ANRI Digitalisasi Arsip Statis Pura Mangkunegaran Surakarta FOTO: FOTO: DOK

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

ANRI Digitalisasi Arsip Statis Pura Mangkunegaran Surakarta FOTO: FOTO: DOK DAFTAR ISI PARADIGM SHIFT : KISAH PENANGKAPAN MENYONGSONG KEARSIPAN KONSEP PENGEMBANGAN PANGERAN DIPONEGORO MODERN DI IBU KOTA KONSERVASI ARSIP VERSI LAPORAN HENDRIK 5 NEGARA BARU 10 DALAM MENDUKUNG 14 MERKUS DE KOCK IBU KOTA NEGARA BARU ANRI telah menyiapkan berbagai Perkembangan era informasi dewasa Pangeran Diponegoro ditangkap di kajian dan riset mendalam mengenai ini begitu pesat. Laju yang begitu cepat Magelang ketika sedang mengunjungi Hendrik Merkus de Kock dalam rangka implikasi pemindahan IKN terhadap seiring tuntunan zaman dan keterbukaan informasi mau tidak mau mewajibkan memenuhi undangan sang Gubernur penyelenggaraan kearsipan. Setidaknya kita untuk terus berlomba di dalamnya. Jenderal untuk melakukan perundingan damai di antara kedua belah pihak ada dua hal yang perlu disiapkan dalam Ditambah dengan adanya persaingan yang sedang berperang. Rangkaian transisi perpindahan IKN dalam konteks global dan antar negara semakin penangkapan yang terekam dalam lukisan penyelenggaraan kearsipan, yakni mewajibkan kita untuk siap turut serta penangkapan Pangeran Diponegoro pengelolaan arsip di IKN Lama (Jakarta) dalam tantangan tersebut terutama yang dibuat oleh Raden Saleh, nampak memasuki era disrupsi informasi. dan Pengelolaan Arsip di IKN Baru. jelas terlihat betapa masyarakat pribumi yang menyaksikan penangkapan tersebut sangat terpukul dan menyesali kecurangan TEKNOLOGI yang dilakukan oleh para tentara Belanda. DARI REDAKSI 4 38 VARIA MEMOTRET TOPOLOGI 55 KHAZANAH NETWORK PENGELOLAAN ARSIP TANTANGAN KEARSIPAN 16 ELEKTRONIK DI IKN BARU PADA ERA REVOLUSI 4.0 DARI ANGGREK BULAN SAMPAI DAUN EMAS HUKUM CERITA KITA 41 59 KHAZANAH KEARSIPAN DALAM MISTERI TELAGAARUM 21 RANCANGAN UNDANG-UNDANG DARI AMBOINA KE BATAVIA : LIPUTAN 62 KISAH VOC MENCARI IBUKOTA IBU KOTA NEGARA VARIA 44 PRESERVASI 25 PEDULI SITUASI PANDEMI : LARASKA, SALAH SATU LABORATORIUM ANRI KONTRIBUSI ANRI BAGI BAGIKAN HAND SANITIZER MASYARAKAT UNTUK MASYARAKAT VARIA 47 MANCANEGARA LEMBAGA KEARSIPAN 31 BERSIAP DIRI MENYELAMATKAN MEMETIK PENGALAMAN PEMINDAHAN ARSIP NEGERI ARSIP PANDEMI COVID-19 PAMAN SAM VARIA 50 DAERAH ARSIP DAN PERPUSTAKAAN 35 SUMBER INFORMASI YANG BANGKITNYA KEARSIPAN DI MENGINSPIRASI KETERANGAN COVER PROVINSI TERMUDA Pemenang Pertama Sayembara Gagasan DI PULAU JAWA Desain Kawasan Ibu Kota Negara dengan judul ‘Nagara Rimba Nusa’ Sumber : Kementerian PUPR https://twitter.com/KemenPU DARI REDAKSI Pembina: residen Joko Widodo meminta izin untuk memindahkan Kepala ANRI, ibu kota negara ke Pulau Kalimantan. Hal itu disampaikan Sekretaris Utama, P pada acara Pidato Kenegaraan di Sidang MPR/DPR/DPD di Deputi Bidang Konservasi Arsip, Kompleks Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Ibukota yang bukan Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan, hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan Deputi Bidang Informasi dan bangsa. Pengembangan Sistem Kearsipan Penanggung Jawab: Pemindahan ibu kota negara ini dapat menjadi momentum Widarno perubahan paradigma penyelenggaraan kearsipan ke arah platform Pemimpin Redaksi: kearsipan yang lebih modern, memiliki interkoneksi pengelolaan arsip Suminarsih Wakil Pemimpin Redaksi: antar-instansi, serta dapat mengimplementasikan