Penelitian Kompetitif Kelompok Dosen

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Penelitian Kompetitif Kelompok Dosen Penelitian Kompetitif kelompok Dosen KAJIAN TEOLOGI TRADISI KEAGAMAAN DI SITUS CANDI HINDU BUMI AYU DESA BUMI AYU KECAMATAN TANAH ABANG KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG HILIR SUMATRA SELATAN INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2018 Penelitian Klompok Dosen 1. Judul Penelitian : Kajian Teologi Tradisi Keagamaan Di Situs Candi Hindu Bumi Ayu Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Hilir Sumatra Selatan 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Dr.Made Sri Putri Purnamawati,S.Ag.,M.A.,M.Erg b. NIP/NIDN : 19720101 199703 2 002 c. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala d. Bidang Keahlian : Agama dan Kebudayaan e. Fakultas : Proggram Pasca Sarjana f. Jurusan : g. Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar h. No Tlp/Hp/Email : 081999407078/ [email protected] 3. Personalia a. Anggota Pelaksana : 3 orang Anggota I Nama :. Dr Drs I Wayan Mandra M.Hum NIP. : 19561231 198103 1 066 Bidang Keahlian : Kajian budaya Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/ IV b Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Anggota II Nama :. Dr I Made Surya Pradnya, S.Ag.M.fil.H NIP. : 19860518 201101 1 006 Bidang Keahlian : Brahma Vidya Pangkat/Golongan : Lektor / III d Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Anggota III Nama :. I Nyoman Suamba, S.Ag.M.fil.H NIP. : 19771231 200604 1 038 Bidang Keahlian : Filsafat Hindu Pangkat/Golongan : Lektor /III c Jurusan : Brahma Widya Fakultas : Brahma Widya Institusi : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Denpasar, Oktober l 2018 Mengetahui Ketua Peneliti Ketua Lp2M Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd Dr. Made Sri Putri Purnamawati ,S.Ag., M.Erg NIP.19580820 198703 2 002 NIP. 19720101 199703 2 PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya menyatakan dengan sesungguhnya Penelitian ini seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian proposal ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, dengan perundang-undangan yang berlaku Denpasar Oktober 2018 Yang membuat pernyataan Dr. Made Sri Putri Purnamawati,S.Ag.M.Erg NIP. 19720101 199703 20002 KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung kerta waranugrahaNya Karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Tersusunnya karya tulis ini merupakan pokok-pokok hasil pemikiran sendiri yang ditunjang oleh data-data hasil penelitian serta berkat dukungan dari berbagai pihak. Terimakasih yang setulus-tulusnya Hasil penelitian ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta data dan informasi yang ada, sehingga kritik dan saran yang konstruktif guna kesempurnaan penelitian ini sangat diharapkan. Akhir kata semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, selalu melimpahkan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian proposal ini. Semoga hasil tulisan ini dapat bermanfaat bagi instansi pada khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya serta menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam lagi. Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, Oktober 2018 Abstrack TRADISI KEAGAMAAN DI SITUS CANDI HINDU BUMI AYU DESA BUMI AYU KECAMATAN TANAH ABANGKABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG HILIR SUMATRA SELATAN Keberadaan Umat Hindu di indonesia dengan segala trdisi keagaman yang sudah dilakukan secara turun temurun perlu di pahami secara komprehensip sehingga pola pembinaan yang dilakukan olleh lembaga keagamaan Hindu di Indonesia tepat sasaran sesuai dengan kekhasan Agama Hindu di Indonesia Tradisi Keagamaan sangat dihormati oleh masyarakat, seluruh warga antusias mengikuti segala rangkaian upacara. Dilihat dari antusias masyarakat tersebut dapat dinilai bahwa keberadaan ritual ini merupakan salah satu aspek yang dianggap penting oleh masyarakat. Hal tersebut jika dinilai dari segi antusias masyarakat, namun dari segi pemahaman masih perlu dikaji terlebih dahulu. Keberadaan tradisi ini sudah berlangsung lama, namun banyak dari kalangan generasi masa kini yang hanya sekedar ikut-ikutan saja dalam pelaksanaannya, dan ketika diadakan pertanyaan seputar apa fungsi dan makna serta kaitannya dengan Agama Hindu banyak yang tidak memahaminya Lokasi penelitian diambil adalah di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal AbabLematang Ilir , Provinsi Sumatra selatan. Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan masih ada penduduk Sumatra menganut sistem kepercayaan dalam hal melakukan aktivitas Sedekah Bumi. Pendekatan penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian terdapat dua macam, yakni pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Menurut Saifudin (1995: 5) pendekatan kualitatif lebih menekankan pada prosedur penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati,dengan menggunakan logika ilmiah.,Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan Makna Filosofis Tradisi Sedekah Bumi Di Candi Bumi Ayu Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal AbabLematang Ilir . Candi Bumiayu beraliran Tantrayana..Pemeluk Tantrayana dari situs Bumiayu memuja Dewa Bhairawa beserta saktinya (Bhairawi), yang arcanya ditemukan pada Candi Bumiayu 3. Pendiri bangunan Candi Bumiayu melakukan upacara Tantrayana dengan tujuan untuk menghadang pasukan Singhasari yang melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sumatera pada tahun 1275 Masehi. Kata Kunci Tradisi Keagamaan Hindu,Candi Hindu Bumi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan rambang dangku masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan, sampai saat ini tidak kurang 9 buah bangunan Candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Candi-candi di Bumi ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864. Tinggalan monumental itu beserta sistem budayanya benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Dari kesembilan buah bangunan candi yang berada di komplek candi Bumi ayu ini terekam jejak tradisi keagamaan yang dilaksakan di setiap bangunan candi sebagai tradisi keagamman yang berkembang pada masa kejayaan candi bumi ayu ini, peneliti ingin meneliti tradisi keagamaan di candi bumi ayu berdasarkan bangunan bangunan yang di temukan di sekitar candi Trsdisi keagaman yang sudah dilakukan secara turun temurun perlu di pahami secara komprehensip untuk mendokumentasikan warisan leluhur yang berada di sekitar candi sehingga pola pembinaan yang dilakukan olleh lembaga keagamaan Hindu di Indonesia tepat sasaran sesuai dengan kekhasan Agama Hindu di Indonesia pada umumnya sistem kehidupan masyarakat berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Selain itu, ciri khas masyarakat sekitar candi Bumi ayu yaitu bersifat homogen dalam hal adat/tradisi serta keyakinan. Meskipun memeluk agama yang berbeda, namun tradisi tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat. Religiusitas masyarakat agraris, khususnya di Pulau Sumatra sangat berkaitan dengan profesi yang disandang oleh masyarakat, serta struktur yang ada dalam masyarakat baik di bidang organisasi masyarakat maupun kebudayaan yang ada. Hubungan masyarakat sangat dekat dengan alam, karena kelangsungan hidup mereka bergantung dari hasil alam, baik dalam bidang pertanian maupun peternakan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya bebarapa jenis upacara selamatan yang dilakukan oleh kalangan masyarakat agraris kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai wujud syukur atas karunia-Nya. Kesejahteraan merupakan karunia dari Tuhan, oleh karena itu dianggap perlu melakukan upacara syukuran atau selamatan kepada alam. Menurut Geetz dalam penelitian Rostiyati, dkk (1994/1995: 1) adanya ritus, selamatan atau upacara ini merupakan suatu uapaya manusia untuk mencari keselamatan, ketentraman dan sekaligus menjaga kelestarian kosmos. Selamatan ini pada hakekatnya merupakan upacara keagamaan yang paling umum di dunia dan melambangkan kesatuan mistis dan sosial dari mereka yang ikut hadir di dalamnya. Melalui pelaksanaan ritual tersebut dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi bagi masyarakat serta sabagai media yang berfungsi besar dalam memperpanjang usia keteraturan dan kelestarian perangkat pedoman bertindak, serta bertingkah laku. Dalam masyarakat tradisional, kegiatan mengaktifkan muatan kebudayaan diwujudkan dalam berbagai macam pelaksanaan upacara tradisional yang memang menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan lewat pewarisan tradisi. Tradisi Keagamaan di tempat suci hindu yang lama di tenggalkan oleh pewarisnya perlu mendapatkan perhatian apakah memakai tradisi tradisi adat Sumatra yang tergolong besar dan global dilaksanakan di Sumatra , tradisi ini dilakanakan oleh seluruh masyaraka Sumatra yang non
