Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018

HISTORIA PEDAGOGIA Jurnal Penelitian dan Inovasi Pendidikan Sejarah Vol. 7. No. 1 - Juni 2018 [ISSN: 2301-489X] Hlm. 36—43 https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp

Model Pembelajaran Kolaboratif Kunjungan Wisata Sebagai Upaya Penanaman Nilai-Nilai Perjuangan Trunajaya Kepada Siswa SMA

Darwati SMA Negeri 1 Tuntang

ABSTRACT

The fading sense of nationalism is increasingly becoming a concern for the nation today. If the bad reality continues, it means learning history in school has failed. This is because history learning has the greatest role in the preservation of national values, heroism, and its cultivation in each student's soul. The right material for instilling a sense of na- tionalism is the introduction of Trunajaya's struggle. This is because the struggle is not regional. The objectives to be achieved through this paper are: 1) Knowing that the tour-based collaboration learning model is precisely applied to the learning history of the Trunajaya struggle; 2) Knowing the factors that must be considered in carrying out collabo- rative learning models based on tourist visits to the historical material of Trunajaya's struggle in order to optimally become a tool for planting the values of struggle. Based on the study it can be concluded: 1) The learning model of the Tourist Visit is the right learning model for learning that aims to instill the values of Trunajaya's struggle for high school students; 2) In its application, the Learning Visit learning model needs to be collaborated with other learning models to improve the effectiveness of learning.

Keywords: collaborative model, Trunajaya, value of struggle

ABSTRAK

Lunturnya rasa nasionalisme kian menjadi keprihatinan bangsa saat ini. Jika kenyataan buruk tersebut terus berlang- sung, berarti pembelajaran Sejarah di sekolah telah gagal. Hal ini dikarenakan pembelajaran sejarah yang berperan paling besar dalam pelestarian nilai-nilai kebangsaan, kepahlawanan, dan penanamannya disetiap jiwa siswa. Ada- pun salah satu materi yang tepat untuk menanamkan rasa nasionalime adalah pengenalan perjuangan Trunajaya. Hal ini dikarenakan perjuangannya tidak bersifat kedaerahan. Tujuan yang hendak dicapai melalui karya tulis ini adalah: 1) Mengetahui bahwa model pembelajaran kolaborasi berbasis kunjungan wisata tepat diterapkan pada pembelajaran Sejarah bermaterikan perjuangan Trunajaya; 2) Mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran kolaboratif berbasis kunjungan wisata materi sejarah perjuangan Trunajaya agar dapat secara optimal menjadi alat penanaman nilai-nilai perjuangan. Berdasar pengkajian dapat disimpulkan : 1) Model pembelajaran Kunjungan Wisata merupakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran yang ber- tujuan menanamkan nilai-nilai perjuangan Trunajaya kepada siswa SMA; 2) Dalam penerapannya, model pembela- jaran Kunjungan Wisata perlu dikolaborasikan dengan model pembelajaran lain untuk meningkatkan efektifitas pem- belajaran.

Kata Kunci: model kolaboratif, Trunajaya, nilai perjuangan

Corresponding author : Jl. Raya Tuntang-Beringin, Dampit, © 2018 Program Studi Pendidikan Sejarah UNNES Delik, Tuntang, , Jawa Tengah 50773 All rights reserved p-ISSN 2301-489X Email : [email protected]