e-arsip secara Isanto komprehensif dan terintegrasi. Itu semua sebagai upaya dalam Dewan Redaksi: mewujudkan keberlangsungan pembangunan peradaban bangsa. Azmi, Hilman Rosmana, M. Ihwan, Pada tema kali ini majalah ARSIP mengangkat tema Bambang Parjono Widodo, Menyongsong Kearsipan Modern di Ibu Kota Negara Baru. Kami Redaktur Pelaksana: sajikan pula Rubrik Khazanah, Rubrik Daerah, Rubrik Mancanegara, Susanti, Rubrik Hukum, Rubrik Varia, Rubrik Cerita Kita dan Rubrik Liputan Mudanto Pamungkas mengenai berita-berita kearsipan menjadi pelengkap pada edisi kali Editor: ini. Dhani Sugiharto, Aria Maulana, Akhirnya, semoga sajian informasi edisi kali ini, dapat memberikan Rayi Darmagara, manfaat bagi Sahabat Arsip. Sekiranya terdapat berbagai kekurangan, R. Suryagung Sudibyo P, kami sangat berharap memperoleh saran dan kritik untuk perbaikan Intan Lidwina, Erieka Nurlidya, edisi selanjutnya. Tiara Kharisma Fotografer: Muhamad Dullah Salam Redaksi Lukman Nul Hakim Desain Grafis: Aswin Budiarto Wahyu Setyo Budi Sekretariat: Yuanita Utami, Krestiana Evelyn Majalah ARSIP menerima artikel dan berita tentang kegiatan kearsipan dan cerita-cerita menarik yang merupakan pengalaman pribadi atau orang lain. Jumlah halaman paling banyak tiga halaman atau tidak lebih dari 500 kata. Redaksi berhak menyunting tulisan tersebut, tanpa mengurangi maksud isinya. Artikel sebaiknya dikirim dalam bentuk hard dan soft copy ke alamat Redaksi: Bagian Humas dan TU Pimpinan, Arsip Nasional Republik Indonesia, Jalan Ampera Raya No. 7 Cilandak, Jakarta 12560, Telp.: 021-780 5851 Ext. 404, 261, 111, Fax.: 021-781 0280, website: www.anri.go.id, email: [email protected] Majalah ARSIP Edisi 78 2020 4 LAPORAN UTAMA “Dengan memohon ridho Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan Melalui serangkaian kajian selama tiga dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa tahun terakhir, Presiden menetapkan terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk Penajam Paser Utara dan Kutai memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan. Ibu kota yang bukan Kartanegara di Provinsi Kalimantan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa. Ini Timur sebagai lokasi pembangunan demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya”, . ibu kota baru. “Hasil kajian-kajian tersebut tulah salah satu kutipan pidato Ditambah dengan posisi Jawa sebagai menyimpulkan bahwa lokasi ibu kenegaraan Presiden Joko sumber ketahanan pangan. kota baru yang paling ideal adalah di I Widodo (Jokowi) mengenai “Beban ini akan semakin berat sebagian Kabupaten Penajam Paser pemindahan Ibu Kota Negara jika ibu kota pemerintahan pindahnya Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai (IKN) Republik Indonesia. Hal itu tetap di Pulau Jawa,” ungkap Jokowi. Kartanegara, Provinsi Kalimantan disampaikan pada Sidang MPR/DPR/ Selain itu, Jokowi menambahkan Timur,” ujarnya di Istana Negara pada DPD di Kompleks Senayan, Jakarta, bahwa pada saat ini beban Jakarta Senin, 26 Agustus 2019. Jumat (16/8/2019). Menurut Presiden sebagai ibu kota sudah terlalu berat Ada sejumlah alasan yang Joko Widodo dalam konferensi sebagai pusat pemerintahan, pusat mendasari pemerintah untuk pers yang digelar pada 26 Agustus bisnis, pusat keuangan, hingga memutuskan Provinsi Kalimantan 2019 menyampaikan bahwa ada pusat perdagangan dan jasa. Lokasi Timur sebagai lokasi ibu kota beberapa hal yang melatarbelakangi bandara dan pelabuhan