Penelitian Kompetitif Kelompok Dosen
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Penelitian Kompetitif kelompok Dosen KAJIAN TEOLOGI TRADISI KEAGAMAAN DI SITUS CANDI HINDU BUMI AYU DESA BUMI AYU KECAMATAN TANAH ABANG KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG HILIR SUMATRA SELATAN INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2018 Penelitian Klompok Dosen 1. Judul Penelitian : Kajian Teologi Tradisi Keagamaan Di Situs Candi Hindu Bumi Ayu Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Hilir Sumatra Selatan 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Dr.Made Sri Putri Purnamawati,S.Ag.,M.A.,M.Erg b. NIP/NIDN : 19720101 199703 2 002 c. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala d. Bidang Keahlian : Agama dan Kebudayaan e. Fakultas : Proggram Pasca Sarjana f. Jurusan : g. Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar h. No Tlp/Hp/Email : 081999407078/ [email protected] 3. Personalia a. Anggota Pelaksana : 3 orang Anggota I Nama :. Dr Drs I Wayan Mandra M.Hum NIP. : 19561231 198103 1 066 Bidang Keahlian : Kajian budaya Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/ IV b Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Anggota II Nama :. Dr I Made Surya Pradnya, S.Ag.M.fil.H NIP. : 19860518 201101 1 006 Bidang Keahlian : Brahma Vidya Pangkat/Golongan : Lektor / III d Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Anggota III Nama :. I Nyoman Suamba, S.Ag.M.fil.H NIP. : 19771231 200604 1 038 Bidang Keahlian : Filsafat Hindu Pangkat/Golongan : Lektor /III c Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Denpasar, Oktober l 2018 Mengetahui Ketua Peneliti Ketua Lp2M Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd Dr. Made Sri Putri Purnamawati ,S.Ag., M.Erg NIP.19580820 198703 2 002 NIP. 19720101 199703 2 PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya menyatakan dengan sesungguhnya Penelitian ini seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian proposal ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, dengan perundang-undangan yang berlaku Denpasar Oktober 2018 Yang membuat pernyataan Dr. Made Sri Putri Purnamawati,S.Ag.M.Erg NIP. 19720101 199703 20002 KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung kerta waranugrahaNya Karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Tersusunnya karya tulis ini merupakan pokok-pokok hasil pemikiran sendiri yang ditunjang oleh data-data hasil penelitian serta berkat dukungan dari berbagai pihak. Terimakasih yang setulus-tulusnya Hasil penelitian ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta data dan informasi yang ada, sehingga kritik dan saran yang konstruktif guna kesempurnaan penelitian ini sangat diharapkan. Akhir kata semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, selalu melimpahkan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian proposal ini. Semoga hasil tulisan ini dapat bermanfaat bagi instansi pada khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya serta menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam lagi. Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, Oktober 2018 Abstrack TRADISI KEAGAMAAN DI SITUS CANDI HINDU BUMI AYU DESA BUMI AYU KECAMATAN TANAH ABANGKABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG HILIR SUMATRA SELATAN Keberadaan Umat Hindu di indonesia dengan segala trdisi keagaman yang sudah dilakukan secara turun temurun perlu di pahami secara komprehensip sehingga pola pembinaan yang dilakukan olleh lembaga keagamaan Hindu di Indonesia tepat sasaran sesuai dengan kekhasan Agama Hindu di Indonesia Tradisi Keagamaan sangat dihormati oleh masyarakat, seluruh warga antusias mengikuti segala rangkaian upacara. Dilihat dari antusias masyarakat tersebut dapat dinilai bahwa keberadaan ritual ini merupakan salah satu aspek yang dianggap penting oleh masyarakat. Hal tersebut jika dinilai dari segi antusias masyarakat, namun dari segi pemahaman masih perlu dikaji terlebih dahulu. Keberadaan tradisi ini sudah berlangsung lama, namun banyak dari kalangan generasi masa kini yang hanya sekedar ikut-ikutan saja dalam pelaksanaannya, dan ketika diadakan pertanyaan seputar apa fungsi dan makna serta kaitannya dengan Agama Hindu banyak yang tidak memahaminya Lokasi penelitian diambil adalah di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal AbabLematang Ilir , Provinsi Sumatra selatan. Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan masih ada penduduk Sumatra menganut sistem kepercayaan dalam hal melakukan aktivitas Sedekah Bumi. Pendekatan penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian terdapat dua macam, yakni pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Menurut Saifudin (1995: 5) pendekatan kualitatif lebih menekankan pada prosedur penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati,dengan menggunakan logika ilmiah.,Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan Makna Filosofis Tradisi Sedekah Bumi Di Candi Bumi Ayu Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal AbabLematang Ilir . Candi Bumiayu beraliran Tantrayana..Pemeluk Tantrayana dari situs Bumiayu memuja Dewa Bhairawa beserta saktinya (Bhairawi), yang arcanya ditemukan pada Candi Bumiayu 3. Pendiri bangunan Candi Bumiayu melakukan upacara Tantrayana dengan tujuan untuk menghadang pasukan Singhasari yang melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sumatera pada tahun 1275 Masehi. Kata Kunci Tradisi Keagamaan Hindu,Candi Hindu Bumi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan rambang dangku masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan, sampai saat ini tidak kurang 9 buah bangunan Candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Candi-candi di Bumi ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864. Tinggalan monumental itu beserta sistem budayanya benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Dari kesembilan buah bangunan candi yang berada di komplek candi Bumi ayu ini terekam jejak tradisi keagamaan yang dilaksakan di setiap bangunan candi sebagai tradisi keagamman yang berkembang pada masa kejayaan candi bumi ayu ini, peneliti ingin meneliti tradisi keagamaan di candi bumi ayu berdasarkan bangunan bangunan yang di temukan di sekitar candi Trsdisi keagaman yang sudah dilakukan secara turun temurun perlu di pahami secara komprehensip untuk mendokumentasikan warisan leluhur yang berada di sekitar candi sehingga pola pembinaan yang dilakukan olleh lembaga keagamaan Hindu di Indonesia tepat sasaran sesuai dengan kekhasan Agama Hindu di Indonesia pada umumnya sistem kehidupan masyarakat berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Selain itu, ciri khas masyarakat sekitar candi Bumi ayu yaitu bersifat homogen dalam hal adat/tradisi serta keyakinan. Meskipun memeluk agama yang berbeda, namun tradisi tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat. Religiusitas masyarakat agraris, khususnya di Pulau Sumatra sangat berkaitan dengan profesi yang disandang oleh masyarakat, serta struktur yang ada dalam masyarakat baik di bidang organisasi masyarakat maupun kebudayaan yang ada. Hubungan masyarakat sangat dekat dengan alam, karena kelangsungan hidup mereka bergantung dari hasil alam, baik dalam bidang pertanian maupun peternakan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya bebarapa jenis upacara selamatan yang dilakukan oleh kalangan masyarakat agraris kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai wujud syukur atas karunia-Nya. Kesejahteraan merupakan karunia dari Tuhan, oleh karena itu dianggap perlu melakukan upacara syukuran atau selamatan kepada alam. Menurut Geetz dalam penelitian Rostiyati, dkk (1994/1995: 1) adanya ritus, selamatan atau upacara ini merupakan suatu uapaya manusia untuk mencari keselamatan, ketentraman dan sekaligus menjaga kelestarian kosmos. Selamatan ini pada hakekatnya merupakan upacara keagamaan yang paling umum di dunia dan melambangkan kesatuan mistis dan sosial dari mereka yang ikut hadir di dalamnya. Melalui pelaksanaan ritual tersebut dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi bagi masyarakat serta sabagai media yang berfungsi besar dalam memperpanjang usia keteraturan dan kelestarian perangkat pedoman bertindak, serta bertingkah laku. Dalam masyarakat tradisional, kegiatan mengaktifkan muatan kebudayaan diwujudkan dalam berbagai macam pelaksanaan upacara tradisional yang memang menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan lewat pewarisan tradisi. Tradisi Keagamaan di tempat suci hindu yang lama di tenggalkan oleh pewarisnya perlu mendapatkan perhatian apakah memakai tradisi tradisi adat Sumatra yang tergolong besar dan global dilaksanakan di Sumatra , tradisi ini dilakanakan oleh seluruh masyaraka Sumatra yang non