36 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018

PENDAHULUAN UUD 1945. Kekhidmatan dalam mengikuti Saat ini sekitar tiga miliar penduduk upacara bendera dapat digunakan sebagai dunia memiliki akses internet melalui salah satu penanda makin lunturnya rasa berbagai gawai. Sementara itu, pengguna ak- nasionalisme dikalangan pelajar Indonesia. tif perangkat Android yang memiliki akses Penanda lainnya adalah banyaknya konflik jauh lebih cepat dan praktis terus pula antar desa, antar kampung, bahkan antar su- meningkat jumlahnya. Pada Februari ini ku. Pertikaian atau konflik di Ambon, Aceh, angkanya mencapai lima ratus juta. Indone- Poso, Bima, Lampung, dan Papua merupa- sia masuk dalam 5 besar dunia pengguna kan bukti betapa rasa kebersamaan sebagai layanan internet, dengan jumlah total bangsa telah luntur. Disintegrasi menjadi an- pengguna 70 juta orang. (Kompas, 3 Maret caman nyata. 2015). Jika kenyataan buruk tersebut terus Tingginya jumlah pengguna layanan berlangsung, berarti pembelajaran Sejarah di internet di Indonesia di satu sisi tentu sekolah telah gagal. Hal ini dikarenakan menggembirakan karena melalui internet pembelajaran sejarahlah yang berperan pa- transfer informasi dapat berlangsung secara ling besar dalam pelestarian nilai-nilai ke- cepat. Transfer informasi ini memungkinkan bangsaan, kepahlawanan, dan penanamann- masyarakat penggunanya memperoleh ya di setiap jiwa siswa. pengetahuan dan teknik-teknik baru yang Kegagalan tersebut bukan tidak mung- dapat digunakan untuk memecahkan persoa- kin disebabkan oleh ketidaktepatan praktik lan hidupnya. pembelajaran sejarah. Praktik pembelajaran Namun, meningkatnya jumlah sejarah di sekolah lebih banyak bertumpu pengguna internet juga bisa berdampak bu- pada pengingatan waktu, tempat, dan tokoh ruk. Sesuai dengan sifatnya yang terbuka un- sejarah. Analisis hubungan sebab-akibat tuk siapa saja dan kapan saja, internalisasi umumnya dilakukan secara teoretis dan nilai-nilai baru yang dibawa bersamaan monoton sehingga kurang menarik. dengan masuknya informasi baru nyaris Kondisi ini makin diperparah dengan tanpa saringan. Nilai-nilai yang bertentangan tidak lagi dimasukkannya sejarah sebagai dengan nilai-nilai budaya masyarakat Indo- mata pelajaran Ujian Nasional. Persepsi bah- nesia akan dengan mudah terinternalisasi, wa pelajaran sejarah merupakan mata pelaja- pada akhirnya akan berimplikasi pada menip- ran yang tidak penting pun muncul. Ken- isnya kesetiaan kepada tanah air Indonesia yataan ini menurunkan motivasi siswa dalam dan lunturnya nilai-nilai kepahlawanan. mengikuti pembelajaran sejarah yang pada Menipisnya kesadaran dan kebanggaan akhirnya menurunkan pula tingkat keberhasi- berbangsa dan bernegara Indonesia itu sangat lan pembelajaran sejarah sebagai salah satu jelas terlihat pada pelaksanaan upacara mata pelajaran utama yang menginternal- bendera. Di SMA Negeri 1 Tuntang, misal- isasikan nilai-nilai kejuangan dan cinta tanah nya, kenyataan buruk tersebut terlihat dalam kepada para siswa. Hal ini sesuai dengan wujud makin banyaknya siswa yang terlam- pandangan Hamalik (1992: 173), yang bat memasuki lapangan upacara. Jika pada menyatakan bahwa jika motivasi belajar ren- upacara bendera Minggu I bulan Januari dah, sangat sulit bagi guru maupun siswa hanya sekitar 10 siswa yang terlambat dua untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran minggu berikutnya telah meningkat menjadi yang diharapkan. Karena itulah, menjaga 15 orang. Pada upacara tanggal 16 Februari motivasi belajar siswa dalam mengikuti pem- 2015 meningkat lagi menjadi 37 siswa. Oleh belajaran sejarah sangatlah penting. karena itu, pemberian sanksi diberlakukan Salah satu faktor penentu tingginya sehingga angka keterlambatan tidak terus motivasi siswa dalam mengikuti pembelaja- bertambah. Makin tidak khidmatnya upacara ran adalah cara atau metode pembelajaran juga terlihat masih banyaknya siswa yang yang digunakan guru. Oleh karena itu, guru tidak mampu berdiri dalam posisi tegap saat perlu menentukan cara pembelajaran yang menghormat bendera dan berbincang pada paling tepat agar penanaman nilai-nilai kese- saat pembacaan Pancasila dan Pembukaan jarahan dapat diinternalisasikan kepada diri

