Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity KREATIVITAS DALAM DESAIN KAIN TENUN PANAWUAN GARUT CREATIVITY IN THE DESIGN OF WOVEN CLOTHS OF PANAWUAN- GARUT Wine Regyandhea Putri 1, R. Arief Dewanto 2 1Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia 2Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Salah satu produk kreatif yang ada di Kabupaten Garut adalah kain tenun Panawuan dengan berbagai bentuk dan aneka motif yang diterapkan. Motif kain tenun tidak terlepas dari unsur-unsur yang menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual seperti garis, bidang, tekstur dan warna. Oleh karena itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum adanya pemaparan mengenai wujud motif kain tenun yang mempunyai karakteristik tertentu ditinjau dengan pendekatan estetik dan belum adanya pemaparan mengenai wujud visual yang terdapat pada produk tenun berkorelasi dengan prinsip kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: wawancara, observasi dan pencatatan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud visual yang banyak terdapat pada produk tenun dilihat dari bentuk motifnya merupakan bentuk geometris dengan warna-warna yang tidak mencolok serta kreativitas dalam produk kain tenun Panawuan merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada serta mengandung aspek-aspek seperti fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), elaboration (elaborasi) dan originality (keaslian). Kata kunci: estetik morfologi, kreativitas, tenun Panawuan, unsur visual ABSTRACT Creativity is the ability to produce something new. One of the creative products in Garut Regency is Panawuan woven fabric with various forms and motifs applied in the woven fabric. Woven fabric motifs can’t be separated from the elements that support the occurrence of visual forms such as lines, fields, textures and colors. Therefore the problem examined in this study is the lack of exposure to the form of woven fabric motifs that have certain characteristics viewed with an aesthetic approach and the lack of exposure to the visual form contained in weaving products correlates with the principle of creativity. The research method in this study is a qualitative research method. Data collection techniques in this study include: interviews, observation and recording of documents. The results showed that many 36 visual forms found in weaving products were seen from their motifs as geometric shapes with inconspicuous colors and creativity in the products of Panawuan woven fabric, which was the ability to produce something new, in the form of real ideas or works, both in the form of new works or a combination of things that already exist and contain aspects such as fluency, flexibility, elaboration and originality. Keywords: aesthetic morphology, creativity, Panawuan woven, visual element. menurut Haefele (1962) dalam 1. PENDAHULUAN Munandar, 1999, yang menyatakan Suatu produk atau suatu karya dapat kreativitas adalah kemampuan untuk dikatakan kreatif jika merupakan suatu membuat kombinasi-kombinasi baru ciptaan yang baru atau orisinil dan yang mempunyai makna sosial. bermakna dari individu atau bagi Menurut dua definisi ini maka lingkungannya. Produk baru dapat kreativitas tidak hanya membuat disebut karya kreatif jika mendapatkan sesuatu yang baru tetapi mungkin saja pengakuan (penghargaan) kombinasi dari sesuatu yang sudah oleh masyarakat pada waktu tertentu. ada sebelumnya. Definisi pada dimensi produk Salah satu produk kreatif yang ada di merupakan upaya mendefinisikan Kabupaten Garut adalah kain tenun kreativitas yang berfokus pada produk Panawuan-Garut. Panawuan atau apa yang dihasilkan oleh individu merupakan daerah penghasil kain baik sesuatu yang baru/original atau tenun di Kabupaten Garut dengan