S.K. Trimurti: Pejuang Perempuan Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

S.K. Trimurti: Pejuang Perempuan Indonesia S.K. TRIMURTI: PEJUANG PEREMPUAN INDONESIA Ipong Jazimah Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstrak. S.K. Trimurti adalah seorang tokoh perempuan yang memiliki peran sangat besar dalam perjuangan Indonesia. Berguru langsung kepada Soekarno dan ber- partisipasi aktif dalam Partindo adalah salah satu fase penting yang membentuk kepribadian dan jiwa perjuangannya. Dikenal berani, lantang, dan sangat nasionalis S.K. Trimurti saat itu cukup merepotkan pemerintah Belanda. Kesimpulan dari artikel ini menunjukkan bahwa perempuan juga mempunyai tempat yang sama pentingnya dengan laki-laki di masa perjuangan kemerdekaan dan setelahnya. Dibuktikan dengan posisi S.K. Trimurti sebagai ketua Partai Buruh Indonesia, ketua Barisan Buruh Wanita, Ketua Gerwis, Menteri Perburuhan, dan juga pemimpin surat kabar seperti Pesat dan Mawas Diri. Sebagai bagian dari historiografi, tulisan singkat ini tidak mengabaikan metode penelitian historis yang terdiri dari 4 langkah yaitu: (1) heuristik (pengumpulan sumber) yang berupa buku dan surat kabar; (2) kritik sumber dalam rangka mendapatkan sumber yang akurat; (3) interpretasi atau penafsiran terhadap da- ta-data; (4) historiografi atau penyajian data. Kata-kata kunci: Tokoh perempuan, S.K. Trimurti, wartawan nasionalis Abstract. S.K. Trimurti is a figure having a significant role in pursuing Indonesian Independence. She inspired by Soekarno and actively participating in Partindo is one phase shaping her personality and her spirit of struggle. She is well-known as a brave and nationalistic woman. She is also known as a stone for the Dutch government. It could be clearly seen that woman has also a place in the period of Indonesian revolution. S.K. Trimurti roles as a chair of Indonesian Labour party, a chair of Women Labour, a chair of Gerwis, a Ministry of labour, and a chair of some newspapers of Pesat and Mawas Diri. As a part of historiography, this short article does not ignore the historical method. This method consisted of four steps of (1) heuristic of books and newspapers; (2) verification in searching accurate data; (3) interpretation on teh data; and (4) historiography. Keywords: woman figure, S.K.Trimurti, nationalistic journalist Sejarah perjuangan kaum perempuan dalam Menurut sejarawan Kuntowijoyo, se- penulisan sejarah di Indonesia agak terping- jarah yang ditulis dengan kaum laki-laki se- girkan. Bukan karena mereka tidak ada namun bagai tokoh utama dan perempuan sebagai kalah oleh banyaknya tulisan tentang peranan pemeran pembantu adalah sejarah yang masih kaum laki-laki. Artinya tulisan sejarah di In- bercorak androcentric (Kuntowijoyo, donesia bisa dikatakan masih bersifat male 2013:115). Perempuan masih menempati domain, dimana laki-laki selalu menjadi tokoh kedudukan sebagai second sex atau dengan utama dan perempuan sebagai pemeran pem- kata lain di belakang layar. Tulisan sejarah bantu. Tulisan ini bermaksud untuk yang gynocentric masih harus terus dikem- mengangkat salah satu tokoh perempuan yang bangkan dengan mengambil berbagai tema di- terlibat langsung dalam arus perjuangan ke- antaranya perempuan dalam berbagai bidang merdekaan Indonesia yaitu S.K. Trimurti yang seperti ekonomi, sosial dan budaya, biografi bernama asli Surastri. perempuan, atau tentang gerakan perempuan. 47 48 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 1, Juni 2016 Tulisan sejarah yang gynocentric setidaknya Keterlibatan perempuan dalam organisasi harus menempatkan perempuan sebagai tokoh politik formal seperti yang dilakoni oleh SK. utama. Trimurti adalah bentuk perwujudan kesadaran Sebenarnya sejak masa kerajaan Hin- politik perempuan (Ratih, 2009:29). Perempu- du-Budha di Indonesia, banyak tulisan sejarah an tak harus melulu di ranah domestik. Tak yang telah membuktikan bahwa perempuan bisa dipungkiri memang bahwa kebangkitan juga kerap menduduki posisi sentral. Ann perempuan tersebut juga karena kebangkitan Kumar, sejarawan dari Australia dalam nasionalis anti–kolonial yang kencang bukunya Prajurit Perempuan Jawa: kesaksian berhembus di kalangan para intelektual. Ikhwal Istana dan Politik