8" Lintang Utara dan pada 114° 24' -114° 34' Bujur Timur dengan luas wilayah 1.772,38 km2, batas-batasnya sebagai berikut : - Batas Utara : Selat - Batas Selatan : Kabupaten Bengkalis - Batas Timur : Kabupaten Bengkalis - Batas Barat : Kabupaten Rokan Hilir

Permukaan tanah datar dan sebagian sedikit bergelombang dengan ketinggian dari muka laut 0 — 30 m, kecuali daerah dekat pantai. Iklim Kota Dumai Tropis, suhu rata - rata 25,3° C - 26,3° C, curah hujan 100 - 300 mm/bulan. Penggunan lahan adalah, untuk perumahan 10 %, fasilitas kota 2 %, sawah / tegalan 12 %, hutan 24 % , lain - lain 52 %. Wilayah Kota Dumai sampai tahun 2017 memiliki 14 kecamatan yang terdiri : 1. Kecamatan Bukit Kapur 2. Kecamatan Dumai Barat 3. Kecamatan Dumai Timur 4. Kecamatan Medang Kampai 5. Kecamatan Sungai Sembilan 6. Dumai Kota 7. Dumai Selatan 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Pendudk dan Rasio Jenis Kelamin di Kota Dumai.

Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Kelamin 1 2011 133.645 126.268 259.913 105,84 2 2012 137.715 130.307 268.022 105,69 3 2013 140.776 133.313 274.089 105,60 4 2014 143.900 136.209 280.109 105,65 5 2015 146.792 139.175 285.967 105,47 6 2016 149.791 142.117 291.908 105,40 Sumber: BPS Kota Dumai

1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

PROVINSI KABUPATEN / KOTAMADYA UMK 2018 Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486

Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton

Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

533,60 945,17 1 Dumai 928,30 921,50 680,40 594,00

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan

Jumlah No Kota Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Dumai 884 543 15 160 26 24 1

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Dumai 164,76 1.092,20 158,92 194,70 260,90 342,36

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kota 2015 2016 2017*

1 Dumai 371 139 139

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Dumai 66 7 7 6 9 24

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kota Ikan (UPI)

1 Dumai 9

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Kota Dumai memiliki Bandar Udara Pinang Kampai yang terletak berdekatan dengan Kompleks Perumahan PT. CPI. Disamping akses udara, Kota Dumai memiliki keunggulan sebagai salah satu kota di Provinsi Riau yang berpeluang untuk memanfaatkan potensi pengembangan pelabuhan laut, dimana Dumai berada pada posisi lintas perdagangan internasional Selat Melaka yang dikelola oleh PELINDO dan beberapa pelabuhan rakyat. Pelabuhan Sungai Pakning di Dumai telah dibangun sebagai pelabuhan penghubung untuk kegiatan ekspor impor, begitu juga para penumpang yang ingin menuju ke Malaka – Malaysia. Pelabuhan Dumai terdiri dari 9 unit, 4 unit dimilki Chevron dan 5 unit milik pemerintah. Sepanjang daerah pantai Dumai terdapat beberapa pabrik minyak dan pengolahan minyak dengan kapasitas 170.000 barrel per hari dan dapat menampung 850.000 barrel minyak per hari. Dumai juga disebut sebagai gerbang ekspor minyak Indonesia. Pada saat ini aktivitas ekspor gas sejumlah USD 426.123 juta per tahun.

3.2. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Sistim pelayanan air bersih saat ini dikelola oleh PDAM Kota Dumai sendiri. Dengan tingkat pelayanan sampai saat ini masih relatip kecil, baru mencapai 3 %. Pengambilan air baku dari air permukaan dan sungai. Instalsasi Pengolah Air Bersih ( WTP) yang terpasang, dengan kapasitas 40 I/det, Sistem pengolahan penuh dan chlorinasi yang digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 20 I/det.

IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kota Dumai Jl. : H. R. Soebrantas Kota Dumai Telp. : 0765 31222 Fax. : 0765 36909 Hp. : 0712 7506 693 Narahubung. : Hj. Syafni Yetti

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Kelautan dan Perikanan kota Dumai Jl. : Dermaga, Purnama Dumai Kota Dumai Telp. 0765 4300 498 Fax. 0765 4300 498 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN BENGKALIS

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Wilayah Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2º7’37,2” - 0º 55’33,6” Lintang Utara dan 100º57’57,6” - 102º30’25,2” Bujur Timur. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Bengkalis umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata - rata 2 - 6, mdpl. Bentuk wilayah daratannya sebagian besar datar dengan kemiringan berkisar antara 0 – 3%, mencakup 71% (551.949 ha) dari luas wilayah kabupaten, kecuali pada beberapa bagian kecil di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu yang memiliki kemiringan lereng antar 3 – 8% mencakup 19% (147.705 ha), antara 8 - 16 % (berombak dampai bergelombang) mencakup luas 2% (15.548 ha) dan kemiringan > 16% (bergelombang sampai berbukit kecil) seluas 8% (62.191 ha), Fisiografi wilayah Kabupaten Bengkalis diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Cekungan Rawa Daerah ini dijumpai dibagian tengah, berupa cekungan tertutup yang terdiri dari rawa gambut yang berasal dari bahan endapan aluvial. Bentuk wilayah datar sampai cekung (0 – 3%) dengan drainase jelek. Bentuk ini mencakup 71% luas kabupaten yang tersebar di Kecamatan Rupat, Rupat Utara, Bengkalis, Bantan, Bukit Batu dan Siak Kecil. 2) Dataran Fisiografi ini berasal dari endapan aluvial mencapai 21% dari luas kabupaten. Bentuk wilayah pada unit fisiografi ini adalah bergelombang sampai berombak (3 – 18%). Drainase sedang sampai baik. Disamping yang terbentuk dari endapan aluvial, bentuk dataran ini juga berasal dari sabuk meander dan teras laut tua. Unit ini terdapat pada beberapa bagian kecil di Kecamatan : Mandau, Pinggir dan sedikit di Kecamatan Bukit Batu.

Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 7.773,93 km2, terdiri dari pulau- pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 17 pulau utama disamping pulau- pulau kecil lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis. Jika dirinci luas wilayah menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Pinggir merupakan kecamatan yang terluas yaitu 2.503 km2 (32,20%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Bantan dengan luas 424,4 km2 (5,46%). Batas Administrasi Kabupaten Bengkalis yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti. I- 3 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkalis 2015 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kota Dumai. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Kep.Meranti

Kabupaten Bengkalis terdiri dari 11 Kecamatan dan terdiri dari 136 desa/kelurahan, luas wilayah kabupaten Bengkalis adalah sebesar 777.393 ha dengan perkiraan luas terbangun seluas 76.899 ha, Terdiri dari: 1. Kecamatan Mandau 2. Kecamatan Pinggir 3. Kecamatan Bathin Solapan 4. Kecamatan Talang Mandau 5. Kecamatan Bukit Batu 6. Kecamatan Siak Kecil 7. Kecamatan Bandar Laksamana 8. Kecamatan Bupat 9. Kecamatan Rupat Utara 10. Kecamatan Bengkalis 11. Kecamatan Bantan 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 75+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 31.249 30.502 61.751 2 5 - 9 30.025 28.240 58.265 3 10 - 14 27.727 25.962 53.689 4 15 - 19 25.058 22.927 47.985 5 20 - 24 22.280 22.036 44.316 6 25 - 29 24.046 23.603 47.649 7 30 - 34 23.687 23.291 46.978 8 35 - 39 23.137 21.990 45.127 9 40 - 44 21.078 18.872 39.950 10 45 - 49 17.046 15.188 32.234 11 50 - 54 12.991 12.101 25.092 12 55 - 59 9.823 9.304 19.127 13 60 - 64 6.718 5.935 12.653 14 65 - 69 4.070 3.853 7.923 15 70 - 74 2.340 2.373 4.713 16 75 + 1.950 2.281 4.231 Jumlah 283.225 268.458 551.683 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton No Kabupaten Tahun 1 Bengkalis 2012 2013 2014 2015 2016 2017

2.345,50 2.125,10 2.282,00 1.480,00 2.721,50 6.634,61 3. J umlah Nelayan 3. Jumlah Nelayan Tahun 2016

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Bengkalis 13.278 6.419 465 2.022 154 29 3

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi

Satuan: Ton No Kabupaten Tahun 1 Bengkalis 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1.129,90 2.788,80 636,08 414,88 142,76 333,59

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten 2015 2016 2017*

1 Bengkalis 2.865 1.844 1.844

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi

Satuan: Ton No Kabupaten Tahun 1 Bengkalis 2012 2013 2014 2015 2016 2017 86 72 35 32 32 13 3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

