Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 1 11 1950.08.15 Sidang BP

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 1 11 1950.08.15 Sidang BP ISI INFORMASI ARSIP FOTO BIDANG POLITIK DAN PEMERINTAHAN KURUN KEGIATAN / NO. POSITIF/ NO ISI INFORMASI UKURAN FOTOGRAFER KETERANGAN WAKTU PERISTIWA NEGATIF 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1950.08.15 Sidang Pertama Ketua DPR Sartono sedang membuka sidang pertama Dewan 50001 5R v. Eeden Dewan Perwakilan Perwakilan Rakyat, duduk di sebelahnya, Menteri Rakyat Penerangan M.A. Pellaupessy. 2 Presiden Soekarno menyampaikan pidato di depan Anggota 50003 5R v. Eeden DPR di Gedung Parlemen RIS. [Long Shot Suasana sidang gabungan antara Parlemen RI dan RIS di Jakarta. Dalam rapat tersebut Presiden Soekarno membacakan piagam terbentuknya NKRI dan disetujui oleh anggota sidang.] 3 Presiden Soekarno keluar dari Gedung DPR setelah 50005 5R v. Eeden menghadiri sidang pertama DPR. 4 Perdana Menteri Mohammad Natsir sedang bercakap-cakap 50006 5R v. Eeden dengan Menteri Dalam Negeri Mr. Assaat (berpeci) setelah sidang DPR di Gedung DPR. 5 Lima orang Anggota DPR sedang berunding bersama di 50007 5R v. Eeden sebuah ruangan di Gedung DPR, setelah sidang pertama DPR. 6 Ketua Sementara DPR Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang 50008 5R v. Eeden membuka sidang pertama DPR, di sebelah kanannya duduk Sekretaris. 7 Ketua Sementara DPR Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang 50009 5R v. Eeden membuka sidang pertama DPR, di sebelah kirinya duduk Ketua DPR Mr. Sartono. 8 Suasana ruangan pada saat sidang pertama DPR Negara 50010 5R v. Eeden Kesatuan. 9 [1950.08.15] Sidang BP. KNIP Suasana sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia 5R Moh. Irsjad 50021 Pusat (BP. KNIP) di Yogyakarta. 10 Presiden Soekarno sedang berpidato sidang BP. KNIP di 5R 50034 Yogyakarta. Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 1 11 1950.08.15 Sidang BP. KNIP Ketua Sidang, Mr. Assaat didampingi Wakil Ketua sedang 5R Moh. Irsjad menyampaikan pidato dalam sidang BP. KNIP di 50058 Yogyakarta. 12 Suasana sidang BP. KNIP di Yogyakarta, tampak Mr. Asaat 5R Moh. Irsjad 50062 berada di meja Ketua. 13 Suasana sidang KNIP di Yogyakarta, tampak penulis cepat 5R Moh. Irsjad 50085 (notulis) berada di tengah. 14 Pemandangan peserta sidang KNIP di Yogyakarta, undangan 5R Moh. Irsjad 50087 umum di belakang. 15 Pemandangan peserta sidang KNIP di Yogyakarta, tampak 5R Moh. Irsjad 50088 peserta perempuan di belakang. 16 Tiga orang penulis cepat (satu orang perempuan) dalam 5R Moh. Irsjad 50091 sidang KNIP di Yogyakarta. 17 Ketua Sidang dan Wakil Ketua dalam sidang BP. KNIP di 5R Moh. Irsjad 50102 Yogyakarta. 18 Suasana sidang BP. KNIP di Yogyakarta, tampak dari sisi 5R Moh. Irsjad 50113 kiri dan notulis berada di tengah. 19 1950.08.15 HUT Kemerdekaan Moh. Hatta sedang bersama Duta Besar India untuk 500815 FG 1-1 5R Zubir Salam India. Indonesia, Subbarayan dengan memegang segelas air minum di acara peringatan HUT Kemerdekaan India. 20 KH. Agus Salim sedang duduk berbincang dengan dua orang 500815 FG 1-2 5R Zubir Salam India di sebuah halaman dalam resepsi HUT Kemerdekaan India. 21 Duta Besar India, Subbarayan bersama Perdana Menteri Drs. 50446 5 R Zubir Salam Moh. Hatta dan Ibu Rachmi Rahim menghadiri resepsi HUT Kemerdekaan India di kediaman Dubes India untuk Indonesia di Taman Suropati, Jakarta. 22 Duta Besar Amerika untruk Indonesia Mr. Merle Cochran 50447 5 R Zubir Salam memberi ucapan selamat kepada Duta Besar India Dr. P. Subbarayan pada acara resepsi HUT Kemerdekaan India di kediaman Dubes India untuk Indonesia di Taman Suropati, Jakarta. Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 2 23 1950.08.16 Pelantikan Anggota Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) 50299 5R v. Eeden DPRS. yang beragama Kristen sedang dilantik, diambil sumpahnya oleh Presiden Soekarno di Istana Negara. 24 Selesai melantik Anggota DPRS, Presiden Soekarno beramah 50300 5R v. Eeden tamah dengan Dr. Radjiman Wedyodiningrat di Istana Negara. 25 Presiden Soekarno melantik para Anggota DPRS yang 50302 5R v. Eeden beragama Kristen di Istana Negara. 26 Presiden Soekarno di hadapan para Anggota DPRS yang 50303 5R v. Eeden akan dilantik di Istana Negara. 27 Para Anggota DPRS yang beragama Islam sedang dilantik, 50304 5R v. Eeden diambil sumpahnya oleh Presiden Soekarno di Istana Negara. 28 Para Anggota DPRS yang beragama Islam sedang dilantik, 50305 5R v. Eeden diambil sumpahnya oleh Presiden Soekarno di Istana Negara. 29 1950.08.16 Sidang DPRS Suasana Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Sementara 50307 5R J.A. Waworoentoe (DPRS) Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membicarakan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan di bekas Gedung Parlemen RIS di Lapangan Banteng Timur 30 Presiden Soekarno sedang memberikan amanat mengenai 50308 5R J.A. Waworoentoe Undang-undang Dasar Negara Kesatuan dalam Sidang DPRS di bekas Gedung Parlemen RIS. 31 Presiden Soekarno sedang memberikan amanat mengenai 50308 b Undang-undang Dasar Negara Kesatuan dalam Sidang DPRS di bekas Gedung Parlemen RIS. 32 Ketua DPR Sementara, Dr. Radjiman Wedyodiningrat 50309 5R J.A. Waworoentoe sedang memimpin Sidang DPR yang membahas Undang- undang Dasar Negara Kesatuan di bekas Gedung Parlemen RIS Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 3 33 1950.08.17 HUT Kemerdekaan TNI, pelajar, dan warga sedang mengikuti upacara HUT 50135 5R v. Eeden RI di Istana Kemerdekaan RI di Lapangan Merdeka Jalan Medan Merdeka. Merdeka Utara, Jakarta. 34 Pelaksanaan Upacara Hari Kemerdekaan RI di Lapangan 50136 5R v. Eeden Merdeka Jalan Merdeka Utara, Mayor Sugandhi meletakan baki bendera pusaka di atas meja di hadapan Presiden Soekarno. Tampak beberapa tamu asing dan tamu negara di belakangnya, termasuk Dr. Radjiman Wedyodiningrat (kanan dan berpeci) 35 Suasana masyarakat yang menonton Upacara Hari 50137 5R Kemerdekaan RI di Lapangan Merdeka Jalan Merdeka Utara. 36 Kerumunan masyarakat yang berkumpul di lapangan depan 50138 5R v. Eeden Istana Merdeka pada hari kemerdekaan RI. 37 Seorang fotografer dan juru kamera dari Perusahaan Film 50140 5R v. Eeden Negara (PFN) sedang melakukan tugasnya mengambil gambar Upacara Hari Kemerdekaan RI dari serambi Istana Merdeka. 38 Pemandangan lapangan di depan Istana Merdeka saat 50142 5R v. Eeden pengibaran bendera dalam Upacara Hari Kemerdekaan RI. 39 Presiden Soekarno menyerahkan bendera Merah Putih 50143 5R v. Eeden kepada perempuan pengibar bendera, tampak Mohammad Hatta, Ibu Negara Fatmawati (berkacamata hitam) dan Rachmi Rachim menghadiri Upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. 40 Pertunjukan seni tarian Hawai yang dibawakan oleh anak- 50145 5R v. Eeden anak perempuan dalam rangka Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. 41 Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang membacakan teks pada 50146 5R v. Eeden Upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. Tampak duduk Presiden Soekarno, Fatmawati, Moh. Hatta, Rahmi Rachim, dan para undangan dalam dan luar negeri. Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 4 42 1950.08.17 HUT Kemerdekaan Pembacaan doa yang dipimpin oleh Anggota Dewan 50148 5R v. Eeden RI di Istana Pimpinan Umum PBNU, Kyai Haji R. Muhammad Adnan Merdeka. pada saat Upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. 43 Dari kejauhan, Dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang 50149 5R v. Eeden membacakan pidato pada Upacara Hari Kemerdekaan RI di serambi Istana Merdeka. 44 Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati, Perdana Menteri 50150 5R v. Eeden Mohammad Hatta, Rachmi Rachim beserta para tamu undangan duduk di serambi Istana Merdeka pada Upacara Hari Kemerdekaan RI. 45 Presiden Soekarno menyampaikan pidato pada Upacara Hari 50151 5R v. Eeden Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. 46 Pemandangan Lapangan Merdeka di depan Istana Merdeka 50152 5R v. Eeden yang dipadati oleh anak sekolah dan warga yang menyaksikan Upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. 47 Presiden Soekarno beserta tamu undangan asing dan Ibu 50155 5R Zubir Salam Fatmawati berjalan masuk ke Istana Merdeka pada perayaan Hari Kemerdekaan RI. 48 Ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan perayaan HUT 50157 5R Zubir Salam Kemerdekaan RI memadati Lapangan Merdeka di depan Istana Merdeka. 49 Presiden Soekarno sedang berbincang-bincang dengan wakil 50158 5R Zubir Salam RRC di Istana Merdeka pada peringatan Hari Kemerdekaan RI. 50 Presiden Soekarno menyerahkan bendera Merah Putih 50159 5R Zubir Salam kepada perempuan pengibar bendera. Tampak Mohammad Hatta, Ibu Negara Fatmawati (berkacamata hitam) dan Rachmi Rachim hadir dalam Upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. Daftar Arsip Statis Foto Kementerian Penerangan RI : Wilayah DKI Jakarta 1950 5 51 1950.08.17 HUT Kemerdekaan Para tamu undangan perayaan Hari Kemerdekaan RI di Istana 50161 5R Zubir Salam RI di Istana Merdeka Merdeka, Jl. Merdeka Utara. 52 Presiden Soekarno sedang berjabat tangan dengan tamu 50162 5R Zubir Salam asing, didampingi oleh Ibu Fatmawati pada perayaan Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka Jl. Merdeka Utara 53 Tamu diplomatik luar negeri di Istana Merdeka pada 50163 5R Zubir Salam perayaan Hari Kemerdekaan RI. 54 Garden party yang dihadiri oleh Presiden Soekarno, Ibu 50166 5R Zubir Salam Fatmawati, dan para tamu diplomatik asing di Taman Istana Merdeka pada peringatan Hari Kemerdekaan RI. 55 Lima orang pemuda petugas upacara penaikan bendera 50169 5R Zubir Salam berbaris menghadap ke arah Istana Merdeka pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI di Lapangan Merdeka. 56 Fotografer naik ke atas tiang di depan Istana Merdeka untuk 50171 5R Zubir Salam mengambil gambar Upacara Hari Kemerdekaan RI. 57 Presiden Soekarno menyampaikan pidato pada Upacara Hari 50172 5R Zubir Salam Kemerdekaan RI di Istana
Recommended publications
  • A Review of Thee Kian Wie's Major
    Economics and Finance in Indonesia Vol. 61 No. 1, 2015 : 41-52 p-ISSN 0126-155X; e-ISSN 2442-9260 41 The Indonesian Economy from the Colonial Extraction Period until the Post-New Order Period: A Review of Thee Kian Wie’s Major Works Maria Monica Wihardjaa,∗, Siwage Dharma Negarab,∗∗ aWorld Bank Office Jakarta bIndonesian Institute of Sciences (LIPI) Abstract This paper reviews some major works of Thee Kian Wie, one of Indonesia’s most distinguished economic historians, that spans from the Colonial period until the post-New Order period. His works emphasize that