Jawa Akhir Abad Soekarno sebagai sosok nasionalis yang Ke-18 membuktikan bahwa perempuan duduk amat dikenal masa pergerakan, bisa dikatakan sebagai prajurit penting pada masa kekuasaan maha guru bagi S.K. Trimurti. Pengaruh aja- kraton Mangkunegara di Surakarta. Para per- ran Soekarno menjadi tombak bagi S.K. Tri- empuan itu bersikap layaknya prajurit laki-laki murti untuk berjuang tanpa takut dengan yang dikenal gagah perkasa. Kenyataan itulah rintangan. Keberanian S.K. Trimurti untuk yang harus terus digali dan ditulis sehingga se- berjuang melawan Belanda berangkat dari jarah tak hanya melulu milik laki-laki. kekagumannya atas ajaran Soekarno yang saat Tulisan ini bermaksud untuk memberi itu disampaikan lewat pidato-pidatonya porsi lebih pada perempuan di lingkup sejarah (Chudori, 1993:206). Bahkan kemudian mod- Indonesia masa sebelum, menjelang dan el perjuangannya pun mengikuti gaya Soekar- sesudah kemerdekaan. Sebenarnya ada be- no, yaitu terbuka, berani, dan non kooperatif. berapa nama perempuan lain yang juga Perempuan dan laki-laki tak bisa mempunyai peran cukup penting dalam per- terpisahkan secara kodratnya. Behind every juangan kemerdekaan Indonesia, namun kare- great man, there’s great woman. Pepatah ini na tulisan ini ingin memfokuskan pada S.K. tepat untuk menggambarkan sepak terjang Trimurti saja. S.K. Trimurti dalam pergulatannya di dunia S.K. Trimurti dikenal sebagai seorang politik maupun pers. Di samping S.K. Trimur- wartawati. Tulisannya tajam dan cenderung ti ada nama besar Sayuti Melik pengetik berani sehingga menimbulkan kecurigaan naskah proklamasi, yang merupakan suamin- pemerintah Belanda. Namun demikian S.K. ya. Mereka dipertemukannya dalam panasnya Trimurti tak pernah merasa gentar atau me- arus politik masa penjajahan Belanda sampai nyerah. Semangat perjuangannya tak pernah kemudian menyeret keduanya untuk terlibat padam. Semangat itu diperoleh karena melihat secara langsung dalam upacara paling berse- sendiri bagaimana tindakan diskriminatif yang jarah yaitu proklamasi 17 Agustus 1945 di dilakukan oleh para penjajah terhadap rakyat. Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta. Bagi S.K. Trimurti, pers juga senjata ampuh Menurut Kuntowijoyo, penulisan se- untuk mengobarkan semangat kemerdekaan di jarah perempuan dapat mengambil tema dian- tengah tekanan para penjajah walaupun usaha taranya wanita dalam politik. Tema ini sejalan surat kabarnya harus berulangkali gulung dengan arah pikiran tulisan ini yang akan tikar. mengupas bagaimana sepak terjang SK. Tri- Posisi perempuan secara tradisional murti dalam politik di Indonesia sebelum ke- sangat dibatasi. Kewajiban mereka diranah merdekaan dan setelah kemerdekaan. Dengan domestik dan ikatan-ikatan budaya membuat tetap mengikutsertakan perjalanan hidup yang perempuan tak bisa bebas terjun ke ranah pub- lainnya seperti keikutsertaanya dalam organ- lik. Sebenarnya S.K. Trimurti dilahirkan isasi perempuan dan perjuangannya di bidang dengan latar belakang keluarga seperti ini, pers. namun ia menentangnya dengan keras. Ipong Jazimah, S.K. Trimurti: Pejuang Perempuan Indonesia 49 S.K. TRIMURTI DAN DUNIA umum Partindo. Salah satu kota di Jawa Ten- PERPOLITIKAN INDONESIA gah yang akan dikunjungi oleh Soekarno ada- lah Purwokerto. Sebagai perempuan muda S.K. Trimurti lahir pada 11 Mei 1912 yang haus akan nilai-nilai dan semangat per- di Desa Sawahan Boyolali Karesidenan Sura- juangan, ia ikuti rapat umum itu. Inilah untuk karta. Ayahnya bernama R.Ng. Salim Banja- pertama kalinya S.K. Trimurti melihat dan ransari Mangunsuromo dan ibunya bernama mendengar secara langsung pidato Soekarno. R.A. Saparinten Mangunbisomo. Ayah dan Pesan utama pidato Soekarno yang di- ibunya terhitung masih abdi dalem Keraton tangkapnya adalah bahwa bangsa Indonesia Kasunanan Surakarta. Sekolah Dasar harus mulai bergegas untuk menerapkan anti ditempuhnya di sekolah Ongko Loro atau imperialisme dan anti kolonialisme. Pidato Tweede Inlandsche School (TIS). Lulus dari Soekarno ini amat mempengaruhi jiwanya TIS, atas kehendak ayahnya ia melanjutkan ke sampai akhirnya dengan tekad bulat sekolah guru perempuan atau Meisjes Nor- dilepaskannya status sebagai guru negeri dan maal School (MNS) yang mempunyai masa ia