terbesar di baru Indonesia. Kepala Negara, pemindahan ibu kota negara di Indonesia juga berada di Jakarta. dalam keterangannya, kemudian antaranya beban Pulau Jawa sudah Presiden pun telah mengumumkan menjelaskan alasan pemilihan provinsi terlalu berat dengan penduduk yang bahwa ibu kota baru akan berada di tersebut. telah mencapai 150 juta atau 54 Kabupaten Penajam Paser Utara dan persen dari total penduduk Indonesia. “Satu, risiko bencana minimal baik Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Majalah ARSIP Edisi 78 2020 5 LAPORAN UTAMA pembangunan gedung pemerintahan butuh desain dan arsitektural yang sangat baik sehingga harus lebih hati- hati dalam merancangnya. Pembangunan dan pemindahan ibu kota baru ini diperkirakan akan memakan waktu hingga empat tahun dengan biaya Rp 466 triliun dimana 19 persen akan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), itu pun terutama berasal dari skema kerjasama pengelolaan aset di ibu kota baru dan DKI Jakarta. Sisanya akan Presiden Joko Widodo membacakan pidato pertamanya untuk masa jabatan kedua dalam sidang Paripurna MPR RI (20/10/2019) berasal dari Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) serta investasi langsung swasta dan Badan bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kelima, telah tersedia lahan yang Usaha Milik Negara (BUMN). kebakaran hutan, gunung berapi, dan dikuasai pemerintah seluas 180 ribu tanah longsor,” ucapnya. hektare,” kata Presiden. Kemudian konstruksi pembangunan infrastruktur Selain dianggap minim risiko Sementara itu, Menteri Pekerjaan diperkirakan butuh waktu 3-4 tahun bencana, lokasi Kalimantan Timur Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yakni untuk penyediaan jalan, air, yang berada di tengah-tengah Basuki Hadimuljono menyampaikan waduk, sanitasi dan gedung-gedung. Indonesia juga menjadi pertimbangan bahwa proses pembangunan lokasi Sehingga target 2024 kita sudah dapat utama bagi pemerintah. Hal itu menjadi IKN baru terbagi menjadi tiga kluster memulai pergerakan ke IKN baru. alasan kedua pemilihan Kalimantan proses persiapan dan pembangunan. Timur sebagai lokasi pembangunan Pertama, untuk desain kawasan dan “Anggaran APBN yang akan ibu kota baru yang memang bertujuan tata ruang ibu kota baru ditargetkan digunakan untuk pembangunan untuk pemerataan ekonomi ke wilayah selesai hingga pertengahan tahun infrastruktur merupakan anggaran Indonesia Timur. 2020. multiyears sehingga tidak dialokasikan sekaligus dalam satu tahun APBN Adapun yang ketiga, Presiden Kedua, untuk prasarana dasar berjalan,” terang Menteri Basuki. mengatakan bahwa lokasi yang seperti jalan, bendungan, instalasi telah ditetapkan tersebut berdekatan pengolahan air, dan sanitasi akan Menteri PUPR menambahkan, dengan wilayah perkotaan yang sudah dilakukan desainnya mulai sekarang, sesuai instruksi Presiden Jokowi berkembang. sampai pertengahan tahun 2020 akan maka dalam pembangunan IKN baru, Pemerintah
Recommended publications
