KONTROVERSI MUSHHAF AL-QURAN BERWAJAH PUISI KARYA HB. YASSIN (Studi tentang Tatacara Penulisan dan Layout Mushhaf Al-Quran)

Dr. Islah Gusmian

IAIN Surakarta Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah

Abstrak

HB. Yassin yang dikenal sebagai Paus sastra di membuat terjemah Al- Quran dengan wajah puitis, yang disebut Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi. Gagasan ini kemudian melahirkan kontroversi di kalangan umat Islam Indonesia karena hasil kerja Yassin tersebut dianggap berbeda dengan mushhaf standar yang dipegangi umat Islam. Tulisan ini mencoba mengkaji tatacara penulisan dan layout Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi.

Key word: HB. Yassin, puitisasi Al-Quran, tatacara penulisan, lay out.

A. Pendahuluan ini muncul ketika dia memeriksa kembali karyanya, Al-Quranul Karim Bacaan 1. Latar Belakang Masalah Mulia cetakan ketiga saat hendak dicetak

Pada awal tahun 1990-an, muncul ulang. Sejak semula, HB. Jassin memang gagasan mengenai puitisasi Al-Quran dari menerjemahkan Al-Quran dengan HB. Jassin, seorang sastrawan besar di menggunakan bahasa Indonesia yang baik; Indonesia.73 Yang dia maksud dengan dalam hal ini dia telah melahirkan puitisasi Al-Quran adalah cara terjemahan dengan bahasa yang puitis, 74 menampilkan tulisan ayat-ayat Al-Quran yang dia beri nama Bacaan Mulia. dalam wajah yang puitis. Kreasi HB. Jassin Dalam proses pemeriksaan ulang terhadap karyanya itu, HB. Jassin melihat

73HB. (Hans Bague) Jassin, dikenal sebagai berbagai mushhaf Al-Quran baik Paus Sastra Indonesia. Lahir, di , Sulawesi Utara, 31 Juli 1917. Di samping dikenal terbitan Indonesia, Turki, Mesir maupun sebagai kritikus sastra, Jassin juga pengarang ulung. Beberapa karyanya, di antaranya: Gema Tanah Air, 74HB. Jassin, et al. Kontroversi Al-Quran Tifa Penyair dan Daerahnya, Kesusastraan Berwajah Puisi H.B. Jassin Penyusun (: Indonesia Baru Masa Jepang. Pustaka Utama Grafiti, 1995), hlm. viii.

41 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Arab Saudi. Semua susunannya, menurut karena dianggapnya mempermainkan kitab dia, berbentuk prosa. Belum ada mushhaf suci Al-Quran.76 Bahkan, dalam acara yang susunan tulisan ayat-ayatnya studium general di Fakultas Ushuluddin ditampilkan dalam bentuk puisi.75 Bentuk IAIN Jakarta bersama HB. Jassin, pada 17 prosa yang dia maksud adalah dalam Mei 1993, Dr. H. Fuad Moh. Fachruddin model penulisan ayat-ayat Al-Quran menghubungkan penulisan Al-Quran terpaku pada kepentingan memenuhi ruang berwajah Puisi ini dengan perilaku orang bidang halaman yang telah ditentukan dan Syiah.77 disediakan. Ayat-ayat yang satu kesatuan Disamping beberapa tokoh yang pikiran, kadang kala dan ini biasa menyerang HB. Jassin dengan nada terjadi disambung begitu saja untuk emosional tersebut, ada juga beberapa kepentingan memenuhi ruang kosong yang tokoh Muslim yang mengungkapkan ada di belakangnya, meskipun hanya kekurangsetujuannya dengan pertimbangan sedikit, kemudian disambungkan dengan demi ketenangan umat Islam, seperti yang baris berikutnya. Model penulisan diungkapkan Ali Yafie, atau dengan alasan semacam ini, menurut HB. Jassin, bisa bahwa cara penulisan Al-Quran itu mengganggu konsentrasi pembaca dalam merupakan petunjuk langsung dari Tuhan merenungi isi dan arti suatu ayat. (tauqîfi), sehingga tidak bisa diubah, Kreasi HB. Jassin tersebut memang seperti yang disampaikan oleh Dr. K.H. menarik, tetapi pada akhirnya melahirkan Ma`ruf Amin, Katib Am Syuriah PBNU, kontroversi di kalangan umat Islam waktu itu.78

Indonesia. Sebelum mengetahui bagaimana Namun, dalam kasus ini, bukan sesungguhnya model Al-Quran Berwajah berarti HB. Jassin tanpa pendukung. Prof. Puisi yang dia gagas tersebut, masyarakat H. Chatibul Umam (Guru Besar pada Muslim telah terjebak pada isu Al-Quran Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah yang dipuisikan, sehingga yang muncul Jakarta), Ali Audah (satrawan dan adalah prasangka dan tuduhan yang tidak penerjemah sejumlah literatur Arab), dan sehat. KH. Hassan Basri, Ketua MUI waktu itu, misalnya, menolak 76 Pernyataan ini sebagaimana dikutip Media Indonesia Minggu, 29 Agustus 1993. diterbitkannya Al-Quran berwajah Puisi, 77 Sebagaiman diuraikan D. Sirajuddin AR. Lihat, D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui dalam Ulumul 75Proyek H.B. Jassin: Al-Quran Berbentuk Quran, No. 5, Vol. IV Th. 1993, hlm. 61. Puisi, Suara Karya, 4 Desember 1992, dan Singgalang, 21 Desember 1992. 78 Wawasan, 26 Januari 1993.

