Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 159

MASYUMI DALAM KONTESTASI POLITIK ORDE LAMA

Abdul Rahman Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar Jl. A.P Pettarani, Kampus Gunungsari Timur, Makassar Email: [email protected]

Abstrak - Masyumi pada awalnya didirikan 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI (Madjlisul Islamil A'laa ) karena Jepang memerlukan suatu badan untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia melalui lembaga agama Islam. Meskipun demikian, Jepang tidak terlalu tertarik dengan partai-partai Islam yang telah ada pada zaman Belanda yang kebanyakan berlokasi di perkotaan dan berpola pikir modern, sehingga pada minggu-minggu pertama, Jepang telah melarang Partai Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII). Selain itu Jepang juga berusaha memisahkan golongancendekiawan Islam di perkotaan dengan para kyai di pedesaan. Para kyai di pedesaan memainkan peranan lebih penting bagi Jepang karena dapat menggerakkan masyarakat untuk mendukung Perang Pasifik, sebagai buruh maupun tentara. Setelah gagal mendapatkan dukungan dari kalangan nasionalis di dalam Putera (Pusat Tenaga Rakyat), akhirnya Jepang mendirikan Masyumi. Masyumi pada zaman pendudukan Jepang belum menjadi partai namun merupakan federasi dari empat organisasi Islam yang diizinkan pada masa itu, yaitu (NU), Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia. Setelah menjadi partai, Masyumi mendirikan surat kabar harian Abadi pada tahun 1947.

Kata Kunci: Masyumi, Politik, Orde Lama

Abstract - Masyumi was originally established on October 24, 1943 as a substitute for MIAI (Madjlisul Islamil A'laa Indonesia) because Japan needed a body to mobilize the support of Indonesian society through Islamic religious institutions. Nonetheless, the Japanese were not particularly interested in the Islamic parties that existed in the Dutch era, mostly located in urban and modern-day thinking, so that in the first weeks, Japan had banned the Indonesian Sarekat Islam Party (PSII) and the Islamic Party of Indonesia (PSY) PII). In addition, Japan is also trying to separate the Islamic intellectuals in urban areas with the rural kyai. The rural kyai play a more important role for the Japanese because it can mobilize the people to support the Pacific War, as laborers and soldiers. After failing to gain nationalist support within the Putera (People's Power Center), the Japanese finally established Masyumi. Masyumi at the time of the occupation of Japan has not been a party but is a federation of four Islamic organizations that were allowed at that time, namely Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Unity of Moslems, and Indonesian Islamic Unity. After becoming a party, Masyumi founded the daily newspaper Abadi in 1947.

Keyword: Masyumi, Politic, Old Order

PENDAHULUAN bukan lagi organisasi yang menghimpun Dalam sejarah proses pembangunan organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Partai politik di Indonesia, salah satu partai politiik yang ini dalam perkembangannya menjadi salah satu berperan besar dalam proses pengukuhan identitas partai terbesar di Indonesia. Partai yang dapat Islam di panggung politik Indonesia adalah partai menyaingi partai besar lainnya yang basis Islam Masyumi. Selama kebearadaannya di dasarnya berideologi Nasionalis (PNI), Komunis Indonesia, Masyumi merupakan partai yang (PKI). Partai Masyumi dapat menghimpun pernah terlibat dalam pemerintahan. karena berbagai organisasi Islam yang ada di berbagai kedudukan itu Masyumi turut menyertai asas daerah di Indonesia. Organisasi-organisasi itu politik Indonesia sekurang-kurangnya sampai diantaranya turut bergabung juga NU (Nadhatul tahun 1960. Ulama), Muhammadiyah, Perti, PSII dan lain Melalui Kongres yang pertamanya di Yogyakarta sebagainya. berbagai organisasi Islam yang turut pada 7-8 November 1945, Masyumi menggabungkan diri bersama masyumi maka mendeklarasikan diri sebagai partai Politik dan

