JPBSI 9 (2) (2020)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi

SATUAN LINGUAL DALAM SESAJI MALAM JUMAT KLIWON DI KABUPATEN PEMALANG (KAJIAN ETNOLINGUISTIK)

Diah Ayu Wulandari  Imam Baehaqie

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri , Indonesia

Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan mendeskripsi bentuk satuan lingual, menganalisis makna Diterima Mei 2020 kultural, mengeksplanasi fungsi satuan lingual dalam sesaji malam Jumat Kliwon Disetujui Juni 2020 di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan teori etnolinguistik yang Dipublikasikan November menjelaskan keterkaitan antara bahasa dengan budaya. Penelitian ini menggunakan 2020 pendekatan metodologis dan pendekatan teoretis. Metode dan teknik pengumpu- Keywords: lan data adalah metode simak dan metode cakap. Teknik yang digunakan dalam Lingual Unit, Cultural Mean- metode simak adalah teknik sadap, Teknik SLC, Teknik SBLC, Teknik Rekam, ing, Lingual Unit Function, Teknik Catat dan teknik yang digunakan dalam metode cakap adalah teknik panc- Ethnolinguistics ing dan Teknik Cakap Semuka. Metode dan teknik yang digunakan untuk menga- nalisis data adalah metode agih dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) dan metode padan dengan teknik pilah unsur penertu (PUP). Metode dan teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian ini terdapat dua bentuk satuan lingual yaitu satuan lingual yang berbentuk kata dan satuan lingual yang berbentuk frasa. Satuan lin- gual yang berbentuk kata digolongkan menjadi dua satuan lingual monomorfemis dan satuan lingual polimorfemis. Bentuk satuan lingual monomorfemis berupa kata dasar yang berjumlah 6, polimorfemis yang berjumlah 1 berupa kata, frasa berjum- lah 10, terdapat makna dalam setiap sesaji yang disajikan pada malam Jumat Kli- won dan terdapat 4 fungsi dalam sesaji yang di sajikan pada malam Jumat Kliwon.

Abstract This study aims to describe the shape of the lingual unit, analyze the cultural meaning, explore the func- tion of the lingual unit in the Friday night Kliwon offerings in Pemalang . This research uses ethnolinguistic theory that explains the relationship between language and culture. This research uses a methodological approach and theoretical approach. Data collection methods and techniques are the listening and competent methods. The techniques used in the listening method are tapping techniques, SLC technique, SBLC technique, record technique, note taking technique, and the techniques used in the conversational method are fishing techniques and semuka proficient technique. The methods and tech- niques used to analyze data are the method of sharing with the Direct Element Dividing (BUL) technique and the matching method with the determining element (PUP) technique. The methods and techniques used to present the results of data analysis are formal and informal presentation methods. The results of this study there are two forms of lingual units namely lingual units in the form of words and lingual units in the form of phrases. The word lingual units are classified into two monomorphic lingual units and polymorphic lingual units. The monomorphic lingual unit form is a base word which amounts to 6, polymorphism which amounts to 1 in the form of words, phrases totaling 10, there is meaning in each of- fering that is presented on Friday night Kliwon and there are 4 functions in the offerings that are presented on Friday Kliwon night. © 2020 Universitas Negeri Semarang  Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6722 e-ISSN 2503-3476 Gedung B1 FBS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 9(2)(2020) : 132-138 133

