<<

ANALISIS SEMIOTIKA PEIRCE PAKAIAN JENIS GAMIS SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA ARAB

Ruzqiyah Ulfa

[email protected]

Universitas Bunda Mulia

ABSTRACT

Since at least 170 thousand years ago, humans have begun to use clothes and attaching meanings on it. The dynamics of the contemporary socio-religious phenomena bring back robe among the people in Indonesia, especially men. The author uses the theory of Peirce's triadic semiotic analysis of the robe and clothing to determine whether there has been a shift in the meaning of the robe worn in Arabic with the robe worn in Indonesia. Pictures of the robe of the two cultures were analyzed by looking at the icons, indices, and symbols that make up the meaning of the robe. Culture itself is defined as a system of socially transmitted behavior to the symbol as an element of the highest culture. Images for analysis were taken from internet sources with the aim to sample in order to gain a high diversity of function of the robe. The author managed to collect 11 pictures of the robe worn in the Arab and 14 pictures of the robe worn in Indonesia. From the results of analysis show that the robe in Arabic means: show the practical value of doing business, showing Arab rule over another nation, to build Arab unity, became a patron family, running life casually, simplicity, pattern, religiosity, conformity, social status, and worship. Comparison with the robe worn in Indonesia found that nine out of eleven this meaning has shifted while two meanings: simplicity and worship, still remains the same as in Arabic, even more strengthened. As for the meaning of the robe in Indonesia include leadership race, diversity in dress, understanding of Islam is low, part of the force, covering misconduct, acculturation, identity, religiosity, modesty, sexual strategy, social status, enlightenment, repentance, everyday life in pesantren and tolerance. Factors that cause a shift in the meaning of this form are physical and cultural factors.

Keywords: Robe, Semiotics, Arab, Religiosity, Acculturation

401

PENDAHULUAN walaupun tidak ada kewajiban untuk menggunakan gamis dalam aktivitas Semenjak manusia menggunakan hidup sehari-hari. pakaian setidaknya 170 ribu tahun lalu (Toups et al, 2010), pakaian Peneliti memilih menganalisis telah menjadi bagian penting dalam pakaian gamis sebagai representasi kehidupan sehari-hari manusia. budaya Arab karena belakangan Pakaian yang dikenakan dapat penggunaan gamis mengalami menandakan status sosial seseorang, peningkatan di Indonesia pasca termasuk dimana ia tinggal, berapa demonstrasi Bela Islam 212. Dalam penghasilannya, dimana biasanya ia aktivitas ini, kelompok umat Islam bersosialisasi, dimana ia bersekolah, berkumpul di Jakarta dalam jumlah berekreasi, dan bahkan jenis sekitar 400 ribu hingga 1 juta orang makanan apa yang disenangi (Kraus (Ahmad, 2016) hampir seluruhnya et al, 2014) atau profesi apa yang ia mengenakan pakaian muslim, geluti (Petrilli et al, 2015). termasuk koko dan gamis. Liputan media nasional yang intens Salah satu fungsi dari pakaian mendorong melonjaknya jumlah adalah untuk menunjukkan identitas pembelian pakaian gamis di pusat- dan asal usul. Secara global, nilai pusat grosir di Jakarta (JPNN, 6 dari asal usul dan tradisi menjadi Desember 2016). Dengan kata lain, jauh lebih penting sekarang ini ketika isu ini menjadi sebuah isu hangat ketidakpastian dan fleksibilitas yang relevan dengan situasi mode melanda di mana-mana (LMU, pakaian kontemporer di Indonesia. 2008). Karenanya, kita dapat melihat banyak orang memakai pakaian Karena Indonesia berada jauh dari daerah saat ini jauh lebih banyak Arab dan memiliki kebudayaan daripada di masa lalu. berbeda, menjadi menarik untuk melihat pergeseran makna yang Pakaian jenis gamis sering terjadi dari pakaian gamis Arab diidentikkan dengan seorang yang dengan pakaian gamis Indonesia. beragama Islam dari Timur Tengah, Masalah ini dibatasi pada pakaian berbeda dengan pakaian jenis koko gamis yang dikenakan laki-laki. yang mencerminkan seseorang yang Berdasarkan uraian latar belakang di beragama Islam dari Indonesia. atas, maka dapat dirumuskan Pakaian ini sering digunakan untuk permasalahan sebagai berikut: mencerminkan ketaatan seseorang bagaimanakah representasi budaya dalam menjalankan ajaran agamanya Arab dalam pakaian jenis gamis yang dalam tata cara berbusana seperti digunakan muslim laki-laki di umat Islam pada awal pertama Indonesia dan pergeseran makna apa kemunculannya. Atau bagi orang saja yang telah terjadi? keturunan Arab, mencerminkan asal usulnya sebagai orang keturunan TINJAUAN TEORI Arab. Karena banyak penyiar agama Islam di masa lalu adalah orang Arab Semiotika berpakaian gamis, maka gamis Di masa modern ini, semiotika populer di kalangan umat Islam, merupakan ilmu tentang tanda, yang

402 dipelopori oleh karya-karya Saussure pengalaman ruang dan waktu, dan (1916) dan Peirce (1931-1958) (Zhao faktualitas (Martin dan Ringham, dan Belk, 2008). Peirce memelopori 2006::88). Kategori keadaan ini aliran semiotika Amerika yang menghubungkan antara suatu yang terfokus pada logika dan makna pertama dan suatu yang kedua sehingga berkaitan erat dengan (Martin dan Ringham, 2006::88). bidang filosofi (Martin dan Ringham, Artinya, tanda dalam keadaan 2006:2). Sementara itu, Saussure keduaan adalah tanda yang awalnya menjadi bagian dari aliran semiotika berada dalam keadaan kepertamaan Eropa, khususnya mazhab Paris mulai dirasakan atau dipersepsi (Ecole de Paris). Mazhab Paris lebih (Martin dan Ringham, 2006::88). terfokus pada hubungan antara tanda Contohnya adalah suatu tanda merah, dengan cara ia menghasilkan makna yang merupakan kepertamaan, dalam suatu teks atau wacana. menjadi keras, memantul, dan bulat. Mazhab Paris berpendapat bahwa Walau begitu, pada tahap ini belum makna dimunculkan oleh suatu ada sesuatu yang partikular. Ketika struktur universal yang bersifat terjadi partikularitas, tanda dikatakan rentan pada representasi dalam telah masuk ke dalam tahap ketigaan bentuk model-model yang menyandi (Martin dan Ringham, 2006::88). dan menafsir dampaknya pada Disini tanda telah mengalami makna (Martin dan Ringham, mediasi, kebiasaan, dan ingatan, 2006:2). Kajian yang semata terarah sehingga menjadi objek. Contohnya pada upaya memahami struktur ini adalah tanda merah (kepertamaan) disebut sebagai strukturalisme yang bulat dan memantul (keduaan) (Martin dan Ringham, 2006:2). adalah sebuah bola (ketigaan). Proses Tujuan dari semiotika sendiri adalah dari kepertamaan ke ketigaan disebut mengkritisi nilai-nilai yang ada sebagai semiosis, yaitu proses dibalik semua praktik penanda. dimana suatu tanda didefinisikan Tujuan ini yang membuatnya (Martin dan Ringham, 2006:173). menjadi penting dalam kajian atas bidang-bidang praktis seperti Adanya proses abstrak teknologi dan gejala sosio-ekonomi. (kepertamaan), menjadi lebih konkrit (keduaan), dan akhirnya konkrit Teori Triadik Peirce (ketigaan) memungkinkan Perice mengembangkan model tanda yang Peirce membagi tanda ke dalam tiga disebut model triadik. Model ini keadaan yaitu kepertamaan, keduaan, disebut triadik karena terdiri dari tiga dan ketigaan (Martin dan Ringham, elemen penyusun tanda: 2006:87-88). Kepertamaan adalah representamen, objek, dan semata keberadaan tanpa referensi interpretan (Martin dan Ringham, pada hal-hal lainnya, seperti 2006:89). Proses semiosis terjadi misalnya perasaan yang tidak secara siklis. Kepertamaan adalah direfleksikan, suatu kemungkinan, situasi ketika hanya representamen suatu sensasi warna dan bentuk, atau yang ada. Keduaan adalah ketika kualitas (Martin dan Ringham, representamen diperluas oleh 2006::88). Keduaan adalah tanda interpretan. Ketigaan terjadi ketika yang telah memiliki perbandingan,

403 objek akhirnya menjadi jelas. atau simbol. Representamen Hubungan antara ketiganya dikatakan sebagai ikon dari objek ditunjukkan pada Gambar 1 berikut. jika hubungan yang terbangun bersifat perwakilan secara nyata, seperti misalnya potret yang menjadi representamen dari, katakanlah, sebuah keluarga yang ada di potret tersebut. Representamen dikatakan sebagai indeks dari objek jika ia berhubungan kausal atau sekuensial dengan objek, misalnya suatu instrumen pengukuran. Tanda derajat Gambar 1 Model Triadik Peirce pada termometer misalnya, adalah (Martin dan Ringham, 2006:177) suatu representamen dari suhu udara. Representamen adalah suatu Representamen dikatakan sebagai kendaraan yang membawa ke dalam simbol jika hubungan antara pikiran sesuatu dari ketiadaan keduanya hanya bersifat manasuka. (Martin dan Ringham, 2006:167). Artinya, tidak ada hubungan yang Contoh representamen adalah rambu, masuk akal antara keduanya lebih tulisan, foto, atau ucapan. Intinya, dari semata representamen mewakili representamen adalah sesuatu yang objek. Simbol disebut juga sebagai dapat dipersepsi yang berfungsi nama, dan sesuai dengan istilah ini, sebagai suatu tanda. Representamen suatu nama adalah suatu simbol kemudian dipersepsi oleh indera, dan (Pietarinen, 2006:27). dari indera ini menafsirkannya, Ketiga jenis tanda hadir sekaligus sehingga disebut sebagai interpretan. dalam suatu waktu. Artinya, suatu Hasil tafsiran ini membawa pada representamen mengandung elemen sesuatu yang diwakili oleh ikon, indeks, dan simbol sekaligus. representamen, yaitu objek itu Suatu pakaian dapat menunjukkan sendiri. Dalam perkembangannya, ikon seperti seorang yang Fontanille melihat bahwa ada elemen mengenakan gamis. Indeks hadir keempat, yang disebut sebagai dalam bentuk latar belakang gamis fondamen, yaitu konteks dari sistem tersebut digunakan. Sementara tanda tersebut (Martin dan Ringham, simbol ditunjukkan seperti dalam 2006:89). gambar atau tulisan pada atau yang Garis putus-putus menandakan menyertai pakaian, yang dapat bahwa untuk representamen menjadi berdiri sendiri jika tanpa pakaian objek yang diketahui manusia, ia tersebut hadir. harus melalui proses penafsiran Representasi (interpretan), tetapi objek itu sendiri diwakili langsung oleh Akar kata dari representasi adalah representamen. Peirce melihat bahwa “meletakkan di depan diri sendiri dan relasi antara representamen dan membuat hubungan dengan diri objek dapat mengambil salah satu sendiri” (Bolt, 2004:13). Dalam dari tiga bentuk, yaitu ikon, indeks, pengertian yang sederhana,

