BAB III METODOLOGI DAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III METODOLOGI DAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, demikianlah pendapat boddan dan guba, sementara itu kirk dan miler mendefiniskan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahnnya (Suharsaputra, Uhar: 2012:181). Pendekatan kualitatif merupakan anti tesisi atau lawan dari pendekatan kauntitatif. Pendekatan kualitatif berusaha menjelaskan realitas dengan menggunakan penjelasan deskriptif dalam bentuk kalimat. Pendekatan kualitatif, keturukannya sangat subyektif bisa diperdebatkan (Pujileksono, Sugeng: 2015: 35). Penelitian kualitatif mempunyai landasan yang cukup kuat, baik dalam tataran filosofis maupun metodologis. Secara filosofis penelitian kualitatif merujuk pada fenomologi, sebuah filsafat yang kembangkan oelh husserl (Suharsaputra, Uhar: 2012: 182). Dalam faham fenomenologi sebagainya diungkapkan oleh husserl, bahwa kita harus kembali kepada benda-benda itu sendiri, obejk-objek harus diberikan kesempatan untuk berbicara melalui deskripsi fenomenologis kesadaran bukan bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak bipolarisasi antara kesadaran dan alam, antara subjek dan objek, kesadaran tidak menemukan objek-objek, tapi objek-objek diciptakan oleh kesadaran (Suharsaputra, Uhar: 2012: 183). Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat intensionalitas artinya kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang disadari. Supaya kesadaran timbul perlu diandaikan tiga hal yaitu: ada subyek, ada objek, dan subjek yang sesuatu berarti emngubah sesuatu, kesadaran merupakan suatu tindakan, terdapat interaksi antara tindakan kesdaran dan objek kesadaran, 39 40 namun yang ada hanyalah kesadaran sedang objek kesadaran pada dasarnya diciptakan oleh kesadaran (Suharsaputra, Uhar: 2012: 183). Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan cara deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, merupakan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala- gejala yang diamati (Sabana: 2005 : 17). Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri tetapi memusatkan studi diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan dmeikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini (Bungin: 2007: 68). Format desain deskriptif kaulitatif banyak memiliki kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif, karena itu desain deskriptif bisa disebut pula dengan kuasi kualtitatif atau desian kualitatif semu. Artinya, desain ini belum benar-benar kualitatif akrena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kauntitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperoleh (Bungin, Burhan: 2014: 68). Bahwa deskriptif kaulitatif menganut paham fenomenologi. Sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak tersolasi satu sama lain melainkan selalu berhubungan secara dialektis (Bungin, Burhan: 2014: 68). Format deskriptif pada umunya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air, tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini.karena itu penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk sasaran penelitian (Bungin, Burhan: 2014: 68-69). dengan melakukan pendeskripsian terhadap subyek yang diteliti kemudian menganalisis objek penelitian dengan analisis semiotika. 41 3.2 Pendekatan Penelitian Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, di tenagh-tengah manusia dan bersama-sama manuisa. Pada dasarnya semiotika hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak dicampuardukkan dengan mengkomunikasikan. Memkanai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi dalam hal objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem berstruktur dari tanda (Sobur, Alex: 2013: 15). Kajian mengenai tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja disebut semiotik atau semiotika. Semiotika memiliki tiga wilayah kajian (Fiske, John: 2012: 66): a. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis tanda berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tanda di dalam menghasilkan makna, dan cara tanda-tanda tersebut berhubungan dengan orang menggunakannya. b. Kode-kode atau sistem di mana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaiamna beragam kdoe telah diekmabngkan untuk memahami kebutuhan masyarakat atau budaya, atau mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengriiman kode-kode tersebut. c. Budaya tempat dimana kode-kode tanda-tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tanda-tanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri. Fokus utama semiotik adalah teks. Model proses linear memberi perhatian kepada teks tidak lebih seperti tahapan-tahapan yang lain di dalam proses komunikasi. Di dalam kajian semiotik penerima atau pembaca. Dipandang memiliki peranan yang lebih aktif (Fiske, John: 2012: 67). Istilah semiotika atau semiotik, merujuk pada doktrin formal tentang tanda-tanda. Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda, tak hanya bahasa dan sistem komuniaksi yang tersuusn oleh 42 tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiripun sejauh terkait dengan pikiran manusia seluruhnya terdiri atas tanda-tanda karena, jika tidak begitu, amnusia tidak akan bisa menajlin hubungannya dengan realistis. Bahasa itu sendiri merupakan sistem tanda yang paling fundamental bagi manusia, sedangkan tanda-tanda nonverbal seperti gerak gerik, bentuk-bentuk pakaian, serta beraneka praktik sosial konvensional lainnya, dapat dipandnag sebagai sejenis bahasa yang tersusun dari tanda-tanda bermakna yang dikomunikasikan berdasarkan relasi-relasi (Sobur, Alex: 2013: 13). Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan semuanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini. Kajian semiotika dibedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semioyika signifikasi. Yang pertama menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengiriman, penerima kode, pesan, slauran komunikasi dna acuan. Yang kedua memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu (Sobur, Alex: 2013: 15). Pada jenis kedua, tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomuniaksi. Sebaliknya, yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses komuniaksinya (Sobur, Alex: 2013: 15). Pendekatan atau metode penelitian ini menggunakan metode semiotika signifikasi, Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi, sebaliknya yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasinya (Sobur, Alex: 2013: vii). 3.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian terdiri dari sumber data sekunder dan primer. 43 a. Sumber Data Primer Data primer adalah suatu data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau langsung diperoleh dari responden yaitu pihak pengusaha dan aparat pemerintahan. Pengambilan data primer ini dilakukan dengan metode “Purposive random Sampling”. Pengumpulan Data Primer Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Secara prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data secara pasif dan pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode tersebut ialah: yang pertama meliputi observasi karaktersitik-karakteristik elemen-elemen yang sedang dipelajari dilakukan oleh manusia atau mesin; sedang yang kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan oleh manusia ataupun non-manusia.29 Teks atau lirik lagu yang terdapat pada lagu penyanyi chrisye yang berjudul ketika tangan dan kaki berkata. dianalisis dengan menggunakan analisis semiotika. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan identifikasi kebutuhan terlebih dahulu.30 Literatur-literatur yang memiliki relevansi untuk menunjang penelitian ini. Seperti tulisan yang membahas mengenai musik, dakwah dan artikel- artikel mengenai Chrisye yang tersebar diinternet ataupun majalah. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, pada dasarnya merupakan serangkaian proses yang dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang dipergunakan (Suharsaputara, Uhar: 2012: 208). Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi. 29 PDF.