sebuah elaborasi/penggabungan yang berbagai bentuk dan aneka motif yang inovatif. “Creativity is the ability to bring diterapkan. Membahas mengenai something new into existence” (Baron, keberadaan dan perkembangan tenun 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, Panawuan-Garut, tidak terlepas dari 2001). Definisi yang berfokus lingkungan dan kondisi masyarakat di pada produk kreatif menekankan pada Panawuan. Pada awalnya masyarakat orisinalitas seperti yang dikemukakan di Panawuan berprofesi sebagai oleh Baron (1969) yang menyatakan petani. Adapun tenun yang ada di bahwa kreativitas adalah kemampuan Panawuan hanyalah tenun putihan untuk menghasilkan atau menciptakan saja, yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang baru. Begitu pula bahan dasar pembuatan batik dan 37 tenun yang dibuat sangat minim visual seperti garis, bidang, tekstur dan variasinya sehingga harga jualnya warna. rendah. Seiring dengan perkembangan Produk tenun, sebagai bagian dari tenun di Panawuan, pada saat ini produk tekstil yang berkembang di sebagian besar masyarakat di beberapa wilayah Indonesia, dapat Panawuan berpofesi sebagai pengrajin diasumsikan bahwa dasar tenun. Hal ini dikarenakan perancangan dan wujud visual motif terbentuknya motif khas dan corak tenun yang dihasilkan merupakan yang berwarna pada kain tenun, pengejawantahan nilai-nilai luhur dan bahkan menjadi sandaran utama tradisi masyarakat setempat yang penghidupan masyarakat Panawuan. syarat dengan muatan aspirasi lokal. Hal ini tidak bisa terlepas dari peran Hal ini berlaku pada hasil karya dari desainer dalam pembuatan motif kain pelaku seni khususnya pengrajin tenun tenun, desainer memiliki peran dalam di Panawuan Garut, karena dalam pembuatan motif kain tenun dan penciptaannya senantiasa dipedomani membantu mewujudkan keinginan, oleh kebudayaan. Oleh karena itu kain cita-cita dan hasrat yang menjadi tenun Panawuan selain mengandung kebutuhan manusia sesuai dengan nilai-nilai estetik, juga dapat keadaan lingkungan sekitar dengan merefleksikan nilai-nilai sosial budaya tetap memperlihatkan unsur desain yang ada. dan prinsip-prinsip desain. Visualisasi dari motif kain tenun Motif kain tenun hadir di tengah-tengah ditinjau dari pendekatan estetik kehidupan masyarakat sebagai media mempunyai keindahan yang tercermin ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam komposisi bentuk dan warna dalam bentuk visual, yang proses yang tersusun secara harmonis dan penciptaanya tidak lepas dari dinamis. Kemajuan kreativitas dalam pengaruh-pengaruh lingkungan, produk kain tenun dan kesinambungan ditunjukkan sebagai pelengkap rasa dari nilai estetik motif kain tenun estetik dan bentuknya memiliki makna Panawuan-Garut yang terjadi bukan simbolik. Motif kain tenun tidak berarti berhenti begitu saja, sehingga terlepas dari unsur-unsur yang menjadi penelitian ini perlu dilakukan karena pendukung terjadinya bentuk-bentuk 38 perlu adanya penggalian yang lebih dari hasil penelitian ini adalah data dan dalam terhadap kreativitas produk simpulan hasil analisis yang dapat melalui bentuk-bentuk motif kain tenun dimanfaatkan sebagai material dalam Panawuan-Garut, guna memperkaya penelitian yang dilakukan oleh peneliti khasanah kebudayaan Nasional, dari bidang yang sama dan dengan khususnya di bidang seni motif kain mengetahui wujud visual motif kain tenun Panawuan-Garut. Usaha-usaha tenun kampung Panawuan-Garut yang tersebut perlu dilakukan oleh semua ditinjau dari pendekatan estetik maka pihak, baik oleh praktisi desain, dapat mengetahui keselarasan antara pemerintah, maupun pihak-pihak lain kualitas visual dengan prinsip yang terkait. kreativitas pada produk tenun Berdasarkan uraian masalah tersebut Panawuan-Garut. Penelitian ini di atas, rumusan masalah yang dapat