FUNGSI PERMAINAN MAHJONG DALAM KONTEKS UPACARA

KEMATIAN PADA BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA

PANIPAHAN, KEPULAUAN

麻将游戏在 PANIPAHAN 华人中葬礼的功能 Májiàng yóuxì zài PANIPAHAN huárén zhōng zànglǐ de gōngnéng

SKRIPSI

OLEH:

EVA SIANTURI

130710048

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT

This thesis is titled "Mahjong Game in the Context of the Death Ceremony of Chinese Society Culture in Panipahan City, Riau Islands." The purpose of this study was to explain how the Mahjong played in the context of the Death Ceremony of Chinese Culture in Panipahan City, Riau Islands. This thesis uses Functionalism theory Bronnislaw Malinowski. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Data is collected by observing, interviewing informants related to Mahjong, and from literature studies of books, journals, theses, and websites. The results of this study are: Mahjong game in Panipahan city is quite developed, this can be seen from several functions, as entertainment, exercising patience, improving family relations, as a means of sports thinking, getting to know Chinese culture, and to increase concentration.

Keywords: Mahjong Games, Death Ceremony, Chinese Society in Panipahan City

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Permainan Mahjong dalam Konteks Upacara Kematian pada Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan, Kepulauan Riau.” Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana permainan Mahjong dalam Konteks Upacara Kematian pada Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan, Kepulauan Riau. Skripsi ini menggunakan teori Fungsionalisme Bronnislaw Malinowski. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi,wawancara dengan informan yang terkait dengan Mahjong, dan dari studi kepustakaan buku, jurnal, tesis, dan website. Hasil dari penelitian ini yaitu: Permainan Mahjong di kota Panipahan cukup berkembang hal ini dapat dilihat dari beberapa fungsi, sebagai hiburan, melatih kesabaran, meningkatkan hubungan kekeluargaan, sebagai sarana olahraga berpikir, untuk mengenal budaya Tionghoa, dan untuk meningkatkan daya konsentrasi.

Kata Kunci: Permainan Mahjong, Upacara Kematian, Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karuniaNya yang telah memberikan pernyertaan yang luar biasa kepada penulis dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Permainan Mahjong dalam Konteks Upacara Kematian Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan, Kepulauan Riau”. Adapun penyelesaian skripsi ini ialah sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar sarjana S-1 pada Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan baik berupa moril maupun materil dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Mhd. Pujiono, M.Hum., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara, yang sekaligus merupakan Penguji Skripsi I. 3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing II serta dosen dari penulis yang telah mengenalkan penulis dasar belajar bahasa Mandarin hingga penulis mampu mengaplikasikannya, yang telah banyak meluangkan waktunya memberikan bimbingan, masukan, dan kritikkan yang membangun kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ide dan pengetahuan untuk perbaikian skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Muhammad Takari, M. Hum., Ph.D yang dengan sabar memberi pengarahan, masukan, saran dan motivasi kepada penulis. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak dan Ibu tercinta, orangtua yang berpengaruh besar kepada penulis, Ramli Sianturi dan Riana Br.Hombing, yang telah dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penuh kasih mendidik penulis. Memberi bantuan materil, doa dan semangat kepada penulis selama mengikuti pendidikan. 7. Adik tercinta, Daniel Sianturi, Imannuel Sianturi dan Jeffri Sianturi, terima kasih atas doa-doanya, hiburan, semangat, dan motivasi yang diberikan kepada kakak khususnya dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Family tercinta, tante, pak uda, tulang dan nantulang yang memberikan dorongan dan doa untuk semua kebaikan, perhatian dan penuh kasih kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat seperjuangan berbagi suka dan duka selama perkuliahan dan penyusunan skripsi, memberikan inpirasi dan motivasi kepada penulis, Trimayanti Br Depari, Mitra Triani Tampubolon, Thalia Malem Sembiring, Eva Yun Elisa Silalahi, Yohana Selviani Nadapdap, Lisbeth Febriani Siallagan dan kepada seluruh teman-teman Program Studi Sastra Cina angkatan 2013 kelas A dan Kelas B serta kepada alumni, senior, dan junior Program Studi Sastra Cina yang lebih sekedar sahabat namun menjadi keluarga. 10. Pemimpin Kelompok Kecil Kelompok Tumbuh Bersama (PKK KTB) Kak Juli Dianita Tarigan S.S. Terima kasih atas teladan dan pengajaran yang telah diberikan serta telah membina penulis dalam pelayanan. Khususnya juga untuk lisbeth Febriani Siallagan, dan Thalia Malem Sembiring tempat berbagi suka dan duka dan berbagi pengalaman hidup. 11. Seseorang yang telah memberikan semangat, doa, motivasi, kepada penulis Abang Oloan ricardo Sianipar selalu mendukung dan bersedia menjadi pendengar yang baik untuk keluh kesah penulis. Dukungan, saran, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi sangat membantu penulis. Penulis menyadari bahwasanya penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan, saran atau masukan yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga dengan segala kerendahan hati memohom maaf apabila ada kesalahan-kesalahan yang penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perbuat. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti berikutnya. Terimakasih.

Medan, Oktober 2018

Eva Sianturi 130710048

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 1.1 Gambar Permainan Mahjong 4 1.2 Google Maps 5 1.3 Pelabuhan Panipahan 6 1.4 Tradisi Ritual Bakar Tongkang 6 1.5 Pemakaman Masyarakat Tionghoa 6 5.1 Gambar Permainan Mahjong 32 5.2 Gambar Kota Panipahan (Kota di atas Laut) 36 5.3 Sesaji Sembahyang 39 5.4 Gambar Tempat Dupa 42 5.5 Gambar Lilin 42 5.6 Gambar Foto Almarhum 43 5.7 Gambar Mutiara atau Kapas 44 5.8 Gambar Pakaian Orang Mati 45 5.9 Gambar Peti Mati 45 5.10 Gambar Pakaian Berkabung 46 5.11 Gambar Rumah-Rumahan yang Meninggal 47 5.12 Gambar Permainan Musik Drumband 48 5.13 Gambar Sembahyang Tutup Peti 50 5.14 Gambar Perjalanan ketempat Pemakaman 51 5.15 Gambar Sembahyang Kuburan 51 5.16 Gambar Perjalanan Pulang ke rumah 52 5.17 Gambar 108 Ubin Mahjong 61 5.18 Gambar Ubin Mahjong 61 5.19 Gambar Ubin Tong 62 5.20 Gambar Ubin Suo 62 5.21 Gambar Ubin Dong, Nan, Xi, Bei 63 5.22 Gambar Ubin Chun, Xia, Qiu, Dong 63 5.23 Gambar Ubin Meihua, Lanhua, Juhua, Zhuhua 64 5.24 Gambar Ubin Zhong, Fa, Bei 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.25 Gambar Ubin Pong 66 5.26 Gambar Ubin Chow 67 5.27 Gambar Ubin Kong 68 5.28 Gambar Da si xi 大四喜 68 5.29 Gambar Da san yuan 大三元 68 5.30 Gambar Qing yi si 清一色 69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

ABSTRACT ...... i ABSTRAK ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR GAMBAR ...... vi DAFTAR ISI ...... viii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Batasan Masalah ...... 8 1.3 Rumusan Masalah ...... 8 1.4 Tujuan Penelitian ...... 8 1.5 Manfaat Penelitian ...... 8 1.5.1 Manfaat Teoritis ...... 8 1.5.2 Manfaat Praktis ...... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 10 2.1 Pengertian Konsep ...... 10 2.1.1 Pengertian Fungsi ...... 10 2.1.2 Mahjong 麻将(Májiàng) ...... 11 2.1.3 Upacara Kematian dalam Budaya Masyarakat Tionghoa ...... 12 2.1.4 Kebudayaan ...... 15 2.1.5 Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan...... 17 2.2 Landasan Teori ...... 17 2.3 Tinjauan Pustaka ...... 20 BAB III METODE PENELITIAN ...... 24 3.1 Metode Penelitian ...... 24 3.2 lokasi Penelitian ...... 24 3.3 Data dan Sumber Data ...... 25 3.3.1 Data ...... 25 3.3.2 Sumber Data ...... 25 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 27 3.4.1 Studi Kepustakaan...... 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4.2 Penelitian Lapangan ...... 28 3.4.2.1 Observasi...... 28 3.4.2.2 Wawancara ...... 29 3.5 Teknik Analisis Data ...... 30 BAB IV DESKRIPSI PERMAINAN MAHJONG, DALAM UPACARA KEMATIAN DAN FUNGSI ...... 31 4.1 Sejarah Masuknya Mahjong di Kota Panipahan ...... 31 4.2 Perkembangan Mahjong di Kota Panipahan ...... 36 4.3 Penggunaan Permainan Mahjong dalam Upacara Kematian ...... 37 4.3.1 Deskripsi Upacara Kematian ...... 37 4.3.2 Pelibat Upacara Kematian ...... 39 4.3.3 Jenis Upacara Kematian ...... 40 4.3.4 Peralatan Upacara Kematian ...... 41 4.3.5 Waktu Upacara Kematian ...... 55 4.4 Fungsi Permainan Mahjong bagi Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan ...... 56 4.4.1 Fungsi untuk Hiburan ...... 56 4.4.2 Fungsi untuk Melatih Kesabaran ...... 57 4.4.3 Fungsi untuk meningkatkan Hubungan Kekeluargaan ...... 57 4.4.4 Fungsi Sarana Olahraga Berpikir ...... 58 4.4.5 Fungsi Mengenal Budaya Tionghoa ...... 59 4.4.6 Fungsi Meningkatkan Daya Konsentrasi ...... 60 4.5 Jenis-Jenis Ubin Mahjong ...... 60 4.5.1 Ubin Tong (berbentuk Lingkaran) ...... 62 4.5.2 Ubin Suo ( berbentuk bambu) ...... 62 4.5.3 Ubin Dong, Nan, Xi, Bei ( mata angin) ...... 63 4.5.4 Ubin Chun, Xia, Qiu, Dong (musim) ...... 63 4.5.5 Ubin Meihua, Lanhua, Juhua, Zhuhua ( bunga) ...... 63 4.5.6 Ubin Zhong, Fa, Bai ...... 64 4.6 Proses Permainan Mahjong ...... 65 BAB V PENUTUP ...... 70 5.1 Simpulan ...... 70 5.2 Saran ...... 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA ...... 72 LAMPIRAN INFORMAN ...... 74 INSTRUMEN PERTANYAAN PENELITIAN MASA WAWANCARA……...75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi dan akal), dan ada kalanya juga di tafsirkan bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa dan rasa (Hari Poerwanto, 2000:52). Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin yaitu colere, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. (Serjono Soekanto, 1990:172).

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati, dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan agar kebudayaan tidak pudar dari kehidupan masyarakat serta dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Negara merupakan negara yang terdiri dari berbagai jenis suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda, salah satunya adalah orang Tionghoa atau disebut juga dengan masyarakat Tionghoa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-19 imigran Tionghoa yang berasal dari negara Tiongkok mulai menyebar ke negara Indonesia. Para imigran

Tionghoa ini berasal dari provinsi Fukkien dan Kwangtung. Dimana masing- masing imigran tersebut telah membawa kebudayaan suku bangsanya sendiri termasuk bahasa yang digunakan. Adapun bahasa yang digunakan ialah bahasa

Hokkien, Teochiu, Hakka dan Kanton (Mely G.Tan, 1979).

Tiongkok merupakan negara yang jumlah penduduknya sangat tinggi, dan merupakan bangsa yang memiliki penduduk paling banyak di seluruh dunia.

Meskipun banyak masyarakat Tionghoa yang menyebar di seluruh dunia, dan sudah tidak lagi menjadi warga negara Tiongkok, namun mereka selalu membawa dan berusaha untuk tetap melestarikan budaya yang mereka miliki.

Kebudayaan masyarakat Tionghoa meliputi perayaan tahun baru Cina

(Imlek), upacara perkawinan, upacara kematian, perayaan Cheng Beng, permainan tradisional, tradisi minum teh, dan lain-lain. Masing-masing dari kebudayaan masyarakat Tionghoa tersebut memiliki keunikan tersendiri sehingga sangat menarik untuk dipelajari.

Salah satu budaya Tiongkok yang sangat menarik untuk dipelajari adalah permainan tradisional mahjong. Di negara Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis permainan tradisional, seperti petak umpet, bola bekel, gundu, lompat tali, egrang, ular naga panjang, engklek, congklak, gasing, layangan dan lain-lain.

Sama halnya dengan negara Tiongkok, memiliki berbagai jenis permainan boqian, changhang, xiangqi, liubo, shefu, shuanglu, dan mahjong (permainan kartu batu domino).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mahjong adalah salah satu jenis permainan rakyat yang berasal dari negara

Tiongkok. Kartu ini dinamakan mahjong, dalam aksara mandarin 麻将(Májiàng) atau diartikan dengan kartu batu domino. Dalam permainan mahjong ini biasanya dilakukan oleh 4 orang namun dapat dilakukan dengan 3 orang peserta jika jumlah peserta kurang. Peralatan permainan mahjong adalah ubin, dadu, keripik yang berbentuk bulat dan berwarna merah, putih, biru, dan kuning. Setiap set mahjong memiliki 108 ubin mahjong yang terdiri dari yaitu ubin 筒 tǒng: satu sampai sembilan yang berbentuk roda atau lingkaran setiap ubin masing- masing ada empat, ubin 索 suǒ: satu yang berbentuk burung pipit dua sampai sembilan yang berbentuk tongkat bambu setiap ubin masing-masing ada empat, ubin mata angin

东 dōng: angin timur ,南 nán: angin selatan,西 xī: angin barat 北 běi: angin utara, ubin musim 春 chūn: musim semi , 夏 xià: musim kemarau, 秋 qiū: musim gugur,

冬 dōng: musim dingin, ubin bunga 梅花 méihuā: bunga prem, 兰花 lánhuā: bunga anggek, 菊花 júhuā: bunga krisan 竹花 zhúhuā: bunga bambu, ubin 中榜 zhōng bǎng, ubin 發财 fācái, ubin 白板 báibǎn disebut dengan kartu naga atau kartu yang paling besar. Setiap ubin masing-masing ada empat. (Informan dari Bapak Liong

Seng dan Ibu Lim Ing Liong).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 1.1 Gambar Permainan Mahjong

(Dokumentasi: Eva Sianturi, 2018)

Permainan mahjong dapat dikatakan paling rumit dan menarik, pada dasarnya permainan mahjong ini sangat mudah dipelajari dan sangat menyenangkan. Setiap pemain masing-masing satu orang 14 ubin mahjong bermacam-macam cara pemikiran pemain mahjong ini menjadi lebih rumit dan menantang. Permainan ini sangat populer dan di gemari oleh banyak orang di seluruh dunia, Permainan mahjong memerlukan kemahiran, membutuhkan kalkulasi, strategi, kecerdasan dan juga peruntungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kota Panipahan merupakan sebuah kelurahan yang menjadi ibukota

Kecamatan Pasir Limau Kapas, di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Kepulauan

Riau, yang lahir sebagai buah pemekaran Desa Panipahan pada tahun 2007 dan ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 19 tahun

2009. Disebelah Timur Panipahan Laut berbatasan langsung dengan perairan Selat

Malaka, sedangkan disebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten

Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Ibukota kecamatan Panipahan, dulunya merupakan sebuah desa yang sangat eksostis, karena sebagian besar wilayahnya berada diatas air. Kota ini pernah dijuluki “Macau-nya Riau” bila senja menjelang.

Panipahan dapat dicapai melalui jalur transportasi laut (paling utama) dan darat

(baru dirintis). Dengan transportasi laut dapat ditempuh dari Bagansipiapi (kira- kira 1jam) atau dari Tanjung Balai (kira-kira 2jam), sedangkan untuk perjalanan darat dapat ditempuh langsung memakai mobil atau motor dari

Medan.(https://id.wikipedia.org/wiki/panipahan_laut_pasir_limau_kapas_rokan_h ilir) dan (https://id.wikipedia.org/wiki/pasir_limau_kapas_rokan_hilir).

Gambar 1.2 Google maps

( Sumber: Google Maps,2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 1.3 Pelabuhan Panipahan

( Dokumentasi Eva Sianturi. 2018)

Gambar 1.4 Tradisi Ritual Bakar Tongkang

( Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

Gambar 1.5 Pemakaman Masyarakat Tionghoa

( Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Keberadaan masyarakat Tionghoa di Kepulauan Riau merupakan penyebaran dari kehadiran perantau- perantau dari Tiongkok yang masuk melalui kota sejak tahun 1875 ( https://id.wikipedia.org.wiki/bagansiapiapi

( kota), yang selanjutnya menyebar juga ke daerah pesisir pantai sekitarnya termasuk ke kota Panipahan. Sehingga budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa tersebut masih tetap berlangsung sampai saat ini yaitu salah satunya adalah tradisi permainan mahjong.