memilih bergabung dengan Partindo cabang studi selama 4 tahun. Ia merasa cocok juga Bandung. Keputusan besar yang sangat diten- menjadi guru karena itu diturutilah kehendak tang oleh keluarganya. ayahnya (Chudori, 1993:204). Lulus MNS S.K. Trimurti memilih untuk dengan nilai memuaskan, S.K. Trimurti bisa bergabung dengan Partindo cabang Bandung langsung mengajar di Sekolah Latihan. Na- karena ia ingin berguru langsung kepada Soe- mun karena tidak betah dengan lingkungan di karno. “Saya sendiri masuk kepada partai Sekolah Latihan ia memutuskan untuk keluar politik itu pada tahun 1933. Waktu itu saya dan berpindah mengajar ke sekolah Ongko berada di Bandung. Saya berguru pada Bung Loro di Alun-Alun Kidul kota Solo. Di Karno, belajar politik pada beliau.” (Trimurti, sekolah ini pun S.K. Trimurti belum dapat 1986:116). Partindo cenderung lebih berani menemukan ketenangan sehingga ia lagi-lagi dan terbuka dalam menerima anggota baru berpindah ke Meisjesschool di Banyumas. serta mengadakan rapat-rapat umum. Selain Banyumas inilah yang menjadi pintu gerbang itu juga non kooperatif. Inilah yang pertama bagi S.K. Trimurti mengenal dunia mempengaruhi model perjuangan S.K. Tri- organisasi. murti yang cenderung terbuka, berani Pada saat itu seorang perempuan di- mengambil
Recommended publications
  • Peranan Ahmad Subarjo Dalam Peristiwa Menuju Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada Tahun 1943-1945
    PERANAN AHMAD SUBARJO DALAM PERISTIWA MENUJU PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA PADA TAHUN 1943-1945 PROPOSAL SKRIPSI Oleh MOH HANIF INNAMAN N NIM 130210302050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah ............................................. 1 1.2 Penegasan Judul ........................................................................... 7 1.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 8 1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 10 1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 10 1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11 BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 26 LAMPIRAN ................................................................................................ 28 ii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan
    [Show full text]
  • Peranan Soerastri Karma Trimurti Dalam Memperjuangkan Dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1944-1949
    PERANAN SOERASTRI KARMA TRIMURTI DALAM MEMPERJUANGKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1944-1949 SKRIPSI OLEH JETMIKO DENALI MARDI 352014011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH AGUSTUS 2019 PERANAN SOERASTRI KARMA TRIMURTI DALAM MEMPERJUANGKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1944-1949 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Palembang Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Oleh Jetmiko Denali Mardi NIM 352014011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH Agustus 2019 i ii Skripsi oleh Jetmiko Denali Mardi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Palembang, 15 Agustus 2019 Pembimbing I, Apriana, M.Hum. Palembang, 15 Agustus 2019 Pembimbing II, Yuliarni, S.Pd., M.Hum. iiiii Skripsi oleh Jetmiko Denali Mardi ini telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal, 15 Agustus 2019 Dewan penguji: Apriana, M.Hum., Ketua Yuliarni, S.Pd., M.Hum., Anggota Heryati, S.Pd, M.Hum., Anggota iviii SURAT PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jetmiko Denali Mardi NIM : 352014011 Program Studi : Pendidikan Sejarah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Skripsi yang telah saya buat ini benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan barang jiplakan). 2. Apabila dikemudian hari terbukti/dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya akan menanggung risiko sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Demikian surat keterangann ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipertanggungjawabkan. iv v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Setetes keringat kedua orang tuaku sejuta langkah aku harus maju. Sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha. Berangkat dengan penuh keyakinan serta istiqomah dalam menghadapi cobaan.
