Bab Iii Biografi Teuku Umar

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab Iii Biografi Teuku Umar BAB III BIOGRAFI TEUKU UMAR A. Kelahiran dan Masa Muda Teuku Umar Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854 M di Meulaboh, tepatnya di Gampong Masjid, sekarang Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan. Ia dilahirkan dari seorang ayah yang bernama Teuku Tjut Mahmud dan ibu Tjut Mohani di mana pasangan ini dikarunia empat anak yaitu Teuku Musa, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku Mansur.75 Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku Laksamana Muda Nanta, seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1635 M sebagai Panglima Angkatan Perang Aceh di Andalas Barat dan sekaligus ditunjuk menjadi Gubernur Militer Aceh di Tanah Minang.76 Ayahnya, Teuku Achmad Mahmud, adalah seorang uleebalang (kepala daerah). Sementara ibundanya berasal dari lingkungan istana kerajaan di Meulaboh. Dalam buku Ensiklopedi Pahlawan Nasional yang disusun Julinar Said dan kawan-kawan (1995) disebutkan, dari garis ayahnya, Teuku Umar berdarah Minangkabau.77 Antara keluarga Teuku Umar dengan tanah rencong memang terikat terjalin kedekatan sejak dulu. Umar keturunan Datuk Makhudum Sati orang kepercayaan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), yang diberi wewenang untuk memimpin wilayah Pariaman di Sumatera Barat sebagai bagian dari Kesultanan Aceh kala itu.78 Pada Tahun 1800 M, anak keturunan Teuku Laksamana Muda Nanta mendapatkan tekanan dari kaum ulama di tanah Andalas sehingga menyebabkan 75Ria Listina, Biografi Pahlawan Kusuma Bangsa, ( Jakarta: PT. Sarana Bangun Pustaka, 2010), hlm.22 76Ibid, hlm. 24 77Ragil Suwarna Pragolapati, Cut Nya Dien, Volume 1, 1982, hlm. 14 78Ibid, hlm. 21 40 mereka kembali ke Aceh lewat jalur laut sebelah barat dan kemudian mereka mendarat di Meulaboh di mana salah satu pemimpin rombongan tersebut bernama Machdum Sakti Yang Bergelar Teuku Nanta Teulenbeh yang kemudian diangkat oleh Sultan Aceh sebagai penjaga Taman Sultan di Kutaraja.79 Teuku Umar yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap Belanda. Tercatat ialah yang melakukan kampanye perang melawan Belanda di wilayah barat dari Meulaboh sampai dengan Uleelheu sampai Pidie, bahkan ia menekan para uleebalang untuk ikut perang melawan Belanda. Pada tahun 1896 M, ia juga mengajak seluruh orang Aceh melawan Belanda secara massal. Bahkan beliau juga yang terus mendorong Sultan, Panglima Polem serta Teungku Di Tiro untuk melakukan perlawanan dengan memberikan uang sabil ke Keumala, tempat sultan mengendalikan perang. B. Menikah Teuku Umar menikah pada saat berumur 20 tahun dengan seorang wanita yang bernama Nyak Sofiah. Nyak sofiah merupakan anak dari Uleebalang Glumpah. Selanjutnya ia juga pernah menikah dengan Nyak Malighai. Nyak Malighai merupakan putri dari panglima Sagi. Sejak pernikahan keduanya tersebut, ia memiliki gelar Teuku. Terakhir ia menikah dengan seorang janda yang bernama Cut Nyak Dien, yang merupakan putri dari paman Teuku Umar. Mereka menikah pada tahun 1880. Suami pertama dari Cut Nyak Dien adalah Teuku Ibrahim Lamnga, tetapi suami dari Cut Nyak Dien sudah meninggal pada tahun 1878 M.80 Pernikahan Teuku Umar dengan Cut Nyak Dhien disambut dengan gembira dan dirayakan dengan upacara yang cukup meriah. Kabar ini pun didengar oleh pemerintah Belanda di Kotaraja, Banda Aceh. Mereka menyadari bahwa pernikahan itu sama halnya dengan penggabungan dua kekuatan besar yang berpotensi membahayakan.81 79Ibid, hlm. 23 80Ibid, hlm 24 81Ibid, hlm. 38 41 Dari beberapa kali pernikahannya Teuku Umar mempunyai anak. Pernikahan dengan Cut Nyak Sofiah tidak dikaruniai anak, kemudian pernikahan dengan Nyak Malighai dikaruniani lima anak yaitu Teuku Sapeh, Teuku Raja Sulaiman, Cut Mariyam, Cut Sjak, dan Cut Teungoh. Kemudian