Penulis memilih objek kajian ini karena permainan mahjong adalah tradisi yang turun temurun dan sampai sekarang permainan mahjong masih dimainkan dalam upacara kematian masyarakat Tionghoa. Adapun fungsi dari permainan ini adalah berfungsi untuk hiburan, untuk melatih kesabaran, untuk meningkatkan hubungan kekeluargaan, untuk sarana olahraga berpikir, untuk mengenal budaya

Tionghoa, dan untuk meningkatkan daya konsentrasi. Kebudayaan ini masih sangat kental dilakukan di Kota Panipahan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya dan tradisi leluhur masyarakat

Tionghoa di kota Panipahan khususnya budaya permainan mahjong. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti Permainan Mahjong dalam Konteks Upcara Kematian pada Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan Kepulauan Riau.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok pembahasan dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin di capai, penulis membatasi masalah dengan fokus terhadap pemainan mahjong dalam konteks upacara kematian pada budaya masyarakat Tionghoa di kota Panipahan, Kepulauan Riau.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: bagaimana permainan mahjong dalam konteks upacara kematian pada budaya masyarakat Tionghoa diKota Panipahan, Kepulauan Riau?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah: menjelaskan bagaimana permainan mahjong dalam konteks upacara kematian pada budaya masyarakat Tionghoa di Kota

Panipahan, Kepulauan Riau.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diambil dari hasil permainan mahjong dalam konteks upacara kematian pada budaya masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan adalah dapat menambah pengetahuan dan di harapkan dapat memberi masukan untuk penelitian selanjutnya terkhusus studi kebudayaan masyarakat Tionghoa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penelitian ini juga di harapkan bisa menjadi bahan perbandingan penelitian- penelitian yang akan datang. Selain itu penulis juga berharap penelitian ini dapat di gunakan untuk menambah konsep maupun teori sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis serta masyarakat secara umum, khususnya masyarakat Tionghoa tentang tradisi permainan mahjong yang dimainkan hanya ketika upacara kematian masyarakat Tionghoa. Selain itu hasil dari penelitian ini penulis berharap dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat di gunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan situasi istilah atau rangkaian kata (Soedjadi, 2009:14).

2.1.1 Pengertian Fungsi

Pengertian fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) merupakan kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Fungsi dapat diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan yang dilakukan. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kelompok masyarakat yang terdapat kegiatan atau sikap yang menjadi suatu kebiasaan dalam menjalankan hidupnya. Menurut Schneider, (1968) fungsi secara budaya yaitu fungsi dimana setiap kegiatan, kelakuan dan sikap menjadi suatu kebiasaan. Sebagian ilmuwan sosial bahkan berusaha membatasi lagi pengertian istilah kebudayaan tersebut hingga hanya mencakup bagian-bagian warisan sosial yang melibatkan representasi atas hal-hal yang dianggap penting, tidak termasuk norma-norma atau pengetahuan procedural mengenai bagaimana sesuatu harus dikerjakan. Menurut

Soekanto, (1999) kebudayaan berfungsi sebagai suatu pedoman hubungan antara manusia dan kelompok, wadah untuk menyalurkan perasaan dan kehidupan lainnya, pembimbing kehidupan manusia dan sebagai pembeda antar manusia dan binatang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.2 Mahjong 麻将(Májiàng)

Mahjong adalah salah satu jenis permainan rakyat yang berasal dari negara

Tiongkok. Kartu ini dinamakan mahjong, dalam aksara mandarin 麻将(Májiàng) atau diartikan dengan kartu batu domino. Dalam permainan mahjong ini biasanya dilakukan oleh 4 orang namun dapat dilakukan dengan 3 orang peserta jika jumlah peserta kurang. Peralatan permainan mahjong adalah ubin, dadu, keripik yang berbentuk bulat dan berwarna merah, putih, biru dan kuning. Setiap set mahjong memiliki 108 ubin mahjong yang terdiri dari yaitu ubin 筒 tǒng: satu sampai sembilan yang berbentuk roda atau lingkaran setiap ubin masing- masing ada empat, ubin 索 suǒ: satu yang berbentuk burung pipit dua sampai sembilan yang berbentuk tongkat bambu setiap ubin masing-masing ada empat, ubin mata angin

东 dōng: angin timur ,南 nán: angin selatan,西 xī: angin barat 北 běi: angin utara, ubin musim 春 chūn: musim semi , 夏 xià: musim kemarau, 秋 qiū: musim gugur,

冬 dōng: musim dingin, ubin bunga 梅花 méihuā: bunga prem, 兰花 lánhuā: bunga anggek, 菊花 júhuā: bunga krisan 竹花 zhúhuā: bunga bambu, ubin 中榜 zhōng bǎng, ubin 發财 fācái, ubin 白板 báibǎn setiap ubin masing-masing ada empat.

( Informan dari Bapak Liong Seng dan Ibu Lim Ing Liong).

Permainan mahjong dapat dikatakan paling rumit dan menarik, pada dasarnya permainan mahjong ini sangat mudah dipelajari dan sangat menyenangkan. Setiap pemain masing-masing satu orang 14 ubin mahjong bermacam-macam cara pemikiran pemain mahjong ini menjadi lebih rumit dan menantang. Permainan ini sangat populer dan di gemari oleh banyak orang di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA seluruh dunia, Permainan mahjong memerlukan kemahiran, membutuhkan kalkulasi, strategi, kecerdasan dan juga peruntungan.

2.1.3 Upacara Kematian dalam Budaya Masyarakat Tionghoa

Bentuk upacara kematian masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan terdiri dari kegiatan setelah meninggal jenazah diletakkan di atas dipan atau tempat tidur yang terbuat dari papan. Dipan tersebut di beri bantalan yang terbuat dari kertas perak dan seluruh tubuh jenazah akan ditutupi dengan kain putih. Kemudian anggota keluarga juga akan menyiapkan sebuah meja kecil, meja tersebut diletakkan ditengah depan dipan bagian kaki, dan satu gelas berisikan beras yang digunakan untuk menancapkan dupa. Dikedua sisi (kanan dan kiri) diletakkan dua buah lilin putih dan dupa yang dinyalakan hingga pemberangkatan jenazah.

Anggota keluarga yang duduk akan membakar kertas perak di samping jenazah secara terus-menerus hingga jenazah diberangkatkan ke pemakaman.

Kertas perak ini dipercaya sebagai pengganti uang di dunia arwah dan diharapkan dapat digunakan sebagai penerang didunia selanjutnya.

Setelah itu pemimpin upacara kematian akan memandu anggota keluarga untuk memandikan jenazah menggunakan lima macam bunga, arak putih dicampur air bersih. Lima macam bunga ini di anggap mewakili proses kehidupan manusia, yaitu:

1. Air melambangkan awal kehidupan manusia,

2. Api melambangkan proses perkembangan manusia,

3. Logam melambangkan proses pada saat manusia bekerja,

4. Kayu melambangkan pada saat manusia mencapai kemapanan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Tanah melambangkan kematian, yang mana maksudnya apabila manusia

setelah meninggal akan kembali ke tanah.

Setelah jenazah selesai dimandikan, jenazah akan dikeringkan akan dikenakan baju terbaik, sarung tangan, kaos kaki dan juga sepatu. Apabila almarhum belum menikah, maka akan dikenakan baju pengantin. Tujuannya agar almarhum bisa merasakan perasaan bahagia pada saat pernikahan.

Upacara kematian setelah jenazah dibersihkan dilakukan proses pemasukan jenazah kedalam peti. Keluarga akan melakukan upacara jit bok

(masuk peti), upacara penutupan peti dan mai song ( malam kembang). Pada saat upacara masuk peti atau jit bok, keluarga akan menyiapkan makanan berupa berbagai macam sayur beserta ketupat.

Setelah memasukkan jenazah kedalam peti mati, jenazah akan ditutup dengan menggunakan sehelai kain putih. Anggota keluarga dan kerabat akan mengelilingi peti mati untuk menuangkan minyak wanyi dan akan memasukkan baju serta barang yang disukai almarhum semasa hidupnya kedalam peti mati.

Selanjutnya anggota keluarga akan memasangkan mutiara atau kapas pada tujuh lubang panca indra almarhum yaitu dua lubang telinga, dua ujung mata, dua lubang hidung dan di bawa lidah. Mutiara atau kapas dipercaya mengantikan panca indra almarhum agar mendapat jalan yang terang dan kelancaran untuk sampai kedunia selanjutnya.

Anggota keluarga akan mengenakan baju berkabung selama proses upacara kematian. Baju berkabung harus dikenakan terbalik karena

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melambangkan anggota keluarga dalam suasana berduka, sehingga tidak ada waktu untuk mengurus diri sendiri keluarga yang mengenakan baju berkabung ini hanya istri dan garis keturunan laki-laki, sedangkan garis keturunan perempuan akan ditanyakan terlebih dahulu ingin megenakan atau tidak. Namun masyarakat

Tionghoa saat ini yang sudah modern jarang mengenakan baju berkabung, biasanya mereka hanya mengenakan kaos putih.

Sebelum penutupan peti, sai kong atau padri akan memimpin anggota keluarga untuk berdoa. Setelah peti mati ditutup, sai kong akan memandu putra sulung atau menantu laki- laki untuk memukul paku di empat sudut searah dengan jarum jam. Tiap paku hanya dipukul satu kali, dari paku pertama hingga paku terakhir. Setiap paku memiliki makna tersendiri yaitu sebagai berikut:

1. Paku pertama dikanan atas melambangan anggota keluarga mendapat

banyak berkah,

2. Paku kedua dikanan bawah melambangkan anggota keluarga

mendapatkan kekayaan yang berlimpah,

3. Paku ketiga dikiri bawa melambangkan anggota keluarga mendapatkan

keberuntungan,

4. Paku keempat diri atas melambangkan anggota keluarga dijauhi dari

musibah.

Khusus bagi almarhum yang belum menikah, peti mati hanya diikat dengan menggunakan tali besar. Sebelum dikebumikan keluarga akan melakukan upacara malam kembang atau mai song dalam upacara ini akan ada banyak tamu yang datang termasuk kerabat dan teman, dan sai kong akan memimpin anggota keluarga untuk berdoa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Ketika proses pemberangkatan jenazah, anggota keluarga yang laki- laki akan mengenakan kain putih diikat dikepala dan kerabat perempuan akan mengenakan kain putih diatas kepala, serta istri dan anak akan mengenakan baju hitam dan blacu goni. Sebelum peti diberangkatkan, keluarga harus melakukan penghormatan sebagai tanda bakti kepada leluhur dengan cara membungkuk atau bersujud. Setelah itu keluarga berserta dengan kerabat mengantarkan jenazah ke pemakaman dengan membawa sesaji.

2.1.4 Kebudayaan

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jamaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. (Soejono Soekanto

1990: 173).

Menurut Maclver, culture adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara- cara hidup dan berpikir, pergaualan hidup, seni kesusasteraan, agama, rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, flim, permainan, filsafat dan sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia. Dengan pernyataannya itu, Maclver mengeluarkan unsure material dari ruang lingkup culture. (Soejono Soekanto, 1990:304).

Kroeber dan Kluckhohn (1952) mengumpulkan berpuluh-puluh defenisi yang dibuat ahli-ahli antropologi dan membaginya atas 6 golongan, sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (1) Deskriptif, yang menekan unsur-unsur kebudayaan,

(2) Historis, yang menekankan bahwa kebudayaan itu diwarisi secara

kemasyarakatan,

(3) Normatif, yang menekankan hakekat kebudayaan sebagai aturan hidup

dan tingkah laku,

(4) Psikologis, yang menekankan kegunaan kebudayaan dalam

penyesuaian diri kepada lingkungan, pemecahan persoalan dan belajar

hidup,

(5) Sruktural, yang menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu sistem

yang berpola dan teratur,

(6) Genetika, yang menekankan terjadinya kebudayaan sebagai hasil karya

manusia. (P.W.J.Nababan, 1984:49).

Kebudayaan adalah hasil, akal dan daya manusia. Budaya berasal dari bahsa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

(budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. (Koentjaraningrat, 1982:9).

Koentjaraningrat (1980) berpendapat, bahwa terdapat 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal yaitu (1) Bahasa, (2) Sistem pengetahuan, (3) Oganisasi sosial (4) Sistem peralatan hidup dan teknologi, (5) Sistem mata pencaharian hidup, (6) Sistem religi, (7) Kesenian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.5 Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Panipahan

Masyarakat sebagai suatu kesatuan manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dimana anggota masyarakat terikat suatu rasa indensitas bersama. Identitas menjadi jati diri yang kuat bagi masyarakat tersebut. (koentjaraningrat 1985:60).

Masyarakat Tionghoa di kota Panipahan Kepulauan Riau merupakan penyebaran dari kehadiran perantau-perantau dari Tiongkok yang masuk melalui kota Bagansiapiapi sejak tahun 1875 (https://id.wiki,org.wiki/bagansiapiapi

(kota), yang selanjutnya menyebar juga ke daerah pesisir pantai sekitarnya termasuk ke kota Panipahan. Sehingga budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa tersebut masih tetap berlangsung sampai saat ini yaitu salah satunya adalah tradisi permainan mahjong.

2.2 Landasan Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian teori adalah: 1) suatu pendapat yang didasarkan pada penelitian danpenemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2) penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi. (website: kbbi.web.id/teori)

Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004:6) merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk mengkaji fungsi permainan mahjong dalam budaya masyarakat

Tionghoa ini penulis menggunakan teori Fungsionalisme yang ditawarkan oleh

Malinowski. Teori Fungsionalisme yang digunakan dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-institusi (pranata-pranata) dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu. Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang tokoh yang sangat dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884 -1942) lahir di

Kraków, Austria-Hungaria (saat ini disebut Polandia) dari keluarga bangsawan.

Ayahnya adalah seorang profesor dalam ilmu Sastra Slavik dan ibunya adalah seorang putri dari keluarga seorang tuan tanah. Di masa kecilnya, Malinowski adalah seorang yang lemah, namun sangat pintar secara akademik. Di tahun 1908

Malinowski lulus dari Fakultas ilmu Pasti dan ilmu Alam dari Uviversitas Cracow.

Namun selama studinya ia gemar membaca tenteng folklor dan cerita rakyat, sehingga ia menjadi tertarik akan ilmu psikologi. Malinowski belajar psikologi di bawah seorang guru besar psikologi, yang pada waktu itu sangat terkenal, yatu W.

Wundt, di Leipzig, Jerman.( Koentjaraningrat, 1987:160).

Malinowski (T.O. Ihroni 2006), mengajukan sebuah orientasi teori yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakukan yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan.

Menurut Malinowski, fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat.

Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi (melahirkan keturunan), merasa enak badan ( bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu, muncul kebutuhan jenis kedua

(derived needs), kebutuhan sekunder yang harus juga dipenuhi oleh kebudayaan.

Teori fungsionalisme dapat diterapkan dalam analisa mekanisme- mekanisme kebudayaan secara tersendiri, namun teori ini tidak mengemukakan dalil-dalil sendiri untuk menerangkkan mengapa kebudayaan yang berbeda-beda memiliki unsur-unsur budaya yang berbeda dan mengapa terjadi perubahan dalam kebudayaan. Secara garis besar Malinowski merintis bentuk kerangka teori untuk menganalisis fungsi dari kebudayaan manusia, yang disebut suatu teori fungsional tentang kebudayaan atau “a functional of culture”. Menurut Malinowski

(1984:216): “Pada dasarnya kebutuhan manusia sama, baik itu kebutuhan bersifat biologis maupun bersifat psikologis dan kebudayaan pada pokoknya memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi pemenuhan kebutuhan yang tidak terlepas dari sebuah proses dinamika perubahan kearah konstruksi nilai-nilai yang disepakati bersama dalam sebuah masyarakat (dan bahkan proses yang dimaksud akan terus bereproduksi) dan dampak dari nilai tersebut pada akhirnya membentuk tindakan- tindakan ŷang terlembagakan dan dimaknai oleh masyarakat bersangkutan yang pada akhirnya memunculkan tradisi upacara perkawinan, tata cara dan lain sebagainya yang terlembaga untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hal inilah yang kemudian menguatkan tesis dark Malinowski yang sangat menekankan konsep fungsi dalam melihat kebudayaan yakni: “(1) Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan pangan dan prokreasi, (2)

Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan, (3) Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian.

Melalui tingkatan abstraksiny tersebut Malinowski kemudian mempertegas inti dari teorinya dengan mengasumsikan bahwa segala kegiatan/aktivitas manusia dalam unsur-unsur kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.

Sesuai dengan teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski itu, penulis berasumsi bahwa mahjong dalam budaya masyarakat Tionghoa pasti berfungsi, kalau tidak kegiatan atau lembaga sosiobudaya ini pasti mati atau menjelma dalam bentuk yang lainnya. Kegiatan sosiobudaya permainan mahjong ini memainkan peran dan konteks kesinambungan dan integrasi kebudayaan

Tionghoa secara umum.

2.3 Tinjauan Pustaka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1198), tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat (sesudah meyelidiki atau mempelajari).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:912), pustaka adalah kitab-kitab, buku, buku primbon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Jonathan Sarwono (2006:23), Tinjauan pustaka adalah penelitian yang akan diambil dari sumber acuan terbaru, misalnya dari buku, skripsi ataupun jurnal yang dibahas dalam bagian ini ialah teori relevan dari hasil penelitian sejenis terdahulu tujuannya supaya tidak terjadi pembahasan masalah yang sama atau duplikasi penelitian orang lain.

Chandra Fearmin (2003) dalam skripsi yang berjudul “Permainan

Mahjong dengan menggunakan Fasilitas LAN Komputer”. Skripsi ini membahas tentang permainan mahjong multiplayer dengan menggunakan fasilitas LAN

(Local Area Network) yang bekerja pada sistem operasi Windows. Skripsi ini menjelaskan bahwa permainan mahjong agar lebih mudah dimengerti dan dimainkan dalam program akan memberikan fasilitas komputer. Dengan membaca skripsi ini penulis mengetahui bahwa hasilnya dapat memberi pengetahuan tentang cara-cara pembuatan sebuah permainan untuk menjadi lebih menarik dan diharapkan suatu saat nanti dapat menciptakan suatu permainan yang baru yang bagus dan menarik.