economic history can guide future economic policy. Current problems in Indonesia were resulted from past policy failures. Indonesia needs to consistently embark on open economic policies, free itself from "colonial period mentality". Investment should be made in rebuilding crumbling infrastructure, improving the quality of health and education services, and addressing poor law enforcement. If current corruption persists, Indone- sia could not hope to become a dynamic and prosperous country. Keywords: Economic History; Colonial Period; Industrialization; Thee Kian Wie Abstrak Tulisan ini menelaah beberapakarya besar Thee Kian Wie, salah satu sejarawan ekonomi paling terhormat di Indonesia, mulai dari periode penjajahan hingga periode pasca-Orde Baru. Karya Beliau menekankan bahwa sejarah ekonomi dapat memberikan arahan dalam perumusan kebijakan ekonomi mendatang. Permasalahan yang dihadapi Indonesia dewasa ini merupakan akibat kegagalan kebijakan masa lalu. In- donesia perlu secara konsisten menerapkan kebijakan ekonomi terbuka, membebaskan diri dari "mentalitas periode penjajahan". Investasi perlu ditingkatkan untuk pembangunan kembali infrastruktur, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan, serta pembenahan penegakan hukum. Jika korupsi saat ini berlanjut, Indonesia tidak dapat berharap untuk menjadi negara yang dinamis dan sejahtera.
    [Show full text]
  • Beberapa Tahun Belakangan, Konstelasi Politik DKI Jakarta Memanas. Tahun 2007 Merupakan Tahun Dimulainya Pemilihan Gubernur
    Jurnal PolGov Vol. I No. 1, 2019 35 Gubernur DKI Jakarta Dipilih Presiden: Sebuah Wacana yang Patut Dipertimbangkan Agung Wicaksono1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mempertimbangkan wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden. Wacana ini bisa dianggap sebagai jalan keluar dari kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Pilgub DKI Jakarta bermuara pada iklim politik yang tidak sehat. Polarisasi masyarakat semakin menguat dan itu tidak hanya terjadi di DKI Jakarta tetapi seluruh pelosok negeri. Masyarakat yang secara politik tidak terkait dengan DKI Jakarta pun turut ambil bagian dalam memanaskan situasi politik. Instabilitas politik di DKI Jakarta bisa berdampak pada instabilitas ekonomi. Tulisan ini berusaha menelaah wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden dengan menggunakan konsep desentralisasi asimetris. Ada dua mekanisme yang bisa digunakan, yakni mekanisme “minimum demokrasi prosedural” dan “zero demokrasi prosedural”. Studi literatur digunakan untuk menyintesiskan data-data dan argumentasi yang dibangun oleh penulis. Harapannya, tulisan ini bisa memberikan pemikiran dan alternatif baru dalam khazanah ilmu politik, khususnya dalam kajian mengenai pemilihan kepala daerah. Kata Kunci: DKI Jakarta; Pilkada; Desentralisasi Asimetris Pendahuluan Beberapa tahun belakangan, konstelasi politik DKI Jakarta memanas. Tahun 2007 merupakan tahun dimulainya pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta secara langsung oleh rakyat.2 Kemudian, 1 Penulis adalah dosen pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Riau 2 Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007 Jakarta hanya diikuti oleh dua pasangan, yakni Fauzi Bowo-Prijanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar. Dari tiga pilgub yang telah terjadi di Jakarta pasca dipilih langsung oleh rakyat (2007, 2012, dan 2016), pilgub ini tergolong lebih minim gejolak. Pilgub ini dimenangkan oleh Fauzi Bowo-Prijanto dengan mendapat suara sebesar 57,87%.
