ANALISIS TEKSTUAL DAN MUSIKAL LAGU DAINANG DAN TORTOR NI HALAK BATAK YANG DIPERTUNJUKKAN DALAM GAYA AKULTURASI OLEH SIANTAR RAP FOUNDATION

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O L E H

NAMA : SRI REZEKI NIM : 140707011

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2018

Sri Rezeki NIM. 140707011

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Skripsi sarjana ini berjudul “Analisis Tekstual dan Musikal Lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dipertunjukkan dalam Gaya Akulturasi oleh Siantar Rap Foundation.” Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis musikal dan makna yang terkandung pada lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation. Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Panuti Sudjiman dan Van Zoest (bakar 2006: 45-52), teori ini digunakan untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun peristiwa seni baik dari segi syair maupun melodi. Kemudian teori Bruno Nettle (1975:35) yang mengatakan bahwa mentranskripsi musik kedalam bentuk notasi adalah satu-satunya cara yang digunakan peneliti untuk dapat menganalisis suatu musik.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3). Penulis juga berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan oleh Allan P. Merriam yang mengatakan bahwa penelitian dalam etnomusikologi ada tiga yaitu metode ilmu pengetahuan(methods of science), kerja lapangan (field work), dan kerja laboratorium (desk word). Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa lagu Dainang menggunakan tangga nada heptatonic dengan tempo 68 (adagio) dan lagu Tortor Ni Halak Batak menggunakan tangga nada heptatonic dengan tempo 110 (allegretto).

Kata Kunci: Hiphop, Rap, Siantar Rap Foundation, Pematangsiantar.

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Tekstual dan Musikal Lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dipertunjukkan dalam Gaya Akulturasi oleh Siantar Rap Foundation” adalah sebuah syarat akhir untuk menyelesaikan perkuliahan di Program Studi

Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun kemudian penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis dan pengalaman penulis yang masih kurang. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun dari semua pihak terutama dari dosen pembimbing penulis.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum., sebagai rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arifninetrirosa, SST., M.A., selaku ketua Program Studi

Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., selaku sekteraris Program Studi

Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan

selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak waktu

serta pelajaran dalam menyusun skripsi.

5. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah memberikan banyak waktu, arahan, saran-saran, dan

pelajaran berharga dalam menulis serta telah membimbing penulis

dengan sangat baik sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba,

M.A., Ph.D., Bapak Drs. Irwansyah, M.A., Ibu Dra. Frida Deliana,

M.Si, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd., Bapak Drs. Setia Dermawan

Purba, M.Si, Drs. Perikuten Tarigan, M. Si., Bapak Drs. Torang

Naiborhu, M.Hum., Ph.D, Bapak Drs. Fadlin, M.A., Ibu Drs. Rithaony

Hutajulu, M.A., yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama bertahun-tahun mengikuti perkuliahan. Semoga

doa dan berkat dari Bapak dan Ibu dosen menyertai penulis sehingga

dapat mengaplikasikan ilmu yang diterima kepada masyarakat

nantinya.

7. Secara khusus, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua yang sangat

penulis hormati dan sayangi yaitu Bapak Weslin Simatupang, S.Pd dan

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ibu Nenty Lenteria Simarmata, S.Pd. Terimakasih atas segala doa,

kasih sayang, kerja keras, semangat, kesabaran, ketabahan, dukungan

moril dan material yang diberikan kepada penulis selama ini sampai

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya

jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Terimakasih

untuk semua perjuangan yang diberikan kepada penulis, kiranya Tuhan

memberkati dan selalu memberikan kebahagiaan kepada Bapak dan

Ibu.

8. Arwin Manurung, Alfred Klinton Manurung, Alfred Reynaldo

Sitanggang, Petrus Novlin Ulianto Simarmata, Sandy Sinaga, dan

Marsius Sitohang selaku informan penulis. Terimakasih untuk segala

informasi yang sudah penulis terima sehingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan. Terimakasih juga untuk seluruh kru Siantar Rap

Foundation dan para Srangers.

9. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga besar

Op. Zivana Simarmata/br.Manik, Op.Clara Simarmata, dan orang tua

angkat penulis Kasmir Siagian dan Pasu Simarmata. Tak lupa juga

untuk paman penulis P.Siallagan/br.Simangunsong dan ketiga adik

penulis Bornok Siallagan, Jernihta Siallagan dan Golden Siallagan

yang selalu memberikan doa kepada penulis.

10. Terimakasih penulis ucapkan buat kakak kandung penulis, Eva Malina

Simatupang, S.E, M.Si, Dwi Pebrina Simatupang, S.Hut, Astri Floren

Simatupang, Amd dan saudara kembar penulis Wahyu Hasoloan

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Simatupang, S.Pd. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis

ucapkan buat segala motivasi, bantuan, dorongan serta doa yang

kakak dan abang berikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan

perkuliahan ini. Terimakasih juga kepada abang ipar penulis M.

Siadari dan Darlin Puhut Sihotang yang juga turut mendoakan penulis

dalam menyelesaikan skripsi. Tak lupa juga kepada keponakan

penulis Shane Togi Joshua yang sangat penulis sayangi, terimakasih

sudah memberikan kebahagiaan tersendiri kepada penulis di setiap

waktu. Terimakasih juga kepada sepupu saya Yunita Ambarita dan

suami Okman Silaen beserta kedua keponakan penulis Clara Lydia

Chairstiona Silaen dan Chalista Elisia Silaen yang mendoakan dan

memberikan semangat kepada penulis.

11. Kepada sahabat kecil penulis Fitriani Purba dan sahabat di Gereja Evi

Tanty Grace Sipahutar. Terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik

yang selalu ada dalam suka dan duka, memberikan dukungan,

motivasi dan doa sehingga penulis selalu bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada Dhea Vacarey Saragih, terimakasih sudah menjadi adik yang

baik semasa sekolah hingga saat ini dan terimakasih untuk segala

bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13. Tak lupa kepada Vici Candle Ginting Jawak yang menjadi teman

terbaik semasa SMA, selalu mendengar cerita penulis dan banyak

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memberikan canda tawa. Kepada Martina Girsang yang sangat penulis

sayangi, terimakasih sudah menjadi salah satu teman berharga penulis.

Terimakasih juga kepada Rio Simanjuntak, Fransiskus Manurung,

Royvin Simangunsong, Horas Tua Marbun, Wendy Christian

Manullang, Samuel Parlindungan Sidauruk, Masjon Parhusip,

Roymanto Lingga, Agnes Manullang dan kepada teman-teman alumni

XI IPA 2 SMA Assisi Siantar angkatan 2014 lainnya.

14. Terimakasih untuk Little Fams, Friztian Richard Tobing yang sangat

membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini denggan

memberikan banyak ide, saran, dan motivasi yang luar biasa, Fey

Sinaga yang selalu menemani penulis saat menulis skripsi ini hingga

memberikan tumpangan untuk tinggal di kontrakan, Gaditri Sagala

yang selalu mencairkan suasana dan memberikan ketenangan kepada

penulis, dan Lestari Hutabarat yang ikut memberikan motivasi kepada

penulis. Terimakasih untuk semua doa dan dukungan yang diberikan,

semoga kebersamaan Little Fams selalu terjaga.

15. Tak lupa juga untuk sahabat penulis dalam pelayanan Kristina

Samosir dan Kasri Situmeang. Terimakasih untuk semua kebersamaan

yang telah terjalin.

16. Kepada sahabat penulis Lisa Yanti Sitorus dan Dolok Purba yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

memberikan dukungan penuh kepada penulis dan selalu mendoakan

penulis. Tak lupa juga kepada sahabat penulis Po Silalahi, Hendra

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Siregar, Bestari Natalia Purba, Marimar Manihuruk, Yohannes

Antonio Simorangkir, Dicky Pratama, Armando Haloho, Sefty

Andayani, Reinhard Hutapea dan Johannes Nababan. Terimakasih

untuk segala kebaikan yang diberikan kepada penulis. Dan

terimakasih kepada seluruh mahasiswa etnomusikologi stambuk 2014

lainnya.

17. Terimakasih juga kepada Yusuf Natanael Silaban, Gopas Valentino

Lumbantoruan, Ary Hutasoit yang banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan ide dan saran.

18. Penulis juga berterimakasih untuk keluarga Ikatan Mahasiswa

Etnomusikologi (IME), abang kakak stambuk 2011, 2012, 2013, dan

adik stambuk 2015, 2016 Etnomusikologi, USU.

19. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terimakasih atas semua bantuannya.

Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan di era globalisasi ini, dan menjadi suatu bahan penelitian selanjutnya yang relevan.

Medan, 2018 Penulis,

Sri Rezeki NIM. 140707011

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

PENGESAHAN ...... i PERSETUJUAN ...... iii PERNYATAAN ...... iv ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR TABEL ...... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Pokok Permasalahan ...... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7 1.3.1 Tujuan ...... 7 1.3.2 Manfaat ...... 8 1.4 Konsep dan Teori ...... 8 1.4.1 Konsep ...... 8 1.4.2 Teori ...... 10 1.5 Metode Penelitian ...... 12 1.5.1 Studi Kepustakaan ...... 13 1.5.2 Kerja Lapangan ...... 13 1.5.2.1 Wawancara ...... 14 1.5.2.2 Observasi ...... 14 1.5.2.3 Perekaman Data ...... 15 1.5.3 Kerja Laboratorium ...... 15 1.6 Lokasi Penelitian ...... 15

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KEHIDUPAN PENDUDUK KOTA PEMATANGSIANTAR SERTA MASUKNYA HIPHOP 2.1 Deskripsi Kota Pematangsiantar ...... 16 2.1.1 Sejarah Kota Pematangsiantar ...... 16 2.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis Kota Pematangsiantar ...... 20 2.1.3 Luas Wilayah Kota Pematangsiantar ...... 22 2.1.4 Data Kependudukan ...... 26 2.1.5 Agama dan Suku di Kota Pematangsiantar ...... 28 2.1.6 Sistem Mata Pencaharian ...... 28 2.2 Kesenian di Kota Pematangsiantar ...... 29 2.3 Hiphop ...... 29 2.3.1 Hiphop Secara Umum ...... 29 2.3.2 Hiphop di Indonesia ...... 31 2.3.3 Hiphop di Kota Pematangsiantar ...... 33

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III DESKRIPSI KEBERADAAN DAN PENGELOLAAN SIANTAR RAP FOUNDATION 3.1 Sejarah Terbentuknya Siantar Rap Foundation ...... 35 3.2 Profil Siantar Rap Foundation ...... 36 3.2.1 Anggota Siantar Rap Foundation ...... 36 3.2.2 Manajemen Tim Produksi ...... 40 3.2.3 Kru ...... 45 3.2.4 Koleksi Lagu ...... 47 3.2.4.1 Album ...... 47 3.2.4.2 Single ...... 54 3.2.4.3 Talent ...... 54 3.2.5 Sarana dan Prasarana ...... 55 3.2.5.1 Sarana ...... 55 3.2.5.2 Prasarana ...... 63 3.3 Struktur Pengelolaan Siantar Rap Foundation ...... 65 3.3.1 Pelatihan ...... 65 3.4 Eksistensi Siantar Rap Foundation ...... 66

BAB IV ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL LAGU DAINANG DAN TORTOR NI HALAK BATAK YANG DIBAWAKAN OLEH SIANTAR RAP FOUNDATION 4.1 Analisis Musikal Lagu Dainang ...... 69 4.1.1 Perbendaharaan Nada ...... 70 4.1.2 Tangga Nada (modus) ...... 70 4.1.2.1 Nada Dasar ...... 71 4.1.2.2 Modulasi ...... 72 4.1.2.3 Interval ...... 72 4.1.2.4 Kontur Melodi ...... 74 4.1.2.5 Ritme ...... 75 4.1.3 Tempo ...... 77 4.1.4 Pola Kadens ...... 78 4.1.5 Formula Melodi ...... 78 4.2 Analisis Musikal Lagu Tortor Ni Halak Batak ...... 81 4.2.1 Perbendaharaan Nada ...... 82 4.2.2 Tangga Nada (modus) ...... 82 4.2.2.1 Nada Dasar ...... 83 4.2.2.2 Interval ...... 84 4.2.2.3 Kontur Melodi ...... 86 4.2.2.4 Ritme ...... 87 4.2.3 Tempo ...... 89 4.2.4 Pola Kadens ...... 89 4.2.5 Formula Melodi ...... 90 4.3 Isi Teks dan Makna Lagu Dainang ...... 93

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.4 Isi Teks dan Makna Lagu Tortor Ni Halak Batak ...... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 99 5.2 Saran ...... 100

LAMPIRAN ...... 101 DAFTAR PUSTAKA ...... 101 DAFTAR INFORMAN ...... 103

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kota Pematangsiantar ...... 21 Gambar 3.1 Foto Alfred Phobia ...... 37 Gambar 3.2 Foto Alfred Rey ...... 39 Gambar 3.3 Foto P.Nsi ...... 40 Gambar 3.4 Foto Awenz ...... 42 Gambar 3.5 Foto Pak Guru ...... 43 Gambar 3.6 Foto Eko Tambunan ...... 44 Gambar 3.7 Foto Jordan Siagian ...... 45 Gambar 3.8 Foto Bintang Tambunan ...... 45 Gambar 3.9 Foto Sandy Sinaga ...... 46 Gambar 3.10 Foto Tania Lubis ...... 47 Gambar 3.11 Foto DVD Album Batak Swag Ethnic ...... 49 Gambar 3.12 Foto DVD Album Tobanese ...... 51 Gambar 3.13 Foto DVD Album Sada Dua Tolu ...... 52 Gambar 3.14 Foto DVD Buah Roh ...... 53 Gambar 3.15 Mikrofon ...... 56 Gambar 3.16 Headphone ...... 56 Gambar 3.17 Komputer ...... 57 Gambar 3.18 Turn Table ...... 58 Gambar 3.19 Foto Keyboard ...... 58 Gambar 3.20 Foto MIDI Controller ...... 59 Gambar 3.21 Gitar ...... 60 Gambar 3.22 Taganing ...... 61 Gambar 3.23 Sulim ...... 62 Gambar 3.24 Hasapi ...... 62 Gambar 3.25 FL Studio ...... 63 Gambar 3.26 Foto Studio Rekaman ...... 64

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Kota Pematangsiantar ...... 25 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Pada Tahun 2017 ...... 26 Tabel 2.3 Foto Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Kota Pematangsiantar ...... 27 Tabel 4.1 Nada Dasar Lagu Dainang ...... 71 Tabel 4.2 Rumus Interval ...... 73 Tabel 4.3 Interval Lagu Dainang ...... 73 Tabel 4.4 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif ...... 79 Tabel 4.5 Nada Dasar Lagu Tortor Ni Halak Batak ...... 84 Tabel 4.6 Rumus Interval ...... 85 Tabel 4.7 Interval Lagu Tortor Ni Halak Batak ...... 86

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hiphop1 berkembang pada tahun 1970-an yang pada dasarnya lahir dan tumbuh berkembang di kalangan masyarakat Afro-Amerika2 dan juga Latin-

Amerika. Hiphop pada awalnya tumbuh dikarenakan protes, perlawanan, dan penyesalan serta kesedihan akan penindasan, dan perbudakan yang dialami oleh orang-orang kulit hitam di Amerika.