404 representasi merupakan “suatu Peirce.Sebagai contoh, seseorang pengganti atau salinan realitas dalam mungkin mnggunakan pakaian gamis bentuk citra tertentu” (Bolt, untuk merepresentasikan budaya 2004:12). Karya seni misalnya, Arab. Orang lain yang melihat baju sering dipandang sebagai gamis, juga dapat melihatnya sebagai representasi. Dalam konsepsi yang representasi budaya Arab. Tentu saja, lebih mendalam, representasi adalah apa yang dimaksud seseorang di satu suatu hubungan atau cara berpikir sisi belum tentu diterima benar di sisi khusus mengenai dunia, bahwa penerima. Orang memakai baju sesuatu adalah suatu objek bagi gamis sebagai representasi keimanan, manusia sebagai suatu subjek (Bolt, tetapi orang lain dapat justru 2004:12). melihatnya sebagai representasi dari budaya Arab. Karenanya, harus ada Di sisi lain, dari sisi penerima atau kesesuaian antara apa yang seseorang yang menjadi sasaran dari diharapkan seorang yang representasi, representasi adalah memberikan representasi dengan “suatu konsep yang diciptakan dalam orang yang menerima representasi. pikiran umum atas seseorang, suatu pranata, atau suatu benda” (Forrester, Kebudayaan 2000:3). Dengan kata lain, representasi disini merupakan Dalam konteks semiotik, budaya perwakilan sesuatu pada pikiran adalah “suatu sistem perilaku yang lewat ucapan, tulisan, atau ditransmisikan secara sosial” (van grafik/visual. Schalk et al, 2003). Dalam perspektif ini, budaya terdiri dari empat elemen Dengan demikian, representasi yaitu label, sinyal, kecakapan, dan merupakan konsep dua arah dalam simbol (van Schalk et al, 2003). hubungan antar dua manusia. Di satu Simbol adalah tahap tertinggi dari sisi, ia merupakan objektivikasi atas budaya yang menunjukkan sifat dari sesuatu demi kepentingan pemberi kelompok dalam menunjukkan suatu peran representasi (subjek). Di sisi representasi berbentuk simbol, sesuai lain, ia merupakan apa yang definisi Peirce. Artinya, suatu dimaknai seseorang yang kelompok dapat menjadi sumber mengindera objek tersebut. Dengan representamen dan memberikan cara ini, representasi menjadi relevan sesuatu yang dapat dimaknai sesuai dengan teori triad Peirce. Seseorang keinginan dari kelompok tersebut. dengan inderanya menerima Dimaknai dengan cara ini, sejauh ia representamen, lalu menghasilkan adalah perilaku yang dipelajari objek yang ingin disampaikan oleh secara sosial, maka ia dapat diamati representamen tersebut. Orang yang bukan saja pada manusia, tetapi juga melakukan representamen berada pada orangutan (van Schalk et al, pada jalur dari objek ke 2003), simpanse (Gruber et al, 2009), representamen, sementara orang dan bahkan lebah (Alem et al, 2016). yang menafsirkan suatu representamen berada pada jalur dari Kebudayaan diketahui bukan saja representamen ke indera lalu ke dapat dilihat dari perilaku tampak objek, dalam segitiga makna seperti pakaian yang digunakan atau

405 pola makanan, tetapi juga secara Arab yang hidup di abad pertama neurologis dengan melihat pada Hijriah, dibesarkan dalam keluarga jaringan otak manusia (Park dan bangsawan. Kedua jenis kelompok Huang, 2010). Dengan kata lain, memiliki karakteristik yang sama, seseorang dengan budaya berbeda yaitu budaya yang terikat geografi, dapat memiliki cara berpikir yang tetapi dapat memiliki perbedaan berbeda pula. Karenanya, untuk dalam aspek waktu dan keluarga dapat memahami representamen (lingkungan sosial terkecil). yang diberikan suatu budaya secara benar sesuai yang diinginkan budaya Budaya Arab tersebut, kita juga harus memahami Sementara cukup banyak yang telah bagaimana cara berpikir dari budaya mendeskripsikan budaya Arab bersangkutan. Hal ini berarti (misalnya Berman, 2012 dan Dwairy, memahami nilai budaya dari suatu 2006), deskripsi dari Nydell (2012) kelompok. Nilai budaya diketahui menurut penulis merupakan deskripsi telah memengaruhi proses-proses yang paling jelas dan lebih sejalan psikologis, termasuk proses dibalik dengan situasi kontemporer. Menurut mengapa dan bagaimana seseorang Nydell (2012:3), nilai-nilai budaya terlibat dalam perilaku sosial (Eom et Arab mencakup antara lain: al, 2016). 1. Seseorang harus berperilaku Dasar penarikan konsep budaya dalam segala aspek hidupnya dapat bersumber pada salah satu dari untuk menunjukkan kesan baik tiga hal: sejarah, geografi, dan pada orang lain. keluarga (Agbemenu et al, 2016). 2. Harga diri dan reputasi diri Seseorang dengan sejarah tertentu seseorang adalah sangat penting dapat memiliki budaya berbeda dan segalanya dapat dilakukan dengan orang dengan sejarah untuk melindunginya. lainnya. Karenanya muncul konsep 3. Loyalitas pada keluarga lebih budaya yang berkembang di era 80- penting dari kepentingan pribadi. an dan budaya yang berkembang di 4. Kelas sosial dan latar belakang era 90-an. Dalam hal geografi, keluarga adalah faktor utama budaya dihubungkan dengan lokasi yang menentukan status personal, spesifik, seperti budaya Arab, budaya baru setelahnya karakter pribadi Indonesia, dan sebagainya. Dalam dan prestasinya. hal keluarga, masing-masing 5. Standar moral sosial konservatif individu juga memiliki budaya harus dipertahankan, dan jika tersendiri yang berasal dari perlu diformalkan lewat hukum. lingkungan keluarga. Ketiga sumber Karena Arab diasosiasikan dengan budaya ini saling kait dan agama Islam, maka Nydell (2012:3) memberikan sedikit variasi individu juga mendaftarkan sikap-sikap dalam suatu kelompok. Kelompok religius budaya Arab, yaitu: Arab yang hidup di Indonesia dan 1. Setiap orang percaya adanya dibesarkan dalam keluarga rakyat Tuhan, mengakui kekuasaanNya, biasa dapat memiliki sedikit dan memiliki afiliasi agama perbedaan budaya dengan kelompok tertentu.

406

2. Manusia tidak dapat sepantasnya sesuai aturan kelompok, mengendalikan peristiwa dan anggota lain mulai membuat beberapa hal tergantung pada pemikiran dan membangun keinginan Tuhan, yang disebut hipotesis-hipotesis tentang mengapa sebagai takdir. ini terjadi (Mourey et al, 2014) 3. Rasa belas kasihan adalah sementara bagi orang tersebut, jika karakteristik seseorang yang memang tidak sengaja, mengalami paling patut dikagumi. perasaan bersalah (Tsaousi, 2014), 4. Agama tidak boleh dipisahkan sementara bagi orang yang sengaja dari negara dan harus diajarkan melakukannya, mengalami perasaan di sekolah dan didukung oleh kesuksesan dalam hidup (Bellezza et pemerintah. al, 2014). Sejalan dengan ini, 5. Keyakinn dan praktik yang sudah kelompok yang memaksakan aturan berakar lama adalah suci. berpakaian mencerminkan adanya Penafsiran yang bersifat liberal semacam perasaan tidak percaya diri tidak dapat diterima karena akan (Jolley, 2016). Peran pakaian sebagai mengakibatkan kekacauan sosial, representasi budaya juga menurunkan standar moral, dan memengaruhi perilaku orang yang melemahkan ikatan keluarga menggunakannya. Orang yang tradisional. memakai pakaian yang melambangkan kekerasan akan Berdasarkan nilai-nilai budaya inilah cenderung melakukan kekerasan kemudian kita meninjau semiotika pula, walaupun dinyatakan sebagai dari pakaian gamis dalam penelitian simbol untuk melindungi orang lain ini. (Coyne et al, 2017). Akibatnya, walau pakaian menunjukkan suatu Pakaian representamen, reaksi terhadap Pakaian adalah garmen dari berbagai pemakaian atau melihat tipe yang menutupi tubuh (Eicher, representamen tersebut dapat 2005:271). Sebagai penutup tubuh, berbeda dari apa yang dikandung fungsi dasar dari pakaian adalah untu dalam makna representamen. melindungi diri dari suhu dan iklim. Dalam fungsi yang lebih luas, Pakaian Gamis pakaian memberikan fungsi Kesulitan utama dalam mengkaji perlindungan, kesopanan, hiasan, dan pakaian gamis adalah perbedaan penampilan (Eicher, 2005:271). konsepsi yang terjadi di masyarakat Karenanya, pakaian juga dapat mengenai pakaian gamis. Gamis menjadi suatu representamen, yang dapat diamati sebagaimana yang pada gilirannya dapat mengandung digunakan di Arab dan digunakan di ikon, indeks, dan simbol. Indonesia. Di Arab, gamis lebih sering disebut sebagai . Pakaian juga menandakan apakah Jalabiyah merujuk pada pakaian yang seseorang merupakan anggota diduga dikenakan Nabi Muhammad, kelompok atau anggota luar sementara jilbab merujuk pada kelompok, sehingga ketika seseorang pakaian yang dikenakan perempuan, tidak mengenakan pakaian yang tanpa penutup kepala (El Guindi,

407

2005:370). Kedua pakaian ini menunjukkan kalau Wikipedia sebenarnya sama dalam bentuknya, merupakan referensi yang cukup hanya diberikan istilah berbeda untuk memuaskan secara ilmiah gender berbeda. Penutup kepala (Casebourne et al, 2012; Giles, sendiri disebut sebagai hijab atau 2005). . Sementara itu, di Indonesia, terdapat dua pengertian gamis, yang Tabel 1. Variasi Nama untuk Busana memiliki struktur yang kurang lebih Gamis sama dengan jalabiya dan jilbab. Negara/wilay Bahasa Istilah Pengertian pertama bersifat netral ah gender, dengan laki-laki juga Arab secara Dialek- Thawb mengenakan gamis, walau umumnya umum dialek tidak memiliki variasi warna Arab sebanyak perempuan. Pengertian Syria, Oman, Arab Dishdasa kedua hanya merujuk pada gender Kuwait, Irak Syria, h perempuan. Jilbab sendiri bukanlah Arab pakaian, tetapi penutup kepala. Oman, Sementara itu, di Eropa dan Amerika Arab Serikat, gamis tampaknya diadaptasi Kuwait, menjadi chemise. Chemise adalah Arab pakaian yang diperkenalkan tahun Irak 1957 dengan menggunakan konsep dasar dari gamis yaitu menutupi Uni Emirat Arab Kandoor tubuh perempuan. Atas alasan ini Arab Emirat ah pula, chemise ditolak dalam budaya Maghreb Arab Gandora, Amerika dan Eropa dan menghilang Maghre , pada awal 1960-an (Ward, b, Aselham 2005:255). Berber Pesisir Swahili Kanzu Istilah gamis sebagai pakaian lebih Swahili populer di Asia Selatan, ditunjukkan Senegal Senegal Kaftan dari pakaian nasional yang bernama Libya Arab Jilaabiya kamiz (Dhamija, 2005:86). Istilah ini Libya h kemudian juga muncul di Srilanka Mesir Arab Galabeyy namun dipakai tidak bersama dengan Mesir a salawar (celana longgar) seperti di Bangladesh Bengali Thub Pakistan, tetapi dipasangkan dengan Somalia Somali Khamiis, kain sarung (Dhamija, 2005:89). Jelabiyad Sementara itu, di Bangladesh, kamiz Ethiopia Amhari Jelebeeya juga dikenakan seperti di Pakistan k (Dhamija, 2005:92). Gambaran yang Eritrea Eritrea Jehlubee paling lengkap mengenai variasi ya istilah gamis dapat ditemukan dalam Indonesia Indones Jubah, artikel Wikipedia (2017). Sementara ia Gamis referensi Wikipedia diragukan oleh Iran, Pakistan Farsi, Jubbah sebagian pihak, kajian ilmiah Urdu

408

Negara/wilay Bahasa Istilah Terkait perbedaan antara jenis ah pakaian dapat dilihat pada Tabel 2 Afghanistan Dari, Perahan dan Tabel 3 di Lampiran. Pashto Pakistan Urdu Qamis India Hindi Kameez, Kurta Israel Hebrew, Bekishe Yiddish Turki Turki Cubbe Sumber: Wikipedia, 2017 Gamis di Indonesia memiliki makna yang berbeda berdasarkan gender. Pada perempuan, gamis diasosiasikan dengan pakaian multi- tujuan, sementara untuk tujuan Gambar 2 Perbedaan Gamis, , religius lebih pada abaya. Di sisi lain, Tunik, dan Kaftan1 untuk laki-laki, pakaian multi-tujuan adalah baju koko, sementara untuk tujuan religius lebih pada gamis. Jemaah Tabligh, walau begitu, lebih memilih pakaian kurta yang berasal dari India (Amrullah, 2008). Hal ini disebabkan gamis pada perempuan telah berkembang menjadi multi- tujuan namun tetap dinamakan gamis sementara gamis asli dinamakan abaya. Sementara itu, gamis dalam bentuk orisinil masih digunakan oleh laki-laki, tetapi karena makna gamis Gambar 3 Gamis Laki-Laki dan telah terlalu kental dengan pakaian Perempuan gamis perempuan, maka pakaian gamis laki-laki lebih populer disebut sebagai jubah. Karena alasan ini, penelitian sekarang hanya dibatasi pada gamis yang dikenakan laki-laki. Untuk memperjelas istilah gamis dalam busana muslim yang berkembang di Indonesia, tabel berikut menunjukkan perbedaan antar konsep secara umum dalam berbagai busana muslim di Indonesia. 1Untuk menghemat ruangan, sumber gambar disajikan di bagian Daftar Pustaka