Recommended publications
  • Strengthening Efforts Competitiveness of Tourism Small, and Medium Enterprises (SME’S) in Disruption Era
    Model of Local Oriented Business Network - Strengthening Efforts Competitiveness of Tourism Small, and Medium Enterprises (SME’s) in Disruption Era Rochiyati Murniningsih 1, Yulinda Devi Paramita 2, Eni Zuhriyah 3 and Friztina Annisa 4 {[email protected] 1} 1Department of Management, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, Indonesia 2,3,4 Department of Accountant, Universitas Muhammadiyah Magelang , M agelang , Indonesia Abstract: This paper describes and analyses the performance of local-oriented business networks for tourism SME’s. The study was conducted at the Temanggung Regency Tourism SME’s in Central Java Indonesia. Temanggung has many tourism objects and is potentially crucial for improving the welfare of the community. However, in disruption era - challenges faced by SME’s Tourism are getting heavier. SME’s internal problems and the phenomenon of invisible competitors. The study of this local-oriented business networking model will be able to synergize the various potentials and strengths that exist in tourism SME’s so that it can strengthen the competitiveness of SME’s. Keywords: Business network local oriented, competitiveness, tourism 1. Introduction The tourism sector is one of the main driving sectors of economic growth in the research area. The growth of this sector has fostered Micro, Small and Medium Enterprises (SME’s) in the tourism industry which has great potential as a means of alleviating poverty. This potential can be achieved through a strengthening of the SME’s business network that will enhance social interaction and economic transactions that rely on the tourism sector (Muhammad Al Azhari, 2018). Researchers assume that by examining business network patterns, it will be able to synergise various potentials and strengths of SME’s, to strengthen capital, production processes and also in marketing SME products (Murniningsih, 2017).
    [Show full text]
  • A Linguistic Landscape Study of Tourism Places in Sidoarjo
    A LINGUISTIC LANDSCAPE STUDY OF TOURISM PLACES IN SIDOARJO THESIS BY: ZACKLY REZKY ADYNUR REG NUMBER: A73216141 ENGLISH DEPARTMENT FACULTY OF ARTS AND HUMANITIES UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2020 APPROVAL SHEET A LINGUISTIC LANDSCAPE STUDY OF TOURISM PLACES IN SIDOARJO By: Zackly Rezky Adynur Reg. Number: A73216141 Approved to be examined by the Board of Examiners, English Department, Faculty of Arts and Humanities, UIN Sunan Ampel Surabaya Surabaya, February 27th, 2020 Thesis Advisor Dr. H. Mohammad Kurjum, M.Ag NIP. 196909251994031002 Acknowledged by: The Head of the English Department Dr. Wahju Kusumajanti, M. Hum NIP. 197002051999032002 EXAMINER SHEET This thesis has been approved and accepted by the Board of Examiners, English Department, Faculty of Arts and Humanities, UIN Sunan Ampel Surabaya on April 1st, 2020 The Board of Examiners are: Examiner 1 Examiner 2 Dr. H. Mohammad Kurjum, M.Ag Raudlotul Jannah, M.App. Ling. NIP. 196909251994031002 NIP. 197810062005012004 Examiner 3 Examiner 4 Dr. A. Dzoul Milal, M. Pd Suhandoko, M.Pd NIP. 198305302011012011 NIP. 198905282018011002 Acknowledged by: The Dean of Faculty of Arts and Humanities UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. H. Agus Aditoni, M.Ag NIP. 196210021992031001 ABSTRACT Adynur, Zackly R (2020). A Linguistic Landscape Study in Tourism Places in Sidoarjo. English Department, UIN Sunan Ampel Surabaya. Advisor: Dr. Mohammad Kurjum, M.Ag. Keywords: sign, language of sign, sign function, top-down, bottom-up This research examined the linguistic landscape in five tourism places in Sidoarjo. This study used two theories about the sign from Spolsky and Cooper (1991) and Ben Rafael et al (2006). The purpose of the research is to describe signs in those five tourism places, moreover in language of sign, type, and function.