Pendahuluan pir [tampIr], gedhang [gǝdhaƞ],lilin [lilIn],kinangan Bahasa termasuk dalam tujuh unsur kebu- [kinaŋan], teh legi [teh lɘgi], teh pait [teh paIt], kopi dayaan karena untuk mengadakan interaksi dan legi [kopi lɘgi], kopi pait [kopi paIt], kembang seta- komunikasi, manusia memerlukan bahasa. Ba- man [k|mbaG s|taman], banyu putih [bhaɲu putIh], hasa adalah alat yang paling penting untuk ber- sego gurih [səgͻ gurɪh], bubur abang putih [bubUr komunikasi dan sangat berperan pada manusia. abhaƞ putIh], degan ijo [dɘgan ijo], dan jajanan pasar Manusia yang hidup bersama perlu berkomuni- [jajanan pasar]. kasi dengan makhluk sesamanya. Melalui bahasa Berdasarkan latar belakang tersebut, pen- dapat mengungkapkan apa yang ada dalam piki- elitian ini bertujuan (1) mendeskripsi bentuk sa- ran manusia. Bahasa bagian dari aktivitas dalam tuan lingual dalam sesaji malam Jumat Kliwon perwujudan kebudayaan ditujukan membantu di Kabupaten Pemalang, (2) menganalisis mak- manusia dalam melangsungkan kehidupan ber- na kultural yang terkandung dalam sesaji malam masyarakat. Bahasa sebagai suatu kebudayaan Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang, (3) men- yang pertama kali dimiliki oleh setiap manusia. geksplanasi fungsi satuan lingual dalam sesaji Bahasa itu dapat berkembang karena akal atau malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang. sistem pengetahuan manusia. Bahasa dan kebu- Dalam penelitian ini mengacu pada be- dayaan digunakan oleh masyarakat sebagai dua berapa penelitian sebelumnya yang relevan, hal yang saling mempengaruhi. Melalui bahasa diantaranya penelitian yang telah dilakukan manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat oleh Pratiknyo (2009), Sitaresmi (2009), Triono istiadat, tingkah laku, tata krama, dan mudah (2009), Fauza (2010), Juhartiningrum (2010), Se- membaurkan dirinya di lingkungan masyarakat. tiawan (2015), Fikri dan Kurnia (2019), Janah Bahasa menjadi komponen budaya yang sangat dan Widodo (2019), Like (2019), Supriyani, Ba- penting yang mempengaruhi penerimaan dan ehaqie dan Mulyono (2019), Mardikantoro dan perilaku manusia, perasaan, dan kecenderungan Muhammad Badrus Siroj (2019), Sholikhah dan manusia untuk bertindak mengatasi dunia seke- Mardikantoro (2020), Wardani (2020). liling. Manfaat penelitian ini Penelitian ini dapat Kebudayaan yang terdapat dalam sua- digunakan sebagai referensi dalam pembuatan tu masyarakat menunjukkan tinggi rendahnya kamus istilah yang dapat dijadikan media pem- peradaban masyarakat itu sendiri. Kebudayaan belajaran mengenai bentuk dan makna kultural timbul karena suatu kebudayaan yang dilakukan dalam sesaji malam Jumat Kliwon serta dapat di- manusia dalam suatu lingkup sosial tertentu dan jadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. dilakukan terus menurus secara turun menurun. Salah satu contoh kebudayaan yang masih di- METODE PENELITIAN jaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat Metode penelitian yang digunakan dalam adalah kebudayaan yang ada di Pemalang yai- penelitian ini mencakup beberapa hal. Pendeka- tu sesaji malam Jumat Kliwon. Sampai saat ini tan metodologis yang digunakan