    [Show full text]
  • Organizational Communication Climate Of
    International Journal of Governmental Studies and Humanities (IJGH) http://ejournal.ipdn.ac.id/index.php/ijgsh ORGANIZATIONAL COMMUNICATION CLIMATE OF WOMEN LEADERS IN MOTIVATING EMPLOYEE WORK IN THE DIRECTORATE GENERAL OF HOUSING PROVISION OF MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND PEOPLE’S HOUSING Ernawati Sinaga1, Dwi Indah Kartika2, Ivo Fredda Martastuty3 Universitas Nasional Institut Pemerintahan Dalam Negeri University of Prof. DR. Moestopo (Beragama) *Correspondence: [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT Article History: Communication climate is of paramount importance in an organization received as it contributes to the effectiveness and success of an organization. revised The current study was conducted on women leaders in the Directorate accepted General of Housing Provision of the Ministry of Public Works and People's Housing. The research was conducted in order to answer the question: How is communication done by woman leader so that the Keywords: communication climate is created in Directorate of Housing Provision Communication climate; of Ministry of Public Works and People's Housing in realizing organizational communication; employee work motivation. This research used qualitative female leader; motivation methodology and the data obtained through in-depth interview and field observation. The number of informants in this research was 3 people, consists of 2 women leaders who had very important and active role and 1-woman employee. As a foothold in this study we used theories and concepts that are relevant and expected to help the development of the conclusion. The theory of motivation with the concept of gender was used as the foundation. The results of the study indicate that women leaders should be more persuasive to their employees, in order to be able to provide and receive information and work with employees to complete their job.
    [Show full text]
  • S.K. Trimurti: Pejuang Perempuan Indonesia
    S.K. TRIMURTI: PEJUANG PEREMPUAN INDONESIA Ipong Jazimah Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstrak. S.K. Trimurti adalah seorang tokoh perempuan yang memiliki peran sangat besar dalam perjuangan Indonesia. Berguru langsung kepada Soekarno dan ber- partisipasi aktif dalam Partindo adalah salah satu fase penting yang membentuk kepribadian dan jiwa perjuangannya. Dikenal berani, lantang, dan sangat nasionalis S.K. Trimurti saat itu cukup merepotkan pemerintah Belanda. Kesimpulan dari artikel ini menunjukkan bahwa perempuan juga mempunyai tempat yang sama pentingnya dengan laki-laki di masa perjuangan kemerdekaan dan setelahnya. Dibuktikan dengan posisi S.K. Trimurti sebagai ketua Partai Buruh Indonesia, ketua Barisan Buruh Wanita, Ketua Gerwis, Menteri Perburuhan, dan juga pemimpin surat kabar seperti Pesat dan Mawas Diri. Sebagai bagian dari historiografi, tulisan singkat ini tidak mengabaikan metode penelitian historis yang terdiri dari 4 langkah yaitu: (1) heuristik (pengumpulan sumber) yang berupa buku dan surat kabar; (2) kritik sumber dalam rangka mendapat- kan sumber yang akurat; (3) interpretasi atau penafsiran terhadap data-data; (4) histori- ografi atau penyajian data. Kata-kata kunci: Tokoh perempuan, S.K. Trimurti, wartawan nasionalis Abstract. S.K. Trimurti is a figure having a significant role in pursuing Indonesian Independence. She inspired by Soekarno and actively participating in Partindo is one phase shaping her personality and her spirit of struggle. She is well-known as a brave and nationalistic woman. She is also known as a stone for the Dutch government. It could be clearly seen that woman has also a place in the period of Indonesian revolution. S.K. Trimurti roles as a chair of Indonesian Labour party, a chair of Women Labour, a chair of Gerwis, a Ministry of labour, and a chair of some newspapers of Pesat and Mawas Diri.
