—Quo Vadis Infotainment“?

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

—Quo Vadis Infotainment“? Terakreditasi DirMen Dikti S. 1o. 56/D,.T,/.ep/2005 —4uo 9adis ,nfotainment“" Dadi Ahmadi ABSTRACT According to 0arshall 0c/uhan, the world has Eecome a gloEal village where modern communication media opened up unlimited interactions among people all over the world. Among other things, mass communication channel has rapidly developed, allowing greater mass of information transmissions to Ee spread for all memEers of society in no time. 8nfortunately, the rapid development of mass media was not followed Ey Eetter Tuality in terms of media content. ,nfotainments were everywhere, offering latest report concerning celeErity news in detail, and raising serious Tuestions concerning ethics, privacy, puElic policy, and news Tuality today. .ata Nunci: ,nfotainment, mass media, gloEal village 1. 3erNemEangan —Infotainment“ memEentuk opini publik, mengonstruksi realitas di ,ndonesia yang beruMung pada legitiminasi masyaraNat terhadap suatu wacana dalam media (SoEur, 2001). ,nfotainment (information-entertainment) DemiNian pula dengan infotainment seEagai salah aNhir-aNhir ini, EanyaN mewarnai program-program satu produk dari komunikasi massa dalam Eentuk acara televisi di ,ndonesia, Eahkan Eisa menempati media EaiN eleNtroniN (televisi) dan media cetaN (taE- posisi rating tertinggi pertelevisian di Indonesia, loid dan maMalah). termasuk Mam penayangan terEanyak dari sekian Adanya media seleEritis di Indonesia dimulai EanyaN program televisi. pada 1929. 3ada tahun terseEut sudah terbit media Fenomena Infotainment ini Eisa kita lihat yang menyaMiNan tulisan tentang dunia film serta pada taEel 1. GeMala ini muncul dengan dalih seEagai artis-artis, yaitu Doenia Film. 0aMalah ini terbit di pemenuhan Nebutuhan fungsi informsi dan -akarta. Setahun Nemudian, nama maMalah ini hiEuran pada televisi Indonesia. diuEah menMadi Doenia Film dan Sport. 3ada 1941 /embaga media terseEut menyeEarluasNa muncul maMalah 3ertMatoeran Doenia dan Film. pesan yang mempengaruhi da mencerminkan SedangNan pada 1950-an, di Solo, muncul maMalah Eudaya masyarakat. 0edia Muga yang menyediaNan Star News. Di kemudian hari, maMalah ini Eerganti informasi secara Eersamaan pada seMumlah Eesar nama menjadi Star News Baru dan Bintang. Dalam audiens yang heterogen. Bahkan, media menMadi waNtu yang Eersamaan di Solo Muga muncul maMalah Eagian dari NeNuatan institusional masyaraNat, atau Film Figoers. seEagai the fourth estate (NeNuatan Neempat) dalam Dari SuraEaya, sempat terEit maMalah Indian kehidupan sosial, ekonomi, dan politik, dengan Film, seEuah maMalah bulanan yang Nhusus Dadi Ahmadi. —4uo Vadis ,nfotainment“? 37 TaEel: 1: Ragam —,nfotainment“ Data BerdasarNan Stasiun Televisi Data BerdasarNan -am Tayang Hari, Tgl 1ama -am tayang 1ama acaranya -am tayang 3rosentasi 1ama Tayang Stsiun acara infotainment Stasiun Televisi Televisi Senin SCT9 06.30-07.00 :as :as .urang leEih 10% SCT9 11.00-11.30 Halo SeleEriti 05.00-04.00 dari seluruh tayangan SCT9 SCT9 12.30-13.00 Ada Gosip (Nurang leEih 23 Mam/hari) SCT9 15.00-15.30 .asaN .usuN Trans7 08.30-09.00 , Gosip 3agi -am Tayang 0ulai .urang leEih 10% Trans7 09.00-10.00 Rumpi dari Mam 03.30 ± 01.30 dari seluruh tayangan Trans7 Trans7 12.00-12.30 , Gosip Siang (Nurang leEih 