37 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018 siswa dengan optimal. tampuk kekuasaan Sampang dipegang oleh Adapun salah satu materi yang tepat adiknya, yang bergelar Cakraningrat. untuk menanamkan rasa nasionalime adalah Trunajaya berguru pada Pangeran Kajoran pengenalan perjuangan Trunajaya. Hal ini atau Panembahan Rama dari Kajoran. Ia dikarenakan perjuangannya tidak bersifat kemudian dinikahkan dengan salah satu putri kedaerahan. Perjuangannya dapat dijadikan Pangeran Kajoran (1941:155). sebagai teladan kebesaran jiwa kaum muda Perang Trunajaya mula-mula merupa- dalam menentang ketidakadilan dalam penja- kan perang melawan raja Mataram, jahan. Bertolak dari kenyataan dan Amangkurat I, yang tidak memperhatikan pemikiran itulah tulisan berjudul “Model kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Pembelajaran Kolaboratif Kunjungan Wisata Trunajaya bersekutu dengan Mas Rahmat sebagai Upaya Penanaman Nilai-Nilai Per- atau Adipati Anom, putra Amangkurat I juangan Trunajaya Kepada Siswa SMA”. yang berselisih dengan ayahnya. Perselisihan Tujuan yang hendak dicapai melalui ini dilatarbelakangi adanya isu ja- penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai batan Adipati Anom atau putra mahko- berikut: 1) Mengetahui bahwa model pem- ta yang akan dipindahkan kepada Pangeran belajaran kolaborasi berbasis kunjungan Singasari (putra Amangkurat I lainnya). wisata tepat diterapkan pada pembelajaran Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan Sejarah bermaterikan perjuangan Trunajaya; bahwa dihadapan Pangeran Kajoran dan 2) Mengetahui faktor-faktor yang harus di- Trunajaya, Adipati Anom membuat perjan- perhatikan dalam melaksanakan model pem- jian untuk membiayai seluruh kebutuhan belajaran kolaboratif berbasis kunjungan perang Trunajaya. Kelak jika menang, wisata materi sejarah perjuangan Trunajaya Trunajaya harus menyerahkan kekuasaan agar dapat secara optimal menjadi alat pena- pada Adipati Anom (1941:155). naman nilai-nilai perjuangan. Pasukan Trunajaya diperkuat oleh 2.000 pasukan Makasar yang dipimpin oleh Kraeng Galesong (1941:156-163). Pasukan PEMBAHASAN ini sangat terlatih, karena telah memenangi berbagai perang. Selain itu, diperkuat pula Sejarah Singkat Pahlawan Trunajaya dengan pasukan Panembahan Giri. Dengan Trunajaya adalah salah satu tokoh pe- pasukan gabungan itu, Trunajaya dengan juang yang dilahirkan di Sampang, Madura. mudah menakhlukkan sejumlah wilayah Beliau mengobarkan perang melawan Mataram. Wilayah Rembang ke timur hing- kompeni Belanda dan Mataram dari tahun ga Blambangan, Surabaya, Gunung Lawu ke 1677 sampai dengan tahun 1680. Trunajaya timur hingga Blambangan, dan seluruh Ma- merupakan putra Demang Malaya yang dura tunduk pada kekuasaan Trunajaya. masih berhubungan darah dengan Cakra- Trunajaya mengangkat diri sebagai raja ber- ningrat I dari Madura, Trunajaya diberi hak juluk Panembahan Madu Retna Panataga- tinggal di lingkungan Keraton Mataram atas ma. perintah Raja Mataram (Kartodirjo, 2014: Masih dalam Babad Tanah Jawi diki- 201). Meskipun tidak terlalu detil, kisahnya sahkan bahwa, pada Sabtu malam, tanggal dituliskan relatif panjang di buku Poenika 18 Sapar Tahun Be pasukan Trunajaya ber- Serat Babad Tanah Djawi Wiwit Saking Na- hasil merebut kraton Mataram (kala itu bi Adam Doemoegi Ing Taoen 1647, Babad masih di ) sehingga memaksa Tanah Jawi Serat Ingkang Kaping 2. Buku Amangkurat I melarikan diri dan akhirnya ini lebih dikenal dengan judul singkat Babad meninggal lalu dimakamkan di Tegalarum, Tanah Jawi. Tegal, sehingga dijuluki Susuhunan Tegal- Buku tersebut mengisahkan bahwa wangi atau Tegalarum. Sebelum wafat, Pangeran Trunajaya adalah anak dari De- Amangkurat I meminta anaknya, Raden Mas mang Melaya, penguasa Sampang. Demang Rahmat atau Amangkurat II, untuk meminta Melaya wafat dalam perang melawan bantuan kepada Kumpeni Belanda (hal. 168- kekuasaan yang dipimpin oleh Pangeran Alit 171). dari Mataram. Sepeninggal Demang Melaya, Dalam Babad Tanah Jawi juga diki-