Masyarakat Afro-Amerika ini selama hidup mereka dipekerjakan dengan paksa tanpa gaji untuk majikannya. Pada saat bekerja pun mereka tidak diperbolehkan berkomunikasi satu dengan yang lainnya sehingga mereka merasakan semakin tertekan. Namun sebuah kebijakan dari majikan yang memberikan kesempatan kepada para budak untuk beribadah pada setiap hari minggunya, inilah kesempatan para budak dapat berkomunikasi dan menceritakan pengalaman mereka satu dengan yang lain, ada yang sambil beryanyi ada juga yang sambil bermain alat musik, mengekspresikan perasaan mereka (Waruwu,

2013:1).

1Dalam skripsi sarjana ini, istilah hiphop ditulis miring pada penampilan awal saja, karena dalam tulisan ini akan terus berulang-ulang. Tujuannya adalah untuk mengefisienkan teknik penulisan. Adapun kata hiphop adalah istilah asing dan bukan bahasa Indonesia, untuk itu perlu ditulis miring atau italic. 2Afro-Amerika adalah kelompok etnik keturunan Afrika yang hidup dan tinggal di Amerika, mereka disebut juga Negro (id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika-Amerika#). Amerika Serikat sendiri adalah negara multietnik, dengan dasar etnisitas pada e pluribus unum. Artinya secara harfiah “dari banyak menjadi satu,” bersatu dalam segala perbedaan. Selain masyarakat Afro- Amerika di Amerika Serikat ini juga ada masyarakat Hispanik Amerika, Jews Amerika, dan lain- lainnya. Etnik asal Amerika adalah Indian dan kemudian datanglah bangsa-bangs Anglosakson dari Britania Raya.

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kebersamaan akan pengalaman hidup yang mereka alami membuat mereka mulai menceritakan protes mereka akan eksploitasi3 yang mereka hadapi, menceritakannya dalam lirik, juga bernyanyi melepaskan semua kegundahan, bahkan ada juga yang menari dengan penuh emosi menumpahkan semua emosi dan kesakitan yang mereka alami lewat tarian. Inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya hiphop di Amerika, dimana musik dijadikan pelarian mereka sebagai warga yang tertindas.

Budaya hiphop adalah sub-kultur yang mulai muncul karena kekerasan dan berkembang di lingkungan anak-anak kulit hitam dan hispanic4 yang tinggal di daerah Bronx di kota New York, Amerika Serikat. Budaya hiphop ditandai dengan adanya break dance, Rapper (MC), Graffiti, Dj. Musik hiphop punya ciri yang khas berupa beat drum dan bass yang kuat serta dibumbui dengan lirik-lirik yang mengalir yang bersifat bercerita.

Isi dari lirik-lirik lagu mereka bercerita akan perbedaan ras yang pada masa itu sangat menekan dan menindas keberadaan dan perbedaan antara keturunan Afrika yang berkulit hitam dengan keturunan kulit putih Amerika.

Tidak jarang juga lirik-lirik bercerita tentang perjuangan dan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Masa awal bertumbuhnya hiphop ini tidak jarang mereka secara frontal menolak kebijakan itu dengan menuangkan kata-kata kotor dan hujatan di dalam liriknya, namun dewasa ini semua perjuangan itu seakan sirna tak berarti lagi. Hiphop pada masa sekarang ini (khususnya pada masa awal

3Eksploitasi dalam konteks ini adalah pemerasan, penindasan, perbudakan, dan lain-lain, yang memberangus hak-hak mereka dan menafikan sisi kemanusiaan universal. 4Hispanik atau dalam bahsa Inggris Hispanic adalah sebutan untuk keturunan Latin di Eropa yang tinggal di Amerika.

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA abad ke-21) kebanyakan bercerita tentang cinta, bercerita tentang apa yang terjadi disekitar mereka, dan kehidupan sehari-hari. Dewasa ini hiphopers juga telah menjadikan hiphop itu sebagai gaya hidup yang sangat glamor, berbeda dari hiphop awalnya, dewasa ini hiphop menjadi ajang fashion, mereka mengenakan pakaian-pakaian yang mewah dan mahal, menggunakan aksesoris yang blink-blink

(seperti cincin, kalung, sepatu, dan lain sebagainya), serta menggunakan mobil mewah merupakan ciri khas dari hiphop. Mereka mengekspresikan seni musikal mereka dengan fashion, dikarenakan musik mereka pun sekarang telah menjadi musik mahal yang menuntut untuk memiliki gaya/style yang glamor.

Di Indonesia, hiphop telah merebak dan meng-influence anak-anak muda.

Dimulai dengan diproduksinya beberapa album hiphop di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dan artis hiphop Indonesia adalah pada masa itu adalah Iwa K,

Boys Got No Brain dan NEO. Tahun 2000-an Saykoji dan Mista D ikut memeriahkan dunia hiphop Indonesia yang membuat musik hiphop tampil beda, dimana dengan lirik-lirik nyleneh dan dapat mengundang tawa (sumber:

Wikipedia.org)

Satu kunci yang mendasari perbedaan antara hiphop Indonesia dengan hiphop Amerika adalah dari segi bahasa. Rapper Indonesia kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dalam lirik-liriknya, serta mencampurkan juga bahasa slang dan bahasa ibu di dalam karya mereka. Dalam pemilihan kata juga kebanyakan rapper Indonesia memilih menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak terlalu vulgar, dan jarang sekali mengangkat tema-tema tentang kekerasan dan seks bebas. Walau pada masa itu rapper-rapper Amerika lebih banyak

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengangkat tema tentang ketidakpuasaan rasial (Afro-Amerika), rapper

Indonesia lebih banyak mengangkat tentang ketidakpuasan pemerintahan pada masa itu (Orde Baru). Termasuk juga para rapper di Kota Pematangsiantar,

Sumatera Utara.

Di kota Pematangsiantar ada sebuah grup yang beraliran hiphop/rap yang bernama Siantar Rap Foundation. Grup ini terbentuk pada tanggal 16 Agustus

2013. Terbentuknya grup ini berawal ketika Arwin Manurung atau yang dikenal dengan nama Awenz yang juga merupakan seorang rapper asal Pematangsiantar mencoba untuk memadukan musik tradisional Batak Toba dengan unsur hiphop/rap dan. Awenz melatih dan mengamati beberapa anak muda yang ingin belajar rap/hip hop dengannya. Berkat kegigihan beliau berhasil menemukan 4 orang yang akan menjadi anggota Siantar Rap Foundation atau biasa disingkat dengan SRF, mereka adalah Alfred Klinton Manurung atau dikenal dengan Alfred

Phobia, Diknal Sitorus atau dikenal dengan D.I.C, Alfred Reynaldo Sitanggang atau dikenal dengan Alfred Rey, dan Petrus Novlin Ulianto Simarmata atau dikenal dengan P.N.Si.

Menurut Koentjaraningrat, pengertian akulturasi adalah proses sosial yang terjadi jika terdapat kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan kebudayaan asing. Kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Hal inilah yang dilakukan oleh Siantar Rap

Foundation. Memadukan unsur musik tradisi Batak Toba dengan unsur musik hiphop atau rap modern.

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada umumnya lagu Batak Toba yang dinyanyikan oleh penyanyi Batak lain diiringi dengan alat musik keyboard, saxophone, gitar, bass, drum, sulim, taganing, dan lain sebagainya. Namun berbeda dengan Siantar Rap Foundation, materi musik yang mereka bawakan disetiap album memadukan unsur tradisional

Batak seperti taganing, hasapi, ogung, sulim, dan sarune dengan unsur musik hiphop atau rap modern. Grup ini membawakan lagu-lagu Batak yang sebelumnya sudah pernah dipopulerkan dan mereka memiliki beberapa lagu yang diciptakan oleh mereka sendiri dan mengemasnya dalam album.

Kemudian penulis tertarik untuk mengkaji keberadaan hiphop ini, seperti juga yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam konteks perkembangan ilmu-ilmu di dunia, adalah seperti uraian pada wikipedia berikut ini.

Hip hop studies is a multidisciplinary field of study that encompasses sociology, anthropology, communication and rhetoric studies, religious studies, cultural studies, critical race theory, missiological studies, art history, dance, musicology, ethnomusico- logy, music theory, and gender studies. The term "hip hop studies" began circulating in the mid-2000s, and though it is not clear who first coined the term to label the field, the field of hip hop studies is oft cited as having been crystallized by the publication of That's the Joint!: The Hip Hop Studies Reader in 2003. That's the Joint! includes approximately 25 years of scholarship, criticism, and journalism. The publication of this anthology was unprecedented, and highlights the evolving and continuous influence of "one of the most creative and contested elements of global popular culture since its advent in the late 1970s." The publication of the first edition of That's the Joint! marked a consolidating moment for the field of hip hop studies because it brought together key writings on hip hop from a diversity of hip hop authorities (https://en.wikipedia.org/wiki/Hip-hop_in_ acade- mia).

Dari kutipan paragraf di atas, selama ini dalam konteks ilmu pengetahuan, studi terhadap hiphop adalah bidang studi multidisiplin yang mencakup disiplin-

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA disiplin: sosiologi, antropologi, komunikasi dan retorika, studi agama, studi budaya, teori ras kritis, studi misiologi, sejarah seni, tari, musikologi, etnomusikologi, teori musik, dan studi gender. Istilah "studi hiphop" mulai beredar pada pertengahan tahun 2000-an, dan meskipun tidak jelas siapa yang pertama kali menciptakan istilah itu untuk memberi labelnya, bidang studi hip hop sering dikutip sebagai telah dikristalkan oleh publikasi yang berjudul That's the

Joint!: The Hip Hop Studies Reader pada tahun 2003. Untuk kajian ini disediakan beasiswa, kritik, dan jurnalisme yang dilakukan selama 25 tahun. Publikasi antologi ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan menyoroti pengaruh yang terus berkembang dan terus menerus dari "salah satu unsur budaya populer global yang paling kreatif dan dipertentangkan sejak kemunculannya pada akhir 1970-an."

Publikasi edisi pertama That's The Joint! menandai momen konsolidasi untuk bidang studi hiphop karena menyatukan tulisan-tulisan kunci pada hiphop dari keragaman otoritas hiphop.

Jadi apa yang penulis lakukan dalam mengkaji hiphop ini juga menjadi bahagian dalam konteks pengembangan disiplin ilmu etnomusikologi dalam konteks multidisiplin ilmu. Dalam hal ini ilmu utama etnomusikolog, ditambah bahasa, antropologi, sosiologi, dan lainnya.

Satu hal yang menarik lainnya dari hiphop yang disajikan oleh Siantar

Rap Foundation, hanya memberikan warna, bukan sebagai identitas hiphop yang kuat. Para musisinya lebih mengutamakan sajian dalam gaya musik populer

Batak, dan mengadopsi juga unsur-unsur musik tradisi Batak. Inilah fenomena yang akan penulis kaji. Adapun lagu yang menjadi sampling adalah lagu Dainang

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan Tortor Ni Halak Batak, dengan alasan pada kedua lagu ini terdapat unsur- unsur musik akulturasi seperti telah disebutkan, yakni musik tradisi Batak Toba, musik populer Batak, dan hiphop.

Melihat dari lagu yang dibawakan oleh SRF sangat berbeda dengan lagu

Batak Toba yang biasanya dibawakan dalam musik pop, maka penulis merasa tertarik untuk menyusun tulisan ini dengan judul: “Analisis Tekstual dan

Musikal Lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dipertunjukkan dalam Gaya Akulturasi oleh Siantar Rap Foundation.”

1.2 Pokok Permasalahan

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana unsur musikal dalam lagu Dainang dan Tortor Ni Halak

Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation?

2. Apa makna tekstual pada lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak

yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk menganalisis musikal yang terkandung pada lagu Dainang dan

Tortor Ni Halak Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation.

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Untuk menganalisis makna lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak

yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation.

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, untuk memenuhi salah satu syarat ujian sarjana di

Program Studi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara.

2. Sebagai proses pengaplikasian ataupun pengembangan ilmu yang di

peroleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Studi

Etnomusikologi.

3. Sebagai referensi untuk peneliti lainnya yang mempunyai topik

keterkaitan dengan judul penelitian.

4. Sebagai bahan untuk mengenalkan grup Siantar Rap Foundation.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat, konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu penelitian (Koentjaraningrat, 1987:36). Konsep diperlukan untuk memberikan pemahaman yang sama sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca. Oleh sebab itu penulis akan menguraikan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini.

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Nardy bahwa pengertian akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul jika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Akulturasi yang terjadi pada penulisan ini adalah musik hiphop yang diterima oleh masyarakat Batak Toba khususnya pada grup

Siantar Rap Foundation dengan memadukan musik etnik Batak Toba tanpa meninggalkan musik Batak Toba itu sendiri.

Merriam (1964:187) berpendapat bahwa teks merupakan bagian yang utuh dari musik dan terdapat potongan bukti yang jelas bahwa bahasa yang digunakan dalam hubungannya dengan musik berbeda dari wacana ilmiah biasa. Sesuai dengan judul tulisan ini, penulis akan menganalisa makna dari teks lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation. Penulis memilih ke dua lagu tersebut karena lagu Dainang merupakan salah satu lagu andalan dalam album pertama yang diminati oleh banyak masyarakat dengan lirik yang siapa saja mendengarnya akan tersentuh pada lagu ini dan lagu Tortor Ni

Halak Batak merupakan lagu pop Batak yang sudah lama tidak terdengar dan

Siantar Rap Foundation membawa lagu ini kembali yang dirilis dalam single.

Menurut Speer, 2005, hal. 2 dalam tulisannya yang berjudul Computable

Theories of Music Analysis mengatakan bahwa analisa musik adalah suatu proses kompleks yang perlu meletakkan secara bersama informasi tentang berbagai aspek musik. Teori formal tentang analisa musik biasanya tidak menunjuk semua aspek

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ini, hanya memilih satu aspek saja, sebab masing-masing aspek mempunyai kesulitan sendiri. Konsep analisis ini digunakan penulis sebagai panduan dalam menganalisa struktur musik lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation.

1.4.2 Teori

Bentuk dan struktur lagu, menurut Nettl (1964:146-147) yang dialih bahasakan oleh Nathalian H.P.D Putra, bentuk adalah hubungan-hubungan diantara bagian-bagian dari sebuah kompisisi, termasuk hubungan di antara unsur- unsur melodis dan ritmis. Untuk menganalisa sebuah komposisi, terlebih dahulu harus mengelompokkannya sesuai dengan bagian-bagiannya, patokan-patokan yang dapat dipakai dalam pembagian tersebut adalah (1) pengulangan komposisi biasa dianggap sebagai satu unit, (2) frase-frase dan istirahat, (3) pengulangan dengan perubahan (umpamanya transposisi lagu atau pengulangan pola ritme dengan nada-nada lain). Bruno Nettl juga mengatakan bahwa untuk mendeskripsikan komposisi musikal harus memperhatikan unsur-unsur berikut (1) perbendaharaan nada, (2) tangga nada (Inggris: modus), (3) tonalitas, (4) interval,

(5) kontur melodi, (6) ritme, (7) tempo, dan (8) bentuk. Teori musik ini diharapkan dapat menuntun dalam menganalisa data-data dalam tulisan ini.

Untuk mendalami makna teks lagu-lagu Batak Toba yang dibawakan

Siantar Rap Foundation penulis menggunakan teori semiotik. Istilah kata semiotik ini berasal dari bahasa Yunani, semeioni. Panuti Sudjiman dan van Zoest (bakar

2006: 45-52) menyatakan bahwa semiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sistem lambang yang lebih besar. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan.