adalah pende- pun tradisi-tradisi yang dilakukan oleh leluhur katan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang masih tetap dilaksanakan. Ini merupakan bukti menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata bahwa masyarakat Pemalang masih mencintai tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang dan peduli terhadap budaya daerah. Sesaji yang yang diamati. Pendekatan deskriptif digunakan hanya dilaksankan 35 hari satu kali yaitu pada untuk menganalisis data yang terdapat dalam malam Jumat Kliwon. Dalam kalender Jawa ma- satuan lingual dalam sesaji malam Jumat Kliwon di lam Jumat Kliwon dikenal sebagai malam yang Kabupaten Pemalang. Pendekatan kualitatif digu- sakral. Masyarakat Jawa mempercayai malam nakan untuk mempelajari situasi budaya dalam Jumat Kliwon malam berkunjungnya para lelu- kehidupan sehari-hari masyarakat di Kabupaten hur. Sampai sekarang di zaman yang sudah mulai Pemalang. modern masih ditemukan masyarakat yang mela- Pendekatan teoretis yang digunakan ada- kukan sesaji malam Jumat Kliwon dalam kehidu- lah pendekatan etnolinguistik yang digunakan pan sehari-hari. Sesaji yang dilakukan masyara- untuk memahami setiap unsur bahasa dalam se- kat pada Malam Jumat Kliwon sudah dilakukan saji malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pema- secara turun-menurun, sehingga sanggat perlu di- lang kaitannya dengan kehidupan masyarakat lestarikan walaupun pada kenyataannya generasi sekitar. muda dewasa ini sudah banyak yang melupakan Data dan Sumber data diperoleh berupa tradisi malam Jumat Kliwon tersebut. Berbagai bentuk tuturan yang diduga mengandung makna jenis dalam sesaji malam Jumat Kliwon yaitu kultural yang terdapat dalam sesaji malam Jumat menyan [mǝɲan], dupa [dupɔ], rokok [rɔkɔk], tam- Kliwon di Kabupaten Pemalang. 134 Diah Ayu Wulandari, Satuan Lingual dalam Sesaji Malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang

Metode pengumpulan data adalah metode Satuan Lingual yang Berbentuk Frasa simak dan metode cakap, dengan teknik lanjutan Sesaji malam Jumat Kliwon yang berben- teknik simak libat bebas cakap (SLBC), teknik si- tuk frasa berupa teh legi [teh lɘgi], teh pait [teh mak libat cakap (SLC), teknik catat, teknik rekam paIt], kopi legi [kopi lɘgi], kopi pait [kopi paIt], dan teknik pancing. Teknik penyajian data pada kembang setaman [k|mbaG s|taman], banyu putih penelitian ini adalah teknik formal dan teknik in- [bhaɲu putIh], sego gurih [səgͻ gurɪh], bubur abang formal. putih [bubUr abhaƞputIh], degan ijo [dɘgan ijo], jaja- nan pasar [jajanan pasar]. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini mencakup hal-hal yang se- Makna kultural yang terkandung dalam sesaji suai dengan rumusan masalah dan tujuan pene- malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang litian mengenai tiga hal, yaitu (1) bentuk satuan Suatu pandangan tertentu tentang sebuah lingual dalam sesaji malam Jumat Kliwon di kata atau arti dari sebuah kata yang hanya ada Kabupaten Pemalang, (2) makna kultural yang dalam keyakinan masyarakat secara turun me- terkandung dalam sesaji malam Jumat Kliwon di nurun. Berikut diuraikan makna kultural dalam Kabupaten Pemalang, dan (3) fungsi satuan lin- sesaji malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pema- gual dalam sesaji malam Jumat Kliwon di Kabu- lang. paten Pemalang. 