NAPAK TILASDANG HYANG NIRATHA DI PULAU BALI

Oleh I Nyoman Suka Ardiyasa Dosen STAH N Mpu Kuturan Singaraja

email : [email protected]

Abstract

The presence of temples in Bali cannot be separated by some central figures who inspired the temple. One of the great figures who contributed to discovering the Pura Kahyangan Jagat in Bali is Dang Hyang Niratha. Dang Hyang Nirarta has build a lot temple in his travels on the Island of the Gods. Some temples are similar to Rambut Siwa Temple, Uluwatu Temple, Ponjok Batu Temple, Sakenan Temple and other temples which are now Pura Dang Kahyangan and Sad Kahyangan. The temple as a place of worship for Hindus, is also not uncommon to get visits of local and international tourists. The attraction was due to the sacredness and beauty of the location that was established by Dang Hyang Nirartha. This is of course a tourist destination that offers spiritual attractions.

Keywords: Dang Hyang Nirartha, Spiritual Tourism.

I.Pendahuluan Boddha (Siwa-Sogata). Dengan demikian kedatangan Dang Hyang Dwijendra Kedatangan Dang Hyang Nirartake memperkokoh sistem teologi Hindu Siwa- Pulau Bali merupakan salah bentuk Boddha (Siwa-Buddha) dengan melakukan konsolidasi internal dengan mengatasi asimilasi konsep teologi Tri-Murti kelemahan tataran sistem sosial, sistem (, Wisnu, Siwa) kedalam konsep religi dan politik keagamaan dan ancaman teologi Tri Purusa (Siwa, Sada Siwa dan ekternal yaitu Islamisasi dari Jawa. Ia juga Maheswara); memperkenalkan bangunan melihat peluang untuk memperkuat sendi- tempat pemujaan disebut Padmasana untuk sendi keagamaan di Bali, karena sebelum ia memuja kebesaran Sanghyang Tri-Purusa. melakukan perjalanan dharmayatra ke Bali, Bali sudah pernah didatangi oleh Maha Resi Bangunan (pelinggih) untuk Markandeya (756 Masehi) dan para Mpu pemujaan Tri Murti telah diperkenalkan seperti Mpu Semeru (999 Masehi),Mpu konsep Bangunan Meru oleh Mpu Ghana (1000 Masehi), Mpu Kuturan (1001 Kuturan, konsep Desa Pakaraman, Masehi), Mpu Gnijaya (1049). Kedatangan Kahyangan Tiga (Desa, Puseh, Dalem), mereka ke Bali membawa serta sekta serta konsep merajan (sanggah) sebagai (sampradaya) atau aliran yang dibawa bangunan untukpemujaan leluhur.Untuk yang telah dipersatukan oleh Mpu Kuturan melindungi Pulau Bali dari ancaman dengan konsepsi teologi ajaran Siwa- masuknya pengaruh agama Islam, maka

Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 61 ia atas persetujuan Raja Gelgel menyusun 1498 Masehi, saat Bali diperintah oleh strategi untuk membentengi pantai-pantai dinasti Kresna Kapakisan di bawah raja yang mengitari Bali denganmembangun Sri Aji Dalem Waturenggong Kresna dan merenovasi pura-pura yang sudah Kapakisan(1460-1550) yang berstana di ada. Selain dengan bangunan Meru Swecchalinggarsapura atau Gelgel sebagai konsep bangunan pelinggih yang (Babad Brahmanawangsa Tattwa 14b, diperkenalkan oleh Mpu Kuturan, ia Babad Dalem 27b). juga memperkenalkan kosepsi bangunan Dang Hyang Nirartha adalah leluhur Padmasana sebagai tempat pemujaan Brahmana di Bali (Berg, 1974:47) kebesaran Tuhan dengan mengasimilasi Pratisentana atau darah keturunan beliau konsep Tri Murti menjadiTri Purusa amat memuliakan dengan sebutan Bhatara yang menganggungkan kekuasaan Tuhan Parama Nirartha, yang diyakini telah dalam wujud tiga manifestasi yaitu Siwa, mengalami parama moksa di Pura Luhur Sada Siwa dan Maheswara. Konsep yang Uluwatu menyatu dengan Hyang Parama dipakai untuk melindungi Bali adalah Siwa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan konsepsi Dewata Nawasangadengan segala Yang Maha Esa. Beliau adalah pengemban kekuasaan, kekuatan Tuhan yang mendiami tradisi Weda yang baik. Buah pikirannya sembilan penjuru mata angin dengan bukan saja dipedomani kaum Brahmana mendirikan pura-pura sad kahyangan dan saja tetapi juga menjadi warisan budaya dang kahyangan di ke sembilan penjuru bangsa yang tersebar dan dipedomani tersebut. oleh masyarakat luas. Kaum Brahmana 2.1 Pembahasan sebagai pewaris purusa tradisi Weda yang telah dibumikan oleh Dang Hyang 2.1.1 Perjalanan Dang Hyang Nirartha Nirartha, wajib terpanggil untuk maju ke di Bali depan mengamalkan dan mengajarkan petunjuk Weda itu kepada masyarakat luas. Dang Hyang Nirartha yang lebih Sebagai siwan jagat kaum brahmana wajib dikenal oleh masyarakat Bali dengan ikut mapahayujagat dan mengentaskan julukan Pedanda Sakti Wau Rawuh adalah masyarakat luas menuju kesejahteraan tokoh utama babad-babad brahmana. lahir dan batin. Tokoh legendaris dan orang suci ini adalah nabi agama Hindu di Nusantara. Dang Hyang Nirartha adalah Beliau yang punya julukan Bhagawan keturunan pendeta-pendeta besar di pulau Arthati dan Mpu Kupa ini adaian pendeta Jawa. Pendeta-pendeta yang menjadi kerajaan Majapahit akhir. Beliau yang guru negara (basmangkura, basmangkara, juga punya julukan Tuan Semeru dan padiksyan, bhagawanta, purohita) Pangeran Sangupati ini melakukan parama mempunyai kedudukan dan pengaruh dharma dharmayatra ke Bali mengajarkan yang kuat di dalam kerajaan. Dang Hyang Weda untuk kesejahteraan lahir dan batin Mpu Pradah dan Dang Hyang Mpu Bahula masyarakat dan kerajaan. Dang Hyang Candra adalah guru negara di Daha dan Dwijendra datang ke Bali pada tahun Kediri, Mpu Tantular (Dang Hyang Angsoka