    [Show full text]
  • Bab Iii Biografi Teuku Umar
    BAB III BIOGRAFI TEUKU UMAR A. Kelahiran dan Masa Muda Teuku Umar Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854 M di Meulaboh, tepatnya di Gampong Masjid, sekarang Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan. Ia dilahirkan dari seorang ayah yang bernama Teuku Tjut Mahmud dan ibu Tjut Mohani di mana pasangan ini dikarunia empat anak yaitu Teuku Musa, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku Mansur.75 Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku Laksamana Muda Nanta, seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1635 M sebagai Panglima Angkatan Perang Aceh di Andalas Barat dan sekaligus ditunjuk menjadi Gubernur Militer Aceh di Tanah Minang.76 Ayahnya, Teuku Achmad Mahmud, adalah seorang uleebalang (kepala daerah). Sementara ibundanya berasal dari lingkungan istana kerajaan di Meulaboh. Dalam buku Ensiklopedi Pahlawan Nasional yang disusun Julinar Said dan kawan-kawan (1995) disebutkan, dari garis ayahnya, Teuku Umar berdarah Minangkabau.77 Antara keluarga Teuku Umar dengan tanah rencong memang terikat terjalin kedekatan sejak dulu. Umar keturunan Datuk Makhudum Sati orang kepercayaan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), yang diberi wewenang untuk memimpin wilayah Pariaman di Sumatera Barat sebagai bagian dari Kesultanan Aceh kala itu.78 Pada Tahun 1800 M, anak keturunan Teuku Laksamana Muda Nanta mendapatkan tekanan dari kaum ulama di tanah Andalas sehingga menyebabkan 75Ria Listina, Biografi Pahlawan Kusuma Bangsa, ( Jakarta: PT. Sarana Bangun Pustaka, 2010), hlm.22 76Ibid, hlm. 24 77Ragil Suwarna Pragolapati, Cut Nya Dien, Volume 1, 1982, hlm. 14 78Ibid, hlm. 21 40 mereka kembali ke Aceh lewat jalur laut sebelah barat dan kemudian mereka mendarat di Meulaboh di mana salah satu pemimpin rombongan tersebut bernama Machdum Sakti Yang Bergelar Teuku Nanta Teulenbeh yang kemudian diangkat oleh Sultan Aceh sebagai penjaga Taman Sultan di Kutaraja.79 Teuku Umar yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap Belanda.
    [Show full text]
  • 23 Populasi MIGRATION, ETHNICITY and LOCAL
    Populasi Volume 24 Nomor 2 2016 Halaman 23-36 MIGRATION, ETHNICITY AND LOCAL POLITICS: THE CASE OF JAKARTA, INDONESIA Aulia Hadi and Riwanto Tirtosudarmo Research Center for Society and Culture, Indonesian Institute of Sciences Correspondence: Aulia Hadi (email: [email protected]) Abstract As the capital city of a country with the world’s fourth largest population, Jakarta, like many other big cities in the developing economies, for example, Mexico City or New Delhi, hosts migrants from all regions of the country. Without a doubt, Jakarta has increasingly become the major core of the agglomeration processes transforming it and its satellite cities into a Mega Urban Region (MUR). This paper traces historically the interactions between migration, ethnicities and local politics in Jakarta from the 1960s to the 2000s focusing on the latest development, in which the phenomenon ‘Ahok’, the nickname of Basuki Tjahaja Purnama, a Chinese-Christian from the small district of Belitung, has become an increasingly popular Governor of Jakarta. The paper argues that through the recent developments in Jakarta the politics have apparently been transformed into more civic, rather than ethnic politics. The nature of Jakarta as a proliferating migrant city transcends narrow cultural identities as well as conventional party politics into a more active citizenry through the widespread use of social media. Keywords: migration, ethnicity, local politics, new media Introduction had already started in the 17th century. Because of the low number of inhabitants, the Government of the Dutch East Indies The interconnection between migration, encouraged people to move to Batavia1 to ethnicity and politics has been thoroughly meet its labour needs.