38 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018 sahkan, setelah menjarah harta pusaka kera- Belanda, dengan pasukan dari Mataram, ton Mataram, Trunajaya memindahkan mar- Jayakarta, Bugis, dan Ambon. Pada bulan kas perlawanannya di , Jawa Timur. Agustus 1678, ribuan pasukan yang dipimpin Karena itulah, pasukan Mataram yang oleh Anthonie Hurdt, anggota Raad van Indie, dipimpin Pangeran Puger berhasil menguasai itu menyerbu Kediri, pusat pertahanan Pa- kembali keraton Mataram di Plered. Pa- ngeran Trunajaya. Pertempuran berkobar ngeran Puger kemudian mengangkat dirinya dengan dahsyat, setiap jengkal tanah Kediri, sebagai raja Mataram dengan gelar Susuhu- dipertahankan mati-matian oleh pasukan nan ing Ngalaga Abdurrachman Sayidin Pangeran Trunajaya. Sekitar 400 orang Panatagama atau Pakubuwana I. Itu berarti, pasukan Trunajaya gugur pada peristiwa ini. kekuasaan Mataram tidak sempat diserahkan Kekalahan pasukan Trunajaya ini disebab- kepada Amangkurat II oleh Trunajaya kan kalah persenjataan yang diperparah (1941:172). dengan dirampasnya 8 perahu dari Madura Perang Trunajaya memberikan kesem- yang mengangkut logistik untuk pasukan patan Kumpeni Belanda untuk terlibat dalam Trunajaya. pertikaian. Kumpeni Belanda mengusulkan Gagal mempertahankan Kediri, memberikan bantuan, tetapi dengan kompen- Trunajaya dan pasukannya mundur ke Ma- sasi yang sangat merugikan Mataram. Pada lang melalui Blitar. Pada saat di Blitar itulah bulan September 1677 diadakanlah perjan- istri dan anak lelaki tunggalnya meninggal jian di Jepara antara Mataram dengan akibat sakit dan kelaparan. Kematian ini ti- pihak VOC yang diwakili . dak menyurutkan semangat beliau. Beliau Adapun isinya sebagai berikut: 1) Daerah- tidak mau menyerah, melainkan memilih daerah pesisir utara Jawa mulai Kara- melakukan perang gerilya dengan memilih wang sampai ujung timur digadaikan pa- basis pertahanan di wilayah gunung Ngan- da VOC sebagai jaminan pembayaran biaya tang dan Limbangan yang masih berupa rim- perang Trunajaya; 2) Daerah-daerah bawa- ba. han Kerajaan Mataram seperti Karawang Kompeni Belanda dan sekutunya dan Pamanukan dialihkan penguasaannya kemudian menerapkan sistem pengepungan kepada kompeni Belanda; 3) Perdagangan pagar betis. Pasukan Trunajaya terisolir dan candu dan bahan pakaian di seluruh wilayah tidak memperoleh pasokan logistik sehingga kekuasaan Mataram menjadi hak monopoli menderita kelaparan. Dalam kondisi Kompeni Belanda (Kasdi, 2003). demikian terjadi konflik internal antara Dalam perhitungan Kompeni, jika pasukan Trunajaya dengan pasukan Makasar Trunajaya sampai menguasai seluruh Jawa, yang berbuntut pada keluarnya pasukan Ma- tamatlah kekuasaannya karena dalam kasar dari barisan pendukung Trunajaya. pasukan Trunajaya terdapat pula dibantu pa- Pada 15 Desember 1679 sejumlah besar ra pejuang Makasar pimpinan Karaeng Gale- pasukan yang bergabung ke song, yaitu sisa-sisa pendukung Sultan Ha- pasukan Pangeran Trunajaya menyerahkan sanuddin yang melawan Kumpeni Belanda. diri kepada Kompeni Belanda. Berbagai Pada 29 Desember 1677 Kompeni Be- keadaan yang berat, tidak membuat Pan- landa memberangkatkan 1.900 pasukan geran Trunajaya dan pasukannya menyerah. yang terdiri atas pasukan gabungan dari Ba- Namun, karena kondisi logistik yang makin tavia dan Jepara dibawah pimpinan Cornelis sulit, pada 20 Desember 1679 Trunjaya Speelman. Bersama dengan pasukan Mata- akhirnya memperkenankan beberapa ratus ram, pasukan ini menyerbu pusat kedudukan pengikutnya, diantaranya para wanita, turun Trunajaya di Surabaya. Karena kalah persen- dari lereng gunung. Mereka ini kemudian jataan, pasukan Pangeran Trunajaya mundur ditangkap Kompeni Belanda pimpinan Kap- ke Kediri. Dari Surabaya pasukan gabungan ten Jonker. Berdasarkan keterangan yang Mataram dan kompeni Belanda merangsek berhasil dikorek dari mereka, pasukan ke Madura yang merupakan pusat cadangan Kompeni dan Mataram mengepung per- pasukan Pangeran Trunajaya. tahanan terakhir Pangeran Trunajaya dan Untuk menyerbu Kediri dibentuklah sisa pasukannya di Gunung Limbangan. pasukan gabungan antara tentara Kompeni Untuk menghindari kematian yang sia-