42 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Abdurrahman Wahid (ketua PBNU waktu Quran versi Jassin tersebut dinilai lebih itu) adalah di intelektual Muslim besar mudaratnya ketimbang manfaatnya.80 yang secara tegas mendukung kreasinya Akhirnya, Mushhaf Berwajah Puisi tersebut. Sejauh tidak ada tanda baca yang hasil kreasi Jassin tersebut, meskipun telah diubah dan kedudukan ayat juga tidak dicetak dan diterbitkan oleh penerbit diubah, mereka ini tidak mempermasalah- Djambatan Jakarta, akhirnya tidak bisa 79 kan upaya Jassin tersebut. beredar luas di tengah masyarakat Muslim. Kontroversi semakin tajam setelah Reaksi penolakan yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia dan Lajnah Departemen Agama dan Majelis Ulama Pentashihan Mushaf Al-Quran Indonesia tersebut, telah membentuk suatu Departemen Agama, menolak format Al- wacana dan opini bahwa Mushhaf Al- Quran versi Jassin tersebut. MUI lewat Quran Berwajah Puisi kreasi Jassin suratnya No. U-1061/MUI/XII/1992 yang terlarang dan bertentangan dengan ditandatangani oleh K.H. Hasan Basri dan mushhaf Utsmani. Umat Islam pun Sekretaris Umum, Prodjokusumo, serta akhirnya mengklaim sesat dan salah Departemen Agama lewat surat terhadap mushhaf kreasi Jassin tersebut. No..P.III/TL.02/1/242/1179/1992 yang ditandatangani oleh Ketua Badan Litbang 2. Rumusan Masalah Agama Puslitbang Lektur Agama Lajnah Dari latar belakang di atas, maka Pentashih Mushaf Al-Quran Depag, H.A. masalah yang diteliti dalam kajian ini Hafizh Dasuki, yang ditujukan kepada HB. adalah: Jassin, dengan tegas menolak permintaan rekomendasi Jassin sehubungan dengan a. Bagaimana tatacara penulisan dan tata penerbitan Al-Quran Berwajah Puisi layout Mushhaf Al-Quran Berwajah tersebut. Alasannya, menurut Hasan Basri, Puisi karya HB. Jassin? karena susunan naskahnya tidak sesuai b. Apakah tatacara penulisan dan tata dengan mushhaf Al-Imam (Mushhaf layout Mushhaf Al-Quran Berwajah `Utsmâni). Berdasarkan rapat pleno Lajnah Puisi karya HB. Jassin tidak sesuai Pentashih Mushhaf Al-Quran, pada 17 dengan Pedoman Pentashih Mushaf Al- September 1992, memutuskan bahwa Al-

80 Harian Terbit, 21 Januari 1993, Media Indonesia, 21 Januari 1993, Pelita, 21 Januari 1993, dikutip kembali dalam HB. Jassin, ibid., hlm. 17- 79 Republika, 28 Januari 1993. 22.

43 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Quran tentang Penulisan dan Tanda prosa Arab yang berbeda dari prosa Baca yang disusun Puslitbang Lektur sebelum dan sesudah kedatangannya. Agama Departemen Agama RI 1976? Mushthafa Anani menyebut Al-Quran c. Mengapa Mushhaf Al-Quran tergolong prosa dengan perbedaan dari Berwajah Puisi kreasi HB. Jassin kelaziman prosa mursal dan kata bersajak dilarang beredar di masyarakat? Arab biasa: kadang berwajah prosa, tapi di bagian lain berwajah sajak, dan bahkan kombinasi antarkeduanya. Sedangkan Al- B. Sejarah Penyusunan Mushhaf Al- Baqillani menolak wajah sajak dalam Al- Quran Al-Karim Berwajah Puisi Quran. Alasannya, dalam puisi harus ada Kreasi HB. Jassin minimal 4 bait dengan penyeragaman ujung-ujung qafiyah-nya, sedangkan Al- 1. Al-Quran, Puisi dan Prosa Quran tidak demikian.81

Perdebatan tentang apakah Al-Quran Beberapa contoh bisa diuraikan. cenderung pada garis puitis atau prosa, Misalnya, dalam surah Al-Ikhlâsh, keempat dalam literatur Islam telah muncul jauh ayatnya berirama ad dengan sebelum H.B. Jassin memuitisasikan ayat- mengesampingkan bunyi-bunyi nada, ayat Al-Quran. Mayoritas ulama, surah Al-Fîl, ayat-ayatnya berirama il menyatakan bahwa tanpa dipuitisasikan, dengan mengesampingkan vokal-vokal sesungguhnya ayat-ayat Al-Quran telah akhir dan membolehkan -ul pada salah satu mengandung nilai puisi yang sangat agung. akhir ayat. Begitu juga yang terjadi pada Tapi, ia sendiri bukanlah puisi. Thaha surah Al-Dluhâ. Fakta ini mendeskripsikan Husein, sastrawan Mesir, membagi bahwa Al-Quran sebenarnya bukan puisi perkataan pada: puisi, prosa, dan Al- dan juga bukan prosa secara total. Struktur Quran, sehingga dalam kategori ini dia bahasa Al-Quran dengan perubahan rima memisahkan bahasa Al-Quran sebagai yang tiba-tiba; pengulangan kata rima yang bahasa yang khas: bukan puisi dan juga sama dengan penggandengan ayat; bukan prosa. Sebab, Al-Quran tidak pencampuran pokok bahasa asing ke dalam tunduk pada aturan puisi maupun prosa. suatu bagian Al-Quran yang homogen, Zaki Mubarak, berpendapat keterputusan dalam konstruksi gramatikal, sebaliknya. Dalam kitab al-Nashr al-Fanni 81 Lihat, D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui sebagaimana dikutip Sirajuddin, dia dalam Ulumul Quran, No. 5, Vol. IV Th. 1993, mengatakan bahwa Al-Quran sebagai hlm. 62.