    [Show full text]
  • A Note on the Sources for the 1945 Constitutional Debates in Indonesia
    Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde Vol. 167, no. 2-3 (2011), pp. 196-209 URL: http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv URN:NBN:NL:UI:10-1-101387 Copyright: content is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License ISSN: 0006-2294 A.B. KUSUMA AND R.E. ELSON A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia In 1962 J.H.A. Logemann published an article entitled ‘Nieuwe gegevens over het ontstaan van de Indonesische grondwet van 1945’ (New data on the creation of the Indonesian Constitution of 1945).1 Logemann’s analysis, presented 48 years ago, needs revisiting since it was based upon a single work compiled by Muhammad Yamin (1903-1962), Naskah persiapan Undang-undang Dasar 1945 (Documents for the preparation of the 1945 Constitution).2 Yamin’s work was purportedly an edition of the debates conducted by the Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK, Committee to Investigate Preparations for Independence)3 between 29 May and 17 July 1945, and by the 1 Research for this article was assisted by funding from the Australian Research Council’s Dis- covery Grant Program. The writers wish to thank K.J.P.F.M. Jeurgens for his generous assistance in researching this article. 2 Yamin 1959-60. Logemann (1962:691) thought that the book comprised just two volumes, as Yamin himself had suggested in the preface to his first volume (Yamin 1959-60, I:9-10). Volumes 2 and 3 were published in 1960. 3 The official (Indonesian) name of this body was Badan oentoek Menjelidiki Oesaha-oesaha Persiapan Kemerdekaan (Committee to Investigate Preparations for Independence) (see Soeara Asia, 1-3-1945; Pandji Poestaka, 15-3-1945; Asia Raya, 28-5-1945), but it was often called the Badan Penjelidik Oesaha(-oesaha) Persiapan Kemerdekaan (see Asia Raya, 28-5-1945 and 30-5-1945; Sinar Baroe, 28-5-1945).
    [Show full text]
  • Gaya Komunikasi Pemimpin Di Media
    GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “ Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “ Semua Karena Ahok “ Di Metro TV) SKRIPSI MAWADDATUR RAHMAH 130904145 Program Studi Jurnalistik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2018 i Universitas Sumatera Utara GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “ Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “ Semua Karena Ahok “ Di Metro TV) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara MAWADDATUR RAHMAH 130904145 Program Studi Jurnalistik DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 ii Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Mawaddatur Rahmah NIM : 130904145 Departemen : Ilmu Komunikasi Judul Skripsi : GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “Semua Karena Ahok” Di Metro TV) Dosen Pembimbing Ketua Departemen Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si Dra.Dewi Kurniawati, M.Si. Ph.D NIP.198011072006042002 NIP. 196505241989032001 Dekan FISIP USU Dr. Muryanto Amin, M.Si NIP. 197409302005011002 ii Universitas Sumatera
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Trends in Southeast Asia
    ISSN 0219-3213 2017 no. 10 Trends in Southeast Asia THE INDONESIA NATIONAL SURVEY PROJECT: ECONOMY, SOCIETY AND POLITICS DIEGO FOSSATI, HUI YEW-FOONG TRS10/17s AND SIWAGE DHARMA NEGARA ISBN 978-981-4786-46-1 30 Heng Mui Keng Terrace Singapore 119614 http://bookshop.iseas.edu.sg 9 789814 786461 Trends in Southeast Asia 17-J02520 01 Trends_2017-10.indd 1 25/8/17 10:16 AM The ISEAS – Yusof Ishak Institute (formerly Institute of Southeast Asian Studies) is an autonomous organization established in 1968. It is a regional centre dedicated to the study of socio-political, security, and economic trends and developments in Southeast Asia and its wider geostrategic and economic environment. The Institute’s research programmes are grouped under Regional Economic Studies (RES), Regional Strategic and Political Studies (RSPS), and Regional Social and Cultural Studies (RSCS). The Institute is also home to the ASEAN Studies Centre (ASC), the Nalanda-Sriwijaya Centre (NSC) and the Singapore APEC Study Centre. ISEAS Publishing, an established academic press, has issued more than 2,000 books and journals. It is the largest scholarly publisher of research about Southeast Asia from within the region. ISEAS Publishing works with many other academic and trade publishers and distributors to disseminate important research and analyses from and about Southeast Asia to the rest of the world. 17-J02520 01 Trends_2017-10.indd 2 25/8/17 10:16 AM 2017 no. 10 Trends in Southeast Asia THE INDONESIA NATIONAL SURVEY PROJECT: ECONOMY, SOCIETY AND POLITICS DIEGO FOSSATI, HUI YEW-FOONG AND SIWAGE DHARMA NEGARA 17-J02520 01 Trends_2017-10.indd 3 25/8/17 10:16 AM Published by: ISEAS Publishing 30 Heng Mui Keng Terrace Singapore 119614 [email protected] http://bookshop.iseas.edu.sg © 2017 ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapore All rights reserved.