39 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018 sia, setelah pengepungan bagar betis selama masa lampau untuk memprediksi dan menja- sekitar 3 minggu, Trunajaya dan pasukannya wab tantangan masa depan. Menurut Isjoni menyerah. Dalam keadaan tidak berdaya (2007:71), Sejarah adalah mata pelajaran karena kedua tangannya terikat, Trunajaya yang menanamkan pengetahuan dan nilai- ditikam oleh bekas sekutunya, yaitu Susuhu- nilai mengenai proses perubahan dan nan Amangkurat II. Peristiwa itu terjadi pada perkembangan masyarakat Indonesa dan Selasa Kliwon, 2 Januari 1680. Trunajaya dunia pada masa lampau hingga kini. gugur sebagai penentang penjajah dan kese- Pada pendidikan formal, Sejarah ter- wenang-wenangan. masuk pengajaran normatif, karena tujuan Perang Trunajaya perlu dipelajari oleh dan sasarannya lebih ditujukan pada segi-segi generasi muda Indonesia. Hal ini dikare- normative, yaitu segi nilai dan makna yang nakan kisah heroiknya mengandung nilai- sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri nilai kepahlawanan, yaitu: 1). Anti penin- (Alfian, 2007:1). Pentingnya pembelajaran dasan, dimana Perang Trunajaya dipicu oleh sejarah diungkapkan oleh sejumlah pakar, kesewenang-wenangan pejabat Mataram meski dengan rumusan yang tidak sama per- (Pangeran Alit) yang membunuh ayahanda sis. Di antaranya oleh Sapriya (2009:209), Trunajaya (Demang Melaya). Hal ini me- menuturkan, “pembelajaran sejarah memiliki numbuhkan benih-benih perlawanan pada arti strategis dalam pembentukan watak dan diri Trunajaya. 2). Antikolonial, Perang peradaban bangsa yang bermartabat serta Trunajaya adalah juga perlawanan terhadap dalam pembentukan manusia Indonesia yang kolonialisme Belanda. Penyerangan pasukan memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah Trunajaya ke Jepara pada intinya merupakan air”. Sedangkan menurut Said Hamid Has- upaya mengusir Kompeni Belanda. Bagi Bel- san (dalam Suryadi, 2012), salah satu tujuan anda, keterlibatannya dilatarbelakangi oleh penting pembelajaran sejarah adalah kekhawatirannya terhadap hilangnya mengembangkan kepedulian social dan se- kekuasaannya atas Jawa jika Trunajaya dan mangat kebangsaan. para sekutunya menguasai Jawa. 3). Pantang Meskipun penting bagi keberlangsu- Menyerah, Trunajaya telah menunjukkan ngan dan kemajuan negara, pembelajaran semangat pantang menyerah. Meski didera sejarah tidak banyak diminati siswa. Dari kekalahan dan kelaparan, ia tidak dengan wawancara yang penulis lakukan kepada pa- serta merta menyerahkan diri. Ia terus ber- ra siswa, mereka menyatakan lebih berminat juang hingga batas akhir kemampuannya di pada mata pelajaran Olah Raga, Matemat- Gunung Limbangan. 4). Berani Berkorban, ika, Fisika, Kimia, Ekonomi, atau Bahasa meski harus kehilangan istri anak lelaki tung- Inggris. Ada beberapa faktor yang menyebab- galnya serta kehilangan harta serta kan hal ini terjadi: 1). Praktik pembelajaran kekuasaannya sebagai penguasa Madura, sejarah di sekolah masih banyak yang Trunajaya tetap melanjutkan peperangan. menekankan pada pengingatan waktu, tem- Baginya, keberhasilan perjuangan lebih pent- pat, dan tokoh sejarah. Analisis hubungan ing daripada kebahagiaan pribadi. 5). Na- sebab-akibat umumnya dilakukan secara te- sionalisme, Perlawanan Trunajaya adalah oretis dan monoton sehingga kurang perlawanan terhadap kekuasaan Kompeni menarik. 2). Mata pelajaran Sejarah tidak Belanda. Trunajaya berhasil mengajak dimasukkan sebagai mata pelajaran Ujian pasukan Makasar untuk melawan Kompeni. Nasional. Hal ini menimbulkan persepsi bah- Nilai-nilai sebagaimana dipaparkan di atas wa pelajaran Sejarah bukan merupakan mata perlu ditanamkan pada diri generasi muda pelajaran penting. Indonesia. Kenyataan ini menurunkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajar- Penerapan Model Pembelajaran Kunjungan an Sejarah yang pada akhirnya menurunkan Wisata pada Pembelajaran Sejarah di SMA pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Hal Jas Merah, jangan sekali-sekali melupa- ini sesuai dengan pandangan Hamalik (1992: kan sejarah. Ucapan Presiden Soekarno ini 173), yang menyatakan bahwa jika motivasi menunjukkan betapa pentingnya pelajaran belajar rendah, sangat sulit bagi guru mau- sejarah. Dari sejarah orang belajar tentang pun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-