pernikahannya dengan Cut Nyak Dien dikaruniai satu anak yaitu Cut Gambang.82 Sejak 1873 M, saat Perang Aceh mulai berkobar, Teuku Umar turut mengangkat senjata untuk mengusir kaum penjajah dari Serambi Mekkah. Kala itu, usianya baru 19 tahun. Keberanian dan ketangkasannya membuat pamor Umar muda melejit. Bahkan, pada umur sebelia itu, ia sudah dipercaya menjadi kepala kampung atau keuchik gampong. C. Gugurnya Teuku Umar Pada tanggal 10 Pebruari 1899 M, di Keudee Lhok Bubon, Teuku Umar bersama pasukannya mengatur rencana penyerangan terhadap Belanda yang berada di Tangsi Meulaboh. Mendengar rencana ini, Jendral Van Heutzs memerintahkan Letnan Ver Brugh untuk memimpin pasukannya berpatroli ke arah Barat dengan menyusuri pantai serta melakukan penjagaan di Suak Ujong Kalak, 2 kilometer dari kota Meulaboh.83 Teuku Umar seakan‐akan tahu bahwa ia akan menemui akhir ajalnya. Saat berjalan dari Lho‟ Bubon, ia berkata kepada Teungku Kali Nya Ali, “Besok kita akan minum kopi di Keude Meulaboh atau saya akan mati di Perang Suci”.84 Teuku Umar bergerak menyusuri pantai bersama pasukannya dari Lhok Bubon menuju Meulaboh pada malam hari tanggal 11 Pebruari 1899 M. Sebelum melanjutkan perjalanannya untuk melakukan penyerangan ke Tangsi Meulaboh, pasukan Belanda yang telah lebih dahulu bersiaga di seberang Suak Ujong Kalak melepaskan tembakan. 82 Fariza Calista,Profil Lengkap Teuku Umar Pahlawan Nasional,http://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-teuku-umar-pahlawan- nasional-indonesia-dari-aceh/,di posting hari senin, 16 juli 2018, pukul 09.00 WIB 83Ibid, hlm. 13 84Ibid, hlm. 14 42 Pasukan Teuku Umar terkepung. Peluru Belanda bersarang di dada kirinya dan usus besar. Teuku Umar terlihat memegang dadanya yang berlumuran darah. Seketika tembak-menembak terhenti, suasana menjadi hening dan masing-masing pasukan mengundurkan diri tanpa melepaskan tembakan. Jenazah Teuku Umar dibawa lari oleh pengikut-pengikut setianya ke Pucok Luung pedalaman Suak Raya, dan melalui Reudeup dibawa lagi ke Pasi Meungat Tanjong Meulaboh untuk dikebumikan di dekat makam ibunya. Enam bulan kemudian, karena khawatir diketahui pihak Belanda maka masyarakat membongkar pusara Teuku Umar untuk kemudian dikebumikan di Gunong Meulintang (Cot Manyang) Mugo. Setelah 8 bulan, jenazah Teuku Umar dipindahkan ke Gunong Glee Rayeuk Tameeh di Mugo Kecamatan Kaway, 42 kilometer dari kota Meulaboh.85 Perjuangannya dilanjut oleh Cut Nyak Dhien, yang bermarkas di bagian utara Meulaboh tepat di daerah Krueng Manggi seputaran Krueng Meureubo. Pada tahun 1905 M, dalam keadaaan sakit sakitan dan kondisi mata tidak dapat melihat, Cut Nyak Dhien diserahkan kepada Letnan van Vuuren dan diasingkan ke Sumedang dan meninggal pada tahun 1908.86 Kuburan Teuku Johan Pahlawan mantan Panglima Perang Besar Gubernemen Hindia Belanda baru diketahui langsung oleh orang Belanda pada tanggal 1 November 1917 atau 18 tahun setelah ia mangkat. Seorang pegawai purbakala Belanda J.J.De Vink melihat kuburan Teuku Umar setelah mendapat izin Teuku Chik Ali Akbar (Uleebalang Kaway XVI) dan Teuku Panyang, Uleebalang Meugo, dengan syarat kuburan tersebut tidak diganggu lagi.87 D. Sifat Keteladanan Teuku Umar Sebagai seorang pahlawan, Teuku Umar memiliki nilai dan sifat yang dapat kita teladani yaitu : 85Ibid, hlm. 14 86Ibid, hlm. 14 87 Acehtrend, Sifat Kepemimpinan Teuku Umar,http://www.acehtrend.com/2016/02/07/14-sifat-kepemimpinan-teuku-umar/. Diposting tanggal 15 juni 2018, pukul 09.00 43 1. Disiplin Sebagai seorang pimpinan militer setingkat Panglima Besar, Amirul Bahar dan Panglima Perang Aceh, Teuku Umar harus bersikap disiplin terutama dalam membangun jiwa patriot kepada seluruh pengikutnya dan masyarakat pada umumnya. Ia dikenal sebagai seorang panglima perang yang paling kuat dalam menanamkan kedisiplinan kepada tentaranya.88 2. Seorang Motivator