PENERJEMAHAN BUKU AL-QURÂN GHAYYARANÎ KARYA AHMAD ‘ABD AL-RAHMÂN AL-NAQÎB

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh: Dinka Lailatul Chotamah NIM 11140240000065

PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dinka Lailatul Chotamah

NIM : 11140240000065

Program Studi : Tarjamah (B. Arab)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 01 Juni 2018

Dinka Lailatul Chotamah

ABSTRAK Dinka Lailatul Chotamah, NIM (11140240000065), Penerjemahan Buku Al-Qurân Ghayyaranî, Skripsi Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menerjemahkan kata, frasa maupun kalimat yang terdapat pada buku Al-Qurân Ghayyaranî. Peneliti memilih buku Al-Qurân Ghayyaranî karena ingin menambah pengetahuan tentang kosakata di bidang keislaman dan budaya. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana mencari padanan kata, frasa ataupun kalimat dalam bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif yang berlandaskan pada teks dalam buku Al-Qurân Ghayyaranî sebagai objek penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu menerjemahkan buku Al-Qurân Ghayyaranî, mendeskripsikan pertanggung jawaban dari hasil terjemahan dan mendeskripsikan metode semantis pada buku Al- Qurân Ghayyaranî tersebut. Dalam skripsi ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Peter Newmark, Semantic Translation. Setelah peneliti selesai menerjemahkan, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa metode penerjemahan semantis sangat tepat diterapkan dalam buku Al-Qurân Ghayyaranî, karena menghasilkan terjemahan yang berterima dalam Bahasa Sasaran, mempertahankan ideolek penulis dan budaya bahasa sumber.

Kata kunci: Penerjemahan, Penerjemahan Semantis dan Metode Penerjemahan Semantis.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmânirrahîm Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia- Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam tidak lupa peneliti sanjungkan kepada pemimpin dan suri tauladan umat islam, yakni Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Skripsi yang berjudul Penerjemahan Buku Al-Qurân Ghayyaranî Karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb ini merupakan salah sau tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar pada jenjang perkuliahan Strata Satu (S-1) pada Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti telah mengerahkan segala upaya dan kemampuan agar skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Peneliti banyak mengalami kendala serta kesulitan-kesulitan yang kerap membuat peneliti merasa payah, namun berkat ridho dan kuasa Allah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi kemajuan penelitian berikutnya. Dalam penyusunan dan penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

vi

peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum dan Rizqi Handayani, MA., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Tarjamah yang telah memberikan pengarahan, pengalaman berharga dan nasihat kepada peneliti. 3. Drs. Ahmad Syatibi, M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, nasihat, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti. 4. Dr. Zubair Ahmad, M.A dan Umi Kulsum, M.A., sebagai dosen penguji skripsi yang telah bersedia memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki penulisan skripsi ini. 5. Karlina Helmanita, M. Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendidik dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa. 6. Kanda Mahmoud Mohammed Hosny Mohammed, Lc., selaku Narasumber yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmunya kepada peneliti. 7. Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb, selaku penulis buku Al-Qurân Ghayyaranî. 8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tarjamah yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti, semoga Bapak

vii

dan Ibu senantiasa mendapat rahmat dan lindungan Allah SWT. 9. Ayahanda Moch. Yunus dan Ibunda Tercinta Suprapti yang tak pernah lelah mengangkat kedua tangannya guna mendoakan keselamatan putra-putrinya, memberikan pengorbanan, dukungan moril maupun materil, nasihat, dan kasih sayang yang tak henti-hentinya. Mereka adalah Alarm terbaik di dunia yang tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan peneliti. Juga kakak dan Adik peneliti yakni (Yatin Suprapto dan Ainun Ummamah Ardila) yang selalu memberi semangat dan dorongan yang kuat. 10. Keluarga Besar Bapak Firman Widodo yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti. 11. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama dan Riset Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memfasilitasi dan menyediakan koleksi buku yang sangat beragam sebagai acuan dan literatur dalam penyusunan skripsi. 12. Dr. Akhmad Saekhudin, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarjamah Periode 2013 berkat kemurahan hatinya, saya mendapat kesampatan menjadi Mahasiswa Tarjamah dari tahun 2014 hingga sekarang dan Ibu Amsariyah yang telah memberi informasi terkait Program Studi Tarjamah dan beasiswa BLU. 13. Seluruh rekan-rekan seperjuangan, para alumni, senior dan adik kelas di Program Studi Tarjamah yang telah

viii

memberikan dukungan, bantuan, dan pengalaman berharga selama menimba ilmu di jenjang perkuliahan. Dan tak lupa pula dengan slogan Tarjamah Inovatif Mendunia.

Peneliti berharap semoga kebaikan, keikhlasan, dan ketulusan semua pihak yang telah membantu peneliti dibalas oleh Allah SWT. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi yang jauh dari kata sempurna ini dapat memberi manfaat untuk khalayak, khususnya bagi peneliti sendiri serta para penggiat akademis di dunia penerjemahan.

Jakarta, 01 Juni 2018

Peneliti

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... v

KATA PENGANTAR ...... vi

DAFTAR ISI ...... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ...... xiii

SINGKATAN ...... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ...... 3 C. Tujuan Penelitian ...... 4 D. Manfaat Penelitian ...... 4 E. Tinjauan Pustaka ...... 4 F. Metodologi Penelitian ...... 7 1. Metode Penelitian ...... 7 2. Sumber data ...... 8 3. Teknik Pengumpulan Data ...... 8 4. Analisis Data ...... 9 G. Sistematika Penulisan ...... 10

BAB II KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan Teks Keagamaan Kontemporer ...... 13 B. Penerjemahan Semantik ...... 19

x

C. Metode Penerjemahan Semantik ...... 21

BAB III SEKILAS TENTANG BUKU AL-QURÂN GHAYYARANÎ DAN BIOGRAFI AHMAD ‘ABD AL- RAHMÂN AL-NAQÎB

A. Deskripsi Buku Al-Qurân Ghayyaranî ...... 27 B. Biografi Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb ...... 30 C. Riwayat Singkat Kehidupan ...... 30 D. Riwayat Singkat Dakwah ...... 30 E. Riwayat Singkat Pendidikan ...... 31 F. Karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb ...... 33

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN METODE PENERJEMAHAN SEMANTIS

A. Terjemahan Buku Al-Qurân Ghayyaranî ...... 39 B. Metode Penerjemahan ...... 129

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 153 B. Saran ...... 154

DAFTAR PUSTAKA ...... 155

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Transliterasi yang peneliti gunakan dalam penelitian skripsi ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

A. Konsonan Huruf Huruf Keterangan Arab Latin Tidak dilambangkan ا B Be ب T Te ت Ts te dan es ث J Je ج H h dengan garis bawah ح Kh ka dan ha خ D De د Dz de dan zet ذ R Er ر Z Zet ز S Es س

xii

Sy es dan ye ش S es dengan garis di bawah ص D de dengan garis di bawah ض Ṯ te dengan garis dibawah ط Z zet dengan garis bawah ظ koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع Gh ge dan ha غ F Ef ف Q Ki ق K Ka ك L El ل M Em م N En ن W We و H Ha ه Apostrof ` ء Y Ye ي

B. Vokal Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkaf atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Tanda Vokal Keterangan Arab Latin

xiii

A Fathah َ I Kasrah َ U Dammah َ

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Tanda Vokal Keterangan Arab Latin Ai a dan i َ ي Au a dan u َ و

C. Vokal Panjang Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu: Tanda Vokal Tanda Vokal Keterangan Arab Latin Ȃ a dengan topi di atas َ ا Ȋ i dengan topi di atas َ ي Ȗ u dengan topi di atas َ و

D. Kata Sandang Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dialihaksarakan ,ال dilambangkan dengan huruf, yaitu menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun

xiv

huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.

E. Syaddah (Tasydîd) Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan tanda (), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf -tidak ditulis ad ”الضرورة“ syamsiyyah. Misalnya kata darûrah melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

F. Ta Marbûtah Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3). Contoh: No. Kata Arab Alih Aksara Tarîqah طريقة 1 al-jâmi‟ ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2 Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

xv

G. Huruf Kapital Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain- lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Al- Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi). Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya. Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penelitian Kata Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism),

xvi

maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas: Kata Arab Alih Aksara Dau'u al-Misbah ضوء المصباح A’lamu bi al-Sawâb أعلم بالصواب Fî al-Jâmi’ah في الجامعة

xvii

SINGKATAN

Berikut di bawah ini merupakan daftar singkatan dalam penulisan skripsi ini:

1. SWT : Subhânahu wa ta’âla 2. Q.S : Quran Surat 3. Ra : Radiallâhu ‘anhu 4. SAW : Sallallâhu ‘alaihi wa sallam 5. H.R : Hadis Riwayat 6. A.S : ‘alaihi salam 7. BP : Bahasa Pemberi 8. BS : Bahasa Sumber 9. BT : Bahasa Target 10. BSa : Bahasa Sasaran 11. BSu : Bahasa Sumber 12. Tsa : Teks Sasaran 13. Tsu : Teks Sumber 14. TL : Target Language 15. SL : Source Language 16. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia 17. EYD : Ejaan yang Disempurnakan 18. Daring : Dalam Jaringan 19. Luring : Luar Jaringan 20. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan terjemahan bangsa Arab dimulai abad ke- 7, beberapa abad setelah Islam lahir. Terjemahan berkembang di kota Bagdad (sekarang kota Irak). Bagdad atau pada masa kerajaan Abbasiyah terkenal dengan sebutan kota ilmu pengetahuan, kota kebudayaan, kota seribu satu malam, dikenal juga sebagai kota terjemah. Karena di kota ini orang-orang Arab menerjemahkan karya-karya bangsa Yunani seperti Aristoteles, Plato, Galen, Hippocrates dan lain-lainnya ke dalam bahasa Arab. Berkat upaya terjemahan itu bangsa Arab memimpin perkembangan ilmu dan peradaban dunia.1 Perkembangan teks-teks keagamaan kontemporer saat ini begitu pesat. Begitu pula dengan kegiatan penerjemahan yang mempunyai peranan penting dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi. Terjemahan menurut Peter Newmark translation is a carft consisting in the attempt to replace a written message and/ or statement in another (terjemahan adalah seni yang digunakan untuk mencoba menggantikan sebuah pesan atau pernyataan dari satu bahasa ke bahasa lainnya).2

1 Akmaliyah, Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan, (Bandung: N&Z Press, 2007), h. 23. 2 Peter Newmark, Approaches to Translation, (Oxford: Pergamon Press, 1981), h. 7.

1

2

Di Indonesia, kebutuhan pada hasil terjemahan, khususnya buku-buku keagamaan kontemporer sangat tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari menjamurnya penerbit buku keagamaan yang menerbitkan karya terjemahan.3 Buku Al-Qurân Ghayyaranî merupakan sebuah teks Islam kontemporer, yang di dalamnya terdapat nasihat-nasihat yang dapat meningkatkan kualitas keimanan dalam diri kita. Sehingga buku ini dapat memberi dampak positif bagi pembaca. Buku ini juga telah diterbitkan dan dicetak ulang selama empat kali. Hal ini membuktikan bahwa buku ini sangat diminati oleh masyarakat. Banyak buku motivasi tentang keistimewaan Al-Quran yang beredar di kalangan masyarakat. Akan tetapi, buku-buku yang hadir jumlah halamannya sangat banyak sehingga buku tersebut terkesan tebal. Bedanya buku ini dengan buku yang telah ada adalah buku ini selalu menyertakan ayat al-Quran atau hadis Nabi yang dijadikan landasan atas setiap pemikirannya dan jumlah halamannya lebih sedikit. Sehingga sangat simpel dan tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya, serta dapat dijadikan sebagai buku saku yang mudah dibawa ke mana pun. Buku Al-Qurân Ghayyaranî merupakan sebuah karya Islam modern karya Ahmad ‘Abd Al-Rahmân al-Naqîb al-Naqîb. Dia lahir di Sinbillawain, Dakahlia, Mesir. Dia adalah seorang Profesor Studi Islam dan Bahasa Arab, Fakultas Pendidikan di

3 Yayan Nurbayan, “Pengaruh Struktur Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Terjemahan Al-Qur’an”. Jurnal Arabiyat, Vol I, No. 1, 2014, h. 9.

3

Universitas Mansoura. Dia telah memberikan banyak kontribusi dalam membangun Islam, baik melalui pendidikan sebagai seorang dosen, berdakwah, tampil di beberapa program TV, proyek ilmiah, penulis buku dan manuskrip.4 Dari sekian banyak karya Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al- Naqîb yang sudah dialihbahasakan, Buku Al-Qurân Ghayyaranî belum ditemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, setelah peneliti melakukan pengamatan lebih mendalam, peneliti tertarik untuk menerjemahkan buku “Al- Qurân Ghayyaranî” dengan menggunakan metode semantik. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi seorang penerjemah, khususnya mahasiswa Program Studi Tarjamah dalam menerjemahkan teks keagamaan kontemporer. Secara lebih luas, penelitian ini bermanfaat dan memberi sumbangan dalam dunia literasi Indonesia.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahan tidak meluas, peneliti perlu memberikan batasan dan rumusan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti ketepatan penerjemahan semantik yang digunakan dalam buku “Al-Qurân Ghayyaranî” cetakan keempat. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

4 http://cms.albasira.net/pages/page/about diakses pada tanggal 04 Desember 2017 Pukul 23.47 WIB.

4

1. Bagaimana penerapan metode semantik dalam penerjemahan buku “Al-Qurân Ghayyaranî” karya Dr. Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan metode penerjemahan semantik pada buku “Al-Qurân Ghayyaranî” karya Dr. Ahmad ‘Abd Al- Rahmân Al-Naqîb.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, di antaranya;

1. Sebagai motivasi bagi mahasiswa jurusan tarjamah untuk meningkatkan kompetensi dalam penerjemahan. 2. Mengetahui apa saja masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam proses penerjemahan tersebut dan cara penyelesaiaannya. 3. Menghasilkan produk yang dapat dijadikan sebagai hasil sebuah karya penerjemahan.

E. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang penerjemahan sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Kebanyakan dari mereka melakukan penelitian

5

yang menitikberatkan pada analisis kesalahan dalam penerjemahan, keberterimaan hasil terjemahan, reproduksi terjemahan, serta produksi terjemahan. Setelah mencari berbagai macam literatur sebagai bahan rujukan, peneliti menemukan penelitian tentang penerjemahan. Dahulu sudah pernah diteliti oleh para mahasiswa diantaranya: Pertama oleh Nauval Fitriyah (2017) mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menerjemahkan buku “Dau’u Al-Misbah Fi Bayani Ahkami Al-Nikah” karya K.H. Hasyim Asy’ari. Penelitian ini membahas tentang bagaimana cara menerjemhkan buku “Dau’u Al-Misbah Fi Bayani Ahkami Al- Nikah” dengan menggunakan metode semantis. Perbedaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek kajiannya. Pada penelitian ini peneliti ingin menerjemahkan buku yang berjudul Al-Qurân Ghayyaranî. Kedua oleh Qistina Amajida (2017) mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menerjemahkan buku “Al- Qirâ`ah ar-Rasyîdah” Juz 2 Karya Abul Hasan Ali Nadwi dengan menggunakan metode komunikatif. Penelitian ini membahas tentang bagaiamana cara menerjemahkan buku Al- Qirâ`ah ar-Rasyîdah. Perbedaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan terdapat pada metode penerjemahannya. Jika Qistina (2017) menggunakan metode penerjemahan komunikatif, maka peneliti menggunakan metode penerjemahan semantik. Ketiga oleh Lukman Hakim (2015) mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meneliti tentang “Metode dan Strategi Terjemahan Al-Qurân Mahmud Yunus”. Penelitian ini membahas

6

tentang metode dan strategi yang digunakan dalam terjemahan Al-Qurân Mahmud Yunus. Perbedaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek kajiannya dan kajian yang akan dilakukan. Jika Lukman (2015) mengkaji tentang metode dan strateginya, sedangkan peneliti hanya mengkaji tentang metodenya saja. Keempat penelitian Epri Kurniawati (2009) mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Tarjamah Kitab Al Nabat Wa Al Inbat Li Khalid Faiq Al Ubaidiy Wa Musykilat Tarjamah Al Mustalakhat Al Biolojiyah Fihi”. Penelitian ini berisi tentang penerjemahan kata-kata istilah biologi yang ditemukan dalam naskah buku yang ia terjemahkan, kemudian mengelompokkan istilah-istilah tersebut berdasarkan tingkat kesulitan dalam menerjemahkannya. Perbedaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek kajiannya. Pada penelitian ini peneliti ingin menerjemahkan buku yang berjudul Al-Qurân Ghayyaranî. Kelima Alfida Amalina (2008) mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Tarjamah Kitab Dauru Al Mar’ah Al Muslimah Fi Al Mujtami’ Lijanah Al Mu’tamar Al Nisa’i Al Awwal Wa Musykilah Tarjamah Al Jamal Al Syartiyah Fihi”. Penelitian yang mengkaji tentang problematika penerjemahan kalimat syarat dalam buku Dauru al-Mar’ah al-Muslimah fi al- Mujtama’ yang muncul dikarenakan bahasa sumber (bahasa Arab) dan bahasa sasaran (bahasa Indonesia) memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda. Perbedaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek kajiannya. Pada

7

penelitian ini peneliti ingin menerjemahkan buku yang berjudul Al-Qurân Ghayyaranî. Karena belum ada yang menjadikan buku “Al-Qurân Ghayyaranî” edisi keempat karya Dr. Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb sebagai objek kajian penerjemahan, maka peneliti merasa penting untuk menerjemahkan buku tersebut dengan menggunakan metode semantik.

F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan masyarakat tersebut melalui bahasanya, serta peralihan.5 Sedangkan deskriptif merupakan data yang dikumpulkan berupa kata- kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.6

5 T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 11. 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11.

8

2. Sumber Data Peneliti menggunakan metode kepustakaan (library research) agar memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian sehingga akan menghasilkan penelitian yang akurat. Ada dua sumber data yang dipakai dalam penelitian ini. Pertama, sumber primer atau sumber utama yaitu buku Al-Qurân Ghayyaranî. Kedua, sumber sekunder atau sumber pendukung lainnya peneliti akan merujuk kepada buku-buku yang berkaitan dengan penerjemahan, seperti buku karya Rochayah Machali “Pedoman Bagi Penerjemah”, buku karya Moch. Syarif Hidayatullah “Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer”, buku karya Peter Newmark “A Text Book of Translation” dan sebagainya. Adapun kamus yang peneliti gunakan sebagai rujukan dalam menerjemahkan adalah kamus karya Ahmad Warson Munawwir “Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia”, namun tidak semua unit kata yang dicari terdapat kamus Al-Munawwir. Oleh karena itu, peneliti juga merujuk pada kamus elektronik, yakni “mutarjim” dan “Al-Ma’âny” yang dirasa cukup lengkap dalam pencarian unit kata. Serta internet sebagai media pembantu dalam menerjemahkan apabila terdapat istilah- istilah yang sulit dicarikan padanannya. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun,

9

mengambil atau menjaring data penelitian.7 Setidaknya ada tiga kegiatan dalam penyediaan data, yaitu mengumpulkan; memilih, memilah; dan menata. Sekalipun telah dikumpulkan, data akan sulit dianalisis karena belum ditata dan dipilah. Untuk itu, datanya harus dipilah-pilah. Satu alternatif untuk memilah dan menata data atau bahan analisis adalah dengan mengelompokannya berdasarkan konteks data. Data dalam hal ini merujuk pada fenomena yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah penelitian.8 Cara menerjemahkan sebuah kalimat ialah dengan mengumpulkan frasa terlebih dahulu kemudian dicari dalam kamus umum Bahasa Indonesia dan kamus teknik Bahasa Indonesia. Bila di dalam kamus tidak terdapat kata sepadannya, maka dicari lagi kata tersebut dalam kamus Arab-Inggris atau Arab-Arab. Mngkin suatu sinonim diperlukan.9 4. Analisis Data Dalam metode penelitian ini, peneliti akan memaparkan langkah-langkah analisis agar penelitian ini berjalan secara sistematis dan bertahap. Adapun tahapan yang peneliti gunakan, sebagai berikut:

7 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h. 41. 8 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 200. 9 R. AG. Kamil Dipl. TE.F.L, Teknik Membaca Textbook dan Penterjemah, (Yogyakarta: Kanisius, 1982), h. 32.

10

a. Menerjemahkan terlebih dahulu buku “Al-Qurân Ghayyaranî” dengan menggunakan beberapa kamus yang dijadikan rujukan. b. Mendeskripsikan penerjemahan buku “Al-Qurân Ghayyaranî” dengan menggunakan metode penerjemahan semantik. Secara teknis skripsi ini berpedoman pada pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017. Berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan dirincikan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab yang terdiri dari tujuh sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II adalah pembahasan. Bagian pembahasan ini terdiri dari tiga sub-bab yang menguraikan tentang penerjemahan teks keagamaan kontemporer, penerjemahan semantik dan metode penerjemahan semantik.

11

Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Dimana pada bab ini terdiri dari dua sub-bab yaitu, tentang buku “Al-Qurân Ghayyaranî” dan Biografi Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb meliputi riwayat singkat kehidupan, pendidikan dan karya- karyanya. Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan membahas tentang pertanggungjawaban yang digunakan pada saat menerjemahkan. Dimana pada bab ini terdiri dari dua sub-bab yaitu, pertanggungjawaban hasil terjemahan buku “Al-Qurân Ghayyaranî” dan penerapan metode semantik dalam terjemahan buku “Al-Qurân Ghayyaranî”. Bab V adalah penutup. Pada bagian ini, ada dua hal yang dikemukakan, yakni kesimpulan dan saran.

12

BAB II KERANGKA TEORI

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan teori-teori mengenai konsep, proses penerjemahan, dan metode penerjemahan semantik yang akan dijadikan sebagai landasan teori dalam penulisan skripsi ini. Teori yang peneliti gunakan adalah teori dari Newmark tentang pengertian penerjemahan dan penerjemahan semantik. Teori ini nantinya akan dikembangkan lagi dengan menggabungkan beberapa pendapat dari para pakar dan peneliti lainnya yang berkaitan dengan konsep penerjemahan dan penerjemahan semantik. Para peneliti tersebut diantaranya: Catford, Eugene A. Nida, Charles R. Taber, Benny Hood, Larson dll. Penjelasan ini merupakan gambaran umum sebagai acuan peneliti dalam tahap menuju pembahasan pada bab pertanggungjawaban penerjemahan buku Al-Qurân Ghayyaranî dengan menggunakan metode semantik.