23Mam/hari) Trans7 14.30-15.00 Gosip GoNil RCT, 07.00-07.30 Go Spot -am Tayang 0ulai dari Mam .urang leEih 9% dari RCT, 08.00-08.30 SeleE 04.30 ± 02.30 seluruh tayangan RCT, RCT, 11.30-12.00 Silet (Nurang leEih 22 Mam/hari) RCT, 15.00-15.30 .aEar .aEari TRA1ST9 07.00-07.30 ,nsert 3agi -am Tayang 0ulai dari Mam .urang leEih 9% dari TRA1ST9 11.00-11.30 ,nsert 02.00 ± 01.00 seluruh tayangan TransT9 TRA1ST9 15.30-16.00 .rosceN (Nurang leEih 23 Mam/hari) TRA1ST9 16.30-17.00 ,nsert Sore A1T9 07.00-07.30 Espresso 04.30-04.00 .urang leEih 7% dari A1T9 10.00-11.00 SeleE dance curhat (Nurang leEih 23 Mam/hari) seluruh tayangan A1T9 ,ndosiar 08.00-08.30 .iss -am 05.00-04.30 .urang leEih 4% dari ,ndosiar 15.00-15.30 .iss Sore (Nurang leEih 23 Mam/hari) seluruh tayangan ,ndosiar /ativi 09.00-09.30 ENpose 3agi -am 03.00-23.30 .urang leEih 5% dari /ativi 14.00-14.30 Expose Siang (Nurang leEih 20 Mam/hari) seluruh tayangan /ativi T3, 06.30-07.30 .assel -am 02.00-01.30 .urang leEih 6,5% T3, 10.30-11.00 Go Show (Nurang leEih 23 Mam/hari) dari seluruh tayangan T3, GloEal T9 09.30-10.00 2Esesi pagi -am 04.30-04.00 .urang leEih 4% dari GloEal T9 16.00-16.30 2Esesi (Nurang leEih 23 Mam/hari) seluruh tayangan GloEal T9 SumEer: dari EerEagai media mengulas tentang film ,ndia. Berikutnya, muncul tetapi Muga dari luar negeri. 3ada tahun 1970-an, nama-nama Earu maMalah khusus film saat itu, maMalah ini tercatat memEuka Maringan kantor antara lain: Berita ,ndustri Film, .HntMana, Chitra perwakilan dan korespondennya di luar negeri Film, Film Indonesia, AneNa , dan 3urnama. (HamEurg, 0unich, Berlin, Swedia, Stockholm, 3ada 1967, film-film ,ndonesia mulai EangNit. 2ttawa, Tokyo, Hongkong, .owloon, 1ew York). 0asyarakat ,ndonesia Eisa menyaksikan produksi 3ada tahun 1975, ANtuil Muga mengeMutNan publiN film-film nasional dan Nemunculan artis-artis Earu Indonesia dengan mengundang kelompok musiN film Indonesia. Bersamaan dengan itu, ikut terEit Deep 3urple untuk Eerpentas di Indonesia. Saat media-media yang khusus mengulas seluk Eeluk itu, pentas-pentas musik, apalagi dengan pemain film nasional, yaitu: Ria Film (terEit 1973), Bintang musiN dari luar negeri, masih Marang terjadi. 0aMalah Film (terbit 1974), Team (terbit 1981), ANtuil (terbit lain yang mengNhususNan diri dengan Eerita-berita 1967) dan Top (terbit 1976). dalam dunia musiN adalah 0AS (0usiN Artis Santai) ANtuil, maMalah khusus musik yang terEit di dan Citra MusiN. Bandung ini, menMadi legenda Narena semasa Direktorat Televisi Departemen 3enerangan hidupnya diNenal seEagai pelopor pembawa pernah menerEitkan maMalah khusus radio dan informasi perkemEangan musik Nepada puElik ,n- televisi pada 1972, yaitu Monitor. Tetapi, sampai donesia. 1982, nasiE maMalah ini kurang menggemEirakan. Tidak hanya yang Eerasal dari dalam negeri, 3ada 1986, maMalah itu EeruEah EentuN menjadi taE- 38 0ED,AT2R, 9ol. 9 1o.1 -uni 2008 Tabel 2: -am Tayang —,nfotainment“ Data BerdasarNan Stasiun Televisi Data BerdasarNan -am Tayang Hari, 1ama -am 1ama acaranya -am tayang 1ama acaranya 1ama tanggal Stsiun Tayang Stsiun tayang Televisi Televisi Senin SCT9 06.30-07.00 :as :as 06.30-07.00 :as :as SCT9 sampai SCT9 11.00-11.30 Halo SeleEriti 06.30-07.30 .assel T3, 0inggu SCT9 12.30-13.00 Ada Gosip 07.00-07.30 Espresso A1T9 SCT9 15.00-15.30 .asaN .usuN 07.00-07.30 Go Spot RCT, Trans7 