    [Show full text]
  • 5 BAB II. PERISTIWA PENCULIKAN SOEKARNO KE RENGASDENGKLOK II.1. Landasan Teori II.1.1 Sejarah Sejarah Adalah Kisah Yang Terjadi
    BAB II. PERISTIWA PENCULIKAN SOEKARNO KE RENGASDENGKLOK II.1. Landasan Teori II.1.1 Sejarah Sejarah adalah kisah yang terjadi pada masa lampau yang kejadian kisah tersebut memiliki nilai penting untuk masa depan. Menurut Muhamad Yamin definisikan sejarah “sebuah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan nyata.” Menjelaskan bahwa sejarah adalah informasi yang telah dikumpulkan yang sesuai dengan beberapa kejadian yang ada lalu disusun sampai kebenarannya konkret. Banyak sejarah yang terjadi dan diabadikan di museum seperti tulang dinosaurus atau diabadikan disebuah literatur seperti kejadian Perang Dunia ke – 2. II.1.2 Sejarah Nasional Indonesia memiliki berbagai zaman sejarah, dari zaman prasejarah sampai zaman Jepang atau kemerdekaan Indonesia, sejarah tersebut memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia dan informasi sejarah tersebut telah dicetak diberbagai media seperti buku dengan begitu sejarah dapat dipelajari kembali. Sejarah juga dapat menjadi acuan untuk kejadian masa depan dengan begitu masalah masa lampau yang terjadi dapat dihindari diakemudian harinya. II.2 Objek Perancangan II.2.1 Penculikan Soekarno ke Rengasdengklok Penculikan Soekarno direncanakan oleh para Gerakan Angkatan Baru yang direncanakan oleh Soekarni dan dibantu oleh PETA, alasan penculikan tersebut karena berita Jepang yang telah menyerah terhadap Sekutu membuat pemuda bergegas memproklamasikan kemerdekaan, adanya kesempatan emas yang terlihat untuk kemerdekaan Indonesia membuat mereka melakukan segala cara dengan cara menculik Soekarno yang berada di rumahnya pada malam hari dan membawanya ke markas PETA yang berada di Rengasdengklok. 5 Gambar II.1. Rapat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sumber: https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/peristiwa- rengasdengklok_20180809_151250.jpg (Diakses pada 2/5/2020) II.2.2 Presiden Soekarno Koesno Sosrodihardjo atau yang lebih dikenal dengan Soekarno yang lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901.
    [Show full text]
  • The Nippon's Role to Increase Nationalism in Makassar, South
    International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064 Index Copernicus Value (2016): 79.57 | Impact Factor (2015): 6.391 The Nippon’s Role to Increase Nationalism in Makassar, South Sulawesi, Indonesia Bambang Sulistyo Edi P Hasanuddin University, History Department, Faculty of Humanities, Perintis Kemerdekaan Road Km. 10 Makassar, 90245, Indonesia Abstract: This article seeks to explain Japan's policy of generating Nationalism in South Sulawesi. It gradually instilled nationalism and ultimately attempted to create its social organization that became the social base of political movement fighters. This paper explains the role of the Japanese occupation forces in building up resistance to the Dutch and the struggle for Indonesian independence in South Sulawesi, especially in Makassar years 1945-1950. Articles prepared by reviewing works of historiography both in the form of research results, biographies, seminars, and studies of primary sources in the way of archives. This study attempts to reconstruct what happened in the past as completely and accurately as possible, and usually explains why it happened. In searching for data done systematically to be able to describe, interpret, and understand the events or events that occurred some time ago. Before World War II the Indonesian Nationalist movement in South Sulawesi was fragile. The question is why the independence movement in South Sulawesi strengthened after being under the rule of the Japanese military occupation? After the military expansion of the kingdoms in 1905 in South Sulawesi, there was no more armed resistance, except the chaos of theft and robbery. However, after the Proclamation of Indonesian Independence, armed resistance in South Sulawesi recorded the greatest outside of Java.