A. Penerjemahan Teks Keagamaan Kontemporer Penerjemahan merupakan proses memindahkan ungkapan dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain.1 Penerjemahan sangat bergantung pada rasa kebahasaan seseorang.2 Catford mendefinisikan penerjemahan sebagai “the replacement of textual material in another language (TL)”. Penerjemahan berarti proses

1 Izudin Muhammad Najib, Asas Al-Tarjamah, (: Maktabah Ibn Sina, 2001), h. 7. 2 Nur Mufid, Kaserun AS. Rahman, Buku Pintar Menerjemah Arab- Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), h. 5.

13

14

penggantian matrial tekstual dalam suatu bahasa (BS) dengan material tekstual yang sepadan dalam bahasa lain (BT),3 Sementara, Newmark memandang penerjemahan sebagai suatu proses pemindahan makna dari satu bahasa ke bahasa yang lain sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penulis teks aslinya.4 Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory and Practice of Translation, memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut: “Translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language massage, first in terms of meaning and secondly in terms of style. But this relatively simple statement requires careful evaluation of several seemingly contradictory elements”,5 yang dapat diartikan sebagai “menerjemahkan merupakan kegiatan mengahasilkan kembali di dalam bahasa penerima yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya”.6 Dalam menerjemahkan, dibutuhkan sebuah teks yang dapat dijadikan sebagai objek kajian penerjemahan. Teks yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teks keagamaan kontemporer. Teks keagamaan adalah teks yang substansinya

3 Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015). h. 3 4 Eko Setyo Humanika, Mesin Penerjemah Suatu Tinjauan Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h. 5. 5 Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, The Theory and Practice of Translation (Netherlands: E. J. Brill Leiden, 1974), h. 12. 6 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 11.

15

didominasi oleh tema dan topik-topik yang bersumber pada satu agama atau lebih.7 Sedangkan teks kontemporer adalah teks yang diterbitkan kurang dari 100 tahun lalu. Sistem di dalam teks kontemporer sudah menggunakan tanda baca, berparagraf, dan mempunyai sistematika buku seperti buku modern pada umumnya seperti daftar isi, daftar rujukan, catatan kaki, dsb). Ciri lainnya adalah judul bab lebih luwes dan kalimat tidak terlalu panjang. 8 Adapun kata kontemporer dalam Bahasa Arab dikenal dengan kata al-mu’âsirah yang berasal dari kata al-‘asr (masa).9 Sedangkan menurut KBBI Kontemporer adalah pada waktu yang sama; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini.10 Buku yang membahas tentang definisi dari teks kontemporer sendiri sangat sulit ditemukan, karena kata kontemporer biasanya disandingkan dengan Fiqih Kontemporer atau Kajian Islam Kontemporer. Sangat jarang yang membahas tentang apa itu teks kontemporer dan bagaiaman ciri-ciri teks kontemporer tersebut. Menurut peneliti teks kontemporer adalah naskah atau deretan kata atau kalimat yang ditulis pada masa kini yang diterbitkan kurang dari 100 tahun lalu dan sudah memperhatikan tanda baca. Jadi, teks keagamaan kontemporer

7 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Bandung: Dunia Pustaka jaya, 2006), h. 33. 8 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer (Tangerang Selatan: Al-Kitabah, 2014), h. 116. 9 Muhammad Shahrur, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004), h. 182. 10 KBBI luring Edisi Kelima Versi 0.2.0 Beta (20), (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016).

16

adalah teks yang kontennya di penuhi oleh topik-topik islam yang berusia kurang dari 100 tahun. Salah satu teks keagamaan ialah Al-Quran. Berbeda dengan teks kontemporer, teks klasik memiliki batasan waktu. Batasan waktu untuk naskah klasik islam yang dibuat oleh Uka (Uka Tjandrasasmita) dengan menganalogikan pendapat braginsky yakni dari awal abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-19. Naskah kuno yang tercantum pada UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, bahwa Naskah kuno atau klasik adalah semua dokumen yang tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan.11 Oleh karena itu, dalam menerjemahkan sebuah teks kontemporer perlu memperhatikan hal-hal seperti: harus teliti dengan sistem tanda baca bahasa sumber, karena sistem BSu dan BSa terkadang berbeda; masih dimungkinkan untuk memodifikasi judul; memperhatikan sistematika buku BSa; menggunakan kamus kontemporer dan kamus dwibahasa Arab- Inggris.12 Selain itu, penerjemah dapat memanfaatkan teknologi mesin pencari seperti google untuk mencari kata-kata modern dan

11 Saeful Bahri, dkk, Koleksi dan Katalogisasi Naskah Klasik Keagamaan Bidang Tasawuf, (Jakarta: Balai penelitian dan Pengembangan Agama, 2013), h.8. 12 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab- Indonesia Kontemporer (Tangerang Selatan: Al-Kitabah, 2014), h. 116.

17

populer terikat dengan budaya BSu yang tidak ditemukan di dalam kamus kontemporer maupun kamus dwibahasa. Pada objek kajian penerjemahan yang peneliti lakukan ditemukan beberapa kutipan ayat Al-Quran, sehingga mengharuskan peneliti untuk dapat menerjemahkan kutipan ayat Al-Quran tersebut. Sebelum memulai menerjemahkan kutipan ayat Al-Quran, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu definisi penerjemahan Al-Quran dan metode menerjemahkan Al-Quran. Penerjemahan Al-Quran adalah mengalihkan pesan Al-Quran ke bahasa asing selain bahasa Arab. Tujuannya agar dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai bahasa Arab, sehingga dapat dimengerti maksud dari Firman Allah tersebut sesuai penafsiran dan pemahaman yang diterima oleh mayoritas umat islam.13 Berikut sekilas penjelasan tentang penerjemahan Al-Quran.14

1. Al-Quran adalah kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad yang berisikan aqidah, perintah, dan larangan. Oleh karena itu, teks Al-Quran adalah wacana otoritatif (authoritative), sehingga penerjemahannya harus sedekat dan setepat mungkin dengan teks aslinya baik gramatika, kosakata, konsep, makna, amanat, maupun stilistikanya. Sehingga penerjemahan ayat Al-Quran harus selalu disertakan teks aslinya, sehingga dapat dihindari kesalahan atau penyimpangan terjemahan sekecil apa pun

13 Moch. Syarif Hidayatullah, Jembatan Kata Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia (Jakarta: PT: Gramedia, 2017), h. 74. 14 Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasan Teori dan penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 51.

18

dengan merujuk kembali kepada teks Al-Quran-nya. 2. Bahasa Arab Klasik atau Bahasa Arab Quran sejak zaman kebangkitan kembali Islam di akhir abad ke- 19 Masehi dikaji dan dilestarikan dalam bentuk formal, baku, dan dalam bahasa tulis. 3. Al-Quran diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, jadi bersifat universal inklusif: tua-muda, laki-laki, perempuan, dewasa-anak, kaya-miskin, sehingga bahasa Al-Quran dan terjemahannya tidak membeda-bedakan jantina (gender), usia, maupun status sosial manusia. 4. Penerjemahan Al-Quran harus selalu mempertimbangkan aspek-aspek yang mengiringi dan menyertai diturunkannya suatu ayat. 5. Di dalam Al-Quran terdapat ungkapan-ungkapan yang merupakan misteri sehingga sebagian besar para ahli tafsir tidak menerjemahkannya, meskipun ada beberapa ahli lain yang menerjemahkannya. Sebagai contoh: Alif Lâm Mîm (I am Allah the all knowing) atau Akulah Allah yang maha mengetahui, yang mengandung amanat bahwa hanya Allah yang mengetahui maknanya. Kalau ada hal-hal yang menimbulkan perbedaan pendapat di antara para penerjemah, biasanya disebutkan berbagai pendapat itu dan penerjemah nya memasukkannya ke dalam catatan yang disebut tafsir, yang berarti tafsiran atau pendapat penerjemah terhadap ayat tersebut. Tafsir ini biasanya menyertai teks asli dan terjemahannya. Sebagai kesimpulan dapat dirangkum di sini bahwa penerjemahan Al-Quran harus dengan

19

ancangan semantis, formal dan tertulis.

B. Penerjemahan Semantik Penerjemahan adalah proses penggantian teks dalam BP (bahasa pemberi) dengan teks dalam BS (bahasa sasaran) tanpa mengubah isi teks BP.15 Dalam tiap bahasa ada perbedaan antara struktur batin bahasa (semantik) dan struktur lahir bahasa (gramatikal, leksikal dan fonologis). Analisis struktur lahir bahasa tidak membantu kita mengetahui informasi yang perlu diketahui tentang bahasa untuk tujuan penerjemahan. Maknalah yang berperan sebagai dasar penerjemahan ke bahasa lain. Asumsi dasar yang kedua ialah bahwa makna sudah tersusun rapi. Makna bukanlah bidang yang tidak dapat dicapai, melainkan bidang yang dapat dianalisis dan diwakilkan dengan cara yang berguna untuk para penerjemah. Dibandingkan dengan struktur gramatikal, struktur semantis lebih mendekati universal, artinya jenis satuan, ciri, dan hubungannya pada dasarnya sama untuk semua bahasa.16 Penerjemahan semantik mencoba untuk mengalihkan sedekat mungkin struktur semantis dan sintaksis bahasa sasaran dengan makna kontekstual yang tepat sama dalam teks bahasa sumber, serta makna kata dan makna kalimat ditinjau dari sudut

15 Salihen Moentaha, Bahasa dan Terjemahan Language and Translation the New Millennium Publications, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2008), h.11. 16 Mildred L. Larson, alihbahasa: Kencana Wati Taniran, Penerjemah Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan antarbahasa, (Jakarta: Arcan, 1989), h. 27.

20

konteks naskah sumber.17 Terjemahan semantis berusaha mempertahankan struktur semantis dan sintaktik serta makna kontekstual dari teks BSu. Dengan demikian, elemen budaya BSu harus tetap menjadi elemen budaya BSu meskipun ia hadir di dalam teks terjemahan BSa. Dalam terjemahan jenis ini, penerjemah melakukan proses yang objektif. Ia berusaha untuk netral, berdiri di luar pagar. Dia hanya ingin memindahkan makna dan gaya teks BSu ke dalam teks BSa. Gaya tidak bisa dikorbankan selama bisa dimengerti, meskipun dengan agak susah. Di dalam BSa makna dan gaya pada dasarnya adalah satu, dan itu adalah ekspresi pribadi penulis.18 Menurut Newmark, semantic translation differs from 'faithful translation' only in as far as it must take more account of the aesthetic value.19 (Penerjemahan semantik berbeda dari 'terjemahan setia' karena harus lebih memperhitungkan nilai estetikanya). Penerjemahan semantik hasilnya lebih luwes dan memperkenankan intuisi penerjemah untuk berempati dengan TSu.20 Penerjemahan semantik terfokus pada pencarian padanan

17 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Peneleitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta, 2008), h. 92 18 Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Trabslation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 50. 19 Peter Newmark, A Text Book of Translation, (New York: Prentice Hall, 1988), h. 46. 20 M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 55.

21

pada tataran kata dengan tetap terikat pada budaya bahasa sumber.21

C. Metode Penerjemahan Semantik Metode penerjemahan adalah teknik yang dipergunakan oleh seorang penerjemah saat hendak menerjemahkan suatu TSu. Metode penerjemahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penerjemahan yang berorientasi pada keakuratan TSu, yakni pada metode penerjemahan semantik. Objek kajian semantik adalah makna. Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema, yakni kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”.22 Sedangkan menurut teori yang dikembangkan dari Ferdinand de Saussure bahwa makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik.23 Linguistik membatasi diri pada garapan bentuk dan makna. Semantik lebih menitikberatkan pada bidang makna dengan berpangkal dari acuan dan bentuk (simbol).24 Metode penerjemahan semantik adalah metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber. Proses penerjemahan semantik dilakukan melalui pengetahuan tentang

21 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2008), h. 44-45. 22 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 2. 23 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 287. 24 T. Fatimah Djajasudarma, Semantik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna (Bandung: PT. Refika Aditama, 1999), h. 10.

22

pola-pola dasar bahasa sumber yang mencakup unit kata, frasa/kolokasi, dan klausa serta konteks untuk mendapatkan makna yang sesuai budaya bahasa sumber. Secara umum, metode penerjemahan semantis mempertimbangkan tingkat kematangan berbahasa penulis TSu dan mengikuti proses pemikiran penulis TSu yang bersifat personal dan individual.25 Seperti nampak dalam diagram V sebagai berikut:

Kata demi kata Adaptasi Kata demi kata Adaptasi Harfiah Bebas Harfiah Bebas Setia Idiomatik Setia Idiomatik Semantik Komunikatif Semantik Komunikatif

Sisi kiri pada diagram V merupakan metode penerjemahan yang terorientasi kepada bahasa sumber (SL emphasis). Sedangkan sisi kanan berorientasi pada bahasa sasaran (TL emphasis).26 Jika terjemahan harfiah berusaha menerjemahkan kata- kata seolah-olah bebas dari konteks, maka terjemahan semantis memperhatikan konteks. Terjemahan semantis lebih berorientasi

25 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta, 2008), h. 92-93. 26 Peter Newmark, A Textbook of Translation, (Newyork: Prentice Hall, 1988), h. 45-47.

23

pada penulisnya, sedangkan terjemahan harfiah seluruhnya pada teks BSu-nya. Selain menggunakan metode penerjemahan semantik, peneliti juga menggunakan strategi penerjemahan semantik. Strategi semantik adalah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan mempertimbangkan makna, baik pada tataran kata, frasa, maupun klausa atau kalimat. Strategi semantik terdiri dari strategi-strategi berikut:27 1. Pungutan (Borrowing) Pungutan adalah strategi penerjemahan yang membawa kata BSu ke dalam teks BSa. Penerjemah sekedar memungut kata BSu yang ada. Salah satu alasan digunakan strategi ini adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata tersebut. Alasan yang lain adalah belum ditemuinya padanan di dalam BSa. Pungutan bisa mencakup transliterasi dan naturisasi. Transliterasi adalah strategi penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu tersebut secara utuh, baik bunyi atau tulisannya. Naturalisasi adalah kelanjutan dari transliterasi. Dengan naturalisasi kata-kata BSu itu ucapan dan penulisannya disesuaikan dengan aturan bahasa BSa. Strategi pungutan biasanya digunakan untuk kata atau frase yang berhubungan dengan nama orang, nama tempat, nama majalah, nama jurnal, gelar, nama lembaga dan istilah-istilah pengetahuan yang belum ada di BSu.

27 Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Trabslation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 70

24

2. Padanan Budaya (Cultural Equivalent) Dengan strategi ini penerjemah menggunakan kata khas dalam BSa untuk mengganti kata khas di dalam BSu. Strategi ini kemungkinan besar tidak bisa menjaga ketepatan makna, karena budaya dari suatu bahasa dengan budaya dari bahasa yang lain berbeda. 3. Padanan Deskriptif (Descriptive equivalent) dan Analisis Komponensial (Componential Analysis) Padanan ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu. Strategi ini dilakukan karena kata BSu tersebut sangat terkait dengan budaya khas BSu dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki. Strategi lain yang sangat mirip dengan padanan deskriptif adalah analisis komponensial. Di mana kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara memerinci komponen- komponen makna kata BSu tesebut. 4. Sinonim Penerjemah juga bisa menggunakan kata BSa yang kurang lebih sama untuk kata-kata BSu yang bersifat umum. 5. Terjemahan Resmi Strategi lain yang sering digunakan adalah terjemahan resmi yang sudah dibakukan. Untuk itu, penerjemah yang mengerjakan naskah dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia perlu memiliki “Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing” yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Depdikbud R.I.

25

6. Penyusutan dan Perluasan Penyusutan artinya penyusutan komponen kata BSu. Contohnya adalah penerjemahan kata “automobile” menjadi “mobil”. Di sini elemen kata auto dihillangkan. Jadi, kata “automobile” mengalami penyusitan. Perluasan adalah lawan penyusutan. 7. Penambahan Penambahan dilakukan karena mempertimbangkan kejelasan makna. Penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahannya karena ia berpendapat bahwa pembaca memang memerlukanya. 8. Penghapusan (Omission atau Deletion) Penghapusan berarti penghapusan kata atau bagian teks BSu di dalam teks BSa. Dengan kata lain, penghapusan berarti tidak diterjemahkannya kata atau bagian teks BSu di dalam teks BSa. 9. Modulasi Modulasi adalah strategi untuk menerjemahkan frase, klausa atau kalimat. Di sini penerjemah memandang pesan dalam kalimat BSu dari sudut yang berbeda atau cara berpikir yang berbeda. Terjemahan ini digunakan jika penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar atau luwes.

26

BAB III SEKILAS TENTANG BUKU AL-QURÂN GHAYYARANÎ DAN BIOGRAFI AHMAD ‘ABD AL-RAHMÂN AL-NAQÎB

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan sekilas tentang buku Al-Qurân Ghayyaranî dan biografi penulis buku Al-Qurân Ghayyaranî, yakni Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb.

A. Deskripsi Buku Al-Qurân Ghayyaranî Buku karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb ini merupakan salah satu buku dari Mesir yang diterbitkan oleh Penerbit Dârut Tâbah pada tanggal 28 Desember 2015 Masehi/ 17 Rabiul Awal 1437 H. Buku ini tediri dari 42 halaman, yang menggambarkan tentang Al-Quran sebagai sumber hukum umat Islam. Dalam buku ini sangat jelas digambarkan orang yang dekat dengan Al-Quran hatinya menjadi tenang dan tentram. Al- Quran juga berisi tentang nasihat – nasihat, baik berkaitan dengan tauhid, hukum-hukum, cerita atau berita. Maksud dari nasihat adalah perkataan yang menyentuh hati. Karena orang mukmin jika menasehati mukmin lainnya dengan Al-Quran. Buku tentang Keistimewaan Al-Quran ini diberi nama Al- Qurân Ghayyaranî. Dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana pentingnya nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita dan kita wajib mensyukuri nikmat tersebut. Al-Quran juga mengajarkan kita untuk membangun akhlak yang mulia dan menyambung tali silaturahmi. Oleh karena iu, Al-Quran mempunyai peranan

27

28

penting dalam berdakwah dan meningkatkan kualitas keimanan seseorang. Selain itu, Dalam buku tersebut juga digambarkan bagaimana keadaan seseorang dapat berubah, karena adanya Al- Quran. Buku tersebut dikemas secara menarik, dengan memperhatikan kelugasan judul tiap bagiannya. Di dalamnya juga terdapat petikan ayat suci Al-Quran dan hadis-hadis yang memperkuat perspektif Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb mengenai Al-Quran sebagai nasihat, obat, petunjuk dan rahmat. Sebagaimana alasan yang beliau tulis dalam karyanya bahwa Al- Quran merupakan nikmat Allah bagi umat islam. Oleh karena itu, umat islam harus menjaganya sampai akhir zaman yang sudah dekat ini. Al-Quran merupakan pusat kehidupan umat islam dan pusat jiwa serta akar segala persoalan yang berpusat pada orbitnya. Maka umat islam selalu dalam kebaikan selama ia mengagungkan Al-Quran. Buku ini juga sebagai pengokoh ikatan antara umat dengan Al-Quran. Buku Al-Qurân Ghayyaranî disusun dengan sistematis yang mana terdiri dari mukadimah, pendahuluan, teori, penutup dan daftar isi. Dalam buku tersebut terdapat ilustrasi-ilustrasi yang dapat membantu menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca lebih mudah memahami apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Dalam buku tersebut, terkandung juga beberapa nasihat yang penting agar umat Islam selalu senantiasa gemar membaca Al-Quran. Tidak hanya sekedar membaca, namun ia mampu memahami dan mengamalkan setiap ayatnya. Sampai-sampai Nabi saw. memberi perumpamaan

29

seperti ini. Perumpamaan seorang mukmin yang suka membaca Al-Quran ialah seperti utrujah37 baunya enak dan rasanyapun manis. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti buah kurma. Tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafik yang suka membaca Al-Quran ialah seperti tanaman raihanah38. Baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti hanzalah,39 tidak ada baunya dan rasanya pun pahit.40 Buku tersebut juga menjelaskan bagaimana seorang hamba diberikan ujian oleh Allah dan bagimana cara melewati ujian tersebut. Bentuk ujian tidak melulu soal kesulitan, kekurangan harta, penyakit dan hal-hal lainnya yang terlihat menyakitkan. Tetapi istri, anak-anak, harta, rumah dan kendaraan semua itu juga ujian dari Allah. Seorang hamba diuji menurut kadar keimanannya. Kalau imannya tipis (lemah), ia diuji sesuai dengan yang ringan. Bila imannya kokoh, ia diuji dengan yang agak keras. Tetapi Allah tidak pernah menguji seorang hamba, di luar batas kemampuannya. Dalam buku tersebut, ia selalu menyertakan ayat al-Quran atau hadis nabi yang beliau jadikan landasan atas setiap pemikiran yang ia kemukakan.

37 Nama jenis buah di timur tengah yang berbentuk menyerupai jeruk. 38 Nama jenis tanaman di timur tengah yang baunya harum seperti kemangi. 39 Nama jenis buah di timur tengah yang berbentuk seperti labu. 40 Muttafaqun ‘Alaih. Akhrajahu al-Bukhâri (5427-Kitâb al-At’amah), Muslim (797- Kitâb Salâh al-Musâfirîna wa Qasrîhâ), dari riayat Abî Mûsâ al- Asy’arî.

30

B. Biografi Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb Nama lengkap Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb adalah Ahmad Tahir ibn ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb. Ia lahir di Sinbillawain, Dakahlia, Mesir. Pekerjaan saat ini sebagai Dosen Studi Islam, Fakultas Pendidikan, Universitas Mansoura. Ia berhasil menyelesaikan gelar magister di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Kemudian melanjutkan gelar Doktornya di Jurusan Studi bahasa dan Keislaman. Keduanya dari Fakultas Adab, Universitas Kairo.

