Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KREATIVITAS DALAM DESAIN KAIN TENUN PANAWUAN GARUT CREATIVITY IN THE DESIGN OF WOVEN CLOTHS OF PANAWUAN- GARUT Wine Regyandhea Putri 1, R. Arief Dewanto 2 1Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia 2Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Salah satu produk kreatif yang ada di Kabupaten Garut adalah kain tenun Panawuan dengan berbagai bentuk dan aneka motif yang diterapkan. Motif kain tenun tidak terlepas dari unsur-unsur yang menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual seperti garis, bidang, tekstur dan warna. Oleh karena itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum adanya pemaparan mengenai wujud motif kain tenun yang mempunyai karakteristik tertentu ditinjau dengan pendekatan estetik dan belum adanya pemaparan mengenai wujud visual yang terdapat pada produk tenun berkorelasi dengan prinsip kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: wawancara, observasi dan pencatatan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud visual yang banyak terdapat pada produk tenun dilihat dari bentuk motifnya merupakan bentuk geometris dengan warna-warna yang tidak mencolok serta kreativitas dalam produk kain tenun Panawuan merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada serta mengandung aspek-aspek seperti fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), elaboration (elaborasi) dan originality (keaslian). Kata kunci: estetik morfologi, kreativitas, tenun Panawuan, unsur visual ABSTRACT Creativity is the ability to produce something new. One of the creative products in Garut Regency is Panawuan woven fabric with various forms and motifs applied in the woven fabric. Woven fabric motifs can’t be separated from the elements that support the occurrence of visual forms such as lines, fields, textures and colors. Therefore the problem examined in this study is the lack of exposure to the form of woven fabric motifs that have certain characteristics viewed with an aesthetic approach and the lack of exposure to the visual form contained in weaving products correlates with the principle of creativity. The research method in this study is a qualitative research method. Data collection techniques in this study include: interviews, observation and recording of documents. The results showed that many 36 visual forms found in weaving products were seen from their motifs as geometric shapes with inconspicuous colors and creativity in the products of Panawuan woven fabric, which was the ability to produce something new, in the form of real ideas or works, both in the form of new works or a combination of things that already exist and contain aspects such as fluency, flexibility, elaboration and originality. Keywords: aesthetic morphology, creativity, Panawuan woven, visual element. menurut Haefele (1962) dalam 1. PENDAHULUAN Munandar, 1999, yang menyatakan Suatu produk atau suatu karya dapat kreativitas adalah kemampuan untuk dikatakan kreatif jika merupakan suatu membuat kombinasi-kombinasi baru ciptaan yang baru atau orisinil dan yang mempunyai makna sosial. bermakna dari individu atau bagi Menurut dua definisi ini maka lingkungannya. Produk baru dapat kreativitas tidak hanya membuat disebut karya kreatif jika mendapatkan sesuatu yang baru tetapi mungkin saja pengakuan (penghargaan) kombinasi dari sesuatu yang sudah oleh masyarakat pada waktu tertentu. ada sebelumnya. Definisi pada dimensi produk Salah satu produk kreatif yang ada di merupakan upaya mendefinisikan Kabupaten Garut adalah kain tenun kreativitas yang berfokus pada produk Panawuan-Garut. Panawuan atau apa yang dihasilkan oleh individu merupakan daerah penghasil kain baik sesuatu yang baru/original atau tenun di Kabupaten Garut dengan sebuah elaborasi/penggabungan yang berbagai bentuk dan aneka motif yang inovatif. “Creativity is the ability to bring diterapkan. Membahas mengenai something new into existence” (Baron, keberadaan dan perkembangan tenun 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, Panawuan-Garut, tidak terlepas dari 2001). Definisi yang berfokus lingkungan dan kondisi masyarakat di pada produk kreatif menekankan pada Panawuan. Pada awalnya masyarakat orisinalitas seperti yang dikemukakan di Panawuan berprofesi sebagai oleh Baron (1969) yang menyatakan petani. Adapun tenun yang ada di bahwa kreativitas adalah kemampuan Panawuan hanyalah tenun putihan untuk menghasilkan atau menciptakan saja, yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang baru. Begitu pula bahan dasar pembuatan batik dan 37 tenun yang dibuat sangat minim visual seperti garis, bidang, tekstur dan variasinya sehingga harga jualnya warna. rendah. Seiring dengan