1 Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor : 14 Tahun

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor : 14 Tahun LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 14 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 5 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI, IJIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR GUDANG WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa perdagangan, industri dan pergudangan merupakan bidang usaha yang saling berhubungan sekaligus merupakan sektor pendukung perekonomian Kota Surakarta, sehingga dengan demikian diperlukan pengaturan agar dapat menumbuhkan iklim yang kondusif dalam berusaha sekaligus memberikan ketenangan, ketertiban dan kepastian dalam berusaha; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, pengaturan, pembinaan dan peningkatan pelayanan di bidang perdagangan, industri dan pergudangan merupakan wewenang Pemerintah Kota Surakarta sebagai daerah otonom; c. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang. 1 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961 tentang Barang (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 215); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor5 Tahun 1962 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Pergudangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 54); 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3214); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 8. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3611); 9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembatan Negara Nomor 4048); 2 10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Ijin Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penetapan Lokasi dan Pengelolaan Pusat Pergudangan Kota di Kentingan; 16. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 3 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta; 17. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 18 Tahun 1993 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tahun 1993-2013); 18. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. 3 Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI, IJIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR GUDANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Surakarta; 2. Pemerintah Kota adalah Walikota beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Ekesekutif Daerah; 3. Walikota adalah Walikota Surakarta; 4. Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surakarta; 5. Kepala Dinas adalah kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surakarta; 6. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 7. Badan adalah sekumpulan oarng dan/atau modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha yang meliputi bentuk usaha Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Firma, Kongsi dan bentuk usaha lainnya; 8. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangundan rekayasa industri; 9. Perusahaan industri adalah badan usaha atau perorangan yang melakukan kegiatan dibidang usaha industri; 4 10. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan/atau jasa yang dilakukan terus menerus dengan tujuan mengalihkan hak atas barang atau menyediakan jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi dalam bentuk apapun; 11. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpan barang dagangan (komoditi), bahan baku baik barang setengah jadi atau suku cadang atau barang dalam proses atau barang lainnya untuk proses produksi; 12. Usaha Pergudangan adalah usaha dibidang jasa penyimpanan barang yang dilakukan terus menerus dengan disertai imbalan atau kompensasi dalam bentuk apapun; 13. Barang Dagangan (komoditi) adalah semua barang yang diperdagangkan atau untuk diperdagangkan; 14. Investasi Perusahaan Industri adalah besarnya modal yang ditanamkan dalam suatu perusahaan industri tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 15. Kekayaan Bersih Usaha adalah nilai jual kekayaan usaha (asset) dikurangi kewajibannya, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 16. Perluasan perusahaan industri selanjutnya disebut Perluasan adalah penanaman jenis industri, komoditi industri dan/atau kapasitas produksi lebih 30% (tiga puluh perseratus) dari kapasitas produksi yang telah diijinkan; 17. Ijin Usaha Industri disingkat IUI adalah ijin untuk melaksanakan kegiatan industri; 18. Ijin Usaha Perdagangan disingkat IUP adalah ijin untuk melaksanakan perdagangan dan/atau usaha Pergudangan; 19. Tanda Daftar Gudang disingkat TDG adalah tanda daftar sebagai bukti Pendaftaran Gudang; 20. Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin usaha industri, usaha perdagangan dan/atau tanda daftar gudang yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan; 21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya retribusi terutang; 22. Surat Tagihan Retribusi Daerah selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 5 BAB II KETENTUAN PERIJINAN DAN PENDAFTARAN Bagian Pertama Ijin Usaha Industri Pasal 2 (1) Setiap pendirian Perusahaan Industri yang berada di Daerah wajib memeiliki Ijin Usaha Industri yang selanjutnya disebut IUI. (2) Setiap orang atau Badan pemegang IUI hanya dapat menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan yang tercantum dalam IUI yang dimiliki. (3) IUI sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini terdiri dari : a. Ijin Usaha Industri Kecil; b. Ijin Usaha Industri Menengah; c. Ijin Usaha Industri Besar. Pasal 3 IUI sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (3) Peraturan Daerah ini didasarkan pada besarnya nilai investasi perusahaan industri dengan klasifikasi sebagai berikut : a. Ijin Usaha Industri Kecil bagi usaha industri dengan nilai investasi paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan; b. Ijin Usaha Industri Menengah bagi usaha industri dengan nilai investasi Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan; c. Ijin Usaha Industri Besar bagi usaha industri dengan nilai investasi di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan. Pasal 4 (1) Dikecualikan dari kewajiban memperoleh IUI, bagi usaha industri kecil perorangan yang dijalankan oleh pribadi sendiri, mempekerjakan anggota rumah tangga, termasuk industri tertentu dalam kelompok industri kecil 6 serta tidak berbentuk badan hukum/persekutuan dengan investasi industri di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), Perusahaan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Warga Negara Asing dan Badan Hukum Asing, Perusahaan Negara dan atau Perusahaan Jawatan, BUMN, BUMD berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Cabang atau Perwakilan Perusahaan yang mempergunakan IUI yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. (2) Usaha industri sebagaimana dimaksud
Recommended publications
  • Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: a Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System
    Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: A Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System Yu Un Oppusunggu A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Washington 2015 Reading Committee: John O. Haley, Chair Michael E. Townsend Beth E. Rivin Program Authorized to Offer Degree School of Law © Copyright 2015 Yu Un Oppusunggu ii University of Washington Abstract Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: A Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System Yu Un Oppusunggu Chair of the Supervisory Committee: Professor John O. Haley School of Law A sweeping proviso that protects basic or fundamental interests of a legal system is known in various names – ordre public, public policy, public order, government’s interest or Vorbehaltklausel. This study focuses on the concept of Indonesian public order in private international law. It argues that Indonesia has extraordinary layers of pluralism with respect to its people, statehood and law. Indonesian history is filled with the pursuit of nationhood while protecting diversity. The legal system has been the unifying instrument for the nation. However the selected cases on public order show that the legal system still lacks in coherence. Indonesian courts have treated public order argument inconsistently. A prima facie observation may find Indonesian public order unintelligible, and the courts have gained notoriety for it. This study proposes a different perspective. It sees public order in light of Indonesia’s legal pluralism and the stages of legal development.
    [Show full text]
  • The Politics of Law of the Civil Right Protection to Children Born out of Wedlock in Indonesian Legal System1
    The Politics of Law of the Civil Right Protection to Children Born Out of Wedlock in Indonesian Legal System1 By: B. Resti Nurhayati2 dan Enny Nurbaningsih3 Email: [email protected]; [email protected] ABSTRACT Child civil rights are the personal rights owned by a child to enjoy the right to alimony, the right to use family name, and inheritance rights. Civil rights are automatically owned by legitimate children, but the civil rights of children born out of wedlock are enjoyed when their fathers and/ or mothers conduct "child recognition" and ”child validation" to children born out of wedlock. The institution of child recognition and validation was derived from the Dutch Wetboek Burgelijk applied for Dutch people who lived in the Dutch East Indies. When Indonesia has been independent, Burgerlijk Wetboek is still applied to fill in the legal vacuum. When Indonesia enacted Law No. 1 of 1974 on Marriage, not all aspects set out in the Civil Code are embodied, including the institution of child recognition and validation. Meanwhile, in practice, there is a need for the protection to children born out of wedlock. The enactment of Law No. 24 of 2013, makes children born out of wedlock lose the right to get recognition from their biological fathers because according to Law No. 24 of 2013, the recognition of children born out of wedlock can only be conducted if the children’s parents are married religiously. This provision eliminates the rights of children born out of wedlock whose parents may not be religiously married to each other so that children born out of wedlock remains to potentially experience discrimination.