409

unsur yang dapat dibandingkan antar kelompok. Metode yang digunakan untuk analisis adalah metode semiotika Peirce. Peirce membagi suatu tanda ke dalam tiga elemen: ikon, indeks, dan simbol. Ikon diarahkan pada orang yang mengenakan gamis bersama dengan gamis itu sendiri. Indeks menjadi latar belakang dari Gambar 4 Laki-Laki Mengenakan gamis yang dikenakan, dapat berupa Gamis, Koko, dan Kurta latar fisik maupun situasi. Simbol adalah apa yang terdapat pada representamen yang dapat dilepaskan METODOLOGI PENELITIAN dan berdiri sendiri seperti tulisan, gambar, pola, simbol, warna, dan Pendekatan yang digunakan dalam sebagainya. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif Olah data kemudian dilakukan dalam paradigma konstruktivisme. dengan mengelompokkan gambar, Subjek dalam penelitian ini adalah menyederhanakannya, dan kemudian budaya Arab dengan objek berupa mengemasnya dalam bentuk tabel. pakaian gamis laki-laki yang Data kemudian dikumpulkan dan dikenakan di Arab dan di Indonesia. ditafsir dengan metode analisis yang Sebagai sumber bahan, berbagai digunakan, yaitu model semiotika gambar pria bergamis dari kedua Peirce. latar dikumpulkan dari internet dengan mengutamakan Penelitian ini merupakan penelitian keanekaragaman penggunaan. pertama yang mengkaji masalah gamis dengan membandingkan Jumlah gambar yang dianalisis dari budaya Indonesia dan Arab. Bidang masing-masing kategori adalah 10 ilmu yang menjadi basis adalah sehingga total 10 untuk gamis Arab semiotika pakaian, namun dapat dan 10 untuk gamis Indonesia. merambah ke bidang antropologi, Gambar untuk Indonesia sebagian sejarah, dan biologi. diambil dalam konteks Demo 212 sementara lainnya diambil dalam ANALISIS HASIL konteks berbeda. Perbedaan konteks Semiotika Gamis di Arab ini sendiri telah menunjukkan suatu perbedaan indeks yang ada untuk Gambar 5 diambil dari Al Mansour memunculkan makna. Walau begitu, (2012:353). Gambar ini adalah fokus peneliti tidak semata pada sebuah banner promosi Bank Alrajhi, indeks, tetapi juga pada ikon dan salah satu bank terkemuka di Arab simbol. Karenanya, hal ini Saudi. Gambar ini menceritakan diharapkan menghasilkan unsur- tentang proses pembayaran yang dilakukan tiga orang menggunakan

410 uang kas pada orang yang menyimbolkan kekayaan material. mendorong koper. Orang yang Tetapi bukan itu maksudnya. Uang mendorong koper, mencerminkan disini menyimbolkan dalam situasi buru-buru, menolak ketidakpraktisan dalam bertransaksi. pembayaran dengan uang kas karena Warna putih pada pakaian gamis tidak praktis. Memang pada intinya, sendiri menyimbolkan kepatuhan gambar ini mencoba pada hukum, yang pada gilirannya mengilustrasikan betapa tidak merupakan kepatuhan pada sunnah praktisnya menggunakan uang kas Nabi. Kombinasi antara simbol uang dalam transaksi dan Bank Alrajhi dan warna putih tidak menawarkan produk kartu kredit memungkinkan penafsiran kekayaan yang lebih praktis, ringan, dan cepat material atau ketamakan, tetapi lebih dalam perhitungan, sesuai bagi pada kepraktisan dalam menjalankan pebisnis yang dalam situasi terburu- pekerjaan. Sungguh demikian, buru. warna putih dalam gamis yang dikenakan cenderung gelap. Hal ini lebih mungkin dilihat sebagai suatu variasi warna yang dicocokkan dengan warna biru tua yang berada di bawah foto untuk menghasilkan transisi dari putih ke biru tua. Apa yang lebih bermakna adalah kerutan pada gamis. Tiga orang yang ‘tidak Gambar 5: Transaksi Kas vs Kartu praktis’ memiliki kerutan pada Kredit bagian bawah gamisnya sementara Ikon dalam gambar ini adalah empat orang yang mendorong bagasi tidak orang berpakaian gamis menghadap memiliki kerutan. Hal ini lagi-lagi ke . Analisis atas gambar ini, mencerminkan nilai kepraktisan. sebagaimana dinyatakan oleh Al Dengan menggunakan kartu kredit, Mansour (2012) adalah bahwa ia ketimbang uang kas, tidak ada menunjukkan situasi yang tidak ideal banyak usaha yang perlu dilakukan (karena sangat tidak praktis), tidak dan karenanya, pakaian tidak diinginkan (karena arah tatap dan menjadi kusut. Warna kaffiyeh gerakan orang-orang yang ada (penutup kepala) sendiri tidak terlalu menyamping, ketimbang menghadap bermakna karena dua warna ini tidak ke pembaca), dan tidak nyata (karena memberikan makna melebihi variasi uang dibuka begitu saja dengan tanpa warna dari penutup kepala yang pengamanan). umum dipakai di dunia Arab. Tetapi yang menjadi sorotan bagi Gambar 6 merupakan potret dari penulis disini adalah pakaian gamis seluruh jajaran staff dari perusahaan itu sendiri. Indeks dalam gambar Al Marai, perusahaan makanan dan adalah suasana bandara dan simbol minuman ringan Arab Saudi. Ikon adalah uang dan warna putih pada adalah para pegawai dari berbagai pakaian gamis. Asosiasi sekilas dapat negara. Para pegawai Arab Saudi menyangka bahwa uang di sini berdiri di belakang para pegawai dari

411 negara lainnya yang berjongkok. praktis saat pemotretan, ia juga dapat Pemotretan dilakukan di depan dimaknai bahwa jajaran yang ada kantor yang menjadi indeks dari belum sempurna dan ada harapan di tanda. Pemotretan di depan kantor masa datang untuk memberikan menunjukkan kalau semua pegawai pelayanan yang lebih baik lagi keluar dan berpose menghadap ke kepada konsumen. pelanggan seolah pelanggan mendapatkan sambutan baik dari Gambar 7 menceritakan tentang seluruh insan perusahaan. Artinya, situasi kehidupan berkeluarga indeks disini menegaskan bahwa Al pasangan Arab bersama dengan anak Marai siap memberikan pelayanan perempuan mereka. Indeks dalam terbaik bagi konsumen. potret ini adalah tanaman dan meja yang mencerminkan bahwa keluarga ini berada dalam situasi nyaman dan non formal. Kenyamanan ini tercermin dari bagaimana mereka tersenyum. Laki-laki tidak mengenakan kaffiyeh karena berada di dalam lingkup privasi. Kaffiyeh Gambar 6: Jajaran Staff dikenakan saat berada di luar ruangan untuk menghindari tiupan Berdirinya para pria bergamis dan debu dari suasana padang pasir. berjongkoknya para pria dari luar Dalam situasi tidak ada pasir, seperti negeri dengan pakaian di dalam rumah atau di taman, beranekaragam memberikan simbol penggunaan kaffiyeh tidak kultural yang kuat. Ia bermakna diperlukan. bahwa walaupun merupakan perusahaan internasional, Arab tetap menguasai dan mendominasi dibandingkan non Arab. Hal ini karena orang-orang yang berdiri dapat dengan mudah menyerang dan meruntuhkan orang yang berjongkok, terlebih karena mereka berada di belakang dan lebih tinggi. Sementara itu, gamis mencerminkan persatuan, Gambar 7: Keluarga di Taman dan karenanya, loyalitas pada negara, Peran tradisional gender dalam yang dapat dipandang sebagai sebuah keluarga sangat terkesan. Lelaki keluarga besar. Kesan Arab tidak menghadap ke depan menjadi simbol akan begitu menonjol dalam gambar peran penjaga bagi keluarganya. ini jika orang-orang yang berdiri Sementara istri dan anak tidak memakai pakaian gamis bercengkerama dan kedua mata seluruhnya dengan warna putih. Satu mengarah ke bawah, menunjukkan orang dengan warna gamis gelap kesopanan bagi orang yang justru menjadi semacam masalah melihatnya sekaligus peran gender yang ada dalam persatuan. Walaupun tradisional perempuan sebagai hal ini bisa saja datang dari masalah

412 pengasuh bagi anak. Gamis disini komprehensif dalam menunjukkan berperan sebagai simbol proteksi bagaimana fleksibilitas yang bagi keluarga yang memiliki nilai ditawarkan gamis. Fleksibilitas sangat penting dalam budaya Arab. dalam menggunakan gamis menjadi Jika lelaki tidak mengenakan gamis, simbol bagi kesantaian. Hal ini hal ini akan meningkatkan ancaman ditunjukkan dengan pemakaian karena gamis menjadi bagian dari gamis yang disingkap atau lengan simbol kelompok. Tanpa memakai gamis yang dilipat. gamis, sang ayah dapat dipandang kurang baik atau tidak berstatus Potret berikutnya adalah potret Raja sosial yang tinggi sehingga lebih Salman bin Abdul Aziz dari Arab rentan mendapatkan masalah sosial. Saudi yang baru saja melakukan sholat di dalam Ka’bah. Saat keluar, Potret di bawah (Gambar 8) menurut sang raja melambai dan tersenyum pengambilnya, Mary Paulose, pada rakyat dan jemaah haji yang menunjukkan kegiatan berwisata dari ada. lelaki-lelaki bergamis di sebuah kawasan wisata di Salalah, Oman. Jika dilihat dari penutup kepala, Paulose menduga para lelaki ini mewakili dua negara: Oman dan Kuwait, setidaknya pasangan berkafiyeh putih yang berdiri menghadap ke kiri dan .pasangan dengan taqiyah (topi) yang menghadap ke kanan.