1. Riwayat Singkat Kehidupan: Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb dilahirkan di Sinbillawain dan dibesarkan dengan berpindah-pindah karena mencari ilmu dan bekerja antara rumah (tempat kelahiran), Kairo dan Mansoura. Ia sudah mengelilingi penjuru Mesir dalam rangka dakwah dan menyebarkan ilmu. Ia juga melakukan perjalanan dakwah dan pekerjaan sosial di beberapa negara di luar negeri. Saat ini, ia tinggal di Mansoura. 2. Riwayat Singkat Dakwah Semangat berdakwah Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb sudah terlihat sejak kecil. Ia mengajar dan menghafal Al-quran sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia telah melakukan dakwah sejak di sekolahnya, saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Berkat usaha dakwahnya yang brilian, seperti yang diduga. Sehingga ia mendapat simpati teman – temannya. Mereka memberi sambutan yang luar biasa

31

terhadap pelajaran yang telah ia sampaikan, seperti: Fiqih, Aqidah, Al-Quran dan Tafsir. Usaha dakwahnya dalam memberikan pelajaran dan ceramah-ceramah serta berinteraksi dengan umat masih berlangsung hingga sekarang. Semoga Allah SWT memberikan husnul khâtimah, melindungi ia di dunia dan akhirat dan semoga Allah lampaui dengan maaf, karunia serta kebaikan. 3. Riwayat Singkat Pendidikan Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb mulai menuntut ilmu sejak kecil, dibawah usia 10 tahun. Ia mendapatkan dasar- dasar ilmu Al-Quran, Fiqih dan lainnya kepada kelompok ulama Al-Azhar di Sinbillawain, di antaranya: ayahnya sendiri, al-Syeikh Hâfiz Hanîsy, al-Syeikh Ibrâhim Abû Jalâb dan lain-lain, semoga Allah memberi rahmat kepada semuanya. Beliau juga pada awal usianya sudah mempelajari usul fiqh dan ‘aqîdah kepada al-Syeikh ‘Abd al-Salâm Bamyaunî, semoga Allah memelihara dan memanjangkan umurnya. Ia adalah salah seorang murid al-Syeikh Muhammad al-Amîn al-Mukhtâr al-Syinqîtî, penulis tafsir Adwâ`u al- Bayân. Semoga Allah merahmatinya. Di samping itu ia juga banyak belajar fiqih dari: 1. al-‘Allâmah ‘Abd al-Jalil al-Qoronsyâwi, seorang tokoh terkemuka para ahli usul fiqh. 2. al-‘Allâmah al-Husainî al-Syeikh, orang tua dari Dr. ‘Abd al-Fatâh al-Syeikh (Mantan Rektor Al-Azhar). 3. al-Syeikh al-‘Allâmah Jâdu al-Rabbi al-Azhari pada tahun 1990 M tentang usul fiqh dan perbedaan-perbedaan dalam usul fiqh.

32

Semua guru-guru ia dulu belajar di Fakultas Al-Azhar pada tahun 88-an. Selain mempelajari ilmu fikih41 dan usul fikih, Ia juga mempelajari Ilmu Faraid42 kepada: al-‘Allâmah al-Syeikh Ibrâhîm Madkûr dan al-Syeikh ahmad al-‘Audî dan membaca sebagian karya Ibnu Rusyd tentang Bidâyatu al- Mujtahid. Ia juga mempelajari bahasa dan metodologi penelitian serta metodologi mengtahkik kepada banyak para tokoh, diantaranya: 1. al-‘Allâmah Dr. Mahmud ‘alî Makî, Ia adalah penulis tahqiqat, tahqiqat buku-buku bahasa dan sastra Andalusia yang mengagumkan (semoga Allah memberi rahmat kepadanya). 2. al-‘Allâmah Dr. ‘Abd al-Hakîm Râdî yang menangani penerbitan buku silsilah dzakhâir (semoga Allah memberikan kebaikan dan panjang umur). 3. al-‘Allâmah Dr. Syauqî Dhayf, yang memimpin Lembaga Bahasa Arab. Ia banyak memberikan kontribusi buku-buku islam pada perpustakaan yang jumlahnya lebih dari 100 pengarang. (semoga Allah memberi rahmat kepadanya). 4. al-Syeikh Sâmî ibn al-‘Arabi, yang telah memberikan ijazah.

41 Kata Fikih menurut aplikasi KBBI luring Edisi Kelima Versi 0.2.0 Beta (20), (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016) adalah ilmu tentang hukum islam. 42 Kata Faraid menurut KBBI luring Edisi Kelima Versi 0.2.0 adalah pembagian harta pusaka; aturan pembagian harta pusaka.

33

5. al-Syeikh al-‘Allâmah Ahmad Sa’îd. Ia merupakan suami dari saudara perempuannya (ipar) dan ia juga sebagai Syeikh Qira'at di Madinah al-Munawwaroh. Ia hidup sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di sana. Ahmad Sa'id memberi ijazah kepada penulis dalam banyak buku hadis, aqidah, fikih dan usul fikih. (semoga Allah memberikan rahmat kepadanya). 6. al-Syeikh Muhammad ibn Ismâ’îl. semoga Allah menjaganya. Dan masih banyak yang lainnya.

Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb banyak memperoleh ilmu dari para syekh43, para guru dan para mahasiswa pada saat itu. Ia juga bertemu dan belajar langsung kepada al- Syeikh al-Bânî pada tahun 70-an, di mana beliau wafat yakni di Sinbillawain. Pada saat itu Syeikh al-Bânî sedang إذا تبايعتم بالعينة واتبعتم أذناب ) :menjelaskan hadis yang berbunyi ia mendengar secara langsung sebagaimana ia belajar ( البقر . . . dari al-Syeikh 'Abd al-Majîd al-Syâfi’î, Dr. al-Sayyid al-Tawîl dan kepada al-Syeikh Sayyid Sâbiq. 4. Karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb Syeikh Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb sudah banyak menerbitkan karyanya di Timur Tengah. Selain mempunyai karya cetak ia juga sebagai penulis buku dan Manuskrip serta mempunyai proyek ilmiah. Akan tetapi, sedikit dari

43 Kata syekh menurut aplikasi KBBI luring Edisi Kelima Versi 0.2.0 Beta (20), (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016) adalah kata sapaan kepada orang Arab (terutama orang Arab keturunan sahabat Nabi).

34

masyarakat indonesia yang mengetahui dan mengenal banyak karyanya. Beberapa karya ia selain buku Al-Qurân Ghayyaranî ialah: a. al-Munnatu al-Radiyatu Syarh Qauluhu (Sallallâhu ‘alaihi wa Sallam) “Innamâ al-A’malu bi al-Niyah”. b. Irdâ`a Rabbu al-Anâmi bi Syarhi ‘Umdatu al-Ahkam (al- Juz`u al-Awwal) c. Itmâmu al-Rasfi bi Dzikri mâ Hautihi Sûratu al-Saf min al- Ahkâmi wa al-Wasfi. d. Al-Waqfu al-Islâmî wa Daurahu fî al-Iqtisâd al-Misrî al- Hadîts. e. Al-Dahwu bi Ma’rifatillah (al-Juz`u al-Awwal). f. Al-Qaulu al-Mufîdu fî ahkâmi al-Siyâmi wa al-I’tikâfi wa Zakâti al-Fitri wa al-‘Îdi. g. al-Mujmal al-Sahîhu,in Ahâditsi al-Rasûl (Sallallahu ‘alaihi wa Sallâm). h. Al-Tarkîb al-Nahwî wa Daurahu fî Tafsîri al-Qurân, Dirâsati li-Uslûbi al-Nidâ`I fî Sûrati al-Baqarah. i. Dauru al-Lughah fî Ta`wîli al-Qurân, Dirâsati fî Majmû’i Fatâwi Syaikh al-Islâm Ibn Taymiyah. j. Manhaju al-Madrasati al-Zâhiriyati fî Tafsîri al-Nusûsi al- Dîniyati- Dirâsati fî Turâtsi Ibn Hazmi. k. Dan lain-lain Selain karya-karya di atas, ada sejumlah karya yang masih berbentuk buku dan manuskrip. Karya-karya tersebut antara lain: Syarhu al-‘Aqîdati al-Wâsitayyati li Syaikhi al-Islâm Ibn Taymiyah, Mi’yâru al-Iltizâm, Muqadimatu fî ‘Ulûmi al-Qurân,

35

al-‘Umûmu wa al-Khusûsu Baina al-Lughâwiyayni wa al- Uslûbiyayni, Qirâ`âtu fî ‘Ilmi al-Qurân, al-Bid’atu wa Khutûratuhâ fî al-Dîni wa al-Hayâti, Maqâlâtu fî al-Tarbiyah, Sîrah Ibn Hazm al-Zâhiri rahimahullah, Sîrah Ibn Taymiyah rahimahullah dan lain-lain. Ahmad ‘Abd al-Rahmân Al-Naqîb adalah admin al-Basira yaitu situs ilmiah untuk dakwah. Situs ini telah dibuat sejak lebih dari 9 tahun dan diikuti oleh ratusan ribu followers. Alhamdulillah, juga telah dimuat dalam majalah “al-Mahjatu al- Baidâ`i” dan majalah jurnal ilmiah murni. Majalah tersebut telah terbit dari 40 nomor pada tahun-tahun terakhir ini. Alhamdulillah ia mempunyai banyak teman dan murid yang menyukainya di Mesir dan luar Mesir. Ia memang pantas mendapat penghargaan tersebut. Ia belajar sepanjang pertemanannya dengan para ulama. Ia banyak mengambil pelajaran dari Al-Quran, Sunnah, peninggalan (tradisi) para Salafus Saleh, dan memperdalam kitab para ulama, khususnya ibn Taymiyah (semoga Allah memberi rahmat kepadanya). Demikianlah, Ahmad ‘Abd al-Rahmân al- Naqîb ini mempunyai metode yang jelas, yakni metode para nabi dalam berdakwah. Memperbaiki aqidah, akhlak, pemahaman (keagamaan), dan perbuatan yang menuju pada kebaikan. Menyempurnakan kekurangan yang ada, dengan memberi nasihat kepada yang lebih baik bukan kepada yang lebih buruk. Dan memang seharusnya penulis tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan, baik mereka yang mengkkafirkan kelompok lain. Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb tidak suka pada hal yang menyimpang dari jalan yang lurus, bid’ah, zholim dan maksiat. Ia

36

selalu mendekatkan diri kepada Allah, mencintai para ulama dan orang-orang yang mengutamakan kebaikan, gemar menyebarkan ilmu, perhatian terhadap akhlak, adab dan pendidikan. Dia tetap di dalam koridor Nabi Muhammad SAW, tanpa berlebihan atau dibuat-buat. Dia memiliki perhatian khusus terhadap sejarah dan ekonomi di samping ilmu agama dan bahasa. Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb adalah orang yang mencintai Allah, agama, umat, dan orang-orang muslim. Ia selalu menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Tidak peduli pada pujian, celaan atau penolakan. Ia mengalami apa yang dialami oleh kebanyakan manusia, seperti salah, lupa, atau keliru. Tetapi ia hanya mengharap kebaikan dari Allah SWT atas perbuatan yang mulia. Semoga Allah memanjangkan umurnya agar selalu dapat berbuat baik. Semoga segala dosa dan perbuatannya diampuni dan mendapatkan kemuliaan serta kebaikan-Nya. Allah adalah sebaik-baik pelindung (cukuplah Allah sebaik-baik penolong dan pelindung bagi kami). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam, semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.44 Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb juga sebagai Profesor dan Direktur Departemen Fundamental Pendidikan di Mansoura University di Mesir. Penulis berbagai artikel dan buku, ia telah berpartisipasi dalam beberapa konferensi nasional dan internasional tentang pendidikan. Di antara karya-karyanya

44 http://cms.albasira.net/pages/page/about diakses pada tanggal 04 Desember 2017 Pukul 23.47 WIB.

37

adalah: Filosofi Pendidikan Ibn Sina; Pelatihan Medis Teoritis dan Praktis Muslim; Studi tentang Pendidikan Islam; Tingkat Keterlibatan Islam di antara Siswa; dan Pendidikan Islam (semua dalam bahasa Arab).45

45 Diterjemahkan dari http://www.muslimheritage.com/authors/abd-al- rahman-al-naqib diakses pada tanggal 22 April 2018 Pukul 08.11 WIB.

38

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN METODE PENERJEMAHAN SEMANTIS YANG DIGUNAKAN

Pada bab ini, peneliti akan memberikan pertanggungjawaban hasil terjemahan buku Al-Qurân Ghayyaranî yang peneliti terjemahkan sendiri. Pertanggungjawaban ini merupakan deskripsi dari terjemahan kata, frasa atau kalimat TSu yang artinya tidak ditemukan atau tidak sesuai dalam kamus. Selanjutnya peneliti akan menguraikan darimana arti kata tersebut didapat, bagaimana cara menerjemahkannya dan mengapa kata, frasa atau kalimat tersebut menurut kamus luring بليغة diterjemahkan seperti itu. Seperti kata al-ma’âni Arab-Indonesia memiliki arti : berbekas, baligh, pubertas, pandai bicara, lancar bicara.1 Diterjemahkan menjadi menyentuh karena menyesuaikan konteks dengan melihat kata Jadi lebih tepat jika .موعظةً sebelumnya, yakni pada kata diterjemahkan menjadi nasihat yang sampai. Adapun jika artinya sesuai atau ditemukan dalam kamus, maka kata, frasa atau kalimat tersebut tidak dideskripsikan.

A. Terjemahan Buku Al-Qurân Ghayyaranî Karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb

No Bahasa Sasaran Bahasa Sumber

1 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring).

39

40

1. Al-Quran Mengubahku

Mukadimah Cetakan ke 2 2. empat Segala pujian itu hak Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan- Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk, maka tidak ada yang dapat 3. menyesatkannya. Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada-Nya. Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah, tuhan yang maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad

,menurut kamus aplikasi al-Ma’ânî Arab-Indonesia (Atef مقدمة Kata 2 Sharia, versi 1.1) memiliki arti pendahuluan; mukaddimah; pembukaan; bagian depan; perkenalan; kata pengantar; prakata; barisan depan; pelopor; pengawal bagian depan. Diterjemahkan dengan kata mukadimah sendiri, karena sudah terdapat dalam KBBI Kemendikbud Edisi Kelima (Versi 0.2.0) yang memiliki arti pendahuluan; kata pengantar.

41

adalah hamba dan rasul Allah. “wahai orang-orang yang يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ beriman! Bertakwalah حَّقَ ّتُقَاّتِهِۦ وَّلَا ّتَمُوّتُنَ إِّلَا وَأَنتُم kepada Allah sebenar-benar 4. takwa kepada-Nya dan مُسّْلِمُونَ jangnalah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim ” (Q.S Al-Imran : 102). 3 “wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (adam), يَٰٓأَيُهَاٱّلنَاسُ ٱّتَقُوا۟ رَّبَكُمُ ٱّلَذِى dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari خَّلَقَكُم مِن نَفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَّلَّقَ (dirinya); dan dari keduanya مِنْهَا زَوْجَهَا وَّبَّثَ مِنْهُمَا رِجَاّلًا 5. Allah memperkembangbiakan كَثِيرًاوَنِسَآءً ۚ وَٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ ٱّلَذِى laki-laki dan perempuan yang ّتَسَآءَّلُونَّبِهِۦ وَٱّلْأَرْحَامَ ۚ إِنَ ٱّلّلَهَ banyak. Bertakwalah kepada كَانَعَّلَيْكُمْ رَقِيبًا Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

3 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

42

mengawasimu” (Q.S An- Nisa: 1).4 “wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu يَٰٓأَ يُهَاٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (Q.S وَقُوّلُوا۟ قَوّْلًا سَدِيدًا Al-Ahzab: 70).5 “niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu 6. يُصّْلِحْ ّلَكُمْ أَعْمَّٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ ّلَكُمْ -dan mengampuni dosa

ذُنُوّبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱّلّلَهَ وَرَسُوّلَهُۥ dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul- فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Nya, maka sungguh, dia menang dengna kemenangan yang agung.” (Q.S Al-Ahzab: 71)6

Al-Quran merupakan nikmat Allah bagi umat islam. Oleh karena itu, umat islam terjaga sampai akhir zaman yang 7. sudah mendekati kiamat. Karena Al-Quran merupakan pusat kehidupan umat islam dan kutub jiwa serta poros

4 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 5 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 6 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

43

segala persoalan yang berpusat pada orbitnya. Maka umat islam selalu dalam kebaikan selama ia mengagungkan dan terpaut dengan Al-Quran.

Benar, buku ini diperuntukkan untuk umat islam sebagai pengokoh ikatan antara umat dengan wahyu. Karena taufik dan 7 8. karunia Allah buku ini terbit 8 dan dicetak beberapa kali. Sambutan masyarakat pembaca dan peredarannya cukup besar. Ini yang mendorong penulis untuk

7 Kata ( ) tetap diterjemahkan sebagai wahyu, karena kata tersebut sudah terdapat di KBBI Luring Kemendikbud Edisi Kelima (Versi 0.2.0), yang memiliki arti petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. 8 Kata ( ) tetap diterjemahkan sebagai taufik, karena kata tersebut sudah terdapat dalam KBBI Luring Kemendikbud Edisi Kelima (Versi 0.2.0), yang memiliki arti pertolongan Allah SWT.

44

terus memperbaikinya agar menjadi lebih baik, seperti apa yang saya harapkan.

Semoga Allah menerima amal kami dengan sebaik- baiknya. Semoga Allah memberikan saya dan umat islam yang saya cintai kebenaran, keikhlasan, hidayah, keteguhan dan rasa 9. butuh kepada Allah tidak pada yang lain serta wafat dalam keadaan husnul

khatimah. Segala puji bagi 9 Allah tuhan semesta alam. Shalawat serta salam, semoga Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada

9 Frasa pada kata ( ) tetap diterjemahkan husnul khātimah karena frasa tersebut sudah dikenal di kalangan umat muslim. Dalam buku Asma-ul- husna: sumber ajaran tauhid/ tasauf karya Haderanie HN halaman 103 disebutkan husnul khatimah adalah menutup akhir hayat dengan keadaan yang baik.

45

keluarga dan sahabatnya.

10 10. Kata Pengantar

Segala pujian itu hak Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan- Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. 11. Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada-Nya. Aku bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tuhan yang maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba

10 Bersumber dari artikel khutbah jumat di Kegubernuran Asy-Syarqiyah pada tanggal 15 Jumadilakhir 1433 H/ 6 Mei 2012 M. Sebagian dari mereka menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu. Semoga Allah membalas kebaikan mereka.

46

dan rasul Allah. “wahai orang-orang yang يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ beriman! Bertakwalah حَّقَ ّتُقَاّتِهِۦ وَّلَا ّتَمُوّتُنَ إِّلَا وَأَنتُم kepada Allah sebenar-benar 12. takwa kepada-Nya dan مُسّْلِمُونَ jangnalah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim ” (Q.S Al-Imran : 102). 11 “wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (adam), يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ ٱّتَقُوا۟ رَّبَكُمُ ٱّلَذِى dan (Allah) menciptakan خَّلَقَكُم مِن نَفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَّلَّقَ pasangannya (hawa) dari مِنْهَا زَوْجَهَا وَّبَّثَ مِنْهُمَا رِجَاّلًا dirinya); dan dari keduanya) كَثِيرًاوَنِسَآءً ۚ وَٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ ٱّلَذِى Allah memperkembangbiakan ّتَسَآءَّلُونَّبِهِۦ وَٱّلْأَرْحَامَ ۚ إِنَ ٱّلّلَهَ laki-laki dan perempuan yang .13

كَانَ عَّلَيْكُمْ رَقِيبًا banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan

kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu” (Q.S An- Nisa: 1).12

11 Mengikuti terjemahan Kementerian Agama RI. 12 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

47

“wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu يَٰٓأَيُهَاٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (Q.S وَقُوّلُوا۟ قَوّْلًا سَدِيدًا Al-Ahzab: 70).13 “niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu 14. يُصّْلِحْ ّلَكُمْ أَعْمَّٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ ّلَكُمْ -dan mengampuni dosa

ذُنُوّبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱّلّلَهَ وَرَسُوّلَهُۥ dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul- فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Nya, maka sungguh, dia menang dengna kemenangan yang agung.” (Q.S Al-Ahzab: 71)14

Kemudian adapun setelah itu: Perkataan yang paling baik adalah firman Allah. Tuntunan yang paling baik 15. adalah tuntunan Nabi Muhammad SAW. Perkara yang paling buruk adalah sesuatu baru yang diadakan. Semua perkara baru yang

13 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 14 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

48

diadakan adalah bid'ah. Semua yang bid’ah sesat dan yang sesat tempatnya di 15 dalam api neraka. Ketika orang-orang bertemu, mereka saling bercakap- cakap tentang nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT pada mereka. Mayoritas mereka memutus antara nikmat dan pemberi nikmat. Mereka berbicara tentang harta, kesehatan, anak-anak, 16. ilmu, taufik, kesuksesan, tanah, hewan, buah, pertanian, yang semuanya berasal dari Allah SWT, tetapi mereka tidak menghubungkan kepada sang pemberi nikmat, yakni Allah yang maha esa; yang cukup berkata jadi, maka jadilah.

15 Kata menurut kamus Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1474 memiliki arti bersinar; api tetapi kata tersebut memiliki kesamaan kata dengan yang memiliki arti neraka. Sehingga setelah melihat konteks peneliti mengambil kesimpulan untuk menerjemahkan api neraka.

49

Mereka memutus antara nikmat dan pemberi nikmat Saat mereka menyebut- nyebut nikmat, sebutan ini tak mampu memperkuat iman dan tekad mereka. Oleh karena itu, kegembiraan mereka terhadap nikmat ini merupakan kegembiraan yang tercela.