    [Show full text]
  • Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: a Pilot for Community Based Approaches to Support the Sustainable Marine Resources Management
    Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: A pilot for community based approaches to support the sustainable marine resources management Presented by Johannes Subijanto Coral Triangle Center Coauthors: S.W.H. Djohani and M. Welly Jl. Danau Tamblingan 78, Sanur, Bali, Indonesia International Conference on Climate Change and Coral Reef Conservation, Okinawa Japan, 30 June 2013 Nusa Penida Islands General features Community, Biodiversity, Aesthetics, Culture, Social-economics • Southeast of Bali Island • Nusa Penida Islands: Penida, Lembongan and Ceningan Islands • Klungkung District – 16 administrative villages, 40 traditional villages (mostly Balinese)- 45.000 inhabitants • Fishers, tourism workers, seaweed farmers, farmers, cattle ranchers • Coral reefs (300 species), mola-mola, manta rays, cetaceans, sharks, mangroves (13 species), seagrass (8 species) • Devotion to tradition, rituals and culture, preserving sacred temples: Pura Penataran Ped, Pura Batu Medauh, Pura Giri Putri and Pura Puncak Mundi. Local Balinese Cultural Festival Marine Recreational Operations Table corals Manta ray (Manta birostris) Oceanic Sunfish (Mola mola) Historical Background Historical Background • 2008 - Initiated cooperation TNC/CTC – Klungkung District Government • Ecological surveys – baseline data • 2009 - Working group on Nusa Penida MPA Establishment (local government agencies, traditional community groups, NGO) • Focus Group Discussions – public consultations & awareness • Marine Area reserved for MPA – 20.057 hectares - Klungkung District Decree no. 12 of
    [Show full text]
  • BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daerah Istimewa Yogyakarta
    BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan Provinsi terkecil kedua setelah Provinsi DKI Jakarta dan terletak di tengah pulau Jawa, dikelilingi oleh Provinsi Jawa tengah dan termasuk zone tengah bagian selatan dari formasi geologi pulau Jawa. Di sebelah selatan terdapat garis pantai sepanjang 110 km berbatasan dengan samudra Indonesia, di sebelah utara menjulang tinggi gunung berapi paling aktif di dunia merapi (2.968 m). Luas keseluruhan Provinsi DIY adalah 3.185,8 km dan kurang dari 0,5 % luas daratan Indonesia. Di sebelah barat Yogyakarta mengalir Sungai Progo, yang berawal dari Jawa tengah, dan sungai opak di sebelah timur yang bersumber di puncak Gunung Merapi, yang bermuara di laut Jawa sebelah selatan. (Kementerian RI, 2015) Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan yang masih kuat di Indonesia, dan juga Yogyakarta memiliki banyak tempat-tempat yang bernilai sejarah salah satunya situs-situs arkeologi, salah satu dari situs arkeologi yang banyak diminati untuk dikunjungi para masyarakat dan wisatawan adalah peninggalan situs-situs candi yang begitu banyak tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2.2 Teori Dasar 2.2.1 Arkeologi Kata arkeologi berasal dari bahasa yunani yaitu archaeo yang berarti “kuna” dan logos “ilmu”. Definisi arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalau melalui kajian sistematis (penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artepak contohnya budaya bendawi, kapak dan bangunan candi) atas data bendawi yang ditinggalkan, yang meliputi arsitektur, seni. Secara umum arkeologi adalah ilmu yang mempelajari manusia beserta kebudayaan-kebudayaan yang terjadi dimasa lalu atau masa lampau melalui peninggalanya. Secara khusus arkeologi adalah ilmu yang mempelajari budaya masa silam yang sudah berusia tua baik pada masa prasejarah (sebelum dikenal tulisan) maupun pada masa sejarah (setelah adanya bukti-bukti tertulis).
