E-ISSN 2686-1992

ANOMALUS DAN BRAND AURA KARAKTER SUPERHERO PADA GUNDALA: ANALISIS STRUKTUR NARATIF

JOKO UTOMO HADIBROTO

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Email: [email protected]

ABSTRAK Gundala merupakan karakter superhero atau jagoan yang memiliki kekuatan adikodrati yang berasal dari energi petir. Melalui kekuatan energi petirnya, Gundala sebagai hero mampu mengalahkan villain sebagai pelaku tindak kejahatan. Inilah narasi yang disajikan dari film Gundala. Penelitian ini menggunakan analisis struktur naratif Vladimir Propp terhadap genre film superhero berjudul Gundala, yang didasarkan dari komik . Maka itu, penggunaan konsep struktur naratif bertujuan untuk mengungkapkan peran dan posisi dari masing-masing karakter dalam bingkai oposisi biner. Selanjutnya, pemahaman tentang kekuatan adikodratinya dianalisis dengan menggunakan konsep kategori anomalus dari Claude Levi-Strauss. Selanjutnya, film Gundala telah memiliki daya tariknya dalam memaparkan narasi para karakter tokohnya. Baik karakter tokoh superhero maupun villain. Terkait dengan itu, penggunaan konsep brand aura bertujuan untuk menemukan unsur daya tarik dari para karakter tokonya bagi penonton bioskop.

Kata Kunci: Anomalus, brand aura, struktur naratif.

ABSTRACT This research or analysis uses Vladimir Propp’s narrative structure analysis of the genre of titled Gundala, which is based on Indonesian comics. Gundala is a superhero character or hero who has supernatural powers that come from the energy of lightning. Through the power of his lightning energy, Gundala as a hero is able to defeat villain as a criminal. This is the narration presented from the film Gundala. Thus, the use of the concept of narrative structure aims to reveal the role and position of each character in the frame of binary opposition. Next, an understanding of his supernatural powers was analyzed using the concept of anomalous categories from Claude Levi-Strauss. Furthermore, the film Gundala has its appeal in presenting the narratives of the characters. Both superhero and villain characters. Related to that, the use of the concept of brand aura aims to find an element of attraction for the characters of the shop for the cinema audience.

Keyword: Anomalous, brand aura, narrative structure.

CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol. 10, No. 1, Hal. 37-45. September 2019 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pancasila

Diterima 2 September 2019 Disetujui 15 September 2019 38 | CoverAge, Vol. 9, No. 1, September 2019 JOKO UTOMO HADIBROTO

