Budaya Syawalan Atau Lomban Di Jepara: Studi Komparasi Akhir Abad Ke-19 Dan Tahun 2013

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Budaya Syawalan Atau Lomban Di Jepara: Studi Komparasi Akhir Abad Ke-19 Dan Tahun 2013 BUDAYA SYAWALAN ATAU LOMBAN DI JEPARA: STUDI KOMPARASI AKHIR ABAD KE-19 DAN TAHUN 2013 Oleh Dr. Alamsyah, M.Hum1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRAK Lomban atau syawalan di Jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun yang silam. Pada tahun 1868, kegiatan syawalan berlangsung semarak dengan didukung oleh bupati, lurah, dan masyarakat. Pesta rakyat Jepara ini dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah seperti Rembang, Semarang, dan Juwana. Kegiatan yang dilakukan tujuh hari setelah lebaran pada tahun 1868 tidak terjadi di daerah lain. Bila dibandingkan aktivitas lomban tahun 1868 dengan tahun 2013 terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya, kegiatan syawalan diwarnai oleh aktivitasi budaya melarung kepala kerbau. Bupati serta pejabat yang lain dan masyarakat guyub rukun mendukung aktivitas lomban ini. Perbedaannya adalah pada tahun 2013 terdapat pengembangan kegiatan antara lain pentas wayang kulit dan hiburan. Namun demikian, esensi dari kegiatan lomban masih tetap sama yaitu meminta kepada yang Maha Kuasa agar kegiatan mencari rezeki di laut pada tahun mendatang semakin mudah. Kata-Kata Kunci : Kegiatan, Budaya, Syawalan, Komparasi, Jepara PENDAHULUAN Jepara adalah sebuah kota di pantai nelayan semakin meningkat (Singgih, 2005: Utara Jawa yang kaya akan peninggalan 71). budaya dan sumber daya manusia (human Syawalan atau sedekah laut resources) yang belum dioptimalkan. merupakan salah satu tradisi masyarakat Padahal peninggalan budaya baik tangibel pesisir atau nelayan di berbagai wilayah. maupun intangibel yang ada sangat Syawalan atau sedekah laut serta tradisi- tradisi lainnya dalam pandangan antropolog berpotensi dalam menggerakkan dinamika Ruth Benedict merupakan salah satu pariwisata lokal (Alamsyah, dkk, 2013: 1; konstruk kebudayaan suatu masyarakat Sumijati, 2004: 8). Modal yang telah ada di tertentu. Menurutnya, pada setiap Jepara dapat dikemas menjadi keunggulan kebudayaan biasanya terdapat nilai-nilai lokal yang dapat menarik wisatawan. Namun tertentu yang mendominasi ide yang potensi peninggalan budaya yang beragam berkembang yang akan membentuk dan belum dipasarkan secara optimal sehingga mempengaruhi aturan aturan bertindak jumlah kunjungan wisatawan untuk melihat masyarakatnya (the rules of conduct) dan potensi peninggalan budaya lokal Jepara aturan-aturan bertingkah laku (the rules of behavior) yang membentuk pola kultural masih minim. Salah satu peninggala budaya masyarakat (1958, lihat juga dalam Anwar, yang ada di Jepara adalah tradisi lomban 2013: 438). atau Syawalan. Kegiatan ini sudah Atas dasar itulah maka artikel ini berlangsung ratusan tahun yang silam di mengangkat topik “Budaya Syawalan atau sebuah pantai di Jepara. Dari waktu ke Lomban Di Jepara: Studi Komparasi Akhir waktu kegiatan ini mengalami pergeseran, Abad Ke-19 dan Tahun 2013” dengan namun esensinya tetap sama yaitu meminta permasalahan pertama, bagaimana berkah kepada yang maha kuasa agar pada bagaimana budaya syawalan di Jepara, tahun yang akan datang rezeki masyakat kedua Bagaimana Studi Komparasai 1 Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Undip Semarang Syawalan pada akhir abad ke-19 dan tahun sebelumnya, dan dari berbagai pustaka yang 2013. relevan. METODE PENELITIAN Tahapan yang dilakukan dalam Artikel tentang “Budaya Syawalan penelitian ini antara lain penggalian data Di Jepara : Studi Komparasi Akhir Abad Ke- primer berupa arsip atau dokumen. Informan 19 dan Tahun 2013” merupakan sebuah tentang Syawalan juga dapat dilacak dari penelitian deskriptif analitis dengan sumber primer berupa surat kabar seperti dukungan data kualitatif. Penelitian ini Suara Merdeka. Sumber sekunder diperoleh menggunakan sumber primer dan sumber dari kajian sebelumnya