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 160 semakin mewarnai percaturan politik yang ada di melakukan penelitian peristiwa sejarah dan Indonesia permasalahannya. Dengan kata lain, metode Masyumi memandang keterlibatannya penelitian sejarah adalah instrumen untuk secara langsung dalam kekuasaan negara sebagai merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past suatu jalan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history Melalui cara demikian-menurut Natsir sebagai as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, salah satu tokoh Masyumi pada waktu itu, Islam metode penelitian itu disebut metode sejarah. bukan semata-mata religi, yaitu agama dalam Metode sejarah digunakan sebagai metode pengertian ruhaniah saja. Islam mengatur penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk hubungan antara manusia dan ALLAH, dan antara menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang sesama manusia, Islam merupakan pedoman dan merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu falsafah hidup yang tidak mengenal pemisahan what (apa), when (kapan), where (dimana), who antara agama dari politik. Oleh sebab itu, dalam (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). masa revolusi umat Islam di Indonesia bukan saja Pertanyaanpertanyaan itu konkretnya adalah: Apa dijiwai oleh aspirasi nasional, melainkan juga oleh (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di aspirasi Islam.( Natsir.1951). mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam Berdasarkan pandangan ini, Islam harus peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? dijadikan asas dalam ideologi negara. Sayangnya Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu? Dalam pada masa pemerintahan Presiden Soekarno proses penulisan sejarah sebagai kisah, menjelang Demokrasi Terpimpin dikukhkan, pertanyaan-pertanyaan dasar itu dikembangkan partai politik Islam seperti Masyumi dianggap sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap sebagai pesaing kekuasaan yang dapat menjadi dan dibahas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ancaman dan harus dicurigai, karena alasan ini itulah yang harus menjadi sasaran penelitian Presiden Soekarno selalu berusaha untuk sejarah, karena penulisan sejarah dituntut untuk melemahkan dan meminggirkan peranan menghasilkan eksplanasi (kejelasan) mengenai Masyumi. Disamping Masyumi juga dianggap signifikansi (arti penting) dan makna peristiwa. akan menghalangi proses pembangunan politik di Indonesia. PEMBAHASAN Dalam perjalanannya Masyumi sebagai partai a. Terbentuknya Partai Masyumi politik banyak mengalami dinamika sampai Dalam sejarahnya, sebelum Masyumi bubarnya partai ini pada tahun 1960. Baik dari menjadi partai politik di Indonesia. Dahulunya hubungan internal sendiri, maupun hubungan merupakan sebuah perkumpulan organisasi Islam dengan partai lain dengan Presiden Soekarno. pada masa pendudukan Jepang atas Indonesia. Hubungan Masyumi pernah mengalami hubungan Dalam sebuah pertemuan, Balatentara Djepang yang harmonis dengan Presiden Soekarno, mengizinkan Ulama, pada 4 September 1942, terutama pada masa revolusi. Namun lambat laun menghidupkan kembali Madjlis Islam A’la karena berbagai perbedaan dan tujuan arah dari Indonesia-MIAI yang pernah didirikan pada 15 kedua belah pihak, hubungan itu justru Rajab 1356-21 Septemberr 1937, dengan menimbulkan pergeseran hingga menjurus kepada W.Wondoamiseno sebagai ketuanya konflik. (Suryanegara, 2010: 38) yang pada waktu Di sisi lain, para pemimpin partai politik Islam anggotanya terdiri dari organisasi Perserikatan Masyumi memandang negara dengan penuh Muhammadiah, NU (Nahdatul Ulama), Persatuan curiga. Kecurigaan itu bersumber dari asas Islam, dan Al-Irsyad serta organisasi pendukung ideologi dan kerangka perlembagaan yang lainnya. Lalu kemudian suasana setelah berbeda antara partai Islam dan negara yang diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia muncul memperjuangkan ideologi Pancasila. Dapatlah pada tanggal 3 November 1945 untuk anjuran kita lihat disini ada sebuah persimpangan politik pemerintah untuk membentuk partai-partai politik. antara beberapa kelompok yang memperjuangkan Dengan demikian ada suatu kesempatan bagi umat Ideologi Pancasila dan beberapa kelompok yang Islam untuk menyalurkan aspirasi dan menginginkan Ideologi Islam yang berlangsung perjuangannya untuk terus mempertahankan disebuah negara yang sebahagian besar kemerdekaan Indonesia. Terkhusus demi penduduknya beragam Islam.Dari penjelasan yang perjuangan kepentingan umat Islam. telah dijelaskan diatas maka tulisan ini ingin Oleh sebab itu, umat Islam merasa megkatkan topik terkait persimpangan politik berkewajiban mengorganisasikan kekuatan dan Partai Masyumi dalam pemerintahan di Indonesia tenaganya dalam satu wadah politik sehingga dari tahun 1945-1960. dapat melaksanakan tugasnya dalam bidang politik. Maka diadakanlah Mukatamar Islam METODOLOGI PENELITIAN Indonesia di Yogyakarta tanggal 7 dan 8 Metode penelitian sejarah adalah metode Novermber 1945 yang dihadiri oleh hampir semua atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam tokoh berbagai organsasi Islam dari masa sebelum