PENDAHULUAN film Gundala mampu meraih 1,38 juta penonton. Ini menjadi fenomena dan indikator minat penonton Fenomena film genre superhero asal Hollywood yang tinggi terhadap film Gundala, dan sebagai yang diangkat berdasarkan komik terbitan Detective pembuka untuk penggarapan film selanjutnya Comics (DC) dan Marvel Comics - lengkap dengan tentang karakter superhero atau jagoan lainnya, beragam karakter superheronya semakin menyulut macam, , Godam, Aquanus, Dewi Api, Tira, decak kagum penonton bioskop di seluruh dunia. dan sebagainya. Para karakter superhero tersebut dikreasikan Tak dimungkiri, karakter tokoh superhero yang secara audio-visual di bawah naungan DC Extended dinarasikan melalui sosok Gundala, nampaknya Universe dan Marvel Cinematic Universe yang memang memiliki kesanggupan untuk menggugah menerbitkan Justice League (DC) dan The Avengers rasa penasaran penonton. Lewat narasi yang (Marvel). dimuati isu aktual dan peristiwa nyata yang terjadi Menurut situs boxofficemojo.com per 28 di Indonesia, bisa jadi, ini menjadi salah satu faktor November 2017 pendapatan film Justice League yang memungkinan penonton turut larut pada mencapai USD 176 juta atau Rp. 2,3 triliun di kisah filmnya lantaran adanya unsur proximity atau Amerika Serikat, dan penjualan di seluruh dunia kedekatan peristiwa, yang kerap diberitakan di media mencapai angka USD 311 juta setara dengan Rp. kemudian tertuang dalam narasi film Gundala. 4,2 triliun. Sedangkan The Avengers (2012) jumlah Gundala yang dikenal sebagai manusia yang pendapatannya lebih fantastis. Hanya dalam waktu memiliki kekuatan energi petir, tentu dalam proses 3 hari pemutaran, The Avengers mampu meraup kekuatannya berbenturan dengan logika ilmu pendapatan sebesar USD 200 juta sepadan dengan pengethun dan teknologi. Padahal seluruh superhero Rp. 1,8 riliun. dari Amerika selalu identik dengan ilmu pengetahuan Mengacu dari fenomena kesuksesan tersebut, dan teknologi. Seperti pendapat Wibowo (2012: pun menulari industri perfilman Indonesia melalui 296), pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi di Jagad Sinema Bumi Langit dan Screenplay , dalam sistem naratif superhero Indonesia, belumlah yang telah dan akan memfilmkan para karakter tokoh sekuat apa yang telah terbentuk pada superhero superhero atau jagoan dari koleksi komik Indonesia, Amerika. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain, Gundala, Godam, Sri Asih, Aquanus, yang berlaku di dalam superhero Indonesia masih Merpati, Tira, Dewi Api, Mandala, Maza, dan lain- bersifat sederhana. lain. Meski begitu, film Gundala tidak melulu Para karakter tokoh superhero atau jagon terfokus pada sosok Gundala semata sebagai komik tersebut akan tergabung dalam Patriot – pemeran protagonis dalam memberantas kejahatan bergabungnya para superhero atau jagoan dari dengan kekuatan energi petirnya, pun pemeran komik Indonesia - seperti dalam film Justice League karakter lainnya ikut berkontribusi “menghidupkan” dan The Avengers. Selanjutnya para karakter tokoh kisah filmnya. Baik sebagai peran pendukung sang komik tersebut diklasifikasikan dalam kategori superhero (Gundala), maupun pemeran antagonis Jawara (Si Buta Dari Gua Hantu, Mandala, Selendang yang direpresentasikan pada sosok Pengkor sebagai Biru, Selendang Mayang, Bidadari Mata Elang), villain. Pada prinsipnya, pertemuan protagonis Patriot (Gundala, Godam, Herbintang, Tira, Merpati), dan antagonis dalam suatu rangkain scene dan dan Satria Nusantara (Sri Asih, Nusantara, Maza, narasi, tentu akan menimbulkan konflik dan Aquanus, Siti Gahara). memicu perseteruan di antara keduanya sebagai Maka itu, produksi awal dalam penggarapan dramaturginya dan oposisi. filmnya, Gundala merupakan Patriot pembuka Suatu fenomena langka yang terjadi dalam untuk film-film selanjutnya dari Jagad Sinema Bumi industri perfilman Indonesia tentang film Gundala, Langit dan Screenplay Films. Melalui premeire-nya, maka penulis bertujuan untuk mengkaji dan Gundala telah diputar serentak pada 29 Agustus menganalisis film Gundala yang difokuskan pada 2019 di jaringan bioskop XXI, CGV, dan Cinemaxx di karakter-karakter tokoh para superhero dan villian berbagai kota. Ditilik dari kuantitas penonton dan yang ditampilkan lewat narasinya. Mengacu dari masa waktu bertahan selama dua pekan di sejumlah berbagai karakter yang terdapat dalam filmGundala , bioskop, film Gundala cukup pantas merefleksikan maka digunakan pisau analisis untuk membedah antusiasme penonton