dan berita online sekunder. Sebagai penelitian sejarah, maka tentag kegiatan Syawalan pada tahun 2013. penelitian ini dilakukan dengan Sumber-sumber tersebut diteliti secara kritis menggunakan metode sejarah yang terdiri baik keaslian maupun kredibilitasnya. atas heuristik, kritik, interpretasi, dan Dalam rangka menggali informasi historiografi. Tujuannya adalah untuk yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya mencoba melakukan rekonstruksi peristiwa dilakukan observasi langsung. Observasi masa lalu (Garraghan, 1946: 34; Gottschalk, atau pengamatan bertujuan untuk 1986: 32; Sjamsuddin, 2007: 85-87; memperoleh deskripsi yang lebih utuh Herlina, 2008: 15). Heuristik adalah tahapan mengenai budaya lokal dan nilai-nilai yang atau kegiatan menemukan dan menghimpun terkandung untuk dikembangkan. sumber, informasi, dan jejak masa lalu. Pendekatan antropologis juga digunakan (Garraghan, 1946: 34; Gottschalk, 1986: 32; dalam penelitian ini. Pendekatan Herlina, 2008: 15). Heuristik ini sebagai antropologis memfokuskan pada studi-studi upaya menemukan kekuatan bukti sumber etno-historis yaitu berbagai aktivitas yang ditemukan (Garraghan, 1946: 168). masyarakat, budaya, makna simbolis, dan Heuristik yang dilakukan mendasarkan pada nilai-nilai tradisi lokal yang di masa sumber sumber primer dan sumber sekunder sekarang masih berkait atau mencerminkan (Herlina, 2008: 17-24). Kritik ditujukan pengetahuan dan kehidupannya di masa dalam rangka menuju ke arah keabsahan lampau yang mempunyai makna budaya. sumber baik untuk meneliti otentisitas Pendekatan hermeuneutik yaitu sumber, atau keaslian sumber, yang disebut pendekatan yang memposisikan karya kritik eksternal, dan meneliti kredibilitas sebagai karya, yang membutuhkan bentuk sumber, atau kritik internal (Garraghan, pemahaman yang lebih halus dan 1946: 229; Herlina, 2008: 24). komprehensif. Sebuah “karya” selalu Interpretasi adalah penafsiran ditandai dengan sentuhan manusia, karena terhadap berbagai fakta sejarah yang telah karya selalu berarti karya manusia (atau terkumpul dalam tahapan heuristik. Tanpa Tuhan). Untuk menggunakan kata “obyek” penafsiran atau interpretasi dari sejarawan (penelitian) yang berkaitan dengan sebuah karena fakta tidak bisa berbunyi. Sejarawan karya, akan mengaburkan perbedaan yang jujur akan mengatakan dari mana data penting, karena seseorang harus melihat itu diperoleh baik melalui interpretasi karya tidak sebagai obyek atau fakta, tetapi analisis maupun interpretasi sintesis sebagai karya. Aktivitas budaya yang (Garraghan, 1946: 321; Herlina, 2009: 40). dipandang sebagai karya membutuhkan Studi arsip atau penemuan sumber bentuk pemahaman yang lebih halus dan untuk menulis suatu peristiwa mendasarkan komprehensif (Geertz, 1973; lihat juga cara-cara yang lazim dilakukan sejarawan Grondin, 2012: 256-258). (Garraghan, 1957: 33; Gottschalk, 1956: 27- Semua data yang telah dikumpulkan 28; Herlina, 2008 ; Sjamsudin, 2007). melalui berbagai pendekatan di atas Sumber primer berupa arsip atau data lain selanjutnya akan diklasifikasikan, dihubung- baik tekstual maupun non tekstual. Adapun hubungkan atau diakumulasikan antara data sumber sekunder diperoleh hasil riset satu dengan yang lainnya, dikaitkan antara sumber primer dengan sumber-sumber adalah Het Pada Loemban Feest Te Japara pustaka atau sumber sekunder, sebagai suatu (Kegiatan Pada Lomban di Jepara). Artikel bentuk interpretasi dan disintesakan dalam ini menyebutkan tentang kata ketupat lepat. rangka mengembangkan model yang dapat Ketupat lepat adalah sejenis ketupat yang diaplikasikan. Tahapan terakhir adalah tidak dalam bentuk kubus seperti biasanya. historiografi yaitu melakukan proses Bentuk ketupat lepat memanjang dan bulat, penulisan (Herlina, 2009: 56). Historiografi berbentuk silinder. Gambaran tentang ini memperhatikan proses seleksi, imajinasi, ketupat dalam kamus Melayu berbeda. dan kronologi (Abdullah, 1984: 92; Menurut Kamus Melayu disebutkan bahwa Gottschalk, 1975: 33; Renier, 1997: 