08.30-09.00 , Gosip 3agi 07.00-07.30 ,nsert 3agi TransT9 Trans7 09.00-10.00 Rumpi 08.00-08.30 .iss ,ndosiar Trans7 12.00-12.30 , Gosip Siang 08.00-08.30 SeleE RCT, Trans7 14.30-15.00 Gosip GoNil 08.30-09.00 , Gosip 3agi Trans7 RCT, 07.00-07.30 Go Spot 09.00-10.00 Rumpi Trans7 RCT, 08.00-08.30 SeleE 09.30-10.00 2Esesi pagi GloEalT9 RCT, 11.30-12.00 Silet 09.30-10.00 Expose 3agi /ativi RCT, 15.00-15.30 CeN ReceN/.aEar-NaEari 10.00-11.00 SeleE dance curhat A1T9 TRA1ST9 07.00-07.30 ,nsert 3agi 10.30-11.00 Go Show T3, TRA1ST9 11.00-11.30 ,nsert 11.00-11.30 Halo SeleEriti SCT9 TRA1ST9 15.30-16.00 .rosceN 11.00-11.30 ,nsert TransT9 TRA1ST9 16.30-17.00 ,nsert Sore 11.30-12.00 SiNet RCT, A1T9 07.00-07.30 Espresso 12.00-12.30 , Gosip Siang Trans7 A1T9 10.00-11.00 SeleE dance curhat 12.30-13.00 Ada Gosip SCT9 ,ndosiar 08.00-08.30 .iss/.iss 3lus 14.00-14.30 Expose Siang /ativi ,ndosiar 15.00-15.30 .iss Sore 14.30-15.00 Gosip GoNil Trans7 /ativi 09.00-09.30 Expose 3agi 15.00-15.30 .asaN .usuN SCT9 /ativi 14.00-14.30 Expose Siang 15.00-15.30 CeN ReceN RCT, T3, 06.30-07.30 .assel 15.00-15.30 .iss Sore ,ndosiar T3, 10.30-11.00 Go Show 15.30-16.00 .rosceN TransT9 GloEal T9 09.30-10.00 2Esesi pagi/seleEriti memasaN 16.00-16.30 2Esesi G/oEalT9 GloEal T9 16.00-16.30 2Esesi 16.30-17.00 ,nsert Sore TransT9 786menit 13 Mam perhari. Sedangkan rata-rata seluruh stasiun T9 (9 stasiun T9) satu hari 23jam. -adi prosentase seluruh infotainment dalam sehari 56% dalam satu hari loid dan diasuh oleh Arswendo Atmowiloto. TaE- televisi, Eerarti semakin meningkatkan produksi loid yang Eerisi Eerita-berita seleEritis, Eaik dari acara-acara televisi. Dengan demikian, semakin dalam negeri maupun luar negeri, gosip, dan Eerita Eanyak kemungkinan Eerita-berita tentang acara- latar belakang pembuatan sebuah program di acara televisi, Eerikut artis-artis pendukungnya, televisi ini ternyata disukai pemEaca dan sangat yang Eisa diMual ke masyarakat. laNu di pasaran. 0aNanya, Arswendo sering 3ada 1991, terEit taEloid-taEloid Earu tentang menyebut dirinya sebagai Corporal :endo– dunia radio, televisi, film dan artis, yaitu Bintang plesetan dari .olonel Sanders penemu resep .Hn- Indonesia, Citra, :anita Indonesia, dan Dharma tucNy Fried ChicNen–seEagai penemu resep taE- 1yata. 3ada 1993, terEit maMalah 9ista T9. 0aMalah loid semacam itu. ini Eermaksud menMadi T9 Guide versi Indonesia. .ehadiran taEloid model ini terasa semakin Tidak semua taEloid terseEut Eerumur panMang. diEutuhkan NetiNa pada 1989 mulai muncul televisi TaEloid Bintang Indonesia dan Citra masih Eisa swasta pertama di Indonesia: RCT,. TaN lama Nita temui sampai saat ini. Dunia taEloid di Indone- Nemudian RCT, disusul dengan T3,, SCT9, sia Muga mendapat tamEahan pemain Earu yaitu: Indosiar, dan Anteve. Semakin Eanyak stasiun Bintang Millenia dan CeN RiceN. Dadi Ahmadi. —4uo Vadis ,nfotainment“? 39 .elahiran televisi-televisi swasta selain acara-acara infotainment adalah, semaNin memEawa NonseNuensi semaNin EanyaNnya EanyaNnya Mumlah artis atau seleEritis dan semakin produksi siaran yang Eisa dinikmati masyarakat, banyaN anaN-anaN muda yang tertariN untuN ternyata Muga melahirkan siaran-siaran infotainment beNerMa dan memasuki wilayah-wilayah yang, yang Eerisi Eerita-Eerita dari para artis dan seleEritis selanjutnya nanti, leEih diNenal orang seEagai artis ,ndonesia.