    [Show full text]
  • Challenges in Conserving Bahal Temples of Sri-Wijaya Kingdom, In
    International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) ISSN: 2249 – 8958, Volume-9, Issue-1, October 2019 Challenges in Conserving Bahal Temples of Sriwijaya Kingdom, in North Sumatra Ari Siswanto, Farida, Ardiansyah, Kristantina Indriastuti Although it has been restored, not all of the temples re- Abstract: The archaeological sites of the Sriwijaya temple in turned to a complete building form because when temples Sumatra is an important part of a long histories of Indonesian were found many were in a state of severe damage. civilization.This article examines the conservation of the Bahal The three brick temple complexes have been enjoyed by temples as cultural heritage buildings that still maintains the authenticity of the form as a sacred building and can be used as a tourists who visit and even tourists can reach the room in the tourism object. The temples are made of bricks which are very body of the temple. The condition of brick temples that are vulnerable to the weather, open environment and visitors so that open in nature raises a number of problems including bricks they can be a threat to the architecture and structure of the tem- becoming worn out quickly, damaged and overgrown with ples. Intervention is still possible if it is related to the structure mold (A. Siswanto, Farida, Ardiansyah, 2017; Mulyati, and material conditions of the temples which have been alarming 2012). The construction of the temple's head or roof appears and predicted to cause damage and durability of the temple. This study used a case study method covering Bahal I, II and III tem- to have cracked the structure because the brick structure ples, all of which are located in North Padang Lawas Regency, does not function as a supporting structure as much as pos- North Sumatra Province through observation, measurement, sible.
    [Show full text]
  • Mbasaaké in Family Circle: Linguistic Socialization of Politeness in Javanese
    Linguistik Indonesia, Agustus 2020, 165-178 Volume ke-38, No.2 Copyright©2020, Masyarakat Linguistik Indonesia ISSN cetak 0215-4846; ISSN online 2580-2429 MBASAAKÉ IN FAMILY CIRCLE: LINGUISTIC SOCIALIZATION OF POLITENESS IN JAVANESE Arapa Efendi1 Katharina Endriati Sukamto2 Ph.D. Student in Applied English Linguistics, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya & Lecturer, Faculty of Education, Universitas Internasional Batam1, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya2 [email protected]; [email protected] Abstract This qualitative preliminary study highlights a common linguistic practice of politeness in the Javanese family circle called mbasaaké, which refers to addressing or referring to a family member with a kinship term that does not necessarily portray the actual family relationship. This study aims to demonstrate that this pragmatic practice of mbasaaké requires the role of adult speakers in the family circle to novice members of the family. The adult members in the family intentionally deployed this act as a strategy to socialize politeness in the Javanese culture. A small number of naturally occurring interactive turns which involves four family members are presented in this paper to illustrate this mbasaaké practice. The four persons who participated in the casual conversations originally come from East Java, but they have resided in Yogyakarta for many years. The data presented in this paper prove that this linguistic socialization is continuously practiced within the family circle with or without the presence of the novice members of the family. Another important finding is that a respectful kinship term is also given to a family member in absentia. Keywords: language socialization, politeness, Javanese, address terms, mbasaaké Abstrak Penelitian awal yang bersifat kualitatif ini membahas praktik berbahasa untuk menyatakan kesopanan yang umum digunakan di lingkungan keluarga Jawa yang disebut mbasaaké.