18 Qarun diberikan Allah kekayaan yang banyak, sampai kunci-kunci tempat

harta simpanan (gudang) tak 19 17. mampu dipikul oleh sekelompok laki-laki, meskipun ia gagah (kuat) karena banyaknya harta

18 Qarun adalah sepupu Musa A.S, Lihat: al-Tabari, Muhammad Ibn Jarir (wafat 310 H), tafsir al-Tabari Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta`wil al-Qurân (20/ 105- 106) tahqiq: al-Turki, dâr âlam al-Kutub, Saudi Arabia: Cetakan 1-1424 H/ 2003 M. 19 kata dalam kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h. 1232 .yang memiliki arti harta simpanan كنز merupakan bentuk jamak dari kata

50

tersebut. Bagaimana kita bisa membayangkan jumlah harta yang sangat besar, seperti: permata, marmer, emas dan perak. Semua harta ini dikunci dengan gembok. Allah berfirman: “kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah ٓ ۥ ٓ -orang yang kuat-kuat. ” [Al Qashas: 76].16 Ketika ۟ diingatkan padanya beberapa nikmat itu dari Allah, Dia (Qarun) berkata, ٓ ۥ sesungguhnya aku diberi“ (harta itu), semata-mata ٓ ۚ karena ilmu yang ada padaku” [Al-Qashas: 78].17

Kekayaan yang luar biasa ini, perbendaharaan yang besar ini, dan nikmat yang berbagai macam ini, sesungguhnya aku memperolehnya dari

16 Mengikuti terjemahan Kementerian Agama RI. 17 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

51

jeripayah dan keringatku. Aku mengumpulkan uang sedikit demi sedikit kemuadian Aku bangun 20 rumah ini satu bata demi satu bata. 21

Qarun memutus hubungan antara nikmat dan pemilik nikmat, ia melihat dirinya dalam kenikmatan, tanpa melihat pemilik yang meberikan nikmat tersebut. Oleh karena itu, kegembiraan 18. yang dimilikinya adalah kegembiraan yang tercela. ۖ Sebagaimana ketika kaumnya berkata kepadanya, “janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang

20 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h. 1107 adalah jenis mata uang. Peneliti tidak menerjemahkannya secara harfiah, karena jika diterjemahkan secara harfiah saja, pesan yang akan disampaikan kurang mudah dipahami. 21 Kata dalam kamus Wehr English & Arabic Dictionary h. 856 diartikan sebagai brick; adobe. Kemudian kata brick dan adobe ini peneliti cari maknanya dalam kamusku luring Inggris-Indonesia (v6.0.7) yakni bata, batu, bata merah, bata jemuran, batako.

52

membanggakan diri.” [Al- Qashas: 76].22Contoh kegembiraan yang juga tercela adalah: Jika seandainya seorang memiliki banyak anak yang masuk universitas dan setelah lulus menjadi guru, dokter, insinyur, pedagang, kemudian menikah setelah itu melahirkan. Kemudian masing-masing dari mereka memiliki rumah, tanah dan tempat tinggal mereka. Dan dia menceritakan tentang anak-anaknya, berbicaranya penuh rasa bangga. Anak- anakku melakukan hal ini, anakku yang kedua berkata demikian, anakku yang ketiga membangun ini, dan anakku yang keempat sedang pergi untuk kuliah doktornya. Ia banyak membicarakan tentang hal ini, Tapi ia tidak

22 Mengikuti Terjemahan Kemeterian Agama RI.

53

mengingat Allah yang memberikan nikmat itu padanya. Ini merupakan kegembiraan yang tercela karena di dalamnya terdapat rasa sombong. Seorang muslim boleh merasa senang dengan semua itu, tetapi jangan lupa bahwa semua ini merupakan nikmat dari Allah SWT. Sehingga kegembiraan ini menjadi kegembiraan yang terpuji.

Ketika Islam datang untuk mengatur kehidupan dan

menjelaskan nilai akhlak yang wajib dimiliki, sebenarnya Islam menginginkan seorang : 19. muslim memiliki manhaj dalam urusan kehidupannya, baik dalam akidah dan : akhlak. Islam tidak hanya mengatur tentang akidah ! . . tetapi memfungsikan akidah untuk menghasilkan akhlak .

54

yang mulia. Hubungan antara akidah yang baik dan akhlak yang mulia menjadi seorang muslim berideologi yang memiliki akhlak baik.

.

Ketika merasa senang, harus kita uji dengan beberapa : pertanyaan: mengapa merasa

senang? Kapan merasa senang? Dan bagaimana 20. merasa senang? Ketiga pertanyaan ini yang menentukan keberadaanmu dan menjelaskan asal-usulmu ketika Allah menciptakanmu. .

Al-Quran menjelaskan 21. kepada kita tentang masalah

55

ini. Dan memberitahukan kita pada kebenaran yang seharusnya dalam masalah ini. Hal tersebut terdapat dalam kedua ayat yang mewajibkan seorang muslim untuk menghafalnya. Allah : يَٰٓأَيُهَا SWT berfirman: “wahai manusia! Sungguh, telah ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن datang kepadamu pelajaran رَّبِكُمْ وَشِفَآءٌ ّلِمَا فِى ٱّلصُدُورِ (Al-Quran) dari tuhanmu, وَهُدًى وَرَحْمَةٌ ّلِّلْمُؤْمِنِينَ penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan

petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (Q.S : قُلْ ّبِفَضْلِ ٱّلّلَهِ Yunus: 57).23 وَّبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَّٰلِكَ فَّلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ ,(katakanlah (Muhammad“ خَيْرٌ مِمَا يَجْمَعُونَ ( dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya hendaknya dengan itu mereka gembira. ( Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Q.S Yunus: 58).24 Kedua ayat ini menunjukan, 22. apabila seorang muslim

23 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 24 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

56

membaca dan merenungkan keduanya maka bermanfaat ا يَٰٓأَيُهَ ٱّلنَاسُ untuknya. Insyaallah. Kalimat sebagian ahli ” يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ “ ilmu berkata: sesungguhnya : pesan ini ditujukan untuk 25 orang quraisy, tetapi bukan pesan secara khusus melainkan menjadi kata ” ٱّلنَاسُ “ umum. Maka kata berlaku untuk semua : 26 manusia, baik orang muslim, kafir, ateis, ahli kitab dan : pemuja berhala.

25Lihat: al-Qurtubi, Muhammad Ibn Abi Bakr (wafat: 671 H), al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qurân (10/11), Mu`assasah al-Risâlah, Beirut, Libanon, Cetakan 1 – 1427 H/ 2006 M. 26 Lihat: al-Zinjâni, Mahmud ibn Ahmad (wafat: 656 H), Takhrij al-Furû’i ‘alâ al-Usûl (1/361), Mu`assasah al-Risalah, Beirut, Libanon, Cetakan 2-1398 H. Llihat: al-Subkî, ‘Abd al-Wahâb ibn Taqiy al-dîn (wafat: 771 H), al- Asybâhu wa al-Nazâ`ir (2/ 136-139), Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, Libanon, Cetakan 1-1411 H/ 1991 M. Lihat: al-Zarkasyi, Muhammad Ibn ‘Abdullah (wafat: 794 H), al-Burhân fî ‘Ulûmi al-Qurân (1/ 23), Dâr al- Ma’ârif, Beirut, Libanon, Masaurah ‘an dâr ihyâ` al-Kutub al-‘Arabiyah, Cetakan 1-1376 H/ 1957 M, dan Ibn al-Lihâm, ‘Alî Ibn Muhammad (wafat: 803 H), al-Qawâ’id wa al-Fawâ`id al-Usûliyah wa mâ Yatbi’uhâ min al- Ahkâmi al-Syar’iyah (1/ 139), al-Maktabah al-‘Asriyyah, Beirut, Libanon 1420 H/ 1999 M.

57

ٓ bukan untuk ”قَدْ“ Kata menunjukan keraguan atau 23. sedikit. Tetapi untuk meyakinkan. 27

ٓ -telah datang kepadamu Al“ Quran dari tuhanmu”. Kata

ٓ “ pada kata ” “

” mengandung arti

memulai. Dia berkata: aku berjalan dari negeriku. Jika aku memulai perjalanan dari 42. tempat ini, maka nasihat bermula dari Allah, baik perintah maupun izin-Nya merupakan balasan dan perhitungan yang kembali kepada Allah. Karena Allah yang mensyariatkan dan memerintahkan atas izinnya. Kalau engkau sudah

27 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h.283 memiliki arti penelitian, penyelidikan, pemeriksaan. Diterjemahkan dengan kata meyakinkan karena antonim dari kata sebelumnya yakni yang berarti keraguan.

58

dinasihati, kemudian sudah bertaqwa, sudah dapat dipercaya dan sudah berbuat baik serta berperilaku saleh, berarti nasihat itu balasan dan perhitungan dari Allah.

Maksud dari nasihat menurut para ulama adalah Al-Quran. 28 Al-Quran menggambarkan tentang nasihat. Karena orang mukmin menasehati dengan Al-Quran. Dan juga Al-Quran merupakan obat, petunjuk dan rahmat. Al-Qurtubi (semoga Allah 25. menyayanginya) berkata: “Penyembuh bagi penyakit- ٓ penyakit yang berada dalam dada” seperti penyakit keraguan, kemunafikan, perselisihan dan perpecahan. Kemudian sebagai petunjuk bagi siapa yang mengikutinya. Kemudian sebagai rahmat (nikmat) yang

28 Al-Qurtubî, al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qurân (11/10).

59

dikhususkan bagi orang- orang yang beriman. Karena orang beriman mampu 29 memanfaatkan iman mereka dengan memahami Al-Quran. (Ketika Al-Quran bermanfat, maka pada saat itupula Al- Quran telah menjadi rahmat). Allah berfirman: “maka berilah peringatan dengan Al-Quran kepada siapa pun : yang takut kepada anacaman- Ku” (Q.S Qaf:45).30 Dan Allah berfirman: “dan ۥ sngguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan 42 bagi orang-orang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Q.S Qaf: : 37).31 Yang menasehati dengan Al-Quran: tidak : semua manusia dapat mendapat nasehat dari Al-

29 Al-Qurtubî, al-Jâmi’ li Ahkâmi al-Qurân (11/10). 30 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 31 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

60

Quran. Orang yang tersentuh hatinya dengan Al-Quran, ialah seorang mukmin sejati. Semua Al-Quran berisi tentang nasihat-nasihat, baik berkaitan dengan tauhid, hukum-hukum, cerita atau berita. Maksud dari nasihat : adalah perkataan yang menyentuh hati. Menurut Ibn Fâris nasihat adalah

peringatan dan nasihat berasal : Sedangkan .”الوعظ“ dari kata menurut Khalîl nasihat adalah mengingatkan pada kebaikan dan melembutkan hati. 32 Menurut Ibn Manzur nasihat . << adalah peringatan terhadap : akibat suatu perbuatan. Kemudian menurut Ibn Sayyidah, nasihat merupakan peringatan engkau terhadap : orang lain yang membuat hatinya lembut terhadap

32 Ibnu Faris, Ahmad ibn Faris (wafat: 395 H), Mu’jam Maqâyis al-Lughah (6/ 126), Tahqiq: ‘Abd al-Salâm Hârûn, Dâr al-Jîl, Beirut, Libanon, 1420 H/ 199 M.

61

perbuatan yang mendapatkan pahala dan menjauhi perbuatan yang mendapatkan 33 . siksa. Nabi memberi nasihat kepada para sahabatnya yang mulia. Dari al-‘Irbâd ibn Sâriah ra, berkata: Rasulullah SAW telah memberi nasihat yang sangat menyentuh kepada kami, sehingga membuat air mata berlinang

dan menjadikan hati kami

bergetar. Nasihat menyentuh 34 pada hadis diatas mengandung makna kata-kata : 35 yang keluar dan membekas di hati, sehingga hati kami tersentuh dan berlinang air

mata. .

33 Ibn Manzur, Muhammad ibn Mukrim (wafat:711 H), Lisânu al-‘Arab (6/ 4873), Dâr al-Ma’ârif, Kairo 1981 M. 34 Sahîh. Akhrajahu al-Tirmidzi (2676), Abu Daud (4607), Ibn Majah (43), Sahhahu al-Albânî fi Silsilah Sahîha (937). menurut kamus luring al-ma’âny Arab-Indonesia memiliki arti بليغة Kata 35 : berbekas, baligh, pubertas, pandai bicara, lancar bicara. Diterjemahkan menjadi sampai karena menyesuaikan konteks dengan melihat kata Jadi lebih tepat jika diterjemahkan .موعظةً sebelumnya, yakni pada kata menjadi nasihat yang sampai.

62

Al-Quran seluruhnya berisi tentang kebaikan dan keberkahan. Oleh karena itu Al-Quran merupakan kitab Allah yang luar biasa. : Apabila engkau membaca Al- Quran, seakan-akan ia : membisikkanmu! Apabila ! : engkau membacanya dan engkau sedang sedih, ia akan ! : menghiburmu. Apabila 27. engkau membacanya dan : merasa kesepian, maka ! engkau akan terhibur. Apabila engkau membacanya ! : dan merasa bodoh, ia akan mengajarimu. Apabila engkau ! : 36 membacanya dan merasa ketakutan, ia akan memberikan rasa aman .37 untukmu. Apabila engkau membacanya dan merasa bimbang, engkau akan

36 Kata tidak diterjemahkan, karena mengandung arti yang sama dengan kata sebelumnya yakni pada kata . 37 Kalimat ( ) diterjemahkan menjadi engkau akan merasa teguh dalam pendirian, karena menyesuaikan konteks.

63

merasa teguh dalam pendirian.

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم wahai manusia telah datang“ kepadamu Al-Quran dari مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ Tuhanmu”. Nasihat ini merupakan nasihat yang gemilang. Perkataan ini yang menyentuh dan membelah hati serta menjadikannya sebagai penghubung dengan Allah. Nasihat ini dari Allah. 42. Jika ada penghubung dengan Allah, maka disitu pasti ada kebaikan dan keberkahan. Jika memutus hubungan dengan Allah, maka disitu terdapat kebencian dan keburukan. Jika ada nasihat dari Allah, maka ia berada dalam kebaikan dan keberkahan.

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم wahai manusia telah datang“ kepadamu Al-Quran dari مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ Tuhanmu”. Mengapa manusia .29 tidak menyambut pada Al-

Quran? Mengapa manusia

64

tidak berkumpul dengan Al- Quran agar mendapatkan petunjuknya? ada salah seorang sahabat Rasulullah SAW, ia menggandeng tangan saudaranya, kemudian

beekata: duduklah bersami kami orang mukmin selama satu jam, maka keduanya duduk dan membaca Al- Quran kemudian keduanya 39 mengingat Allah. Allah SWT berfirman: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yng takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang ۚ kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah . : petnjuk Allah.” (Q.S Az- Zumar:23).38

38 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 39 Sahîh. Akhrajahu (mu’alliqan) al-Bukhâri (Bâbu Qaul al-Nabi: Buniya al-Islâm ‘alâ Khamsi), Wa Waslihi ibn Abi Syaibah, fî Kitâbi al-Îmân (105, 107), Al-Qâsim ibn Salâm (wafat:224 H), Kitâb al-Îmân (20) Tahqîq al-

65

Al-Quran merupakan nasihat

Allah. Ketika seseorang melakukan dakwah, maka ia akan menjumpai seorang yang mengumpat, menghina, membicarakan tentangnya dan ragu terhadap dakwahnya. Kemudian menjumpai adanya kesedihan. Ketika dibacakan kisah para !! nabi di dalam Al-Quran, apa 30. yang dilakukan orang-orang terhadap Nuh? Dan apa yang

dilakukan orang-orang pada Hud, Shaleh, Lut, Musa. Ketika engkau membaca sikap para nabi ini engkau memperoleh nasihat. Maka akan menambah kekokohan dan keyakinanmu dalam

manhaj mu. Janganlah engkau menyimpang dan meninggalkan dakwahmu,

Albânî, Dâr al-Ma’ârif, Riyad, Cetakan 1, 1421 H/ 2000 M, Al-Lâlikâ`î, Hibatullah ibn Hasan (wafat: 418 H), Syarah I’tiqâd Ahlu al-Sunnah (1707), Dâr Tayyibah, Riyad, Saudi Arabia, Cetakan 9, 1426 H/ 2005 M, Sahhahahu al-Albânî fî hâsyiyatihi ‘alâ Kitâb al-Îmân li ibn Abi Syaibah (1/ 105), al- Maktab al-Islaâmî, Beirut, Libanon, Cetakan 2, 1983 H.

66

tetapi jadikan cerita ini memperkuat dirimu untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah pada setiap nilai keburukan dan kehinaan. .

ٓ -telah datang kepadamu Al“ Quran dari Tuhanmu”. Contohnya: jika engkau : diberi ujian anak-anakmu tidak mentaatimu, mereka meninggalkan shalat, 40 menjauhkan diri dari sisi 31. Allah, memiliki hati yang 41 sempit, maka bacalah Quran olehmu untuk menemukan kisah anak Nuh. Kemudian, nasehatilah dengan kisah ! tersebut! Bacalah Al-Quran

dalam keadaan apapun,

40 Kata dalam kamus luring Al-Ma’ânî Arab-Indonesia (Versi 1.1) memiliki makna memendekkan; membuat lebih pendek; membatasi; mengurangi. Diterjemahkan menjauhkan karena melihat koteks. 41 Frasa merupakan idiom yang jika diterjemahkan secara harfiah mempunyai makna dada yang sesak, tetapi jika melihat konteks maka kata lebih cocok diterjemahkan menjadi hati yang sempit. Karena yang dimaksud adalah apa yang ada di dalam dada yakni hati.

67

bacalah Al-Quran dalam urusan apapun. Engkau akan menemukan keadaanmu berubah dengan Al-Quran. .

Ada sebuah kalimat yang harus diangkat dan diseru القرآن “ padanya yakni kalimat kami harus berubah ,”غيرني : dengan Al-Quran. Para sahabat yang mulia dulunya musyrik. Tetapi setelah mendengar Al-Quran, mereka mendapatkan nasihat dari Al- 32. Quran. Dan hidup mereka : berubah dengan Al- Quran.

Allah berfirman: “dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Alllah.” (Q.S At- Taubah: 6).42 :

42 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

68

Nabi berkata, apabila saya ingin menyebarluaskan islam pada seseorang, berarti ia juga akan menyebarkan Al- Quran padanya. Ketika ‘Utbah bin Rabî’ah datang

kepada Nabi SAW di Mekkah, ia bercakap-cakap pada orang yang meninggalkan dakwah kepada Allah dan membicarakan tentang . . . penguasa, jabatan dan harta.

33. Rasulullah SAW berkata: “apakah engkau sudah selesai : berbicara, Abu Walîd?” ia menjawab: “iya”. Rasulullah : SAW berkata: “maka : : ٓ sekarang dengarkanlah perkataan dariku”, kemudian ia menjawab: “lakukanlah”. ۥ Maka nabi membacakan awal Q.S Al-Fushilat ayat 1-5, ٓ

ۥ

69

۟ ٓ

. . . : - ۟

. ٓ . . .

. - : .

Yang artinya: “1. hâ mîm. 2. (Al-Quran ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. 3. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. 4. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi 44 kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan. 5. Dan mereka berkata, “hati kami sudah tertutup . . .” ” (Q.S Al-Fushilat: 1-5).43 Kemudian

43 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

70

Rasulullah melanjutkan bacaannya, maka utbah mendengarkannya. Lalu meletakkan kedua tangannya ke belakang punggungnya dan bersandar pada kedua tangannya tersebut sambil mendengarkan bacaan Rasulullah SAW hingga bacaan beliau sampai pada ayat sajadah. lalu melakukan sujud tilawah. Setelah itu Rasulullah bersabda: “Abu Walid, engkau telah mendengar apa yang kau dengar, maka sekarang terserah padamu”. Nabi apabila didatangi seorang yang ingin 34. mengetahui agama Allah, maka Nabi mengajarkan Al-

Quran. Dari ‘Ubâdah ibn

44 Diriwiyatkan oleh Ibn Ishaq dalam hadits Mursal, Lihat: Ibn Hisyam, ‘Abd al-Malik (wafat: 183 H), al-Sîrah al-Nabawiyyah (1/ 370-371) Dâr al- Sahâbah, Tantâ, Cetakan 1, 1416 H, 1995 M, Riwayat Baihaqî fî Dalâ`il al- Nubuwwah (2/ 205), Ibn Abi Syaibah fî (al-Musannif Hadits 32.560, dan lain- lain. Dia punya jalan lain yang dapat memperkuat riwayatnya bahkan dihasankan sanadnya oleh Albânî dalam Sahîh al-Sîrah al-Nabawiyyah halaman 161.

71

Samat r.a, ia berkata: Rasulullah adalah orang yang sibuk. Apabia ada seorang yang datang kepadanya untuk 45 minta berpindah (agama), Nabi menyerahkannya

kepada orang lain untuk mengajarkan ia Al-Quran. . . . Maka aku ajarkan ia Al- Quran. Nabi mengirimkan ia . . . kepada seorang yang dapat 46 membaca dan mengajarkan Al-Quran. Ini dikenal dengan sebutan Qurrâ`. Dari Anas, ia berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah sesedih ini. Wafatnya 70 sahabat pada : peristiwa Bi`ru Ma’ûnah 47 membuat beliau sedih karena mereka adalah para Qurrâ`

45 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h.1490 memiliki arti yang berpindah ke negeri lain. Diterjemahkan menjadi berpindah (agama) karena menyesuaikan konteks. 46 Dikeluarkan Ahmad (5/ 324) dan dihasankan oleh editor al-Musnad, al- Risâlah, 1421 H/ 2001 M. 47 Sedih

72

(penghafal Al-Quran).

48

.49 …

Adapun Al-Quran di zaman kita adalah tempat mengeluh keadaan umat kepada Allah. Maha Suci Allah. “dan Rasul

(Muhammad) berkata, ya Tuhanku, sesungguhnya ۟ .35 kaumku telah menjadikan Al- Quran ini diabaikan”. (Al- Furqan: 30).50 Al-Quran sekarang hanya : sekedar dibaca! Al-Quran 51 pada saat ini diletakkan di

48 Frasa ( ) tetap diterjemahkan Bi`ru Ma’unah karena bersifat menginformasikan peristiwa sejarah. Bi`ru Ma’unah adalah sebuah peristiwa tragis yang menimpa kaum muslimin dengan menewaskan 70 sahabat pilihan yang merupakan para qurra` (ahli membaca Al-Quran). Peristiwa ini mengguratkan kesedihan yang mendalam pada diri Rasulullah. 49 Sahîh. Akhrajahu Muslim (1550-Kitâb al-Masâjid). 50 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 51 Al-Lauk: Ahwan al-Madgho… wa madgho al-Syai` tadîruhu fî fîk… wa huwa idârah al-Syai` fî al-fami, Lihat: Lisân al-‘Arabî. (Al-Lauk: artinya lebih mudah dikunyah mengunyah sesuatu maksudnya membolak-balik sesuatu itu di dalam mulut).

73

mobil-mobil untuk mengharap keberkahan darinya. Surat Al-Fatihah dalam Al-Quran dibaca ketika membeli hewan atau pada saat akad pernikahan.

Mungkin ada sebagian orang yang membaca Al-Quran !!! pada saat Bulan Ramadhan dan bukan pada saat Bulan !! Ramadhan melainkan pada saat kekasih atau sahabatnya meninggal. Kami mendengar tetangga membaca ayat suci Al-Quran, kami berkata: Insya Allah baik. Ada orang yang meninggalkah? Seperti inikah umat Al-Quran? Inikah . . . yang dicintai Allah? Semua ini dan yang seumpama !! dengan ini tidak boleh terjadi. Sebab Al-Quran merupakan !! nasihat dari Allah. “wahai manusia! telah datang ! kepadamu Al-Quran dari

Tuhanmu”.