yang signifikan. Menurut situs masing-masing karakternya. Tujuannya adalah untuk filmindonesia.or.id per tanggal 11 September 2019, memahami gambaran masing-masing peran karakter Anomalus dan Brand Aura Karakter Superhero Pada Film Gundala: Analisis Struktur Naratif | 39 dalam struktur naratif dan sosok superhero dan kejadian-kejadian yang dipertunjukkan di dalam film, villain, yang kemungkinan memiliki ketidaklaziman dan (2) Consequence, atau akibat yang terjadi karena (anomalus) yang cenderung mencuatkan aura, kejadian-kejadian tersebut sehingga hal-hal tersebut dimungkinkan dapat Menurut Sugiyono (2012: 21) metode menjadi tolok ukur atau formula kesuksesan dari deskriptif adalah suatu metode yang digunakan sebuah film superhero yang didasarkan cerita komik untuk menggambarkan atau menganalisis suatu Indonesia. Timbul pertanyaan, unsur apakah yang hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk menjadi penentu daya tarik penonton terhadap film membuat kesimpulan yang lebih luas. Sedangkan Gundala? Dari pertanyaan ini, maka akan dilakukan Nasir berpendapat (1988: 63), metode deskriptif penelitian dan analisis tentang unsur-unsur yang merupakan metode dalam meneliti status menjadi daya tarik film Gundala. sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas TINJAUAN PUSTAKA peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian Berbagai literatur yang terkait dengan superhero deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, telah cukup banyak ditulis. Maka itu untuk menopang gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual pengkajian, penulis mencoba menelusuri sejumlah dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta referensi yang berhubungan dengan pengkajian ini. hubungan antar fenomena yang diselidiki. Beberapa tinjauan pustaka atau referensi berguna Dari pernyataan definisi di atas, dapat dalam mendukung penelitian dan analisis obyek disimpulkan metode penelitian deskriptif kajian. Detailnya, referensi ini dapat membantu pada dasarnya merupakan penelitian untuk penulis untuk menentukan posisi penelitian dan menggambarkan atau menganalisis mengenai status memunculkan perbedaan dengan analisis atau sekelompok manusia, obyek, system pemikiran, serta penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan. peristiwa masa sekarang atau kontemporer. Pengkajian atau penelitian mengenai film Mengacu dari penggunaan metode deskripsi, tentang superhero berdasarkan karakter cerita maka diperlukan suatu konsep untuk mengalisis komik, telah banyak dilakukan. Lazimnya, penelitian fenomena yang terjadi. Maka, konsep Struktur mengenai film superhero dalam karya skripsi Naratif digunakan untuk menguak peran-peran maupun jurnal, kerap menggunakan konsep analisis karakter yang dinarasikan pada karakter superhero Semiotika. Baik dalam bentuk karya skripsi, jurnal, dan villain. Dari karakter-karakter yang dinarasikan maupun buku referensi. tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan yang jelas tentang posisi, fungsi, dan perannya dalam suatu penelitian dan analisis mengenai superhero alur cerita dan narasi sebagai peran protagonis Gundala, yang sejauh ini menurut pengamatan (superhero) dalam menghadapi peran antagonis penulis belum pernah dilakukan peneltiannnya, (villain). yang terkait dengan konsep mengenai brand aura, Lalu penggunaan konsep kategori Anomalus struktur naratif, dan konsep anomalus pada karakter bertujuan untuk mengungkapkan posisi dari sosok superhero komik lokal yang difilmkan, khususnya superhero yang masih kabur batasan kategorinya film Gundala. Maka itu, penulis akan mencoba sebagai manusia umumnya. Menurut Fiske (2004: meneliti dan mengalisis mengenai narasi dari para 163), kategori anomalus adalah sesuatu yang tak karakter superhero, tanpa mengabaikan karakter- cocok dengan kategori-kategori oposisi biner, namun karakter villains (antagonis), yang memunculkan mengangkang di antara kedua kategori dalam konfik, dramturgi, serta oposisi. oposisi biner itu, sehingga mengaburkan kejelasan batas-batas keduanya. Sedangkan konsep brand METODE aura untuk mengindetifikasi unsur-unsur daya tarik atau kharisma, yang melekat pada karakter tokoh Pada prinsipnya, penelitian atau pengkajian ini superhero dan villain dalam kaitannya dengan minat menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif penonton. dengan menyertakan konsep Struktur Naratif dari Vladimir Prop yang disintesiskan dengan konsep Dari penjabaran konsep-konsep di