Teuku Umarlah yang memberikan motivasi kepada seluruh masyarakat di Pantai Barat Aceh dan Aceh pada umumnya untuk melakukan perlawanan kepada Belanda. Ialah yang menggembleng pasukan dari mulai Meulaboh sampai Ke Ulee Lheu, Kuta Raja sampai ke Pidie. Ketika ia membutuhkan mata‐mata untuk meninjau perjalanannya, mata‐mata itu bahkan bersedia menyerahkan hidupnya tanpa berpikir panjang saat Teuku Umar berkata, “Pergilah. Matamu adalah mataku, telingamu adalah telingaku”.89 3. Dermawan Teuku Umar juga seorang sangat dermawan terutama untuk kepentingan perang baik yang ia lakukan sendiri maupun memberikan sokongan dana berupa uang sabil kepada Sultan, Teungku Cik Ditiro dan Panglima Polem untuk membiayai pasukan melawan Belanda. 4. Sangat Memperhatikan Bawahan Teuku Umar juga seorang yang sangat memperhatikan para pengikutnya baik kesejahteraan mereka maupun membangun rasa percaya diri untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa lain. 5. Organisator yang Handal Teuku Umar adalah seorang organisator yang handal, hal ini ia buktikan dengan membagi pengikutnya dalam 17 panglima daerah 88Ibid. 89Ibid. 44 dengan satu komando penuh. Bahkan ia juga membentuk satu batalion dengan 250 anggota tentara yang berseragam militer penuh dengan kepangkatan resmi dan tinggal di barak layaknya sebuah organisasi ketentaraan.90 6. Suka Belajar dan Sangat Sopan Teuku Umar adalah seorang sangat terpelajar dan mau terus belajar, hal ini diakui oleh Paul Van Teer dalam bukunya Perang Aceh yang mengatakan Teuku Umar punya hobbi membaca koran-koran Belanda dan Inggris untuk menambah pengetahuannya tentang dunia internasional dan perpolitikan Belanda dalam menjajah Aceh. 7. Sangat Menghargai Kaum Ulama Hal ini dibuktikan dengan fatwa ulama terkenal yaitu Teungku Tjiek Kuta Karang yang menyatakankan bahwa perjuangan Teuku Umar harus didukung dan juga sangat mendengar nasehat dari seorang ulama yang bernama Teungku Husin Di Tanoh Abee agar Teuku Umar segera kembali mendukung perjuangan rakyat Aceh. Ia memperoleh dukungan dari kaum ulama dengan memberikan
Recommended publications
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Research Study
    *. APPROVED FOR RELEASE DATE:.( mY 2007 I, Research Study liWOlVEXZ4-1965 neCoup That Batkfired December 1968- i i ! This publication is prepared for tbe w of US. Cavernmeat officials. The formaf coverage urd contents of tbe puti+tim are designed to meet the specific requirements of those u~n.US. Covernment offids may obtain additional copies of this document directly or through liaison hl from the Cend InteIIigencx Agency. Non-US. Government usem myobtain this dong with rimikr CIA publications on a subscription bask by addressing inquiries to: Document Expediting (DOCEX) bject Exchange and Gift Division Library of Con- Washington, D.C ZOSaO Non-US. Gowrrrmmt users not interested in the DOCEX Project subscription service may purchase xeproductio~~of rpecific publications on nn individual hasis from: Photoduplication Servia Libmy of Congress W~hington,D.C. 20540 f ? INDONESIA - 1965 The Coup That Backfired December 1968 BURY& LAOS TMAILANO CAYBODIA SOUTU VICINAY PHILIPPIIEL b. .- .r4.n MALAYSIA INDONESIA . .. .. 4. , 1. AUSTRALIA JAVA Foreword What is commonly referred to as the Indonesian coup is more properly called "The 30 September Movement," the name the conspirators themselves gave their movement. In this paper, the term "Indonesian coup" is used inter- changeably with "The 30 September Movement ," mainly for the sake of variety. It is technically correct to refer to the events in lndonesia as a "coup" in the literal sense of the word, meaning "a sudden, forceful stroke in politics." To the extent that the word has been accepted in common usage to mean "the sudden and forcible overthrow - of the government ," however, it may be misleading.