Yogi Adytia Marsal (2010) dalam skripsi yang berjudul “Implementasi

Brute Force pada Game Mahjong Titans”. Skripsi ini membahas tentang permainan mahjong komputer yang menggunakan windows. Skripsi ini menjelaskan bahwa permainan mahjong ternyata tidak dilakukan secara manual, tetapi dalam komputer yang menggunakan windows. Dengan membaca skripsi ini penulis mengetahui bahwa permainan mahjong mempunyai jenis dan bentuk dan memiliki teknik dalam permainan mahjong.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Harahap Indah (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Keberadaan dan

Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan”. Dalam skripsi ini menjelaskan pengertian dari permainan xiangqi yang berarti catur gajah. Skripsi ini juga menceritakan tentang jenis-jenis gambar yang di sebut bidak. Dengan membaca skripsi ini penulis mengetahui bahwa jenis- jenis permainan tradisional ada berbagai macam atau jenis-jenis seperti permainan mahjong yang di sebut ubin.

Mohammad Idzwan Bin Mansor (2013) dalam skripsi yang berjudul

“ Perpustakaan Digital Permainan Tradisional Masyarakat Cina dan India”.

Skripsi ini membahas tentang permainan tradisional Cina dan India yang kemudian diaplikasikan kedalam media digital sehingga menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui permainan tradisional. Dengan membaca skripsi ini penulis mengetahui bahwa permainan mahjong adalah salah satu permainan tradisional Cina. Dalam skripsi ini penulis juga mengetahui beberapa macam atau jenis-jenis gambar yang terdapat pada permainan mahjong.

Chu Man Lu 卢朱满 ( 2013) dalam tesis yang berjudul “ The Mahjong

Intervention Influence of the Middle-Elderly Short-term Memory, Attention, and

LogicalReasoning《麻将介入对中老年人短期记忆力,注意力及逻辑推理之

影响探讨》Májiàng jièrù duì zhōng lǎonián rén duǎnqí jìyìlì, zhùyì lì jí luójí tuīlǐ zhī yǐngxiǎng tàntǎo 。 Tesis ini menjelaskan pengaruh intervensi mahjong terhadap memori ingatan, perhatian, dan penalaran. Tesis ini membantu penulis untuk mengetahui cara memainkan mahjong dan mengetahui fungsi mahjong bagi orang tua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Deng Minghua Zhuan 登 明 华 撰 ( 2013 ) dalam tesis yang berjudul

“ Gambling Games and Cognitive Functions of Aged People: Modification of

Traditional Mahjong Rules ”《博弈游戏与高领者的认知功能传统麻将规则

的改良》bóyì yóuxì yǔ gāolíng zhě de rènzhī gōngnéng chuántǒng májiàng guīzé de gǎiliáng。Dalam abstrak tesis ini menyebutkan ada tiga kata kunci orang tua, fungsi kognitif, mahjong. Jurnal ini memberikan kontrobusi kepada penulis untuk mengetahui fungsi permainan mahjong.

Mawaddati Sofiah (2016) dalam skripsi yang berjudul “skripsi ini membahas tentang peranan permainan mahjong yang mampu mempengaruhi pembelajaran murid dalam bereksperimen. Skripsi ini juga menjelaskan bahwa mahjong sangat memberikan motivasi belajar yang berkaitan dengan pembelajaran kimia. Dengan membaca skripsi ini penulis mengetahui bahwa peranan mahjong juga memiliki peranan penting didunia pendidikan. Penulis juga mengetahui bahwa permainan mahjong mampu mendorong dan memberikan motivasi siswa untuk lebih mudah belajar kimia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Djajasudarma (1993:4) metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode memiliki peran yang sangat penting, metode merupakan syarat atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan menjelaskan secara tepat sifat individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan yang lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesa- hipotesa, mungkin juga belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah bersangkutan (Koentjaningrat, 1991:29). Sedangkan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2005:5).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah di rumah warga yang berduka diKota Panipahan Rokan Hilir Kepulauan Riau. Setiap orang Tionghoa yang berduka, disitu pasti ada yang bermain mahjong untuk menghibur orang yang datang melayat. Masyarakat yang sering mengikuti adalah masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tionghoa dari segala usia, yang mengetahui permainan mahjong ini untuk semua kalangan masyarakat Tionghoa yang bisa bermain ada 3 orang.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data adalah keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain (Hasan, 2002:82).

Di dalam setiap penelitian, data menjadi patokan yang sangat penting bagi setiap penulis untuk menganalisis masalah yang dikemukakan. Data adalah kumpulan informasi yang didapat dari penulis, sedangkan sumber data adalah darimana data tersebut berasal.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang di gunakan terdiri dari sumber data primer dan sekunder.

Menurut Hasan (2002:82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.

Sumber data primer berasal dari informan sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Nama : Tiu Asa

Umur : 60 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Jalan Bersama No. 02

2. Nama : Tjing Kiong

Umur : 67 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Karya No. 30

3. Nama :Bun Sua

Umur : 60 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : : Jl. Karya No. 44

4. Nama : Liong Seng

Umur : 57 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Bandar Baru No. 22

5. Nama :Lim Ing Liong

Umur :58 Tahun

Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

Alamat :Jl. Karya No. 47

6. Nama :Liu Yao Shan

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : jl. Pelabuhan no. 05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penetian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan (library research), dan studi lapangan (field research).

3.4.1 Studi Kepustakaan

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka digunakan metode pengumpulan data melalui metode kepustakaan (library research).

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan buku, jurnal, skripsi dan web yang berkaitan dengan

kajian penulis.

2. Mengunjungi perpustakaan atau toko buku untuk menemukan referensi

yang berkaitan dengan kajian penulis.

3. Menemukan referensi melalui internet dengan mengunduh skripsi maupun

jurnal yang bersangkutan dengan kajian penulis.

4. Membaca daftar isi buku yang sudah di temukan, menelaah setiap sub

judul yang berkaitan dengan objek yang akan di kaji oleh penulis.

5. Membaca dan mengambil poin-poin penting yang bisa memberikan

informasi yang berkaitan dengan kajian penulis.

6. Penulis dapat mengumpulkan seluruh data yang diperoleh agar selanjutnya

dianalisis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4.2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan metode observasi dan wawancara.

3.4.2.1 Observasi

Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah diketemukan maka peneliti dapat menemukan tema- tema yang akan diteliti (Jonathan Sarwono, 2006:224).

Adapun tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi dengan meninjau lokasi secara langsung tempat

bermain mahjong di rumah-rumah duka masyarakat Tionghoa di kota

panipahan.

2. Peneliti berpusat untuk melihat dan mengamati keadaan yang sedang

berlangsung dan segala fenomena yang berkembang pada masyarakat

sekitar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4.2.2 Wawancara

Selain observasi, wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumulan data) kepada responden, jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Soehartono, 1995:67). Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam wawancara, yaitu:

1. Sebelum melakukan wawancara penulis memilih beberapa informan yang

dapat memberikan penulis dalam memenuhi data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Setelah itu penulis juga dapat membuat daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan mahjong ketika melakukan observasi sebelumnya.

2. Melakukan tanya jawab kepada informan mengenai mahjong sesuai

dengan daftar pertanyaan yang telah penulis susun, dan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul ketika informan memberikan

informasi tentang mahjong.

3. Menuliskan hal-hal yang penting dan merekam seluruh dialog berupa

rekaman video maupun rekaman suara.

4. Mengumpulkan data yang telah penulis dapat dari hasil wawancara.

5. Data yang sudah terkumpul digabungkan, kemudian data tersebut

diindentifikasikan.

6. Data yang diindentifikasikan kemudian diklasifikasikan berdasarkan

kategorial yang sesuai dengan kepentingan penelitian yang akan dibahas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2000) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab seluruh pertanyaan. Data yang sudah diperoleh melalui penelitian lapangan, dan kepustakaanakan diolah dan dilakukan dengan melakukan seleksi data. Adapun proses yang dilakukan adalah:

1. Data primer dan sekunder diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan

penelitian, setelah itu membuat ringkasan dan pernyataan dari

sumber data tersebut

2. Berdasarkan data-data yang diambil, kemudian penulis dapat

membuat kesimpulan dari hasil yang diteliti dalam proses jalannya

membuat penelitian.

3. Membahas dan menyusun serta mengolah data secara sistematis

menjadi kesimpulan sehingga pembaca dapat mengerti maksud

yang disampaikan oleh penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV

DESKRIPSI PERMAINAN MAHJONG, DALAM UPACARA KEMATIAN

DAN FUNGSI

4.1 Sejarah Masuknya Mahjong di kota Panipahan

Masyarakat Tionghoa menyebar hampir keseluruh belahan dunia. Mereka merantau dan menetap di negara-negara tersebut, termasuk di Indonesia. Pada masa pemerintahan Dr. K. H. Abdurrahman Wahid, masyarakat Tionghoa diakui menjadi salah satu suku yang ada di Indonesia dan kepercayaan mereka juga diakui menjadi salah satu agama yang ada di Indonesia. Salah satu keistimewaan masyarakat Tionghoa adalah mereka selalu membawa dan memelihara kebudayaan atau adat istiadatnya kemanapun mereka berada.

Salah satu kebudayaan masyarakat Tionghoa yang sampai pada saat ini masih tetap terpelihara adat istiadatnya adalah permainan Mahjong. Mahjong

(Cina: 麻将; pinyin: má jiàng) merupakan sebuah permainan yang berasal dari negara Cina yang dimainkan oleh empat atau tiga pemain. Permainan ini dimainkan dengan mengunakan balok balok kecil yang menyerupai kartu batu domino, dimana setiap kartu batu tersebut memiliki gambar dan dalam permainannnya, Mahjong menggunakan strategi, kalkulasi dan keberuntungan untuk dapat memenangkannya. Panduan bermain Mahjong akan menjelaskan kalau permainan ini pun diharuskan untuk menyusun seri-seri yang harus berurutan dan juga lengkap yang biasanya terdiri dari 13 sampai 16 batu dan untuk memenangkan permainan ini, maka pemain harus menyusun biasanya 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sampai 17 batu. Pada umumnya Mahjong terdiri dari 144 buah kartu, akan tetapi pada saat permainan hanya digunakan sebanyak 108 buah kartu saja, sisanya 36 buah kartu digunakan sebagai cadangan.

Gambar 5.1 Gambar Permainan Mahjong

(Dokumentasi: Eva Sianturi, 2018)

Kota Panipahan merupakan sebuah kelurahan yang menjadi ibukota

Kecamatan Pasir Limau Kapas, di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Kepulauan

Riau, yang lahir sebagai buah pemekaran Desa Panipahan pada tahun 2007 dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 19 tahun

2009. Disebelah Timur Panipahan Laut berbatasan langsung dengan perairan Selat

Malaka, sedangkan disebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten

Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Ibukota kecamatan Panipahan, dulunya merupakan sebuah desa yang sangat eksostis, karena sebagian besar wilayahnya berada diatas air. Kota ini pernah dijuluki “Macau-nya Riau” bila senja menjelang.

Panipahan dapat dicapai melalui jalur transportasi laut (paling utama) dan darat

(baru dirintis). Dengan transportasi laut dapat ditempuh dari Bagansipiapi (kira- kira 1 jam) atau dari Tanjung Balai (kira-kira 2 jam), sedangkan untuk perjalanan darat dapat ditempuh langsung memakai mobil atau motor dari Medan.

Kota Panipahan dihuni sekira 20.000 jiwa, Dengan memiliki tujuh kepenghuluan. Ribuan rumah yang berada di kota ini, ditopang oleh puluhan kayu penyangga sebagai pondasi pada setiap petak rumah. Tinggi kayu balok sebesar lengan orang dewasa bervariasi, ada tiga meter sampai enam meter, tergantung keberadaannya ketengah laut atau ke pinggir pantai. Masyarakat di sini tergabung dari berbagai suku, di antaranya warga Tionghoa, Melayu, Batak, Jawa dan lainnya. Mereka hidup rukun, damai dan saling menghormati.

Di Kota Panipahan tidak ada orang yang memiliki kendaraan roda empat.

Mereka hanya memakai kendaraan roda dua, karena kotanya memiliki jalan dengan lebar dua setengah meter. Pasar berada dipinggir jalan. Pedagang kecil menumpang di depan pedagang yang memiliki kedai tetap. Dia menjual hasil laut seperti ikan, kerang dan sejenis lainnya di pasar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada umumnya masyarakat Panipahan mata pencahariannya adalah melaut.

Laki laki dan perempuan bisa membuat atau membenahi jaring penangkap ikan.

Pembenahan ini dilakukan di rumah sebelum pergi ke laut. Hasil tangkapan di jual kepada pembeli lokal. Masyarakat Panipahan juga membudidayakan tambak udang yang dikenal dengan udang eko, untuk ekspor ke luar negeri. Sebelum keluar negeri udang dijual ke daerah Tanjung balai Karimun. Pembudidayaan itu dibantu oleh koperasi lokal. Sehingga usaha mereka bisa berjalan dengan lancar.

Kota Panipahan dilengkapi oleh tower telekomunikasi. Sehingga jalur informasi tidak sulit. Pemerintah setempat membangun jalan yang dulunya terbuat dari kayu sekarang sudah menjadi beton.

Untuk bisa sampai ke kota Panipahan, harus melakukan perjalanan darat dan laut. Dari Kota , harus melakukan perjalanan darat selama 6 jam hingga 7 jam perjalanan normal untuk sampai ke Kota Bagansiapi-api. Lalu selanjutnya, dari pelabuhan harus mengarungi lautan selama 1,5 jam sebelum sampai ke pelabuhan yang ada di Panipahan. Selama di perjalanan, bisa menikmati pemandangan laut lepas, pantai yang masih asri dan alami, tepian pantai yang ditumbuhi pepohonan dan sebagainya.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah memastikan ketersediaan kapal yang di gunakan untuk menyeberang ke Panipahan. Dalam sehari, hanya ada satu kapal keberangkatan dan satu kapal kedatangan. Artinya cukup sulit bagi yang ingin pulang hari saat berkunjung ke kota di atas laut tersebut. Dan pastikan juga jadwal pas dengan waktu keberangkatan kapal. Kapal tak bisa menunggu penumpang, akan tetap berjalan pada jam yang telah ditentukan. Di daerah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kepulauan yang kondisi transportasinya sulit dan mahal, biasanya harga barang- barang juga lebih mahal. Seperti sayur dan buah, pakaian dan hal-hal lain yang tersedia banyak di daratan biasanya harganya akan lebih mahal. Jadi sebaiknya mempersiapkan perbekalan sedemikian rupa sebelum sampai ke Panipahan.

Nikmati wisata di kota unik tak terlupakan.

Panipahan merupakan kawasan yang terkenal sebagai daerah "kota seribu jembatan" atau "kota sejuta tonggak" itu diperkirakan separuh penghuninya merupakan warga etnis Tionghoa. Cukup lama diperkirakan warga yang asal muasalnya tersebut dari negeri Tiongkok. Diperkirakan telah ratusan tahun silam.

Panipahan sendiri merupakan kawasan yang memiliki potensi alam perairan lautnya sebagai penghasil berbagai jenis ikan. Baik jenis Senangin, ikan Bawal,

Gembung, udang kelong, dan beberapa jenis lainnya. Bahkan diantaranya merupakan ikan eksport, misalnya, udang Eko. Namun, nama Panipahan yang sempat tersohor sebagai pengekspor ikan mengalami perubahan pasca beroperasi dan masuknya kapal-kapal pukat trawl dan pukat harimau sekira satu dasarwarsa terdahulu, hasil tangkapan ikan di perairan itu mengalami penurunan drastis.

Nama Panipahan yang di kenal kota seribu jembatan namun semakin lama semakin pudar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.2 Gambar Kota Panipahan (Kota di atas Laut)

(Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

4.2 Perkembangan Mahjong di Kota Panipahan

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan juga mengalami perkembangan. Perkembangan permainan Mahjong di kota Panipahan tergolong sangat berkembang. Hal ini didasari oleh pelestarian permainan Mahjong yang tetap terjaga. Sampai pada saat ini, tidak hanya orang tua, akan tetapi kaum orang muda juga sudah dapat dengan mahir memainkan permianan ini. Begitupula pada upacara kematian, keluarga yang berduka juga dapat ikut serta memainkan permainan tersebut.

Perkembangan permainan Mahjong tidak hanya dimainkan secara manual, saat ini permainan Mahjong tersedia dalam aplikasi komputer. Program permainan Mahjong dibuat dalam Borland Delphi 5. Dalam program ini pemain dapat melihat seluruh kartu dengan jelas. Dalam permainan Mahjong akan ditampilkan semua kartu yang dilihat dari segi salah satu pemain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Salah satu kebudayaan yang masih terpelihara hingga saat ini di kalangan masyarakat Tionghoa khususnya di kota Panipahan adalah permainan mahjong.

Mahjong atau kartu batu domino merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang berasal dari Tiongkok. Pada tahun 1875 perantau-perantau dari Tiongkok masuk ke kota Bagansiapiapi kemudian menyebar kedaerah pesisir pantai sekitarnya termasuk ke kota Panipahan. Masyarakat Tionghoa menetap di kota

Panipahan dan hingga saat ini masih memperingati perayaan seperti perayaan

Imlek, perayaan Cheng Beng, dan perayaan bakar tongkang. Tidak hanya kebudayaan perayaan hari besar masyarakat Tionghoa sering memainkan permainan Xiangqi dan Mahjong.

Permainan Mahjong merupakan permainan yang dimainkan pada upacara kematian oleh orang tua atau keluarga kerabat yang meninggal. Permainan mahjong hanya bisa dimainkan oleh masyarakat Tionghoa. Awal masuknya permainan mahjong di kota Panipahan tidak memiliki catatan secara tertulis dengan lengkap. Permainan ini dibawa dan dimainkan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa. Sejarah masuknya permainan ini beriringan dengan datangnya perantau-perantau masyarakat Tionghoa ke kota Panipahan.