Gambar 9. Raja Salman keluar dari Ka’bah Sang raja yang menjadi ikon dalam potret ini adalah orang yang paling berkuasa di Arab Saudi. Adanya indeks Ka’bah yang dimasukinya semakin menegaskan kekuasaannya, bukan saja semata bagi Arab Saudi, tetapi juga bagi dunia Islam. Gamis Gambar 8 Bersantai di Tepi Pantai yang sederhana, tanpa jubah, tanpa Ikon dari gambar menunjukkan hiasan, menjadi simbol sifat beberapa posisi maupun gaya kepemimpinannya yang dapat berbusana gamis dari sejumlah laki- diteladani karena kesederhanaannya. laki dalam indeks pemandangan Walau memiliki harta yang begitu pesisir pantai. Gambar ini cukup berlimpah dan kekuasaan yang

413 begitu besar, ia tetap memakai gamis para pemakai gamis juga bagian dari putih, sesuai dengan hadist Nabi minoritas. (Suyanto, 2008):

ا ْلبَ ُسوا ِم ْن ثِيَابِ ُك ُم ا ْلبَيَا َض فَإِنَّهَا َخ ْي ُر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُوا فِيهَا َم ْوتَا ُك ْم “Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu adalah sebaik- baik pakaian kalian dan kafanilah mayit dengan kain putih pula” (Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Hibban). Lebih dari itu, dengan memakai gamis, sang Raja juga menegaskan Gambar 10 Demonstrasi al-Qatif nilai utama dalam budaya Arab bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari negara, dengan sang kepala negara itu sendiri menjadi seorang amir yang ditugaskan secara religius sebagai penjaga ka’bah. Dua potret berikut adalah suasana demonstrasi dari kelompok syiah di bagian timur Arab Saudi, pada awal Maret 2011. Demonstrasi ini menuntut kesetaraan pekerjaan, politik, dan pembangunan, serta Gambar 11 Demonstrasi al-Qatif pembebasan tahanan politik, dari minoritas syiah terhadap penguasa Gambar berikut menunjukkan ikon sunni Arab Saudi. Untuk seorang dewasa warga negara Irak mendapatkan gambaran mengenakan pakaian gamis berwarna komprehensif, dua gambar di sajikan. krim. Indeks dalam gambar adalah Dapat dilihat bahwa ikon dalam sebuah trotoar dengan pinggiran demonstrasi ini mengenakan pakaian berupa proyek pembangunan gedung. non gamis dan pakaian gamis dalam Berbeda dengan gamis yang komposisi yang berbeda. Hal ini menyempit di lengan dan leher, menunjukkan bahwa dalam indeks gamis yang dikenakan bapak tersebut demonstrasi, pakaian gamis bukanlah melebar di tangan dan membuka di simbol agama sunni. Sebagian dari leher hampir tanpa kerah. Gamis syiah yang berdemonstrasi juga inipun tidak dikancingkan dan mengenakan pakaian gamis. dibiarkan membuka. Gamis seperti Sungguh demikian, banyak pula ini memberikan simbol diantara demonstran yang kesederhanaan secara nyata dari mengenakan pakaian bebas sebagai kehidupan orang biasa, berbeda simbol status minoritas mereka. dengan gamis putih yang dipakai Tetap saja, gamis atau bukan gamis Raja Faisal yang menyimbolkan tidak menjadi terlalu penting dalam kesederhanaan seorang raja. Warna situasi ini sejauh diketahui bahwa krim semakin menegaskan kelas

414 sosial dari penduduk tersebut karena sempit dan abu-abu dengan leher pakaian krim lebih mampu terbuka. Lengan jellabiyah yang di menyembunyikan noda daripada depan terlihat melebar, dan putih, sehingga dapat dipakai dalam kemungkinan yang bagian belakang waktu cukup lama dengan perawatan juga sama. Hal ini seperti pada warga tidak sesering pakaian putih. Lengan Irak sebelumnya, dapat yang melebar dan kerah yang sangat menyimbolkan kesederhanaan. kecil serta kancing atas terbuka Petani yang berada di depan tampak mencerminkan kehidupan yang tidak lebih tua dan kemungkinan lebih diburu waktu dan bersahaja apa berstatus sosial tinggi daripada yang adanya. dibelakang. Warna putih memiliki derajat lebih tinggi di Arab Saudi dan kemungkinan juga berlaku di Sudan sehingga digunakan oleh petani tua sementara anak buahnya menggunakan warna abu-abu.

Gambar 13 Para Peternak Unta

Gambar 12. Pria Biasa dari Irak Gambar berikut adalah empat orang anggota kelompok musik dari Mesir Para peternak unta menjadi ikon yang sedang menyanyikan lagu dalam gambar 13. Indeks gambar ini tradisional di suatu acara. Mereka adalah sebuah padang pasir setengah juga menggunakan jellabiya, tandus di Sudan. Mereka yang ditunjukkan dengan leher tanpa mengenakan gamis disini adalah kerah, lengan yang lebar, dan adanya etnik Badui Beja. Etnik Badui saku di samping paha. Adanya alat terkenal sebagai suku peternak yang musik yang mereka gunakan disertai telah sejak zaman Nabi hidup dengan indeks berupa suasana pesta sebagai penggembala. Gamis yang menunjukkan simbol kalau mereka mereka kenakan disebut Jellabiyah. tergolong kelas sosial bawah, yaitu Ada dua tipe Jellabiyah dalam sebagai penghibur bagi orang kelas gambar ini, yaitu putih dengan leher sosial atas. Pakaian mereka yang

415 berupa jellabiya warna selain putih juga menunjukan status sosial bawah.

Gambar 15 Shalat Idul Fitri di Lapangan di Riyadh Pertanyaannya apakah kemudian gamis disini menjadi pakaian khusus ibadah? Karena masyarakat Saudi memakai gamis dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak dapat dikatakan kalau gamis dalam sholat ini mencerminkan komitmen agama yang tinggi untuk memakai pakaian Gambar 14. Musisi Mesir terbaik dalam shalat, sama halnya tidak dapat dikatakan orang yang Dalam indeks ibadah, gambar berikut memakai kemeja atau kaos dalam menunjukkan ikon para jemaah sholat ini mengenakan pakaian sedang melakukan shalat idul fitri di khusus untuk sholat. Gambaran ini sebuah lapangan di Riyadh. Sebagian semata menunjukkan kalau gamis besar menggunakan gamis, dan tak ataupun jellabiyah juga dapat terlihat pada potret, sang imam juga digunakan untuk sholat. mengenakan gamis. Penutup kepala yang digunakan beranekaragam dan Semiotika Gamis di Indonesia adapula yang tidak memakai penutup kepala. Beberapa mengenakan gamis Berikut ini adalah deretan tiga panjang sampai ke kaki sementara gambar dengan indeks yang sama yang lain menggantung. Beberapa yaitu suasana demonstrasi Bela Islam memakai kemeja dan kaos. Tetapi 2 Desember 2016. Ikon pada gambar tidak dapat disimpulkan kalau yang pertama (atas) adalah seorang ulama tidak memakai gamis bukan orang yang berada di samping Presiden Saudi dan yang memakai gamis Joko Widodo. Ikon pada gambar orang Saudi karena ada orang yang kedua adalah orang yang berjalan di memakai gamis tetapi berkulit hitam, depan di bagian kanan dari deretan yang kemungkinan besar keturunan tiga orang berjalan paling depan Afrika. dalam deretan demonstran. Ikon gambar ketiga adalah seorang anak kecil dalam barisan demonstran di bagian paling depan mengenakan topi petani.

416

gamis tidak dapat dijadikan indikator kepemimpinan. Pada gambar bawah, bahkan demonstran tidak menunjukkan gamis sebagai indikasi religiusitas. Para demonstran dari petani Bogor ini bahkan beberapa diantaranya berpakaian biasa. Justru yang memakai gamis adalah seorang anak kecil, itupun dengan menggunakan tutup kepala topi petani. Hal ini dapat bermakna bahwa gamis, sebagai bentuk tampilan fisik, dinilai religius hanya bagi orang yang belum dewasa, yang hanya melihat agama dari kulitnya. Gambar berikut menunjukkan suasana tahlilan di sebuah mesjid. Ikon adalah pemimpin tahlilan yang

menggunakan gamis, sementara indeks merupakan keramaian manusia yang berada di sekitarnya di dalam mesjid. Simbol ada pada mikrofon yang ia pegang. Makna dari gambar ini adalah bahwa gamis mencerminkan justifikasi atas kepemimpinan dalam kelompok. Tetapi sekali lagi, hal ini Gambar 16 Demonstrasi Bela Islam hanyaditerima oleh sebagian umat 2 Desember 2016 Islam di Indonesia. Tiga gambar dalam satu indeks di atas memberikan tiga makna berbeda. Pada gambar pertama, gamis dimaknai sebagai kepemimpinan dalam umat Islam. Karenanya, ulama yang mendampingi presiden adalah ulama yang mengenakan gamis. Tetapi hal ini tidak mutlak. Hanya sebagian umat Islam yang memandang bahwa gamis merupakan simbol kepemimpinan. Pada gambar tengah, Gambar 17 Suasana Tahlilan orang yang memakai gamis sejajar dengan orang yang tidak bergamis di bagian depan, dan ia juga tidak berada di tengah, menunjukkan kalau

417

Gambar berikut adalah suatu potret dari penyelenggaraan Pemilu oleh panitia yang menggunakan gamis. Terdapat dua makna yang dapat ditarik dari gambar ini. Pertama, ia dapat mencerminkan upaya kejujuran dari panitia TPS. Kedua, ia juga bermakna lebih sekuler, yaitu semata untuk menunjukkan keunikan sehingga menarik minat orang untuk mengikuti pemungutan suara. Makna kedua adalah yang paling mungkin karena terdapat simbol kaffiyeh yang dikenakan para petugas. Kaffiyeh menjadi simbol budaya Arab, ketimbang simbol religiusitas, apalagi petugas paling kanan mengenakan kacamata, seperti orang Arab dalam upaya melindungi diri dari terik matahari di gurun pasir.

Gambar 18: TPS bertema Arab Penafsiran atas pemakaian gamis Gambar 19 : atas: Saipul Jamil dalam gambar berikut sangat dibantu Bergamis; bawah: Penangkapan oleh latar informasi perilaku dari Dimas Kanjeng ikon yang ada. Pada gambar pertama, Dalam kedua potret, ikon ikon adalah Saipul Jamil, seorang mengenakan gamis dengan maksud artis yang kemudian menjadi yang sama, yaitu menunjukkan kesan terpidana kasus pelecehan seksual kalau mereka religius dan tidak dan penyuapan. Indeks adalah mungkin menjadi pelaku suasana perkampungan sekitar rumah pelanggaran hukum, terlebih kasus artis tersebut. Pada gambar kedua, pidana yang didakwakan juga ikon adalah Dimas Kanjeng. Ia dilarang dalam ajaran Islam. adalah seorang yang menjadi Penggunaan gamis pada kedua ikon terpidana kasus pencucian uang, ini pada akhirnya bermakna bahwa penipuan, dan pembunuhan. mereka berusaha menutupi suatu ‘dosa’ agar dosa tersebut dapat terus

418 berlanjut dan malahan, dalam kasus mereka adalah anggota dari UKM Dimas Kanjeng, gamis menjadi Keislaman di kampus mereka penguat bagi kejahatannya. masing-masing. Gambar berikut adalah sebuah iklan penjualan gamis Gambar berikut memiliki ikon di situs e-commerce, Bukalapak. sejumlah orang bergamis yang Ikon dalam gambar adalah seorang merupakan keturunan Arab yang mahasiswa yang mengenakan gamis tinggal di Kampung Arab, berwarna biru dengan menggendong Palembang. Orang yang berkacamata tas ransel. Indeks adalah sebuah memakai gamis mirip thawb karena taman, ditunjukkan dengan kehijauan berkerah ketat tetapi bertangan tanaman, tempat sampah tiga tipe, longgar. Indeks dalam gambar ini dan kelompok orang menggunakan adalah suatu aktivitas seni khas Arab. training. Sungguh demikian, tas Jelas dalam gambar bahwa simbol ransel menjadi simbol yang tidak budaya jauh lebih mendominasi dapat ditolak kalau ikon adalah daripada simbol religiusitas. Lebih seorang mahasiswa. dari itu, sebagian dari orang keturunan Arab tidak mengenakan gamis tetapi justru berkain sarung. Hal ini pada gilirannya mencerminkan akulturasi. Masyarakat keturunan Arab ingin memertahankan identitasnya dengan memakai gamis, tetapi juga ingin diterima sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan mengadopsi elemen-elemen budaya Nusantara secara adaptif, misalnya dengan sesekali memakai sarung.