74

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ

(Penyembuh bagi penyakit وشِفَآءٌ ّلِمَا فِى ٱّلصُدُور yang ada dalam dada) yakni yang berada di dalam dada. Apa yang berada dalam dada? : ialah hati. Hati yang sakit.

Penyakit hati ini bukanlah penyakit yang menimpa bagian arteri koroner atau 36. yang diakibatkan oleh katup jantung. Penyakit ini mudah menyerang. Mungkin dapat

membuat proses jantung 53 52 terbuka, mengganti katup jantung atau menghubungkan 54 arteri ke arteri lainnya dan semuanya merupakan perkara yang mudah.

52 Diterjemahkan menjadi arteri berdasarkan pada https://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%B4%D8%B1%D9%8A%D8%A7%D9%8 6 diakses pada tanggal 29 April 2019 Pukul 08.10 WIB. 53Talal Abu Ghazaleh Organization, Mu’jam Talâl Abû Ghazâlih li al- Barâ`ati al-Ikhtirâ’i, (Al-Manhal, 2012), h. 55. 54 Kata dalam Kamus Luring Mutarjim (V1.2) mempunyai makna katup. Jadi Frasa diartikan menjadi katup jantung.

75

.

Ada beberapa jenis penyakit hati yang lain, diantaranya cinta terhadap maksiat. Seseorang selalu berada

dalam maksiat karena 55 mengikuti hawa nafsunya. Ini merupakan penyakit yang 37. fatal dan mematikan. Tidak mungkin dapat diobati dengan operasi. Maka bagaimana sesorang dapat mengobati penyakit karena hawa nafsunya? Engkau menemukan seorang sahabat yang mencintai maksiat dan

55 Lihat: Ibn Taymiyah, Ahmad ibn ‘Abd al-Halîm (wafat: 728 H), Amrâdu al-Qulûbi wa Syifâihâ (halaman 27) al-Matba’ah al-Salafiyyah, Kairo, Mesir, Cetakan kedua, 1399 H. 56 Frasa dalam Kamus Luring Mutarjim (V1.2) memiliki makna operasi pembedahan; perawatan medis. Peneliti menerjemahkannya cukup dengan kata operasi saja. Karena kata ini lebih umum dan mudah dimengerti.

76

tertarik untuk melakukan maksiat. Ia menghabiskan waktunya dengan senang berbuat maksiat, berteman dengan kejahatan, keburukan, menyia-nyiakan waktu, menghamburkan uang, hilangnya ketaatan dan di manakah hati orang tersebut? ia tidak sadar, tidak mengerti dan tidak ingin berubah. Mengapa? Karena hatinya sakit.

Adapun penyakit hati lainnya, yakni penyakit keraguan yang mendalam berdasarkan pada 57 rasa kecurigaan. Ada orang yang memandang beberapa 38. masalah dengan rasa kecurigaan. Kecurigaan yang dimaksud yakni rasa ketidaktahuan. Bisa jadi, orang yang tidak tahu

57 Ibn Taymiyah, Amrâdu al-Qulûbi wa Syifâihâ (halaman 4-5).

77

masalahnya secara ilmiah dia tidak bisa mengatasinya. Persoalan menjadi semakin rumit. Akhirnya ia dihinggapi dengan berbagai macam kecurigaannya. Ini diantara penyakit hati yang lain.

Mayoritas pemuda saat ini menghabiskan waktu 58 luangnya di depan gadget.

Mereka terjerumus ke tempat- 59 tempat yang membuat mereka 39. ragu (orang atheis- pemikiran sekuler - doktrin rafidah dan pemikiran yang berorientasi pada hal-hal yang 60 meragukan). Mereka

58 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h.873 memiliki arti yang panjang. Diterjemahkan menjadi luang karena sebelumnya ada kata maka dirasa lebih cocok jika diterjemahkan waktu luang. 59 Frasa jika diterjemahkan melalui google translate menjadi perangkat komunikasi seluler. Diterjemahkan menjadi gadget karena kata gadget sudah lebih familiar di telinga masyarakat. 60 Memisahkan agama dari negara, lihat, http://felixsiauw.com/home/bahaya-sekulerisme-pluralisme-dan-liberalisme/ diakses pada tanggal 1 Mei 2018 Pukul 12.41.

78

mendengar dan berpartisipasi 61 dalam diskusi dan dialog tanpa bekal ilmu. Seiring berjalannya waktu, keraguan semakin bertambah dan menebal di dinding hati. Hati menjadi gelap, sakit atau bisa jadi mati.

Penyakit hati lainnya yakni hati yang sempit ketika akan melakukan ketaatan, ini merupakan penyakit yang berbahaya. Ketika engkau 40. shalat, engkau merasa hati menjadi sempit. Ketika engkau membaca Al-Quran, engkau merasa hati menjadi sempit. Saat memyambung

61 Orang-orang yang menolak (rofado) kepemimpinan Abu Bakar dan Umar Lihat, https://muslim.or.id/25664-mengenal-syiah-antara-syiah-dan- rafidhah.html diakses pada tanggal 1 Mei 2018 Pukul 12.37.

79

tali silaturahmi, engkau juga merasa hati menjadi sempit hingga ketika mengingat Allah, engkau juga merasa hati menjadi sempit. Sampai- sampai engkau merasa ketaatan itu terasa berat, seolah-olah engkau sedang memindahkan gunung atau menyeret kereta. Mengapa? Karena hati yang lemah, kurangnya keistiqomahan seseorang dalam berjuang untuk dirinya serta kurang dalam memahami ibadah dan kesehatan pemeliharaan hati. Semua ini membuat hati lemah, sehingga hati menjadi

sempit jika ingin memperbaiki ketaatan. Inilah yang disebut dengan hati yang sakit. Mengikuti hawa nafsu, cinta pada maksiat, keragu-raguan, 41. hati yang sempit saat ingin memulai ketaatan dan tidak

80

ingin melakukan kebaikan. Semua ini merupakan penyakit yang berada di dalam dada. Maka jika seseorang tidak memperdulikan hatinya, bertambahlah penyakit- penyakitnya. Sehingga hati yang kotor menjadi sakit. Hati yang kotor sama seperti pakaian yang kotor atau seperti sesuatu yang kotor. Maka apakah kamu akan membiarkannya? Jika engkau membiarkannya, kotoran itu akan bertambah sedikit demi sedikit, hingga kotoran tersebut meningkat selama bertahun-tahun. Kamu akan menemukan pakaian ini dalam keadaan yang mungkin tidak dapat dikenakan. Jika ini pakaianmu, mungkin kamu dapat melepaskannya. Maka bagaimana dengan hatimu? Apakah mungkin

81

kamu dapat melepaskannya? Subhanallah. Penyakit-penyakit yang singgah di hati membuat hati menjadi hitam. Karena semua mengandung maksiat. Setiap yang dilakukannya 62 mengandung keragu-raguan. 63 Bagaimana cara membersihkan dan mensucikannya? Semua ada di dalam Al-Quran. Oleh 42. karena itu, tuhan kami berkata: “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu Al-Quran dari Tuhanmu, obat bagi penyakit yang ada dalam dada”. Al- Quran ini merupakan nasihat yang berisi obat bagi hati. Tetapi apa yang dimaksud dengan Al-Quran sebagai

62 Kata menurut kamus luring al-Ma’ânî Arab-Indonesia memiliki arti menyerap, mengisap. Diterjemahkan mengandung karena melihat konteksnya yang tengah membahas tentang suatu perbuatan. 63 Lihat: Ibn al-Qayyim, Muhammad ibn Abi Bakr (wafat: 751 H), Miftah Dar al-sa’âdah wa Mansyur Wilâyat al-‘Ilm wa al-Irâdah (1/140), Dâr al- Kutub al’Ilmiyah, Beirut Libanon.

82

obat hati? Apakah tujuan membaca Al-Quran sama seperti membaca syair dan koran? Tentu tidak. Tujuan membaca Al-Quran adalah mencakup pemahaman dan pengamalan.

64

Nabi SAW memerintahkan kepada manusia untuk membaca dan menghafal Al- Quran. (Perumpamaan seorang mukmin yang suka 43. membaca Al-Quran ialah 65 seperti utrujah baunya enak dan rasanyapun manis. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran ialah

64 Lihat: Ibn Hajr, Ahmad ibn ‘Ali (wafat: 852 H), Fatu al-Bârî Syarh Sahîh al-Bukhâri (8/ 685), Dâr Tayyibah, Riyad, Saudi Arabia Cetakan 1, 1426 H/ 2005 M. 65 Utrujah adalah nama buah di timur tengah yang berbentuk menyerupai jeruk.

83

seperti buah kurma. Tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafik yang suka membaca Al-Quran ialah

seperti tanaman raihanah. 66 Baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti hanzalah, tidak 67 ada baunya dan rasanya pun pahit. 68

Membaca disini mencakup tentang memahami dan mengamalkan. Jika kita mengabaikan kata memahami 44. dan mengamalkan, maka membaca hanyalah sebuah kata-kata yang diucapkan manusia. Insya Allah tidak akan memperoleh keberkahan

66 Raihanah adalah nama jenis tumbuhan di timur tengah. 67 Hanzalah adalah sejenis tanaman labu yang ada di timur tengah. 68 Muttafaqun ‘Alaih. Akhrajahu al-Bukhâri (5427-Kitâb al-At’amah), Muslim (797- Kitâb Salâh al-Musâfirîna wa Qasrîhâ), Hadis Riwayat: Abî Mûsâ al-Asy’arî.

84

dan kebaikannya. Sehingga ini bukanlah menjadi tujuan.

Kapan Al-Quran menjadi penyembuh bagi hati? dan bagaimana cara membersihkan serta mensucikan hati? Jawabannya adalah apabila seorang manusia mampu 45. memahami dan mengamalkan dengan Al-Quran. Jadi, ada 3 perkara yang harus diketahui: pertama membaca Al-Quran, kedua memahami Al-Qur'an dan yang ketiga mengamalkan dengan Al-Quran. :

Membaca Al-Quran berarti melafazkan kata-katanya dan 46. memberikan hak pada setiap huruf demi hurufnya. Inilah hak dalam melafazkan Al-

85

Quran. Kita harus lebih kepada memahami Al-Quran bukan hanya sekedar 69 membaca.

Memahami Al-Quran: Mayoritas manusia tidak mempunyai kesempatan untuk memahami Al-Quran. Allah berfirman: “Akan Aku 47. palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar” (Q.S Al- A'raf: 146). 70 Sufyan Ibn Uyainah

69 Lihat: Ibn al-Jazarî, Muhammad ibn Muhammad al-Dimasyqi (wafat: 833 H), al-Nasyr fî al-Qirâ`âti al-‘Asyr (1/ 163), Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, Libanon, Cetakan 2, 1423 H/ 2002 M, Al-Suyûtî, Jalâl al-Dîn ‘Abd al- Rahmân (wafat: 911 H), al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qurân (2/636) Tahqîq Markaz al- Dirasat al-Qurâniyah, Majma’ al-Malik Fahd li- Tibâ’at al-Musaf al-Syarîf, Saudi Arabia. 70 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

86

berkata: Aku menjadikan mereka haram memahami Al- Quran. Sufyan al-Tsaury berkata: tidak akan berkumpul orang yang ingin memahami Al-Quran tetapi ia sibuk dengan kesenangan dunia. 71

Seseorang tidak akan dapat memahami Al-Quran kecuali jika hatinya bergetar dengan 72 Al-Quran. Hati yang bergetar, tidak akan membuatmu lalai tetapi ia menjadikanmu lebih waspada. Jika hatinya tidak 48. bergetar, maka ia lalai. Adapun jika hatinya bergetar ia lebih waspada dan berhati- hati dalam menjalankan syariat. Oleh karena itu, hatinya menjadi luas dan bergetar. Setelah itu datang

71 Lihat li al-Zarkasyi: al-Burhân fî ‘Ulûmi al-Qurân (1/6). 72 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h. 570 memiliki makna cemas; gelisah. Diterjemahkan menjadi bergetar, karena yang dimaksudkan penulis adalah hati yang bergetar jika bersama dengan Al- Quran.

87

sebuah pandangan. Maka ia melihat sesuatu tersebut berdasarkan kebenarannya. Ini merupakan keberkahan dari Al-Quran.

Ada situasi hati bergetar yang sangat penting agar seseorang tidak lalai dan 73 lebih berhati-hati. Misalnya hal tersebut menunjukan peristiwa lucu yang telah 49. terjadi. Saya selalu bertanya pada diri sendiri: Apakah 74 mungkin seseorang tidur saat mengendarai mobil? Ada orang berkata: si Fulan tertidur saat mengendarai

73 Kata menurut kamus luring Al-Ma’ânî Arab-Inggris memiliki makna alertness; lookout; vigilance; watchfulness. Kemudian kata-kata tersebut jika diterjemahkan memiliki arti kesiap-siagaan; pengintai; kewaspadaan; perhatian. Peneliti menerjemahkan menjadi tidak lalai karena sionim dari kewaspadaan. 74 Kata menurut kamus luring Al-Ma’ânî Arab-Indonesia memiliki makna bercakap-cakap; berkata. Diterjemahkan menjadi bertanya karena pada kalimat sesudahnya terdapat kalimat yang menyatkan sebuah pertanyaan.

88

mobil. Bagaimana mungkin ia bisa tidur, saat duduk sambil memegang setir? Coba 75 pikirkan! Padahal dia yang mengetahui segala sesuatu.

76

Suatu hari malam jum’at, saya bepergian dari Kairo ke Mansoura. Saat mendekati wilayah kafr Shukr, saya tidak tahu ada apa. Saya 50. merasakan seolah mobil terbang ke atas. Sehingga 77 kepala menyentuh atap mobil. Seseorang yang sedang bersamaku, kemudian

75 Kata tetap diterjemahkan si fulan karena kata tersebut sudah familiar di masyarakat. Juga sudah masuk dalam KBBI luring edisi kelima tetapi kata fulan ini merupakan bentuk tidak baku dari kata polan yang memiliki arti sebutan kepada orang yang tidak diketahui namanya atau tidak ingin disebutkan namanya atau namanya terlupa. 76 Frasa jika diterjemahkan secara harfiah memiliki makna roda mengemudi atau roda kemudi, namun di Indonesia lebih dikenal dengan istilah setir. Kata setir juga telah masuk dalam KBBI luring edisi kelima. 77 Nama Kota di Mesir yang terletak antara Kairo dan Mansoura.

89

berteriak dan ada yang menangis. Saya bertanya pada diri saya, apa yang telah terjadi? saya telah lalai sejenak, maka terjadilah apa yang terjadi. Alhamdulillah Allah menyelamatkan dalam musibah ini. saya lalai karena merasa sangat lelah, sehingga sangat ingin tidur. Tetapi rasa mengantuk ini hilang karena hati yang terkaget. Sebab manusia jika terkaget maka dia terbangun. Hal ini diumpamakan jika seorang muslim tidak tersadar dalam hidupnya dengan peringatan Allah, Demi Allah dia telah lalai. Saya berlindung dari hal yang demikian.

90

Hati: harus memberikan rasa getaran! Hati yang bergetar akan menjadi hati yang selalu waspada, apabila pemilik hati ini tidak membaca Al-Quran dan mengambil manfaat darinya. Oleh karena itu, hati dapat bergetar, jika ia dalam keadaan suci dan berlaku jujur. Adapun hati yang sehat yakni yang memberikan manfaat bagi pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat. 51. Pada saat di dunia, pemilik hati yang sehat mampu menegakkan sesuatu yang benar dan melihat sesuatu dengan pemglihatan yang sebenarnya. Pada saat di akhirat, Allah menyelamatkanmu dan seperti inilah Allah SWT berfirman dalam Q.S Asy- Syuara 88-89 : “88. (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. 89.

91

Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (Q.S Asy- Syuara 88-89).78 “barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ۗ : ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan.” (Al-Imran: 185).79 Al-Quran adalah nasihat, (ia merupakan penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk). al-Tabari berkata: <

78 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 79 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

92

Dia memberi petunjuk dengan Al-Qur’an kepada makhluknya yang ia : 80 . kehendaki>>. Kemudian 81 sebagai petunjuk, misalnya engkau berjalan lurus, tidak

ragu-ragu dan tidak gelisah. Jika seorang muslim mengetahui jalannya, maka ia tidak akan bertanya kepada siapapun dan jika ia ! menegetahui jalannya, ia tidak akan menoleh. Adapun : jika ia tidak mengetahui jalan atau lalai, maka ia selalau bertanya dan banyak menoleh. Banyak menoleh membuatnya lambat sampai : ke tujuan atau mungkin tidak sampai ke tujuan. Ungkapan ini mengandung makna kalau

80 Al-Tabarî: Tafsîr al-Tabarî Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta`wîl al-Qurân (21/391). 81 Frasa jika diterjemahkan secara harfiah menurut kamus luring Mutarjim (Versi 1.2), kata memiliki makna selain dari; yang lain; tidak ;memiliki makna yang bengkok اعوج sama dengan; bukan; tanpa dan kata melengkung. Sehingga jika digabung memiliki makna tidak bengkok. Peneliti menerjemahkan menjadi lurus, karena sinonim dari tidak bengkok sama dengan lurus.

93

saya datang ke sebuah negeri, dari negeri yang satu ke negeri lainnya, yang letaknya berjauhan tetapi saya mengetahui jalan tersebut dengan tepat. Misalnya, jalan ini akan menghabiskan waktu satu jam. Adapun jika saya tidak mengetahui jalan tersebut dan lalai, maka saya akan tersandung dan jatuh ke : dalam lubang. Saya akan bertanya setiap langkah, bagaimana saya dapat berjalan menuju negeri itu? Dimana dan bagaimana saya menujunya? Saya menengok ke kanan, kiri, belakang, ke sana dan ke sini. Semua ini terjadi karena saya tidak mengetahui jalannya atau lalai. Seseorang yang tahu jalan ia tidak akan menoleh. Namun jika ia tidak tahu jalan, ia akan banyak : menoleh. Sehingga

94

membuatnya lambat sampai ke tujuan atau tidak akan sampai ke tujuan.

!!

Dan begitupula Al-Quran menuntun engkau kepada Allah. Seseorang harus mengikatkan diri dengan Al- Quran dan tidak berpaling kepada selain Al-Quran,

patuh terhadap Al-Quran, patuh terhadap wahyu yang diseru oleh Nabi yang mulia. Barangsiapa yang 53. memuliakan Al-Quran dan Sunah. Berarti ia mematuhi wahyu Allah yaiitu Al-Quran

dan Sunnah. Barangsiapa yang mematuhi Al-Quran berarti ia mematuhi Sunnah. Dan barangsiapa yang mematuhi wahyu sebagai petunjuk menuju Allah, ia mendapatkan kesempatan

yang besar menuju Allah.

95

Karena semua orang adalah musafir. Oleh karena itu, setiap shalat kamu membaca 83

yang artinya: “tunjukilah

kami jalan yang lurus” (Q.S : Al-Fatihah :6)82 Karena yang

menuntun dan menolongmu adalah Allah, maka patuhilah Al-Quran. !

Rahmat merupakan nikmat. 85 : Agama Allah semuanya merupakan rahmat. Maha ! Suci Allah, sampai dalam

pelaksanaan hudud. Sebagian 54. penjahat atau orang munafik sekuler berkata: islam ini agama yang bodoh, kejam dan menyulitkan. Lihat pada contoh potong tangan, potong

82 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 83 Lihat binahwihi: al-Ghazâlî, Muhammad ibn Muhammad (wafat: 505 H), Ihyâ` ‘Ulûm al-Dîn (1/69), Dâr al-Riyân, Kairo, Mesir, Cetakan 1, 1407 H/ 1987 M. Dan juga Mîzanu al-‘Amali (1/363), Dâr al-Ma’ârif, Mesir, Cetakan 1, 1964 M. 85 Al-Qurtubî: al-Jâmi’ li-Ahkâmi al-Qurân (11/10).

96

leher, rajam dan jilid. Siapa yang dipotong tangannya? ia adalah seorang pencuri. Allah 86 tidak menjatuhkan dosa 87 kepada manusia dari pertama kali ia berbuat salah. Tetapi

Allah memberi waktu yang cukup kepadanya agar ia dapat bertaubat. Dari Abu Musa r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya Allah menangguhkan pembalasan atas orang yang zhalim sampai waktu Allah mengambilnya tanpa melepaskan sama sekali. : Kemudian ia membaca Q.S

Hud ayat 102 yang berbunyi ٓ

86 Kata cukup dialihaksarakan saja, karena kata tersebut merupakan kata istilah dalam fiqih yang memiliki makna hukuman bagi pezina dengan cara dilempari batu sampai mati. 87 Begitupula dengan kata cukup dialihaksarakan juga, karena kata tersebut merupakan kata istilah dalam fiqih yang memiliki makna hukuman cambuk 100 kali.

97

: : ۚ ۥٓ

ٓ yang artinya: “dan

ۚ ۥٓ begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri 88 : yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih sangat berat”. (Q.S Hud:

102).84 Seorang pencuri telah ditangkap dan ini bukan pertama kalinya ia mencuri. Tetapi sudah yang ke 10 atau 20. Dan begitupula para pezina, pembunuh maka akan dilaksanakan hudud. Hudud merupakan hukuman yang telah ditetapkan Allah untuk 89 mencegah dan berlaku adil kepada sekelompok manusia. Ia menggambarkan seorang

pencuri yang memakan harta

84 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 88 Muttafaqun ‘alaih. al-Bukhârî (486- al-Tafsîr), Muslim (2583- al-Birru wa al-Salah). 89 Lihat Binahwihi: Ibn Taymiyah, Ahmad ibn ‘Abd al-Halîm (728 H), Majmû’ al-Fatâwî (28/107), Majma’ al-Malik li- Tibâ’at al-Musaf, al-Madînah al-Munawwarah, Saudi Arabia, 1416 H/ 1995 M.

