Peran Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia Dalam Perkembangan Perfilman Nasional Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Faku

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peran Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia Dalam Perkembangan Perfilman Nasional Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Faku PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh Muhamad Syamsul Fajri NIM 106051001849 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh Muhamad Syamsul Fajri NIM 106051001849 Pembimbing Drs. Jumroni, M.si NIP. 196305151992031006 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini yang berjudul “PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL”, telah di ujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniksi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 03 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam Proram Strata (S-1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 03 Maret 2011 Panitia Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. Mahmud Jalal, MA Umi Musyrrofah, MA NIP.19520422 198103 1 002 NIP.1970816 199703 2 002 Anggota, Penguji 1 Penguji II Prof. Dr.H.M. Yunan Yusuf Dr. Roudhonah, MA NIP.19490119 198003 1 001 NIP.1958910 1987703 2 001 Pembimbing Drs. Jumroni, M.si NIP.1963051 5199203 1 006 ABSTRAK Perkembangan perfilman nasional dewasa ini begitu meningkat, terbukti dengan banyaknya jumlah produksi perfilman didalam negeri ini. Fitrah film sebagai sebagai produk teknologi adalah sarana komunikasi massa. Karena itu manfaatnya sangat tergantung dari yang memproduksi/membuat dan public/yang menggunakannya. Agar film dapat bermanfaat dalam kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia, perlu adanya upaya dan kegiatan yang senantiasa menggunakan film sebagai sarana komunikasi massa, terutama dalam mencerdaskan bangsa. Upaya dan kegiatan yang berkesinambungan memerlukan sebuah organisasi dalam bidangnya. Lembaga itu adalah Kine Klub, yang kehadirannya dan keberadaannya sudah tumbuh di Indonesia. Peran sekretariat nasional kine klub Indonesia dalam pemberdayaan serta apresiasi terhadap masyarakat dengan harapan menjadikan masyarakat yang kritis, cerdas dan creative agar dapat membantu pertumbuhan perfilman nasional ini dengan baik. Metodelogi yang peneliti gunakan adalah yang memungkinkan untuk mengumpulkan informasi mengenai peran sekretariat nasional kine klub Indonesia dan data-data yang diperoleh dianalisis kembali untuk di kembangkan lebih lanjut. Dalam menganalisis peneliti menggunakan analisis deskritif, yaitu menggambarkan sebagaimana mestinya secara sisematis mengenai aktivitas sekretariat nasional kine klub Indonesia. Pemberdayaan serta apresiasi terhadap masyarakat perfilman, sebagai upaya sekretariat nasional kine klub Indonesia dalam membantu tumbuh kembangnya perfilman agar perfilman nasional berkembang dengan sehat. Karena masyarakatlah yang menentukan sebuah film yang baik dan sebaliknya. i KATA PENGANTAR . Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PERAN SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL” sebagai bagian dari tugas penulis sebagai akademisi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya di program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat beserta salam yang tak henti-hentinya dan selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia zaman kegelapan ilmu hingga zaman yang penuh ilmu pengetahuan sampai saat ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang selama ini telah banyak sekali membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam merampungkan skripsi ini, maka izinkanlah penulis mengungkapkan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ayah (M.Muhajirin) dan Mamah (Juriyah) tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian mu yang tak terkira, sepanjang waktu, pengorbanan mu yang tak terkira, dan terima kasih atas pendidikan yang Ayah dan mamah berikan dari kecil hingga dewasa, ii tersusunnya skripsi ini berkat Motivasi dan Do’a Ayah dan mamah terima kasih atas semuanya. Dan kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. M. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Study Rizal LK, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Jumroni M.Si. selaku ketua jurusan KPI sekaligus diamanatkan menjadi pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Umi Musyarofah, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan kontribusi ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan selalu bermanfaat disetiap waktu. 5. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang memberikan kemudahan dalam mendorong terselesainya skripsi ini. 6. Bapak Akhlis Suryapati (Ketua Umum SENAKKI) yang telah membimbing serta telah banyak meluangkan waktunya dalam membantu penulisan skripsi ini. Dan Pengurus di SENAKKI Bapak Ali, Bapak Yusuf Pontoh yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan observasi dan riset di SENAKKI. iii 7. Adik-adikku tersayang A.Fauzan, Najiatul amaliyah dan Nurul fadilah yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungannya untuk kakak. 8. Terima kasih buat teman-teman kosan Rury, Bukhori, Asykin, Ical, Irsan, Dede, Zul, Fikri, Alma, Sail, Mukhtar, Doni dan semua teman-teman yang telah banyak membantu dalam penulisan ini. 9. Teman-teman Ku seperjuangan khususnya KPI C angkatan 2006-2007. Yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman di Forum Komunikasi Mahasiswa Attawa Jakarta (FKMA), Voice Of Comunication (VOC), IRMAN, Basecamp Steam, Mata Film dan Limajari Production video shooting dan photoghrapy yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat serta inspirasi dalam penulisan skripsi ini. 11. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan menjadi amal soleh disisinya. Dengan segala kerendahan hati. Jakarta, 08 Maret 2011 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 5 D. Metodelogi Penelitian .................................................................. 6 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ................................................................... 11 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Peran ........................................................................... 13 B. Ruanglingkup Dakwah .................................................................. 15 1. Pengertian Dakwah ................................................................. 15 2. Tujuan Dakwah ....................................................................... 16 3. Unsur-unsur Dakwah .............................................................. 17 4. Metode Dakwah ...................................................................... 19 C. Organisasi .................................................................................... 20 1. Pengertian Organisasi ............................................................... 22 2. Dasar Pembentukan Organisasi ................................................ 23 3. Tujuan berorganisasi ................................................................. 23 4. Dasar-dasar Organisasi yang baik ............................................. 25 5. Organisasi Perfilman di Indonesia ............................................ 26 D. Pengertian Kine Klub .................................................................... 29 E. Film dan Perfilman Nasional ........................................................ 30 1. Film ........................................................................................... 30 2. Film Nasional ...........................................................................
Recommended publications
  • Kajian Naratif Atas Tema Nasionalisme Dalam Film-Film Usmar Ismail Era 1950-An
    KAJIAN NARATIF ATAS TEMA NASIONALISME DALAM FILM-FILM USMAR ISMAIL ERA 1950-AN TESIS PENGKAJIAN SENI untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister dalam bidang Seni, Minat Utama Videografi Sazkia Noor Anggraini 1320789412 PROGRAM PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa tesis yang saya tulis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi manapun. Tesis ini merupakan hasil pengkajian/penelitian yang didukung berbagai referensi dan sepengetahuan saya belum pernah ditulis dan dipublikasikan kecuali yang secara tertulis diacu dan disebutkan dalam kepustakaan. Saya bertanggungjawab atas keaslian tesis ini dan saya bersedia menerima sanksi apabila di kemudian hari ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini. Yogyakarta, 10 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan, Sazkia Noor Anggraini NIM. 1320789412 iii UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA KAJIAN NARATIF ATAS TEMA NASIONALISME DALAM FILM-FILM USMAR ISMAIL ERA 1950-AN Pertanggungjawaban Tertulis Program Penciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2017 Oleh Sazkia Noor Anggraini ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari klaim bahwa film-film sebelum Darah dan Doa (1950) tidak didasari oleh sebuah kesadaran nasional dan oleh karenanya tidak bisa disebut sebagai film Indonesia. Klaim ini perlu dipertanyakan karena punya tendensi akan pengertian sempit etno nasionalis yang keluar dari elite budaya Indonesia. Penelitian ini mencoba membangun argumen secara kritis dengan memeriksa kembali proyeksi tema nasionalisme dalam naratif film-film Usmar Ismail pada era 1950-an. Gagasan nasionalisme kebangsaan oleh Benedict Anderson digunakan sebagai konsep kerja utama dalam membedah naratif pada film Darah dan Doa, Lewat Djam Malam (1954), dan Tamu Agung (1955).