Gambar 21 : Mahasiswa Religius Gamis dalam gambar di atas mencerminkan bagaimana kalangan intelektual mulai menggunakan gaya gamis sebagai simbol dari religiusitas dan identitas mereka. Penggunaan gamis dikatakan bukan saja religiusitas, tetapi juga identitas, Gambar 20 : Kampung Arab, karena para ikhwan bergamis Palembang umumnya hanya muncul di perguruan-perguruan tinggi sekuler Hal menarik dari penggunaan gamis (misalnya universitas negeri atau di Indonesia adalah adanya beberapa swasta non Kementerian Agama). aktivis mahasiswa ikhwan (laki-laki) Pengamatan di universitas keislaman, yang menggunakan gamis dalam misalnya UIN, justru jarang kehidupannya di kampus. Biasanya menemukan adanya mahasiswa

419 ikhwan bergamis, walaupun ditemukan satu orang di jajaran shaf beberapa dosen mereka memang depan yang memakai gamis. Ikon ini bergamis. Bagi golongan intelektual terlihat berusia lebih tua tua seperti dosen, gamis menjadi dibandingkan jemaah lainnya. sebuah penegas intelektualitas Sementara itu, imam tidak memakai sekaligus religiusitas, sementara bagi pakaian gamis tetapi pakaian yang intelektual muda seperti mahasiswa, relatif resmi tetapi dengan tambahan dengan memakai gamis, mereka sarung. Hal ini menunjukkan kalau dapat dikenali sebagai muslim yang seorang imam tidak harus berpakaian taat dan menonjol dalam kalangan gamis dalam budaya Indonesia. sekuler. Mereka aktif dalam kegiatan Tetapi seperti halnya di Arab dimana keagamaan di kampus dan sering imam mengenakan pakaian gamis ditemukan berada di dalam mesjid. yang mencerminkan formalitas, Karena mereka kalangan muda yang dalam shalat id di Indonesia, imam baru lepas dari masa remaja, dapat juga memakai jas untuk dihipotesiskan pula bahwa gamis mencerminkan formalitas. Biasanya memiliki fungsi seksual, yaitu untuk dalam kegiatan ini akan dibacakan menarik pasangan akhwat kata sambutan dari bupati yang (perempuan) dari kalangan muslim disampaikan lewat camat, yang taat. Hal ini didukung oleh menjadikan suasana idul fitri kajian Weeden et al (2008) yang terkesan formal. Karenanya, imam menunjukkan kalau motivasi mencari menggunakan pakaian formal. pasangan merupakan prediktor Adalah mungkin kalau imam juga kehadiran dalam perkumpulan memakai gamis, tetapi kemungkinan religius, khususnya pada kalangan besar hal ini dilakukan bukan pada mahasiswa dengan tujuan shalat id yang diselenggarakan oleh mendapatkan pasangan monogami. aparat pemerintah (misalnya oleh Dalam kalangan religius, religiusitas desa, kecamatan, atau merupakan kriteria seleksi untuk kabupaten/kota). mendapatkan pasangan dan karenanya, ia dapat ditonjolkan oleh remaja atau dewasa dini yang dalam usaha mencari pasangan untuk dijadikan istri/suami setelah atau bahkan saat berkuliah. Dengan memakai gamis, seorang perempuan yang sedang mencari pasangan dapat menjadi tertarik dan melihat pemakainya sebagai seorang yang pantas dijadikan suami karena Gambar 22 : Shalat Id memiliki keimanan yang tinggi. Pemakaian gamis oleh orang tua Gambar berikut menunjukkan dalam gambar di atas juga menjadi suasana shalat id di sebuah lapangan. simbol dari suatu status sosial Berbeda dengan gambar shalat id di tersendiri dalam masyarakat Islam Riyadh sebelumnya, disini hanya Nusantara, khususnya dalam relasinya dengan Arab Saudi yang

420 memiliki kota Mekkah sebagai melihat konteks, mungkin gambar ini tujuan ibadah haji. Jauhnya jarak, dapat dimaknai sebagai seorang panjangnya antrian, dan besarnya muslim fanatik atau seorang teroris biaya untuk menyelenggarakan haji yang ditangkap. Tetapi ke Mekkah mengakibatkan biasanya kenyataannya, Freddy Budiman seseorang baru dapat menjadi haji membangun simbol berupa janggut pada usia tua. Kembali dari haji, panjang, pakaian gamis, dan kening biasanya masyarakat memberikan bertanda hitam pada saat dirinya titel haji pada orang tersebut sebagai dipenjara. Dalam kedua kasus, gamis penghormatan. Titel ini dapat menjadi simbol bagi pertobatan atau disambut dengan perilaku yang lebih kembali diri ke jalan yang benar atau religius karena haji merupakan tercerahkan. penyempurnaan rukun Islam. Salah satu upaya mempertahankan simbol ini secara fisik adalah dengan memakai pakaian yang umum dilihatnya di Mekkah tetapi tidak dilihat umum di Indonesia, yaitu memakai gamis. Tetapi untuk menjaga nilai religiusitas ini, gamis hanya dikenakan pada saat aktivitas- aktivitas religius dan tidak digunakan oleh para ‘haji’ dalam kehidupan sehari-hari, berbeda dengan di Arab Saudi. Ikon pada gambar 23 bagian atas adalah seorang selebritis, Teuku Wisnu. Pemeriksaan latar menunjukkan bahwa selebritis ini Gambar 23: Selebriti dan Narapidana dahulu tidak pernah memakai gamis Gambar berikut menunjukkan santri dan cenderung sekuler. Ia dari Pondok Pesantren Al Miftah, menemukan ‘pencerahan’ dan mulai Desa Potoan Laok,Kecamatan menggunakan gamis dalam Palengaan, Kabupaten Pamekasan, kehidupan sehari-hari. Hal ini Jawa Timur. Jumlah santri ini ada ditegaskan dengan menumbuhkan ratusan dan semuanya mengenakan janggut sebagai simbol pencerahan gamis. Gamis umum diasosiasikan tersebut. dengan status sebagai santri atau Makna yang sama dapat ditarik dari orang yang religius di Madura. Ikon gambar kedua. Gambar kedua adalah para santri sementara indeks memiliki ikon seorang terpidana adalah para santri berbaris memasuki bandar narkoba, Freddy Budiman, bilik suara untuk mengikuti pemilu pada saat-saat menjelang eksekusi 2014. Dalam keterangan berita mati. Indeks kawalan polisi (Kompas, 27 April 2014), dinyatakan menunjukkan perilaku masa lalunya bahwa para santri berpakaian gamis yang penuh dengan kejahatan. Tanpa tidak bermakna mereka mendukung

421 calon tertentu. Mereka berpakaian demikian karena memang merupakan pakaian yang digunakan sehari-hari di lingkungan Pondok Pesantren.

Gambar 25: Ulama Arab dan Murid Indonesia Gambar 24 : Santri Pesantren di Gambar di atas tergolong Madura kontroversial dan memicu perdebatan di kalangan murid-murid Ikon dalam gambar berikut Sayid sendiri yang masih hidup adalah seorang ulama Arab, Sayyid mengenai karakter Gus Dur. Alwi al Maliki, dan sejumlah murid- Sebagian, yang tampaknya muridnya. Indeks adalah suasana mayoritas, berpendapat bahwa Gus pertemuan sementara simbol adalah Dur adalah murid Sayid yang gandengan tangan antara sang ulama menyimpang sementara yang lain dengan dua orang muridnya, yang justru mendukung metode dakwah diketahui adalah KH Hasyim Muzadi Gus Dur. Pihak yang menentang (kiri) dan KH Abdurrahman Wahid menggunakan dalil kalau Gus Dur (kanan). Menarik bahwa dalam menyebarkan pikiran liberal di gambar ini, Gus Dur menggunakan kalangan Islam. Merujuk kembali ke pakaian , berbeda dengan karakteristik budaya Arab mengenai murid-murid lainnya. Lebih menarik sikap agama, kita dapat memperoleh lagi, sang ulama tetap memegang referensi langsung pada sikap tangannya, menandakan hal tersebut beragama Arab yang konservatif dan tidak bermasalah. Hal ini akan menentang liberalisme. Pada berbeda jika ketiga orang tersebut gilirannya, kita juga dapat semuanya adalah orang Arab. Ini membangun asosiasi lainnya yaitu bermakna bahwa ulama Arab melihat bahwa hal ini sedikit banyak bahwa murid luar Arab bebas tercermin dari keberbedaan pakaian mengenakan pakaian apapun dan yang dikenakan Gus Dur dengan lebih mementingkan ilmu yang murid-murid Sayyid lainnya, yaitu dimiliki oleh para murid tersebut. memakai batik ketimbang gamis.

PEMBAHASAN Nilai yang Terkandung dalam Gamis di Arab Berdasarkan pada hasil analisis di atas, dapat dirumuskan beberapa tanda yang terkandung di dalam

422 gamis di kebudayaan Arab dan halnya dengan laki-laki yang kebudayaan Indonesia. Nilai-nilai bergamis putih untuk memungkinkan yang terkandung dalam gamis dalam mereka beraktivitas di luar rumah. kebudayaan Arab antara lain: Perlindungan dari debu dimungkinkan oleh konstruksi 1. Menunjukkan nilai praktis dalam pakaian yang sangat sederhana, berbisnis. hanya berupa terusan panjang tanpa 2. Menunjukkan kekuasaan Arab adanya tambahan gambar, hiasan, dibandingkan bangsa lainnya di dan sebagainya. Tanpa adanya lekuk- daerah mereka sendiri. lekuk, debu yang menempel dapat 3. Membangun persatuan Arab dengan mudah dibersihkan dan 4. Menjadi pelindung keluarga. pakaian menjadi lebih rapi dan sulit 5. Menjalani hidup dengan santai. tertempel pasir. Bentuknya yang 6. Kesederhanaan, lebar memungkinkan angin untuk 7. Keteladanan, membantu mengusir pasir jika ia 8. Religiusitas. memang menempel di pakaian. 9. Mayoritas. Sungguh demikian, fleksibilitas 10. Status sosial. gamis lebih terbatas dari pakaian 11. Ibadah. ketat. Seorang dengan gamis Alur sebab akibat yang misalnya, akan sulit mengendarai menggabungkan keseluruhan makna sepeda motor karena bukaan paha ini dapat disusun dan lebih lanjut, yang sempit. Banyak aktivitas fisik dapat direlasikan dengan berat terhalangi oleh gamis. Hal ini karakteristik budaya Arab, baik menjadikan gamis sangat praktis budaya tersebut sebagai sebab atau untuk digunakan dalam aktivitas- sebagai akibat. aktivitas yang tidak memerlukan Pada bagian paling dasar, gamis yang gerakan kompleks. Ia cocok digunakan masyarakat Arab dikenakan para pengusaha dan berfungsi sebagai pelindung tubuh pekerja administratif ataupun dari panas dan pasir yang umum kantoran. Hal ini berbeda dengan ditemukan di wilayah ini. Warna pakaian modern yang kompleks. putih adalah warna yang paling ideal Sebagai contoh, untuk perkantoran, untuk situasi panas karena sifatnya laki-laki biasanya memakai kemeja, yang reflektif sehingga panas tidak ditutup dengan jas, dipasangi dasi, terserap tubuh dan tubuh yang kemudian celana panjang, tertutup gamis dapat lebih dingin dan pinggang, kaos kaki, dan sepatu. nyaman dalam situasi panas. Hal ini Dalam situasi yang sangat praktis memfasilitasi laki-laki untuk keluar yang ditawarkan gamis, menjadi rumah. Di sisi lain, perempuan konsekuensi logis kalau ia umumnya berpakaian hitam, yang mencerminkan status sosial yang menghalangi mereka secara fisik tinggi, dimana para pengusaha dan untuk berada di luar rumah yang pejabat yang relatif pasif menjadi panas. Karenanya, ada relasi antara atasan bagi orang-orang aktif peran gender perempuan sebagai bergerak yang harus mengenakan pengasuh di dalam rumah dengan pakaian yang lebih memfasilitasi pakaian yang mereka kenakan, sama pergerakan cepat seperti pakaian