Sebuah definisi unik dan penuh makna pernah diusulkan oleh seorang penulis dan pakar semiotika kontemporer, yakni Umberto Eco. Ia mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mengkaji segala sesuatu yang dpat digunakan untuk berbohong (Eco, 2009:7). Meski terkesan bermain-main dan tidak serius, ini merupakan definisi yang cukup mendalam karena ternyata kita memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa pun yang kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan cara-cara penuh dusta atau yang menyesatkan (Danesi, 2010:33). Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang gencar mempraktekkan model linguistik dan semiologi

Saussurean. Ia juga intelektual dan kritikus sastra Perancis yang ternama. Roland

Barthes adalah tokoh strukturalis terkemuka dan juga termasuk ke dalam salah satu tokoh pengembang utama konsep semiologi dari Saussure. Bertolak dari prinsip-prinsip Saussure, Barthes menggunakan konsep sintagmatik dan paradigmatik untuk menjelaskan gejala budaya, seperti sistem busana, menu makan, arsitektur, lukisan, film, iklan, dan karya sastra. Ia memandang semua itu sebagai suatu bahasa yang memiliki sistem relasi dan oposisi. Beberapa kreasi

Barthes yang merupakan warisannya untuk dunia intelektual adalah konsep konotasi yang merupakan kunci semiotik dalam menganalisis budaya, dan konsep mitos yang merupakan hasil penerapan konotasi dalam berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memperlihatkan pengaruh pada bidang-bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur, termasuk desain komunikasi visual.

Dalam menganalisis lagu Dainang dan Tortor Ni Halak Batak yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation, penulis menggunakan teori semiotik

Barthes terutama melakukan pemaknaan teks melalui aspek konotasi (makna harfiah dari teks) dan makna denotasi (makna dalam konteks sosial dan budaya) dari teks nyanyian tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan fakta dan kebenaran yang ada dilapangan. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3). Penulis memilih metode kualitatif karena menganggap bahwa metode ini akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang penulis harapkan karena hasil informasi dan data yang diperlukan dapat terkumpul dengan maksimal.

Penulis juga berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan oleh Alan P.

Merriam yang mengatakan bahwa penelitian dalam etnomusikologi ada tiga yaitu metode ilmu pengetahuan (methods of science), kerja lapangan (field work), dan kerja laboratorium (desk word).

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk menjadi kerangka acuan di dalam penulisan juga untuk melengkapi data-data. Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti diperkaya dengan informasi-informasi yang terdapat dalam berbagai sumber buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Studi kepustakaan perlu dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan sumber bacaan yang mendukung penelitian. Sumber bacaan ini dapat berupa buku-buku, skripsi etnomusikologi, jurnal, maupun bacaan-bacaan yang diperlukan dalam mendukung penelitian.

Dalam hal ini penulis telah membaca skripsi sarjana Etnomusikologi

(Waruwu, Evendi Januar Salomowa. 2013. Rap: Eksistensi dari sebuah

Perjuangan Lewat Lirik dalam Hip Hop: Kajian Struktur Tekstual) yang mendukung kepada penulisan skripsi ini. Selain itu penulis mencari sumber data dari internet dengan kata kunci World Wide Web (WWW).

1.5.2 Kerja Lapangan

Dalam kerja lapangan (field work), penulis melakukan kerja lapangan dengan observasi langsung ke daerah penelitian yaitu kota Pematangsiantar. Kerja lapangan ini mencakup: wawancara, observasi, dan perekaman data di lapangan.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.5.2.1 Wawancara

Salah satu metode yang digunakan adalah wawancara kepada narasumber.

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal seperti percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara ini semi terstruktur, dengan maksud agar proses wawancara dapat berjalan dengan lebih santai dan terbuka, namun tetap rapi.

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis, 2006:64). Dalam wawancara, penulis menetapkan narasumber, yaitu Arwin Manurung, beliau sosok yang melahirkan grup Siantar Rap

Foundation. Alfred Klinton Manurung, beliau merupakan salah satu anggota grup

Siantar Rap Foundation. Selain itu, penulis juga mewawancarai beberapa anggota yang terlibat pada setiap penampilan grup Siantar Rap Foundation.

1.5.2.2 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004:104). Observasi dalam penelitian sangat penting karena untuk menunjang data-data penelitian agar lebih akurat.

Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.5.2.3 Perekaman Data

Dalam hal ini penulis melakukan perekaman audio dan video. Perekaman audio dan video dilakukan dengan aplikasi rekaman yang terdapat dalam smartphone LG X Power.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Pelaksanaan kerja laboratorium penulis akan mengumpukan data mulai dari wawancara, dokumentasi dan perekaman yang di urai secara rinci, detail sehingga dilakukan dengan pendekatan emik dan etik. Data perekaman audiovisual menjadi objek yang diteliti oleh penulis dengan cara ditranskripsikan apa yang didengar dan menuliskannya kedalam notasi balok.

Selanjutnya data tersebut diklarifikasikan dan dibentuk sebagai data. Data tersebut diperbaiki dan diperbaharui agar tidak rancu sesuai objek penelitian dalam menulis skripsi. Pengelolaan data ini dilakukan bertahap, karena data-data tersebut tidak dapat diperoleh sekaligus. Data-data tersebut juga merupakan data yang diperlukan sesuai dengan kriteria etnomusikologi.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian penulis di kota Pematangsiantar karena kasus dan informan yang penulis tentukan bertempat di Pematangsiantar. Adapun fokus perhatian pada dua peristiwa. Pertama pertunjukan yang dilakukan pada HUT

Pematangsiantar. Yang ke dua pertunjukan di Patarias Coffe Shop.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II GAMBARAN UMUM DAN KEHIDUPAN PENDUDUK KOTA PEMATANGSIANTAR SERTA MASUKNYA HIPHOP

2. 1 Deskripsi Kota Pematangsiantar

2.1.1 Sejarah Kota Pematangsiantar

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan Daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau

Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu

Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun

1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi

Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu :

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang

2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,

Martoba, Sukadame, dan Bane

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba

dan Martimbang

Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di

Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai

Dewan.

Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus.

Setelah Proklamasi kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi Daerah

Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22/ 1948 Status Gemente menjadi

Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah

Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 Km2 yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu :

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

3. Kecamatan Siantar Utara

4. Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret

1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/ Kel dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 Km2 Kecamatan- kecamatan tersebut yaitu :

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

3. Kecamatan Siantar Utara

4. Kecamatan Siantar Selatan

5. Kecamatan Siantar Marihat, dan

6. Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkan kesepakatan bersama

Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan

Kabupaten Simalungun dengan SKB Bersama No : 1994/4620/1361994/

3140/136. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota

Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 Km2.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada tahun 1997 Wilayah Administrasi di Kota Pematangsiantar mengalami perubahan status sesuai dengan SK yang meliputi :

 SK Gubsu No. 140. 050. K/ 97 tertanggal 13 Pebruari 1997 dan

direalisasikan oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar

No.140/1961/Pem/97 tertanggal 15 April 1997 tentang: Pembentukan

Lima Kelurahan Persiapan di Kec. Siantar Martoba.

 SK Gubsu No.140/ 2610. K/95 tertanggal 4 Oktober 1995 serta

direalisasikan oleh SK WaliKota KDH Tk II Kota Pematangsiantar

No.140/ 1961 /Pem /97 tertanggal 2 Juli 1997 tentang Perubahan Status

9 Sembilan) Desa Menjadi Kelurahan.

Sehingga pada tahun 1997 wilayah administrasi Kota Pematangsiantar menjadi 43 Kelurahan.

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:

1. Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

Siantar Sitalasari

2. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

Siantar Marimbun

3. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah

Sorma

4. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan

Tanjung Tongah, Naga Pitu dan Tanjung Pinggir

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan

Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar

Nauli dan Nagahuta Timur

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak 8 (delapan) kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak 53 (lima puluh tiga) Kelurahan.

2.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar merupakan Kotamadya Tingkat II dan juga sebagai kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara. Kota ini menjadi lebih strategis karena dikelilingi oleh Kabupaten Simalungun yang merupakan salah satu

Kabupaten di Sumatera Utara Kedudukan Kabupaten Simalungun disini sebagi daerah penyokong perekonomian kota Pematangsiantar. Bahkan hasil dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan segalanya dibawa masuk kekota untuk memenuhi kebutuhan pokok warga dikota.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tata letak dari kota ini juga tergolong strategis. Letak kantor-kantor pemerintahan dengan pusat perdagangan, pusat perindustrian, perhotelan dan sebagainya sangat berdekatan. Sehingga dapat diakses dengan cukup mudah, ditambah dengan sarana transportasi yang sangat memadai. Kawasan wisata yang menjadi andalan provinsi Sumatera Utara adalah Danau Toba. Untuk mencapai daerah tersebut para pengunjung harus melewati kota Pematangsiantar. Kota

Siantar sering disebut sebagai kota persinggahan atau transit bagi wisatawan.

Ketika hari libur besar tiba, maka kota Siantar dipadati dengan pengunjung yang ingin berlibur ke Danau Toba. Kota Pematangsiantar memiliki keberagaman suku dan etnis. Suku Simalungun dan Batak Toba menjadi suku dominan di

Pematangsiantar. Lalu juga terdapat suku Mandailing, Minang, Karo, Jawa,

Melayu, dan Tionghoa.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Data dari BMKG Kota Pematangsiantar mengenai letak geografis Kota

Pematang Siantar sendiri bertitik di garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00” – 99° 6’ 35” Bujur Timur, dan berada tepat di Tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun. Luas daratan kota Pematangsiantar sendiri mencapai 79,971 Km², terletak di ketinggian 400 – 500 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Berdasarkan luas kota Pematangsiantar, kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah kota Pematangsiantar.

2.1.3 Luas Wilayah Kota Pematangsiantar

Berdasarkan dengan peraturan pemerintah No. 35 tahun 1982 mengenai kota daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan.

Terdiri atas 29 Desa atau Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 maret

1982. Kecamatan-kecamatan tersebut di antaranya:

1. Kecamatan Siantar Timur,

2. Kecamatan Siantar Barat,

3. Kecamatan Siantar Utara,

4. Kecamatan Siantar Selatan.

Berselang beberapa tahun kemudian dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah No 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret. Kota daerah Tingkat II

Pematangsiantar diperluas kawasannya menjadi 6 kecamatan, 9 Desa atau

Kelurahan yang dahulunya berada di Kabupaten Simalungun masuk kedalam

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kawasan wilayah kota Pematangsiantar. Dengan adanya pertambahan 9 Desa tersebut secara otomatis jumlah Desa di Pematangsiantar bertambah menjadi 38 desa. Luas wilayah kota Pematangsiantar juga ikut bertambah menjadi 70,230 km2. Adapun kecamatan-kecamatan tersebut yaitu :

a. Kecamatan Siantar Timur

Kelurahan Asuhan, Kelurahan Tomuan, Kelurahan Kebun Sayur,

Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Pardomuan , Kelurahan Merdeka, Kelurahan

Siopat Suhu.

b. Kecamatan Siantar Barat

Kelurahan Bantan, Kelurahan Banjar, Kelurahan Proklamasi, Kelurahan

Dwikora, Kelurahan Telada, Kelurahan Sipingol-pinggol, Kelurahan Simarito,

Kelurahan Timbang Galung.

c. Kecamatan Siantar Utara

Kelurahan Bane, Kelurahan Sigulang-gulang, Kelurahan Sukadame,

Kelurahan Kabean, Kelurahan Bayu, Kelurahan Melayu, Kelurahan Martoba.

d. Kecamatan Siantar Selatan

Kelurahan Aek Nauli, Kelurahan Martimbang, Kelurahan Kristen,

Kelurahan Toba, Kelurahan Karo, Kelurahan Simalungun.

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA e. Kecamatan Siantar Marihat

Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Pardamean, Kelurahan Nagahuta,

Kelurahan Baringin Pansur Nauli, Kelurahan Pamatang Marihat, Kelurahan

Simarimbun.

f. Kecamatan Siantar Martoba

Desa Bah Kapul, Desa Martoba, Desa Tambun Nabolon.

Pada tanggal 23 Mei 1994 pemerintah Kotamadya Pematangsiantar mengeluarkan surat kesepakatan bersama mengenai penyesuaian batas wilayah administrasi kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut mengenai wilayah kota Pematangsiantar menjadi seluas

79,9706 km².

Kemudian pada tahun 2007 diterbitkan lima (5) peraturan daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Pematangsiantar yaitu :

a. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan

Siantar Sitalasari

b. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan

Siantar Simarimbun

c. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007 tentang pembentukan Kelurahan Bah

Sorma

d. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang pembentukan Kelurahan

Tanjung Tongah, Nagapitu, dan Tanjung Pinggir

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA e. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2007 tentang pembentukan Kelurahan

Parhorasan Nauli, Suka makmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar

Nauli, dan Nagahuta Timur

Dengan demikian sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Tahun 2007 dapat dikatakan bahwa Kota Pematangsiantar terapat 8 (delapan) Kecamatan yang tersebar di seluruh kota dan dari ke 8 (delapan) kecamatan tersebut juga terdapat kelurahan yang merupakan bagian dari setiap Kecamatan-kecamatan yang ada menjadi 53 (lima puluh tiga) Kelurahan atau Desa.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Kota Pematangsiantar Luas Rasio Total No. Kecamatan Wilayah (%) Desa/Kelurahan (Km 2)

1 Siantar Barat 3.205 4.01% 8

2 Siantar Marihat 7.825 9.78% 7

3 Siantar Marimbun 18.006 22.52% 6

4 Siantar Martoba 18.002 22.54% 7

5 Siantar Selatan 2.020 2.53% 6

6 Siantar Sitalasari 22.723 28.41% 5

7 Siantar Timur 4.250 5.65% 7

8 Siantar Utara 3.650 4.56% 7

Jumlah 79.971 100% 53 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar tahun 2018

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.4 Data Kependudukan

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Pada tahun 2017 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 251.513 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.145 jiwa per km2 . Penduduk perempuan di Kota

Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2017 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah

122.626 jiwa dan penduduk perempuan 128.887 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 95,14.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Pada Tahun 2017

Usia (Tahun) Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-4 11.324 11.050 22.374

5-9 12.083 11.776 23.859

10-14 11.746 11.444 23.190

15-19 13.081 13.216 26.297

20-24 10.252 11.277 21.529

25-29 8.895 8.779 17.674

30-34 8.435 8.607 17.042

35-39 8.331 8.754 17.085

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 40-44 8.278 8.951 17.229

45-49 7.709 8.178 15.887

50-54 6.772 7.611 14.383

55-59 5.653 6.361 12.014

60-64 4.497 4.863 9.360

65-69 2.693 3.307 6.000

70-74 1.557 2.276 3.833

75+ 1.320 2.490 3.810

Jumlah 122.626 128.890 251.513 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar tahun 2018

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan kota Pematangsiantar Jumlah Penduduk Tiap Tahun Kecamatan 2015 2016 2017

Siantar Marihat 18.867 19.096 19.449

Siantar Marimbun 15.427 15.607 15.895

Siantar Selatan 17.726 17.859 18.125

Siantar Barat 36.731 37.125 37.784

Siantar Utara 48.165 48.539 49.277

Siantar Timur 39.893 40.202 40.812

Siantar Martoba 40.086 40.466 41.142

Siantar Sitalasari 28.209 28.517 29.029

Jumlah 245.104 247.411 251.513 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar tahun 2018

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.5 Agama dan Suku di Kota Pematangsiantar

Mayoritas penduduk Pematangsiantar menganut agama Kristen. Data BPS

Sensus 2017 penduduk yang beragama Kristen sebanyak 51.25% (Kristen Protestan

46.54%, Katolik 4.71%), Islam 43.90%, Buddha 4.36%, Konghucu 0.01% dan Hindu

0.11% dari 247.411 jiwa penduduk.