1 Bengkalis 31 III. Sarana dan Prasarana Transportasi darat Kota Duri dan Sungai Pakning dihubungkan dengan jalan raya untuk menuju ke Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau dan kota kota lainnya di Sumatera. Selain itu juga disediakan ''ferry'' penyeberangan (RO-RO) untuk menghubungkan Pulau Bengkalis dengan Sungai Pakning, Riau Daratan, sekaligus untuk membuka akses ke seluruh kota-kota kecil dan besar di Pulau Sumatera. Fasilitas jalan raya di Kabupaten Bengkalis khususnya di Pulau Bengkalis telah menggunakan aspal hotmix, namun masih belum mencapai daerah pelosok yang masih harus sabar menikmati fasilitas jalan aspal biasa. Transportasi laut Tranportasi Laut dilayani oleh kapal-kapal kargo kelas menengah dan kapal penumpang ferry cepat berjenis speed boat yang berkapasitas angkut sampai dengan 300 penumpang. Pelabuhan laut di Kabupaten Bengkalis cukup banyak, sebahagian besar adalah pelabuhan rakyat yang di singgahi oleh kapal-kapal kecil dan menengah. Sementara pelabuhan besar di Pulau Bengkalis ada 2 (dua) yaitu pelabuhan utama Bandar Sri Laksemana dan sebuah pelabuhan laut yang melayani jalur internasional yang berada di daerah Selat Baru, kecamatan Bantan. Mlayani rute Bengkalis - Muar, Malaysia. Pelabuhan ini di beri nama Bandar Sri Setia Raja, sesuai dengan nama seorang tokoh masyarakat Melayu Bengkalis pada dahulu kala.

Transportasi udara Untuk transportasi udara, terdapat sebuah Bandar udara perintis yang bernama Bandar Udara Sei Selari yang berada di Sungai Pakning. Bandar udara ini merupakan milik dari PT. Pertamina UP II Dumai di Sei. Pakninguntuk kebutuhan transportasi perusahan minyak negara tersebut dan juga untuk aktivitas perusahan minyak Kondur Petroleum S.A., sebuah perusahaan minyak swasta milik anak negeri. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 34 tahun 2003, penetapan sementara Bandar Udara Sei Selari Sei Pakning milik PT. Pertamina UP II Dumai di Sei Pakning sebagai bandar udara khusus yang dapat melayani penerbangan bagi kepentingan umum.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik, PT PLN mensuplai listrik keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkalis dengan kapasitas sebagai berikut :

1. Bengkalis 3870 kw dan Teluk Pambang 100 kw. 2. Sungai Pakning 1090 kw dan Tenggayun 100 kw. 3. Duri 10.830 kw . 4. Batu Panjang 420 kw, Pangkalan Nyirih 40 kw dan Teluk Lecah, Titi Akar, Medang 100 kw. 5. Tanjung Samak 300 kw. 6. Teluk Belitung 200 kw dan Bandul 100 kw. Untuk saat ini air bersih dapat disuplai oleh PDAM ke daerah Bengkalis dan Duri, sementara untuk kota lainnya sedang dalam perencanaan. PT. Pos Indonesia telah mencapai seluruh bagian di Kabupaten Bengkalis, disamping itu juga dilengkapi dengan layanan telepon untuk daerah Bengkalis, Sungai Pakning dan Duri. Saat ini telepon seluler dapat dilayani di Bengkalis dan Duri.

Sarana perikanan Karena memiliki daerah perairan yang cukup luas, maka Bengkalis sangat berpotensi menghasilkan ikan laut, selain itu juga terdapat budidaya ikan kakap putih di tepi sungai.

Perangkat pendukung daerah Saat ini ada beberapa bank di Kabupaten Bengkalis, yaitu : 1. Bank Rakyat Indonesia di Bengkalis, Selat Panjang, Alahair, Selat Baru, Duri, Tanjung Samak dan Sungai Pakning. 2. Bank Negara Indonesia di Bengkalis, Selat Panjang,dan Duri. 3. Bank Pembangunan Daerah di Bengkalis dan Selat Panjang. 4. Bank Mandiri di Duri. 5. Bank Panin di Selat Panjang. Untuk akomodasi bagi para pengunjung, maka disediakan beberapa hotel di Bengkalis, Selat Panjang, Duri, Sungai Pakning dan Tanjung Lapin, serta Rupat Utara. IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Bengkalis Jl. : Antara Bengkalis Telp. 0766 23615 Fax. 0766 23615 Hp. 0852 7116 777 Narahubung. : Drs. Johansyah Syafri

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis Jl. : Pertanian No. 4 Bengkalis Telp. 0766 2620260 Fax. 0766 2620260 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Indragiri Hilir resmi menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1965 tanggal 14 Juni 1965 ( LN RI No. 49 ). Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai Timur pulau Sumatera, merupakan gerbang selatan Propinsi Riau, dengan luas daratan 11.605,97 km² dan peraiaran 7.207 Km² Pada tahun 2017 berjumlah penduduk kurang lebih 722.234 jiwa yang terdiri dari berbagai etnis, Indragiri Hilir yang sebelumnya dijuluki ”Negeri Seribu Parit” yang sekarang terkenal dengan julukan “NEGERI SERIBU JEMBATAN” dikelilingi perairan berupa sungai-sungai besar dan kecil, parit, rawa-rawa dan laut, secara fisiografis Kabupaten Indragiri Hilir beriklim tropis merupakan sebuah daerah dataran rendah yang terletak diketinggian 0-4 meter di atas permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut. Dengan batas-batas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir sebagai berikut: • Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan. • Sebelah Selatan berbatas dengan Kab. Tanjung Jabung Prop. Jambi. • Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Indragiri Hulu. • Sebelah Timur berbatas dengan Propinsi Kepulauan Riau.

Kota yang terletak di Kecamatan Tembilahan merupakan Ibukota Kabupaten Indragiri Hilir dibangun di atas tanah berawa yang dialiri Sungai Indragiri merupakan urat nadi jalur perhubungan air. Kuala Enok merupakan kota pelabuhan yang berpotensial menjadi sentra industri kelapa, yang dahulunya hanya ditempuh menggunakan transportasi air sekarang telah dapat ditempuh melalui jalur darat karena telah dibukanya jalan darat sebagi akses menuju pelabuhan samudera. Sungai Guntung di Kecamatan Kateman adalah tempat lainnya yang menarik untuk dijadikan sentra perdagangan dan industri.

Kabupaten Indragiri Hilir terbagi 20 Kecamatan, 174 Desa dan 18 Kelurahan, Yakni : 1. Kecamatan Batang Tuaka 2. Kecamatan Concong 3. Kecamatan Enok 4. Kecamatan Gaung 5. Kecamatan Gaung Anak Serka 6. Kecamatan Kateman 7. Kecamatan Kempas 8. Kecamatan Kemuning 9. Kecamatan Keritang 10. Kecamatan Kuala Indragiri 11. Kecamatan Mandah 12. Kecamatan Pelangiran 13. Kecamatan Pulau Burung 14. Kecamatan Reteh 15. Kecamatan Sungai Batang 16. Kecamatan Tanah Merah 17. Kecamatan Teluk Belengkong 18. Kecamatan Tembilahan 19. Kecamatan Tembilahan Hulu 20. Kecamatan Tempuling 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 65+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2016

Kelompok Tahun 2016 No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 35.136 33.864 69.000 2 5 - 9 35.298 34.159 69.457 3 10 - 14 34.808 33.901 68.709 4 15 - 19 33.014 31.582 64.596 5 20 - 24 31.614 30.043 61.657 6 25 - 29 31.879 30.625 62.504 7 30 - 34 29.824 29.752 59.576 8 35 - 39 29.507 28.624 58.131 9 40 - 44 26.352 24.335 50.687 10 45 - 49 21.545 20.009 41.554 11 50 - 54 18.465 16.572 35.037 12 55 - 59 13.610 11.939 25.549 13 60 - 64 11.741 9.691 21.432 14 65 + 13.250 11.895 25.145

Jumlah 366.043 346.991 713.034 Sumber/ Source:Proyeksi Penduduk 2010-2020 Hasil Sensus Penduduk 2010/Population Projection2010-2020 of Population Census 2010 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi Data Produksi Perikanan Tangkap

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Indragiri 1 44.113,70 43.292,90 52.619,00 51.786,00 42.796,50 51.908,33 Hilir 3. Jumlah Nelayan Perikanan Tangkap Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

Indragiri 29.000 9.200 600 2.436 720 107 3 1 Hilir

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Data Produksi Perikanan Budidaya Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Indragiri 1 806,30 43.722,80 536,32 526,38 1.332,30 3.163,00 Hilir

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten 2015 2016 2017*

1 Indragiri Hilir 662 1.523 1.523

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Indragiri Hilir 124 120 72 65 65 66 3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan Ikan No Kabupaten (UPI)

1 Indragiri Hilir 66

III. Sarana dan Prasarana Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Sebagai sebuah daerah yang kaya akan sumberdaya alam, dan menyimpan berbagai potensi ekonomi, Kabupaten Indragiri Hilir menjanjikan banyak kemungkinan dimasa depan. Didukung letak geografis yang strategis, serta ditunjang tersedianya berbagai infrastruktur dan kebijakan Pemerintah dalam pembangunan, daerah ini merupakan daerah investasi yang layak diperhitungkan dalam era ekonomi global. Untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi dan mempermudah investasi, Pemerintah Daerah telah membangun berbagai infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah akses dari dan keluar Kabupaten Indragiri Hilir, baik melalui jalur darat, laut maupun udara, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif yang mempermudah sektor swasta untuk menjadi pelaku bisnis di daerah ini. Terdapat empat pelabuhan laut dan sungai yang berorientasi Ekspor- Impor yaitu Pelabuhan : Kuala Enok, Kuala Gaung, Sungai Guntung dan Palabuhan Parit 21 Tembilahan. Dari bagian selatan daerah ini, jarak ke Batam dan Singapura bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan menggunakan Speed Boat. Untuk lalu lintas Ekspor-Impor tersedia kapal- kapal Lintas Negara dengan tujuan pelayaran keberbagai Pelabuhan penting di dunia, khususnya Asia dan Eropa.

Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki Bandar Udara, yaitu Bandara Tempuling yang telah diuji coba dan telah dioperasikan melayani keberangkatan jemaah haji menuju Batam. Nantinya Bandara Tempuling dioperasikan melayani rute penerbangan regional sehingga membuat daerah ini makin mudah diakses sebagai pintu Gerbang Riau menuju kancah Ekonomi Global. IV. Potensi Usaha dan Investasi 4.1. Kelautan Peluang investasi bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Indragiri Hilir yang terdiri dari penangkapan di perairan laut, budidaya air payau (tambak), budidaya laut (keramba jaring apung), budidaya air tawar (minatani) dan pengolahan tepung ikan. Potensi dan peluang investasi dibidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Indragiri Hilir secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut

Tingkat Potensi Peluang/Investasi No Jenis Usaha Pemanfaatan (Ton/Ha/Kantong) (Ton/Ha/Kantong) (Ton/Ha/Kantong) Penangkapan di 109.212 ton/th 35.277,76 ton/th 73.934,24 ton/th 1 perairan laut

Budidaya air payau 31.600 ha 1.399 ha 30.201 ha 2 (tambak)

Budidaya air tawar 116 ha 1.241 ha 3 (minatani) 1.657 ha

Budidaya laut 20.000 kantong 4 (keramba jaring apung) 20.000 kantong –

Industri pengolahan 10.518,46 ton/th 500 ton/th 10.018,46 ton/th 5 tepung ikan/udang

4.2. Perikanan Tangkap Potensi perikanan tangkap di perairan laut sebesar 109,212 ton/th dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2008 sebesar 35.277,76 ton/th (32,30 %).

4.3. Perikanan Budidaya Dibidang budidaya perikanan daerah ini memiliki potensi lahan untuk pengembangan budidaya tambak seluas 31.600 ha dengan tingkat pemanfaatan 1.399 ha (4,42 % ) dan budidaya air tawar (minatani ) dengan potensi sebesar 1.657 ha baru dimanfaatkan sebesar 166 ha ( 10% ). Sementara dibidang budidaya laut berupa pemeliharaan ikan didalam keramba jaring apung tersedia luas areal potensial yangdapat menampung sekitar 20.000 kantong keramba, dimana sampai saat ini belum termanfaatkan.

4.4. Pengolahan dan Pemasaran Dibidang Pengolahan dan Pemasaran memiliki peluang investasi dibidang industri pembuatan tepung ikan/udang, hal ini didukung dengan tersedianya bahan baku dari komoditi perikanan berupa ikan rucah yang cukup banyak yaitu sekitar 10.518,48 ton/th.

V. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Jl : Hang Tuah No. 04 Tembilahan Riau Telp. 0768 21215 Fax. 0768 21216 Hp. 085363814433 Narahubung. : Hj. Erni Yusnita, SE, MH

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Pattimura No. 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir Jl. : Bunga Raya Indargiri Hilir Tembilahan Telp. 0768 21087 Fax. 0768 21087 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN INDRAGIRI HULU

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Indragiri Hulu adalah salah satu daerah yang mempunyai potensi sumber daya minyak dan gas bumi di Provinsi Riau. Dalam beberapa dekade 38 terakhir daerah ini mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi sebuah daerah sentra baru bagi pengembangan sektor perkebunan dan pertanian. Secara geografis Kabupaten Indragiri Hulu berada pada posisi 0° LU- 1- 20’ LS dan 102-10’ BT - 102-48” BB meliputi wilayah seluas 7.676,26 km2 (767.626,66 Ha). Kabupaten ini ditandai dengan iklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 23.20 C - 31.70 C. Rata-rata curah hujan pada tahun 2008 adalah 2.520,8 mm/tahun. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret hingga Agustus. Berikut ini adalah batasan-batasan Kabupaten Indragiri Hulu: Barat : Kabupaten Kuantan Singingi Timur : Kabupaten Indragiri Hilir Utara : Kabupaten Pelalawan Selatan : Kabupaten Muara Tebo, Provinsi Jambi Ibu Kota Kabupaten ini adalah Kota tetapi aktivitas administrasi berlangsung di Pematang Reba dengan jarak 18 km dari Kota Rengat. Kabupaten ini dibagi ke dalam 14 daerah kecamatan, 154 desa dan 11 kelurahan. Hingga tahun 2008 populasi penduduk tercatat sebanyak 295.291 jiwa dengan rata-rata keadatan penduduk 38.47 jiwa/km2. Penduduknya terdiri atas suku Melayu sebagai kelompok mayoritas, Jawa, Minang, Batak dan keturunan Cina. Sebagian besar penduduk beragama Islam dan sebagian kecil Protestan, Katolik, Budha dan penganut Animisme. Kecamatan yang ada di kabupaten indragiri hulu antara lain : 1. Kecamatan Rengat. 2. Kecamatan Rengat Barat. 3. Kecamatan Pasir Penyu. 4. Kecamatan Peranap. 5. Kecamatan Lirik. 6. Kecamatan Kelayang. 7. Kecamatan Seberida. 8. Kecamatan Batang Gansal. 9. Kecamatan Batang Cenaku. 10. Kecamatan Kuala Cenaku. 11. Kecamatan Batang Peranap. 12. Kecamatan Rakit Kulim. 13. Kecamatan Lubuk Batu Jaya. 14. Kecamatan Sungai Lala. 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 65+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 23.254 22.393 45.647 2 5 - 9 21.458 20.446 41.904 3 10 - 14 20.101 19.235 39.336 4 15 - 19 18.888 18.030 36.918 5 20 - 24 19.255 18.976 38.231 6 25 - 29 19.404 18.198 37.602 7 30 - 34 17.576 17.004 34.580 8 35 - 39 16.601 16.310 32.911 9 40 - 44 15.461 14.361 29.822 10 45 - 49 13.353 11.850 25.203 11 50 - 54 10.395 8.977 19.372 12 55 - 59 7.501 6.635 14.136 13 60 - 64 4.838 4.476 9.314 14 65+ 6.317 6.440 12.757 Jumlah 214.402 203.331 417.733 Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu

1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi Data Produksi Perikanan Tangkap

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Indragiri Hulu 2.392,30 2.339,30 2.763,40 2.729,00 1.362,10 6.169,48

3. Jumlah Nelayan Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarka Jumlah secara n E-PUPI Manual

1 Indragiri Hulu 1.069 17 - - - - -

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Data Produksi Perikanan Budidaya Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Indragiri Hulu 317,51 2.995,30 4.029,98 4.001,09 4.009,99 4.073,17

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten 2015 2016 2017* 1 Indragiri Hulu 2.597 2.780 2.780

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Indragiri Hulu 36 16 17 9 9 58

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan Ikan No Kabupaten (UPI)

1

Indragiri Hulu 26

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Sekilas pandang tentang fasilitas dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu saat ini meliputi jaringan jalan dengan panjang 1.590,62 km. Pelabuhan Sungai di Kecamatan Kuala Cenaku, 21 km dari Rengat, dapat menampung kapal dengan 1,500 dwt, lapangan terbang darurat di Japura yang hanya dapat menampung pesawat terbang ukuran kecil seperti F-27, DHN-7 dan C-160. Menurut rencana di masa depan.

3.2. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Fasilitas dan infrastruktur lain yang telah ada saat ini antara lain listrik dengan kapasitas 33.726 KWH disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (tenaga diesel), air bersih, jasa pos, jaringan telepon, perbankan (Bank Nasional dan Lokal), fasilitas kesehatan dan beberapa fasilitas akomodasi (hotel berbintang dan non bintang) yang tersebar di beberapa kota seperti Rengat, Rengat Barat, Air Molek, Siberida dan Peranap.