Recommended publications
  • Indonesia in View a CASBAA Market Research Report
    Indonesia in View A CASBAA Market Research Report In Association with Table of Contents 1. Executive Summary 6 1.1 Large prospective market providing key challenges are overcome 6 1.2 Fiercely competitive pay TV environment 6 1.3 Slowing growth of paying subscribers 6 1.4 Nascent market for internet TV 7 1.5 Indonesian advertising dominated by ftA TV 7 1.6 Piracy 7 1.7 Regulations 8 2. FTA in Indonesia 9 2.1 National stations 9 2.2 Regional “network” stations 10 2.3 Local stations 10 2.4 FTA digitalization 10 3. The advertising market 11 3.1 Overview 11 3.2 Television 12 3.3 Other media 12 4. Pay TV Consumer Habits 13 4.1 Daily consumption of TV 13 4.2 What are consumers watching 13 4.3 Pay TV consumer psychology 16 5. Pay TV Environment 18 5.1 Overview 18 5.2 Number of players 18 5.3 Business models 20 5.4 Challenges facing the industry 21 5.4.1 Unhealthy competition between players and high churn rate 21 5.4.2 Rupiah depreciation against US dollar 21 5.4.3 Regulatory changes 21 5.4.4 Piracy 22 5.5 Subscribers 22 5.6 Market share 23 5.7 DTH is still king 23 5.8 Pricing 24 5.9 Programming 24 5.9.1 Premium channel mix 25 5.9.2 SD / HD channel mix 25 5.9.3 In-house / 3rd party exclusive channels 28 5.9.4 Football broadcast rights 32 5.9.5 International football rights 33 5.9.6 Indonesian Soccer League (ISL) 5.10 Technology 35 5.10.1 DTH operators’ satellite bands and conditional access system 35 5.10.2 Terrestrial technologies 36 5.10.3 Residential DTT services 36 5.10.4 In-car terrestrial service 36 5.11 Provincial cable operators 37 5.12 Players’ activities 39 5.12.1 Leading players 39 5.12.2 Other players 42 5.12.3 New entrants 44 5.12.4 Players exiting the sector 44 6.
