Pemodernan Atap Rumah Tradisional Jawa Sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
p-ISSN: 1411-8912 e-ISSN: 2714-6251 http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika PEMODERNAN ATAP RUMAH TRADISIONAL JAWA SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL Andi Prasetiyo Wibowo ABSTRAK Departemen Arsitektur, Pelestarian kearifan lokal di bidang arsitektur diharapkan mampu memberi Fakultas Teknik, kontribusi dalam menjaga keberlangsungan keberagaman budaya nusantara. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rumah sebagai produk warisan arsitektur tradisional mempunyai banyak [email protected] tantangan untuk mengikuti perkembangan zaman. Sebagai bagian dari bangunan rumah, atap mengambil peran yang sangat signifikan dalam menentukan langgam atau gaya bangunan. Kita dapat mengetahui asal/lokasi rumah tradisional di Indonesia dari bentuk atapnya. Bahkan di beberapa budaya di Indonesia, bentuk atap rumah bahkan mempunyai peran untuk menunjukkan status/tingkatan sosial penghuninya. Proses adaptasi dan modifikasi bentuk rumah tradisional diharapkan mampu menjaga kelestarian kearifan lokal. Salah satu studi kasus yang akan dipaparkan pada makalah ini yaitu rumah tinggal di perumahan Hyarta Residence, Yogyakarta. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pendekatan analisis kualitatif dengan melakukan studi observasi lapangan dan studi literatur. Penelitian akan difokuskan pada bagian atap dengan aspek yang diteliti terdiri dari bentuk, fungsi dan material yang digunakan. Data-data hasil pengamatan dan kajian literatur kemudian diolah dan dibuat analisis deskriptif berupa penjelasan mengenai bentuk atap, fungsi dan bahan struktur rangka penutup atap dalam rangka menjaga kelestarian kearifan lokal. Dari hasil kajian yang dilakukan, diketahui bahwa upaya pelestarian kearifan lokal, khususnya bentuk atap rumah tradisional jawa, bisa dilakukan dengan penggunaan material bahan pengganti yang lebih modern selama tidak mengubah bentuk dan fungsi komponen bangunan. KATA KUNCI: atap, rumah tradisional jawa, baja ringan, kearifan lokal PENDAHULUAN menjawab permasalahan-permasalahan yang sering kita hadapi sampai saat ini. Sebagai contoh, Kearifan lokal, dalam hal ini di bidang arsitektur, bagaimana konsep struktur yang berasal dari kearifan mempunyai peran yang sangat penting dalam lokal mampu membuat bangunan bertahan dan mendukung keberlanjutan kelestarian budaya sedikit mengalami kerusakan ketika terjadi gempa nusantara (Soedigdo, Harysakti, & Usop, 2014). Kajian (Triyadi & Harapan, 2008). Tidak hanya terbatas pada ilmiah mengenai rumah tradisional seperti yang telah bangunan rumah, penerapan konsep kearifan lokal dilakukan oleh Hidayat (2018) pada Rumah Ulu Ogan pada bangunan-bangunan publik seperti bangunan di Sumatera Selatan perlu dilakukan lebih banyak lagi pemerintah, bank, hotel (Rahmansah & Rauf, 2014; dalam upaya mengidentifikasi dan menjaga produk Saladin, Budi Purnomo, & Tundono, 2018), dan lain warisan arsitektur tradisional. Proses menjaga sebagainya diharapkan mampu memberi dukungan lokalitas tersebut dapat dilakukan dengan terhadap pelestarian budaya lokal yang nantinya juga mempertahankan konsep struktur rumah tradisional berdampak pada pembentukan wajah/ciri wilayah ketika merancang dan merencanakan hunian sebagai setempat. Proses renovasi, revitalisasi, ataupun tempat tinggal (Wilhelmus Dominikus Kapilawi & konservasi bangunan dapat dijadikan alternatif dalam Murti Nugroho, 2015). Selain konsep struktur, elemen- mempertahankan kearifan lokal (Messakh, 2014). elemen arsitektural dan ragam hias ornamen dari Rumah sebagai objek arsitektural mempunyai sebuah rumah tinggal juga dapat dijadikan sarana identitas yang dapat diketahui dari tampilannya. dalam proses tersebut (Widianingtias, Pramudito, & Arsitek mempunyai tugas yang tidak mudah dalam Cahyandari, 2020). Rumah tradisional, sebagai bagian membuat perencanaan atap yang nantinya berfungsi dari kekayaan budaya nusantara, melalui beberapa tidak hanya sebagai pelindung namun juga harus studi yang telah dilakukan, ternyata juga mampu mempertimbangkan estetika yang dapat mendukung SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 18 No. 2, Juli 2021 | 141 Pemodernan Atap Rumah Tradisional Jawa Sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal tampilan bangunan secara keseluruhan. Permasalahan komponen utama yaitu rangka atap dan bahan yang ingin diselesaikan pada penelitian ini yaitu masih penutupnya. Bahan rangka atap dapat terbuat dari kurangnya referensi mengenai aplikasi bentuk atap berbagai macam salah satunya yaitu rangka atap baja bersudut curam. Saat ini adaptasi bentuk atap canai dingin (cold-formed steel) atau yang sering tradisional jawa banyak yang hanya menerapkan disebut atap baja ringan. Oktarina dan Darmawan bentuk atap pelana dan limasan dengan sudut (2015) dalam kajiannya memperlihatkan bahwa kemiringan maksimal 45 derajat dalam pembangunan penggunaan rangka baja ringan sebagai rangka atap rumah. Dari literatur yang ada, diketahui ternyata mempunyai kelebihan dibanding dengan kayu. Hal masih banyak jenis bentuk atap lain dalam budaya tersebut didukung oleh pendapat Surandono (2014) jawa, khususnya yang bersudut curam. Aplikasi bentuk yang menyatakan bahwa pemasangan rangka atap atap dengan sudut curam dapat memberikan kesan menggunakan baja ringan terbukti jauh lebih cepat estetis dan secara filosofis menunjukkan dibanding dengaan rangka dari kayu. Sedangkan derajat/status penghuninya (Mahdi, 2017). Makin bahan penutup atap sendiri terdiri dari berbagi macam terbatasnya sumber daya alam berupa kayu sebagai jenis bahan mulai dari yang alami seperti ijuk dan bahan baku utama struktur atap perlu dipikirkan rumbia, sampai dengan bahan hasil olahan seperti penggantinya agar keberlanjutan dan genting dari bahan kayu (sirap), tanah liat, keberlangsungan pelestraian bentuk-bentuk atap logam/metal, maupun beton. Pemilihan bahan tradisional jawa ini bisa dipertahankan. Perlu diteliti penutup atap juga mempertimbangkan banyak faktor dan didokumentasikan perihal bentuk struktur atap seperti: bobot, harga, dan pengaruhnya pada tampilan yang menggunakan bahan/material selain kayu, bangunan (Mojo, 2019). karena perbedaan bahan/material akan berdampak Penggunaan bahan/material rangka atap dan pada sistem penyusunan struktur atap. Penggunaan bahan penutup atap dari kayu, bambu (Maurina & material modern sebagai upaya pelestarian nilai-nilai Sukangto, 2015) dan genting tanah liat telah lama budaya dan kearifan lokal juga memunculkan diterapkan pada bangunan. Namun, kesulitan permasalahan, apakah hasil dari modifikasi ini bisa mendapat material bahan bangunan konvensional dipertanggungjawabkan dengan mengacu dan seperti kayu, bambu dan juga pertimbangan masalah membandingkan pada teori arsitektur tradisonal dan perawatannya, kemudian menjadi penyebab kriteria-kriteria modern. Perlu diteliti juga apakah atap banyaknya masyarakat yang kemudian mengganti pada hunian di Hyarta Residence ini sudah cukup layak bahan-bahan tersebut dengan material yang lebih untuk memenuhi kriteria bentuk atap tradisional modern dan cenderung mudah dalam hal sehingga bisa dianggap sudah mengadopsi bentuk perawatannya (Wibowo, 2020). Seiring perkembangan atap tradisional jawa dalam upaya untuk melestarikan teknologi bahan, material rangka dan penutup atap kearifan lokal. kini kian beragam jumlahnya. Desainnya juga Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu dan mengalami perkembangan sehingga banyak menggambarkan teknik dalam aplikasi struktur atap diaplikasikan pada rumah dengan desain modern- curam yang menggunakan material modern sebagai tropis. pengganti material konvensioanl seperti kayu dan genting tanah liat. Hasil penelitian ini diharapkan bisa METODE PENELITIAN dijadikan acuan untuk pembangunan sejenis di masa mendatang, dan juga dapat digunakan sebagai Metode penelitian ini dilakukan melalui pendekatan referensi mengenai penerapan material modern pada analisis kualitatif dengan melakukan studi observasi struktur atap bangunan. lapangan dan studi literatur. Sumber data didapat dari pengamatan di lapangan berupa dokumentasi dan TINJAUAN PUSTAKA gambar kerja yang kemudian dilengkapi dengan hasil kajian dan makalah dari beberapa sumber yang Atap merupakan bagian dari bangunan yang berfungsi relevan mengenai konstruksi atap. untuk melindungi rumah dari pengaruh cuaca. Ibarat Penelitian akan difokuskan pada bagian atap tubuh manusia, atap merupakan topi yang melindungi dengan aspek yang diteliti terdiri dari bentuk, fungsi bagian kepala kita. Di daerah tropis, panas dari dan material yang digunakan dengan matahari, hujan dan angin akan menjadi hal yang perlu membandingkannya dengan referensi/literatur diantisipasi agar tidak merusak bangunan (Dardiri, mengenai asitekur tradisional dan modern. Data-data 2012). Untuk membuat rasa aman dan nyaman tersebut kemudian diolah dan dibuat analisis penghuninya, maka proses konstruksi atap dan deskriptif berupa penjelasan mengenai penentuan pemilihan bahan yang awet dan mampu bertahan dari apakah bentuk atap rumah yang ada di Hyarta pengaruh cuaca tersebut tentunya akan jadi Residence ini bisa cukup dikategorikan sebagai bentuk pertimbangan yang utama. Atap terdiri dari dua upaya mempertahankan kearifan lokal, khususnya 142 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 18 No. 2, Juli 2021 Andi Prasetiyo Wibowo dalam mempertahankan bentuk atap rumah Fungsi tradisional. Sebagai tambahan, akan disajikan pula Sebagai bagian dari bangunan rumah, atap mengambil mengenai bentuk atap, struktur rangka dan bahan peran/fungsi yang sangat signifikan dalam penutup atap, serta hal-hal penting apa saja yang menentukan langgam atau gaya bangunan. Sebagai harus diperhatikan dalam proses pemasangan