IV. Kontak Hubung

1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Jl : Lintas Timur Km. 05 Pematang Reba-Rengat Telp. : 0769 341211/0769 341609 Fax. 0769 341211 Hp. 0813 6545 3412 Narahubung. : Adri Respen R, SST

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Pattimura No. 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hulu Jl. : Jl. Pemda Pematang Reba No. 24 A Telp. 0769 341034 Fax. : - Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008. Dasar hukum berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009. Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir Timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - (IMS-GT ). Secara tidak langsung, daerah ini menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sangat berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara atau Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut. Hal ini untuk melengkapi kota Dumai yang terlebih dahulu ditetapkan dan berfungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara, yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri. Luas kabupaten Kepulauan Meranti mencapai, 3707,84 km², sedangkan luas kota Selatpanjang sebagai ibukotanya adalah 45,44 km². Batas –batas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis - Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan - Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Bengkalis - Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepuluan Riau

Berdasarkan hasil penafsiran peta topografi dengan skala 1 : 250.000, diperoleh gambaran bahwa kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar bertopografi datar dengan kelerengan 0–8 %, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-6,4 m di atas permukaan laut. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25° - 32° Celcius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi. Musim hujan terjadi sekitar bulan September-Januari, dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus. Gugusan daerah kepulauan ini terdapat beberapa pulau besar, seperti pulau Tebing Tinggi (1.438,83 km²), Pulau (922,10 km²), Pulau Padang dan Merbau (1.348,91 km²). Pada umumnya, struktur tanah di Kabupaten Kepuluan Meranti terdiri atas tanah organosol (Histosil), yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini dominan diwilayah Kabupaten Kepulauan Meranti terutama daratan rendah diantara aliran sungai. Sedangkan disepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam natural river leves yang terdiri dari tanah-tanah Alluvial (Entisol). Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kabupaten yang baru dimekarkan lima tahun silam. Di Kabupaten Kepulauan Meranti telah terjadi perkembangan pada berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan. Di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat tujuh agama yang dianut oleh masyarakat, yaitu Islam 160,585 Jiwa, Kristen 12,370 jiwa, Katolik 168 jiwa, Budha 23,961 jiwa, Konguchu 1,374 jiwa, dan Hindu 75 jiwa. Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu Masjid 243 buah, Mushalla 300 buah, Gereja 15 buah, dan Vihara 37 buah. Bukan hanya agama yang beragam tetapi terdapat banyak etnis di Kabupaten Kepulauan Meranti, yakni Melayu, Minangkabau, Bugis, Batak, Jawa, dan Tionghoa. Kabupaten Kepulauan meranti mempunyai banyak potensi sumber daya alam, yang menjadi penopang kehidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti. Masyarakat disana berkerja sebagai bertani, pelaut, nelayan, dan berdagang. Secara geografis wilayah Kabupaten Kepuluan Meranti memiliki potensi perairan laut dan perairan umum yang cukup luas serta daratan yang dapat dikembangkan usaha budidaya perikanan, sehingga berpeluang bagi investor untuk menanamkan investasi baik dibidang penangkapan di peraiaran lepas pantai dan budidaya perikanan (tambak, keramba dan kolam). Disamping sungai-sungai dan selat, Kabupaten Kepuluan Meranti juga memiliki banyak terdapat parit baik keberadaannya secara proses alami maupun yang dibuat manusia. Sebagian besar parit-parit ini berfungsi sebagai drainase pengairan dan transportasi bagi masyarakat. Di sektor Non Migas Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti sagu (Metroxylon sp) dengan produksi 440.309 ton/tahun (2012), kelapa: 50.594,4 ton/tahun, karet: 17.470 ton/tahun, pinang: 1.720,4 ton/tahun, kopi: 1.685,25 ton/tahun. Hingga kini, potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir, sehingga belum membawa nilai tambah yang mendampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan sebanyak 2.206,8 ton/tahun. Selain itu, masih ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi. Kecamatan yang ada di kabupaten Kepulauan Meranti berjumlah 9 yaitu: 1. Kecamatan Tebing Tinggi Barat 2. Kecamatan Tebing Tinggi 3. Kecamatan Tebing Tinggi Timur 4. Kecamatan Rangsang 5. Kecamatan Rangsang Pesisir 6. Kecamatan Rangsang Barat 7. Kecamatan Merbau 8. Kecamatan Pulau Merbau 9. Kecamatan Putri Puyuh 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 75+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 8.557 8.159 16.716 2 5 - 9 9.075 8.624 17.699 3 10 - 14 9.432 8.750 18.182 4 15 - 19 8.835 8.291 17.126 5 20 - 24 7.369 6.839 14.208 6 25 - 29 7.446 6.916 14.362 7 30 - 34 7.033 7.996 15.029 8 35 - 39 7.032 6.477 13.509 9 40 - 44 6.257 6.219 12.476 10 45 - 49 6.211 5.731 11.942 11 50 - 54 4.951 4.797 9.748 12 55 - 59 4.077 3.808 7.885 13 60 - 64 3.143 2.923 6.066 14 65 - 69 2.052 1.864 3.916 15 70 - 74 1.089 1.150 2.239 16 75+ 929 1.120 2.049 Jumlah 3.488 89.664 183.152 Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Meranti 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989 II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kepulauan Meranti 2.026,70 720,30 1.629,20 1.650,00 2.345,80 1.544,75

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

Kepulauan 3 1 8.450 4.272 319 1.230 70 52 Meranti

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kepulauan Meranti 21,71 744,40 35,07 55,27 106,31 3.546,00 3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja No Kabupaten Perikanan Budidaya 2015 2016 2017*

1 Kepulauan Meranti 309 309 309

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kepulauan Meranti 69 65 53 53 53 32

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

1 Kepulauan Meranti 53 III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Ketersediaan infrastruktur yang memadai sangat penting untuk mendorong kelancaran arus barang/ jasa. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan percepatan pembukaan akses jalan maupun prasarana penunjang lain guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan masuknya investasi baik dalam maupun luar negeri.

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Selatpanjang merupakan kota transit, khususnya untuk transportasi laut dari Pekanbaru menuju Pulau Batam/ Tanjung Pinang, atau dan sebaliknya. Sejak 2007, telah dibuka jalur khusus di daerah ini langsung menuju Batupahat, Malaysia. Jaraknya kemudian lebih dekat dari Selatpanjang ke Batupahat, daripada Selatpanjang ke Pekanbaru atau Batam. Waktu tempuhnya sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Daerah ini juga merupakan jalur transit ke berbagai daerah di Riau, seperti Bengkalis, Dumai, Siak Sri Indrapura dan Duri. Letak yang strategis tersebut menjadikan daerah ini sebagai pintu gerbang penghubung antara Riau Daerah dengan Riau Kepulauan. Di samping itu, juga telah dibuka pembangunan jalan darat yang menghubungkan Selatpanjang-Siak-Pekanbaru dengan menggunakan roll on-roll off (roro) di Kampung Barak, Desa Tanung Peranap, Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan Desa Mengkapan, Kawasan Buton Kabupaten Siak.

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Prasarana listrik yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat 27 unit pembangkit listrik, 11 unit di Selatpanjang, 3 unit di Teluk Belitung, 6 unit di Tanjung Samak, 2 unit di Bandul, 1 unit Teluk Buntal, 2unit Teluk Ketapang, dan 2 unit di Lemang. Untuk memenuhi Kebutuhan Air Bersih, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah menyediakan Prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat. Kondisi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Kondisi Kebutuhan Sumber Air Bersih di Kepulauan Meranti.

No Kecamatan Ada Keterangan

1 Kecamatan Tebing Tinggi Ada Sudah Operasional dan Perlu ditingkatkan (air baku)

2 Kecamatan Tebing Tinggi Ada Sudah operasional dan perlu Timur peningkatan

3 Kecamatan Tebing Tinggi Barat Ada Belum Fungsional (air baku)

4 Kecamatan Rangsang Ada Sudah Operasional perlu peningkatan

5 Kecamatan Rangsang Barat Ada Belum funsional perlu peningkatan

6 Kecamatan Merbau Ada Belum funsional perlu peningkatan

7 Kecamatan Pulau Merbau Ada Belum funsional perlu peningkatan

8 Kecamatan Rangsang Pesisir Ada Belum funsional perlu peningkatan

9 Kecamatan Putri Puyu Ada Belum funsional perlu peningkatan

Sumber Buku Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2015.

IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kepulauan Meranti Jl. : Terpadu Komplek Perkantoran Bupati Selatpanjang Telp. 0763 33630 Fax. 0763 33630 Hp. 0811 7512 212 Narahubung. : Hendra Putra S.Ip, M.Si

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti Jl. : Pelabuhan Perikanan Selat Panjang Telp. 0763 32411 Fax. : - Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula dengan rantau Kuantan atau sebagai daerah perantauan orang-orang Minangkabau (Rantau nan Tigo Jurai). Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kuansing menggunakan adat istiadat serta bahasa Minangkabau. Kabupaten ini berada di bagian barat daya Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi beriklim tropis. Musim hujan berlangsung dari bulan September sampai bulan Februari dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember. Musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan Agustus. Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5–300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400–800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan, dengan batas sebagai berikut: Barat : Provinsi Sumatera Barat Timur : Kabupaten Indragiri Hulu Utara : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan Selatan : Provinsi Jambi

Kabupaten Kuantan Singingi terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti. Adapun Kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi, antara lain: 1. Kecamatan Benai 2. Kecamatan Cerenti 3. Kecamatan Gunung Toar 4. Kecamatan Hulu Kuantan 5. Kecamatan Inuman 6. Kecamatan Kuantan Hilir 7. Kecamatan Kuantan Mudik 8. Kecamatan Kuantan Tengah 9. Kecamatan Logas Tanah Darat 10. Kecamatan Pangean 11. Kecamatan Singingi 12. Kecamatan Singingi Hilir

1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 75+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kuansing Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 16.680 15.767 32.447 2 5 - 9 15.903 14.680 30.583 3 10 - 14 15.188 14.253 29.441 4 15 - 19 13.826 12.472 26.298 5 20 - 24 13.336 12.444 25.780 6 25 - 29 14.195 13.027 27.222 7 30 - 34 13.308 12.553 25.861 8 35 - 39 12.665 12.350 25.015 9 40 - 44 11.882 10.475 22.357 10 45 - 49 9.958 9.736 19.694 11 50 - 54 8.958 8.402 17.360 12 55 - 59 6.708 6.119 12.827 13 60 - 64 4.360 4.410 8.770 14 65 - 69 2.858 3.368 6.226 15 70 - 74 1.858 2.412 4.270 16 75+ 1.530 2.254 3.784 Jumlah 163.213 154.722 317.935 Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti

Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 89,00 227,00 230,90 347,00 353,10 401,78

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

Kuantan 1 Singingi 2.012 474 200 204 23 23 -

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 4.587,78 4.389,10 4.071,89 3.253,57 3.704,36 3.867,10

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten 2015 2016 2017*

1 Kuantan Singingi 1.719 1.724 1.724

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton

No Kabupaten 2012 2013 2014Tahun 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 21 9 15 30 25 30

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

1 Kuantan Singingi 24

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi secara kontinu membangun infrastruktur dan fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan. Saat ini terdapat Rumah Sakit Umum, Pusat Kesehatan Masyarakat 11 dan Pusat Pelayanan Terpadu 60. Untuk membuka keterisolasian dan mengembangkan bagian selatan, kabupaten ini pada awal tahun fiskal 2000 telah membuat jalan raya untuk lintas selatan, sementara jalan yang lama sepanjang 166,5 km diperbaiki. Saat ini beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten ini sudah dilalui oleh berbagai kendaraan. Jalan yang dilalui adalah 1.998,26 km. Taluk Kuantan sebagai ibu kota kabupaten dilalui oleh jalur barat Trans-Sumatra yang menghubungkan Jawa dengan kota lainnya di Sumatera, seperti Padang, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Medan dan Banda Aceh. Transportasi sungai yang menggunakan Sungai Kuantan sangat membantu untuk perjalanan domestik, khususnya untuk desa-desa terpencil yang ada di tepian sungai.

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya lalu lintas akan sangat menunjang perkemban gan perekonomian suatu daerah. Panjang jalan kabupaten di Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2016 sepanjang 1.989,853 Km yang terdiri dari permukaan jalan yang diaspal 639,592Km (32,14%), kerikil 1.161,256 Km (58,36%), dan tanah 187,750Km (9,43%). Panjang jembatan di Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2016 sepanjang 4.497,30m yang terdiri dari permukaan jembatan kayu 773,30m, beton 759m dan rangka baja 2.965m.

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Pembangkit listrik yang sudah ada saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas total 4,180 MW. Selain itu di Lubuk Ambacang terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu untuk mencukupi kebutuhan listrik di kabupaten ini, namun sampai saat ini belum terealisasi dan masih menjadi wacana. Layanan PT. Pos Indonesia sudah mencakup ke seluruh bagian daerah yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Penduduk juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan telepon, juga dengan pengembangan teknologi seluler, sekarang hampir semua layanan telekomunikasi seluler dapat diakses di seluruh daerah di Kuantan Singingi. PDAM telah beroperasi di , Lubuk Jambi, Benai, Pangean, Basrah dan Cerenti. Namun begitu, kebanyakan penduduknya tetap menggunakan air dari sumur dan Sungai Kuantan untuk kegiatan rumah tangga.

3.4. Perangkat pendukung daerah (SKPD dan Perbankan) Sedikitnya terdapat 3 Bank komersial yang melayani aktivitas bisnis dan perdagangan di kabupaten ini, yaitu: Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Riaukepri. Namun sekarang sudah mulai bermunculan banyak cabang Bank dari Pekanbaru, seperti Bank Mandiri dan sebagainya. IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Jl : Komplek Perkantoran Pemerintah Kuantan Singingi Telp. 0760 2524242 Fax. 0760 2524242 Hp. : - Narahubung. : -

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Pattimura No. 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kuantan Singingi Jl. : Komplek Perkantoran Kabupaten Kuantan Singingi Telp. 0760 561849 Fax. 0760 561849 Hp. 0813 7192 1232 Narahubung. : Dewi Astuti, S.Pi, M.Si KABUPATEN PELALAWAN

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Pelelawan terletak di bagian timur Riau Daratan. Daerah ini tersebar di sepanjang hilir Sungai Kampar. Pelelawanadalah salah satu Kabupaten yang besar dan memiliki posisi strategis karena dekat dengan jalur pelayaran internasional. Secara geografis, Kabupaten Pelelawan terletak antara 250 - 0020‘ Lintang Selatan dan 100º 42’ - 103º 28’ Bujur Barat, dengan batas sebagai berikut: - Sebelah utara dengan Kabupaten Siak dan Bengkalis. - Sebelah selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Hilir, dan Kuantan Singingi. - Sebelah barat dengan Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. - Sebelah timur denganKabupaten Karimun dan Kepulauan Riau.

Kabupaten Pelelawan berada di daerah seluas 12.490,42 km², terdiri dari 10 kecamatan, ibukota kabupaten ini adalah Pangkalan Kerinci, selain itu juga terdapat beberapa kota penting, yaitu Pangkalan Kuras, Ukui, Sorek, Langgam, Teluk Meranti. Secara topografi, Pelelawan memiliki lokasi yang berbukit dan bergelombang. Sungai terbesar, yaitu sungai Kampar langsung bermuara ke Selat Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum, dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan bertemperatur antara 22º-32ºC. Jalan nasional yang menghubungkan Pekanbaru - Jambi dan Pekanbaru Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras. Kabupaten Pelelawan mencakup daerah daratan dan sebagai lautan dengan keadaan topografi datar, bergelombang dan berbukit dengan jenis tanah pada umumnya podzolik merah kuning, dengan bahan induk batuan endapan dan beku dan sebagian lainnya dengan jenis tanah organosol dan gleihumus dengan bahan induk aluvial. Di Kabupaten Pelelawan melintas sebuah sungai besar yaitu Sungai Kampar yang berhulu di Provinsi Sumatera Barat dengan panjangnya mencapai 413, 5 kilometer dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar rata-rata 143 meter. Di wilayah Kabupaten Pelelawan sungai ini dapat dilayari dengan kapal bermotor kecil. Sesuai dengan UU RI No. 53 Tahun 1999, Kabupaten Pelelawan terdiri atas empat kecamatan, namun setelah terbit Surat Dirjen PUOD No.138/1775/PUOD tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan sembilan Kecamatan Pembantu di Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelelawan dimekarkan menjadi sembilan, yakni terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan 48 pembantu. Tetapi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443, Kabupaten Pelelawan dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Namun setelah terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Pelelawan Nomor 06 Tahun 2005, maka sekarang ini Kabupaten Pelelawan terdiri dari 12 kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Bandar Petalangan 2. Kecamatan Bandar Sei Kijang 3. Kecamatan Bunut 4. Kecamatan Kerumutan 5. Kecamatan Kuala Kampar 6. Kecamatan Langgam 7. Kecamatan Pangkalan Kerinci 8. Kecamatan Pangkalan Kuras 9. Kecamatan Pangkalan Lesung 10. Kecamatan Pelalawan 11. Kecamatan Teluk Meranti 12. Kecamatan Ukui 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 75+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Pelalawan Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 26.268 26.397 52.665 2 5 - 9 22.591 22.114 44.705 3 10 - 14 18.729 18.604 37.333 4 15 - 19 17.258 16.557 33.815 5 20 - 24 19.465 19.804 39.269 6 25 - 29 22.595 21.632 44.227 7 30 - 34 20.518 19.426 39.944 8 35 - 39 18.413 16.884 35.297 9 40 - 44 15.518 13.649 29.167 10 45 - 49 11.635 9.708 21.343 11 50 - 54 8.318 7.038 15.356 12 55 - 59 5.749 4.653 10.402 13 60 - 64 3.351 3.001 6.352 14 65 - 69 1.894 1.647 3.541 15 70 - 74 1.058 1.016 2.074 16 75+ 861 1.100 1.961 Jumlah 214.221 203.230 417.451 Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989 II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pelalawan 6.476,30 5.987,90 6.644,30 4.779,00 5.411,20 6.362,27