423 ketat para karyawan bawah atau Nilai konservatif yang sangat tinggi pakaian seragam polisi syariah. membuat sekali seseorang memakai Adalah sebuah hal mengagumkan gamis putih, maka akan sulit baginya bagaimana semata pakaian dapat untuk menggantinya dengan pakaian membangun kelompok sosial di lain. Jika hal ini terjadi, ia dapat masyarakat. Kaum gamis putih memberikan sinyal kalau status berada di atas, sementara kaum sosialnya menurun. Dengan dengan pakaian bebas berada di pentingnya nilai gamis putih dalam bawah. Hal ini sama seperti yang aspek kehidupan di luar rumah, maka terjadi di Barat, dimana kaum kehidupan di luar rumah dalam kapitalis berada di atas dengan berbagai variasinya harus dapat barang-barang mewahnya, sementara dijalankan dengan gamis. Karenanya kaum buruh berada di bawah dengan kita dapat melihat orang Arab barang-barang murah. Tetapi, bertamasya di pantai dengan gamis simbolisasi yang terbentuk justru putih, shalat di mesjid dengan gamis terbalik. Barang-barang mewah putih, dan bahkan berdemonstrasi umumnya diasosiasikan dengan menggunakan gamis putih. kompleksitas, entah itu dari Jika semua orang menggunakan pembuatan atau dari bentuk. Hal ini pakaian yang sama, maka orang membuat mereka hanya bisa dipakai denan pakaian yang berbeda akan oleh orang kaya. Di Arab Saudi, menjadi menonjol dan dalam kasus justru sebaliknya, kelas atas gamis, dapat menjadi sasaran dari diasosiasikan dengan kesederhanaan prejudis atau pengasingan sosial. dan kelas bawah dengan Bagi bangsa Arab, keluarga adalah kompleksitas. Semakin suatu gamis nilai kolektif yang diutamakan putih rapi tanpa kerutan dan bersih dibandingkan prestasi dan cemerlang, semakin tinggi status kepribadian. Akibatnya, salah satu sosial orang yang mengenakannya. cara melindungi keluarga dan Semakin kusam dan berkerut suatu menjalankan peran sebagai seorang gamis, apalagi pakaian bukan gamis, ayah dan suami yang baik, adalah semakin rendah status sosial orang menggunakan gamis putih di luar tersebut. Raja Arab Saudi memiliki maupun di dalam ruangan. pakaian gamis putih yang begitu rapi Tentu ada kaitannya antara gamis dan polos, mencerminkan statusnya putih dan religiusitas bagi Arab. yang sangat tinggi. Walaupun ia digunakan dalam semua Kekuatan dari gamis putih membuat aktivitas, entah itu sakral atau profan, para pejabat di bagian paling atas, gamis putih merupakan anjuran dari baik negara maupun organisasi, Nabi sebagai warna pakaian yang menggunakan gamis putih dalam paling baik. Tentu saja, pengaruh kehidupan bisnis maupun sehari-hari, modernitas juga melanda Arab dan dan dikontraskan dengan orang- pakaian laki-laki menjadi lebih orang non Arab yang berpakaian bervariasi. Tetapi tetap para pejabat bukan gamis. Bahkan tanpa akan menggunakan gamis karena hal diwajibkan sekalipun, gamis menjadi ini adalah cermin kepatuhan pada bagian puncak dalam deretan mode Nabi, keteladanan, kesederhanaan, di Arab. dan status sosial mereka.

424

Semakin menjauh dari Arab Saudi, kelas bawah atau kelas atas. Dalam ke arah barat di Mesir hingga Sudan, lapisan bawah, fluiditas pakaian dan ke timur di Irak, dapat diamati menjadi tinggi sehingga seseorang kalau gamis semakin memiliki yang memakai gamis putih, tetapi variasi warna dan bentuk. Sementara diketahui merupakan kelas bawah, para pejabat, yang berpusat pada maka tetap akan dipandang kelas pemerintah monarki berbasis bawah dan mereka dapat bergaul keturunan, terus melestarikan gamis dengan kelas bawah. Intinya adalah, putih, di jajaran bawah terdapat dua kelas atas adalah eksklusif gamis kelompok masyarakat: tradisional putih, sementara kelas bawah dapat dan modern. Masyarakat kelas memakai gamis putih, jellabiyah, dan bawah tradisional di perdesaan pakaian-pakaian lainnya. menggunakan pakaian gamis Nilai-nilai yang terkandung dalam berwarna dan lebih fleksibel yang gamis dapat diterjemahkan langsung disebut jellabiyah. Bukan warna pada nilai-nilai kultural Arab. gamis sebenarnya yang menjadi Dengan mengingat kembali nilai- pembeda status. Jellabiyah dapat nilai budaya Arab dari Nydell berwarna apa saja, termasuk putih, (2012:3), dapat dijelaskan relasi yang sehingga sekilas dapat disangka muncul sebagai berikut: gamis khawf yang dipakai pejabat 1. Seseorang harus berperilaku atau pengusaha. Pembeda status ada dalam segala aspek hidupnya pada kerah dan lengan serta saku. untuk menunjukkan kesan baik Khawf memiliki kerah leher dan pada orang lain. Nilai ini kerah tangan dan saku pendek yang ditunjukkan dengan gamis yang relatif lebih memerlukan perhatian selalu rapi dan polos sehingga dalam pemeliharaan. Sementara itu, terkesan suci dan baik. Bahkan jellabiyah tidak memiliki kerah, raja memakai gamis yang polos, lengan lebar, dan saku dalam yang putih, dan rapi. Dengan pakaian memungkinkan menyimpan banyak gamis yang membatasi gerakan, hal. Rakyat biasa, para petani, dan para pemakai dapat bergerak pemain musik setidaknya menjadi secara moderat dan menunjukkan orang-orang yang terbiasa memakai kesan baik. jellabiyah. Pakaian ini memfasilitasi 2. Harga diri dan reputasi diri gerak mereka yang lebih aktif, seseorang adalah sangat penting terutama gerakan tangan, serta dan segalanya dapat dilakukan membantu menyimpan barang- untuk melindunginya. Harga diri barang kecil dalam jumlah banyak inilah yang menyebabkan gamis atau barang besar di dalam saku baju putih begitu luas digunakan di mereka, untuk membantu aktivitas Arab Saudi karena pakaian ini bertani atau menyimpan uang atau menjadi salah satu simbol harga rokok. diri dan reputasi. Cita rasa mode Masyarakat kelas bawah modern, dikorbankan demi harga diri ini. tentu saja, memakai pakaian modern 3. Loyalitas pada keluarga lebih yang beraneka warna. Tetapi semata penting dari kepentingan pribadi. melihat pakaian tidak dapat Hal ini ditunjukkan dengan mendorong kesimpulan apakah ia keseragaman dalam memakai

425

gamis dengan melihat bahwa dengan gamis tetapi lebih pada warga negara Arab adalah satu perilaku. keluarga. Dalam lingkup yang 4. Agama tidak boleh dipisahkan lebih kecil, hal ini ditunjukkan dari negara dan harus diajarkan dengan memakai gamis untuk di sekolah dan didukung oleh melindungi keluarga. pemerintah. Hal ini juga mungkin 4. Kelas sosial dan latar belakang tidak ada kaitannya dengan gamis keluarga adalah faktor utama kecuali dalam kaitan dengan yang menentukan status personal, warna putih dan hadist Nabi yang baru setelahnya karakter pribadi menyertainya yang diajarkan di dan prestasinya. Gamis menjadi sekolah. salah satu indikator karena 5. Keyakinan dan praktik yang mencerminkan kelas sosial. sudah berakar lama adalah suci. 5. Standar moral sosial konservatif Penafsiran yang bersifat liberal harus dipertahankan, dan jika tidak dapat diterima karena akan perlu diformalkan lewat hukum. mengakibatkan kekacauan sosial, Hal ini terbukti dengan begitu menurunkan standar moral, dan konservatifnya masyarakat Arab melemahkan ikatan keluarga dengan memertahankan tradisional. Karena sikap ini, pemakaian gamis dalam thawb tetap digunakan dengan kehidupan sehari-hari sejak basis penafsiran tradisional zaman Nabi atau mungkin jauh terhadap hadist Nabi. sebelum itu. Sementara itu, relasi gamis dengan Perubahan Makna Gamis di sikap-sikap religius budaya Arab, Indonesia antara lain: Apakah nilai-nilai di atas kemudian 1. Setiap orang percaya adanya dap at diartikan perubahan makna? Tuhan, mengakui kekuasaanNya, Pertama mari kita lihat setiap nilai dan memiliki afiliasi agama yang ada di Arab dengan nilai yang tertentu. Hal ini ditunjukkan ada di Indonesia. dengan menggunakan gamis sebagai bentuk kepatuhan atas 1. Menunjukkan nilai praktis dalam saran Nabi. berbisnis. 2. Manusia tidak dapat Nilai ini jelas tidak terlihat dalam mengendalikan peristiwa dan penggunaan gamis di Indonesia. beberapa hal tergantung pada Gamis tidak digunakan untuk keinginan Tuhan, yang disebut berbisnis dan tidak pula sebagai takdir. Sikap ini menjadi diasosiasikan dengan moderasi salah satu faktor mengapa gamis dalam gerakan. Para pebisnis tetap dipertahankan hingga muslim lebih senang sekarang. menggunakan pakaian koko dan 3. Rasa belas kasihan adalah sarung atau pakaian biasa dalam karakteristik seseorang yang aktivitas bisnis mereka. Artinya, paling patut dikagumi. Hal ini makna ini gagal ditransmisikan mungkin tidak ada hubungannya dari Arab ke Indonesia.

426

2. Menunjukkan kekuasaan Arab keluarga bukanlah gamis, tetapi dibandingkan bangsa lainnya di jabatan kekuasaan itu sendiri, daerah mereka sendiri. karena kehidupan pesantren yang Tidak pula gamis di Indonesia tertutup tidak dapat mencerminkan dominasi Arab menghindarkan kalau anggota atas bangsa Indonesia atau keluarga pemimpin akan dikenal dominasi penganut muslim baik oleh para santri. dengan non-muslim. Terdapat 5. Menjalani hidup dengan santai. kantong-kantong keturunan Arab Kesantaian hidup di Indonesia di beberapa kota di Indonesia tidak dapat disimbolkan dengan seperti Palembang, Bogor, dan gamis karena justru memakai Jakarta, tetapi kita tidak melihat gamis akan mempersulit hidup. bahwa masyarakat keturunan Iklim tropis jauh berbeda dengan Arab sepenuhnya atau dominan iklim gurun. Curah hujan yang memakai gamis. Mereka tinggi dan tanah berlumpur akan berakulturasi dan mengakibatkan mengakibatkan gamis mudah perubahan makna dari makna basah dan kotor. Hal ini dapat dominasi menjadi makna dilihat dari bagaimana Saipul moderasi dari gamis Arab. Jamil mengangkat kaki kanan 3. Membangun persatuan Arab gamisnya untuk menghindari Sejalan dengan gejala di atas, genangan air. maka persatuan Arab tidak 6. Kesederhanaan terbentuk dengan gamis kecuali Kesederhanaan dapat dalam waktu-waktu tertentu ditransmisikan ke Indonesia dalam kegiatan internal imigran dengan gamis. Tetapi hal ini, Arab atau keturunan Arab di sekali lagi, akan hanya ada pada Indonesia. Mereka telah cukup lingkup lokal dimana masyarakat menunjukkan identitasnya telah terbiasa dengan pemakaian dengan aksen atau penampilan gamis. Kesederhanaan ini bersifat fisik tubuh yang memang jauh nyata karena memang para berbeda dengan orang Indonesia. pemakai gamis adalah para santri 4. Menjadi pelindung keluarga. yang terbatas secara materi Justru akulturasi menjadi salah dibandingkan masyarakat sekitar satu senjata perlindungan pesantren. Gamis mereka terlihat keluarga bagi orang Arab di lusuh dan tidak cemerlang, bukan Indonesia. Bagi orang Indonesia sengaja dibuat untuk sendiri, pemakaian gamis sebagai menunjukkan kesederhanaan. pelindung keluarga tampaknya 7. Keteladanan hanya terjadi pada lingkup Makna keteladanan dari gamis pesantren, dimana pemimpin akan dapat diamati pada memakai gamis sementara para kelompok-kelompok tertentu. santri memakai pakaian koko. Beberapa kalangan umat Islam Tetapi banyak pula pesantren memiliki pemimpin yang yang muridnya juga memang mengenakan gamis menggunakan gamis. Dalam hal untuk menyimbolkan ini, simbol yang melindungi kepatuhannya pada ajaran Islam.