1. degan ijo [dɘgan ijo] Bentuk Satuan Lingual dalam Sesaji Malam Degan ijo adalah buah dari pohon kelapa Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang yang belum tua dan masih lunak isinya (airnya Dalam bab ini terdapat tiga bentuk satuan enak diminum), salah satu pohon yang bisa hi- lingual dalam sesaji malam Jumat Kliwon. dup dimana pun, baik itu dataran rendah mau- pun dataran tinggi memiliki makna degan atau deg Satuan Lingual yang Berbentuk Kata degane ati biso lego yang artinya mampu melega- Kata adalah satuan atau bentuk yang da- kan was-wasnya hati. Degan merupakan simbol pat berdiri sendiri atau bebas dan tidak memer- hasil dan air kelapa sebagai air suci yang nyata lukan bentuk lain dalam sebuah tuturan. Dalam dan hanya satu buah yang memiliki kapasitas satuan lingual yang berbentuk kata terdapat dua besar menghasilkan air suci, diharapkan mam- bentuk yaitu monomorfemis dan polimorfemis. pu mensucikan lahir dan batin, sehingga mampu lebih dekat dengan Tuhan. Kesucian lahir batin Monomorfemis sebagai jalan memudahkan segala tujuan hidup, Monomorfemis mencakup semua kata oleh sebab itulah sesaji ini digunakan sebagai sy- yang tergolong kata dasar bentuk tunggal yang arat sarana yang memiliki makna simbolik yang terdapat dalam sesaji malam Jumat Kliwon di harus dilaksanakan. Dalam ajaran Muslim pun Kabupaten Pemalang, dengan pengertian bahwa diajarkan bahwa dekat dengan gusti pangeran morfem itu dapat berdiri sendiri, bermakna dan maka hati akan tenang. tidak terikat dengan morfem lain. Dengan kata 2. menyan [mǝɲan] lain, kata tersebut belum mengalami proses mor- fologis atau belum mendapat tambahan apapun, Menyan merupakan salah satu bahan un- belum diulang, dan belum digabungkan. Adapun tuk mendatangkan makhluk halus dan meru- istilah yang termasuk bentuk monomorfemis pakan salah satu makanan dari makhluk halus yaitu menyan [mǝɲan], dupa [dupɔ], rokok [rɔkɔk], atau makhluk ghaib. Kemenyan bagi orang Jawa tampir [tampIr], gedhang [gǝdhaƞ], lilin [lilIn]. melambangkan perilaku transendental dan iba- dah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang wajib Polimorfemis dipelihara dan dijaga. Hal ini dikarenakan me- Polimorfemis merupakan hasil proses mor- nyan merupakan salah satu sarana permohonan fologis yang berupa perangkaian morfem. Proses pada waktu orang berdoa, menyan yang dibakar morfologis meliputi pengimbuhan atau afiksasi akan menimbulkan asap dan mengeluarkan bau (penambahan afiks). Penambahan afiks dapat harum. Kegiatan membakar menyanini memi- dilakukan di depan, di tengah, di belakang, atau liki makna Ngudag Kusumaning Hyang Jati yaitu di depan dan di belakang morfem dasar. Adapun mengkaji dan menghayati serta menelusuri haki- istilah yang termasuk bentuk polimorfemis yaitu kat dari nilai-nilai ketuhanan. kinangan (kinaŋan). 3. dupa [dupɔ] Kukus (asap) dari dupa yang membumbung Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 9(2)(2020) : 132-138 135 ke atas, tegak lurus, tidak mobat-mabit `berkobar` menjadi padat dengan pengalaman dan pengeta- ke kanan ke kiri, merupakan tanda sesajinya da- huan, maka sudah seharusnya ia terbentuk men- pat diterima. Sebagai ujub `tujuan` agar sesajinya jadi manusia yang bijaksana. dikabulkan penganut mistik, biasanya dupa dima- sukkan dalam botol. 