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Pelalawan 3.434 2.085 500 384 244 17 1

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pelalawan 5.926,50 12.301,60 6.944,65 7.690,00 8.390,38 8.619,90

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten

2015 2016 2017*

1 Pelalawan 3.973 3.854 3.854

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pelalawan 107 37 55 57 57 36

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

58 1 Pelalawan III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Untuk transportasi udara terdapat Bandar Udara di Pangkalan Kerinci, yang dibangun oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), yang bernama Bandara Sultan Syarif Haroen Setia Negara, dengan landasan selebar 23 m, dan panjang 1300 m di area seluas 89 ha. Namun begitu, untuk hubungan ke kota kota yang lebih jauh, penduduk Pelelawan juga menggunakan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru yang berjarak 70 km dari Kabupaten Pelelawan. Untuk waktu yang akan datang, sedang dibangun Bandar udara di Desa Pangkalan Kabung, yang berjarak 4 km dari Pangkalan Kerinci.

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Jalan sepanjang 1700 km dapat menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Sementara untuk yang lainnya adalah jalan tanah yang dipadatkan. Kabupaten Pelelawan diseberangi oleh Sungai Kampar. Untuk melalui sungai ini, maka dapat digunakan media transportasi berupa speedboatatausampan motor.

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Listrik Jumlah keseluruhan energi listrik yang tersedia di Kabupaten Pelelawan pada tahun 2000 adalah 350,54 MW, yang melayani perindustrian dan kebutuhan rumah tangga.

Air Bersih Air bersih disalurkan melalui sistem pemipaan dan tanpa pipa. Layanan air bersih ini ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kampar (PDAM), yang terdiri dari 4 unit produksi dengan kecepatan 5-10 liter/detik, dan terbatas sebagian kecilnya untuk kebutuhan rumah tangga.

Telekomunikasi Jaringan telepon sudah dapat dilayani di berbagai kecamatan di Pelelawan. Sementara itu faksimili dan telepon selular baru dapat dilayani di Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Bunut. Pada tahun 2002, jaringan telepon mencapai 2451 sambungan yang tersebar di Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Ukui. Layanan pos sudah mencapai ke seluruh daerah di Pelelawan.

3.4. Perangkat pendukung daerah (SKPD dan Perbankan) Terdapat 3 Bank komersial yang telah beroperasi di Kabupaten Pelelawan, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Pangkalan Kerinci dan Sorek, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di Pangkalan Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum dan Puskesmas sebanyak 207 bangunan dan 114 tenaga medis. IV. Kontak Hubung

1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Pelalawan Jl. : Komplek Perkantoran Bhakti Praja Pangkalan Kerinci Telp. 0761 95990 Fax. 0761 95990 Hp. 0812 7003 3389 Narahubung. : Agus Triwardiyanto, SH

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura No. 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

2. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan Jl. : Komplek Perkantoran Bhakti Praja (Jalan Swapraja) Telp. 0761 493474 Fax. 0761 493474 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN ROKAN HILIR

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Rokan Hilir merupakan sebuah Kabupaten baru yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Dibentuk pada tanggal 4 Oktober 1999 berdasarkan Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau Sumatera pada koordinat 1º14’ sampai 2º30’ LU dan 100º16’ hingga 101º21’ BT dan berhadapan dengan Selat Melaka. Luas wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah 8.881,59 Km², dimana Kecamatan Tanah Putih merupakan kecamatan terluas yaitu 1.915,23 Km² dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan dengan luas wilayah 198,39 Km². Kabupaten Rokan Hilir memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara dan Selat Melaka - Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Dumai - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara Setelah pembentukan Kecamatan Tanjung Medan pada tanggal 14 Februari 2014 berdasarkan Peraturan Daerah Rokan Hilir Nomor 10 Tahun 2014, maka wilayah Kabupaten Rokan Hilir menjadi 18 (delapan belas) kecamatan, yakni :

1. Kecamatan Tanah Putih 2. Kecamatan Pujud 3. Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan 4. Kecamatan Rantau Kopar 5. Kecamatan Tanjung Medan 6. Kecamatan Bagan Sinembah 7. Kecamatan Simpang Kanan 8. Kecamatan Bagansinembah Raya 9. Kecamatan Balai Jaya 10. Kecamatan Kubu 11. Kecamatan Pasir Limau Kapas 12. Kecamatan Kubu Babussalam 13. Kecamatan Bangko 14. Kecamatan 15. Kecamatan Batu Hampar 16. Kecamatan Pekaitan 17. Kecamatan Rimba Melintang 18. Kecamatan Bangko Pusako

1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2016

Jenis Kelamin No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Tanah Putih 35.460 33.628 69.088 2 Pujud 18.657 17.692 36.349 Tanah Putih Tanjung 3 Melawan 7.440 7.055 14.495 4 Rantau Kopar 3.453 3.276 6.729 5 Tanjung Medan 20.761 19.689 40.450 6 Bagan Sinembah 38.599 36.606 75.205 7 Simpang Kanan 31.904 30.257 62.161 8 Bagan Sinembah Raya 15.881 15.061 30.942 9 Balai Jaya 10.225 9.697 19.922 10 Kubu 11.436 10.846 22.282 11 Pasir Limau Kapas 20.510 19.451 39.961 12 Kubu Babusalam 12.058 11.436 23.494 13 Bangko 41.900 39.735 81.635 14 Sinaboi 6.817 6.465 13.282 15 Batu Hampar 4.397 4.169 8.566 16 Pekaitan 8.390 7.956 16.346 17 Rimba Melintang 19734 18714 38448 18 Bangko Pusako 32.278 30.609 62.887

Jumlah 339.900 322.342 662.242 Sumber: BPS Kabupaten Rokan Hilir 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250

Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 89,00 227,00 230,90 347,00 353,10 401,78

3. Jumlah Nelayan

Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

Kuantan 1 2.012 474 200 204 23 23 - Singingi

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 4.587,78 4.389,10 4.071,89 3.253,57 3.704,36 3.867,10

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten 2015 2016 2017*

1 Kuantan Singingi 1.719 1.724 1.724

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kuantan Singingi 21 9 15 30 25 30

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar Jumlah Unit No Kabupaten Pengolahan Ikan (UPI)

1 Kuantan Singingi 24

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) dapat diakses dengan mudah dari berbagai kota dengan menggunakan beragam moda transportasi, baik darat maupun laut. Dari ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru dibutuhkan 6-7 jam perjalanan darat dengan jarak tempuh +/- 350 km. Sementara dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan, dibutuhkan 10-12 jam perjalanan darat melalui Lintas Timur Sumatera. Dari Kota Dumai hanya dibutuhkan waktu tempuh 2-3 jam melalui jalan darat. Pembangunan Jembatan Jumrah yang membentang di atas Sungai Rokan, yang menjadi urat nadi jalan lintas Bagansiapiapi—Ujungtanjung, merupakan tonggak terbukanya akses jalan darat menuju Bagansiapiapi sekaligus membebaskan Bagansiapiapi dari isolasi pada masa lalu yang hanya bisa diakses melalui jalur laut. Bayangkan untuk mencapai Kota Pekanbaru, warga Bagansiapiapi harus menumpang kapal ke Kota Dumai dulu selama satu malam (sekitar 12 jam). Begitu juga jika akan bepergian ke Kota Medan, harus naik kapal dulu selama satu malam juga ke Kota Tanjung Balai Asahan. Sedangkan melalui jalur laut, rute yang dilayani dewasa ini adalah Bagansiapiapi-Panipahan dan Bagansiapiapi-Pulau Halang. Sementara rute Bagansiapiapi-Kota Tanjung Balai Asahan dan Bagansiapiapi-Kota Dumai sudah tidak tersedia lagi sejak dibukanya akses jalan darat.

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Transportasi yang lazim dijumpai di Bagansiapiapi adalah becak dayung, sepeda dayung, dan sepeda motor. Becak motor (becak mesin) sekarang juga sudah bisa dijumpai di Bagansiapiapi. Sedangkan mobil dapat dijumpai dalam jumlah yang sedikit.