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 161 perang serta pendudukan Jepang. Kongres membuktikan betapa semangatnya mereka memutuskan untuk memutuskan untuk memberikan respon positif terhadp partai mendirikan Majelis Syuro pusat bagi ummat Islam Masyumi. Sekitar 90 % orang Indonesia Indonesia (Noer, 2000: 10). Setelah menjadi menganut agam Islam. Memang tidak semuanya Partai Masyumi, Masyumi menidirkan surat kabar berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam seperti Harian Abadi pada 1947. Tentunya berdirinya sholat dan puasa. Sejak Masumi mendeklarasikan surat kabar ini lebih mempermudah dalam diri sebagai partai politik berduyun-duyun rakyat memperluas anggota dan mengabarkan berbagai Indonesia turut serta ikut bergabung dalam partai informasi terkait perkembangan politik di tersebut. Indonesia saat itu. Nahdatul Ulama (NU) adalah Perkembangan anggota Masyumi salah satu organisasi massa Islam yang sangat semakin pesat setelah bergabungnya berbagai berperan dalam pembentukan Masyumi. Tokoh organisasi Islam yang bersifat lokal. Pada NU, K.H Hasyim Asy’arie, terpilih sebagai mulanya yang bergabung adalah Persatuan Umat pemimpin tertinggi Masyumi pada saat itu. Islam dan Perikatan Umat Islam. Kemudian Tokoh-tokoh NU lainnya banyak yang duduk disusul Persatuan Islam di Bandung, Jami’ah Al- dalam kepengeruan Masyumi dan karenanya Wasliyah dan Al-Ittihdiyah di Sumatera Utara keterlibatan NU dalam masalah politik menjadi pada tahun 1948, Persatuan Ulama seluruh Acih sulit dihindari. (PUSA) di Aceh pada tahun 1959, Al-Irsyad pada Dalam hal pembentukan Masyumi bulan tahun 1950, Mathul Anwar di Banten dan Novermber 1945 perlu dicatat lebih dahulu betapa Nahdatul Wathan di Lombok. Organisasi- hangat dan bersemangatnya sambutan yang organisasi itu bergabung dengan partai Masyumi diberikan oleh umumnya rakyat Indonesia sebagai anggota istimewa. Anggota istimewa terhadap Proklamasi Kemerdekaan. Dengan Masyumi adalah anggota organisasi . melepaskan semua perbedaan, baik yang bersifat Bergabungnya organisai-organisai itu pribadi maupun ideologi, seakan tiap orang memberikan andil dan besar dalam penambahan memberi bantuan kepada kemerdekaan yang anggota Masyumi, dan memperluas pengaruhnya diproklamasikan, dan oleh sebab itu, turut serta ke seluruh pelosok nusantara. Selain organisasi- membelanya dengan berbagai cara. (Noer, 2000: organisasi itu, ada juga organisasi Islam yang 47) Masyumi mempunyai dua macam anggota :1) meleburkan diri ke dalam Masyumi, Misalnya perseorangan dan 2) Organisasi. Anggota Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) yang perseorangan minimum berumur 18 tahun atau didirikan di Medan pada akhir November 1945. sudah kawin: ia tidak dibenarkan merangkap Parmusi meleburkan diri ke Masyumi pada 6 keanggotaan partai lain. Anggota Perseorangan Februari1946. Sejak saat itu berdirilah Masyumi mempunyai hak suara, sedangkan anggota di Sumatera Timur. Langkah Parmusi ini juga Organisasi ( disebut anggota istimewa) diikuti oleh Majelis Tinggi yang berpusat di Bukit mempunyai hak untuk memberi saran atau Tinggi. Begitu juga halnya dengan Serikat nasihat. Ide dualisme anggota ini didasari Muslimin Indonesia (SERMI) di Kalimantan pertimbangan untuk memperbanyak anggota. Selatan (Siregar, 2014: 21-22). Sebab lain, agar Masyumi dapat dilihat sebagai Fenomena munculnya Masyumi dalam wakil ummat tanpa ada yang merasa terwakili demokrasi di Indonesia ini telah benar-benar (Noer: 2000: 52). Dalam bagian selanjutnya kita menyedot suara banyak rakyat Indonesia. bersama akan melihat bagaimana Masyumi Masyumi juga mendirikan Serikat Tani Islam membawa perubahan bagi perkembangan politik Indonesia (STII) pada tanggal 26 Oktober 1946 di di Indonesia. Perkembangan yang akan membawa Yogyakarta. Pendirian STII dimaksudkan untuk Masyumi mempunyai peranan penting pada masa merekrut anggota Masyumi dari kalangan petani. revolusi dan pada masa Orde Lama justru berbalik Selain STII, Masyumi juga mendirikan seakan Masyumi mulai perlahan-lahan disisihkan perserikatan untuk buruh yakni Serikat Buruh dalam pemerintahan dan segera dilarang di Islam Indonesia (SBII) pada tanggal 27 November Indonesia dengan berbagai polemik yang ada. 1947 di Solo. Masyumi juga mendirikan Serikat Nelayan Islam Indonesia (SNII) pada tahun 1950. b. Masyumi Partai Pemersatu Umat. Partai politik Islam Indonesia, Masyumi Kedudukan Umat Islam secara politis merupakan partai terbesar. Masjumi memperoleh tidak terlalu menggemberikan pada bulan-bulan dukungan kekuatan militer dari Hizbullah, suatu pertama kemerdekaan Indonesia. Namun, Sejak organisasi bersenjata yang terdiri dari para didirikanya Masyumi sebagai Partai Islam di pemuda Muslim yang taat, beusia antara 18-21 Indonesia tampaknya ini membawa perubahan tahun. Selama hampir sepanjang tahun pertama yang besar terhadap rakyat Indonesia. Masyumi berdirinya Republik ini, besarnya kekuatan militer lahir sebagai wadah persatuan perjuangan umat ini mungkin mencapai 20.000 hingga 25.000 Islam Indonesia. Umat Islam merupakan kalangan orang bersenjata yang terorganisir dalam satuan- penduduk terbesar di Indonesia hal ini satuan hizbullah. Hizbullah dibawah