40 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018 belajaran yang diharapkan. dilaksanakan secara berkelompok dan selalu Dari dua penyebab itu tersebut di atas, melibatkan pihak lain. 3). Dapat digunakan penyebab utama merupakan penyebab utama untuk mengembangkan tiga ranah kemampu- karena mata pelajaran olahraga ternyata juga an sekaligus, yaitu afektif, psikomotor, dan diminati siswa meskipun tidak termasuk ma- kognitif. 4). Memungkinkan siswa ta pelajaran yang di-UN-kan. Itu berarti, menemukan dan membuktikan secara nyata penyebab sesungguhnya adalah proses pem- kebenaran teori yang dipelajari di kelas se- belajaran yang tidak menyenangkan. hingga siswa memperoleh pemahaman men- Dari wawancara dan pengamatan, ter- dalam dan integratif mengenai teori yang di- ungkap bahwa para siswa meminati olahraga pelajarinya. 5). Dapat digunakan untuk men- karena pada mata pelajaran ini siswa diberi capai beberapa tujuan pembelajaran keleluasaan secara fisik untuk berinteraksi sekaligus, baik dalam satu mata pelajaran dengan materi/tugas. Dilaksanakannya maupun lintas mata pelajaran. 6). Menjadi- pembelajaran di luar kelas juga menjadi kan materi ajar lebih relevan dengan ken- faktor diminatinya pelajaran olahraga oleh yataan. 7). Lebih merangsang kreativitas para siswa. anak karena melibatkan sejumlah langkah Bertolak dari hal itu, perlu adanya kegiatan. pemilihan model/strategi/metode pembelaja- Tidak ada model pembelajaran yang ran yang tepat untuk Sejarah di SMA. Ada- sempurna, sehingga setiap model pembelaja- pun model yang tepat untuk pembelajaran ran tentu memiliki kelemahan. Demikian Sejarah yang bertujuan menanamkan nilai- pula dengan karya wisata. Adapun kelema- nilai kepahlawanan Trunajaya adalah pem- han model pembelajaran ini adalah sebagai belajaran kolaboratif yang berbasis pada kun- berikut: 1). Memerlukan persiapan yang lebih jungan wisata. detail karena melibatkan banyak pihak. 2). Menurut Mulyasa (2005), karya wisata Memerlukan waktu lebih lama dan biaya atau kunjungan lapangan atau field trip yang lebih besar. 3). Memerlukan keterli- merupakan suatu perjalanan yang dilakukan batan lebih dari satu guru guna menjaga oleh peserta didik untuk memperoleh pen- kegiatan kunjungan berjalan sesuai dengan galaman belajar, terutama pengalaman lang- rencana dan tujuan yang ditetapkan. 4). sung dan merupakan bagian integral dari ku- Memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya rikulum sekolah. Karya wisata sangat efektif kasus kecelakaan perjalanan, sakit, dan hal- digunakan untuk pembelajaran yang ber- hal buruk lainnya selama kegiatan kunjun- tujuan mengembangkan wawasan dan pen- gan. galaman siswa tentang dunia luar. Dalam pembelajaran yang bertujuan Sementara itu, menurut Djamarah menanamkan nilai-nilai perjuangan Trunaja- (2002), karya wisata yang merupakan cara ya, kunjungan wisata dapat dilakukan di mengajar yang dilaksanakan dengan berbagai objek yang berkaitan dengan perang mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek Trunajaya. Adapun objek yang dimaksud tertentu di luar sekolah untuk mempelajari antara lain sebagai berikut: 1). Pebabaran atau menyelidiki sesuatu. Model pembelajar- Trunajaya yaitu tempat kelahiran Trunajaya an karya wisata sering disebut istilah widya dan tempat penanaman placenta atau ari- wisata, study tour, studi wisata, dan se- arinya, di Kelurahan Rongtengah, Kec. Sam- bagainya. pang, Sampang, Madura. 2). Bekas kraton Dibandingkan model pembelajaran Mataram di Plered, Yogyakarta dan bekas lainnya, karya wisata memiliki beberapa kraton Mataram di Kartasura. 3). Museum kelebihan, antara lain: 1). Pembelajaran tidak Kraton Surakarta dan Museum Radya- bersifat imajiner karena siswa mengalami pustaka tempat disimpannya berbagai jenis pengalaman nyata dan langsung dengan ob- senjata yang digunakan pasukan Mataram jek pembelajaran. 2) Memiliki kemungkinan (dan tentunya juga pasukan Trunajaya). 4). lebih besar untuk menanamkan berbagai nilai Situs Gunung Limbangan di perbatasan Ke- didik, seperti toleransi, demokrasi, tanggung diri-Malang, tempat pertahanan terakhir jawab, teliti, kesantunan, dan ketakwaan. pasukan Trunajaya. 5). Bangunan peningga- Hal ini dikarenakan kunjungan wisata selalu lan Kadipaten Madura. 6). Makam