Kota Pematang Siantar memiliki banyak suku bangsa di dalamnya. Mulai dari suku Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Karo, Jawa, Minang, Melayu,

Banjar, India Tamil, dan juga suku Tionghoa.

Keberagaman Agama dan Suku inilah yang menjadikan kota

Pematangsiantar menjadi salah satu kota terbaik dengan toleransi agama paling tinggi, hal ini ditunjukan dengan tidak pernah adanya pergesekan sosial ataupun konflik antar umat beragama di kota Pematangsiantar.

2.1.6 Sistem Mata Pencaharian

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran. Pada tahun 2017 penduduk Kota

Pematangsiantar mencapai 251.513 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.145 jiwa per km2. Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2017 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 122.626 jiwa dan penduduk perempuan

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 128.887 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar

95,14.

2.2 Kesenian di Kota Pematangsiantar

Kesenian merupakan ekspresi perasaan manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada mulanya bersifat deskriptif

(Koentjaraniningrat, 1980: 395-397). Kesenian di kota Pematangsiantar sangat beragam karena suku yang ada di kota tersebut juga sangat beragam. Walaupun suku yang paling dominan di Pematangsiantar adalah suku Simalungun dan Batak

Toba, namun kesenian dari suku lain juga hidup di kota Pematangsiantar. Salah satu kesenian yang sudah melekat pada masyarakat Pematangsiantar ialah seni tari yang berasal dari kebudayaan Simalungun, yakni tortor Sombah. Tari ini biasa diadakan saat perayaan besar di kota Pematangsiantar dan tari ini dipersembahkan untuk menyambut tamu besar. Contoh kesenian lainnya yang berasal dari kebudayaan lain yang ada di kota Pematangsiantar ialah kesenian Barongsai yang berasal dari suku Tionghoa. Kesenian ini biasanya diadakan pada saat perayaan

Imlek maupun kegiatan acara lain pada suku Tionghoa.

2.3 Hiphop

2.3.1 Hiphop Secara Umum

Hiphop merupakan salah satu aliran musik yang berasal dari Kota Bronx di New York dan terus berkembang dengan pesat hingga ke seluruh dunia. Hiphop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA The Furious Five. Musik Hiphop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat variasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. Rapping menjadi unsur utama dalam mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut, sedangkan untuk koreografinya musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Perkembangan Hiphop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual yaitu graffity sebagai bagian dari budaya Hip Hop. (Jube, 2008:166)

Hiphop berasal dari slogan para penari yaitu Hiphop (Be Bob) don’t stop

(Jube, 2008: 167). Pendapat lain mengatakan bahwa Hiphop sebenarnya berasal dari kosakata Afro-Amerika, yakni “hip” yang secara harafiah dapat diartikan sebagai "memberitahu" dan akhiran “hep” yang berarti "sekarang".

Menurut Keith Wiggins (Hylamz. 2009) salah satu anggota Grandmaster

Flash dan The Furious Five, istilah Hiphop terinspirasi saat ia bercanda dengan temannya yang baru bergabung dengan angkatan bersenjata. Bunyi Hiphop sendiri merupakan tiruan bunyian hentakan kaki tentara.

Menurut Davey D (Bambaataa, 2005: 27) Hiphop adalah kultur yang mempunyai empat unsur utama yaitu seni grafitty, breakdancing, DJ-ing, Mcing.

Salah satu unsur Hiphop adalah Mc-ing atau lebih dikenal dengan rapping, orang yang melakukan rapping disebut rapper. Rapper adalah seseorang yang melantunkan lirik dengan cepat dan isinya tentang kebingungan, mengacu pada kekerasan dan seksualitas (Ortiz, 2002: 232). Lirik-liriknya merupakan ungkapan bernada kontradiksi yang melahirkan semangat baru dalam menciptakan kreativitas masyarakat terutama remaja.

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rapping pada Hiphop dilakukan pertama kali oleh Melle Mel (Forman.

2004:45). Rapping yang dilakukan Melle Mel yaitu dengan mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik- liriknya. Mulai saat itu musik Hiphop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan protes mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hiphop cenderung keras dan tegas.

Hiphop yang merupakan budaya barat ternyata bisa dipadukan dengan budaya lokal dalam arti Hiphop dapat dipadukan dengan budaya Indonesia tanpa mengurangi ciri khas musik Hiphop sendiri. Hiphop menjadi media kaum muda untuk mengembangkan kreativitasnya, maka dari itu kebanyakan penggemar

Hiphop dan musisi Hiphop adalah kaum muda. Kreativitas kaum muda di

Indonesia menciptakan suatu musik Hiphop yang liriknya berisikan kritik sosial terhadap pemerintah, gaya hidup anak muda, maupun kondisi sosial lainnya.

Penikmat musik Hiphop yang kebanyakan kaum muda mengakibatkan Hiphop di

Indonesia berkembang tidak kalah dengan genre musik populer yang diusung oleh industri musik Indonesia seperti pop, dangdut, rock dan lain sebagainya.

2.3.2 Hiphop di Indonesia

Seperti kebanyakan aliran musik lainnya yang ada di Indonesia, kedatangan Hiphop ke tanah air juga merupakan kedatangan karena dibawa oleh media asing masuk dan sangat disukai di Indonesia. Indonesia, yang merupakan bangsa dengan begitu banyak sekali budaya juga tidak terlepas dari budaya ini.

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Meskipun bukan budaya asli bangsa Indonesia, kenyataannya hiphop itu telah merebak dan meng-influence anak-anak muda. Sejak tahun 1990, hiphop di

Indonesia telah menyebar-luas terutama ketika artis-artis Indonesia juga memulai karir mereka dengan mengeluarkan album-album bertemakan Hiphop, seperti Iwa

K yang sampai kini masih menekuni rap dan merupakan artis Indonesia pertama yang merilis full-lenght hiphop album, yang telah merilis lima album hingga saat ini (kuingin kembali, topeng, kramotak, mesin imajinasi, Vinividivunky).

Sebelum merilis album solo Iwa sempat berkolaborasi dengan Meliyana manuhutu dalam album beautify yang dirilis di Jepang. Selain Iwa K rapper yang bisa dibilang eksis pada era itu adalah Denada, Boys got no brain dan NEO. Ada juga Saykoji dan Mista D yang membuat musik hiphop tampil beda, dimana dengan lirik-lirik nyleneh dan dapat mengundang tawa. Hal ini tidak menjadi maslah yang sangat signifikan karena yang terpenting adalah menjadi diri sendiri, karena memang hiphopers Indonesia memiliki atribut be yourself .

Rapper-rapper Indonesia mencoba mengkombinasikan bahasa slang, serta simbol-simbol anak muda, serta bahasa pergaulan pada saat itu dan juga mengangkat bahasa regional atau daerah setempat. Satu kunci yang mendasari perbedaan antara hiphop Indonesia dengan hiphop Amerika pada masa pertumbuhannya adalah dari segi bahasa, kebanyakan rapper Indonesia menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak terlalu vulgar, dan jarang sekali mengangkat tema-tema tentang kekerasan dan sex bebas. Jika rapper-rapper

Amerika pada waktu itu lebih banyak mengangkat tema tentang ketidakpuasaan rasial (Afro-America), rapper Indonesia lebih banyak mengangkat tentang

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ketidakpuasan pemerintahan pada masa itu (orde baru). Namun kini dengan berkembangnya tekhnologi dan kemampuan masyarakat untuk bersekolah hingga jenjang lebih tinggi, bahasa internasional sudah mulai dipergunakan dalam lirik- liriknya.

2.3.3 Hiphop di Kota Pematangsiantar

Sekitar tahun 2010, demam musik hiphop terjadi di kota Pematangsiantar.

Musik hiphop mulai dinikmati oleh anak-anak muda khususnya para pelajar yang ada di kota Pematangsiantar. Hal ini terlihat dari adanya beberapa pelajar membuat sebuah kumpulan rapper dan beatboxer di sekolah masing-masing dan akhirnya terbentuklah sebuah komunitas yang bernama Siantar Hiphop Soul.

Alfred Klinton Manurung (Alfred Phobia) yang merupakan salah satu rapper asal

Pematangsiantar membentuk komunitas tersebut dan salah satu pendirinya ialah

Alfred Reynaldo Sitanggang (Alfred Rey). Komunitas ini memiliki kegiatan latihan rutin pada sore hari di lapangan H.Adam Malik Pematangsiantar.

Terbentuknya komunitas hiphop Siantar menjadi wadah bagi anak-anak muda khususnya pelajar untuk belajar dan mengetahui hiphop dan juga menjadi ajang pertemuan bagi pecinta dan penikmat hiphop.

Kurangnya perhatian dari pemerintah kota Pematangsiantar membuat komunitas hiphop Siantar memiliki wadah yang sempit dalam menunjukkan bakat dan kreasi mereka. Acara pentas seni sekolah menjadi salah satu tempat dimana mereka dapat beraksi dalam menunjukkan bakat dan kreatifitas mereka. Selain itu

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mereka menggunakan media sosial facebook untuk mepublikasikan hasil karya mereka.

Musisi hiphop atau rapper yang pertama kali memulai karier sebagai musisi hiphop di kota Pematangsiantar ialah Arwin Manurung atau yang dikenal dengan nama Awenz. Beliau memulai karier dalam dunia hiphop setelah sebelumnya mengawali perjalanan kariernya dengan beberapa grup band yang berasal dari kota Pematangsiantar. Pada pertengahan 2006, beliau memutuskan untuk berkarier menjadi seorang rapper dan membentuk sebuah komunitas rap di kota Medan dengan nama Noside Family. Pada tahun 2013, beliau membentuk sebuah grup hiphop atau rap yang berasal dari kota Pematangsiantar yaitu Siantar

Rap Foundation. Siantar Rap Foundation inilah yang menjadi pelopor pertama batak rap.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III DESKRIPSI KEBERADAAN DAN PENGELOLAAN SIANTAR RAP FOUNDATION

3.1 Sejarah Terbentuknya Siantar Rap Foundation

Siantar Rap Foundation (disingkat SRF) merupakan sebuah grup hiphop atau rap yang berasal dari kota Pematangsiantar dimana mereka memadukan unsur tradisional Batak dengan unsur hiphop atau rap modern. Grup ini terbentuk pada tanggal 16 Agustus 2013 dan dibentuk oleh Arwin Manurung atau yang dikenal dengan nama Awenz yang merupakan rapper asal kota Pematangsiantar.

Sejarah terbentuknya Siantar Rap Foundation dimulai dari Awenz yang berkarya pada tahun 2009, dimana pada saat itu beliau merupakan seorang rapper di kota Medan dan masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Methodist

Indonesia, Medan. Beliau menciptakan sebuah lagu yang berjudul “Back to

Siantar City”, dimana lagu ini menceritakan tentang kota Pematangsiantar dan bentuk kecintaan sebagai warga Pematangsiantar. Dan pada tahun 2010 lagu tersebut mulai bersinar di Pematangsiantar. Hingga beberapa anak muda Siantar berniat untuk mengikuti jejak karier dari Awenz sendiri. Banyak anak muda datang menemui beliau dan meminta agar beliau melatih serta mengajarkan mereka musik hiphop. Melihat dari banyaknya anak-anak muda yang berbakat dan berpotensi untuk berkarier dalam dunia hiphop, beliau pun memutuskan untuk membentuk sebuah grup hiphop. Dari sekian banyaknya anak muda yang dilatih, maka terpilihlah empat orang yang menjadi anggota grup hiphop yang ingin dibentuk. Empat orang tersebut ialah Alfred Klinton Manurung atau dikenal dengan Alfred Phobia, Diknal Sitorus atau dikenal dengan D.I.C, Alfred Reynaldo

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sitanggang atau dikenal dengan Alfred Rey, dan Petrus Novlin Ulianto Simarmata atau dikenal dengan P.N.Si. Namun pada tahun 2017, Diknal Sitorus (D.I.C), resmi dinyatakan keluar dari Siantar Rap Foundation. Sejak saat itu, Siantar Rap

Foundation beranggotakan 3 personil yaitu Alfred Phobia, Alfred Rey, dan

P.N.Si. Siantar Rap Foundation tidak menambah atau menggantikan personil yang sudah keluar.

Setelah menemukan anggota yang tepat, Awenz memberi nama grup tersebut dengan nama Siantar Rap Foundation. Siantar Rap Foundation memiliki makna tersendiri bagi Awenz, “Siantar” yang diambil dari kota asal grup, “Rap” yang merupakan unsur dari hiphop dan menjadi genre dari grup ini sendiri, dan

“Foundation” yang secara harafiah artinya yayasan. Maka makna dari nama tersebut adalah suatu keingan memiliki yayasan atau organisasi untuk musisi hiphop atau rapper yang ada di Pematangsiantar.

3.2 Profil Siantar Rap Foundation

3.2.1 Anggota Siantar Rap Foundation

Siantar Rap Foundation merupakan sebuah grup dimana untuk menjadi anggota grup ini terlebih dahulu melakukan pelatihan dan pembinaan oleh Arwin.

Anggota grup saat ini ialah:

a. Alfred Klinton Manurung (Alfred Phobia)

Alfred Klinton Manurung atau dikenal dengan nama panggung Alfred

Phobia lahir di Pematangsiantar pada tanggal 19 Agustus 1993. Beliau salah satu rapper yang berasal dari kota Pematangsiantar dan merupakan alumni dari

Universitas Negeri Riau. Beliau mengawali karyanya pada tahun 2009 dan

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA merupakan sosok dibalik terbentuknya komunitas Hiphop di Pematangsiantar.

Dalam pengalaman manggung beliau sudah sangat baik dan hal ini terbukti dari banyaknya acara besar yang telah diikutinya, seperti di Development Basketball

League Riau menjadi bintang tamu pada tahun 2012 dan 2013, Kratingdaeng

Dance Indonesia Competition pada tahun 2013, dan menjadi Juara Rap

Competition of Riau pada tahun 2012 dan 2013. Untuk acara nasional, beliau pernah menjadi finalis di National Rap Contest se-Indonesia yang diselenggarakan oleh BKKBN dan Hiphop Nasional di Bandung tahun 2012 dan Jakarta pada tahun 2013, dimana acara ini menjadi satu-satunya acara Hiphop Nasional terbesar di Indonesia.

Selain sebagai anggota Siantar Rap Foundation, beliau juga bertanggung jawab sebagai Co.Produser yakni membantu produser dalam penyelesaian projek.

Beliau juga ikut menciptakan beberapa lagu dalam album Siantar Rap Foundation.

Gambar 3.1 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Alfred Reynaldo Sitanggang (Alfred Rey)

Alfred Reynaldo Sitanggang memiliki nama panggung Alfred Rey, lahir pada tanggal 4 Maret 1996 di Pematangsiantar. Beliau memulai karyanya di tahun

2011 dan di tahun 2013 ia mengeluarkan single sendiri. Ada 16 buah lagu yang dijadikan single dan beberapa lagu tersebut merupakan ciptaan beliau sendiri.