10. kembang setaman [k|mbag s|taman] 4. rokok [rɔkɔk] Makna dari kembang setaman warna ialah gulungan tembakau yang sudah di bung- winawar ing tembung manis artinya setiap ucapan kus. Rokok menjadi salah satu merupakan per- yang keluar harus sama dengan hati supaya bisa lambangan bahwa orang tersebut telah datang jalan lurus selaras. Dalam istilah-istilah sesaji kepadanya dengan maksud untuk meminta kese- yang disajikan pada malam Jumat Kliwon di lamatan. Kabupaten Pemalang yang artinya agar para roh yang menyambangi, dan digunakan untuk mandi air telon untuk menghilangkan kotoran-kotoran 5. kinangan [kinaŋan] di badan dengan menggunakan Kembang setaman Kinangan adalah sekapur sirih yang leng- yang berupa: kap terdiri atas daun sirih, gambir, dan kapur sirih. Kinangan memiliki makna daun sirih da- a) kembang kenanga [k|mbaG kɘnaƞa] lam kinang yang berwarna hijau melambangkan kesempurnaan, kapur sirih yang berwarna putih Kembang kenanga memiliki bentuk yang melambangkan kesucian, dan gambir yang ber- sedikit berbeda dengan bunga-bunga lainnya warna hijau melambangkan kecantikan, daun si- yang kelopak bunganya berbentuk agak meman- rih yang diolesi sirih mempunyai maksud sebagai jang dengan harum wanginya yang khas. Bunga penolak kekuatan jahat, dan sebagai penghubung yang berwarna kuning ini menurut adat jawa di- dunia nyata dengan dunia gaib. maknai dengan “kenangen ing angga” yang ar- tinya adalah harapan untuk selalu mengenang 6. tampir [tampir] warisan leluhur. selain itu, bunga kenanga juga bisa bermakna “tumengo” yang artinya harus bisa Tampir merupakan anyaman bambu ber- saling memaafkan dan tolong-menolong. bentuk bulat rata digunakan untuk menaruh b) kembang mawar [k|mbaG mawar] semua sesaji yang disajikan pada malam Jumat Kliwon, untuk menghormati para leluhur dan Bunga ini melambangkan “dumadine jalma merupakan bentuk sopan santun kita kepada menungsa” yang berarti proses lahirnya manusia para sesepuh. ke dalam dunia fana. Selain itu, mawar merah juga melambangkan ibu. Ibu adalah tempat jiwa 7. banyu putih [bhaɲu putih] raga manusia diukir. Bahkan, dalam tradisi ban- cakan weton Jawa, bunga mawar juga bisa digan- Maknanya ialah ketika manusia dilahirkan tikan dengan bubur merah. sama sekali tidak membawa pengetahuan apapun c) kembang melati [k|mbaG mɘlatI] atau sosok yang belum terwarnai oleh tempaan hidup, ia masih menjadi seseorang yang polos Kembang melati, rasa melad saka njero ati dari berbagai ilmu pengetahuan. artinya dalam berucap dan berbicara hendaknya kita selalu mengandung ketulusan dari hati nura- 8. teh legi [teh lɘgI] dan teh pahit [teh paIt] ni yang paling dalam, tidak sematahanya bertin- dak saja. Selain itu, makna lain dari bunga melati Maknanya ialah ketika diri kita menginjak adalah dalam berucap hendaknya selalu mengan- dewasa mulailah kita belajar mengenal beragam dung ketulusan dari hati nurani yang paling da- rasa kehidupan dan kejadian dalam kehidupan lam. Lahir dan batin harus selalu sama, kompak, itu ada yang menyenangkan (manis) dan ada tidak munafik. Bahkan, menjalani segala sesuatu yang tidak menyenangkan (pahit). tidak asal bunyi. 11.gedhang [gɘḍhaƞ ] 9. kopi legi [kopi lɘgi] dan kopi pahit [kopi pait] Makna gedhang sebagai pelambang keka- Maknanya ialah ketika diri kita menginjak yaan dan kemuliaan. Warna kuning (emas) di- masa tua yang sudah melewati tempaan pahit- sebut sebagai “Ah” yang artinya pasima, barat, getir dan manisnya kehidupan, tentu seseorang kuning, matahari tenggelam (sore), Sang Hyang 136 Diah Ayu Wulandari, Satuan Lingual dalam Sesaji Malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang

Mahadewa. nakan dalam sesaji malam Jumat Kliwon di Ka- bupaten Pemalang memiliki empat fungsi, antara 12. bubur abang putih [bubUr abhaƞputIh] lain: sebagai alat komunikasi, melestarikan ke- budayaan, sebagai harapan dan tuntunan hidup, Istilah bubur abang putih ataububurtulakini sebagai penghubung dunia gaib dan dunia nyata. memang sudah menjadi tradisi Jawa pada sesaji Fungsi sebagai alat komukasi merupa- yang disajikan pada malam Jumat Kliwon yang kan bentuk perhormatan terhadap Tuhan Yang memilik arti tolak balak. Jika ada orang yang Maha Esa dan nenek moyang, fungsi sebagai musyrik, atau penyakit bisa di tolak balak dengan melestarikan budaya yaitu sesaji yang dilakukan bubur abang putih. Dengan tujuan untuk memo- masyarakat Jawa yang tinggal di Kabupaten Pe- hon keselamatan dan keberkahan hidup. malang pada malam Jumat Kliwon digunakan untuk melestarikan budaya nenek moyang secara 13. sega gurih [səgͻ gurɪh] turun-menurun, fungsi sebagai doa dan harapan Sega gurih merupakan nasi putih yang di- yaitu sesaji yang dilakukan malam Jumat Kliwon tanak dengan diberi santan, garam, dan daun sa- mengandung doa, harapan dan tuntunan dalam lam sehingga memiliki rasa gurih. Istilah sega gu- menjalani hidup, fungsi sebagai penghubung rih sebagai simbol yang mengandung makna agar dunia gaib dan dunia nyata yaitu sesaji menja- antara leluhur dengan manusia terdapat ikatan di simbol mengutarakan maksud dan tujuannya seperti butir-butir nasi yang direkatkan hubungan melalui sarana sesaji tersebut diharapkan dapat keduanya harus sangat erat. diterima dan dipahami oleh mereka yang berada dan mendiami dunia gaib. 14. jajanan pasar [jajanan pasar] Satuan lingual yang berfungsi sebagai alat komunikasi yaitu degan ijo [dɘgan ijo] yang meru- Jajanan pasar adalah aneka kudapan tradi- pakan salah satu sesaji yang ada dalam malam sional, namun dalam sesaji malam Jumat Kliwon Jumat Kliwon Degan merupakan simbol hasil sudah menjadi jajanan yang sudah berbungkus dan air kelapa sebagai air suci yang nyata dan atau modern pasar atau tukon pasar yang biasa hanya satu buah yang memiliki kapasitas besar tersedia di pasar terdiri dari jipang, lanting, lepet, menghasilkan air suci, diharapkan mampu men- kacang kulit, bengkoang dan sebagainya, me- sucikan lahir dan batin, sehingga mampu lebih lambangkan satu kesatuan utuh. dekat dengan Tuhan. Semua ditaruh pada tenongan/tampah/ Satuan lingual yang berfungsi sebagai tampir untuk sarana memanggil roh leluhur. Hal harapan dan tuntunan hidup yaitu banyu putih ini bermakna, meski manusia berbedadalam [bhaɲu putIh] melambangkan ketika seseorang suku, agama dan bangsa, namun dapat hidup dilahirkan dalam yang polos dari berbagai ilmu damai tanpa permusuhan.Jajanan pasar juga pengetahuan, teh legi [teh lɘgI] dan teh pahit [teh bermakna ojo sampe kesasar atau jangan sampai paIt] dalam menjalani hidup kita belajar men- tersesat,karena menuruti hawa nafsunya tanpa genal beragam rasa kehidupan dan kejadian mempertimbangkan baik buruknya. Jajanan pa- dalam kehidupan itu ada yang menyenangkan sar juga menggambarkan kerukunan walau ada (manis) dan ada yang tidak menyenangkan (pa- perbedaan, tenggang rasa dan lambang kemak- hit), kopi legi [kopi lɘgI] dan kopi pahit [kopi paIt] muran. melambangkan kehidupan ini pahit artinya pe- nuh dengan perjuangan untuk mencapai kema- 15. lilin [lilIn] nisan di akhirat nanti, kembang setaman [k|mbaG Lilin