62 Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 Natha) dan Dang Hyang Asmaranatha jasa kera tersebut, beliau berjanji dengan adalah guru negara di kerajaan Wilwatikta, seketurunannya tidak akan menyakiti yaitu Majapahit. Demikian juga Dang kera walaupun berdalih untuk memelihara Hyang Nirartha sendiri adalah guru negara sebagai binatang kesayangan di kerajaan Majapahit yang agung dan Bali Kemudian memasuki mulut seekor Rajya (Babad Brahmanawangsa Tattwa naga dan memetik bunga teratai 3 warna 12a-b). (hitam, merah, dan putih; yang putih beliau Dang Hyang Nirartha ketika pegang, yang merah disumpangkan di meninggalkan Daha (Majapahit) menuju telinga kanan dan yang hitam di telinga Pasuruhan dan dari Pasuruhan menuju kiri). Setelah keluar dari mulut naga Blambangan tidak diikuti istri. Sedangkan wama tubuh beliau berubah-ubah, hitam, kedatangan Dang Hyang Nirartha di merah, dan putih kekuning-kuningan yang Bali disertai oleh istri yang berasal dari membuat istri dan putra-putri beliau lari Blambangan, yakni Patni Kaniten dan tunggang langgang karena ketakutan. Lama seluruh putra-putrinya berjumlah 9 orang. Dang Hyang Nirartha mengumpulkan Keberangkatan Dang Hyang Nirartha putra-putrinya. Akhirnya beliau berhasil ke Bali penuh ditandai oleh peristiwa- kembali mengumpulkannya semua, kecuali peristiwa menarik dan simbolik yang LilaSwabhawa, Putri Daha. menyatakan ketinggian ilmu kerohanian Dang Hyang Nirartha memanggil- yang dimiliki oleh beliau. manggil putrinya, yang akhirnya ditemui Katakan saja, ketika beliau dalam keadaan lesu pucat pasi, lda mengarungi Segara Rupek (Selat Bali) Swabhawa mohon kepada Dang Hyang memakai perahu dari sebuah buah waluhpait Nirartha untuk diajarkan ilmu gaib, maka (labu pahit) bekas kepunyaan orang Mejaya. lenyaplah lda Swabhawa berbadankan Kaki tangannya dipergunakan sebagai niskala (alam lain yang tidak kelihatan) dayung dan kemudi. Berkat ketinggian batin dan disebut Bhatari Melanting, yang tidak beliau dan kemurahan Tuhan beliau sampai dikenai oleh umur tua dan kematian atau dengan selamat di Pantai Kapurancak, pada kekal abadi, tan keneng tuhapati. Saking eka tunggal catur bumi, yaitu Saka 1411 sidi mandinya (tuah mukzijat) anugerah atau 1489 Masehi (Babad Dalem, 27b). itu, ketika didengai oleh tembwati kalung Sejak dari dalam lautan beliau berjanji (cacing tanah), maka cacing itu berubah akan tidak mengganggu hidupnya pohon menjelma menjadi seorang wanita, yang labu pahit sampai dengan pratisentananya. diberi nama Ni Brit. Demikian juga Istri Sedangkan istri beserta 9 orang putra Patni Keniten, karena merasa kepayahan beliau menaiki sebuah perahu bocor, ingin pula dianugrahi ilmu gaib. Dang akan tetapi tidak tenggelam. Rombongan Hyang Nirartha mengabulkannya, dan keluarga Dang Hyang Nirartha pun sampai beliau pun disebut lda Dalem Ketut yang di tepi pantai Purancak dengan selamat. disungsung oleh penduduk desa Pohlaki, Saat beliau kebingungan arah, seekor kera yang, sekarang dikenal dengan nama memberi petunjuk ke arah Timur. Berkat Pulaki. Penduduk desa setempat yang

Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 63 berjumlah kurang lebih 8000 orang dengan atau Pura Griya Kawitan Resi (Babad rasa bhakti dan tulus diubah statusnya Darmayatra Dang Hyang Nirartha, 7b). menjadi makhluk yang, tidak dilihat Dari desa Mundeh Dang Hyang Nirartha orang untuk menjaga istri dan putranya melanjutkan perjalanan menuju arah timur (Babad Darmayatra Dang Hyang Nirartha Pada sebuah tempat yang indah ditingkah 6a). Dalam perjalanannya di desa Gading gemericik air dan bunga-bungaan, Dang Wani Dang Hyang Nirartha sanggup Hyang Nirartha melakukan yoga semadhi melenyapkan wabah penyakit yang dan puja mantra utama. menimpa desa Gading Wani. Masih banyak Setelah itu masyarakat membangun lagi hagiografi (sakti dan kemuzijatan Dang tempat suci untuk memuliakan beliau, Hyang Nirartha). Sedangkan anugerah yaitu Pura Taman Sari (Pura Ulakan). ajaran kerohanian Dang Hyang Nirartha Daerah sekeliling itu disebut Manghapuri kepada Bendesa Gading Wani dihimpun atau Mengwi. (Babad Darmayatra Dang dalam karangan sastra yang bernama Hyang Nirartha, 8a). Dang Hyang Nirartha Sebwi Bangkung. Bendesa Gading Wani dalam perjalanan ke desa Mas, sempat pun diangkat menjadi murid Dang Hyang singgah di Tuban (Badung). Dari Tubanlah Nirartha (Babad Darmayatra Dang Hyang Bendesa Mas mendak (menjemput) Dang Nirartha , 18a- 18b). Hyang Nirartha untuk selanjutnya diantar Berita kedatangan Dang Hyang ke desa Mas (Babad Darmayatra Dang Nirartha yang oleh masyarakat Bali disebut Hyang Nirartha, 10 a). Bendesa Mas Pedanda Sakti Wau Rawuh didengar oleh sangat bahagia dan madiksa (menjadi Pangeran Bendesa Mas di desa Mas. orang suci). Dang Hyang Dwijendra Sang Bendesa masih ada hubungan famili dihaturi griya sebagai tempat tinggal beliau dengan Bendesa Gading Wani. Karena itu, di desa Mas. Bendesa Mas menghaturkan Bendesa Mas segera mengutus seseorang putrinya sebagai punya (persembahan untuk menjemput sang pendeta. Dang yang tulus) kepada Dang Hyang Nirartha, Hyang Nirartha pun menyanggupi untuk yaitu I Gusti Ayu Mas Genitir/Dyah Ema. datang ke desa Mas (Babad Darmayatra Dari perkawinan beliau ini menurunkan Dang Hyang Nirartha 19a) Dang Hyang putra, yaitu yang pertama : Ida Kidul yang Nirartha meninggalkan desa Gading mempunyai banyak nama, tan tunggal Wani menuju desa Mas. Perjalanan Dang aranira waneh(Babad Darmayatra Dang Hyang Nirartha dari desa Gading Wani Hyang Nirartha, 11 a) antara lain : Mpu melewati beberapa daerah, di mana beliau Kidul, Pedanda Mas Timbul, Mpu Renon mengajarkan pengetahuan suci Weda dan juga Bukcabe (Babad Darmayatra kepada masyarakat setempat. Karena Dang Hyang Nirartha, 52a). Putra yang terjadi suatu peristiwa yang gaib di mana kedua Pedanda Alangkajeng, yang ketiga tempat beliau beristirahat dan mengajarkan Pedanda Penarukan, dan yang keempat masyarakat akhirnya didirikan pura untuk Pedanda Sigaran (Babad Brahmana Catur, memuja Dang Hyang Nirartha. Nama 20a; Babad Dharmayatra Dang Hyang desa atau tempat tersebut antara lain: di Niratha, 25a- 25b) desa MundehTabanan didirikan Pura Resi

64 Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 Perkawinan Dang Hyang Nirartha oleh Dang Hyang Nirartha bertujuan untuk dengan putri Bendesa Gading Wani, melakukan penataan kehidupan keagamaan yang menjadi pelayan Gusti Mas Genitir di Bali. Perjalanan yang dimulai dari ujung mempunyai putra yang bernama Ida Barat Pulau Bali dengan cara menyusuri Patapan atau Ida Wayahan Sangsi. Dari pantai. Pembangunan pura yang beliau perkawinan Dang Hyang Nirartha dengan lakukan juga sampai ke Pulau Lombok. Ni Brit yang meladeni keperluan pemujaan Adapun pura-pura yang didirikan Dang Dang Hyang Nirartha melahirkan Ida Hyang Nirartha menurut Dwijendra Tatwa Bindhu atau Ida Wayahan Temesi (Babad (32a-35b) dan Babad Dharmaycitm Dang Darmayatra Dang Hyang Nirartha , I Hyang Nirartha (125a-129a), adalah lb-12a; 21 b; D7’, llb-12a). Demikian sebagai berikut : Parama Darma Dang Hyang Nirartha dari 1. Pura Ancak, di daerah Jembrana Jawa hingga di desa Mas. Demikian pula Barat. Pura peringatan ketika Dang jumlah putra-putri beliau (15 orang). Inilah Hyang Nirartha baru menginjakkan yang menurunkan wangsa Brahmana di kaki di pantai Barat pulau Bali. Bali khususnya Brahmana Siwa. Mereka yang beribu dari Daha biasanya disebut 2. Pura Rambut Siwi, di daerah Brahmana Kemenuh, yang beribu dari Jembrana. Pelinggih penyungsungan Pasuruhan disebut Brahmana Manuaba, rambut Dang Hyang Nirartha. yang beribu dari Blambangan disebut 3. Pura Amerta Sari, di daerah Jembrana. Brahmana Keniten, yang beribu dari Mas Tempat berdiam Dang Hyang disebut Brahmana Mas. Sedangkan dua Nirartha. yang lainnya, keturunan Ida Patapan dan Ida Bindu tidak banyak disebut- sebut. 4. Pura Perapat Agung, bekas permandian Dang Hyang Nirartha. 2.2 Pura yang didirikan Dang Hyang 5. Pura Melanting-Pulaki, di Buleleng Nirarta dalam perjalanannya Barat. mengelilingi Pulau Bali 6. Pura Penyiwian Pasimpangan Pura Dang Hyang Nirartha disamping Bhatari Melanting di hutan Blonyoh sebagai pengarang yang produktif, beliau Buleleng. tampak mempunyai konsep pembinaan dan pengembangan agama Hindu visi ke 7. Pura Kayu Putih Buleleng, yang depan. Bangunan-bangunan suci yang dibangun oleh Bhatara Sakti Kemenuh didirikan atas anjuran beliau ternyata putra Dang Hyang Nirartha. mampu membentengi Bali dari keterkikisan 8. Pura Kawitan Griya Resi di Mundeh jati diri. Setelah Dang Hyang Nirartha Kaba-Kaba, tempat debu Dang Hyang diangkat menjadi padiksyan Dalem Nirartha pada waktu berdiri. Waturenggong, maka beliau melakukan peijalanan suci sebagai wujud tanggung 9. Pura Taman Sari atau Pura Bulakon, jawab beliau sebagai padiksyan. Perjalanan tempat pesucian Dang Hyang Nirartha mengelilingi Pulau Bali yang dilakukan di Manghapura (Mengwi).

Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 65 10.Pura Pakedungan Pura Tanah Lot di Palinggih Mpu Kuturan. Tabanan, tempat peristirahatan dan 21.Pura Silayukti di Teluk Padang, menginap Dang Hyang Nirartha. PalinggihDang Hyang Nirartha. 11. Pura Taman atau Pura Pule di Mas 22.Pura Bukit Aceh, perbatasan bekas tempat Griya atau asrama Dang Klungkung dengan Karangasem. Hyang Nirartha. Terdapat dua buah danau kecil berair 12.Pura Bukcabe di Desa Mas. Griya seliwah (berbeda), bekas tempat dari Pedanda Kidul. Ida Bukcabe bercengkrama, palinggih Bhatara menurut Babad Dharmaycitm Dang Sakti Abah. Hyang Nirartha, 52a adalah nama lain 23.Pura Sakaton di desa Singarsa dari Ida Kidul (Mas). Sidemen Karangasem, dibangun oleh 13.Pura Tugu di pinggir kali Cangkir Pedanda Sakaton. Gianyar, pelinggih kancing gelung 24.Pura Dalem Gandhamayu, sebagai Dang Hyang Nirartha. Pura Gandhamayu di Jawa. Dibangun 14.Pura Dalem Ksetra di desa Kemenuh, oleh Dang Hyang Nirartha yang dibangun oleh Padanda Katandan, diiringi oleh putranya semua di desa cucu Dang Hyang Nirartha. Tangkas Klungkung. 15.Pura Pamuteran di desa Kemenuh, 25.Pura Puseh Kamasan Gelgel dibangun oleh Padanda Katandan Klungkung. cucu Dang Hyang Nirartha. 26.Pura Bukit Lingga, palinggih Bhatara 16.PuraPuseh di desa Kemenuh, Sakti Abah di desa Dawan Klungkung. dibangun oleh Padanda Katandan 27.Pura Bhajing di desa Bajing cucu Dang Hyang Nirartha. Klungkung. Bekas Griya Pedanda 17.Pura Pucak Bukit Manik di desa Sakti Abah ketika pergi dari bukit Buruan Blahbatuh, bekas asrama Abah. Pedanda Lor. Dibangun oleh 28.Pura Batulepang desa Kamasan Pedanda Mambal, cucu Dang Hyang Gelgel Klungkung. Pelinggih Dang Dwijendra. Hyang Nirartha, yang dibangun oleh 18.Pura Bukit Manuaba, yaitu Griya Pedanda Gusti yang dilanjutkan oleh Sakti Nuaba, bekas asrama Pedanda Pedanda Telaga Tawang. Sakti Nuaba. 29.Pura Bukit Bangli palinggih Cudamani 19.Pura Air Jeruk di Subak Carik Dang Hyang Nirartha beserta Laba, desa Timbul Sukawati, bekas putrinya, yaitu Bhatari Melanting asramaDang Hyang Nirartha. dan cucunya, yaitu Bhatara Sakti Manuaba. Dibangun oleh Pedanda 20.Pura Silayukti di Teluk Padang Sakti Bajangan. (Padangbai) daerah Karangasem,