    [Show full text]
  • Analisis Isi Pada Program Di SCTV, RCTI Dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015)
    ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.3 Desember 2015 | Page 4264 ANALISIS ISI PROGRAM ACARA EDUTAINMENT DI TELEVISI SWASTA NASIONAL (Analisis Isi pada Program di SCTV, RCTI dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015) CONTENT ANALYSIS ON NATIONAL PRIVATE TELEVISION’S EDUTAINMENT PROGRAM (Content Analysis On Program in SCTV, RCTI and Indosiar period of 5th to 11th January 2015) 1 Muhamad Eko Wicaksono 2 Ira Dwi Mayangsari, S.Sos., MM 3 Agus Aprianti, S.Ikom., M.Ikom 1,2,3Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom [email protected], [email protected] 3 [email protected] Abstrak Media massa sebagai perpanjangan tangan dari komunikator memiliki fungsi penting di masyarakat. Selain sebagai penyalur informasi dan pendidikan, media massa juga menjadi andalan pusat hiburan yang mudah untuk dijangkau. Kemudahan tersebut yang kemudian membuat kebutuhan audien akan informasi meningkat, dan membuat pelaku media madda memenuhi kebutuhan audien, terutama bagi media massa yang paling populer yakni televisi. Saat ini, terdapat 10 stasiun televisi swasta yang telah mewarnai peretelvisian Indonesia. SCTV, RCTI dan Indosiar lah yang merupakan stasiun televisi dengan rating and share tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi isi dalam menganalisis program-program yang terdapat pada tiga stasiun televisi tersebut berdasarkan unsur edutaiment yakni untuk meningkatkan pengetahuan, mengambil sikap yang positif, menyesuaikan norma sosial, dan mengubah perilaku. Edutainment merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang dikemas dengan nuansa menghibur dan mendidik serta mudah dicerna oleh masyarakat. Dari total 276 program di SCTV, RCTI dan Indosiar, ternyata program yang dapat mengubah perilaku adalah program yang paling banyak jumlahnya persentase nya yaitu (87,02%) diikuti dengan program pengetahuan (3,4%), sikap positif (8,6%) dan norma sosial (0,93%).
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Conference Series
    Licensing Supervision by the Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) of Banten Province For Local Private TVs Taufiqurokhman1, Evi Satispi2, Andriansyah3 {[email protected]} Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama)1,3 Universitas Muhammadiyah Jakarta2 Abstract. Broadcasting licensing is a regulation of broadcasting and a decision stage of the state to provide an evaluation whether a broadcasting agency is eligible to be granted or eligible to continue the lease rights on frequency. The Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) is an independent state institution in Indonesia established in each province serving as a regulator of broadcasting in every province in Indonesia. The license of Broadcasting is the right granted by KPID to broadcasters to conduct broadcasting. The results of the study said that in the level of requirements that must be met by local private television broadcasters to obtain IPP, KPID has performed its duties optimally. KPID is always proactive towards local private television broadcasting institutions especially in guiding to complete the necessary requirements so that local TV in Banten can meet the requirements required to manage IPP. However, in the implementation of its role related to the phases of acquisition of IPP, KPID has not played an optimal role in performing its duties and functions. This is because in broadcasting there is still a violation by local private TV in broadcasting concerning the content of broadcasting. In addition, in taking the policy, KPID is still intervened by the local government in the form of broadcast television broadcasting that is in accordance with local government requests. Keywords: KPID, Licensing, Broadcasting Operating License 1 Introduction The Program of Settlement and Broadcast Program Standards is designed based on the mandate of the Law of the Republic of Indonesia Number 32/2002 on Broadcasting of the Indonesian Broadcasting Commission (Komisi Penyiaran Indonesia).
    [Show full text]
  • Chapter I Introduction
    CHAPTER I INTRODUCTION In this chapter, the intern would like to give a bit of introduction in what this internship report with the title of “The Application of Production Assistant Role in the Production Process of KDI 2018 in MNCTV” will talk about. I.1. Background Television is one of the most popular electronic communication devices that are used by people in the society as a source of information, education and entertainment. Television word comes from the combination of two words the first is “Tele” come from Greek word which means “far” and the second one is “Visio” come from Latin word which means “sight or vision.” The first television program aired in Indonesia was in the year 1962, 17 August to commemorating Indonesia Independence Day by TVRI (Televisi Republik Indonesia). TVRI is a television station that is own by the Indonesian government. After more than a decade in 1976 Palapa A1 satellite was inaugurated by the SKSD (Satelite Komunikasi Satelite Domestik) through the help of this satellite, television program can have broader broadcast up to national scale. Through the development of the satellite in Indonesia created new opportunities for new television station owned by private ownership to grow. One of the first television company with private ownership is RCTI (Rajawali Citra Televisi.) in the year 1989 RCTI become the second television station in Indonesia after TVRI. 1 Robert Wagner (2008) an expert in economy once predicted that “the economic trends are characterized by lessening the influence in the roles of the government in the economic sector, and in the increasing number of private ownership.” this is proven by television station with private ownership started to rise after RCTI.