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 162 kepemimpinan Masyumi dan dianggap sebagai cita-citanya. Nyatalah bahwa Negara sebagai alat cabang militernya (Kahin, 1995: 205). Strategi pengatur kehidupan di dunia ini menjadi barang perjuangan terkoordinir dan terpusat, justru keinginan dan hendak yang dimiliki oleh menjadi rahasia kemenangan partai Masyumi saat beberapa kalangan dalam masyarakat. Memang itu. Suara-suara umat Islam jika tidak di ikat barang siapa menguasai negara dan alat orientasi politiknya, dibiarkan liar, suara umat perabotannya, dialah yang dapat melaksanakan Islam dimanfaatkan oleh partai-partai sekuler. Ini cita-citanya dalam kehidupan di dunia dan berbahaya. Yang kemudian dalam akhirat.” (Noer: 2000: 125-126. perkembangannya menimbulkan konflik. Konflik Pada umumnya, partai bermaksud yang berakibat pada bubarnya partai tersebut dan “melaksanakan cita-cita Islam dalam urusan kegoncangan politik di Indonesia. kenegaraan, hingga dapat mewujudkan susunan negara yang berdasarkan kedaulatan rakat dan c. Ideologi masyarakat yang berdasar keadilan menurut Partai Islam Masyumi yang sedang kita ajaran-ajaran Islam. Ia juga bermaksud bicarakan ini menetapkan Islam sebagai dasar “memperkuat dan menyempurnakan dasar-dasar Partai, dan dalam cita-citanya ingin menegakkan pada Undang-Undang Dasar RI, sehingga dapat ajaran Islam dalam masyarakat dan negara. Hal ini mewujudkan masyarakat dan negara Islam” suatu tidak perlu berarti suatu pertentangan dengan pemilihan umum dan langsung merupakan dasar serta ideologi lain seperti demokrasi, tuntutan partai. Tanggal 17 Desember 1945 sosialisme, ataupun Pancasila, karena soalnya Masjumi mengeluarkan suatu program aksi bahwa lebih terletak pada isi dasar dan ideologi yang Islam “menghendaki kesejahteraan masyarakat diperbandingkan itu. Umpamanya dalam serta penghidupan yang damai antara bangsa- berbicara tentang demokrasi, kita bisa berkata bangsa di muka bumi ini,” dan “menentang bahwa prinsip musyawarah ditegaskan dalam kekejaman, kebuasan serta kepalsuan kapitalisme Islam. Dalam hal sosialisme, pemberantasan dan imperialisme. (Noer, 2000: 126). kemiskinan dianjurkan pula oleh Islam, tetapi bila sosialisme itu berarti penghapusan hak milik d. Suksesi Dalam Pemerintahan 1945-1949 pribadi, ia tidak dapat diterima oleh Islam. Begitu Setelah kita memperhatikan mengenai pula dalam hal Pancasila: Bila sila ketuhanan berdirinya Partai Masyumi sebagai ideologi Islam Yang Maha Esa sekadar dijadikan simbol saja, dan partai pemersatu umat. Kini tibalah bagi kita dan mempunyai kedudukan yang sama dalam untuk membahas Masyumi dalam pemerintahan di sila-sila yang lain, banyak orang Islam tidak dapat Indonesia. Tentu peranan Masyumi dalam menerimanya karena dalam ajaran Islam “segala pemerintahan kerap kali kita jumpai dinamika sesuatu berasal dari ALLAH dan kepadanya- politik dalam pemerintahan. Maka baiklah kita NYA pula segalanya kembali” (Noer, 2000: 125- akan bicarkan kedudukan dan peranan mereka 126). pada masa revolusi, Orde lama dan akhirnya Dalam Masyumi semua ideologi tersebut bubarlah patai tersebut. Pada masa revolusi sudah terdapat dalam penjabarannya terdapat di kabinet pertama dilantik lebih tepatnya pada ajaran Islam. Oleh sebab itu ia ingin tanggal 14 November 1945 yang sering disebut menggunakan Islam sebagai dasar Partai. Yang sebagai kabinet Sjahrir. Ketika Sjahrir menjadi pijakan Partai terkait penentuan arah dan membentuk kabinet, partai Masyumi tidak diikut tujuan, serta garis besar halauan partai. Menurut sertakan duduk dalam pemerintahan. Meskipun Anggaran Dasar tahun 1945, Masyumi bertujuan “ ada nama Rasyidi sebagai menteri negara, akan Menegakkan kedaulatan Republik Indonesia dan tetapi keberadaannya sebagai menteri atas nama Agama Islam” dan “Melaksanakan cita-cita Islam pribadi, dan bukan mewakili parai Masyumi. dalam urusan kenegaraan.”( Pasal 11). Masa-masa Sekalipun demikian, terbentuknya Departemen tersebut memang lebih menuntut sikap Agama pada tanggal 3 Januai 1946 tidak lepas menghancurkan ( pihak penjajah). Di pihak lain dari peran politik yang dijalankan Masyumi, dan seakan syiar dan rumusan singkat tersebut yang menjadi menterinya adalah Rasyidi. dianggap telah dapat dipahami. Hal ini tercermin Pada masa itu posisi Masyumi adalah juga dalam uraian Sukiman, selaku Ketua Umum sebagai partai oposisi. Sehingga Masyumi Pengurus Besar Masyumi setelah berdirinya. bersikap kritis terhadap pemerintahan dan tidak Katanya :“ pada saat penyusunan Undang- jarang bertentangan dengan pemerintah, seperti Undang Dasar 1945, dari kalangan umat Islam dalam menyikapi permasalahan imperialis. Partai terdengar suara gemuruh menuntu supaya Masyumi tidak setuju dengan sikap pemerintah Indonesia merdeka berdasarkan Islam. Tuntutan yang lebih mengedepankan perundingan dalam itu mewujudkan cita-cita umat Islam, menghadapi Belanda. Sikap itulah yang akhirnya sebagaimana kaum sosialis menghendaki menyebabkan Sjahrir mengembalikan mandatnya Indonesia menjadi Sosialistis, atau golongan kepada Presiden. Pada kabinet Sjahrir II (12 Maret lainnya mengharapkan susunan negara menurut 1946-2 Oktober 1946) terdapat kader-kader