    [Show full text]
  • Words: Education; Opuses; Behind the Story of Merah-Putih; Si Tou Timou Tumou Tou
    STAINU Purworejo: Jurnal As Sibyan Vol 3 No 2, Desember 2020 Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar Homepage: https://ejournal.stainupwr.ac.id/ Email: [email protected] E-ISSN: : 2599-2732 PENGENALAN PAHLAWAN SAM RATULANGI PADA SISWA MI/SD Hilda Zuhri Khairunnisa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Email: [email protected] Orcid Id: Anis Fuadah Z Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Email: [email protected] Orcid Id: 0000-0002-5935-030X Abstract (in English; 12 pt Cambria) This article moots about a struggle of a famous and an influenced figure ever in that time, coming from Minahasa, North Sulawesi. He fought for Indonesia in his own way and got his thoughts gone viral even until now. His name is Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi or usually called Sam Ratulangi. He also had the biggest role why Indonesia nowadays is called “Indonesia”. This article was made to 1) acquaint a biography of a patriot that is Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi to learners, especially in elementary school. 2) acquaint the values in Sam Ratulangi. 3) know how Sam Ratulangi fought for his beloved country and what was his role in defending Indonesia. 4) acquaint his thoughts that is going viral even in nowadays. All of the data are gotten from books, literature, and journals that are related to the topic. Keywords: education; opuses; behind the story of Merah-Putih; Si Tou Timou Tumou Tou. Abstrak Artikel ini membahas tentang perjuangan seorang pahlawan terkenal dan paling berpengaruh pada masanya dari Minahasa, Sulawesi Utara.
    [Show full text]
  • SUMATERA BARAT.Pdf
    DAFTAR JEMAAH BERHAK LUNAS TAHAP I TAHUN 1441H/2020M PROVINSI SUMATERA BARAT BERHAK LUNAS TAHAP 1 KODE NO NO. PORSI NAMA ALAMAT KECAMATAN EMBARKASI 1 0300014618 BENYAMIN APRIYANTO JL. ALAI TIMUR NO. 30 A RT 02/08 PADANG UTARA PDG 2 0300015297 ARIESTA SARI SETYANI JL PERAWAT NO 67 RT 03 RW 01 AUR BIRUGO/TIGOBALEH PDG 3 0300039881 HELENDRA YOSSY JL.AIR CAMAR NO.46 RT 004 RW 008 PADANG TIMUR PDG 4 0300041110 AMDI JL TEUKU UMAR PADANG PANJANG BARAT PDG 5 0300048340 ZULFEBRINA DESA PARABEK SEI BULUH BANUHAMPU SEI PUAR PDG 6 0300054127 NOFRIZAL JL TK NAN RENCEH NO 13/27F RT 01 RW 01 GUGUK PANJANG PDG 7 0300054364 JUSNA PERUM ANAK AIR PERMAI BLOK E NO 22 KOTO TANGAH PDG 8 0300054596 FITRI AJIRNI JL SYECH JAMIL JAMBEK NO 08 RT 02 RW 03 GUGUK PANJANG PDG 9 0300055948 BASRI KOMP PER SILAING PERMAI PADANG PANJANG BARAT PDG 10 0300057910 ROSMANI PARAK KALUAT RT.17 RW.3 PADANG TIMUR PDG 11 0300058252 UMMU ATHIAH TANJUNG GADANG RT/RW 02/01 PAYAKUMBUH BARAT PDG 12 0300058498 REFITRI JL BANTO LAWEH NO 81 RT 03/RW 01 GUGUK PANJANG PDG 13 0300058851 ETRI SANOVA KURAO KAPALO BANDA RT/RW: 001/005 KURANJI PDG 14 0300059034 ZULHER JL.ROHANA KUSUS NO.56D RT.1 RW.1 PADANG BARAT PDG 15 