Kajian Awal Keaslian Struktur Dari Arsitektur Tradisional Di Sumatera
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 001-008, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.001 Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera Ari Siswanto Korespondensi : [email protected] Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Abstrak Arsitektur dan struktur dari beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera memiliki keaslian yang tidak disadari karena belum banyak penelitian tentang hal tersebut. Keaslian yang tidak mendapatkan pengaruh dari budaya di luar Indonesia karena memang kontekstual dengan budaya dan lingkungan setempat. Rumah tradisional berbentuk panggung menggunakan struktur kayu tanpa paku yang memiliki fleksibilitas gerakan jika terjadi goncangan akibat gempa bumi yang akrab di wilayah Sumatera Bagian Barat. Keaslian arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera merupakan mahakarya di bidang bangunan yang membanggakan dan memperoleh apresiasi mendalam secara global. Sebaliknya, penghargaan dari bangsa Indonesia terhadap arsitektur dan struktur asli Indonesia masih sangat kurang. Beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera menunjukkan keaslian arsitektur dan struktur yang mengagumkan dan sesuai dengan prinsip arsitektur dan struktur masa kini. Prinsip dan filosofi struktur bagian bawah asli Indonesia masih tetap relevan dan dapat menjadi inspirasi bagi para arsitek dan ahli struktur secara lokal maupun global. Kata-kunci: arsitektur, keaslian, struktur, Sumatera, tradisional Pendahuluan Hindu, Buddha, Kristen, Islam, Cina dan Eropa (Barat) yang telah mempengaruhi arsitektur Pulau Sumatera dihuni oleh beberapa suku tradisional di Sumatera bahkan di Indonesia. bangsa yang memiliki berbagai tipe arsitektur Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tradisional yang telah melekat dengan arsitektur tradisional di Sumatera yang tidak kehidupan mereka selama beberapa generasi mendapatkan pengaruh dari kebudayaan luar, secara turun temurun (Alain & Viaro, 2007; Ari, setidak-tidaknya struktur bagian bawah 2009; Mukhtar, Pangarsa, & Wulandari, 2013). misalnya Lamban Tuha di Sumatera Selatan, Di bagian barat pulau Sumatera adalah daerah omo Sebua (rumah kepala suku) dan omo Hada rawan bencana gempa bumi dari Lampung (rumah rakyat) di Nias, rumah tradisional Batak sampai Aceh karena dilewati patahan Semangko dan Rumah Gadang (Alain & Viaro, 2007). serta berdekatan dengan dua lempeng Eurasia dan Indo-Australia (Siswanto & Hariza, 2013; Rumah tradisional di Sumatera pada umumnya Taviana & Simbolon, 2018). Beberapa suku adalah rumah panggung kayu sedangkan bahan bangsa yang tinggal di daerah pedalaman/ bangunan lain yang dipakai diantaranya adalah hinterland dan di beberapa pulau di sebelah bambu, ijuk dan batu sebagai umpak bangunan barat Sumatera telah bermukim lebih dahulu (Ari, 2009; Luthan et al., 2014; Siswanto & sebelum para pendatang dari luar masuk. Hal ini Hariza, 2013). Struktur bangunan pada memberikan kontribusi terhadap keaslian umumnya adalah indigenous technology yang kebudayaan mereka termasuk rumah tradisional. memperlihatkan keaslian (authenticity) yang Saat ini, budaya para pendatang telah mungkin sama atau mirip diantara arsitektur mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tradisional dari suku bangsa yang berbeda tapi termasuk rumah tradisional. Yang dimaksud secara logis atau prinsip memiliki perbedaan dengan budaya dari luar dalam artikel ini adalah dengan langgam arsitektur dan struktur Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 001 Kelompok Kerja Struktur Konstruksi IPLBI ISBN : 978-623-93232-1-9 E-ISBN : 978-623-93232-2-6 Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera bangunan dari budaya luar (Zain, 2014). Budaya dan sungai sejak masa sebelum Sriwijaya telah barat mengenal struktur atap yang dinamakan memberikan dampak adanya perubahan dan kuda-kuda dengan struktur segitiga atau pembauran budaya termasuk pada rumah berbentuk segitiga yang dominan dan skoor. tradisional. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tipe rumah tradisional yang langgam Langgam arsitektur dan struktur tradisional di arsitektur dan strukturnya mampu bertahan dari Sumatera adalah rumah panggung kayu yang pengaruh budaya luar, dengan kata lain masih dapat dibongkar-pasang dengan mudah. asli. Keaslian langgam arsitektur dan struktur rumah tradisional yang dimaksud adalah tidak Bentuk elemen budaya luar yang dipengaruhi oleh budaya dari luar. Dengan mempengaruhi arsitektur tradisional demikian, artikel ini membahas unsur lokal arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera Budaya dan arsitektur Cina memiliki pengaruh yang asli. besar dan dikenal secara luas di Sumatera melalui para pendatang Cina. Mereka bermukim Tujuan penelitian adalah melakukan kajian awal dan membangun rumah/bangunan dengan struktur bagian bawah dari arsitektur tradisional arsitektur Cina yang spesifik dan mudah dikenal, di Sumatera yang merupakan pemikiran dan misalnya bentuk atap dan dougong semacam karya asli masyarakat lokal serta membuat skoor berukir yang terkadang bertingkat (Li, analisis keterkaitan struktur bagian bawah dari Hong, Zhu, Yang, & Sensing, 2005). berbagai rumah tradisional di Sumatera. Arsitektur Cina diperkenalkan melalui bangunan Metode Penelitian klenteng, wihara, rumah panggung dan rumah Rakit. Bentuk arsitektur dengan atap pelana Penelitian kualitatif ini menggunakan metode atau perisai yang melengkung didukung oleh studi kasus yang meliputi beberapa obyek rangka atap bukan berbentuk segitiga menjadi penelitian di lokasi yang berbeda (Creswell, ciri yang mudah dikenal. Selain itu, ornamen 2007). Pengumpulan data dilakukan dengan dan ukiran khas Cina serta interior berupa cara observasi, pengukuran, pengambilan foto lukisan dan teknik laquer adalah ciri budaya dan penggambaran (Lamban Tuha, Pasemah Cina (gambar 1). dan Minanga), sedangkan cara observasi dan pengambilan foto dilakukann untuk pengambilan data rumah Nias, Batak Karo, Gadang, Lampung, dan Bendang). Wawancara dilakukan dengan beberapa partisipan yang memiliki kompetensi dengan arsitektur dan struktur rumah tradisional. Data dianalisis berdasarkan prinsip struktur dan fungsi serta diperbandingkan. Lokasi penelitian meliputi provinsi Sumatera Gambar 1. Tipikal struktur rangka atap yang Selatan, Lampung, Sumatera Barat, Riau dan dipengaruhi budaya Cina. Sumatera Utara. Obyek penelitian adalah tradisional yang terdapat di provinsi tersebut. Beberapa masjid lama di Sumatera memperlihatkan ciri arsitektur yang dipengaruhi Hasil dan Pembahasan budaya Cina, Arab, kolonial maupun agama Hindu gambar 1, kanan). Hal yang paling mudah Masuknya agama dari luar seperti Hindu-Buddha, dilihat adalah dari bentuk arsitektur dan struktur Islam, dan Kristen serta budaya berbagai masjid yang mendapat pengaruh dari budaya bangsa seperti India, Cina dan Arab telah luar. memberikan pengaruh yang besar terhadap rumah tradisional di Indonesia. Wilayah Sumatera yang terbuka untuk perdagangan laut 002 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 Siswanto, A. sebagai umpak, untuk landasan/tumpuan kolom kayu dari rumah panggung (Gruber & Herbig, 2006; Siswanto & Hariza, 2013). Sumatera Utara memiliki delapan kelompok etnis yang merepresentasikan penduduk asli Gambar 2. Ornamen atau ukiran-ukiran yang yaitu Melayu, Toba, Karo, Mandailing, dipengaruhi budaya Hindu dan Arab. Angkola/Sipirok, Papak/Dairi, Simalungun dan Nias (Luthan et al., 2014). Beberapa suku Pengaruh budaya Cina dan Arab serta agama mempunyai rumah adat/ tradisional yang Hindu terlihat pada ornamen dan ukiran dari berbeda dan masih tetap dihuni seperti Toba, rumah Limas di Palembang. Penggunaan Karo dan Nias. Lokasi tempat tinggal di kaligrafi pada ukiran merupakan pengaruh Arab pedalaman dan pulau-pulau di sebelah barat sedangkan warna ukiran dengan teknik laquer Sumatera telah memberikan perlindungan adalah pengaruh Cina (gambar 2). Selanjutnya, terhadap keaslian rumah tradisional mereka dari dapat dilihat adanya bentuk naga pada ornamen pengaruh budaya luar. rumah Limas. Gambar 3. Ornamen dan ukiran dari rumah Limas yang dipengaruhi teknologi dan budaya Kolonial. Gambar 4. Struktur bagian bawah rumah Batak karo Walaupun rumah Limas telah identik dengan di desa Dokan Sumatera Utara berupa tumpukan Palembang dan Sumatera Selatan, Belanda batang kayu di atas umpak batu. memberikan kontribusi pengaruh pada rumah Desa Dokan, kecamatan Merek, Kabupaten Karo Limas. Penggunaan bahan besi tuang untuk yang telah ditetapkan sebagai desa wisata listplank, pagar dan konsol (gambar 3, kiri) serta budaya secara langsung telah menyadarkan simbol mahkota pada ukiran yang terdapat di warga desa terutama pemilik rumah Batak Karo atas pintu adalah pengaruh Belanda (gambar 3, untuk melestarikan rumah tradisional multi kanan) keluarga dan mempertahankan keasliannya Arsitektur dan struktur asli arsitektur (Domenig, 2008). Secara umum, struktur rumah tradisional multi keluarga Batak Karo adalah tanpa diperkuat dengan paku sehingga memiliki Arsitektur tradisional di Sumatera yang unik dan kemampuan bergoyang yang fleksibel saat memiliki banyak langgam adalah sesuai dengan terjadi gempa bumi (gambar 4). budaya dan konteks lingkungan mereka. Secara filosofi dan prinsip, bagian bangunan dibagi Struktur bagian bawah dari rumah panggung menjadi tiga yaitu bagian kaki (bawah), badan Batak Karo merupkan susunan/tumpukan balok (tengah) dan kepala (atas) yang dipresentasikan kayu sepanjang rumah, ditumpu oleh pondasi sebagai bagian dari konstruksi bangunan rumah umpak. Cara