Quick viewing(Text Mode)

Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity

Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity

KREATIVITAS DALAM DESAIN KAIN TENUN PANAWUAN GARUT

CREATIVITY IN THE DESIGN OF WOVEN CLOTHS OF PANAWUAN- GARUT

Wine Regyandhea Putri 1, R. Arief Dewanto 2 1Dosen Politeknik STTT , 40272, 2Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Salah satu produk kreatif yang ada di Kabupaten Garut adalah kain tenun Panawuan dengan berbagai bentuk dan aneka motif yang diterapkan. Motif kain tenun tidak terlepas dari unsur-unsur yang menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual seperti garis, bidang, tekstur dan warna. Oleh karena itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum adanya pemaparan mengenai wujud motif kain tenun yang mempunyai karakteristik tertentu ditinjau dengan pendekatan estetik dan belum adanya pemaparan mengenai wujud visual yang terdapat pada produk tenun berkorelasi dengan prinsip kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: wawancara, observasi dan pencatatan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud visual yang banyak terdapat pada produk tenun dilihat dari bentuk motifnya merupakan bentuk geometris dengan warna-warna yang tidak mencolok serta kreativitas dalam produk kain tenun Panawuan merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada serta mengandung aspek-aspek seperti fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), elaboration (elaborasi) dan originality (keaslian).

Kata kunci: estetik morfologi, kreativitas, tenun Panawuan, unsur visual

ABSTRACT

Creativity is the ability to produce something new. One of the creative products in Garut Regency is Panawuan woven fabric with various forms and motifs applied in the woven fabric. Woven fabric motifs can’t be separated from the elements that support the occurrence of visual forms such as lines, fields, textures and colors. Therefore the problem examined in this study is the lack of exposure to the form of woven fabric motifs that have certain characteristics viewed with an aesthetic approach and the lack of exposure to the visual form contained in weaving products correlates with the principle of creativity. The research method in this study is a qualitative research method. Data collection techniques in this study include: interviews, observation and recording of documents. The results showed that many

36

visual forms found in weaving products were seen from their motifs as geometric shapes with inconspicuous colors and creativity in the products of Panawuan woven fabric, which was the ability to produce something new, in the form of real ideas or works, both in the form of new works or a combination of things that already exist and contain aspects such as fluency, flexibility, elaboration and originality.

Keywords: aesthetic morphology, creativity, Panawuan woven, visual element.

menurut Haefele (1962) dalam 1. PENDAHULUAN Munandar, 1999, yang menyatakan Suatu produk atau suatu karya dapat kreativitas adalah kemampuan untuk dikatakan kreatif jika merupakan suatu membuat kombinasi-kombinasi baru ciptaan yang baru atau orisinil dan yang mempunyai makna sosial. bermakna dari individu atau bagi Menurut dua definisi ini maka lingkungannya. Produk baru dapat kreativitas tidak hanya membuat disebut karya kreatif jika mendapatkan sesuatu yang baru tetapi mungkin saja pengakuan (penghargaan) kombinasi dari sesuatu yang sudah oleh masyarakat pada waktu tertentu. ada sebelumnya. Definisi pada dimensi produk Salah satu produk kreatif yang ada di merupakan upaya mendefinisikan Kabupaten Garut adalah kain tenun kreativitas yang berfokus pada produk Panawuan-Garut. Panawuan atau apa yang dihasilkan oleh individu merupakan daerah penghasil kain baik sesuatu yang baru/original atau tenun di Kabupaten Garut dengan sebuah elaborasi/penggabungan yang berbagai bentuk dan aneka motif yang inovatif. “Creativity is the ability to bring diterapkan. Membahas mengenai something new into existence” (Baron, keberadaan dan perkembangan tenun 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, Panawuan-Garut, tidak terlepas dari 2001). Definisi yang berfokus lingkungan dan kondisi masyarakat di pada produk kreatif menekankan pada Panawuan. Pada awalnya masyarakat orisinalitas seperti yang dikemukakan di Panawuan berprofesi sebagai oleh Baron (1969) yang menyatakan petani. Adapun tenun yang ada di bahwa kreativitas adalah kemampuan Panawuan hanyalah tenun putihan untuk menghasilkan atau menciptakan saja, yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang baru. Begitu pula bahan dasar pembuatan batik dan 37

tenun yang dibuat sangat minim visual seperti garis, bidang, tekstur dan variasinya sehingga harga jualnya warna. rendah. Seiring dengan perkembangan Produk tenun, sebagai bagian dari tenun di Panawuan, pada saat ini produk tekstil yang berkembang di sebagian besar masyarakat di beberapa wilayah Indonesia, dapat Panawuan berpofesi sebagai pengrajin diasumsikan bahwa dasar tenun. Hal ini dikarenakan perancangan dan wujud visual motif terbentuknya motif khas dan corak tenun yang dihasilkan merupakan yang berwarna pada kain tenun, pengejawantahan nilai-nilai luhur dan bahkan menjadi sandaran utama tradisi masyarakat setempat yang penghidupan masyarakat Panawuan. syarat dengan muatan aspirasi lokal. Hal ini tidak bisa terlepas dari peran Hal ini berlaku pada hasil karya dari desainer dalam pembuatan motif kain pelaku seni khususnya pengrajin tenun tenun, desainer memiliki peran dalam di Panawuan Garut, karena dalam pembuatan motif kain tenun dan penciptaannya senantiasa dipedomani membantu mewujudkan keinginan, oleh kebudayaan. Oleh karena itu kain cita-cita dan hasrat yang menjadi tenun Panawuan selain mengandung kebutuhan manusia sesuai dengan nilai-nilai estetik, juga dapat keadaan lingkungan sekitar dengan merefleksikan nilai-nilai sosial budaya tetap memperlihatkan unsur desain yang ada. dan prinsip-prinsip desain. Visualisasi dari motif kain tenun Motif kain tenun hadir di tengah-tengah ditinjau dari pendekatan estetik kehidupan masyarakat sebagai media mempunyai keindahan yang tercermin ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam komposisi bentuk dan warna dalam bentuk visual, yang proses yang tersusun secara harmonis dan penciptaanya tidak lepas dari dinamis. Kemajuan kreativitas dalam pengaruh-pengaruh lingkungan, produk kain tenun dan kesinambungan ditunjukkan sebagai pelengkap rasa dari nilai estetik motif kain tenun estetik dan bentuknya memiliki makna Panawuan-Garut yang terjadi bukan simbolik. Motif kain tenun tidak berarti berhenti begitu saja, sehingga terlepas dari unsur-unsur yang menjadi penelitian ini perlu dilakukan karena pendukung terjadinya bentuk-bentuk

38

perlu adanya penggalian yang lebih dari hasil penelitian ini adalah data dan dalam terhadap kreativitas produk simpulan hasil analisis yang dapat melalui bentuk-bentuk motif kain tenun dimanfaatkan sebagai material dalam Panawuan-Garut, guna memperkaya penelitian yang dilakukan oleh peneliti khasanah kebudayaan Nasional, dari bidang yang sama dan dengan khususnya di bidang seni motif kain mengetahui wujud visual motif kain tenun Panawuan-Garut. Usaha-usaha tenun kampung Panawuan-Garut yang tersebut perlu dilakukan oleh semua ditinjau dari pendekatan estetik maka pihak, baik oleh praktisi desain, dapat mengetahui keselarasan antara pemerintah, maupun pihak-pihak lain kualitas visual dengan prinsip yang terkait. kreativitas pada produk tenun Berdasarkan uraian masalah tersebut Panawuan-Garut. Penelitian ini di atas, rumusan masalah yang dapat memfokuskan pada kreativitas dalam dikemukakan adalah: produk kain tenun Panawuan-Garut a. Belum adanya pemaparan dan perkembangannya ditinjau dari mengenai wujud motif kain tenun kualitas visual dan prinsip kreativitas Panawuan-Garut yang mempunyai pada produk kain tenun Panawuan- karakteristik tertentu ditinjau dengan Garut. pendekatan morfologi estetik. b. Belum adanya pemaparan 2. METODA PENELITIAN mengenai wujud visual yang Metode penelitian yang digunakan terdapat pada produk tenun adalah metode kualitatif. Model kajian Panawuan- Garut berkorelasi desain dalam penelitian menggunakan dengan prinsip kreativitas. model kajian estetik dengan metode Tujuan dari penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Data-data yang mendeskripsikan wujud visual motif digunakan dalam penelitian ini kain tenun Panawuan-Garut ditinjau merupakan data-data visual pada dari pendekatan morfologi estetik serta produk tenun yang dianalisis dengan membuat formulasi kreativitas dalam menggunakan teori estetik morfologi, produk kain tenun Panawuan-Garut, dimana teori ini berperan dalam sedangkan manfaat yang didapatkan mengenali jenis-jenis bentuk, dengan

39

mengenali segi elemen, detail, bagian, suatu cara teknik pengumpulan data material, imaji, ide dan apapun yang dengan bertanya langsung kepada termasuk di dalamnya (Munro, 1970). informan yang bersangkutan guna Pada penelitian ini, dipergunakan memperoleh informasi dan keterangan metodologi deskriptif kualitatif yang untuk tujuan penelitian. Responden bertujuan untuk memperoleh yang menjadi informan adalah para gambaran menyeluruh dari seluruh perajin, desainer, sesepuh (tokoh obyek penelitian. Penelitian dengan masyarakat) yang dipilih berdasarkan metode deskriptif, dibuat laporan pertimbangan pengetahuan, secara sistematis dan faktual pengalaman, dan wawasan yang mengenai kenyataan di lapangan serta berkaitan dengan kajian penelitian dan sifat dari fenomena obyek penelitian. permasalahan tenun. Kedua; Data primer pada penelitian ini berupa Observasi, yaitu dengan melakukan bahan visual kain tenun Panawuan pengamatan langsung dan sistematis yang merupakan hasil dokumentasi terhadap obyek penelitian untuk perajin. mendapatkan informasi atau data yang Teknik pengumpulan data merupakan disampaikan informan secara lisan hal yang sangat penting untuk sesuai pokok penelitian. Pengumpulan memperoleh kejelasan dan kerincian data melalui observasi langsung data yang digunakan. Teknik dilakukan untuk mengamati secara pengumpulan data juga merupakan langsung perkembangan motif dan prosedur yang sistematis dan standar produk kain tenun. Ketiga; untuk memperoleh data yang Dokumentasi, yaitu teknik yang diperlukan. Pengumpulan data dalam digunakan untuk melengkapi data penelitian kualitatif dilakukan pada yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi yang alamiah, sumber data dan observasi supaya data yang primer dan teknik pengumpulan data diperlukan dapat dipertanggung lebih banyak pada observasi berperan jawabkan validitasnya. Dokumentasi serta, wawancara dan dokumentasi. yang diambil dan dijadikan bahan Adapun teknik pengumpulan data kajian dalam penelitian ini adalah foto- dalam penelitian ini adalah sebagai foto motif kain tenun Panawuan-Garut. berikut: Pertama; Wawancara, yaitu Dokumentasi digunakan juga untuk

40

menggali data sekunder untuk 3. HASIL DAN PEMBAHASAN memperoleh informasi yang memadai 3.1 Penelitian Terdahulu dari berbagai literature Kajian literatur dari hasil penelitian mendapatkan kedalaman dan sebelumnya dilakukan oleh peneliti keshahihan materi dari permasalahan agar dapat memahami dan penelitian. Data-data yang diperoleh mempertimbangkan parameter yang berupa foto-foto, hasil wawancara, akan digunakan dalam penelitian ini. hasil studi pustaka akan dicatat dan Fokus dan metoda penelitian dianalisis untuk menghasilkan sebelumnya serta korelasi dan kesimpulan dan laporan penelitian. perbedaan dengan penelitian yang Adapun tahapan penelitian ini adalah : akan dilakukan disajikan pada Tabel 3.1.

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian (Putri, 2019)

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu Korelasi dan perbedaan Peneliti & judul Fokus penelitian dan No. dengan penelitian yang penelitian metode penelitian akan dilakukan 1. Genisa Meira, dkk Analisis Deskriptif Objek penelitian dan Kain Tenun Ikat Oranamen Kain Tenun Ikat penelitian yang akan dengan Bahan dengan Bahan Sutera dilakukan yaitu mengenai Sutera Alam Alam di Kampung Tenun produk tenun yang ada di (Analisis Deskriptif Panawuan Kabupaten kampung tenun Panawuan Ornamen Kain Garut. Metode penelitian Garut. Penelitian yang akan Tenun Ikat dengan yang digunakan adalah dilakukan adalah penelitian Bahan Sutera Alam metode deskriptif analisis mengenai kreativitas dalam

41

di Kampung Tenun dengan pendekatan desain kain tenun kampung Panawuan kualitatif tenun Panawuan Garut. Kabupaten Garut Metode penelitian yang 2013 digunakan yaitu pendekatan kualitatif yang dianalisis menggunakan morfologi estetik untuk menghasilkan data deskriptif berupa pemaparan mengenai kreativitas dalam desain kain tenun yang dalam hal ini melihat korelasi antara wujud visual dan prinsip kreativitas sehingga mempengaruhi kreativitas dalam pembuatan kain tenun Panawuan garut 2. Achmad Ibrahim Alternatif desain kain Makki, dkk tenun ikat yang sesuai Pengembangan dengan Indoneisa trend Desain Motif Kain forecasting 2016-2017 dan Tenun Ikat Garut kearifan lokal Garut, Berdasarkan Metodologi yang Indonesia Trend digunakan adalah study Forecasting pustaka untuk menentukan 2017 sumber ide desain dan sumber ide warna serta eksperimen untuk merealisasikan desain dalam bentuk kain tenun ikat.

42

3.2 Tenun Panawuan Garut tahapan yang sangat penting agar Panawuan merupakan daerah dapat menghasilkan produk akhir kain penghasil tenun yang ada di Garut. dengan kekuatan dan kerapihan Menurut ketua Paguyuban Kampung sesuai standar yang berlaku. Tenun Panawuan Garut, Hendar Urutan proses pertenunan di kampung Rogesta, dahulu mayoritas penduduk tenun Panawuan Garut secara garis Kampung Panawuan berprofesi besar terdiri dari: sebagai petani, akan tetapi saat ini a. Proses Perancangan sebagian besar penduduk Kampung - Pembuatan sketsa desain, Panawuan berprofesi sebagai perajin perancangan kain tenun tenun Para "mantan" petani dilakukan melalui sketsa gambar menjadikan kerajinan tenun sebagai diatas kertas, pada tahap ini sumber penghasilan utama karena desainer atau perajin dapat pendapatan dari usaha tersebut jauh merancang jenis dan bentuk lebih baik. Saat ini ada 16 kelompok motif, paduan warna, dan bentuk tenun yang melibatkan 150 warga kain tenun secara visual. tumbuh di Panawuan. Produk yang - Pembuatan rencana tenun, dihasilkan di antaranya tenun ikat, untuk bisa menentukan tenun bulu, tenun sulam dan tenun kebutuhan benang lusi dan sulam kombinasi batik tulis. pakan, konstruksi kain, jenis Secara umum, proses pertenunan teknik pembentuk motif yang memiliki prinsip-prinsip yang sama, dibutukan, sketsa desain harus dimana yang membedakan hanyalah diterjemahkan ke dalam sebuah jenis peralatan/mesin tenun yang rencana tenun. Rencana tenun digunakan, serta perbedaan teknik meliputi jenis dan nomor pembentukan motif yang dipilih. benang, warna benang lusi, tetal Proses pertenunan cukup panjang dan lusi, nomor sisir, susunan rumit, dimulai sejak proses cucukan sisir, total benang lusi, perancangan, persiapan, hingga lebar sisir efektif, panjang hani, pertenunan itu sendiri. Proses dan susunan benang lusi pada persiapan pertenunan merupakan beam. proses yang mencakup beberapa

43

- Perhitungan kebutuhan benang, Panawuan diantaranya proses perhitungan kebutuhan benang pengelosan benang, proses lusi dan pakan diperoleh saat penghanian, proses membuat rencana tenun. pengkanjian, proses pencucukan Perhitungan ini berguna untuk dan proses pengikatan. proses penyusunan benang lusi, - Persiapan benang pakan (weft), dengan demikian akan benang pakan merupakan mengeliminasi kemungkinan benang yang posisinya 90° kesalahan ukuran pada susunan dengan benang lusi, dan lusi pada beam. diluncurkan kearah lebar kain - Penyusunan kartu motif, selain dengan bantuan peluncur seperti perancangan desain kain tenun teropong. Benang pakan bisa secara visual, harus dibuat pula juga disebut sebagai benang susunan kartu motif pengisi struktur kain, beragam sebagaimana desain yang jenis benang dapat digunakan diinginkan. Motif bisa berupa secara langsung tanpa motif dobby atau motif jacquard. penanganan khusus Susunan media pembentuk motif sebelumnya. Proses inilah yang harus diterjemahkan penggulungan benang pakan secara terperinci di dalam dalam bentuk palet biasa disebut rencana tenun. dengan proses pemaletan. b. Proses Persiapan Benang c. Proses Pertenunan, dilakukan - Persiapan benang lusi (warp), dengan melakukan gerakan utama benang lusi merupakan benang yang terdiri dari pembukaan mulut yang menjadi dasar struktur lusi, peluncuran benang pakan dan kain, oleh sebab itu penanganan pengetekan. Pada proses ini di benang lusi dilakukan secara Panawuan menggunakan Alat hati-hati dan harus sesuai Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan standar sehingga hasil sehingga proses tenun bergantung tenun yang diperoleh kualitasnya pada kemampuan pengrajin untuk baik. Proses persiapan benang dapat merealisasikan produk lusi di kampung tenun

44

sesuai dengan desain yang keluwesan dalam berpikir (fleksibilitas), dirancang memberikan jawaban yang bervariasi, d. Proses Finishing, pada proses ini dan melihat suatu masalah dari dilakukan proses pelipatan pada berbagai sudut tinjauan. Secara kain tenun. operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan 3.3 Prinsip Kreativitas pada Tenun yang mencerminkan kelancaran, Panawuan Garut keluwesan (fleksibilitas), dan Menurut Sunarya, kreativitas orisinalias dalam berpikir, serta merupakan ujung tombak desain, tidak kemampuan untuk mengelaborasi bisa dilepaskan dari dunia gagas (mengembangkan, memperkaya, manusia, yaitu: unsur akal (rasio, memperinci) suatu gagasan. logika, pikiran, ide, dst.) dan unsur Kreativitas sebagai proses berpikir rasa (kreativitas, intuisi, ilham, selera, yang membawa seseorang berusaha nilai-nilai, dst.). Kreativitas (berpikir menemukan metode dan cara baru di kreatif atau berpikir divergen) adalah dalam memecahkan suatu masalah. kemampuan berkreasi berdasarkan Kemudian ia menemukan bahwa data atau informasi yang tersedia kreativitas yang penting bukan apa dalam menemukan banyak yang dihasilkan dari proses tersebut kemungkinan jawaban terhadap suatu tetapi yang pokok adalah kesenangan masalah, dimana penekanan- dan keasyikan yang terlihat dalam nya adalah pada kuantitas, melakukan aktivitas kreatif. ketepatgunaan, dan keragaman Berdasarkan uraian sebelumnya dapat jawaban. Jawaban - jawaban yang disimpulkan bahwa kreativitas diberikan harus sesuai dengan merupakan suatu proses berpikir yang masalah yang dihadapi dengan lancar, lentur dan orisinal dalam memperhatikan kualitas dan mutu dari menciptakan suatu gagasan yang jawaban tersebut. Berpikir kreatif bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, dalam menjawab segala masalah indah, efisien, dan bermakna, serta adalah dengan menunjukkan membawa seseorang berusaha kelancaran berpikir (dapat memberikan menemukan metode dan cara baru di banyak jawaban), menunjukkan dalam memecahkan suatu masalah.

45

Begitu pula dengan kain tenun yang kain tenun Panawuan Garut serta akan dihasikan di kampung tenun dibahas pula korelasi antara prinsip Panawuan Garut. Berdasarkan data kreativitas dan wujud visual pada kain tenun Panawuan Garut yang produk kain tenun Panawuan Garut. didapat, maka dapat dilihat adanya prinsip-prinsip kreativitas yang akan kreativitas dalam pembuatan kain dibahas diantaranya fluency yang tenun Panawuan Garut yang berawal terdapat pada produk tenun, flexibility dari pembuatan tenun ikat kemudian dalam produk tenun, elaboration pada mengkreasikannya menjadi tenun bulu, produk tenun, serta originality yang tenun sulam dan yang terakhir adalah terkandung pada produk tenun. tenun sulam kombinasi batik. Pendekatan secara estetik untuk kain 3.4 Analisis Visual Kain Tenun tenun Panawuan Garut pada penelitian Panawuan Garut ini dapat dilakukan dengan Analisis visual kain tenun Panawuan menggunakan identifikasi unsur rupa Garut bertujuan untuk menunjukan sebagai wujud visual yang terdapat adanya hubungan tertentu antara pada kain tenun Panawuan Garut. estetik morfologi dan kain tenun Pendekatan estetik morfologi Panawuan Garut. Relasi yang terjadi di digunakan dalam pembedahan unsur- antaranya memunculkan unsur-unsur unsur visual pada kain tenun visual dasar yang didapat dari Panawuan Garut, seperti pola, bangun pendekatan estetik yaitu titik, garis, dasar, elemen-elemen, outline, isi dan bidang dan warna. Titik merupakan warna. Analisis morfologi pada unsur visual yang paling sederhana, penelitian ini berperan dalam tidak memiliki ukuran atau dimensi. menganalisis dan mengidentifikasi kain Elemen titik merupakan sebuah tenun Panawuan Garut dengan tujuan permulaan dari penyusunan elemen menunjukan adanya hubungan lain terutama elemen garis yang tertentu antara jenis-jenis bentuk visual tersusun atas titik-titik dengan suatu dan produk tenun yang dihasilkan. tujuan tertentu. Titik merupakan tempat Data-data kain tenun Panawuan Garut awal pada proses pembuatan garis kemudian dianalisis sehingga dalam analisis kain tenun Panawuan ditemukan deskripsi bentuk-bentuk dari Garut.

46

Unsur garis merupakan unsur dari geometris maupun non geometris. proses awal pembuatan tenun serta Dalam tenun khususnya dalam unsur utama dalam pembentukan pembuatan motif selain banyak motif. Proses awal dalam menggunakan bentuk geometris pembentukan motif adalah pembuatan juga banyak menstilasi bentuk- garis-garis yang digunakan pada saat bentuk alam baik flora maupun proses pembuatan motif. Unsur garis fauna. Unsur selanjutnya adalah pada kain tenun Panawuan banyak warna, unsur warna merupakan terdapat pada motif yang dihasilkan unsur yang sangat penting, unsur seperti zig-zag atau belah . warna dapat memperindah suatu e. Unsur berikutnya adalah bidang, produk yang dihasilkan. Analisis bidang terjadi atas pertemuan terhadap motif kain tenun garis yang berbatas, oleh karena Panawuan Garut disajikan pada itu variasi pembatasan garis dapat Tabel 3.2. memunculkan bidang baik itu

Tabel 3.2 Analisis pada Kain Tenun Panawuan Garut Elemen Tenun Sulam Visual Tenun Ikat Tenun Bulu Tenun Sulam Kombinasi Tenun Batik Panawuan Pola/ Satu bata Satu bata Satu bata Satu bata Layout Bangun - Non - Geometris - Geometris - Non dasar geometris (motif belah (motif jajar geometris (motif bunga ketupat/ genjang, (motif bunga) dan etnik) , segitiga siku- belah - Geometris - Geometris siku, zig-zag, ketupat/wajik (motif belah (motif belah jajar genjang, , dan zig-zag) ketupat/wajik ketupat/waji dan bangun , zig-zag, dan k) segi enam) jajar genjang) Elemen Garis lurus, Garis lurus Garis lurus Titik, garis lurus garis dan garis lengkung lengkung

47

Elemen Tenun Sulam Visual Tenun Ikat Tenun Bulu Tenun Sulam Kombinasi Tenun Batik Panawuan Tekstur Tenun Tenun bulu, Tenun sulam, Tenun sulam dengan permukaannya permukaannya kombinasi anyaman timbul karena timbul karena batik, polos, efek bulu yang efek sulam permukaannya permukaan- ditimbulkan. pada kain. timbul karena nya datar. efek sulam. Warna Terdiri dari Terdiri dari dua Terdiri dari Terdiri dari beberapa warna utama beberapa beberapa warna di seperti merah warna warna antaranya dan putih, putih diantaranya diantaranya biru, merah, dan orange, biru, merah, merah, , kuning, hijau putih dan kuning, coklat, biru, putih, dan putih. coklat, biru tua abu, hitam hijau, coklat, dan biru muda. hitam

Tabel 3.2 merupakan analisis pada geometris seperti motif belah ketupat kain tenun Panawuan Garut, baik itu dan non geometris seperti motif bunga kin tenun ikat, kain tenun bulu, kain dan etnik. Elemen yang terdapat pada tenun sulam dan kain tenun sulam kain tenun ikat Panawuan Garut kombinasi batik. Pada kain tenun ikat merupakan garis lurus dan lengkung. Panawuan Garut pola yang digunakan Tekstur tenunan berupa ayaman polos pada setiap motif merupakan pola dengan permukaan yang datar. Kain pengulangan satu bata, bangun dasar tenun ikat Panawuan Garut terdiri dari yang digunakan pada kain tenun ikat beberapa warna di antaranya biru, Panawuan Garut merupakan bentuk merah, kuning, hijau dan putih. Pada kain tenun bulu Panawuan Garut pada kain tenun bulu Panawuan Garut pola yang digunakan pada setiap motif merupakan bentuk geometris seperti merupakan pola pengulangan satu motif belah ketupat, segitiga siku-siku, bata, bangun dasar yang digunakan zig-zag, jajar genjang dan bangun segi

48

enam. Elemen yang terdapat pada yang digunakan pada kain tenun kain tenun bulu Panawuan Garut sulam kombinasi batik Panawuan merupakan garis lurus. Tekstur Garut merupakan bentuk geometris permukaan kain tenun bulu timbul seperti motif belah ketupat, zig-zag, karena efek bulu yang dihasilkan pada dan jajar genjang dan bentuk non saat proses pertenunan. Kain tenun geometris seperti motif bunga. Elemen bulu Panawuan Garut terdiri dari dua yang terdapat pada kain tenun sulam warna utama seperti merah dan putih, kombinasi batik Panawuan Garut putih dan orange, putih dan coklat, biru merupakan titik, garis lurus, dan garis tua dan biru muda. lengkung. Tekstur kain tenun sulam Pada kain tenun sulam Panawuan kombinasi batik Panawuan Garut Garut pola yang digunakan pada permukaan kainnya timbul karena efek setiap motif merupakan pola sulam yang dihasilkan pada saat pengulangan satu bata, bangun dasar proses pertenunan. Kain tenun sulam yang digunakan pada kain tenun kombinasi batik Panawuan Garut sulam Panawuan Garut merupakan terdiri dari beberapa warna bentuk geometris seperti motif belah diantaranya merah, kuning, biru, putih, ketupat, zig-zag, dan jajar genjang. hijau, coklat, hitam. Elemen yang terdapat pada kain tenun Motif kain tenun Panawuan dianalisis sulam Panawuan Garut merupakan menggunakan estetik morfologi, di garis lurus. Tekstur kain tenun sulam mana yang diteliti adalah bentuk yang Panawuan Garut permukaan kainnya dihasilkan pada kain tenun Panawuan. timbul karena efek sulam yang Adapun bentuk yang paling dominan dihasilkan pada saat proses terdapat pada tenun panawuan adalah pertenunan. Kain tenun sulam bentuk wajik dan zig-zag, sedangkan Panawuan Garut terdiri dari beberapa elemen utama pembentuk motif tenun warna diantaranya biru, merah, kuning, Panawuan yaitu garis lurus dan garis coklat, abu, hitam. lengkung. Tekstur yang ada pada kain Pada kain tenun sulam kombinasi batik tenun panawuan dihasilkan melalui Panawuan Garut pola yang digunakan suatu proses desain tekstil yaitu desain pada setiap motif merupakan pola permukaan di mana desain terbentuk pengulangan satu bata, bangun dasar setelah kain selesai ditenun. Warna-

49

warna yang cenderung digunakan warna merah, biru, coklat, kuning, hijau pada tenun Panawuan diantaranya dan putih.

3.5 Kreativitas Kain Tenun dengan varian/ kemungkinan motif Panawuan yang dihasilkan pada produk tenun Kreativitas pada intinya merupakan Panawuan. Elaboration (elaborasi) kemampuan untuk menghasilkan pada tenun Panawuan dikaitkan sesuatu yang baru, baik berupa dengan proses peningkatan ide pada gagasan maupun karya nyata, baik pembuatan tenun Panawuan sehingga dalam bentuk karya baru maupun produk yang dihasilkan cenderung kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, lebih kompleks. Originality (keaslian) yang semuanya itu relatif berbeda pada tenun Panawuan dikatikan dengan apa yang telah ada dengan keunikan produk yang dibuat. sebelumnya. Kreativitas memiliki 4 Parameter pengukuran kreativitas aspek yang utama yaitu fluency yang digunakan dalam penelitian ini (kelancaran), flexibility (keluwesan), adalah melalui pendekatan objektif elaboration (elaborasi) dan originality dimana untuk menilai secara langsung (keaslian). Hal tersebut berlaku pada kreativitas suatu produk berupa benda produk kain tenun Panawuan. Fluency atau karya-karya kreatif lain yang (kelancaran) pada tenun Panawuan dapat diobservasi wujud fisiknya. dikaitkan dengan ide-ide yang Aspek kreativitas pada kain tenun dihasilkan pada produk tenun Panawuan Garut disajikan pada Tabel Panawuan. Flexibility (keluwesan) 3.3. pada tenun Panawuan dikaitkan

50

Tabel 3.3 Aspek Kreativitas pada Kain Tenun Panawuan Garut Tenun Tenun Tenun Sulam Aspek Kreativitas Tenun Bulu Ikat Sulam Kombinasi Batik

Motif Kain Tenun Panawuan Garut

Motif Kain Tenun Panawuan Garut

Fluency Tenun ikat Tenun bulu Tenun Tenun sulam (kelancaran, ide) merupaka merupakan sulam kombinasi batik n produk produk merupakan merupakan kain tenun tenun yang produk tenun yang saat ini yang dihasilkan tenun yang banyak diproduksi pertama setelah dihasilkan oleh Kampung dihasilkan tenun ikat, setelah Tenun Panawuan, oleh pada produk tenun ikat, ide yang dihasilkan Kampung tenun bulu tenun ini dari produk ini Tenun bentuk- diproduksi adalah

51

Tenun Tenun Tenun Sulam Aspek Kreativitas Tenun Bulu Ikat Sulam Kombinasi Batik Panawuan bentuk yang karena mengkombinasikan Garut. dihasilkan pada saat tenun sulam yang Awalnya merupakan itu tenun kemudian diberikan motif- bentuk ikat dan proses pembatikan. motif yang geometris, tenun bulu Bentuk yang dihasilkan dikatakan mengalami dihasilkan dari oleh kain tenun bulu penurunan produk ini adalah tenun ikat karena pada dalam hasil bentuk geometris Panawuan permukaan penjualan. pada motif Garut kain Produk ini sulamnya dan adalah terdapat dikatakan bentuk non motif bulu-bulu tenun geometris pada bunga dan yang sulam motif batiknya. wajik. dihasilkan karena dari proses pada saat penggunting proses an benang. pertenunan dilakukan juga proses penyulama n sehingga menghasilk an tenun sulam. Flexibility Motif-motif Motif-motif Motif-motif Motif-motif pada (kemungkin-an pada pada tenun pada tenun tenun sulam varian) tenun ikat bulu sulam kombinasi batik merupaka merupakan merupakan merupakan n motif motif motif perpaduan antara non geometris geometris motif geometris dan

52

Tenun Tenun Tenun Sulam Aspek Kreativitas Tenun Bulu Ikat Sulam Kombinasi Batik geometris berbentuk berbentuk non geometris. dan belah belah Bentuk geometris geometris, ketupat/waji ketupat, yang dihasilkan dengan k, segitiga, jajar disesuaikan ukuran jajar genjang dengan motif non yang genjang, dan zig- geometris yang berbeda dan zig-zag. zag. akan dibuat. pada Ukuran Ukuran pembuata motif pada yang nnya serta setiap dihasilkan perpadua produk pada setiap n antara tenun bulu produk motif cenderung berbeda- geometris sama, beda. dan non memenuhi geometris. seluruh permukaan kain Elaboration Mulanya Motif yang Motif yang Motif geometris (peningkat-an ide, hanya dibuat dibuat yang digunakan lebih kompleks) membuat cenderung cenderung kebanyakan adalah motif non lebih sedikit lebih sedikit motif belah geometris, variannya, variannya, ketupa/wajik, zig- kemudian terbatas terbatas zag dan diagona, mencoba hanya pada hanya pada akan tetapi motif motif motif motif batik yang geometris geometris, geometris, digunakan lalu akan tetapi akan tetapi cenderung lebih mencoba ada ada kompleks. memaduk perubahan perubahan

53

Tenun Tenun Tenun Sulam Aspek Kreativitas Tenun Bulu Ikat Sulam Kombinasi Batik an motif pada tekstur pada non kain. tekstur geometris kain. dan motif geometris. Originality - Merupak - Merupaka - Merupaka - Merupakan (keaslian atau an n produk n produk produk yang di keunikan produk) produk kedua ketiga produksi dengan pertama setelah yang menggunakan yang di tenun ikat diproduksi teknik sulam dan produksi yang di di batik. kampung produksi kampung - Motif yang dibuat tenun kampung tenun berbentuk Panawua tenung Panawuan geometris dan n. Panawuan dikarenak non geometris. - Motif . an tenun - Motif batik yang yang - Motif yang ikat dan digunakan dibuat dibuat tenun bulu merupakan motif- berdasar seluruhny mulai motif yang kan a berkurang menjadi ciri khas keadaan berbentuk peminatny batik Garut sekitar geometris a. seperti lereng kampung dan - Motif yang kangkung, lepaan Panawua cenderung dibuat bulu hanyam dan n dan menutupi seluruhny cupat manggu. merupak seluruh a - Apabila an motif permukaa berbentuk dibandingkan khas dari n kain. geometris. dengan tenun Garut. - Warna - Warna ikat, proses - Proses yang yang produksi tenun

54

Tenun Tenun Tenun Sulam Aspek Kreativitas Tenun Bulu Ikat Sulam Kombinasi Batik produksi digunakan digunakan sulam kombinasi cenderun hanya dua lebih batik memerlukan g lebih warna, hal banyak waktu produksi lama. ini dibanding yang lebih lama. dikarenak kan tenun an pada sulan, saat akan proses tetapi pertenuna tidak n, sebanyak penambah tenun ikat. an benang - Proses tambahan produksi dilakukan lebih bersamaa cepat dari n proses tenun ikat. pertenuna n. - Proses produksi lebih cepat dibanding kan tenun ikat.

Data pada Tabel 3.3 merupakan aspek yang baru, berupa gagasan maupun kreativitas dalam kain tenun Panawuan karya nyata, baik dalam bentuk karya Garut, di mana kreativitas merupakan baru maupun kombinasi dari hal-hal kemampuan menghasilkan sesuatu yang sudah ada serta mengandung

55

aspek-aspek seperti Fluency Garut disajikan pada Tabel 3.3, tabel (kelancaran), Flexibility (keluwesan), ini menjelaskan seberapa besar aspek Elaboration (elaborasi) dan Originality kreativitas yang terdapat pada kain (keaslian). Matriks antara aspek tenun Panawuan Garut. kreativitas dan kain tenun Panawuan

Tabel 3.4 Matriks antara Aspek Kreativitas dan Produk Tenun Panawuan Garut Produk tenun Aspek kreativitas Tenun Tenun Tenun Sulam Tenun Ikat Bulu Sulam Kombinasi Batik Fluency (kelancaran) Baik Sedang Kurang Sangat Baik Flexibility (keluwesan) Baik Kurang Sedang Sangat Baik Elaboration (elaborasi) Baik Kurang Sedang Sangat Baik Originality (keaslian) Sangat Baik Sedang Kurang Baik

Tabel 3.4 menjelaskan seberapa besar Panawuan Garut sedang, aspek aspek kreativitas berpengaruh pada kreativitas flexibility (keluwesan) kain tenun Panawuan Garut. pada kain tenun bulu Panawuan - Aspek kreativitas fluency Garut kurang, aspek kreativitas (kelancaran) pada kain tenun ikat elaboration (elaborasi) pada kain Panawuan Garut baik, aspek tenun bulu Panawuan Garut kurang, kreativitas flexibility (keluwesan) aspek kreativitas originality pada kain tenun ikat Panawuan (keaslian) pada kain tenun bulu Garut baik, aspek kreativitas Panawuan Garut sedang. elaboration (elaborasi) pada kain - Aspek kreativitas fluency tenun ikat Panawuan Garut baik, (kelancaran) pada kain tenun sulam aspek kreativitas originality Panawuan Garut kurang, aspek (keaslian) pada kain tenun ikat kreativitas flexibility (keluwesan) Panawuan Garut sangat baik. pada kain tenun sulam Panawuan - Aspek kreativitas fluency Garut sedang, aspek kreativitas (kelancaran) pada kain tenun bulu elaboration (elaborasi) pada kain

56

tenun sulam Panawuan Garut tenun sulam kombinasi batik sedang, aspek kreativitas originality Panawuan Garut sangat baik, aspek (keaslian) pada kain tenun sulam kreativitas elaboration (elaborasi) Panawuan Garut kurang. pada kain tenun sulam kombinasi - Aspek kreativitas fluency batik Panawuan Garut sangat baik, (kelancaran) pada kain tenun sulam aspek kreativitas originality kombinasi batik Panawuan Garut (keaslian) pada kain tenun sulam sangat baik, aspek kreativitas kombinasi batik Panawuan Garut flexibility (keluwesan) pada kain baik.

4. KESIMPULAN wujud visual dari produk tenun Berdasarkan pembahasan terutama motif yang dihasilkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini dikorelasikan dengan prinsip adalah mendeskripsikan wujud visual kreativitas. Maka hasil analisis tersebut motif kain tenun Panawuan Garut dapat disimpulkan sebagai berikut: ditinjau dari pendekatan estetik serta 1. Pemaparan mengenai wujud motif membuat formulasi kreativitas dalam kain tenun Panawuan Garut ditinjau produk kain tenun Panawuan Garut. dari pendekatan estetik: Model kajian desain dalam penelitian - Tenun Ikat Panawuan Garut ini, dipergunakan model kajian estetik Motif tenun ikat yang ada di dengan metode deskriptif-kualitatif. Panawuan Garut umumnya Data-data yang digunakan dalam merupakan motif geometris dan non penelitian ini merupakan data-data geometris yang terinspirasi keadaan visual pada produk tenun yang sekitar kampung Panawuan Garut. dianalisis dengan menggunakan teori Bentuk geometrisnya umumnya estetik morfologi, dimana teori ini adalah garis miring dan belah berperan dalam mengenali jenis-jenis ketupat, sedangkan bentuk non bentuk, dengan mengenali segi geometrisnya adalah gambaran elemen, detail, bagian, material, imaji, alam, flora dan fauna. Layout tenun ide dan apapun yang termasuk di ikat yaitu satu bata, dengan elemen dalamnya. Sedangkan untuk yang terdapat pada tenun ini adalah mendapatkan formulai kreativitas, garis lengkung dan garis lurus.

57

Tekstur dari tenun ikat ini adalah digunakan terdiri dari 2 warna. tenun dengan anyaman polos. Ciri Ciri tenun bulu Panawuan Garut tenun ikat Panawuan Garut umumnya dapat dilihat dari umumnya dapat dilihat dari penggunaan warnanya yang penggunaan warnanya yang cenderung kalem dan tidak cenderung kalem dan tidak mencolok. Dasar warnanya mencolok. Dasar warnanya biasanya putih dan coraknya biasanya biru tua dan coraknya menggunakan warna seperti menggunakan warna seperti kuning, orange, merah, putih, coklat, biru merah, putih, coklat, dan hijau. dan krem. Warna yang digunakan Pada motif tenun ikat umumnya dalam pembuatan tenun bulu tidak mengandung simbol yang terdiri dari maksimal tiga warna dikaitkan dengan simbol tertentu, hal ini dikarenakan faktor tetapi lebih bersifat kreasi pengrajin produksi, dimana pada proses tenun dalam mengekspresikan pembuatannya benang yang bentuk dan keadaan alam digunakan selalu sekitarnya. berkesinambungan, tidak bisa - Tenun Bulu Panawuan Garut diganti-ganti seperti pada proses Tenun bulu Panawuan Garut pembuatan tenun sulam. Pada memiliki ciri khas motif geometris, motif tenun bulu umumnya tidak bentuk geometrisnya di mengandung simbol yang antaranya adalah garis miring, zig dikaitkan dengan simbol tertentu, zag dan belah ketupat. Layout tetapi lebih bersifat kreasi tenun bulu motif wajik yaitu satu pengrajin tenun dalam bata, elemen yang terdapat pada mengekspresikan bentuk dan tenun ini adalah garis lurus. keadaan alam sekitarnya. Tekstur dari tenun ini adalah - Tenun Sulam Panawuan Garut tenun dengan benang tambahan Motif tenun sulam merupakan yang digunting sehingga motif geometris yang merupakan menghasilkan bulu-bulu halus kombinasi dari garis diagonal, pada permukaan kain, zig-zag atau belah ketupat/wajik. sedangkan warna yang Layout tenun sulam yaitu satu

58

bata, elemen yang terdapat pada non geometris. Bentuk tenun ini adalah garis lurus. geometrisnya umumnya adalah Tekstur dari tenun sulam ini garis miring, zig zag dan belah adalah tenun dengan benang ketupat, sedangkan bentuk non tambahan, sedangkan warna geometrisnya adalah gambaran yang digunakan bisa lebih dari 2 alam, flora dan fauna yang warna, berbeda dengan bersifat tergantung kreasi pembuatan tenun bulu yang rata- pengrajin tenun dalam rata hanya menggunakan 2 mengekspresikan bentuk dan warna dalam proses keadaan alam sekitarnya. Layout pembuatannya, hal ini motif pada tenun ini adalah satu dikarenakan adanya teknik bata, dimana elemen yang produksi yang berbeda dalam terdapat pada tenun ini adalah pembuatan tenun sulam dan titik, garis lurus dan garis tenun bulu. Ciri tenun sulam lengkung. Tekstur dari tenun Panawuan umumnya dapat sulam kombinasi batik ini adalah dilihat dari penggunaan warnanya tenun dengan benang tambahan yang cenderung kalem dan tidak yang kemudian diberi proses mencolok. Warna yang tambahan yaitu proses digunakan biasanya biru tua, pembuatan batik. Motif batik yang abu-abu, hitam, merah, kuning. digunakan diantaranya motif Pada motif tenun sulam sekar jagad, lereng kangkung, umumnya tidak mengandung cupat manggu, lepaan bulu simbol yang dikaitkan dengan hayam dan kawung. Warna cerah simbol tertentu, tetapi lebih tetapi tidak menonjol menjadi ciri bersifat kreasi pengrajin tenun khas batik Garutan. Warna-warna dalam mengekspresikan bentuk tersebut didominasi oleh warna dan keadaan alam sekitarnya. dasar krem atau gading - Tenun Sulam Kombinasi Batik (gumading), biru dan soga. Panawuan Garut. Warna dasar yang mencerminkan Motif tenun ini merupakan alam itu dihadirkan pula dengan kombinasi motif geometris dan corak atau motif yang dekat

59

dengan kehidupan masyarakat. 2. Pemaparan mengenai wujud visual Pengelompokannya dalam yang terdapat pada produk tenun bentuk geometris dan non berkorelasi dengan prinsip geometris. kreativitas. Motif kain tenun Panawuan Garut Analisis dalam penelitian mengarah dianalisis menggunakan estetik pada motif kain tenun Panawuan morfologi, di mana yang diteliti Garut. Wujud visual yang terdapat adalah bentuk yang dihasilkan pada produk tenun Panawuan pada kain tenun Panawuan dianalisis melalui pendekatan Garut. Adapun bentuk yang morfologi estetik yang kemudian paling dominan terdapat pada wujud kreativitasnya di bedah kain tenun Panawuan Garut dengan menggunakan prinsip- adalah bentuk miring wajik dan prinsip kreativitas yang ada di tenun zig-zag, hal ini dikarenakan pada Panawuan. Kreativitas dalam saat proses produksi bentuk produk tenun Panawuan memiliki 4 tersebut lebih mudah aspek yang utama yaitu fluency diaplikasikan pada produk tenun. (kelancaran), kelancaran mengacu Elemen utama pembentuk motif pada sebuah ide untuk kain tenun Panawuan Garut yaitu memecahkan suatu masalah, dalam garis lurus dan garis lengkung. hal ini dimana ide-ide pembuatan Tekstur yang ada pada kain kain selain tenun ikat sudah tenun Panawuan Garut dihasilkan dilaksanakan oleh perajin sehingga melalui suatu proses desain adanya variasi produk yang tekstil yaitu desain permukaan di dihasilkan; flexibility (keluwesan), mana desain terbentuk setelah keluwesan mengacu pada proses kain selesai ditenun. Warna- peningkatan gagasan dengan warna yang cenderung membuatnya menjadi lebih detail, digunakan pada kain tenun membuat produk lain selain tenun Panawuan Garut umumnya tidak ikat seperti proses pembuatan tenun mencolok diantaranya warna sulam, tenun bulu dan tenun sulam merah, biru, coklat, kuning, hijau kombinasi batik; elaboration dan putih. (elaborasi), mengacu pada proses

60

peningkatan gagasan dengan tenun Panawuan Garut. Tenun bulu membuatnya lebih detail sehingga dan tenun sulam merupakan produk meningkatkan minat pada suatu yang memiliki aspek-aspek objek, dalam produk tenun kreativitas yang rendah, hal ini contohnya adalah proses dikarenakan, motif yang dihasilkan pembuatan kain tenun sulam cenderung tidak berubah dan tidak kombinasi batik; dan originality, menjadi lebih detail, hanya ada yang merupakan keaslian dan perubahan tekstur di permukaan keunikan suatu produk. kain. Apabila dilihat Tabel 3.3 produk Dengan demikian dapat disimpulkan tenun yang memiliki nilai kreatif bahwa kreativitas dalam produk kain paling tinggi yaitu tenun sulam tenun Panawuan merupakan kombinasi batik karena memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu aspek fluency, flexibility, dan yang baru, berupa gagasan maupun elaboration yang lebih besar karya nyata, baik dalam dibandingkan dengan tenun ikat, bentuk karya baru maupun tenun bulu dan tenun sulam. kombinasi dari hal-hal yang sudah Sedangkan tenun ikat lebih kreatif di ada serta mengandung aspek- aspek originality dikarenakan tenun aspek fluency (kelancaran), ikat merupakan produk tenun yang flexibility (keluwesan), elaboration pertama dihasilkan di kampung (elaborasi) dan originality (keaslian).

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar, Reni Hawadi. (2001). Psikologi dan Perkembangan Anak (Mengenal sifat, bakat dan kemampuan anak). : PT. Gramedia 2. Bukhori Z. Imam. (1989). Peranan Estetik Dalam Desain. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB) 3. Darmaprawira W.A, Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB. 4. Djelantik, A.A.M., (1999). ESTETIKA Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia, Bandung. 5. Jumaeri, dkk. (1974). Textile Design, Institut Teknologi Tekstil. 6. Kartiwa, Suwati. (1989). Ragam Kain Tradisional Indonesia Tenun Ikat. Jakarta: Djambatan. 7. Kartiwa, S., (2007). Tenun Ikat, Ragam Kain Tradisional Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 8. Lawson, Bryan, (1983). How Desainer Think, London: Architectural Press. 9. Munandar, U., (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 10. Munro, Thomas, (1970). Form and Style in The Arts: An Introduction to Aesthetic Morphology. Cleveland and London: The Press of Case Western Reserve University/The Cleveland Museum of Art. 11. Ngalimun, dkk., (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas. Yogyakarta: Aswaja Pressindo 12. Rhodes, M., (1961). An Analysis Of Creativity. The Phi Delta Kappan, 42(7), 305- 310. 13. Semiawan. Conny R., (2009). Kreativitas dan Keberbakatan Jakarta: PT. Indeks. 15. Stenberg, R. J., Kaufman J.C., & Prez J.E. (2002). The Creativity. New York: Psychology Press. 16. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung. 17. Sunarsono, H., dkk., (2016). Batik Garutan: Koleksi Hartono Sumarsono, PT. Gramedia Jakarta. 18. Sunarya, Y. (2013). Batik: Digitalisasi Kreatif Motif dalam Gaya Desain Dunia, Bandung: LP4 ITB dan Penerbit ITB. 62