    [Show full text]
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 (Sesuai Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019)
    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 (Sesuai Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019) Satuan Pendidikan : SD Negeri Dadapsari Surakarta Kelas / Semester : 6 /1 Tema : Persatuan dalam Perbedaan (Tema 2) Sub Tema : Rukun dalam Perbedaan (Sub Tema 1) Muatan Terpadu : PPKn KD 3.4 Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara beserta dampaknya. Bahasa Indonesia KD 3.4 Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. IPS KD 3.4 Memahami makna proklamasi kemerdekaan, upaya mempertahankan kemerdekaan, dan upaya mengembangkan kehidupan kebangsaan yang sejahtera. Pembelajaran ke : 1 Alokasi waktu : 10 Menit A. TUJUAN 1. Siswa mampu menelaah makna persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Setelah membaca teks tentang Proklamasi Kemerdekaan, siswa mampu menyampaikan informasi penting menggunakan aspek apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana pada peta pikiran dengan tepat. 3. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi peranan tokoh pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI. B. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu Kegiatan 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan 2 Pendahuluan membaca doa (Orientasi) (Religius) menit 2. Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi) 3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi) Kegiatan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 7 Inti Guru membawa bendera Merah Putih ke dalam kelas. menit Guru mengajukan pertanyaan: ‘Kapan bendera Merah Putih dikibarkan?’ ‘Apa makna bendera Merah Putih bagi Indonesia?’ Ayo Membaca Siswa diminta untuk mengamati gambar tulisan asli dari teks proklamasi. Siswa menjawab beberapa pertanyaan dari guru mengenai teks Proklamasi Kemerdekaan tersebut.
    [Show full text]
  • Page 0 KURIKULUM 2013 TRY out UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR
    DOKUMEN SUDIN PENDIDIKAN JAKARTA BARAT KURIKULUM 2013 SANGAT RAHASIA TRY OUT UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SMA 2016 / 2017 SUKU DINAS PENDIDIKAN - PROVINSI DKI JAKARTA Mata Pelajaran : SEJARAH Program Studi : MIPA/IPS Hari / Tanggal : Waktu : (120 menit) PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomor ujian, nama peserta dan tanggal lahir, Program Studi diisi mata pelajaran, kode paket, kelas dan tanda tangan peserta pada Lembar Jawaban Ujian Komputer (LJK), sesuai petunjuk di LJK 2. Hitamkan bulatan di depan nama mata ujian pada LJK. 3. Tersedia waktu 120 menit untuk mengerjakan paket tes tersebut. 4. Jumlah Soal sebanyak 40 butir soal Pilihan Ganda. 5. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya. 6. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak, atau tidak lengkap. 7. Tidak diizinkan menggunakan kalkulator, HP, kamus, tabel matematika atau alat bantu hitung lainnya 8. Periksalah dahulu pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada pengawas Ujian PETUNJUK KHUSUS 1. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan secara penuh bulatan jawaban Anda, dengan menggunakan pensil 2B. 2. Apabila Anda ingin memperbaiki / mengganti jawaban, bersihkan jawaban semula dengan karet penghapus hingga bersih, kemudian bulatkan pilihan jawaban yang Anda anggap benar SELAMAT BEKERJA TRY OUT UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) Page 0 SUKU DINAS PENDIDIKAN JAKARTA BARAT TP.2016/2017 DOKUMEN SUDIN PENDIDIKAN JAKARTA BARAT KURIKULUM 2013 SANGAT RAHASIA 1. Sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris. Pengertian sejarah itu disampaikan oleh sejarawan Indonesia, yaitu ... A. Kuntowijoyo B. Mohammad Hatta C. Mohammad Yamin D. Dorojatun Kuntorojakti E. Sarbini 2. Sumber sejarah berdasarkan bentuknya seperti di bawah ini A Sumber lisan Candi, istana, dokumen dan kitab sastra B Sumber Tertulis Teks Pidato Presiden dan Teks Proklamasi C Sumber Benda Berita radio, informasi dokter D Sumber tertulis Pegawai pemerintahan dan koki istana E Sumber Benda Batu cincin dan informasi seorang dukun 3.