    [Show full text]
  • Update Daftar Cabang Yang B
    Jam Layanan Operasional dan Daftar Cabang yang Beroperasi Mulai 21 Juli 2021 – 30 Juli 2021. YES, WE ARE OPEN Jam Layanan Cabang PermataBank LAYANAN CUT OFF TIME Kas 14.30 waktu setempat LLG 13.00 WIB / 14.00 WITA RTGS 13.30 WIB / 14.30 WITA Penerimaan Negara 13.00 WIB / 14.00 WITA Kliring Warkat Debit 1 jam lebih awal dari jam layanan saat ini Outgoing TT 14.00 WIB PermataBank.com | PermataTel 1500-111 PermataBank terdaftar dan diawasi oleh OJK dan merupakan peserta penjaminan LPS Jakarta Pusat Harmoni Jakarta Pangeran Jayakarta Jakarta Menara Astra Jakarta Plaza Index Jakarta Menara Batavia Jakarta Rukan Cempaka Putih Permai Jakarta Menteng Gondangdia Jakarta Sawah Besar Jakarta Mid Plaza Jakarta Jakarta Barat Citra Garden 1 Jakarta Puri Indah Jakarta Grand Puri Niaga Jakarta Taman Duta Mas Jakarta Hayam Wuruk Jakarta Taman Palem Jakarta Intercon Kebun Jeruk Jakarta Taman Ratu Jakarta Mangga Besar Jakarta Wisma AKR Jakarta Jakarta Selatan ACC Fatmawati Jakarta Menara FIF Jakarta ACC Simatupang Jakarta Menara Kadin Jakarta Atrium Jakarta Metro Pondok Indah Jakarta BEJ Tower II Jakarta Prudential Tower Jakarta Kasablanka Jakarta Sudirman Jakarta KCPS Tebet Soepomo Office Park Tebet Supomo Jakarta KCS Arteri Pondok Indah Wisma Surya Kemang Jakarta Melawai Jakarta Jakarta Timur Astra Agro Lestari Jakarta Kalimalang Pangkalan Jati Jakarta Jatinegara Jakarta Wisma Arion Jakarta PermataBank.com | PermataTel 1500-111 PermataBank terdaftar dan diawasi oleh OJK dan merupakan peserta penjaminan LPS Jakarta Utara Kelapa Gading Hybrida Jakarta Rukan
    [Show full text]
  • Penginapan Aceh
    NAMA-NAMA PENGINAPAN DI ACEH Banda Aceh No Nama Penginapan Alamat No. Telp No. Fax Class 1 Hotel Sultan Jl. Sultan Hotel No.1, Peunayong (0651) 22469 (0651) 31770 *** 2 Hotel Cakra Donya Jl. Khairil Anwar No.10 - 12 (0651) 33633 (0651) 23879 * 3 Hotel Kartika Jl. Nyak Adam Kamil IV No.1 (0651) 31205 (0651) 23629 * 4 Hotel Taman Tepi Laut Jl. Banda Aceh-Meulaboh Km 17,55 (0651) 44202, (0651) 44203 * Lhoknga 32029 5 Hotel Medan Jl. Jend. Ahmad Yani No.17 (0651) 33851 (0651) 32256 * Peunayong 21501 6 Hermes Palace Jl. Panglima Nyak Makam, . (0651) 755888. (0651) 7556999 Lampineung 7 Grand Nanggroe Hotel Jl. Tgl. Imum Lueng Bata (0651) 35788. (0651) 35776 35779 8 Griya Indah Pratama Hotel Jl. Taman Makam Pahlawan II No. 2 (0651) 21056 Peuniti 9 Hotel Palembang Jl. Chairil Anwar No. 49 (0651) 22044 10 Hotel Jeumpa Jl. Stadion Dhirmutala No.5 (0651) 7411592 SMK