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 163

Masyumi, seperti Arudji Kartawinata sebagai anggota Masyumi yang ikut dengan Kartosuwiryo menteri muda pertahanan, M.Natsir sebagai untuk mendirikan negara Islam. Menyebabkan menteri penerangan, Mr. Syafrudin Prawiranegara luka mendalam bagi partai. Sedangkan kasus sebagai menteri muda keuangan, dan M.Rasyide Pemberontakan PKI di Madiun. Madiun dipilih sebagai menteri agama. Begitu pula dengan sebagai basis pemberontakan karena sejak kabinet Sjahrir III ( 2 Oktober 1946-27 Juni 1947) berdirinya Cabang Masyumi di Madiun,- Madiun kader-kader Masyumi masih tetap menduduki pernah menjadi tempat Muktamar Masyumi beberapa jabatan menteri seperti Mr. Moh Roem ketiga dari 27-31 Maret 1948,- Pengaruh politisi sebagai menteri dalam negeri Harsono sayap kiri mulai bergeser. Padahal sebelumnya Tjokroaminoto sebagai menteri muda pertahanan, Madiun merupakan kantong komunis (Siregar, M.Natsir sebagai menteri keuangan, Yusuf 2014: 45). Wibisono sebagai menteri muda kemakmuran, K.H. Faturrahman sebagai menteri Agama, dan e. Persimpangan Politik Antara Masyumi, K.H Wahid Hasyim sebagai menteri agama. Pki Dan Konsepsi Presiden Meskipun banyak kadernya yang duduk dalam Jika pada masa revolusi Masyumi lebih menteri. Masyumi masih mempertahankan sikap berperan penting dalam terwujudnya kritisnya terutama atas perjanjian Linggarjati. pemerintahan di Indonesia maka pada sekitar Masyumi menganggap bahwa hasil perjanjian 1950an sampai 1960-an ini keadaan berbanding tersebut banyak merugikan R.I, Masyumi terbalik. Masyumi semakin disisihkan dalam menolak perjanjian tersebut yang akhirnya kabinet peranannya di Indonesia. Ditunjukkan dari adanya mengembalikan mandatnya kepada beberapa perbedaan dan arah tujuan di antara Presiden.Sikap Kritisnya itu terus berlanjut pada kalangan politis pada waktu itu. Konflik politik masa kabinet Amir Sjafrudin I (3 Jili 1947-11 yang berbasis perbedaan ideologi dan November 1947 dan II (11 November 1947-29 kekhawairan Presiden atas Masyumi Januari 1948). Akhirnya kabinet itu yang dianggapnya kepala batu yang dapat mengembalikan mandatnya kepada Presiden menghalangi “penyelesaian revolusi” merupakan karena banyak partai Masyumi yang menarik diri latar dan puncak dari pembubaran partai dari kabinet. Sikap itu diambil atas reaksi terhadap Masyumi. Perjanjian Renville yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno mempunyai kekuasaan untuk perdana menteri Amir Sjafruddin Harahap. menunjuk formatur kabinet, sebagaimana yang Selanjutnya di lakukanlah kabinet Hatta. diatur