    [Show full text]
  • BAB II KONDISI SURAKARTA SEBELUM Proklamasi
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KONDISI SURAKARTA SEBELUM PROKLAMASi A. Surakarta Masa Pendudukan Jepang Pada masa kolonial (abad XIX dan XX), wilayah Surakarta (Solo) dan Yogyakarta merupakan tempat kedudukan empat kekuasaan yang “berdiri sendiri” di bawah kekuasaan negara kolonial Hindia Belanda. Keraton Kesunanan dan Kadipaten Mangkunegaran di kota Surakarta, sedangkan keraton Kesultanan dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta. Meskipun keempatnya secara resmi mengaku pewaris kerajaan Mataram, namun mereka sesungguhnya adalah koloni Belanda di pulau Jawa yang diperintah secara tidak langsung, yaitu dengan meletakkannya di bawah dua karesidenan yakni Surakarta dan Yogyakarta. Keempat wilayah itu disebut vorstenlanden ( wilayah raja-raja ), berbeda dari wilayah Jawa lain yang dikuasai secara langsung oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah penyerahan pemerintah Belanda atas Indonesia secara total di kota Bandung tanggal 8 Maret 1942, pemerintah Jepang resmi berdiri di Indonesia. Pada awal kedatangan pasukan militer Jepang, masyarakat Indonesia secara umum menyambut dengan baik. Tokoh-tokoh nasionalis Indonesia seperti Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta bersedia bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang padahal pada masa pemerintahan Hindia Belanda mereka bersikap non koopertif. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang dengan dengan kekuatan 100.000 orang mendarat di Indonesia melalui Merak, Indramayu dan dekat Rembang. Dan pada commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16 tanggal 5 dan 7 Maret 1942, kota Solo dan Yogjakarta jatuh ke tangan Jepang. Sehingga jepang pada waktu itu sudah menancapkan kukunya di bumi pertiwi. Pendudukan Jepang ini merupakan rangkaian politik imperialismenya di Asia Tenggara. Sebagai akibat dari kemajuan industri Jepang yang pesat ditempuhlah strategi ekspansi untuk mencari bahan mentah dan daerah pemasaran baru juga sumber pangan Jepang.
    [Show full text]
  • Sejarah Paket C Indonesia Merdeka Modul 9 Awal.Indd
    MODUL TEMA 9 MODUL 9 Indonesia Merdeka i Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Kata Pengantar Sejarah Indonesia Paket C Setara SMA/MA Modul Tema 9 : Indonesia Merdeka endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang Penulis: Sulaiman Hasan karena kondisi geografi s, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengiku- ti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- P dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi iv+ 36 hlm + illustrasi + foto; 21 x 28,5 cm dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip fl exible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Kon- sekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompe- tensi 2 (kelas 4 Paket A).
    [Show full text]
  • Indonesia from Its Pre-Independence Origins to Contemporary Democracy
    EXPLAINING STATE DEVELOPMENT: INDONESIA FROM ITS PRE-INDEPENDENCE ORIGINS TO CONTEMPORARY DEMOCRACY A thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the Degree of Doctor of Philosophy in Political Science at the University of Canterbury By Dodik Ariyanto S.IP. (B.A.) Universitas Gadjah Mada, 1998 D.E.A. (Master) l‟Université Montesquieu, Bordeaux IV, 2004 Adviser: Professor Mark Francis, Ph.D. Associate Professor Alexander Tan, Ph.D. Department of Political Science 2010 LIST OF CONTENTS CHAPTER PAGE LIST OF CONTENTS ii LIST OF APPENDICES v ABBREVIATIONS vi DEDICATION x ACKNOWLEDGEMENT xi ABSTRACT xii INTRODUCTION 1 1 TOWARD A FRAMEWORK OF ANALYSIS 9 1.1. A debate on the idea of state: classic and modern 9 1.2. Developing the ‗modern‘ State: Complexity and 17 capability 1.3. Mechanically developing democratic and dictatorial 28 versions of the State: Indonesia‘s four versions, 1950-2010 1.4. The four versions‘ capabilities: Dealing with 37 Legitimacy, the Military and Political Disorder 2 PRE-INDEPENDENCE ORIGINS OF THE FIRST 39 VERSION OF THE STATE 2.1. Disunited nationalism versus the ―Unity in diversity‖ 40 2.2. Polarization of perspectives among elites 47 2.3. Two competing models of constitution: the shari‘a 51 versus secularism 2.4. Mixed constitution: The middle way 60 ii 3 SEEKING LEGAL LEGITIMACY 68 3.1. Version I : Post-colonial attempt of democratic 68 legal legitimacy 3.2. Version II : Sukarno‘s charismatic legitimacy 74 3.3. Version III : Suharto‘s claim to performance 80 legitimacy 3.4. Version IV : Democratic legal legitimacy 93 3.5. Conclusion 100 4 THE MILITARY AND THE STATE 104 4.1.
    [Show full text]