194; Ketupat merupakan suatu adonan beras yang Kuntowijoyo, 1995: 103). diolah dengan cara dimasak. Sejumlah kecil Bagan alir berikut ini menunjukkan beras kasar dicampur dengan sedikit garam, metode penelitian yang digunakan untuk dianyam dalam keranjang yang terbuat dari mencapai tujuan penelitian. daun kelapa muda dengan bentuk kubus atau piramida. Setelah anyaman jadi dan telah diisi, maka ketupat tersebut direndam dalam KESIMPULAN air masak hangat. Keranjang ini memiliki Deskripsi Peninggalan Budaya Syawalan/Lomban besar satu kepalan tangan kecil sehingga beras yang dimasak menjadi padat. Kadang-kadang orang membuat keupat lepat ini dalam bentuk menyerupai Historis Hermeunitik Antropologis Pendekatan mesjid. Ketika ketupat biasa diiris melintang, Interpretasi Simbolik pada irisan itu orang mendapatkan satu bidang yang seluruhnya mirip dengan bentuk diagonal seperti kain selimut atau kain lap. Oleh karena itu, kain ini juga sering disebut Studi Pustaka seprei belah ketupat. Pada upacara Pada Observasi lumban di Jepara orang saling merancang ketupat. Diperkirakan pesta lomban ini ini Sumber primer (data Sumber Sekunder (data memiliki makna sejarah (TNI, 1868: 86). tekstual / non tektual tekstual / non tektual Yang menarik dari jurnal ini Sumber Sekunder (data Sumber Sekunder (data Tekstual / non Tekstual) disebutkan bahwa pesta lomban yang Tekstual / non Tekstual) berasal dari Jepara tidak pernah terdengar di tempat lain. Artinya bahwa pada tahun 1868, BAGAN METODOLOGIS Rumusan Pesta lomban di Jepara adalah satu-satunya Masalah pesta lomban di pesisir pantai. Istilah lomban mengandung makna saling melempar atau berenang. Istilah lokal juga menyebutkan bahwa ketika anak-anak saling bersenang- PEMBAHASAN senang saat mandi, mereka akan saling menyiram air atau yang disebut dengan A. Kegiatan Syawalan atau Lomban Pada istilah lumbanan. Akhir Abad
Recommended publications
  • Breakfast Healthy Salad
    MIE GORENG AKA FRIED NOODLES 76,543 BREAKFAST Chicken or vegetable fried noodle, poached egg, SALAD pickled vegetables and shrimp cracker POFFERTJES 67,890 CHICKPEAS SALAD 76,543 A dozen small pancakes, served with dusting sugar Enjoy onions, tomatoes and feta cheese combined BUBUR 56,789 with chickpeas and a light dressing NUTELLA PANCAKES (N) 76,543 Our Bubur is served with cakwe / youtiao - Youtiao, A stack of 4 pancakes with is a long goldenbrown deep-fried strip of dough CAESAR SALAD (N) 98,765 a sumptuous amount of Nutella commonly eaten in China and in other East and Baby romaine, parmigiana, sous vide egg, Southeast Asian cuisines. Conventionally, garlic bread, fried caper, parsley, crispy bacon, STUFFED PAPRIKA (V) 87,654 youtiao are lightly salted and grilled chicken and caesar dressing Filled paprika with steamed egg white, made so they can be torn lengthwise in two sautéed mushrooms and tomato. POMELO SALAD (V) 98,765 BANANA NUTELLA WRAP (N) 76,543 Pamelo with grilled chicken, coriander, ANANTARA EGG BENEDICT (P) 123,456 Chocolate-hazelnut spread covers a warm tortilla mint leaft, shallot and jim sauce 2 softly poached eggs, served on a layered rolled around a banana. Pan Fried to perfection sour dough toast with salad,Parma ham and For the sweet tooth amongst us served with a rich truffle hollandaise sauce HEALTHY to make the entire experience mesmerising ANANTARA BREAKFAST 123,456 2 eggs any kind ( Poached, sunny side up, scrambled) QUINOA AVOCADOSALMON 145,678 NASI BABI BALI (P) 67,890 2 slices of bacon, 2 grilled sausages, 2 hash brown, Quinoa, mixed with avocado, cherry tomato, basil Braised Pork Belly, Krupuk Bali, vegetables 2 pieces of sour bread, steak, grilled tomato, and grilled salmon flakes sautéed mushrooms, salad and baked beans EGG WHITE OMELETTE (V) 67,890 CHIRASHI 176,543 Egg white omelet, served with cherry tomatoes and MIE AYAM 67,890 Chirashi, also called chirashizushi (ちらし寿司) is one sautéed mushrooms - very low on cholesterol packed Mie ayam, mi ayam or bakmi ayam is a common of my favourite Japanese meals.