98

seseorang dengan bathil. Mereka melakukan kepalsuan dan dusta. Maka ditangkaplah - pencuri tersebut kemudian dipotong tangannya. - Potongan tangan tersebut digantung. Kemudian seseorang bertanya, tangan : siapa ini? ia berkata: tangan seorang pencuri yang mencuri harta seseorang. Apakah ini termasuk kekejaman? Maha Suci Allah. Ini bukan termasuk kekejaman, sesungguhnya ini adalah kasih sayang. Karena dengan dipotong tangan ini, ia tidak akan kembali pada sekelompok perampok dan pencuri. Sehingga setelah ini ia tidak menjadi seorang pencuri lagi. Hal ini merupakan rahmat untuk semua. Syaikhu al-Islam Ibn Taymiyah berkata: : “seharusnya ia mengetahui

99

bahwa penegakan hudud merupakan kasih sayang Allah terhadap hambanya”. 90 Apabila pencuri telah dihukum, dia merasa sakit karena hukumannya. Maka

sesungguhnya hukuman ini merupakan bentuk kasih . sayang yang diberikan untuk semua kelompok. Adapun potong tangan, leher atau apapun itu, apakah merusak sebuah perkara? Di Cina, barangsiapa yang : mencuri dan nilainya

mencapai 100 junaih, maka ia 91 55. mendapatkan hukuman. Aku telah melihat dengan mata kepalaku pencuri di Cina yang sedang berbaris panjang. Semua orang

dijatuhkan beban yang

90 Ibn taymiyah, Majmû’ al-Fatâwî (28/ 329). 91 Kata tetap diartikan menjadi junaih karena merupakan jenis mata uang di Mesir atau biasa disebut dengan Pound Mesir. https://id.wikipedia.org/wiki/Pound_Mesir diakses pada tanggal 2 Mei 2018 pukul 11.35 WIB.

100

berhubungan dengannya. Kemudian mereka dibunuh bersama-sama. Kami tidak menuntut seperti itu. Islam tidak memerintahkan untuk membunuh pencuri. Islam

hanya memberikan hukuman yang setimpal atas kesalahannya. Hukuman orang yang berbuat zina tidak sama dengan orang yang

membunuh, bukan juga seperti hukuman orang yang mencuri. Zina hukumannya bermacam-macam, baik untuk pezina muhson ataupun sebaliknya. Perkara ini bermacam-macam, karena . syariat menginginkan kesejahteraan. Agama Allah seluruhnya

merupakan rahmat. Kesejahteraan bergantung 56. pada syariat tetapi adanya penciptaan tergantung pada kesejahteraan juga. Jika kita

101

melihat ciptaan Allah di alam semesta, kita akan menemukan gunung, langit : yang tinggi dan hujan yang turun semuanya adalah rahmat. Dapat berjalan

dengan kedua kaki, melihat dengan kedua mata, mendengar, makan dan minum, turunnya Al-Quran serta diutusnya nabi juga ! merupakan rahmat. Alam semesta seluruhnya diselimuti ! dengan rahmat Allah. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ghafir ayat 7 yang artinya “ ya Tuhan kami, rahmat dan . ilmu yang ada pada-Mu, : meliputi segala sesuatu”. (Q.S Ghafir: 7).92 Alam semesta adalah bukti adanya rahmat Allah. Allah merupakan tuhan semesta alam. Seorang wanita . merasakan sakit pada saat

92 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

102

melahirkan dan setelah lahir ia berkewajiban mengasuh dan menyusui anaknya. Ini merupakan nikmat yang sempurna. Lihatlah pada hewan tunggangan yang jika

menginjak sesuatu, pecahlah sesuatu tersebut. Tetapi ia ! tidak menginjak anaknya yang masih menyusui atau ! yang baru lahir. Rahmat

Allah lah yang menciptakan semuanya. Rahmat tersebut ! ada di dalam setiap sesuatu. Engkau akan menemukan dasar rahmat di dalam Al- Quran. !

.

Ini adalah nikmat yang datang pada kehidupan. Sebagaimana tubuh dan 57. agama yang membutuhkannya. Oleh karena itu, Allah SWT

103

berfirman dalam Q.S Yunus : ayat 58 yang artinya: ۦ ,(katakanlah (Muhammad“ dengan karunia Allah dan ۟ rahmat-Nya, hendakny adengan itu mereka

bergembira” (Q.S Yunus: 93 58). Bangga atas apa? ! Bangga atas nikmat Allah.

Kata “ ” di sini : :

merupakan mashdar. Maksudnya adalah apa yang Allah karuniakan padamu dan : apa yang Allah utamakan

padamu, yakni Islam dan Al- Qur'an keduanya merupakan 94 karunia dan rahmat Allah. Dengan nikmat, karunia, : keadaan, kemuliaan dan kebaikan-Nya. Lihatlah kepada nikmat, siapa yang

memandangnya ke arahmu? Janganlah engkau membagi

93 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI. 94 Lihat: al-Tabarî, Tafsîr al-Tabarî (12/ 196-198), al-Qurtubî: al-Jâmi’ li- Ahkâmi al-Qurân (11/ 10-11).

104

ini dan itu. Maka jika terpenuhi kebaikanmu, terpenuhi juga pandanganmu.

!

Jika seseorang melihat hal itu

nikmat dan memandang kepada sang pemberi nikmat, maka pandangan di sini menjadi sempurna tanpa kurang apapun dan menjadikan rasa gembira itu menjadi tanda syukur.

(Katakanlah (muhammad) dengan keisimewaan Al- ۦ .58 Quran dan islam, hendaklah ۟ : dengan keduanya mereka bangga). Definisi bangga adalah kenikmatan dalam hati yang dicintai. Tidak apa-apa 95 bangga dengan harta, kekayaan, kesehatan, anak, dan mobil. Tidak apa-apa merasa bangga dengan semua itu. Tetapi ketahuilah, bahwa

95 Al-Qurtubî, al-Jâmi’ li-Ahkâmi al-Qurân (11/11).

105

semua ini merupakan nikmat dari Allah dan Allah lah sebenar-benarnya yang memberikan nikmat. Dan Allah lah yang menentukan nikmat ini. Terutama

mengetahui bahwasanya nikmat ini dari Allah, bukan dari usahamu dan jeripayahmu. Sesungguhnya : kamu adalah orang yang

dipercaya dalam menerima nikmat. !

!

!

Ketika kami menjalankan kehidupan dan kami melihat nikmat Allah kepada kami. 59. Maka kami melihat nikmat dan kepada sang pemberi nikmat. Karena melihat nikmat sebagai tempat

106

membersihkan hati. Menyebabkan hati untuk bisa mengagungkan Allah dan cinta kepada Allah. Apabila engkau ingin beribadah kepadanya, perbanyaklah kebaikan padanya. Maksud di sini bukanlah dengan beribadah yang menjadikanmu seorang hamba. Tetapi yg dimaksud adalah menjadikan rasa cinta kepada Allah terikat denganmu. Jika manusia memberikan harta pada anaknya dalam jumlah besar dan jika seseorang memberikan kekasihnya dengan pemberian yang tinggi. Maka ini merupakan pemberian. Dan apakah ini merupakan pemberian Allah kepada seseorang? Kamu berharap keadaan makhluk dengan Allah untuk melihat kejadian yang luar biasa.

107

Penciptaan muslim, kafir, ateis, dan musyrik. Mereka ini beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ada yang menyembah berhala, pohon, batu, babi dan ada yang tidak menyembah apapun. Mereka tumbuh berkembang, bereproduksi, makan, minum dan dengan semuanya itu kehidupan mereka ada. Allah memberikan rezeki dan memberikan seluruhnya kepada mereka. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isra ayat 100 yang artinya: “katakanlah (Muhammad), sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat ٓ ٓ Tuhanku, nisacaya (perbendaharaan) itu kamu ۚ tahan, karena takut membelanjakannya. Dan manusia itu memang sangat kikir. ” (Q.S Al-Isra: 100).96

96 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

108

Jika kita membayangkan bahwasanya Allah mempercayakan lemari satu diantara lemari-lemari lainnya kepada seseorang. Ia berkata kepada seseorang tersebut: Saya akan memberikan kalian lemari untuk bernafas, apa yang akan terjadi? kami akan berkata: orang muslim bernafas dan non muslim meninggal dan tercekik. Ia seperti itu, karena orang muslim mencintaimu. kamu mencintai mereka, jadi kamu mentaati mereka. Adapun mereka yang bukan ciptaanmu, ia tidak mentaati apapun. Seperti itulah penisbatan untuk orang kafir.

Saya menambahkan apa yang disebutkan oleh imam Al- 60. Qurtubi, ia berkata: Jika salah satu makhluk memiliki

109

perbendaharaan sebagaimana yang Allah anugerahkan padanya karena dua perkara. Pertama: harus menguasai agar ia dapat belanjakan yang bermanfaat untuknya. Kedua:

Ia takut miskin dan takut kehabisan. Allah Maha Suci dari kedua sifat tersebut.

97

(Jika kamu memiliki ٓ perbendaharaan rahmat ٓ tuhanku) inilah dalil yang menunjukan bahwa rizki amat bergantung kepada rahmat 61. Allah. Allah memberikan rezeki kepada manusia, . karena sayang kepada mereka. Namun mereka masih saja menuduh bahwa Allah mempunyai anak.

97 Al-Qurtubî, al-Jâmi’ li-Ahkâmi al-Qurân (11/11).

110

Kemudian mereka meminta ! anak. Mereka menyembah tiga atau empat tuhan. Bahkan mereka menjadikan Allah berbilang, ada yang : serupa dan mempunyai !! teman. Meskipun demikian Allah tetap memberi rezeki kepada mereka, memberi kecukupan serta pertolongan agar mereka kembali sadar.

Tidak apa-apa bangga, tetapi engkau harus tahu bahwa ini merupakan nikmat dari Allah, : ketika Allah memberikan nikmat padamu, sesungguhnya ia mengujimu. : Para nabi diberikan ujian 62. melebihi manusia, kemudian ! menjelang kesengsaraannya

derajat mereka turun. Dari Sa'ad ibn Abi Waqqâs r.a ia : berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW: Ya : Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujiannya?

111

Nabi menjawab: “para nabi, kemudian yang menyerupai mereka”. Seorang hamba diuji menurut kadar keimanannya. Kalau imannya tipis (lemah), ia diuji sesuai dengan itu (ringan). Bila imannya kokoh, ia diuji : dengan itu (keras). Seseorang terus menerus diuji, sampai ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. Sebagian manusia berkata: si fulan ini, Allah mencintainya, mengapa? Karena Allah 98 memberinya karunia yang besar. Oleh karena itu, Allah ! ! : mencintainya.

!!!

Sebagiannya lagi ! : mengatakan: si fulan ini, 63. Allah marah terhadapnya karena ia memelihara

98 Sahîh. Akhrajahu al-Tirmidzi (2398), Ibn Majah (4023), Ahmad (3/ 78- 128-159), Sahhahu al-Albânî fî Silsilah Sahîhah.

112

binatang ternak sampai mati. Dia membeli keledai untuk ditunggangi sampai mati dan membeli tanah sampai ia menjadi tandus. Maka dengan inilah Allah marah !!! kepadanya. Pemahaman ini tidaklah 64. !! benar.

Seseorang yang sehat dengan usianya mencapai 90 tahun, ia masih mampu menghisap !!! batang tebu. Mâsyâ Allah. ! Sehat luar biasa, karena Allah mencintainya. Adapula 65. ! seseorang yang usianya baru 11 tahun, ia menderita tumor dan sirosis hati, sehingga ia harus mencuci ginjal. Ini sebagai anggapan karena

Allah tidak mencintainya. !!!

66. Perkataan ini tidak benar.

113

Allah memberikan seseorang

ujian dan cobaan. Bilamana Allah menambahkan rezeki padamu dan menambahkan kebaikan padamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau sedang diuji. Sebagaimana !! : Allah menguji seseorang

dengan kekuatan dan kesusahan. Juga dengan kebaikan dan kemudahan. Allah SWT berfirman dalam ! 67. Q.S Al-Anbiya ayat 35 yang artinya “kami akan menguji : kamu dengan keburukan dan ۖ : kebaikan sebagai cobaan” 99 (Q.S Al-Anbiya: 35). Maka ! ketahuilah tentang perkara ini, jangan sekali-kali engkau ! lalai. Dan ketahuilah bahwasanya apa yang Allah berikan padamu, yakni

kebaikan, nikmat, istri, anak- anak, harta, rumah dan : kendaraan semua itu ujian

99 Mengikuti Terjemahan Kementerian Agama RI.

114

dari Allah. !!

!!

Benar, Jika kamu bangga atas nikmat Allah dengan sebenar- benarnya, maka ada hak yang wajib dan sunnah. Hak yang 68. wajib seperti zakat. Hak yang : : sunnah seperti memberikan : nafkah, memberikan hadiah, hibah dan menyambung tali silaturahmi. .

Apabila kita memperhatikan 100 kisah orang-orang tedahulu, kita menjumpai keanehan

yang luar biasa berlebihan dalam melakukan berbagai 69. macam kebajikan, bersedekah, memberikan hadiah, menyambung tali silaturahmi, kedermawanan dan pemberian-pemberian

100 Kata merupakan bentuk jamak dari kata yang menurut kamus Al-Ma’ânî Arab-Indonesia (Versi 1.1) memiliki pengertian berita; kabar; keterangan. Diterjemahkan menjadi kisah karena menyesuaikan konteks.

115

lainnya. Adapun di masa kita : sekarang, mereka mengeluarkan zakat mal seperti ia mengeluarkan nafas dari raganya. Mereka !! mengeluarkan zakat dengan

sungguh-sungguh. Jika salah seorang diantara mereka !! berkata, kami membutuhkan 5 junaih untuk membeli kran air masjid. Justru mereka

menjawab: “saya tidak punya”. Dia bisa memberikan hak Allah yang wajib, tetapi dimanakah hak Allah yang !! sunnah tersebut? Benar, (sisa) harta yang telah dikeluarkan zakatnya, bukan lagi

merupakan simpanan. Seperti dijelaskan Rasulullah dalam hadisnya. Tetapi dimana hak Allah yang sunnah yang 101

101 Binahwihi Hadîts Hasan, Akhrajahu Abû Dâud (1564), Hasanahu al- Albânî fî Silsilah Sahîhah (559).

116

dapat melembutkan hati. 102 . Dimana pada saat yang sama, padahal itu sebuah kebaikan (juga). !

!

Saya pernah mengunjungi

salah satu provinsi di Mesir hulu. Saya mengetahui ada 103 seorang Profesor dari Universitas Nasrani Eropa yang tinggal di provinsi ini

selama 14 tahun. Apa yang laki-laki tersebut perbuat? Ia 70. mengajak menjadi seorang Nasrani. Tetapi bukan dengan ! cara langsung yang tidak sopan, tetapi dengan cara ! sosialisasi yang ramah.

Ketika ia masuk ke dalam rumah seorang muslim, ia memberikan bantuan yang

102 Lihat Tabwîb al-Bukhârî fî Sahîhahu : (Bâb: mâ Uddî Zakâtahu falaysa bikunuzi), Lihat Binahwihi, al-Bukhâri (1404). 103 Kata diterjemahkan menjadi Mesir Hulu https://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Hulu diakses pada tanggal 3 Mei 2018 Pukul 09.26 WIB.

117

bermacam-macam. Jika ada !! seorang perempuan yang ingin menikahkan putrinya, maka ia membantunya. Jika ada seorang yang ingin : operasi, ia membantunya.

Jika ada seorang laki-laki yang masuk penjara dan ia membutuhkan 1000 junaih, maka ia akan membantunya juga. Profesor tersebut meninggalkan tugas mengajarnya di Eropa. Ia lebih memilih kesibukan sebagai misionaris. Ini merupakan ujian keimanan bagi kaum muslim. Kenapa seorang muslim tidak mengeluarkan hak Allah dalam harta mereka? :

!!

!!

118

Hal ini banyak ditemukan di rumah kaum muslim di Afrika dan Asia Tenggara. Di mana orang-orang Eropa

datang ke rumah orang muslim dan mencoba 71. membantu penghidupan mereka. Kemudian menyebarkan pemikiran dan agama diantara mereka. Kepada Allah lah tempat ! mengadu. !!

Harta terbagi menjadi 2, : yakni harta yang dapat berbicara dan harta yang diam. Harta yang dapat berbicara contohnya: : 72. Binatang, binatang ternak dan unggas. Harta yang dapat berbicara adalah ia yang bisa

mengeluarkan suara. Anak- anakmu juga termasuk dari harta yang dapat berbicara.

119

Maka, di mana hak Allah terhadap binatang ternak, unggas dan anak-anakmu?

-

Kemudian ada harta yang - diam, yakni harta yang tidak mengeluarkan suara seperti: - : mata uang, junaih dan lainnya, emas, dirham dan - dinar. Dimana hak Allah atas

nikmatnya? Maha Suci Allah. Kaum muslim memiliki ! ! ketentuan yang wajib seperti 73. kewajiban zakat. Dan diantara ketentuan yang tidak : disebutkan dalam hukum adalah sedekah. Tidak ada lagi sedekah diantara kaum muslim. Kaum muslim ! tertimpa kekeringan yang berkepanjangan karena tidak ! menghubungkan antara

nikmat dan pemilik nikmat.

120

:

!!

Nasihat terakhir untuk kaum 74. muslim. :

Saya bangga dengan nikmat Allah, tetapi bukan bangga ! seperti bangganya seorang Qarun. Tapi, saya bangga seperti bangganya Utsman, Talhah dan Zubair: : “Katakanlah (muhammad) ۦ ۟ dengan keistimewaan islam 75. dan Al-Quran, hendaklah dengan keduanya mereka gembira.” Jika engkau ! melakukan itu, engkau akan lebih baik daripada sekelompok orang lainnya.

Janganlah melihat orang dengan urusan dunianya. : Tetapi lihatlah orang yang

121

ingin memperbaiki urusan .104 akhiratnya. Karena barangsiapa yang memperbaiki urusan akhiratnya, maka Allah akan memperbaiki urusan dunianya. Datanglah seorang Khalifah Umayah, Sulaiman bin Abdul Malik yang pada saat itu - sedang melaksanakan ibadah haji dan umrah, kemudian ia : berkata: “Siapa orang yang 76. berilmu di Madinah?” : Dikatakan padanya: Abî

Hâzim. Maka ia segera mengutus seseorang untuk : ! bertemu Abu Hazim, ia berkata: “Khalifah - memanggilmu”. Ia berkata: Aku tidak akan : pergi kepada siapapun. 77. Seorang ulama tidak boleh ! pergi ke tempat seorang

104 Lihat Binahwihi: al-Asbahânî, Ahmad ibn ‘Abdullah (wafat: 430 H), Hilyah al-Auliyâ` wa Tabaqât al-Asfiyâ` (4/247), Dâr al-Sa’âdah, Kairo, Mesir 1394 H/ 1974 M, Ibn Taymiyah, Majmû’ al-Fatâwâ (7/10), Al-Baihaqî, al-Sunan al-Sagîr.

122

pemimpin. Ini tidak boleh dan !! ini termasuk aib. Seorang ulama datang kepadanya merupakan hal yang memalukan dan tidak boleh dilanggar, ini masalah ! penghormatan dan kedudukan. Bagaimana ia pergi ke seorang pemimpin? Pemimpinlah yang harus datang kepada seorang ulama. Kemudian khalifah . mendatanginya. Lihatlah seorang pemimpin yang kekuasaannya dari Cina !! sampai Atlantik ini 78. mendatangi seorang ulama, : !! kemudian ia berkata: “Abu Hazim, kenapa kami - membenci kematian dan mencintai dunia?” !! Kami di dunia, menyukai banyak hal. Kami banyak 79. berfikir di dunia. Adapun untuk urusan akhirat kami : memutus akal dan pikiran itu.

123

Seseorang dalam urusan !! dunia berfikir tentang perdagangan, perusahaan, pertokoan, pengembangan tanah, pemikiran strategi dalam arsitektur dunia.

Adapun untuk akhirat, kami tidak berfikir tentang apapun. !!

.

Ia berkata: Wahai amîru al- :105 : mu`minîn, engkau telah menghancurkan akhiratmu dan engkau telah 80. memakmurkan kehidupan duniamu. Akhirnya Engkau 106 takut dipindahkan dari bangunan yang mewah ke !!! bangunan yang runtuh.

105 Kata tetap diterjemahkan sebagai amîru al-mu`minîn karena merupakan budaya bahasa sumber dan tidak ada padananannya dalam Bahasa Indonesia. 106 Lihat binahwihâ, al-Baghdâdî, Ahmad ibn ‘Alî (463 H): Târikh baghdâd (6/582), Tahqîq Basyâr ‘Awwâd, Dâr al-Gharb al-Islâmî, Beirut, Libanon, Cetakan 1, 1422 H/ 2002 M. Lihat Ibn ‘Asâkir, ‘Alî ibn Husain (wafat: 571 H), Târikh Dimasyqi (22/38), Dâr al-Fikr, Beirut, Libanon, 1415 H/ 1995 M, al- Subkî, ‘Abd al-Wahhâb ibn Taqiyuddin (Wafat: 771 H), Tabaqât al- Syâfi’iyyah (9/33), Dâr Hajr, Cetakan 2, 1413 H.

124

Semua hidupmu hanyalah senda gurau dan permainan: harta, istri, anak-anak, emas, istana, tanah, , ternak, semua ini berputar di dunia. Dan engkau tidak pernah memikirkan kematian yang !! menghampirimu. Ini : merupakan hal yang sangat disukai sebagian muslim. Dia : memiliki jutaan menara dan 21. istana, tetapi sayangnya ia : tidak memiliki kuburan. Apa

maksudnya? Maksudnya adalah kita selalu berfikir !! tentang dunia. Kuburan adalah tanda akhirat, dan ia tidak pernah memikirkannya. Dia mampu membangun : istana, menara, vila dan

memiliki mobil mewah. Tetapi ia tidak memiliki kuburan.

125

107

!!

Jika seseorang berpegang

Teguh kepada Allah. Ia segera mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah memudahkan keadaannya, membantunya serta melapangkan dadanya. Ia juga akan mempunyai jalan

yang bersinar agar 82. mengetahui perkara yang hak dan yang bathil sehingga menjadikannya tidak memiliki dosa dan selalu memiliki hubungan baik dengan Allah, serta mampu

memutus perkara yang bathil, maka itulah hamba . sesungguhnya.

107 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h. 1042 memiliki arti bergembira; bersuka ria. Diterjemahkan mewah karena mobil adalah benda mati yang tidak mungkin disandingkan dengan kata bergembira; bersuka ria. Jadi lebih cocok diterjemahkan menjadi mobil mewah.

126

Salah satu tanda terbesar hubungan dengan Allah adalah Al-Quran. Al-Quran mengajak kepada siapa yang ingin mendekatkan diri : kepada Allah dan mengharapkan kebaikan darinya. Seseorang menjadi mudah disiplin bersama Al- Quran. Ketika itu ia akan 83. menangis dari lubuk hati

yang paling dalam. Ia menyebut sebuah kalimat dari hatinya. kehidupannya menjadi menyejukan dan penuh keberkahan bersama Al-Quran. Sehingga terbentuklah sebuah !! ungkapan (Al-

Qur'an Mengubahku).