dalam UUDS 1950. Presiden Sukarno Sukarno menunjuk Hatta sebagai perdana mununjuk Ketua Masyumi M.Natsir sebagai Menteri. Pada masa kabinet Hatta beberapa formatur kabinet. Posisi formatur inilah yang kabinet Masyumi duduk kembali pada kabinet kemudian mengantarkan M.Natsir sebagai tersebut. Selama pemerintahan Hatta ini, ada tiga perdana menteri pertama pada masa demokrasi soal yang merupakan faktor penentu dalam parlementer. Perdana menteri Natsir mulai perkembangan Indonesia umumnya, dan Masyumi menjalankan pemerintahannya pada bulan khususnya. Yang pertama ialah soal munculnya September 1950 (Siregar, 2014: 57). Akan tetapi Gerakan Darul Islam, kedua pemberontakan PKI dalam menjalankan pemerintahannya ia di Madiun 1948, dan Ketiga peranan Masyumi mengalami kegagalan untuk menyelesaikan Irian atau tokoh-tokohnya dalam penyelesaian revolusi Barat. Sukarno menghendaki untuk membatalkan yaitu tercatat terutama dari masa aksi militer persetujuan KMB secara unilateral, dan Belanda kedua sampai pada penyerahan memberikan sanksi ekonomi kepada Belanda. kedaulatan. Aksi militer kedua pada penyerahan Menginat Sukarno pernah berpidato, “sebelum kedaulatan. Aksi militer Belanda itu dilancarkan ayam berkokok dan matahari terbit 1 Januari pada 19 Desember 1948 dengan akibat semua 1951, Irian Barat harus sudah masuk ke pangkuan kota penting di Jawa dan Sumatra dapat dikuasai ibu pertiwi”. Itu ia gunakan untuk memanaskan Belanda, termasuk Yogyakarta dan Bukit tinggi. situasi dengan isyu Irian Barat. Saran ini Yang menjadi perhatian oleh para tokoh Masyumi disampaikan Presiden pada saat sidang kabinet di di masa revolusi dan dianggap cukup berhasil Istana negara. Usulan ini ditolak oleh perdana ialah dalam usaha Diplomasi, setelah senjata menteri Natsir. Dan setelah melakukan Voting berkata tanpa kesudahan dan tanpa dari17 anggota kabinet, 5 suara mendukung ketentuan,rupanya penyelesaian dapat dicari juga Sukarno dan 12 suara mendukung Natsir dengan dengan berunding. Tepat pada 14 April 1949, kali melalui jalur diplomasi. Sukarno sangat kecewa ini dengan pengawasan Komisi Perserikatan dan hal itu mulai menunjukkan memburuknya Bangsa-bangsa untuk Indonesia yang menandai hubungan antara kedua tokoh tersebut dan berakhirlah Agresi Militer Belanda tersebut. berlanjut kepada periode-periode berikutnya. Sementara untuk kasus Darul Islam yang dipimpin Perseteruan antara Presiden dan oleh Kartosuwiryo itu sangat menimbulkan Masyumi tetap terjadi pada saat Kabinet Sukiman. perpecahan dalam tubuh Masyumi. Banyak Seperti yang terjadi perbedaan pendapat antara