    [Show full text]
  • PT. AIA FINANCIAL (INDIVIDU) No State City Hospital Name Address
    PT. AIA FINANCIAL (INDIVIDU) No State City Hospital Name Address Tel Number Hospital Fax Number Hospital 1 JAWA TIMUR BANGIL RS. ISLAM MASYITHOH JL. A. YANI, NO.6 0343-741018| 0343-742425 2 JAWA TIMUR BANGKALAN RS. LUKAS JL. KH.MOH.KHOLIL 36A 031-3095148| 031-3061367 3 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. ISLAM FATIMAH BANYUWANGIJL. JEMBER, NO.25 0333-421451| 0333-423204/417929 4 JAWA TIMUR BANYUWANGI RSIA. PKU MUHAMMADIYAHJL. ROGOJAMPI PANGERAN DIPONEGORO0333-631149| NO. 20, ROGOJAMPI - 5 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. NAHDLATUL ULAMA BANYUWANGIJL. RAYA MANGIR NO. 090333-632965| KEC. ROGOJAMPI KAB. BANYUWANGI0333-632965 6 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. YASMIN BANYUWANGI JL. LETKOL ISTIQLAL NO.80-840333-424671| -0333-418219 7 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. BHAKTI HUSADA KRIKILANJL. KRIKILAN RT.03/RW.030333-821224| TEGALHARJO, GLENMORE - 8 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. GRAHA MEDIKA BANYUWANGIJL. RAYA YOSOMULYO GAMBIRAN0333-848999| DUSUN SIDOREJO WETAN0333-843120 9 JAWA TIMUR BANYUWANGI RS. AL-HUDA JL. DIPONEGORO, NO.65,0333-842033/844682/845248/842118| GENTENG 0333-842036/38 10 JAWA TIMUR BLITAR RS. KATOLIK BUDI RAHAYU JL.BLITAR JEND. A.YANI NO. 18 0342-801066/802316/807802|BLITAR 0342-806509/804284 11 JAWA TIMUR BLITAR RSIA TANJUNGSARI JL. MAHAKAM NO.147-1490342-4559741| TANJUNGSARI, SUKOREJO - 12 JAWA TIMUR BLITAR RS. UMUM AMINAH BLITAR JL. VETERAN NO. 39, KEPANJEN,0342-816304/816305| KIDUL 0342-816527 13 JAWA TIMUR BOJONEGORO RS. PKU MUHAMMADIYAH KALITIDUJL. RAYA KALITIDU, NO.266,0353-511731/512066-|- KALITIDU 0353-511678/512066 14 JAWA TIMUR BOJONEGORO RS. AISYIYAH BOJONEGOROJL. HASYIM ASHAARI, NO.170353-881748/885978| 0353-885978 15 JAWA TIMUR BONDOWOSO RS. MITRA MEDIKA BONDOWOSOJL.
    [Show full text]
  • Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019
    PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI PAHLAWAN TAHUN 2019 A. PENDAHULUAN ͳͲ ͳͻͶͷ Ǥ ǫ Ǥ ͳͻͶͷ ǡ Ǥ Ǥ ǡ Ǥ Ǥ “Aku Pahlawan asa ni ǡ ʹͲͳͻ ”, diharapkan setiap ǦǤ ǡ Ǥ ǡ Ǧ ǡ ǡǡ Ǥ Ǥ Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 1 B. DASAR HUKUM ͳǤ ǦǣͻʹͲͳͷǤ ʹǤ Ǧ ǣ ͳͳ ʹͲͲͻ Ǥ ͵Ǥ Ǧ ʹͲʹͲͲͻ ǡ Ǥ ͶǤ ǣʹͷʹͲͲͲ Ǥ ͷǤ ǣ͵ͷʹͲͳͲ ǦǣʹͲʹͲͲͻ ǡ ǡ ͸Ǥ Ǥ ͵ͳ͸ ͳͻͷͻ Ǧ Ǥ ͹Ǥ ǣʹʹ͹ͳͻ͸͵ Ǥ ͺǤ ǣʹʹͺͳͻ͸͵ Ǥ ͻǤ ǣ ͸ͷ ͳͻͻͻ Ǧ Ȁ Ȁ Ǥ ͳͲǤ ǣͲͻʹͲͲͷǡ ǡ ǡ ǡ Ǥ ͳͳǤ ȀǣǦ͵ʹͻȀǦ ȀͺȀ ͹Ͷ ͳʹ ͳͻ͹Ͷ Ǥ ͳʹǤ ǣ Ǥ͵ǦͶͺȀͳͲͺ ͳͻ͹ͷ ͳͶ ͳͻ͹ͷ ͳͲ Ǥ ͳ͵Ǥ ǡ ǣͳͳͳͻ͹ͷǡǣ ͸ȀͶȀͳͻ͹ͷ ǣ Ȁ͵ǦͳǦʹ͸Ȁͷ͸ ʹͻ ͳͻ͹ͷ Ǧ Ǥ ͳͶǤ ǣʹʹȀ Ȁͳͻͻ͹ǡͳ͵ ͳͻͻ͹ ǡ Ǥ ͳͷǤ ͳͶʹͲͳ͹ Ǥ 2 Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 