Studi Tentang Tatacara Penulisan Dan Layout Mushhaf Al-Qur An
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KONTROVERSI MUSHHAF AL-QURAN BERWAJAH PUISI KARYA HB. YASSIN (Studi tentang Tatacara Penulisan dan Layout Mushhaf Al-Quran) Dr. Islah Gusmian IAIN Surakarta Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah Abstrak HB. Yassin yang dikenal sebagai Paus sastra di Indonesia membuat terjemah Al- Quran dengan wajah puitis, yang disebut Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi. Gagasan ini kemudian melahirkan kontroversi di kalangan umat Islam Indonesia karena hasil kerja Yassin tersebut dianggap berbeda dengan mushhaf standar yang dipegangi umat Islam. Tulisan ini mencoba mengkaji tatacara penulisan dan layout Mushhaf Al-Quran Berwajah Puisi. Key word: HB. Yassin, puitisasi Al-Quran, tatacara penulisan, lay out. A. Pendahuluan ini muncul ketika dia memeriksa kembali karyanya, Al-Quranul Karim Bacaan 1. Latar Belakang Masalah Mulia cetakan ketiga saat hendak dicetak Pada awal tahun 1990-an, muncul ulang. Sejak semula, HB. Jassin memang gagasan mengenai puitisasi Al-Quran dari menerjemahkan Al-Quran dengan HB. Jassin, seorang sastrawan besar di menggunakan bahasa Indonesia yang baik; Indonesia.73 Yang dia maksud dengan dalam hal ini dia telah melahirkan puitisasi Al-Quran adalah cara terjemahan dengan bahasa yang puitis, 74 menampilkan tulisan ayat-ayat Al-Quran yang dia beri nama Bacaan Mulia. dalam wajah yang puitis. Kreasi HB. Jassin Dalam proses pemeriksaan ulang terhadap karyanya itu, HB. Jassin melihat 73HB. (Hans Bague) Jassin, dikenal sebagai berbagai mushhaf Al-Quran baik Paus Sastra Indonesia. Lahir, di Gorontalo, Sulawesi Utara, 31 Juli 1917. Di samping dikenal terbitan Indonesia, Turki, Mesir maupun sebagai kritikus sastra, Jassin juga pengarang ulung. Beberapa karyanya, di antaranya: Gema Tanah Air, 74HB. Jassin, et al. Kontroversi Al-Quran Tifa Penyair dan Daerahnya, Kesusastraan Berwajah Puisi H.B. Jassin Penyusun (Jakarta: Indonesia Baru Masa Jepang. Pustaka Utama Grafiti, 1995), hlm. viii. 41 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 Arab Saudi. Semua susunannya, menurut karena dianggapnya mempermainkan kitab dia, berbentuk prosa. Belum ada mushhaf suci Al-Quran.76 Bahkan, dalam acara yang susunan tulisan ayat-ayatnya studium general di Fakultas Ushuluddin ditampilkan dalam bentuk puisi.75 Bentuk IAIN Jakarta bersama HB. Jassin, pada 17 prosa yang dia maksud adalah dalam Mei 1993, Dr. H. Fuad Moh. Fachruddin model penulisan ayat-ayat Al-Quran menghubungkan penulisan Al-Quran terpaku pada kepentingan memenuhi ruang berwajah Puisi ini dengan perilaku orang bidang halaman yang telah ditentukan dan Syiah.77 disediakan. Ayat-ayat yang satu kesatuan Disamping beberapa tokoh yang pikiran, kadang kala dan ini biasa menyerang HB. Jassin dengan nada terjadi disambung begitu saja untuk emosional tersebut, ada juga beberapa kepentingan memenuhi ruang kosong yang tokoh Muslim yang mengungkapkan ada di belakangnya, meskipun hanya kekurangsetujuannya dengan pertimbangan sedikit, kemudian disambungkan dengan demi ketenangan umat Islam, seperti yang baris berikutnya. Model penulisan diungkapkan Ali Yafie, atau dengan alasan semacam ini, menurut HB. Jassin, bisa bahwa cara