3.3. Perangkat pendukung daerah (SKPD dan Perbankan) Bank-bank yang beroperasi di Bagansiapiapi di antaranya adalah Bank Rakyat Indonesia, Bank Riau Kepri, Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon Indonesia (Unit Simpan Pinjam), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Unit Mitra Usaha Rakyat) dan Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir (BPR ROHIL). Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia di Bagansiapiapi merupakan kantor cabang kedua yang dibuka di seluruh Indonesia sejak pendirian Bank Rakyat Indonesia tahun 1895 di Purwokerto, sehingga kode Bank Rakyat Indonesia cabang Bagansiapiapi menggunakan nomor 0002.

IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Rokan Hilir Jl. : Mardeka No. 18-20 Bagansiapiapi Telp. 0767 24499 Fax. 0767 24499 Hp. 0812 7544 5567 Narahubung. : Lailizah, S.Sos

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir Jl. : Arena MTQ Museum IKan Lantai 3 Bagansiapiapi Telp. 0767 213888 Fax. 0767 213888 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN ROKAN HULU

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Rokan Hulu memiliki wilayah yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara geografis daerah ini Terletak di Koordinat : 00º25'20-010º25'41 LU 1000º02'56-1000º56'59 BT dengan luas wilayah 7.449.85 km2, batas-batas wilayah sebagai berikut: - Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhan Batu - Selatan : Kabupaten Kampar - Barat : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat - Timur : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir Di kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2 diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai- sungai kecil antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan lain-lain. Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari beberapa kecamatan, antara lain: 1. Kecamatan Bangun Purba 2. Kecamatan Bonai Darussalam 3. Kecamatan Kabun 4. Kecamatan Kepenuhan 5. Kecamatan Kepenuhan Hulu 6. Kecamatan Kunto Darussalam 7. Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam 8. Kecamatan Pendalian V Koto 9. Kecamatan Rambah 10. Kecamatan Rambah Hilir 11. Kecamatan Rambah Samo 12. Kecamatan Rokan IV Koto 13. Kecamatan Tambusai 14. Kecamatan Tambusai Utara 15. Kecamatan Tandun 16. Kecamatan Ujung Batu 1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (0-0 s/d 75+) dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016

Kelompok Jenis Kelamin No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 - 4 39.277 38.289 77.566 2 5 - 9 34.758 33.617 68.375 3 10 - 14 31.135 29.326 60.461 4 15 - 19 25.868 24.358 50.226 5 20 - 24 27.114 27.013 54.127 6 25 - 29 29.421 28.599 58.020 7 30 - 34 27.421 26.272 53.693 8 35 - 39 24.463 22.986 47.449 9 40 - 44 21.514 19.504 41.018 10 45 - 49 17.386 15.554 32.940 11 50 - 54 13.378 12.107 25.485 12 55 - 59 9.821 8.514 18.335 13 60 - 64 6.489 5.689 12.178 14 65 - 69 3.865 3.575 7.440 15 70 - 74 2.295 2.249 4.544 16 75+ 2.301 2.308 4.609 Jumlah 316.506 299.960 616.466 Sumber: BPS Kabupaten Rokan Hulu 1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Rokan Hulu 1.158,90 1.856,70 1.893,80 1.886,00 1.920,00 1.885,70 3. Jumlah Nelayan Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan

Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

1 Rokan Hulu 1.117 778 200 190 19 3 -

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Rokan Hulu 3.085,56 6.574,70 5.301,27 5.301,27 5.819,95 6.328,70

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan Budidaya No Kabupaten

2015 2016 2017*

1 Rokan Hulu 3.897 3.924 3.924 2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Rokan Hulu 116 86 7 11 11 9

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

1 Rokan Hulu 13 III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Pembangunan konstruksi jaringan jalan di Kabupaten Rokan Hulu merupakan prioritas utama, dengan maksud untuk mempermudah akses dalam menghubungkan pusat-pusat produksi dan daerah pemasaran' Pada saat ini Jaringan Jalan Kabupaten yang ada di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan jenis permukaan jalannya terdiri dari : a. Jalan Aspal (Sepaniang 156,65 km) Untuk jenis jalan aspal yang terpanjang terdapat di Kecamatan Rambah dan Rambah Hili: dengan panjang 51,40 km. sedangkan jalan aspal yang terpendek terdapat di daerah Kecamatan Rambah Samo dengan Panjang 14,90 km.

b. Jalan Kerikil (Sepaniang 554,95 km) Berdasarkan jenis permukaan jalan yang berkerikil, Kecamatan Kunto Darussalam merupakan kecamatan dengan satuan panjang jalan kerikil terbesar yaitu sebesar 164,00 km, sedangkan jalan kerikil terpendek terdapat di Kecamatan Tambusai dan Tambusai Utara sepanjang 51,50 km.

c. Jalan Tanah (Sepaniang 55,70 km) Jenis permukaan jalan tanah yang ada di Kabupaten Rokan Hulu dilihat dari jalan tanah terpanjang terdapat di Kecamatan Rokan lV Koto sebesar 46,00 km, sedangkan jalan tanah terpendeknya sepanjang 9,70 terdapat di Kecamatan Kepenuhan'

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Strategi pengembangan sistem transportasi diaahkan untuk menrngkatkan aksesibilitas bagi kegiatan penduduk, pelaku penrl-langunan dan pelaku ekonomi terhadap pusat-pusat kegiatan produksi dan pemasaran, yang dilakukan melalui peningkatan dan pengembangan prasarana dan Sarana transportasi darat, laut dan udara.

- Transportasi Darat Untuk menunjang pola pergerakan, perlunya peningkatan prasarana jalan dan jembatan yang dapat menghubungkan pusat-pusat permukiman, dengan kulitas jalan yang disesuaikan dengan fungsinya. pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan antar propinsi maupun kabupaten (trans Sumatera), untuk meningkatkan dan menunjang aksesibilitas pergerakan orang dan barang, serta jasa perdagangan lainnya.

- Sistem Transportasi Laut Meningkatkan fungsi Pelabuhan Dumai dan Kual Enok sebagai, untuk mendukung fungsi Dumai sebagai pusat pelayanan perdagangan yang mempunyai lingkup pelayanan regional. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dermaga di beberapa kota yang telah ditetapkan dalam strategi sistem transportasi nasional, regional, dan wilayah.

- Transportasi Udara Meningkatkan dukungan fasilitas dan prasarana Bandara Simpang Tiga yang merupakan bandara dengan lingkup pelayanan domestik agar mampu mendukung pengembangan ekonomi dan pariwisata. Mengembangkan dan meningkatkan beberapa lapangan perintis supaya dapat mendorong perkembangan daerah yang terisolasi namun memiliki potensi untuk berkembang

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi)

1. Listrik Sumber energi utama yang berperan di Kabupaten Rokan Hulu, berasal dari tenaga listrik, minyak tanah, premium, solar dan kayu bakar. Potensi sumber daya alam lainnya yang cukup banyak adalah gambut, batu bara, tenaga air, dan lain sebagainya sampai Saat ini belum dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pemenuhan kebutuhan listrik tidak semata-mata dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN), tetapi juga dilakukan oleh non PLN seperti perusahaan-perusahaan perkebunan dan industri karena sifat kegiatannya memerlukan tenaga listrik yang cukup besar dan terjamin kontinuitasnya. Sumber tenaga listrik yang diperoleh oleh pihak PLN dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang terletak di daerah Kuto Panjan.

2. Air Bersih penyediaan air bersih selama ini masih bersumber dari sumur dangkal. Mengenai kondisi air tanah dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Rokan Hulu belum lagi tercemar, karena jumlah penduduk disuatu kawasan relatif masih jarang. Penurunan tanah dan terjadinya intrusi air asin kedalam tanah di Kabupaten Rokan Hulu bukan disebabkan dampak pemanfaatan air tanah. Penurunan tanah yang terjadi terutama terdapat di areal pertanian lahan gambut yang terdapat di Kecamatan Kuala Kampar. Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya permukaan tanah gambut ini adalah adanya perbaikan tata air (drainase), pengolahan yang insetif, pembakaran serta terbukanya lahan tanaman penutup tanah. Disamping itu perusakan hutan bakau untuk mengeluarkan balak juga membuka peluang mempercepat terobosan air asin. Peningkatan penyediaan air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk Kabupaten Rokan Hulu terutama di berbagai ibukota kecamatan. Saat ini tersedia prasarana pengolahan air bersih yang melayani Kecamatan Tandun, Kecamatan Rambah, dan Kecamatan Tambusai. IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Rokan Hulu Jl. : Tuanku Tambusai Km 4 Komplek Perkantoran Bina Praja Pasir Pangaraian 28557 Telp. : 0762 7392777 Fax. : 0762 7392776 Hp. : 08126873331 Narahubung. : Desma Diana, S.Sos

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Rokan Hulu Jl. : Diponegoro Km. 4 Pasir Pangarayan Telp. 0769 341116 Fax. 0769 341116 Hp. : - Narahubung. : - KABUPATEN SIAK

I. Keadaan Umum 1.1. Goegrafis Daerah (Letak, Luas, Kab/kota dan Kecamatan) Kabupaten Siak secara geografis memiliki luas 8.556,09 Km2 atau 9,74% dari total luas wilayah Provinsi Riau, merupakan wilayah terluas ke-6 Kabupaten/kota di Provinsi Riau dengan pusat administrasi di kota Siak Sri Indrapura. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Siak adalah sebagai berikut: - Utara : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan meranti; - Selatan : Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru - Timur : Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan meranti; - Barat : Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru.