perkembangan Produk tenun, sebagai bagian dari tenun di Panawuan, pada saat ini produk tekstil yang berkembang di sebagian besar masyarakat di beberapa wilayah Indonesia, dapat Panawuan berpofesi sebagai pengrajin diasumsikan bahwa dasar tenun. Hal ini dikarenakan perancangan dan wujud visual motif terbentuknya motif khas dan corak tenun yang dihasilkan merupakan yang berwarna pada kain tenun, pengejawantahan nilai-nilai luhur dan bahkan menjadi sandaran utama tradisi masyarakat setempat yang penghidupan masyarakat Panawuan. syarat dengan muatan aspirasi lokal. Hal ini tidak bisa terlepas dari peran Hal ini berlaku pada hasil karya dari desainer dalam pembuatan motif kain pelaku seni khususnya pengrajin tenun tenun, desainer memiliki peran dalam di Panawuan Garut, karena dalam pembuatan motif kain tenun dan penciptaannya senantiasa dipedomani membantu mewujudkan keinginan, oleh kebudayaan. Oleh karena itu kain cita-cita dan hasrat yang menjadi tenun Panawuan selain mengandung kebutuhan manusia sesuai dengan nilai-nilai estetik, juga dapat keadaan lingkungan sekitar dengan merefleksikan nilai-nilai sosial budaya tetap memperlihatkan unsur desain yang ada. dan prinsip-prinsip desain. Visualisasi dari motif kain tenun Motif kain tenun hadir di tengah-tengah ditinjau dari pendekatan estetik kehidupan masyarakat sebagai media mempunyai keindahan yang tercermin ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam komposisi bentuk dan warna dalam bentuk visual, yang proses yang tersusun secara harmonis dan penciptaanya tidak lepas dari dinamis. Kemajuan kreativitas dalam pengaruh-pengaruh lingkungan, produk kain tenun dan kesinambungan ditunjukkan sebagai pelengkap rasa dari nilai estetik motif kain tenun estetik dan bentuknya memiliki makna Panawuan-Garut yang terjadi bukan simbolik. Motif kain tenun tidak berarti berhenti begitu saja, sehingga terlepas dari unsur-unsur yang menjadi penelitian ini perlu dilakukan karena pendukung terjadinya bentuk-bentuk 38 perlu adanya penggalian yang lebih dari hasil penelitian ini adalah data dan dalam terhadap kreativitas produk simpulan hasil analisis yang dapat melalui bentuk-bentuk motif kain tenun dimanfaatkan sebagai material dalam Panawuan-Garut, guna memperkaya penelitian yang dilakukan oleh peneliti khasanah kebudayaan Nasional, dari bidang yang sama dan dengan khususnya di bidang seni motif kain mengetahui wujud visual motif kain tenun Panawuan-Garut. Usaha-usaha tenun kampung Panawuan-Garut yang tersebut perlu dilakukan oleh semua ditinjau dari pendekatan estetik maka pihak, baik oleh praktisi desain, dapat mengetahui keselarasan antara pemerintah, maupun pihak-pihak lain kualitas visual dengan prinsip yang terkait. kreativitas pada produk tenun Berdasarkan uraian masalah tersebut Panawuan-Garut. Penelitian ini di atas, rumusan masalah yang dapat memfokuskan pada kreativitas dalam dikemukakan adalah: produk kain tenun Panawuan-Garut a. Belum adanya pemaparan dan perkembangannya ditinjau dari mengenai wujud motif kain tenun kualitas visual dan prinsip kreativitas Panawuan-Garut yang mempunyai pada produk kain tenun Panawuan- karakteristik tertentu ditinjau dengan Garut. pendekatan morfologi estetik. b. Belum adanya pemaparan 2. METODA PENELITIAN mengenai wujud visual yang Metode penelitian yang digunakan terdapat pada produk tenun adalah metode kualitatif. Model kajian Panawuan- Garut berkorelasi desain dalam penelitian menggunakan dengan prinsip kreativitas. model kajian estetik dengan metode Tujuan dari penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Data-data yang mendeskripsikan wujud visual motif digunakan dalam penelitian ini kain tenun Panawuan-Garut ditinjau merupakan data-data visual pada dari pendekatan morfologi estetik serta produk tenun yang dianalisis dengan membuat formulasi kreativitas dalam menggunakan teori estetik morfologi, produk kain tenun Panawuan-Garut, dimana teori ini berperan dalam sedangkan manfaat yang didapatkan mengenali jenis-jenis bentuk, dengan 39 mengenali segi elemen, detail, bagian, suatu cara teknik pengumpulan data material, imaji, ide dan apapun yang dengan bertanya langsung kepada termasuk di dalamnya (Munro, 1970). informan yang bersangkutan guna Pada penelitian ini, dipergunakan memperoleh informasi dan keterangan metodologi deskriptif kualitatif yang untuk tujuan penelitian. Responden bertujuan untuk memperoleh yang menjadi informan adalah para gambaran menyeluruh dari seluruh perajin, desainer, sesepuh (tokoh obyek penelitian. Penelitian dengan masyarakat) yang dipilih berdasarkan metode deskriptif, dibuat laporan pertimbangan pengetahuan, secara sistematis dan faktual pengalaman, dan wawasan yang mengenai kenyataan di lapangan serta berkaitan dengan