I Banda Aceh 11 Hotel Wisata Jl. Jend. Ahmad Yani No. 19-21 (0651) 21834 12 Hotel Parapat Jl. Jend. Ahmad Yani No. 19 (0651) 22159 13 Hotel Rajawali Jl. Sisinga Mangaraja, Lampulo (0651) 32618 14 Hotel Rasa Mala Indah Jl. Teuku Umar No. 257 Seutui (0651) 41983 15 Hotel Kuala Raja Jl. T. Nyak Arif, (0651) 29687. (0651) 536033 (Depan Rumah Sakit Zainal Abidin) 16 Hotel Oasis Aceh Jl. Tengku Lueng Bata No. 115 (0651) 636999 (0651) 635333 Sabang No Nama Penginapan Alamat No. Telp No. Fax Class 1 Hotel Sabang Hill Jl. Sultan Iskandar Muda (0652) 21207 * 2 Hotel Irma Jl. Seulawah No. 3 (0652) 21235 3 Hotel Pulau Jaya Jl.
    [Show full text]
  • Potret Pahlawan Dalam Karya Tapestri
    POTRET PAHLAWAN DALAM KARYA TAPESTRI ARTIKEL FITRIA ERVIANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2017 Abstrak Berbahasa Indonesia Abstrak Tujuan pembuatan karya akhir ini adalah menciptakan tujuh potret pahlawan Indonesia teknik tapestry, dengan alasan karena pengorbanan, perjuangan, dan tindakan mereka yang sangat berarti dan bermanfaat bagi masyarakat. Alasan lain generasi muda sekarang kurang menghargai jasa para pahlawan, dan rasa nasionalismenya kian memudar. Oleh karena itu, penulis mengambil tema potret pahlawan sebagai subjek dalam berkarya. Metode proses penciptaan karya : pertama, persiapan dengan cara melakukan pengamatan. Kedua, elaborasi, ketiga, tahap sintesis, keempat, realisasi konsep yaitu membuat sketsa, persiapan alat dan bahan, memindahkan sketsa, proses berkarya, dan finishing. Kelima, penyelesaian yaitu pameran dan pembuatan katalog dan laporan. Hasil karya, potret pahlawan Indonesia yakni Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Meutia, Sultan Hasanudin, Jenderal Sudirman, Imam Bonjol, Ir. Soekarno, dan Teuku Umar. Diharapkan karya akhir bermanfaat bagi mahasiswa jurusan seni rupa, sebagai bahan apresiasi dan karya pembanding untuk menciptakan karya tapestri yang lebih baik di masa yang akan datang. Kata Kunci : Potret Pahlawan, Tapestri Abstrak Berbahasa Inggris Abstract The purpose of making this final work is for creating seven potraits Indonesian’s heroes of dashing tapestry techiques. With reason because of sacrifices, stuggles, and actions that giving meaning and benefits for society. Other reason, today the younger generations are less appreciative of the heroes and their sense of nationalism is fading away. Therefore, the author takes a theme about as a subject in this work. The method of creation processnof work : first, preparation bay way doing observatio.