  • Changing Religious Identities: a Case Study of Catholic Conversion in Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI CHANGING RELIGIOUS IDENTITIES: A CASE STUDY OF CATHOLIC CONVERSION IN YOGYAKARTA TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH DERAJAT SARJANA S-2 PADA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KAJIAN BUDAYA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KAJIAN BUDAYA Diajukan oleh Feras Husain Ebrahim Ahmed H S 166322015 FAKULTAS MAGISTER ILMU KAJIAN BUDAYA UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Saya ingin mendedikasikan halaman ini untuk setiap orang yang sudah berperan penting dalam pencapaian akademik saya. Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada orang tua saya yang sudah mendukung saya dengan cinta dan pengertiannya. Tanpa mereka, saya tidak akan pernah bisa sampai pada titik kesuksesan saya sekarang ini. Kedua, saya ingin berterima kasih kepada semua profesor saya dan anggota staf Kajian Budaya, yang sudah membekali, membantu, memberi saran, dan membimbing saya dengan penuh kesabaran selama proses penelitian. Terima kasih semua untuk dukungannya yang tanpa lelah. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ACKNOWLEDGEMENTS I would like to acknowledge everyone who played a role in my academic accomplishments. First of all, I would like to thank my parents who supported me with love and understanding. Without them, I could never have reached this current level of success. Secondly, The researcher would like also to thanks my professors and staff members of Culture Studies Programme, Faculty of Graduate Studies, University of Sanata Dharma. : Dr. Yustinus Tri Subagya, Dr. Gregorius Budi Subanar, S.J., Dr. Stanislaus Sunardi, Dr. FX. Baskara T. Wardaya, S.J.. They have helped the researcher in this research and guided the researcher through their wisdom and experience to understand and expand the researcher’s knowledge on the local church in Indonesia, especially in Semarang archdiocese.
    [Show full text]
  • Too High a Price the Human Rights Cost of the Indonesian Military’S Economic Activities
    June 2006 Volume 18, No. 5(C) Too High a Price The Human Rights Cost of the Indonesian Military’s Economic Activities Summary......................................................................................................................................... 1 I. Military Finance in Indonesia .................................................................................................. 9 Military Self-Finance and Human Rights .............................................................................. 9 A Brief History of Military Economic Activity..................................................................10 Military Business Activity and the Law................................................................................16 II. An Anatomy of Military Economic Activity .....................................................................26 Military-Owned Businesses ...................................................................................................26 Military Collaboration with Private Businesses..................................................................44 Military Involvement in Criminal Activity ..........................................................................63 Military Corruption.................................................................................................................71 III. Obstacles to Reform............................................................................................................80 Unaccountable Military Finances .........................................................................................80
    [Show full text]
  • Bab 2 Sekilas Perkembangan Perfilman Di Indonesia 2.1