    [Show full text]
  • Film Sebagai Gejala Komunikasi Massa
    BUKU AJAR FILM SEBAGAI GEJALA KOMUNIKASI MASSA Dr REDI PANUJU, M.Si PRAKATA Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat dan Hidayahnya akhirnya Buku Ajar ini dapat diterbitkan secara nasional oleh penerbit ber-ISBN. Bermula dari hibah penelitian yang peneliti terima dari Kementerian Ristekdikti melalui format Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) tahun 2018-2019 dengan judul PERJALANAN SINEMA INDONESIA, dihasilkan banyak data yang menunjukkan bahwa film bukan hanya sebagai karya seni yang keberadaannya sebagai tontonan dan hiburan, namun ternyata film sarat dengan gejala persoalan persoalan struktural. Dalam film, selain aspek sinematografi yang bersifat teknis, yang amat menarik adalah dari aspek pesan yang disampaikan. Film adalah gejala komunikasi massa. Posisinya sebagai media komunikasi massa yang memiliki tujuan penting, yakni menyampaikan sesuatu. Itulah yang disebut pesan (message). Pesan disampaikan melalui rangkaian scine yang membentuk cerita (story), bisa juga melalui dialog dialog antar tokoh dalam film, latar belakang dari cerita (setting) dan bahkan melalui karakter tokoh tokoh yang ada. Melalui pesan itulah penonton mendapat pesan tentang segala sesuatu. Menurut beberapa teori komunikasi massa, justru pada tataran pesan itu efek terhadap penonton bekerja. Karena itu, dalam sejarah sinema Indonesia sering Negara masuk (mengatur) sampai ke pesan film. Misalnya, pada periode Penjajahan Jepang, film dipakai sebagai alat propaganda. Pada masa itu, film dibuat dengan tujuan untuk mempengaruhi penduduk Indonesia mendukung imperialisme Nipon dengan semboyan Persaudaraan Asia. Demikian juga pada masa pasca Proklamasi yang dikenal sebagai sebagai masa Orde Lama (1945-1966), regim Orde Baru menganggap bahwa revolusi Indonesia tidak pernah selesai, karena itu semua hal termasuk kesenian harus diposisikan sebagai alat revolusi.
    [Show full text]
  • Revisiting Transnational Media Flow in Nusantara: Cross-Border Content Broadcasting in Indonesia and Malaysia
    Southeast Asian Studies, Vol. 49, No. 2, September 2011 Revisiting Transnational Media Flow in Nusantara: Cross-border Content Broadcasting in Indonesia and Malaysia Nuurrianti Jalli* and Yearry Panji Setianto** Previous studies on transnational media have emphasized transnational media organizations and tended to ignore the role of cross-border content, especially in a non-Western context. This study aims to fill theoretical gaps within this scholarship by providing an analysis of the Southeast Asian media sphere, focusing on Indonesia and Malaysia in a historical context—transnational media flow before 2010. The two neighboring nations of Indonesia and Malaysia have many things in common, from culture to language and religion. This study not only explores similarities in the reception and appropriation of transnational content in both countries but also investigates why, to some extent, each had a different attitude toward content pro- duced by the other. It also looks at how governments in these two nations control the flow of transnational media content. Focusing on broadcast media, the study finds that cross-border media flow between Indonesia and Malaysia was made pos- sible primarily in two ways: (1) illicit or unintended media exchange, and (2) legal and intended media exchange. Illicit media exchange was enabled through the use of satellite dishes and antennae near state borders, as well as piracy. Legal and intended media exchange was enabled through state collaboration and the purchase of media rights; both governments also utilized several bodies of laws to assist in controlling transnational media content. Based on our analysis, there is a path of transnational media exchange between these two countries.