    [Show full text]
  • The Elements of Culture Values on Malay Traditional Food Wrapping: Ketupat
    THE ELEMENTS OF CULTURE VALUES ON MALAY TRADITIONAL FOOD WRAPPING: KETUPAT MHD NOR OSMAN NIEOP!QFSBLVJUNFEVNZ DR. NORHASANDI MAT OPSIBT!QFSBLVJUNFEVNZ Dr. Mohd Khairul Azahari Abdul Rani NPIEL!QFSBLVJUNFEVNZ 6OJWFSTJUJ5FLOPMPHJ.BSB $BXBOHBO1FSBL ,BNQVT4FSJ*TLBOEBS ABSTRACT .PTUPGUIFUSBEJUJPOBMGPPEXSBQQJOHJTNBEFGSPNWBSJPVTOBUVSBMNBUFSJBMT,FUVQBU JTPOFPGUIFUSBEJUJPOBMGPPETJO.BMBZTJBBOEJOUIF.BMBZ"SDIJQFMBHP*UJTXSBQQFE DPDPOVUMFBWFTDBMMFEAKBOVS5IFPSJHJOPGUIF,FUVQBUPS,VQBUJTGSPN+BWB *OEPOFTJB 5IFNJHSBUJPOPGQFPQMFTJOUIF.BMBZ"SDIJQFMBHPIBTNBEFUIF,FUVQBUXJUINBOZ TJNJMBSJUJFT JO UFSNT PG JUT VTF 5IF USBEJUJPO PG NBLJOH UIF ,FUVQBU TUBSUFE B GFX HFOFSBUJPOT BHP BOE CFDBNF NBOEBUPSZ JO DFSUBJO DFSFNPOJFT BT B NBJO NFBM5IJT BDUJWJUZJTDPOTJEFSFEBTBDVMUVSFTJODFJUIBTCFFOQBTTFEEPXOUISPVHIHFOFSBUJPOT BOEIBTCFDPNFBTZNCPMUPJEFOUJGZUIFDPNNVOJUZ,FUVQBUSFRVJSFTUFDIOJDBMTLJMMT UPXFBWFJUTDPOUBJOFS CFTJEFTIBWFJUTQIZTJDBMBUUSBDUJWFDIBSBDUFSJTUJDTBOETJHOJöDBOU BFTUIFUJDWBMVFTJOTIBQFT MJOFT QBUUFSOTBOEDPMPST,FUVQBUBMTPIBTEJòFSFOUTZNCPMJD NFBOJOHTBOEIBTCFDPNFCFMJFGTJOEBJMZMJGF5IFFòFDUPGNPEFSOQBDLBHJOHIBTIJU UIFUSBEJUJPOBOEUISFBUFOTUIFBSUPGXFBWJOHUIF,FUVQBU5IFSFGPSF BMUIPVHIXFBSFJO UIFNBJOTUSFBNPGEFWFMPQNFOUCVUXFNVTUQSFTFSWFUIFFMFNFOUTPGDVMUVSFWBMVFTPO .BMBZUSBEJUJPOBMGPPEXSBQQJOH ,FUVQBU ,FZXPSET,FUVQBU "SUPG8SBQQJOH 4ZNCPMJD.FBOJOH "FTUIFUJDT )FSJUBHF *EFOUJUZBOE$VMUVSF7BMVF 118 | IDEALOGY 2 t+VSOBM4FOJ#VEBZB Introduction LOPXMFEHF BCPVU UIF BSU JUT TZNCPMJD NFBOJOH BOE WBMVFTDPOUBJOFECFIJOEUIJTQSBDUJDFBTBDVMUVSFUIBUIBT "SU BDUJWJUJFT BNPOH DPNNVOJUJFT JO UIF
    [Show full text]
  • S Hautuna TRADISI AMMONE PA'balle RAKI'
    TRADISI AMMONE PA’BALLE RAKI’-RAKI’ DI KELURAHAN TAMARUNANG KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA (Analisis Perbandingan antara Hukum Islam dan Adat Istiadat) Nurul Wardah Ningshi NS Universitas Islam Negeri Alauddin [email protected] Zulhas’ari Mustafa, S.Ag., M.Ag Universitas Islam Negeri Alauddin [email protected] Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum menuju ke pernyataan yang bersifat khusus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu pendekatan antropologis, pendekatan yuridis, pendekatan sosiologis dan pendekatan normatif syar’i. Adapun sumber data penelitian ini adalah Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Masyarakat biasa. Selanjutnya metode pengumpulan data di lakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Tradisi ammone pa’balle raki’-raki’ di kel. Tamarunang, kec. Somba Opu kab. gowa merupakan bentuk rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT, ritual yang melambangkan simbol kelancaran yang di percaya agar acara pernikahan maupun khitanan yang akan di laksanakan berjalan dengan baik tanpa gangguan apapun. Tradisi ini di lakukan di sungai dengan menghanyutkan sesaji-sesaji, masyarakat percaya apabila tidak melakukan Tradisi Ammone Pa’balle Raki’-Raki’ akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti kesurupan atau dalam bahasa Makassar Napattauki dan akan di terserang penyakit pada dirinya. Pandangam Hukum Islam terhadap tradisi ini telah melenceng dari syariat islam karena orang yang melakukannya adalah musyrik. Tradisi ini merupakan Adat istiadat kerena merupakan termasuk budaya atau aturan-aturan yang berusaha di terapkan dalam lingkungan masyarakat, tetapi cara pelaksanaannya adalah bentuk kesalahan masyarakat yang tidak menyadari bahwa itu bertentangan dengan hukum Islam.