    [Show full text]
  • Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple
    Vol. 2 No. 2 October 2018 Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple By: Kadek Widiastuti1, Heny Perbowosari2 12Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail : [email protected] Received: August 1, 2018 Accepted: September 2, 2018 Published: October 31, 2018 Abstract The ways to realize the generation which has a character can be apply in the social education through culture values, social ideology and religions, there are in Ngendar’ traditions that was doing by the children’s in Banjar Sekarmukti, Pangsan Village, Petang District, Badung regency. The purpose of this research to analyze the character values from Ngendar tradition. The types of this research are qualitative which ethnographic approach is. These location of this research in Puseh Pungit temple in Penataran Agung areal, Banjar Sekarmukti, Pangsan Village. Researcher using purposive sampling technique to determine information, collecting the data’s using observation, interviews, literature studies and documentation. The descriptive qualitative technique’ that are use to data analyses. The result of this research to show; first is process of Ngendar as heritage that celebrated in six months as an expression about grateful to the God (Ida Sang Hyang Widi Wasa). The reasons why these traditions’ always celebrated by the children’s are affected from holiness, customs and cultures. Second, Ngendar on the naming the characters which is as understanding character children’s with their religion that are affected by two things, the naming about religion behavior with way reprimand and appreciation through their confidence (Sradha) and Karma Phala Sradha. Next function is to grow their awareness.
    [Show full text]
  • JAWA TENGAH.Pdf
    DAFTAR JEMAAH BERHAK LUNAS TAHAP 2 TAHUN 1441H/2020M PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK LUNAS TAHAP 2 KODE NO NO. PORSI NAMA ALAMAT KETERANGAN EMBARKASI 1 1100130001 SUKATMO WADASMALANG RT 07/03 KARANGSAMBUNG SOC GAGAL PEMBAYARAN 2 1100454792 GURIPNO KARONSIH SELATAN VII/613 RT.04/06 SOC GAGAL PEMBAYARAN 3 1100454783 RUKMINI KARONSIH SELATAN VII/613 RT.04/06 SOC GAGAL PEMBAYARAN 4 1100449921 DWI HENIYANTI NGLOROK RT 002 / RW 003 SOC GAGAL PEMBAYARAN 5 1100440942 SRI RAHAYU JONGGRANGAN RT 22 SOC GAGAL PEMBAYARAN 6 1100442710 HUFRON BANGETAYU WETAN RT.02/03 SOC GAGAL PEMBAYARAN 7 1100446677 SUBARI, DRS CARANGAN RT.02 RW.09 SOC GAGAL PEMBAYARAN 8 1100454340 HENI PURWATI, S SOS BANYUANYAR RT 03 RW 05 SOC GAGAL PEMBAYARAN 9 1100375750 ABDUL ROSYID IR JL. PANDU DEWANATA NO.12 RT.02 RW.05 SOC GAGAL PEMBAYARAN 10 1100463391 MUSTAIN MORODEMAK RT.08/04 SOC GAGAL PEMBAYARAN 11 1100407671 KARLIYAH DK.KASENET RT.03/03 KUTOSARI KARANGANYAR SOC GAGAL PEMBAYARAN 12 1100466211 SUBANDI LEBAKWANGI RT.04/01 JATINEGARA SOC GAGAL PEMBAYARAN 13 1100438360 RASMIN GIMIN NGASIMAH SAMBILAWANG 3/2 TRANGKIL SOC GAGAL PEMBAYARAN 14 1100442855 SITI WASIAH WASIRUN UNDAAN KIDUL RT 02 RW 01 SOC GAGAL PEMBAYARAN 15 1100460079 DAINI MASHUDI NGOSARDI GOLANTEPUS RT.01 RW.03 SOC GAGAL PEMBAYARAN 16 1100460283 ZUMAIRI KHASAN MANSUR JEBOL 004/002 SOC GAGAL PEMBAYARAN 17 1100465799 SOEJATI SOEPADI NGARIDJAN PAMOTAN RT 004 RW 002 PAMOTAN SOC GAGAL PEMBAYARAN 18 1100450383 SIRAH SAMIN SATINAH SAMPUNG RT 002 RW 002 SARANG SOC GAGAL PEMBAYARAN 19 1100465741 SUMIATI PAKELEN RT 002 RW 003 SOC GAGAL PEMBAYARAN 20 1100334143 ISTIKOMAH ZULIATI KRAJAN RT 001 / RW 001 SOC GAGAL PEMBAYARAN 21 1100439800 NURIPAH JL.