427

Tetapi tetap saja, lebih banyak Sungguh demikian, dengan ustadz yang berpakaian biasa- semakin mudahnya melakukan biasa dan membaur dengan perjalanan haji, semakin pudar masyarakat. Argumen disini pula makna status sosial dari adalah bahwa kepatuhan pada seorang haji. Akibatnya, tidak ajaran Islam dari segi pakaian banyak ditemukan haji yang bukanlah memakai gamis putih, memakai gamis setelah sepulang tetapi memakai pakaian yang dari Mekkah. Hanya generasi- tidak menonjol dibandingkan generasi tua yang melestarikan yang lainnya. Memakai gamis kebiasaan ini. justru akan membuat sang ustadz 11. Ibadah. menonjol dan hal ini berpotensi Makna ibadah dari gamis cukup menghasilkan riya’ (sombong) kental di Indonesia. Di banyak yang akan menghilangkan mesjid, dapat ditemukan jemaah kesucian niat. yang memakai gamis. Makna ini 8. Religiusitas. kemungkinan bersifat eksklusif, Makna religiusitas tampaknya dalam artian gamis hanya dipakai merupakan makna satu-satunya di lingkungan mesjid untuk yang ditransmisikan tanpa menjalankan ibadah. Beberapa penyimpangan di Indonesia orang mungkin memakai gamis secara sempurna. Hampir di dalam aktivitas lengkap dengan seluruh daerah di Indonesia alasan kesederhanaan nyata atau dengan basis mayoritas Islam, kebiasaan yang dibawa dari gamis dipandang sebagai pesantren. lambang keimanan, atau minimal, sebagai lambang orang Lalu menjadi apakah makna gamis di yang berilmu dan pernah ke Indonesia. Hasil kajian di atas Mekkah. menunjukkan kalau makna-makna 9. Mayoritas. gamis di Indonesia adalah: Simbol mayoritas, atau lebih 1. Kepemimpinan umat tepatnya, konformitas, hanya 2. Keanekaragaman dalam ditemukan pada pondok-pondok berpakaian sejauh menutup aurat. pesantren yang mengeksklusifkan 3. Pemahaman Islam yang rendah. pakaian gamis bagi para santri, 4. Bagian dari gaya. atau dalam forum-forum jemaah 5. Menutupi perilaku melanggar dan pengajian temporer. Gamis hukum. disini menjadi lambang 6. Akulturasi. keanggotaan kelompok dan 7. Identitas sebagai seorang muslim. bersifat sementara, berbeda 8. Religiusitas dan kesederhanaan. dengan di Arab yang bersifat 9. Strategi seksual. selamanya. 10. Status sosial. 10. Status sosial. 11. Pencerahan, taubat. Gamis memang memiliki makna 12. Kehidupan sehari-hari di status sosial bagi sebagian pesantren. masyarakat di Indonesia. Sebagai 13. Toleransi contoh para haji atau ulama.

428

Pergeseran Makna Gamis dari budaya lokal untuk menarik Arab ke Indonesia dan pengikut, terlebih memang karena Mekanismenya ajaran Islam tidak ketat dalam menentukan aturan berpakaian. Gambaran di atas menunjukkan Sejauh pakaian tersebut menutupi kalau makna gamis telah mengalami aurat, apa saja dapat digunakan, tidak pergeseran dari awalnya yang harus gamis. bersifat komunal (menunjukkan kekuasaan dan persatuan Arab), Tentu saja, sudah menjadi kebiasaan kesederhanaan, dan keteladanan dalam kontak budaya, terjadi suatu penguasa, menjadi makna akulturatif, proses meniru. Mereka meniru ulama pensucian diri, dan bahkan strategi Arab yang menggunakan gamis seksual. Makna gamis yang hadir di dengan sengaja, mungkin karena Indonesia menjadi begitu beragam, faktor kesederhanaan atau status justru karena ia mengalami sosial. Para pemakai gamis ini hanya penyempitan makna, dari makna ada di lingkungan para murid dari yang luas dalam kehidupan sehari- ulama tersebut. Lambat laun, ketika hari orang Arab menjadi makna yang institusionalisasi dalam bentuk sempit dalam lingkup keagamaan. pesantren dan madrasah, gamis Dari makna sempit ini, muncul dianggap sebagai seragam. makna-makna turunan yang jelas Pemakaian gamis dapat diperkuat terbedakan dalam kontras budaya oleh faktor penjajahan oleh orang- yang terasa di Indonesia. orang Eropa (dari Portugis hingga Belanda) yang berbeda agama. Kali Bagaimana mungkin ini terjadi? Kita ini gamis dapat menjadi faktor perlu menelusuri asal usul Islam di identitas Islam. Tetap saja ada Indonesia. Walaupun masih anggota masyarakat yang taat diperdebatkan, kemungkinan besar beragama Islam tetapi tidak bergamis bahwa asal usul Islam di Indonesia karena ajaran Islam yang tidak berangkat dari dua jalur: melarangnya. perdagangan dan dakwah. Kontak masyarakat Jawa dan Nusantara Keanekaragaman yang telah terjadi dengan orang Arab dengan gamis sejak awal sejarah penyebaran Islam karenanya ada pada dua situasi di Indonesia ini menjadi faktor tersebut. Dalam situasi perdagangan, berkelanjutan dalam mengubah seperti halnya dengan adanya makna gamis di masyarakat pedagang yang baik dan yang jahat, Indonesia hingga sekarang. Saat ini maka ada gamis yang baik dan jahat. gamis naik statusnya dari sekedar Artinya, gamis tidak dapat pakaian biasa bagi orang Arab, diasosiasikan dengan kebaikan menjadi pakaian yang bermakna seseorang. Bagi penyebar agama religius, tetapi tidak terlalu ekstrim, Islam murni lewat jalur dakwah, bisa dalam artian hanya sebagai salah satu saja gamis diasosiasikan dengan alternatif untuk menunjukkan kebaikan karena agama selalu baik. religiusitas lewat keanekaragaman Sungguh demikian, bahkan para gaya berpakaian. penyebar agama Islam dari Arab ini akhirnya harus beradaptasi dengan

429

Keanekaragaman budaya masyarakat Kebangkutan Nasional, atau lewat Indonesia juga menjadi faktor kerajaan, seperti perang Aceh, maka pendorong ynag kuat dalam gamis hanya menjadi satu alternatif memahami bahwa gamis tidaklah berpakaian dan dibiarkan berasosiasi sebuah identitas agama yang pasti. dengan kehidupan pesantren Orang yang semata melihat ketimbang masyarakat. keimanan seseorang berdasarkan gamis yang ia pakai dipandang Di era modern, gamis tetap berada belum dewasa dalam beragama. dalam status tinggi yang melekat Walau begitu, bagi kelompok pada aktivitas keagamaan. Di daerah tertentu, gamis memang menjadi yang percaya dengan kuatnya indikator penyebaran Islam. asosiasi gamis dengan keimanan, Kelompok yang awalnya meniru para berbagai hal positif, dalam artian penyiar agama ini, menghasilkan sejalan dengan makna religiusitas, generasi-generasi pemakai gamis seperti kesederhanaan, pencerahan, yang membantu menyebarkan agama dan taubat, muncul bersamaan Islam ke penjuru Nusantara bersama dengan pemakaian gamis. Tetapi di para penyebar agama tidak bergamis. daerah ini pula, hal-hal negatif dapat Kelompok-kelompok bergamis ini muncul seperti untuk menutupi kemudian memunculkan kesan perbuatan melanggar hukum. Yang bahwa kepemimpinan spiritual lainnya semata sebagai fungsi dilambangkan oleh gamis yang pendamping yang oportunistik, dikenakan seseorang. Di beberapa seperti fungsi strategi seksual pada daerah, pemikiran semacam ini kuat, para mahasiswa dan akulturasi atau terutama pada daerah monokultur sekedar bagian dari gaya. dan sejarah pesantren yang kuat. Di SIMPULAN daerah ini, termasuk seperti Madura, para pemimpin mengenakan gamis Penelitian ini merupakan penelitian dan para pemimpin ini juga turut semiotika yang diarahkan pada memperjuangkan rakyat terhadap representasi visual dari gamis beserta penjajahan Belanda. Pangeran konteksnya dalam budaya Arab dan Diponegoro dan Tuanku Imam Indonesia, serta menyorot pada aspek Bonjol misalnya, memiliki variasi pergeseran makna yang terjadi. gamis dalam melaksanakan Lewat analisis terhadap representasi perjuangannya. gamis dalam media fotografi di Arab dan Indonesia, penulis berhasil Dua aliran ini, kelompok gamis dan mendapatkan 11 makna gamis dalam non gamis, berkembang luas pada budaya Arab dan pergeseran makna masa mereka masing-masing. Ketika apa yang telah terjadi. Tabel 4 di agama menjadi satu-satunya jalan lampiran merangkum temuan untuk meraih kemenangan dalam penelitian terkait 11 makna tersebut. perjuangan, seperti di Perang Jawa dan Perang Bonjol, gamis menjadi Dari tabel diketahui bahwa dari 11 menyebar luas. Tetapi ketika agama makna, sembilan di antaranya telah bukan satu-satunya jalan, misalnya bergeser, terutama dengan menjadi dapat lewat politik seperti di era lebih kecil dalam ruang lingkupnya.

430

Selain makna-makna yang bergeser Daughters Aged 10 to 14 di atas, terdapat pula makna-makna Years. Journal of baru yang muncul di masyarakat Transcultural Nursing, Indonesia, yang dapat diturunkan 1043659616681848. secara logis dari dua makna yang Ahmad, H.M (2016) Menghitung berhasil ditransmisikan yaitu ibadah Jumlah Peserta #Aksi 212 di dan kesederhanaan. Makna-makna Jantung Jakarta. baru ini antara lain kepemimpinan http://www.cnnindonesia.com umat, toleransi, pemahaman Islam /nasional/20161205091436- yang rendah, bagian dari gaya, 20-177377/menghitung- menutupi perilaku melanggar hukum, jumlah-peserta-aksi212-di- strategi seksual, dan pencerahan dan jantung-jakarta/ taubat. Al Mansour, A. I., & Abdulaziz, M. (2012). A systemic semiotic Karakteristik fisik dan kultural analysis of cultural Indonesia menjadi faktor penyebab differences between mengapa terjadi pergeseran makna. Australian and Saudi Karakteristik fisik berupa iklim yang ebusiness websites. PhD lebih lembab mengakibatkan Dissertation. University of penggunaan gamis tidak praktis di Wollongong. masyarakat. Akibat ini telah cukup Alem, S., Perry, C. J., Zhu, X., untuk menghilangkan penggunaan Loukola, O. J., Ingraham, T., gamis dalam jumlah besar di Søvik, E., & Chittka, L. masyarakat. Karakteristik kultural (2016). Associative Indonesia yang sangat multi-etnis mechanisms allow for social mengakibatkan gamis tidak dapat learning and cultural meresap pada semua anggota transmission of string pulling masyarakat. Dua faktor ini in an insect. PLoS mendorong bukan saja perubahan Biol, 14(10), e1002564. makna asli gamis menjadi lebih Amrullah, E. F. (2008). indonesian menyempit, tetapi juga muslim fashion Styles & menambahkan makna-makna baru Designs. ISIM Review, 22, 2. yang memperkaya makna gamis Bellezza, S., Gino, F., & Keinan, A. sebagai sebuah gaya berpakaian (2014). The red sneakers khusus di masyarakat majemuk ini. effect: Inferring status and competence from signals of

nonconformity. Journal of DAFTAR PUSTAKA Consumer Research, 41(1), 35-54. Agbemenu, K., Devido, J., Terry, M. Berman, J. R. (2012). American A., Hannan, M., Kitutu, J., & Arabesque: Arabs and Islam Doswell, W. (2016). in the Nineteenth Century Exploring the Experience of Imaginary. NYU Press. African Immigrant Mothers Bolt, B. (2010). Art beyond Providing Reproductive representation: The Health Education to Their