atas sebagai Anomalus yang digagas Claude Levi-Strauss. Analisis pisau analisis dan pengkajian, diharapkan dapat struktur Naratif Propp memiliki unsur terdiri dari menemukan beragam karakter superhero dan villain dua hal (Ida, 2014: 153): (1) Functions, yakni fungsi yang memiliki keunikannya yang telah digarap secara 40 | CoverAge, Vol. 9, No. 1, September 2019 JOKO UTOMO HADIBROTO audio-visual ke media film, tentu hal ini sangat Menurut Pratista (2008: 33), setiap cerita menarik untuk dikaji. Mengingat, semua karakter apapun bentuknya dan seberapa pun pendeknya superhero dan villain dalam sebuah cerita komik, pasti mengandung unsur naratif. Naratif adalah suatu pada lazimnya adalah manusia yang anomalus. rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama Artinya secara kodrat manusianya, superhero sangat lain dan terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas) berbeda dengan manusia biasanya. Sebab, superhero yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu. Sebuah dan villain pada dasarnya memiliki kemampuan kejadian tidak bisa terjadi begitu saja tanpa ada alasan adikodrati atau transendental yang tidak dimiliki yang jelas. Segala hal yang terjadi pasti disebabkan manusia pada umumnya. oleh sesuatu dan terikat satu sama lain oleh hukum kausalitas. Sedangkan menurut Danesi (2010: 202), HASIL DAN PEMBAHASAN narasi merupakan teks yang telah dikonstruksikan dengan cara tertentu sehingga merepresentasikan Melengkapi pemahaman secara komprehensif rangkaian peristiwa atau tindakan yang dirasa saling mengenai kisah film Gundala yang disutradarai berhubngan satu sama lain secara logis atau memiliki sekaligus skenario ditulis oleh , berikut jalinan tersendiri. akan dipaparkan unsur-unsur yang terkait dengan Narasi Gundala terdapat dalam beragam media. narasi film dan juga sinopsisnya. Hal ini dimaksudkan Melalui komik dan film. Gundala hanya sekadar agar bebagai karakter dari para tokohnya mendapat julukan, dalam bahasa Jawa berarti petir. Sedang kejelasan posisi perannya, yang akan dijabarkan nama sebenarnya adalah Sancaka. Semua nama melalui konsep struktur naratif dari Vladimir Propp. merujuk kepada subyek yang sama. Subyek yang Esensinya, film Gundala didominasi narasi dimaksudkan, kemudian menjadi tokoh karakter persoalan sosial, ekonomi, dan politik, yang memuat yang dikenal melalui narasi. Bisa dalam film, komik, sub permasalahan ketidakadilan, pengkhianatan, atau serial televisi. Seperti dirinci Roland Barthes penyuapan, serta premanisme. Berbagai dalam Imaji Musik Teks (2010: 79). permasalahan tersebut berkelindan bersama para Narasi-narasi di dunia tak terhingga jumlahnya. karakter tokohnya, ketika mereka harus menghadapi Narasi pertama dan terutama, merupakan segala urusan pribadinya. keberagaman genre yang luar biasa banyaknya, Galibnya, permasalahan hidup merupakan yang masing-masing terbagi ke dalam subtansi yang narasi realitas kehidupan manusia yang tak pernah lebih kecil lagi – seolah-olah setiap subtansi layak usang, bahkan tetap langgeng dan ajeg. Intinya, menampung cerita manusia. Narasi lewat bahasa dari dahulu sampai sekarang di bumi yang kita pijak artikulatif, entah lewat ujaran atau tulisan, imaji diam ini, pasti akan selalu hadir bentuk tindak kejahatan atau bergerak, gerak tubuh, dan paduan yang selaras dan juga tindak kebaikan, yang acap kali diibaratkan dari semua subtansi ini; narasi ada dalam mitos, sebagai dunia yang hitam-putih atau abu-abu. Dan legenda, dongeng, hikayat, novel, epik, sejarah, hal itu telah direpresentasikan melalui karakter- tragedi, drama, komedi, mimik, lukisan, pada kaca karakter tokoh dalam film Gundala. berwarna, sinema, komik, berita, percakapan. Sekadar catatan, film Gundala yang diputar di Narasi film diawali dengan bentrokan massal bioskop pada akhir Agustus 2019 memang bukan antara buruh dengan para petugas keamanan produksi film pertama yang diputar di bioskop. pabrik. Para buruh mencoba menuntut haknya Sebelumnya, sutradara Lilik Sudjio telah menggarap sambil meneriakkan yel-yelan. Namun, pekelahian film Gundala Putra Petir (1981) berdasarkan komik kolosal tersebut tetiba berhenti, tatkala bos pabrik karya Hasmi (Harya Suraminata) berjudul sama yang lewat loudspeaker yang terpasang di sebuah tiang, terbit pertama kali tahun 1969. memerintahkan untuk bernegosiasi dan meminta Detailnya, film Gundala versi 2019 untuk para buruh agar mengirimkan wakil utusan. mencoba mencermati narasinya, banyak menyelipkan Selang tiga hari, rekan perwakilan mereka justru dialog easter egg atau pesan tersembunyi (hidden dikabarkan tidak pulang ke rumah, dan malah diduga message) yang mengandung humor sebagai bentuk mati terbunuh. Mendengar kabar tersebut, akhirnya kritik sosial. Mulai dari demo buruh, praktik suap seorang pimpinan buruh () dan rekan anggota DPR, eksploitasi anak yatim piatu, preman sekerjanya datang ke pabrik menuntut keadilan dan penguasa pasar, macetnya proses demokrasi, hingga mempertanyakan keberadaan dua rekannya. pembunuhan terhadap pihak yang kontra. Semua Tapi istri dari sang pemimpin demo (Marissa tersaji dalam kepingan mozaik hitam-putih, pun abu- Anita) – yang kebetulan berkunjung ke rumah salah abu. Anomalus dan Brand Aura Karakter Superhero Pada Film Gundala: Analisis Struktur Naratif | 41 satu rekan perwakilan – secara tak sengaja telah dan penindasan. Dan akhirnya, ia memang harus melihat rekan kerja suaminya itu, ternyata tidak mati. menumpas kejahatan. Melainkan ia bersembunyi di dalam rumah akibat Kepeduliannya diawali ketika, ia harus menolong mendapat bayaran dari pihak pabrik. seorang wanita bernama Wulan atau Merpati (Tara Setelah mengetahui apa yang sesungguhnya Barso) yang selalu didatangi oleh preman yang terjadi, sang istri menyuruh anaknya Sancaka bertindak semena-mena dipimpin oleh Fadli Aziz (Muzakki Ramdhan) menuju pabrik menyusul (Donny Alamsyah). Dari titik inilah, masalah baru ayahnya untuk memberi kabar, sekaligus mencegah semakin bermunculan menghadang diri Sancaka. ayahnya agar tidak melakukan penyerangan ke Ia semakin terlibat dalam berbagai perkara yang pabrik. Tetapi terlambat. Tragisnya, ayah Sancaka semakin rumit. Namun, berkat kekuatan sengatan tewas ditikam oleh rekannya. Ia telah dikhianati oleh petir, tubuh Sancaka menjadi super kuat dan siap teman sesama buruh. menjadi Gundala dengan kostum khas serta penutup Setahun berlalu sejak peristiwa berdarah itu wajah. Diketahui, sejak bocah, petir memang kerap terjadi, Sancaka kemudian memilih jalan hidupnya mengincar Sancaka. Seolah ada sesosok dewa yang sendiri di jalanan. Keputusan ini ditempuh, ketika ingin selalu memberi energi kekuatan berupa listrik ia mulai menyadari bahwa ibunya ternyata tidak terhadap Sancaka. Sancaka memang dipilih Sang lagi kembali ke rumah, sejak pamit kepada Sancaka Dewa Petir untuk membasmi segala ketidakadilan untuk mencari kerja demi menyambung hidup. Kini, dan kejahatan. bocah Sancaka hidup sebatang kara. Ia menjadi Dan, ia tidak sendirian. Ada sejumlah pihak gelandangan, dan bertemu dengan Awang (Fariz yang siap membantunya dalam melawan kejahatan. Fajar) yang telah menolong dirinya, lalu mengajarkan Dalam beberapa kesempatan, ia pun juga didukung ilmu beladiri kepada Sancaka sebagai bekal dan dibantu oleh Wulan (Tara Barso), Ridwan Bahri pertahanan diri. (Lukman Sardi), Agung (Pritt Timothy), Sri Asih (Pevita Film berdurasi 123 menit, pada beberapa Pearce). Seiring waktu bergulir, tanpa bisa dihindari, adegannya menampilkan adegan perkelahian yang akhirnya Gundala harus berhadapan dengan Pengkor kerap dijumpai dalam film-film kung fu ala Jackie (Bront Paralae) dan para anteknya; Swara Batin Chan, Jet Li, dan Donnie Yen. Selanjutnya, Sancaka (Cecep Arif Rahman), Desti Nikita (Asmara Abigail), (Gundala) yang telah menginjak usia dewasa Cantika (), Mutiara Jenar (Kelly () bekerja sebagai petugas Tandiono). Bahkan, Gundala pun akan berhadapan keamanan di percetakan surat kabar. dengan villain lainnya, yakni, Ghazul () dan Ki Wilawuk (Sujiwo Tedjo). Pada bagian scene Pada hidup sehari-harinya, Sancaka sering tertentunya, dikisahkan Ghani Zulham alias Ghazul dihadapkan beberapa peristiwa kejahatan. Meski mencoba menghidupkan kembali sesosok manusia begitu, ia tetap tidak peduli. Meski kerap diingatkan yang kepalanya terpisah dengan raganya. Kepala oleh kepala satpam, hidup harus peduli dengan itu diawetkan dan kemudian disambungkan dengan nasib orang lain. Ketidakpedulian Sancaka bukan raganya kembali. Sosok manusia itu bernama Ki tanpa sebab. Semasa masih usia bocah dan hidupnya Wilawuk yang siap akan mengalahkan Gundala. tidak keruan, ia pernah ditolong dan kemudian dinasehati Awang, “Jangan mencampuri urusan Sebagai komik yang fenomenal dan digemari orang lain, supaya ngga jadi masalah. Urus saja diri pada masanya, sosok Gundala – seperti diakui Hasmi sendiri.” Nasehat yang kontradiktif dari Sang Ayah dalam suatu wawancara di kompas.com - terinspirasi kepada Sancaka, justru ia harus peduli terhadap dari kisah Kyai Ageng Sela yang terdapat dalam kitab ketidakadilan atau kejahatan. Bahkan, dalam Babad Tanah Jawi, yang tersohor karena mampu mimpinya, orang tuanya pun kerap muncul memberi menangkap petir. Sedang uniknya, Gundala justru semangat kepadanya atas kehidupan yang tengah memiliki kekuatan supernya setelah ia lebih dahulu dijalani. tersambar petir. Asumsinya, Gundala akan memiliki kekuatan super setelah tersengat petir. Setidaknya, Walau begitu, nasehat Awang malah terus itulah sosok Gundala versi Joko Anwar melalui diingatnya hingga dewasa. Maka itu, Sancaka bahasa filmis. selalu tidak peduli terhadap kejahatan dan urusan orang lain. Namun lambat-laun, ada pergulatan Setelah menjabarkan tentang sinopsis film batin dalam dirinya, ketika Sancaka menyaksikan Gundala, maka tiba gilirannya untuk membahas dan realitas kehidupan yang dipenuhi ketidakadilan mengkaji karakter-karakter yang melekat pada sosok superhero dan villain melalui struktur naratifnya, 42 | CoverAge, Vol. 9, No. 1, September 2019 JOKO UTOMO HADIBROTO yang kemudian disintesiskan dengan konsep kategori 15. Masyarakat menerima sang pahlawan Anomalus dan Aura. 16. Sang pahlawan menghilang atau menanggalkan Narasi film Gundala, pada dasarnya juga status spesialnya tecermin dari hasil analisa Will Right dalam Sixguns and Society (1975). Dalam Storey (2012: 133), Will Mencoba mencermati 16 fungsi tersebut, Right mencontohkan tentang struktur biner dan ternyata narasi film Gundala pun memenuhi struktur naratif yang tedapat di sejumlah film tahapan-tahapan tersebut. Gundala yang dikenal koboi produksi Hollywood. Melalui kedua struktur sebagai Sancaka pada awalnya, hanya seorang yang itu, ia menemukan tiga tahapan yang terdapat di tidak dikenal di masyarakat. Kemudian ia mempunyai dalam film western, yaitu, tahapan klasik, transisi, kemampuan luar biasa. Ia mendapat status spesial dan professional. Tiga tahapan tersebut pun bisa dari masyarakat. Dan akhirnya ia berkelahi dengan ditemukan dalam narasi struktur biner dan naratif penjahat. Setidaknya, demikianlah gambaran sekilas film superhero, termasuk narasi dalam filmGundala . tentang sosok Gundala dalam narasi film. Masing-masing tahapan memiliki fungsi narasinya, yang terbagi menjadi enam belas (16) fungsi narasi Secara detailnya, Gundala/Sancaka yang sebagai berikut: diperankan Abimana Aryasatya sebagai tokoh protagonis dalam Struktur Naratif Vladimir Propp 1. Sang hero/pahlawan memasuki kelompok dan Oposisi Biner Levi-Staruss diposisikan sebagai sosial hero. Demikian pula Awang (Fariz Fajar) dan Sri Asih 2. Sang hero/pahlawan tidak dikenal oleh (Pevita Pearce) yang membantu Gundala dalam masyarakat menumpas kejahatan diposisikan sebagai helpers. 3. Sang hero/pahlawan diketahui punya Dalam komik, Gundala mendapat kekuatan petirnya kemampuan yang luar biasa dari Dewa Petir. Maka dalam skema oposisi Propp 4. Masyarakat mengakui perbedaan antara diri dan Levi-Staruss, Dewa Petir sebagai Good Power. mereka dengan sang pahlawan; sang pahlawan Untuk posisi Evil Power ditempati oleh Kamal diberi status spesial. Atmaja Ki Wilawuk (Sujiwo Tedjo). Ayah dan Ibu 5. Masyarakat tidak sepenuhnya menerima sang Sancaka menduduki posisi Messenger. Posisi villain pahlawan ditempati Pengkor dan Ghazul. Para antek dan yang 6. Ada konflik kepentingan antara penjahat dan membantu Pengkor menempati posisi Comic Butt masyarakat dan Henchmen; Swara Batin/Sang Penari (Cecep Arif Rahman), Desti Nikita/Sang Pelajar (Asmara 7. Sang penjahat lebih kuat ketimbang Abigail), Cantika/Sang Perawat (Hannah Al Rashid), masyarakat; masyarakat lemah Mutiara Jenar/Sang Peraga (Kelly Tandiono), Kamal 8. Ada penghormatan atau persahabatan yang Atmaja/Sang Pembisik (Arie Tulang). Sedang sebagai kental antara sang pahlawan dan penjahat Rival terhadap Gundala dan Wulan adalah Fadli Aziz 9. Sang penjahat mengancam masyarakat (Donny Alamsyah). 10. Sang pahlawan mengelak dalam konflik Untuk gamblangnya, berikut gambaran skema 11. Sang penjahat mengancam teman sang dari masing-masing peran sebagai oposisi dan posisi. pahlawan Walaupun, ada pula posisi-posisi tersebut tidak 12. Sang pahlawan berkelahi dengan sang penjahat selamanya ajeg, seperti tokoh Ridwan Bahri, semula ia mendukung Pengkor. Tapi kemudian, ia justru 13. Sang pahlawan mengalahkan sang penjahat membantu Gundala. 14. Masyarakat aman Anomalus dan Brand Aura Karakter Superhero Pada Film Gundala: Analisis Struktur Naratif | 43

Tabel 1. Skema Oposisi Biner Propp & Levi-Strauss

SKEMA OPOSISI BINER PROPP & LEVI-STRAUSS

Good Power Evil Power

Dewa Petir Ki Wilawuk Intermediary/Messenger

Ayah dan Ibu Sancaka

Hero Rival (s) Villain

Sancaka/Gundala Fadli Aziz Pengkor/Ghazul

Sidekick Comic Butt (s)

Pak Agung, Ridwan Bahri Swarabatin, Kamal Atmaja Henchmen HeLpers Desti Nikita, Cantika, Awang, Sri Asih Mutiara Jenar Heroine Temptress

Wulan/Merpati Pengkor

Society

Masyarakat kota, pedagang pasar

Sumber: Dimodifikasi penulis dari Imam Karyadi Aryanto

Setelah memosisikan para peran protagonis dan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai sambaran antagonis dalam suatu opisisi dan posisi, menjadi petir terhadap manusia - sebagai kekuatan yang jelas strukutur narasi dari masing-masing peran. Para sangat dahsyat. Namun, inilah unsur yang menjadi peran karakter tersebut, setidaknya juga memiliki daya tarik seperti yang dimiliki para superhero dari unsur kekuatan daya tarik yang menggugah penonton DC dan Marvel. Gundala di benak penonton memiliki untuk datang ke bioskop dan kemudian menyaksikan kekuatan magis. Dalam konsep Strategi Marketing film Gundala. hal demikian biasa disebut sebagai Brand Aura. Unsur daya tarik tersebut melekat dalam Menurut Alicca (2012) dalam Soehadi dan karakter-karakter yang memiliki kekuatan dahsyat. Murdiyanto (2014: ix), Aura adalah pancaran sinar Baik secara jasmani maupun rohani. Kekuatan yang lembut, berasal dari dalam diri seseorang. Aura jasmani yang dipunyai Gundala merupakan hal yang yang terpancar berbeda-beda satu dengan lainnya. anomalus. Logikanya, setiap manusia normal yang Aura yang terpancar dari orang-orang berbeda dari terkena sengatan petir dipastikan tubuhnya akan kebanyakan orang. Pancarannya tampak lebih kuat hangus dan ia langsung meninggal. Namun tidak bagi dan jelas dengan spectrum warna tertentu dan Gundala. Sejak usia bocah, petir selalu mengincar tampak berpendar. dirinya. Seolah petir ingin memberikan kekuatan Lantas pada konteks selanjutnya, brand pun energinya kepada Gundala. Dan pada akhirnya, memancarkan aura. Siapa saja, setiap orang atau Gundala pun menyadari bahwa, petir telah merasuk brand bisa memiliki aura yang berpendar. Timbul dalam dirinya, meski bertentangan dengan logika pertanyaan, ciri-ciri aura seperti apa yang memiliki 44 | CoverAge, Vol. 9, No. 1, September 2019 JOKO UTOMO HADIBROTO kemampuan menarik penonton untuk datang ke sejumlah karakter superheronya, termasuk Gundala bioskop dan menyaksikan film Gundala? yang diperankan Abimana Aryasatya. Maka itu, Hal penting dari brand terkait dengan adanya JSBL menyeleksi dan memilih para sineas yang interaksi antara penonton dengan brand. Dalam terlibat dalam produksi film berskala besar dan Soehadi dan Murdiyanto (2014: xii – xiii) bisa berkesinambungan. Baik itu untuk sutradara, penulis diuraikan sebagai berikut: (1) brand berfungsi skenario, aktor dan aktris, penata kamera, editor, sebagai representasi produk yang dapat memenuhi penata cahaya, penata artisitik, penata suara, dan kebutuhan atau keiginan konsumen; (2) brand lain-lain, yang tentunya dapat membangun brand berfungsi sebagai media yang memungkinkan aura dari produksi filmnya. konsumen diterima dan diapresiasi oleh masyarakat. Menurut Soehadi dan Murdiyanto (2014: 22), Brand dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan keberhasilan film-film boxoffice Hollywood terletak dari konsumen; (3) brand befungsi sebagai asesoris pada kemampuan film menempati posisi di benak konsumen untuk memperkuat nilai-nilai kehidupan konsumen dan dengan itu membuat daya jual film yang diyakini oleh dirinya. mereka begitu tinggi. Bukan hanya itu, elemen Timbul pertanyaan, bagaimana sesungguhnya pendukung film seperti momen tertentu, bintang suatu perusahaan dapat menciptakan suatu film beserta perannya, alur cerita dan lain-lain, brand menjad kuat? Ada beberapa tahapan dalam melekat dalam ingat konsumen. membangunkannya (Soehadi dan Murdiyanto, 2014: Maka itu, untuk mencapai tujuan yang sukses 1). Tahap pertama adalah merumuskan esensi aura atau meraih kuantitas penonton yang besar atas film (aura essence). Kedua, aura tersebut menjadi pilihan Gundala, JSBL pun mengadakan grand launching dan dikonsumsi oleh aura sejenis (aura consumption). untuk memperkenalkan para aktor dan aktris Ketiga, aura yang dikembagkan semakin kuat segingga pendukung film kepada masyarakat dan awak media, walaupun dikonsumsi dan berinteraksi dengan membuat website yang memuat segala deskripsi berbagai tipe aura, esensi auranya tidak berubah mengenai superhero dan jagoan komiknya, mencetak (brand stability). Keempat, merupakan tahapan yang kembali buku-buku komik superhero dan jagoan paling tinggi, yakni aura brand mampu menarik para dalam grafis yang lebih modern, menginformasikan pencinta brand bergabung dalam komunitas untuk film superhero atau jagoan yang sedang diputar dan mempromosikan dan membela brand tersebut yang akan diproduksi kelak. (brand ambassador). Tak bisa dipungkiri, genre film superhero sudah Tabel 2. menjadi komoditi yang menguntungkan dalam logika kapitalistik. Merujuk dari angka penjualan di dua Proses Membangun Brand Aura minggu pemutarannya, film Gundala mampu meraih Brand Ambassador jumlah penonton 1,38 juta. Tentu hal ini menjadi ↑ acuan bagi produser JSBL dan Screenplay Films untuk menggarap film mengenai tokoh superhero Brand Stability selanjutnya. Artinya, superhero atau pahlawan super dari komik local, khususnya Gundala, kehadirannya ↑ telah diterima oleh masyarakat penonton bioskop. Brand Compsumtion Bahkan, dalam kompas.com, menurut penelitian di Kyoto University, Jepang, manusia ↑ menyukai tokoh pahlawan sejak dalam tahap awal masa perkembangan, bahkan sebelum bisa Aura Essence berbicara. Penelitian yang dipublikasikan dalam Sumber: Dimodifikasi penulis dari Imam Karyadi Aryanto jurnal nature human behavior itu, dilakukan dengan memperlihatkan animasi pendek tentang seseorang Penggambaran tentang proses membangun yang dikerjar-kejar oleh tokoh jahat. Lalu, muncul Brand Aura diawali melalui tahapan aura essence, sosok yang menyelamatkan tokoh tersebut. Setelah aura compsumption, brand stability, dan brand dipertontonkan video tersebut, sang bayi diberi ambassador yang kemudian menguat menjadi brand replika dari masing-masing tokoh dalam video. Hasil aura. menunjukan, bayi secara konsisten lebih memilih Pihak Jagad Sinema Bumi Langit (JSBL) tokoh penyelamat. Hasil riset itu juga membuktikan memahami akan pentingnya brand aura bagi para bayi mampu memahami situasi yang Anomalus dan Brand Aura Karakter Superhero Pada Film Gundala: Analisis Struktur Naratif | 45 memperlihatkan aksi kebaikan dan mengenali sosok Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia kepahlawanan. “Bayi berusia enam bulan masih Indonesia. dalam tahap perkembangan awal, dan sebagian Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: besar belum dapat berbicara. Namun, mereka sudah Homerian Pustaka. bisa memahami dinamika kekuatan antara karakter yang berbeda ini,” jelas pemimpin riset, David Butler. Ramai film gundala studi buktikan manusia suka superhero sejak bayi, diakseshttps://www.kompas.com/tren/ SIMPULAN read/2019/08/30/210000065/ramai-film- Genre film superhero atau jagoan, khususnya gundala-studi-buktikan-manusia-suka- karakter Gundala, yang didasarkan dari komik superhero-sejak-bayi?page=all. Indonesia ternyata telah mampu menggugah minat Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif penonton bioskop. Dalam dua minggu pemutaran Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. di berbagai bioskop sanggup mencapai 1,38 juta penonton. Indikator ini menjadi acuan bagi produksi Soehadi, A. W. & Dono Murdiyanto. (2014). The film selanjutnya yang sejenis. Power of Brand Aura. Jakarta: Prasetiya Mulya Selain itu, yang tidak kalah penting, unsur- Publishing. unsur daya tarik yang melekat dalam karakter sang Storey, J. (2006). Pengantar Komprehensif Teori dan superhero atau jagoan dan juga sang penjahat, akan Metode Cultural Studies dan Kajian Budaya menjadi tolok ukur yang dapat dieksplorasi menjadi Pop. Yogyakarta: Jalasutra. suatu karya audio-visual sebagai sajian film bioskop. Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Tentu, narasi yang menyentuh kehidupan manusia Bandung: CV. Alfabeta. pun menjadi hal utama yang perlu diwujudkan. Narasi yang disajikan, pada prinsipnya, mensyaratkan Triartanto, I. (2013). Komunikasi Sinema Film Kung pula adanya oposisi biner, antara protagonis (hero) Fu Shaolin Antara Mitos & Hiperealitas. dan antagonis (villain), yang memberi ruang untuk Yogyakarta: Graha Cendekia. memunculkan konflik dan dramaturgi. Wibowo, P. H. (2012). Masa Depan Kemanusiaan Daya tarik lain yang lazim terdapat dalam Superheo Dalam Pop Culture. Jakarta: LP3ES. para superhero atau jagoan adalah kemampuan adikodrati yang tidak dimiliki manusia umumnya. maka itu, unsur anomalus dari superhero merupakan sesuatu yang menarik dan mampu menggugah rasa penasaran penonton.

DAFTAR PUSTAKA Aryanto, I. K. (2009). Yesus di Hollywood. Yogyakarta: Kanisius. Barthes, R. (2010). Imaji Musik Teks. Yogyakarta: Jalasutra. Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra. Fiske, J. (2004). Cultural Studies and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. Mengenal harya hasmi suraminata komikus di balik gundala putra petir, diakses dari https://www.kompas.com/tren/ read/2019/08/29/152734165/mengenal- harya-hasmi-suraminata-komikus-di-balik- gundala-putra-petir?page=all.