    [Show full text]
  • Capitalism Vs Business Ethics in Indonesia's Television
    SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case CAPITALISM VS BUSINESS ETHICS IN Study INDONESIA’S TELEVISION BROADCASTING Keywords Television Business, Capitalism, Business ethics, Broadcasting License, Broadcasting Guidelines JEL Classification D22; L50; L82; M20; P12 Abstract Generally, in every country, there is supervision of the television broadcasting system. In Indonesia, all television broadcasting is supervised by the Komisi Penyiaran Indonesia/KPI (Indonesian Broadcasting Commission). This commission oversees broadcast television, to ensure all TV broadcasts in Indonesia comply with government regulations. Often the KPI imposes sanctions, but frequent violations still occur. This article describes the results of research on the contradiction between business interests and ethics in the television industry in Indonesia. This study uses the method of evaluation research, where researchers analyze data, here in the form of sanctions documents released by broadcasting commissions. The results reveal that all national private television stations often violate regulations. They prioritize their business interests rather than follow broadcasting guidelines, especially since KPI does not have the full authority to grant and revoke a broadcasting license. The granting and revocation of permits remains under the authority of the government, where political lobbying plays a more significant role. 27 SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) INTRODUCTION liberal economic tradition such as America does not provide the business arrangements for Each country has its own system to manage the television to broadcast using market mechanisms television broadcasting business.
    [Show full text]
  • Analisis Elemen Ekuitas Merek Rcti Dalam Persaingan Industri Televisi Swasta Di Indonesia: Studi Kasus Pada Empat Perguruan Tinggi Swasta Terkemuka Di Jakarta
    ANALISIS ELEMEN EKUITAS MEREK RCTI DALAM PERSAINGAN INDUSTRI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA EMPAT PERGURUAN TINGGI SWASTA TERKEMUKA DI JAKARTA Masruroh1; Awin Indranto2 ABSTRACT Article measured the element of RCTI brand equity consisting of brand awareness, brand association that formed brand image, perceived quality, and brand loyalty. The used research method was descriptive, this research desribe 400 student perception from four private universities in Jakarta on the RCTI brand equity in last 2005. The used sampling method was probability sampling using proportionate stratified random sampling technique. The brand awarness research result shows that RCTI brand is in the first level on top of mind level with 50,25% of the respondent. For the brand association, there are three associations that formed brand image of RCTI, which are RCTI Oke, Indonesian Idol, and Seputar Indonesia. Keywords: brand equity, competition, television industry ABSTRAK Artikel mengukur elemen ekuitas merek RCTI yang terdiri dari brand awareness (kesadaran merek), brand association (asosiasi merek) yang membentuk brand image (citra merek), perceived quality (persepsi kualitas), dan brand loyalty (loyalitas merek). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu menguraikan persepsi 400 mahasiswa di 4 universitas swasta terkemuka di Jakarta terhadap ekuitas merek RCTI pada akhir tahun 2005. Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek RCTI berada pada urutan pertama di tingkat top of mind dengan 50,25% responden. Untuk brand association terdapat tiga asosiasi yang membentuk brand image RCTI, yaitu asosiasi RCTI Oke, Indonesian Idol, dan Seputar Indonesia. Kata kunci: ekuitas merk, persaingan, industri televisi 1, 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Jayabaya, Jl.