44 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 perubahan yang tiba-tiba dalam panjang HB. Jassin adalah laki-laki kelahiran ayat; peralihan mendadak dalam suasana Gorontalo pada 31 Juli 1917. Sejarah dramatis dari kata ganti tunggal ke jamak pendidikannya adalah sekuler. Tamat dari adalah diantara beberapa keunikan dan Gouverment H.I.S. Gorontalo pada 1932. kekhasan Al-Quran.82 Kemudian ia melanjutkan ke H.B.S. di

Lepas dari beragam pandangan , dan lulus pada 1939. Delapan tersebut, Hans Bague Jassin, seorang empu belas tahun kemudian, yaitu pada 1957, dia dan kritikus sastra di Indonesia melihat berhasil menamatkan studinya di Fakultas bahwa susunan bahasa Al-Quran Sastra, Universitas Indonesia. Sejak saat sangatlah indah. Maka, bila selama ini Al- itulah dia dikenal dalam dunia sastra. Quran ditulis dan disajikan dalam bentuk Begitu aktif dan produktifnya di dunia prosa alangkah indahnya bila tulisannya sastra, khususnya dalam bidang kritik disajikan dalam bentuk puisi. Alasannya, sastra, dia pun memperoleh julukan Empu karena sebenarnya Al-Quran itu puitis Satra Indonesia. Bahkan, almamaternya seperti puisi, sehingga selain rasanya pada 1979 merasa perlu menganugerahinya indah, dari segi perwajahan secara visual gelar Doktor Honoris Causa. enak dipandang, dan dari segi spiritual pun Pada 1978, karya Al-Quran dan keindahan bahasanya tersebut bisa terjemahnya Al-Quran Bacaan Mulia, diresapi, enak dibaca dan penuh irama. membuat geger umat Islam Indonesia.

Sebelum menganalisis kreasi Jassin Sebab, dia bukanlah orang yang dalam puitisasi Al-Quran di sini akan mempunyai kemampuan bahasa Arab yang dijelaskan secara singkat siapa HB. Jassin baik, tetapi bisa menerjemahkan Al- dan apa latar belakangnya dia mempunyai Quran. Sehingga pada saat itu, sebagai inisiatif menampilkan Al-Quran dalam simbol protes, ada sebagian umat Islam wajah puitis. yang membakar karyanya tersebut. Meski sempat diadili oleh Majelis Ulama DKI Jakarta, atas permintaan Gubernur DKI Jakarta, waktu itu, namun, 82 Lihat, W. Montgomery Watt, Pengantar Studi Al-Quran Penyempurnaan atas Karya Jassin tak bergeming. Karyanya pun tetap Richard Bell, terj. Taufik Adnan Amal (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hlm. 109-131. Dari segi diterbitkan dan terus mengalami cetak bahasa Al-Quran memang menyimpan kekuatan stilistik. Untuk kajian soal ini lihat, Syihabuddin ulang hingga ketiga kalinya dengan jumlah Qalyubi, Stilistika al-Quran, Pengantar Orientasi 75.000 eksemplar. Studi Al-Quran (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997).

45 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Jassin dikenal sebagai orang yang Pada 4 Februari 1970, ketika teguh dalam memegangi pendapat dan memasuki usia 53 tahun, Jassin diseret ke sikapnya. Dialah yang berdiri di belakang Pengadilan Negeri Republik Indonesia. Hamka, ketika ulama ternama ini dituduh Tiga orang dihadapkan sebagai saksi ahli, menjiplak, oleh Abdullah Said Patmaji, di yaitu Hamka, sebagai seorang ulama dan harian Bintang Timur, 7 September 1962. sastrawan Islam terkemuka, Abdul Kadir Saat itu, novel Hamka berjudul Bahaluwan, Wakil Kepala Biro Hubungan Tenggelamnya Kapal van der Wijk Masyarakat Departemen Agama, dan Ali dianggap mendaur ulang novel Magdalena Audah, seorang pengarang dan penerjemah terjemahan Mustafa Lutfi Al-Manfaluthi, yang terkenal. Akhirnya, Majelis Hakim ed.--. Novel Magdalena adalah hasil menjatuhkan putusan, yaitu Jassin, sebagai terjemahan berbahasa Prancis Sous Les pemimpin redaksi yang bertanggung jawab Tilleuls karya Alphonse Karr. Pernyataan atas segala isi majalah Sastra, dihukum Jassin yang menegaskan bahwa satu tahun penjara dengan masa percobaan Tenggelamnya Kapal van der Wijk karya dua tahun. Hamka adalah karya yang lahir dari pribadi sang pengarang, berhasil mematahkan 2. Keinginan Jassin Menampilkan Al- gempuran seniman Lekra pada saat itu. Quran Berwajah Puisi