431

performative power of the Action. Psychological image. IB Tauris. Science, 27(10), 1331-1339. Casebourne, I., Davies, C., Forrester, M. (2012). Psychology of Fernandes, M., & Norman, N. the Image. Routledge. (2012). Assessing the Giles, J. (2005). Internet accuracy and quality of encyclopaedias go head to Wikipedia entries compared head.Nature, 900-901 to popular online Gruber, T., Muller, M. N., Strimling, encyclopaedias: A P., Wrangham, R., & comparative preliminary Zuberbühler, K. (2009). Wild study across disciplines in chimpanzees rely on cultural English, Spanish and knowledge to solve an Arabic. Epic, Brighton, UK. experimental honey Accedido o, 9(10), 2012. acquisition task. Current Coyne, S. M., Stockdale, L., Linder, Biology, 19(21), 1806-1810. J. R., Nelson, D. A., Collier, Guindi, F.E. (2005) Djellaba. Dalam K. M., & Essig, L. W. (2017). Steele, V (Ed), Encyclopedia Pow! Boom! Kablam! Effects of Clothing and Fashion, of Viewing Superhero Thomson-Gale, hal. 370-371. Programs on Aggressive, Jolley, R. (2016). The censor’s new Prosocial, and Defending clothes: Freedom is not about Behaviors in Preschool the amount of clothing you Children. Journal of put on or take off, but about Abnormal Child Psychology, having the choice to do 1-13. so.Index on Cencorship Dhamija, J. (2005) Asia, Souh: JPNN (6 Desember 2016) Aksi 212 History of Dress. Dalam Ternyata Dongkrak Penjualan Steele, V (Ed), Encyclopedia Busana Muslim di Tanah of Clothing and Fashion, Abang. Thomson-Gale, hal. 85-93. http://www.jpnn.com/news/a Dwairy, M. A. (2006). Counseling ksi-212-ternyata-dongkrak- and psychotherapy with penjualan-busana-muslim-di- Arabs and Muslims: A tanah-abang culturally sensitive approach. Kompas (27 April 2014) Berjubah Teachers College Press. Serba Putih, Ratusan Santri Eicher, J.B (2005) Clothing, Ikuti Coblos Ulang. Costume, and Dress. Dalam http://regional.kompas.com/re Steele, V (Ed), Encyclopedia ad/2014/04/27/1839558/Berju of Clothing and Fashion, bah.Serba.Putih.Ratusan.Sant Thomson-Gale, hal. 270-272. ri.Ikuti.Coblos.Ulang Eom, K., Kim, H. S., Sherman, D. Kraus, M. W., Piff, P. K., & Keltner, K., & Ishii, K. (2016). D. (2011). Social class as Cultural Variability in the culture the convergence of Link Between Environmental resources and rank in the Concern and Support for social realm. Current Environmental

432

Directions in Psychological Toups, M. A., Kitchen, A., Light, J. Science, 20(4), 246-250. E., & Reed, D. L. (2011). Ludwig-Maximilians-Universitaet Origin of clothing lice Muenchen (LMU). "Why indicates early clothing use Does Lederhosen Conquer by anatomically modern The Oktoberfest In ?." humans in Africa. Molecular ScienceDaily. ScienceDaily, biology and evolution, 28(1), 3 October 2008. 29-32. www.sciencedaily.com/releas Tsaousi, C. (2016). ‘What underwear es/2008/09/080922100154.ht do I like?’Taste and m (embodied) cultural capital in Martin, B., Ringham, F (2006). Key the consumption of women’s terms in semiotics. A&C underwear. Journal of Black. Consumer Culture, 16(2), Mourey, J. A., Lam, B. C., & 467-492. Oyserman, D. (2015). Van Schaik, C. P., Ancrenaz, M., Consequences of cultural Borgen, G., Galdikas, B., fluency. Social Knott, C. D., Singleton, I., ... Cognition, 33(4), 308-344. & Merrill, M. (2003). Nydell, M. K. (2012). Understanding Orangutan cultures and the Arabs: A guide for evolution of material westerners. Intercultural culture. Science, 299(5603), Press. 102-105. Park, D. C., & Huang, C. M. (2010). Ward, S (2005) Chemise Dress. Culture wires the brain: A Dalam Steele, V (Ed), cognitive neuroscience Encyclopedia of Clothing and perspective. Perspectives on Fashion, Thomson-Gale, hal. Psychological Science, 5(4), 254-255. 391-400. Weeden, J., Cohen, A. B., & Petrilli, C. M., Mack, M., Petrilli, J. Kenrick, D. T. (2008). J., Hickner, A., Saint, S., & Religious attendance as Chopra, V. (2015). reproductive Understanding the role of support. Evolution and physician attire on patient Human Behavior, 29(5), 327- perceptions: a systematic 334. review of the literature— Wikipedia (disunting terakhir 19 targeting attire to improve Februari 2017) Thawb. likelihood of rapport https://en.wikipedia.org/wiki/ (TAILOR) investigators. BMJ Thawb open, 5(1), e006578. Zhao, X., & Belk, R. W. (2008). Pietarinen, A. V. (2006). Signs of Politicizing consumer culture: logic. Dordrecht: Springer. Advertising's appropriation of Suyanto, M (2008) Muhammad political ideology in China's Business Strategy and Ethics. social transition. Journal of Yogyakarta: Andi Consumer Research, 35(2), 231-244.

433

Gambar 8: https://en.wikipedia.org/wiki/ Sumber Foto File:Dishdasha.jpg Gambar 9: Gambar 2 https://www.arrahmah.com/n Gamis: ews/2015/06/01/video-raja- http://www.muslimbusana.co arab-saudi-salman-bin-abdul- m/keke/keke-gd-50-17- aziz-turut-mencuci- 1169.html kabah.html Abaya: Gambar 10: http://tipsperawatanrambutron http://arabia2day.com/humanr tok.blogspot.co.id/2013/05/ba ights/saudi-authorities-free- ju-abaya-gamis-saudi.html 25-shiites-detained-during- Tunik: demonstrations/ http://pricezilla.in/products/vr Gambar 11: itti-checkered-women-s-tunic http://stream.aljazeera.com/story/201 Kaftan: 207171852-0022287 http://picclick.co.uk/Dubai- Gambar 12: Kaftan-Maxi-Abaya-Jilbab- https://en.wikipedia.org/wiki/ farasha-162189750550.html File:Iraqi_Arab_Men_in_Nis Gambar 3 hapur-Khorasan_(2).jpg Gamis laki-laki: Gambar 13: https://busanabajumuslim.co https://en.wikipedia.org/wiki/ m/baju-gamis-pria-modern- File:Bedscha.jpg terbaru/ Gambar 14 : Gamis perempuan: https://en.wikipedia.org/wiki/ http://www.trendterbaru.com/ File:Egyptian_musicians.jpg 2015/07/trend-model-busana- Gambar 15: hijab-lebaran.html http://www.republika.co.id/be Gambar 4 rita/dunia-islam/islam- Gamis: nusantara/15/07/14/nrhhua- http://sykava.com/sykava/upl imam-besar-istiqlal-idul-fitri- oads/ artinya-hari-raya-makan Koko: Gambar 16: http://sykava.com/sykava/upl Atas: oads/ http://www.republika.co.id/be Kurta: rita/nasional/umum/16/12/03/ http://www.infonajwa.com/ra ohlj3x414-mui-hadir-di-aksi- gam-model-baju-india/ 212-buktikan-presiden-peka- Gambar 5: Al Mansour, 2012, hal. terhadap-aspirasi-umat-islam 353 Tengah: Gambar 6: Al Mansour, 2012, hal. http://m.jpnn.com/news/jalan- 396 kaki-bogor-jakarta-untuk- Gambar 7: Al Mansour, 2012, hal. tunjukkan-solidaritas 406 Bawah: http://poskotanews.com/2016/

434

11/29/aksi-damai-2- Bawah: desember-pejalan-kaki-terus- http://sulsel.pojoksatu.id/read bertambah/ /2016/07/29/pakai-peci- Gambar 17: hitam-dan-gamis-putih- http://www.kabarmakkah.co penampilan-terakhir-freddy- m/2014/12/muslim-indo- budiman/ lebih-arab-daripada- Gambar 24: orang.html http://regional.kompas.com/re Gambar 18: ad/2014/04/27/1839558/Berju http://www.kabarmakkah.co bah.Serba.Putih.Ratusan.Sant m/2014/12/muslim-indo- ri.Ikuti.Coblos.Ulang lebih-arab-daripada- Gambar 25: orang.html http://www.muslimoderat.net/ Gambar 19: 2015/08/laskar-fpi-gus-dur- Atas: itu-sesat-murid.html http://artis.fotoindonesia.com/ 23663/saipul-jamil-berbaju- gamis.html Bawah:

http://www.liputan6terupdate. com/2016/10/dimas-kanjeng- dites-gandakan-uang-di.html Gambar 20: http://www.gomuslim.co.id/re ad/news/2017/02/15/3217/kin i-kampung-arab-resmi-jadi- destinasi-wisata-budaya-dan- religi-di-kota-palembang.html Gambar 21: https://www.bukalapak.com/p /fashion-pria/baju-muslim-

perlengkapan-sholat/busana- muslim-pria/1d7sjg-jual- gamis-pria-modern-keren- model-pakistan-dark-ocean Gambar 22: https://www.arrahmah.com/k ajian-islam/saat-bersatunya- dua-hari-raya-idul-fitri- bertepatan-pada-hari- jumat.html Gambar 23: Atas: http://www.wowkeren.com/b erita/tampil/00114412.html

435

LAMPIRAN Tabel 2. Perbedaan antara Gamis dan Konsep Berelasi pada Gender Perempuan

Karakteristik Gamis Abaya Tunik Kaftan Gambaran Busana Busana longgar Busana Busana umum panjang model terusan. menutupi berbentuk dengan Sederhana dan dada, lengan, kotak, dengan kombinasi lebar. Polos, punggung, lengan lebar. celana, tanpa payet, hingga Cenderung memiliki bordir, motif, pinggul di glamour. bagian maupun warna atas lutut pinggang mencolok Dimensi Panjang Panjang Pendek Panjang vertikal Dimensi Longgar Paling longgar Ketat Agak ketat horizontal Pemakai Dipakai laki- Hanya dipakai Dipakai laki- Hanya laki dan perempuan laki dan dipakai perempuan perempuan perempuan Budaya asal Arab Arab Yunani Persia

Tabel 3. Perbedaan antara Gamis dan Konsep Berelasi pada Gender Laki-Laki

Karakteristik Gamis Koko Kurta Gambaran Busana panjang Busana kemeja. Busana kemeja umum dengan kombinasi Dapat lengan longgar dengan celana, memiliki pendek atau lengan celana longgar bagian pinggang panjang. Dimensi Panjang Pendek Pendek vertikal Dimensi Longgar Ketat Longgar horizontal Pemakai Dipakai laki-laki dan Hanya dipakai laki- Hanya dipakai perempuan laki laki-laki Budaya asal Arab Tiongkok Asia Selatan

436

Tabel 4 Pergeseran Makna Gamis dari Arab ke Indonesia

No Makna di Arab Pergeseran Alasan makna 1 Menunjukkan nilai Makna lenyap Kekuatan budaya lokal, nasional, praktis dan global. 2 Menunjukkan Bergeser menjadi Arab adalah pendatang dan dapat kekuasaan bangsa makna akulturasi. baik atau buruk, tidak tergantung Arab. gamis yang digunakan. Sebagian Arab juga mengadaptasi budaya Indonesia. 3 Persatuan Arab Tidak ditekankan. Hanya berlaku di lingkungan internal. Keanekaragaman budaya terlalu tinggi di Indonesia. 4 Menjadi pelindung Makna lenyap. Sejalan dengan status sosial yang keluarga. tidak tinggi dari orang Arab sehingga tidak memberikan pengaruh pada kemampuan melindungi keluarga. 5 Menjalani hidup Makna lenyap. Iklim tidak cocok. dengan santai. 6 Kesederhanaan. Makna berhasil Tetap terbatas pada lingkungan ditransmisikan. khusus tetapi makna menguat karena iklim tropis menjadikan gamis mudah kotor. 7 Keteladanan Terbatas. Hanya pada kelompok dengan tradisi pesantren yang tinggi. 8 Religiusitas Terbatas. Relatif kuat pada masyarakat yang terpapar pada pesantren atau penggunaan gamis yang berhubungan erat dengan moral yang baik. 9 Konformitas Terbatas. Hanya pada lingkungan pesantren. 10 Status sosial. Terbatas. Hanya pada para haji dan makna ini semakin luntur seiring semakin mudahnya melakukan ibadah haji dan umroh. 11 Ibadah Berhasil Gamis menjadi salah satu pakaian ditransmisikan. di dalam mesjid dan langsung mengindikasikan keimanan seseorang.

437

438