Kabupaten Siak terletak diantara 1 16’30’’LU-0 20’49’’LU dan 100 54’21’’BT-102 14’59’’BT, yang sebagian besarnya terdiri dari dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Morfologi wilayah Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan yang terletak di bagian barat daya. Morfologi dataran mencakup sekitar 60% Wilayah Kabupaten Siak. Morfologi perukitan rendah terdapat di bagian utara, timur dan memanjang dari arah barat laut sampai tenggara. Kabupaten siak terdiri dari satuan daratan rendah dan satuan perbukitan. Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah, dengan ketinggian 0-50 meter dari permukaaan laut, meliputi dataran banajir sungai dan raawa serta terbentuk endapan permukaan. Kemiringan lereng sekitar 0-3 atau bisa dikatakan hamper datar. Sedangkansatuan perbukitan mempunyai ketinggian antara 50-150 meter dari daerah sekitranya dengan kemiringan 3-15. Wilayah Kabupaten Siak sampai tahun 2014 memiliki 14 kecamatan yang terdiri dari 9 kelurahan, Yakni: 1. Kecamatan Bunga Raya 2. Kecamatan Dayun 3. Kecamatan Kandis 4. Kecamatan Kerinci Kanan 5. Kecamatan Koto Gasip 6. Kecamatan Lubuk Dalam 7. Kecamatan Mempura 8. Kecamatan Minas 9. Kecamatan Pusako 10. Kecamatan Sabak Auh 11. Kecamatan Siak 12. Kecamatan Sungai Apit 13. Kecamatan Sungai Mandau 14. Kecamatan Tualang

1.2. Penduduk Berdasarkan Kelamin, Usia dan Pendidikan

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun 2016

Jenis Kelamin No Kecamatan Rasio Jenis Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin 1 Minas 15.991 15.245 31.236 105

2 Sungai Mandau 4.564 4.295 8.859 106 3 Kandis 36.184 34.281 70.465 106 4 Siak 13.566 13.085 26.651 104 5 Kerinci Kanan 14.111 13.171 27.282 107 6 Tualang 64.536 60.358 124.894 107 7 Dayun 16.452 15.191 31.643 108 8 Lubuk Dalam 10.359 10.081 20.440 103 9 Koto Gasib 11.230 10.829 22.059 104

10 Mempura 8.684 8.313 16.997 104 11 Sungai Apit 14.888 14.637 29.525 102 12 Bunga Raya 12.997 12.403 25.400 105

13 Sabak Auh 5.904 5.794 11.698 102

14 Pusako 3.087 2.816 5.903 110

Jumlah 232.553 220.499 453.052 105 Sumber: PBS Kabupaten Siak

1.3. Upah minimum provinsi (UMR)

KABUPATEN / PROVINSI UMK 2018 KOTAMADYA Riau Kota Pekanbaru Rp. 2.557.486 Kota Dumai Rp. 2.886.655 Kabupaten Rokan Hulu Rp. 2.525.823 Kabupaten Bengkalis Rp. 2.919.458 Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 2.546.162 Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 2.751.076 Kabupaten Kampar Rp. 2.516.638 Kabupaten Pelalawan Rp. 2.561.250 Kabupaten Rokan Hilir Rp. 2.506.141 Kabupaten Siak Rp. 2.600.614 Kabupaten Kepulauan Rp. 2.545.505 Meranti Kabupaten Kuansing Rp. 2.597.989

II. Kondisi Perikanan 2.1 Kelautan 1. Potensi Kelautan (misalkan garam, pariwisata atau lainnya) 2. Produksi 3. Jumlah Pelaku Usaha

2.2 Perikanan Tangkap 1. Potensi Perikanan Tangkap 2. Produksi

Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Siak Sri 1 Indrapura 1.556,10 964,10 767,30 1.029,00 1.239,00 2.146,46

3. Jumlah Nelayan Jumlah Kartu Sehat Asuransi KUB (Kelompok) Koperasi Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Jumlah No Kabupaten Jumlah KUB (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Berdasarkan Jumlah secara E-PUPI Manual

Siak Sri 1 954 663 450 196 16 9 6 Indrapura

2.3 Perikanan Budidaya 1. Potensi Perikanan Budidaya 2. Produksi Satuan: Ton

Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Siak Sri 1 854,14 1.887,10 1.220,70 1.242,64 1.268,04 1.002,79 Indrapura

3. Jumlah Pembudidaya

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan No Kabupaten Budidaya 2015 2016 2017*

1 Siak Sri Indrapura 2.947 2.800 2.800

2.4 Pengolahan dan Pemasaran 1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran 2. Produksi Satuan: Ton Tahun No Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Siak Sri 1 Indrapura 50 39 10 8 8 53

3. Jumlah UPI dan Pengolahan serta Pemasar

Jumlah Unit Pengolahan No Kabupaten Ikan (UPI)

1 Siak Sri Indrapura

10

III. Sarana dan Prasarana 3.1. Infrastruktur (bandara, jalan, pelabuhan dll) Secara keseluruhan jalan penghubung antar kecamatan di Kabupaten Siak sangat baik. Hal ini akan sangat menunjang aktifitas ekonomi dan bisnis di Kabupaten Siak dimasa yang akan datang. Kondisi jalan utama penghubung antar desa di Kabupaten siak berdasarkan data Bina marga tahun 2013 yaitu : Kondisi : Baik : 960,119 Km Sedang : 1538,30 Km Rusak Ringan : 328,612 Km Rusak Berat : 53,1545 Km

3.2. Aksesibilitas (transportasi dan logistik) Untuk meningkatkan akses trasportasi darat dan sungai dalam rangka mempermudah mobilitas baik orang maupun barang di Kabupaten Siak, Pemerintah Kabupaten Siak melakukan berbagai kegiatan pengembangan di sektor perhubungan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi seperti pembangungan terminal dan pelabuhan. Pada tahun 2013 telah dibangun terminal bus sebanyak 2 (dua) terminal dan pelabuhan sungai sebanyak 2 (dua) pelabuhan.

3.3. Sarana dasar (listrik, air bersih, telekomunikasi) Ketersediaan air bersih di Kabupaten Siak merupakan kebutuhan masyarakat yang sama pentingnya dengan ketersediaan listrik. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendukung minat investor untuk berinvestasi di daerah Kabupaten Siak. Saat ini ketersediaan air bersih di Kabupaten Siak masih rendah, hanya 59% dari total rumah tangga yang telah mendapatkan akses air bersih baik memanfaatkan air sungai, sumur bor maupun mata air. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi rumah tangga antara lain pembangunan sarana air bersih berupa Instalasi Pengolahan Air (IPA) di setiap kecamatan, memperbanyak jumlah sambungan rumah (SR) serta membangun sumur bor di desa. Hingga tahun 2013 telah dibangun IPA di 7(tujuh) kecamatan yang ada di Kabupaten Siak yakni Kecamatan Siak, Kecamatan Mempura, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Koto Gasib, dan Kecamatan Kandis. Pada tahun 2014 direncanakan akan dibangun IPA untuk 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Mandau, Dayun dan Bunga Raya melalui Sharing Budget APBD Kabupaten Siak dengan APBN. Total Sambungan Rumah (SR) penerima air bersih hingga tahun 2013 berjumlah 6.030 sambungan atau bertambah 1.246 sambungan dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 4.784 sambungan.

Pelayanan PT . Pos telah mencapai seluruh bagian wilayah di Kabupaten Siak. Sementara itu fasilitas pelayanan komunikasi telepon seluler, untuk semua operator GSM dan operator CDMA telah dapat menjangkau hampir keseluruh kecamatan yang ada di kabupaten Siak. IV. Kontak Hubung 1. Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Siak Jl. : Datuk Tun Habib Komplek Perkantoran Sungai Betung Siak Telp. 0764 8001035 Fax. 0764 8001035 Hp. 0813 7141 8655 Narahubung. : Sulastri, SE, MAP

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Jl. : Jl. Pattimura 06 Pekanbaru Telp. 0761 22921 Fax. 0761 23921 Hp. : - Narahubung. : -

3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Sri Indrapura Jl. : Komplek Perkantoran Sungai Betung Siak Sri Indrapura Telp. 0764 20294 Fax. 0764 20294 Hp. : - Narahubung. : -