    [Show full text]
  • A Review of the Malaysia's Heritage Delicacy Alongside with The
    Ismail et al. Journal of Ethnic Foods (2021) 8:19 Journal of Ethnic Foods https://doi.org/10.1186/s42779-021-00095-3 REVIEW ARTICLE Open Access The Malay’s traditional sweet, dodol:a review of the Malaysia’s heritage delicacy alongside with the rendition of neighbouring countries Norsyahidah Ismail1, Muhammad Shahrim Ab. Karim1* , Farah Adibah Che Ishak1, Mohd Mursyid Arsyad2, Supatra Karnjamapratum3 and Jiraporn Sirison3 Abstract The Malaysia’s cultural heritage is authentic, unique and colourful with various local cuisines of different races and cultures. It is mainly originated from the Malay culture being the largest ethnic group in the country. The Malays themselves have contributed to many local cuisines ranging from appetiser, soup, main course and dessert. However, some Malay heritage foods have almost been forgotten and jeopardized in quality. This is especially happening to the Malay sweets or desserts which have gradually become less appealing to the younger generations. They are not even familiar with Malay foods, let alone consuming them. Among the popular Malay heritage foods in Malaysia are lemang, ketupat, rendang, wajik and dodol. Dodol specifically has been listed as one of the endangered heritage foods in Malaysia. Preserving the Malay cuisines is part of sustaining the Malay culture and this should begin with a great amount of knowledge and understanding about any elements within the culture itself. This article highlights a nostalgic and evergreen Malay’s traditional sweet, known by the locals as dodol by discussing its history, different types and names of dodol, as well as the recipes, preparation, cooking methods and packaging.
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 424 3rd International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2019) Knowledge Preservation of Various Types of Braid: Indigenous Knowledge of Minangkabau Riya Fatmawati, Habiburrahman Information, Library and Archival Study Program Universitas Negeri Padang Padang, Indonesia [email protected] Abstract—This paper aims to describe the various types of However, basically braiding seems easy to do, although in the braid in Padang Pariaman in terms of the artificial value and process of making this braid requires quite high skills, so not implicit knowledge contained in the braid. The objective to be everyone can do it. achieved in this paper is to increase community knowledge on the Braid is a work that is formed from the folds and types of braid in Padang Pariaman Regency and the values overlapping the material into one. According to Graha (2009) contained. The method used is ethnographic which results in the form of verbal descriptions from the informants who master and weaving is an activity of braiding material in the form of a understand something through the process of acculturation which ribbon so that it becomes a single unit and reinforces one is not just knowing but also living. Besides, they are still classified another. There are two basic techniques of weaving that are as involved in the activities being studied. Data collection suitable for the type of braid, namely tightly braid and tenuous techniques were carried out by observation, field notes, interviews braid techniques. In the technique of tightly braid there are and documentation.