    BAB 2 SEKILAS PERKEMBANGAN PERFILMAN DI INDONESIA 2.1 Awal Perkenalan Awalnya masyarakat Hindia Belanda pada tahun 1900 mengenal film yang sekarang kita kenal dengan sebutan gambar idoep. Istilah gambar idoep mulai dikenal saat surat kabar Bintang Betawi memuat iklan tentang pertunjukan itu. Iklan dari De Nederlandsche Bioscope Maatschappij di surat kabar Bintang Betawi menyatakan: “...bahoewa lagi sedikit hari ija nanti kasi lihat tontonan amat bagoes jaitoe gambar-gambar idoep dari banyak hal..”22 Selanjutnya pada tanggal 4 Desember surat kabar itu kembali mengeluarkan iklan yang berbunyi: “...besok hari rabo 5 Desember PERTOENJOEKAN BESAR JANG PERTAMA di dalam satoe roemah di Tanah Abang Kebondjae (MANEGE) moelain poekoel TOEDJOE malem..”23 22 Bintang Betawi. Jum’at, 30 November 1900. Universitas Indonesia Kebijakan pemeerintah..., Wisnu Agung Prayogo, FIB UI, 2009 Film yang dipertontonkan saat itu merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang perkembangan terakhir pembangunan di Belanda dan Afrika Selatan. Film ini juga menampilkan profil keluarga kerajaan Belanda. Tahun 1910 sendiri tercatat sebagai tahun kegiatan pembuatan film yang lebih bersifat pendokumentasian tentang Hindia Belanda agar ada pengenalan yang lebih “akrab“ antara negeri induk (Belanda) dengan daerah jajahan.24 Industri pembuatan film di wilayah Hindia Belanda sendiri baru dimulai sejak tahun 1926 ketika sebuah film berjudul Loetoeng Kasaroeng dibuat oleh L.Hoeveldorp dari NV Java Film Company pimpinan G. Krugers dan F. Carli.25 Java Film Company kemudian
    [Show full text]
  • The Internment of Western Civilians Under the Japanese 1941-1945
    THE INTERNMENT OF WESTERN CIVILIANS UNDER THE JAPANESE 1941–1945 RoutledgeCurzon Studies in the Modern History of Asia 1 The Police in Occupation Japan Control, corruption and resistance to reform Christopher Aldous 2 Chinese Workers A new history Jackie Sheehan 3 The Aftermath of Partition in South Asia Tai Yong Tan and Gyanesh Kudaisya 4 The Australia-Japan Political Alignment 1952 to the present Alan Rix 5 Japan and Singapore in the World Economy Japan’s Economic Advance into Singapore, 1870–1965 Shimizu Hiroshi and Hirakawa Hitoshi 6 The Triads as Business Yiu Kong Chu 7 Contemporary Taiwanese Cultural Nationalism A-chin Hsiau 8 Religion and Nationalism in India The Case of the Punjab Harnik Deol 9 Japanese Industrialisation Historical and Cultural Perspectives Ian Inkster 10 War and Nationalism in China 1925–1945 Hans J. van de Ven 11 Hong Kong in Transition One Country, Two Systems Edited by Robert Ash, Peter Ferdinand, Brian Hook and Robin Porter 12 Japan’s Postwar Economic Recovery and Anglo-Japanese Relations, 1948–1962 Noriko Yokoi 13 Japanese Army Stragglers and Memories of the War in Japan, 1950–1975 Beatrice Trefalt 14 Ending the Vietnam War The Vietnamese Communists’ Perspective Ang Cheng Guan 15 The Development of the Japanese Nursing Profession Adopting and Adapting Western Influences Aya Takahashi 16 Women’s Suffrage in Asia Gender Nationalism and Democracy Louise Edwards and Mina Roces 17 The Anglo-Japanese Alliance, 1902–1922 Phillips Payson O’Brien 18 The United States and Cambodia, 1870–1969 From Curiosity to Confrontation Kenton Clymer 19 Capitalist Restructuring and the Pacific Rim Ravi Arvind Palat 20 The United States and Cambodia, 1969–2000 A Troubled Relationship Kenton Clymer 21 British Business in Post-Colonial Malaysia, 1957–70 ‘Neo-colonialism’ or ‘Disengagement’ Nicholas J.