    [Show full text]
  • —Tvri, Sctv Dan Metrotv“
    Mhd. Surip Analisis Isi Berita di Stasiun ... ANALISIS ISI BERITA DI STASIUN TELEVISI —TVRI, SCTV DAN METROTV“ Mhd. Surip, S.Pd., M.Si. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Stasiun televisi merupakan stasiun televisi yang dimiliki pemerintah dan s asta yang memuat berbagai kategori tayangan, diantaranya politik, ekonomi, kesehatan, kriminal, bencana dan kecelakaan, pendidikan, human interest, ceremonial, keagamaan dan sosial budaya. Tontonan tersebut akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengembangkan kehidupannya. Kata Kunci : isi berita dan stasiun televisi PENGANTAR peristi a nyata. Dalam men%alankan fungsi informasi, televisi berupaya Se%ak pemerintah memberikan "kran mencari informasi, mengumpulkan terbuka" bagi penyelenggaraan penyiaran informasi, menyimpan informasi dan tahun 1990, televisi tumbuh seperti %amur kemudian menyebarkannya melalui di musim hu%an. Stasiun televisi s asta beragam program siaran. Salah satunya bermunculan. Dia ali oleh kehadiran adalah program siaran berita. stasiun RCTI, menyusul SCT,, Indosiar, Sebelum ada peraturan ANT, dan MNCT,. MetroT,, Trans penyelenggaraan televisi s asta, program T,, T, ON., Trans7, 0lobal T,, N.T televisi dimonopoli T,RI, termasuk T, yang hadir belakangan mulai tahun program siaran berita. Dunia Dalam 2011. Stasiun televisi tersebut Berita men%adi acara favorit dan program mena arkan berbagai program acara yang yang dinantikan pada aktu itu. Semen%ak dikemas dengan gaya dan format yang televisi s asta bermunculan, progam7 beraneka ragam sebagai bahan pilihan dan program siaran berita hadir suguhan terbaik bagi pemirsanya. menyemarakan pertelevisian kita. Sebagai media massa, televisi Berbagai bentuk, nama dan strategi %am memiliki tiga fungsi, yakini3 fungsi tayang men%adi pengemasan tersendiri informasi 4the information function5, bagi pengelola televisi s asta.
    [Show full text]
  • Television, Nation, and Culture in Indonesia
    Philip Kitley Political Science/Media Studies Kitley “T in Indonesia is that of a country invent- T elevision, Nation, and Culture in Indonesia ing itself by promoting a national cultural identity. Philip Kitley, who is not only a media scholar but has also worked as a diplomat in Indonesia, shows how important television has been to both the official and popular imagination since its beginnings in the early s. It’s a fascinating tale, with implications going well beyond re- gional specialists, since the use of popular media to promote nation, citizenship, and identity is common to many countries, new and old. “As Indonesia attracts increasing international attention in the post-Soeharto era, it is important to understand the cultural as well as political issues that have led to the current turbulent situation. Kitley’s book is a well-researched, wise, and elegantly written ac- count of the forces, dreams, and policies that link public and private life in and after ‘New Order’ Indonesia.” —John Hartley, Dean of Arts, Queensland University of Technology Philip Kitley is Senior Lecturer in the Department of Humanities and International Studies, University of Southern Queensland. Research in International Studies Southeast Asia Series No. elevision, Nation, and Culture in Indonesia ISBN 0-89680-212-4 T ,!7IA8J6-iacbce! Television, Nation, and Culture in Indonesia This series of publications on Africa, Latin America, and Southeast Asia is designed to present significant research, translation, and opinion to area specialists and to a wide community of persons interested in world affairs. The editor seeks manu- scripts of quality on any subject and can generally make a decision regarding publi- cation within three months of receipt of the original work.
    [Show full text]
  • BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum
    BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ,4.1. Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri, 4.1.1 Sejarah Perusahaan Indosiar Visual Mandiri pada awalnya didirikan dan dikendalikan oleh Salim Group dan Agung Laksono melalui Indosiar Karya Media Tbk, yang terdaftar di PT Indosiar Karya Media Tbk (kemudian ,Bursa Efek Jakarta,). Pada 30 Juni 2001, PT Indosiar Karya Media AgT Laxono berganti nama menjadi ,PT Indosiar Karya Media Tbk. Dibeli dari Grup Salim. Pada 13 Mei 2011, ,PT Indosiar membeli saham mayoritas di Karya Media Tbk dari PCT Elang Mahkota Technology Tbk, pemilik SCTV, dan mengakuisisi dua stasiun televisi secara bersamaan. PT IVM adalah saluran televisi swasta ke-5 di Indonesia. PT Indosiar Visual Mandiri, yang biasa disebut Indosiar, diberikan izin pemerintah di Indonesia pada 19 Juli 1991, berdasarkan Dokumen ,Perseroan Terbatas, No. 165, yang dikembangkan setelah ,RCTI, SCTV, ,TPI, dan Antv., Pada saat itu, TVRI, bertanggung jawab atas penyiaran televisi di Indonesia, sehingga ,TVRI, diundang untuk bekerja dengan Indosiar. Saat itu, perwakilan Indosiar adalah Bpk. Anki Handoko, sebagai manajer Indosiar. ,Juru bicara ,TVRI Aziz Hussein menandatangani perjanjian kerja sama di Jakarta pada 7 Desember 1994, dan mulai mengudara secara penuh di Indosiar (On-Air). 43 Setelah menguji transmisi, jaringan stasiun swasta Indosiar menyiarkan 24 jam sehari, 24 hari seminggu, dari 18 Desember 1994 hingga 10 Januari 1995. Delapan kota terbesar diantaranya ,Jakarta, Bandung, Semarang, serta ,Surabaya, ,Yogyakarta, Denpasar, ,Ujung pandang, dan Medan. Setelah perjalanan panjang, Bapak Harmoko, yang membuka Indasiar pada 11 Januari 1995, di markas Indosiar, berada di Jakarta Barat pada hari yang sama. Karenanya, hari tersebut diperingati sebagai hari jadi dan ulang tahun Indosiar.