4.3 Penggunaan Permainan Mahjong dalam Upacara Kematian

4.3.1 Deskripsi Uparaca Kematian

Masyarakat Tionghoa di Panipahan, menyediakan peti mati di rumah untuk persiapan penguburannya. Peti mati di sebut Siu Pan atau Shouban (peti panjang umur). Selain itu juga dibuat Sui Yi atau Shou Yi ( baju panjang umur) yang akan dipakai pada jenazah dalam peti. Siu Yi ini dibuat pada waktu baik,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA biasanya bulan Lun Gue atau RunYue ( bulan kabisat) yang dianggap waktu baik untuk membuat Siu Yi ini. Waktu di rumah duka, anak dari almarhum harus membakar Gun Cua atau Yin Zhi (kertas perak) di atas baskom pembakaran.

Pembakaran ini di lakukan terus menerus di samping peti jenazah. Sementara itu, di kolong peti jenazah dinyalakan pelita minyak.

Meja sembahyang ditempatkan didepan jenazah (dekat kaki jenazah). Pada meja sembahyang di pasang lilin putih dan hio lo ( tempat hio). Kalau peti sudah ditutup juga dipasang foto almarhum. Hio yang dipakai adalah hio bertangkai hijau. Ada juga yang mengatakan jika almarhum meninggal lebih dari 60 tahun, hio yang dipakai bisa yang berwarna merah. Sesaji meja sembahyang adalah teliao ( teh dan manisan seperti permen), nasi, sawi, dan lima macam buah ngo ko atau wu guo antara lain pisang, jeruk, semangka, dan lain-lain sesuai musim buah, menggunakan sam-seng (daging, ikan, ayam) apalagi ngo-seng.

Anggota keluarga membuat dan memakai baju putih yang terbuat dari blacu (karung goni). Baju putih ini dipakai terbalik (jahitannya di luar). Anggota keluarga lelaki diikat kepalanya, anggota keluarga perempuan menggunakan kerudung. Ikat kepala dan kerudung ini diberi warna sesuai dengan hubungannya dengan almarhum. Suku hokkien untuk seorang nenek meninggal : anak dan menantu berwarna hitam, cucu dalam:biru, cucu luar: merah, buyut dalam:kuning.

Waktu ada tamu yang bersembahyang/menghormat ke jenazah, anggota keluarga juga ikut sembahyang di sisi kanan (kalau dilihat dari depan) peti jenazah. Lalu menghormat atau paichiu kepada tamu tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

` Gambar 5.3 Sesaji Sembahyang

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

4.3.2 Pelibat Upacara Kematian a. Keluarga Inti

Dalam suatu upacara kematian masyarakat Tionghoa orang-orang yang terlibat adalah anggota keluarga terdekat seperti orang tua (papa dan mama), abang, kakak, adik (apabila ada), sepupu, keponakan, paman, tante dan saudara lainnya. Selain dari pada anggota keluarga yang ikut terlibat dalam proses upacara adalah sai kong. Sai kong berperan sebagai penentu tanggal yang baik untuk pemakaman. Selain sebagai penentu hari sai kong berperan sebagai meminpin lagu, memimpin doa serta berperan sebagai protokol acara.

Jaman dulu, apabila ada anggota keluarga yang meninggal maka keluarga tersebut akan berduka atau berkabung selama 3 tahun. Banyak hal yang menjadi pantangan bagi anggota keluarga selama berkabung tersebut. Beberapa pantangan bagi keluarga akan di jelaskan berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Dalam bisnis (pedagang), ada masyarakat Tionghoa yang merasa pantang

mengunjungi/dikunjungi oleh orang-orang yang mengenakan pakaian

dengan tanda kabung.

2. Orang yang berkabung tidak boleh mengenakan pakaian yang berwarna-

warni, hal ini tentu menjadi kesulitan tersendiri bagi anggota keluarga

yang sedang berkabung.

3. Selama berkabung, anak cucunya tidak diperbolehkan menikah, kalaupun

sudah terlanjur direncanakan, maka acara nikah dilakukan dengan berbagai

persyaratan ( sesuai mufakat pihak laki-laki dan perempuan), dan biasanya

acara pernikahan akan berlangsung sederhana.

b. Tetangga Terdekat

Tidak semua tetangga terdekat dituntut untuk ikut berkabung, biasanya mereka akan membuang semua tanda kabung mereka di kubur pada hari itu juga.

4.3.3 Jenis Upacara Kematian

Kematian pada anak bayi dalam masyarakat Tionghoa dimakamkan secara diam-diam. Bayi di makamkan secara tersembunyi yang hadir hanya keluarga inti dan tanda di undang masyarakat sekitar. Makam untuk bayi sampai anak-anak di pisahkan dengan makam orang dewasa.

Kematian pada orang tua dalam masyarakat Tionghoa, keluarga yang meninggal terlebih dahulu bertanya kepada sai kong atau pendeta kapan tanggal baik dan hari yang baik untuk di lakukan upacara pemakaman atau di kebumikan.

Bagi jenazah ( yang sudah menikah) makanan atau sesaji yang dibawa bersama dengan jenazah sampai ke makam, ketika pulang makanan atau sesaji tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA harus dibawa pulang ke rumah. Makanan atau sesaji tersebut diletakkan di tempat sembahyang yang meninggal.

Kematian bagi orang tua atau remaja ( yang belum menikah) makanan atau sesaji yang dibawa bersama jenazah sampai ke makam, ketika pulang makanan atau sesaji tersebut tidak boleh di bawa pulang ke rumah. Makanan atau sesaji tersebut tetap tinggal di makam jenazah.

4.3.4 Peralatan Upacara Kematian

Berikut ini adalah peralatan yang digunakan pada saat upacara kematian masyarakat Tionghoa:

a. Tempat Dupa

Tempat dupa (Hio Lo), merupakan sebuah bakar kecil yang fungsinya sebagai tancapan dupa. Benda ini mempunyai dua buah kuping, sedangkan pada bagian depannya terukir sebuah kata Hi (bahagia). Lazimnya Hio Lo itu terbuat dari timah, namun sekarang ini tidak jarang kita lihat Hio Lo yang terbuat dari tanah liat. Hio Lo itu diisi abu dapur yang kemudian dipercayai sebagai abu leluhur dan harus dipelihara sampai generasi turun-temurun. Dupa (Hio lo) merupakan alat sembahyang yang dibakar dan mengeluarkan bau-bau harum.

Makna yang terkandung dalam pembakaran dupa ialah menemukan jalan suci.

Dalam konteks kematian seperti ini Hio lo menyatakan bahwa yang bersangkutan hadir dalam acara perkabungan. Melalui Hio lo ini akan terjalin komunikasi antara hidup dan yang mati.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.4 Gambar Tempat Dupa

(Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

b. Lilin

Lilin merupakan tanda duka-cita, tetapi juga merupakan tanda bahwa para pelayat tidak membawa sial. Menurut kepercayaan mereka tetesan air lilin ini tidak boleh kena tubuh kita, karena akan membawa sial seumur hidup.

Gambar 5.5 Gambar Lilin

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Foto Almarhum

Foto Almarhum diletakkan di depan peti mati yang kemudian setelah pemakaman dibawa pulang oleh putra sulung untuk di sembah. Foto juga dipakai sebagai iklan di Surat Kabar, supaya sanak family, handai-taulan mengetahui beliau ini sudah meninggal. Sering terjadi percekcokkan hanya karena nama seseorang family lupa dicantumkan, oleh sebab itu memerlukan ketelitian.

Gambar 5.6 Gambar Foto Almarhum

(Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

d. Mutiara atau Kapas

Setelah jenazah dimasukkan ke dalam peti, ketujuh lubang jenazah ditutup menggunakan mutiara atau kapas.ketujuh lubang yaitu 2 mata, 2 lubang hidung, 2 lubang telinga, dan satu mulut. Mutiara atau kapas merupakan simbol sesuatu yang bersinar. Bagi masyarakat Tionghoa, orang yang meninggal rohnya pergi ke tempat yang jauh dan penuh misteri. Manusia yang masih hidup tidak mengetahui kemana tujuannya. Maka melewati jalan yang gelap atau apapun, diharapkan panca inderanya masih bisa berfungsi dengan bantuan mutiara atau kapas tersebut.

Yang bertugas memasang mutiara atau kapas kepada jenazah adalah anak- anak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA almarhum. Jika almarhum tidak mempunyai anak, maka suami, istri, atau keponakan boleh memasangkan mutiara atau kapas tersebut.

Gambar 5.7 Gambar Mutiara atau Kapas

( Dokumentasi Eva Sianturu, 2018)

e. Pakaian orang mati

Pakaian ini mulai disediakan tatkala seseorang anggota keluarga itu lanjut usia. Biasanya karena penyakit ketuaan yang diderita bertahun-tahun, sehingga si sakit meminta anak cucunya untuk menyediakan pakaian itu baginya. Untuk membeli pakaian ini, harus memilih hari dan bulan baik yang dimaksud bulan baik di sini adalah bulan tambahan atau lun Gwee yakni bulan yang dalam luar kalender Tionghoa muncul tiga tahun sekali, itu berarti pada tahun tersebut ada tiga belas bulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.8 Gambar Pakaian Orang Mati

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

f. Peti Mati

Peti mati yang dipakai masyarakat Tionghoa Merupakan kebanggaan tersendiri, apabila sanak keluarga mampu membeli sendiri peti mati, sebab ada kepercayaan mereka siapa yang membeli, dialah yang akan mendapat banyak rezeki. Bagi mereka peti mati merupakan sarana untuk menghantar orang mati ke dalam kuburnya, oleh sebab itu semua barang-barang kesayangan almarhum supaya dimasukkan juga ke dalamnya. Pembelian peti mati yang mahal juga merupakan salah satu bukti Hao nya anak-anak, dan ada kebiasaan peti tersebut tidak boleh ditawar harganya.

Gambar 5.9 Gambar Peti Mati

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA g. Pakaian Berkabung

Orang yang berkabung (istilahnya Hao Lam) mengenakan pakaian serba putih, topi putih yang terbuat dari kain blacu. Mereka yang lebih kental tradisinya lagi memakai pakaian serba hiam. Selain itu juga dipasang Ha di lengan baju kiri tanda berkabung. Ha adalah tanda perkabungan yang dijahit segi empat dengan dua warna dan dilekatkan pada bagian lengan pakaian yang berkabung, warnanya ada bermacam-macam misalnya putih dan hitam, putih dan biru. Pemilihan warna berdasarkan statusnya dalam keluarga tersebut.

Tujuan mereka memakai pakaian berkabung adalah untuk meringankan penderitaan orang yang meninggal, semakin kental tradisi itu dijalankan maka semakin ringan penderitaannya. Sedangkan dampaknya bagi yang berkabung, mereka akan mendapat pengaruh baik atau Hokky, semakin lama masa berkabung, maka semakin banyak pengaruh baiknya.

Gambar 5.10 Gambar Pakaian Berkabung

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA h.Rumah-rumahan

Masyarakat Tionghoa menganggap bahwa kehidupan setelah kematian tidak jauh berbeda dengan kehidupan di dunia. Mereka memperlakukan leluhurnya sama seperti ketika mereka masih hidup. Agar di alamnya kehidupan leluhur mereka bisa tenteram dan damai, maka dipersembahkan rumah-rumahan yang berisi kertas kuning. Persembahan rumah-rumahan ini dikirimkan dengan cara dibakar.

Gambar 5.11 Gambar Rumah- Rumahan yang Meninggal

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

i. Drumband

Pada acara kematian masyarakat Tionghoa, musik dramband bertujuan untuk menyatakan kepada masyarakat sekitar bahwasanya ada yang sedang kemalangan. Musik drumband dimainkan dari rumah duka sampai ke tempat pemakaman yang diiringi oleh siswa disepanjang jalan. Kebudayaan ini masih tetap ada hingga saat ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.12 Gambar Pemainan Musik Drumband

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

j.Tata Cara Pemakaman

Tata cara Pemakaman masyarakat Tionghoa sebenarnya dengan mengubur,

Kuburan merupakan salah satu kebanggaan bagi masyarakat Tionghoa, sehingga mereka yang kaya tidak segan-segan membeli tanah yang luas hanya untuk membuat kubur bagi orang tuanya. Kuburan Tjong A Fie (salah seoranag kaya jaman dulu di Sumatera), diperkirakan yang paling mewah dan besar, jumlahnya malah lebih dari satu; sehingga kita sulit menentukan mana yang asli. Menurut anggapan orang, ada kemungkinan di dalam kuburnya tersimpan harta benda sehingga dirahasiakan kuburnya. Sedangkan kremasi dikenal oleh kalangan yang beragama Hindu. Namun pada saat ini akibat memudarnya budaya

(detradisionalisasi), kremasi ternyata bukan cara yang asing lagi bagi masyarakat

Tionghoa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tata-caranya secara umum sebagai berikut :

1. Sembahyang Tutup Peti

Selama persemayaman, jenazah tersebut sudah mulai disembah dengan dipimpin oleh padri (Sai Kong) atau Bikhu/Bikhuni.Sanak keluarga dikumpulkan dengan mengenakan pakaian berkabung, mereka diminta untuk membakar dupa, berlutut dan mengelilingi peti mati berulang-ulang sebagai tanda hormat. Anak sulung (laki-laki) memegang “Tong Huan” sebagai alat sembahyang selama ritual itu. Tong Huan adalah suatu benda yang terbuat dari ranting-ranting bambu, dan yang memegang benda ini pertanda anak sulung dalam keluarga tersebut.

Setelah ditetapkan hari dan jamnya, maka jenazah tersebut segera dimasukkan ke dalam peti sambil diisi barang-barang kesukaan almarhum dan kemudian dipenuhkan dengan uang kertas sembahyang. Sesudah jenazah dimasukkkan ke dalam peti, maka diadakan sembahyang “memaku peti jenazah” .

Pada saat itu Sai Kong mengucapkan kalimat “It thiam teng, po pi kia sai” artinya paku pertama diberkatilah anak menantu”, dengan demikian seterusnya sampai paku ke empat. Setelah itu diadakan doa dengan harapan agar meringankan dosa yang diperbuat oleh orang yang meninggal itu. Selain itu bagi mereka, cara menggeser peti mati itu juga ada syaratnya, tidak boleh menyentuh kosen pintu rumah, sebab menurut kepercayaan mereka roh almarhum itu akan tinggal di tempat yang tersenggol dan itu akan mengganggu aktivitas hidup sehari-hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.13 Gambar Sembahyang Tutup Peti

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

2. Perjalanan ke tempat pemakaman

Pemberangkatan jenazah ke tempat pemakaman dimulai dengan sembahyang. Kali ini semua sanak famili mempersembahkan korban berupa daging, buah-buahan atau kue-kue, yang setelah selesai acaranya boleh dibawa pulang untuk dimakan bersama, supaya mendapat berkat dan rezeki. Pada saat yang sama menantu laki mengadakan ritualnya dengan mempersembahakan

“Leng Ceng” bentuknya seperti umbul-umbul, berwarna merah, berisi tulisan nama almarhum dan nama-nama menantu. Leng Ceng ini nantinya diletakkan di atas kubur percis di atas peti mati.

Bagi mereka yang masih memegang ketat tradisi, untuk menunjukkan rasa cinta anak pada orang tua, maka mereka diharuskan telanjang kaki berjalan sampai persimpangan jalan barulah boleh masuk ke mobil jenazah yang mengantar sampai ke kubur. Namun belakangan ini tradisi seperti ini jarang dilakukan, sebab selain udara yang panas juga mengganggu lalu-lintas jalan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.14 Gambar Perjalanan ke Tempat Pemakaman

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

3. Sembahyang di kuburan

Ritual penyembahan di kubur (kremasi) dilakukan dengan cara membakar dupa, berlutut, mengelilingi peti jenazah yang dipimpin kembali oleh Sai Kong.

Setelah selesai sembahyang, maka dilakukan secara teratur tabur bunga yang dimulai oleh sanak keluarga dan famili yang diikuti oleh pelayat. Pada saat ini juga, famili, cucu luar mengambil kesempatan membuang (Ha), dengan demikian mereka sudah boleh memakai pakaian bebas.

Gambar 5.15 Gambar Sembahyang Kuburan

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Perjalanan pulang ke rumah

Perjalanan pulang dari tempat pemakaman dilakukan setelah semua upacaranya selesai. Pihak berkabung membagi-bagikan Ang Pao kepada para pelayat sebagai tanda ucapan terima klasih. Sementara itu anak sulung membawa

Hio Lo sambil dupanya tetap dinyalahkan dan anak yang lain memegang foto almarhum.

Dalam sepanjang perjalanan itu, anak-anak almarhum harus memberi komando, misalnya tatkala meliwati jembatan. Komando ini diucapkanm serentak kepada roh yang mereka bawa melalui Hio Lo, supaya r-oh tersebut tidak tersesat pulang ke rumah. Hio Lo inilah yang kemudian diletakkan di rumah anak sulung supaya disembah oleh semua sanak keluarga.

Para pelayat yang sudah tiba di rumah duka atau rumah almarhum, biasanya disediakan air bunga untuk cuci wajah menurut kepercayan mereka air bunga ini dapat membuang sial, jadi mencuci wajah dengan air bunga diharapkan sial tersebut dapat dicuci bersih dan disediakan makanan ala kadarnya.

Gambar5.16 Gambar perjalanan pulang ke rumah

(Dokumentasi: Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA k. Tabu terhadap Berbagai Perayaan

Dalam masa berkabung, ada beberapa perayaan penting masyarakat

Tionghoa yang sangat tabu (tidak boleh) diselenggarakan.Masing-masing perayaan serta alasan tabunya dapat dijelaskan secara singkat di bawah ini:

1. Hari Raya Imlek

Hari Raya ini tidak boleh dirayakan oleh orang yang sedang ditimpa kemalangan (berduka).