    [Show full text]
  • Current Trends in Islamist Ideology
    CURRENT TRENDS IN ISLAMIST IDEOLOGY Edited by Hillel Fradkin Husain Haqqani Eric Brown Volume 2 Center on Islam, Democracy, and The Future of the Muslim World CURRENT TRENDS IN ISLAMIST IDEOLOGY Edited by Hillel Fradkin Husain Haqqani Eric Brown Volume 2 Center on Islam, Democracy, and The Future of the Muslim World Washington, D.C. Copyright © 2005 by Hudson Institute, Inc. All rights reserved. Printed in Washington, D.C. by Kirby Lithographic Company, Inc. About the Hudson Institute Hudson Institute is a non-partisan policy research organization dedicated to innova- tive research and analysis that promotes global security, prosperity, and freedom. We challenge conventional thinking and help manage strategic transitions to the future through interdisciplinary and collaborative studies in defense, international relations, economics, culture, science, technology, and law. Through publications, conferences and policy recommendations, we seek to guide global leaders in government and business. Since our founding in 1961 by the brilliant futurist Herman Kahn, Hudson’s perspective has been uniquely future-oriented and optimistic. Our research has stood the test of time in a world dramatically transformed by the collapse of the Soviet Union, the rise of China, and the advent of radicalism within Islam. Because Hudson sees the complexi- ties within societies, we focus on the often-overlooked interplay among culture, demog- raphy, technology, markets, and political leadership. Our broad-based approach has, for decades, allowed us to present well-timed
    [Show full text]
  • Apr–Jun 2013 Cinémathèque Quarterly
    Cinémathèque Apr–Jun Quarterly 2013 “It sometimes seems ridiculous to me to be searching like this, in each manifestation of the present, for signs of the past.” – Davy Chou Contents 4 Editor’s Note 6 World Cinema Series 8 Mad Dog Morgan by Philippe Mora 12 La Maman et la Putain / The Mother and the Whore by Jean Eustache 16 Mandala by Im Kwon-taek Lost Films of Southeast Asia: Part One – Mysterious Objects 22 Extracts from a Travelogue; or, Nine Tales of a Rediscovered Cinema by Davy Chou 36 The Immigrant: Singapore's First Feature by Jan Uhde and Yvonne Ng Uhde 48 Interview Doris Young 60 Two Orphan Films by Usmar Ismail by Ekky Imanjaya 68 Johnny Directs a Movie (but it's never seen) by Hassan Abd. Muthalib 80 Write to Us 81 Credits 82 About Us 83 Ticketing Information 84 Getting to the Museum Mandala (1981) by Im Kwon-taek Image courtesy of the Korean Film Archive Editor's Note Lost Films of Southeast Asia: Part One – Mysterious Objects Welcome to the first of two issues of the National Museum’s Cinémathèque Quarterly dedicated to the theme of the “Lost Films of Southeast Asia.” In compiling these issues, I’m treading down a path already forged by Filipino author Nick Deocampo with his work, Lost Films of Asia, nearly a decade ago, a collection of writing which, as Nick stated in his introduction, sought to bring to light films lost due to “apathy, neglect, ignorance, lack of technology, insufficient funds, wrong priorities, and even war and politics.” The films described in that highly recommended volume are very seriously lost.
    [Show full text]
  • Cars, Conduits, and Kampongs
    Cars, Conduits, and Kampongs <UN> Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte (kitlv, Leiden) Henk Schulte Nordholt (kitlv, Leiden) Editorial Board Michael Laffan (Princeton University) Adrian Vickers (Sydney University) Anna Tsing (University of California Santa Cruz) VOLUME 295 The titles published in this series are listed at brill.com/vki <UN> Cars, Conduits, and Kampongs The Modernization of the Indonesian City, 1920–1960 Edited by Freek Colombijn Joost Coté LEIDEN | BOSTON <UN> This is an open access title distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial 3.0 Unported (CC-BY-NC 3.0) License, which permits any non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author(s) and source are credited. The realization of this publication was made possible by the support of kitlv (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies). Cover illustration: front page issue 0 (1938) of the Vereniging Groot Batavia. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Cars, conduits, and kampongs : the modernization of the Indonesian city, 1920-1960 / edited by Freek Colombijn, Joost Coté. pages cm -- (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde; 295) Includes index. “The origin of this book goes back to the conference on ‘The decolonization of the Indonesian city in (Asian and African) comparative perspective’, held in Leiden, from 26 to 28 April 2006” -- Preface. ISBN 978-90-04-28069-4 (hardback : alk. paper) -- ISBN 978-90-04-28072-4 (e-book) 1. Cities and towns--Indonesia--History--20th century. 2. Decolonization--Indonesia.
    [Show full text]
  • Banditry in Semarang, 1950-1958
    Banditry in Semarang, 1950-1958 Joseph Army Sadhyoko,* Agustinus Supriyono, Dhanang Respati Puguh Master Program of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University *Corresponding Author: [email protected] Abstract This article discusses about banditry that occurred in Semarang during the period of 1950-1958 with the problem focus on the causes of the Received: banditry, types of banditry, and mitigation. Through the historical 12 April 2017 method, this article reconstructs those problems by using the approach of social reality of crime concept. In result, the banditry happened in the Accepted: aftermath of the independence war, occurred due to economic 17 May 2017 difficulties, the reorganization and rationalization program, and the circulation of guns that was uncontrolled. Keywords: Semarang; Banditry; Social reality of crime. Introduction Nationally, banditry cases have not been widely discussed. There are only at least two cities in Indonesia during the War of Independence and Post-War Independence discussing these cases. These cities were Yogyakarta and Jakarta. As for Semarang, there was only a few people knowing how far the banditry had occurred in the city (Fauzi, 2005; Budi, 1998; Purwanto, 2005). In general, Independence War taking place within the period 1945-1949 led to the destruction of many infrastructure facilities and bad economic conditions. Therefore, it was important for the government to carry out immediate improvements in the sector of physical and economic development. Meanwhile, in the sector of employment, both civilian and military require restructuration and rationalization (Rera) at the post-War of Independence. Rera's policy was applied by Government of the Republic of Indonesia on January 1948.
    [Show full text]
  • A Political and Spatial History of Indonesian Cities
    Under Construction Copyright © 2013. BRILL. All rights reserved. © 2013. BRILL. All Copyright Colombijn, Freek. Isbn;9789067182911 : Under Construction: the Politics of Urban Space and Housing During the Decolonization of Indonesia, 1930-1960, BRILL, 2013. ProQuest Ebook Central, http://ebookcentral.proquest.com/lib/perpusnas-ebooks/detail.action?docID=1582258. Created from perpusnas-ebooks on 2020-04-12 10:34:45. Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte KITLV, Leiden Henk Schulte Nordholt KITLV, Leiden Editorial Board Michael Laffan Princeton University Adrian Vickers Sydney University Anna Tsing University of California Santa Cruz VOLUME 246 Copyright © 2013. BRILL. All rights reserved. © 2013. BRILL. All Copyright The titles published in this series are listed at brill.com/vki Colombijn, Freek. Isbn;9789067182911 : Under Construction: the Politics of Urban Space and Housing During the Decolonization of Indonesia, 1930-1960, BRILL, 2013. ProQuest Ebook Central, http://ebookcentral.proquest.com/lib/perpusnas-ebooks/detail.action?docID=1582258. Created from perpusnas-ebooks on 2020-04-12 10:34:45. Under Construction The Politics of Urban Space and Housing during the Decolonization of Indonesia, 1930-1960 By Freek Colombijn With the assistance of Martine Barwegen Copyright © 2013. BRILL. All rights reserved. © 2013. BRILL. All Copyright LEIDEN • BOSTON 2014 Colombijn, Freek. Isbn;9789067182911 : Under Construction: the Politics of Urban Space and Housing During the Decolonization of Indonesia, 1930-1960, BRILL, 2013. ProQuest Ebook Central, http://ebookcentral.proquest.com/lib/perpusnas-ebooks/detail.action?docID=1582258. Created from perpusnas-ebooks on 2020-04-12 10:34:45. This hardback was originally published in paperback by KITLV Press, Leiden, The Netherlands, in 2010 under ISBN 9789067182911.
    [Show full text]
  • The West New Guinea Question Turned out to Be the Most
    The West New Guinea Question – Genesis II THE WEST NEW GUINEA QUESTION – GENESIS he West New Guinea question turned out to be the most T festering problem in Dutch-Indonesian relations, driving the two nations eventually to the brink of war. During the 1950s the Dutch determination to hold on to the colony and the Indonesian resolve to take it over took on such intransigent proportions that it was another twelve years before The Hague, confronted by the certainty of a full-fledged war and bereft of military support from the USA and Australia, was fi- nally forced to give in and close off the last chapter of the saga of three and a half centuries of Dutch colonial presence in the East Indies archipelago. None of the reasons, however, advanced by the Netherlands for the continuation of their rule of West New Guinea seem to have been compelling enough, at least in terms of Dutch national interests, to have allowed the development of a serious rift with Indonesia and the eventual breaking off of diplomatic relations. At first glance it also seems highly puzzling, if not entirely in- comprehensible, to see a nation known for its business acumen and common sense to present Indonesian radical nationalists and communists with a convenient stick to hit and harm Dutch eco- nomic interests and hasten their nationalisation. West New Guinea as a new Eurasian fatherland The genesis of the West New Guinea question dates back to pre- World War II requests of Eurasian emigrant organisations to 55 The West New Guinea Debacle grant the territory a separate administrative and political status.
    [Show full text]
  • Peran Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia Dalam Perkembangan Perfilman Nasional Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Faku
    PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh Muhamad Syamsul Fajri NIM 106051001849 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh Muhamad Syamsul Fajri NIM 106051001849 Pembimbing Drs. Jumroni, M.si NIP. 196305151992031006 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini yang berjudul “PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL”, telah di ujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniksi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 03 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam Proram Strata (S-1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 03 Maret 2011 Panitia Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. Mahmud Jalal, MA Umi Musyrrofah, MA NIP.19520422 198103 1 002 NIP.1970816 199703 2 002 Anggota, Penguji 1 Penguji II Prof. Dr.H.M. Yunan Yusuf Dr. Roudhonah, MA NIP.19490119 198003 1 001 NIP.1958910 1987703 2 001 Pembimbing Drs. Jumroni, M.si NIP.1963051 5199203 1 006 ABSTRAK Perkembangan perfilman nasional dewasa ini begitu meningkat, terbukti dengan banyaknya jumlah produksi perfilman didalam negeri ini. Fitrah film sebagai sebagai produk teknologi adalah sarana komunikasi massa.
    [Show full text]
  • Majalah Majelis Edisi Maret 2018
    Daftar Isi EDISI NO.03/TH.XII/MARET 2018 39 SELINGAN 78 Profil Industri Film Indonesia Hamka Haq Pengantar Redaksi ...................................................... 04 08 MAJELIS KHUSUS Opini ................................................................................... 06 Sidang Paripurna MPR RI Kolom ................................................................................... 20 Bicara Buku ...................................................................... 47 MPR menggelar sidang paripurna penetapan dan pengucapan sumpah tiga pimpinan baru. Penambahan tiga Gema Pancasila .............................................................. 48 pimpinan baru MPR ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan publik pada MPR. Debat Majelis ............................................................... 68 Aspirasi Masyarakat ..................................................... 70 Varia MPR ......................................................................... 71 Wawancara ..................................................... 72 Figur .................................................................................... 74 Ragam ................................................................................ 76 Catatan Tepi .................................................................... 82 12 Majelis Utama Menyelamatkan Bangsa dari Bahaya Narkoba COVER 30 Edisi No.03/TH.XII/Maret 2018 Nasional Kreatif: Jonni Yasrul - Foto: Istimewa Kunjungan Delegasi Ketua Senat Republik Kazakstan EDISI NO.03/TH.XII/MARET 2018 3 PENASEHAT
    [Show full text]