    [Show full text]
  • 1 BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk
    1 BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk., A. Sejarah dan Perkembangan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk,. Pada awal kegiatan penyiarannya, Indosiar merupakan perusahaan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peralatan teknologi digital sehingga dapat menyajikan kualitas gambar yang lebih baik. Indosiar merupakan televisi pertama di Indonesia yang memperkenalkan sistem NICAM (Near Instamously Companded Auto Multiplex) yaitu teknologi yang memberikan gambar yang sangat jernih dan tanpa desis sehingga seperti memiliki kualitas Compact Disc (CD) di televisi. Pada dasarnya sistem NICAM ini memberikan kenyamanan kepada para pemirsa yang menonton Indosiar di rumah. Sejak mengudara pertama kali pada 11 Januari 1995 dengan tagline-nya ”Indosiar memang untuk Anda”, stasiun televisi swasta berskala nasional Indosiar telah menyajikan aneka tayangan program hiburan kreatif dan inovatif yang sangat populer dan berhasil meraih perhatian keluarga Indonesia dari segala kalangan. Melalui 34 stasiun relainya yang tersebar di seluruh Indonesia dan menjangkau lebih dari 180 kota di 25 provinsi Indonesia dengan potensi pemirsa 2 berjumlah lebih dari 176 juta jiwa, televisi Indosiar bersiaran secara nasional selama 24 jam sehari. 1 PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. adalah stasiun televisi swasta kelima yang ada di Indonesia. Setelah mendapatkan izin opersional dari pemerintah 11 Juli 1991. Berdasarkan pada akta perseroan terbatas No. 165 setelah RCTI, SCTV, TPI, dan Anteve. TVRI diajak bekerjasama oleh pihak Indosiar, karena pada saat itu hak siar televisi di Indonesia dipegang oleh TVRI. Wakil dari Indosiar pada waktu itu adalah Direktur Utama Indosiar Bapak Anky Handoko dengan wakil dari TVRI Bapak Aziz Husein menandatangani kerja sama pada tanggal 7 Desember 1994 di Jakarta dan Indosiar mulai mengudara secara penuh sebagai televisi.
    [Show full text]
  • Pemanfaatan Media Sosial Di Televisi Grup Mnc
    JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020 PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DI TELEVISI GRUP MNC Moehammad Gafar Yoedtadi1, Zita Retno Hapsari2 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Email: [email protected] 2Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Email: [email protected] ABSTRACT Social media users are increasing, along with the growth of internet users and mobile communication devices. The younger generation prefers social media to find information and entertainment. As a result, old media like television began to be abandoned by the audience. Another impact is advertisers on television tend to decrease. In the theory of media convergence (Pavlik, 2001), to survive the old media must adopt new media technology, so that the content can appear on diverse or multi-platform media. Television must use social media to maintain loyal audiences and reach social media users to watch television news. The MNC group which has four free to air televisions, iNews, RCTI, MNC, Global TV, began to build social media. This research aims to describes the activities of MNC's social media team in utilizing social media. This study uses a qualitative perspective with a case study method. Data collection is done by in-depth interviews, observation and documentation. The conclusion of this study is MNC group uses social media to promote its news programs. Social media become as program extensions for television. The MNC social media team works as a content uploader for news programs that have aired on television, and also creates their own social media content. News curation is carried out by social media teams.
    [Show full text]