41 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018

Amangkurat I di Tegalwangi, Tegal. jungan. Masing-masing anggota selanjutnya mendatangi kelompok lain untuk menyam- Kolaborasi Model Pembelajaran Kunjungan paikan pandangan/temuannya, demikian Wisata dengan Model Pembelajaran Lain seterusnya. Giliran bicara dapat dilakukan Agar mencapai hasil yang maksimal, menurut arah perputaran jarum jam atau dari kunjungan wisata pada pembelajaran nilai- kiri ke kanan. nilai kepahlawanan Trunajaya perlu diko- laborasikan dengan model pembelajaran lain. Model Pembelajaran Team Product Kolaborasi ini akan menjadikan kunjungan Dalam model pembelajaran ini setelah wisata tidak terjebak pada kegiatan rekreatif. kelompok siswa melaksanakan kunjungan Selain itu, kolaborasi ini dapat pula wisata, mereka melaksanakan tugas produk digunakan mengurangi kelemahan model yang telah ditentukan. Penentuan dilakukan Kunjungan Wisata, yaitu membutuhkan da- sebelum kunjungan dilakukan sehingga pada na dan waktu yang relatif banyak. saat kunjungan setiap kelompok telah mem- Adapun model pembalajaran lain yang fokuskan diri pada aspek tertentu. Tugas tepat untuk dikolaborasikan dengan kunjun- yang diberikan misalnya menulis esai, me- gan wista antara lain: nyusun kemungkinan alternatif peningkatan fungsi objek kunjungan. Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran ini memung- Snowball Throwing merupakan model kinkan kelompok tertentu membagikan hasil pembelajaran kolaboratif yang didasarkan dan informasi yang diperolehnya kepada pada permainan operan bola. Kolaborasi siswa dari kelompok lain. Dalam kolaborasi kunjungan wisata dengan model pembelaja- dengan kunjungan wisata model Two Stay ran Snowball Throwing dilakukan dengan Two Stray dilakukan di kelas seusai kunjun- menggunakan kelompok pada saat kunjun- gan. Tujuannya agar siswa memperoleh gan sebagai kelompok permainan. Setiap kedalaman dan keluasan yang relatif sama anggota kelompok menuliskan pertanyaan tentang detail suatu objek atau paparan nara- yang berkaitan dengan objek dan informasi sumber. Selain itu tidak harus semua siswa yang diperoleh dalam kunjungan. Bola selan- yang dating atau hadir di lokasi bersejarah jutnya dilemparkan ke kelompok lain. Siswa yang dimaksud. yang terkena lemparan berkewajiban menja- wab soal yang tertulis dalam bola kertas ter- Model Pembelajaran Bertukar Pasangan sebut. Teknik metode pembelajaran bertukar Apapun model pembelajaran yang pasangan merupakan model pembelajaran akan dikolaborasikan, guru harus melakukan yang memberi kesempatan pada siswa untuk pertimbangan pemilihan yang didasarkan bekerja sama dengan orang lain. Model pem- pada faktor-faktor penentu keberhasilan pem- belajaran ini dilaksanakan sesudah kunjun- belajaran, meliputi anak didik, tujuan pem- gan dilakukan. Pada metode ini setiap siswa belajaran, situasi pembelajaran, fasilitas, dan membentuk pasangan-pasangan untuk kemampuan serta kepribadian guru. mengerjakan tugas yang diberikan guru. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain. Pasangan PENUTUP baru ini selanjutnya saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. Temuan ba- Berdasarkan paparan di muka, ada be- ru yang didapat dari pertukaran pasangan berapa simpulan yang dapat diperoleh, yaitu: kemudian dibagikan kepada pasangan semu- 1). Model pembelajaran Kunjungan Wisata la. merupakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran yang bertujuan me- Model Pembelajaran Keliling Berkelompok nanamkan nilai-nilai perjuangan Trunajaya Model pembelajaran ini diawali kepada siswa SMA. 2). Dalam penera- dengan pembentukan kelompok pascakun- pannya, model pembelajaran Kunjungan

42 Historia Pedagogia Vol. 7 No. 1 - Jun 2018

Wisata perlu dikolaborasikan dengan model Pembelajaran Kelompok. Pekanbaru: pembelajaran lain untuk meningkatkan efek- Alfabeta. tifitas pembelajaran. Model pembelajaran lain yang dimaksud antara lain Hamalik, Oemar. 1992. Supervisi dan Pengem- Two Stay Two Stray, Model Pembelajaran bangan Kurikulum. Bandung: Man- Bertukar Pasangan, Model Pembelajaran diri Maju. Keliling Berkelompok, Model Pembelaja- ran Team Product, dan Model Pembelajaran Kasdi, Aminuddin. 2003. Perlawanan Pen- Snowball Throwing. Dalam penerapan ko- guasa Madura atas Hegemoni Jawa. laborasi, guru harus melakukan pertim- Yogyakarta: Penerbit Jendela. bangan guna menyesuaikan pembelajaran dengan faktor anak didik, tujuan pembelaja- Mulyasa, Enco. 2005. Menjadi Guru Profesion- ran, situasi pembelajaran, fasilitas, dan ke- al Menciptakan Pembelajaran Kreatif mampuan serta kepribadian guru. dan Menyenangkan. Bandung: PT Sebagai saran, perlulah kiranya guru Remaja Rosdakarya. sejarah perlu sering menggunakan model pembelajaran ini. Kepala sekolah hendaknya Supriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT memberikan dukungan yang cukup agar guru Remaja Rosdakarya. dapat mengembangkan model ini dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suryadi, Andy. 2013. Pembelajaran Sejarah dan Problematikanya, dalam Jurnal Historia Pedagogia, Vol. 1. No. 1 DAFTAR PUSTAKA Juni 2012. Semarang: Jurusan Se- jarah FIS UNNES Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Tanpa nama pengarang. 1941. Poenika Serat Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Babad Tanah Djawi Wiwit Saking Jakarta: Rineka Cipta. Nabi Adam Doemoegi Ing Taoen 1647. Nederland: Nijhoff-‘s Gravenhage. Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Efektifitas

43