    [Show full text]
  • Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 1 11 1950.08.15 Sidang BP
    ISI INFORMASI ARSIP FOTO BIDANG POLITIK DAN PEMERINTAHAN KURUN KEGIATAN / NO. POSITIF/ NO ISI INFORMASI UKURAN FOTOGRAFER KETERANGAN WAKTU PERISTIWA NEGATIF 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1950.08.15 Sidang Pertama Ketua DPR Sartono sedang membuka sidang pertama Dewan 50001 5R v. Eeden Dewan Perwakilan Perwakilan Rakyat, duduk di sebelahnya, Menteri Rakyat Penerangan M.A. Pellaupessy. 2 Presiden Soekarno menyampaikan pidato di depan Anggota 50003 5R v. Eeden DPR di Gedung Parlemen RIS. [Long Shot Suasana sidang gabungan antara Parlemen RI dan RIS di Jakarta. Dalam rapat tersebut Presiden Soekarno membacakan piagam terbentuknya NKRI dan disetujui oleh anggota sidang.] 3 Presiden Soekarno keluar dari Gedung DPR setelah 50005 5R v. Eeden menghadiri sidang pertama DPR. 4 Perdana Menteri Mohammad Natsir sedang bercakap-cakap 50006 5R v. Eeden dengan Menteri Dalam Negeri Mr. Assaat (berpeci) setelah sidang DPR di Gedung DPR. 5 Lima orang Anggota DPR sedang berunding bersama di 50007 5R v. Eeden sebuah ruangan di Gedung DPR, setelah sidang pertama DPR. 6 Ketua Sementara DPR Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang 50008 5R v. Eeden membuka sidang pertama DPR, di sebelah kanannya duduk Sekretaris. 7 Ketua Sementara DPR Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang 50009 5R v. Eeden membuka sidang pertama DPR, di sebelah kirinya duduk Ketua DPR Mr. Sartono. 8 Suasana ruangan pada saat sidang pertama DPR Negara 50010 5R v. Eeden Kesatuan. 9 [1950.08.15] Sidang BP. KNIP Suasana sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia 5R Moh. Irsjad 50021 Pusat (BP. KNIP) di Yogyakarta. 10 Presiden Soekarno sedang berpidato sidang BP. KNIP di 5R 50034 Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Islam and Pancasila in Constituent Assembly: a Historical Review
    International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064 Index Copernicus Value (2016): 79.57 | Impact Factor (2015): 6.391 Islam and Pancasila in Constituent Assembly: A Historical Review A. Rasyid Rahman Hasanuddin University, History Department, Faculty of Humanities, Perintis Kemerdekaan Road Km. 10 Makassar, 90245, Indonesia Abstract: This study discusses Islam and Pancasila in constituents. In constituent assemblies, Islamic political parties have 230 seats, while other individuals 286 seats mean Islamic political parties have 45% of seats, whereas according to the 1950 Constitution, the enactment of the new constitution must support by 2/3 of the constituent members present. Without the support of other political parties, it is impossible for Islamic politicians to promote Islamic ideology as the basis of the state. Then there was an exciting debate about the basic types of countries that will be embraced by Indonesia. At that time there were three initial designs of the state, namely Islam, Pancasila and socioeconomic. But this third draft proposed by the Labor and Murba Party is supported only by a few members so that finally the debate is dominated by the ideology of Islam and Pancasila. This article presented in analytical descriptive by using literature review. Like most historical writings, this paper uses four stages of research. Four stages of this study are a sequential and interrelated part. The research stages are resource collection (heuristic), source critic, interpretation, and histography. The result of the research shows that the primary proposal of Islamic state is supported by 230 votes, Pancasila 273 votes, and socioeconomic 9 votes.
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 376/Kpts/M/2004 Tanggal : 19 Oktober 2004
    LAMPIRAN B : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 376/KPTS/M/2004 TANGGAL : 19 OKTOBER 2004 J A L A N N A S I O N A L PANJANG RUAS NO. NAMA PROPINSI ( KM ) 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.782,78 2 SUMATERA UTARA 2.098,05 3 SUMATERA BARAT 1.200,09 4 R I A U 1.126,11 5 JAMBI 820,40 6 BENGKULU 736,44 7 SUMATERA SELATAN 1.290,24 8 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 530,65 9 LAMPUNG 1.004,16 10 DKI JAKARTA 122,38 11 BANTEN 490,40 12 JAWA BARAT 1.140,69 13 JAWA TENGAH 1.297,63 14 D.I. YOGYAKARTA 168,81 15 JAWA TIMUR 1.899,21 16 KALIMANTAN BARAT 1.575,32 17 KALIMANTAN TENGAH 1.714,95 18 KALIMANTAN TIMUR 1.539,70 19 KALIMANTAN SELATAN 876,00 20 B A L I 501,64 21 NUSA TENGGARA BARAT 601,83 22 NUSA TENGGARA TIMUR 1.273,02 23 SULAWESI UTARA 1.267,39 LAMPIRAN B : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 376/KPTS/M/2004 TANGGAL : 19 OKTOBER 2004 J A L A N N A S I O N A L PANJANG RUAS NO. NAMA PROPINSI ( KM ) 24 GORONTALO 616,24 25 SULAWESI TENGAH 1.806,46 26 SULAWESI SELATAN 2.107,54 27 SULAWESI TENGGARA 1.293,87 28 MALUKU 985,46 29 MALUKU UTARA 458,21 30 PAPUA 2.303,16 TOTAL INDONESIA 34.628,84 LAMPIRAN 1B : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 376/KPTS/M/2004 TANGGAL : 19 OKTOBER 2004 PROPINSI : NANGGROE ACEH DARUSSALAM ( 01 ) J A L A N N A S I O N A L NOMOR PANJANG RUAS N A M A R U A S RUAS ( KM ) 001 1 BANDA ACEH - KM.77 (BATAS PIDIE) 68,32 001 K JLN.