Sebelum bergabung di Siantar Rap Foundation, beliau berkarier solo. Dengan tampil di berbagai acara, seperti pentas seni sekolah dan pesta ulang tahun membuat beliau semakin mantap untuk tampil dengan musik hiphop.

Dalam album Siantar Rap Foundation, beliau ikut berpartisipasi menciptakan lagu. Selain menciptakan lagu untuk grup sendiri, beliau juga menciptakan beberapa lagu untuk penyanyi lainnya seperti Dian Sitio, Dhea

Vacarey.

Saat ini beliau sedang menjenjang pendidikan di Universitas Pahrayangan,

Bandung. Selain berkarier di dunia hiphop, beliau juga aktif di berbagai organisasi. Pada tahun 2015, beliau merupakan ketua BEM kampus dan ketua eksternal Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia. Dan saat ini beliau aktif sebagai anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK).

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.2 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

c. Petrus Novlin Ulianto Simarmata (P.N.Si)

Petrus Novlin Ulianto Simarmata dengan nama panggung P.N.Si merupakan anggota termuda Siantar Rap Foundation yang lahir pada tanggal 30

November 1999 di Pematangsiantar. Saat ini beliau berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Selain sebagai rapper, beliau juga sebagai vokalis utama dalam Siantar Rap Foundation.

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.3 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

3.2.2 Manajemen Tim Produksi

Manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Terry (2005: 1)

Ada 5 fungsi utama manajemen yaitu: (1) Planning, atau dalam bahasa

Indonesia disebut perencanaan, yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang dan apa yang akan diperbuat agar dapat mencapai tujuan itu. (2) Organizing, atau dalam bahasa Indonesia disebut pengorganisasian, adalah pengelompokan, dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan itu. (3) Staffing,

(penentuan sumber daya manusia) yaitu menentukan keperluan kerja. (4)

Motivating, yaitu mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan yang hendak dicapai. (5) Controlling, yaitu pengawasaan kegiatan dalam bentuk

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengukur pelaksanaan sesuai dengan tujuan, menetapkan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan kreatif yang diperlukan (Takari, 2008:

43).

a. Arwin Manurung

Arwin Manurung atau yang lebih dikenal dengan nama Awenz, lahir pada tanggal 12 Mei 1989 di Medan. Beliau adalah seorang rapper, pencipta lagu, arranger dan produser. Beliau memulai kariernya dalam dunia Hiphop setelah sebelumnya mengawali perjalanan kariernya dengan beberapa grup band yang berasal dari kota Pematangsiantar. Pada pertengahan 2006, beliau memutuskan untuk serius berkarier menjadi rapper, dan membentuk sebuah komunitas Rap di kota Medan dengan nama Noside Family. Beliau juga pernah berkolaborasi dengan seorang rapper yang berasal dari kota Medan yaitu Ucok Munthe. Pada tahun 2009 beliau menciptakan sebuah lagu yang berjudul “Back to Siantar City” dan lagu ini diminati oleh masyarakat Pematangsiantar khususnya kaum muda- mudi. Pada awalnya beliau tidak mengetahui bahwa lagu ciptaannya sudah diminati oleh masyarakat Siantar, hingga pada saat beliau diundang untuk mengisi sebuah acara perayaan HUT kota Pematangsiantar tahun 2010 beliau menyadari bahwa lagu ciptaannya diterima oleh masyarakat Siantar. Dan ini merupakan awal bersinarnya karier seorang Awenz.

Awenz merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam perkembangan industri musik Batak, khususnya sisi musik digital melalui Siantar Rap

Foundation. Beliau yang telah membentuk grup ini dan menjadikan sebuah grup rap Batak yang diterima oleh banyak masyarakat khususnya masyarakat Batak.

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam grup ini beliau memiliki tanggungjawab yang sangat besar sebagai produser rekaman. Produser rekaman ialah orang yang bekerja di dalam industri musik yang tugasnya ialah mengawasi, dan mengatur proses produksi, dan rekaman dari artis musik. Seorang produser memiliki banyak tugas, diantaranya adalah mengumpulkan ide untuk sebuah projek, menyeleksi, dan memilih lagu dan/atau musisi, melatih artis dan musisi di studio, mengendalikan proses rekaman, dan mengawasi seluruh proses produksi termasuk mixing, dan mastering. Produser juga seringkali memiliki peran yang lebih besar, seperti pengaturan anggaran, jadwal, dan negosiasi. Selain bertanggung jawab sebagai produser rekaman, ia juga sebagai pengisi musik dengan memainkan alat musik gitar, piano dan turn table.

Gambar 3.4 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Krisman Manurung (Pak Guru)

Krisman Manurung atau biasa disapa dengan Pak Guru lahir pada tanggal

9 Desember 1960 di Pematangsiantar. Ia merupakan seorang pemain musik tradisi

Batak dan pengalamannya dalam bermain musik tradisi sudah cukup lama. Untuk proses produksi album Siantar Rap Foundation, beliau memainkan alat musik tradisi yakni sulim dan beliau sudah bekerja sama dengan Siantar Rap Foundation sejak album pertama.

Gambar 3.5 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

c. Eko Tambunan (Echo Vicho)

Eko Tambunan lahir pada tanggal 16 Januari 1990 di Pematangsiantar.

Beliau memiliki nama panggung Echo Vicho dan sudah bekerja sama dengan

Siantar Rap Foundation sejak album pertama. Dalam grup Siantar Rap Foundation beliau memainkan alat musik taganing.

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.6 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

d. Jordan Siagian

Jordan Siagian lahir pada tanggal 5 Mei 1999 di Pematangsiantar. Beliau merupakan salah satu murid yang diajarkan Pak Guru untuk bermain sulim.

Berkat latihan dan ajaran dari Pak Guru, Awenz akhirnya merekrut beliau sebagai pemain sulim pada tahun 2017.

Gambar 3.7 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2.3 Kru

Dalam hal ini kru bertanggungjawab untuk mengatur segala sesuatu kebutuhan artis ketika akan tampil di panggung, bertanggung jawab pada kelancaran jalannya pentas artis di panggung, dan bertugas mempersiapkan segala sesuatu peralatan yang digunakan oleh pemusik.

a. Bintang Tambunan

Bintang Tambunan lahir di pematangsiantar pada tanggal 18 April 1994.

Bermula dari pertemanannya dengan Awenz, beliau dipilih sabagai salah satu kru

Siantar Rap Foundationsejak album pertama. Beliau bertugas untuk mengamankan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan diatas panggung dan bertanggung jawab untuk teknisi diatas panggung.

Gambar 3.8 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Sandy Sinaga

Sandy Sinaga lahir pada tanggal 14 Desember 1995 di Pematangsiantar dan saat ini beliau berstatus sebagai salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Sultan

Agung, Pematangsiantar. Berawal dari pertemanan beliau dengan Awenz di awal tahun 2017, beliau dipilih menjadi kru Siantar Rap Foundation. Beliau bertugas untuk mempersiapkan segala keperluan di atas panggung, mulai dari mempersiapkan alat musik, mic, hingga cek sound.

Gambar 3.9 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

c. Tania Lubis

Tania Lubis lahir pada tanggal 9 Mei 1997 di Pematang Raya. Beliau bertanggung jawab sebagai make up artist untuk personil dan tim pemusik Siantar

Rap Foundation saat tampil. Selain sebagai penata rias Siantar Rap Foundation, beliau juga bekerja di salah satu salon kecantikan di kota Medan.

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.10 (Dokumentasi Siantar Rap Foundation)

3.2.4 Koleksi Lagu

3.2.4.1 Album

Album atau album rekaman adalah suatu koleksi audio atau musik yang didistribusikan untuk publik. Lagu pada suatu album dapat memiliki subjek, suasana, atau suara yang senada, atau bahkan dirancang untuk mengekspresikan suatu pesan atau menuturkan suatu cerita (contohnya pada suatu album konsep), atau dapat juga hanya menggambarkan suatu pengelompokan rekaman yang dibuat pada suatu masa atau tempat, atau rekaman-rekaman yang hak komersialnya diatur oleh suatu label rekaman tertentu.

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Siantar Rap Foundation telah menciptakan album trilogy5 yang bernuansa rap Batak dan album ke empat bernuansa rohani. Materi dalam setiap album digarap oleh Awenz.

a. Batak Swag Ethnic

Album perdana Siantar Rap Foundation bertajuk Batak Swag Ethnic yang dirilis pada Maret 2014 menghasilkan 10 buah lagu, dimana 6 buah lagu berbahasa Batak dan 4 lagu lainnya berbahasa Indonesia dan 2 diantaranya merupakan lagu Batak yang sudah ada namun diaransemen ulang menjadi nuansa hiphop Batak atau rap Batak. Dalam album ini juga berkolaborasi dengan penyanyi lainnya yakni Pitta Rose Girsang dan Hani. Penggarapan album perdana ini, Siantar Rap Foundation juga bekerjasama dengan beberapa media partner dari

Pematangsiantar dan Jakarta untuk melancarkan produksinya, seperti

HipHopHeroes.net, BK Ethnic, GoBatak.com, dan wenzCreation Music. Hingga saat ini album perdana Siantar Rap Foundation telah terjual sebanyak 200.000 keping.

Berikut daftar lagu-lagu dalam album Batak Swag Ethnic:

1. Dainang (ft. Pitta Rosse), cipt. Alfred Phobia

2. Sai Horas Ma Batak Toba, cipt. Alfred Phobia

3. Cinta Dan Wanita, cipt. Alfred Rey

4. Taradigadindang, cipt. NN

5. Holan Ho Do (ft. Pitta Rosse), cipt. Awenz

6. Jauh Cinta Berharap (ft. Hani), cipt. Awenz

5Trilogi adalah kesatuan gagasan atau pokok pikiran yang dituangkan dalam tiga bagian yang saling terhubung. (https://id.wikipedia.org/wiki/Trilogi).

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Sinanggar Tullo, cipt. NN

8. Batak Swag Ethnic, cipt. Awenz

9. Nyanyian Pagi, cipt. Awenz

10. Siantar City Swagga, cipt. Awenz

Dalam album ini juga terdapat bonus track dari artis yang mendukung album perdana Batak Swag Ethnic: 1. Awenz – Don’t Let Them Fight, cipt. Awenz

Putri Ci – I’m a Lady, cipt. Awenz

Gambar 3.11 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

b. Tobanese

Pada album ke dua yang dirilis pada Agustus 2015 diberi tajuk Tobanese.

Album ini berisi 10 lagu yang terdiri dari 8 lagu baru dan 2 lagu batak yang sudah ada namun di aransemen ulang menjadi nuansa hiphop. Dalam album ini, Awenz

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA fokus untuk bercerita mengenai budaya Batak Toba sendiri. Dari materi musik dan liriknya, Siantar Rap Foundation berhasil mengangkat kebudayaan dan falsafah Batak Toba ke dalam lagu yang dikemas dalam aliran Hip Hop. Dalam album ini juga berkolaborasi dengan Pitta Rose Girsang. Dalam album ini Siantar

Rap Foundation juga bekerjasama dengan Plur.Net, HipHopHeroes.net, BK

Ethnic, GoBatak.com, wenzCreation Music, Kiyan Ulos Pematangsiantar, dan

KPU Simalungun.

Berikut daftar lagu-lagu dalam album Tobanese:

1. Hapogosonta (ft. Pitta Rosse), cipt. Alfred Phobia

2. Boru Ni Raja, cipt. Alfred Rey

3. Dalihan Na Tolu, cipt. Alfred Phobia

4. Rege Rege (ft. Pitta Rosse), cipt. NN

5. Dolok Pusuk Buhit, arr: Awenz, lirik: Tonggo-tonggo

6. Sik Sik Sibatumanikam, cipt. NN

7. Ingot Do Au, cipt.Alfred Phobia

8. Tapasada, cipt. Awenz

9. Ai So Ise, cipt. D.I.C

10. Tobanese, cipt. Awenz

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.12 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

c. Sada Dua Tolu

Siantar Rap Foundation kembali merilis Album ketiganya dengan tajuk

Sada Dua Tolu pada Juli 2016. Dalam album ini Siantar Rap Foundation membawakan materi-materi lagu Batak yang sangat berkarakter. Album ini berisi

10 lagu yang terdiri dari 8 lagu berbahasa Batak dan 2 lagu berbahasa Indonesia.

Dalam album ini Siantar Rap Foundation berkolaborasi dengan Jessica Saragih dan Dian. Dalam album ketiga ini Siantar Rap Foundation bekerjasama dengan

Frame Clan, GAPERINDO, GAP, dan wenzCreation Music.

Berikut daftar lagu-lagu dalam album Sada Dua Tolu:

1. Sapele-Sapele, cipt. NN

2. Sada Dua Tolu, cipt. Awenz

3. Latteung, cipt. NN

4. Bulan, cipt. Awenz

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Tao Toba, cipt. Awenz

6. Lupahon Ma (ft. Dian), cipt. Awenz

7. Gabe Sega, cipt. Awenz

8. Mulak Ma Ho, cipt. Alfred Phobia

9. Dustai Cinta, cipt. Awenz

10. Naeng Pajumpang (ft. Jessica), cipt. Alfred Phobia

Gambar 3.13 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

d. Buah Roh

Album ini bernuansa rohani dan dikeluarkan pada bulan November 2016.

Dari 10 lagu yang dibawakan, lima lagu bertema Natal dan 5 lagu lagi bernuansa

Religi dan pada album ini tetap membawa karakter musik Batak.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berikut daftar lagu-lagu dalam album Buah Roh:

1. Buah Roh, cipt. Alfred Phobia

2. Ku Menang

3. Ku Berbahagia, Kidung Jemaat No.392

4. Ku Kan Menari

5. Halalas Ni Roha Godang, Buku Ende HKBP No.62

6. Hai Dunia

7. Boru Sion (ft. Dian)

8. Natal Na Parjolo I (ft. Dian)

9. Nunga Jumpang Muse Ari Pesta I

10. Ingat Akan Nama Yesus

Gambar 3.14 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2.4.2 Single

Dalam industri musik, single atau juga rekaman tunggal adalah salah satu jenis rilis di dunia musik. Jumlah lagu yg ada didalam satu single juga lebih sedikit daripada yg ada direkaman album, biasanya berjumlah 1-3 lagu dengan durasi total 3 sampai 10 menit. Single didistribusikan dalam berbagai format, seperti CD, DVD, bahkan file digital yang bisa diunduh dari internet.

Berikut beberapa judul lagu pada single yang telah dirilis oleh Siantar Rap

Foundation:

1. Pelangi, cipt. Awenz - 2015

2. Kita Satu, cipt. Awenz – 2016

3. Indonesia Bisa, cipt. Awenz - 2016

4. Gabe Sega, cipt. Awenz - 2016

5. BK Ethnic, cipt. Awenz - 2017

6. Mardalan Marsada-sada, cipt. Tilhang Gultom - 2017

7. Tortor Ni Halak Batak, cipt. Addimar Panjaitan - 2017

8. Ingot Ma Au, Cipt. Alfred Phobia - 2018

9. Lissoi, cipt. Nahum Situmorang – 2018

3.2.4.3 Talent

Selain membuat album dan single sendiri, Siantar Rap Foundation juga ikut berkolaborasi dalam beberapa album dan single artis lainnya. Diantaranya

Putri Ci (Satu, Take On Me, I’ve Got You), Dhea Vacarey (Mardua Huta), New

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Las Uli Trio (Selamat Tinggal, Lupahon Ma), Dian Sitio (Dang Boi Dao), dan

The 2INS (Rege Ni Parmitu).