ͳ͸Ǥ ǣ ͳͲͳȀ ȀʹͲͳͻ ʹͲ ʹͲͳͻ ʹͲͳͻǤ ͳ͹Ǥ ǣ ǦͲ͹͸ͷ͸ȀȀͳͻͳͲͳͲ ͳͲ ʹͲͳͻ ʹͲͳͻ ͳͺǤ ǣ ͲͲ͵ǤͳȀͳͳͲ͵ʹȀ Ͳͺ ʹͲͳͻ C. MAKSUDǤ DAN TUJUAN ͳǤ ǣ Ǥ ʹǤ ǣ Ǥ ǦǤ Ǥ Ǧ ǡ Ǥ D. ALTERNATIF Ǥ TEMA Ǥ “ AKU PAHLAWA “ E. PENYELENGGARAAN 1. Kepanitiaan a. Di Pusat Ȁ ǡ b. DiǤ Daerah Ȁ Ȁ c. DiǤ Luar Negeri Ǥ Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 3 2. Organisasi Penyelenggara di Pusat a. Susunan Organisasi dan Tugas Panitia Pusat Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019, yaitu sebagai berikut
    [Show full text]
  • D:\Data\Kantor\Direktori\Direktori 2012\Direktori Importir Jadi\Stgah
    Katalog BPS: 1305069 http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id Katalog BPS: 1305069 http://www.bps.go.id DIREKTORI IMPORTIR INDONESIA 2012 Jilid/Volume III ISSN: 2087-0981 No. Publikasi/Publication Number: 06120.1306 Katalok/Cataloque Number: 1305069 Ukuran Buku/Book Size: 21 Cm x 28 Cm Jumlah Halaman/Total Pages: 983 Halaman/Pages Naskah/Manuscript: Direktorat Statistik Distribusi Directorate of Distributive Statistics Subdit Statistik Impor Subdit of Import Statistics Gambar Kulit/Cover Design: Subdit Kompilasi Laporan Statistik Subdit of Compilation Report Statistics Diterbitkan oleh/Publised by: Badan Pusat Statistik RI BPS-Statistics Indonesia http://www.bps.go.id Dicetak oleh/Printed by: Badan Pusat Statistik RI BPS-Statistics Indonesia Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source KATA PENGANTAR Direktori Importir Tahun 2012 merupakan salah satu publikasi yang diterbitkan oleh Subdirektorat Statistik Impor, Direktorat Statistik Distribusi. Direktori Importir disusun berdasarkan hasil pengolahan dokumen soft copy dan hard copy Pemberitahuan Impor Barang (PIB) tahun 2012. Direktori Importir 2012 memuat daftar nama dan alamat importir aktif yang melakukan kegiatan impor pada tahun 2012 dirinci menurut komoditi yang diimpor berdasar pos tarif Harmonized System (HS) 10 digit. Nama-nama perusahaan yang dimuat dibatasi tidak lebih dari 10 perusahaan untuk setiap komoditi dengan nilai impor terbesar. Untuk tahun 2012, cakupan HS yang tercatat lebih banyak dibanding tahun sebelumnya sehingga buku ini menjadi lebih kaya informasi. Banyaknya importir yang perlu dimuat maka Direktori Importir dibagi menjadi tiga: Jilid 1 : Mencakup HS 0102.21.0000 s/d HS 4813.90.9000 Jilid 2 : Mencakup HS 4814.20.0000 s/d HS 8419.32.1000 Jilid 3 : Mencakup HS 8419.32.2000 s/d HS 9803.00.0000 Penerbitan Direktori Importir diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna data khususnya yang berkaitan dengan informasi mengenai perusahaan perdagangan luar negeri (importir).