hidup memiliki makna untuk pepa- s|taman] melambangkan setiap ucapan yang dang artinya manusia hidup harus menuju sesua- keluar harus sama dengan hati supaya bisa jalan tu yang lebih cerah, pikiran yang bening, untuk lurus selaras dan hendaknya kita selalu mengan- penerangan dan ini bermakna agar kita terus di- dung ketulusan dari hati nurani yang paling da- berikan penerangan ketika menjalani kehidupan. lam, tidak sematahanya bertindak saja harus bisa saling memaafkan dan tolong-menolong, sega Fungsi Satuan Lingual dalam Sesaji Malam gurih [səgͻ gurɪh] melambangkan agar antara le- Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang luhur dengan manusia terdapat ikatan , jajanan Fungsi Satuan Lingual dalam sesaji ma- pasar [jajanan pasar] bermakna, meski manusia lam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang. Sa- berbedadalam suku, agama dan bangsa, namun tuan lingual adalah salah satu komponen bahasa dapat hidup damai tanpa permusuhan. manusia yang memiliki peran tersendiri yang disesuaikan berbeda dalam suku, agama dan bangsa, namun dengan penggunaanya. Satuan lingual yang digu- diharapkan dapat hidup rukun dan damai tanpa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 9(2)(2020) : 132-138 137 ada permusuhan. Jika ada godaan permusuhan, san dalam hal kepercayaan. jangan sampai terpecah belah. Satuan Lingual fungsi sebagai penghubung Daftar Pustaka dunia gaib dan dunia nyata yaitu menyan [mǝɲan] salah satu bahan untuk mendatangkan makhluk Baehaqie, Imam. (2015). Etnolinguistik Telaah Teoretis dan Praktis. : Cakrawala Media. halus dan merupakan salah satu makanan dari makhluk halus atau makhluk ghaib, dupa [dupɔ] Dinawati, Ina. (2010). Istilah-istila sesaji dalam tradisi digunakan masyarakat jawa supaya ujub `tujuan` merti desa di desa dadapayam kecamatan suruh agar sesajinya dikabulkan penganut mistik, rokok kabupaten semarang (Kajian Etnolinguistik). Sura- [rɔkɔk] digunakan masyarakat Jawa sebagai per- karta, Universitas Sebelas Maret.http://digilib. lambangan bahwa orang tersebut telah datang uns.ac.id (diakses 03 Juli 2020) kepadanya dengan maksud untuk meminta ke- selamatan, bubur abang putih [bubUr abhaƞputIh] Fauza, Nanda. (2010). Istilah-Istilah Sesaji Upacara Ja- digunakan masyarakat jawa untuk memohon ke- masan Pusaka di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri selamatan dan keberkahan hidup. (Suatu Kajian Etnolinguistik). Surakarta: Univer- sitas Sebelas Maret. Penutup Fikri, Bukhori dan Ermi Dyah Kurnia. 2019. Satuan Lingual dalam Pembuatan Batu Bata Merah di Simpulan Desa Jatilaba Kabupaten (Kajian Etnolin- Sesaji malam Jumat Kliwon hanya dilak- guistik).Jurnal Sastra Jawa, 7 (2), 33-34 sanakan 35 hari satu kali yang dilakukan secara turun temurun dan perlu dilestarikan. Berdasar- Foley, William A. (2001) Anthropological Linguistics an kan hasil dan pembahasan yang telah dipapar- Introdustion. Massachusetts USA: Blackwell. kan, dapat ditarik simpulan bentuk yang digu- nakan dalam sesaji malam Jumat Kliwon dengan Janah, Miftahul, Widodo, Eka Yuli Astuti. 