2. Perayaan Peh Chun

Perayaan Peh Chun (sembahyang Kue Cang) juga tidak boleh dirayakan oleh mereka yang berduka, menurut kepercayaan mereka tatakala membungkus dan mengikat tali Kue Cang, akan turut terikat kaki arwah itu.

3. Perayaan Tang Cek

Perayaan Tang Cek adalah sembahyang dengan mempersembahkan kue ronde. Alasan tabu terhadap perayaan ini adalah tatakala membuat kue ronde tersebut, mata arwah itu akan tertekan.

4. Penyeleggaraan Kong Tiek

Kong Tiek merupakan suatu ritual yang dilakukan oleh orang Tionghoa untuk mengirim barang-barang dalam bentuk kertas kepada arwah melalui bantuan Sai Kong. Kong Tiek diadakan sesuai dengan keuangan yang ada, itu sebabnya ada beberapa keluarga yang harus menunggu rejeki terlebih dahulu.

Kong Tiek terdiri dari seperangkat barang-barang dari bambu, berupa , rumah, mobil, TV dan sebagainya. Dengan dipimpin oleh seorang padri, barang-barang tersebut diantar ke alam baka, dengan tujuan agar arwah itu dapat memakainya di sana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Ceng Beng

Tanggal perayaan Ceng Beng kalender Tionghoa biasanya jatuh pada awal bulan ke tiga.Menurut penanggalan masehi sekitar tangal 5 atau 6 April. Biasanya mereka merayakan Ceng Beng lebih awal, sebab ada ketakutan tidak mendapat rejeki bila ziarah tepat pada harinya. Untuk pembersihan kubur, misalnya cabut dan sebagainya, sudah dilakukan oleh anak-anak desa setempat sehingga mereka hanya membayar ongkosnya. Masyarakat Tionghoa tradisi berziarah ke malam leluhur dengan membawa dupa (hio), lilin, kertas sembahyang dan sajian. Tjeng

Beng juga tabu Chiong terhadap shio tertentu, jadi tidak semua orang diperkenankan mengunjungi kuburan setiap tahunnya.

Pada dasarnya melalui uraian ini dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa kematian bagi masyarakat Tionghoa tradisi merupakan sesuatu yang tabu, mengerikan dan penuh misteri. Mereka percaya ada kehidupan setelah kematian, namun sayang semuanya penuh ketidak-berdayaan dan penderitaan, sehingga orang-orang yang meninggal justru memerlukan pertolongan dari sanak keluarga, misalnya dalam memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, rumah serta uang.

Herannya dalam ritual yang lain, sanak keluarga menganggap bahwa orang yang mati itu sudah menjadi dewa, sehingga mereka datang kepada arwah tersebut untuk mohon berkat (rejeki).

Dipihak lain lagi saya sangat kagum terhadap tradisi Tionghoa yang menekankan Hao dalam setiap hidup keluarga mereka, yakni bagaimana kita menghargai yang lebih tua dan sekaligus menghormatinya, hal yang baik seperti ini rasanya perlu ditularkan kepada orang-orang modern masa kini. Tidak jarang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kita melihat orang-orang modern saat ini bersikap “tidak wajar” terhadap yang lebih tua, bukan karena mereka kurang pendidikan, tetapi mungkin karena begitu lunturnya tradisi. Sering saya menemukan orang-orang muda menitipkan orangtuanya di panti jompo tanpa mem-perdulikannya sama sekali, asal akan uangnya ditransfer ke sana sudah beres. Ingat saja, suatu hari kita akan mendapat giliran menjadi orang tua. Anak-anak kita tidak buta melihat perbuatan kita yang semena-mena, justru ia bakal meneladani kita. Pada waktu itulah, menyesal sepertinya sudah terlambat.

Biarlah kita sebagai orang percaya mencoba untuk menerapkan hal yang berguna dari masyarakat Tionghoa tradisi ini, dengan tidak mengesampingkan prinsip-prinsip Alkitab. Siapapun anda, hormatilah orang tua anda selagi kesempatannya masih ada, jika telah terlambat maka tiada artinya lagi.

Seperti itu dilakukan pada saat mereka masih hidup, sebab apabila sudah mati, boleh dikata tidak ada gunanya. Apalagi di saat mereka hidup si anak berlaku kurang ajar terhadap mereka, baru setelah mati mereka bersikap seakan- akan begitu sayang pada orang tuanya.

4.3.5 Waktu Upacara Kematian

Penentuan pemakaman jenazah keluarga yang meninggal bertanya kepada padri (Sai Kong) atau Bikhu/Bikhuni kapan waktu yang tepat, tanggal dan hari.

Pada umumnya upacara kematian suku Tionghoa berlangsung selama 3 hari. Pada hari pertama sampai hari kedua keluarga yang meninggal menunggu anggota atau kerabat keluarga yang jauh misalnya menunggu anak yang jauh merantau.

Upacara kematian pada hari ketiga diawali dari pagi sekitar pukul sebelas dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sekitar pukul satu atau dua siang jenazah dimakamkan. Ketika hari pertama dan kedua sembari menunggu keluarga dan kerabat datang, orang-orang yang datang melayat memainkan permainan Mahjong. Fungsi dari permainan ini dimainkan ketika malam hari adalah untuk menghibur supaya tidak terlalu berlarut-larut dalam duka.

4.4 Fungsi permainan Mahjong bagi Masyarakat Tionghoa di Kota

Panipahan

Setiap permainan baik tradisional maupun modern tentu memiliki fungsi tertentu. Berikut ini penulis akan menjelaskan beberapa fungsi permainan

Mahjong bagi masyarakat Tionghoa di kota Panipahan.

4.4.1 Fungsi untuk Hiburan

Kematian pastilah meninggalkan kesedihan yang amat mendalam, kepada keluarga yang ditinggalkan. Maka setiap orang/ keluarga besar yang hadir mempunyai tanggung jawab untuk menghibur keluarga yang sedang berduka.

Masyarakat Tionghoa mempunyai cara tersendiri untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan, agar mereka tidak berduka berlarut-larut atas kepergian anggota keluarga yaitu dengan memainkan permainan Mahjong. Ketika ada salah satu anggota keluarga orang Tionghoa meninggal di kota Panipahan, maka mereka terkhusus masyarakat Tionghoa memainkan permainan Mahjong.

Permainan ini dimainkan pada malam hari dan yang memainkan orangtua, anak atau cucu yang ditinggalkan juga dapat memainkan permainan ini. Karena permainan ini dimainkan lebih dari satu orang, lalu setiap pemain akan menyusun rak,yang akan menjaga dinding batu tetap di tempatnya. Empat batu mewakili

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA arah yang berbeda-beda dan akan menentukan bagaimana para pemain duduk.

Bandar kemudian mengacak semua batu di atas meja dengan menghadap ke bawah. Setiap pemain mengambil batu dan menjaganya agar tetap menghadap ke bawah dan melanjutkan permainannya dengan aturan-aturan yang ada.

Maka, permainan Mahjong ini akan menimbulkan suasana baru ditengah- tengah duka yang terjadi, dan melibatkan keaktifan tersendiri antar pemain.

Dengan demikian, dapat menimbulkan suasana menyenangkan dan mengasyikkan diantara satu sama lain yang memainkan dan yang menjadi penonton.

4.4.2 Fungsi untuk Melatih Kesabaran

Setiap permainan memiliki waktu untuk meyelesaikannya. Dalam setiap permainan Mahjong ini memiliki strategi dan cara, maka dalam menyelesaikan setiap strategi dan melihat lawan memainkan. Permainan ini membutuhkan kefokusan, ketelitian dan kecakapan memainkannya karena permainan ini dimainkan dengan cepat. Permainan ini berbeda dengan permainan yang menggunakan otot atau tenaga, maka setiapa orang yang ikut dalam permainan mahjong ini, dapat sekaligus melatih kesabaran saat memainkan permainan

Mahjong ini. Karena kesabaran sangat menetukan untuk memenangkan permainan ini.

4.4.3 Fungsi untuk Meningkatkan Hubungan Kekeluargaan

Kebudayaan merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diciptakan oleh manusia. Salah satu kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat adalah bermain; melakukan permainan. Permainan dilakukan sebagai salah satu usaha untuk menyenangkan hati, dilakukan oleh setiap orang dari berbagai kalangan usia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Masyarakat Tionghoa memiliki sebuah tradisi disaat upacara kematian yaitu tradisi memainkan Mahjong. Permainan dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi perasaan duka keluarga yang ditinggalkan. Permainan Mahjong dapat dilakukan oleh seluruh keluarga yang hadir saat upacara kematian, secara sadar, sukarela, tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, dan tempat.

Pada saat anggota keluarga melakukan permainan Mahjong,timbul komunikasi yang terjadi pada saat memainkan mahjong membantu terjalinnya kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu dengan yang lain. Maka, salah satu fungsi dari permainan

Mahjong adalah sebagai cara meningkatkan hubungan kekeluargaan.

4.4.4 Fungsi Sarana Olahraga Berpikir

Permainan mahjong merupakan sebuah permainan yang membutuhkan olah pikir dan olahraga ini merupakan rekreasi masyarakat yang menuntut kecakapan, kecerdasan dan strategi yang tepat. Berbeda dengan permainan olahraga yang menggunakan fisik dan membutuhkan energi atau tenaga, olahraga permainan mahjong menggunakan logika atau pikiran. Permainan ini membutuhkan strategi berpikir untuk memainkannya.

Berawal dari sejarah kebiasaan atau kebudayaan memainkan mahjong ketika ada suatu anggota keluarga masyarakat Tionghoa yang meninggal, sekarang permainan ini sudah dibentuk menjadi salah satu olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat. Timbulnya kesadaran, iktikad baik dan semangat perkumpulan, pecinta permainan mahjong saat ini sudah membentuk suatu wadah yang tunggal agar pembinaan organisasi dan peningkatan prestasi dapat terwujud

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang disebut Perkumpulan Olahraga Mahjong Indonesia ( POMAIN ). POMAIN berada di Batam, provinsi kepulauan Riau. POMAIN merupakan satu-satunya olahraga mahjong tingkat nasional yang menjadi induk olahraga mahjong di

Indonesia.

4.4.5 Fungsi Mengenal Budaya Tionghoa

Suatu negara pasti memiliki kebudayaan dan manusia hidup didalamnya atau menganut budaya tersebut. Keberanekaragaman budaya menjadi ciri khas dan kesenian yang menunjukkan identitas suatu negara. Sama halnya dengan negara Tiongkok, Tiongkok memiliki beragam budaya adat dan istiadat. Ketika perantau datang dari Tiongkok ke Indonesia, masyarakat Tionghoa masih mempertahankan kebudayaannya. Kebudayaan ini tidak menjadi luntur, tetapi diturunkan secara turun temurun dari genarasi ke generasi dalam suatu keluarga.

Masyakarat Tionghoa memperkenalkan budayanya ketika upacara-upacara tertentu misalnya pada upacara kematian. Pada upacara kematian, masyarakat

Tionghoa memainkan permainan mahjong. Didalam permainan tersebut, kartu batu domino terdiri dari 108 ubin. Dari 108 ubin terdapat 4 kartu batu domino yang menunjukan bahwa di negara Tiongkok terdapat 4 musim yaitu chun

( musim semi), xia ( musim kemarau), qiu (musim gugur), dong (musim dingin).

Terdapat 4 kartu batu domino yang menunjukan bahwa di negara Tiongkok terdapat 4 mata angin yaitu dong (angin timur), nan (angin selatan), xi (angin barat), bei ( angin utara). Terdapat 4 kartu batu domino yang menunjukan bahwa di negara Tiongkok terdapat 4 bunga yaitu meihua (bunga prem), lanhua (bunga anggrek), juhua (bunga krisan), zhuhua (bunga bambu). Terdapat juga 4 kartu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA batu domino yang menunjukkan bahwa di negara Tiongkok terdapat 3 yaitu zhong, fa, bai.

4.4.6 Fungsi Meningkatkan Daya Konsentrasi

Tujuan permainan ini adalah membangun seri yang lengkap (biasanya tiga set) dari 13 atau 16 batu. Orang pertama yang mencapai tujuan ini adalah pemenangnya. Batu yang menang melengkapi serinya menjadi 14 atau 17 batu.

Maka, permainan mahjong tidaklah menggunakan otot untuk memainkannya.

Dalam permainan ini terdiri dari 3 orang atau 4 orang, setiap pemain mengambil 13 kartu batu domino, setelah itu dari sisa kartu batu domino tersebut diambil satu kartu, setiap pemain memberikan kartu sesuai dengan kartu yang muncul pertama kali. Apabila salah satu pemain tidak memiliki kartu yang sama dengan yang di munculkan maka pemain tersebut kalah.

Dengan kata lain, setiap orang yang memainkan permainan mahjong rencana yang cermat;membutuhkan strategi. Perencanaan dari setiap langkah demi langkah haruslah matang, jika tidak maka peluang dapat terlewatkan dan memperlambat permainan dan kemungkian kalah semakin besar.

Maka, permainan mahjong membutuhkan kecerdasan, keligatan, dan kecepatan memainkannya karena jenis permainan ini dimainkan secara cepat.

4.5 Jenis - Jenis Ubin Mahjong

Pada umumnya di negara Tiongkok permainan Majiang terdiri dari 144 ubin, namun di kota Panipahan permainan Majiang terdiri dari 108 ubin. Ubin tersebut terdiri dari ubin 筒 Tong ( dari satu sampai sembilan yang berbentuk roda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA atau lingkaran ) kesembilan ubin ini masing-masing ada empat; ubin 索 Suo terdiri dari satu yang berbentuk burung pipit dan dari dua sampai sembilan berbentuk tongkat bambu setiap ubin ini masing-masing terdiri atas empat, ubin mata angin terdiri dari 东 dong ( angin timur ), 南 nan ( angin selatan ), 西 xi

( angin barat ), 北 bei ( angin utara ), ubin 春 chun ( musim semi ),夏 xia ( musim kemarau ), 秋 qiu( musim gugur ),冬( musim dingin ), ubin bunga terdiri dari 梅

花 mei hua ( bunga prem ), 兰花 lan hua ( bunga anggrek ), 菊花 juhua ( bunga krisan ), 竹花 zhuhua ( bunga bambu), ubin zhongbang 中榜, ubin 蕟财 baiban.

Gambar 5.17 Gambar 108 Ubin Mahjong

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

Gambar 5.18 Gambar Ubin Mahjong

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.5.1 Ubin Tong ( yang berbentuk lingkaran)

Ubin Tong ( yang berbentuk lingkaran): satu sampai sembilan.Dinamakan sebagai ubin masing-masing terdiri dari sejumlah kalangan.Setiap lingkaran dikatakan untuk mewakili bisa (筒, Tong) koin dengan lubang persegi di tengah.

Gambar 5.19 Gambar Ubin Tong

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

4.5.2 Ubin Suo ( yang berbentuk bambu)

Ubin suo ( yang berbentuk bambu) di-namakan sebagai ubin masing- masing terdiri dari beberapa tongkat bambu. Setiap tongkat dikatakan untuk mewakili string (索, sǔo) yang memegang seratus koin. Perhatikan bahwa 1 bambu adalah pengecualian: memiliki burung duduk di bambu, untuk mencegah perubahan.

Gambar 5.20 Gambar Ubin Suo

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.5.3 Ubin Dong, Nan, Xi, Bei ( mata angin)

Ubin Angin: Timur Angin (东, dong timur), Angin Selatan (南, selatan nan), Angin Barat (西, XI barat), dan Angin Utara (北, bei Utara).

Gambar 5.21 Gambar Dong, Nan, Xi, Bei

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

4.5.4 Ubin Chun, Xia, Qiu, Dong ( musim)

Ubin musim yaitu chun ( musim semi), xia ( musim kemarau), qiu (musim gugur), dong (musim dingin).

Gambar 5.22 Gambar Chun, Xia, Qiu, Dong

( Dokumentasi Eva Sianturi,2018)

4.5.5 Ubin Meihua, Lanhua,Juhua, Zhuhua ( bunga)

Empat dari ubin bunga mewakili empat pabrik mulia Konfusianisme perhitungan: 梅花 mei hua ( bunga prem ), 兰花 lan hua ( bunga anggrek ), 菊花 juhua ( bunga krisan ), 竹花 zhuhua (bunga bambu)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.23 Gambar Ubin Meihua, Lanhua, juhua, zhuhua

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

4.5.6 Ubin Zhong, Fa, Bai

Dragon ubin: Red Dragon, Green Dragon, dan White Dragon. Ubin naga dikatakan memiliki sesuatu untuk dilakukan dengan Pemeriksaan Kekaisaran

Cina. Ubin merah (“中”榜, zhōngbǎng) berarti lulus ujian untuk menghapus cara untuk kepegawaian. Ubin hijau (“发”财, facai, secara harfiah “menjadi kaya”) berarti kekayaan.Ubin putih (白板, báibǎn, secara harfiah “sabak bersih”) berarti bebas dari korupsi.Biasanya memiliki garis tepi biru untuk membedakan dari ubin penggantian dan mencegah perubahan. Dalam mahjong Cina asli, potongan- potongan ini disebut Jian ( 箭 ), yang mewakili memanah, dan merah “ 中 ” merupakan hit pada target. Dalam panahan Cina kuno, orang akan menaruh “中” merah untuk menandakan bahwa target dipukul. Putih “白” mewakili kegagalan, dan hijau “发” berarti bahwa satu akan merilis menarik.