    [Show full text]
  • Hidangan Warisan Buffet Dinner 2017 Pembuka Selera
    HIDANGAN WARISAN BUFFET DINNER 2017 RM 110.00nett – Adults RM 55.00nett – Children 6-12 years PEMBUKA SELERA Aneka Kerabu Kerabu Mangga Muda, Kerabu Ayam, Kerabu Kaki Ayam Kerabu Tembikai Utara, Kerabu Som Tam Kerabu Pucuk Paku, Kerabu Taugeh Kerabu Perut, Kerabu Nangka Kerabu Makanan Laut, Kerabu Kacang Botol Acar Rampai, Acar Buah, Acar Jelatah Thai Beef Salad, Jellyfish Salad, Thai Glass Noodle Salad Fresh Salad: 5 Jenis Salad bersama with Sos Salad Warm Salad: Tempe Goreng Berlada Kentang Goreng Bersambal Dengan Ikan Bilis Dan Kacang Paru Berlada, Tauhu Sumbat Sos Cili Ikan Bilis Goreng Berbawang Telur Ikan Goreng Telur Asin Aneka Jenis Ikan Masin:- (Ikan Sepat, Ikan Bulu Ayam, Ikan Talang Masin, Ikan Gelama, Pekasam) Aneka Jenis Keropok:- (Keropok Ikan, Keropok Malinja, Udang, Bawang, Papadom) Ulam-Ulaman Segar: Ulam Raja, Ulam Pegaga, Daum Selom, Kacang Botol, Jering, Petai, Pucuk Gajus dan Timun Ulam Celur: Jantung Pisang, Pucuk Ubi, Kacang Panjang dan Bendi Rojak: (To Be Rotate Daily) Pasembur Rojak Buah Sotong Kangkung Rojak Mamak Rojak Petis Pecal Gado Gado Jeruk Buah Buahan: Jeruk Cermai, Kelubi, Kedondong, Mempelam, Betik dan Buah Pala Sambal: Sambal Belacan, Sambal Tomato, Sambal Mangga, Sambal Tempoyak, Budu dan Cencaluk HIDANGAN UTAMA Sup Ayam Berempah Nasi Putih Nasi Goreng Kampung Bihun Goreng Siam Daging Masak Hitam Kari Kambing Madras Rendang Ayam Kampung Pucuk Ubi Ikan Patin Masak Tempoyak Udang Mentega Ketam Bercili Tauhu Goreng berserta Sos Thai Sayur Pucuk Paku Goreng Belacan GERAI-GERAI MEDAN SELERA: Gerai Satay
    [Show full text]
  • Kampung Burasa’ : Basis Pemberdayaan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Terhadap Kelompok Usaha Burasa’ Di Desa Je’Nemadinging Kabupaten Gowa 1
    KAMPUNG BURASA’ : BASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TERHADAP KELOMPOK USAHA BURASA’ DI DESA JE’NEMADINGING KABUPATEN GOWA 1 Sitti Rabiah 2 Universitas Muslim Indonesia / Pelaksana IbM DIKTI 2015 ABSTRAK Kawasan Mamminasata merupakan konsep pengembangan kota metropolitan yang digagas oleh Gubernur Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Pusat untuk melakukan penataan meliputi kota Makassar, kabupaten Maros, kota Sungguminasa (kabupaten Gowa), dan kabupaten Takalar. Kawasan ini mencakup 46 kecamatan termasuk lokasi pengabdian pelaksana yakni di Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa. Temuan lapangan menunjukkan di kecamatan tersebut terdapat Desa Je’nemadinging yang dihuni oleh puluhan penjual burasa’ yang meurpakan bagian dari masyarakat Kabupaten Gowa dan berada pada golongan ekonomi lemah. Uniknya penjual burasa’ ini menjual produknya di kota Makassar, namun harus menempuh jarak berpuluh kilometer bahkan melewati kabupaten Maros terlebih dahulu. Aktivitas ini dilakukan sehari-hari, sepulang menjual burasa’-nya di siang hari, mereka mulai mempersiapkan bahan-bahan baku yang akan diolah untuk malam hari. Dapat digambarkan bahwa pekerjaan yang berlangsung selama 12 jam dengan menempuh jarak yang cukup jauh tentu memberikan penghasilan yang memadai bagi mereka. Namun usaha mereka yang besar tidak disertai dengan penghasilan yang besar. Setiap harinya mereka hanya memperoleh Rp. 100.000 untuk semua dagangan yang dijualnya yang mencapai 100 ikat burasa’. Penghasilan tersebut bukanlah penghasilan bersih, namun mereka masih harus menyisihkan untuk modal membeli bahan baku keesokan harinya. Realitas inilah yang menggugah pelaksana untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada kelompok usaha burasa’ yang berdomisili di Desa Je’nemadinging. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitra untuk lebih berdaya saing tinggi dengan produk-produk kuliner tradisional lainnya serta mendorong mitra untuk menerapkan manajemen usaha yang efektif dan efisien.