0300063370 MASLINA SIREGAR BERINGIN NAULI PANTI/PADANG GELUGUR PDG 16 0300064293 IBRAHIM CIBUAK AMEH PASIA IV ANGKEK IV ANGKAT CANDUNG PDG 17 0300064294 SYAMSINIR KAPALO BANTO CIBUAK AMEH PASIA IV ANGKAT CANDUNG PDG 18 0300064812 SYAFWARDI GUGUAK RANDAH RT/RW 05/02 MANDI ANGIN/KOTO SELAYAN PDG 19 0300064867 FARIDA JALAN IKLAS III NO 09 RT.03 RW.09 PADANG TIMUR PDG 20 0300065689 SAHAR PANGANAK RT 01 RW 02 MANDI ANGIN/KOTO SELAYAN PDG 21 0300066373 DESMAWATI TAMPUNIK TILATANGKAMANG PDG 22 0300067348 SUKARNALIS TRIMULYA PULAU PUNJUNG PDG 23 0300067428 TADENA SUKADAMAI III JORONG BAHAGIA PANTI/PADANG GELUGUR PDG 24 0300067497 RASMAN SUNGAI EMAS LIMA KAUM PDG 25 0300067567 MARLINA TRI HASTUTI SOPAN JAYA KOTO BARU PDG 26 0300067677 GUSMAWITA JL.
    [Show full text]
  • DECREE Number 46/PUU-XIV/2016 JUSTICE by THE
    COPY DECREE Number 46/PUU-XIV/2016 JUSTICE BY THE GRACE OF GOD ALMIGHTY CONSTITUTIONAL COURT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA [1.1] Who rule upon the constitution case in the first and last instance, rule down a ruling for the case of Commissioning of Law Number 1 Year 1946 concerning Criminal Regulation or Indonesian Criminal Code juncto Law Number 73 Year 1958 concerning Declaration of Enactment of Law Number 1 Year 1946 concerning Criminal Regulation for All Areas of the Republic of Indonesia and Amending the Indonesian Criminal Code to the Constitution of the Republic of Indonesia, which was proposed by: [Barcode] 1. Name : Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S Occupation : Civil Servant Address : Jalan Bukit Asam nomor 29 From hereinafter shall be referred to as --------- ------------------------------------ Petitioner I; 2. Name : Rita Hendrawaty Soebagio, M.Si Occupation : Private Employee Address : Kencana Loka Block J-5/3 Sektor XII RT.004/RW.014, Rawabuntu Village, Serpong District, South Tangerang City; From hereinafter shall be referred to as --------- ----------------------------------- Petitioner II; 3. Name : Dr. Dinar Dewi Kania Occupation : Private Employee/Lecturer Address : Jalan Tanjung 15 Block E Number 5 RT.007/RW.002, West Tanjung Village, Jagakarsa District, South Jakarta City; From hereinafter shall be referred to as --------- ---------------------------------- Petitioner III; 4. Name : Dr. Sitaresmi Sulistyawati Soekanto Occupation : Housewife/Lecturer at University of Indonesia Address : Komplek Timah Block CC Number 30 RT.005/RW.012, Kelapa Dua Village, Cimanggis District, Depok City; From hereinafter shall be referred to as --------- ----------------------------------- Petitioner IV; 5. Name : Nurul Hidayati Kusumahastuti Ubaya, S.S., MBA Occupation : Housewife Address : Jalan Parkit RT.004/RW.001, Sawah Besar Village, Ciputat District, South Tangerang City; From hereinafter shall be referred to as --------- ------------------------------------ Petitioner V; 6.
    [Show full text]
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]