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Adalah Bagian Dari Generasi Muda Yang Memiliki Peran Strategis Sebagai Generasi
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian dari generasi muda yang memiliki peran strategis sebagai generasi penerus sebuah bangsa. Anak sebagai kekuatan potensial dan menumbuhkan kehidupan berkelanjutan , maka diperlukan pembinaan secara terus menerus, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan anak dimasa yang akan datang. Setiap perlakuan yang keliru dan membahayakan anak yang terjadi saat ini adalah identik dengan gangguan terhadap kehidupan bangsa yang akan datang. Anak merupakan sumber daya manusia yang berpotensi untuk meneruskan cita-cita bangsa Indonesia dimasa selanjutnya, anak memerlukan pembinaan dalam menjamin pertumbuhannya secara fisik, sosial, mental dengan cara bertahap dan seimbang. Sebagai sebuah pribadi yang sangat unik dan memiliki ciri yang khas, anak dapat bertindak berdasarkan perasaan, pikiran, dan kehendaknya sendiri, selain kehendaknya sendiri perbuatan atau perilaku anak juga dapat pula dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya, seorang anak dapat melakukan tindakan atau perbuatan yang lepas kontrol, mereka dapat melakukan tindak pidana sehingga melanggar hukum1 1 Komar Hidayat, Yunusrul Zen dan Diding Rahmat, Analisis Yuridis Terhadap Kebijakan Diversi Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Anak Di Kabupaten Kuningan, Jurnal Unifikasi, Vol. 04, Nomor 02, Juli 2017, Kuningan, FH. Uniku, hlm. 87. 2 Anak sebaiknya harus diberi perhatian khusus sejak usia dini hingga menjelang remaja dan dewasa, karena anak masih bersifat labil dalam berfikir bertindak ,sehingga untuk dapat memahami anak tentunya dapat diperhatikan mulai dari kehidupannya bersama lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan bermain anak , dengan demikian lebih ekstra, mengingat suatu bangsa akan maju dan berkembang dimana generasi penerusnyalah yang lebih potensial tentunya dengan memperhatikan dari segi kesejahtraan, pelindungan si anak agar dapat di fahami perkembangannya baik secara fisik dan psikologisnya.
    [Show full text]
  • A. RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Uraian Ringkas Kondisi Setjen KPU Saat Ini Sejalan Dengan Program Reformasi Birokrasi Yang Dicanangkan
    A. RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Uraian Ringkas Kondisi Setjen KPU saat ini Sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah, maka sejak Tahun 2013 Setjen KPU telah menetapkan program reformasi menjadi bagian dari program dan kegiatan prioritas lembaga. Berkenaan dengan kondisi organisasi birokrasi, Setjen KPU telah melakukan evaluasi organisasi untuk menilai kondisi organisasi birokrasi Setjen KPU. Hasil dari penilaian kinerja organisasi tersebut menunjukkan gambaran kondisi organisasi Setjen KPU saat ini. Dari 5 (Lima) aspek yang dinilai yaitu pada aspek : struktur organisasi, manajemen SDM, Tata kerja, Sarana dan Prasarana, komunikasi dan kordinasi organisasi. Hal yang kurang sesuai didapatkan pada aspek Sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana. Sedangkan pada aspek lainnya, walaupun sudah dianggap baik, masih perlu untuk ditingkatkan lagi pencapaian nya. Sejak tahun 2012, Setjen KPU telah mempersiapkan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi. Perencanaan Reformasi Birokrasi di Setjen KPU antaralain dimulai dengan menyusun dan melaksanakan kegiatan Analisis Jabatan (Anjab), Analisa Beban Kerja (ABK), Evaluasi Jabatan, terkait kegiatan terkait Manajemen Perubahan dan pengembangan E-Gov dalam mendukung tahapan Pemilu 2014. Pada proses Reformasi Birokrasi, telah dilakukan evaluasi kinerja organisasi Setjen KPU, evaluasi kelembagaanself assessment Setjen KPU, dan evaluasi kondisi kerja pegawai Setjen KPU dengan cara kaji diri ( ) untuk menilai kondisi birokrasi di Setjen KPU. Hasil evaluasi kinerja organisasi Setjen KPU dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Sekretariat Jenderal KPU: Jln. Imam Bonjol No.29, Jakarta Pusat halaman 1 Tabel 1. Hasil Evaluasi Kinerja Organisasi Setjen KPU Hasil Survei NO ASPEK Sesuai Tidak Sesuai Struktur Organisasi 1. a. Struktur Organisasi 62,96% 37,04 % Sumberb. Tugas Daya dan ManusiaFungsi 61,11% 38,89 % 2.