    [Show full text]
  • Data Makam Pahlawan Nasional Se Indonesia No Provinsi Jenis Kelamin Kepercayaan Nama Pahlawan Laki- Laki Perempuan Muslim Non M
    DATA MAKAM PAHLAWAN NASIONAL SE INDONESIA JENIS KELAMIN KEPERCAYAAN NO PROVINSI NAMA PAHLAWAN LAKI- NON LAKI PEREMPUAN MUSLIM MUSLIM Cut Meutia, Sultan IskandarMuda, TengkuTjikDitiro, 1 ACEH 4 1 5 - TeukuNyakArief, Teuku Umar SUMATERA Dr. Ferdinand LumbanTobing, KirasBangun 2 3 - 2 1 UTARA [Garamata], Tengku Amir Hamzah Raja Haji Fisabillillah, Sultan 3 R I A U 2 - 2 - AssyaidisSyarifKhasimSani Abdul DjalilSyarifuddin [Sultan SyarifKhasim II] 4 KEPULAUAM RIAU 1 - 1 - Raja Ali Haji SUMATERA Bagindo Aziz Chan, H. IlyasYacob, Prof. Moh. 5 BARAT 3 - 3 - Yamin, SH 6 J A M B I 1 - 1 - Sultan ThahaSyaifuddin, SUMATERA 7 SELATAN 1 - 1 - DR. Adnan KapauGani RadinInten II, Mayor Jenderal TKR H.R. Mohammad 8 LAMPUNG 2 - 2 - Mangoendiprojo 9 BANTEN 1 - 1 - Sultan AgungTirtayasa H. Abdul Malik KarimAmrullah [BuyaHamka], HajjahFatmawatiSoekarno, Ismail Marzuki, Dr. H. 10 DKI JAKARTA 8 1 8 1 Moh. Hatta, Mohammad Thamrin, DR. Mohammad Natsir, MR. SyafruddinPrawiranegara, Labertus Nicodemus Palaar, Dr. KoesoemahAtmaja, SH KH. Abdul Halim, Abdul Muis, Prof. Mr. Ahmad Subardjo, Cut NyakDien, DanuridjaSetiabudi [Douwes Dekker], GatotMangkoepradja, H.H. 11 JAWA BARAT 11 2 13 - IdhamChalid, Mayjen. TNI [Purn] Prof. Dr. Moestopo, Kiai Haji NoerAlie, Otto Iskandardinata, RadenDewiSartika, Raden Mas TirtoAdhiSoeryo, K.H. ZainalMoestafa MGR. A. Sugiyopranoto SJ, DokterCiptoMangunkusumo, Ny. Hj. Fatimah SitiHartinahSoeharto, JenderalGatotSubroto, 12 JAWA TENGAH 7 2 8 1 PangeranSambernyowo [K.G.P.A.A. Mangkunegoro I], RadenAjengKartini, Kyai Haji Samanhudi, Prof. Dr. R. Soeharso, Prof. Mr. Dr. Soepomo Marsda. TNI [Anm] Prof. Dr. AbdulrachmanSaleh, Kyai Haji Ahmad Dahlan, A.F. Lasut, Haji Fahruddin, KanjengGustiPangeranHarjo [KGPH] Djatikusumo, Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, Brigjen. TNI [Anm] Katamso, Marsda.