Gambar 5.24 Gambar Zhong, Fa, Bai

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.6 Proses Permainan Mahjong

Mahjong merupakan permainan tradisional yang berasal dari Cina. Selain itu mahjong juga merupakan aktivitas ahli keluarga dan kawan-kawan masyarakat

Tionghoa. Permainan mahjong pada umumnya dimainkan oleh tiga sampai empat orang pemain dengan menggunakan meja. Mahjong terdiri dari 108 ubin, setiap pemain akan mendapat 14 ubin. Permainan ini membutuhkan kemahiran, strategi, dan pengiraan dalam memainkannya. Adapun proses cara memainkan permainan mahjong adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama

Ubin mahjong diacak secara sembarang dengan posisi tertutup

(permukaan menghadap bawah). Kemudian ubin tersebut disusun

diatas meja berjejer menjadi 4 bagian atau 4 barisan dan berbentuk

kotak dengan ujung menyentuh sudut-sudut kotak.

2. Tahap kedua

Masing- masing pemain menggulung dadu dan pemain mendapat

rol tertinggi adalah dealer. Dealer diberikan angin timur, pemain

berikutnya adalah angin selatan, angin barat, dan pemain keempat

adalah angin utara.

3. Tahap ketiga

Kemudian dealer menggulung dadu dan angka yang muncul

digunakan untuk menentukan baris ubin yang digunakan dalam

permainan. Sebagai contoh, jika dadu menunjukkan nomor jumlah

13, baris 14 akan mula digunakan dalam permainan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Tahap keempat

Masing-masing pemain mengambil 14 ubin. Permainan berjalan

mengikuti arah jarum jam. Pada setiap giliran, pemain menarik

ubin dari ubin sisa dan membuang ubin kemeja.

5. Tahap kelima

Ketika ubin bunga yang muncul pertama diambil, setiap pemain

segera mengeluarkan ubin bunga tersebut dan meletakkan di satu

sudut seterusnya mengambil ubin lain. Jumlah ubin bunga yang

dikeluarkan perlu digantikan dengan jumlah yang sama.

6. Tahap keenam

Setiap pemain akan berusaha menyusun ubin sesuai dengan ubin

yang sama dan ubin yang berurutan. Misalnya urutan ubin tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Ubin Pong

Ubin pong terdiri dari tiga ubin yang sama dari setiap jenis

ubin kecuali bunga. Pemain harus membuangkan satu buah ubin

selepas membentuk Pong.

Gambar5.25 Gambar Ubin Pong

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Ubin Chow

Ubin chow terdiri dari tiga ubin yang berurutan. Ubin

Chow hanya dapat dilakukan jika ubin yang diambil dibuang oleh pemain sebelah kiri kecuali dalam situasi yang memungkinkan pemain untuk menang, ubin dapat di ambil walaupun dibuang oleh pemain bukan dari sebelah kiri. Pemain harus membuangkan satu ubin selepas membentuk ubin Chow.

Gambar 5.26 Gambar Ubin Chow

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

c. Ubin Kong

Ubin kong terdiri dari 4 ubin yang sama dari semua jenis ubin kecuali ubin Bunga. Pemain harus menarik satu ubin dari ubin sisa seterusnya membuang satu ubin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.27 Gambar Ubin Kong

(Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

Urutan ubin di bawah ini adalah susunan urutan Ubin yang memenangkan permainan Mahjong.

 Da si xi 大四喜

Gambar 5.28 Gambar Da si xi 大四喜

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

 Da san yuan 大三元

Gambar 5.29 Gambar Da san yuan 大三元

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Qing yi si 清一色

Gambar 5.30 Gambar Qing yi si 清一色

( Dokumentasi Eva Sianturi, 2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Mahjong merupakan salah satu permainan yang berasal dari negara

Tiongkok yang sudah ada selama ribuan tahun lamanya. Permainan Mahjong dikenal dengan sebagai permainan yang menggunakan balok – balok kecil yang meyerupai kartu batu domino, dimana setiap kartu batu tersebut memiliki beraneka ragam gambar. Pada umumnya, Mahjong dimainkan oleh empat atau tiga pemain. Permainan Mahjong ini sangatlah mudah untuk dimainkan, tetapi untuk perturannya membuat permainan ini menjadi cukup sulit untuk dimainkan.

Mahjong bukan hanya sekedar permainan biasa. Dalam memainkannya, para pemain harus menggunakan strategi, kalkulasi dan keberuntungan untuk dapat memenangkannya.

Keberadaan Mahjong di kota Panipahan sendiri berkembang sangat pesat.

Permainan ini yang awalnya hanya dimainkan oleh masyarakat Tionghoa, akan tetapi di zaman sekarang permainan ini dapat dimainkan oleh siapa saja, baik kaum muda maupun kaum orang tua. Keberadaan Mahjong di kota panipahan secara perlahan juga tidak hanya dimainkan sebagai sarana permainan yang bertujuan untuk menghibur saja. Akan tetapi, pada masyarakat Panipaham di khususnya sebagai salah satu bentuk kegiatan yang memberikan fungsi dan makna yang baik dalam upacara kematian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Adapun fungsi dari Mahjong ini adalah 1. Sebagai bentuk hiburan, 2, untuk meningkatkan silaturahmi 3, meningkatkan daya konsentrasi 4, sebagai sarana olahraga 5, untuk mengenal budaya Tionghoa 6, melatih kesabaran.

5.2 Saran

Mahjong nerupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari negara Tiongkok dan seiring berjalannya waktu Mahjong sudah dikenal di berbagai negara yang ada di dunia. Kini Mahjong sudah sangat berkembang dengan pesat. Awalnya permainan ini yang dimainkan sebagai bentuk manual, akan tetapi pada masa kini juga dapat ditemukan pada permainan online. Hal ini menunjukkan, bahwa permainan ini memiliki nilai positif dan memberikan fungsi yang baik bagi kehidupan manusia, khusunya masyarakat yang ada di kota panipahan.

Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penelitian ini hanyalah sebagian kecil dari fungsi keberadaan Mahiong pada masyarkat di kota Panipahan, khusunya dalam upacara kematian. Oleh karena itu, penulis menyarankan dan mengharapkan kepada siapa saja yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini untuk lebih mendalam lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan Sastra Cina dan sebagai dokumentasi data mengenai kebudayaan yang berkaitan dengan masyrakat Tionghoa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Basrowi, M.S. 2005. Pengantar sosiologi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Chu Man Lu. 2013. The Mahjong Intervention Influence of the MiddleElderly Short term Memory, Attention, and Logical Reasoning 《麻将介入对中老 年人短期记忆力,注意力及逻辑推理之影响探讨》. National Taipei University of Nursing and Health Sciences.

Chandra, Fearmin. 2003. Permainan Mahjong dengan Menggunakan Fasilitas LAN Komputer. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Deng Minghua Zhuan. 2013. Gambling Games and Cognitive Functions of Aged People: Modification of Traditional Mahjong Rules 《博弈游戏与高龄者 的认知功能—传统麻将规则的改良》. Hsuan Chuang University.

Djajasudarma, T.Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UUM Press.

Hasan, M. Iqbal. 2002.Pokok-Pokok Materi Meteodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Harahap, S,P, Indah. 2011.Keberadaan dan Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat Tionghoa diKota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Koentjaraningrat . 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Marsal, yogi Adytia. 2010. Implementasi Brute Force pada Game Mahjong Titans. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Moleong, J. Lexy. 2000. Meteodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansor, B,I,Mohamad.2013.Perpustakaan Digital Permainan Tradisional Masyarakat Cina dan India. Malaysia: Universitas Kebangsaan Malaysia.

Mawaddati, Sofiah. 2016. PengaruhPembelajaran dengan Permainan Mahjong Chemistry Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Reaksi Oksida dan Reduksi pada Siswa X SMAN 2 Labuapi. Nusa tenggara Barat: Universitas Mataram.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif Antropologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Soedjaji. 2009. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soelaeman, Munandar.1987.Ilmu Budaya Dasar. Bandung:PT.RefikaAditama.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta : Mitra Wacana Media

Suyanto,Bagong dan Sutinah. 2005.Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alterntif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Tan, Mely g. 1979. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa.Jakarta: Gramedia.

Internet:

(https://id.wikipedia.org/wiki/panipahan_laut_pasir_limau_kapas_rokan_hilir)

(https://id.wikipedia.org/wiki/pasir_limau_kapas_rokan_hilir)

(https://id.wikipedia.org.wiki/bagansiapiapi_(kota)

( website: kbbi.web.id/teori)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN INFORMAN Daftar Informan 1. Nama : Tiu Asa Umur : 60 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Jalan Bersama No. 02

2. Nama : Tjing Kiong Umur : 67 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Karya No. 30

3. Nama :Bun Sua Umur : 60 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : : Jl. Karya No. 44

4. Nama : Liong Seng Umur : 57 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Bandar Baru No. 22

5. Nama :Lim Ing Liong Umur :58 Tahun Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Alamat :Jl. Karya No. 47

6. Nama :Liu Yao Shan Umur : 55 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : jl. Pelabuhan no. 05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA INSTRUMEN PERTANYAAN PENELITIAN MASA WAWANCARA

Pertanyaan Nama Informan Jawaban Informan

1. Bagaimana Nama :Tjing Kiong Permainan Mahjong

sejarah masuknya Umur : 67 tahun adalah permainan yang

permainan Pekerjaan : Wiraswasta berasal dari Tiongkok.

Mahjong di kota Alamat : Jl. Karya No. 30 Perantau Tiongkok

Panipahan? datang ke kota Panipahan

membawa kebudayaan

permainan Mahjong.

Permainan ini di mainkan

pada saat upacara

kematian. Tradisi ini dari

dulu sampai sekarang

masih tetap diadakan

setiap ada kemalangan.

2. Bagaimana Nama : Tiu Asa Permainan Mahjong di

perkembangan Umur : 60 Tahun kota Panipahan hingga

permainan Pekerjaan: Wiraswasta saat ini masih terpelihara

Mahjong di kota Alamat:Jl. Jalan Bersama dan dimainkan ketika

Panipahan? No. 02 upacara kematian

masyarakat Tionghoa.

Perkembangannya selain

itu permainan ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dimainkan dalam bentuk

aplikasi komputer.

3. Apa fungsi Nama :Bun Sua Permainan mahjong ini

permainan Umur : 60 Tahun berfungsi sebagai

Mahjong? Pekerjaan: Wiraswasta hiburan, untuk melatih

Alamat : Jl. Karya No. 44 kesabaran, dan untuk

meningkatkan hubungan

kekeluargaan.

4. Bagaimana cara Nama : Liong Seng Yang pertama ubin di

memainkan Umur : 57 Tahun acak lalu setiap orang

permainan Pekerjaan: Wiraswasta mengambil 14 ubin dan

Mahjong? Alamat : Jl. Bandar Baru disusun. Setelah itu

No. 22 untuk menentukan

pemain pertama

menggunakan dadu.

Setiap pemain akan

berusaha untuk

menyusun ubin sesuai

dengan ubin yang sama

dan ubin yang berurutan.

5. Berapa orang Nama :Lim Ing Liong Permainan Mahjong di

pemain permainan Umur :58 Tahun mainkan hanya 3 orang.

Mahjong? Pekerjaan:Ibu Rumah

Tangga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Alamat :Jl. Karya No. 47

6. Berapa banyak Nama :Bun Sua Ubin mahjong umumnya

ubin mahjong? Umur : 60 Tahun ada 144 ubin di

Pekerjaan: Wiraswasta Tiongkok, sedangkan di

Alamat : Jl. Karya No. 44 kota Panipahan hanya ada

108 ubin Mahjong.

7. Apa-apa saja jenis Nama :Tjing Kiong Jenis- jenis ubin Mahjong

ubin Mahjong? Umur : 67 tahun terdiri dari ubin tong

Pekerjaan : Wiraswasta (yang berbentuk

Alamat : Jl. Karya No. 30 lingkaran) sebanyak

9x4=36 ubin , ubin suo

(yang berbentuk bambu)

9x4=36 ubin, ubin dong,

nan, xi, bei (mata angin)

4x4=16 ubin, ubin chun,

xia, qiu, dong (musim)4

ubin, ubin meihua,

lanhua, juhua, zhuhua

(bunga) 4 ubin, dan ubin

zhong, fa, bai (4x3=12).

8. Siapa yang boleh Nama : Tiu Asa Permainan Mahjong di

memainkan Umur : 60 Tahun mainkan oleh orang tua

permainan Pekerjaan: Wiraswasta dan anak muda, tetapi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mahjong? Alamat:Jl. Jalan Bersama khusus hanya bagi

No. 02 masyarakat Tionghoa.

Pada upacara kematian

permainan ini dimainkan

oleh keluarga yang

berduka dan juga

tetangga masyarakat

Tionghoa.

9. Apa saja jenis Nama : Liu Yao Shan Ritual untuk kematian

upacara Umur : 55 tahun pada anak kecil

kematian? Pekerjaan : Wiraswasta masyarakat Tionghoa,

Alamat : jl. Pelabuhan ritual kematian pada

no. 05 orang tua atau remaja

yang sudah menikah dan

yang belum menikah.

10. Apa saja peralatan Nama :Lim Ing Liong Peralatan upacara

upacara Umur :58 Tahun kematian bagi

kematian? Pekerjaan:Ibu Rumah masyarakat Tionghoa

Tangga adalah tempat dupa, lilin,

Alamat :Jl. Karya No. 47 foto almarhum, mutiara,

pakaian orang mati, peti

mati, pakaian berkabung,

rumah-rumahan,

drumband.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

11. Kapan waktu Nama :Tjing Kiong Waktu upacara kematian

upacara Umur : 67 tahun masyarakat Tionghoa

kematian? Pekerjaan : Wiraswasta pada umumnya

Alamat : Jl. Karya No. 30 berlangsung selama 3

hari (bisa kurang atau

lebih dari 3 hari)..

Anggota keluarga

terlebih dahulu bertanya

kepada Sai Kong untuk

melihat tanggal yang

tepat dan hari yang baik

untuk melakukan

pemakaman jenazah.

12. Siapa pelibat Nama : Tiu Asa Yang terlibat dalam

upacara Umur : 60 Tahun upacara kematian

kematian? Pekerjaan: Wiraswasta masyarakat Tionghoa

Alamat:Jl. Jalan Bersama adalah keluarga inti,

No. 02 kerabat terdekat dan

tetangga sekitar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 苏 北 大 学

中文系本科生毕业论文

论文题目: 麻将游戏在 PANIPAHAN 华人中葬礼的功能

学生姓名 :杜秀洁

学号 :130710048

指导教师 :Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL

学院 :人文学院

学系 :中文系

苏北大学中文系

2018 年 12 月 5 日

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 提要

本文题目为“麻将游戏在 Panipahan 华人中葬礼的功能”,旨在解释在里约群

岛麻将游戏在 Panipahan 华人中葬礼的功能。本文运用功能主义理论

Bronnislaw Malinowski。所采用的方法是定性方法的描述性方法。通过观

察、访谈与麻将相关的线人,以及从书籍、期刊、论文和网站的文献研究中

收集数据。本研究的结果是:Panipahan 市麻将游戏相当发达,这可以从娱

乐、锻炼耐心、改善家庭关系、作为体思维的手段、了解中国文化、提高注

意力等几个方面看出。

关键词: 麻将游戏,葬礼, Panipahan 市的 华人

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 目录

提要...... i

目录...... ii

图录...... iv

第一章绪论...... 1

1.1 选题背景...... 2

1.2 研究目的…………………...……………………………………...... 5

1.3 研究现状 ...... 6

1.4 研究方法 ...... 7

1.5 研究对象 ...... 9

第二章概念...... 10

2.1 概念的定义...... 10

2.1.1 理解功能...... 10

2.1.2 麻将...... 10

2.1.3 华人文化中的葬礼 ...... 11

2.1.4 文化...... 11

2.1.5 Panipahan 城市的华人文化...... 11

第三章 麻将游戏的描述、葬礼与功能………………………………………. 12

3.1 Panipahan 市麻将进入史………………………………………………….. 12

3.2 Panipahan 市麻将的发展………………………………………………….. 14

3.3 麻将游戏在葬礼中的运用………………………………………………… 14

3.3.1 死亡笔记的描述...... 14

3.3.2 参与葬礼………………………………………………………...... 16

3.3.3 葬礼的类型……………………………………………………...... 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.3.4 葬礼设备………………………………………………………...... 17

3.3.5 葬礼时间………………………………………………………...... 24

4.4 Panipahan 市华人社区麻将游戏的作用…………………………………. 24

4.4.1 娱乐功能………………………………………………………...…. 24

4.4.2 训练耐心的功能………………………………………………...... 25

4.4.3 改善家庭关系的功能…………………………………………….... 25

4.4.4 体育思维方式的功能……………………………………………… 26

4.4.5 了解中国文化的功能……………………...... 26

4.4.6 提高浓度的功能…………………………………………………..... 26

4.5 麻将牌的种类……………………………………………………………..... 27

4.5.1 筒(以圆的形式)……………………………………………...... 28

4.5.2 索(以竹的形式)……………………………………………….... 28

4.5.3 东,南, 西,北…………………………………………………... 29

4.5.4 春,夏,秋,冬………………………………………………...... 29

4.5.5 梅花,兰花,菊花, 竹花………………………………………... 29

4.5.6 中,發,白……………………………………………………….... 30

4.6 打麻将的过程………………………………………………………………. 31

第四章 结论…………………………………………………………………..... 35

4.1 结论 ……………………………………………………………………….. 35

4.2 建议…………………………………………………………………………. 35

参考文献………………………………………………………………………... 37

致谢...... 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 图录

图 1-1 麻将游戏……………………………………………………………….... 3

图 1-2 谷歌地图…………………………………………………………………. 4

图 1-3 Panipahan 港口…………………………………………………………... 4

图 1-4 仪式驳船仪式传统………………………………………………………. 5

图 1-5 华人公墓…………………………………………………………………. 5

图 3-6 麻将游戏……………………………………………………………...... 13

图 3-7 Panipahan 市…………………………………………………………….. 14

图 3-8 祈祷要约……………………………………………………………...... 16

图 3-9 熏香场所………………………………………………………………... 17

图 3-10 蜡烛……………………………………………………………………. 18

图 3-11 死者照片………………………………………………………………. 18

图 3-12 珍珠还是棉花…………………………………………………………. 19

图 3-13 墓葬服…………………………………………………………………. 20

图 3-14 棺材……………………………………………………………………. 20

图 3-15 丧服……………………………………………………………………. 21

图 3-16 死亡房屋………………………………………………………………. 21

图 3-17 鼓乐音乐游戏………………………………………………………… 22

图 18 3-108 麻将牌…………………………………………………………..... 27

图 3-19 麻将牌………………………………………………………………... 28

图 3-20 筒瓦片……………………………………………………………...... 28

图 3-21 索瓦片……………………………………………………………...... 28

图 3-22 东,南, 西,北…………….………………...... 29

图 3-23 春,夏,秋,冬………………………...……………………………. 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 图 3-24 梅花,兰花,菊花, 竹花…………………………………………… 30