memfokuskan pada kreativitas dalam dikemukakan adalah: produk kain tenun Panawuan-Garut a. Belum adanya pemaparan dan perkembangannya ditinjau dari mengenai wujud motif kain tenun kualitas visual dan prinsip kreativitas Panawuan-Garut yang mempunyai pada produk kain tenun Panawuan- karakteristik tertentu ditinjau dengan Garut. pendekatan morfologi estetik. b. Belum adanya pemaparan 2. METODA PENELITIAN mengenai wujud visual yang Metode penelitian yang digunakan terdapat pada produk tenun adalah metode kualitatif. Model kajian Panawuan- Garut berkorelasi desain dalam penelitian menggunakan dengan prinsip kreativitas. model kajian estetik dengan metode Tujuan dari penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Data-data yang mendeskripsikan wujud visual motif digunakan dalam penelitian ini kain tenun Panawuan-Garut ditinjau merupakan data-data visual pada dari pendekatan morfologi estetik serta produk tenun yang dianalisis dengan membuat formulasi kreativitas dalam menggunakan teori estetik morfologi, produk kain tenun Panawuan-Garut, dimana teori ini berperan dalam sedangkan manfaat yang didapatkan mengenali jenis-jenis bentuk, dengan 39 mengenali segi elemen, detail, bagian, suatu cara teknik pengumpulan data material, imaji, ide dan apapun yang dengan bertanya langsung kepada termasuk di dalamnya (Munro, 1970). informan yang bersangkutan guna Pada penelitian ini, dipergunakan memperoleh informasi dan keterangan metodologi deskriptif kualitatif yang untuk tujuan penelitian. Responden bertujuan untuk memperoleh yang menjadi informan adalah para gambaran menyeluruh dari seluruh perajin, desainer, sesepuh (tokoh obyek penelitian. Penelitian dengan masyarakat) yang dipilih berdasarkan metode deskriptif, dibuat laporan pertimbangan pengetahuan, secara sistematis dan faktual pengalaman, dan wawasan yang mengenai kenyataan di lapangan serta berkaitan dengan
Recommended publications
  • Breakfast Healthy Salad
    MIE GORENG AKA FRIED NOODLES 76,543 BREAKFAST Chicken or vegetable fried noodle, poached egg, SALAD pickled vegetables and shrimp cracker POFFERTJES 67,890 CHICKPEAS SALAD 76,543 A dozen small pancakes, served with dusting sugar Enjoy onions, tomatoes and feta cheese combined BUBUR 56,789 with chickpeas and a light dressing NUTELLA PANCAKES (N) 76,543 Our Bubur is served with cakwe / youtiao - Youtiao, A stack of 4 pancakes with is a long goldenbrown deep-fried strip of dough CAESAR SALAD (N) 98,765 a sumptuous amount of Nutella commonly eaten in China and in other East and Baby romaine, parmigiana, sous vide egg, Southeast Asian cuisines. Conventionally, garlic bread, fried caper, parsley, crispy bacon, STUFFED PAPRIKA (V) 87,654 youtiao are lightly salted and grilled chicken and caesar dressing Filled paprika with steamed egg white, made so they can be torn lengthwise in two sautéed mushrooms and tomato. POMELO SALAD (V) 98,765 BANANA NUTELLA WRAP (N) 76,543 Pamelo with grilled chicken, coriander, ANANTARA EGG BENEDICT (P) 123,456 Chocolate-hazelnut spread covers a warm tortilla mint leaft, shallot and jim sauce 2 softly poached eggs, served on a layered rolled around a banana. Pan Fried to perfection sour dough toast with salad,Parma ham and For the sweet tooth amongst us served with a rich truffle hollandaise sauce HEALTHY to make the entire experience mesmerising ANANTARA BREAKFAST 123,456 2 eggs any kind ( Poached, sunny side up, scrambled) QUINOA AVOCADOSALMON 145,678 NASI BABI BALI (P) 67,890 2 slices of bacon, 2 grilled sausages, 2 hash brown, Quinoa, mixed with avocado, cherry tomato, basil Braised Pork Belly, Krupuk Bali, vegetables 2 pieces of sour bread, steak, grilled tomato, and grilled salmon flakes sautéed mushrooms, salad and baked beans EGG WHITE OMELETTE (V) 67,890 CHIRASHI 176,543 Egg white omelet, served with cherry tomatoes and MIE AYAM 67,890 Chirashi, also called chirashizushi (ちらし寿司) is one sautéed mushrooms - very low on cholesterol packed Mie ayam, mi ayam or bakmi ayam is a common of my favourite Japanese meals.
    [Show full text]
  • The Elements of Culture Values on Malay Traditional Food Wrapping: Ketupat
    THE ELEMENTS OF CULTURE VALUES ON MALAY TRADITIONAL FOOD WRAPPING: KETUPAT MHD NOR OSMAN NIEOP!QFSBLVJUNFEVNZ DR. NORHASANDI MAT OPSIBT!QFSBLVJUNFEVNZ Dr. Mohd Khairul Azahari Abdul Rani NPIEL!QFSBLVJUNFEVNZ 6OJWFSTJUJ5FLOPMPHJ.BSB $BXBOHBO1FSBL ,BNQVT4FSJ*TLBOEBS ABSTRACT .PTUPGUIFUSBEJUJPOBMGPPEXSBQQJOHJTNBEFGSPNWBSJPVTOBUVSBMNBUFSJBMT,FUVQBU JTPOFPGUIFUSBEJUJPOBMGPPETJO.BMBZTJBBOEJOUIF.BMBZ"SDIJQFMBHP*UJTXSBQQFE DPDPOVUMFBWFTDBMMFEAKBOVS5IFPSJHJOPGUIF,FUVQBUPS,VQBUJTGSPN+BWB *OEPOFTJB 5IFNJHSBUJPOPGQFPQMFTJOUIF.BMBZ"SDIJQFMBHPIBTNBEFUIF,FUVQBUXJUINBOZ TJNJMBSJUJFT JO UFSNT PG JUT VTF 5IF USBEJUJPO PG NBLJOH UIF ,FUVQBU TUBSUFE B GFX HFOFSBUJPOT BHP BOE CFDBNF NBOEBUPSZ JO DFSUBJO DFSFNPOJFT BT B NBJO NFBM5IJT BDUJWJUZJTDPOTJEFSFEBTBDVMUVSFTJODFJUIBTCFFOQBTTFEEPXOUISPVHIHFOFSBUJPOT BOEIBTCFDPNFBTZNCPMUPJEFOUJGZUIFDPNNVOJUZ,FUVQBUSFRVJSFTUFDIOJDBMTLJMMT UPXFBWFJUTDPOUBJOFS CFTJEFTIBWFJUTQIZTJDBMBUUSBDUJWFDIBSBDUFSJTUJDTBOETJHOJöDBOU BFTUIFUJDWBMVFTJOTIBQFT MJOFT QBUUFSOTBOEDPMPST,FUVQBUBMTPIBTEJòFSFOUTZNCPMJD NFBOJOHTBOEIBTCFDPNFCFMJFGTJOEBJMZMJGF5IFFòFDUPGNPEFSOQBDLBHJOHIBTIJU UIFUSBEJUJPOBOEUISFBUFOTUIFBSUPGXFBWJOHUIF,FUVQBU5IFSFGPSF BMUIPVHIXFBSFJO UIFNBJOTUSFBNPGEFWFMPQNFOUCVUXFNVTUQSFTFSWFUIFFMFNFOUTPGDVMUVSFWBMVFTPO .BMBZUSBEJUJPOBMGPPEXSBQQJOH ,FUVQBU ,FZXPSET,FUVQBU "SUPG8SBQQJOH 4ZNCPMJD.FBOJOH "FTUIFUJDT )FSJUBHF *EFOUJUZBOE$VMUVSF7BMVF 118 | IDEALOGY 2 t+VSOBM4FOJ#VEBZB Introduction LOPXMFEHF BCPVU UIF BSU JUT TZNCPMJD NFBOJOH BOE WBMVFTDPOUBJOFECFIJOEUIJTQSBDUJDFBTBDVMUVSFUIBUIBT "SU BDUJWJUJFT BNPOH DPNNVOJUJFT JO UIF
    [Show full text]
  • S Hautuna TRADISI AMMONE PA'balle RAKI'
    TRADISI AMMONE PA’BALLE RAKI’-RAKI’ DI KELURAHAN TAMARUNANG KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA (Analisis Perbandingan antara Hukum Islam dan Adat Istiadat) Nurul Wardah Ningshi NS Universitas Islam Negeri Alauddin [email protected] Zulhas’ari Mustafa, S.Ag., M.Ag Universitas Islam Negeri Alauddin [email protected] Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum menuju ke pernyataan yang bersifat khusus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu pendekatan antropologis, pendekatan yuridis, pendekatan sosiologis dan pendekatan normatif syar’i. Adapun sumber data penelitian ini adalah Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Masyarakat biasa. Selanjutnya metode pengumpulan data di lakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Tradisi ammone pa’balle raki’-raki’ di kel. Tamarunang, kec. Somba Opu kab. gowa merupakan bentuk rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT, ritual yang melambangkan simbol kelancaran yang di percaya agar acara pernikahan maupun khitanan yang akan di laksanakan berjalan dengan baik tanpa gangguan apapun. Tradisi ini di lakukan di sungai dengan menghanyutkan sesaji-sesaji, masyarakat percaya apabila tidak melakukan Tradisi Ammone Pa’balle Raki’-Raki’ akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti kesurupan atau dalam bahasa Makassar Napattauki dan akan di terserang penyakit pada dirinya. Pandangam Hukum Islam terhadap tradisi ini telah melenceng dari syariat islam karena orang yang melakukannya adalah musyrik. Tradisi ini merupakan Adat istiadat kerena merupakan termasuk budaya atau aturan-aturan yang berusaha di terapkan dalam lingkungan masyarakat, tetapi cara pelaksanaannya adalah bentuk kesalahan masyarakat yang tidak menyadari bahwa itu bertentangan dengan hukum Islam.
    [Show full text]
  • A Review of the Malaysia's Heritage Delicacy Alongside with The
    Ismail et al. Journal of Ethnic Foods (2021) 8:19 Journal of Ethnic Foods https://doi.org/10.1186/s42779-021-00095-3 REVIEW ARTICLE Open Access The Malay’s traditional sweet, dodol:a review of the Malaysia’s heritage delicacy alongside with the rendition of neighbouring countries Norsyahidah Ismail1, Muhammad Shahrim Ab. Karim1* , Farah Adibah Che Ishak1, Mohd Mursyid Arsyad2, Supatra Karnjamapratum3 and Jiraporn Sirison3 Abstract The Malaysia’s cultural heritage is authentic, unique and colourful with various local cuisines of different races and cultures. It is mainly originated from the Malay culture being the largest ethnic group in the country. The Malays themselves have contributed to many local cuisines ranging from appetiser, soup, main course and dessert. However, some Malay heritage foods have almost been forgotten and jeopardized in quality. This is especially happening to the Malay sweets or desserts which have gradually become less appealing to the younger generations. They are not even familiar with Malay foods, let alone consuming them. Among the popular Malay heritage foods in Malaysia are lemang, ketupat, rendang, wajik and dodol. Dodol specifically has been listed as one of the endangered heritage foods in Malaysia. Preserving the Malay cuisines is part of sustaining the Malay culture and this should begin with a great amount of knowledge and understanding about any elements within the culture itself. This article highlights a nostalgic and evergreen Malay’s traditional sweet, known by the locals as dodol by discussing its history, different types and names of dodol, as well as the recipes, preparation, cooking methods and packaging.
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 424 3rd International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2019) Knowledge Preservation of Various Types of Braid: Indigenous Knowledge of Minangkabau Riya Fatmawati, Habiburrahman Information, Library and Archival Study Program Universitas Negeri Padang Padang, Indonesia [email protected] Abstract—This paper aims to describe the various types of However, basically braiding seems easy to do, although in the braid in Padang Pariaman in terms of the artificial value and process of making this braid requires quite high skills, so not implicit knowledge contained in the braid. The objective to be everyone can do it. achieved in this paper is to increase community knowledge on the Braid is a work that is formed from the folds and types of braid in Padang Pariaman Regency and the values overlapping the material into one. According to Graha (2009) contained. The method used is ethnographic which results in the form of verbal descriptions from the informants who master and weaving is an activity of braiding material in the form of a understand something through the process of acculturation which ribbon so that it becomes a single unit and reinforces one is not just knowing but also living. Besides, they are still classified another. There are two basic techniques of weaving that are as involved in the activities being studied. Data collection suitable for the type of braid, namely tightly braid and tenuous techniques were carried out by observation, field notes, interviews braid techniques. In the technique of tightly braid there are and documentation.
    [Show full text]
  • Hidangan Warisan Buffet Dinner 2017 Pembuka Selera
    HIDANGAN WARISAN BUFFET DINNER 2017 RM 110.00nett – Adults RM 55.00nett – Children 6-12 years PEMBUKA SELERA Aneka Kerabu Kerabu Mangga Muda, Kerabu Ayam, Kerabu Kaki Ayam Kerabu Tembikai Utara, Kerabu Som Tam Kerabu Pucuk Paku, Kerabu Taugeh Kerabu Perut, Kerabu Nangka Kerabu Makanan Laut, Kerabu Kacang Botol Acar Rampai, Acar Buah, Acar Jelatah Thai Beef Salad, Jellyfish Salad, Thai Glass Noodle Salad Fresh Salad: 5 Jenis Salad bersama with Sos Salad Warm Salad: Tempe Goreng Berlada Kentang Goreng Bersambal Dengan Ikan Bilis Dan Kacang Paru Berlada, Tauhu Sumbat Sos Cili Ikan Bilis Goreng Berbawang Telur Ikan Goreng Telur Asin Aneka Jenis Ikan Masin:- (Ikan Sepat, Ikan Bulu Ayam, Ikan Talang Masin, Ikan Gelama, Pekasam) Aneka Jenis Keropok:- (Keropok Ikan, Keropok Malinja, Udang, Bawang, Papadom) Ulam-Ulaman Segar: Ulam Raja, Ulam Pegaga, Daum Selom, Kacang Botol, Jering, Petai, Pucuk Gajus dan Timun Ulam Celur: Jantung Pisang, Pucuk Ubi, Kacang Panjang dan Bendi Rojak: (To Be Rotate Daily) Pasembur Rojak Buah Sotong Kangkung Rojak Mamak Rojak Petis Pecal Gado Gado Jeruk Buah Buahan: Jeruk Cermai, Kelubi, Kedondong, Mempelam, Betik dan Buah Pala Sambal: Sambal Belacan, Sambal Tomato, Sambal Mangga, Sambal Tempoyak, Budu dan Cencaluk HIDANGAN UTAMA Sup Ayam Berempah Nasi Putih Nasi Goreng Kampung Bihun Goreng Siam Daging Masak Hitam Kari Kambing Madras Rendang Ayam Kampung Pucuk Ubi Ikan Patin Masak Tempoyak Udang Mentega Ketam Bercili Tauhu Goreng berserta Sos Thai Sayur Pucuk Paku Goreng Belacan GERAI-GERAI MEDAN SELERA: Gerai Satay
    [Show full text]
  • Kampung Burasa’ : Basis Pemberdayaan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Terhadap Kelompok Usaha Burasa’ Di Desa Je’Nemadinging Kabupaten Gowa 1
    KAMPUNG BURASA’ : BASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TERHADAP KELOMPOK USAHA BURASA’ DI DESA JE’NEMADINGING KABUPATEN GOWA 1 Sitti Rabiah 2 Universitas Muslim Indonesia / Pelaksana IbM DIKTI 2015 ABSTRAK Kawasan Mamminasata merupakan konsep pengembangan kota metropolitan yang digagas oleh Gubernur Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Pusat untuk melakukan penataan meliputi kota Makassar, kabupaten Maros, kota Sungguminasa (kabupaten Gowa), dan kabupaten Takalar. Kawasan ini mencakup 46 kecamatan termasuk lokasi pengabdian pelaksana yakni di Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa. Temuan lapangan menunjukkan di kecamatan tersebut terdapat Desa Je’nemadinging yang dihuni oleh puluhan penjual burasa’ yang meurpakan bagian dari masyarakat Kabupaten Gowa dan berada pada golongan ekonomi lemah. Uniknya penjual burasa’ ini menjual produknya di kota Makassar, namun harus menempuh jarak berpuluh kilometer bahkan melewati kabupaten Maros terlebih dahulu. Aktivitas ini dilakukan sehari-hari, sepulang menjual burasa’-nya di siang hari, mereka mulai mempersiapkan bahan-bahan baku yang akan diolah untuk malam hari. Dapat digambarkan bahwa pekerjaan yang berlangsung selama 12 jam dengan menempuh jarak yang cukup jauh tentu memberikan penghasilan yang memadai bagi mereka. Namun usaha mereka yang besar tidak disertai dengan penghasilan yang besar. Setiap harinya mereka hanya memperoleh Rp. 100.000 untuk semua dagangan yang dijualnya yang mencapai 100 ikat burasa’. Penghasilan tersebut bukanlah penghasilan bersih, namun mereka masih harus menyisihkan untuk modal membeli bahan baku keesokan harinya. Realitas inilah yang menggugah pelaksana untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada kelompok usaha burasa’ yang berdomisili di Desa Je’nemadinging. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitra untuk lebih berdaya saing tinggi dengan produk-produk kuliner tradisional lainnya serta mendorong mitra untuk menerapkan manajemen usaha yang efektif dan efisien.
    [Show full text]
  • Budaya Syawalan Atau Lomban Di Jepara: Studi Komparasi Akhir Abad Ke-19 Dan Tahun 2013
    BUDAYA SYAWALAN ATAU LOMBAN DI JEPARA: STUDI KOMPARASI AKHIR ABAD KE-19 DAN TAHUN 2013 Oleh Dr. Alamsyah, M.Hum1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRAK Lomban atau syawalan di Jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun yang silam. Pada tahun 1868, kegiatan syawalan berlangsung semarak dengan didukung oleh bupati, lurah, dan masyarakat. Pesta rakyat Jepara ini dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah seperti Rembang, Semarang, dan Juwana. Kegiatan yang dilakukan tujuh hari setelah lebaran pada tahun 1868 tidak terjadi di daerah lain. Bila dibandingkan aktivitas lomban tahun 1868 dengan tahun 2013 terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya, kegiatan syawalan diwarnai oleh aktivitasi budaya melarung kepala kerbau. Bupati serta pejabat yang lain dan masyarakat guyub rukun mendukung aktivitas lomban ini. Perbedaannya adalah pada tahun 2013 terdapat pengembangan kegiatan antara lain pentas wayang kulit dan hiburan. Namun demikian, esensi dari kegiatan lomban masih tetap sama yaitu meminta kepada yang Maha Kuasa agar kegiatan mencari rezeki di laut pada tahun mendatang semakin mudah. Kata-Kata Kunci : Kegiatan, Budaya, Syawalan, Komparasi, Jepara PENDAHULUAN Jepara adalah sebuah kota di pantai nelayan semakin meningkat (Singgih, 2005: Utara Jawa yang kaya akan peninggalan 71). budaya dan sumber daya manusia (human Syawalan atau sedekah laut resources) yang belum dioptimalkan. merupakan salah satu tradisi masyarakat Padahal peninggalan budaya baik tangibel pesisir atau nelayan di berbagai wilayah. maupun intangibel yang ada sangat Syawalan atau sedekah laut serta tradisi- tradisi lainnya dalam pandangan antropolog berpotensi dalam menggerakkan dinamika Ruth Benedict merupakan salah satu pariwisata lokal (Alamsyah, dkk, 2013: 1; konstruk kebudayaan suatu masyarakat Sumijati, 2004: 8). Modal yang telah ada di tertentu. Menurutnya, pada setiap Jepara dapat dikemas menjadi keunggulan kebudayaan biasanya terdapat nilai-nilai lokal yang dapat menarik wisatawan.
    [Show full text]
  • Visualization of Malay Traditional Food: Emotional Expression of the Immigrants in Malaysia
    GeoJournal of Tourism and Geosites Year XII, vol. 26, no. 3, 2019, p.905-915 ISSN 2065-1198, E-ISSN 2065-0817 DOI 10.30892/gtg.26318-406 VISUALIZATION OF MALAY TRADITIONAL FOOD: EMOTIONAL EXPRESSION OF THE IMMIGRANTS IN MALAYSIA Nasir YUSOFF* Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, e-mail: [email protected] Norlyiana SAMSURI Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, email: [email protected] Salahuddien AYOB University Tunku Abdul Rahman, Psychology Department, Faculty of Arts and Social Sciences, Kampar Campus, Jalan Universiti, Bandar Barat 31900 Kampar, Perak, e-mail: [email protected] Faruque REZA Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, email: [email protected] Citation: Yusoff, N., Samsuri, N., Ayob, S., & Reza, F. (2019). VISUALIZATION OF MALAY TRADITIONAL FOOD: EMOTIONAL EXPRESSION OF THE IMMIGRANTS IN MALAYSIA. GeoJournal of Tourism and Geosites, 26(3), 905–915. https://doi.org/10.30892/gtg.26318-406 Abstract: Adapting to the new home settlement has significant implications on psychological dimension. This study aims to examine the emotional expression of the immigrants towards the Malay traditional food - the cultural heritage of the ethnic majority in Malaysia, in comparison to Malaysian Malay and Malaysian non-Malay. Through the visualization approach, participants were asked to respond to a series of Malay traditional food images and self-rated their emotional expression by using the Self-assessment Manikin. Emotional expression was significantly lower in immigrants in comparison to Malaysian Malay and Malaysian non-Malay.
    [Show full text]
  • 27 Bukit Timah Road, Balmoral Plaza #0
    27 Bukit Timah ROAd, Balmoral Plaza #0-07, SINGAPORE 259708 OPERATING HOURS for reservations EMAIL us FACEBOOK INSTAGRAM .00AM - 0.30AM whatsapp 8688 5393 [email protected] De’Pillars Bistro depillarsbistro STARTERS & SNACKS M7 BREADED PRAWNS 5 PIECES $2.90 M8 DEEP FRIED BREADED CALAMARI 5 PIECES $8.90 M9 FRIED SPICY JUMBO CHICKEN WING 3 PIECES $8.90 M0 SPICY FRENCH FRIES $6.90 SALAD M POTATO WEDGES $6.00 M GRILLED CHICKEN $.90 M2 FRENCH FRIES $6.00 M2 MIXED GARDEN $.90 GRILL SPECIALS APPETIZER M3 GRILLED NEW ZEALAND AIR FLOWN $26.90 M3 TOMATO BRUSCHETTA $3.90 RIB EYE STEAK M4 GARLIC BREAD $8.90 M4 BRAISED LAMB SHANK $24.90 M5 GRILLED ATLANTIC SALMON $24.90 M6 GRILLED LAMB CHOPS $9.90 M7 GRILLED CHICKEN BREAST $6.90 soup LOCAL STARTERS M5 TOM YUM SEAFOOD $3.90 M8 GRILLED MUTTON SATAY 0 PIECES $2.00 M6 MUSHROOM $8.90 M9 GRILLED CHICKEN SATAY 0 PIECES $.00 M2 SPRING ROLLS 6 PIECES $6.90 M22 ONION RINGS $6.00 M23SAMOSA $6.00 M24 KETUPAT $2.00 SPICY SPECIALITY NOODLES our SPECIALITY M25SEAFOOD HOR FUN $0.90 ASIAN & LOCAL CUISINE M26BEEF HOR FUN $0.90 M45 STIR FRIED BLACK PEPPER BEEF $5.90 M27 MEE GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M46HOTPLATE EGG TOFU & SPRING ONION $5.90 M28KWAY TEOW GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M47 CRISPY CHICKEN WITH THAI $5.90 M29MAGGI MEE GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 CHILLI SAUCE M30BEE HOON GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M48SEAFOOD MIXED VEGETABLES $5.90 M3 BEE HOON GORENG IKAN BILIS $8.90 M49STIR FRIED BROCCOLI WITH PRAWNS $2.90 M50KANGKONG BELACAN $0.90 M5 BABY KAILAN WITH OYSTER
    [Show full text]
  • Heritage Resource for Teachers, Parents
    BAGUS! EXPLORING SOME OF THE FESTIVE FOODS SERVED DURING HARI RAYA PUASA HERITAGE RESOURCE FOR TEACHERS, PARENTS & CAREGIVERS 1 About Youth Invasion by River Valley High School (RVHS) • Ever wondered what it would be like when youths take over the museum? Youth is an initiative by the Malay Heritage Centre where students get to put on the hat of a programmer/educator by working with the museum staffs and their school teachers to conceptualise and facilitate their own programmes. • This programme inculcates a deeper appreciation and understanding of Singapore’s multi-cultural society and enable students to be more informed and sensitive individuals. At the same time, students will gain a variety of soft skills including leadership, research, public speaking and project management skills. • In our 2020 collaboration, the programme objective was for the RVHS students to design experiences in MHC for lower primary and pre-school students to learn about Hari Raya Puasa. Due to COVID-19, the activities were adapted into this deck of resource instead. • We hope this resource will be helpful for you to facilitate your Home-Based/Classroom-Based Learning. Presented by: Jin Yu Qi, Lee Xin Chen, Oh Rui Quan, Skyler Wong, Shen Yue Er, Seng Deborah from River Valley High School 2 Learning Objectives By the end of the programme, the student/child should be able to: 1. Understand the importance of eating together during Hari Raya Puasa as an opportunity for family and friends to bond. 2. Name some traditional Malay dishes that are also commonly served during Hari Raya Puasa. 3.
    [Show full text]
  • Kampung Ramadan Raya 2021 Menu
    KAMPUNG RAMADAN BUFFET 1 13 April 2021 till 12 May 2021 Adult : RM99.00 nett Children : RM48.00 nett At the Tables Gulai Kawah Dates and Dried Nuts Gulai Tunjang Braised Beef Tendon with Candle Nuts, Turmeric and Local Bay Leaf Cold Dishes Kerabu Ayam Kampong Gulai Nangka Pucuk Paku, Beansprouts, Jackfruit, Chicken and Young Jackfruit Curry with Cassava Leaves Kerabu Kerang, Jelatah Nenas Patin Asam Pedas Tempoyak Ulam-Ulaman Braised River Fish with Spicy, Hot and Sour Ginger Flower Gravy, Ulam Raja, Daun Selom, Jantung Pisang, Fermented Durian Paste Pegaga, Pucuk Gajus Ketam Berchili Sambal & Pickles Fried Crab with Chilli and Tomatoes Belacan, Cincaluk, Budu, Mango, Anchovies, Tempoyak, Cili Kicap, Papaya, Young Mango, Siput Sedut Ambarella, Cermai, Kelubi Buah Pala Braised River Snail Spicy Turmeric Coconut Gravy Rojak Buah-Buahan Sambal Goreng Jawa Guava, Mango, Young Papaya, White Turnip, Starfruit, Southern Malaysia Mixed Vegetables Pineapple, Cucumber, Crushed Peanut, Sesame Seed, Spicy Sweet Chili Sauce Ikan Bakar Station Pari Sambal Keropok-Keropok Cencaru Sumbat Keropok Udang, Keropok kan, Sayuran, Malinja, Sotong Pedas Ubi, Papadom, Rempayek Tilapia wrapped in Banana Leaf Condiments Sauces Salted Fish, Salted Egg, Anchovies, Petai, Tempeh Sambal, Air Assam, Sambal Bawang, Sambal Kicap Pekasam, Ikan Sepat Goreng Ayam Gunting Yong Tau foo Breaded Chicken Breast with Homemade Flour Stued Eggplant, Bitter Gourd, Red Chili, Bean Curd Skin, Bean Curd, Fish Ball, Ladyfingers, Crabstick, Goreng-Goreng Hot Sauce and Sweet Black Bean Sauce
    [Show full text]