    [Show full text]
  • Visualization of Malay Traditional Food: Emotional Expression of the Immigrants in Malaysia
    GeoJournal of Tourism and Geosites Year XII, vol. 26, no. 3, 2019, p.905-915 ISSN 2065-1198, E-ISSN 2065-0817 DOI 10.30892/gtg.26318-406 VISUALIZATION OF MALAY TRADITIONAL FOOD: EMOTIONAL EXPRESSION OF THE IMMIGRANTS IN MALAYSIA Nasir YUSOFF* Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, e-mail: [email protected] Norlyiana SAMSURI Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, email: [email protected] Salahuddien AYOB University Tunku Abdul Rahman, Psychology Department, Faculty of Arts and Social Sciences, Kampar Campus, Jalan Universiti, Bandar Barat 31900 Kampar, Perak, e-mail: [email protected] Faruque REZA Universiti Sains Malaysia, Department of Neurosciences, School of Medical Sciences, Health Campus, 16150 Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, email: [email protected] Citation: Yusoff, N., Samsuri, N., Ayob, S., & Reza, F. (2019). VISUALIZATION OF MALAY TRADITIONAL FOOD: EMOTIONAL EXPRESSION OF THE IMMIGRANTS IN MALAYSIA. GeoJournal of Tourism and Geosites, 26(3), 905–915. https://doi.org/10.30892/gtg.26318-406 Abstract: Adapting to the new home settlement has significant implications on psychological dimension. This study aims to examine the emotional expression of the immigrants towards the Malay traditional food - the cultural heritage of the ethnic majority in Malaysia, in comparison to Malaysian Malay and Malaysian non-Malay. Through the visualization approach, participants were asked to respond to a series of Malay traditional food images and self-rated their emotional expression by using the Self-assessment Manikin. Emotional expression was significantly lower in immigrants in comparison to Malaysian Malay and Malaysian non-Malay.
    [Show full text]
  • 27 Bukit Timah Road, Balmoral Plaza #0
    27 Bukit Timah ROAd, Balmoral Plaza #0-07, SINGAPORE 259708 OPERATING HOURS for reservations EMAIL us FACEBOOK INSTAGRAM .00AM - 0.30AM whatsapp 8688 5393 [email protected] De’Pillars Bistro depillarsbistro STARTERS & SNACKS M7 BREADED PRAWNS 5 PIECES $2.90 M8 DEEP FRIED BREADED CALAMARI 5 PIECES $8.90 M9 FRIED SPICY JUMBO CHICKEN WING 3 PIECES $8.90 M0 SPICY FRENCH FRIES $6.90 SALAD M POTATO WEDGES $6.00 M GRILLED CHICKEN $.90 M2 FRENCH FRIES $6.00 M2 MIXED GARDEN $.90 GRILL SPECIALS APPETIZER M3 GRILLED NEW ZEALAND AIR FLOWN $26.90 M3 TOMATO BRUSCHETTA $3.90 RIB EYE STEAK M4 GARLIC BREAD $8.90 M4 BRAISED LAMB SHANK $24.90 M5 GRILLED ATLANTIC SALMON $24.90 M6 GRILLED LAMB CHOPS $9.90 M7 GRILLED CHICKEN BREAST $6.90 soup LOCAL STARTERS M5 TOM YUM SEAFOOD $3.90 M8 GRILLED MUTTON SATAY 0 PIECES $2.00 M6 MUSHROOM $8.90 M9 GRILLED CHICKEN SATAY 0 PIECES $.00 M2 SPRING ROLLS 6 PIECES $6.90 M22 ONION RINGS $6.00 M23SAMOSA $6.00 M24 KETUPAT $2.00 SPICY SPECIALITY NOODLES our SPECIALITY M25SEAFOOD HOR FUN $0.90 ASIAN & LOCAL CUISINE M26BEEF HOR FUN $0.90 M45 STIR FRIED BLACK PEPPER BEEF $5.90 M27 MEE GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M46HOTPLATE EGG TOFU & SPRING ONION $5.90 M28KWAY TEOW GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M47 CRISPY CHICKEN WITH THAI $5.90 M29MAGGI MEE GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 CHILLI SAUCE M30BEE HOON GORENG CHICKEN / MUTTON / SEAFOOD $8.90 M48SEAFOOD MIXED VEGETABLES $5.90 M3 BEE HOON GORENG IKAN BILIS $8.90 M49STIR FRIED BROCCOLI WITH PRAWNS $2.90 M50KANGKONG BELACAN $0.90 M5 BABY KAILAN WITH OYSTER
    [Show full text]
  • Kreativitas Dalam Desain Kain Tenun Panawuan Garut Creativity
    KREATIVITAS DALAM DESAIN KAIN TENUN PANAWUAN GARUT CREATIVITY IN THE DESIGN OF WOVEN CLOTHS OF PANAWUAN- GARUT Wine Regyandhea Putri 1, R. Arief Dewanto 2 1Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia 2Dosen Politeknik STTT Bandung, 40272, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Salah satu produk kreatif yang ada di Kabupaten Garut adalah kain tenun Panawuan dengan berbagai bentuk dan aneka motif yang diterapkan. Motif kain tenun tidak terlepas dari unsur-unsur yang menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual seperti garis, bidang, tekstur dan warna. Oleh karena itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum adanya pemaparan mengenai wujud motif kain tenun yang mempunyai karakteristik tertentu ditinjau dengan pendekatan estetik dan belum adanya pemaparan mengenai wujud visual yang terdapat pada produk tenun berkorelasi dengan prinsip kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: wawancara, observasi dan pencatatan dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud visual yang banyak terdapat pada produk tenun dilihat dari bentuk motifnya merupakan bentuk geometris dengan warna-warna yang tidak mencolok serta kreativitas dalam produk kain tenun Panawuan merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada serta mengandung aspek-aspek seperti fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), elaboration (elaborasi) dan originality (keaslian). Kata kunci: estetik morfologi, kreativitas, tenun Panawuan, unsur visual ABSTRACT Creativity is the ability to produce something new. One of the creative products in Garut Regency is Panawuan woven fabric with various forms and motifs applied in the woven fabric.