penulisan Al-Quran itu mengganggu konsentrasi pembaca dalam merupakan petunjuk langsung dari Tuhan merenungi isi dan arti suatu ayat. (tauqîfi), sehingga tidak bisa diubah, Kreasi HB. Jassin tersebut memang seperti yang disampaikan oleh Dr. K.H. menarik, tetapi pada akhirnya melahirkan Ma`ruf Amin, Katib Am Syuriah PBNU, kontroversi di kalangan umat Islam waktu itu.78 Indonesia. Sebelum mengetahui bagaimana Namun, dalam kasus ini, bukan sesungguhnya model Al-Quran Berwajah berarti HB. Jassin tanpa pendukung. Prof. Puisi yang dia gagas tersebut, masyarakat H. Chatibul Umam (Guru Besar pada Muslim telah terjebak pada isu Al-Quran Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah yang dipuisikan, sehingga yang muncul Jakarta), Ali Audah (satrawan dan adalah prasangka dan tuduhan yang tidak penerjemah sejumlah literatur Arab), dan sehat. KH. Hassan Basri, Ketua MUI waktu itu, misalnya, menolak 76 Pernyataan ini sebagaimana dikutip Media Indonesia Minggu, 29 Agustus 1993. diterbitkannya Al-Quran berwajah Puisi, 77 Sebagaiman diuraikan D. Sirajuddin AR. Lihat, D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui dalam Ulumul 75Proyek H.B. Jassin: Al-Quran Berbentuk Quran, No. 5, Vol. IV Th. 1993, hlm. 61. Puisi, Suara Karya, 4 Desember 1992, dan Singgalang, 21 Desember 1992. 78 Wawasan, 26 Januari 1993. 42 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 Abdurrahman Wahid (ketua PBNU waktu Quran versi Jassin tersebut dinilai lebih itu) adalah di antara intelektual Muslim besar mudaratnya ketimbang manfaatnya.80 yang secara tegas mendukung kreasinya Akhirnya, Mushhaf Berwajah Puisi tersebut. Sejauh tidak ada tanda baca yang hasil kreasi Jassin tersebut, meskipun telah diubah dan kedudukan ayat juga tidak dicetak dan diterbitkan oleh penerbit diubah, mereka ini tidak mempermasalah- Djambatan Jakarta, akhirnya tidak bisa 79 kan upaya Jassin tersebut. beredar luas di tengah masyarakat Muslim. Kontroversi semakin tajam setelah Reaksi penolakan yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia dan Lajnah Departemen Agama dan Majelis Ulama Pentashihan Mushaf Al-Quran Indonesia tersebut, telah membentuk suatu Departemen Agama, menolak format Al- wacana dan opini bahwa Mushhaf Al- Quran versi Jassin tersebut. MUI lewat Quran Berwajah Puisi kreasi Jassin suratnya No. U-1061/MUI/XII/1992 yang terlarang dan bertentangan dengan ditandatangani oleh K.H. Hasan Basri dan mushhaf Utsmani. Umat Islam pun Sekretaris Umum, Prodjokusumo, serta akhirnya mengklaim sesat dan salah Departemen Agama lewat surat terhadap mushhaf kreasi Jassin tersebut. No..P.III/TL.02/1/242/1179/1992 yang ditandatangani oleh Ketua Badan Litbang 2. Rumusan Masalah Agama Puslitbang Lektur Agama Lajnah Dari latar belakang di atas, maka Pentashih Mushaf Al-Quran Depag, H.A. masalah yang diteliti dalam kajian ini Hafizh Dasuki, yang ditujukan kepada HB. adalah: Jassin, dengan tegas menolak permintaan rekomendasi Jassin sehubungan dengan a. Bagaimana tatacara penulisan dan tata penerbitan Al-Quran Berwajah Puisi layout Mushhaf Al-Quran Berwajah tersebut. Alasannya, menurut Hasan Basri, Puisi karya HB. Jassin? karena susunan naskahnya tidak sesuai b. Apakah tatacara penulisan dan tata dengan mushhaf Al-Imam (Mushhaf layout Mushhaf Al-Quran Berwajah `Utsmâni). Berdasarkan rapat pleno Lajnah Puisi karya HB. Jassin tidak sesuai Pentashih Mushhaf Al-Quran, pada 17 dengan Pedoman Pentashih Mushaf Al- September 1992, memutuskan bahwa Al- 80 Harian Terbit, 21 Januari 1993, Media Indonesia, 21 Januari 1993, Pelita, 21 Januari 1993, dikutip kembali dalam HB. Jassin, ibid., hlm. 17- 79 Republika, 28 Januari 1993. 