    [Show full text]
  • Community Empowerment Through Research, Innovation and Open Access
    COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH RESEARCH, INNOVATION AND OPEN ACCESS PROCEEDINGS OF THE 3RD INTERNATIONAL CONFERENCE ON HUMANITIES AND SOCIAL SCIENCES (ICHSS 2020), MALANG, INDONESIA, 28 OCTOBER 2020 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access Edited by Joko Sayono & Ahmad Taufiq Universitas Negeri Malang, Indonesia Luechai Sringernyuang Mahidol University, Thailand Muhamad Alif Haji Sismat Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam Zawawi Isma’il Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia Francis M. Navarro Ateneo De Manila University, Philippines Agus Purnomo & Idris Universitas Negeri Malang, Indonesia CRC Press/Balkema is an imprint of the Taylor & Francis Group, an informa business © 2021 selection and editorial matter, the Editors; individual chapters, the contributors Typeset by MPS Limited, Chennai, India The Open Access version of this book, available at www.taylorfrancis.com, has been made available under a Creative Commons Attribution-Non Commercial-No Derivatives 4.0 license. Although all care is taken to ensure integrity and the quality of this publication and the information herein, no responsibility is assumed by the publishers nor the author for any damage to the property or persons as a result of operation or use of this publication and/or the information contained herein. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data A catalog record has been requested for this book Published by: CRC Press/Balkema Schipholweg 107C, 2316 XC Leiden, The Netherlands e-mail: [email protected] www.routledge.com – www.taylorandfrancis.com ISBN: 978-1-032-03819-3 (Hbk) ISBN: 978-1-032-03820-9 (Pbk) ISBN: 978-1-003-18920-6 (eBook) DOI: 10.1201/9781003189206 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access – Sayono et al (Eds) © 2021 Copyright the Editor(s), ISBN 978-1-032-03819-3 Table of contents Preface ix Acknowledgement xi Scientific committee xiii Organizing committee xv Empowering translation students through the use of digital technologies 1 M.A.H.
    [Show full text]
  • Arsitektur Hindu Budha
    1 ARSITEKTUR HINDU BUDHA A. PERKEMBANGAN HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA 1. Sejarah dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha Agama Hindu di sebarkan oleh Bangsa Arya (Bangsa Pendatang) setelah masuk melalui celah Carber yang memisahkan daratan Eropa dan Asia. Bangsa Arya merasa nyaman tinggal karena India adalah daerah yang subur. Bangsa Arya mengalahkan Bangsa asli India (Dravida). Cara Bangsa Arya mengeksistensikan bangsanya di India dengan cara membuat Kasta, yaitu pelapisan masyarakat. Perbedaan Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida itu sendiri terdapat pada bagian fisiknya, yaitu Bangsa Arya berkulit putih sedangkan Bangsa Dravida berkulit hitam. Pusat kebudayaan Hindu adalah di Mohenjo Daro (Lakarna) dan Harapa (Punjat) yang tumbuh sekitar 1.500 SM. Agama Hindu dalam pelaksanaan ritual ibadah (penyampaian doa kepada dewa) harus di lakukan oleh Kaum Brahmana saja. Sehingga kaum-kaum di bawahnya merasa kesulitan ketika kaum Brahmana meminta qurban (pembayaran yang berlebih) kepada kaum-kaum di bawahnya yang meminta tolong untuk disampaikan doanya kepada dewa-dewa mereka. Sehingga banyak masyarakat yang berpindah agama menjadi agama Budha. PERBEDAAN HINDU DAN BUDHA HINDU BUDHA Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria Muncul sebagai hasil pemikiran dan pencerahan dan bangsa Dravida yang diperoleh Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju kesempurnaan(nirwana) Kitab sucinya, WEDA Kitab Sucinya, TRIPITAKA Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut Trimurti Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru besar/ pemimpin agama Budha Kehidupan masyarakat