图 3-25 中,發,白………………………………………………………….... 30

图 3-26 Pong 瓦片…………………………………………………………… 32

图 3-27 Chow 瓦片………………………………………………………...... 33

图 3-28 Kong 瓦片……………………………………………………………... 33

图 3-29 Da si xi 大四喜………………………………………………………... 33

图 3-30 Da san yuan 大三元…………………………………………………… 34

图 3-31 Qing yi si 清一色……………………………………………………… 34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第一章 绪论

1.1 选题背景

文化来源于梵文佛陀,佛陀是佛陀(心智和理性)这个词的复数形

式,有时人们还认为文化是复合词的发展,意思是心智的力量,即创造力、

意图和品味的形式。(Hari Poerwanto, 2000:52). “文化”是一个与文化同义的

外语术语,它来自拉丁语 Cele',意思是处理或工作,即耕种或耕种。从起

源的意义,即科尔再文化,解释为一切人类的力量和活动来处理和改变自

然。(Serjono Soekanto,1990:172)。

文化与社会关系密切,不能脱离人们的生活。文化也是一个必须被尊

重、保护和保存的民族身份。它的目的是使文化不会从人民的生活中消失,

并可以传到下一代。

印度尼西亚是一个由各种类型的民族组成的国家,遍及全境。每一个

民族都有不同的传统和文化,其中之一是中国人,也叫中国人。

中国是一个人口众多的国家,是世界上人口最多的国家。虽然许多中

国人散布在世界各地,不再是中国公民,但他们始终保持并努力保护自己的

文化。

麻将是起源于中国的一种民间游戏。这张卡片被称为麻将,以汉字为

代表,或被解释为多米诺石牌。在麻将游戏中,这通常是由 4 人完成的,但

是如果参与者的数量较少,则可以用 3 个参与者完成。麻将游戏器械有瓦

片、骰子、圆片、红、白、蓝、黄,每套麻将有 108 块麻将瓦片,这些瓦片

由瓦片钳组成:一到九块轮子或圆圈,每块有四块瓦片,索瓦片:一形状为

竹制的二到九只麻雀。南风: 南风,西溪:西风带北:季风春:春夏秋冬,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 秋冬,冬冬,花瓦片:梅花:梅花,花草兰花:菊花、菊花、菊花、菊花。

花竹花:竹花、瓦、钟邦、花脸等瓷砖,每瓦瓦白板各有四个。(Liong

Seng 先生和 Lim Ing Liong 女士的举报人)

图 1-1 麻将游戏

帕尼帕汉市是里约群岛省罗坎希利尔摄政区帕西尔利茂卡帕斯区的首

府,是帕尼帕汉村 2007 年扩建的产物,由罗坎希利尔摄政区第 19 号区域条

例规定。它直接与马六甲海峡的水域相连,而在西部,它直接毗邻北苏门答

腊省的拉布汉巴图摄政区。帕尼帕汉分区的首都曾经是一个非常具有异国情

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 调的村庄,因为它的大部分领土都在水上。黄昏来临时,这个城市曾被称为

“里奥的澳门”。帕尼帕汉可以通过海运(最重要)和陆运(新启动)到

达。海运可从巴干西皮亚比(约 1 小时)或从坦戎巴莱(约 2 小时)到达,而陆

运可直接从棉兰乘汽车或摩托车到达。

(https://id.wikipedia.org/wiki/panipahan_laut_pasir_limau_kapas_rokan_hilir) 和

(https://id.wikipedia.org/wiki/pasir_limau_kapas_rokan_hilir).

图 1-2 谷歌地图

图 1-3 Panipahan 港口

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 1-4 仪式驳船仪式传统

图 1-5 华人公墓

中国社区在里约群岛的存在是由于 1875 年以来从中国通过巴干西亚皮

亚市(https://id.wikipedia.org.wiki/bagansiapi (city)进入的移民人数的扩散,这

些移民随后蔓延到包括该市在内的周边沿海地区。帕尼帕汗,使中国人民的

文化和传统至今仍然延续,其中之一就是麻将的传统。

1.2 研究目的

为了使本研究不偏离主题,并指导本课题的研究更加深入、有效,按

照所要达到的目标,笔者将此问题局限于中国文化中死亡仪式背景下的麻将

游戏。里昂群岛帕尼帕罕市。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.3 研究现状

本选择了一些与这项研究有很大关系的论文。

Fearmin Chandra (2003) 在一个论文题目《麻将游戏使用局域网内的计

算机设备》本文采用局域网设备麻将游戏(局域网)在 Windows 操作系统

上的工作。本文解释了麻将游戏在程序中更容易理解和发挥,将提供计算机

设施。通过阅读这篇论文,作者知道,这些结果可以让我们了解如何使游戏

变得更加有趣,并希望有一天能创造出一个有趣有趣的新游戏。

Yogi Adytia Marsal (2010) 在一篇题为《强力实施对泰坦的麻将游戏》

探讨了麻将游戏电脑使用 Windows。这篇论文解释了麻将游戏不是手工完

成的,而是在使用 Windows 的计算机上进行的。通过阅读这篇论文,笔者

了解到麻将游戏的种类和形态以及麻将游戏的技巧。

Indah Permata Sari Harahap (2011) 在他的论文题为“《印尼棉兰华人中

国象棋存在与功能分析》解释象棋游戏这意味着象棋的意义。本文还讲述了

被称为“兵形象的类型。通过阅读这篇文章,笔者知道传统游戏的种类有很

多种类或类型,如麻将游戏,也就是所谓的瓷砖。

Mohamad Idzwan Bin Mansor (2013) 在一篇题为《传统中国和印度社区

游戏的数字图书馆》本文论述了传统的中国和印度的游戏,然后应用到数字

媒体来吸引人们的注意知道传统游戏。通过阅读这篇论文,笔者知道游戏麻

将是中国传统游戏之一。在这篇论文中,作者也知道一些类型或类型的图像

包含在游戏麻将。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Chu Man Lu 卢朱满 ( 2013) 在一篇题为“ The Mahjong Intervention

Influence of the Middle-Elderly Short-term Memory, Attention, and Logical

Reasoning 《麻将介入对中老年人短期记忆力,注意力及逻辑推理之影响探

讨》。本文阐述了麻将干预对记忆、注意力和推理的影响。本论文有助于作

者了解如何打麻将,了解麻将的功能。

Deng Minghua Zhuan 登明华 (2013)在一篇题为“Gambling Games and

Cognitive Functions of Aged People: Modification of Traditional Mahjong Rules

《博弈游戏与高龄者的认知功能—传统麻将规则的改良》。在这篇论文中,

我们提到了父母的三个关键词:认知功能,麻将。这本杂志有助于作者了解

麻将游戏的功能。

Sofiah Mawaddati (2016) 在一个论文题目《影响学习与麻将化学游戏的

动机和结果的化学学习的主要物质反应的氧化和还原在 X 班学生小 2 labuapi》本文讨论的麻将游戏,会影响学生的学习在实验中的作用。本文还

解释了麻将提供了与化学学习相关的学习动机。通过阅读这篇论文,笔者知

道麻将的作用在教育界也有着重要的作用。笔者也知道麻将游戏能够鼓励和

激发学生更容易学习化学。

1.4 研究方法

笔者的研究方法是定性描述法。

1. 文献法

对前人的相关文献进行研穷。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. 访谈法

对一些资料的对象进行采访和谈话。

下面是线人的名字:

1. 名字 :Tiu Asa

岁 :60 岁

职业 :企业家

地点 :Bersama 街 02 号

2. 名字 :Tjing Kiong

岁 :67 岁

职业 :企业家

地点 :Karya 街 30 号

3. 名字 :Bun Sua

岁 :60 岁

职业 :企业家

地点 :Karya 街 44 号

4. 名字 :Liong Seng

岁 :57 岁

职业 :企业家

地点 :Bandar Baru 街 22 号

5. 名字 :Lim Ing Liong

岁 :58 岁

职业 :家庭主妇

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 地点 :Karya 街 47 号

6. 名字 :Liu Yao Shan

岁 :55 岁

职业 :企业家

地点 :Pelabuhan 街 05 号

1.5 研究对象

笔者的研究对象是麻将游戏 PANIPAHAN 华人中葬礼的功能。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第二章概念

2.1 概念的定义

这个概念是一个抽象的概念,可以用于进行分类或分类,通常由术语

情境或一系列单词来表示(Soedjadi,2009:14)。

2.1.1 理解功能

根据《印尼语大词典》(1995:456)了解该功能是一件事情的有用性、

可用性和完成的工作。函数可以被解释为一个位置或工作完成。文化在具有

活动或态度的社区群体中具有非常重要的功能,这些活动或态度成为他执行

生活的习惯。Schneider 认为,(1968)文化功能是每个活动、行为和态度

成为习惯的功能。一些社会科学家甚至试图限制对文化一词的理解,只包括

社会遗产的一部分,这些部分涉及对被认为重要的事情的表述,不包括关于

应该如何做事的规范或程序性知识。根据 Soekanto 的说法,((1999)文化作

为人与群体之间关系的指导方针,作为传递感情和其他生活的场所,指导人

类生活,以及作为人与动物之间的区分器。

2.1.2 麻将

麻将是起源于中国的一种民间游戏。这张卡片被称为麻将,以汉字为

代表,或被解释为多米诺石牌。在麻将游戏中,这通常是由 4 人完成的,但

是如果参与者的数量较少,则可以用 3 个参与者完成。麻将游戏器械有瓦

片、骰子、圆片、红、白、蓝、黄,每套麻将有 108 块麻将瓦片,这些瓦片

由瓦片钳组成:一到九块轮子或圆圈,每块有四块瓦片,索瓦片:一形状为

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 竹制的二到九只麻雀。南风: 南风,西溪:西风带北:季风春:春夏秋冬,

秋冬,冬冬,花瓦片:梅花:梅花,花草兰花:菊花、菊花、菊花、菊花。

花竹花:竹花、瓦、钟邦、花脸等瓷砖,每瓦瓦白板各有四个。(Liong

Seng 先生和 Lim Ing Liong 女士的举报人)

2.1.3 华人文化中的死亡仪式

帕尼帕汉市华人社区死亡仪式的形式包括将尸体放在沙发或木板床上

的活动。床上有一张用银纸做的垫子,全身都用白布覆盖。然后家庭成员也

会准备一张小桌子,把桌子放在脚凳前面,用一杯装米饭来贴香。两边(左

右)两盏白蜡烛和香火点亮,直到尸体离开。

2.1.4 文化

Selo Soemardjan 和 Soelaeman Soemardi 认为,文化是社会的全部工

作、意义和创造力。社区工作产生人类掌握周围环境所需的技术和文化善或

物质文化,以便将力量和结果用于社区的需要。(Soejono Soekanto 1990:

173)。

2.1.5 Panipahan 城市的华人文化

里奥群岛帕尼帕汉市的华人社区由于 1875 年以来从中国通过巴干西亚

皮亚市进入的移民(https://id.wiki,org.wiki/bagansiapiapi,city)的存在而蔓

延开来,然后蔓延到包括巴干西亚皮亚皮亚皮亚皮市在内的沿海地区。帕尼

帕汉,使中国社会的文化和传统至今仍然延续,其中之一就是麻将游戏的传

统。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第三章 麻将游戏的描述、死亡仪式与功能

3.1 Panipahan 市麻将进入史

中国社会的文化之一,直到现在仍然保持其习俗是麻将游戏。麻将

(华语:拼音;拼音:Majiang)是一种起源于中国的游戏,由四个或三个

玩家扮演。这个游戏使用类似于多米诺骨牌的小石块,每个石卡都有一张图

片,在游戏中,麻将利用策略、计算和运气来赢得它。打麻将的指南将解

释,这个游戏还要求汇编系列,必须是连续的,而且通常包括 13 到 16 块石

头,并且为了赢得这个游戏,玩家必须安排通常 14 到 17 块石头。一般来

说,麻将由 144 张牌组成,但在游戏时只有 108 张牌被使用,其余的 36 张

牌被用作备用牌。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-6 麻将游戏

Panipahan 是一个被称为“一千座桥之城”或“一百万个里程碑城市”的地

区。据估计,一半的居民是华裔。合理的预期是他们的公民来自中国。估计

是几百年前的事了。帕尼帕汗本身是一个具有自然海水的潜力,生产各种鱼

类的地区。这两种类型的 Sangangin,巴瓦尔鱼,Gembung,科龙虾,以及

其他几种类型。甚至其中也有出口鱼,例如 EKO 虾。然而,曾经以鱼类出

口商而闻名的帕尼帕汉这个名字在经营后经历了变化,在过去十年里包括了

拖网渔船和拖网渔船,这些水域的渔获量急剧减少。Panipahan 的名字被称

为一千座桥梁的城市,但日益衰落。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-7 Panipahan 市

3.2 Panipahan 市麻将的发展

Panipahan 市麻将游戏的发展非常发达。这是基于保持麻将游戏的保

存。直到现在,不仅父母,而且年轻人也能熟练地玩这个游戏。同样在死亡

仪式上,悲伤的家庭也可以参与游戏。

麻将游戏的开发不仅是手工玩,目前麻将游戏也可以在电脑上应用。

麻将游戏程序是在 Borland Delphi 5 中制作的。在这个程序中,玩家可以清

楚地看到整个卡片。在麻将游戏中,所有的牌都显示在一个玩家身上。

3.3 麻将游戏在死亡仪式中的运用

3.3.1 死亡笔记的描述

在 Panipahan 的华人社区,在家里提供棺材准备葬礼。棺材被称为小潘

或寿班(长寿命胸)。此外,隋易或寿衣(长寿命衬衫)也将用于身体的胸

部。Siu Yi 是在一个很好的时间,通常是伦月或闰月(闰月)被认为是一个

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 很好的时间,使 Siu Yi 这一点。在殡仪馆的时候,死者的孩子必须在火盆上

燃烧枪 Cua 或 Yin Zhi(银色纸)。这种燃烧是在棺材旁边连续进行的。同

时,在油灯下的棺材下。

祈祷表放置在身体前面(尸体附近)。在祈祷桌上,放置白蜡烛和

Hio Lo(Hio 的位置)。如果胸部关闭,死者的照片也会被安装。使用的

Hio 是一个绿色的干 Hio。也有人说,如果死者去世超过 60 年,所使用的

Hio 可以是红色的。祈祷桌上的供品有茶和糖果,如糖果,大米,芥末绿,

和五种水果,包括香蕉,橙子,西瓜等,根据水果的季节,用三参(肉,

鱼,鸡),尤其是三参。

家庭成员制作和穿白色衣服,由布拉斯(麻袋)。这件白衬衫上下颠

倒了(缝在外面)。一个男人的家庭成员绑在他的头上,一个女性家庭成员

使用面纱。这些头巾和面纱是根据他们与死者的关系来着色的。一个祖母去

世的福建部族:黑人子女和儿媳,内孙:蓝色,外孙:红色,曾祖父:黄

色。当有客人向尸体祈祷/致敬时,家人也会在棺材的右边(从正面看)加

入祈祷。然后尊重客人或派客到客人。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-8 祈祷要约

3.3.2 参与死亡仪式

A.主要家庭

他们是最亲密的家庭成员,如父母(爸爸和妈妈)、兄弟姐妹、堂兄

弟姐妹、侄女、叔叔、阿姨和其他兄弟姐妹。除了参加仪式的家庭成员外,

西贡。西贡是葬礼的好日子制造者。除了成为当天的决定因素外,孔孔还扮

演着歌曲的领导者、祈祷的领导者和仪式主持人的角色。

B.附近的邻居

并不是所有的近邻都需要参加哀悼,通常他们会扔掉当天所有的哀悼

标记。

3.3.3 死亡仪式的类型

中国社区婴儿的死亡被秘密埋葬。被埋葬的婴儿仅仅是核心家庭。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 在中国,父母去世后,死者家属首先询问西贡或牧师,什么时候是举