3.2.5 Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

3.2.5.1 Sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

a. Mikrofon

Mikrofon (bahasa Inggris: microphone) adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik.

Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia.

Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.15 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

b. Headphone

Headphone adalah perangkat output suara dengan desain yang memungkinkan untuk langsung di posisikan atau dipasangkan pada telinga.

Headphone merupakan perangkat output suara alternatif selain speaker.

Gambar 3.16 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

c. Komputer

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan dimana komputer itu sendiri merupakan perangkat elektronik yang terdiri dari beberapa komponen yang saling bekerja sama membentuk sebuah sistem kerja yang dapat menjalankan pekerjaan secara otomatis berdasarkan urutan istruksi ataupun program yang diberikan kepadanya sehingga dapat menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada.

Gambar 3.17 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Turntable

Turntable merupakan alat pemutar media khusus untuk vinyl (piring hitam), biasanya berbentuk kotak yang dibagian atasnya terdapat sebuah piringan yang berputar.

Gambar 3.18 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

e. Keyboard

Keyboard adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, namun keyboard dapat memainkan beragam suara, seperti trompet, , gitar, biola, dan lain sebaginya. Perbedaan yang jelas terlihat antara keyboard dengan piano adalah bahwa keyboard selalu menggunakan listrik.

Gambar 3.19 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

f. MIDI Controller

MIDI (Musical Instrument Digital Interface) controller adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengoperasikan intrumen virtual pada komputer.

Pada umumnya MIDI Controller berwujud keyboard dengan papan nada sebanyak

25, 49, 61, dan 88 dan pada umumnya juga dilengkapi slider modulation dan pitch bend. Pada MIDI Controller juga terdapat kenop-kenop yang dapat diatur/diintegrasikan fungsinya, tergantung dengan software music/DAW yang digunakan. Bedanya dengan keyboard biasa adalah MIDI Controller tidak memiliki sound bank atau bunyi-bunyian yang sudah terprogram secara internal di dalam hardware, melainkan MIDI Controller digunakan untuk mengoperasikan berbagai instrument virtual dengan berbagai macam jenis suara yang tersedia di dalam komputer. Sehingga alat musik ini tidak memiliki internal speaker.

Gambar 3.20 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

g. Gitar

Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan.

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.21 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

h. Taganing

Taganing adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang terdiri lima buah gendang yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok , dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan stik.

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.22 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

i. Sulim

Sulim yaitu salah satu alat musik yang terbuat dari bambu, memiliki enam lobang nada dan satu lubang tiupan. Dimainkan dengan cara meniup dari samping

(slide blow flute) yang dilakukan dengan meletakkan bibir secara horizontal pada pinggir lobang tiup.

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.23 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

j. Hasapi

Hasapi adalah salah alat musik Batak Toba yang dikelompokkan ke alat musik dawai atau senar yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan alat bantu petik (pick) dan memiliki dua senar.

Gambar 3.24 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

k. FL Studio

FL Studio (mulanya Fruity Loops) adalah sebuah aplikasi untuk komputer yang digunakan untuk merekam, mengubah, dan membuat audio. FL Studio dikembangkan oleh perusahaan bernama Image-Line. Aplikasi ini memiliki 4 edisi untuk Microsoft Windows. Yaitu Fruity Edition, Producer Edition, Signature

Bundle dan All Plugins Bundle.

Gambar 3.25 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

3.2.5.2 Prasarana

Prasarana ialah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi. Dalam hal ini prasarana ditujukan terhadap tempat atau ruang produksi dan latihan yaitu studio musik. Secara umum studio musik dapat diartikan sebagai ruangan untuk menikmati musik, dimana dalam ruangan

63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut seseorang tidak perlu khawatir bahwa apa yang dia dengarkan akan mengganggu tetangga dan suara-suara dari luar tidak mengganggu. Secara khusus studio musik adalah sebuah tempat untuk merekam suara. Studio rekaman musik biasanya mampu mengerjakan berbagai pekerjaan audio editing seperti:

- merekam lagu untuk grup musik, band, maupun solois,

- membuat jingle atau lagu iklan untuk tv dan radio komersial,

- mengerjakan movie scoring/ilustrasi musik, dan pekerjaan audio lainnya.

Studio musik Siantar Rap Foundation bernama Metronome Records yang beralamat di Jl.Cornel Simanjuntak, Pematangsiantar dan studio ini dikelola oleh

Awenz. Selain sebagai tempat untuk rekaman, biasanya studio ini juga menjadi tempat Siantar Rap Foundation untuk berkumpul dan latihan.

Gambar 3.26 (Dokumentasi Penulis, September 2018 )

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.3 Struktur Pengelolaan Siantar Rap Foundation

3.3.1 Pelatihan

Pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis. Untuk tampil maksimal didalam membawakan lagu-lagu di atas panggung maka dibutuhkan pelatihan yang dikelola dengan baik. Didalam mencapi prestasi pun latihan juga harus dikembangkan dengan maksimal. a. Jadwal Latihan

Siantar Rap Foundation memiliki jadwal tampil yang tidak menentu, sehingga dalam jadwal latihan mereka memilih sekali sebulan dan dilakukan pada akhir bulan. Namun saat akan tampil, mereka juga akan melakukan latihan sebelum jadwal untuk tampil terlaksana.

b. Pelatih

Pelatih memiliki tugas sebagai pemimpim didalam setiap proses latihan juga untuk mengarahkan anggota didalam setiap perencanaan kegiatan yang hendak dicapai. Pelatih juga juga disebut sebagai pemimpin dalam latihan bertugas untuk mengarahkan penyanyi dengan pemain musik agar dapat bermain dengan kompak.

Pelatih dalam grup ini ialah Awenz yang juga sebagai produser rekaman.

Awenz. Ia akan memberikan saran, ide, serta kritikan pada setiap latihan agar saat diatas panggung dapat tampil dengan sempurna.

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Pemusik

Pemusik bertanggung jawab untuk mengiringi penyanyi saat tampil.

Dalam hal ini Awenz memilih Pak Guru, Eko Tambunan dan Jordan Siagian sebagai pemain alat musik tradisi dan Awenz sendiri sebagai pemain gitar dan dj.

3.4 Eksistensi Siantar Rap Foundation

Siantar Rap Foundation pertama kalinya menunjukkan eksistensi di atas panggung pada tahun 2014 dimana grup ini bintang tamu pada perayaan HUT kota Pematangsiantar ke 143 di lapangan H. Adam Malik, Pematangsiantar.

Dalam acara tersebut Siantar Rap Foundation sekaligus mempromosikan album pertama mereka yang bertajuk Batak Swag Ethnic. Setelah penampilan grup ini di

HUT kota Pematangsiantar, grup ini banyak tawaran untuk tampil di berbagai acara, seperti pada acara Gondang Naposo di Pangururan, Samosir, sebagai bintang tamu pada pertunjukan live music di Patarias Coffe Shop, dan mengisi berbagai acara di kota Pematangsiantar. Pada tahun 2014 juga Siantar Rap

Foundation melakukan tour pertama dalam kota se kabupaten Simalungun yang bekerja sama dengan KPU Simalungun. Tour ini juga mendatangkan beberapa penyanyi ibukota, seperti Judika Sihotang, Jenita Janet, Zaskia Gotik, Siti

Badriah, Ikke Nurjanah, dan masih ada beberapa artis lainnya.

Setelah album ke dua diterbitkan pada tahun 2015, Siantar Rap Foundation melakukan tour ke dua yang juga bekerja sama dengan KPU Simalungun. Dan kali ini Pemko Siantar (perusahaan daerah) juga ikut bekerja sama. Dalam tour ini

Siantar Rap Foundation mulai tampil di luar kabupaten Simalungun, seperti

Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Pekanbaru, Riau. Setelah

66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bekerja sama dengan Pemko Siantar, Siantar Rap Foundation juga selalu menjadi bintang tamu dalam acara pemerintahan yang resmi atau formal dimana dilaksanakan oleh Pemko Siantar (perusahaan daerah).

Pada acara Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) tahun 2015, Siantar Rap

Foundation dipilih untuk tampil mewakili kota Pematangsiantar dan kabupaten

Simalungun. Dan di tahun yang sama Siantar Rap Foundation diliput salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, yakni Trans7 dalam acara Doeloe Sekarang.

Mereka diliput karena album karyanya yang sangat berbeda dengan album batak lainnya dan merupakan pelopor pertama album grup rap Batak.

Pada tahun 2016, Siantar Rap Foundation meluncurkan album ke tiganya.

Mereka melakukan promosi album ke tiga di salah satu acara yang ditayangkan stasiun televisi iNews TV. Di album ke tiga ini Siantar Rap Foundation mulai tampil di luar pulau Sumatera. Grup ini pertama kali tampil di kota Surabaya,

Sidoarjo, Madura, Jakarta, Bali, dan kota terakhir Bandung. Pada tahun yang sama, grup ini diundang untuk tampil dalam pertunjukan seni Indonesia Kaya

“Preman Parlente” yang diliput oleh stasiun televisi SCTV dan Metro TV. Dalam acara ini mereka berkolaborasi dengan Agus Nur, Butet, Viky Sianipar, Aduk,

Cak Lontong, Akbar, Alsant Nababan, Marwoto, dan masih ada beberapa seniman lainnya.

Di tahun 2018, Siantar Rap Foundation dipilih untuk mengisi sound track lagu dalam film Pariban yang akan segera tayang di akhir tahun 2018. Lagu yang dibawakan dalam film ini ada dua yang berjudul Pariban dan Boru ni Raja

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (remake dari album Tobanese). Selain mengisi sound track lagu, mereka juga ikut berperan dalam film ini dimana mereka berperan sebagai anak-anak muda Batak.

Selama berkarier, Siantar Rap Foundation telah banyak tampil untuk mengisi berbagai acara bersama artis dan penyanyi lokal maupun ibukota.

Beberapa artis dan penyanyi tersebut antara lain, Tongam Sirait, Arvindo

Simatupang, Trio Ambisi, Amigos band, Marsada Band, Shine Band (finalis

Indonesian Got Talent SCTV), Ocha Mamamia (Juara 1 Mamamia Indosiar

2014), Maria Chalista, Edo Kondologit, Tessa Kaunang dan beberapa band ibukota Repvblik, Radja, NTRL, dan Jamrud.

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL LAGU DAINANG DAN TORTOR NI HALAK BATAK YANG DIBAWAKAN OLEH SIANTAR RAP FOUNDATION

Sebelum menganalisis, langkah pertama yang dikerjakan ialah mengubah bunyi musik ke dalam lambang visual melalui sebuah proses kerja yang disebut transkripsi. Nettl mengatakan bahwa transkripsi ialah proses menotasikan bunyi, mengalihkan bunyi menjadi simbol visual, atau kegiatan memvisualisasikan bunyi musik ke dalam bentuk notasi dengan cara menuliskannya ke atas kertas. Pada umumnya dalam budaya oral, notasi yang digunakan ialah notasi konvensional

Barat, hal ini menjadi alternatif pilihan yang paling besar kemungkinannya digunakan, terutama jika dalam budaya musikal yang diteliti tidak tersedia sistem penulisan notasi musik.

4.1 Analisis Musikal Lagu Dainang

Dalam menganalisis lau Dainang, penulis berpedoman kepada teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl yaitu bahwa untuk mendeskripsikan komposisi musikal harus memperhatikan unsur-unsur berikut (1) perbendaharaan nada, (2) tangga nada (Inggris: modus), (3) tonalitas, (4) interval, (5) kontur melodi, (6) ritme, (7) tempo, dan (8) bentuk. (1) perbendaharaan nada (2) tangga nada (3) tonalitas (4) interval (5) kantur melodi (6) ritme (7) tempo dan (8) bentuk.

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.1 Perbendaharaan Nada

Nada-nada yang terdapat dalam lagu Dainang berjumlah sepuluh nada, diantaranya terdapat dua nada rendah dan delapan nada oktaf. Nada nada tersebut penulis susun dari nada yang paling rendah ke nada yang paling tinggi. Maka akan terlihat seperti berikut ini: B1 – C#1 – E – F# – G# – A – A# – B – C# – D# .

4.1.2 Tangga Nada (modus)

Netll (1964:145 ), mengemukakan cara-cara mendeskripsikan tangga nada dengan menuliskan nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing-masing dalam lagu. Tangga nada dalam musik barat dapat diartikan sebagai satu kumpulan not yang diatur sedemikian rupa dengan aturan yang telah ada (baku) sehingga memberikan karakter tertentu.

Tangga nada digolongkan menurut beberapa klasifikasi, menurut jumlah nada yang dipakai. Tangga nada ditonic (dua nada), tritonic (tiga nada), tetratonic

(empat), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada), heptatonic (tujuh nada).

Serta menurut interval antara nada-nada yang disusun dari nada terendah sampai nada tertinggi seperti mayor dan minor dua nada, dengan jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja (Bruno Nettl terj. Nathalian 2012: 142). Berdasarkan pendapat tersebut, tangga nada lagu Dainang disebut heptatonic (tujuh nada).

Nada-nada diatas jika digambarkan dalam notasi balok, maka hasilnya seperti berikut:

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

E F# G# A B C# D# E’

4.1.2.1 Nada Dasar

Tonalitas merupakan nada yang menjadi dasar sebuah lagu. Menentukan nada dasar sebuah lagu merupakan hal yang terkadang sulit. Beberapa cara yang dikemukakan oleh Bruno nettl dalam menentukan nada dasar yakni:

1. Nada yang paling sering dipakai

2. Nada yang harga ritmisnya paling besar

3. Nada akhir, tengah, atau awal komposisi

4. Nada paling rendah

5. Nada yang berada pada posisi oktaf

6. Nada dengan tekanan ritmis paling kuat

7. Harus diingat bahwa barang kali ada gaya-gaya musik yang mempunyai

sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan

diatas. Mendeskripsikan sistem tonalitas seperti ini, cara terbaik

tampaknya adalah berdasarkan pengalaman, pengenalan yang akrab

dengan gaya musik tersebut akan dapat ditentukan tonalitas dari musik

yang diteliti.

Nada dasar lagu Dainang Metode 1 2 3 4 5 6 7

Nada dasar E E E B E B D# E E Tabel 4.1

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kecenderungan nada dasar ada pada nada E maka penulis menjadikannya sebagai nada dasar lagu ini.

4.1.2.2 Modulasi

Modulasi ialah perpindahan nada dasar dari suatu lagu ke nada yang lebih tinggi dan biasanya dilakukan ditengah lagu.

Modulasi pada lagu Dainang sebagai berikut:

F# G# A# C# D#

4.1.2.3 Interval

Interval merupakan jarak (range) antara nada satu dengan nada lainnya yang diukur berdasarkan sistim laras dari masing-masing nada. Interval terdiri atas dua yaitu; (1) interval harmonis, yaitu nada-nada dibunyikan secara bersamaan (2) interval melodis, yaitu nada-nada yang dibunyikan secara tidak bersamaan.