Pada akhir 1960-an dia juga Kematian Arsiti, istri Jassin, pada 12 tersandung masalah yang kontroversial. Maret 1972 membangunkan kesadaran Majalah Sastra yang dia kelola, edisi baru dalam diri HB. Jassin. Selama tujuh Agustus 1968, memuat cerpen Langit malam, di rumahnya, acara tahlilan digelar. Makin Mendung karya Ki Panji Kusmin. Secara tidak sadar, ayat-ayat Al-Quran Cerpen ini diprotes banyak pihak karena yang dibacakan setiap malam itu, dianggap mengandung unsur-unsur yang mengusik hati Jassin dan menggiringnya bersifat penodaan terhadap agama Islam, untuk menerjemahkan teks-teks tersebut. merendahkan kesempurnaan Tuhan, dan Niatnya ini didorong suatu kesadaran mengecilkan peran Nabi Muhammad bahwa Al-Quran sangatlah puitis, adalah SAW. Kantor redaksi majalah Sastra sangat wajar bila terjemahannya juga dirusak sekelompok pemuda. Pada majalah dibuat secara puitis. Dan pada 7 Oktober Sastra edisi berikutnya, Ki Panji Kusmin 1972, ia memulai melaksanakan proses memohon maaf dan mencabut cerpen penerjemahan itu. Dua tahun kemudian, tersebut. tepatnya pada 18 Desember 1974, Jassin

46 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 menyelesaikan terjemah seluruh ayat Al- melakukan perbaikan, bila memang ada Quran. Setelah edisi pertama terbit, Jassin kesalahan, termasuk pula bentuknya harus diserang banyak pihak, karena dipandang berimbang seperti puisi.84 Ketika dia tidak mempunyai ilmu yang memperbaiki cetakan ketiga Al-Quran Al- dibutuhkan di dalam menerjemahkan Al- Karim Bacaan Mulia, inilah dia Quran. Oleh karena itu, demikian para mempunyai niat, bukan hanya terjemah Al- pengkritiknya berargumen, Jassin tidak Quran yang ditampilkan secara puitis layak untuk menerjemahkan Al-Quran tetapi juga tulisan ayat Al-Quran. dan dengan demikian hasil terjemahannya Gagasan Jassin ini memang 83 itu juga tidak layak untuk dibaca. spektakuler. Selama ini mushhaf Al- Beruntung, Jassin menerima surat Quran secara visual grafis ditulis dalam tashhih dari Departemen Agama, dan karya bentuk prosa, yakni setiap kata di dalam terjemahnya yang diberinya judul Al- ayat-ayat Al-Quran ditulis semuanya di Quran Al-Karim Bacaan Mulia tersebut dalam ruang yang telah tersedia pada sempat terbit hingga beberapa kali cetakan. bidang ruang halaman. Model inilah yang Cetakan pertama (1987) sebanyak 10.000 selama ini dipakai dalam menulis mushhaf eksemplar diterbitkan oleh penerbit Al-Quran. Namun, meski demikian, Djambatan. Lalu, cetakan kedua (1988) ukuran khath Arabnya berbeda-beda untuk beralih ke penerbit lain. Karena waktu itu, setiap mushhaf dan standar jumlah penerbit lama tidak mampu memenuhi barisnya perbidang halaman berbeda-beda permintaan HB. Jassin untuk menerbitkan pula. Oleh karena itu, meskipun cetakan kedua persis padaa HUT-nya yang menggunakan visual prosa tersebut, ke-65, 31 Juli 1982. Waktu itu, karya halaman yang dibutuhkan untuk setiap Jassin tersebut berhasil dicetak 35.000 model mushhaf berbeda-beda pula. Ada eksemplar. Sedangkan untuk cetakan yang 540 halaman, 400 halaman, dan ada ketiga (1991), Jassin kembali lagi ke juga yang 600 halaman. Perhatikan contoh penerbit semula, karena penerbit kedua ini berikut ini: hanya berupa yayasan, dan karena itu pula HB. Jassin sendiri yang memasarkannya. Setiap cetak ulang HB. Jassin selalu

83Edy A. Effendi, Kontroversi di Sekitar HB. Jassin, dalam Jurnal Ulumul Quran, 84Proyek H.B. Jassin Al-Quran Berbentuk November 1993. Puisi, Suara Karya 4 Desember 1992.

47 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Pada mushhaf standar Indonesia, dalam satu ruang bidang halaman, sebagaimana contoh di atas, terdiri dari 18 baris, sedangkan pada mushhaf standar Arab Saudi terdiri dari 15 baris. Untuk kasus Mushhaf Berwajah Puisi kreasi Jassin tentu akan lebih memakan banyak bidang halaman. Sebab, penulisannya setiap baris bukan ditentukan oleh bidang ruang di setiap halaman, tetapi ditentukan oleh isi yang terkandung di dalam ayat- ayat Al-Quran yang ditulis. Sehingga, dengan cara yang demikian ini, banyak bidang ruang yang kosong dalam satu halaman, tidak terisi. Perhatikan contoh berikut yang dikutip dari Al-Quran Mushhaf Al-Quran standar Indonesia Berwajah Puisi:

Mushhaf Al-Quran standar Arab Saudi Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi

48 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Dari contoh di atas jelas bahwa Berbagai pihak, waktu itu, telah mushhaf Berwajah Puisi yang dikreasikan dihubungi oleh Jassin, seperti Prof. H.B. Jassin akan memerlukan banyak Hasymi, BJ. Habibie, Abdurrahman bidang ruang di setiap halaman. Bila Wahid, Bismar Siregar, M. Amien Rais, dibandingkan dengan mushhaf yang dan beberapa tokoh lain, untuk dimintai kaligrafinya ditulis dengan memenuhi tanggapan. Gus Dur, bahkan siap seluruh bidang ruang di setiap halaman, memperjuangkan jika nanti muncul ribut- setidaknya akan bertambah satu setengah ribut.87 Pekerjaannya itu selesai tepat pada kali. Bila mushhaf bentuk biasa terdiri 540 ulang tahunnya yang ke-76, 31 Juli 1993.88 halaman dalam satu mushhaf, maka bentuk baru kreasi Jassin ini bisa menjadi sekitar C. Tatacara Penulisan Mushhaf Al- 700 halaman lebih. Quran Berwajah Puisi Karya HB. Gagasan spektakuler Jassin ini yang Jassin dimulai sejak tahun 1991.85 Penulisan kaligrafinya dipercayakan kepada Drs. D. 1. Tanda Sukun untuk huruf wawu dan Sirajuddin A.R., kaligrafer dan dosen IAIN ya yang berfungsi sebagai Jakarta. Obsesi Jassin ini tentu pemanjang bunyi memerlukan biaya yang tidak sedikit: Jassin mengakui bahwa dalam untuk membuat kaligrafi Rp. 500.000 per menyusun Mushhaf Al-Quran Berwajah juz, kali 30 juz, sehingga mencapai Rp. 15 Puisi ini dia menggunakan Al-Quran juta; untuk biaya pentashhihan diperlukan standar yang dibelinya dari Departemen anggaran sekitar Rp. 10.000.000,- serta Agama.89 Ini berarti karakter dan tata cara anggaran-anggaran yang lain. Jumlah penulisan ayat Al-Quran sama seperti keseluruhan memerlukan biaya Rp. 150 yang dilakukan oleh Al-Quran yang juta. Semua biaya ini dia peroleh dari selama ini menjadi standar Departemen sumbangan pribadi B.J. Habibie waktu itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Berwajah Puisi Forum Keadilan No. 22, 18 86 Pebruari 1993, kemudian dimuat dalam HB. Jassin, Teknologi Republik Indonesia. et al. Kontroversi Al-Quran Berwajah Puisi H.B. Jassin Penyusun, hlm. 14 dan 85. 87 Ibid. 85Lihat, Quran itu Puisi Wawancara 88 HB. Jassin, et al. Kontroversi Al-Quran dengan HB. Jassin dalam Panji Masyarakat, No. Berwajah Puisi H.B. Jassin Penyusun, hlm. viii. 742, XXXIV, 1-10 Januari 1993, hlm. 76. 89Al-Quran Berbentuk Puisi Menjadi 86 Al-Quran Berwajah Puisi Menjadi Obsesi H.B. Jassin dalam Angkatan Bersenjata, 22 Obsesi H.B. Jassin Angkatan Bersenjata, 22 Desember 1992. Desember 1992, dan Al-Quran Dilarang

49 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Agama Republik Indonesia. Namun, , , , . Dari segi setelah dibandingkan dengan beberapa teknis penulisan harakat, dalam kasus ini, model cetakan mushhaf Al-Quran yang Jassin tidak mengikuti mushhaf standar beredar di toko dan yang mengacu pada Indonesia yang telah ditetapkan oleh mushhaf standar Indonesia yang dibakukan Departemen Agama sebagaimana terlihat oleh Departemen Agama Republik pada mushhaf yang diterbitkan oleh PT. Indonesia, dalam Mushhaf Berwajah Puisi Bina Ilmu Surabaya dan PT. Maarif ini terdapat beberapa perbedaan. Pertama, Bandung. harakat sukun untuk huruf wawu dan ya yang berfungsi sebagai pemanjang bunyi u Dalam kasus ini Mushhaf Al-Quran dan i, tidak ada. Lihat contoh pada surah Berwajah Puisi karya Jassin mengikuti Al-Baqarah [2]: 8-9 berikut ini: mushhaf Al-Quran yang diterbitkan oleh penerbit di luar negeri, seperti yang diterbitkan oleh Darul Qalam Mesir dan Pemerintah Arab Saudi. Perhatikan contoh berikut ini yang diambil dari sebagian halaman dari mushhaf yang diterbitkan oleh Pemerintah Arab Saudi: versi Mushhaf Berwajah Puisi

Versi Mushhaf standar Depag Mushhaf standar Arab Saudi

Dari contoh di atas dengan tampak Dari uraian di atas menjadi jelas jelas terlihat bahwa ada beberapa huruf bahwa dari segi tata penulisan harakat wawu dan ya yang berfungsi sebagi untuk mad, mushhaf Berwajah Puisi tidak pemanjang (mad) dalam kata tidak disukun mengikuti mushhaf Al-Quran standar sebagaimana yang ditetapkan di dalam Indonesia, tetapi mengikuti mushhaf yang mushhaf standar Departemen Agama standar pemerintah Arab Saudi. Republik Indonesia: kata , ,

50 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

2. Tanda Fatkhah pada kata Allah Sedangkan di dalam mushhaf standar

Masalah yang kedua adalah Indonesia tidak membedakan susunan dua mengenai penulisan fathah pada kata harakat (tanwîn) tersebut. Perhatikan Allah. Mushhaf Berwajah Puisi dalam contoh berikut ini: kasus ini mengikuti mushhaf standar Indonesia, yaitu ditulis dengan fathhah Mushhaf standar Indonesia tegak, () sedangkan pada mushhaf Dalam masalah ini, mushhaf standar Arab Saudi ditulis biasa ( ). Berwajah Puisi tidak mengikuti mushhaf Perhatikan pada contah surah Al-Baqarah standar Arab Saudi, tetapi mengikuti [2]: 8 di atas. mushhaf standar Indonesia. Perhatikan contoh berikut ini: 3. Penulisan tanda tanwin