行葬礼或土葬的好日子。

凡尸体(已婚的)与尸体一同带回坟墓的食物和供物,必须带回家。

食物或祭品放在死亡祈祷的地方。

父母或青少年(未婚)在送回食物或供品时死亡的食物或随尸带回坟

墓的供品不应带回家。食物或祭品留在尸体的坟墓里。

3.3.4 死亡仪式设备

以下是中国社区死亡仪式中使用的设备:

a. 熏香地方

香熏地(Hio Lo)是一种小烧烤,起着香火的作用。这个物体有两个

耳朵,而前面雕刻着一个单词“嗨”(快乐)。烧香中蕴含的意义是找到圣洁

的道路。在这种死亡的背景下,Hio lo 说有关的人出席了悼念仪式。通过这

一 Hio 通讯将建立生命与死亡之间的联系。

图 3-9 熏香场所

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. 蜡烛

蜡烛是悲伤的象征,也是哀悼者不会带来厄运的信号。根据他们的信

念,这些蜡水滴不可能撞击我们的身体,因为它会给我们带来坏运气。

图 3-10 蜡烛

c. 死者照片

死者的照片放在棺材前面,葬礼结束后,棺材被长子带回家供奉。

图 3-11 死者照片

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. 珍珠还是棉花

身体被放入胸腔后,身体的七个洞用珍珠或棉花封闭。七孔 2 眼,2 鼻

孔,2 耳孔,一张嘴。珍珠或棉花是闪闪发光的东西的象征。

图 3-12 珍珠还是棉花

e. 墓葬服

当家里有人是老年人时,这些衣服就开始提供了。通常是因为一种老

病折磨了多年,所以病人要求他的孙子为他提供衣服。要买这些衣服,你必

须选择一个好的日期和月份,意思是这里的月份要么是额外的月份,要么是

轮回,也就是说,中国历外的月份每三年出现一次,也就是说,那里有 13

个月。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-13 墓葬服

f. 棺材

棺材是把死者送进坟墓的手段,因此所有死者最喜欢的物品都包含在

棺材里。

图 3-14 棺材

g. 丧服

他们穿丧服的目的是为了减轻死者的痛苦,传统越浓厚,痛苦就越

轻。虽然对那些哀悼者有影响,但他们会受到良好的影响或曲棍球,哀悼时

间越长,影响越好。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-15 丧服

h. 家

华人社会认为,死后的生活与世界上的生活没有多大区别。他们对待

他们的祖先就像他们活着的时候一样。为了让他们的祖先在大自然中和平安

详地生活,他们提供了包含黄色纸的房子。这些房子的供品是用火送的。

图 3-16 死亡房屋

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA i. 鼓带

戏剧乐队的目的是向周围的社会表达有不幸的人。乐队演奏的乐曲从

殡仪馆到墓地,沿途有学生。

图 3-17 鼓乐音乐游戏

j. 丧葬程序

一般程序如下:

1. 祈祷关闭胸部

2. 去墓地的旅行

3. 墓地祈祷

4. 回家之旅

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA k. 忌讳各种庆祝活动

在哀悼的时候,中国社会有几个重要的庆典,这些禁忌是不允许的。

每一个庆典和禁忌的原因都可以简单地解释如下:

1. 农历新年

2. Peh Chun 庆典

裴春节的庆祝活动也不为那些悲痛的人所庆祝,因为他们相信,在缠

绕和系住仓壑的绳子时,他们也会被绑在灵魂的脚上。

3. 唐庆庆

Tang Cek 的庆祝活动是提供圆形蛋糕的祈祷。这个庆典的忌讳理由是

当做圆饼时,精神的眼睛会被压抑。

1. 香港东京代表团

“孔雀”是中国人在西贡的帮助下,以纸质形式将物品送至烈酒的仪

式。孔泰是根据现有的财政,这就是为什么有些家庭必须等待财富第一。孔

雀由一系列竹子、房屋、汽车、电视机等组成。通过 PADRI 引导,这些物

品被传递到来世,目的是让灵魂在那里穿戴它们。

2. 曾朋

曾朋历历庆典日期通常在第三个月初。根据基督教历大约 4 月 5 日或 6

日。通常他们很早就庆祝曾琣,因为如果朝圣在白天,就害怕没有得到财

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 富。为了打扫坟墓,比如,把坟墓拉出来等等,都是由当地村里的孩子做

的,所以他们只付费用。中国社区传统上用香火、蜡烛、祈祷纸和祭祀祭祀

祖先的夜晚。Tjeng Beng 也是一个忌讳某些生肖的人,所以不是每个人都可

以每年参观墓地。

3.3.5 死亡仪式时间

死者家属的葬礼决定了 Padri(西贡)或僧人/比丘尼的时间、日期和时

间。一般来说,中华民族的死亡仪式持续 3 天。从第一天到第二天,死者家

属在等远方的成员或亲戚,例如等远方的孩子。第三天的死亡仪式开始于上

午十一点左右,下午一两点左右,尸体被埋葬。当第一天和第二天在等待家

人和亲戚到来时,前来悼念的人打麻将游戏。这个游戏的功能是在晚上玩是

为了娱乐,以免拖累悲伤。

4.4 Panipahan 市华人社区麻将游戏的作用

每一场比赛,无论是传统的还是现代的,都有一定的功能。接下来,

作者将解释麻将游戏对帕尼帕汉市中国社区的一些功能。

4.4.1 娱乐功能

死亡必须留给留下的家庭一个非常深的悲伤。然后每个人/大家庭都有

责任照顾死者家属。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 中国社会有自己的娱乐方式,不为家人长时间离家打麻将而哀悼。这

个麻将游戏将在悲痛中创造一个新的氛围,包括玩家之间的积极性。因此,

它可以导致一个有趣和令人兴奋的气氛彼此之间谁玩,谁成为观众。

4.4.2 训练耐心的功能

每个游戏都有时间完成它。在每场比赛中麻将都有一个策略和方法,

然后完成每一个策略并看到对手的比赛。这个游戏需要专注、准确和技巧,

因为游戏很快就被播放了。这个游戏不同于使用肌肉或能量的游戏,所以参

加这个麻将游戏的每个人都可以在玩这个麻将游戏的同时训练。因为耐心真

的决定赢得这场比赛。

4.4.3 改善家庭关系的功能

中国社会在死亡仪式上有一个传统,即打麻将的传统。这场比赛是为

了减少家庭留下的悲痛感。麻将游戏可以由所有参加死亡仪式的家庭自觉

地、自愿地、没有强迫地、在时间和地点内不真实地进行。

当家庭成员打麻将时,在打麻将时发生通信,以帮助建立两个或多个

人之间的连续互动,从而促进彼此认识的过程。因此,麻将游戏的功能之一

就是改善家庭关系。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.4.4 体育思维方式的功能

麻将游戏是一种需要思考的游戏,这项运动是社区的娱乐活动,需要

正确的技能、智力和策略。与使用体力和需要能量或能量的体育游戏不同,

麻将游戏的运动使用逻辑或思想。这个游戏需要一个思维策略来发挥它。

从中国社区的一位家庭成员去世时打麻将的习惯或文化的历史出发,

现在麻将已经成为社区的传统体育之一。意识的觉醒、商誉的产生和协会的

精神,麻将游戏爱好者们现在已经形成了一个单一的论坛,使组织的发展和

成就的改善可以实现,称为印尼麻将体育协会(POMAIN)。波曼位于廖内

省巴淡省。在印度尼西亚,麻将是麻将运动的唯一国家级麻将运动。

4.4.5 了解中国文化的功能

一个国家必须有文化和人类生活,或者坚持这种文化。文化多样性是

一个国家的特征和艺术。与中国一样,中国有多种土著文化和风俗习惯。游

牧民族从中国来到印度尼西亚时,中国社会仍然保持着自己的文化。这种文

化不褪色,而是一代一代传下来的。

4.4.6 提高浓度的功能

游戏的目的是建立一个完整的系列(通常三套)13 或 16 块石头。第一

个达到这个目标的人是胜利者。获奖的石头完成系列 14 或 17 石头。所以,

打麻将不使用肌肉来打球。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 换句话说,每个打麻将的人都需要一个策略。每一步一步的计划都必

须完成,如果没有,那么机会就会错过,比赛就会放慢,输球的机会也会越

来越大。因此,麻将游戏需要智力、灵活性和速度,因为这些类型的游戏很

快就被播放了。

4.5 麻将牌的种类

一般来说,麻江的游戏由 144 块瓷砖组成,但在帕尼帕罕城,麻江的

游戏由 108 块瓦片组成。瓦片由瓦片组成,童(从一块到九块为轮子或圆

圈)这些瓦片每块有四个;欧索瓦片由一只麻雀形瓦片和两块到九块竹棍形

瓦片组成,每个瓦片由四个瓦片组成,风眼瓦片组成。侗族(东风)、南

(南风)、西(西风)、鄂北(北风)、鄂春(春)瓦、艾夏(旱季)、秋

冬(秋)、冬(花)、花瓦组成,有Ⅰ花(梅花)、安兰华(兰花)、菊花

菊花、竹花、竹花等。较低),中邦正中瓦,碧波。

图 18 3-108 麻将牌

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-19 麻将牌

4.5.1 筒(以圆的形式)

侗族瓷砖(以圆圈的形式):一至九。命名为瓦片,每一个都由多个

圆圈组成。每个圆圈都被表示为中间的方孔(Tong,硬币)。

图 3-20 筒瓦片

4.5.2 索(以竹的形式)

索瓦(以竹子的形式)被命名为瓷砖,每一块都由几根竹棒组成。每

根棍子都代表一个一百个硬币的绳子(S,O)。请注意,1 竹是一个例外:

有鸟坐在竹子上,以防止变化。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 图 3-21 索瓦片

4.5.3 东,南, 西,北

风瓦:东风(东、东、东)、南风(南、南、西、西)(North

Wind、西、北)。

图 3-22 东,南, 西,北

4.5.4 春,夏,秋,冬

四季瓷砖有春(春)、夏(旱季)、秋(秋)、冬(冬)。

图 3-23 春,夏,秋,冬

4.5.5 梅花,兰花,菊花, 竹花

四个花砖代表了四个高贵的儒家工厂:梅花(梅花)、兰花(兰

花)、菊花(菊花)、竹花(竹花)。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 图 3-24 梅花,兰花,菊花, 竹花

4.5.6 中,發,白

龙瓷砖:红龙、青龙、白龙。龙瓷砖据说与中国帝国的考试有关。红

瓦(“Teo”)、“中”意味着通过测试以移除人员配置方法。绿色瓷砖

(Posiple),发财,字面上的“致富”意味着财富。白色罐头,字面意思是

“干净的石板”)意味着免于腐败。通常有蓝色的边缘来区分更换瓷砖和防

止变化。在最初的中国麻将中,这些棋子被称为 Jian(PoT),代表射箭,

红色“Enter”是目标的命中。在中国古代射箭运动中,人们会把“红色”

表示目标被击中。白色代表“失败”,“绿色”意味着一个人会释放兴趣。

图 3-25 中,發,白

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.6 打麻将的过程

打麻将游戏的过程如下:

1. 第一阶段

随机麻将牌随机化到关闭位置(面朝下)。然后,瓦片排列在桌子

上,排列成 4 段或 4 行,形状是正方形,两端接触盒子的角落。

2. 第二阶段

每个玩家掷骰子,玩家得到最高的滚子是经销商。经销商被给予东

风,下一个玩家是南风,西风,第四个玩家是北风。

3. 第三阶段

然后发牌者掷骰子,出现的数字用于确定游戏中使用的瓷砖行。例

如,如果骰子显示数字 13,则在游戏中使用行 14。

4. 第四阶段

每个玩家需要 14 个瓦片。游戏以顺时针方向运行。在每个转弯处,玩

家从剩余的瓦片中抽出瓦片并丢弃衬衫瓦片。

5. 第五阶段

当第一个出现的花砖被拿走时,每个玩家立即取出花砖并把它放在一

个角落里,这样它就可以拿走另一个花砖。发行的花砖数量需要用相同的编

号替换。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. 第六阶段

每个玩家将尝试根据相同的瓦片和顺序瓦片来排列瓦片。例如,瓦片

的顺序如下:

a. Pong 瓦片

除了三种瓷砖外,其余的瓷砖都是相同的。在形成 Pong 之

后,玩家必须扔一块瓦片。

图 3-26 Pong 瓦片

b. Chow 瓦片

Chow 瓦由三个连续瓦片组成。瓦片抉择只能在被左边的玩家

丢弃瓦片的情况下进行,除非在允许玩家获胜的情况下,瓦片抉择

也可以进行,即使不是被左边的玩家丢弃。在形成抉择瓦片之后,

玩家必须抛出一个瓦片。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图 3-27 Chow 瓦片

c. Kong 瓦片

孔砖由 4 块相同的砖组成,除了花砖,其他类型的砖都有。玩

家必须从剩余的瓦片中抽出一块瓦片,以便他们扔掉一块瓦片。

图 3-28 Kong 瓦片

下面的瓷砖的顺序是赢得麻将比赛的瓷砖的顺序.

 Da si xi 大四喜

图 3-29 Da si xi 大四喜

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Da san yuan 大三元

图 3-30 Da san yuan 大三元

 Qing yi si 清一色

图 3-31 Qing yi si 清一色

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第四章结论

4.1 结论

麻将是起源于中国的游戏,已有数千年的历史。麻将游戏是众所周知

的游戏,使用类似多米诺骨牌石头卡的小块,其中每个石头卡有各种各样的

图像。一般来说,Mahjong 由四到三名球员担任。这个麻将游戏很容易玩,

但是为了防守,它使这个游戏很难玩。麻将不仅仅是一个普通的游戏。在比

赛中,运动员必须运用策略、计算和运气来赢得比赛。

Panipahan 市麻将本身的发展非常迅速。这个游戏原本只由中国人玩

的,但在这个时代这个游戏可以玩任何人,年轻人和老人。麻将在

Panipahan 市的存在也很慢,它不仅作为一种娱乐手段来娱乐它。然而,在

帕尼帕姆社区,尤其作为一种活动形式,在死亡仪式中提供了良好的功能和

意义。

麻将的功能是 1. 娱乐功能,2. 训练耐心的功能,3. 改善家庭关系的功

能,4. 体育思维方式的功能,5. 了解中国文化的功能, 6. 提高浓度的功

能。

4.2 建议

麻将是起源于中国的传统游戏之一,随着时间的流逝,麻将已为世界

各国所熟知。现在麻将发展很快。起初,这个游戏是作为一种手工形式,但

现在它也可以在网络游戏中找到。这表明,这个游戏具有积极的价值,并提

供了一个功能,有利于人类的生活,特别是在帕尼帕汉市的人民。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

作者还发现,这项研究还远远不够完善。这项研究只是马英九在帕尼

帕汉市社会中,特别是在死亡仪式中的作用的一小部分。因此,作者建议并

期望有兴趣继续进行此项研究的人更加深入,以便对中国文学的发展以及作

为有关华人社会的文化资料的文献有所帮助。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 参考文献

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Basrowi, M.S. 2005. Pengantar sosiologi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Chu Man Lu. 2013. The Mahjong Intervention Influence of the MiddleElderly Short term Memory, Attention, and Logical Reasoning 《麻将介入对中老 年人短期记忆力,注意力及逻辑推理之影响探讨》. National Taipei University of Nursing and Health Sciences.

Chandra, Fearmin. 2003. Permainan Mahjong dengan Menggunakan Fasilitas LAN Komputer. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Deng Minghua Zhuan. 2013. Gambling Games and Cognitive Functions of Aged People: Modification of Traditional Mahjong Rules 《博弈游戏与高龄者 的认知功能—传统麻将规则的改良》. Hsuan Chuang University.

Djajasudarma, T.Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UUM Press.

Hasan, M. Iqbal. 2002.Pokok-Pokok Materi Meteodologi Penelitian danAplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Harahap, S,P, Indah. 2011.Keberadaan dan Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat Tionghoa diKota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Koentjaraningrat . 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Marsal, yogi Adytia. 2010. Implementasi Brute Force pada Game Mahjong Titans. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Moleong, J. Lexy. 2000. Meteodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansor, B,I,Mohamad.2013.Perpustakaan Digital Permainan Tradisional Masyarakat Cina dan India. Malaysia: Universitas Kebangsaan Malaysia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Mawaddati, Sofiah. 2016. PengaruhPembelajaran dengan Permainan Mahjong Chemistry Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Reaksi Oksida dan Reduksi pada Siswa X SMAN 2 Labuapi. Nusa tenggara Barat: Universitas Mataram.

Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif Antropologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Soedjaji. 2009. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soelaeman, Munandar.1987.Ilmu Budaya Dasar. Bandung:PT.RefikaAditama.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta : Mitra Wacana Media

Suyanto,Bagong dan Sutinah. 2005.Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alterntif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Tan, Mely g. 1979. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa.Jakarta: Gramedia.

Internet:

(https://id.wikipedia.org/wiki/panipahan_laut_pasir_limau_kapas_rokan_hilir)

(https://id.wikipedia.org/wiki/pasir_limau_kapas_rokan_hilir)

(https://id.wikipedia.org.wiki/bagansiapiapi_(kota)

( website: kbbi.web.id/teori)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 致谢

在此之际,作者想表达自己的感激之情:

首先,苏北大学中文学院,Dr. Budi Agustono, M.S.,中文系的系主 任,Mhd. Pujiono, M.Hum., Ph. D., 我第一个导师, Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, 我的汉语论文导师 Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL, 还有其他 的老师。我想对你们表达真诚的感谢。我真的不会做完这本论文缺少老师的 帮助。感谢老师给我支持,给我老师的意见,给我老师珍惜的时间,还有感 谢老师教了我学习汉语。在老师的帮助下,我在苏北大学中文系的完成了本 科学习。我也想感谢朋友们陪我一起度过了四年的时间,在我心中我们永远

是一家人。亲爱的爸爸妈妈,Ramli Sianturi 和 Riana Br.Hombing, 我感谢你 们的爱,你们的祈祷,你们的支持,是你们的爱让我成为一个成功的人。我

也想感谢 弟弟, Daniel Sianturi, Imannuel Sianturi 和 Jeffri Sianturi 是你们总是 给我支持。最后我真的感谢你们所有帮助过我做完了这本论文,忠心的说一

声“谢谢!”。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA