RUMAH ULU PADA MASYARAKAT ADAT KOMERING DI OGAN KOMERING ULU TIMUR

Joko Saganta, Ali Imron dan Suparman Arif FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar 35145 Telepon (0721) 704 947, Faximile (0721) 704 624 e-mail : [email protected] 08983216226

Ulu house was a traditional house that has the function in each room. The purpose of this research was to determine the room function at the House of Komering society‟s tradition in Ulu Betung Village . The method used was functional method. The data collection techniques were: interview techniques, observation, technical documentation, and technical literature. The technique of data analysis was the analysis of qualitative data. The results of the results shows that the House Ulu was the culture of the Komering society‟s tradition which had the function of a garang, haluan, kakudan, ambin, pangking and pawon, Ulu house in maintaining the cultural values in that space of cultural value of religious/spiritual, politeness value, cooperativeness value and aesthetic value as well as having an additional function that was a function of space in the implementation of the ceremonies.

Rumah Ulu sebagai rumah tradisional yang memiliki fungsi masing-masing pada tiap ruangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui fungsi ruang pada rumah Ulu masyarakat adat komering Desa Betung Sumatera Selatan. Metodenya metode fungsional. Teknik pengumpulan datanya teknik wawancara, observasi, teknik dokumentasi, dan teknik kepustakaan. Teknik analisis data adalah analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian Rumah Ulu adalah kebudayaan dari masyarakat adat Komering mempunyai fungsi dari garang, haluan, kakudan, ambin, pangking dan pawon, Rumah Ulu dalam menjaga nilai-nilai budayanya yakni pada ruangan tersebut memiliki nilai budaya nilai religius/keagamaan, nilai kesopanan, nilai kegotong-royongan dan nilai estetika serta memiliki fungsi tambahan yakni fungsi ruang pada pelaksanaan upacara-upacara adat.

Kata kunci : masyarakat adat komering, ogan komering ulu, rumah ulu

PENDAHULUAN corak seni budaya yang merupakan cermin Komering merupakan salah-satu suku dari identitas tertentu, yang salah satunya yang ada di Sumatra Selatan dengan wilayah adalah Rumah Ulu yang merupakan wujud budaya yang berada di sepanjang aliran kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya Sungai Komering, bahkan penyebarannya manusia. Salah satu unsur kebudayaan suku hingga ke daerah Lampung, selain itu suku Komering pada masa lalu hingga kini masih Komering terbagi atas beberapa marga, di tetap terjaga adalah rumah. Pada masyarakat antaranya: Marga Paku Sengkunyit, Marga suku Komering khususnya Marga Sosoh Buay Rayap, Marga Buay Pemuka Semendawai, memiliki dua jenis rumah Peliyung, Marga Buay Madang, dan Marga tinggal yang bersifat tradisional, yaitu Rumah Semendawai. Suku Komering memiliki Ulu dan Rumah Gudang (Suryanegara, banyak kebudayaan yang beragam, 2005:2). Kondisi geografis kawasan juga keanekaragaman wujud dari kebudayaan itu memiliki pengaruh terhadap bentuk rumah telah melahirkan berbagai bentuk, jenis, tradisional yang meliputi aspek arsitektur, konstruksi, bahan bangunan dan filosofi. dijelaskan bahwa, fungsi merupakan suatu Walaupun beberapa tipe rumah tradisional pengaruh dari perilaku dan sikap seseorang memiliki bentuk rumah panggung, tetapi atau kegunaan suatu benda yang memiliki masing-masing tipe rumah panggung pengaruh terhadap seseorang atau benda lain, memiliki perbedaan sistem struktur yang artinya fungsi itu sendiri memiliki efek adaptif terhadap lingkungan di sekitarnya. langsung terhadap suatu objek atau memiliki Keberadaan Rumah Gudang Komering selain kegunaan untuk kebutuhan suatu benda atau Rumah Ulu pada saat ini sudah lebih akhir alat dan memiliki kegunaan untuk orang lain. atau lebih muda jika dibandingkan dengan Menurut Sutedjo (1982:13) Fungsi adalah Rumah Ulu, sehingga pada Rumah Gudang kriteria utama bagi setiap perancangan Komering sudah mengenal dan menerapkan bentuk. Lebih jauh lagi fungsi adalah suatu kombinasi antara bahan kayu dengan paku, cara untuk memenuhi suatu keinginan. kaca, cat, porselen, marmer, genteng, dan Fungsi dalam arti yang sangat sederhana semen. Rumah Ulu merupakan rumah ialah kegunaan, tujuan fungsi ialah tujuan tradisional masyarakat Ogan Komering Ulu. kegunaan. Fungsi sendiri dapat berkembang Pembangunan Rumah Ulu dilakukan secara dan berubah. Disebut berkembang bila fungsi gotong-royong oleh masyarakat setempat. tunggal menjadi fungsi ganda yaitu misalnya Salah satu wilayah di Ogan Komering Ulu lobby suatu bangunan menjadi ruang yang masih memiliki Rumah Ulu adalah pameran sekaligus. Berubah bila fungsi Desa Betung Kecamatan Semendawai Barat. berganti sebagai contoh hotel menjadi Secara geologi, Desa Betung ini merupakan apartment atau kantor berkembang dan desa yang berada di daerah pinggiran berubahnya fungsi tergantung dari waktu dan sungai/bantaran sungai. Sebagian besar masyarakat (Sutedjo, 1982:10). daerah Desa Betung ini merupakan daerah Berdasarkan beberapa pendapat di atas yang tergenang oleh air seperti rawa-rawa, dapat dikatakan bahwa fungsi merupakan hanya beberapa tempat saja yang merupakan kegunaan yang memiliki pengaruh terhadap daerah yang tidak tergenang oleh air. perubahan atas fungsi itu sendiri yang Genangan dari air ini merupakan luapan dari memiliki hubungan keterkaitan satu sama air Sungai Komering. lain menjadi fungsi yang berkembang Desa Betung yang terletak di pinggiran bergantung pada kondisi waktu dan Sungai Komering ini memiliki kekhasan masyarakatnya. Hal ini berarti fungsi dapat seperti halnya perkampungan di tepian berubah apabilai fungsi tunggal menjadi sungai, keseluruhan rumah berkontruksi fungsi ganda, seperti fungsi yang akan kita panggung. Sebagian, tetap berbentuk bahas adalah fungsi dalam rumah. panggung, menggunakan bahan kayu Rumah yang berfungsi tunggal seperti gahunggang atau sebagian sudah suatu ruang dalam rumah yang berfungsi menggunakan semen. Pada masyarakat Adat sebagai tempat tidur akan berubah fungsi Komering di Desa Betung ini masih sangat apabila ruangan tersebut dipergunakan pada melestarikan keberadaan Rumah Ulu, serta proses pelaksanaan upacara-upacara adat fungsinya dalam menjalani kehidupan sehari- karena bergantung pada waktu yang hari. Meskipun banyak juga fungsi-fungsi digunakan dan masyarakatnya. Hal ini pun rumah tersebut pada masa lalu tidak diperkuat dengan pendapat sebagai berikut: dijalankan lagi dalam kehidupan sekarang, Bentuk bangunan harus dilihat secara seiring berkembangnya zaman. Malinowski keseluruhan. Tiap bagian-bagian bangunan pada buku Koentjaraningrat (1983:171) seperti pintu, jendela, tangga dan lain-lainya. mengembangkan teori tentang fungsi unsur- Harus dapat saling mendukung dalam unsur kebudayaan yang sangat komplex usahanya menjadi fungsionil. Dalam hal ini, bahwa segala aktivitas kebudayaan itu pengertian fungsi dapat dibagi menjadi dua sebenarnya bermaksud memuaskan suatu tingkatan, fungsi utama dan fungsi rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri pendukung. Adapun fungsi utama didasarkan makhluk manusia yang berhubungan dengan atas kebutuhan ruang. Fungsi pendukung seluruh kehidupannya. Dalam hal ini dapat didasarkan atas syarat-syarat bagian-bagian ruang seperti jendela, pintu, dan lain lesung, tampah (nyiru), kayu bakar, dan sebagainya (Sutedjo, 1982:17). kandang itik atau ayam (Sukanti dkk, Berdasarkan pendapat di atas, bahwa 1994:10). Rumah Ulu merupakan rumah bangunan yang memiliki fungsi utama dan tradisional bagi masyarakat Adat Komering fungsi pendukung sama hal nya dengan juga merupakan rumah yang digunakan rumah yang memiliki fungsi utama yakni sebagai tempat berlindung, hal ini ruang yang terdapat di dalam rumah tersebut dikarenakan Rumah Ulu ini sendiri dan fungsi pendukungnya yakni bagian- merupakan bangunan yang kokoh, tahan bagian pendukung ruangan tersebut. Fungsi terhadap bencana, dan kontruksi Rumah Ulu utama rumah yang dimaksud adalah ruang- ini dibuat berdasarkan penyikapan terhadap ruang yang terdapat di dalam rumah, seperti lingkungan Komering itu sendiri. Rumah Ulu ruang tamu, ruang tidur, ruang makan, ruang juga mempunyai struktur bangunan yang dapur dan lain sebagainya, sedangkan untuk terbagi atas tiga bagian, yaitu: rumah bagian fungsi pendukungnya adalah bagian-bagian depan (garang), rumah bagian tengah atau yang termasuk di dalam ruangan tersebut utama (ambin, pangking, haluan, dan seperti pintu, jendela, dinding, tangga dan kakudan), serta rumah bagian belakang lain sebagainya. Hal ini berarti fungsi ruang (pawon). Bagi masyarakat Komering, rumah dalam rumah merupakan fungsi utama, tengah atau utama bersifat sakral, sedangkan sedangkan fungsi lainnya seperti bagian- garang atau pawon bersifat profan sehingga bagian atas ruangan tersebut merupakan pada pintu depan (rawang balak) dari garang fungsi pendukung dalam rumah tersebut. ke haluan, dan juga pada pintu belakang Rumah tradisional dalam hal ini (rawang pawon) dari kakudan ke pawon, merupakan rumah yang dibangun konstruksi kusen pintunya dibuat tinggi atau berdasarkan warisan dari turun-temurun yang ada langkahan (ngalangkah). Pengaruh ruang dibuat dengan sistem yang berlaku pada yang terdapat di dalam rumah merupakan masyarakat tersebut, jadi setiap rumah kepercayaan bagi masyarakat setempat yang tradisional memiliki aturan yang berbeda- selalu dihubungkan dengan tempat yang beda bergantung pada aturan yang dianut dari mereka huni. Ruang-ruang tersebut masyarakatnya tersebut. Bangunan rumah mempunyai nama-nama yang didasari atas, tradisional di Sumatera Selatan yang lebih fungsi dan letak dari tiap-riap ruangan dikenal sebagai dan Rumah tersebut. Seperti halnya pendapat sebagai Ulu. Rumah Limas merupakan ikon budaya berikut: Konsep ruang dipengaruhi oleh tradisional yang identik dengan kepercayaan terdahulu dan secara konkret sedangkan Rumah Ulu adalah sebutan untuk sering dihubungkan dengan tempat (place). rumah tradisional yang terletak di luar Nama-nama ruang menunjukkan keadaan Palembang. Sebagai pusat pemerintahan, spesifik masing-masing ruang yang Palembang disebut atau dianggap sebagai berhubungan dengan ciri fisik, fungsi, Daerah Ilir (hilir) sedangkan wilayah hubungan, letak atau posisi (Tjahjono, kekuasaan yang terletak di luar Palembang 1990:71). disebut sebagai Daerah Ulu (hulu) (Siswanto, Berdasarkan pendapat di atas, konsep pada 2009:4). ruang merupakan pengaruh dari kepercayaan Rumah Ulu, yakni rumah rakyat biasa masyarakat yang dihubungkan dengan tempat yang tinggal di daerah pedalaman Sumatera serta nama-nama ruang tersebut berhubungan Selatan yang bercorak agraris. Rumah kayu dengan ciri fisik, fungsi, hubungan, letak atau ini berbentuk panggung dengan maksud posisi. Hal ini berarti konsep ruang pada menghindari musim pasang dan gangguan Rumah ulu yakni ruang garang, haluan dan binatang buas. Rumah Ulu hanya memiliki kakudan, ambin dan pangking, serta pawon. satu tangga, terletak di depan rumah dan Memiliki fungsi, hubungan dan letak atau beranak tangga ganjil. Bagian atas digunakan posisi sesuai dengan nama-nama ruangan untuk tempat kediaman, sedangkan bagian tersebut. Untuk memudahkan dalam bawah merupakan tempat menyimpan alat penulisan rumusan masalah dalam penelitian rumah tangga: penumbuk padi (isaran), ini adalah “Apa sajakah fungsi ruang pada Rumah Ulu masyarakat Adat Komering di wujud kebudayaan fisik dari masyarakat adat Desa Betung Kecamatan Semendawai Barat Komering. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Penelitian mengenai Fungsi Ruang Pada Sumatera Selatan, sehingga penulis Rumah Ulu Masyarakat Adat Komering Di melakukan penelitian yang berjudul Rumah Desa Betung Kecamatan Semendawai Barat Ulu (Lambahan Hulu) Pada Masyarakat Adat Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Komering di Desa Betung Kecamatan Sumatera Selatan. Supaya lebih terbukti Semendawai Barat Kabupaten Ogan perolehan informasinya, ada beberapa kriteria Komering Ulu Timur Sumatera Selatan. yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan informan, yaitu : METODE PENELITIAN a. Subjek telah lama dan intensif dengan Dalam melakukan suatu penelitian kegiatan atau aktivitas yang menjadi diperlukan cara atau metode, metode yang sasaran digunakan dalam penelitian ini adalah b. Subjek masih terikat secara penuh dan metode fungsional. Hal ini menunjukkan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang bahwa metode tersebut merupakan suatu hal menjadi sasaran penelitian yang penting dalam menentukan tingkat c. Subjek mempunyai banyak informasi dan keberhasilan penelitian terhadap objek yang banyak waktu dalam memberikan akan diteliti. Analisis fungsional menurut keterangan. Malinowski dalam Endraswara (2003:103) Kriteria yang digunakan untuk memilih adalah kemampuan melukiskan masyarakat informan adalah Sesepuh Adat Desa Betung tertentu sampai ke hal-hal kecil. Aspek-aspek Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten kehidupan masyarakat dapat terungkap Oku Timur Sumatera Selatan. Masyarakat sehingga fungsi dan maknanya akan adat yang masih menempati Rumah Ulu, terungkap. ketua adat Desa Betung Kecamatan Penelitian budaya secara fungsional Semendawai Barat Kabupaten Oku Timur menurut Malinowski dalam Endraswara Sumatera Selatan, perangkat desa yang (2003:107) hendaknya mampu analisis banyak mengetahui pengetahuan tentang kebutuhan dasar dan kebutuhan sekunder Rumah Ulu, masyarakat Adat Komering yang manusia. Kedua kebutuhan tersebut berfungsi mengetahui dan memiliki waktu luang untuk untuk mempertahankan kebudayaan dari diwawancara. Karena peneliti sudah kemusnahan. Salah satu kebutuhan dasar mengetahui siapa saja informan yang akan manusia adalah rumah. Hal ini berkaitan diwawancarai maka selanjutnya dapat dengan masalah yang akan dijelaskan oleh dikatakan peneliti dapat dikatakan meng- peneliti yaitu tentang fungsi Rumah Ulu gunakan teknik purposive sampling atau (Lambahan Ulu) pada masyarakat Adat pengambilan sampel secara bertujuan. Teknik Komering di desa Betung Kecamatan pengumpulan data dengan Interview atau Semendawai Barat Kabupaten OKU Timur wawancara diartikan sebagai alat pengum- Sumatera Selatan. Dalam hal ini fungsi pulan data dengan menggunakan Tanya rumah selain sebagai tempat tinggal, fungsi jawab antara pencari informasi dengan pada tiap-tiap ruangan, dan fungsi dalam sumber informasi. Menurut Nazir (2009:192) menjaga nilai-nilai budaya. Hal ini metode wawancara adalah proses memperoleh fungsional adalah metode yang digunakan keterangan untuk tujuan penelitian dengan penulis dalam mengungkapkan fungsi-fungsi cara tanya jawab, sambil bertatap muka Rumah Ulu yang berkaitan dengan fungsi antara si penanya atau pewawancara dengan kegunaan Rumah Ulu pada masyarakat adat si penjawab atau reponden dengan Komering pada tiap ruangan, serta fungsi lain menggunakan alat yang dinamakan interview Rumah Ulu dalam menjaga nilai-nilai budaya guide (panduan wawancara). Wawancara sehingga terjalin kerukunan masyarakat adat dalam penelitian ini dilakukan kepada tokoh Komering yang mempengaruhi kehidupan adat masyarakat setempat yaitu tokoh Adat dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Komering dan masyarakat setempat yang adat Komering dan Rumah Ulu merupakan menempati Rumah Ulu. Menurut Basrowi dkk (2008:158) dokumentasi merupakan data yang bersifat intern atau dengan kedua- suatu cara pengumpulan data yang duanya. menghasilkan catatan-catatan penting yang Setelah melakukan hal terssebut terhadap berhubungan dengan masalah yang diteliti, data baru kemudian menyusun sebuah sehingga akan diperoleh data yang lengkap. rancangan wacana data. Terakhir setelah Maka berdasarkan pendapat di atas, menyusun sebuah rancangan wacana data peneliti mengadakan penelitian berdasarkan maka dapat dilakukan analisis data. dokumentasi yang ada berupa catatan- Berdasarkan pendapat di atas penelitian catatan, buku yang berhubungan dengan kualitatif, karena data yang terdapat dalam permasalahan yang diteliti. Menurut Arikunto penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data (2011:199) observasi atau yang disebut pula yang berupa uraian-uraian yang terdapat dengan pengamatan, meliputi kegiatan dilapangan, bukan data dalam bentuk angka seluruh pemuatan perhatian terhadap sesuatu atau kualitatif dan pengolahan data seperti ini objek dengan menggunakan seluruh alat memerlukan pemikiran yang teliti dalam indra. Dengan demikian, tekhnik observasi menyelesaikan masalah penelitian. ini dilakukan secara langsung meninjau Teknik analisis data sangat diperlukan ketempat penelitian untuk mengolah data dalam rangka mendapatkan hasil-hasil yang didapat agar akurat di Desa Betung, penelitian. Adapun analisis data digunakan Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten dalam penelitian ini adalah analisis data Oku Timur Sumatera Selatan. kualitatif. Menurut Nasution dalam Usman Untuk mengamati berbagai keadaan dkk (2011:84) analisis data ialah proses tentang fungsi ruang pada Rumah Ulu menyusun data agar dapat ditafsirkan. masyarakat Adat Komering di Desa Betung, Menyusun data berarti menggolongkannya Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten (mengkategorikan) dalam pola atau tema. Oku Timur Sumatera Selatan. Menurut Berikut teknik analisis data yang digunakan: Koentjaraningrat studi kepustakaan 1. Reduksi Data, yaitu dengan memilih hal- merupakan cara pengumpulan data dan hal pokok yang sesuai dengan fokus informasi dengan bantuan-bantuan materi penelitian, kemudian dicari temanya. terdapat di ruang perpusatakaan, misalnya Reduksi data dapat pula membantu dalam bentuk majalah, koran, naskah, dalam memberikan kode-kode pada catatan-catatan, kisah sejarah, dokumen, dan aspek-aspek tertentu. Reduksi data sebagainya yang relevan dengan penelitian diartikan sebagai proses pemilihan, (Koentjaraningrat, 1983:81). Teknik pemusatan perhatian, penyederhanaan, kepustakaan merupakan metode yang dipakai pengabstrakan dan transformasi data dengan cara meneliti dan mempelajari bahan- kasar yang mangul dari catatan tertulis bahan kepustakaan yang ada hubungannya dilapangan. Reduksi data merupakan dengan penelitian yang akan diteliti. Dengan bentuk analisis yang menajamkan, cara ini pengetahuan penulis mengenai fungsi menggolongkan, mengarahkan dan ruang pada Rumah Ulu masyarakat adat membuang data yang tidak diperlukan komering dapat diperkaya untuk selanjutnya sehingga dapat diverifikasikan dan melakukan penelitian di lapangan. memperoleh kesimpulan. Setelah memperoleh data melalui teknik 2. Display Data, yaitu menyajikan data. pengumpulan data dengan observasi, Penyajian data dibatasi sebagai wawancara dan dokumentasi, maka proses sekumpulan informasi yang memberikan selanjutnya mengolah data dengan teknik kemungkinan adanya penarikan pengolahan data. Teknik pengolahan data kesimpulan sementara dalam yang dilakukan meliputi penyelesaian data- pengambilan tindakan. Untuk melihat data yang diperoleh dan memilah-milah data gambaran secara keseluruhan dari yang kira-kira dibutuhkan untuk penelitian penelitian ini, maka diperlukan matrik serta membuang data-data yang tidak naratif untuk mendiskripsikan hasil diperlukan. Kemudian melakukan kritikan penelitian ini. Dalam penulisan matrik atau uji kevalidan data. Kritikan terhadap naratif dibutuhkan kemampuan interpretative sehingga penyajian data Komering yang menggap apabila satu akan lebih baik. keluarga yang baru menempuh hidup baru 3. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi, maka mereka akan tetap tinggal di dalam yaitu kegiatan di akhir penelitian rumah tersebut sehingga akan melestarikan kualitatif atau memberikan kesimpulan budaya dari adat setempat maka mereka akan dan verifikasi. mudah saling menjaga dan melindungi satu Peneliti berusaha mencari arti, mancatat sama lain apabila selalu menetap di dalam keteraturan pola-pola, konfigurasi dan alur Rumah Ulu sebagai tempat tinggal mereka. sebab akibat dari proposisi. Kesimpulan Namun, apabila ada salah satu anggota diverifikasi selama penelitian berlangsung keluarga yang bercerai maka, mereka tidak sehingga akan diperoleh kesimpulan yang diperbolehkan untuk tinggal di dalam Rumah jelas kebeneran dan kegunaannya. Ulu oleh sebab itu masyarakat adat komering sangat mengindari hal itu, dan memang sudah HASIL DAN PEMBAHASAN ditanamkan sejak dahulu bahwa satu sama Rumah Ulu merupakan rumah yang lain harus saling menjaga dan melindungi didiami sebagai tempat tinggal oleh sebuah satu sama lain. Akan tetapi, lain halnya keluarga besar, dan mempunyai ketentuan dengan anggota keluarga yang ditinggal mati sendiri. Setiap anggota keluarga mempunyai oleh pasangannya. tempat tidur tersendiri akan tetapi tetap Berdasarkan hal di atas, kelestarian menerapkan sistem Ulu-ulak, yaitu anggota Rumah Ulu akan selalu terjaga apabila keluarga yang lebih tua berada pada tingkat seluruh masyarakat Adat Komering selalu yang lebih tinggi, begitupula seterusnya. menerapkan hal ini sampai seterusnya. Hal Rumah tradisional Komering yaitu Rumah ini juga mengakibatkan jalinan hubungan Ulu merupakan rumah yang digunakan keluarga dan tali persaudaraan sangat kental, sebagai tempat tinggal untuk membina dibandingkan dengan masyarakat yang kehidupan rumah tangga, baik dalam membina rumah tangga di rumah biasa. Oleh kehidupan sehari-hari maupun pada hari-hari karena itu, tradisi seperti ini haruslah tetap tertentu termasuk upacara-upacara yang ada dilestarikan walaupun modernisasi sudah hubungannya dengan keluarga tersebut. masuk ke daerah ini. Hampir semua kegiatan kemasyarakatan dilakukan di dalamnya, mulai dari 1. Fungsi Ruang Garang musyawarah antar keluarga, sampai upacara Sebelum menuju garang, dapat kita hajatan atau upacara-upacara adat seperti jumpai tangga yang dimiliki oleh Rumah Ulu upacara adat kelahiran, upacara adat pada bagian depan Rumah Ulu. Di tangga pernikahan, dan upacara adat kematian. Oleh tersebut memiliki filosofi bahwa jumlah karena itu, Rumah Ulu sering disebut sebagai tangga tersebut harus berjumlah ganjil. rumah tradisional yang multi fungsi dengan Jumlah tangga yang terdapat pada Rumah nilai-nilai budaya yang terkandung di Ulu adalah 7 buah yang berukuran panjang dalamnya. 146 cm dan lebar 19 cm. Setelah naik Menurut Bapak Amir Hasan Dalam melalui tangga maka ruang pertama yang Rumah Ulu terdapat dua kepala keluarga, dijumpai adalah garang yakni ruangan dari kakek, nenek, ibu, bapak, beserta anak- terbuka yang berukuran panjang 217 cm dan anaknya semua tinggal di dalam Rumah Ulu. lebar 194 cm. Garang diberi pagar setinggi Kebiasaan secara turun-temurun ini untuk 60 cm. Ruangan ini juga memiliki fungsi dan para tetua atau yang dituakan untuk membuat kegunaannya agar lebih jelasnya berikut pembangunan akan Rumah Ulu ini secara penjabaran dari hasil wawancara yang terus-menerus selalu dibangun. Maka dari itu, diperoleh peneliti: hingga saat ini masih banyak terdapat Rumah Menurut Bapak H.Samsul Bhari garang Ulu adat Komering yang masih berdiri kokoh digunakan sebagai tempat menerima tamu di sepanjang aliran Sungai Komering dan bermusyawarah bagi kaum bapak tepatnya di Desa Betung ini. Kebiasaan ini sepulang bekerja di sore hari. Dengan muncul akibat tradisi masyarakat Adat demikian, pada garang terdapat nilai sosial budaya yang tinggi karena dapat menciptakan Menurut Bapak HM. Affandi Thaib hubungan silaturahmi dan memupuk Garang yang memiliki fungsi tempat dalam kerukunan antar masyarakat. Selain itu, menerima tamu, namun menurut kebiasaan apabila ada tamu yang tidak dikenal orang komering, tidak semua orang boleh berkunjung ke rumah, maka tamu tersebut masuk rumah. Hal ini merupakan nilai yang hanya dipersilahkan untuk duduk di garang. dimiliki oleh ruang garang karena Prinsip tersebut dapat menjadi pembelajaran mempunyai fungsi sosialisasi dan nilai dalam bidang sosial, yaitu agar tidak mudah kesopanan. Selain itu, garang juga digunakan menerima tamu sembarangan demi mencegah pemilik rumah yang memiliki gadis untuk terjadinya kriminalitas. Dari garang untuk menerima pemuda yang datang bertamu memasuki ruang pemidangan depan melewati (melamar/pacaran), sedangkan menurut pintu berukuran tinggi 142 cm dan lebar 70 Bapak Erwan Suryanegara fungsi pada aturan cm. Dari ruang pemidangan depan ke ruang yang digunakan pada ruang garang bahwa pemidangan tengah melewati satu pintu untuk tidak memperkenankan tamu laki-laki berukuran tinggi 112 cm dan lebar 80 cm. masuk ke dalam rumah (tamu laki-laki hanya Pada bagian bawah pintu terdapat langkahan sampai di garang/teras) adalah merupakan dengan ukuran tinggi 40 cm dan lebar 23 cm. ajaran Islam yang tidak memperkenankan Pada daun pintu bagian tengah dipasang yang bukan muhrim masuk ke dalam rumah. ukiran „matahari‟ yang merupakan lambang Ini menunjukkan bahwa ajaran agama islam kehidupan. Pemasangan pintu memakai sudah diberlakukan sebagai suatu adat yang pasak, tidak menggunakan engsel. tidak boleh dilanggar. Pembeda fungsi ruang Dengan demikian berdasarkan pendapat diperkuat dengan adanya berupa balok yang di atas, garang merupakan ruangan yang menonjol di atas lantai pada bagian pintu terdapat di bagian depan Rumah Ulu, yang berfungsi sebagai pembatas dari fungsi merupakan tempat yang digunakan sebagai ruang menandakan bahwa aspek privacy tempat untuk menerima tamu. Di bagian sudah menjadi perhatian utama. Karena ruang depan ini terdapat pula sebuah pintu digunakan sebagai tempat kegiatan belajar untuk masuk ke dalam rumah, pintu tersebut mengajar tata krama, penanaman nilai-nilai memiliki konstruksi yang apabila pintu budaya dan sebagai tempat pertemuan dibuka akan menimbulkan bunyi, sehingga internal bagi tamu laki-laki yang sedang bila terjadi serangan akan diketahui oleh berkunjung. Berdasarkan beberapa pendapat penghuninya. Pintu dibuat satu bukaan dan di atas, garang yang dimaksud merupakan pembukaan pintu adalah dari kiri ke kanan ruangan yang dipergunakan oleh pemilik atau tangan kiri yang membuka hal ini dibuat rumah kepada tamu-tamu yang bukan apabila ada seseorang yang mengetuk pintu muhrimnya untuk dipersilahkan di ruangan namun ternyata tiba-tiba menyerang, maka ini, sebagai ungkapan rasa hormat kepada tuan rumah atau yang membukakan pintu tamu yang datang berkunjung sesuai julukan akan bisa menangkis atau menyerang balik yang diberikan Masyarakat Komering yang dengan tangan kanan sehingga kegunaan selalu mempersilahkan semua tamu-tamu nya bentuk pintu merupan kegunaan yang sudah masuk walaupun tamu yang belum dikenal ada dari dahulu hingga saat ini. namun tetap menjaga kesopanan dan rasa Menurut Bapak Sobri Saleh Bagian hormat terhadap tamu-tamu tersebut. depan pada Rumah Ulu terdapat garang yang memiliki posisi paling rendah dari Rumah 2. Fungsi Ruang Haluan Ulu. Garang merupakan bagian paling depan Ruang yang terdapat di dalam Rumah Ulu dari Rumah Ulu, fungsi dari ruangan garang setelah dari ruang garang yang dapat kita digunakan sebagai tempat menerima tamu jumpai yakni ruang haluan yang terdapat di dan bermusyawarah bagi kaum bapak bagian tengah bagian-bagian ruang di dalam sepulang bekerja di sore hari. Ruang garang Rumah Ulu. Terdapat tingkatan yang sama memiliki fungsi sosial yakni sebagai tempat antara haluan dan kakudan namun ada menerima tamu sebagai ungkapan rasa pemisahnya yakni balok yang memanjang hormat terhadap tamu. sebagai tanda pemisah antara ruang haluan dan kakudan. Berdasarkan hirarki Rumah tetap ditempat yang seharusnya yakni pada Ulu, haluan memiliki tingkatan yang sama ruangan kakudan, sedangkan haluan nya dengan kakudan, namun keduanya memiliki untuk si gadis tersebut. Hal ini menunjukkan fungsi yang berbeda. Haluan (perempuan) bahwa Rumah Ulu sudah mencerminkan dan kakudan (laki-laki). kearifan lokal sebagai rumah yang Sebagai penanda bahwa adanya perbedaan mendukung pelestarian adat istiadat setempat antara haluan dan kakudan, diantara lantai sehingga adat istiadat setempat tidak mudah haluan dan kakudan diberi kayu balok pudar di masyarakat. panjang yang posisinya melintang, dan diatasnya ada sangai (tiang), sebagai 3. Fungsi Ruang Kakudan perantara antara haluan dengan kakudan. Ruang lainnya yakni ruang kakudan yang Haluan adalah perempuan, kakudan adalah terdapat di dalam Rumah Ulu merupakan laki-laki. Itulah sebabnya balai pari (lumbung ruang yang dikhususkan bagi laki-laki yang padi = perempuan) posisinya tepat dibawah datang berkunjung. Walaupun tidak ada haluan, sedangkan kandang hewan yang tingkatan antara ruang haluan maupun berada dibawah kakudan ( tanduk = laki-laki) kakudan namun terdapat pemisah untuk (Firmansah, 2012:2).Menurut Bapak Affandi memisahkan ruangan ini satu sama lainnya. Thaib ruang haluan adalah ruangan yang Menurut Bapak Affandi Tahib ruang kakudan dipergunakan pemilik rumah sebagai tempat merupakan ruang yang dipergunakan sang untuk menerima tamu akan tetapi hanya pemilik rumah untuk tamu-tamu laki-laki untuk tamu-tamu perempuan. Hal ini ditandai yang datang ke rumah, hal ini ditandai dengan balai pari yang terdapat tepat di dengan kandang hewan yang terletak tepat bawah ruangan ini. Dikarenakan balai pari dibagian bawah ruangan kakudan ini. Ruang itu merupakan tempat menyimpan padi-padi kakudan ini terletak dibagian tengah pada yang digunakan untuk para perempuan untuk ruangan yanga ada di dalam rumah ini memasak, sedangkan menurut Erwan ruangan ini memiliki makna bahwa yang Suryanegara, jika ada pemuda yang bertamu bukan muhrimnya memang lebih baik ke rumah seorang gadis mereka dipersilahkan dipisahkan karena untuk menjaga aturan- di garang namun apabila sudah akrab dengan aturan yang memang seharusnya bapak/ibu mereka boleh dipersilahkan masuk dilaksanakan oleh pemilik rumah berdasarkan ke dalam rumah namun, si pemuda hanya ajaran Islam pun mengatakan bahwa yang boleh duduk di kakudan, dan si gadisnya bukan muhrimnya memang harusnya harus berada di haluan. Hal demikian dipisahkan Berdasarkan pendapat di atas, merupakan budaya (tradisi) turun –temurun bahwa apa yang menjadi ruangan antara laki- yang selalu dilaksanakan. Walaupun bukan laki dan perempuan memang harus peraturan tertulis, namun masyarakat sadar dipisahkan apalagi yang bukan muhrimnya. akan pentingnya aturan tersebut. Masyarakat Hal ini ditandai dengan kandang hewan yang mentaati aturan tersebut dan percaya bahwa merupakan penanda bahwa ruangan kakudan peraturan tersebut akan membawa mereka adalah tempat bagi tamu laki-laki yang pada suatu kebaikan. Ruang haluan ini datang ke rumah, sehingga makna ruang mempunyai fungsi serta makna yakni kakudan merupakan ruangan yang dibuat fungsinya sebagai ruangan yang untuk memisahkan tamu laki-laki dengan diperuntukkan bagi tamu-tamu perempuan. tamu perempuan yang datang ke rumah. Bisa Selain itu pula, apabila ada aktivitas adat dikatakan untuk memisahkan yang bukan ruangan ini digunakan juga sebagai tempat muhrimnya untuk menjaga aturan-aturan untuk tamu-tamu perempuan sehingga yang sudah ada dari nenek moyang mereka walaupun sudah berubah fungsi namun bahkan dari ajaran islam pun sudah diajarkan makna nya masih tetap. Berdasarkan pula. pendapat di atas, apabila ada pemuda yang berkunjung ke rumah gadis setelah akrab 4. Fungsi Ruang Ambin dengan anggota keluarga di rumah boleh Berdasarkan struktur lantai dan arti dari dipersilahkan masuk ke dalam rumah namun ruang tersebut yaitu Ambin (kamar tidur) yang memiliki kedudukan tertinggi dari berada di tempak paling Ulak. Hal ini ruang-ruang lainnya karena kesucian dan membuktikan bahwa ruang ambin sangat kehormatannya sebagai dunia atas pada mendukung dalam penerapan nilai masyarakat Adat Komering. Rumah kesopanan. tengah/utama juga dibagi menjadi tiga ruang, Berdasarkan beberapa pendapat di atas, yaitu: Ambin dan pangking (kamar tidur), ruang ambin merupakan ruangan yang dibuat Haluan dan Kakudan. Berdasarkan struktur dengan menghadap kiblat hal ini karena lantai pada Rumah Ulu Komering, dapat ruangan ini adalah ruangan dengan searah diketahui bahwa tiap-tiap ruang memiliki dengan kehormatan sang pemilik rumah yang hierarki, yaitu ditandai dengan meninggikan merupakan arah suci dalam menjalankan atau merendahkan lantai ruangannya. Ambin ibadah, sehingga ruangan ini sangat dijunjung memiliki kedudukan yang tertinggi (dunia tinggi kesuciannya. Selain itu, konsep ulu- atas) Ambin (kamar tidur = privacy keluarga) ulak juga berlaku di dalam ruangan ini yakni memiliki kedudukan tertinggi dan suci (dunia mendahulukan orang yang lebih tua untuk atas), sejalan dengan pandangan masyarakat tidur di ruang ambin. Kerukunan juga terlihat Komering bahwa keluarga (pribadi) harus saat nenek dan kakek mendongengkan cucu- dijunjung tinggi kesucian dan cucu nya sebelum tidur sehingga antar kehormatannya, selanjutnya haluan dan anggota keluaga hubungan nya selalu terjalin kakudan (dunia tengah), serta garang dan erat. pawon (dunia bawah)(Suryanegara, 2005: 5).Menurut Bapak H. Samsul Bahri Ambin 5. Fungsi Ruang Pangking dan Pangking berfungsi sebagai ruang tidur Pangking merupakan ruang tidur bagi anggota keluarga. Ruang ambin dan anggota keluarga yang lain selain ambin, pangking memiliki makna bahwa selain pangking juga merupakan ruangan yang ruangan yang suci, ruangan ini juga memiliki terletak di sisi kanan dan kiri ruang ambin. nilai kesopanan yang tinggi ditandai dengan Ruang Pangking merupakan ruang yang konsep ulu-ulak yang diterapkan di ruangan digunakan sebagai tempat tidur anggota ini. Lantai ruang ambin dan pangking dibuat keluarga lainnya. Namun tetap lebih tinggi. memperhatikan konsep ulu-ulak yang berlaku Dibandingkan dengan lantai ruang pada ruangan ambin dan pangking lainnya, ruang ambin dan pangking ini.Menurut Bapak Sobri Saleh Pangking berukuran lebar 220 cm dengan panjangnya merupakan tempat tidur yang digunakan 574 cm. Jarak ketinggian antara lantai ruang pemilik rumah sebagai tempat tidur anggota tengah dengan lantai ambin dan pangking keluarga, biasanya yang tidur di dalam adalah 19 cm. Ruang ambin dan pangking ruangan pangking ini adalah anak dari memiliki kedudukan tertinggi dan suci, sesuai keluarga inti serta menantu atau anak yang dengan pandangan masyarakat Adat sudah menikah. Namun, apabila ada upacara Komering bahwa keluarga harus dijunjung perkawinan yang dilaksanakan di dalam tinggi kesucian dan kehormatannya. Menurut rumah tersebut fungsi ruang pangking Bapak Sobri Saleh pada ruang ambin, nilai digunakan sebagai tempat tidur bagi tamu sosial budaya memiliki hubungan erat dengan kehormatan seperti besan dan anggota nilai agama. Kehormatan sang pemilik rumah keluarga lainnya yang bukan berasal dari dapat terlihat jelas selaras dengan posisi keluarga pemilik rumah. Konsep Ulu-ulak ruang ambin yang searah dengan kiblat yang juga berlaku disini, sedangkan Menurut merupakan arah suci dalam menjalankan Bapak H. Samsul Bahri kebersamaan dalam ibadah shalat. Ada aturan-aturan dalam keluarga sangat terasa dengan adanya ruang menggunakan ruang gedongan. Konsep Ulu- ambin dan pangking ini. Hal ini dapat dilihat ulak berlaku disini. Bapak dan ibu tidur di apabila ada salah satu anggota keluarga yang tempat yang paling Ulu. Namun, apabila sedang terjadi konflik. Maka, dengan cepat terdapat kakek dan nenek, maka merekalah mereka melakukan musyawarah dengan cara yang dipersilahkan untuk tidur di tempat anggota keluarga yang dituakan dan anggota yang paling Ulu, sedangkan anak-anak, selalu keluarga lainnya langsung melakukan rapat keluarga karena sebagian anggota keluarga perempuan, yang paling penting diperhatikan inti berada di dalam satu rumah hal inilah adalah perletakan dapur/tempat memasak yang membuat kebersamaan selalu terjalin yang tidak boleh menghadap ke kiblat, karena disediakannya tempat tidur bagi karena menurut kepercayaan masyarakat anggota keluarga dengan satu keturunan agar jaman dahulu rumah akan mudah terbakar. terjalin tali kekeluargaan yang sangat kental Selain itu tempat untuk memasak dengan memperhatikan konsep ulu-ulak yang biasanya terdiri dari beberapa buah batu yang berlaku pada ruang ambin dan pangking. disebut “tungku”. Biasanya ini terdiri dari 5 Berdasarkan pendapat di atas, ruang (lima) buah sehingga tungku untuk tempat ambin merupakan ruangan yang memiliki memasak menjadi dua, sehingga dapat nilai sosial pada anggota keluarga menanak nasi dan lauk pauk dikarenakan selain mempunyai nilai sekaligus.“tungku mak pornah padom” kesopanan yang tinggi nilai sosial antar menandakan bahwa tungku tempat menanak keluarga selalu terjalin karena mereka tinggal nasi selalu mempunyai bara api tidak pernah salam satu rumah yang sama. Fungsi pada padam. Menandakan bahwa yang empunya ruang ambin dan pangking tersebut rumah selalu gesit dan siap sedia dalam merupakan salah satu fungsi yang memiliki menyuguhkan sajian yang perlu untuk tamu. pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Berdasarkan pendapat di atas, ruangan yakni dengan arah hadap dan konsep ulu-ulak pawon merupakan ruangan yang rahasia bagi yang tercermin di dalamnya. pemilik rumah jadi apabila ada tamu laki-laki yang datang ke rumah tidak diperbolehkan 6. Fungsi Ruang Pawon masuk hal ini sebagai tanda bahwa pekerjaan Pawon merupakan dunia bawah yang memasak dan mempersiapkan minuman terdapat pada Rumah Ulu yang terdiri dari, merupakan tugas seorang perempuan. Selain ruang makan atau dapur. Pawon berada pada itu, konsep Ulu-ulak juga berlaku disini. Pada posisi yang paling rendah dan terletak di saat makan bersama, kakek dan nenek berada bagian belakang Rumah Ulu. Sesuai dengan di bagian paling Ulu, kemudian diikuti namanya, ruang makan berfungsi sebagai dengan ayah dan ibu, lalu anak-anak. tempat untuk makan bagi anggota keluarga. Filosofis dari konsep Ulu-ulak memiliki nilai Dalam hal menggunakan ruang makan juga kesopanan. memiliki aturan. Ruang belakang/dapur (pawon) pada Rumah ulu lantainya lebih Fungsi Lain Rumah Ulu dalam Menjaga rendah 2 anak tangga dari ruang lainnya. Nilai-Nilai Budaya Sederetan dengan ruang makan adalah dapur. Dapur dipergunakan sebagai tempat para ibu a. Nilai Budaya dan anak perempuan untuk memasak Nilai budaya yang terlihat pada rumah makanan. Oleh karena itu, berbagai macam Adat Komering ini tergambar pada saat peralatan masak terdapat disana. Biasanya, pendirian rumah dari bentuknya yaitu rumah anak perempuan yang mulai dewasa telah panggung. Bahan-bahan yang digunakan diajarkan untuk memasak. Kegiatan terbuat dari kayu dan memiliki tiang memasak didampingi oleh ibu. Oleh karena penyangga. Rumah ini dibuat berbentuk itu, dapur (pawon) berfungsi sebagai prasana panggung karena disesuaikan dengan situasi dalam belajar mengajar dalam hal memasak dan kondisi alam yang ada pada sekitarnya bagi anak perempuan masyarakat Komeing. yang berada di daerah pinggiran sungai dan Menurut Bapak Sobri Saleh bahwa dapur ini banyak terdapat rawa-rawa di lingkungan merupakan rahasia jadi setiap tamu laki-laki yang ada sekitarnya. Kondisi demikian yang bertandang di rumah tidak boleh masuk membuat para masyarakat Adat Komering ke dalam ruang dapur tersebut. Hal ini berarti yang tidak memungkinkan untuk membuat nilai kesopanan yang diterapkan pada ruang rumah dengan lantai yang langsung ke tanah, pawon merupakan wujud dalam arti bahwa untuk menghindari kemungkinan akan dalam hal memasak dan mempersiapkan terendam air ketika hujan turun atau air makanan merupakan tugas seorang sungai yang sedang pasang. Maka dari itu, dengan kondisi tanah yang basah dan berjumlah genap maka keluarga yang lingkungan yang panas maka desain rumah menempati akan mengalami banyak panggung merupakan suatu pemecahan yang kesulitan. tepat. Kayu yang akan digunakan dipilih Berdasarkan pendapat di atas, nilai yang mempunyai kualitas baik sehingga religius dapat dilihat pada jumlah anak apabila terendam air kayu tersebut tidak tangga yang selalu dalam hitungan ganjil. Hal mudah rapuh dan akan semakin kuat. ini menurut keyakinan mereka jumlah anak tangga dengan hitungan ganjil akan b. Nilai Religius/Keagamaan membawa keberkahan bagi yang Nilai religius dalam pendirian rumah dapat menempatinya, dan apabila berjumlah genap terlihat dari proses upacara yang dilakukan maka keluarga yang menempati akan untuk memulai pembangunannya seperti mengalami banyak kesulitan. ritual-ritual yang diadakan baik ketika mempersiapkan pembangunan, pelaksanaan c. Nilai Sosial pembangunan maupun ketika bangunan telah Terdapat nilai-nilai yang ada di dalam selesai dibangun. Menurut Bapak H. Samsul Rumah ulu seperti nilai sosial yang selalu ada Bahri upacara ambali-bali merupakan suatu di setiap ruangan yang ada di dalam Rumah upacara yang dilakukan pada setiap akan ulu. Seperti nilai sosial yang terlihat di ruang membuka hutan atau akan mendirikan rumah. garang yakni ruangan yang berada di bagian Menurut kepercayaan dari nenek moyang depan Rumah ulu mempunyai fungsi sebagai dahulu bahwa selain dari manusia ada juga tempat untuk menerima tamu. Bagi tamu makhluk halus yang mendiami permukaan yang datang berkunjung di dalam Rumah ulu bumi ini, manusia sebagai penunggu alam pertama-tama dipersilahkan dahulu mereka nyata dan makhluk halus sebagai penunggu untuk duduk di ruang Garang hal ini alam lain. Oleh karena itu, sebelum kita dikarenakan untuk menjaga sosialisasi membuka hutan atau mendirikan rumah kita dengan masyarakat setempat. harus mengadakan persedekahan terlebih Nilai sosial terlihat pada fungsi dari ruang dahulu karena keselamatan dan kesejahteraan garang yang terdapat di dalam Rumah Ulu kita yang akan bertempat tinggal di atas dapat dilihat keberadaan garang yang tempat tersebut.Sesaji ini merupakan pesan menjadi tempat menerima tamu sebagai tentang hakekat pembuatan rumah yang ungkapan rasa penghormatan terhadap tamu disampaikan sehingga mudah dipahami oleh yang datang berkunjung dapat menciptakan masyarakat. Pada era modernisasi saat ini, hubungan silahturami yang selalu terjalin dan ada yang memandang bahwa tradisi sesajian sosialisasi sehingga terjalin kerukunan antar tersebut merupakan tahayul. Akan tetapi, masyarakat. terdapat makna yang terkandung dari tradisi itu pada hakekatnya merupakan pesan moral d. Nilai Kesopanan yang sangat baik untuk keluarga dan Nilai kesopanan terlihat pada konsep ulu- masyarakat. Menurut Bapak H. Samsul Bahri ulak yang berlaku pada ruang ambin, untuk Tangga untuk rumah tradisional Sumatera orang yang lebih tua tidur di kamar tidur Selatan pada umumnya berjumlah ganjil, yang lebih tinggi kedudukannya yaitu berpedoman pada empat filosofi atau dibandingkan dengan yang lebih muda empat sukatan yaitu taka, tangga, tunggu dan sampai tingkat yang lebih rendah, nilai tinggal. Taka yang berarti bertingkat atau kesopanan terlihat dengan mengormati dan meningkat, tangga bermakna sekedar tangga menghargai orang yang lebih tua dengan atau tidak ada perkembangan, tunggu berarti menanamkan konsep ulu-ulak tersebut. selalu ditunggu atau kerasan; sedangkan Menurut Bapak H. Samsul Bahri pada ruang tinggal berarti selalu ditinggalkan atau tidak ambin, nilai sosial budaya memiliki kerasan. menurut keyakinan masyarakat Adat hubungan erat dengan nilai agama. Komering jumlah anak tangga dengan Kehormatan sang pemilik rumah dapat hitungan ganjil akan membawa keberkahan terlihat jelas selaras dengan posisi ruang bagi yang menempatinya, dan apabila ambin yang searah dengan kiblat yang merupakan arah suci dalam menjalankan pengumpulan bahan-bahan bangunan untuk ibadah shalat. membangun rumah tersebut. Ada aturan-aturan dalam menggunakan ruang gedongan. Konsep Ulu-ulak berlaku f. Nilai Estetika disini. Bapak dan ibu tidur di tempat yang Nilai estetika pada bangunan rumah Ulu paling Ulu. Namun, apabila terdapat kakek dapat terlihat pada bentuk atap yang dan nenek, maka merekalah yang menyerupai kerbau. Selain itu, rumah dipersilahkan untuk tidur di tempat yang tradisional masyarakat adat Komering ini paling Ulu. Anak-anak, selalu berada di juga mempunyai ragam hias yang diambil tempak paling ulak. Hal ini membuktikan dari motif flora yang memiliki nilai estetika bahwa ruang ambin sangat mendukung dalam dan arti simbolik. Seperti ornamen helaian penerapan nilai kesopanan. daun melambangkan alam sekitar yang Nilai kesopanan dapat terlihat dengan mempunyai arti untuk menyadarkan menghormati dan menghargai orang yang masyarakat akan pentingnya menjaga alam lebih tua. Begitu pula, pada saat di dalam sekitar yang telah banyak memberikan ruang makan bahwa konsep ulu-ulak juga manfaat bagi manusia. Ornamen helaian daun diterapkan disini, yang lebih tua selalu berada itu bersatu artinya melambangkan persatuan pada bagian ulu sedangkan lainnya berada yang mengingatkan masyarakat akan bagian ilir sampai pada tingkat yang lebih pentingnya persatuan dan kesatuan dalam rendah. Hal ini diperkuat dengan pendapat hidup bermasyarakat, sedangkan ornamen yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara bunga teratai mengandung arti kesucian yang yakni sebagai berikut: melambangkan sebagai ungkapan selamat datang kepada para tamu. Selanjutnya untuk e. Nilai Kegotong-royongan ornamen yang berbentuk bungan mawar Nilai kegotong-royongan terlihat pada saat mengandung arti penawar yang dimaksudkan mulai mendirikan bangunan rumah, yaitu untuk penolak bala. Menurut kepercayaan pada tahap musyawarah. Seseorang yang mereka untuk melindungi rumah dari sihir- akan mendirikan rumah harus melalui sihir jahat.Rumah Ulu masyarakat Adat musyawarah dengan melibatkan berbagai Komering selain mempunyai nilai-nilai pihak seperti para keluarga inti dan pemuka budaya yang terkandung di masing-masing adat. ruangan yang ada di dalamnya juga Menurut Bapak Affandi Thaib Pada mempunyai fungsi tambahan lainya yakni umumnya dalam mendirikan bangunan fungsi dalam pelaksanaan upacara-upacara Rumah Ulu, maka tahap pertama yang yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dilakukan adalah diadakannya musyawarah sesuai dengan aturan yang berlaku pada atau perundingan. Musyawarah pertama masyarakat tersebut. Seperti upacara adalah perundingan antara suami istri. kelahiran, upacara khitanan, upacara Apabila perundingan telah mencapai kata perkawinan serta upacara kematian. sepakat, maka sebagai tindakan selanjutnya adalah mengubungi para keluarga dan KESIMPULAN pemuka adat yang terdekat untuk Berdasarkan pemaparan hasil dan mengadakan musyawarah tahap kedua. Hal pembahasan di atas, maka kesimpulan dalam ini sangat diperlukan, terutama menyangkut penelitian fungsi ruang pada Rumah Ulu dimana letak bangunan rumah ini akan masyarakat Adat Komering di Desa Betung didirikan. Karena pada umumnya mereka Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten akan mendirikan rumah dalam Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan adalah lingkungannya, maksudnya memang sudah Rumah Ulu mempunyai fungsi dari tiap ada sebidang tanah yang disediakan untuk ruangan garang, haluan, kakudan, ambin, mendirikan rumah-rumah. pangking dan pawon yang terdapat di dalam Dengan demikian, maka kesepakatan nya dan memiliki fungsi serta nilai-nilai itulah yang diutamakan. Nilai kegotong- budaya yang terkandung pada tiap-tiap royongan juga terlihat pada tahap ruangan. Rumah Ulu dalam menjaga nilai- nilai budayanya yakni pada ruangan yang Siswanto, Ari. 2009. Kearifan Lokal terdapat di dalamnya garang, haluan, Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan kakudan, ambin, pangking dan pawon Bagi Pembangunan Lingkungan Binaan memiliki nilai budaya yang terkandung mulai http://localwisdom.ucoz.com/_ld/0/5_1e dari saat pendirian rumah sampai penerapan d_5 _JLWOL_ari.pdf. Diakses tanggal dalam kehidupan sehari-hari mereka. Nilai- 20 Juli 2013 pukul 04.45 WIB nilai budaya yang terkandung pada tiap ruang adalah nilai budaya, nilai religius/keagamaan, Sukanti, dkk. 1994. Rumah Ulu Sumatera nilai kesopanan, nilai sosial, nilai kegotong- Selatan, Departemen Pendidikan dan royongan dan nilai estetika. Serta memiliki Kebudayaan Direktorat Jenderal fungsi tambahan yakni fungsi ruang pada Kebudayaan Museum Negeri Propinsi pelaksanaan upacara-upacara adat seperti Sumatera Selatan “Balaputra Dewa”. upacara kelahiran, khitanan, perkawinan, dan Palembang. kematian. Suryanegara, Erwan. 2005. Rumah Ulu DAFTAR PUSTAKA Komering. http://majour.maranatha.edu /index.php/ambiance/article/download/562 /548. Diakses tanggal 12 April 2012 pukul Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur 11.45 WIB Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Suwardi, Endraswara. 2003. Metodologi : Rineka Cipta. Penelitian Kebudayaan. Yogjakarta: Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Gajah Mada University Press. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Suwondo, B.Sutedjo. 1982. Pencerminan Cipta. Nilai-nilai Budaya dalam Arsitektur di Firmansah. 2012. Rumah Panggung Adat . Jakarta: Djambatan. Komering.http://sejarahgunungbatu.blogsp Tjahjono. 1990. G. Cosmos, Center and ot.com/2012/04/rumahpanggung-adat- Duality in Javanese Architectural komering-dan.html. Diakses tanggal 12 Tradition; The Symbolic Dimension of April 2012 pukul 11.30 WIB House Shapes in and surroundings. Dissertation Doctor of Koentjaraningrat. 1983. Metode Penelitian Phylosophy, University of California at Masyarakat. Jakarta: Aksara Baru. Berkeley.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Usman, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia. Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.