Masalah yang ketiga, adalah mengenai penulisan susunan dua harakat (tarkîbul harakatain) atau tanwîn. Dalam mushhaf standar Arab Saudi, dibedakan Mushhaf Berwajah Puisi cara menulis tanwîn idhhâr dengan tanwîn ikhfâ dan tanwîn idhghâm. Untuk tanwîn 4. Tanda Waqf idhhâr ditulis dengan dhammah yang di atasnya ditambah garis lengkung untuk Masalah keempat adalah mengenai kasus dhammatain, dan ditulis fathhah dua mengenai tanda waqf. Dalam soal ini yang berjajar lurus untuk kasus kasratain. Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi Sedangkan untuk tanwîn ikhfâ dan tanwîn mengikuti mushhaf standar Indonesia, idhghâm, untuk kasus dhammatain ditulis bukan mushhaf standar Arab Saudi. Lihat dhammah dua bertumpuk. Perhatikan dan kembali pada kasus ayat ke 8 dan 9 dari bandingkan contoh berikut ini: surah Al-Baqarah di atas; di akhir kedua ayat tersebut dan tepat pada kata âmanû di ayat yang ke 9, dalam mushhaf standar Arab Saudi tidak terdapat tanda waqf. Sedangkan dalam mushhaf standar Mushhaf standar Arab Saudi Indonesia terdapat tanda waqf, secara

51 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 berurutan, yaitu; waqf lâzim, artinya harus 5. Ditulis berdasarkan kaidah berhenti pada kata yang diberi tanda waqf Nahwiyyah Sharfiyyah tersebut; waqf jâiz, artinya boleh berhenti Masalah kelima, adalah dalam dan boleh terus disambung dengan kata mushhaf Berwajah Puisi ditulis dengan selanjutnya pada kata yang diberi tanda khath tuntas berdasarkan kaidah waqf tersebut; dan waqf jâis ma`a kauni nahwiyyah sharfiyyah, sedangkan pada al-waqfi aulâ, yaitu lebih utama berhenti mushhaf standar Indonesia pada kasus pada kata yang diberi tanda waqf tersebut. tertentu yang terkait dengan teknis Perhatikan contoh berikut ini: penulisan skripnya, masih mengikuti mushhaf standar Arab Saudi (mushhaf Utsamani). Perhatikan contoh berikut ini:

versi mushhaf Utsmani standar Arab Saudi

waqaf versi mushhaf berwajah puisi

versi mushhaf standar Indonesia

versi mushhaf Berwajah Puisi

versi mushhaf standar Arab Saudi D. Tata Lay Out Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi Karya HB. Jassin

1. Tidak tergantung pada bidang halaman

Setelah menganalisis teknis versi mushhaf standar Indonesia penulisan, baik menyangkut penulisan tanda baca (harakat), model-modelnya dan tanda waqf, pada bagian ini akan dianalisis mengenai tata layout dalam penulisan mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi. Dalam

52 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 masalah tata layout, mushhaf Berwajah Puisi ditulis tidak seperti lazimnya mushhaf yang selama ini beredar di kalangan umat Islam yang memenuhi seluruh ruang bidang halaman. Namun, bagi Jassin, tata layout disesuaikan dengan makna yang terkandung pada setiap kalimat yang bisa diresapi oleh pembaca. Maka, pertimbangannya bukan luas bidang ruang pada setiap halaman yang tersedia, tetapi satu kesatuan makna yang terkandung pada setiap kalimat.

Dengan demikian, pada baris pertama berhenti dalam satu kesatuan makna yang bisa diresapi oleh pembaca. Ruang yang kosong-kosong yang ada, karena belum dipenuhi barisan kalimat telah berganti pada baris di bawahnya, bukan berarti Model penyusunan tulisan deretan mubazir, karena memang cara ayat dalam mushhaf Berwajah Puisi ini 90 membacanya diresapi maknanya, sama sekali berbeda dengan penyusunan sehingga lebih indah dan enak dibaca. tulisan deretan ayat yang ada dalam Lay out penyusunan ayat Al-Quran mushhaf standar Indonesia maupun pada Al-Quran Berwajah Puisi hasil mushhaf standar Arab Saudi. kreasi Jassin ini didasarkan pada Dalam mushhaf standar Indonesia pertimbangan unit masalah untuk setiap maupun standar Arab Saudi, baris, bukan banyaknya ruang yang telah menggoreskan tulisan ayat-ayat secara disediakan pada setiap halaman, seperti berkesinambungan, memenuhi kepadatan kebanyakan Al-Quran yang beredar bidang dan ruang kertas yang tersedia pada selama ini. Misalnya, dalam surah Al- setiap halaman. Oleh karena itu, seringkali Rahmân, tertulis sebagai berikut: terjadi, satu ayat belum tuntas dilanjutkan pada baris berikutnya dalam bidang ruang halaman yang sama. Sedangkan pada 90 Ibid.

53 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 mushhaf Berwajah Puisi penggalan setiap Contoh di atas adalah lembaran dari baris lebih ditentukan pada kesatuan mushhaf Utsmâni yang ditulis dengan skrip makna, bukan pada pemenuhan bidang (khath) Kûfî, yang memuat kerangka tanda ruang halaman yang tersedia. titik hasil kreasi Abul Aswad Al-Du`ali, namun belum ada tanda baca (harakat) E. Berbeda dengan Mushaf Utsmani yang lengkap sebagaimana mushhaf yang