    [Show full text]
  • Downloaded From
    T. Barnard Local heroes and national consciousness; The politics of historiography in Riau In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Riau in transition 153 (1997), no: 4, Leiden, 509- 526 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com10/01/2021 08:47:41PM via free access TIMOTHY P. BARNARD Local Heroes and National Consciousness The Politics of Historiography in Riau Proponents and planners who continually use buzzwords such as 'globalization' and transition' frequently overlook the role of history, and particularly modern historical writings, in the creation and perpetuation of the nation states and international relations they discuss. Although the past is often depicted as unchanging, objective and factual, history is written about past events to reinforce current issues that the author wishes to support. The role of history in contemporary Indonesian society can be seen in a quote from a member of the Society of Indonesian Historians, Ab- durrachman Surjomiharjo (1989:162), when he asked whether 'historians from the new generation are able to justify research and writing about the past by presenting its relevance for contemporary times.' This attempt to make the past relevant can be seen with particular clarity throughout Indonesia, where a distinctive form of historical writing has arisen: bio- graphies of regional heroes nominated for consideration as national heroes (pahlawan nasional). Even though these works are rarely cited by serious scholars of Indonesian history,1 the National Heroes Program is often the main popularizer of history for the Indonesian nation. Furthermore, the program and the biographies produced through it serve the function of creating a growing pantheon of saintly heroes who can be used to instill the values of the modern nation state of Indonesia in its citizens.
    [Show full text]
  • Architecture and the Politics of Identity in Indonesia a Study of the Cultural History of Aceh
    Architecture and the Politics of Identity in Indonesia A Study of the Cultural History of Aceh Izziah Hasan B.Arch. (Institute of Technology, Surabaya, Indonesia) M.Sc. (Drexel University, Philadelphia, USA) A thesis submitted in fulfillment of the requirements of the degree of Doctor of Philosophy The University of Adelaide School of Architecture, Landscape Architecture and Urban Design Centre for Asian and Middle Eastern Architecture (CAMEA) © Izziah Hasan September 2009 ABSTRACT While the history of the region of Aceh is intertwined with the history of Indonesia, contemporary literature provides only scanty information on the cultural and architectural heritage of Aceh. This study explores the cultural history of Aceh to reveal, on the one hand, its distinctive richness and the role it has played in shaping the contemporary history of Indonesia, and on the other, the influence of the socio- political developments in post-independence Indonesia on the shaping of Aceh’s cultural, urban and architectural identity. The study focuses on the discourse of architectural identity in post-independence Indonesia in general and the region of Aceh in particular. It examines the ways in which architecture and urban spaces are conceived and represented by Indonesian scholars and politicians, and the ways in which they are politicalised and aesthethicised to represent a uniform Indonesian identity, including that of Aceh. The study argues that such uniform and rigid representation is problematic, for it tends to obliterate differences and to reduce the richness and diversity of the Indonesian culture to a simplified pattern of predictable characteristics. It further argues that cultural identity evolves over time and is difficult to fix within rigid frames and definitions.
    [Show full text]
  • US Embassy Visa Fee Payment Through Standard Chartered Bank
    US Embassy Visa Fee Payment Through Standard Chartered Bank Step 1 : • Fill in the date. • Fill in the applicant’s Passport number. • Fill in the applicant’s name (as shown in the Passport). If the name is longer than the available space, truncate the name and just fill in the available space. • Fill in the payer’s contact number (could be applicant’s and/or payer’s contact number). Step 2 : The teller will confirm the Rupiah value of USD 131 based on the exchange rate provided by the U.S. Embassy for this purpose. After that, the teller will write down the total amount in Rupiah. Step 3 : Please check whether all information is accurate on the deposit slip. Then give it back to the teller. Step 4: The teller will validate all information and will sign and print out the validated transaction on the deposit slip. Step 5 : Please keep this deposit slip carefully and put it together with all other documents for your visa application. The original deposit slip will be your valid evidence that the visa fee has been paid. Standard Chartered Bank participating branches for U.S. Embassy Visa payment are as follows: Jakarta - Satrio Jakarta - Kelapa Gading Menara Standard Chartered Jl. Raya Bulevar Barat Lantai Dasar Blok LC 6 No. 24 Jl. Prof. DR. Satrio No. 164 Jakarta 14240 Jakarta 12930 Tel: +6221 - 4585 3385 Tel: +6221 - 57 999 000 Fax: +6221 - 4585 3370 Fax: +6221 - 5790 1272 Jakarta - Pluit Jakarta - Kebon Jeruk Ruko Mega Mal, MG 33 Graha Multi Jl. Pluit Indah Raya Jl.
    [Show full text]