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 164

Sukarno yang tidak setuju tentang perdamaian royong” yang terdiri dari partai-partai besar, dengan Jepang, dan penerimaan bantuan dari termasuk PKI, yang akan mendapat nasihat- Amerika Serikat. Sebaliknya dengan Sukiman nasihat dari Dewan Nasional yang terdiri dari yang akan melakukan pembersihan terhadap PKI. golongan-golongan fungsional (pemuda, kaum Meskipun begitu Sukarno tetap menahan diri. buruh, kaum tani, kelompok agama, kelompok Kabinet Sukiman menjadi paling terkenal dengan daerah dan lain-lain. Bukannya partai politik dilakukannya satu-satunya usaha yang serius (Ricklefs, 2005: 385). pada masa itu untuk menumpas PKI. Kaum PKI Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin menjadi komunis menjadi marah dengan dimulai sejak keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli bersedianya PNI bergabung dalam suatu koalisi 1959. Keluarnya Dekrit tersebut semakin dengan Masyumi, karena strategi mereka sangat memperkuat dan memperbesar kekuasaan tergantung pada kedua partai itu masih terus Sukarno di satu pihak, sementara di pihak lain bertikai satu sama lain (Ricklefs, 2005: 365). semakin melemahkan posisi dan peran Masyumi Selanjutnya pada kabinet Wilopo sebagai partai politik. Bukan hanya peran politik perdebatan antara Sukarno dengan Masyumi Masyumi semakin merosot, tetapi eksistensi Partai menyangkut masalah ideologi atau dasar negara Masyumi pun diakhiri Sukarno melalui Keputusan Indonesia. Sukarno pernah berpidato di Amuntai, Presiden Sukarno NO.200 tahun 1960. Pandangan Kalimantan Selatan tanggal 27 Januari 1953. Pada Sukarno yang menunjukkan anti multi partai bisa kesempatan itu pula ia berpidato tentang dilihat dari tulisannya dalam Mencapai Indonesia keinginan negara nasional dan bukan negara Merdeka (1933). Sukarno mengatakan partai itu berdasarkan Islam. Pernyataan Sukarno itu cukup satu, tidak dua atau tiga, karena kalau lebih mendapat tanggapan berbagai kalangan, dari satu maka akan membingungkan massa. khususnya tokoh-tokoh Masyumi. Partai tunggal itu adalah partai pelopor. Partai Para tokoh Masyumi M.Natsir dan Sukiman tidak Pelopor hanya mengenal satu fikiran dan isme memberikan tanggapan tegas. Natsir berpendapat Partai Masyumi menghadapi Keputusan bahwa munculnya perbedaan itu sebagai akibat Presiden No.200 tahun 1960 dengan dua cara. dari kekacauan dalam memahami istilah, seperti Pertama, Pimpinan Partai Masyumi menyatakan Ideologi Islam atau negara nasional. Natsir Masyumi bubar, melalui suratnya No. 1801 BNI- meminta agar masalah ini cukup di bahas di 25/60 tanggal 13 September 1960. Partai internal kalangan muslim, dan tidak usah Masyumi membubarkan diri untuk menghindari dibicarakan di muka umum. cap sebagai partai terlarang, dan korban yang Keterlibatan PKI sejauh ini belum terlalu tidak perlu, baik terhadap anggota Masyumi dan memiliki pengaruh yang besar. Karena saat itu keluarganya, maupun aset-aset Masyumi. Kedua, sedang memanasnya hubungan Sukarno dengan menggugat Sukarno di pengadilan. Usaha Partai