    [Show full text]
  • Kebangkitan Industri Perfilman Nasional Di Tengah Kekosongan Festival Film Indonesia (1993—2005)
    Kebangkitan Industri Perfilman Nasional di Tengah Kekosongan Festival Film Indonesia (1993—2005) Marcia Audita, Muhammad Wasith Albar Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Nama : Marcia Audita Program Studi : Ilmu Sejarah Judul : Kebangkitan Industri Perfilman Nasional Di Tengah Kekosongan Festival Film Indonesia (1993—2005) Skripsi ini membahas mengenai kebangkitan industri perfilman nasional di tengah kekosongan Festival Film Indonesia (1993—2005). Festival Film Indonesia (FFI) merupakan sebuah kompetisi antar insan perfilman sebagai wujud apresiasi bangsa kepada para pekerja film dalam rangka membangkitkan sinema Indonesia. Pelaksanaan FFI sempat mengalami masa kekosongan selama lebih dari satu dasawarsa di tahun 1993—2003. Berakhirnya masa tugas Panitia Tetap FFI serta tingkat penurunan kuantitas dan kualitas film Indonesia telah memengaruhi arus peredaran film dalam hal produksi, distribusi dan eksibisi hingga menjelang era awal masa reformasi. Masa kekosongan tersebut rupanya diisi oleh aktivitas para sineas muda yang mulai berusaha untuk kembali membangitkan produksi perfilman nasional. Keberhasilan para sineas muda dalam mengembalikan penonton Indonesia mendorong FFI untuk hadir kembali di tahun 2004 dengan puncak jumlah produksi film serta prestasi internasional diraih di tahun 2005. Pada akhirnya skripsi ini membuktikan bahwa masa kekosongan berkepanjangan FFI rupanya tidak menyurutkan dan memengaruhi para sineas untuk
    [Show full text]
  • Identity, Minority, and the Idea of a Nation: a Closer Look at Frieda (1951) by Dr
    Vol. 1 Journal of Korean and Asian Arts SPRING 2020 Identity, Minority, and the Idea of a Nation: a Closer Look at Frieda (1951) by Dr. Huyung Umi Lestari / Universitas Multimedia Nusantara 【Abstract】 The discourse on film nasional (national film) in Indonesia always started by bringing up Darah dan Doa (1950, Blood and Prayer) as the foundation of the Indonesian film industry. The prominent film historian, Misbach Yusa Biran, stated that Darah dan Doa was produced with national consciousness value. The legacy of Darah dan Doa was not only neglecting the role of filmmakers from pre-Independence in Indonesia but also the role of other filmmakers during the 1950s, including Dr. Huyung. Previously, Dr. Huyung (Hinatsu Eitaro /Hŏ Yŏng) came from Korea and became a supporter of Imperial Japan during World War II. After Indonesia gained her independence, Huyung joined Berita Film Indonesia and became a film teacher at the Cine Drama Institute and Kino Drama Atelier. It was there that they then went on to make Frieda (1951), Bunga Rumah Makan (1951, The Flower of the Restaurant), Kenangan Masa (1951, Memories of the Past), and Gadis Olahraga (1951, the Sportswoman). This article discusses 'unity in diversity', a concept in filmmaking that was started by Huyung in 1949. When discussing Darah and Doa as the first film nasional, people forget that the film is driven from the military perspective. Meanwhile, Huyung tried to represent an ethnic minority in Frieda and showing that the ordinary people and the intellectuals also shaped the nation. Based on his experience in the Japanese army and Berita Film Indonesia, Huyung understood that film was very useful in achieving the goals of the state apparatus, due to the cinema's ability to spread nationalism.
    [Show full text]
  • World Cinema Foundation, Sinematek Indonesia
    65th FESTIVAL DE CANNES (16 - 27 MAY 2012) OFFICIAL SELECTION – CANNES CLASSICS Lewat Djam Malam (After the Curfew) (1954) Kalpana (1948) Contact Info: 110 W. 57th Street, 5th Floor New York, NY 10019, USA www.worldcinemafoundation.org - [email protected] LEWAT DJAM MALAM (After the Curfew) Written by Usmar ISMAIL, Asrul SANI Director of Photography Max TERA Set Deisgner Abdul CHALID Original Music G.R.W. SINSU Sound B. SALTZMANN Editing SUMARDJONO Production PERSARI, PERFINI Starring A.N. ALCAFF(Iskandar), Netty HERAWATY (Norma), R.D. ISMAIL (Gunawan) Running Time 101’ Year of Production 1954 Country of Production INDONESIA Language INDONESIAN From NATIONAL MUSEUM OF SINGAPORE, WORLD CINEMA FOUNDATION, SINEMATEK INDONESIA Restored in 2012 by the National Museum of Singapore and the World Cinema Foundation, with support from the Konfiden Foundation and Kineforum of the Jakarta Arts Council. The restoration work was conducted by Cineteca di Bologna/L'Immagine Ritrovata Laboratory from original film elements preserved at the Sinematek Indonesia. Special thanks to the Usmar Ismail family. ABOUT THE FILM Lewat Djam Malam (After the Curfew) is a passionate work looking directly at a crucial moment of conflict in Indonesian history: the aftermath of the four-year Republican revolution which brought an end to Dutch rule. This is a visually and dramatically potent film about anger and disillusionment, about the dream of a new society cheapened and misshapen by government repression on the one hand and bourgeois complacency on the other. The film’s director, Usmar Ismail, is generally considered to be the father of Indonesian cinema, and his entire body of work was directly engaged with ongoing evolution of Indonesian society.
    [Show full text]
  • Q&A PROGRAM KINEFORUM MARET 2011 SEJARAH ADALAH SEKARANG 5 Page 1
    Q&A PROGRAM KINEFORUM MARET 2011 SEJARAH ADALAH SEKARANG 5 SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU 1 2 3 4 5 6 WARNA WARNI BUKAN SEKEDAR BOW: USMAR ISMAIL FESTIVAL 80-AN FILM ANAK INDONESIA FILM ANAK INDONESIA PEREMPUAN PROFESI BOW: USMAR ISMAIL GAMBAR TANGAN, LAYAR GAMBAR TANGAN, LAYAR TEREKAM, TERDENGAR, TEREKAM, TERDENGAR, PERAN PEMERAN LEBAR LEBAR TERLIHAT TERLIHAT FESTIVAL 80-AN WARNA WARNI PERAN PEMERAN GAMBAR TANGAN, LAYAR PEREMPUAN LEBAR kineforum 14.15: Perempuan Kedua 14.15: Raja Jin Penjaga 14.15: Red Cobex 14.15: Ira Maya Putri 14.15: Langitku, Rumahku 14.15: Djenderal Kantjil Pintu Kereta Api Cinderella 17.00: Darah dan Doa 17.00: Badut-badut Kota 17.00: Enam Djam di 17.00: Metamorfoblus 17.00: The Songstress and 17.00: Petualangan Sherina Djogdja the Seagull 19.30: Nakalnya Anak-anak 19.30: Sorga yang Hilang 19.30: Beranak Dalam 19.30: Kejarlah Daku, Kau 19.30: Tuan Tanah 19.30: Fiksi Kubur Kutangkap Kedawung 16:00 Diskusi Dari Gambar Acara Pendukung Tangan ke Layar Lebar GC III Pameran Sejarah Bioskop Pameran Sejarah Bioskop Pameran Sejarah Bioskop Pameran Sejarah Bioskop Pameran Sejarah Bioskop Pameran Sejarah Bioskop dan Kebijakan Film di dan Kebijakan Film di dan Kebijakan Film di dan Kebijakan Film di dan Kebijakan Film di dan Kebijakan Film di Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia 7 8 9 10 11 12 13 FESTIVAL 80-AN SUPERHERO BUKAN SEKEDAR TEREKAM, TERDENGAR, SUPERHERO FILM ANAK INDONESIA FILM ANAK INDONESIA PROFESI TERLIHAT WARNA WARNI WARNA WARNI GAMBAR TANGAN, LAYAR BOW: USMAR ISMAIL BUKAN
    [Show full text]
  • MUATAN FAKTA SEJARAH DALAM FILM SULTAN AGUNG KARYA HANUNG BRAMANTYO TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Ilmu Bu
    MUATAN FAKTA SEJARAH DALAM FILM SULTAN AGUNG KARYA HANUNG BRAMANTYO TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Anna Eryana NIM: 15120104 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2020 PERNYATAAN KEASALIAN ii NOTA DINAS Kepada Yth., Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah skripsi berjudul: MUATAN FAKTA SEJARAH DALAM FILM SULTAN AGUNG KARYA HANUNG BRAMANTYO TAHUN 2018 yang ditulis oleh: Nama : Anna Eryana NIM : 15120104 Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr. wb. Yogyakarta, 26 Maret 2020. Dosen Pembimbing Riswinarno, S.S, M.M. NIP. 19700129 199903 1 002 iii PENGESAHAN TUGAS AKHIR iv MOTTO “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Pramoedya Ananta Toer v PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: Orang tua tercinta Ibu, papah, dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan doa, motivasi kepada penulis selama ini, Semua guru mulai dari TK, SD, SMP, MAN dan Dosen yang telah memberikan ilmu, membimbing dengan penuh kesabaran serta keikhlasan. Almamater Progam Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang saya banggakan. vi ABSTRAK MUATAN FAKTA SEJARAH DALAM FILM SULTAN AGUNG KARYA HANUNG BRAMANTYO TAHUN 2018 Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan muatan fakta sejarah didalam film yang bertemakan drama kolosal sejarah karya Hanung Bramantyo.
    [Show full text]
  • SENSOR FILM DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Dalam Perspektif Sejarah (1945 – 2009)
    365 Sensor Film di Indonesia dan Permasalahannya ... (Heru Erwantoro) SENSOR FILM DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH (1945 – 2009) Oleh Heru Erwantoro Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected] Naskah diterima: 28 Februari 2011 Naskah disetujui: 29 April 2011 Abstrak Banyak persoalan di dunia perfilman Indonesia, antara lain masalah penyensoran, khususnya periode 1945 – 2009. Penelitian masalah tersebut dengan menggunakan metode sejarah menunjukkan, bahwa penyensoran film yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia didasarkan atas kepentingan politik dan kekuasaan pemerintah. Dalam praktik penyensoran, film masih dilihat sebagai sesuatu yang dapat mengganggu dan merugikan masyarakat dan negara. Film belum dilihat sebagai karya seni budaya, akibatnya, dunia perfilman nasional tidak pernah mengalami kemajuan. Hal itu berarti penyensoran film yang dilakukan pada periode tersebut, pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan masa kolonial Belanda. Pada masa kolonial Belanda, sensor merupakan manifestasi kehendak pemerintah untuk menjaga kredibilitas pemerintah dan masyarakat Eropa di mata masyarakat pribumi. Begitu juga sensor pada periode 1945 – 2009, sensor pun lagi-lagi menjadi ajang perwujudan politik pemerintah, tanpa mau memahami film dari persfektif para sineas. Kondisi itu masih ditambah lagi dengan mudahnya pelarangan-pelarangan penayangan film yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Bagi para sineas, sensor fim hanya menjadi mimpi buruk yang menakutkan. Kata kunci: perfilman, sensor film. Abstract There are many issues in Indonesia’s movie industry. One of them is censorship, especially in the period of 1945-2009. This researh, supported by method in history, shows that censorship done by the government was based on political and governmental interests. The government thought that films could harm the society and the state as well.
    [Show full text]
  • Abiyoga, Budiyati 140, 185 Aceh 55, 108-9, 159, 199 Achnas, Nan 53
    Index Abiyoga, Budiyati 140, 185 Badan Sensor Film (BSF) 30, 139- Aceh 55, 108-9, 159, 199 40, 168, 188 Achnas, Nan 53 Bang bang you’re dead 177 Acup, Nya Abbas 87 Bangkok International Film Ada apa dengan Cinta 172, 179 Festival 15 Adjidarma, Seno Gumira 68, 185, Banyuwangi 27, 58 190 Batam 58, 70 Africa 15 Batu 18, 56 Aku ingin menciummu sekali saja 171 Baudrillard, Jean 128, 202 Ali, Muhamad 160, 183 Baywatch 172 Aliansi Anti Komunis (AAK) 200 Berau 58 Aliansi Masyarakat Aniti Porno- Berbagi suami (Love for share) 177 Aksi (AMAP) 164, 172 Berlinale 16 Allah Maha Besar 173 Beth 20, 59-78 Amidhan 187-8 Bilbina, Arzeti 150 Amini, Aisyah 142 Biran, Misbach Yusa 93 Anak Baru Gedhe 161 Bisiri, Ahmad Mustofa 167-8 Anderson, Benedict 7, 11, 21, 65, 135 Bonex 26, 29 Angkatan Bersenjata Republik Brazil 15, 75-6, 105 Indonesia (ABRI) 93 Buchory, Jeffry al- 174 Angriawan, Ferry 140 Bukan sekadar kenangan (BSK) 124 Anteve 142, 150-1 Bulan tertusuk ilalang 46 Arisan 172 Burma 105 Asshiddiqie, Jimly 185 Buruan cium gue! 157, 161-7, 172- Astaghfirullah 174 84, 194-8 Australia 45, 113, 120, 200 Azab Ilahi 174 Cairo 120 Azis, Abuh 193 celebrity kyai 132, 157-84, 198 Cemeng 2005 46 Badan Pertimbangan Perfilman Cianjur 159 Nasional (BP2N) 176, 178, 185 Cilacap 58 © Katinka van Heeren, 2012 | DOI 10.1163/9789004253476_013 This is an open access title distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial-NonDerivative 3.0 Unported (CC-BY-NC-ND 3.0) License. Katinka van Heeren - 9789004253476 Downloaded from Brill.com09/27/2021 06:34:56PM
    [Show full text]
  • Bab Iv Analisis
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UMN Knowledge Center BAB IV ANALISIS 4.1. Restorasi Film Indonesia Restorasi film yang terkenal di Indonesia adalah film Usmar Ismail yang berjudul Tiga Dara. Namun sebelum Tiga Dara, film Lewat Djam Malam sudah lebih dahulu direstorasi. Film ini adalah hasil kerja sama dengan National Museum of Singapore (NMS). NMS mendanai seluruh biaya restorasi. Pengerjaannya dilakukan oleh L’Immagine Ritrovata di Bologna, Italia, sebagai laboratorium yang merestorasi. Serta Sinematek sebagai penyedia materi. Restorasi tersebut menghasilkan film sesuloid dan DCP (Digital Cinema Package) dengan kualiatas 2K (Sekarjati, 2012). Kemudian film Darah dan Doa direstorasi digital pada tahun 2013. Film yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini di daulat sebagai film pertama yang diprosuksi oleh orang Indonesia. Selanjutnya ada Tiga Dara yang menjadi film musikal pertama Indonesia. Tiga Dara di restorasi bersamaan dengan dibuatnya film remake Ini Kisah Tiga Dara. Proses pengerjaan fisik Tiga Dara dilakukan di Italia, dan restorasi digitalnya di Indonesia. Ada banyak film Indonesia lainnya yang sudah direstorasi, namun minim pemberitaan. Beberapa film yang telah direstorasi adalah Pagar Kawat Berduri, Bintang Ketjil, Matt Dower, Ateng Sok Aksi, Ratu Ilmu Hitam, WARKOP–Sama 30 Juga Bohong, Pengabdi Setan, Seri Catatan Si Boy. Film Pengabdi Setan juga di remake dengan judul yang sama. 4.2. PT. Render Digital Indonesia Awalnya PT. Render Digital Indonesia (yang selanjutnya akan disingkat RDI) merupakan perusahaan post production sekitar 10 tahun yang lalu. RDI sudah berdiri sekitar empat atau lima tahun lalu. Berdasarkan kanal YouTube-nya, RDI sudah berhasil merestorasi beberapa film, baik itu film berwarna maupun hitam putih.
    [Show full text]
  • Editor Promo Film Di Pt. Kharisma Starvision Plus Kerja Praktik Mohkamad Adi Sucipto 15510160007
    EDITOR PROMO FILM DI PT. KHARISMA STARVISION PLUS KERJA PRAKTIK Program Studi DIV Komputer Multimedia Oleh: MOHKAMAD ADI SUCIPTO 15510160007 FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2018 EDITOR PROMO FILM DI PT. KHARISMA STARVISION PLUS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir Disusun Oleh: Nama : MOHKAMAD ADI SUCIPTO NIM : 15.51016.0007 Program : DIV (Diploma Empat) Jurusan : Komputer Multimedia FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2018 ii LEMBAR MOTTO “Berjanjilah untuk tidak berhenti mengejar mimpimu” iii LEMBAR PERSEMBAHAN Laporan Kerja Praktik ini saya persembahkan untuk: 1. Almarhum Kakek dan Almarhumah Nenek tercinta. 2. Kedua Orang Tua, Bapak Mujadi dan Ibu Ngatmini. 3. Adik dan kakak tercinta, yakni Septianingrum William Kusuma Wulandari dan adik Muhammad Guruh Triyono. 4. Almamater tercinta, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. 5. Kepala Program Studi, Ir. Hardman Budiarjo, M.Med.Kom., MOS. 6. Dosen Pembimbing, Karsam, MA., Ph.D. 7. Ir. Chand Parwez Servia selaku Dirut PT. Starvision Plus. 8. Keluarga Besar PT. Kharisma Starvision Plus Jakarta. 9. Seluruh Dosen DIV Komputer Multimedia Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. 10. Keluarga besar DIV Komputer Multimedia Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. 11. Teman-teman Komunitas Film Surabaya. iv LEMBAR PENGESAHAN EDITOR PROMO FILM DI PT. KHARISMA STARVISION PLUS Laporan Kerja Praktik oleh Mohkamad Adi Sucipto NIM: 15.51016.0007 Telah diperiksa, diuji dan disetujui Surabaya, 8 Januari 2019 Disetujui : Pembimbing Penyelia Karsam, MA., Ph.D. Adit Hadi Suryadi NIDN. 0705076802 Koordinator Post Production Mengetahui, Ketua Program Studi DIV Komputer Multimedia Ir. Hardman Budiarjo, M.Med.Kom., MOS NIDN.
    [Show full text]