    [Show full text]
  • Printed : 13 September 2019
    Exhibition Organized by : Printed : 13 September 2019 NewProduct Line Up <OR & Mobile X-ray> <Medical Shield System> <OR Table> <Multiple Medical Recliner> <Sterilizer> <Ultrasonic Washer> <Plasma> <Washer> <Portable X-ray> <Gyn ET> <Bassinet Cart> <Medical Trolley> <Air Mattress> <Pediatric Bed> <Lobby Chair> <Linen Trolley> <Partition> MM2100 Industrial Town, Block M-1-1 Gandamekar, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, 17530, Indonesia. Tel : 021-8981389 (Marketing) | E-mail : [email protected] | Web : www.paramount.co.id Printed : 13 September 2019 l Contents ........................................................................................................................................................................... i l Media Campaign ............................................................................................................................................................... ii l Message from The Chairman of Indonesia Exhibition Companies Association ................................................................ iii l Message from The President of Indonesian Hospital Association ..................................................................................... iv l Message from The Chairman of The Organizing Committee for IHA National Seminar XVI - 2019 .................................. v l Message from The Chairman of Hospital Patient Safety Institute ....................................................................................... vi l Message from The Chairman of Hospital Expo ..................................................................................................................
    [Show full text]
  • Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019
    PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI PAHLAWAN TAHUN 2019 A. PENDAHULUAN etiap tahun pada tanggal oember 45 kita selalu memperingati ari Pahlaan. engapa ari Pahlaan perlu diperingati ari Pahlaan perlu diperingati karena pada tanggal tersebut rakyat dengan penuh semangat bersatu padu mengusir penaah yang berniat menancapkan kembali kekuasaannya di ndonesia. Pada peristia heroik di urabaya 45 tersebut, banyak korban beratuhan. ehingga untuk mengenang kembali asa dan peruangan para pahlaan maka sudah selayaknya kita memperingati ari Pahlaan dengan berbagai agenda kegiatan diantaranya melalui Upacara endera yang dilakukan oleh segenap elemen masyarakat baik di dalam maupun luar negeri. Peringatan ari Pahlaan yang dilaksanakan kiranya tidak hanya bersiat seremonial semata, namun yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya. pabila setiap insan memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengimplementasikan nilai kepahlaanan maka hal tersebut dapat menadi salah satu modal untuk membangun bangsa. “Aku Pahlawan Masa Kini erkenaan dengan hal tersebut, pada Peringatan ari Pahlaan ahun yang mengambil tema ”, diharapkan setiap insan masyarakat ndonesia memiliki semangat kepahlaanan dan tergerak hatinya untuk beruang membangun negeri sesuai kemampuan dan proesi masingmasing. Dengan menadi Pahlaan asa ini, maka setiap insan masyarakat ndonesia kiranya dapat menaga keharmonisan berbangsa dan bernegara dalam bingkai egara esatuan epublik ndonesia dengan selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. arilah menadi Pahlaan asa ini, dengan berlombalomba menunukkan prestasi yang membanggakan serta dapat memberikan kontribusi yang bermanaat bagi kemauan bangsa dan negara, yang dapat dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. iranya emangat Pahlaan selalu bersemayam di hati sanubari kita semua. 1 Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan 2019 B.