Masyumi. Setelah kabinet Wilopo Masyumi mencari keadilan di pengadilan mengembalikan mandatnya kepada Presiden Ali I. menemui jalan buntu. Kebuntuan itu terjadi Kabinet Ali I mulai menjalankan pemerintahan karena adanya intervensi Sukarno terhadap pada tanggal 12 Maret 1953. Pada masa inilah pengadilan. untuk pertama kalinya Masyumi tidak duduk dalam kabinet, sehingga menempatkan Masyumi KESIMPULAN dalam partai oposisi. Selanjutnya Meskipun dalam Dengan demikian dalam sejarah politik pemerintahan yang di pimpin oleh kabinet kepartaian di Indonesia tersingkirnya Partai Boerhanudin Harahap (1955-1956) dan Kabinet Masyumi dalam panggung politik Indonesia Ali II (1956-1957) tetap tidak menunjukkan melalui keputusan Presiden No. 200/1960, periode yang efektif dalam menjalankan masa menandai pula berakhirnya perjuangan partai tugasnya dan bahkan membuat persoalan semakin Islam modernis oleh kelompok nasionalis sekuler meruncing. dan komunis atas landasan kekuasaan otoriter. Masa permulaan Demokrasi terpimpin Konflik Ideologi yang terus berkepanjangan tahun 1957 mencatat Masyumi bukan saja tambah antara kedua kelompok tersebut dan didukung renggang dan asing dari Sukarno melainkan juga oleh penguasa menyebabkan Masyumi harus tambah bertentangan secara konfrontatif dengan tersingkir dari arena politik dari pada dicap Presiden. Dengan Natsir sebagai umum partai, sebagai partai terlarang. Masyumi mengalami garis kebijaksanaan politik Masyumi terhadap persimpampangan politik sekitar tahun awal Sukarno tambah keras (Noer, 2000: 395). Pada kemerdekaan 1945-1950 dan 1950-1960. tanggal 21 Februari 1957 Sukarno membongkar Walaupun demikian, Masyumi telah kabut rahasia tersebut. Dia mengusulkan bahwa meninggalkan jejak etik demokratis dalam sejarah “Demokrasi Terpimpin”nya yang baru akan kepartaian di Indonesia, akan tetap dicatat sebagai merupakan suatu bentuk pemerintahan yang lebih modal untuk membangun kehidupan politik yang cocok dengan kepribadian nasional. Pemerintahan sehat dan bertanggungjawab pada masa-masa itu akan didasarkan pada Kabinet “gotong yang akan datang.

Abdul Rahman / Masyumi dalam Kontestasi Politik Orde Lama 165

DAFTAR PUSTAKA [6] Maarif, Ahmad Syafi’i. Islam dan Masyarakat Kenegaraan. : [1] Darban, Ahmad Adaby, Peran Serta Islam LP3ES, 1985. dalam Perjuangan di [7] Siregar, Insan Fahmi. 2014. Partai Masyumi Indonesia.Yogyakarta : UII. 1989. Dalam Dinamika Demokrasi di [2] Deliar Noer.2000. Partai Islam Di Pentas Indonesia. Semarang : Widya Karya Nasional 1945-1960. Bandung : Penerbit Semarang. Mizan. [8] Suryanegara, Mansyur Ahmad.2010. Api [3] Douglas E. Ramage, Democracy,Islam Sejarah 2. Bandung : Penerbit and The Ideology of Tolerance, London, Salamadhani Routledge, 1995. [9] Ricklefs, M.C.1991. Sejarah Indonesia [4] Ghazali, Adeng Muchtar. Perjalanan Politik Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Umat Islam Dalam Lintasan Sejarah.Cet. University Press. 1.Bandung : Pustaka Setia, 2004. [5] Kahin, George M.C Turnan. 1995. Nasionalisme Dan Revolusi Di Indonesia. Surakarta: UNS Press.