84. Daftar isi

Daftar isi dengan judul - Mukadimah Cetakan 85. Keempat - Kata Pengantar

127

- Urgensi menghubungkan - nikmat kepada Allah - Pelajaran dari Kisah - Qarun - Macam-macam - Kebahagiaan dan Substansinya - Posisi Anda di Alam - Semesta - Makna “nida” - Kaidah Usul Fiqh: - kesimpulan bukan berdasarkan pada keumuman lafadz dan bukan sebab yang - khusus يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ Substansi Nasihat - - Al-Quran dan - Urgensinya dalam Dakwah serta Peningkatan Iman - Penyakit Hati dan - Obatnya - Tata cara Membaca Al- - Quran - - Tata cara Memahami Al-

128

Quran - Hidayah Al-Quran - Makna Rahmat - Bencana sudah diukur seperti Rizki - - Hak-hak Allah yang wajib dan dicintai Nasihat para pengikut - Abi Hazim kepada pengikut Khalifah - Umayyah - - Sulaimân ibn ‘Abd al- Malik - - Keutamaan berpegang teguh kepada Allah - - Alamat Menghubungi Allah -

-

-

-

129

-

B. Metode Penerjemahan Pada bagian ini peneliti melakukan pertanggung jawaban hasil terjemahan yang telah peneliti lakukan. Peneliti akan mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan semantis yang digunakan ketika menerjemahkan. Peneliti hanya mengambil sepuluh sampel teks untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penerjemahan semantis tersebut digunakan. Karena jumlah kalimat dalam Tsu sangat banyak sehingga tidak memungkinkan untuk dideskripsikan semua. Oleh karena itu, peneliti akan membatasi hanya pada 10 sampel saja, yang peneliti pilih secara acak. 10 teks ini peneliti ambil dari beberapa halaman pada buku TSu. Teks 1 ada di halaman 7, teks II halaman 14, teks III halaman 16, teks IV halaman 18, teks V halaman 19, teks VI halaman 21, teks VII halaman 24, teks VIII halaman 29, teks IX halaman 37, Teks X halaman 40. a. Teks I

Teks BSa Teks BSu Kekayaan yang luar biasa ini, perbendaharaan yang besar ini dan nikmat yang berbagai macam ini, sesungguhnya saya memperolehnya dari

130

jeripayah dan keringat saya sendiri. Saya mengumpulkan uang sedikit 108 demi sedikit kemudian aku bangun rumah ini satu bata demi satu bata.

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada Tsu dengan mempertahankan struktur -menurut kamus Al قرشا semantis dan sintaksis. Kata Munawwir adalah jenis mata uang,109 Sedangkan menurut kamus al-Ma’âni memiliki arti uang logam; uang receh; ikan hiu.110 Tetapi peneliti tidak menerjemahkannya secara leksikal. Karena jika diterjemahkan secara leksikal, pesan yang disampaikan kurang mudah dipahami. Sehingga peneliti menerjemahkannya menjadi جمَعتها قرشًا قرشا kalimat aku mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Kata sedikit demi sedikit mempunyai makna yang tersirat di dalam TSu. pada huruf mim جمَعتها Apabila kita memperhatikan kata terdapat tasydid yang menunjukan bahwa sesuatu itu dikumpulkan secara bertahap (sedikit demi sedikit). Hal ini dalam نزّل dan kata نزل sama ketika Allah menggunakan kata Al-Quran. Keduanya sama-sama memiliki makna

108 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 7. 109 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 1107. 110 Kamus al-Ma’âny Arab-Indonesia Versi 1.1 (luring).

131

yang menggunakan tasydid نزّل menurunkan, tetapi kata nemiliki makna secara bertahap atau berangsur-angsur. Seperti Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur tidak sekaligus. Strategi yang digunakan dalam penerjemahan ini adalah penghapusan. Karena ada beberapa kata dalam teks BSu yang tidak diterjemahkan dalam teks BSa. b. Teks II Teks Bsa Teks Bsu ٓ -telah datang kepadamu Al“ Quran dari Tuhanmu”. Contohnya: jika engkau : diberi ujian anak-anakmu tidak mentaatimu, mereka meninggalkan shalat,

menjauhkan diri dari sisi Allah, memiliki hati yang sempit, maka bacalah al- Quran untuk menemukan kisah anak Nuh. Nasehatilah dengan kisah tersebut! ! Bacalah Al-Quran dalam

keadaan apapun, bacalah Al- Quran dalam urusan apapun. Engkau akan menemukan

132

keadaanmu berubah dengan Al-Quran. .111

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan memunculkan merupakan bentuk مُقَصِرينَ makna koteks dan konteks. Kata -yang dalam kamus luring Al قَصَر ism fa’il jamak dari kata Ma’ânî Arab-Indonesia memiliki makna memendekkan; membuat lebih pendek; membatasi; mengurangi.112 Namun yang didampingi مُقَصِر bila kita memperhatikan koteks kata ;maka arti memendekkan اهلل dan جنب ,في oleh kata-kata seperti membuat lebih pendek; membatasi atau mengurangi tersebut kurang tepat. Kotekslah yang akan membantu kita dalam menerjemahkan kata tersebut dalam satu kesatuan teks. Kata .jika diterjemahkan memiliki makna di sisi Allah في جنب اهلل diterjemahkan menjadi مُقَصِر Sehingga lebih tepat jika kata menjauhkan. jika ضيقُ صدرُ Pada kalimat selanjutnya, frasa menurut kamus ضيقُ diterjemahkan secara harfiah, kata luring Al-Ma’ânî Arab-Indonesia memiliki makna sempit memiliki makna dada.113 Jika keduanya صدرُ dan kata digabung maka terjemahannya adalah dada yang sempit.

111 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 14. 112 Kamus Al-Ma’ânî Arab-Indonesia (luring). 113 Kamus Al-Ma’ânî Arab-Indonesia (luring).

133

yang dimaksud oleh penulis bukan dada صدرُ Namun kata secara leksikal, melainkan apa yang ada di dalam dada yakni hati. Sehingga lebih tepat jika diterjemahkan menjadi hati yang sempit. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah modulasi. Pada kalimat di atas, peneliti memandang bahwa pesan dalam BSu memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga jika diterjemahkan secara literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar atau luwes. c. Teks III Teks Bsa Teks Bsu Nabi apabila didatangi seorang yang ingin mengetahui agama Allah, maka Nabi mengajarkan Al- Quran. Dari ‘Ubadah ibn

Samit r.a, ia berkata: Rasulullah adalah orang yang sibuk. Apabia ada seorang yang datang 114 kepadanya untuk minta berpindah (agama), Nabi menyerahkannya kepada

114 Kata menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 1997), h.1490 memiliki arti yang berpindah ke negeri lain. Diterjemahkan menjadi berpindah (agama) karena menyesuaikan konteks.

134

orang lain untuk . . . mengajarkan ia Al-Quran. Maka aku ajarkan ia Al- 115 . . . Quran. Nabi mengirimkan ia kepada seorang yang dapat membaca dan

mengajarkan Al-Quran. Ini dikenal dengan sebutan : Qurrâ`. Dari Anas, ia 116 berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah sesedih

ini. Wafatnya 70 sahabat pada peristiwa Bi`ru Ma’ûnah membuat beliau sedih karena mereka adalah 118 .117 … para qurrâ` (penghafal Al- Quran).

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan memperhatikan jika diterjemahkan بئر معونة budaya bahasa sumber. Frasa معونة memiliki arti sumur dan kata بئر secara harfiah kata

115 Hasan. Akhrajahu Ahmad (5/ 324), wa Hasanahu Muhaqqiqu al- Musnad, al-Risâlah, 1421 H/ 2001 M. 116 Sedih 117 Sahîh. Akhrajahu Muslim (1550-Kitâb al-Masâjid). 118 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 16.

135

yang memiliki arti bantuan; pertolongan.119 Jika keduanya digabung, maka memiliki arti sumur pertolongan. Namun, yang بئر معونة pesan yang ingin disampaikan penulis bukan disini بئر معونة memiliki arti sumur pertolongan. Frasa bersifat menginformasikan suatu peristiwa atau kejadian. Sehingga harus tetap diartikan menjadi Bi`ru Ma’unah, karena konsep bahasa sumber tidak tersedia dalam bahasa sasaran. Bi`ru Ma’unah adalah dusun yang terletak antara tanah milik Bani Amir dan Perkampungan milik Bani Sulaim.120 Ketika 70 sahabat pilihan yang merupakan para qurra` (penghafal Quran) sampai di Bi`ru Ma’ûnah, mereka diserang oleh Amir bin Tufail yang datang bersama orang- orang yang menolak kesepakatan Amir bin Malik dengan Nabi SAW. Mereka membunuh para sahabat dan hanya satu orang yang selamat. Mereka merusak tubuh para sahabat dan melemparkan jenazahnya di tempat terbuka hingga menjadi santapan burung. Berita ini sampai kepada nabi dan beliau sangat sedih mendengarnya.121 Jadi Bi`ru Ma’unah adalah peristiwa tragis yang menimpa umat islam dengan menewaskan 70 sahabat pilihan yang merupakan para qurra` (penghafal Quran). Peristiwa ini mengguratkan kesedihan yang mendalam pada diri Rasulullah.

119 Kamus Al-Ma’ânî Arab-Indonesia (luring). 120 Abdul Wadud Kasyful Humam, 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016), h. 50. 121 Diterjemahkan dari Zâd al-Muhibbîn min Sîrah Nabi al-Amîn oleh Syaikh Abdurrahman Yakub, alih bahasa: Zainal Muttaqin, Pesona Akhlak Rasulullah Saw, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), h. 147.

136

Strategi penerjemahan yang digunakan adalah strategi pungutan, yakni membawa kata BSu ke dalam teks BSa karena tidak ditemukan padanan dalam BSa. d. Teks IV Teks Bsa Teks Bsa ٓ : Penyembuh bagi penyakit) yang ada dalam dada) yakni yang berada di dalam dada. Apa yang berada dalam dada? Ialah hati. Hati yang sakit. Penyakit hati ini

bukanlah penyakit yang menimpa bagian arteri koroner atau yang diakibatkan oleh katup jantung. Penyakit ini mudah menyerang. Mungkin dapat membuat proses jantung terbuka, mengganti katup jantung atau menghubungkan arteri ke arteri lainnya dan semuanya merupakan perkara yang .122 mudah.

122 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 18.

137

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan mementingkan makna dan gaya ekspresi pribadi penulis. Dalam Mu’jam Talâl Abû Ghazâlih li al-Barâ`ati al-Ikhtirâ’i terdapat istilah memiliki arti coronary (جراحة الترقيع مع تحويل الشريان التاجي) arterial bypass grafting.123 Kemudian dicarikan padanannya dalam kamus ilmu kedokteran bahwa Coronary Artery Bypass Grafting adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk memintas (jalan memutar) arteri jantung yang tersumbat untuk memulihkan aliran darah normal ke otot jantung. Selama prosedur Coronary Artery Bypass Grafting, pembuluh darah sehat dari bagian lain tubuh, termasuk vena kaki atau arteri mamae (berhubungan dengan payudara) internal diangkat melalui pembedahan dan dijahitkan ke sekitar bagian tersumbat dari arteri yang terpengaruh, sehingga membuat rute untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen memintas bagian arteri jantung yang tersumbat dan memulihkan aliran darah normal ke jantung.124 Sehingga peneliti menerjemahkannya dengan arteri koroner. صمام berasal dari kata صمامت القلب Kemudian frasa ;yang berarti hati; qalbu; kalbu القلب yang berarti katup dan

123 Talal Abu Ghazaleh Organization, Mu’jam Talâl Abû Ghazâlih li al- Barâ`ati al-Ikhtirâ’i, (Al-Manhal, 2012), h. 55. 124 https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical-specialties/heart- vascular/coronary-artery-bypass-grafting diakses pada tanggal 8 Mei 2018 Pukul 23.21 WIB.

138

lebih صمامت القلب intisari; pusat; pertengahan.125 Jadi Frasa tepat jika diartikan menjadi katup jantung. Selain dalam kamus mutarjim, peneliti mencari kata tersebut dalam Mu’jam al-Mustalahât al-Tibbiyah al-Hadîtsah yakni yang memiliki arti (النهاب صمام خاصة صمام القلب) terdapat kata valvulitis.126 valvulitis adalah inflammation of a valve, especially of a valve of the heart127 (radang katup, terutama katup jantung). Sehingga peneliti menerjemahkannya dengan katup jantung. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah analisis komponensial. Di mana kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara memerinci komponen-komponen makna kata BSu tesebut. e. Teks V Teks Bsa Teks Bsu Mayoritas pemuda saat ini menghabiskan waktu luangnya di depan gadget. Mereka terjerumus ke tempat-tempat yang membuat mereka ragu

125 Ali, Mutarjim Versi 1.2 (luring). 126 Kamal al-Dîn al-Hanâwî, Mu’jam al-Mustalahât al-Tibbiyah al- Hadîtsah (kKab INC), h. 587 127 https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/valvulitis diakses pada tanggal 8 Mei 2018 Pukul 00.43 WIB.

139

(orang atheis- pemikiran sekuler - doktrin rafidah dan pemikiran yang 129 128 berorientasi pada hal-hal yang meragukan). Mereka mendengar dan berpartisipasi dalam diskusi dan dialog tanpa bekal ilmu. Seiring berjalannya waktu, keraguan semakin bertambah dan menebal di dinding hati. Hati menjadi 130 gelap, sakit atau bisa jadi mati.

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan mempertimbangkan unsur estetika teks sumber dan وقتًا terdiri dari kata وقتًا طويلًا pemilihan diksi yang tepat. Frasa yang طويلًا yang memiliki arti waktu ;masa; periode dan

128 Memisahkan agama dari negara, lihat, http://felixsiauw.com/home/bahaya-sekulerisme-pluralisme-dan-liberalisme/ diakses pada tanggal 1 Mei 2018 Pukul 12.41. 129 Orang-orang yang menolak (rofado) kepemimpinan Abu Bakar dan Umar https://muslim.or.id/25664-mengenal-syiah-antara-syiah-dan- rafidhah.html diakses pada tanggal 1 Mei 2018 Pukul 12.37. 130 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 19.

140

memiliki arti yang panjang.131 Peneliti memilih menerjemahkan waktu yang luang karena memilih diksi yang tepat. jika diuraikan kata أجهزة التواصل النّقَالة Kemudian frasa yang memiliki الجهاز merupakan bentuk jamak dari kata أجهزة -memiliki arti terus التواصل arti perlengkapan.132 Lalu kata menerus; berkelanjutan; berkesinambungan.133 Kemudian memiliki arti ambulance; usungan.134 Jika ketiga النّقَالة kata makna tersebut digabungkan, maka muncul sebuah makna yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan pesan yang ingin penulis sampaikan. Sehingga peneliti mencoba mencari frasa tersebut dengan menggunakan google translate. Setelah menggunakan google translate peneliti menemukan frasa mempunyai makna perangkat komunikasi أجهزة التواصل النّقَالة seluler. Hasil terjemahan google translate sangat mudah dipahami dan sesuai dengan pesan yang penulis maksud. Namun saat ini perangkat komunikasi seluler, masyarakat lebih mengenalnya dengan kata gadget. Sehingga peneliti memilih untuk menggunakan kata gadget. jika diuraikan terdiri dari kata المذاهب الرافضية kata yang المذهب merupakan bentuk jamak dari kata المذاهب memiliki arti kepercayaan; doktrin; ajaran; madzhab;

131 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 873. 132 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 219. 133 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring). 134 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 1458.

141

memiliki arti yang الرافضية pendapat; teori135 dan kata hanya الرافضية murtad, keluar dari agamanya.136 Tetapi kata dialihaksarakan saja dan tetap diartikan rafidah, karena kata tersebut familiar dalam ilmu kalam atau buku sejarah islam lainnya. Rafidah adalah salah satu sekte syiah ekstrim. Rafidah artinya orang yang menolak dan tidak mau mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Mereka berkeyakinan : Nabi SAW telah menunjuk Ali sebagai Khalifah untuk menggantikan beliau. Mereka menganggap sesat para sahabat Nabi yang tidak mau tunduk dan patuh kepada Ali.137 Sehingga peneliti menerjemahkannya dengan kata doktrin rafidah. Strategi yang peneliti gunakan adalah padanan deskriptif karena berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu. f. Teks VI Teks Bsa Teks Bsu Nabi SAW memerintahkan kepada manusia untuk membaca dan menghafal Al- Quran. (Perumpamaan seorang mukmin yang suka

135 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 453. 136 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 516. 137 Ali As-Sahbuny, Kamus Al-Quran: Quranic Ekplorer, (Sahih, 2016), h. 824.

142

membaca Al-Quran ialah seperti buah utrujah baunya enak dan rasanyapun manis. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti buah kurma. Tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafik yang suka membaca Al-Quran ialah seperti tanaman raihanah. Baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti hanzalah, tidak ada baunya dan rasanya pun 139 138 pahit.

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan menggunakan - الرِيحانَةِ – الحَنْظَلَةِ) unsur budaya ekologi yaitu pada kata

138 Muttafaqun ‘Alaih. Akhrajahu al-Bukhâri (5427-Kitâb al-At’amah), Muslim (797- Kitâb Salâh al-Musâfirîna wa Qasrîhâ), min Hadîtsi Abî Mûsâ al-Asy’arî. 139 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 21.

143

األُتْرُجَ atau dalam kamus Al-Munawwir األُتْرُجَةِ Kata .(األُتْرُجَةِ memiliki arti nama pohon (limau).140 Namun, jika kita mencari kata tersebut dengan memanfaatkan google translate memiliki makna jeruk sukade. Jeruk sukade األُتْرُجَةِ maka kata yakni spesies buah jeruk yang umumnya memiliki kulit tebal dan bagian dalam yang kecil-kecil. Asalnya, pohon ini berasal dari Asia Tenggara. 141 Jeruk sukade bukan jenis jeruk yang populer dan dikenal di Indonesia. Faktor pertama karena buah ini tidak bisa dikonsumsi secara langsung. Rasa buah jeruk sukade yang asam menandakan jika buah ini punya vitamin C dan beberapa kandungan mineral lainnya.142 Peneliti tetap menerjemahkan dengan kata utrujah karena informasi yang peneliti dapat terkait utrujah baik yang memiliki arti jeruk limau atau jeruk sukade tidak serupa dengan buah utrujah dalam hadis di atas yang digambarkan dengan baunya harum dan rasanya manis. Peneliti mengasumsikan bahwa utrujah adalah nama jenis buah di timur tengah. dalam kamus Al-Munawwir الرِيحانَةِ Kemudian kata memiliki arti tumbuhan-tumbuhan yang berbau harum.143 Sedangkan menurut Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia memiliki arti kemangi; selasih.144 Peneliti tetap

140 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 5. 141 https://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_sukade diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pada pukul 11.37 WIB. 142 https://www.khasiat.co.id/buah/jeruk-sukade.html diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pada pukul 11.48 WIB. 143 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 546. 144 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring).

144

menerjemahkannya dengan kata raihanah karena padanan budaya BSu dengan BSa tidak sama, dikhawatirkan tidak dapat menjaga ketepatan makna jika diterjemahkan menjadi kemangi atau selasih. dalam kamus Al-Munawwir الحَنْظَلَةِ Lalu pada kata memiliki arti jenis labu (pahit rasanya).145 Kebanyakan labu di Indonesia memiliki rasa manis. Adapun jika labu pahit itu adalah nama lain dari pare. Peneliti merasa bahwa labu yang dimaksud oleh penulis bukan labu seperti yang ada di Indonesia. Jadi, peneliti lebih memilih untuk tetap menerjemahkan hanzhalah karena padanan budaya BSu dengan BSa tidak sama, dikhawatirkan tidak dapat menjaga ketepatan makna jika diterjemahkan menjadi labu. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah strategi pungutan, yakni membawa kata BSu ke dalam teks BSa karena tidak ditemukan padanan dalam BSa. Atau perumpamaan ini jka dibuat gambaran, kurang lebih pengertiannya sebagai berikut:

145 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 303.

145

Gambar diambil dari google g. Teks VII Teks BSa Teks Bsu Ada situasi hati bergetar yang sangat penting agar seseorang tidak lalai dan lebih berhati-hati. Misalnya hal tersebut menunjukan peristiwa lucu yang telah terjadi. Saya selalu bertanya

pada diri sendiri: Apakah 146 mungkin seseorang tidur saat mengendarai mobil?

146 Kata menurut kamus luring Al-Ma’ânî Arab-Indonesia memiliki makna bercakap-cakap; berkata. Diterjemahkan menjadi bertanya karena pada kalimat sesudahnya terdapat kalimat yang menyatkan sebuah pertanyaan.

146

Ada orang berkata: si Fulan tertidur saat mengendarai mobil. Bagaimana mungkin ia bisa tidur, saat duduk sambil memegang setir? Coba pikirkan! Padahal dia yang mengetahui segala

sesuatu. 147.

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan mempertahankan budaya bahasa sumber dan pemilihan diksi yang tepat. Kata secara harfiah berarti si Anu; si Fulan148. Peneliti tetap فالن menerjemahkan dengan kata si Fulan, karena kata tersebut sudah familiar di masyarakat islam dan juga sudah masuk dalam KBBI. Kata fulan ini merupakan bentuk tidak baku dari kata polan yang memiliki arti sebutan kepada orang yang tidak diketahui namanya; tidak ingin disebutkan namanya; namanya terlupa.149 ,jika frasa tersebut diuraikan عجلة القيادة Kemudian frasa secara harfiah memiliki pengertian roda.150 عجلة kata ;memiliki pengertian kepemimpinan القيادة Sedangkan kata

147 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 24. 148 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 1072. 149 KBBI Edisi Kelima (luring). 150 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Pustaka Progresif, 1997), h. 901.

147

petunjuk; terkemuka; pelaksanaan; pengendalian; perintah; mengemudi; mengendarai; mengemudikan.151 Jika kedua kata tersebut digabung menjadi roda mengemudi atau roda kemudi. Namun, di Indonesia lebih dikenal dengan istilah setir. Setir adalah kemudi (mobil). 152 Jadi, peneliti lebih memilih menggunakan kata setir mobil. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah sinonim, karena menggunakan kata BSa yang kurang lebih sama dengan kata BSu. h. Teks VIII Teks BSa Teks Bsu Adapun potong tangan, leher atau apapun itu, apakah merusak sebuah perkara? Di Cina, barangsiapa yang mencuri dan nilainya : mencapai 100 junaih, maka ia 153 mendapatkan hukuman.