Persoalannya adalah apakah upaya selama ini beredar di kalangan umat Islam. Jassin ini bertentangan dengan model Lembaran mushhaf ini sekarang disimpan 91 Mushhaf `Utsmani. D. Siradjuddin AR., di Museum Nasional Yaman. kaligrafer yang menulis khathth-nya, Al- Penggalan kalimat pada lembar Quran Berwajah Puisi, menegaskan tersebut merupakan ayat pertama dari bahwa penulisan mushhaf Berwajah Puisi surah Al-Isra, yaitu: tersebut sepenuhnya mengacu kepada mushhaf `Utsmani dan juga tunduk kepada rumus mushhaf standar Indonesia. Namun, tidak dalam hal tata lay out-nya. Jika tata lay out-nya dimasukkan, sesungguhnya Dari segi tata cara tulis layout-nya, seluruh mushhaf yang ada sekarang ini pada contoh di atas ada beberapa tidak ada yang mengikuti jejak mushhaf pemenggalan kata yang tidak sesuai `Utsmani. Sebab, dalam hala tatacara lay dengan kaidah nahwiyyah dan sharfiyyah. out mushhaf `Utsmani banyak Bila deretan kalimat di atas ditulis sesuai pemenggalan kata, yang bagi pembaca dengan urutan aslinya adalah sebagai awam cukup berbahaya. Misalnya, dalam berikut: surah Al-Isrâ sebagai berikut:

91 Dikutip dari M.M. Al-A`zami, The History The Quranic Text, terj. Sohirin Solihin dkk. (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 155. Mushhaf `Utsmânî jumlah keseluruhannya ada 5 buah, ada yang mengatakan 7 buah.

54 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Sultan Ikhaniyah, bukan lagi pada `Utsman ibn `Affan.92

Contoh di atas memperlihatkan 2. Kekhasan Mushhaf HB. Jassin bahwa mushhaf `Utsmani yang dihasilkan Dari uraian di atas tampak bahwa Al- oleh tim yang dipimpin Zayd ibn Tsabit, Quran Berwajah Puisi kreasi Jassin di dengan memakai khath kûfi belum atas di luar dari kelaziman mushhaf di menentukan tata lay out yang sesuai Indonesia. Ia mempunyai kekhasan dengan standar nahwiyyah dan sharfiyyah. tersendiri. Pertama, dalam masalah lay Kata-kata: , , yang out-nya disusun secara simetris dengan mempertimbangkan makna puitis di setiap dipenggal-penggal seperti di atas sangat ayat, sedangkan dalam mushhaf standar membahayakan bagi para pembaca awam. Indonesia dan Arab Saudi disusun biasa Persoalan yang muncul kemudian adalah, dengan pertimbangan luas bidang kertas bila menyangkut tata lay out mushhaf yang disediakan dan sebagian ada yang `Utsmani ini diklaim sebagai tauqîfî dan mempertimbangkan pangkat ayat pada mutlak, tentu akan terjadi kerancuan dalam akhir halaman, yang dikenal dengan mushhaf kita sekarang ini, karena mushhaf Mushhaf Pojok. Oleh karena itu, mushhaf yang beredar di dunia Muslim sekarang Berwajah Puisi seringkali memenggal ayat jelas berbeda tatacara lay out-nya dengan meskipun masih tersedia bidang ruang mushhaf `Utsmani. pada satu halaman, demi pertimbangan Gagasan mengenai tata lay out makna. Hal yang sama, sebetulnya juga dengan segala tanda baca yang sempurna, dilakukan dalam mushhaf standar, hanya seperti yang kita lihat sekarang, sebetulnya saja pertimbangannya lebih pada muncul pada periode Bani `Abbas yang keserasian dan pemenuhan bidang ruang dipelopori oleh Abu Hasan, yang dikenal yang tersedia, bukan makna. Namun, dengan Ibn Bauwab (w. 413 H/1022M). keduanya dalam pemenggalan tersebut Karya-karyanya kemudian bermunculan sama-sama tidak mengingkari kaidah pada masa kekuasaan Turki `Utsmani dan nahwiyyah. kerajaan-kerajaan Islam Persia. Pengaturan halaman mushhaf sekarang, umumnya 92 D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah mengacu pada periode Bagdad dan para Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui dalam Ulumul Quran, No. 5, Vol. IV Th. 1993, hlm. 61-62.

55 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Kedua, dalam Al-Quran Berwajah ayat. Kedua, pilihannya pada penulisan Puisi keseluruhannya menggunakan sempurna sesuai kaidah sharfiyyah dan khathth tuntas nahwiyyah, sedangkan nahwiyyah akan mampu menghindarkan dalam Al-Quran standar beberapa kaidah pembaca dari kesalahan membaca. Sebab, `Utsmani kadang masih terpakai. Namun, bila ditulis dengan model rasm Utsmani keduanya tetap menggunakan khathth utuh ada beberapa konteks tulisan yang naskhi bukan kufi, sebagaimana bentuk asli tidak lazim dan membingungkan, karena mushhaf `Utsmani. tidak sesuai dengan kaidah sharfiyyah dan

Ketiga, dalam Al-Quran Berwajah nahwiyyah. Ketiga, tanda waqf yang Puisi tidak ada ketentuan berapa ayat lengkap seperti yang ditempuh dalam dalam setiap satu wajah halaman mushhaf standar Indonesia, menjadikan (shahifah), sedangkan dalam Al-Quran mushhaf Berwajah Puisi ini detail dalam standar, dengan tujuan mempermudah memberikan peringataan kepada pembaca hafalan, biasanya setiap shahifah terdiri mengenai posisi untuk menghentikan dan atas 13, 15, 20 baris atau bahkan lebih. menyambung bacaan.