22. 43 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 Quran tentang Penulisan dan Tanda prosa Arab yang berbeda dari prosa Baca yang disusun Puslitbang Lektur sebelum dan sesudah kedatangannya. Agama Departemen Agama RI 1976? Mushthafa Anani menyebut Al-Quran c. Mengapa Mushhaf Al-Quran tergolong prosa dengan perbedaan dari Berwajah Puisi kreasi HB. Jassin kelaziman prosa mursal dan kata bersajak dilarang beredar di masyarakat? Arab biasa: kadang berwajah prosa, tapi di bagian lain berwajah sajak, dan bahkan kombinasi antarkeduanya. Sedangkan Al- B. Sejarah Penyusunan Mushhaf Al- Baqillani menolak wajah sajak dalam Al- Quran Al-Karim Berwajah Puisi Quran. Alasannya, dalam puisi harus ada Kreasi HB. Jassin minimal 4 bait dengan penyeragaman ujung-ujung qafiyah-nya, sedangkan Al- 1. Al-Quran, Puisi dan Prosa Quran tidak demikian.81 Perdebatan tentang apakah Al-Quran Beberapa contoh bisa diuraikan. cenderung pada garis puitis atau prosa, Misalnya, dalam surah Al-Ikhlâsh, keempat dalam literatur Islam telah muncul jauh ayatnya berirama ad dengan sebelum H.B. Jassin memuitisasikan ayat- mengesampingkan bunyi-bunyi nada, ayat Al-Quran. Mayoritas ulama, surah Al-Fîl, ayat-ayatnya berirama il menyatakan bahwa tanpa dipuitisasikan, dengan mengesampingkan vokal-vokal sesungguhnya ayat-ayat Al-Quran telah akhir dan membolehkan -ul pada salah satu mengandung nilai puisi yang sangat agung. akhir ayat. Begitu juga yang terjadi pada Tapi, ia sendiri bukanlah puisi. Thaha surah Al-Dluhâ. Fakta ini mendeskripsikan Husein, sastrawan Mesir, membagi bahwa Al-Quran sebenarnya bukan puisi perkataan pada: puisi, prosa, dan Al- dan juga bukan prosa secara total. Struktur Quran, sehingga dalam kategori ini dia bahasa Al-Quran dengan perubahan rima memisahkan bahasa Al-Quran sebagai yang tiba-tiba; pengulangan kata rima yang bahasa yang khas: bukan puisi dan juga sama dengan penggandengan ayat; bukan prosa. Sebab, Al-Quran tidak pencampuran pokok bahasa asing ke dalam tunduk pada aturan puisi maupun prosa. suatu bagian Al-Quran yang homogen, Zaki Mubarak, berpendapat keterputusan dalam konstruksi gramatikal, sebaliknya. Dalam kitab al-Nashr al-Fanni 81 Lihat, D. Sirajuddin. AR., Al-Quran Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui sebagaimana dikutip Sirajuddin, dia dalam Ulumul Quran, No. 5, Vol. IV Th. 1993, mengatakan bahwa Al-Quran sebagai hlm. 62. 44 Volume 1, No. 1, Februari - Juli 2015 perubahan yang tiba-tiba dalam panjang HB. Jassin adalah laki-laki kelahiran ayat; peralihan mendadak dalam suasana Gorontalo pada 31 Juli 1917. Sejarah dramatis dari kata ganti tunggal ke jamak pendidikannya adalah sekuler. Tamat dari adalah diantara beberapa keunikan dan Gouverment H.I.S. Gorontalo pada 1932. kekhasan Al-Quran.82 Kemudian ia melanjutkan ke H.B.S. di Lepas dari beragam pandangan Medan, dan lulus pada 1939. Delapan tersebut, Hans Bague Jassin, seorang empu