    [Show full text]
  • Data Makam Pahlawan Nasional Se Indonesia No Provinsi Jenis Kelamin Kepercayaan Nama Pahlawan Laki- Laki Perempuan Muslim Non M
    DATA MAKAM PAHLAWAN NASIONAL SE INDONESIA JENIS KELAMIN KEPERCAYAAN NO PROVINSI NAMA PAHLAWAN LAKI- NON LAKI PEREMPUAN MUSLIM MUSLIM Cut Meutia, Sultan IskandarMuda, TengkuTjikDitiro, 1 ACEH 4 1 5 - TeukuNyakArief, Teuku Umar SUMATERA Dr. Ferdinand LumbanTobing, KirasBangun 2 3 - 2 1 UTARA [Garamata], Tengku Amir Hamzah Raja Haji Fisabillillah, Sultan 3 R I A U 2 - 2 - AssyaidisSyarifKhasimSani Abdul DjalilSyarifuddin [Sultan SyarifKhasim II] 4 KEPULAUAM RIAU 1 - 1 - Raja Ali Haji SUMATERA Bagindo Aziz Chan, H. IlyasYacob, Prof. Moh. 5 BARAT 3 - 3 - Yamin, SH 6 J A M B I 1 - 1 - Sultan ThahaSyaifuddin, SUMATERA 7 SELATAN 1 - 1 - DR. Adnan KapauGani RadinInten II, Mayor Jenderal TKR H.R. Mohammad 8 LAMPUNG 2 - 2 - Mangoendiprojo 9 BANTEN 1 - 1 - Sultan AgungTirtayasa H. Abdul Malik KarimAmrullah [BuyaHamka], HajjahFatmawatiSoekarno, Ismail Marzuki, Dr. H. 10 DKI JAKARTA 8 1 8 1 Moh. Hatta, Mohammad Thamrin, DR. Mohammad Natsir, MR. SyafruddinPrawiranegara, Labertus Nicodemus Palaar, Dr. KoesoemahAtmaja, SH KH. Abdul Halim, Abdul Muis, Prof. Mr. Ahmad Subardjo, Cut NyakDien, DanuridjaSetiabudi [Douwes Dekker], GatotMangkoepradja, H.H. 11 JAWA BARAT 11 2 13 - IdhamChalid, Mayjen. TNI [Purn] Prof. Dr. Moestopo, Kiai Haji NoerAlie, Otto Iskandardinata, RadenDewiSartika, Raden Mas TirtoAdhiSoeryo, K.H. ZainalMoestafa MGR. A. Sugiyopranoto SJ, DokterCiptoMangunkusumo, Ny. Hj. Fatimah SitiHartinahSoeharto, JenderalGatotSubroto, 12 JAWA TENGAH 7 2 8 1 PangeranSambernyowo [K.G.P.A.A. Mangkunegoro I], RadenAjengKartini, Kyai Haji Samanhudi, Prof. Dr. R. Soeharso, Prof. Mr. Dr. Soepomo Marsda. TNI [Anm] Prof. Dr. AbdulrachmanSaleh, Kyai Haji Ahmad Dahlan, A.F. Lasut, Haji Fahruddin, KanjengGustiPangeranHarjo [KGPH] Djatikusumo, Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, Brigjen. TNI [Anm] Katamso, Marsda.
    [Show full text]
  • INDONESIA RULE Of
    INDONESIA and the RULE of LAW Indonesia and the Rule of Law Twenty Years of ‘New Order’ Government Indonesia and the Rule of Law Twenty Years of ‘New Order’ Government A study prepared by the INTERNATIONAL COMMISSION OF JURISTS and the NETHERLANDS INSTITUTE OF HUMAN RIGHTS (SIM) Edited by Hans Thoolen International Commission of Jurists (ICJ) Geneva, Switzerland Mil] Frances Pinter (Publishers), London © International Commission of Jurists, Geneva, 1987 First published in Great Britain in 1987 by Frances Pinter (Publishers) Limited 25 Floral Street, London WC2E 9DS All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted by any other means without the prior written permission of the copyright holder. Please direct all enquiries to the publishers. British Library Cataloguing in Publication Data Indonesia and the rule of law: twenty years of ‘New Order’ government: a study prepared for the International Commission of Jurists. 1. Civil rights—Indonesia I. Thoolen, Hans II. International Commission of Jurists 345.9802'85 [LAW] ISBN 0-86187-919-8 Typeset by Joshua Associates Limited, Oxford Printed by Biddles of Guildford Limited Contents Preface by Niall MacDermot xi 1 INTRODUCTION 1 1.1. The country and its history 1 1.2. Second World War and independence 4 1.3. Post independence 6 1.4. Economic background 8 — General 8 — Informal sector 11 — Land reform 13 1.5. East Timor 15 1.6. Cultural diversity 21 — Irian Jaya (West Papua) 22 — Transmigration 23 — Aceh 27 1.7. Conclusions and recommendations 28 Notes 30 2 CONSTITUTIONAL LAW AND LEGAL FRAMEWORK 32 2.1.
    [Show full text]
  • Jakarta Ramah Bersepeda
    Jakarta Ramah Bersepeda Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Mei 2021 LAJUR SEPEDA FASE 1, 2 DAN 3TAHUN 2019 Jalur Panjang Sepeda No Rute Rute Tahun (km) 2019 Jl. Pemuda-Jl. Pramuka-Jl. Proklamasi-Jl. Salemba Raya-Jl. 1 Fase 1 Pangeran Diponegoro-Jl. Imam Bonjol-Jl. M.H Thamrin-Jl. 25 Merdeka Selatan Jl. Jenderal Sudirman-Jl. Sisingamaraja-Jl. Panglima Polim-Jl. RS 2 Fase 2 23 Fatmawati Raya Jl. Jatinegara Timur-Jl. Jatinegara Barat-Jl. Matraman Raya-Jl. 3 Fase 3 15 Kebon Sirih-Jl. Cideng Timur-Jl. Tomang Raya TOTAL 63 Sumber: Dishub DKI Jakarta 2019 Jalur Sepeda Uji Coba Fase 1, 2 dan 3 Tahun 2019 sepanjang 63 km pada 22 ruas jalan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 128 Tahun 2019 tentang Penyediaan Lajur Sepeda Jalur Sepeda tahun 2019 masih menggunakan pembatas berupa marka jalur sepeda, rambu lalu lintas dan traffic cone pada beberapa lokasi. 2 RENCANA PENGEMBANGAN JALUR SEPEDA TAHUN 2019 S.D 2030 2019 63 km Jalur Sepeda fase 1, 2 dan 3 2020 15,4 km (Total 78,4 km) • Jl. Jend. Sudirman – MH Thamrin 11,2 km • Stasiun Tebet 4,2 km 2021 115,2 km (Total 193,6 km) • Penataan kawasan stasiun 14 km • Target di ruas jalan 101,2 km 2022 89,1 km (Total 282,7 km) 2023 42,4 km (Total 325,1 km) 2024 48,9 km (Total 374 km) 2025 44,8 km (Total 418,8 km) 2026 40,7 km (Total 459,5 km) 2027 36 km (Total 495,5 km) 2028 40,6 km (Total 536,1 km) Keterangan: Lajur Sepeda Eksisting Rencana 2025 2029 36,7 km (Total 572,8 km) Rencana 2020 Rencana 2026 Rencana 2021 Rencana 2027 2030 36,6 km (Total 609,4 km) Rencana 2022 Rencana
    [Show full text]