Ketidaklaziman inilah yang membuat sebagian umat Islam, termasuk F. Kesimpulan Departemen Agama RI, tidak siap untuk Dari uraian di atas bisa menerima kehadiran mushhaf tersebut. disimpulkan:

Mereka menuduh mushhaf Jassin ini akan 1. Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi membawa mudarat bagi umat Islam. karya HB. Jassin dalam teknis Padahal, secara substansial mushhaf Jassin penulisannya menggunakan model ini tidak bertentangan dengan standarisasi penulisan yang mengacu pada standar penulisan mushhaf di Indonesia. Bahkan, nahwiyyah dan sharfiyyah, yang bila dilihat baik dari segi teknis penulisan standar ini untuk beberapa kasus tidak khathnya maupun tatacara layout-nya, digunakan oleh mushhaf standar mushhaf Jassin ini memberikan beberapa Indonesia maupun standar Arab Saudi. keuntungan. Pertama, dalam masalah Adapun teknis tata layout-nya tidak layout-nya disusun secara simetris dengan terpaku pada luas bidang halaman yang mempertimbangkan makna puitis di setiap tersedia, melainkan pemenggalannya ayat, akan memudahkan pembaca dalam dilakukan berdasarkan isi dari setiap memetik makna di setiap deretan baris deretan kalimat.

56 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

2. teknis penulisan tidak sepenuhnya menurut khathth `Utsmânî sebagai mengikuti mushhaf standar Arab Saudi pelestarian warisan sejarah.

dan atau mushhaf standar Indonesia. 3. Penolakan sebagian umat Islam Begitu juga dari segi tata layout-nya. terhadap Mushhaf Berwajah Puisi Secara substansial ia tetap mengacu dengan tidak memberikan izin edar, dan tidak bertentangan dengan tidak mempunyai dasar argumentasi Pedoman Pentashih Mushaf Al-Quran rasional dan cenderung emosional, tentang Penulisan dan Tanda Baca karena tidak siap menghadapi sesuatu yang disusun oleh Puslitbang Lektur yang di luar kelaziman. Sebab, secara Agama Departemen Agama RI tahun substansial mushhaf yang disusun HB. 1976 yang memberikan tiga alternatif Jassin tersebut tidak bertentangan di dalam penulisan mushhaf Al- dengan standar mushhaf di Indonesia Quran: Pertama, tulisan Al-Quran maupun di Arab Saudi.[] harus mengikuti khathth mushhaf `Utsmânî, meskipun khathth tersebut menyalahi kaidah nahwiyyah dan DAFTAR PUSTAKA sharfiyyah, serta meskipun khathth tersebut mudah mengakibatkan salah Buku

bacaannya bila tidak diberi harakat. Abd Qadîr, Muhammad Thâhir. Târikh al- Kedua, tulisan Al-Quran boleh Qurân. Mesir: Mushthafâ al-Bâbî al- mengikuti kaidah `arabiyyah Halabî, 1953. nahwiyyah dan sharfiyyah, meskipun Al-A`zami, M.M. The History The Quranic Text, terj. Sohirin Solihin menyalahi khathth `Utsmânî. Sebab, dkk. Jakarta: Gema Insani Press, hal itu memudahkan pembaca, 2005. terutama bagi yang belum Al-Quran Al-Karim, Bacaan Mulia, terj. mengenalnya. Dasar hukum keharusan HB Jassin. Jakarta: Yayasan 23 mengikuti khathth `Utsmâni hanyalah Januari 1942, 1982. `aqliyyah ijtihâdiyyah semata. Ketiga, D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui Al-Quran yang merupakan bacaan dalam Ulumul Quran, No. 5, Vol. IV umum harus ditulis menurut kaidah Th. 1993, hlm. 61. `arabiyyah nahwiyyah dan sharfiyyah, Diponegoro, Mohammad. Puitisasi Al- namun tetap harus ada yang ditulis Quran juz 29. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.t.th

57 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015

Effendi, Edy A.. Kontroversi di Sekitar Quran itu Puisi Wawancara dengan HB. HB. Jassin, dalam Jurnal Ulumul Jassin dalam Panji Masyarakat, No. Quran, November 1993. 742, XXXIV, 1-10 Januari 1993, Jassin, HB. et al. Kontroversi Al-Quran hlm. 76. Berwajah Puisi H.B. Jassin Republika, 28 Januari 1993. Penyusun. Jakarta: Pustaka Utama Wawasan, 26 Januari 1993. Grafiti, 1995. Majma` al-Buhûts al-Islâmiyyah, Buhûts Qurâniyyah. Mesir: Al-Syirkah al- Mushhaf Al-Quan Mishriyyah, 1971. Al-Quran Al-Karim Berwajah Puisi, terj. Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika al-Quran, HB. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1993 Pengantar Orientasi Studi Al- Al-Quran Al-Karim, Bandung: PT. Al- Quran. Yogyakarta: Titian Ilahi Maarif Bandung, t.th. Press, 1997. Al-Quran Al-Karim, Surabaya: PT. Bina .Watt, W. Montgomery. Pengantar Studi Ilmu, t.th. Al-Quran Penyempurnaan atas Karya Richard Bell, terj. Taufik Al-Quran Al-Karim, Arab Saudi: Adnan Amal. Jakarta: Rajawali Press, Pemerintah Arab Saudi, t.th. 1995.

Koran dan Majalah

Al-Quran Berwajah Puisi Menjadi Obsesi H.B. Jassin Angkatan Bersenjata, 22 Desember 1992. Al-Quran Dilarang Berwajah Puisi Forum Keadilan No. 22, 18 Pebruari 1993. Harian Terbit, 21 Januari 1993. Media Indonesia Minggu, 29 Agustus 1993. Media Indonesia, 21 Januari 1993. Pelita, 21 Januari 1993. Proyek H.B. Jassin Al-Quran Berbentuk Puisi, Suara Karya 4 Desember 1992.

58