    [Show full text]
  • 35 Ayu Narwastu Ciptahening1 & Noppadol Phienwej2
    Paper Number: 35 Geohazards risk assessment for disaster management of Mount Merapi and surrounding area, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Ayu Narwastu Ciptahening1 & Noppadol Phienwej2 1 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, Indonesia, E-mail [email protected] 2 Asian Institute of Technology, Thailand ___________________________________________________________________________ It is well-known that there exists a very active volcano situated in Central Java and Yogyakarta Special Region, Indonesia, called Mount Merapi. It is classified into one of the most active volcanoes, even on the world. It mostly erupts in every 4 years. Deposits produced by its activity in Sleman Regency Yogyakarta Special Region of where the study located, can be divided into four rock units, namely Ancient Merapi, Middle Merapi, Recent Merapi, and Modern Merapi. In the 10th to 11th century Mount Merapi had been responsible to the decline of Hindu Mataram Kingdom, Central Java, by its eruptions. It was verified by the discovery of many ancient temples in Yogyakarta and surrounding areas, such as Temple Sambisari, Temple Kadisoka, and Temple Kedulan which were buried by volcanic deposits of Mount Merapi [1]. The eruption of Mount Merapi, in the year 2010 was recognized as the biggest eruption during recent decades and claimed about 300 lives and very large treasures, after the eruption. The type of eruption was changed from Merapi type in the activity period of 2006 and before to become the combination of Vulcanian type and Pelean type [2]. Due to the activities of the volcano that is very intensive, it can be underlined that the threats of geohazard faced by people living in the surrounding area of Yogyakarta is about the impact of volcanic eruptions [3].
    [Show full text]
  • In D O N E S Ia N
    Marijke Klokke AN INDONESIAN SCULPTURE IN THE KRÖLLER-MÜLLER MUSEUM1 Introduction SCULPTURE In 1919 Helene Kröller-Müller acquired an Indonesian sculpture from Frederik Muller & Cie, a well-known auction house in Amsterdam at the time (PI. 1). The inventory of the auction - which took place on 25-28 November 1919 - listed the sculpture under lot numbers 1548-1567, together with 19 other sculptures from the Netherlands Indies: ‘Collection de vingt sculptures en gres, d’idoles, etc. des Indes néerlandaises. (Boroboudour, Java?). - Par pièce’.2 Helene Kröller-Müller was born in Essen in Germany in 1869. In 1888 she married Anton Kröller, a promising employee at the Rotterdam branch of her father’s firm Wm H. Müller & Co. A year later he was to become the director of this firm and one of the richest business men in the Netherlands. In 1907 INDONESIAN Helene began to collect art, mainly the contemporary art of which Van Gogh was her favourite, but also non-western art.3 When she bought the Indo­ nesian sculpture in 1919 she was making plans to build a museum for her AN growing art collection. Because of long discussions with architects and financial problems of the Müller firm in the 1930s it was not until 1938 that her dream came true and the Kröller-Müller Museum came into existence thanks to an initiative of the Dutch state.4 Helene Kröller-Müller was to be the first director, but not for long as she died in 1939. The sculpture she acquired in 1919 is the only Indonesian piece in the Kröller-Müller Museum collection.5 It is registered as KM 113.611 but the inventory file gives little Information about the identification of the depicted figure (‘Hindu-Buddhist dwarf figure’), the origin of the relief (‘Indonesia’), or its date (‘unknown’).
    [Show full text]