    [Show full text]
  • Heritage Resource for Teachers, Parents
    BAGUS! EXPLORING SOME OF THE FESTIVE FOODS SERVED DURING HARI RAYA PUASA HERITAGE RESOURCE FOR TEACHERS, PARENTS & CAREGIVERS 1 About Youth Invasion by River Valley High School (RVHS) • Ever wondered what it would be like when youths take over the museum? Youth is an initiative by the Malay Heritage Centre where students get to put on the hat of a programmer/educator by working with the museum staffs and their school teachers to conceptualise and facilitate their own programmes. • This programme inculcates a deeper appreciation and understanding of Singapore’s multi-cultural society and enable students to be more informed and sensitive individuals. At the same time, students will gain a variety of soft skills including leadership, research, public speaking and project management skills. • In our 2020 collaboration, the programme objective was for the RVHS students to design experiences in MHC for lower primary and pre-school students to learn about Hari Raya Puasa. Due to COVID-19, the activities were adapted into this deck of resource instead. • We hope this resource will be helpful for you to facilitate your Home-Based/Classroom-Based Learning. Presented by: Jin Yu Qi, Lee Xin Chen, Oh Rui Quan, Skyler Wong, Shen Yue Er, Seng Deborah from River Valley High School 2 Learning Objectives By the end of the programme, the student/child should be able to: 1. Understand the importance of eating together during Hari Raya Puasa as an opportunity for family and friends to bond. 2. Name some traditional Malay dishes that are also commonly served during Hari Raya Puasa. 3.
    [Show full text]
  • Kampung Ramadan Raya 2021 Menu
    KAMPUNG RAMADAN BUFFET 1 13 April 2021 till 12 May 2021 Adult : RM99.00 nett Children : RM48.00 nett At the Tables Gulai Kawah Dates and Dried Nuts Gulai Tunjang Braised Beef Tendon with Candle Nuts, Turmeric and Local Bay Leaf Cold Dishes Kerabu Ayam Kampong Gulai Nangka Pucuk Paku, Beansprouts, Jackfruit, Chicken and Young Jackfruit Curry with Cassava Leaves Kerabu Kerang, Jelatah Nenas Patin Asam Pedas Tempoyak Ulam-Ulaman Braised River Fish with Spicy, Hot and Sour Ginger Flower Gravy, Ulam Raja, Daun Selom, Jantung Pisang, Fermented Durian Paste Pegaga, Pucuk Gajus Ketam Berchili Sambal & Pickles Fried Crab with Chilli and Tomatoes Belacan, Cincaluk, Budu, Mango, Anchovies, Tempoyak, Cili Kicap, Papaya, Young Mango, Siput Sedut Ambarella, Cermai, Kelubi Buah Pala Braised River Snail Spicy Turmeric Coconut Gravy Rojak Buah-Buahan Sambal Goreng Jawa Guava, Mango, Young Papaya, White Turnip, Starfruit, Southern Malaysia Mixed Vegetables Pineapple, Cucumber, Crushed Peanut, Sesame Seed, Spicy Sweet Chili Sauce Ikan Bakar Station Pari Sambal Keropok-Keropok Cencaru Sumbat Keropok Udang, Keropok kan, Sayuran, Malinja, Sotong Pedas Ubi, Papadom, Rempayek Tilapia wrapped in Banana Leaf Condiments Sauces Salted Fish, Salted Egg, Anchovies, Petai, Tempeh Sambal, Air Assam, Sambal Bawang, Sambal Kicap Pekasam, Ikan Sepat Goreng Ayam Gunting Yong Tau foo Breaded Chicken Breast with Homemade Flour Stued Eggplant, Bitter Gourd, Red Chili, Bean Curd Skin, Bean Curd, Fish Ball, Ladyfingers, Crabstick, Goreng-Goreng Hot Sauce and Sweet Black Bean Sauce
    [Show full text]