2019. Isti- lah-Istilah dalam Tradisi Reresik Sendhang di Desa 17 data yang terdiri 6 kata monomorfemis , 1 kata Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Ku- polimorfemis dan 10 frasa. Bentuk-bentuk terse- dus (Suatu Kajian Etnolinguistik). Jurnal Sastra but berupa jenis makanan atau minuman, dan Jawa. 7 (2), 6 perlengkapan sesaji malam Jumat Kliwon. Makna kultural dalam sesaji malam Jumat Juhartiningrum, Eko. (2010) .Istilah-Istilah Jamu Tradis- Kliwon dipercaya akan mendapatkan kemuda- ional Jawa Di Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian han segala tujuan hidup yang berupa tolak balak, Etnolinguistik). Surakarta: Universitas Sebelas meminta keselamatan, keberkahan hidup, dan Maret. sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur turun Mardikantoro, H. B., & Siroj, M. B. (2019). Lingual temurun. Units of Disclosures of Coastal Community’s Views Satuan lingual yang digunakan dalam se- on the North Coast of toward the Sea. saji malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pema- Conference on the Environmental Conserva- lang memiliki empat fungsi, antara lain: sebagai tion through Language, Arts, Culture and Edu- alat komunikasi, melestarikan kebudayaan, seba- cation (CECLACE) Unnes. gai harapan dan tuntunan hidup, sebagai penghu- bung dunia gaib dan dunia nyata. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1996), hlm 80. Saran Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik. Ja- Berdasarkan pada simpulan di atas peneli- karta: Garmedia Pustaka Utama. ti dapat merumuskan saran yang berkaitan untuk perkembangan penelitian-penelitian berikutnya. Penelitian mengenai sesaji malam Jumat Like, Titik Nurnia. ( 2019). Satuan-Satuan Lingual Kliwon di Kabupaten Pemalang dapat dikem- Dalam Tradisi Nyadran Di Pantai Tawang Kabu- paten Kendal (Kajian Etnolinguistik), Semarang, bangkan lagi dengan menggunakan bidang kaji- Universitas Negeri Semarang. an lain, hal ini disebabkan banyaknya bentuk dan makna kultural yang digunakan masayarakat Ka- Moleong, Lexy J, (2007). Metode Penelitian Kualitatif. bupaten Pemalang. Bandung: Remaja Resdakarya Offset Bagi masyarakat Kabupaten Pemalang yang mempercayai sesaji malam Jumat Kliwon, Pratiknyo, Ananto. (2009). Istilah-Istilah Upacara diharapkan bisa mempelajari sejarah dari sesaji Perkawinan Adat Jawa Bubak Kawah Dan Tum- malam Jumat Kliwon untuk menambah wawa- plak Punjen Di Kecamatan Bendosari Kabupaten 138 Diah Ayu Wulandari, Satuan Lingual dalam Sesaji Malam Jumat Kliwon di Kabupaten Pemalang

Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Surakar- ta: Universitas Sebelas Maret. S. Prawiroatmojo. (1993). Bausastra Jawa-Indonesia. Ja- karta: CV Haji Masagung. Setiawan, Restu Budi. (2015). Bentuk, Makna, dan Fung- si Sesaji Mahesa Lawung dalam Tradisi Ritual di Supriyani, Dwi, Imam Baehaqie, Mulyono. 2019. Is- Keraton Surakarta Hadiningrat. Semarang: Uni- tilah-Istilah Sesaji Ritual Jamasan Kereta Kanjeng versitas Negeri Semarang. Nyai Jimat Di Museum Kereta Keraton Yogyakar- ta. Jurnal Sastra Indonesia. 8 (1), 10 Sholikhah, Umi Nur dan Hari Bakti Mardikantoro. 2020. Satuan-Satuan Lingual Dalam Tradisi Triono,brm suryono. (2009). Istilah-Istilah Bangunan Ngalungi Di Desa Sekarsari Kecamatan Sumber Dalam Lingkup Siti Hinggil Kraton Surakarta Kabupaten Rembang: Kajian Etnolinguistik. Jur- Hadiningrat (Suatu Tinjauan Etnolinguistik). nal Sastra Indonesia, 9 (1), 34 Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sitaresmi, Andina Dyah. (2009). Istilah Perlengkapan Wardany, Tika Ayu, (2020). Istilah-Istilah Sesaji Tradisi Sesaji Jamasan Nyai Setomi di Siti Hinggil Keraton Saparan Beji Condongsari, Banyuurip, Purworejo, Surakarta Hadiningrat. Surakarta. Universitas Semarang, Universitas Diponegoro, Sebelas Maret.