66 Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 30.Pura Bukit Gong dan Pura Luhur hingga kini ramai dikunjumgi oleh para Uluwatu tempat Ngluhur (moksa) wisatawan baik wisatawan yang menikmati Dang Hyang Nirartha. pemandangan yang indah, juga wisatawan yang melakukan tirtayatra. Seperti 31.Pura Gunung Payung di sebelah halnya Pura Rambut Siwi yang terletak Selatan desa Bualu. di Kabupaten Jembrana, kini tengah 32.Pura Sakenan di sebelah Barat Laut dikembangkan menjadi objek wisata Pulau Serangan. Palinggih Dang spiritual. Objek utamanya adalah kawasan Hyang Nirartha. Pura Rambut Siwi yang terletak di kawasan pantai dan keindahan panorama yang indah 33.Pura Pucak Tedung di Pegunungan berupa sawah-sawah yang terletak pesisir CarangsariPalinggih Dang Hyang pantai. Disamping keindahan alamnya Nirartha. daya dukung berupa masyarakatnya yang 34.Pura Ponjok Batu di Buleleng. ramah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing menambah nilai jual 35.Pura Suranadi di Sasak Lombok kawasan Pura Rambut Siwi tersebut. Bekas asrama Dang Hyang Nirartha, yang diapit telaga. Di sini pula Pura lainnya yang merupakan petilasan Dang Hyang Nirartha mengajarkan Dang Hyang Niratha yang dijadikan objek Islam Wetu Telu. Terdapat empat wisata adalah Pura Pulaki. Pura Pulaki tirtha, yaitu tirtha panglukatan, tirtha terletak di kecamatan Gerokgak Kabupaten pebersihan,tirta pengentas, tirta Buleleng. Letak Pura ini berada di Bukit cetik yang sanggup menghilangkan terjal yang berbatu dan kering serta laut penyakit kulit. membentang di depannya dan bukit tidak jauh di sebelah baratnya yang berbentuk Demikian pura-pura yang didirikan tanjung kecil memberikan suasana yang oleh Dang Hyang Nirartha menurut lontar sangat menarik. Kera-kera yang hidup Dwijendra Tatwa dan Babad Dharmayatra di sekitar pura ini, sering berkumpul di Dang Hyang Nirartha pada saat halaman pura karena adanya makanan mengelilingi pelosok Bali dengan tujuan yang diberikan oleh para pengunjung, untuk melakukan penataan keagamaan di menambah daya tarik lingkungan pura ini. Bali. Hingga kini Pura yang didirikan oleh Hingga kini Pura Pulaki dikenal sebagai Dang Hyang Nirartha masih kokoh berdiri objek wisata spiritual yang diyakini dan menjadi kebanggan umat Hindu di Bali memiliki memberikan vibrasi spiritual dan menjadi tempat suci oleh seluruh umat yang tinggi. Disamping Pura Pulaki di Hindu di Bali dan bahkan seluruh dunia. wilayah Kecamatan Gerokgak terdapat 2.3 Pura Peninggalan Dang Hyang Pura Melanting yang konon juga diyakini Niraratha sebagai Objek Wisata merupakan salah satu petilasan Dang Spiritual Hyang Nirartha. Daya tarik dari Pura ini adalah bangunan pura yang megah, dan Beberapa Pura yang berkaitan berada di tengah hutan serta dikelilingi dengan petilasan Dang Hyang Niraratha oleh bukit yang hijau jika dimusim hujan.

Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 67 Suasana Pura Melanting yang asri, serta desa di ujung selatan pulau Bali yang berada alam sekelilingnya indah merupakan daya dalam wilayah administrasi Kecamatan tarik wisata Pura Melanting. Disamping Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Di keindahan alam tersebut Pura Melanting Desa Pecatu tersebut, Pura Luhur Uluwatu banyak dikunjungi karena merupakan berada di sebelah barat daya. Hal ini berarti Pura yang diyakini merupakan tempat tempat religius ini berada di ujung barat malinggihnya Ida Ayu Swabawa sebagai daya pulau Dewata. Pura Luhur Uluwatu Bhatari Melanting (dewa yang menguasai adalah suatu ujung batu karang yang pasar), sehingga setiap umat Hindu menjorok ke laut dengan ketinggian tebing yang berprofesi sebagai pedagang akan kurang lebih 70 meter diatas permukaan air melakukan persembahyangan ke Pura laut. Diatas tonjolan batu karang ini terletak ini, dengan tujuan agar mendapatkan Pura Luwur Uluwatu. Keunikan yang kelancaran dan rejeki dalam profesinya menonjol adalah berupa bangunan kuno sebagai pedagang. berbentuk gapura bersayap. Dari corak Pura Petilasan Dang Hyang Nirartha dan pola hiasannya, gapura ini memiliki yang ada di Buleleng lainnya adalah Pura persamaan dengan gapura di Pura Dalem Ponjok Batu. Pura Ponjok Batu terletak di Sakenan. Gapura bersayap yang berbentuk Desa Julah Kecamatan Tejakula Kabupaten itu berhiaskan relief dengan Buleleng. Daya tariknya dari Pura ini adalah ukiran gambar burung yang indah. Gapura keindahan pantai dan megahnya Pura dibagian dalam berbentuk candi kurung Ponjok Batu yang berada di pesisir pantai. tanpa daun pintu. Hiasaanya berupa kepala Disamping itu daya tarik lainnya adalah kala dengan berbagai ragamnya. Diatas keberadaan perahu batu yang berada di sisi kepala kala yang besar dekat puncak laut. Perahu ini tidak besar, beralaskan batu gapura kedua terdapat hiasan meyerupai karang yang kuat dan sangat disucikan. tempat amertha. Di depan gapura pada Untuk dapat melihatnya harus berada bagian kiri dan kanannya terdapat patung dibibir pantai yang berbatu tepat dibawah berkepala gajah. Perpaduan keindahan Pura tersebut.Juga terdapat sebuah karang samudera Indonesia yang menghampar berbentuk gua yang biasanya digunakan luas di bagian barat dan selatan dengan untuk tempat melukat atau menyucikan tonjolan tebing batu karang yang berdiri diri dengan sarana air. Hingga kini Pura kokoh menyangga Pura Luwur Uluwatu ini ramai dikunjungi oleh pemedek yang memberi daya tarik tersendiri. Disamping akan sembahyang maupun wisatamancara itu daya tarik lainnya adalah adanya negara yang ingin melihat keindahan Pura pementasan Tari Cak setiap sore pada Ponjok Batu ini. panggung yang sudah disediakan. Sambil menikmati suguhan Tarian Cak juga secara Pura Petilsan Dang Hyang Nirartha alami wisatawan dapat menikmati sunset lainnya yang terkenal lainnya adalah Pura yang begitu menawan. Luhur Uluwatu Desa Pecatu yang terletak di Kecamatan Kuta Selatan. Pura Luhur Pura lainnya yang merupakan Uluwatu berada di Desa Pecatu, salah satu petilasan dari Dang Hyang Nirartha adalah Pura Sakenan. Objek Wisata Pura Sakenan

68 Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 di Denpasar Utara Bali adalah salah satu 3 Penutup tempat wisata yang berada di JL. Banjar Pemalukan, Desa Peguyangan, Kecamatan 3.1 Simpulan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, Dang Hyang Nirartha merupakan Indonesia. Objek Wisata Pura Sakenan tokoh besar yang banyak berkontribusi di Denpasar Utara Bali adalah tempat dalam pembangunan Pura-Pura yang ada di wisata yang ramai dengan wisatawan pada Bali, baik yang berstatus Dang Kahyangan hari biasa maupun hari liburan. Tempat maupun Sad Kahyangan. Dang Hyang ini sangat indah dan bisa memberikan Nirarta diyakini telah banyak mendirikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita Pura dalam petilasannya melakukan sehari hari.Objek Wisata Pura Sakenan perjalanan di Pulau Dewata. Dang Hyang di Denpasar Utara Bali memiliki pesona Nirarthadisamping sebagai pengarang keindahan yang sangat menarik untuk yang produktif, beliau tampak mempunyai dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda konsep pembinaan dan pengembangan berada di kota Denpasar tidak mengunjungi agama Hindu visi ke depan. Pura-Pura Objek Wisata Pura Sakenan di Denpasar yang didirikan atas anjuran beliau ternyata Utara Bali yang mempunyai keindahan mampu membentengi Bali dari keterkikisan yang tiada duanya tersebut. jati diri. Beberapa Pura yang dimaksudkan Objek Wisata Pura Sakenan di seperti Pura Rambut Siwa, Pura Uluwatu, Denpasar Utara Bali merupakan tempat Pura Ponjok Batu, Pura Sakenan dan Pura wisata yang harus anda kunjungi karena lainnya. Pura tersebut digunakan sebagai pesona keindahannya tidak ada duanya. tempat persembahyangan bagi umat Hindu, Penduduk lokal daerah Denpasar juga juga tidak jarang mendapatkan kunjungan sangat ramah tamah terhadap wisatawan wisatawan lokal maupun internasional. lokal maupun wisatawan asing. Kota Daya tarik tersebut disebabkan karena Denpasar juga terkenal akan Objek Wisata kesakralan dan keindahan pura yang Pura Sakenan di Denpasar Utara Bali yang didirikan oleh Dang Hyang Nirartha. sangat menarik untuk dikunjungi.Objek Hal ini tentu berdampak pada upaya Wisata Pura Sakenan di Denpasar Utara pengelolaan Pura tersebut sebagai sebuah Bali sendiri merupakan pura kahyangan destinasi wisata yang menawarkan objek jagat, dalam sejarahnya pura dibangun wisata spiritual. karena perwujudan rasa syukur sekelompok masyarakat Bali sekitarnya juga ikut DAFTAR PUSTAKA melakukan persembahyangan. Hingga kini Berg, Cornelis Christiaan. 1927. De kawasan Pura Sakenanan ramai dikunjungi Middeljavaansche Historische Traditie. para wisatawan, baik yang melakukan (Disertasi) Rotterdam : C.A.Mess- persembahyangan maupun yang menikmati Santporrt. keindahan alam yang memiliki ciri khas Burkart, A.J. dan Medik,. S.1987. Tourist, tersendiri. Past, Present, and Future.London. Gamal, Suwantoro. 2002. Dasar-Dasar

Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018 69 Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi. H. Kodhyat. 1998. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Grasindo. Narottama Nararya. 2012. Wisata Spritual Studi Kasus Partisipasi Orang Asing dalam Upacara Pitra Yadnya di Desa Pakraman Muncan, Selat Karangasem. Tesis Universitas Udayana. Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009. Tim Penyusun. 2000. Kusumanjali Persembahan Kepada Dang Hyang Nirartha. Yayasan Darmopadesa : Denpasar. Terjemahan Lontar : Babad Brahmanawangsa Tattwa Babad Dalem Babad Brahmanawangsa Tattwa Babad Darmayatra Dang Hyang Nirartha Dwijendra Tatwa

70 Jurnal Sanjiwani, Volume 9, No 2, Tahun 2018