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan mempertahankan secara harfiah جُنيه elemen budaya bahasa sumber. Kata

151 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring). 152 KBBI Edisi Kelima (luring). 153 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 29.

148

menurut جُنيه memiliki pengertian mata uang pound.154 Kata Ustadz Mahmud, selaku penutur bahasa sumber dan berdomisili di الجنيه المصري هو العملة المصرية “ Mesir bisa diartikan sebagai sedangkan dalam Bahasa Inggrisnya disebut dengan ”الرسمية pound.155 Atau di Mesir disebut dengan Pound Mesir. (el-Gineih el-Maṣrî ,الجنيه المصرى :Pound Mesir (Arab merupakan sebuah mata uang resmi negara Mesir sejak tahun 1834. Kode mata uangnya adalah EGP. Mata uang ini setiap satu-satunya dibagi menjadi 100 piastre. Mata uang ini terbagi menjadi 5, 10, 25, 50 irsh, 1, 5, 10, 20, 50, 100, 200 gineih.156 Peneliti tetap menerjemahkan menjadi junaih, karena kata tersebut merupakan jenis mata uang di Mesir sehingga peneliti berusaha mempertahankan budaya bahasa sumber. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah strategi pungutan, yakni membawa kata BSu ke dalam teks BSa karena tidak ditemukan padanan dalam BSa. i. Teks IX Teks BSa Teks Bsu

Saya dulu pernah mengunjungi salah satu provinsi di Mesir hulu. Saya

154 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring). 155 Wawancara dengan Ustadz Mahmud (Penutur Bahasa Sumber dan Berdomisili di Mesir) pada tanggal 11 Mei 2018 Pukul 16.00 WIB. 156 https://id.wikipedia.org/wiki/Pound_Mesir diakses pada tanggal 2 Mei 2018 pukul 11.35 WIB.

149

mengetahui bahwa seorang Profesor dari Universitas Nasrani Eropa telah tinggal di provinsi ini selama 14 tahun. 157

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan mempertahankan الصعيد elemen budaya bahasa sumber dan konteks. Kata secara harfiah memiliki pengertian debu; tanah; tanah tinggi; dataran tinggi; tingkatan; standar; wahana; lapisan; الصعيد يعني “ memiliki makna الصعيد bidang; daerah.158 Kata yang jika diterjemahkan menjadi 159 ”منطقة جنوب مصر tersebut dapat diartikan الصعيد keterangan bahwa kata الصعيد sebagai Mesir Selatan. Menurut google translate kata memiliki makna Mesir hulu. Peneliti menerjemahkannya dengan Mesir hulu, karena Mesir hulu merupakan nama lain dari Mesir Selatan. Mesir kuno terbagi atas dua wilayah, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Di bagian utara adalah Mesir Hilir di mana Sungai Nil berakhir dengan beberapa muaranya dan membentuk delta sungai nil. Di bagian selatan adalah Mesir Hulu, yang membujur sampai ke Syene. Kedua

157 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h. 37. 158 Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia (luring). 159 Wawancara dengan Ustadz Mahmud (Penutur Bahasa Sumber dan Berdomisili di Mesir) pada tanggal 11 Mei 2018 Pukul 16.00 WIB.

150

negara, Mesir Atas dan Bawah (nama lain dari Mesir Hulu dan Mesir Hilir) bersatu pada kira-kira tahun 3100 SM, tetapi masing-masing masih mempertahankan kerajaannya. Firaun merupakan pemimpin kedua kerajaan tersebut.160 Kata Mesir hulu juga terdapat dalam buku Max Rodenbeck yang berjudul Kairo: Kota Kemenangan yakni pada kalimat (wilayah mesir hulu yang panjang ramping terhampar di sepanjang lembah ke selatan hingga mencapai sungai nil di ).161 Strategi yang peneliti gunakan adalah padanan deskriptif karena berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu. j. Teks X Teks BSa Teks Bsu Ia berkata: Wahai amîru al- mu`minîn, engkau telah : : menghancurkan akhiratmu dan engkau telah memakmurkan kehidupan duniamu. Akhirnya

160 http://mesir-kuno.tradisional.web.id/ind/1929-1819/Mesir-Hulu-Dan- Hilir_160608_unkris_mesir-kuno-tradisional.html diakses pada tanggal 12 Mei 2018 Pukul 22.53 WIB. 161 Max Rodenbeck, Kairo: Kota Kemenangan (Kairo: Pustaka Alvabet, 2013), h. 11.

151

Engkau takut dipindahkan dari bangunan yang mewah ke bangunan yang runtuh. 162

163!!!

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang berorientasi pada teks sumber dengan menyesuaikan jika أمير المؤمنين konteks budaya bahasa sumber. Kata diterjemahkan secara harfiah memiliki pengertian pemimpin bagi orang-orang yang beriman. Namun ketika sudah masuk dalam teks tidak ditulis sebagaimana terjemahan harfiahnya, melainkan harus tetap ditulis dengan frasa amîru al- mu`minîn. Karena frasa tersebut sudah familiar terutama dalam buku-buku sejarah peradaban islam atau teks agama lainnya. Frasa seperti ini juga banyak ditemukan dalam hadis dan kisah para nabi serta para khalifah terdahulu. Frasa amîru al-mu`minîn merupakan salah satu gelar kenegaraan sebagai bentuk penghormatan sekaligus identitas bagi seorang pemimpin. Mengutip Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern karya cendekiawan terkemuka John L Esposito, berdasarkan analisis sejumlah sejarawan di abad

162 Lihat binahwihâ, al-Baghdâdî, Ahmad ibn ‘Alî (463 H): Târikh baghdâd (6/582), Tahqîq Basyâr ‘Awwâd, Dâr al-Gharb al-Islâmî, Beirut, Libanon, Cetakan 1, 1422 H/ 2002 M. Lihat Ibn ‘Asâkir, ‘Alî ibn Husain (wafat: 571 H), Târikh Dimasyqi (22/38), Dâr al-Fikr, Beirut, Libanon, 1415 H/ 1995 M, al- Subkî, ‘Abd al-Wahhâb ibn Taqiyuddin (Wafat: 771 H), Tabaqât al- Syâfi’iyyah (9/33), Dâr Hajr, Cetakan 2, 1413 H. 163 Ahmad ‘Abd Al-Rahmân Al-Naqîb, Al-Qurân Ghayyaranî, (Mesir: Dâru Tâbah, 2015), h.40.

152

pertengahan, istilah yang berarti pemimpin orang mukmin itu digunakan untuk otoritas pemberi komando dan wewenang kepada pasukan Muslim selama periode awal penaklukan. Baik selama masa Rasulullah SAW masih hidup ataupun usai wafat.164 Maka pada kasus menerjemahkan unsur budaya ini peneliti menggunakan konsep foreigenisasi karena menghadirkan budaya bahasa sumber. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah strategi pungutan, yakni membawa kata BSu ke dalam teks BSa karena tidak ditemukan padanan dalam BSa.

164 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- digest/17/05/24/oqgexs313-mengenal-gelar-amirul-mukminin diakses pada tanggal 11 Mei 2018 Pukul 09.01 WIB.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Konsep pelitian ini adalah penerjemahan dengan menggunakan metode semantis baik pada tataran kata, frasa maupun kalimat. Penerjemahan semantis ialah penerjemahan yang berorientasi pada teks sumber. Hasil akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk hasil terjemahan dan kosa kata baru yang terdapat pada buku Al-Qurân Ghayyaranî karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb. Setelah menerjemahkan kitab tesebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode penerjemahan semantis dalam buku Al-Qurân Ghayyaranî membantu penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang baik, mudah dipahami dan mengalihkan pesan sedekat mungkin tepat dengan makna bahasa sumber. Metode semantis juga membantu peneliti untuk mempertahankan gagasan penulis dengan menerjemahkan secara objektif, menerjemahkan apa yang ada dan mementingkan makna serta gaya ekspresi pribadi penulis. Meskipun ada beberapa kesulitan-kesulitan yang peneliti temukan saat menerjemahkan, diantaranya: menyesuaikan arti setiap kata dengan pola-pola dasar bahasa sumber, menyesuaikan tanda baca teks sumber dalam teks sasaran, mencari padanan teks sumber pada teks sasaran, memahami teks sumber yang kompleks dan mempertahankan gaya bahasa penulis bahasa sumber dalam bahasa sasaran.

153

154

Proses penerjemahan semantis dilakukan dengan cara mencari kata, frasa atau kalimat tersebut dari kamus terlebih dahulu, kemudian mencari padanan yang sesuai dalam bahasa sumber. Dalam menerjemahkan, tidak bisa jika hanya menggunakan satu kamus, melainkan harus beberapa kamus. Mulai dari kamus Arab – Indonesia, Arab – Inggris, Inggris – Indonesia dan KBBI ataupun jenis kamus dwibahasa lainnya. Ketika makna tersebut tidak ditemukan dalam sebuah kamus, peneliti memanfaatkan teknologi mesin penelusuran seperti google untuk mencari kata-kata modern dan populer yang terikat dengan budaya BSu. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan buku Al-Qurân Ghayyaranî karya Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb dengan menggunakan metode penerjemahan semantis memudahkan penerjemah unuk menghasilkan terjemahan yang berterima dan tepat dalam bahasa sasaran.

B. Saran Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu diperlukan penelitian selanjutnya yang dapat menindak lanjuti penerjemahan semantis ini. Misalnya penerjemahan komunikatif atau penerjemahan kultural dengan memperhatikan aspek kata, klausa, kalimat, kolokasi, metafora dan lain sebagainya, yang belum pernah dilakukan pada penelitian ini. Selain itu, penerjemahan semantis juga dapat diterapkan dalam karya sastra, teks keagamaan, puisi, syair dan beberapa karya fiksi maupun non fiksi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Akmaliyah. Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan. Bandung: N&Z Press, 2007.

Al-Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Al-Naqîb, Ahmad ‘Abd Al-Rahmân. Al-Qurân Ghayyaranî, Mesir: Dâru Tâbah, 2015.

Bahri, Saeful dkk. Koleksi dan Katalogisasi Naskah Klasik Keagamaan Bidang Tasawuf. Jakarta: Balai penelitian dan Pengembangan Agama, 2013.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indinesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama, 2006.

Djajasudarma, T. Fatimah. Semantik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: PT. Refika Aditama, 1999.

Emzir. Teori dan Pengajaran Penerjemahan. Jakarta: Rajawali Press, 2015.

155

156

Haderanie. Asma-ul-husna: sumber ajaran tauhid/ tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu, 2013.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Jembatan Kata: Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2014.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014.

Humam, Abdul Wadud Kasyful. 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016.

Humanika, Eko Setyo. Mesin Penerjemah Suatu Tinjauan Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Bandung: Dunia Pustaka jaya, 2006.

Larson, Mildred L. alihbahasa: Kencana Wati Taniran, Penerjemah Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan antarbahasa, Jakarta: Arcan, 1989.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.

157

Moentaha, Salihen. Bahasa dan Terjemahan Language and Translation the New Millennium Publications, Jakarta: Kesaint Blanc, 2008.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Mufid, Nur dan Kaserun AS. Rahman. Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Muttaqin, Zainal. Pesona Akhlak Rasulullah Saw, Bandung: Mizan Pustaka, 2005.

Nababan, M. Rudolf. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2008.

Najib, Izudin Muhammad. Asas At-Tarjamah. Cairo: Maktabah Ibn Sina, 2001.

Newmark, Peter. Approaches to Translation. Oxford: Pergamon Press, 1981.

Newmark, Peter. A Text Book of Translation. New York: Prentice Hall, 1988.

158

Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. The Theory and Practice of Translation. Netherlands: E. J. Brill Leiden, 1974.

Sayogie, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta, 2008.

Shahrur, Muhammad. Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004.

Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Suwartono. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset, 2014.

R. TE.F.L, AG. Kamil Dipl. Teknik Membaca Textbook dan Penterjemah, Yogyakarta: Kanisius, 1982.

Tim Penyusun. Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014. Jakarta: Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

159

B. Referensi Jurnal

Nurbayan, Yayan. “Pengaruh Struktur Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Terjemahan Al-Qur’an”. Jurnal Arabiyat, Vol I, No. 1, 2014.

C. Rujukan Kamus

Al-Hanâwî, Kamal al-Dîn. Mu’jam al-Mustalahât al- Tibbiyah al-Hadîtsah kKab INC.

Ali, Kamus Mutarjim Versi 1.2 (luring).

As-Sahbuny, Ali. Kamus Al-Quran: Quranic Ekplorer, Sahih, 2016.

Atef Sharia, Kamus Al-Ma’âni Arab-Indonesia Versi 1.1 (luring).

Atef Sharia, Kamus Al-Ma’âni Arab-Ingris Versi 2.9. (luring).

Kamusku Inggris-Indonesia v6.0.7 (luring).

KBBI luring Edisi Kelima Versi 0.2.0 Beta (20). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab- Indo Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

160

Organization, Talal Abu Ghazaleh. Mu’jam Talâl Abû Ghazâlih li al-Barâ`ati al-Ikhtirâ’i, Al-Manhal, 2012.

Wehr, Hans. Arabic - English Dictionary: The Hans Wehr Dictionary of Modern Written Arabic. New York: Spoken Language Service, Inc, 1976.

https://www.almaany.com/ar/dict/ar-en/biography/

D. Referensi Internet

http://cms.albasira.net/pages/page/about diakses pada tanggal 04 Desember 2017 Pukul 23.47 WIB.

http://www.muslimheritage.com/authors/abd-al-Rahmân-al- naqib diakses pada tanggal 22 April 2017 Pukul 08.11 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kegubernuran_Asy_Syarqiyah diakses pada tanggal 16 April 2018 Pukul 19.07 WIB.

https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical- specialties/heart vascular/coronary-artery-bypass- grafting diakses pada tanggal 8 Mei 2018 Pukul 23.21 WIB.

https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/valvulitis diakses pada tanggal 8 Mei 2018 Pukul 00.43 WIB.

161

https://id.wikipedia.org/wiki/Pound_Mesir diakses pada tanggal 2 Mei 2018 pukul 11.35 WIB. http://mesir-kuno.tradisional.web.id/ind/1929-1819/Mesir- Hulu-Dan-Hilir_160608_unkris_mesir-kuno- tradisional.html diakses pada tanggal 12 Mei 2018 Pukul 22.53 WIB. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- digest/17/05/24/oqgexs313-mengenal-gelar-amirul- mukminin diakses pada tanggal 11 Mei 2018 Pukul 09.01 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_sukade diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pada pukul 11.37 WIB. https://www.khasiat.co.id/buah/jeruk-sukade.html diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pada pukul 11.48 WIB.

162

LAMPIRAN-LAMPIRAN

163

164

Lampiran 1

Glosarium

No BSa BSu

1 Hati yang sempit 2 Mesir Hulu

Kegubernuran Al- 210 3 Syarqiyah 4 Sepupu 5 Waktu luang 6 Gadget 7 Roda kemudi (setir) Semoga Allah 8 menjaganya Semoga Allah 9 merahmatinya Semoga Allah menjaga 10 dan memanjangkan umurnya 11 Bi`ru Ma’ûnah Orang yang sedang 12 211 ditulis biografinya 13 Kordinator situs

14 Arteri Koroner

15 Katup Jantung

16 Doktrin Rofidah

210 https://id.wikipedia.org/wiki/Kegubernuran_Asy_Syarqiyah 211 https://www.almaany.com/ar/dict/ar-en/biography/ diakses pada tanggal 16 April 2018 Pukul 19.07 WIB.

165

166

17 Utrujah

18 Raihanah

19 Hanzalah

20 Junaih

Lampiran 2

BUKU AL-QURÂN GHAYYARANÎ

KARYA AHMAD ‘ABD AL-RAHMÂN AL-NAQÎB

Ditranskip Oleh: Dinka Lailatul Chotamah 11140240000065

167

168

يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ حَّقَ ّتُقَاّتِهِۦ وَّلَا ّتَمُوّتُنَ إِّلَا وَأَنتُم مُسّْلِمُونَ

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ ٱّتَقُوا۟ رَّبَكُمُ ٱّلَذِى خَّلَقَكُم مِن نَفْسٍ وَٰحِدَةٍ

وَخَّلَّقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَّبَّثَ مِنْهُمَارِجَاّلًا كَثِيرًاوَنِسَآءً ۚ وَٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ ٱّلَذِى ّتَسَآءَّلُونَ ّبِهِۦ

وَٱّلْأَرْحَامَ ۚ إِنَٱّلّلَهَ كَانَ عَّلَيْكُمْ رَقِيبًا يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ

وَقُوّلُوا۟ قَوّْلًا سَدِيدًا يُصّْلِحْ ّلَكُمْ أَعْمَّٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ ّلَكُمْ ذُنُوّبَكُمْ ۗ وَمَن

يُطِعِ ٱّلّلَهَوَرَسُوّلَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

169

(*)

(*)

170

يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ حَّقَ ّتُقَاّتِهِۦ وَّلَا ّتَمُوّتُنَإِّلَا وَأَنتُم

مُسّْلِمُونَ يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ ٱّتَقُوا۟ رَّبَكُمُ ٱّلَذِى خَّلَقَكُم مِن نَفْسٍ

وَٰحِدَةٍ وَخَّلَّقَ مِنْهَا زَوْجَهَاوَّبَّثَ مِنْهُمَا رِجَاّلًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱّتَقُوا۟ ٱّلّلَهَ ٱّلَذِى ّتَسَآءَّلُونَ

ّبِهِۦ وَٱّلْأَرْحَامَ ۚ إِنَٱّلّلَهَ كَانَ عَّلَيْكُمْ رَقِيبًا يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱّتَقُوا۟

ٱّلّلَهَ وَقُوّلُوا۟ قَوّْلًا سَدِيدًا يُصّْلِحْ ّلَكُمْ أَعْمَّٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ ّلَكُمْ ذُنُوّبَكُمْ ۗ

وَمَن يُطِعِ ٱّلّلَهَوَرَسُوّلَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

171

( )

ٓ ۥ ٓ ۟

ٓ ۥ ٓ ۚ

(١ )

172

ۖ

:

173

! . . . :

.

:

.

: يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ وَشِفَآءٌ

ّلِمَا فِى ٱّلصُدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ ّلِّلْمُؤْمِنِينَ :

قُلْ ّبِفَضْلِٱّلّلَهِ وَّبِرَحْمَتِهِۦفَبِذَّٰلِكَ فَّلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِمَا يَجْمَعُونَ ( )

174

( ) يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ :

: ( )

:

ٓ

ٓ

(١ )

(١ )

175

( )

ٓ

( )

:

ۥ

: :

(١ )

(١ )

176

:

:

: ( ) . <<

:

( ) .

: ( )

.

: :

! : ! :

! : ! :

. : ! :

(١ )

(٢ )

(٣ )

177

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ

( )

ۚ : .

(١ )

178

!!

.

ٓ :

!

.

:

179

:

:

4

. . .

: : :

: ٓ

ۥ

۟ ٓ . . . : -

. .

( )

4 (١)

180

.

( ) . . . . .

:

(*)

( ) …

وَقَالَ ٱّلرَسُولُ يَٰرَّبِ إِنَ قَوْمِى ٱّتَخَذُوا۟ هَٰذَا ٱّلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا :

( )

!! !!!

(٢ ) (*) (١ ) (٢ )

181

!! . . .

! !!

يَٰٓأَيُهَا ٱّلنَاسُ قَدْ جَآءَّتْكُم مَوْعِظَةٌ مِن رَّبِكُمْ

ٓ :

.

( )

(١ )

182

( )

(١ )

183

( )

(١ )

184

( )

( )

(٢ )

(١ )

185

:

186

( )

( 6)

(١ )

(٢ )

187

( )

(١ )

188

ۗ :

-

-

: ( ) .

: !

(١ )

189

:

:

:

!!

190

( )

! :

! ( ) :

:

:

: ٓ ۚ ۥٓ

( ) :

(١ )

(٢ ) (١ )

191

( )

-

: -

:

( )

.

:

(٢ )

(١ )

192

.

:

! !

.

:

.

!

! !

!

.

193

: ۦ

۟

: : !

( ) :

:

!

ۦ ۟ :

( )

(١ )

( )

194

! :

!

!

195

ٓ ٓ

ۚ

( )

ٓ ٓ

.

(١ )

196

!

!! :

:

! :

: :

:

! ! : ( )

!!!

! :

!!!

(١ )

197

!!

! ! !!!

!!!

!! :

! : ۖ

! ! :

:

!!

198

!!

: : :

.

:

!!

!!

!!

( ) . ( )

! !

(١ ) (٢ )

199

! !

!!

:

!! :

!!

!! !

: :

- : - -

! -

200

: !

! !

:

!!

:

!

: ۦ ۟

!

:

( )

-

: ! : :

(١ )

201

-

! :

!!

!

.

: !! !!

!!

!! :

!!

.

: :

!!! ( ) 89

202

!!

: :

!! 11 :

:

!! 12

.

(١ )

203

:

!!

-

-

-

-

-

- يَٰٓأَيُهَا ٱلنَاسُ

-

-

-

204

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Lampiran 3

CV Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Naqîb

205

206

207

208

1991

22

209

1

4

3

2

5

210

2

7

2

9

11

11

14

13

12

15

12

17

211

12

19

41

41

44

43

42

45

42

47

42

49

31

31

212

34

33

32

35

32

37

32

39

21

21

24

23

213

22

25

22

1

4

3

2

5

2

7

2

9

11

11

214

14

13

12

4 47 2 15 31

12

17

12

19

41

41

44

43

42

45

42

215

1

4

3

2

5

2

7

2

9

11

11

14

216

13

12

15

12

17

12

19

41

41

44

43

42

45

42

47

217

42

49

31

31

34

33

32

218

219

1 http://cms.albasira.net/pages/page/about diakses pada tanggal 17 Januari 2017 pukul 14.11 wib

220

Lampiran 4 Transkrip Wawancara

Narasumber : Mahmoud Mohammed Hosny Mohammed, Lc Hari/ Tanggal : Jumat/ 11 Mei 2018 Waktu : 16.00-16.30 WIB

Review

Daerah di Mesir yang terletak antara Kairo dan Mansoura

Daerah Mesir bagian selatan

Jenis mata uang resmi di Mesir atau dalam bahasa inggris disebut pound.

221

222