Penentuan sebuah interval nada berdasarkan jarak nada nada tersebut. Jika dari nada dasar C maka nada C-C disebut prime, C-D disebut sebagai sekunda, C-

E disebut terts, C-F disebut kwart, C-G disebut kwint, C-A disebut sekta, C-B disebut septime, dan C-c' disebut oktaf. Penamaan interval juga ditambahi dengan mayor, minor, agumentik, dan diminis. Penentuan tersebut berdasarkan jika laras

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebuah nada diturunkan atau dinaikkan dari ketepan laras yang sudah ditentukan.

Untuk lebih jelasnya penulis menggambarkannya dalam bentuk tabel dibawah ini.

Rumus Interval

Nada Interval Laras

C-C Prime perfect 0

C-D Sekunda minor 1

C-E Terts mayor 2

C-F Kwart perfect 2 ½

C-G Kwint perfect 3 ½

C-A Sekta mayor 4 ½

C-B Septime mayor 5 ½

C-c' Oktaf perfect 6

Tabel 4.2

Berdasarkan penjabaran diatas, lagu Dainang memiliki interval prime, sekunda, terts, dan kwart. Untuk lebih jelasnya dan masing masing jumlah intervalnya terdapat pada tabel dibawah ini.

Interval Lagu Dainang

Nama Interval Posisi Interval Jumlah Interval

1P 297

2M 71

3M 11

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3m 6

4P 2

2M 70

3M 8

3m 2

4P 1

Total : 468

Tabel 4.3

4.1.2.4 Kontur Melodi

Kontur adalah garis melodi yang terdapat pada sebuah komposisi musik yang dapat diidentifikasi berdasarkan pergerakan melodinya dan diperlihatkan melalui grafik garis. Pada komposisi musik yang relatif panjang, identifikasi kontur didasarkan pada bentuk melodi musiknya.

 bila gerak melodinya naik disebut ascending;

 bila menurun disebut descending;

 bila melengkung bergelombang disebut pendulous;

 bila berjenjang disebut terraced;

 dan apabila gerakan-gerakan intervalnya sangat terbatas disebut static.

Dengan mengacu pada identifikasi kantur di atas, maka kantur lagu

Dainang dapat di lihat sebagai berikut.

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Kontur ascending dan descending

2. Kontur pendulous

3. Kontur terraced

4. Kontur static

4.1.2.5 Ritme

Ritme atau irama adalah gerak nada yang teratur karena adanya aksen yang tetap. Berdasarkan penggunaan ritme pada hasil transkripsi lagu Dainang dapat dilihat sebagai berikut.

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Penuh

Sebuah not dengan nilai penuh.

2. Not setengah

Sebuah not dengan nilai dua ketuk.

3. Single

Sebuah not dengan nilai seperempat.

4. Duple

Dua buah not yang masing masing bernilai seperdelapan.

5. Triple

Satu ketukan dasar yang terdiri dari tiga nada masing masing nada bernilai

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA seperdelapan. Gambar diatas menunjukkan pada ketukan dasarnya tidak diberi nada (rest).

Satu ketukan dasar yang terdiri dari tiga nada masing masing nada bernilai seperdelapan.

6. Quardruplet

Satu ketukan dasar yang terdiri dari empat nada masing-masing nada bernilai seperenambelas.

4.1.3 Tempo

Tempo merupakan ukuran kecepatan dalam birama sebuah lagu. Sering juga disebut sebagai pulsa/ketukan dasar. Tempo diukur berdasarkan konsep waktu permenit, jika sebuah lagu ketukan dasarnya 60 maka setiap ketukan berdurasi satu detik. Tempo dilaksifikasikan berdasarkan kecepatannya terbagi atas grave (15-39), large (40-59), larghetto (60-65), adagio (66-75) andante (76-

89), moderato (90-104), allegretto (105-114), alegro (115-129), vivace (130-167), presto (168-199), prestissimo (200-500). Lagu Dainang memiliki tempo 68

(adagio).

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.4 Pola Kadens

Berdasarkan sudut pandang etnomusikologi istilah kadensa diartikan sebagai pola penyelesaian atau akhir untaian melodi baik itu dalam frase ataupun bentuk pada materi ini, kadensa yang dimaksud adalah hanya berhubungan dengan melodi dan bukan akord, yang terdapat dan dianggap relevan pada lagu

Dainang.

Kadens frasa A Kadens frasa B

Kadensa frasa C

4.1.5 Formula Melodi

Formula melodi dalam hal ini terdiri atas bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Berikut beberapa istilah untuk menganalisis bentuk, yang dikemukakan oleh William P. Malm :

1. Repetitif yaitu bentuk nyanyian/melodi yang diulang-ulang.

2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian/melodi yang memakai formula melodi yang

kecil dengan kecenderungan pengulang-pengulang di dalam keseluruhan

nyanyian.

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Strofic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

nyanyian/melodi yang baru atau berbeda.

4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian/melodi terjadi

pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan

melodi.

5. Progressive yaitu bentuk nyanyian/melodi yang terus berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Pada lagu Dainang, penulis menyimpulkan dari kutipan diatas bahwa bentuk melodi lagu Dainang adalah bentuk Repetitif dan dimana dalam lagu

Dainang tersebut dinyanyikan dengan melodi yang cenderung pengulangan dan memakai formula kecil.

Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif

Birama Frasa

1 – 9 A

10 – 14 B

15 – 22 C

23 – 29 D

30 – 37 E

38 – 42 F

43 – 47 G

48– 56 H

Tabel 4.4

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bentuk Frasa A

Bentuk Frasa B, D, G

Bentuk Frasa C

Bentuk Frasa E

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bentuk Frasa F

Bentuk Frasa H

4.2 Analisis Musikal Lagu Tortor Ni Halak Batak

Dalam menganalisis lau Tortor Ni Halak Batak, penulis berpedoman kepada teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl yaitu bahwa untuk mendeskripsikan komposisi musikal harus memperhatikan unsur-unsur berikut (1) perbendaharaan nada, (2) tangga nada (Inggris: modus), (3) tonalitas, (4) interval,

81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (5) kontur melodi, (6) ritme, (7) tempo, dan (8) bentuk. (1) perbendaharaan nada

(2) tangga nada (3) tonalitas (4) interval (5) kantur melodi (6) ritme (7) tempo dan

(8) bentuk.

4.2.1 Perbendaharaan Nada

Nada-nada yang terdapat dalam lagu Tortor Ni Halak Batak berjumlah delapan nada, diantaranya terdapat tiga nada rendah dan lima nada oktaf. Nada nada tersebut penulis susun dari nada yang paling rendah ke nada yang paling tinggi. Maka akan terlihat seperti berikut ini: G1 – A1 – B1 – C – D – E – F – G .

4.2.2 Tangga Nada (modus)

Netll (1964:145), mengemukakan cara-cara mendeskripsikan tangga nada dengan menuliskan nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing-masing dalam lagu. Tangga nada dalam musik barat dapat diartikan sebagai satu kumpulan not yang diatur sedemikian rupa dengan aturan yang telah ada (baku) sehingga memberikan karakter tertentu.

Tangga nada digolongkan menurut beberapa klasifikasi, menurut jumlah nada yang dipakai. Tangga nada ditonic (dua nada), tritonic (tiga nada), tetratonic

(empat), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada), heptatonic (tujuh nada).

Serta menurut interval antara nada-nada yang disusun dari nada terendah sampai nada tertinggi seperti mayor dan minor dua nada, dengan jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja (Bruno Nettl terj. Nathalian 2012: 142). Berdasarkan pendapat tersebut, tangga nada lagu Tortor Ni Halak Batak disebut heptatonic

82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (tujuh nada). Nada-nada diatas jika digambarkan dalam notasi balok, maka hasilnya seperti berikut:

C D E F G A B C’

4.2.2.1 Nada Dasar

Tonalitas merupakan nada yang menjadi dasar sebuah lagu. Menentukan nada dasar sebuah lagu merupakan hal yang terkadang sulit. Beberapa cara yang dikemukakan oleh Bruno nettl dalam menentukan nada dasar yakni:

1. Nada yang paling sering dipakai

2. Nada yang harga ritmisnya paling besar

3. Nada akhir, tengah, atau awal komposisi

4. Nada paling rendah

5. Nada yang berada pada posisi oktaf

6. Nada dengan tekanan ritmis paling kuat

7. Harus diingat bahwa barang kali ada gaya-gaya musik yang mempunyai

sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan

diatas. Mendeskripsikan sistem tonalitas seperti ini, cara terbaik

tampaknya adalah berdasarkan pengalaman, pengenalan yang akrab

dengan gaya musik tersebut akan dapat ditentukan tonalitas dari musik

yang diteliti.

83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nada dasar lagu Tortor Ni Halak Batak Metode 1 2 3 4 5 6 7

Nada dasar C C C G C G G C C Tabel 4.5

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kecenderungan nada dasar ada pada nada C maka penulis menjadikannya sebagai nada dasar lagu ini.

4.2.2.2 Interval

Interval merupakan jarak (range) antara nada satu dengan nada lainnya yang diukur berdasarkan sistim laras dari masing-masing nada. Interval terdiri atas dua yaitu; (1) interval harmonis, yaitu nada-nada dibunyikan secara bersamaan (2) interval melodis, yaitu nada-nada yang dibunyikan secara tidak bersamaan.

Penentuan sebuah interval nada berdasarkan jarak nada nada tersebut. Jika dari nada dasar C maka nada C-C disebut prime, C-D disebut sebagai sekunda, C-

E disebut terts, C-F disebut kwart, C-G disebut kwint, C-A disebut sekta, C-B disebut septime, dan C-c' disebut oktaf. Penamaan interval juga ditambahi dengan mayor, minor, agumentik, dan diminis. Penentuan tersebut berdasarkan jika laras sebuah nada diturunkan atau dinaikkan dari ketepan laras yang sudah ditentukan.

Untuk lebih jelasnya penulis menggambarkannya dalam bentuk tabel dibawah ini.

84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Rumus Interval

Nada Interval Laras

C-C Prime perfect 0

C-D Sekunda minor 1

C-E Terts mayor 2

C-F Kwart perfect 2 ½

C-G Kwint perfect 3 ½

C-A Sekta mayor 4 ½

C-B Septime mayor 5 ½

C-c' Oktaf perfect 6

Tabel 4.6

Berdasarkan penjabaran diatas, lagu Tortor Ni Halak Batak memiliki interval prime, sekunda, terts, kwart dan kwint. Untuk lebih jelasnya dan masing masing jumlah intervalnya terdapat pada tabel dibawah ini.

Interval Lagu Tortor Ni Halak Batak

Nama Interval Posisi Interval Jumlah Interval

1P 167

2M 81

3m 1

4P 12

2M 79

85

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3m 14

4P 13

5P 2

Total : 369 Tabel 4.7

4.2.2.3 Kontur Melodi

Kontur adalah garis melodi yang terdapat pada sebuah komposisi musik yang dapat diidentifikasi berdasarkan pergerakan melodinya dan diperlihatkan melalui grafik garis. Pada komposisi musik yang relatif panjang, identifikasi kontur didasarkan pada bentuk melodi musiknya.

 bila gerak melodinya naik disebut ascending;

 bila menurun disebut descending;

 bila melengkung bergelombang disebut pendulous;

 bila berjenjang disebut terraced;

 dan apabila gerakan-gerakan intervalnya sangat terbatas disebut static.

Dengan mengacu pada identifikasi kantur di atas, maka kantur lagu Tortor

Ni Halak Batak dapat di lihat sebagai berikut.

1. Kontur ascending dan descending

86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Kontur pendulous

3. Kontur terraced

4. Kontur static

4.2.2.4 Ritme

Ritme atau irama adalah gerak nada yang teratur karena adanya aksen yang tetap. Berdasarkan penggunaan ritme pada hasil transkripsi lagu Tortor Ni

Halak Batak dapat dilihat sebagai berikut.

1. Penuh

Sebuah not dengan nilai penuh.

87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Not setengah

Sebuah not dengan nilai dua ketuk.

3. Single

Sebuah not dengan nilai seperempat.

4. Duple

Dua buah not yang masing masing bernilai seperdelapan.

5. Triple

Satu ketukan dasar yang terdiri dari tiga nada masing masing nada bernilai seperdelapan. Gambar diatas menunjukkan pada ketukan dasarnya tidak diberi nada (rest).

88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Satu ketukan dasar yang terdiri dari tiga nada masing masing nada bernilai seperdelapan.

6. Quardruplet

Satu ketukan dasar yang terdiri dari empat nada masing-masing nada bernilai seperenambelas.

4.2.3 Tempo

Tempo merupakan ukuran kecepatan dalam birama sebuah lagu. Sering juga disebut sebagai pulsa/ketukan dasar. Tempo diukur berdasarkan konsep waktu permenit, jika sebuah lagu ketukan dasarnya 60 maka setiap ketukan berdurasi satu detik. Tempo dilaksifikasikan berdasarkan kecepatannya terbagi atas grave (15-39), large (40-59), larghetto (60-65), adagio (66-75) andante (76-

89), moderato (90-104), allegretto (105-114), alegro (115-129), vivace (130-167), presto (168-199), prestissimo (200-500). Lagu Tortor Ni Halak Batak memiliki tempo 110 (allegretto).

4.2.4 Pola Kadens

Berdasarkan sudut pandang etnomusikologi istilah kadensa diartikan sebagai pola penyelesaian atau akhir untaian melodi baik itu dalam frase ataupun bentuk pada materi ini, kadensa yang dimaksud adalah hanya berhubungan

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan melodi dan bukan akord, yang terdapat dan dianggap relevan pada lagu

Tortor Ni Halak Batak.

Kadensa frasa A

Kadensa frasa B

4.2.5 Formula Melodi

Formula melodi dalam hal ini terdiri atas bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Berikut beberapa istilah untuk menganalisis bentuk, yang dikemukakan oleh William P. Malm :

1. Repetitif yaitu bentuk nyanyian/melodi yang diulang-ulang.

2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian/melodi yang memakai formula melodi yang

kecil dengan kecenderungan pengulang-pengulang di dalam keseluruhan

nyanyian.

3. Strofic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

nyanyian/melodi yang baru atau berbeda.

4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian/melodi terjadi

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan

melodi.

5. Progressive yaitu bentuk nyanyian/melodi yang terus berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Pada lagu Tortor Ni Halak Batak, penulis menyimpulkan dari kutipan diatas bahwa bentuk melodi lagu Tortor Ni Halak Batak adalah bentuk Repetitif dan dimana dalam lagu Tortor Ni Halak Batak tersebut dinyanyikan dengan melodi yang cenderung pengulangan dan memakai formula kecil.

Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif

Birama Frasa

1 – 9 A

10 – 14 B

15 – 22 C

23 – 29 D

30 – 37 E

38 – 42 F

43 – 47 G

48– 56 H

Tabel 4.8

Bentuk Frasa A, D

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bentuk Frasa A1, D1

Bentuk Frasa B, E, G

Bentuk Frasa C, F, H

Bentuk Frasa H1

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.3 Isi Teks dan Makna Lagu Dainang Di hahurangan ki, ai hodo patikkoshon au Molo borngin lasni ari ingot do ho tu au Mauliate ma inang di sude haholongan mi Inanghu naburju na uli lagu Pada ketidak sempurnaan ini, engkaulah yang menyempurnakan Disetiap saat, engkau selalu mengingatku Terimakasih ibu atas segala kasih sayangmu Ibuku yang sangat baik

Di tangiangni i inang, di haholongan mi tu au Apus ma ilumi inang, posroham posroham ale inang Di dalam doamu ibu, kasih sayangmu padaku Hapuslah kesedihanmu ibu, tenanglah tenanglah ibu

Langkah kaki tertatih solalelah berdiri Menyeret langkah perlahan enggan untuk berhenti Hodo inanghu na burju na uli na lagu Idokhon ho anakhon ki do hamoraon di au Kaulah ibuku yang sangat baik Engkau mengatakan bahwa anakkulah yang paling berharga bagiku

Tertawa coba melawan hati Berburu sola di gurun melawan sola di lawan mengungkap tiada berhenti Sola sendiri hati lelah menanti Satu masa tak pasti tak lagi engkau nikmati

Di tangiangni i inang, di haholongan mi tu au Apus ma ilumi inang, posroham posroham ale inang Di dalam doamu ibu, kasih sayangmu padaku Hapuslah kesedihanmu ibu, tenanglah tenanglah ibu

Bakar telapak hapus amarah telanjang kaki Tangan mengepal mata layu tahan dahaga Tanpa mencela peluh bagai permata Tangis jadi irama asa yang tak terkira Buatmu mama sabar jadi lencana Walau kaki bernana keras takkan menyerah Arah tak mampu seakan siap tersapu Hanya padamu, Mama aku siap berpatuh

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Godang do dosaku tuho da inang Godang hadangolonmu tarbahen au Hupasahat endeku tu ho da inang Inangku na burju na lagu Banyak kesalahanku padamu ibu Banyak kesedihanmu karena perbuatanku Kupersembahkanlah lagu ini untukmu ibu Ibuku yang sangat baik

Di tangiangni i inang, di haholongan mi tu au Apus ma ilumi inang, posroham posroham ale inang Di dalam doamu ibu, kasih sayangmu padaku Hapuslah kesedihanmu ibu, tenanglah tenanglah ibu

Hooo…oooo

Di tangiangni i inang, di haholongan mi tu au Apus ma ilumi inang, posroham posroham ale inang Di dalam doamu ibu, kasih sayangmu padaku Hapuslah kesedihanmu ibu, tenanglah tenanglah ibu Tenanglah tenanglah ibu

Makna dari lagu ini ialah sebuah ungkapan terimakasih dan rasa syukur seorang anak karena memiliki ibu yang sangat baik dan sayang kepadanya.

Walaupun banyak kesalahan yang telah si anak perbuat dan banyak kesedihan yang diberikan kepada si ibu, namun kasih sayang seorang ibu tidak pernah berubah. Si ibu yang semakin tua dan badannya yang semakin membungkuk tidak pernah merasakan lelah untuk memberikan yang terbaik kepada anaknya. Walau sudah lelah, ia tidak akan berhenti berjuang untuk membuat hidup anaknya jauh lebih baik. Kesepian yang kadang kala melanda hidupnya, ia tepis dengan mencoba menghibur diri sendiri yaitu dengan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar kebahagiaan meliputi kehidupan keluarganya.

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Masyarakat Batak terkenal dengan falsafah “anakhon hi do hamoraon di au”, artinya anakku adalah harta yang sangat berharga bagiku, tidak dapat dinilai melebihi apapun. Ini juga merupakan motivasi orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga mendapat gelar yang tinggi agar kehidupan anak jauh lebih baik daripada orangtuanya. Falsafah ini digunakan dalam lirik lagu Dainang, dimana falsafah ini dapat memberi makna yang mendalam pada lirik lagu tersebut, yakni bahwa si ibu berjuang agar kehidupan anaknya jauh lebih baik walaupun anaknya belum memberikan apa yang diinginkannya. Namun si anak tetap memberikan kekuatan pada si ibu agar tetap berusaha dan berdoa supaya kehidupan si anak jauh lebih baik dan si anak dapat memberikan kebahagiaan kepada ibunya.

4.4 Isi Teks dan Makna Lagu Tortor Ni Halak Batak

Masihol, masihol do rohakku tahe Mamereng horja ni Bataki Masihol, masihol do rohakku tahe Mamereng tortor ni Bataki Rindu, rindu hatiku Melihat adat Batak itu Rindu, rindu hatiku Melihat tarian Batak itu

Tung na tabo ma tahe pakkuling ni ogung i Tung na tabo ma tahe soara ni sarune i Marhuratak nang taganing nai tahe Tung na tabo ma soara ni i Betapa indahnnya suara ogung itu Betapa indahnya suara sarune itu Marhuratak taganing itu Betapa indah suara itu

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tung so tarlupahon ahu saleleng mangolu ahu Ima gondang ni hita Batak i Tarbarita do tahe tu luat sileban i Ima tortor ni halak Batak i Tak akan pernah kulupakan selama hidupku Itulah musik orang Batak itu Tersiar ke seluruh penjuru Tarian Batak itu

Masihol, masihol do rohakku tahe Mamereng horja ni Bataki Masihol, masihol do rohakku tahe Mamereng tortor ni Bataki Rindu, rindu hatiku Melihat adat Batak itu Rindu, rindu hatiku Melihat tarian Batak itu

Tung na tabo ma tahe pakkuling ni ogung i Tung na tabo ma tahe soara ni sarune i Marhuratak nang taganing nai tahe Tung na tabo ma soara ni i Betapa indahnnya suara ogung itu Betapa indahnya suara sarune itu Marhuratak taganing itu Betapa indah suara itu

Tung so tarlupahon ahu saleleng mangolu ahu Ima gondang ni hita Batak i Tarbarita do tahe tu luat sileban i Ima tortor ni halak Batak i Tak akan pernah kulupakan selama hidupku Itulah musik orang Batak itu Tersiar ke seluruh penjuru Tarian Batak itu

Tung na tabo ma tahe pakkuling ni ogung i Tung na tabo ma tahe soara ni sarune i Margurakan nang taganing nai tahe Tung na tabo ma soara ni i

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Betapa indahnnya suara ogung itu Betapa indahnya suara sarune itu Marhuratak taganing itu Betapa indah suara itu

Tung so tarlupahon ahu saleleng mangolu ahu Ima gondang ni hita Batak i Tarbarita do tahe tu luat sileban i Ima tortor ni halak Batak i Tak akan pernah kulupakan selama hidupku Itulah musik orang Batak itu Tersiar ke seluruh penjuru Tarian Batak itu

Tung so tarlupahon ahu saleleng mangolu ahu Ima gondang ni hita Batak i Tarbarita do tahe tu luat sileban i Ima tortor ni halak Batak i U…wo… Tak akan pernah kulupakan selama hidupku Itulah musik orang Batak itu Tersiar ke seluruh penjuru Tarian Batak itu

Dalam lirik lagu terdapat kata marhuratak, merupakan istilah dari bunyi pinggiran kayu taganing yang dimainkan dengan indah.

Makna lagu ini merupakan ungkapan kerinduan seseorang akan budaya dan kesenian Batak, mengungkapan kebahagiaan kala mendengar gondang dan tortor Batak. Dan sampai akhir hidupnya, tidak akan pernah melupakan budaya dan kesenian Batak.

Gondang Batak merupakan salah satu karya seni musik Batak. Gondang dapat diartikan sebagai seperangkat alat musik, ansambel musik, sekaligus komposisi lagu. Pada umumnya, gondang Batak dimainkan untuk mengiringi

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tortor. Tortor merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Batak gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik gondang.

Biasanya lagu ini dijadikan sebagai lagu hiburan pada beberapa acara bagi masyarakat Batak, seperti acara memasuki rumah, pesta pertemuan keluarga, dan lain sebagainya. Lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh Eddy Silitonga dan di aransemen ulang oleh Awenz menjadi sebuah musik Batak berpadu dengan musik hiphop dan dikemas dalam single Siantar Rap Foundation.

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hiphop identik dengan budaya Amerika. Namun karena kulturnya yang sangat mengena pada anak muda, maka penyebarannya sangat cepat hingga ke seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia khususnya di kota Pematangsiantar.

Hiphop dan rap berkembang pesat dan menjadi salah satu musik yang digemari oleh kalangan remaja.

Siantar Rap Foundation merupakan salah satu grup yang beraliran hiphop/rap yang berasal dari kota Pematangsiantar dan merupakan pelopor pertama grup Batak rap. Musik yang dibawakan memadukan musik tradisional

Batak Toba dan unsur hiphop/rap. Lirik yang digunakan juga memadukan bahasa daerah.

Hiphop yang disajikan oleh Siantar Rap Foundation, hanya memberikan warna pada lagu, bukan sebagai identitas hiphop yang kuat. Lebih mengutamakan sajian dalam gaya musik populer Batak, dan mengadopsi juga unsur-unsur musik tradisi Batak.

Pada lagu Dainang, penulis memperoleh nada dasar E dengan menggunakan tangga nada heptatonic dan tempo 68 (adagio) serta memiliki jumlah nada sebanyak 10 nada yang diantaranya terdapat dua nada rendah dan delapan nada oktaf, bila disusun dari nada paling rendah ke nada yang paling tinggi: B1 – C#1 – E – F# – G# – A – A# – B – C# – D# . Dan pada lagu Tortor Ni

Halak Batak, penulis memperoleh nada dasar E dimana lagu ini menggunakan

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tangga nada heptatonic dengan tempo 110 (allegretto) dan memiliki jumlah nada sebanyak delapan, diantaranya terdapat tiga nada rendah dan lima nada oktaf, bila disusun dari nada paling rendah ke nada paling tinggi: G1 – A1 – B1 – C – D – E –

F – G .

5.2 Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam proses penyusunan tulisan mengenai lagu-lagu yang dibawakan oleh Siantar Rap Foundation. Salah satunya adalah kurangnya sumber-sumber referensi mengenai lagu yang dikaji. Penulis berharap dilain waktu, peneliti-peneliti berikutnya dapat menyempurnakan tulisan ini. Bagi para peneliti berikutnya, penulis menyarankan beberapa hal untuk dipersiapkan dalam penyusunan tulisan. Pertama, harus memiliki pengetahuan umum tentang musik tradisi Batak Toba dan hiphop beserta unsur-unsur yang ada dalam hiphop. Sehingga pada saat menerapkan teknik-teknik penelitian lapangan kita dapat mengetahui dan menyusun konsep pengerjaan selanjutnya secara bertahap juga sistematis. Selanjutnya, sebagai masyarakat yang memiliki identitas kebudayaan, sebaiknya kita melestarikan setiap unsur kebudayaan khususnya musik tradisi. Walaupun memberi warna baru pada musik tersebut, namun jangan pernah untuk menghilangkan makna dan tujuan dari musik tersebut. Khususnya kaum generasi bangsa, mari melestarikan kebudayaan yang sudah melekat pada diri sejak lahir.

Demikianlah penulis menyelesaikan tulisan ini dengan harapan semoga tulisan ini memberikan kontribusi yang positif dalam dunia pendidikan, secara

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA khusus untuk kemajuan etnomusikologi, serta kontribusi yang baik bagi hiphop dalam meraih eksistensi di kalangan masyarakat. Terimakasih.

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

nang hu na bur- ju nau-li la-gu

104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komunitas Siantar Hiphop Soul

Dokumentasi Siantar Rap Foundation

Bintang tamu dalam perayaan HUT Tapanuli di Tarutung

108

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bersama Viky Sianipar

Tampil dalam pertunjukan seni Indonesia Kaya bersama seniman lainnya

109

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tampil dalam pertunjukan seni Indonesia Kaya bersama Alsant Nababan

Siantar Rap Foundation, Awenz, Eko Tambunan, Pak Guru, dan Dhea Vacarey

110

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penulis bersama Siantar Rap Foundation, Awenz, dan Eko Tambunan

111

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Adhe. 2005. Hiphop: Perlawanan dari Gettho by Afrika Bambaataa & His Brothas. Yogyakarta: Alinea.

Agsety, Hya Shinta Pristiu. 2012. Analisis Struktur dan Teknik Permainan Piano “Concerto Pour La Main Gauche En Re Majeur” Karya Maurice Ravel. Skripsi Sarjana Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Banoe, Pono.2003. Kamus Musik. Penerbit Kanisius.

Departemen Pendidikan Nasional.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Indonesia, Nasional Geografi.2007. Kelelawar Panama Jawara Bersayap, Planet Hiphop.Jakarta : PT. Gramedia Percetakan.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Malm. William P. 1977. Music Culture of the Pasific, the Near East, and Asia (terjemahan). Medan. Departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (terjemahan Takari).

Manalu, Kartini R.M. 2014. Analisis Komposisi dan Teknik Bernyanyi Seriosa Indonesia. Skripsi Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Mardalis. 2006. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara.

Merriam. Alan P. The Atropology Of Music. Nortwestern: Univercity Press.

Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method of Ethnomusicology. New York: The Free Press.

Pasaribu. Ben.M. 1986. Taganing Batak Toba: Suatau Kajian Konteks Sabangunan. Skripsi Sarjana Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

112

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Waruwu, Evendi Januar Salomowa. 2013. Rap: Eksistensi dari sebuah Perjuangan Lewat Lirik dalam Hip Hop: Kajian Struktur Tekstual. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/hip-hop-indo/ https://www.hipwee.com/opini/tentang-musik-rap-dan-hip-hop-sebuah-aliran- musik-dan-budaya-yang-terasingkan/ https://www.musikpopuler.com/2017/10/sejarah-hip-hop.html https://id.wikipedia.org/wiki/Rap https://id.wikipedia.org/wiki/Disjoki https://id.wikipedia.org/wiki/Drumset_elektrik https://id.wikipedia.org/wiki/Grafiti https://en.wikipedia.org/wiki/Indonesian_hip_hop https://id.wikipedia.org/wiki/Siantar_Rap_Foundation http://batakgaul.com/batak-kali/siantar-rap-foundation-rap-nya-anak-muda-batak- 937-1.html http://saharasinarr9a.blogspot.com/2016/03/siantar-rap-foundation.html http://www.infodanpengertian.com/pengertian-akulturasi-menurut-para-ahli https://en.wikipedia.org/wiki/Hip-hop_in_academia https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/viewFile/1608/914

113

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Arwin Manurung (Awenz) Umur : 29 Tahun Pekerjaan : Musisi hiphop, rapper, arranger, produser Alamat : Jl. Cornel Simanjuntak, Pematangsiantar

2. Nama : Alfred Klinton Manurung (Alfred Phobia) Umur : 23 Tahun Pekerjaan : Musisi hiphop, rapper Alamat : Jl. Cornel Simanjuntak, Pematangsiantar

3. Nama : Petrus Simarmata (P.N.Si) Umur : 18 Tahun Pekerjaan : Mahasiswa, musisi hiphop, rapper Alamat : Jl. Kasiavera 1, Perumnas Batu 6, Pematangsiantar

4. Nama : Alfred Reynaldo Sitanggang (Alfred Rey) Umur : 22 Tahun Pekerjaan : Musisi hiphop, rapper Alamat : Jl. Cornel Simanjuntak, Pematangsiantar

5. Nama : Sandy Sinaga Umur : 22 Tahun Pekerjaan : Mahasiswa, soundman Alamat : Jl. Setia Negara, Pematangsiantar

6. Nama : Marsius Sitohang Umur : 65 Tahun Pekerjaan : Dosen Etnomusikologi, seniman musik tradisi Alamat : Jl. Martoba, Medan

114

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA