AAKKUULLTTUURRAASSII (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan)

Akulturasi merupakan Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober). Jurnal ini menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang sosial ekonomi perikanan dan kelautan. Selain itu jurnal AKULTURASI menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang agrobisnis kompleks (pertanian, peternakan dan kehutanan) terutama kajian aspek sosial ekonomi kemasyarakatan.

Susunan Dewan Redaksi Jurnal AKULTURASI, Berdasarkan SK. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Pelindung : Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado

Ketua: Prof. Dr. Ir. Eddy Mantjoro, M.Sc

Wakil Ketua: Dr. Jardie A. Andaki, S.Pi., M.Si

Penyunting Pelaksana : Ir. Lexy K. Rarung, M.Si Ir. Steelma V. Rantung, M.Si Ir. Djuwita R.R. Aling, M.Si

Pelaksana Tata Usaha : Roy Tumoka Alamat : Jurnal AKULTURASI Program Studi Agrobisnis Perikanan FPIK UNSRAT Manado. Jln. Kampus Bahu. Manado. 95115. Telp: 081220942319 / 0431-868027 Fax: 0431-868027 e-mail : [email protected] Available online : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______PENGANTAR REDAKSI

Akulturasi merupakan Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober). Jurnal ini menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang sosial ekonomi perikanan dan kelautan. Selain itu jurnal AKULTURASI menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang agrobisnis kompleks (pertanian, peternakan dan kehutanan) terutama kajian aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Pada terbitan ini diawali dengan tulisan tentang analisis pendapatan dan system bagi hasil nelayan jaring insang di Malos 3, dampak pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, potensi ekowisata bahari di daerah perlindungan laut di Desa Bahoi, strategi nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, analisis finansial usaha pengolahan ikan cakalang asap, system pemasaran ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado, dan manajemen usaha restoran ikan. Terbitan ini ditutup dengan kajian tentang analisis financial usaha pembenihan ikan lele Sangkuriang Semoga terbitan ini dapat memberikan motivasi kepada penulis yang mau berkontribusi untuk pengembangan ilmu di bidang agrobisnis perikanan dan bidang agrobisnis kompleks lainnya (pertanian, peternakan dan kehutanan) untuk kajian aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Walaupun terbitan ini telah melewati proses editorial, editing sampai proses cetak, namun jika masih ditemui kekurangan maka pihak redaksi akan menerima semua kritik dan saran untuk perbaikan, terbitan-terbitan selanjutnya akan lebih baik.

Manado, April 2016 Salam Hormat,

Redaksi Akulturasi

______i Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______DAFTAR ISI

Halaman PENGANTAR REDAKSI ...... i DAFTAR ISI...... ii ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM BAGI HASIL NELAYAN JARING INSANG (GILL NET) MALOS 3 DI KELURAHAN MALALAYANG SATU TIMUR KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO...... 319 Rolandow l. Dauhan1; Jardie A. Andaki2; Vonne Lumenta2 DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO...... 327 Valentino Nelson Lumi1; Victoria E.N. Manoppo2; Martha P. Wasak2 NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA ...... 333 Dieri Tarau1; Jardie A. Andaki2; Steelma V. Rantung2 POTENSI EKOWISATA BAHARI DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA ...... 345 Cindy S. Walandouw1; Jardie A. Andaki2; Olvie V. Kotambunan2 STRATEGI NELAYAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA)...... 359 Novita A. Wulandari1; Nurdin Jusuf2; Otniel Pontoh2 ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN CAKALANG ASAP DI KELURAHAN SINDULANG SATU...... 369 Mega S. Apena1; Siti Suhaeni2; Vonne Lumenta2 SISTEM PEMASARAN IKAN CAKALANG FUFU DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO...... 385 Yulanda O. Bawinto1; Siti Suhaeni2; Max H. Wagiu2

______ii Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______MANAJEMEN USAHA RESTORAN IKAN...... 395 ( Studi Kasus River Side Resto And Cafe Kelurahan Manembo-Nembo Kecamatan Matuari) KOTA BITUNG ...... 395 Chiquita N.Y. Mandak1 ; Steelma V. Rantung2 ; Srie J. Sondakh2 ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA...... 405 Maria Binei1, Victoria Manoppo2, Djuwita Aling2

______iii Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM BAGI HASIL NELAYAN JARING INSANG (GILL NET) MALOS 3 DI KELURAHAN MALALAYANG SATU TIMUR KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Rolandow l. Dauhan1; Jardie A. Andaki2; Vonne Lumenta2

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected] Abstract This study aims to: 1) analyze the income of fishermen gill nets in the group fishing Malos 3 in the Village Malalayang The Eastern District of Malalayang Manado and 2) determine the sharing system fisherman gill nets in the group fishing Malos 3 in the Village Malalayang The Eastern District of Malalayang City Manado. Basic research is a case study, the research form by studying a specific case of the object is limited (Widi, 2010). The data were then processed and analyzed descriptively. According Sugiyono (2008), descriptive analysis method is the method used to analyze data in ways that describe or depict the data that has been colected as it is without intending to apply to general conclusions or generalizations. Descriptive analysis is intended to provide or penafsiaran discussion of the data for the conclusion. Descriptive data analysis gives an overview description of the sentences associated with the existing theory, through simple calculations like; the sum, average, and percentage. The results of this study can be concluded: 1) The fishermen groups Malos 3 is a group of fishermen who have caught fish activity with various types of fishing gear, nets and fishing rods; 2) Activity Malos 3 fishermen's group, not just involve his fellow group members only, this is seen in the marketing activities of the catch is sold to the market's shoulders; 3) Revenue fishing groups based on the prevailing prices by applying the calculation of prices prevailing on the number of fish and fish bucket based on the unit; and 4) the sharing system adopts a group of fishermen equally common sense. Members of the group conducting fishing activities will inherit the same on the fish and the same amount of rupiah for fish sales results. Keywords: Malos 3, fisherman, revenue, sharing system

Abstrak Penelitian ini bertujuan : 1) menganalisis pendapatan nelayan jaring insang dalam kelompok penangkap ikan Malos 3 di Kelurahan Malalayang Satu Timur Kecamatan Malalayang Kota Manado dan 2) mengetahui sistem bagi hasil nelayan jaring insang dalam kelompok penangkap ikan Malos 3 di Kel. Malalayang Satu Timur Kec. Malalayang Kota Manado. Dasar penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari suatu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Widi, 2010). Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2008), metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan : 1) Kelompok nelayan Malos 3 merupakan kelompok nelayan memiliki aktivitas menangkap ikan dengan bebagai jenis alat tangkap, jaring dan pancing; 2) Aktivitas kelompok nelayan malos 3, tidak hanya melibatkan sesama anggota kelompok saja, hal ini terlihat dalam aktivitas pemasaran hasil tangkapan dijual ke pasar Bahu; 3) Pendapatan kelompok nelayan didasarkan pada harga yang berlaku dengan menerapkan perhitungan harga berlaku terhadap jumlah ekor ikan maupun berdasarkan satuan ember ikan; dan 4) sistem bagi hasil kelompok nelayan menganut sistem sama rata sama rasa. Anggota kelompok yang melakukan aktivitas melaut akan mendapat bagian yang sama atas ikan hasil tangkapan maupun jumlah rupiah yang sama untuk ikan hasil penjualan. Kata kunci : Malos 3, nelayan, pendpaatan, system bagi hasil

PENDAHULUAN dan jaring insang permukaan. Usaha Jaring insang merupakan salah penangkapan ikan dengan satu jenis alat tangkap yang banyak menggunakan jaring insang sudah digunakan oleh para nelayan, mulai dari bukan merupakan teknologi yang baru jaring insang lingkar, jaring insang dasar, bagi para nelayan, hal ini disebabkan

______319 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______karena bahannya lebih mudah diperoleh, kapal tersebut dibagi berdasarkan porsi secara teknis mudah dioperasikan, keterlibatannya secara khusus sebagai secara ekonomis bisa dijangkau oleh awak. Semakin banyak jumlah awak, nelayan, dan lebih selektif terhadap semakin kecil yang diperoleh awak ukuran ikan yang tertangkap. (Mulyadi, 2005) Namun pengadaan alat tangkap Berdasarkan kondisi umum ini ternyata masih mempunyai kendala yang terjadi pada nelayan, khususnya dalam pembuatannya, disebabkan buruh nelayan jaring insang, maka perlu besarnya modal produksi. Kondisi ini dilakukan penelitian mengenai analisis terkait kemiskinan nelayan, terutama pendapatan dan sistem bagi hasil. nelayan perorangan maupun buruh Penelitian ini diharapkan dapat nelayan. memberikan gambaran tentang Beberapa hasil penelitian pendapatan dan sistem bagi hasil menunjukkan bahwa distribusi nelayan jaring insang yang bekerja pendapatan dari pola bagi hasil dalam satu kelompok penangkap ikan tangkapan sangatlah timpang diterima Malos 3 di Kelurahan Malalayang Satu antara pemilik dan awak kapal. Secara Timur Kecamatan Malalayang Kota umum hasil bagi bersih yang diterima Manado. awak kapal dan pemilik kapal adalah setengah-setengah. Akan tetapi, bagian Tujuan Penelitian yang diterima awak kapal harus dibagi Tujuan penelitian ini, yaitu : lagi dengan sejumlah awak yang terlibat 1. Menganalisis pendapatan nelayan dalam aktivitas kegiatan kapal. jaring insang dalam kelompok Semakin banyak jumlah awak penangkap ikan Malos 3 di Kelurahan kapal, semakin kecil bagian yang Malalayang Satu Timur Kecamatan diperoleh setiap awaknya. Selain itu Malalayang Kota Manado pola umum bagi hasil di beberapa 2. Mengetahui sistem bagi hasil nelayan daerah menunjukkan pemilik selain jaring insang dalam kelompok mendapat setengah dari hasil penangkap ikan Malos 3 di Kelurahan tangkapan juga memperoleh 15% dari Malalayang Satu Timur Kecamatan jumlah kotor hasiltangkapan sebagai Malalayang Kota Manado cadangan jika ada kerusakan perahu METODOLOGI PENELITIAN ataupun jaring. Dengan demikian Penelitian ini bersifat deskriptif pemilik kapal (juragan darat) rata-rata yaitu penelitian yang menggambarkan menerima sekitar 65% dari keseluruhan semua data atau keadaan yang hasil tangkapan. Sebaliknya rata-rata subyek/obyek penelitian (seseorang, awak kapal akan mendapatakan hasil lembaga, masyarakat dan lain-lain) jauh lebih rendah dibandingkan yang kemudian dianalisis dan dibandingkan diperoleh pemilik. Bagian untuk awak berdasarkan kenyataan yang sedang ______320 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______berlangsung pada saat ini dan terhadap data-data untuk memperoleh selanjutnya mencoba untuk melakukan kesimpulan. pemecahan masalahnya (Widi, 2010). Analisa data deskriptif Dasar penelitian yang digunakan memberikan gambaran keterangan adalah studi kasus, yaitu bentuk dengan kalimat-kalimat yang penelitian yang dilakukan dengan cara dihubungkan dengan teori yang ada, mempelajari suatu kasus tertentu pada melalui perhitungan sederhana seperti; obyek yang terbatas. Dalam hal ini, studi penjumlahan, rata-rata dan presentase. kasus tentang analisis efisiensi ekonomis soma landra rakit, pada HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok Nelayan Malos Tiga yang Kelompok Nelayan di Kota Manado bertempat di Kelurahan Malalayang Satu Menurut laporan Dinas Kelautan Timur, Kecamatan Malalayang, Kota dan Perikanan Kota Manado (2013) Manado. deskriptif merupakan metode bahwa Kelompok Usaha Bersama yang digunakan untuk menganalisis data Nelayan/Perikanan Tangkap yang telah dengan cara mendeskripsikan atau dikukuhkan sampai tahun 2012 adalah menggambarkan data yang telah sebanyak 70 kelompok, dan yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa pernah menerima bantuan sebanyak 35 bermaksud membuat kesimpulan yang kelompok. Jumlah kelompok pada tiap berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif dimaksud untuk kelurahan disajikan dalam Tabel 1. memberikan bahasan atau penafsiaran

Tabel 1. Jumlah Kelompok Usaha Bersama Nelayan/Perikanan Tangkap di Kota Manado No. Kecamatan Kelurahan Jumlah Kelompok Malalayang Satu 4 1. Malalayang Malalayang Satu Timur 7 Malalayang Dua 1 Bahu 1 Sario Tumpaan 4 2. Sario Titiwungan Selatan 2 Titiwungan Utara 1 3. Wenang Wenang Selatan 4 Sindulang Satu 2 Sindulang Dua 1 4. Tuminting Bitung Karangria 6 Tumumpa Dua 4 Maasing 2 Molas 1 Tongkaina 1 Manado Tua Satu 8 5. Bunaken Manado Tua Dua 9 Siladen 3 Bunaken 6 Alungbanua 3 Jumlah 70 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Manado (2011)

______321 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Kelompok Nelayan Malos Tiga melaut satu kelompok terdiri 2 – 3 orang Kelompok Nelayan Malos Tiga di menuju tempat penangkapan di sekitar Kelurahan Malalayang Satu Timur wilayah pantai. Kecamatan Malalayang Kota Manado Setelah prosespersiapan, dikukuhkan pada tanggal 11 Mei 2011, penangkapan ikan dan kembali ke dengan jumlah anggota saat itu adalah daratan, hasil tangkapan berupa ikan 10 orang dan sekarang telah bertambah dikumpulkan untuk dijual. Penjualan ikan menjadi 15 orang. Kata Malos itu sendiri dilakukan di pinggiran pantai menurut berupa singkatan dari Malalayang harga yang berlaku. Konsumen atau Lorong Orang Sanger; karena sebagian pembeli biasanya datang langsung ke besar masyarakat di wilayah tersebut Kelompok nelayan untuk melakukan adalah keturunan suku Sangihe. transaksi pembelian. Pengukuran yang Pendirian kelompok ini ditetapkan untuk penggambaran harga didasarkan atas kesadaran akan dilakukan berdasarkan jumlah ekor ikan pentingnya kelompok nelayan dalam dan atau pengukuran menggunakan menanggulangi secara bersama-sama ember. resiko usaha penangkapan. Resiko Penggunaan pengukuran dimaksud, yaitu pembiayaan bersama menurut jumlah ekor ikan dan atas barang modal, perawatan barang pengukuran menggunakan ember, modal dan pertanggung jawaban dilakukan menurut jumlah ikan hasil penyalura batuan dari pemerintah terkait. tangkapan. Jika ikan sedikit maka Adanya kelompok akan pengukuran menggunakan jumlah ekor mempermudah pemerintah terkait untuk ikan yang dipakai, dan jika musim ikan melakukan monitoring dan evaluasi baik maka pengukuran yang digunakan program batuan yang diberikan kepada ialah jumlah ember ikan yang dapat kelompok nelayan. Kelompok Nelayan ditampung. Malos Tiga telah mendapatkan hibah Penangkapan menggunakan berupa satu set jaring insang permukaan jaring insang permukaan pada Kelompok yang digunakan secara bergiliran oleh Nelayan Malos Tiga, menghasilkan ikan- anggota kelompok. ikan pelagis kecil dan sedang. Hasil pengamatan di lokasi penelitian, Pendapatan Nelayan Kelompok diidentifikasi jenis-jenis ikan pelagis yang Penangkap Ikan Malos 3 sering tertangkap menggunakan jaring Kelompok nelayan Malos Tiga insang permukaan pada Kelompok merupakan kelompok nelayan Nelayan Malos Tiga, yaitu : selar, penangkap ikan yang memiliki 15 layang, tongkol, dan lahoma. anggota dan memiliki 15 perahu, jaring Pendapatan Kelompok Nelayan 10 buah, serta memiliki alat tangkap Malos Tiga ditentukan berdasarkan hasil lainnya seperti pancing. Dalam kegiatan penjualan ikan hasil tangkapan, yaitu :

______322 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Tabel 2. Harga Ikan Hasil Tangkapan Kelompok penelitian rata-rata penangkapan jika Nelayan Malos Tiga Berdasarkan Jenis Ikan Ukuran Sedang. saat sulit ikan hasil tangkapan berkisar 30 – 50 ekor, dan jika musim baik hasil No. Jenis Ikan Rata-rata Harga per Ekor per Ember tangkapan berkisar 3 – 5 ember ikan. 1. Selar 2.000 250.000 2. Layang 1.500 200.000 Dengan demikian pendapatan Kelompok 3. Tongkol 2.000 200.000 Nelayan Malos Tiga (Tabel 3). 4. Lahoma 2.500 250.000 Sumber : Data Primer (2015) Berdasarkan tabel ini pendapatan Berdasarkan tabel ini, Kelompok Nelayan Malos Tiga jika jika diasumsikan jumlah trip 10 penjualan menggunakan satuan ekor kali dalam satu bulan, dengan 10 bulan ikan berkisar Rp. 5.000.000 sampai Rp. operasi penangkapan ikan, maka 7.500.000 per tahun. Sedangkan terdapat 100 kali operasi penangkapan menggunakan penjualan menggunakan ikan. Hasil pengamatan di lokasi satuan ember berkisar Rp. 50.000.000 sampai Rp. 75.000.000 per tahun.

Tabel 3. Pendapatan Kelompok Nelayan Malos Tiga Berdasarkan Jenis Ikan Ukuran Sedang.

No. Jenis Ikan Rata-rata Harga Pendapatan per Trip Pendapatan per Tahun per Ekor per Ember per 50 Ekor per 5 Ember per 50 Ekor/thn per 5 Ember/thn 1. Selar 1.500 150.000 75.000 750.000 7.500.000 75.000.000 2. Layang 1.000 150.000 50.000 750.000 5.000.000 75.000.000 3. Tongkol 1.250 100.000 62.500 500.000 6.250.000 50.000.000 4. Lahoma 2.000 150.000 100.000 750.000 10.000.000 75.000.000 Sumber : Data Primer (2015) hasil olahan Sistem Bagi Hasil kebutuhan rumah tangga anggota Penangkapan ikan yang kelompok yang melakukan aktivitas dilakukan Kelompok Nelayan Malos Tiga melaut. Ikan hasil tangkapan yang dilakukan bagi hasil sebelum dijual dan kurang jika dijual kemungkinan hasil atau sesudah penjualan. Kedua sistem yang didapatkan tidak dapat dijadikan bagi hasil ini dilakukan berdasarkan modal untuk pembelian bahan kesepakatan angota kelompok yang kebutuhan rumah tangga, bahkan melakukan aktivitas melaut. Pilihan membeli ikan untuk lauklauk. Kondisi membagi hasil sebelum penjualan inilah yang menyebabkan pilihan dilakukan jika hasil tangkapan kurang. membagi ikan sebelum penjualan Sedangkan setelah penjualan jika hasil dilakukan untuk memberikan pilihan tangkapan ikan banyak. kepada anggota kelompok, apakah hasil Sistem bagi hasil sebelum pembagian ikan akan dijual atau penjualan biasanya hanya untuk ikan hasilnya digunakan untuk konsumsi. konsumsi sendiri. Kurangnya hasil Sistem bagi hasil dilakukan tangkapan membuat jumlah ikan tidak setelah penjualan dilakukan pada hasil layak dijual, lebih baik ikan hasil tangkapan banyak. Jumlah hasil tangkapan dijadikan lauk-lauk untuk tangkapan banyak atau melimpah

______323 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______menjadi sasaran konsumen untuk KESIMPULAN DAN SARAN membeli. Pedagang pengumpul, Kesimpulan konsumen rumah tangga merupakan 1. Kelompok nelayan Malos 3 pembeli potensial untuk hasil tangkapan merupakan kelompok nelayan yang melimpah dari anggota kelompok memiliki aktivitas menangkap ikan nelayan Malos Tiga. Sistem penjualan dengan bebagai jenis alat tangkap, mengikuti pengukuran jumlah ekor ikan jaring dan pancing. dan atau pengukuran menggunakan 2. Aktivitas kelompok nelayan malos 3, satuan ember. Hasil penjualan ikan tidak hanya melibatkan sesama kemudian dibagi sama rata terhadap anggota kelompok saja, hal ini anggota kelompok yang melakukan terlihat dalam aktivitas pemasaran aktivitas melaut. hasil tangkapan dijual ke pasar Pembagian hasil penjualan 50 : Bahu. 50 telah menjadi kesepakatan bersama. 3. Pendapatan kelompok Anggota kelompok yang turun melaut nelayan didasarkan pada harga akan mendapat bagian yang sama yang berlaku dengan menerapkan banyak atau sama jumlah rupiah yang perhitungan harga yang berlaku diterima. Sistem ini juga berlaku pada terhadap jumlah ekor ikan maupun pembagian sebelum penjualan untuk berdasarkan satuan ember ikan ikan maupun pembagian setelah 4. Sistem bagi hasil kelompok nelayan penjualan untuk jumlah rupiah tertentu. menganut sistem sama rata sama Fenomena bagi hasil sama rata sama rasa. Anggota kelompok yang rasa menghilangkan hirarki struktur melakukan aktivitas melaut akan organisasi. Baik ketua maupun anggota mendapat bagian yang sama atas memiliki hak yang sama dalam bagi hasil ikan hasil tangkapan maupun penangkapan. Kondisi ini menjadi jumlah rupiah yang sama untuk ikan sebuah kenyataan terkait jaring insang hasil penjualan. permukaan yang digunakan untuk Saran operasi penangkapan ini merupakan 1. Perlu adanya iuran atau hibah dari pemerintah terkait. Hibah persentase potongan hasil dalam bentuk jaring insang permukaan penjualan untuk pemeliharaan untuk operasi penangkapan dipandang barang modal berupa jaring, anggota kelompok sebagai barang perahu dan peralatan lainnya modal bersama dan menjadi milik 2. Perlu adanya penambahan bersama. Sehingga hasil penangkapan barang modal guna menggunakan jaring insang permukaan meningkatkan pendapatan dan hasil hibah pemerintah harus dibagi kesempatan meraih keuntungan sama rata sama rasa. pada anggota kelompok nelayan.

______324 Vol. 4 No. 1 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______DAFTAR PUSTAKA Rachman, A. 1982. Rencana Pemerintah dalam Dahuri, R. (2000) Pendayagunaan Sumberdaya Pengembangan Perikanan Laut di Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat. dalam Hubungannya dengan Jakarta: Penerbit Lembaga Informasi dan Implementasi Wawasan Nusantara. Studi Pembangunan Indonesia. Dinas Jakarta. Kelautan, Perikanan. Raharjo Y., 1996. Community Base Management di Hernanto, F. 1995. Ilmu Usaha Nelayan. Penebar Wilayah Pesisir Indonesia. Makalah Swadaya. Jakarta. pelatihan ICZPM. PKSPL-IPB dan Ditjen Bangda Depdagri. Tim Pemberdayaan Nikijuluw, V. P. H. 2001. Potensi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir P Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Satria, A. 2009. Ekologi Politis Nelayan Yogyakarta Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara LKIS. Terpadu. Makalah pada Pelatihan Suhardiyono, L., 1992. Penyuluhan Petunjuk Bagi Pengelolaan Pesisir Terpadu. Proyek Penyuluhan Pernelayanan. Erlangga. Pesisir, Pusat kajian sumberdaya pesisir Jakarta. dan laut, Institut Pertanian Bogor (IPB) 17 halaman. Purwanto, E.A.2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Public dan Masalah– masalah Sosial. Yogyakarta. Penerbit Gaya Media.

______325 Vol. 4 No. 1 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

______326 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO Valentino Nelson Lumi1; Victoria E.N. Manoppo2; Martha P. Wasak2

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email : [email protected]

Abstract Tourism development can also increase income and economic level masyarakat.Dampak this is expected to be felt either directly or indirectly by the people who lived in the village Bunaken Bunaken District of Islands, Manado. The problem in this research is how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Park. The purpose of this study was to analyze how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Bunaken.Serta learn / identify . After doing research and has been tested with the indicators used in the phasing BKKBN family in the village of Bunaken. The results of the study it can be concluded that the presence of Bunaken National Park Bunaken Village community working in the field of tourism greatly helped their economies to meet their daily needs. In fact there is no more people were said to be very poor, and there are already people who contributed in the form of materials or money. Keywords: the impact of tourism, public welfare, Bunaken

Abstrak Pengembangan pariwisata juga dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat.Dampak inilah yang diharapkan dapat dirasakan baik langsung ataupun secara tidak langsung oleh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan , Kota Manado. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana/ apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana/apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken.Serta mempelajari/mengidentifikasikan Setelah dilakukan penelitian dan telah diuji dengan indikator yang digunakan BKKBN dalam pentahapan keluarga .Hasil penelitian di kelurahan Bunaken dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Taman Nasional Bunaken masyarakat Kelurahan Bunaken yang berkecimpung di bidang pariwisata sangat terbantu perekonomian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan sudah tidak ada lagi masyarakat yang dikatakan sangat miskin, dan sudah ada masyarakat yang memberikan sumbangan baik dalam bentuk material ataupun uang. Kata Kunci: dampak pariwisata, kesejahteraan masyarakat, Bunaken,

PENDAHULUAN mempercepat proses pemerataan Pengembangan pariwisata juga pendapatan, meningkatkan nilai tambah dapat meningkatkan pendapatan dan produk hasil kebudayaan, memperluas tingkat ekonomi masyarakat. Adapun pasar produk dalam negeri dan pengembangan pariwisata di Indonesia memberikan dampak multiplier effect memiliki delapan keuntungan, yaitu dalam perekonomian sebagai akibat meningkatkan kesempatan berusaha, pengeluaran wisatawan, para investor meningkatkan kesempatan kerja, maupun perdagangan luar negeri meningkatkan penerimaan pajak, (Bappenas, 2008). meningkatkan pendapatan nasional,

______327 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Dampak-dampak inilah yang selama 6 bulan terrhitung mulai diharapkan dapat dirasakan baik prasurvei pada bulan oktober sampai langsung ataupun secara tidak langsung dengan Ujian Skripsi pada bulan Maret. oleh masyarakat yang tinggal di Teknik yang digunakan dalam penelitian Kelurahan Bunaken Kecamatan menggunakan purpose sampling: yaitu Bunaken, Kota Manado. Karena wilayah pengambilan sampel berdasarkan tujuan ini adalah pusat kegiatan dari Taman itu sendiri. Nasional Bunaken (TNB yang Dalam makalah ini tujuannya dijadikandestinasi/tujuan wisatawan dilihat dari dampak pariwisata terhadap asing maupun lokal. Sejauh mana masyarakat. dan faktor yang dampak keberadaan TNB terhadap mempengaruhi dampak pariwisata tingkat kesejahteraan masyarakat di tersebut. Dalam penelitian ini untuk kelurahan Bunaken, perlu diarahkan memperoleh jumlah sampel kegiatan berupa survey untuk dipergunakan teori Gay yang mendapatkan jawaban yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang representatif dan dapat dipertanggung dapat diterima yaitu untuk populasi yang jawabkan. Beranjak dari latar belakang, jumlahnya relatif kecil, minimal sampel dapatlah dirumuskan masalah sebagai yang diambil adalah sebesar 5 – 15% berikut : Bagaimana/apa dampak dari jumlah populasi (Umar, 2001). pariwisata terhadap tingkat Pengambilan data akan dilaksanakan kesejahteraan masyarakat di kelurahan sampling dari 7 lingkungan yang besar di Bunaken? Bunaken. Data yang akan dikumpulkan Adapun tujuan penelitian adalah meliputi data primer dan data sekunder. Menganalisis bagaimana/apa dampak Data primer diperoleh dari responden pariwisata terhadap tingkat dengan mengisi daftar pertanyaan, kesejahteraan masyarakat di kelurahan wawancara dan pengamatan di Bunaken. lapangan. Responden yaitu: 5 – 15% Penelitian yang dilakukan bersifat pelaku usaha dan profesi di bidang deskriptif yakni bertujuan untuk pariwisata, masyarakat umum, memberikan gambaran umum dan pemerintah. Sedangkan data sekunder konkrit tentang kontribusi/imbas akan dikumpulkan dengan cara pariwisata terhadap masyarakat mencatat laporan statistik yang ada pada Kelurahan Bunaken lembaga pemerintah setempat. Dasar penelitian yang digunakan Data-data yang akan terkumpul adalah survey. Penelitian ini nantinya dianalisis dengan dilaksanakan di Kelurahan Bunaken, menggunakan analisis deskriptif kualitatif Kecamatan Bunaken Kota Manado dan analisis deskriptif kuantitatif.

______328 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______PEMBAHASAN Pariwisata Bunaken dan peluang ekonomi bagi masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Pariwisata Bunaken dan Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat No. Pekerjaan Jumlah pekerja Persentase (%) 1. Karyawan resort 60 14,29 2. Pemilik penginapan / home stay 15 3,57 3. Usaha rental penyewaan Alat diving dan snorkeling 40 9,52 4. Penjual souvenir 40 9,52 5. Penjual makanan 20 4,76 6. Tukang ojek 30 7,14 7. Guide 25 5,95 8. Tukang kayu 60 14,29 9. Rental perahu motor / speed boat 130 30,95 Jumlah 420 100,00

1. Karyawan Resort 3. Rental/penyewaan alat menyelam Dengan adanya resort sebagai dan “snorkling” salah satu fasilitas pendukung untuk Pada masa-masa awal kenyamanan para wisatawan di Taman perkembangan aktivitas pariwisata di Nasional Bunaken. Masyarakat Bunaken, kebanyakan wisatawan yang Kelurahan Bunaken mendapatkan datang untuk menyelam tinggal di dampak positifnya yaitu dapat bekerja Manado. Mereka kemudian sebagai karyawan resort yang upahnya menggunakan perahu motor bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari- menyeberang ke Pulau Bunaken dan hari. setelah menyelam mereka kembali dan menginap di Manado lagi. 2. Pemilik Penginapan Semakin lama semakin banyak 4. Penjual kerajinan tangan dan baju wisatawan yang datang menyelam di untuk “souvenir” atau buah tangan pulau Bunaken dan berharap dapat Di samping itu masyarakat juga tinggal beberapa hari disana. Harapan telah berupaya mendirikan usaha mereka direspons oleh masyarakat pendukung kegiatan pariwisata lain. Bunaken dengan merubah tempat Usaha-usaha tersebut selain usaha tinggalnya menjadi homestay yang penginapan antara lain adalah usaha disewakan pada para turis baik harian penjualan kaos bernuasa etnik souvenir. ataupun secara mingguan.

______329 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______5. Penjual makanan dan warung kecil- Wisatawan yang ingin kecilan berkunjung ke Taman Nasional Bunaken Masyarakat di kelurahan tentu saja mebutuhkan alat transportasi bunaken ada juga yang mencari nafkah yaitu perahu/ kapal. dengan usaha warung yang terkait dengan kebutuhan wisatawan seperti Dampak Pariwisata cream anti matahari, shampoo, sandal Secara umum dapatlah dijelaskan jepit, kacamata hitam, dan topi. Ada juga bahwa dampak positif pariwisata warung yang menjual makanan dan terhadap kesejahteraan masyarkat di minuman seperti , nasi kelurahan Bunaken adalah sebagai kuning, mi cakalang, bubur Manado, berikut: midal, gorengan, dan aneka minuman 1. Menyumbang neraca pembayaran hangat dan minuman dingin. 2. Menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah non industry 6. Tukang Ojek 3. Menciptakan kesempatan kerja Ojek di kelurahan bunaken 4. Dampak pada pembangunan kebanyakan pengojeknya hanya ekonomi pada umumnya melalui mengambil waktu untuk mengisi dampak penggandaan (multiplier kekosongan waktu luang dari pekerjaan effect). yang sebenarnya mereka tekuni. Tapi Sedangkan dampak negatif yang ada juga yang menjadikannya sebagai terjadi terhadap sosial budaya meliputi pekerjaan sehari-hari. beberapa aspek, antara lain : 1. Cara hidup (way of life) 7 Guide 2. Aspek budaya Selain itu penduduk juga terlibat 3. Komunitas Berikut ini adalah Dampak dalam kegiatan pemandu wisata, jasa Pariwisata terhadap Tingkat transportasi laut, pelatih dan pemandu Kesejahteraan Masyarakat Bunaken. penyelam (divers). Biasanya guide yang Adapun indikator yang digunakan ada sudah bekerjasama dengan pemilik dalam menganalisa tingkat speedboat, resort, homestay, kesejahteraan, yaitu yang digunakan penyewaan alat diving dan snorkeling. oleh BKKBN dalam pentahapan keluarga sejahtera meliputi: 8. Tukang kayu A. Prasejahtera (sangat miskin Di Kelurahan Bunaken untuk B. Keluarga Sejahtera I (miskin) membuat rumah dari kayu, meja kayu, C. Keluarga sejahtera II lemari kayu, kursi kayu, perahu dan lain- D. Keluarga Sejahtera III lain yang terbuat dari kayu.

9. Rental Kapal /Speedboat

______330 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______KESIMPULAN adanya fasilitas bank demi lancarnya Hasil penelitian di Kelurahan transaksi usaha dan mereka bisa Bunaken dapat disimpulkan bahwa menyisihkan sebagian uang dari dengan adanya Taman Nasional usaha mereka. Bunaken masyarakat Kelurahan Bunaken yang berkecimpung di bidang DAFTAR PUSTAKA pariwisata sangat terbantu Afrianto, M Y. 2009. Tayangan Wisata Kuliner dan Kepuasan. Surakarta: Universitas Sebelas perekonomian mereka untuk memenuhi Maret. kebutuhan sehari-hari. Bahkan sudah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2008). Dampak Pariwisata TerhadapPerekonomian tidak ada lagi masyarakat yang Nasional. [Online].http://kppo.bappenas. dikatakan sangat miskin, dan sudah ada go.id/preview/282. masyarakat yang memberikan Brenen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penerbit Pustaka Pelajar. Jakarta. sumbangan baik dalam bentuk material Gamal, S, 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ataupun uang. Penerbit Andi. Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, Cet. XIII, 1994. SARAN Mantjoro, E. 1981. Metodologi Penelitian. Pengantar Kuliah Fakultas Perikanan Universitas Samratulangi. Selanjutnya dari apa yang telah Manado. dibahas dan disimpulkan dalam Yuginta D. 2009. Dampak Pengembangan Kawasan Tambak Udang Terhadap Sosial, Ekonomi, penelitian ini dapatlah kami sarankan Budaya dan Lingkungan Masyarakat Sekitar sebagai berikut: (Studi Kasus Kawasan Tambak Udang PIR PT. 1. Keberlanjutan perekonomian CP Bahari Lampung) Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata & Pembangunan masyarakat Kelurahan Bunaken yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar berkecimpung di bidang pariwisata Fandeli, C. & Mukhlison . 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas sangat diharapkan perhatian Gadjah Mada Yogyakarta pemerintah bersama masyarakat Departemen Komunikasi dan Informatika. 2005. Pengembangan Ekowisata Bahari. Swamedia setempat dalam menjaga kelestarian Informatika. http:/www.lin.go.id/news.asp? lingkungan kawasan Taman Nasional kode=290402MzYT0002. 27September2006. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Bunaken. Karena itu merupakan Lingkungan. 2002. Kriteria Standar Penilaian kekayaan sumber perekonomian bagi ODTW (Analisis Daerah Operasi). Perlindungan masyarakat yang ada di kawasan Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan. Taman Nasional Bunaken. Gunn, C.A. 1994. Tourism Planning: Basics, Concepts, 2. Perlu adanya perhatian pemerintah Cases. Third Edition. Taylor & Francis Publisher. dalam mengfasilitasi usaha mereka Inskeep, E. 1991. Tourism Planning : An Integrated and demi perbaikan status keberadaan Sustainable Development Approach Van Nosttrand Reinhold, New York, U.S.A. mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka sangat membutuhkan fasiulitas transportasi yang lebih memadai. Sarana prasarana yang lebih layak, dan perlu

______331 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

______332 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Dieri Tarau1; Jardie A. Andaki2; Steelma V. Rantung2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected]

Abstract Mangrove ecosystem is the main motivator of life in the coastal and marine area. Mangrove not only have ecological function as providers for aquatic biota but also the place for the spawning ground, nursery ground, and many kinds of aquatic biota, retaining abration, wind break, tsunami, absorben of waste etch. The social economic function of mangrove as the fuel producer, industrial basic material, pharmacology, furniture, cosmetic, food, textiles, glue taner, seed fish, shrimp, crustacean, bird eggs honey and also as the tourism object, conservation, education and research. The aim of this research are 1). To indentified the economic benefit of mangrove ecosystem and 2). To calculate the economic valuation of mangrove ecosystem of Bahoi Village North Minahasa Regency. The basic method in this research is the case study, the collected data through interview direct observation, literature review, and the guidance of cost analyze to build beach damn. The retrieval data used purposive sampling. The data are collected as primary and secondary data. Primary data obtained through interview, questioner and observation the activities of society related with utilization of mangrove ecosystem. The primary data are to 1).KPPD Bahoi Management, 2). Marine ecotourism group, 3). The Government of Bahoi Village. The result research shows the mangrove ecosystem consist of direct use value and indirect use value as retaining abration and break wave is Rp.60.127.034.000,- can hold out 20 years and the benefit of mangrove will lost for rehabilitation period is Rp. 137.837.551.000,- / 10 years and income society are lost Rp. 20.862.240.000,- for 10 years and option value of mangrove ecosystem with 28 hectares is Rp.55.322.400,- for 10 years. Total economic value of mangrove ecosystem at Bahoi Village is Rp. 404.920.912.688,-. Keywords: Ecosystem, Mangrove, Resources, Economic Valuation

Abstrak Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia bagi biota perairan yaitu sebagai tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah dan lain sebagainya, fungsi sosial dan ekonomis penting sebagai penghasil bahan bakar, bahan baku industri, obat – obatan, perabot rumah tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak kulit dan lainnya, penghasil bibit/benih ikan, udang, kerang kepiting, telur burung, madu, dan lainnya sebagai kawasan wisata, konservasi, pendidikan dan penelitian (Dahuri, dkk. 2001) Penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi manfaat ekonomi ekosistem hutan mangrove dan 2). Menghitung nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, metode pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini adalah dengan adalah wawancara, observasi langsung dan studi pustaka mengenai rehabilitasi dan sumberdaya hutan mangrove serta pedoman analisis biaya pembangunan Tanggul Pantai dari sumber – sumber yang terkait. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengisian daftar pertanyaan, dan observasi langsung ke lapangan untuk melihat langsung keadaan hutan mangrove, keadaan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan oleh masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove Wawancara untuk memperoleh data primer dilakukan pada :1). Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa (KPPD) Bahoi, 2). Kelompok Ekowisata Bahari, 3). Hukum Tua Desa Bahoi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, yaitu terdiri dari manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi dan gelombang sebesar Rp.60,127,034,000bisa bertahan lebih dari

______333 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______20 tahun. dan manfaat hutan mangrove yang akan hilang jika hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi ditebang adalah Rp.137.837.551.600,-/10 tahun untuk masa rehabilitasi, dan pendapatan masyarakat yang akan hilang jika hutan mangrove ditebang adalah Rp.20.862.240.000,-/10 tahun dengan luasan hutan mangrove 28 hektar dan nilai dari manfaat pilihan sebesar Rp.55.322.400,00/10 tahun,sehingga total dari keseluruhan Nilai Ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi tersebut adalah sebesar Rp.404.920.912.688,00. Kata Kunci : Ekosistem,Mangrove, Sumberdaya, Nilai Ekonomi

PENDAHULUAN tinggi (water run-off). Mengingat berbagai Menurut Peraturan Menteri keunikan dan manfaatnya bagi kehidupan Negara Lingkungan Hidup Republik manusia serta kerentanannya, maka Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang pemanfaatan ekosistem hutan memerlukan Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem adanya perencanaan yang sangat hati- hati.Prinsip kehati-hatian (precautionary Hutan bahwa Hutan merupakan salah principle) adalah merupakan kemutlakan satu Sumber Daya Alam (SDA) yang yang harus direncanakan dan diterapkan mempunyaiperanan sangat penting di secara terpadu. Valuasi ekonomi ekosistem Indonesia, karena hampir sebagian hutan, dengan demikian diharapkan akan besar wilayahIndonesia berupa hutan. menjadi pintu masuk strategi perencanaan Walaupun hutan merupakan SDA yang yangdapat menggambarkan sejauh mana dapatdiperbaharui tetapi pemanfaatan ekosistem hutan dapat pemanfaatannya harus tetap dijaga dilakukan. secara bijaksanauntuk mempertahankan Salah satu ekosistem utama di keseimbangan ekosistem yang ada wilayah pesisir dan lautan adalah ekosistem Indonesia memiliki hutan tropik yang hutan mangrove. Dari sekitar 15,9 juta Ha produktif dan tinggi nilainya, baik mangrove yang terdapat di dunia, sekitar 27% berada di Indonesia. Ekosistem hutan darihasil kayunya maupun nilai flora dan mangrove terdapat di tiga wilayah iklim faunanya. yakni (a) Zona Katulistiwa antara 10°LU dan Kerusakan ekosistem hutan 5°LS, (b) zona kering hutan tropis atau umumnya didefinisikan sebagai suatu sebelah utara dan selatan katulistiwa antara penurunan kerapatan pohon dan/atau 25° - 30° LU dan LS, (c) wilayah beriklim meningkatnya kerusakan hutan yang sedang yang pada musim dingin tidak menyebabkan hilangnya hasil-hasil hutan terlalu dingin (Bengen, 2004). dan berbagai layanan ekologisnya. Hutan Mangrove merupakan Penyebab umum terjadinya kerusakan ekosistem utama pendukung kehidupan hutan adalah karena ulah manusia dan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. alam. Kerugian utama yang timbul sebagai Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai akibat kerusakan dapat berupa kehilangan penyedia bagi biota perairan, tempat produk kayudan non kayu; erosi tanah; pemijahan dan asuhan bagi berbagai kehilangan unsur hara tanah; pengurangan macam biota, penahan abrasi, amukan kesuburan tanah; penurunan produktifitas angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah, pertanian, perikanan dan transportasi, pencegah intrusi air laut, dan lain penimbunan tanah di bagian hilir; serta sebagainya, hutan mangrove juga memiliki kehilangan air karena tingkat larian air yang

______334 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______fungsi sosial dan ekonomis penting sebagai menduga efisiensi ekonomi dari berbagai penghasil bahan bakar, bahan baku industri, pemanfaatan yang mungkin dilakukan obat – obatan, perabot rumah tangga, terhadap ekosistem yang ada di kawasan kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak pesisir dan laut. Pengertian nilai atau value, kulit dan lainnya, penghasil bibit/benih ikan, khususnya menyangkut barang dan jasa udang, kerang kepiting, telur burung, madu, yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan dan lainnya sebagai kawasan wisata, lingkungan, memang bisa berbeda jika konservasi, pendidikan dan penelitian dipandang dari berbagai disiplin ilmu.Secara (Dahuri, dkk., 2001). umum, nilai ekonomi dapat didefinisikan Besarnya manfaat yang ada pada sebagai pengukuran jumlah maksimum ekosistem hutan mangrove menjadikannya seseorang ingin mengorbankan barang dan sangat rentan terhadap eksploitasi yang jasa untuk memperoleh barang dan jasa berlebihan dan degradasi lingkungan yang lainnya (Fauzi 1999, dalam Lewenusa cukup parah, sehingga mengakibatkan 2011). berkurangnya luasan hutan mangrove untuk Menyadari pentingnya kawasan setiap tahunnya. Pengembangan hutan hutan mangrove ini, diperlukan penelitian mangrove sangat diperlukan untuk untuk mengetahui seberapa besar nilai meningkatkan baik pendapatan ekonomi manfaat ekonomi yang terkandung dari maupun kondisi sosial masyarakat. Namun hutan mangrove di Desa Bahoi, hal ini semua hal ini tidak terlepas dari penilaian, dikarenakan Desa Bahoi termasuk dalam pertimbangan dan analisis lingkungan yang Daerah Perlindungan Laut (DPL), kondisi baik bagi masyarakat tanpa harus atau keadaan ekosistem hutan mangrove memberikan dampak buruk bagi hutan tersebut masih dalam kondisi yang baik mangrove yang telah ada (Kalitouw, 2015). karena pengelolaannya bukan hanya Penilaian atau valuasi ekonomi Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa adalah suatu upaya untuk memberikan nilai (KPPD) yang telah ditunjuk oleh pemerintah kuantitatif terhadap barang dan jasa yang namun masyarakat setempat ikut serta dihasilkan oleh sumber daya alam dan dalam menjaga, melindungi, memelihara lingkungan terlepas dari apakah nilai pasar dan melestarikan ekosistem hutan tersedia atau tidak. Menurut paradigma mangrove tersebut. neoklasik, nilai ekonomi dapat dilihat dari Hasilnya diharapkan bisa dijadikan sisi kepuasan konsumen dan keuntungan informasi bagi masyarakat maupun perusahaan, dengan konsep dasar yang pemerintah dalam pengambilan keputusan digunakan, yaitu surplus konsumen dan dan kebijakan, serta pemanfaatan yang surplus produsen.Sedangkan berdasarkan tepat untuk kawasan hutan mangrove yang pandangan ecological economics tujuan ada di Desa Bahoi, agar dapat memberikan penilaian tidak semata terkait dengan manfaat ekologi dan ekonomi. maksimisasi kesejahteraan individu melainkan juga terkait dengan tujuan Rumusan Masalah ekologi dan keadilan distribusi. Tujuan Berdasarkan latar belakang, maka valuasi ekonomi pada dasarnya adalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai membantu pengambilan keputusan untuk berikut :

______335 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______1. Apa saja manfaat ekonomi dari dan ujian komprehensif, diperkirakan ± 6 ekosistem hutan mangrove di Desa bulan yang dimulai sejak bulan Januari 2016 Bahoi Kabupaten Minahasa Utara hingga bulan Juni 2016. 2. Berapa nilai ekonomi dari ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi METODOLOGI PENELITIAN Kabupaten Minahasa Utara Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan Tujuan dan Manfaat Penelitian dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Tujuan penelitian ini merupakan Studi kasus merupakan penelitian yang rincian lebih lanjut dari masalah yang telah dilakukan dengan cara dirumuskan. Tujuan penelitian ini yaitu : mempelajari/mendalami suatu kasus 1. Mengidentifikasi manfaat ekonomi tertentu dengan mengumpulkan ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. beragam sumber informasi (Raco, 2010). 2. Menghitung nilai ekonomi ekosistem Studi Kasus dilaksanakan di Desa Bahoi, hutan mangrove di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Kabupaten Minahasa Utara. Minahasa Utara khususnya pada Manfaat yang diharapkan dari Ekosistem Hutan Mangrove. penelitian antara lain : 1. Bidang studi Agrobisnis Perikanan Metode Pengumpulan Data mendapatkan tambahan pengetahuan Metode pengumpulan data dan khususnya yang terkait dengan nilai informasi dalam penelitian adalah ekonomi ekosistem hutan mangrove. wawancara, observasi langsung dan 2. Menjadi acuan pemanfaatan ekosistem studi pustaka mengenai rehabilitasi dan hutan mangrove ; peningkatan nilai sumberdaya hutan mangrove serta ekonomi ekosistem hutan mangrove pedoman analisis biaya pembangunan tanggul pantai dari sumber – sumber Tempat dan Waktu Penelitian yang terkait. Pengambilan data Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa dilakukan dengan menggunakan metode Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, purposive sampling. Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Data yang dikumpulkan berupa data Sulawesi Utara. Lokasi ini dipilih karena primer dan data sekunder. Data primer desa ini memiliki hutan mangrove yang diperoleh melalui wawancara, pengisian dikelolah sebagai kawasan konservasi. daftar pertanyaan, dan observasi langsung ke lapangan. Hal ini dilakukan untuk melihat Waktu Penelitian langsung keadaan hutan mangrove, keadaan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan Pelaksanaan penelitian ini dimulai yang dilakukan di lapangan oleh masyarakat dari survei lokasi penelitian, konsultasi dan yang terkait dengan pemanfaatan hutan penyusunan rencana kerja penelitian, mangrove. Data sekunder yang diperlukan pelaksanaan dalam pengumpulan data, meliputi kondisi geografis lokasi penelitian, konsultasi laporan sampai pada ujian hasil ______336 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______keadaan demografi, keadaan sosial ekonomi masyarakat, melalui website desa DUV = ∑ DUVi...... (1) Bahoi, LSM Manengkel Solidaritas dan Statistik Desa Bahoi. Dimana : Responden dalam penelitian ini DUV = Direct Use Value dapat dilihat pada tabel di bawah ini DUV 1 = Manfaat Penangkapan Ikan DUV 2 = Manfaat Ikan Olahan DUV 3 = Manfaat Penangkapan Kepiting Responden Penelitian Responden Jumlah Nilai guna tidak langsung dari hutan Pengurus KPPD Bahoi 2 mangrove dapat diidentifikasi dari manfaat Kelompok Ekowisata Bahari Desa Bahoi 2 fisik dan biologisnya serta dari potensi Pemerintah Desa Bahoi 2 LSM Manengkel Solidaritas 2 kawasan hutan mangrove sebagai tujuan Total 8 ekowisata. Manfaat fisik dari hutan Sumber : Data Primer (2016) mangrove yaitu sebagai penahan abrasi air laut, sedangkan manfaat biologisnya yaitu Metode dan Prosedur Analisis Data sebagai tempat pemijahan ikan (spawning Metode analisis data yang ground), daerah asuhan ikan (nursery digunakan adalah analisis deskriptif, ground) dan sebagai penyedia makanan kualitatif dan kuantitatif dengan bagi ikan (feeding ground). Penilaian hutan menggunakan Microsoft Excell2010. mangrove secara fisik diestimasi dari fungsi Analisis deskriptif digunakan untuk hutan mangrove sebagai penahan mengidentifikasi kondisi aktual hutan abrasi.Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai penahan abrasi ini diperoleh mangrove. Nilai ekonomi ekosistem berdasarkan pendekatan biaya pengganti hutan mangrove tersebut dinilai melalui (Replacement cost) pembuatan penahan identifikasi manfaat dan fungsi yang abrasi atau Tanggul Pantai. terkait dengan hutan mangrove serta Nilai guna pilihan (option value) kuantifikasi nilai manfaat tersebut ke untuk hutan mangrove biasanya dalam nilai uang. menggunakan metode benefit transfer, yaitu dengan cara menilai perkiraan benefit dari Identifikasi Manfaat dan Fungsi tempat lain (dimana sumberdaya tersedia) Ekosistem Hutan Mangrove lalu benefit tersebut ditransfer untuk Menurut Benu, dkk., (2011), Nilai memperoleh perkiraan yang kasar guna langsung (direct use value) Nilai mengenai manfaat dari lingkungan. Metode manfaat langsung adalah nilai yang tersebut didekati dengan cara menghitung dihasilkan dari pemanfaatan secara besarnya nilai keanekaragaman hayati yang ada pada ekosistem mangrove tersebut. langsung dari suatu sumberdaya. Menurut Ruitenbeek (1991) dalam Fahrudin Manfaat langsung bisa diartikan manfaat (1996), hutan mangrove Indonesia yang dapat dikonsumsi. Nilai manfaat mempunyai nilai biodiversity sebesar langsung hutan mangrove dihitung US$1,500 per km2. Nilai ini dapat dipakai di dengan persamaan: seluruh hutan mangrove yang ada di

______337 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Indonesia apabila ekosistem hutan Dimana: mangrovenya secara ekologis penting dan TEV = Total economic value DV = Nilai manfaat langsung tetap dipelihara secara alami. Nilai manfaat IV = Nilai manfaat tidak langsung pilihan ini diperoleh dengan persamaan: OV = Nilai manfaat pilihan EV = Nilai manfaat keberadaan OV = US$15 per ha x luas hutan mangrove...... (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Daerah Penelitian Dimana: OV = option value Letak Administratif Desa Bahoi terletak dipantai utara Kuantifikasi Manfaat ke dalam Nilai Uang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Setelah seluruh manfaat dapat Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, diidentifikasi, selanjutnya adalah Provinsi Sulawesi Utara dan luas wilayah mengkuantifikasi seluruh manfaat ke dalam Desa Bahoi mencapai 186 Ha atau 6,25 Km nilai uang dengan beberapa nilai yaitu: pada ketinggian 3 - 76 m dari permukaan 1. Nilai pasar laut, termasuk wilayah rawa laut dan hutan Pendekatan nilai pasar ini bakau (Mangrove) dengan pemukiman 10 digunakan untuk menghitung nilai ekonomi Ha dan luas hutan mencapai 15 Ha yang dari komoditas - komoditas yang langsung terletak di sebelah selatan, Desa Bahoi dapat dimanfaatkan dari sumberdaya berbatasan dengan : mangrove. Sebelah Utara : Wilayah Desa Serei, 2. Harga tidak langsung Batu Peli, Selat Lihaga Pendekatan ini digunakan untuk Sebelah Selatan : Batu Krois, Wilayah menilai manfaat tidak langsung dari hutan Desa Bulutui, Wilayah mangrove. Desa Mubune Sebelah Timur : Selat Lihaga, Napo Bahoi, Napo Ila 3. Contingent value method SebelahBarat : JalanRayaMenuju Pendekatan CVM digunakan untuk Desa Serei menghitung nilai dari suatu sumberdaya Wilayah Desa Bahoi ini terdiri atas yang tidak dijual di pasaran, contohnya nilai Tiga (3) Jaga dengan pola pemukiman keberadaan. terkumpul termasuk desa yang berpotensi 4. Nilai manfaat ekonomi total perkebunan.Iklim yang ada di desa Bahoi, Nilai manfaat total dari hutan sebagaimana iklim yang ada di Indonesia mangrove merupakan penjumlahan seluruh yaitu iklim tropis dengan dua musim, yaitu nilai ekonomi dari manfaat hutan mangrove musim kemarau dan musim penghujan yang yang telah diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung kepada pola dan dikuantifikasikan. Nilai manfaat total tanam dan para nelayan yang ada di Desa tersebut menggunakan persamaan: Bahoi. Suhu rata-rata harian 22 – 240C dan TEV= DV+IV+OV+EV...... (3) hujan rata-rata 100 mm/thn, (Website Desa Bahoi,2016).

______338 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Kependudukan Keadaan penduduk desa Bahoi dikategorikan Heterogen (masyarakat majemuk) dapat dilihat pada tabel 2 dan diagram berikut ini :

Tabel 5. Etnis Penduduk di Desa Bahoi Etnis Jumlah Sitaro,Sangihe & Talaud 417 Minahasa 13 Gorontalo, Makassar & Ambon 9 Diagram Jenis Pekerjaan Penduduk di Desa Total 439 Bahoi Sumber :Website Desa Bahoi (2016) Kondisi Mangrove Komposisi Jenis Mangrove di Desa Bahoi Hutan mangrove di Desa Bahoi memiliki luasan 28 Hektar, 5 Hektar termasuk dalam Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan terdapat 12 spesies mangrove Berdasarkan Tabel 2 dan diagram dari 33 spesies nasional, yaitu Aigiceras persentasi di atas dapat dilihat etnis yang floridium, Rhizophora apiculata, Bruguiera mendominasi penduduk di Desa Bahoi gymnorrhiza, Rhizophora stylossa, adalah berasal dari etnis Sitaro, Sangihe Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, dan Talaud yaitu 95%, sedangkan etnis Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus yang paling sedikit adalah etnis Gorontalo, rumphii, Phempis acidula, Osbornia Makassar dan Ambon hanya 2%. octodonta, Bruguiera parviflora, Heritiera globos (Time For Planet, 2014). Tabel 6. Jumlah Penduduk di Desa Bahoi Komposisi jenis mangrove Jumlah jiwa Jaga Total KK didominasi oleh Rhizophora mucronata, R. L P apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, B. Jaga 1 72 59 131 44 Jaga 2 64 66 130 21 cylindrical, dan Sonneratia alba. Walaupun Jaga 3 100 78 178 46 di desa ini sejak beberapa tahun TOTAL 236 203 439 111 Sumber :Website Desa Bahoi (2016). belakangan ini sudah mendapat intervensi program konservasi mangrove baik itu dari Tabel 7. Jenis Pekerjaan Penduduk di Desa Bahoi pemerintah lewat Dinas Kelautan dan Jenis Pekerjaan Persentasi (%) Perikanan provinsi Sulawesi Utara maupun Nelayan 43 Kabupaten Minahasa Utara, namun isu-isu Wiraswasta 11 Petani 20 perusakan mangrove seperti penebangan PNS/TNI/POLRI 11 kayu bakau untuk konsumsi warga masih Pegawai 11 Lainnya 4 terjadi sampai saat ini (Dien, 2015). Sumber :Website Desa Bahoi(2016)

______339 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Keanekaragaman dan Kerapatan Umum Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Jenis Mangrove di Desa Bahoi Sipil tentang Analisis Harga Satuan Menurut hasil penelitian Dien (2015) Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum dalam tabel 5 memperlihatkan kerapatan Tahun 2012, dengan harga satuan jenis dan kerapatan total mangrove di 3 Rp.13,398,752/m³ telah diperoleh biaya (tiga) lokasi penelitian di Desa Bahoi. Hasil sebesar Rp.60,127,034,000, biaya tersebut penelitian ini menunjukan bahwa mangrove belum termasuk biaya operasional tender, di Desa Bahoi di dominasi oleh jenis-jenis biaya non-teknis lainnya yang berhubungan seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora dengan proses kontrak dan dampak apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera lingkungan dari proses konstruksi bangunan cylindrical, dan Sonneratia alba. tanggul pantai

Identifikasi Manfaat Tidak Langsung Prediksi Nilai Ekonomi pada Ekosistem Hutan Mangrove Rehabilitasi Hutan Mangrove Berdasarkan hasil penelitian nilai Hutan mangrove yang telah ekonomi manfaat tidak langsung hutan ditebang akan kehilangan komponen mangrove dari fungsinya sebagai penahan ekonomi dan peluang kerja bagi masyarakat abrasi diestimasi dari biaya pembangunan yang tinggal di pesisir, khususnya Tanggul Pantai. Menurut Kementrian masyarakat di Desa Bahoi. Pada sisi lain Pekerjaan Umum (2012) Tanggul Pantai hasil rehabilitasi mangrove dalam jangka adalah struktur pengamanan pantai yang waktu tertentu sudah dapat memberikan dibangun di pantai dalam arah sejajar pantai manfaat langsung bagi manyarakat yang dengan tujuan untuk melindungi dataran tinggal di wilayah pesisir. RUITENBEEK pantai rendah dari genangan yang (1994) dalam Supriyadi, I.H dan disebabkan oleh air pasang, gelombang dan Wouthhuyzen, S. (2005)mengatakan badai. bahwa, adanya jalur hijau (green belt), Biaya pembangunan tanggul pantai penanaman kembali (replanting) atau dengan panjang garis pantai Desa Bahoi tebang selektif (selective cutting) dapat 4,487.51 meterdengan daya tahan diatas 20 memperkecil potensi hilangnya nilai tahun berdasarkan pedoman yang ekonomi sumberdaya mangrove. dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan

Tabel 8. Hilangnya Nilai Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Bahoi Jika Ditebang. Mangrove Rehabilitation Rehabilitation Periods Income People Income People Resources Periods (1 Ha)/6 years ( 28 Ha)/6 years (1 Ha)/1 year ( 28 Ha)/1 year ……..…………….. dalam juta rupiah…………………………. Litter – fall - - - - Mud – crab 43,897,824.00 1,229,139,072.00 8,400,000.00 235,200,000.00 Juvenil - - 1,200,000.00 33,600,000.00 Bait Fish 2,016,000,000.00 56,448,000,000.00 48,150,000.00 1,348,200,000.00 Fish Catch 840,000,000.00 23,520,000,000.00 5,850,000.00 163,800,000.00

______340 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Mangrove Rehabilitation Rehabilitation Periods Income People Income People Resources Periods Fish Handling - - 7,650,000.00 214,200,000.00

2.899.897.824,00 81.197.139.072,00 71.250.000,00 1.995.000.000,00

Total 19.950.000.000,00 324.788.556.288,00 (10 Years) Mangrove Rehabilitation Periods Rehabilitation Periods Income People Income People Resources (1 Ha)/6 years ( 28 Ha)/6 years (1 Ha)/1 year ( 28 Ha)/1 year ……..…………….. dalam juta rupiah…………………………. Litter – fall - - - - Mud – crab 43,897,824.00 1,229,139,072.00 8,400,000.00 235,200,000.00 Juvenil - - 1,200,000.00 33,600,000.00 Bait Fish 2,016,000,000.00 56,448,000,000.00 48,150,000.00 1,348,200,000.00 Fish Catch 840,000,000.00 23,520,000,000.00 5,850,000.00 163,800,000.00 Fish Handling - - 7,650,000.00 214,200,000.00

2.899.897.824,00 81.197.139.072,00 71.250.000,00 1.995.000.000,00

Total 19.950.000.000,00 324.788.556.288,00 (10 Years) Sumber :Data Primer (2016)

Hasil analisis berdasarkan tabel di dapat didekati dengan menggunakan atas, nilai ekonomi yang akan hilang jika metode benefit transfer, yaitu dengan cara hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi menilai perkiraan benefit dari tempat lain ditebang adalah Rp.81.197.139.072,00,- (dimana sumberdaya tersedia) kemudian untuk periode rehabilitasi dalam waktu 6 benefit tersebut ditransfer untuk tahun atau Rp.13.532.856.512,00,-/tahun, memperoleh perkiraan yang kasar jika dikalikan dengan 10 tahun maka mengenai manfaat dari lingkungan. Metode diperoleh hasil sebesar tersebut didekati dengan cara menghitung Rp.324.788.556.288,00,- dan pendapatan dari manfaat keanekaragaman hayati masyarakat yang akan hilang jika hutan (biodiversity) yang ada pada kawasan mangrove dalam periode rehabilitasi adalah mangrove ini. Menurut Ruitenbeek (1991) Rp.1.995.000.000,00,-/tahun atau sebesar dalam Fahrudin (1996) hutan mangrove Rp. 19.950.000.000,00,-/10 tahun dengan Indonesia mempunyai nilai biodiversity luasan hutan mangrove 28 hektar di Desa sebesar US$1,500 per km2 atau US$15 per Bahoi ha per tahunnya. Nilai ini dapat dipakai diseluruh hutan mangrove yang ada di Manfaat Pilihan Ekosistem Hutan seluruh wilayah Indonesia apabila Mangrove di Desa Bahoi ekosistem hutan mangrovenya secara Manfaat pilihan pada ekosistem ekologis penting dan tetap terpelihara hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi secara alami.

______341 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Nilai total dari manfaat biodiversity Rp.5.532.240,00 dikalikan dengan 10, ini didapat dengan cara mengalikan nilai hasilnya sebesar Rp.55.322.400 per manfaatnya yaitu US$15 per hektar per sepuluh tahun. tahun dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yaitu Rp.13.172,00 (pada 10 Juli Nilai Manfaat Total Ekosistem Hutan 2016), sehingga didapat nilai sebesar Mangrove Rp. 197.580,00. Hasil tersebut dikalikan Nilai manfaat total dari hutan dengan luas total dari ekosistem hutan mangrove merupakan penjumlahan dari mangrove yang ada saat ini yaitu seluas 28 manfaat-manfaat hutan mangrove yang Ha. Dengan demikian nilai total dari manfaat telah diidentifikasi dan dikuantifikasi selain biodiversity pada hutan mengrove di Desa manfaat potensi kayu. Proporsi manfaat Bahoi sebesar Rp.5.532.240,00 per tahun. total dari hutan mangrove Desa Bahoi Jika dihitung dalam sepuluh tahun, maka tampak padaTabel di bawah ini

Tabel 9. Total Nilai Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Bahoi Nilai Manfaat (Rp)/ No. Jenis Manfaat 10 Tahun Manfaat Tidak Langsung sebagai 1. 60,127,034,000,00 Penahan Abrasi /Tanggul Pantai Manfaat Langsung 2. 324.788.556.288,00 Rehabilitasi 4. Pendapatan Masyarakat 19.950.000.000,00 5. Manfaat Pilihan 55.322.400,00 TOTAL 404.920.912.688,00 Sumber :Data Primer (2016)

Berdasarkan hasil penelitian yang KESIMPULAN DAN SARAN ditampilkan pada tabel 9 di atas, dapat Kesimpulan dilihat bahwa total nilai ekonomi ekosistem 1. Hutan Mangrove merupakan ekosistem hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi, utama pendukung kehidupan yang Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten penting di wilayah pesisir dan lautan. Minahasa Utara yang diidentifikasi dari Selain mempunyai fungsi ekologis biaya sebagai penahan abrasi atau tanggul sebagai penyedia bagi biota perairan, pantai sebesar Rp.60,127,034,000,- biaya tempat pemijahan dan asuhan bagi rehabilitasi sebesar berbagai macam biota, penahan abrasi, Rp. 324.788.556.288,00/10 tahun. amukan angin taufan, dan tsunami, Pendapatan Masyarakat (income penyerap limbah dan lain sebagainya, people) sebesarRp.19.950.000.000,00/10 hutan mangrove juga memiliki fungsi tahun, dan nilai dari manfaat pilihan sebesar sosial dan ekonomis penting sebagai Rp.55.322.400,00/10 tahun, maka total dari penghasil bahan bakar, bahan baku keseluruhan biaya tersebut adalah industri, obat–obatan, perabot rumah Rp.404.920.912.688,00 tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak kulit dan lainnya, penghasil

______342 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______bibit/benih ikan, udang, kerang kepiting, atau Nilai Total Ekonomi (NTE) telur burung, madu, dan lainnya sebagai Ekosistem Hutan Mangrove di Desa kawasan wisata, konservasi, pendidikan Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, dan penelitian. Kabupaten Minahasa Utara. 2. Hutan mangrove di Desa Bahoi memiliki 2. Perlu adanya dukungan pemerintah luasan 28 Hektar, 5 Hektar termasuk daerah/kabupaten agar dibentuk dalam Daerah Perlindungan Laut (DPL) peraturan daerah tentang perlindungan dan terdapat 12 spesies mangrove dari dan pelestarian ekosistem hutan 33 spesies nasional, yaitu Aigiceras mangrove di tingkat Kabupaten. floridium, Rhizophora apiculata, 3. Perlu adanya kerjasama dalam hal Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora promosi ekowisata hutan mangrove di stylossa, Sonneratia alba, Xylocarpus Desa Bahoi oleh pihak pemerintah, granatum, Xylocarpus moluccensis, akademisi dan masyarakat Desa Bahoi. Xylocarpus rumphii, Phempis acidula, Osbornia octodonta, Bruguiera DAFTAR PUSTAKA parviflora, Heritiera globosa (Time For Andaki, J.A., 2012. Masyarakat Pantai Kota Manado Planet, 2014). Pasca Reklamasi. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Benu, O. L. S., Timban, J., Kaunang, R., Ahmad, F. Total nilai ekonomi ekosistem hutan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan mangrove di Desa Bahoi, yaitu terdiri Mangrove Di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat. ASE-Volume 7 Nomor 2, dari manfaat tidak langsung sebagai Mei2011:29–38. penahan abrasi sebesar Bengen, D.G., 2002. Sinopsis Ekosistem dan Rp.60,127,034,000 yang bisa bertahan Sumberdaya Alam Pesisirdan Laut Serta hingga 20 tahun lebih dan manfaat Prinsip Pengelolaannya.PKSPL-IPB. Bogor. hutan mangrove yang akanhilang jika Bengen, Dietrech G. 2004. Pedoman Teknis hutan mangrove yang ada di Desa Pengenalan dan PengelolaanEkosistem Bahoi ditebang adalah Rp. Mangrove.PKSPL-IPB. Bogor. 324.788.556.288,00,-/10 tahun untuk Dahuri, R., Rais, J., S. P Ginting. dan M. J Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir masa rehabilitasi, dan pendapatan dan Lautan Secara Terpadu. Balai Pustaka, masyarakat yang akan hilang jika hutan Bogor. mangrove ditebang adalah Rp. Dien, A.M.H. 2015.Profil Ekosistem Mangrove Di 19.950.000.000,00,-/10 tahun dengan Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara.Fakultas Perikanan dan Ilmu luasan hutan mangrove 28 hektar dan Kelautan UNSRAT. Manado. Jurnal Ilmiah nilai dari manfaat pilihan sebesar Platax.Vol.3:(2). ISSN: 2302-3589 Rp.55.322.400,00/10 tahun, Total dari Good Planet Foundation. 2014. Project Information Time For The Planet. For Internal Use keseluruhan Nilai Ekonomi ekosistem Only. hutan mangrove di Desa Bahoi tersebut Harahab, N. 2010.Penilaian Ekonomi Ekosistem adalah sebesar Rp.404.920.912.688,00. Hutan Mangrove & Aplikasinya Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir.Graha Ilmu. Yogyakarta. Saran http://bahoi.desasulut.id/wilayah-desa/, Website 1. Perlu adanya penelitian lebih Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. komprehensif untuk menilai secara total Dibuat Oleh Mahasiswa KKT 111 UNSRAT.

______343 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______di unduh tanggal 26 Mei 2016, Pukul 15.24 WITA. Nuri N.A., 2012. Metode dan Model Penelitian http://dapurilmiah.blogspot.co.id/2014/06/analisis- Mantra Dangdan Banjarsari : Cermin data-kualitatif.html, Kumpulan Penelitian Konsep Cantik Orang Sunda di Banjarsari. Ilmiah Analisis Data Kualitatif. Blogger : Universitas Pendidikan Indonesia. Amiruddun Alatas. Sumenep, Jawa Timur. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 2009. di unduh tanggal 06 Januari 2016. Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Pukul 10.30 WITA. TentangPanduan Valuasi Ekonomi Kalitouw, Windha D. 2015.Valuasi Ekonomi Hutan Ekosistem Hutan Mangrove Di Desa Tiwoho Kecamatan Raco J. R., 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Wori Kabupaten Minahasa Utara.Fakultas GRASINDO. Jakarta Pertanian.UNSRAT.Manado. Santoso, D., 2005. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove Kementrian Pekerjaan Umum. Pedoman Bahan di Kawasan Pondok Bali, Desa Legonkulun, Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Kabupaten Subang, Jawa Barat. tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Skripsi.FakultasPerikanan dan Ilmu (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum Tahun Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor 2012. Saparinto, C., 2007. Pendayagunaan Ekosistem Lewenussa, I. S., 2011. Valuasi Ekonomi Mangrove. Dahara Prize. Semarang. Sumberdaya Perikanan dan Lingkungan.Universitas Pattimura.Ambon. Sribianti, I., 2008. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove Studi Kasus Valuasi Ekonomi Kawasan Marvasti, A.B., 2004. Qualitative Research in Hutan Mangrove Manili Kabupaten Luwu Sosiology An Introduction. Sage Timur.JurnalSains & Teknologi.Vol. 8. No: 3 Publications. London. Thousand Oaks. :186-192 New Delhi. Suparmoko, M., 2009.Ekonomi Lingkungan Moleong, L.J., 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Pengertian, Manfaat dan Edisi Revisi. Cetakan Keduapuluh Enam. Metodologi).Bahan Pelatihan Ekonomi Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Untuk Bandung. Para Pembuat Kebijakan. Bogor 10-12 Muhidin, S.A. dan Abdurahman, M. 2007. Analisis Maret 2009. Korelasi Regresi, dan Jalur Dalam Supriyadi, I.H dan Wouthhuyzen, S., 2005.Penilaian Penelitian. Pustaka Setia Bandung. Ekonomi Sumberdaya Mangrove di Teluk Bandung. Kotania, Seram Barat, Provinsi Maluku. Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Oseanologi dan Limnologi LIPI.No.38 : 1 – Sustainable Development.The World Bank. 21. Washington DC. Zen, L.W., dan Ulfa, F., 2015. Valuasi Ekonomi Nurfatriani F., 2006. Konsep Nilai Ekonomi Total dan Hutan Mangrove Di Pulau Dompak Kota Metode Penilaian Sumberdaya Hutan. Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Puslit Sosial Ekonomi dan Kebijakan Riau.Universitas Maritim Raja Hutan.16 Hal. Ali.Tanjungpinang.

______344 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______POTENSI EKOWISATA BAHARI DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Cindy S. Walandouw1; Jardie A. Andaki2; Olvie V. Kotambunan2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected]

Abstract This study aims to identify the potential for marine ecotourism located in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa Regency and determine the contributing factors to the potential of marine ecotourism in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa regency. The results based on the analysis of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) the factor of the power potential of marine ecotourism in protected village Bahoi namely: (1) the existence of mangrove, seagrass and coral reefs that are potentially used as tourist attraction, (2) the naturalness and authenticity of the region DPL Village Bahoi, (3) the appeal and beauty of the sea, (4) government policies through village regulations that favor the development of marine ecotourism, (5) There is a group of business Coastal Village and Group business Ecotourism supporting and regulating the activities of ecotourism development nautical Village Bahoi, (6) cultural attractions of the community as a visitor attraction. (7) The access road is good, (8) Access good and adequate, (9) The availability of human resources as a potential workforce. There is also the disadvantage that there are factors that are still lacking and the promotion of facilities and infrastructures are inadequate as the carrying capacity of marine ecotourism development in the village of Marine Protected Areas Bahoi. Keywords : Potential, Ecotourism, Ecosystem

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata bahari yang terdapat di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara serta menentukan faktor pendukung terhadap potensi ekowisata bahari di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) maka faktor kekuatan potensi ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi yaitu : (1) keberadaan ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang yang potensial dijadikan obyek wisata, (2) kealamian dan keaslian kawasan DPL Desa Bahoi, (3) daya tarik dan keindahan bawah laut, (4) kebijakan pemerintah lewat peraturan desa yang menguntungkan pengembangan ekowisata bahari, (5) Adanya Kelompok Pengelola Pesisir Desa dan Kelompok Pengelola Ekowisata yang mendukung dan mengatur kegiatan pengembangan ekowisata bahari di Desa Bahoi, (6) Atraksi budaya dari masyarakat sebagai daya tarik pengunjung. (7) Akses jalan yang baik, (8) Akses jaringan yang baik dan memadai, (9) Tersedianya sumberdaya manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Adapula terdapat faktor kelemahan yaitu promosi yang masih kurang serta sarana dan prasana yang belum memadai sebagai daya dukung pengembangan ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi. Kata Kunci : Potensi, Ekowisata, Ekosistem

PENDAHULUAN Salah satu upaya konservasi adalah dengan Potensi sumberdaya dan ekosistem membentuk DPL (Daerah Perlindungan di wilayah pesisir perlu dikembangkan dan Laut). DPL diyakini sebagai salah satu dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat upaya yang efektif dalam mengurangi melalui upaya konservasi sumber daya alam kerusakan ekosistem pesisir, yaitu dengan hayati dan ekosistemnya, sehingga tercapai melindungi habitat penting di wilayah pesisir keseimbangan antara perlindungan, dan (Khotijah, 2012). pemanfaatan secara lestari (Rasyid, 2013).

______345 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Keberagaman sumber daya alam sebagai pengukuran jumlah maksimum Sulawesi Utara merupakan kekuatan yang seseorang ingin mengorbankan barang dan berpotensi untuk dikembangkan terutama jasa untuk memperoleh barang dan jasa dalam bidang ekowisata. Salah satu desa lainnya (Fauzi 1999, dalam Lewenusa yang memiliki DPL adalah Desa Bahoi. 2011). Desa Bahoi masuk dalam wilayah Menyadari pentingnya kawasan administrasi Kecamatan Likupang Barat, hutan mangrove ini, diperlukan penelitian Kabupaten Minahasa Utara. Desa Bahoi untuk mengetahui seberapa besar nilai memiliki struktur ekosistem wilayah pesisir manfaat ekonomi yang terkandung dari yang lengkap seperti hutan mangrove, hutan mangrove di Desa Bahoi, hal ini padang lamun dan terumbu karang yang dikarenakan Desa Bahoi termasuk dalam merupakan pembentuk mata rantai Daerah Perlindungan Laut (DPL), kondisi ketahanan pangan laut. Daerah atau keadaan ekosistem hutan mangrove Perlindungan Laut (DPL) di Desa Bahoi tersebut masih dalam kondisi yang baik berpotensi untuk dikembangkan kegiatan karena pengelolaannya bukan hanya wisata. Salah satu jenis kegiatan wisata Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa adalah ekowisata. Ekowisata merupakan (KPPD) yang telah ditunjuk oleh pemerintah konsep yang dapat dikembangkan sebagai namun masyarakat setempat ikut serta usaha pengelolaan wilayah pesisir dan laut dalam menjaga, melindungi, memelihara karena ekowisata menerapkan prinsip dan melestarikan ekosistem hutan konservasi (Tuwo, 2011). mangrove tersebut. Desa Bahoi adalah desa yang mulai Hasilnya diharapkan bisa dijadikan mengembangkan kegiatan ekowisata informasi bagi masyarakat maupun sebagai wujud dari upaya konservasi, pemerintah dalam pengambilan keputusan meskipun demikian kegiatan ekowisata di dan kebijakan, serta pemanfaatan yang Desa Bahoi belum tertata dengan baik tepat untuk kawasan hutan mangrove yang karena masih ada beberapa hal yang perlu ada di Desa Bahoi, agar dapat memberikan dibenahi dan dilihat dari adanya potensi di manfaat ekologi dan ekonomi. DPL yang belum dikembangkan untuk kegiatan ekowisata. Oleh karena perlu METODOLOGI PENELITIAN dilakukan penelituian untuk penelitian Metode penelitian pada dasarnya mengetahui potensi ekowisata bahari yang merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan ada di Daerah Perlindungan Laut Desa data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Bahoi Kecamatan Likupang Barat (Santoso, 2005). Metode yang digunakan Kabupaten Minahasa Utara. dalam penelitian ini adalah metode survei. yang ada di kawasan pesisir dan Menurut Hamdi dan Baharudin (2012), laut. Pengertian nilai atau value, khususnya survei adalah suatu penelitian yang menyangkut barang dan jasa yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dihasilkan oleh sumberdaya alam dan dan menafsirkan data secara umum sebagai lingkungan, memang bisa berbeda jika apa yang tersedia di lapangan. dipandang dari berbagai disiplin ilmu.Secara Data yang dikumpulkan berupa data umum, nilai ekonomi dapat didefinisikan primer dan data sekunder. Data primer

______346 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______adalah data yang diperoleh secara langsung sama lain secara terus menerus/kontinu. melalui proses wawancara terhadap Dalam sosiologi, penduduk adalah responden dalam hal ini terdidri dari ketua kumpulan manusia yang menempati kelompok pengelola pesisir Desa Bahoi, wilayah geografi dan ruang tertentu. ketua kelompok pengelola ekowisata dan Bicara mengenai penduduk tak pernah hukum tua Desa Bahoi. Sedangkan data lepas dari pertumbuhan penduduk sekunder diperoleh dengan mengutip data tersebut. statistik yang ada di kantor Desa Bahoi. Pengambilan sampel dilakukan Pertumbuhan penduduk dan dengan menggunakan purposive sampling. jumlah penduduk di suatu wilayah di Singarimbun dan Effendi (1982) pengaruhi oleh empat faktor yaitu mengatakan bahwa purposive sampling kelahiran, kematian, migrasi masuk dan yaitu pengambilan sampel secara sengaja migrasi keluar. Faktor paling dominan dengan menentukan bagian tertentu dalam yang mempengaruhi pertumbuhan populasi responden. Sedangkan metode penduduk adalah ke-lahiran dan analisis yang digunakan adalah analisi kematian, sedangkan migrasi masuk dan SWOT. Menurut Mulyadi (2014), metode migrasi keluar sangatlah rendah (Tuwo, analisis yang digunakan dalam penelitian ini 2011). ialah analisis SWOT. Analisis SWOT Jumlah penduduk di suatu merupakan instrumen perencanaan daerah akan mempengaruhi tingkat strategis klasik terdiri dari analisis strength (kekuatan), weakness (kelemahan), kesejahteraan masyarakat.Jumlah opportuinity (peluang), dan threat penduduk yang ada di Desa Bahoi dapat (ancaman), . Analisis SWOT digunakan dilihat pada tabel berikut : Jumlah Jiwa untuk melihat potensi ekowisata di Daerah No. Jaga Total Perlindungan Laut (DPL) Desa Bahoi. L P 1 Jaga 1 72 59 131 2 Jaga 2 64 66 130 HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Jaga 3 100 78 178 Keadaan Penduduk Desa Bahoi Jumlah 236 202 439 Keadaan penduduk desa Bahoi Sumber : Data Sekunder Desa Bahoi 2016 dikategorikan Heterogen (masyarakat Berdasarkan data pada tabel majemuk) yang terdiri dari etnis: yang ada di atas dapat disimpulkan 1. Sitaro, Sangihe dan Talaud = 95% bahwa jumlah penduduk yang ada di 2. Minahasa = 3% Desa Bahoi yang paling banyak berada 3. Gorontalo, Makassar, Ambon di Jaga 3 berjumlah 178 jiwa dengan laki-laki 100 jiwa dan perempuan 78 jiwa. Jumlah Penduduk Penduduk adalah orang-orang Tingkat Pendidikan yang berada di dalam suatu wilayah Pendidikan merupakan upaya yang terikat oleh aturan-aturan yang dalam membimbing manusia yang belum berlaku dan saling berinteraksi satu dewasa ke arah kedewasaan. ______347 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Pendidikan merupakan faktor penting pencaharian masyarakat yang ada di yang patut dipertimbangkan dalam Desa Bahoi dapat dilihat pada tabel pengembangan ekowisata bahari di berikut : Desa Bahoi. Pentingnya pendidikan No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa dapat mempengaruhi kualitas 1. Petani 24 2. Nelayan 86 sumberdaya manusia yang ada. Tingkat 3. Tukang 20 pendidikan masyarakat Desa Bahoi agar 4. Usaha Kecil 22 dapat dipahami dan dimengerti dapat 5. Swasta 21 dilihat pada diagram berikut : 6. Peternak 24 7. PNS 14 8. Sopir dan Ojek 6 Jumlah 217 Sumber : Data Sekunder Desa Bahoi, 2016

Berdasarkan data di atas bahwa pekerjaan masyarakat desa Bahoi paling banyak adalah sebagai nelayan dengan jumlah 86 jiwa. Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat desa Melalui data di atas dapat Bahoi yang hanya lulusan sekolah dasar dikatakan bahwa wajib belajar di Desa (SD) sehingga untuk bekerja sebagai Bahoi belum berjalan dengan baik PNS atau bekerja di perusahaan minimal karena masih banyak penduduk yang masyarakat harus memiliki ijazah hanya lulusan SD. Hal ini disebabkan Sekolah Menengah Atas (SMA). Letak masih ku-rangnya fasilitas pendidikan Desa Bahoi yang berada di pesisir pantai tingkat SMP dan SMA. Masyarakat yang menymbuat kebanyakan masyarakat ingin melanjutkan sekolah harus hanya menggantungkan mata menambah biaya transpor karna mereka pencaharian mereka sebagai nelayan harus pergi keluar desa dan bersekolah dan hasil laut lainya. di desa Likupang. Potensi Ekowisata Bahari di DPL Mata Pencaharian Desa Bahoi Mata pencaharian atau Pada tahun 1999, Desa Bahoi pekerjaan merupakan hal yang sangat bersama dengan 30 desa lainnya penting bagi manusia. Pekerjaan adalah diarahkan sebagai wilayah Daerah sesuatu yang dilakukan oleh manusia Perlindungan Laut (DPL). Melalui untuk tujuan tertentu yang dilakukan program Coastal Resources dengan cara yang baik dan benar. Management Project (CRMP), warga Manusia perlu bekerja untuk desa mendapat sejumlah kegiatan dan mempertahankan hidupnya. Mata sosialisasi. Program ini menjadi

______348 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______barometer bagi desa-desa dipesisir Mina Bahari”. Perlahan masyarakat desa untuk melihat sejauh mana mereka Bahoi telah menikmati hasil dengan mampu mengelola potensi yang ada. tersedianya DPL. Saat ini masyarakat Perdes tentang DPL kemudian sudah mulai menerima manfaat dari ditetapkan pada tahun 2003, dengan keberadaan DPL sebagai bank ikan. luas DPL mencapai 10 hektar. Pada Melindungi laut merupakan upaya tidak tahun 2003, masyarakat di Desa Bahoi hanya untuk kehidupan saat ini namun mulai merintis kegiatan pelestarian dan juga untuk kehidupan generasi yang perlindungan kawasan pesisir yang akan datang. didanai oleh Program Nasional Kegiatan ekowisata di Desa Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Bahoi dimulai pada tahun 2010 melalui Mandiri Pedesaan (PNPM LMP). bantuan Program Nasional Daerah Perlindungan Laut Desa Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Bahoi dibagi dalam dua zona yaitu zona Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) oleh inti dan zona penyangga. Pada area Direktorat Jenderal Pemberdayaan zona inti kegiatan penangkapan ikan dan Masyarakat dan Desa, Kementerian aktivitas pengambilan sumberdaya alam Dalam Negeri. Pada tahun 2010 laut lainnya sama sekali tidak merupakan awal dibentuk dan diperbolehkan, begitu pula kegiatan yang dimulainya kegiatan kelompok pengelola merusak terumbu karang, seperti ekowisata berbasis masyarakat di Desa pengambilan karang, pelepasan jangkar Bahoi. Paket wisata yang disodorkan serta penggunaan galah untuk antara lain perjalanan ke DPL di areal mendorong perahu juga tidak terumbu karang, wisata mangrove, diperbolehkan.. Di Zona penyangga, diving dan snorkeling. Sebagai desa yang merupakan zona di sekeliling zona pesisir laut, masyarakat Desa Bahoi inti, kegiatan penangkapan ikan hidup dari hasil laut, sehingga laut perlu diperbolehkan tetapi dengan dijaga keberadaanya melalui Daerah menggunakan alat-alat tradisional saja. Perlindungan Laut. Daerah Perlindungan Pembentukan DPL mengajarkan Laut Desa Bahoi memiliki ekosistem kepada masyarakat tentang cara pesisr yang lengkap yaitu mangrove, pemanfaatan sumberdaya perikanan dan lamun, dan terumbu karang yang kelautan yang berkelanjutan. Terbukti berpotensi untuk dikembangkan untuk dari 31 desa hanya Desa Bahoi yang kegiatan ekowisata bahari. mampu mempertahankan DPL nya sampai saat ini. Dampak dari DPL selain Ekosistem Mangrove peningkatan produksi perikanan juja Ekosistem mangrove adalah pada tahun 2011 masyarakat Desa suatu sistem di alam tempat Bahoi dapat berbangga karena Bahoi berlangsungnya kehidupan yang mendapatkan penghargaan “Adi Bakti mencerminkan hubungan timbal balik

______349 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______antara makhluk hidup dengan mangrove serta adanya gazebo yang lingkungannya dan diantara makhluk dibuat ditengah mangrove untuk menarik hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah perhatian wisatawan. Adapun akses pesisir, terpengaruh pasang surut air jalan masuk dari ujung perkampungan laut, dan didominasi oleh spesies pohon yang telah dibuat sedemikian rupa oleh atau semak yang khas dan mampu masyarakat dengan menggunakan tumbuh dalam perairan asin/payau jembatan sepanjang 100 meter yang (Santoso, 2000). dapat memudahkan akses masuk untuk Luas ekosistem mangrove yang menikmati keanekaragaman mangrove terdapat di DPL Desa Bahoi yaitu 5 yang ada. hektar. Menurut Anonimus, 2014 Kondisi ekosistem mangrove terdapat 12 spesies mangrove yaitu : (1) yang ada di DPL masih terjaga Aegiceras floridum, (2) Rhizophora kealamiahannya. Hal ini didukung oleh apiculata, (3) Rhizophora stylosa, (4) partisipasi masyarakat yang aktif untuk Phempis acidula, (5) Sonneratia alba, (6) menjaga dan melestarikan ekosistem Xylocarpus granatum, (7) Xylocarpus mangrove yang ada. Apabila ada yang moluccencis, (8 )Xylocarpus rumphii (9) ingin merusak dan menebang pohon Bruguiera gymnorrhiza, (10) Bruguiera mangrove maka akan dikenakan sanksi parviflora, (11) Heriteia globosa, (12) yaitu tebang 1 tanam 10 serta adapun Osbornia octodonta sanksi lainnya yang diatur dalam Perdes Bahoi No.02 Tahun 2010 yang ada.

Jenis mangrove yang menonjol di desa Bahoi adalah tipe Rhizophora mencapai tinggi berkisar antara 8-15 m Kondisi Jembatan dan Gazebo pada Ekosisitem dengan diameter 18-25 cm. Ekosistem Mangrove di DPL Desa Bahoi mangrove di Desa Bahoi berfungsi sebagai pelindung pantai dari bahaya Ekosistem Lamun tsunami, sebagai penahan abrasi, Ekosistem lamun merupakan sebagai tempat berlindung dan tempat salah satu ekosistem laut dangkal yang mencari makan dari berbagai organisme. produktivitasnya tinggi. Ekosistem lamun Ekosistem mangrove di Desa merupakan pondasi bagi sebuah Bahoi juga berpotensi sebagai tempat ekosistem dan sebagai produsen primer, wisata karena adanya kawasan pasir dimana habitatnya seringkali sebagai putih yang berada ditengah-tengah wadah yang mendukung kehidupan ikan-

______350 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______No Jenis bangunan Jumlah Kondisi dan biota berkapur lainnya, sehingga 1. Rumah apung 1 Baik membentuk suatau ekosistem yang kompak Perlu 2. Pondok wisata 2 Perbaikan sebagai habitat bagi biota-biota laut. 3. Homestay 6 Baik Terumbu karang merupakan suatu 4. Dive center 1 Baik ekosistem khas yang terdapat di wilayah 5. Peralatan selam 8 Baik pesisir daerah tropis. 6. Kompresor oksigen 1 Baik Desa Bahoi memiliki ekosistem 7. Kapal wisata 1 Baik pesisir yang lengkap termasuk salah Mesin tempel 15 8. 1 Baik satunya adalah ekosistem terumbu karang. PK Keindahan terumbu karang dan ikan karang ikan dan krustasea. Adapun jenis-jenis merupakan daya tarik utama wisata bawah lamun yang terdapat di Desa Bahoi yaitu laut di Bahoi. Formasi pertumbuhan karang : (1) Enhalus acoroides, (2) Halophila berdasarkan bentuk dan hubungan ovalis, (3) Thalassia hemprichii (4) perbatasan tumbuhnya terumbu karang Cymodocea rotundata, (5) Cymodocea dengan dataran Bahoi membuat desa Bahoi serrulata, (6) Halodule uninervis, (7) terkenal akan karangnya sebagai obyek Halodule pinifolia, (8) Syringodium wisata dan mampu memikat para wisatawan isoetifolium lokal maupun mancanegara.

Komunitas Lamun di Desa Bahoi

Foto oleh : Efra Wantah Pesisir Desa Bahoi bersubstrat Kondisi Terumbu Karang di DPL Desa Bahoi pasir dengan diameter 0,31 - 0,48 mm. Diameter yang berbeda diduga akan Faktor Pendukung Ekowisata Bahari mempengaruhi kepadatan jenis lamun. di Desa Bahoi Secara keseluruhan, kepadatan tertinggi 1. Faktor Fisik Pendukung Ekowisata terdapat di daerah padang lamun, diikuti Bahari di Desa Bahoi dengan daerah yang berada di dekat Faktor fisik pendukung kegiatan mangrove, dan kemudian kepadatan ekowisata bahari di Desa Bahoi yaitu terendah berada di daerah dekat adanya fasilitas-fasilitas penunjang terumbu karang. dalam pengembangan ekowisata bahari. Adapun fasilitas-fasilitas pendukung Ekosisitem Terumbu Karang kegiatan pengembangan ekowisata Menurut Tuwo (2011) , terumbu bahari di Desa Bahoi. karang adalah bangunan kapur besar yang dibentuk dan dihasilkan oleh hewan karang

______351 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______2. Faktor Non Fisik Pendukung Ekowisata lain, misalnya : nelayan, tukang, buruh Bahari di Desa Bahoi tani dan melanjutkan pendidikan. Tour Faktor non fisik merupakan faktor guide yang ada sudah dilengkapi dengan yang berperan penting dalam menunjang lisensi menyelam hanya saja ekowisata bahari. Faktor non fisik dapat kemampuan mereka dalam berbahasa berupa sumber daya manusia, budaya, asing masih perlu untuk ditingkatkan kelembagaan dan kemitraan. lagi. Pelatihan ini dibuat untuk memberdayakan dan untuk Sumber Daya Manusia meningkatkan kesejahteraan masyarakat Masyarakat Desa Bahoi dalam Desa Bahoi. upaya mendukung kegiatan ekowisata bahari, telah dibekali dengan pelatihan- Budaya pelatihan, yaitu pelatihan pemandu Faktor budaya merupakan salah satu wisata (tour guide) dan pembuat faktor yang perlu menjadi pertimbangan kerajinan tangan (handycraft). Pelatihan dalam pengembangan ekowisata. Hal ini sebagai pemandu wisata dan didasarkan pada alasan bahwa pembuatan kerajinan tangan dilakukan karakteristik kehidupan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan pesisir biasanya memiliki nilai-nilai tradisi Masyarakat Lingkungan Mandiri dan kepercayaan yang dapat menunjang Pedesaan (PNPM LMP) tahun 2010. upaya pelestarian lingkungan. Saat ini untuk tenaga pembuatan Masyarakat pesisir juga biasanya kerajinan tangan masih aktif dan telah memiliki seni dan atraksi budaya yang memproduksi beragam jenis kerajinan dapat menjadi daya tarik wisatawan. mulai dari gantungan kunci, vas bunga, Salah satu upacara adat tahunan yang mangkuk, serta pajangan dan hiasan lain diselenggarakan oleh masyarakat Desa yang berbentuk ikan yang dijual mulai Bahoi adalah upacara adat Tulude dengan harga Rp. 5.000 - 300.000. dimana upacara adat ini merupakan Bahan baku produk berasal dari kelapa, upacara memasuki tahun baru bagi suku sisa-sisa kayu dan tempurung. Kendala Sangihe, karena sebagian besar dalam pembuatan kerajinan tangan ini masyarakat Desa Bahoi merupakan adalah peralatan yang digunakan masih suku Sangihe. Selain upacara tulude manual. masyarakat Desa Bahoi juga memiliki Sementara untuk tour guide pada beberapa budaya tari dan nyanyi, yaitu awal perencanaan dibentuk 10 orang ampa wayer dan masamper. Budaya ini namun saat ini yang masih aktif hanya 3 dituangkan dalam suatu kesenian musik orang. Kondisi ini disebabkan karena dan tari sebagai penyambutan tamu dan jumlah pengunjung yang tidak banyak menyambut tahun baru. dan tidak konstan, sehingga tour guide Atraksi-atraksi budaya ini dapat yang ada lebih memilih pekerjaan yang memberikan nuansa berbeda di samping

______352 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______sajian lingkungan alamiah pesisir di merupakan modal sosial yang menjamin Desa Bahoi. Kelestarian budaya tari dan keberlangsungan tujuan pengembangan nyanyi dapat menjadi daya tarik ekowisata bahari. Menurut Coleman tersendiri dalam pengembangan (1999) dalam (Andaki, 2012), modal ekowisata bahari. sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk Kelembagaan dan Kemitraan bekerja bersama, demi mencapai tujuan- Kelembagaan ekowisata telah tujuan bersama, di dalam berbagai dibentuk sebuah kelompok, yaitu kelompok dan organisasi. Secara lebih Kelompok Pengelola Ekowisata yang komperehensif Burt (1992) dalam diketuai oleh Bapak Hans Lahamendu (Andaki, 20012), mendefinsikan, modal yang bertugas untuk mengatur dan sosial adalah kemampuan masyarakat mengembangkan ekowisata serta untuk melakukan asosiasi Kelompok Pengelola Pesisir Desa Bahoi (berhubungan) satu sama lain dan (KPPD) yang diketuai oleh Bapa Maxi selanjutnya menjadi kekuatan yang Lahading. Kedua kelompok ini diatur sangat penting bukan hanya bagi dalam Peraturan Desa No. 2 Tahun kehidupan ekonomi akan tetapi juga 2010 tentang Pengelolaan Kawasan setiap aspek sosial yang lainnya. Pesisir dan Laut Desa Bahoi. Perdes ini Analisis SWOT Potensi Ekowisata telah dikeluarkan oleh pemerintah desa Bahari di DPL Desa Bahoi untuk mendukung dan menjaga Analisis SWOT merupakan kawasaran psisir dan laut yang ada di perencanaan strategis klasik yang terdiri Desa Bahoi. dari analisis strength (kekuatan), weakness Sebagai upaya untuk (kelemahan), opportuinity (peluang), dan mengembangkan kegiatan ekowisata threat (ancaman). Analisis SWOT potensi bahari dan menjaga kelestarian ekowisata di DPL Desa Bahoi dapat dilihat ekosistem pesisir, Desa Bahoi pada matriks berikut : bekerjasama dengan LSM Manengkel Strengths Weaknesses Solidaritas serta Yapeka (Pemberdayaan 1. Keberadaan ekosistem 1. Kurangnya mangrove, lamun dan informasi dan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi terumbu karang yang promosi Alam) sebagai pendampingan yang juga potensial dijadikan obyek wisata membantu Desa Bahoi dalam promosi. wisata 2. Keterbatasan 2. Kealamian dan keaslian Eksistensi alamiah dan sarana dan kawasan DPL Desa Bahoi prasarana partisipasi masyarakat di Desa Bahoi 3. Daya tarik dan keindahan pendukung yang berkomitmen kuat menjaga bawah laut kegiatan kelestarian ekosistem pesisir, 4. Kebijakan pemerintah wisata lewat peraturan desa yang 3. Belum ada merupakan modal besar untuk menguntungkan zonasi pengembangan ekowisata pengembangan ekowisata bahari yang peruntukan bahari berkelanjutan. Kesadaran masyarakat ini kawasan

______353 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______5. Adanya Kelompok produk paket 2) Promosi potensi Pengelola Pesisr Desa ekowisata bahari wisata (KPPD) dan Kelompok 3) Mengembangkan 3) Peningkatan Pengelola Ekowisata yang kerjasama kualitas dan mendukung dan mengatur dengan pihak pemberdayaan kegiatan pengembangan perguruan tinggi, masyarakat ekowisata bahari di Desa pemerintah dan Bahoi swasta 6. Atraksi budaya dari S/T W/T masyarakat sebagai daya 1) Pemanfaatan 1) Mengikutsertakan tarik pengunjung potensi masyarakat lokal di 7. Akses jalan yang baik sumberdaya dalam promosi 8. Akses jaringan yang baik pesisir dan laut wisata dan dan memadai secara sekaligus marketing 9. Tersedianya sumberdaya berkelanjutan wisata. manusia yang berpotensi 2) Penataaan ruang 2) Peningkatan sebagai tenaga kerja pada kawasan kegiatan produksi Threats Opportunity Threat pesisir dan laut yang ramah 1. Lokasinya strategis 1. Alternatif 3) Pengawasan dan lingkungan penegakan 2. Ekosistem pesisir tropis wisata pantai aturan untuk lengkap pada satu tersedia di menjaga kawasan sekitar Desa kelestarian 3. Adanya pendampingan Bahoi lingkungan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam dan Strength-Opportunity (Kekuatan- Manengkel Solidaritas Rumusan Strategi Peluang) Rumusan strategi pengembangan Pengembangan infrastrukur dan ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi, di transportasi dapat berupa peroleh melalui Matrik SWOT. Matrik SWOT pengembangan dermaga yang ada di dipakai untuk menggambarkan secara jelas Desa Bahoi lebih dimaksimalkan karena bagaimana peluang dan ancaman eksternal dermaga sudah ada tetapi kondisinya yang dihadapi dalam pengembangan masih perlu perbaikan. Penambahan ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi dapat pembangunan jembatan di area disesuaikan dengan kekuatan dan mangrove juga dapat dilakukan agar kelemahan yang dimilikinya. Strategi wisatawan dapat memperbesar Pengembangan Ekowisata Bahari di DPL kapasitas wisatawan untuk menikmati Desa Bahoi dapat dilihat pada matriks pemandangan dan keindahan alam yang berikut. Strengths Weaknesses ada di ekosistem mangrove. salah satu S/O W/O strategi yang juga dapat dilakukan oleh 1) Pengembangan 1) Pembangunan Desa Bahoi adalah penambahan sarana infrastruktur dan sarana dan transportasi berupa bus pariwisata yang transportasi prasarana yang 2) Menyusun dan menunjang dapat memudahkan wisatawan untuk Opportunities mengembangkan kegiatan wisata berkunjung ke Desa Bahoi.

______354 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Menyusun dan mengembangkan yang dilakukan akan meningkatkan produk paket ekowisata bahari dalam hal kedatangan wisatawan lokaldan ini dapat dilakukan promosi dengan mancanegara serta peneliti dibidang pilihan paket wisata yabg ditawarkan ekosistem wilayah tropis. berupa snorkeling, diving, wisata hutan Peningkatan kualitas dan mangrove, perjalanan mengelilingi area pemberdayaan masyarakat, dalam hal DPL serta paket menginap di homestay. ini masyarakat dapat menjadi agen untuk Mengembangkan kerjasama promosi dan dalam hal kualitas layanan dengan pihak perguruan tinggi, karena masyarakat yang ada dapat pemerintah dan swasta. Kerjasama berpotensi sebagai tenaga kerja. dapat dilakukan dibidang penelitian, Masyarakat juga dapat dibekali dengan pengembangan, konservasi, penguatan lebih banyak pelatihan karna kelembagaan serta dapat menjalin sebelumnya sudah ada peatihan kerjasama dengan melakukan promosi. pembuat kerajinan tangan, pemandu Intermediasi atau kemitraan yang terjalin wisata serta pengelola homestay jadi dengan semua pihak ini dapat dari kondisi ini kedepannya masyarakat memperkuat kelembagaan dalam dapat dibekali dengan kemampuan promosi, pendampingan, bahkan berbahasa asing, peningkatan kualitas pembiayaan dalam meningkatkan usaha lisensi bagi para tour guide serta ekowisata bahari di Dea Bahoi. peningkatan kreativitas dan inovasi bagi para pembuat kerajinan tangan. Weakness-Opportunity (Kelemahan- Peluang) Strength-Threat (Kekuatan-Ancaman) Pembangunan sarana dan Pemanfaatan potensi prasarana yang menunjang kegiatan sumberdaya pesisir dan laut secara wisata, seperti pengadaan sarana air berkelanjutan, dengan cara besih, pembuatan tempat MCK, juga meningkatkan kesadaran masyarakat dengan tersedianya rumah makan di Desa Bahoi tentang pentingnya menjaga Desa Bahoi sehingga wisatawan tidak sumberdaya pesisir dan laut sehingga kesulitan untuk mencari makan di tempat masyarakat yang ada tidak merusak lain. Hal ini juga dapat memberikan ekosistem pesisir dan sumberdaya yang keuntungan bagi masyarakat dengan ada dapat dimanfaatkan secara menambah penghasilan mereka melalui berkelanjutan bukan untuk saat ini saja usaha rumah makan. tapi untuk masa yang akan datang Promosi potensi wisata dapat sehingga kekayaan sumberdaya pesisir dilakukan melalui media cetak, media dan laut nantinya juga akan dirasakan elektronik maupun media sosial yang oleh anak dan cucu. Hal ini juga dapat dapat menjadikan Desa Bahoi sebagai berdampak pada pengembangan destinasi wisata yang diminati. Promosi ekowisata karena jika ekosistem pesisir

______355 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______terjaga maka keindahan dan kealamihan pengurangan penggunaan plastik, yang ada tetap terjaga dan dapat menhindari produk yang menuntut bahan menarik perhatian wisatawan. baku dari alam seperti kayu dari mangrove, Penataaan ruang pada kawasan hiasan dari karang atau produksi-produksi pesisir dan laut yatu dengan mementuk yang dapat meningkatkan pencemaran di udara, air tawar serta air laut. Kegiatan zonasi di area yang ada dimana ada produksi yang ramah lingkungan dapat zonasi untuk masyaraka boleh mempertahankan ekosistem dan menangkap ikan, ada zonasi yang keberlanjutan ekosistem diwilayah pesisir dilindungi serta ada zonasi dimana Desa Bahoi. terjadi kegiatan ekowisata. Zonasi dapat memberikan arahan terhadap KESIMPULAN DAN SARAN pemanfaatan sumberdaya wilayah Kesimpulan pesisir Desa Bahoi sesuai kebutuhan 1. Ekosistem yang ada di DPL Desa dan daya dukung ekosistem. Bahoi, yaitu magrove, lamun dan terumbu karang berpotensi untuk Pengawasan dan penegakan dijadikan sebagai obyek ekowisata aturan untuk menjaga kelestarian bahari. lingkungan dengan penguatan peraturan 2. Pengembangan ekowisata bahari di desa yang ada ke tingkat kecamatan dan Desa Bahoi masih terdapat kepada pemerintah kabupaten. Hal ini kelemahan di antaranya promosi dilakuna supaya da kejelasan masih kurang serta keterbatasan penegakan aturan serta pnerapan saran dan prasarana sebagai hukuman (sanksi) terkait pengeloaan pendukung kegiatan ekowisata kawana pesisir di Desa Bahoi. bahari. 3. Model pengembangan ekowisata Weakness-Threat (Kelemahan- bahari di DPL Desa Bahoi sangat Ancaman) tepat untuk dikembangkan sebagai Mengikutsertakan masyarakat lokal upaya pelestarian ekosistem pesisir, di dalam promosi wisata dan sekaligus sehingga sumberdaya yang ada marketing wisata. Hal ini dapat dapat dimanfaatkan secara meningkatkan pengetahuan akan potensi berkelanjutan serta dapat ekowisata bahari di Desa Bahoi dan meningkatkan kesejahteraan peluang-peluang yang dapat muncul terkait masyarakat Desa Bahoi. dengan kegiatan ekowisata bahari. Peluang- Saran peluang yang dimaksud dengan 1. Perlu adanya promosi dari pihak memunculkan berbagai jenis usaha yang pengelola, pemerintah dan akademisi belum ada saat ini misalnya warung, 2. Perlu adanya dukungan dari munimarket, tempat menginap serta pemerintah untuk menerbitkan aturan tawaran souvenir yang telah disediakan. tentang perlindungan dan pelestarian Peningkatan kegiatan produksi ekosistem pesisir ditingkat kabupaten. yang ramah lingkungan, seperti

______356 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______DAFTAR PUSTAKA Online Mahasiswa (JOM) Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan, 1(2), 1-14. Andaki, J.A., 2012. Masyarakat Pantai Kota Manado Pasca Reklamasi. Disertasi. Program Santoso, G. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Pascasarjana Universitas Padjadjaran dan Kualitatif. Prestasi Pustaka. Jakarta. Bandung. Santoso, N., 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Hamdi, A.S dan Baharuddin, E., 2012. Metode Mangrove. Makalah disampaikan pada Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Penelitian. Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Deepublisher Publisher. Yogyakarta. Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia. Khotijah, 2012. Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan Manfaatnya. Singarimbun, M dan Effendi S, 1982. Metode http://khotija.blogspot.co.id/2012/03/daerah- Penelitian dan Survey. LP3ES. Jakarta. perlindungan-laut-indonesia.html Diunduh pada 05 Februari 2016 Tuwo, A., 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brillian Internasional. Surabaya Mulyadi, A., & Nasution, S., (2014). Study of Marine Ecotourism Potential in Balai Island Aceh Website Desa Bahoi http://bahoi.desa.sulut.id. Singkil Regency of Aceh Province. Jurnal

______357 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

______358 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______STRATEGI NELAYAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA) Novita A. Wulandari1; Nurdin Jusuf2; Otniel Pontoh2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected]

Abstract Fishermen household has a special characteristic, such use the use of coastal and marine areas (common property) as a factor of production, working hours should follow the oceanographic conditions (sail only an average of about 20 days in a month, the rest is relatively idle). Fishermen were particularly vulnerable to seasonal changes caused by climate change, making studies of the lives of fishermen generally emphasize the poverty and economic uncertainty experienced fishermen and their families. Based on those problems that can be formulated, any strategy that made the fisherman community in meeting the needs of the household?. The purpose of this study are: 1). examines the general state of the village Tateli Dua Mandolang Minahasa District of Northern Sulawesi province, 2). detailing the standard of living in terms of the social aspect is education, number of dependents, age structure, and organization / social institutions, 3). detailing the standard of living in terms of the economic aspects ie venture capital, marketing catches, income and expenditure, 4). explore and learn strategies fishermen community in meeting the needs of the household. Basic research will be used is a case study. The case study is a study done by studying a particular case in which the object is limited (Helmi and Satria, 2012). The results showed that in meeting household needs, fishermen in the village Tateli Two has a three-pronged strategy: 1). The use of alternative livelihoods, 2). Contributions empowerment fisherman's wife, and 3). Saving of household spending. Keywords: Household, Fishermen, Strategy

Abstrak Rumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Nelayan menjadi sangat rentan terhadap perubahan musim yang diakibatkan oleh perubahan iklim, membuat kajian-kajian terhadap kehidupan nelayan umumnya menekankan pada kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi yang dialami nelayan dan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu, strategi apa saja yang dilakukan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga?. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1). menelaah keadaan umum Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, 2). merinci taraf hidup ditinjau dari aspek sosial adalah pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, struktur umur, dan organisasi/lembaga sosial, 3). memerinci taraf hidup ditinjau dari aspek ekonomi yaitu modal usaha, pemasaran hasil tangkapan, pendapatan dan pengeluaran serta 4). menggali dan mempelajari strategi masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari satu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Helmi dan Satria, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, nelayan yang ada di Desa Tateli Dua memiliki tiga bentuk strategi yaitu 1). Penggunaan mata pencaharian alternatif, 2). Kontribusi pemberdayaan istri nelayan, dan 3). Penghematan belanja rumah tangga Kata Kunci : Rumah tangga, Nelayan, Strategi

PENDAHULUAN usaha perikanan tangkap merupakan salah Usaha perikanan memiliki peran satunya usaha yang dapat memenuhi penting dalam penyediaan bahan pangan kebutuhan bahan pangan ikan dalam dan pendorong ekonomi suatu wilayah rangka menjaga ketahanan pangan suatu khususnya pada daerah pesisir. Dimana wilayah. Pemanfaatan sumberdaya

______359 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______perikanan, khususnya perikanan laut umumnya menekankan pada kemiskinan (tangkap) sampai saat ini masih didominasi dan ketidakpastian ekonomi yang dialami oleh usaha perikanan rakyat yang umumnya nelayan dan keluarganya. Mengatasi hal memiliki karakteristik skala usaha kecil, tersebut mereka cenderung meminimalkan aplikasi teknologi yang sederhana, kemungkinan kegagalan usaha dari pada jangkauan penangkapan yang terbatas dan mencari peluang untuk mendapatkan hasil produktivitas yang relatif masih rendah. maksimal, karena kegagalan usaha berarti Rumah tangga nelayan memiliki ciri mengancam eksistensi mereka khusus seperti penggunaan wilayah pesisir Desa Tateli Dua Kecamatan dan laut (common property) sebagai faktor Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi Sulawesi Utara belum pernah diadakan oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar penelitian mengenai strategi nelayan dalam 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka menganggur). Demikian juga pekerjaan penelitian penting untuk dilaksanakan dalam menangkap ikan adalah pekerjaan yang rangka pengembangan taraf hidup nelayan. penuh resiko, sehingga pekerjaan ini umumnya dikerjakan oleh lelaki. Hal ini Tujuan Penelitian mengandung arti bahwa keluarga yang lain 1. Menelaah keadaan umum Desa Tateli tidak dapat membantu secara penuh, Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten sehingga masyarakat yang tinggal di Minahasa Provinsi Sulawesi Utara wilayah pesisir pada umumnya sering 2. Merinci taraf hidup ditinjau dari aspek diidentikkan dengan masyarakat miskin sosial adalah pendidikan, jumlah (Wasak, 2012). tanggungan keluarga, struktur umur, Jumlah nelayan yang ada di dan organisasi/lembaga sosial. Kabupaten Minahasa pada tahun 2015 3. Memerinci taraf hidup ditinjau dari mencapai 9.173 orang nelayan. Jumlah ini aspek ekonomi yaitu modal usaha, terdiri atas 4.672 orang nelayan penuh, pemasaran hasil tangkapan, 2.125 orang nelayan sambilan utama dan pendapatan dan pengeluaran. sisanya adalah nelayan sambilan tambahan 4. Menggali dan mempelajari strategi dengan total produksi perikanan pertahun masyarakat nelayan dalam memenuhi sebanyak 12.904 ton dengan nilai produksi kebutuhan rumah tangga. mencapai Rp. 294.759.895 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa, 2015). Tempat dan Waktu Penelitian Nelayan hidup dalam suatu Penelitian ini dilaksanakan di Desa lingkungan yang tidak menentu Tateli Dua Kecamatan Mandolang (uncertainity), ketidak-menentuan yang Kabupaten Minahasa. Waktu yang menjadikan karakteristik kehidupan nelayan diperlukan untuk melaksanakan penelitian berdampak dari kondisi lingkungan fisik. mulai dari penyusunan rencana kerja Nelayan menjadi sangat rentan terhadap penelitian sampai dengan pelaksanaan ujian perubahan musim yang diakibatkan oleh adalah ± 6 bulan, yaitu dari bulan Januari perubahan iklim. Hal tersebut membuat 2016 sampai pada bulan Juni 2016. kajian-kajian terhadap kehidupan nelayan

______360 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______METODOLOGI PENELITIAN Indeks Engel adalah proposi Dasar penelitian ini adalah studi pengeluaran makanan terhadap total kasus. Studi kasus adalah penelitian yang pengeluaran rumah tangga. Banyak dilakukan dengan cara mempelajari satu penelitian menunjukan bahwa rumah tangga kasus tertentu pada obyek yang terbatas miskin akan cenderung mempunyai proporsi (Helmi dan Satria, 2012). Kasus yang diteliti pengeluaran makanan yang lebih besar adalah strategi nelayan dalam memenuhi dibandingkan rumah tangga kaya. Adapun kebutuhan rumah tangga di Desa Tateli 2 rumur Indeks Engel adalah : Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini bersifat eksploratif atau Indeks Engel dalam penelitian ini mengungkapkan keadaaan sebenarnya dari dibatasi jika Indeks Engel yang diperoleh objek penelitian. Data yang dikumpulkan >50% maka dapat dikatakan rumah tangga pada penelitian ini terdiri atas data primer tersebut miskin karena lebih dari bagian dan data sekunder. Data primer diperoleh pendapatannya digunakan untuk memenuhi berdasarkan observasi langsung melalui kebutuhan makanan, namun apabila Indeks pengamatan dan wawancara terhadap Engel, < 50% dapat dikatakan bahwa rumah keadaan atau perilaku obyek di lokasi tangga tersebut tidak terlalu miskin karena penelitian, sedangkan data sekunder kurnag dari sebagian pendapatannya yang diperoleh dari bahan bacaan yang berkaitan digunakan untuk biaya makan. Makin keci dengan data yang dibutuhkan serta nilai Indeks Engel maka akan semakin mengutip data dari laporan-laporan serta bagus. instansi yang terkait dengan objek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data yang digunakan dalam Keadaan Umum Desa Tateli Dua penelitian ini adalah analisis deskriptif Desa Tateli Dua terletak di kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Kecamatan Mandolang Kabupaten Analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis Minahasa Provinsi Sulawesi Utara dan dengan memberikan gambaran serta secara geografis terletak pada 10 26'43.340 keterangan dengan menggunakan kalimat U Lintang Utara, 124045'15.500 Bujur Timur. penulis secara sistematis dan mudah Desa Tateli Dua Berasal dari Hasil dimenegerti sesuai dengan data yang Pemekaran dari Desa Tateli yang dulunya diperoleh. Sedangkan untuk analisis masuk dalam bagian dari wilayah atau jaga deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yaitu, jaga III ,jaga IV, jaga V dan jaga VII. dengan memberikan bahasan atau kajian Luas Desa Tateli Dua sebesar 429.00 Ha terhadap data yang ada dengan dengan batas wilayah Desa Tateli Dua menggunakan hitungan-hitungan adalah sebagai berikut : sederhana, seperti perkalian, penjumlahan, 1. Sebelah utara berbatasan dengan laut rata-rata, persentase, serta untuk mengukur Sulawesi kemiskinan digunakan Indeks Engel. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan perkebunan Desa Koha

______361 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______3. Sebelah barat berbatasan dengan berkisar antara 25 – 28 0 C pada ketinggian Desa Tateli Tiga 25 – 30 meter di atas permukaan laut. 4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tateli Satu Keadaan Penduduk Desa Tateli Dua Jarak dari Desa Tateli Dua ke Ibu Etnik penduduk yang terdapat di Kota Kecamatan Mandolang 20 km dengan Desa Tateli Dua terdiri dari Suku Jawa, waktu tempuh selama 1 jam sedangkan ke Suku Minahasa, Suku Ambon, Suku Ibu Kota Kabupaten Tondano 45 km dengan Ternate, Suku Makassar dan Suku Buton. waktu tempuh 2 jam 30 menit. Suhu udara Berikut adalah tabel jumlah etnik penduduk yang ada di Desa Tateli Dua :

Tabel 10. Jumlah Etnik Penduduk yang Ada di Desa Tateli Dua No Etnik Jumlah % 1. Minahasa 2100 80,92 2. Jawa 110 4,24 3. Buton 2 0,08 4. Makassar 16 0,62 5. Ternate 16 0,62 6. Gorontalo 351 13,53 Total 2595 100,00 Sumber : Kantor Desa Tateli Dua, 2016 Menurut Badan Pusat Statistik, Tabel di atas menunjukan bahwa mereka yang termasuk dalam golongan usia etnik yang paling banyak mendiami Desa 15-64 tahun termasuk dalam usia produktif Tateli Dua adalah Suku Minahasa dengan tenaga kerja. Data pada tabel 2 di atas presentase 80,92%, selanjutnya Suku menunjukan bahwa jumlah penduduk di usia Gorontalo sebanyak 13,53%, Suku Jawa produktif yaitu kisaran umur 15-64 tahun sebanyak 4,24%, Suku Ternate dan Suku berjumlah 1505 orang dengan persentase Makassar sebanyak 0,62% dan Suku Buton 57,5% dari total keseluruhan jumlah 0,08%. penduduk yang ada di Desa Tateli Dua. Jumlah penduduk yang ada di Desa Berikut adalah data jenis mata pencaharian Tateli Dua sebanyak 2.595 orang yang pokok penduduk di Desa Tateli Dua : terdiri dari 1.420 orang laki-laki dan sisanya 1.175 orang perempuan yang sedangkan untuk jumlah pendududuk yang ada di Desa Tateli Dua adalah terdiri atas 632 kepala keluarga. Kepadatan pendududuk Desa Tateli Dua 400 jiwa/km2.

______362 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Tabel 11. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Tateli Dua No Jenis Pekerjaan Jumlah % 1 Petani 300 58,48 2 Buruh Tani 100 19,49 3 Nelayan 22 4,29 4 POLRI 8 1,56 5 Pedagang 20 3,90 6 Peternak 10 1,95 7 Montir 20 3,90 8 TNI 14 2,73 9 Pengacara 10 1,95 10 Pensiunan 8 1,56 11 Bidan 1 0,19 Total 513 100 Sumber : Data Sekunder, 2016 memilih berhenti sekolah dan memutuskan Berdasarkan data di atas dapat untuk bekerja membantu mencukupi dilihat bahwa pekerjaan sebagai petani kebutuhan rumah tangga, selain itu mendominasi jenis mata pencaharian pokok penyebab lainnya adalah kurangnya warga Desa Tateli Dua yaitu sebesar 58% kesadaran dari para nelayan tentang hal ini disebabkan karena di Desa Tateli pentingnya pendidikan untuk masa depan Dua terdapat banyak kolam yang digunakan sehingga mereka memutuskan untuk untuk ditanami sayuran kangkung, serta berhenti sekolah. Namun seiring untuk pekerjaan sebagai buruh petani perkembangan zaman yang semakin sebesar 19% sedangkan untuk pekerjaan berdampak pada kehidupan sebagai sebagai nelayan sebesar 4% dengan jumlah seorang nelayan, mereka menyadari bahwa 22 orang dari jumlah keseluruhan penduduk pada saat ini pendidikan itu penting umtuk yang bermata pencaharian sebagaimana masa depan keluarga dengan harapan agar yang telah dicantumkan dalam tabel diatas anak-anak mereka bisa mengenyam yakni 513 orang. pendidikan setinggi mungkin.

Faktor Sosial Rumah Tangga Nelayan Jumlah Tanggungan Keluarga Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil wawancara dari Pendidikan nelayan di Desa Tateli 22 responden yang ada maka diperoleh Dua masih sangat rendah hal ini terbukti data jumlah tanggungan keluarga dari setiap dengan masih banyaknya nelayan yang nelayan di Desa Tateli Dua adalah yang tidak lulus pendidikan dasar 9 tahun. berjumlah lebih dari tanggungan 4 dalam Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa hal satu kepala keluarga berjumlah 18 kepala ini disebabkan karena terbatasnya biaya keluarga atau 81,9%. Dengan jumlah yang dimiliki oleh orang tua nelayan pada tanggungan keluarga yang cukup banyak ini saat itu sehingga para nelayan yang membuat beban untuk memenuhi dahulunya masih berada pada usia sekolah kebutuhan sehari-hari semakin besar,

______363 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______sementara pendapatan yang diperoleh dari Cumi-cumi dan kelompok usaha nelayan pekerjaan sebagai nelayan sangat sedikit, Malalugis. Organisasi sosial atau kelompok sehingga nelayan harus melakukan usaha nelayan tersebut dibentuk sebagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan salah satu syarat bagi nelayan untuk bisa dengan mencukupi kebutuhan rumah mendapatkan bantuan dari Dinas Kelautan tangga mereka sehari-hari. dan Perikanan, tetapi tidak semua nelayan mengikuti organisasi atau kelompok usaha Struktur Umur nelayan tersebut. Berdasarkan data yang Umur responden nelayan di lokasi didapatkan 59% nelayan di Desa Tateli Dua penelitian adalah kebanyakan berumur 30- mengikuti organisasi sosial dan sisanya 49 tahun dengan jumlah 12 orang atau 54% 41% tidak mengikuti. dari total jumlah keseluruhan, sedangkan sisanya adalah berumur 20-29 tahun Faktor Ekonomi Rumah Tangga berjumlah 3 orang atau 13%, umur 50-59 Nelayan tahun berjumlah 6 orang atau 26% dan yang Modal berumur lebi dari 70 berjumlah 1 orang Modal adalah barang atau uang dengan persentasi 13%. yang secara bersama-sama faktor produksi, Umur nelayan dapat mempengaruhi tanah dan tenaga kerja menghasilkan tingkat pendapatan nelayan, hal tersebut barang yang baru. Modal mempunyai didukung dengan kurangnya pengalaman hubungan yang sangat kuat dengan berhasil melaut nelayan sehingga berkurangnya tidaknya suatu usaha produksi yang hasil tangkapan dan juga jumlah didirikan. Modal merupakan salah satu aset pendapatannya rendah. Dengan yang dibutuhkan oleh nelayan untuk biaya pengalaman yang memadai seorang operasional antara lain untuk membeli nelayan akan dengan mudah mendapatkan bahan bakar, perbekalan atau konsumsi hasil tangkapannya karena seorang nelayan serta peralatan dan perlengkapan melaut yang berpengalaman dapat mengetahui lainnya. Dalam usaha perikanan tangkap, dimana tempat ikan berkumpul. modal dapat berupa alat tangkap, perahu, Umur seseorang menentukan motor tempel dan uang tunai yang akan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. dipakai dalam usaha penangkapan ikan Semakin berat pekerjaan secara fisik maka (Prakorso dalam Sujarno, 2008). semakin tua tenaga kerja akan semakin Nelayan di Desa Tateli Dua dalam turun pula prestasinya. Namun, dalam hal menjalankan dan mengembangkan tanggung jawab semakin tua umur tenaga usahanya, menggunakan modal sendiri dan kerja akan berpengaruh karena justru modal pinjaman yang berasal dari kerabat, semakin berpengalaman. saudara ataupun orang tua. Berikut adalah rincian modal nelayan berdasarkan jenis Organisasi Sosial alat tangkap: Berdasarkan hasil penelitian, organisasi sosial yang diikuti oleh nelayan yang ada di Desa Tatali Dua adalah organisasi atau kelompok usaha nelayan

______364 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Tabel 12. Jumlah Modal Berdasarkan Jenis Alat Tangkap di Desa Tateli Dua Modal Kerja/Tahun No. Jenis Alat Tangkap Modal Investasi Biaya Tetap Biaya Tidak tetap 1. Gill net/ Soma Tude Rp. 25.000.000 Rp.5.450.000 Rp.31.640.000 2. Hand line/Pancing Rp.7.075.000 Rp.2.323.000 Rp.26.640.000 Sumber : Data Primer, 2016

Tabel di atas menunjukan bahwa Rp. 9.600.000 per tahun hal ini disebabkan modal investasi terbesar terdapat pada jenis dimana setiap nelayan jumlah alat tangkap Gill net/ Soma tude. Perbedaan tangkapannya berbeda-beda. Menurut tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis, penelitian yang dilakukan didapati ada modal, serta harga dari setiap material nelayan yang tidak memiliki motor/mesin dalam setiap pembuatan alat tangkap. perahu dan hanya memiliki alat tangkap pancing saja. Akibatnya wilayah Pemasaran penangkapannya hanya disekitaran laut Pemasaran ikan hasil tangkapan Tateli, yang dapat menyebabkan hasil nelayan yang ada di Desa Tateli Dua, tangkapan kurang maksimal sehingga berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mempengaruhi jumlah pendapatan. Selain kebanyakan langsung dijual di pasar oleh itu pendapatan utama sebagai seorang para isteri nelayan di pasar Tateli atau di nelayan juga dipengaruhi oleh musim, pasar Karombasan. Tetapi ada juga dimana dalam satu tahun hanya 7-8 bulan sebagian nelayan yang menjual hasil melakukan operasi penangkapan. tangkapannya kepada pedagang pengencer Jumlah keseluruhan pendapatan dan masyarakat konsumen ikan segar yang utama nelayan di Desa Tateli Dua perbulan datang langsung. Menurut penelitian yang adalah Rp 781.600.000 dengan rata-rata dilakukan nelayan lebih merasa untung jika adalah Rp 35.200.000 per tahun, kemudian menjual hasil tangkapan di pasar total penghasilan sampingan nelayan dibandingkan dijual ke pedagang pengencer adalah Rp 8.000.000 dengan rata-rata Rp karena harga jual kepada pedagang 640.000 per tahun, sedangkan total pengencer biasanya lebih murah penghasilan tambahan angggota keluarga dibandingkan dengan harga jual di pasar . nelayan adalah Rp 36.400.000 dengan rata- Jenis-jenis ikan yang ditangkap oleh rata Rp 2.400.000 per tahun. nelayan di Desa Tateli Dua yang dipasarkan adalah ikan cakalang (Katsuwonus Pengeluaran pelamis), ikan selar (Selaroides leptolepis), Total pengeluaran nelayan di Desa ikan tongkol (Euthynnus affinis), dan ikan Tateli untuk makanan adalah sebesar Rp (Thunnus alalunga). 595.200.000 per tahun dengan rata-rata sebesar Rp 18.600.000 per tahun atau 43% Pendapatan dari total biaya pengeluaran yaitu Penghasilan terendah nelayan dari Rp692.422.000. Dengan kata lain, nelayan pendapatan utama nelayan adalah menggunakan hampir separuh dari

______365 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______pendapatannya untuk makan. Hal ini Sebanyak 46% nelayan yang ada di menggambarkan bahwa rumah tangga Desa Tateli Dua merupakan nelayan penuh nelayan di Desa Tateli Dua merupakan atau nelayan yang seluruh waktu kerjanya rumah tangga yang berpenghasilan rendah digunakan untuk menangkap ikan, karena proporsi pengeluaran yang lebih sedangkan sebanyak 54% merupakan besar untuk konsumsi makanan nelayan sambilan utama yaitu nelayan yang mengindikasikan rumah tangga nelayan sebagian besar waktu bekerjanya sebagai rumah tangga berpenghasilan digunakan untuk menangkap ikan. Maka rendah. untuk menambah pendapatan selain dari Total keseluruhan pengeluaran dan hasil bekerja sebagai nelayan, nelayan di total keseluruan pengeluaran untuk makan Desa Tateli Dua melakukan beberapa dapat menentukan Indeks Engel sehingga pekerjaan guna memenuhi kebutuhan diperoleh : rumah tangga. Sebanyak 12 orang nelayan memiliki pekerjaan sambilan yang terbagi atas 8 orang berpekerjaan sambilan sebagai buruh tani dan 4 orang berpekerjaan Perhitungan di atas menunjukan sambilan sebagai tukang. sebagian besar bawa Indeks Engel yanag diperoleh adalah pekerjaan sambilan nelayan adalah sebagai 94%, dengan demikian rumah tangga buruh tani, ini karena di Desa Tateli Dua nelayan di Desa Tateli Dua menggunakan terdapat banyak usaha pertanian tanaman lebih dari sebagian dari total pendapatan kangkung yang luas penggunaan lahannya untuk biaya makan. Hal ini berarti bahwa mencapai 20 Ha. Hal ini dimanfaat para nelayan yang ada di Desa Tateli dua nelayan guna mendapatkan pekerjaan merupakan nelayan yang belum makmur sambilan yakni sebagai buruh tani tanaman karena Indeks Engel mereka yang lebih dari kangkung. Upah per hari sebagai buruh tani, 50%. nelayan dibayar sebesar Rp.40.000 per 1 gulungan atau 1 ikatan besar tanaman Strategi Nelayan Dalam Memenuhi kangkung yang berisi 100 ikatan kecil Kebutuhan Rumah Tangga kangkung. Rata-rata para nelayan yang bekerja sebagai buruh mampu Penggunaan Mata Pencaharian menghasilkan 2 gulungan per hari bisa dengan upah Rp 80.000. Sedangkan untuk Alternatif pekerjaan sebagai tukang, nelayan bisa Penciptaan sumber pendapatan mendapat penghasilan sebesar Rp 100.000 melalui mata pencaharian aternatif per hari. merupakan kebutuhan mendesak untuk menjawab kelangsungan hidup rumah Kontribusi Pemberdayaan Istri tangga nelayan. Rumah tangga nelayan akan menghadapi kesulitan jika hanya Nelayan bertumpu pada aktivitas dari melaut, karena Pemberdayaan istri merupakan sumberdaya perikanan terus mengalami pendekatan gender yang perlu mendapat penipisan (Kusnadi, 2009). perhatian dalam mengatasi kemiskinan di ______366 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______manapun juga termasuk daerah pesisir. berpartisipasi mengelola potensi Karena mereka yang biasanya mengatur sumberdaya sosial ekonomi masyarakat dan mengetahui kondisi keuangan keluarga. yang suatu saat dapat dimanfaatkan untuk Selain itu urusan anak mulai dari memenuhi menopang kebutuhan rumah tangga, seperti kebutuhan pokok sampai pendidikan juga penghasilan dari laut menurun, didera ada di dalam kendali seorang istri penyakit,atau kebutuhan mendadak lainnya. (Saraswati, 2014) Penghematan Belanja Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan wawancara dan penelitian yang dilakukan di Desa Tateli Dua didapatkan hasil bahwa walaupun nelayan identik dengan sifat yang boros, itu terjadi hanya pada saat mereka mendapatkan penghasilan yang besar dan sebaliknya jika Berdasarkan gambar di atas, datang musim paceklik yang mendesak terlihat bahwa sebanyak 55% istri nelayan mereka harus memenuhi kebutuhan rumah bekerja sebagai penjual ikan hasil tangga maka salah satu strategi rumah tangkapan para suami, jika para suami tidak tangga nelayan adalah dengan melakukan mendapatkan ikan mereka menjual ikan penghematan pengeluaran rumah tangga. yang mereka beli di TPI Tumumpa dan Kebiasaan rumah tangga nelayan di dijual kembali di Pasar Tateli ataupun di jual Desa Tateli Dua dalam hal pola makan berkeliling kampung. Selanjutnya sebanyak biasanya dua kali sehari yang tanpa mereka 9% istri nelayan lainnya bekerja tukang jahit sadari bahwa hal ini merupakan salah satu dan membuka usaha warung di rumah. cara untuk menghemat pengeluaran Serta sebanyak 5% menjual sayur dipasar, belanja, akan tetapi ada juga masyarakat 4% bekerja sebagai karyawan toko dan yang makan tiga kali dalam sehari. Selain sisanya 18% tidak bekerja. itu, juga ditemui beberapa rumah tangga Selain melakukan pekerjaan diatas, yang memiliki kebun sendiri yang ditanami istri nelayan juga ikut mengelola potensi sayur dan rempah-rempah yang selain dijual komunitas, yang hasil akhirnya juga untuk juga dikonsumsi sendiri demi menghemat kepentingan ekonomi dan investasi sosial pengeluaran belanja. Sama halnya dengan rumah tangga masyarakat nelayan. Peranan kebutuhan akan sandang, mereka biasanya ini diwujudkan dalam bentuk keterlibatan hanya mengeluarkan biaya dalam satu para istri nelayan di Desa Tateli Dua dalam tahun sekali yaitu pada saat hari raya Idul mengikuti kegiatan berupa arisan, Fitri dan hari raya Natal. sumbangan timbal balik hajatan dan Setelah dilakukan penelitian di kegiatan gotong-royong lainnya. Sebanyak lapangan dapat diketahui jelas bagaimana 45% istri nelayan mengikuti arisan cara yang dilakukan para nelayan simpanan yang disebut arisan jumat’an dan tradisional yang ada di Desa Tateli Dua mengikuti rukun duka. Dengan mengikuti untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kegiatan-kegiatan tersebut, istri nelayan segala kemampuan dan kerja keras telah

______367 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______dilakukan hanya saja pada zaman sekarang melakukan penghematan belanja rumah ini sangat sulit untuk mendapatkan tangga. pekerjaan yang memiliki penghasilan tetap untuk para nelayan yang hanya memiliki Saran jenjang pendidikan di bawah yaitu tidak Dinas Kelautan dan Perikanan menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun, harus lebih selektif dalam memberikan dengan demikian mereka sangat rentan bantuan mesin perahu supaya lebih tepat dengan kemiskinan dan sering mengalami sasaran yang nantinya dapat membantu masa-masa sulit. meningkatkan kesejahteraan nelayan yang ada di Desa Tateli Dua. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Desa Tateli Dua terletak di Kecamatan Mandolang Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2015. Diunduh Tanggal 23 Minahasa Provinsi Sulawesi Utara dengan Februari 2016 dari http://www.bps.go.id/ luas daerah sebesar 429.000 Ha dimana mayoritas penduduknya sebanyak 58% Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Minahasa. 2015. Jumlah Perikanan Nelayan Tangkap bermata pencaharian pokok sebagai petani. Dilaut Menurut Kategori Nelayan. Faktor-faktor sosial rumah tangga nelayan yang menjadi permasalahan sosial Helmi, A., dan Satria, A. 2012. Strategi Adaptasi dalam kehidupan nelayan di Desa Tateli Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis. Jurnal Dua diantaranya adalah tingkat pendidikan, Sosial Humaniora. Vol.16 No.1 jumlah tanggungan keluarga, struktur umur, Kusnadi, 2009. Keberdayaan Nelayan Dan Dinamika dan organisasi sosial. Ekonomi Pesisir. Ar-RuzzMedia. Yogyakarta. Faktor-faktor ekonomi yang Sujarno. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang menentukan keberlangsungan suatu rumah Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di tangga nelayan di Desa Tateli Dua adalah Kabupaten Langkat. Thesis. Program Studi modal, pemasaran, pendapatan dan Ekonomi Pembangunan Sekolah Pasca pengeluaran Sarjana Universitas Negeri Medan. 117 Hal Strategi nelayan di Desa Tateli Dua dalam Wasak, M., 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi memenuhi kebutuhan rumah tangga ada Masyarakat Nelayan dl Desa Kinabuhutan beberapa cara yaitu penggunaan mata Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten pencaharian alternatif, kontribusi Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Jurnal Pasific pemberdayaan isteri nelayan dan Vol.1 Hal.7

______368 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN CAKALANG ASAP DI KELURAHAN SINDULANG SATU Mega S. Apena1; Siti Suhaeni2; Vonne Lumenta2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected]

Abstract The aim of this to analyze the finance of businees smoked tuna fish processing in Sindulang one village and to find out whether it was good for this business. Based on the analyzes the financial, there are three business in Sindulang one. The value BCR on the three business > 1. The three business are categorized good are reached 100%, because it has provitability value >100% are profit rate back business are reach 46%-6-%. BEP in Sederhana I sales value Rp 12.436.709 in 286 unit, Sederhana II BEP sales 17.122.062 in 321 unit, Sederhana III BEP sales 19.257.836 in 308 unit. The return on investment less than one month 15 day Sederhana I, 4 day Sederhana II, and 22 day Sederhana III. Keywords: Financial Analysis, Business, Skipjack Smoke, Sindulang OneVillage

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara finansial tentang usaha pengolahan ikan cakalang asap di Kelurahan Sindulang Satu dan untuk mengetahui apakah usaha itu layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil analisis secara finansial, ketiga usaha di Kelurahan Sindulang Satu tersebut sangat layak dijalankan karena semua nilai OP positif , PR dari setiap usaha mencapai 46% hingga 60%, nilai BCR dari ketiga usaha > 1, ketiga usaha tersebut termasuk kategori sangat baik karena mempunyai nilai rentabilitas >100%, BEP atau titik impas tidak sama yaitu Sederhana I di BEP penjualan Rp 12.136.709 dan BEP satuan 286 jepit, Sederhana II berada pada titik impas BEP penjualan Rp 17.122.062 dan BEP satuan 321 jepit dan Sederhana III berada pada titik impas BEP penjulalan Rp 19.257.836 dan BEP satuan 308 jepit.. Tingkat pengembalian investasi ketiga usaha tersebut sangat layak dijalankan karena ketiganya dapat mengembalikan investasi kurang dari 1 bulan, yaitu Sederhana I PP 15 hari, Sederhana II PP 4 satu hari dan Sederhana III PP 22 hari. Kata Kunci : Analisis Finansial, Usaha, Ikan Cakalang Asap, Kelurahan Sindulang Satu

PENDAHULUAN dalam keadaan segar, sehingga ikan perlu Perikanan merupakan kegiatan diawetkan. (Moeljanto, 1992). yang terorganisir yang berhubungan dengan Ada berbagai macam jenis pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya pengawetan ikan, antara lain dengan cara: ikan serta lingkungannya, mulai dari penggaraman, pengeringan, pemindangan, praproduksi, produksi, pengolahan, sampai pengasapan, peragian, pengalengan, dan dengan pemasaran yang dilaksanakan pendinginan ikan (Desroiser, Norman, 1998 dalam satu bisnis perikanan (Anggraini, dalam Karyadi, dkk, 2010). Usaha 2008). Hasil perikanan merupakan komoditi pengolahan produk hasil perikanan dapat yang cepat mengalami kemunduran mutu, dilakukan secara modern dengan peralatan atau mengalami pembusukan, karena ikan dan teknologi yang maju atau moderen mempunyai kandungan protein (18-30%) ataupun secara tradisional tanpa teknologi dan air yang cukup tinggi (70-80%) dan peralatan yang maju. Umumnya usaha sehingga merupakan media yang baik bagi pengasapan ikan masih dilakukan secara perkembangan bakteri pembusuk terutama tradisional atau dilakukan dalam taraf industri rumah tangga yang berskala kecil

______369 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______berdasarkan kekuatan modal, peralatan dan Ikan cakalang asap yaitu teknologi yang masih Sederhana, serta pengawetan ikan cakalang dengan cara jumlah tenaga kerja yang terbatas pengasapan. Dalam proses pengasapan (Permatasari, 2001). ikan cakalang, unsur yang paling berperan Pengasapan ikan merupakan adalah asap yang dihasilkan dari hasil penggabungan dari proses penggaraman, pembakaran kayu, tempurung maupun pengeringan, dan pemberian asap. sabut kelapa. Di daerah Sulawesi Utara Pengasapan memiliki beberapa keuntungan khususnya Manado lebih dikenal dengan yaitu memberikan efek pengawetan, nama ikan cakalang fufu untuk menyebut mempengaruhi citarasa, memanfaatkan ikan cakalang asap. hasil tangkap yang berlebih ketika hasil Kelurahan Sindulang Satu adalah tangkapan berlimpah hal ini memungkinkan salah satu kelurahan di Kota Manado yang ikan untuk disimpan lebih lama sampai beberapa penduduknya mempunyai usaha musim paceklik, dan meningkatkan pengolahan ikan asap dengan cara ketersediaan protein bagi masyarakat tradisional dan cukup dikenal oleh sepanjang tahun. Ikan asap menjadi awet masyarakat Kota Manado. Produk ikan karena adanya pengurangan kadar air cakalang asap merupakan produk yang akibat dari proses pemanasan dan adanya sudah lama dikembangkan dan digemari senyawa-senyawa kimia di dalam asap oleh masyarakat Kota Manado. Produk ikan seperti golongan fenol yang dapat cakalang asap tersebut bisa ditemukan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibeberapa tempat penjualan, misalnya di dan berperan sebagai antioksidan, pasar maupun di super market. Ikan pengasapan juga memberikan warna, cakalang asap dapat dinikmati oleh semua tekstur dan flavor yang khas (Daulay, 2014). golongan masyarakat, mulai dari golongan Menurut Afrianto dan Liviawaty bawah, menengah dan golongan atas, (1989) dalam Karyadi, dkk (2010), yang karena itu harga ikan cakalang asap sangat dapat meningkatkan daya awet ikan dalam bervariasi, ada yang mahal dan murah. proses pengasapan adalah unsur-unsur Harga ikan cakalang asap per jepitnya kimia yang terdapat dalam asap. Unsur- mengikuti berat (kg) dari produk olahan itu unsur kimia tersebut berperan sebagai: 1) sendiri. berfungsi sebagai desinfektan yang Hal yang menarik jika ada pelatihan menghambat pertumbuhan atau membunuh pengolahan ikan baik itu dari Pemerinatah mikroorganisme penyebab pembusukan Daerah maupun Balai Diklat Penyuluhan yang terdapat dalam tubuh ikan, 2) pemberi Perikanan selalu diadakan di Kelurahan warna pada tubuh ikan sehingga ikan yang Sindulang Satu. Pelatihan diadakan untuk telah diawetkan dengan proses pengasapan memperbaiki cara pengolahan ikan berwarna cokelat keemasan yang dapat cakalang asap secara teknis, maupun menarik selera konsumen, 3) sebagai bahan secara ekonomis juga diajarkan cara pengawet, karena komponen dalam asap memasarkan hasil produksi agar mendapat mampu memberikan daya tahan pada keuntungan sehingga dapat meningkatkan daging ikan. pandapatan, untuk menaikan taraf hidup. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa

______370 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______penulis ingin meneliti atau menganalisis dengan menghitung operating profit, net usaha pengolahan ikan cakalang asap di profit, profit rate, benefit cost ratio, Kelurahan Sindulang Satu. rentabilitas, break even point dan Setiap usaha yang dilakukan oleh payback period. seseorang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Oleh HASIL DAN PEMBAHASAN karena itu, perlu melakukan penelitian Aspek Teknik (Produksi) tentang analisis finansial usaha pengasapan ikan cakalang asap skala rumah tangga Tempat dan Alat-alat Produksi sehingga diperlukan data seberapa besar Untuk membuat ikan cakalang biaya dan benefit setiap unit dengan asap tidak perlu menggunakan berbagai asumsi antara lain harga jual ikan bangunan khusus atau pabrik berskala asap per jepit serta menganalisis usaha besar, karena usaha pengolahan ikan pengasapannya melalui analisis keuntungan cakalang asap ini bersifat industri rumah dan analisis imbangan penerimaan dan tangga atau usaha pengolahan berskala biaya yang biasa disebut dengan RC ratio kecil sehingga pengolahan atau proses (R/C) serta analisis break even point (BEP). produksi dapat dilakukan di rumah Untuk itu peneliti ingin mengetahui apakah pribadi. usaha pengasapan ikan cakalang skala Dalam proses pengolahan ikan rumah tangga yang ada di Kelurahan cakalang asap diperlukan peralatan Sindulang Satu secara finansial layak dijalankan atau tidak. produksi, yaitu sebagai berikut: 1. Rumah pengasapan, sebagai tempat pengasapan ikan cakalang asap METODOLOGI PENELITIAN 2. Meja produksi, digunakan sebagai Penelitian ini bersifat deskriptif media untuk memotong dan menjepit dengan dasar penelitian studi kasus. ikan mentah Metode yang digunakan dalam 3. Pisau, digunakan untuk memotong pengambilan data yaitu dengan cara dan membersihkan ikan sensus, data yang dikumpulkan berupa 4. Bambu, digunakan untuk menjepit data primer dan data sekunder. Data ikan cakalang segar primer diperoleh melalui survei lokasi, 5. Daun palem (woka), digunakan wawancara dan pengisisan kuesioner untuk mengikat bagian-bagian ikan oleh 3 responden pemilik usaha ikan yang dijepit dengan bambu cakalang asap. 6. Loyang, untuk mengisi limbah ikan Data yang diperoleh dari yang tidak terpakai, seperti bagian insang dari ikan penelitian ini, selanjutnya diolah dan 7. Ember, sebagai tempat mengisi dianalisis dengan analisis deskriptif bagian ikan yang akan digunakan kualitatif dan analisis deskriptif untuk membuat bakasang ikan yaitu kuantitatif. Analisis yang digunakan bagian hati ikan untuk mengetahui kelayakan usaha yaitu

______371 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______8. Air, digunakan untuk mencuci ikan pengasapan, meja produksi, ikan yang yang sudah dibersihkan bagian cakalang segar, bambu, daun palem, dalamnya kayu, dan tenaga kerja. 9. Kayu, digunakan sebagai bahan bakar Rumah Pengasapan 10. Freezer, untuk menyimpan produk Rumah pengasapan digunakan ikan cakalang asap yang belum saat proses pengasapan ikan. Setiap dijual rumah produksi yang ada di Sindulang 11. Cool Box Fiber, untuk menyimpan Satu memiliki 1 rumah pengasapan, ikan yang belum diolah 12. Bak Air, untuk menampung air rumah pengasapan tersebut terbuat dari selama proses produksi. beberapa rangkaian besi. Besi digunakan sebagai alat pengasapan Faktor Produksi Pembuatan Ikan karena tidak mudah terbakar dan bisa Cakalang Asap bertahan lama. Masing-masing rumah Dalam pembuatan ikan cakalang pengasapan yang di miliki oleh masing- asap tentunya ada faktor-faktor produksi masing rumah produksi ikan cakalang yang harus digunakan secara langsung asap di Kelurahan Sindulang Satu dalam proses produksi, seperti rumah memiliki ukuran yang berbeda-beda. Luas rumah pengasapan Luas Rumah No. RumahProduksi Kapasitas Jumlah per Jepit Pengasapan 1. Sederhana I 10 x 6 meter 300 Ekor 600 2. Sederhana II 8 x 2,5 meter 200 Ekor 400 3. Sederhana III 5 x 3 meter 150 Ekor 300 Bahan Baku Ikan Cakalang Mentah pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, Ikan cakalang memiliki tubuh pada sirip punggung perut diikuti oleh 7- yang membulat atau memanjang dan 9 finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi yang garis leteral. Ciri khas dari ikan cakalang sangat kuat diantara dua rigi-rigi yang memiliki 4-6 garis berwarna hitam yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan memanjang di samping bagian tubuh. sirip ekor . Ikan cakalang pada umumnya Produsen ikan asap di Kelurahan mempunyai berat sekitar 0,5 – 11,5 kg Sindulang Satu menggunakan ikan serta panjang sekitar 30-80 cm. ikan cakalang segar sebagai bahan baku cakalang mempunyai ciri-ciri khusus utama pembuatan ikan cakalang asap. yaitu tubuhnya mempunyai bentuk Masing-masing rumah produksi sudah menyerupai torpedo, bulat dan memiliki nelayan yang menjadi pemasok memanjang, serta mempunyai tapis atau langganan ikan cakalang segar. insang sekitatr 53-63 buah. Ikan Dengan pemasok ikan yang berbeda cakalang memiliki dua sirip punggung maka setiap pengusaha ikan cakalang yang letaknya terpisah. Sirip punggung asap di Kelurahan Sindulang Satu pun

______372 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______mendapat harga yang berbeda-beda jenis bambu dan ada yang pula. menggunakan dua jenis bambu. Jenis Dalam pembuatan ikan cakalang bambu yang digunakan dalam asap, tingkat kesegaran dari ikan pembuatan ikan cakalang asap yaitu, cakalang mentah sangat menentukan jenis bambu wulung atau bambu yang kualitas dari produk akhir ikan cakalang sering digunakan masyarakat untuk asap. Apabila jumlah ikan segar yang membuat pagar dan jenis bambu tali ada tidak mencapai 50 ekor, maka atau bambu yang sering digunakan proses produksi akan ditunda dan ikan untuk membakar makanan tradisional yang sudah ada disimpan di dalam cool nasi bulu. Kedua jenis bambu ini box yang sudah disediakan. memiliki fungsi yang berbeda-beda, bambu wulung biasa digunakan sebagai Bahan Bakar Kayu penjepit ikan sedangkan jenis bambu tali Proses produksi ikan cakalang digunakan untuk menyangga atau yang asap di Kelurahan Sindulang Satu masih diletakan di bagian tengah ikan untuk menggunakan cara tradisional, sehingga memisahkan sisi kiri dan kanan ikan, bahan bakar yang digunakan cukup namun dua dari tiga tempat pengolahan mudah untuk ditemui, bahan bakar yang ikan asap di Kelurahan Sindulang Satu digunakan yaitu kayu. Jenis kayu yang lebih memilih untuk memakai satu jenis digunakan dalam proses pengasapan bambu untuk menjepit maupun sebagai ikan tidak menentu, para produsen penyangga, bambu yang digunakan biasanya mengambil kayu-kayu bekas yaitu jenis bambu walung. dari sisa-sisa pembuatan bangunan. Para produsen membeli kayu tersebut Daun Palem/Woka dengan harga Rp 500.000,00 hingga Rp Daun woka menjadi pilihan 600.000,00 per mobil pickup ukuran 1,48 pengusaha ikan cakalang asap yang x 0,3 x 2,2. Jumlah kayu yang diangkut berada di Kelurahan Sindulang Satu pun tidak menentu, namun dalam 1 kali sebagai bahan untuk mengikat setiap pesanan biasanya kayu tersebut bisa bagian bambu yang menghubungkan digunakan untuk 3 kali produksi. bambu yang satu dengan bambu yang lainnya, agar bambu yang digunakan Bambu tidak mudah terpisah saat proses Pengusaha ikan cakalang asap pengasapan. Kenapa menggunakan yang ada di Kelurahan Sindulang Satu woka, karena daun woka dipercaya tidak semuanya menggunakan bambu mudah terbakar, sehingga para sebagai alat penjepit ikan. Setiap rumah pengusaha menggunakan daun woka produksi di Kelurahan Sindulang Satu, sebagai alat pengikat. Sebelum memiliki cara sendiri dalam penggunaan digunakan untuk mengikat, daun woka bambu, ada yang menggunakan satu harus direndam dulu semala 1 jam agar

______373 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______daun woka agak lentur dan mudah untuk usaha memberikan upah/gaji kepada digunakan. karyawan hanya saat ada produksi saja Tenaga Kerja artinya, jika tidak ada produksi maka Usaha industri pengasapan ikan para pekerja tidak mendapat upah. di Kelurahan Sindulang Satu masih Tenaga kerja yang digunakan merupakan industri rumahan, tenaga tidak memiliki persyaratan khusus kerja yang dipakai juga masih memiliki seperti pendidikan dan umur, syaratnya hubungan keluarga atau kerabat dekat hanya mampu bekerja dengan baik. dengan pemilik usaha. Tenaga kerja Masing-masing tempat pengasapan ikan yang digunakan adalah tenaga kerja di Kelurahan Sindulang Satu memiliki dalam proses produksi, sehingga pemilik tenaga kerja untuk proses produksi.

Jumlah Tenaga Kerja dari Masing-masing Rumah Produksi No. Nama Tempat Usaha Jumlah Tenaga Kerja 1. Sederhana I 5 orang 2. Sederhana II 6 orang 3. Sederhana III 8 orang

Seperti terlihat pada tabel bahwa mengontrol api, dan 2 orang untuk Sederhana I memiliki jumlah tenaga pemasaran. kerja 5 orang, yang terdiri dari 1 orang memotong ikan, 2 orang memasang Proses Produksi Cakalang Asap bambu dan mengikat ikan, dan 2 orang Proses produksi ikan cakalang mengatur ikan yang siap diasapi pada asap di Kelurahan Sindulang Satu tempat pengasapan, memasang api dan umumnya masih dilakukan secara mengatur serta menjaga nyala api. tradisional dan turun temurun. Alat Rumah pengasapan Sederhana II produksi yang digunakan masih memiliki 6 orang pekerja yaitu 1 orang sederhana, dengan sarana pengasapan untuk memotong ikan, 3 orang menggunakan tempat pengasapan yang memasang dan mengikat bambu, dan 2 terdapat di dalam rumah produksi orang yang bertanggungjawab untuk Proses produksi dimulai dengan mengatur ikan pada tempat pengasapan mencuci bersih bahan baku ikan mentah, serta memasang dan mengontrol api, kemudian dipisahkan menurut ukuran namun yang sering masuk hanya 4 (kg). Proses pembersihan ikan mentah orang. Rumah pengasapan Sederhana dimulai dari ukuran yang kecil yaitu 2 kg III memiliki 8 orang pekerja yaitu 1 orang hingga yang paling besar berukuran 7 memotong ikan, 2 orang memasang dan kg, namun akhir-akhir ini ikan cakalang mengikat bambu, 2 orang mengatur ikan mentah yang digunakan yang paling di tempat pengasapan, 1 orang mendominasi yaitu yang berukuran 2 kg

______374 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______hingga 5 kg, untuk ukuran 6 kg dan 7 kg Aspek Finansial ada tapi hanya beberapa ekor saja, Modal Investasi dilanjutkan dengan membersihkan Modal investasi adalah modal bagian dalam ikan dan memotong ikan yang digunakan ketika akan memulai menjadi dua bagian dengan cara difilet, usaha. Modal investasi (awal) dalam ikan yang sudah dipisahkan menjadi dua usaha pengolahan ikan asap bagian tersebut kemudian dibelah lagi dialokasikan untuk pengadaan atau pada bagian tengah mulai dari bagian membangun seperti, rumah kepala hingga ekor lalu dimasukkan pengasapan, coolbox, meja produksi dan bambu di bagian mata ikan memanjang beberapa alat yang digunakan untuk ke bagian ekor kemudian diikat dengan produksi dalam jangka panjang menggunakan daun woka. Pada bagian (Mahyuddin, 2008). Besarnya modal tengah ikan disangga dengan bambu investasi dari setiap usaha pengasapan untuk memisahkan bagian kiri dan kanan ikan di Kelurahan Sindulang Satu dapat ikan. dilihat pada Tabel berikut.

Modal investasi Sederhana I No. Uraian Banyaknya Biaya (Rp) Jumlah (Rp) 1. Cool box fiber 6 1.000.000 6.000.000 2. Mesin pompa air 1 900.000 900.000 3. Instalasi listrik 1 200.000 200.000 4. Rumah pengasapan 1 10.000.000 10.000.000 5. Meja produksi 1 500.000 500.000 6. Parang 1 150.000 150.000 Jumlah 17.750.000

Modal investasi Sederhana II No. Uraian Banyaknya Biaya (Rp) Jumlah (Rp) 1. Freezer 52 WH 520 ltr 1 5.400.000 5.400.000 2. Freezer 20 WH 200 ltr 1 3.050.000 3.050.000 3. Cool box fiber 6 1.000.000 6.000.000 4. Pompa air 1 1.500.000 1.500.000 5. Instalasi listrik 1 300.000 300.000 6. Rumah pengasapan 1 5.000.000 5.000.000 7. Rumah produksi 1 25.000.000 25.000.000 8. Meja produksi 1 500.000 500.000 9. Motor viar box 1 18.500.000 18.500.000 10. Parang 1 150.000 150.000 Jumlah 65.400.000

______375 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Struktur Biaya tetap (variabel cost). Biaya tetap yaitu Biaya adalah salah satu faktor biaya yang tidak tergantung pada penting dalam menjalankan suatu usaha. banyak sedikitnya jumlah hasil Biaya yang dikeluarkan menjadi patokan produksinya, sedangkan biaya tidak untuk menentukan harga pada produk tetap yaitu biaya yang dikeluarkan setiap yang akan dipasarkan. Pengusaha kali akan melakukan produksi biaya ini berharap hasil penjualan/pendapatan bisa bertambah maupun berkutang, dapat menutup biaya yang dikeluarkan tergantung dari berapa banyak jumlah bahkan biasa mendapatkan keuntungan. produksi. Biaya tetap dan biaya tidak Adapun biaya terbagi atas 2 jenis, yaitu tetap setiap usaha di Kelurahan biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak Sindulang Satu dapat dilihat pada Tabel.

Fixed Cost Sederhana I No. Uraian Biaya 1. Penyusutan mesin pompa air 15.000 2. Perawatan mesin pompa air 25.000 3. Rekening listrik 125.000 4. Perawatan rumah pengasapan 50.000 5. Penyusutan rumah pengasapan 165.000 6. Penyusutan cool box 100.000 7. Penyusutan meja produksi 14.000 8. Gaji Manajer 4.000.000 9. Parang 6.000 10. Pajak 200.000 Jumlah 4.700.000

Variabel cost Sederhana I No Uraian Pembelian Harga Satuan Biaya (bulan) 1 Ikan cakalang segar 1200 ekor 45.000 54.000.000 2 Daun palem (woka) 48 ujung 2.500 120.000 3 Bambu 50 ujung 20.000 1.000.000 4 Kayu 4 truk 600.000 2.400.000 5 Loyang 2 buah 30.000 60.000 6 Ember 2 buah 20.000 40.000 7 Transportasi 12 kali 15.000 180.000 8 Tenaga kerja (12 kali produksi) 5 orang 900.000 4.500.000 9 Biaya lain-lain 200.000 Jumlah 62.500.000 TC = FC + VC 67.200.000

______376 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Fixed cost Sederhana II No. Uraian Biaya 1. Penyusutan mesin pompa air 16.500 2. Perawatan mesin pompa air 25.000 3. Tagihan listrik 175.000 4. Penyusutan rumah pengasapan 133.000 5. Perawatan rumah pengasapan 50.000 6. Penyusutan bak air 8.000 7. Penyusutan meja produksi 21.000 8. Penyusutan cool box fiber 17.000 9. Parang 6.000 10. Gaji manajer 6.000.000 11. Pajak 400.000 Jumlah 6.851.500

Variabel cost Sederhana II

No. Uraian Pembelian Harga Satuan Jumlah

1. Ikan cakalang segar 2400 ekor 55.000 132.000.000 2. Bambu walung 40 ujung 25.000 1.000.000 3. Bambu tali 40 ujung 7.500 300.000 4. Daun palem (woka) 300 ujung 2.500 750.000 5. Tenaga kerja (30 kali produksi) 4 orang 100.000 12.000.000 6. Loyang 2 buah 30.000 60.000 7. Keranjang 5 buah 95.000 475.000 8. Ember 1 buah 25.000 25.000 9. Transportasi 30 kali 15.000 450.000 10. Kayu 10 truk 600.000 6.000.000 11. Biaya lain-lain 500.000 Jumlah 153.560.000 TC = FC + VC 160.411.500

Fixed costSederhana III

No. Uraian Biaya (bulan) 1. Perawatan Pompa Air 25.000 2. Biaya Listrik 215.000 3. Penyusutan freezer 520 ltr 90.000 4. penyusutan freezer 200 ltr 51.000 5. Perawatan Rumah Pengasapan 25.000 6. Penyusutan Rumah Pengasapan 83.000 7. Penyusutan cool box fiber 100.000 8. Penyusutan rumah produksi 417.000 9. Perawatan rumah produksi 17.000 10. perawatan motor viar box 125.000 11. Penyusutan Motor Viar Box 100.000

______377 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

12. penyusutan meja produksi 21.000 13. Parang 6.000 14. Gaji manajer 5.000.000 15. Pajak 250.000 Jumlah 6.525.000

Variabel cost Sederhana III

No. Uraian Pembelian Harga Satuan Jumlah

1. Ikan cakalang segar 2250 ekor 65.000 146.250.000 2. Bambu 80 ujung 10.000 800.000 3. Daun woka 100 ujung 2.500 250.000 4. Kayu 7 truk 600.000 4.200.000 6. Loyang 2 buah 25.000 50.000 7. Tenaga kerja 6 orang 5.625.000 33.750.000 8. Bensin 24 liter 6.500 156.000 9. Biaya lain-lain 500.000 Jumlah 185.956.000 TC = FC + VC 192.481.000

Pendapatan 1) Sederhana I: setiap bulannya Dalam menjalankan suatu usaha, memproduksi ikan asap sebanyak seorang pengusaha tentunya 1200 ekor atau 2400 jepit produk ikan mengharapkan pendapatan yang lebih cakalang asap dengan harga jual atau keuntungan yang besar dari usaha rata-rata Rp 42.500,00 per jepit (kg), yang dijalankan. Pendapatan pengusaha itu berarti jumlah pendapatan rata- ikan caklang asap tergantung dari rata Sederhana I yaitu 2400 x Rp berapa jumlah ikan yang diasapi dan 42.500,00 = Rp 102.000.000,00 harga jual dari setiap jepit ikan asap 2) Sederhana II : setiap bulannya tersebut. Pendapatan berperan penting memproduksi ikan rata-rata sebanyak dalam mengukur tingkat produktifitas 2.400 atau sebanyak 4.800 jepit ikan dari suatu usaha, dari pendapatan dapat cakalang asap dengan harga jual dilihat apakah dari pendapatan dapat rata-rata Rp 53.333,00 per jepit (kg), menutupi biaya pengeluaran pada itu berarti jumlah pendapatan dalam 1 produksi dan apakah bisa mendapatkan bulan yaitu 4.800 x Rp 53.333,00 = untung yang lebih. Rp 256.000.000,00 Dari hasil penelitian yang didapat 3) Sederhana III : setiap bulannya maka dari ketiga usaha pengolahan ikan memprodiksi ikan rata-rata 2.250 ekor asap setiap bulannya di Kelurahan atau 4.500 gepe per bulannya dengan Sindulang Satu dapat diuraikan sebagai harga jual rata-rata Rp 62.500,00 per berikut: jepit (kg), itu berarti jumlah

______378 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______pendapatan dalam 1 bulan yaitu usaha Sederhana I, Sederhana II dan 4.500 x Rp 62.500,00 = Rp Sederhana III yang selanjutnya dalam 281.250.000,00 analisis angka 1 digunakan untuk Sederhana I, angka 2 untuk SederhanaII Analisis Finansial dan angka 3 untuk Sederhana III. Untuk melihat kelayakan dari Besarnya investasi, FC, VC,TC, dan TR usaha pengolahan ikan cakalang asap di dapat dilihat pada Tabel. Kelurahan Sindulang Satu mulai dari

Tabel investasi, FC, VC,TC, dan TR Uraian Sederhana I Sederhana II Sederhana III Investasi (I) 17.750.000 11.350.000 65.400.000 Fixed cost (FC) 4.700.000 6.851.500 6.525.000 Biaya Tidak Tetap (VC) 62.500.000 153.560.000 185.956.000 Total Cost (TC) 67.200.000 160.411.500 192.481.000 Total Revenue (TR) 102.000.000 256.000.000 281.250.000

Operating Profit (OP)

OP3 = TR – VC

OP1 = TR – VC = Rp 281.250.000,00 – Rp 185.956.000,00 = Rp 102.000.000,00 – Rp 62.500.000,00 = Rp 95.294.000,00 = Rp 39.500.000,00 Operating profit dari usaha pengolahan Dapat dilihat bahwa operating profit dari ikan asap Sederhana III yaitu sebesar usaha pengolahan ikan asap Sederhana Rp 95.294.000,00 ini merupakan I yaitu sebesar Rp 39.500.000,00 ini keuntungan yang didapat dan merupakan keuntungan dari usaha keuntungan tersebut dapat digunakan tersebut dan dapat digunakan untuk untuk biaya produksi berikutnya. biaya produksi berikutnya. Net Profit

OP2= TR – VC 1 = TR - TC = Rp 256.000.000,00 – Rp 153.560.000,00 = Rp 102.000.000,00 – Rp 67.200.000,00 = Rp 102.440.000,00 = Rp 34.800.000,00

Operating profit dari usaha pengolahan Net profit atau keuntungan absolut ikan cakalang asap Sederhana II yaitu Sederhana I adalah Rp 34.800.000,00. sebesar Rp 102.440.000,00 ini Keuntungan ini menggambarkan bahwa merupakan keuntungan dari usaha usaha pengolahan ikan asap ini dijamin tersebut, dan keuntungan ini dapat keberlangsungannya karena hasil digunakan untuk biaya produksi menunjukkan angka positif. berikutnya.

______379 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

2 = TR - TC dibandingkan dengan jumlah = Rp 256.000.000,00 – Rp 160.411.500,00 keseluruhan biaya yang dikeluarkan. = Rp 95.588.500,00 Tingkat keuntungan yang didapat Sederhana I yaitu sebesar 52% yang Net profit yang didapat Sederhana II berarti usaha yang dijalankan yaitu sebesar Rp 95.588.5000,00. mendatangkan keuntungan. Keuntungan ini menggambarkan bahwa usaha tersebut dijamin PR2= keberlangsungnanya, karena hasil dari keuntungan absolut bernilai positif. =

= 60% 3 = TR - TC = Rp 281.250.000,00 – Rp 192.481.000,00 Tingkat keuntungan yang didapat = Rp 88.769.000,00 Sederhana II yaitu sebesar 60% yang berarti usaha yang dijalankan Net profit yang didapat Sederhana III mendatangkan keuntungan sebanyak yaitu sebesar Rp. 88.769.000,00. 60% dari total pendapatan. Keuntungan ini menggambarkan bahwa usaha ini dapat dijamin keberlangsungannya, karena PR3= keuntungan absolutnya bernilai positif. = Besarnya nilai keuntungan absolut yang didapat dari setiap usaha yang ada di = 46% Kelurahan Sindulang Satu menggambarkan prospek usaha Tingkat keuntungan yang didapat pengolahan ikan cakalang asap ini Sederhana III yaitu sebesar 46% yang dijamin keberlangsunganya, karena berarti usaha yang dijalankan keuntungan absolut dari ketiga usaha mendatangkan keuntungan sebanyak bernilai positif. 46% dari total pendapatan.

Profit Rate (Tingkat Keuntungan) Benefit Cost Ratio (BCR)

PR1= BCR1= = = 1,52

= BCR yang didapat Sederhana I yaitu = 52% sebesar 1,52 itu berarti usaha ini layak untuk dijalankan, karena nilai BCR > 1. Tingkat keuntungan menunjukkan usaha tersebut memberikan keuntungan

______380 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

BCR2= = = 1,60 = = 842%

BCR yang didapat Sederhana I yaitu Besarnya rentabilitas pada usaha sebesar 1,60 itu berarti usaha ini layak pengolahan ikan asap Sederhana II yaitu untuk dijalankan, karena nilai BCR > 1. sebesar 842% menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan termasuk dalam

BCR3= = = 1,46 kategori baik sekali karena >100%.

R3 = BCR yang didapat Sederhana I yaitu sebesar 1,46 itu berarti usaha ini layak = = 136% untuk dijalankan, karena nilai BCR > 1. Benefit cost ratio yaitu perkiraan manfaat Besarnya rentabilitas pada usaha yang diharapkan untuk waktu yang akan pengolahan ikan asap Sederhana III datang. Nilai BCR yang didapat dari yaitu sebesar 136% menunjukkan bahwa ketiga usaha yang berada di Kelurahan usaha yang dijalankan tarmasuk dalam Sindulang Satu yaitu Sederhana I kategori baik sekali karena > 100% . sebesar 1,52, Sederhana II sebesar Rentabilitas merupakan rasio 1,60, dan Sederhana III yaitu 1,46, maka keuntungan bersih dengan investasi dapat dikatakan ketiga usaha tersebut dalam satu unit usaha. Hasil analisis dapat dijalankan karena nilai BCR dari rentabilitas pada ketiga usaha ketiga usaha tersebut lebih besar dari 1 ( pengolahan ikan cakalang asap di >1 ) Kelurahan Sindulang Satu yaitu Sederhana I sebesar 196%, Sederhana Rentabilitas II sebesar 842% dan Sederhana III R1 = sebesar 136%. Hasil tersebut = = 196% menunjukkan bahwa keuntungan yang didapat lebih besar daripada investasi yang ditanam dan termasuk dalam Besarnya rentabilitas pada usaha kategori baik sekali, karena ketiga usaha pengolahan ikan asap Sederhana I yaitu tersebut mendapatkan nilai yang lebih sebesar 196% menunjukkan usaha yang dari > 100%. dijalankan termasuk dalam kategori baik sekali karena > 100%. Break Even Point (BEP)

BEP Penjualan1=

R2 = =

______381 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

= = Rp 12.136.709 BEP Satuan3=

BEP Satuan1= = = 308

= = 286 Berdasarkan hasil analisis yang didapat Berdasarkan hasil analisis yang didapat yaitu BEP penjualan yaitu sebesar Rp yaitu BEP penjualan yaitu sebesar Rp 19.257.836,00 yang menunjukkan 12.136.709,00 yang menunjukkan bahwa titik impas dari usaha Sederhana bahwa titik impas dari usaha Sederhana III dan BEP satuan sebesar 308. I dan BEP satuan sebesar 286. Payback Period (PP) BEP Penjualan2= PP1 =

= = = 15 hari

= = Rp 17.122.062 PP2 = = = 4 hari BEP Satuan2= PP = = = 321 3

Berdasarkan hasil analisis yang didapat = = 22 hari yaitu BEP penjualan yaitu sebesar Rp 17.122.062,00 yang menunjukkan Berdasarkan hasil analisis usaha bahwa titik impas dari usaha Sederhana pengolahan ikan asap di Kelurahan II dan BEP satuan sebesar 321. Sindulang Satu, pengembalian investasi dalam sebulan (30 hari) yaitu Sederhana

BEP Penjualan3= I = 15 Sederhana II = 4 dan Sederhana III = 22. =

= = Rp 19.257.836

______382 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Hasil Analisis No. Keterangan Sederhana I Sederhana II Sederhana III 1. Operating Profit 39.500.000 102.440.000 95.294.000 2. Net Profit 34.800.000 95.588.500 88.769.000 3. Profit Rate 52% 60% 46% 4. Benefit Cost Ratio 1,52 1,60 1,46 5. Rentabilitas 196% 842% 136% 6. BEP Penjualan 12.136.709 17.122.062 19.257.836 BEP Satuan 286 321 308 7. Payback Period 15 4 22

Dapat dilihat Sederhana II memiliki 2. PR ketiga usaha mempunyai jangka waktu pengembalian yang lebih kemampuan untuk menghasilkan cepat daripada ke dua usaha yang lain keuntungannya lebih dari 46% hingga itu berarti Sederhana II yang terbaik, 60% dari seluruh biaya yang kemudian Sederhana I dan yang terakhir dikeluarkan. Sederhana III. Tapi, bukan berarti 3. BCR, semua usaha mempunyai nilai

Sederhana III terburuk itu karena usaha BCR > 1 yaitu BCR1 1,52, BCR2 1,60,

Sederhana III membuat produk olahan dan BCR3 1,46, yang artinya ketiga lain seperti nugget ikan, abon ikan dan usaha tersebut layak untuk bakasang sehingga untuk perhitungan dijalankan. payback period terlihat Sederhana III 4. Rentabilitas dari ketiga usaha paling lama jangka waktu tersebut termasuk kategori sangat pengembaliannya karena investasi yang baik karena mempunyai nilai ada di Sederhana III dihitung secara rentabilitas >100% yaitu R1 196%, R2 keseluruhan walaupun ada beberapa 842%, dan R3 136%. alat investasi dipakai oleh beberapa 5. BEP usaha tersebut berbeda-beda produk olahan lainnya juga. yang berarti bahwa setiap usaha mempunyai titik impas yang tidak KESIMPULAN DAN SARAN sama yaitu Sederhana I di BEP Kesimpulan penjualan Rp 12.136.709 dan BEP Dari hasil penelitian maka dapat satuan 286 jepit, Sederhana II berada disimpulkan bahwa: pada titik impas BEP penjualan Rp 1. Nilai OP, ketiga usaha tersebut 17.122.062 dan BEP satuan 321 jepit sangat layak dijalankan karena dan Sederhana III berada pada titik semua nilai OP positif yaitu OP1 Rp impas BEP penjulalan Rp 19.257.836 39.500.000, OP2 Rp 102.440.000, dan BEP satuan 308 jepit. dan OP3 Rp 95.294.000, yang berarti 6. Tingkat pengembalian investasi dapat membiayai seluruh operasional ketiga usaha tersebut sangat layak usaha. dijalankan karena ketiganya dapat ______383 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______mengembalikan investasi kurang dari DAFTAR PUSTAKA 1 bulan, yaitu Sederhana I PP 15 atau 15 hari, Sederhana II PP 4 atau 4 hari Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil dan Sederhana III PP 22 atau 22 hari. Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Permatasari, R. A. 2001. Analisis Finansial Usaha 7. Keuntungan bersih, ketiga usaha itu Pengolahan Produk Fish Nugget di Kecamatan sangat layak dijalankan karena NP1 Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Rp 34.800.000, NP2 Rp 95.558.500 Karyadi., R. Pranomo., Sulistyowati. 2010. Anaalisis dan NP3 Rp 88.769.000. Semua Finansial dan Pendapatan Usaha Pengasapan mempunyai keuntungan bersih tiap Ikan “Mina Asri” Rumah Tangga di Kelurahan bulannya jauh melebihi investasi. Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang. Sekolah Tinggi Ilmu Saran PertanianFarming Semarang. Semarang Dulay., pasaribu., kanisius. 2014. Pengolahan Pengusaha ikan cakalang asap di Tradisional Pengasapan Ikan Cakalang Kelurahan Sindulang Satu sebaiknya (Katsuwonus pelamis). Makalah Pribadi Dasar memberi tanda atau label pada produk Teknologi Hasil Perairan. Manajemen Sumberdaya Perairan. Universitas Sumatrera olahannya, agar masyarakat bisa Utara mengenal dengan baik produk olahan Mahyuddin. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. yang biasa mereka konsumsi dan perlu Penebar Swadaya. Jakarta. adanya manajemen usaha, agar keuntungan yang didapat bisa dilihat.

______384 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______SISTEM PEMASARAN IKAN CAKALANG FUFU DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO Yulanda O. Bawinto1; Siti Suhaeni2; Max H. Wagiu2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui sistem pemasaran atau saluran pemasaran ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I dan mengetahui margin pemasaran pada tiap saluran pemasaran. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah semua produsen pengolah ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I dan pedagang yang menyalurkannya. Produsen ikan cakalang fufu ada tiga orang, metode pengambilan data menggunakan metode sensus yaitu data yang diambil dari seluruh populasi. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer di kumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder hanya mengutip dari data yang sudah ada di kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian diketahui bahwa di Kelurahan Sindulang I terdapat tiga produsen pengolah ikan cakalang fufu, yang masing-masing di beri nama sederhan I, sederhana II, dan sederhana III. Setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri. Meski setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri tetapi hanya ada dua macam saluran pemasaran ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I. Pertama yaitu dari produsen langsung ke konsumen, dan yang kedua dari produsen melalui pasar swalayan kemudian ke konsumen. Pasar swalayan yang menyalurkan ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I adalah Golden, Multimart, Freshmart, dan Kawanua. Setiap swalayan memberikan kemasan sendiri-sendiri sehingga harga yang ditawarkan juga bervariasi. Adapun yang paling bagus adalah Saluran I karena mempunyai margin sama dengan nol, sebab produsen menjual langsung kepada konsumen sehingga yang diterima produsen sama dengan yang dibayarkan oleh konsumen. Adapun Saluran II yang mempunyai margin terkecil adalah ikan cakalang fufu yang di pasarkan dari sederhana II melalui Multimart Swalayan yaitu hanya Rp.10.800/gepe, sedangkan yang terbesar adalah yang di salurkan dari sederhana II melalui freshmart swalayan yaitu Rp.52.600/kg. Margin ikan cakalang fufu yang disalurkan melalui Golden swalayan yaitu dari sederhana I sebesar Rp.34.000/kg, dan yang disalurkan melalui Kawanua sebesar Rp.30.000/kg. Dari ketiga produsen yang ada di Sindulang I yang terbaik pemasarannya adalah sederhana III, karena produsen memasarkan langsung ke konsumen sehingga marginnya sama dengan nol, walaupun ketiga produsen tersebut menetapkan harga jual yang sama yaitu Rp.35.000/kg. Kata kunci : Sistem Pemasaran Ikan Cakalang Fufu.

ABSTRACT This study aims to determine the system of marketing or marketing channels skipjack fufu of Sindulang Village I and determine the marketing margin on each marketing channel. Basic research is a case study. The population in this study is all producers of tuna fish processing Sindulang fufu in the Village I and merchant channel. Manufacturer tuna fufu there are three people, the data retrieval methods using census data taken from the entire population. Data collected in the form of primary data and secondary data. Primary data was collected through interviews, observation, and questionnaires. While secondary data only quote from data that already exist in offices related to this research. The survey results revealed that in Sub Sindulang I there are three fufu manufacturers’ tuna processors, each of which was named sederhan I, II simple, and modest III. Every business has its own marketing channels. Although every effort has its own marketing channels but there are only two kinds of tuna fufu marketing channels in the Village of Sindulang I. First ie from the producer directly to consumers, and the second from the manufacturer through the supermarket and then to consumers. Supermarket channel tuna fufu from District Sindulang I is Golden, Multimart, Freshmart, and Kawanua. Each self-provide their own packaging so that the price offered is also varied.

______385 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______As for the best are the first line because it has a margin equal to zero, because manufacturers sell directly to consumers so received by producers similar to those paid by consumers. The Channel II which has the smallest margin is tuna fufu is marketed from simple II through Multimart Supermarkets are only Rp.10.800 / gepe, while the largest is that of simple II channeled through supermarkets Freshmart is Rp.52.600 / kg. Margin tuna fufu channeled through supermarkets Golden ie from simple I amounted Rp.34.000 / kg, and channeled through Kawanua amounting to Rp 30,000 / kg. Of the three manufacturers in Sindulang I best marketing is simple III, for producers to market directly to the consumer so that the margin is equal to zero, although the three producers set the price of the same is 35,000 / kg. Keywords: Marketing Systems Skipjack Fufu.

PENDAHULUAN konsumsi ikan. Selain dapat Pembangunan perikanan mempertahankan mutu hasil perikanan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mengurangi kerusakan, teknologi ikan guna memenuhi kebutuhan gizi pasca panen juga sangat membantu masyarakat dalam negeri dan luar dalam pemanfaatan sumber-sumber negeri.Tujuan dari program perikanan perikanan, jenis atau bagian-bagian ikan adalah meningkatkan pendapatan dan yang selama ini masih belum taraf hidup nelayan dan keluarganya dimanfaatkan, dapat diolah sehingga dalam kualitas hidup melalui meningkatkan daya guna dan nilai pemanfaatan sumberdaya secara tambah. Ikan Cakalang merupakan ikan optimal dengan berbagai usaha. Melihat yang bernilai ekonomis tinggi. perkembangan dan pertumbuhan yang Dikatakan demikian karena ikan dicapai oleh sub sektor perikanan ini banyak digunakan sebagai bahan sampai saat ini dapat diartikan arah yang baku untuk berbagai jenis industri digariskan telah sejalan dengan tujuan pengolahan seperti cakalang fufu, ikan pembangunan di sub sektor perikanan kayu, ikan kaleng, abon cakalang, dan yaitu untuk meningkatkan: 1. Produksi masih banyak lagi. Ikan cakalang juga perikanan baik kualitas maupun tercatat sebagai komoditi ekspor baik kuantitas dalam memenuhi kebutuhan dalam bentuk segar, beku maupun gizi serta kebutuhan industri dalam olahan. Pengasapan ikan cakalang negeri dan ekspor hasil perikanan. 2. merupakan cara pengolahan tradisional Produktifitas usaha perikanan dan yang cukup di kenal di daerah Sulawesi meningkatkan pendapatan nelayan serta Utara. Cara pengawetan dengan petani. 3.Lapangan kerja dan pengasapan dan pemanggangan ini kesempatan berusaha serta menunjang dilakukan dalam waktu yang relatif pembangunan daerah. 4.Pembinaan singkat. Sebagai produk akhir diperoleh kelestarian sumberdaya perikanan dan belahan memanjang berwarna cokelat lingkungan hidup. kemerahan, mengkilap, berbau khas Penanganan dan pengolahan , daging bagian luar agak pasca panen sangat besar artinya dalam keras dan mempunyai daya awet 2-3 menunjang program peningkatan hari (Dundu, 1986).

______386 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Produk olahan ikan cakalang fufu harga jual pun lebih tinggi. Dengan pemasarannya masih sangat terbatas, harga jual yang tinggi diharapkan dikarenakan mutu yang masih kurang nelayan dapat meningkatkan taraf sehingga daya tahan produknya pun hidupnya. masih sangat rendah. Selain itu produk Pemasaran ikan olahan ikan cakalang fufu juga tidak mempunyai tradisional seringkali kurang kemasan sehingga dijual dalam keadaan menguntungkan pihak produsen tidak dikemas. Kalau daya tahan produk (pengolah) karena masih rendahnya yang dijual rendah maka daerah harga yang di terima oleh produsen. Hal pemasarannya pun tidak bisa jauh, ini mungkin di karenakan mutu ikan karena pemasaran yang jauh olahan yang kurang baik atau memerlukan waktu yang cukup lama panjangnya saluran pemasaran ikan sehingga dikhawatirkan produk rusak di olahan untuk sampai ke konsumen. jalan ( Suhaeni, 2014). Saluran pemasaran yang Aktivitas perekonomian terdiri panjang akan memperbesar margin dari tiga kegiatan pokok, yaitu produksi, pemasaran dan ini menjadi beban bagi pemasaran, dan konsumsi.Pemasaran konsumen, yang harus membeli dengan produk perikanan merupakan hal yang harga mahal sedangkan yang diterima paling penting dalam menjalankan pengolah ikan atau produsen rendah. sebuah usaha perikanan karena Semakin panjang saluran pemasaran pemasaran merupakan tindakan semakin besar selisih harga yang harus ekonomi yang berpengaruh terhadap dibayarkan oleh konsumen dengan yang tinggi rendahnya pendapatan nelayan. di terima oleh produsen sehingga margin Produksi yang baik akan sia-sia hanya pemasaran semakin besar. Bertolak dari karena harga pasar yang rendah, uraian di atas, maka dirasa perlu untuk sehingga tinggi produksi tidak mutlak diteliti mengenai margin pemasaran ikan memberikan keuntungan yang tinggi cakalang fufu. tanpa pemasaran yang baik dan efisien . Kelurahan Sindulang I adalah Kegiatan ekonomi masuk dalam salah satu kelurahan di Kota Manado segala bidang, tak terkecuali bidang yang memproduksi ikan cakalang fufu, perikanan oleh sebab itu kegiatan dan selalu di jadikan tempat pelatihan memproduksi, memasarkan dan pengolahan ikan yang di adakan dari mengkonsumsi ada di dalamnya. Sifat pemerintah daerah maupun dari balai ikan yang mudah rusak memebutuhkan diklat perikanan. Oleh karena itu dirasa penanganan yang cepat dan tepat perlu adanya penelitian tentang sistem setelah di tangkap. Dengan penanganan pemasaran ikan cakalang fufu dari ikan yang baik, ikan akan bertahan lebih produsen ke konsumen. lama sehingga jangkauan pemasaran menjadi lebih jauh dengan demikian

______387 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Tujuan dan Manfaat Penelitian adalah produsen sendiri dan pasar Tujuan dari penelitian yang akan swalayan. dilakukan ini adalah untuk mengetahui : Pengumpulan data dilakukan 1) Sistem pemasaran ikan cakalang fufu dengan observasi langsung terhadap di Sindulang I. Sistem yang dimaksud obyek yang menjadi tujuan penelitian. yaitu tahapan penyaluran ikan cakalang Data yang dikumpulkan terdiri dari data fufu mulai dari produsen/nelayan sampai primer dan sekunder. Data primer yaitu pada konsumen atau saluran data yang diperoleh melalui wawancara pemasaran. 2) Margin pemasaran ikan dan pengamatan secara langsung cakalang fufu pada setiap saluran dengan produsen dan pedagang ikan pemasaran. cakalang fufu di kelurahan Sindulang I Kegunaan yang diharapkan dari berdasarkan survey, observasi dan Penelitian ini adalah : Sebagai informasi kuesioner yang sudah dipersiapkan bagi yang membutuhkan tentang sistem sebelumnya. Sedangkan data sekunder pemasaran ikan terutama bagi produsen diperoleh dari instansi yang berkaitan pengolahan ikan cakalang fufu di dengan penelitian yang dilakukan Sindulang I dan sebagai latihan bagi maupun literatur yang berhubungan penulis untuk menerapkan ilmunya di yang di peroleh dari berbagai sumber lapangan. tertulis. Rencana analisis yang akan di METODE PENELITIAN gunakan dalam penelitian ini adalah Metode dasar yang digunakan analisis deskriptif kuantitatif dan dalam Penelitian ini adalah studi kasus. kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif Studi kasus dilakukan dengan cara adalah untuk memberikan gambaran mempelajari/mendalami suatu kasus serta keterangan dengan menggunakan tertentu dengan mengumpulkan kalimat penulis sendiri secara sistematis beragam sumber informasi (Raco, 2010). sesuai dengan data yang diperoleh dan Populasi dalam penelitian ini dikaitkan dengan aspek-aspek teoritis. adalah semua produsen ikan cakalang Analisis deskriptif kuantitatif adalah fufu yang berada di Kelurahan Sindulang untuk memberikan bahasan dengan I dan pedagang yang memasarkannya. menggunakan perhitungan yang Pengambilan data dilakukan secara sederhana. Seperti penjumlahan sensus yaitu cara pengambilan data pengurangan dan pembagian serta secara menyeluruh atau data diambil prosentase. Untuk analisis margin dari semua orang yang menjadi populasi pemasaran menggunakan perhitungan dalam penelitian ini. Produsen sederhana sebagai berikut (Tubagus, pengolahan ikan cakalang fufu di 2011). Kelurahan Sindulang satu berjumlah tiga orang, Sedangkan yang memasarkan

______388 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______MP = Pr - Pf ikan cakalang fufu. Sarana transportasi Keterangan : ini sangat bermanfaat dalam Mp = Margin pemasaran. pendistribusian hasil produksi ke Pr = Harga di tingkat konsumen. Pf = Harga di tingkat produsen/nelayan. konsumen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran Pemasaran Sistem Pemasaran Ikan Cakalang Pada saluran pemasaran ikan Fufu cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I Tempat Pemasaran tidak ada organisasi khusus yang Pada umumnya hasil produksi menanganinya. Panjang pendeknya cakalang fufu di jual di pasar bersehati saluran pemasaran suatu barang di oleh produsennya sendiri. Namun tandai oleh berapa banyaknya pedagang demikian ikan cakalang fufu bisa juga di perantara yang dilalui oleh barang peroleh di supermarket seperti di Golden tersebut sejak dari produsen hingga ke Swalayan, Freshmart Swalayan, konsumen akhir. Dari hasil penelitian Multimart Swalayan dan Kawanua yaitu yang ada bahwa produsen pengolah tempat penjualan oleh-oleh khas dari ikan cakalang fufu biasanya langsung Manado. Selain itu masih banyak lagi menjual hasil produksi mereka ke pasar tempat yang dapat di temui untuk tradisional atau pasar swalayan. memperoleh cakalang fufu seperti di Dari pasar tradisional produsen samping lampu merah sario dan pasar- menjual langsung ke konsumen akhir. pasar tradisional, walaupun mungkin Namun ada juga yang di jual di pasar bukan hasil produksi dari Kelurahan swalayan, di pasar swalayan di jual lagi Sindulang I. ke konsumen akhir. Di pasar swalayan Dari hasil penelitian, produksi seperti Golden, Freshmart, Multimart, ikan cakalang fufu di Kelurahan atau Kawanua biasanya ikan cakalang Sindulang I sebagian dijual di pasar fufu yang dibeli dari produsen di Bersehati dan sebagiannya lagi di pasar Kelurahan Sindulang I kemudian Swalayan. dikemas lagi. Ada yang dikemas vakum namun ada juga yang memakai Sarana dan Prasarana steroform dan plastik makanan. Pasar Sarana yang di pakai dalam swalayan mengemas produk cakalang pemasaran ikan cakalang fufu yaitu fufu yang dari Kelurahan Sindulang I, gerobak motor (kaisar) yang di gunakan sehingga dapat menentukan harga jual sebagai angkutan atau alat transportasi yang jauh lebih tinggi dari harga belinya. dengan prasarana jalan, dan transportasi Hal ini merupakan salah satu strategi laut dengan menggunakan perahu. dalam pemasaran ikan cakalang fufu. Sarana dan prasarana ini sangat Oleh karena itu harga jual ikan cakalang menunjang dalam kegiatan pemasaran fufu di pasar swalayan cukup mahal. ______389 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Berdasarkan hasil penelitian dari ada di Kelurahan Sindulang I dapat di ketiga produsen pengolahan ikan yang gambarkan sebagai berikut :

Saluran Pemasaran Sederhana I, II, dan III. PasarBersehati Konsumen Sederhana I GoldenSwalayan Konsumen

Pasar Bersehati

FreshmartSwalayan Konsumen Sederhana II MultimartSwalayan Konsumen

Kawanua Konsumen

SederhanaIII PasarBersehati Konsumen Sumber : Data primer, 2016.

Dari ketiga usaha konsumen.1). Dari produsen langsung pengolahan ikan cakalang fufu itu ke konsumen. 2). Dari produsen ke terlihat bahwa Sederhana II dapat swalayan baru ke konsumen akhir. memasukan hasil produksinya di Pasar swalayan membeli pasar swalayan lebih banyak dari langsung ke produsen baru setelah di Sederhana I dan Sederhana II. Hal ini kemas di jual ke konsumen. Karena di karenakan Sederhana II pasar swalayannya berbeda-beda dan memproduksi ikan cakalang fufu kemasannya juga berbeda-beda maka setiap hari, sedangkan Sederhana I hal ini menyebabkan harganya juga hanya satu minggu tiga kali dan berbeda-beda. sederhana tiga tidak tentu, tergantung Saluran – saluran pemasaran ikan dari bahan bakunya. cakalang fufu tiap usaha dapat dirinci Dari hasil penelitian yang sebagai berikut : ada, ditemui saluran pemasaran ada dua yang terlibat dalam kegiatan pemasaran ikan cakalang fufu seperti produsen, pedagang pengecer dalam hal ini pasar swalayan, dan

______390 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Sederhana I : PasarBersehati Konsumen Sederhana I GoldenSwalayan Konsumen

Pada saluran di atas bisa disimpulkan Rp.35.000,00/Kg dan di swalayan kelompok sederhana satu itu hanya menjualnya ke konsumen dengan harga mempunyai dua saluran pemasaran Rp.69.000,00/Kg. Sedangkan dari yaitu dari produsen ke pengecer produsen ke konsumen harganya tetap, langsung ke konsumen atau dari harga ikan Rp.35.000,00/kg yang di produsen langsung ke konsumen. terima produsen sama dengan yang di Pedagang pengecer yang dimaksudkan bayarkan konsumen akhir. Konsumen disini yaitu pasar swalayan bukan yang dimaksud disini adalah Rumah pedagang pengecer di pasar. Makan/Restoran, Rumah Tangga, Hotel Pengecer di sederhana satu dan Rumah Sakit. yaitu di Golden Swalayan. Golden swalayan membeli ikan kepada produsen dengan harga

Sederhana II : PasarBersehati Konsumen

FreshmartSwalayan Konsumen Sederhana II MultimartSwalayan Konsumen

Kawanua Konsumen

Pada saluran di atas bisa di lembaga tersebut membeli ikan kepada simpulkan kelompok sederhana dua itu produsen dengan harga hanya mempunyai dua saluran Rp.35.000,00/Kg dan di Fresmart pemasaran yaitu dari produsen ke swalayan menjualnya ke konsumen pengecer langsung ke konsumen atau dengan harga Rp.87.600,00/Kg, Harga dari produsen langsung ke konsumen. di Multimart swalayan Rp. Pedagang pengecer yang dimaksudkan 45.800,00/gepe, dan harga di Kawanua disini yaitu pasar swalayan bukan Rp.65.000,00/Kg. Sedangkan dari pedagang pengecer di pasar. produsen ke konsumen harganya tetap, Pengecer di sederhana dua yaitu harga ikan Rp.35.000,00/kg yang di di Fresmart Swalayan, Multimart terima produsen sama dengan yang di Swalayan, dan di Kawanua. Ketiga bayarkan konsumen akhir.

______391 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Sederhana III : SederhanaIII PasarBersehati Konsumen

Pada saluran di atas dapat di yang lebih tinggi, maka perbedaan simpulkan bahwa kelompok sederhana antara harga beli dan harga jual disebut tiga itu hanya mempunyai satu saluran margin. Berikut dapat dilihat margin pemasaran yaitu dari produsen langsung pemasaran ikan cakalang fufu. ke konsumen. Harga dari produsen ke konsumen yaitu Rp.35.000,00/kg, jadi Sederhana I : yang di terima produsen sama dengan Pada sederhana satu yang di bayarkan oleh konsumen akhir. mempunyai dua macam saluran Sederhana tiga ini mempunyai kios pemasaran. Pada saluran pemasaran sendiri untuk memasarkan hasil yang pertama yaitu dari produsen produksinya yaitu di daerah Marina langsung ke konsumen, di sini plaza. marginnya = 0 karena besarnya uang yang dibayarkan konsumen sama Margin Pemasaran Ikan Cakalang dengan yang di terima produsen. Pada Fufu saluran dua yaitu dari produsen ke Tingginya biaya pemasaran akan golden swalayan baru ke konsumen. berpengaruh terhadap harga eceran Margin pemasaran pada saluran ke dua (harga yang dibayar oleh konsumen) dan yaitu harga di swalayan di kurangi harga harga pada tingkat produsen. Untuk dari produsen yaitu : mengukur biaya pemasaran digunakan Rp. 69.000,00 – Rp. 35.000,00 = Rp. margin pemasaran yaitu selisih harga 34.000,00 yang dibayarkan kepada produsen dengan harga yang diberikan oleh Sederhana II : konsumen. Sederhana dua juga mempunyai Margin yaitu perbedaan antara dua saluran pemasaran, saluran harga yang di bayar kepada penjual pemasaran yang pertama marginnya = 0 pertama dan harga yang dibayar pembeli karena dijual langsung dari produsen ke terakhir. Pada saat perusahaan membeli konsumen. Sedangkan saluran yang produk pada harga tertentu dan kedua marginnya berbeda-beda karena mencoba untuk menjual pada harga swalayannya juga berbeda yaitu : - Dipasarkan di Freshmart, - Dipasarkan Kawanua, Marginnya = Rp. 87.600,00 - Marginnya = Rp. 65.000,00 – Rp. Rp.35.000,00 = Rp. 52.600,00 35.000,00 = Rp.30 .000,00. - Dipasarkan Multimart, Marginnya = Rp. 45.800,00 – Rp. 35.000,00 = Rp. 10.800,00.

______392 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Di sini dapat dilihat bahwa pada marginnya berbeda-beda karena saluran ke dua margin pemasaran swalayannya juga berbeda-beda. Namun terkecil adalah Rp. 10.800,00. Yaitu saluran kedua yang mempunyai margin yang dipasarkan melalui MultiMart dan terkecil adalah yang di pasarkan melalui yang termahal yang di pasarkan melalui Multimart yaitu Rp. 10.800,00. Dan yang Freshmart yaitu Rp. 52.600,00. terbesar yang dipasarkan melalui Freshmart yaitu Rp. 52.600,00. Sederhana III : Pada sederhana tiga hanya Saran mempunyai satu saluran pemasaran 1) Bagi produsen, sebaiknya mengemas yaitu dari produsen langsung ke sendiri hasil produksi ikan cakalang konsumen karena sederhana tiga fufunya agar dapat menetapkan mempunyai kios sendiri untuk harga yang lebih tinggi. memasarkan hasil produksinya. Dengan 2) Bagi konsumen sebaiknya membeli demikian margin pemasarannya = 0 langsung ke produsen supaya tidak karena yang dibayarkan konsumen membeli dengan harga yang tinggi. dengan yang diterima produsen adalah sama. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1995. Penerapan Pembangunan Sub Sektor Perikanan.Makalah dalam Temu Teknis dan Monitoring Proyek-Proyek Pembangunan KESIMPULAN DAN SARAN Perikanan; Jakarta. Crawford, I.M. 1997. Agricultural and Food Marketing Kesimpulan Management. FAO Regional Office for Africa. Dundu, B, 1986. Penelitian Flora Bakteri Pada Ikan Dari hasil penelitian dapat Cakalang (Katsuwonus pelamis, L) dan disimpulkan :1.Saluran pemasaran ikan Produk-produknya Di Sulawesi Utara. Tesis. cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I Universitas sam Ratulangi. Manado. Hanafiah, dan Saefuddin, 1983. Tataniaga hasil hanya ada dua saluran pemasaran yaitu perikanan. Universitas Indonesia (UI – Press). yang pertama dari produsen langsung ke Jakarta. konsumen akhir. Saluran ke dua dari Irawan, A. 1995. Pengolahan hasil Perikanan Home produsen melalui pasar swalayan Industri. Aneka. Solo. kemudian ke konsumen akhir. Dalam hal Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analis Perencanaan, Implementasi ini swalayannya berbeda-beda yaitu dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Multimart, Golden, Freshmart, dan Raco J R, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Kawanua. 2.Margin pemasaran ikan GRASINDO. Jakarta cakalang fufu yang ada di Kelurahan Saputra,J,2010.http://jokosaputrarangkuman.blogspo Sindulang I berbeda-beda. Pada saluran t.com/2010/11/pemasaran- bab7.html. satu semua usaha marginnya sama yaitu Bandung. = 0, karena produsen menjual langsung Scribd,2012.Margin ke konsumen. Pada saluran ke dua Pemasaran.http://www.scribd.com/doc/177161

______393 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______19/Skripsi- SosialEkonomi-Pertanian-Tajus- Sunyoto, D. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Sobirin-A1C004047.Diakses pada tanggal 08 Pemasaran. CAPS. Yogyakarta februari 2016. Tubagus, Wawan Setiawan. 2011. Analisis Saluran Suhaeni, 2014. Model Pemberdayaan Industri kecil Pemasaran Kacang Goyang (Studi Kasus di Pengolahan Ikan Cakalang Fufu di Kota Bitung. UD . Asli Totabuan Kotamobagu). Skripsi Disertasi. Universitas Brawijaya Malang. Fakultas Pertanian Unsrat Manado. Soekartawi,2003. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Upa M, 2011. Tata Niaga Hasil Perikanan. Penerbit Press. Jakarta. Universitas Indonesia Press, Jakarta.https://id.wikipedia.org/wiki/Marjin_%28 Swastha, Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran keuangan%29. Modern. Liberti. Jakarta. Wibowo,1996.Komentar.http://pengasapanikan.blogs Sudarmono, G. 2011. Manajemen Strategi, Jilid I pot.co.id/2012/11/pengaapan-ikan.html. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

______394 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______MANAJEMEN USAHA RESTORAN IKAN ( Studi Kasus River Side Resto And Cafe Kelurahan Manembo-Nembo Kecamatan Matuari) KOTA BITUNG Chiquita N.Y. Mandak1 ; Steelma V. Rantung2 ; Srie J. Sondakh2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen usaha restoran ikan yang ada di River Side Resto and Cafe, meliputi manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan.Metode dasar dalam penelitian ini adalah studi kasus, sedangkan pengumpulan datanya dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling).Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder sedangkan analisisnya menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.Hasil pembahasan menunjukkan bahwa manajemen usaha yang ada di restoran ini belum berjalan dengan baik, karena susunan organisasinya masih bersifat individual. Kata kunci : Manajemen, Usaha, Restoran ikan

Abstract The study aims to know management business a fish restaurant on the River Side Resto and Cafe, including production management, marketing management and financial management. Basic method in this research is a case study, while data collection by deliberately (purposive sampling). The data are collected in the form of data, primary and the secondary while analysis using analysis of the sort of descriptive set of qualitative analysis and descriptive quantitative. The discussion showed that management business in this restaurant hasn’t been going well, because his organization is still individuals. Keyword : Management, business, fish restaurant

PENDAHULUAN Indonesia,perkembangan sektor jasa, Kebutuhan manusia akan khususnya restoran, semakin pangan selalu menjadi suatu kebutuhan berkembang.Restoran adalah salah satu utama. Pengusaha dapat melihat hal ini tempat yang menyediakan makanan dan sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai minuman yang dijual dengan harga dengan adanya permintaan dan tertentu dengan fasilitas–fasilitas penawaran. Jumlah tingkat populasi penunjang lainnya (Karamoy, 2000). manusia yang terus bertambah membuat Menurut Hidayati (2004), tingkat kebutuhan akan pangan juga manajemen yang baik menjadi kunci terus bertambah. Bisnis pangan, kesuksesan dunia industri, karena khususnya di bidang restoransaat ini manajemen dibutuhkan agar usaha menunjukkan perkembangan yang baik. tersebut benar-benar memiliki arah, Laju pertumbuhan ekonomi yang sangat terukur dan terencana dengan baik. ketat di kota-kota besar menuntut untuk Perencanaan usaha juga akan menjadi terus meningkatkan perbedaan dan alat kontrolterutama dalam bisnis yang keunikan masing- masing agardapat relatif baru, penuh dengan kreatifitas, bersaing dalam merebut daya tarik beli agar usaha dapat berada pada jalur konsumen.Sejalan dengan yang tepat. perkembangan dunia usaha di

______395 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Muhammad (2015) menyatakan Salah satu jenis usaha restoran bahwarestoran adalah usaha yang banyak berkembang adalah pemanfaatan sumber daya alam yang restoran yang menyajikan menu ikan menguntungkankarena mempunyai laut. Pengembangan kuliner ikan laut potensi yang sangat besar dalam tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan menghasilkan laba atau keuntungan. pembeli atau konsumen akan kebutuhan Usaha pemanfaatan sumberdaya alam, makanan olahan laut yang cepat dan dalam hal ini ikan, tidak akan praktis, tetapi juga mengutamakan menghasilkan manfaat serta nilai kandungan gizi yang baik, sehat dan ekonomis yang tinggi apabila tidak diikuti aman untuk dikonsumsi. Hal ini dengan kegiatan usaha pengolahan dan mendorong para pelaku bisnis untuk pemasaran yang baik. Selanjutnya, ikan membuka restoran atau industri jasa segar merupakan hasil perikanan yang boga dengan salah satu menu utama mudah rusak, oleh karena itu makanannya adalah produk ikan laut. penanganan awal harus dilakukan River Side Resto and Cafe dengan baik untuk mempertahankan adalah salah satu restoran yang menjual kualitas kesegarannya. Disamping itu, produk olahan ikan laut yang terletak di gaya hidup manusia untuk berwisata Kelurahan Manembo-nembo lingkungan kuliner sudah mencapai bagian dalam 1, kota Bitung. Restoran ini lebih kehidupan masyarakat kita (Setyawan, menonjolkan menu makanan olahan ikan 2000). Namun demikian, tersedianya laut seperti tuna, kerapu, ikan selar makanan di restoran bukan satu-satunya (tude) dan menu makanan ikan air tawar menjadi daya tarik konsumen, tapi seperti mujair dan mas. River Side Resto kondisi tempat, pelayanan, letak lokasi, and Cafe hadir tidak hanya menu, serta aspek pendukung lainnya mengandalkan menu makanan saja juga mendorong masyarakat kita untuk untuk dapat bersaing dengan restoran menentukan pilihan tempat makan. Hal atau kafe lainnya tetapi juga ini berkaitan dengan pemenuhan gaya menyediakan aneka menu lain, seperti hidup manusia yang merupakan hal , sasimi dan beberapa jenis yang juga menjadi porsi pengeluaran makanan lainnya. tersendiri bagi konsumen. Pada Metode dasar dalam penelitian umumnya, tempat makan menjadi ini adalah studi kasus, sedangkan bagian dari tempat bersosialisasi, dalam pengumpulan datanya dilakukan secara memenuhi keinginan para konsumen, sengaja (Purposive Sampling).Data yang maka restoran maupun rumah makan dikumpulkan berupa data primer dan hadir dengan menawarkan makanan dan data sekunder sedangkan analisisnya minuman serta beberapa fasilitas menggunakan analisis deskriptif kualitatif penunjang lainnya. dan analisis deskriptif kuantitatif.

______396 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______PEMBAHASAN b. Memutuskan dan membuat kebijakan River Side Resto and Cafe untuk kemajuan restoran c. Membuat prosedur dan standar restoran adalah restoran yang dimiliki oleh (prosedur dan standar untuk pelayan, Geraldi Mathias Efraim Mantiri, yang standar operasi dapur 1, dapur 2 dan secara resmi didirikan dan mulai dapur 3). Sebagai manajer utama, pemilik beroperasi pada tahun 2013. Berdirinya restoran juga harus mampu usaha ini dilengkapi dengan beberapa merencanakan, melaksanakan, surat izin diantaranya, Izin Mendirikan, mengkoordinasi dan mengawasi semua Mengubah dan Menambah Bangunan aktivitas restoran dalam : (IMB), surat izin tempat usaha, Surat Izin a. Mengelola dan meningkatkan efektivitas Usaha Perdagangan (SIUP) kecil, surat dan efisiensi operasional restoran izin gangguan (HO), surat izin usaha b. Mengawasi produksi barang dan jasa pariwisata, yang semuanya disahkan yang ada di restoran oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan c. Mengawasi persediaan bahan baku, ditribusi barang dan tata letak fasilitas Terpadu dan Penanaman Modal Daerah d. Mengelola program jaminan kualitas. Kota Bitung yaitu Ir. Pingkan Sondakh. Sebagai manajer keuangan Restoran ini terletak di Kota pemilik restoran juga bertugas : a. Mengambil keputusan yang berkaitan Bitung, tepatnya di Kelurahan Manembo- dengan pembelanjaan nembo, Kecamatan Matuari Kota Bitung, b. Merencanakan, mengatur dan sekitar 7 km dari pusat Kota.Lokasi mengontrol perencaaan, laporan dan pembiayaan restoran restoran ini memang belum begitu c. Merencanakan, mengatur dan strategis karena tidak terletak dipinggiran mengontrol arus kas restoran jalan, tetapi dapat dengan mudah d. Merencanakan, mengatur dan dijangkau, aman dan tidak adanya mengontrol anggaran restoran gangguan-gangguan yang meresahkan Perencanaan produk adalah pengunjung. Restoran ini terletak suatu kegiatan pendahuluan atas proses disekitar pemukiman penduduk, dengan produksi yang akan dilaksanakan dalam luas bangunan 109,87 m². usaha untuk mencapai tujuan yang River Side Resto and Cafe diinginkan. Perencanaan pertama yang dijalankan secara individu yang diperlukan dalam kegiatan produksi membawahi semua kegiatan jalannya adalah bahan baku. Bahan baku utama restoran oleh pemilik restoran. Berikut ini yang diperlukan restoran ikan River Side adalah tugas dan tanggung jawab dari Resto and Cafe adalah ikan laut dan pemilik usaha juga merangkap sebagai ikan air tawar. Bahan baku ikan air tawar manajer utama, manajer operasional yang ada di restoran ini adalah ikan juga manajer keuangan, pemilik usaha mujair dan ikan mas yang diambil dalam sangat berperan penting dalam : keadaan masih hidup dari tempat a. Memimpin restoran dan menjadi budidaya ikan di Tatelu. Pemesanan motivator bagi karyawannya ukuran ikan disesuaikan dengan

______397 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______ketersediaan stok yang ada di tempat area tempat parkir yang tersedia cukup budidaya ikan Tatelu. luas. Penyediaan makanan dan minuman yang layak konsumsi termasuk Jenis-Jenis Bahan Baku Ikan kualitas makanan yang menjamin No. Nama Lokal Nama Umum 1. Tuna Tuna kesehatan bagi para pelanggan adalah 2. Goropa Kerapu salah satu cara yang diterapkan oleh 3. Bobara Kuwe 4. Tude Selar pihak restoran untuk memanjakan para 5. Mas Mas pelanggan. Peralatan dan bahan 6. Mujair Mujair Sumber: Data Primer, 2016 masakan di restoran ini juga dijaga Bahan baku rempah-rempah tingkat kebersihannya. Oleh karena itu, seperti tomat, cabe, bawang putih, kualitas bahan baku makanan dan bawang merah dan sayur-sayur serta minuman di River Side Resto and Cafe bahan baku untuk minuman jus, seperti selalu dijaga dengan baik dan hal ini buah-buahan, dibeli dari pasar-pasar diakui oleh para pengunjung bahwa ikan atau supermarket terdekat. Pengadaan yang disajikan masih segar dan bahan baku dilakukan seminggu sekali. kualitasnya baik. Namun demikian, hal ini tergantung Pihak restoran telah menyusun pada ketersediaan stok barang dan stok rencana kerja pada tiap-tiap bahan baku, sehingga pengadaan bahan karyawannya dan rencana kerja ini bisa baku dapat juga tidak mengikuti jadwal berbeda-beda antara karyawan satu yang telah ditetapkan. Untuk itu, dengan karyawan lainnya.Selain itu, karyawan setiap dapur akan melaporkan pimpinan selalu mengontrol dan kekurangan bahan baku kepada pemilik mengevaluasi kinerja para karyawan, restoran untuk melakukan pembelian tidak lupa juga memperhatikan bahan-bahan baku. kebutuhan karyawannya, baik dalam River Side Resto and Cafe bentuk upah atau gaji, waktu istirahat dibangun cukup jauh dari jalan umum maupun jatah cuti. karena restoran ini mengutamakan Setiap harinya karyawan suasana bernuansa alami.Meski jauh dikenakan 8 jam bekerja dan dua kali dari jalan umum, hal ini tidak mengurangi pergantian, untuk jam kerjapertama keinginan masyarakat untuk berlaku jam 08.00 wita sampai 16.00 dan mengunjungi restoran ini.Restoran ini jam kerja kedua berlaku jam 16.00 wita cukup dekat dengan rumah-rumah sampai 24.00 wita. Selanjutnya, waktu penduduk dan cukup jauh dengan istirahat yang diberikan seperti, istirahat tempat usaha rumah makan makan siang pada pukul 12.00 wita dan lainnya.Pihak restoran juga selalu istirahat makan malam pada pukul 18.00 mengutamakan keamanan area sekitar wita. restoran dengan adanya satpam dan

______398 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Adapun proses perekrutan Sumber : Data Primer, 2016 karyawan dengan cara membuka River Side Resto and Cafe lamaran yang dilakukan tidak dengan mendesain tempat makan berupa membagikan brosur atau poster-poster pondok-pondok dan ada 8 pondok ke berbagai tempat, melainkan hanya tempat makan yang terbagi atas 2 atau 3 dari mulut ke mulut, dengan syarat bagian yang dilengkapi fasilitas meja umum yakni : makan, kursi, tempat cuci tangan dan a. Tinggal dan menetap di Kota Bitung peralatan makan lainnya. Selain itu, b. Surat lamaran salah satu pondok yang ada di restoran c. Pas foto 3x4 ini memiliki bentuk seperti kapal yang d. Usia masih produktif, yakni mulai dari 20 dibangun tepat di atas kolam ikan dan sampai 50 tahun e. Ahli dalam bidangnya, misalnya ada satu pondok khusus untuk lesehan memasak, bersih-bersih, menjaga melantai yang dihiasi dengan keamanan dan sebagainya bermacam-macam hiasan yang terbuat f. Bersedia untuk menaati segala peraturan dan ketentuan yang berlaku dari bambu, dan lampu-lampu hias. Setelah syarat-syarat tersebut Restoran ini dilengkapi 3 dapur dipenuhi oleh para calon tenaga kerja, yang masing-masing memiliki fungsi proses selanjutnya yaitu, pengunguman berbeda-beda. Dapur 1 khusus hasil seleksi, kemudian tenaga kerja menyajikan makanan seperti, nasi yang lolos akan diberikan pengenalan goreng, sayur-sayur, ikan , tentang restoran, proses produksi dan sedangkan dapur 2 menyajikan ikan-ikan semua hal yang berhubungan dengan bakar dan goreng serta dapur 3 restoran ini. menyajikan aneka minuman. Jumlah karyawan yang bekerja Fasilitas Dapur 1 berjumlah 17 orang, terdiri dari 8 orang No Jumla laki-laki dan 9 orang perempuan. . Nama Peralatan h 1. Kompor Gas 2 Jumlah Karyawan 2. KomporSumbuh 2 No Kualifika 3. Meja 5 . Jabatan Jumlah si 4. TV 1 1. Kokidapur1 1orang SMA 5. Kulkas 2 2. Kokidapur2 3orang SMA 6. Tempat Cuci Piring 1 3. Kokidapur3 2orang SMA Rak Susun Tempat Piring, sendok, 7. dan gelas 2 4. Kasir 2 orang SMA 8. Lemari 3 5. Penghubung 2orang SMA Sumber : Data Primer, 2016 6. Pelayan 3 orang SMA Kompor sumbuh dengan ukuran 7. Petugas kebersihan 2 orang SMA besar, khusus untuk memasak sayur- 8. Teknisi 1 orang SMA sayur sehingga dapat mempermudah 9. Satpam 1 orang SMA proses memasak, sedangkan kompor 17 Jumlah keseluruhan karyawan orang gas untuk memasak nasi goreng, ikan

______399 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______woku, kuah asam, dan sebagainya. penyajian aneka minuman, serta tempat Selain itu, meja yang ada di dapur 1 untuk menyimpan gula pasir, teh dan berfungsi sebagai tempat untuk peralatan lainnya.Selanjutnya, Kulkas meletakkan piring-piring pada saat digunakan untuk menyimpan buah- menghidangkan makanan dan lemari buahan, minuman dan cool box untuk untuk menyimpan toples-toples, menyimpan es batu. tempayan, serta peralatan masak River Side Resto and Cafe lainnya. berusaha untuk menetapkan harga terbaik yang akan memberikan Fasilitas Dapur 2 keuntungan besar bagi restoran ini dan No. Nama Peralatan Jumlah cara yang ditempuh yaitu dengan 1. Tempat Membakar Ikan 4 2. Kompor Gas 2 mengikuti standar pasaran restoran yang 3. Cool Box 2 ada di Kota Bitung. Menu makanan per 4. Kulkas 2 5. Tempat Pembersihan Ikan 1 paketnya berkisar Rp.30.000,00 – 6. Meja 1 Rp.200.000,00, untuk minuman seperti 7. Kursi 2 Sumber : Data Primer, 2016 soft drink berkisar Rp.5.000,00 – Fasilitas di dapur 2 seperti, cool Rp.10.000,00 dan untuk minuman box berjumlah 2 buah, yangberisi ikan jusberkisar Rp.10.000,00 – laut seperti ikan bobara, goropa dan Rp.20.000,00. dada tuna. Selain itu, kulkas yang ada di Promosi adalah usaha untuk dapur 2 menyimpan sebagian dari ikan menginformasikan produk kepada laut seperti, ikan tude dan juga konsumen.Berkualitasnya produk yang menyimpan rempah-rempah seperti, dihasilkan, apabila tanpa promosi, cabe, tomat, bawang merah, bawang produk tersebut tidak dikenal dan dibeli putih dan rempah-rempah lainnya. oleh konsumen. Kegiatan promosi yang direncanakan dengan baik akan Fasilitas Dapur 3 memberikan kontribusi maksimal bagi No. Nama Peralatan Jumlah 1. Kulkas 1 pendapatan perusahaan sekaligus 2. Cool Box 2 memberikan citra yang baik terhadap 3. Kompor Gas 1 4. Blender 1 konsumen. 5. Meja 3 River Side Resto and Cafe 6. Rak Susun Tempat Piring, gelas dan 2 mempromosikan restoran mereka lewat sendok 7. Tempat Cuci Piring 1 media sosial internet seperti, facebook, 8. Wadah Pembuat Es Cukur 2 twitter dan media sosial lainnya, tetapi 9. Dispenser 1 Sumber : Data Primer, 2016 dari hasil kuisioner, pelanggan belum Kompor gas di dapur 3 merasa puas dengan promosi yang digunakan untuk memasak air panas. dilakukan oleh pihak restoran. Banyak Selain itu, meja digunakan untuk masyarakat yang belum mengetahui meletakkan gelas-gelas pada saat keberadaan restoran ini, apalagi tidak

______400 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______semua orang menggunakan gadget dan internet untuk melihat promosi yang b. Buku Pemasukan dan dilakukan. Pengeluaran Modal adalah salah satu faktor Buku ini mencatat hasil utama untuk membangun sebuah penjualan restoran dan mencatat bisnis.Berapa pun jumlahnya, pengeluaran atas biaya operasional, permodalan sering menjadi kendala mulai dari per hari, per minggu dan per utama yang menghambat dalam bulan dan setiap nota pembelian atau membangun sebuah usaha. kuitansi atas biaya yang dikeluarkan Sumber modal restoran ini selalu disimpan oleh manajer keuangan, didapat dari dana pinjaman bank agar setiap dana yang masuk dan keluar sebesar Rp. 1.000.000.000,- atau 1 dapat diketahui dan dikelola dengan Milyar dan digunakan untuk membangun baik. bangunan-bangunan utama seperti, Pemasukan restoran per harinya dibawa pondok-pondok tempat makan, dan disimpan di bank atas nama pribadi pembelian perlengkapan restoran dan pemilik restoran dan untuk penghasilan sudah termasuk untuk pembelian awal tiap bulannya, restoran ini mendapatkan bahan-bahan baku makanan dan keuntungan ± Rp.30 – 35 juta. minuman. Keuntungan ini didapatkan tidak Kegiatan pengelolaan keuangan menetap setiap bulannya, tergantung di restoran ini dikelola sendiri oleh banyak atau tidak pelanggan yang pemilik restoran.Sifat tidak mudah datang berkunjung. percaya yang memutuskan pemilik Sistem pembayaran upah bagi setiap restoran ini mengelola sendiri keuangan karyawan diberikan oleh pemilik restoran. Selain itu, pihak restoran restoran, yang dilakukan setiap bulannya menyiapkan beberapa persiapan agar pada tanggal 10.Upah yang diberikan dapat mengatur keuangan dengan berbeda-beda setiap karyawan mudah yaitu : tergantung dari tugas dan tanggung a. Buku Stok Barang jawab. Upah atau gaji pokok ini, Buku ini mencatat barang-barang diberikan kepada setiap tenaga kerja operasional restoran yang masuk dan tidak berdasar pada Upah Minimum keluar. Melalui catatan ini, manajer Provinsi (UMP) atau Upah Minimum keuangan dapat mengetahui secara Regional (UMR), karena sudah ada jelas jumlah barang yang tersedia dan fasilitas seperti, antar-jemput, makan stok barang yang sudah habis, miisalnya dan minum di dalam restoran, upah pembelian peralatan restoran atau bonus dan Tunjangan Hari Raya (THR) bahan baku makanan dan minuman. yang diberikan oleh pemilik.

______401 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Upah Karyawan

No. Jabatan Karyawan Gaji Pokok Bonus Tunjangan Hari Raya (THR) 1. Kasir Rp. 1.500.000,- Rp. 150.000,- Rp. 300.000,- 2. Penghubung Rp. 1.500.000,- Rp. 150.000,- Rp. 300.000,- 3. Pelayan Rp. 1.500.000,- Rp. 100.000,- Rp. 300.000,- 4. Koki Rp. 1.500.000,- Rp. 200.000,- Rp. 300.000,- 5. Petugas Kebersihan Rp. 1.500.000,- Rp. 100.000,- Rp. 300.000,- 6. Teknisi Rp. 1.500.000,- Rp. 100.000,- Rp. 300.000,- 7. Satpam Rp. 1.500.000,- Rp. 100.000,- Rp. 300.000,- Sumber : Data Sekunder, 2016 Karyawan setiap dapur akan 1. Perencanaan melakukan pencatatan stok bahan baku Perencanaan tujuan mendirikan yang tersedia, baik bahan baku ikan dan restoran ini yaitu untuk mendapatkan bahan baku lainnya seperti, rempah- keuntungan dan target bisnisnya adalah rempah, buah-buahan dan sayuran, masyarakat Kota Bitung dan sekitarnya kemudian melaporkan kepada manajer bahkan turis mancanegara. Selain itu, keuangan dan nantinya manajer tujuan strategi pemasaran yang ada di keuangan yang akan melakukan restoran ini adalah untuk memberikan pencatatan untuk setiap pengeluaran kepuasan terhadap pembelanjaan bahan baku. pelanggan.Perencanaan lokasi usaha Anggaran yang dikeluarkan yaitu dengan memanfaatkan lahan milik setiap pembelian bahan baku rata-rata keluarga di belakang rumah berkisar Rp.500.000,- sampai pemilik.Sebagian besar lahan ini Rp.5.000.000,- untuk sekali pembelian, merupakan aliran air (kali), kemudian tetapi anggaran tersebut berbeda-beda ditimbun dan dibangun restoran yang dilihat dari ketersediaan stok bahan baku berdiri sampai saat ini.Desain restoran yang ada. ini dibuat sendiri oleh pemilik, berupa Perencanaan, Pengorganisasian, pondok-pondok yang terbuat dari bahan Penggerakan, Pengontrolan adalah dasar bambu dan dikelilingi dengan empat fungsi manajemen yang sangat kolam-kolam ikan.Perencanaan fasilitas- penting dan harus diterapkan dalam fasilitas penunjang lainnya ditentukan setiap usaha yang dijalankan. juga oleh pemilik restoran dan ciri Penerapan ke empat fungsi manajemen khusus dari fasilitas-fasilitas yang dibeli, ini semaksimal mungkin sudah dilakukan terbuat dari bambu dan bertema klasik. oleh pihak restoran, dalam tiga aspek Penentuan sumber daya di manajemen, yaitu manajemen produksi, restoran ini, dilihat dari potensi sumber manajemen pemasaran dan manajemen daya yang paling banyak di Kota Bitung, keuangan yang sudah dijelaskan. yaitu ikan, yang kualitasnya masih segar Uraian penerapan empat fungsi dan layak untuk dikonsumsi. manajemen di River Side Resto and 2. Pengorganisasian Cafe adalah sebagai berikut :

______402 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Susunan organisasi di River Side 4. Pengontrolan Resto and Cafe, dikendalikan penuh Pengontrolan operasional oleh pemilik restoran. Pengorganisasian dilakukan agar terhindar dari kesalahan- dalam hal ini lebih mengarah pada kesalahan seperti, salah prosedur kerja tenaga kerja, yang dipilih dan ditentukan dan tidak disiplin untuk menggunakan ahli dalam bidangnya, agar proses waktu kerja. Untuk itu, pimpinan restoran produksi dapat berjalan dengan baik dan selalu mengevaluasi cara kerja dari tidak ada hambatan serta dapat setiap karyawan dan selalu melakukan memajukan restoran. Pemilik restoran berbagai alternatif solusi dari berbagai merangkap sekaligus sebagai manajer masalah yang terkait untuk mencapai utama, manajer operasional, dan tujuan dan target bisnis. manajer keuangan dan ada beberapa Pihak restoran akan melihat karyawan dibawahnya. kembalimenu makanan maupun Pembagian tugas untuk setiap minuman yang jarang dipesan serta karyawan sudah diatur semaksimal dan kualitas bahan baku mentah yang ada sebaik mungkin oleh pemilik dan menu makanan maupun minuman restoran.Setiap karyawan selalu yang jarang dipesan, di setiap bulannya diajarkan untuk selalu ramah kepada akan dipertimbangkan untuk diganti setiap pengunjung.Terlihat dari hasil dengan menu makanan ataupun wawancara kepada beberapa minuman yang baru. Sedangkan bahan pengunjung, bahwa karyawan di baku seperti, ikan mentah dan rempah- restoran ini selalu ramah menyapa dan rempah, setiap harinya dikontrol, apabila melayani para pengunjung yang datang. ada bahan baku yang sudah tidak layak 3. Penggerakan konsumsi (busuk/rusak) akan dibuang Pemberian tugas dan penjelasan dan diganti dengan bahan baku baru rutin mengenai pekerjaan kepada setiap yang lebih segar. Sebelum bekerja, karyawan, dilakukan oleh pimpinan pemilik restoran selalu memberi arahan sekaligus pemilik restoran ini.Setiap kepada para pelayan untuk berperilaku karyawan yang bekerja, diberikan ramah kepada para pelanggan, agar arahan dan nasihat, agar dapat bekerja tercipta suasana yang baik antar pelayan dengan baik dan dapat memuaskan dan pelanggan restoran dan pelanggan dengan pelayanan yang berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan.Fungsi penggerakan ini juga dijalankan, pelanggan memberikan sudah diterapkan oleh pihak restoran, komentar yang baik terhadap pelayanan untuk menciptakan suasana lingkungan dari setiap karyawan di restoran ini. kerja yang dinamis dan sehat, agar setiap karyawan nyaman untuk bekerja KESIMPULAN DAN SARAN dan mendapatkan keuntungan sesuai KESIMPULAN dengan tujuan yang ingin dicapai.

______403 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Dari penjelasan dalam laporan hasil yaitu pemilik sekaligus penelitian ini dapat diambil kesimpulan merangkap sebagai manajer. bahwa : SARAN 1. Manajemen produksi belum 1. Perlu melakukan penambahan berjalan sebagaimana mestinya promosi seperti pamflet dan karena belum ada yang brosur-brosur, sehingga bertanggung jawab untuk masyarakat luas dapat mengawasi bahan baku secara mengetahui keberadaan restoran intensif. ikan River Side Resto dan Cafe. 2. Manajemen pemasaran belum 2. Seharusnya fungsi manajemen sepenuhnya dilakukan dengan harus semaksimal mungkin baik karena promosi yang dilakukan , agar supaya usaha dilakukan hanya terbatas pada restoran dapat berjalan dengan media sosial sehingga belum baik. dikenal oleh masyarakat luas namun harga yang ditetapkan DAFTAR PUSTAKA sesuai dengan menu makanan Hidayati, L. 2004. Manajemen Usaha. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta. dan minuman yang disajikan. Karamoy.2000. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan 3. Manajemen keuangan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Restoran pengelolaannya belum maksimal Cepat Saji Kfc Padjajaran Bandung. Universitas Kristen Maranatha. Bandung. karena masih dirangkap oleh Muhammad, A. 2015.Jurnal Price Setting dan manajer operasional sekaligus Manajemen Operasional Yang Diterapkan Dalam Kebudayaan Minangkabau (Studi adalah pemilik restoran tersebut. Pada Usaha Rumah Makan Padang). 4. Dilihat dari ketiga aspek Universitas Brawijaya. Malang. manajemen, manajemen usaha Setyawan, 2000. Alasan Memilih Restoran Atau Rumah Makan Sebagai Bentuk Pilihan yang ada direstoran ini belum Usaha. berjalan dengan baik karena https://konsultanrestoran.wordpress.com/2 015/02/14/5-alasan-memilih-restoran-atau- semua aktifitas restoran hanya rumah-makan-sebagai-bentuk-pilihan- dikelola oleh satu orang saja usaha/. Diakses pada 17 Juli 2016, pukul 18.52 wita.

______404 Vol. 4 No. 7 (April 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Maria Binei1, Victoria Manoppo2, Djuwita Aling2 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Koresponden email :: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kelayakan usaha pembenihan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara dari aspek finansialnya dan Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi dalam usaha pembenihan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil analisis secara finansial, usaha pembenihan ikan lele sangkuriang di Desa Tateli Dua tersebut sangat layak dijalankan karena semua nilai Operating Profit positif , Profit Rate dari usaha tersebut mencapai 31%, nilai BCR > 1, usaha tersebut termasuk kategori sangat baik karena mempunyai nilai rentabilitas >100%, BEP atau titik impas tidak sama yaitu BEP penjualan Rp. 8.607.285, BEP satuan 8.197 ekor. tingkat pengembalian investasi dari usaha pembenihan ikan lele sangkuriang tersebut sangat layak dijalankan karena dapat mengembalikan investasi kurang dari 1 tahun, yaitu 0,5 tahun. Kata Kunci : Analisis Finansial, Usaha, Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang, Kecamatan Mandolang

Abstrack This study aims to determine the feasibility of hatchery fish catfish (Clarias gariepinus) in the village of Tateli Two sub district Mandolang Minahasa North Sulawesi province of aspects of financial and To describe what factors are also influencing the business hatchery fish catfish (Clarias gariepinus) Village Tateli Two subdistrict Mandolang Minahasa North Sulawesi Province. Based on the analysis in the financial, business hatchery fish catfish in the village Tateli Two is very viable for all grades Operating Profit positive, Profit Rate of the effort reaches 31%, the value of BCR> 1, these efforts included the very good category because it has the value of earnings > 100%, BEP or break-even point at which the sale of BEP Rp. 8,607,285, 8,197 units BEP tail. the return on investment of catfish fish hatchery operations is very viable because it can recover the investment of less than one year, which is 0.5 years. Keywords: Financial Analysis, Business, Catfish Hatchery Sangkuriang, District Mandolang

PENDAHULUAN dalam bidang perikanan memiliki potensi Berhasilnya pembangunan besar, hal ini merupakan faktor penting perikanan, pada hakekatnya adalah dalam menunjang pembangunan memanfaatkan potensi sumberdaya bangsa. Keperluan akan sumberdaya perikanan tanpa merusak sumberdaya tersebut dirasakan semakin lama itu sendiri. Hingga saat ini inventarisasi semakin meningkat selaras dengan dan identifikasi jenis sumberdaya meningkatnya perkembangan penduduk perikanan sangat diperlukan dalam dan pembangunan di seluruh sektor menata lingkungan agar manfaat serta kehidupan. Oleh sebab itu, pemanfaatan kondisinya dapat dikelola dengan baik sumberdaya perairan harus diusahakan (Khairuman dan Amri, 2013) seoptimal mungkin tanpa mengganggu Sumberdaya perairan Indonesia kelestariannya (Anhar, 2012). menyangkut penyediaan bahan pangan

______405 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Di dalam dunia usaha perikanan Selama kurun waktu 2010-2014, dikenal 3 jenis bidang usaha, yaitu produksi perikanan budidaya usaha perikanan tangkap, usaha memperlihatkan trendyang positif yaitu perikanan budidaya atau akuakultur mengalami peningkatan dengan rata- serta usaha perikanan pengolahan. rata pertahun mencapai 23,74%. Usaha perikanan tangkap adalah suatu Capaian produksi perikanan budidaya ini kegiatan usaha yang berfokus untuk juga salah satunya di dukung oleh memproduksi ikan dengan cara ketersediaan benih (Kementerian menangkap ikan, sedangkan usaha Kelautan dan Perikanan, 2014). perikanan pengolahan adalah suatu Pelaksanaan kebijakan dan kegiatan usaha yang bertujuan untuk kampanye gemar makan ikan oleh meningkatkan nilai tambah yang dimiliki kementerian kelautan dan perikanan oleh sebuah produk perikanan, dan dalam beberapa tahun terakhir ini usaha perikanan budidaya adalah suatu membuat capaian konsumsi ikan per kegiatan usaha yang bertujuan untuk kapita nasional pada tahun 2010-2014 memproduksi ikan dalam sebuah wadah meningkat yakni dari 30,48 kg/kapita pemeliharaan yang terkontrol. pada tahun 2010menjadi 37,89 kg/kapita Salah satu jenis usaha budidaya pada tahun 2014.Dengan meningkatnya perikanan adalah usaha budidaya ikan konsumsi ikan dikalangan masyarakat air tawar. Budidaya air tawar Indonesia maka akan meningkatkan produksi mempunyai prospek yang sangat baik, budidaya ikan air laut maupun budidaya karena didukung oleh keanekaragaman ikan air tawar. Semakin meningkatnya jenis sumberdaya ikan yang dapat permintaan ikan konsumsi tersebut maka dibudidayakan. Ketersediaan lahan dan terdapat peluang untuk memenuhi debit air dengan kualitas air yang baik permintaan ikan konsumsi tersebut, sebagai pendukung layaknya suatu serta merencanakan jumlah produksi usaha budidaya yang akan yang akan menghasilkan output lebih dikembangkan. Kegiatan budidaya air besar (Kementerian Kelautan dan tawar terutama dikaitkan dengan upaya Perikanan Dirjen P2HP, 2014). meningkatkan kualitas dan kuantitas Lele adalah salah satu jenis ikan produksi perikanan yang diarahkan yang bergizi tinggi, sehingga mendukung untuk meningkatkan pendapatan dan asupan masyarakat untuk konsumsi ikan taraf hidup masyarakat, menghasilkan yang kaya akan omega 3. Lele protein hewani dalam rangka memenuhi setidaknya mengandung 17-37% protein, kebutuhan pangan dan gizi, 4,8% lemak, 1,2% mineral, 1,2% vitamin, meningkatkan ekspor, menyediakan dan 75,1% air. Manfaat lele bagi bahan baku industri, dan memperluas masyarakat secara umum dapat menjadi lapangan kerja (Parwinia, 2001 dalam sumber protein hewani yang cukup tingg, Suhardedi, 2010). kaya akan phosphor, rendah lemak. Lele

______406 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______merupakan jenis ikan yang digemari Metode yang digunakan dalam masyarakat, dengan rasa yang lezat, pengambilan data yaitu dengan cara daging empuk, duri teratur, dan dapat sensus, data yang dikumpulkan berupa disajikan dalam berbagai macam menu data primer dan data sekunder. Data masakan. Walaupun sebelum tahun primer diperoleh melalui survei lokasi, 1990-an lele belum begitu popular wawancara dan pengisisan kuesioner sebagai makanan lezat, namun oleh oleh 3 orang yang terlibat dalam usaha warung-warung lele menjadi pembenihan ikan lele sangkuriang. makanan popular yang merakyat dan Data yang diperoleh dari menyebar ke mana-mana. Harga kuliner penelitian ini, selanjutnya diolah dan lele juga cukup terjangkau (Soares, dianalisis dengan analisis deskriptif 2011). kualitatif dan analisis deskriptif Desa Tateli Dua Kecamatan kuantitatif. Analisis yang digunakan Mandolang Kabupaten Minahasa untuk mengetahui kelayakan usaha yaitu merupakan lokasi pembenihan ikan lele dengan menghitung operating profit, net sangkuriang (Clarias gariepinus). Desa profit, profit rate, benefit cost ratio, Tateli Dua dalam upaya peningkatan rentabilitas, break even point dan produksi budidaya perikanan diharapkan payback period. dapat menjalankan fungsinya sebagai penyediaan induk dan benih unggul HASIL DAN PEMBAHASAN khususnya untuk jenis ikan lele Modal Investasi sangkuriang, sehingga kebutuhan akan Modal investasi adalah modal benih yang bermutu dengan harga yang yang digunakan ketika akan memulai terjangkau dapat dipenuhi. usaha atau modal merupakan dana awal Usaha Pembenihan Ikan lele pembentukan suatu usaha. Modal Sangkuriang (Clarias gariepinus) di investasi dapat digunakan untuk jangka harapkan dapat berkembang menjadi panjang dan dapat digunakan berulang- besar yang pada akhirnya mampu ulang (Anggraini, 2008). Modal investasi meningkatkan tingkat kesejahteraan (awal) dalam usaha pembenihan ikan para pembudidaya dan sekaligus lele sangkuriang dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengadaan atau membangun seperti, Manado sebagai usaha melalui bak/kolam, Happa, dan serokan. kecukupan gizi dan protein yang Besarnya modal investasi dari setiap bersumber dari ikan lele. usaha pembenihan ikan lele sangkuriang di Desa Tateli Dua dapat di lihat pada Tabel. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan dasar penelitian studi kasus.

______407 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

Modal Investasi No. Uraian Banyaknya Biaya (Rp) Jumlah (Rp) 1. Kolam Pemijahan ukuran 3mx4m 1 unit 1.500.000 1.500.000 2. Kolam Induk ukuran 3mx4m 3 unit 1.500.000 4.500.000 3. Kolam Pendederan ukuran 10mx10m 3 unit 2.000.000 6.000.000 4. jaring Happa 2 unit 800.000 1.600.000 5. Ijuk Kakaban 14 buah 30.000 420.000 6. Keranjang 2 buah 50.000 100.000 7. Ember 3 buah 30.000 90.000 8. Keranjang sortir 3 buah 146.000 438.000 9. Serokan halus 4 buah 27.500 110.000 10. serokan Kasar 4 buah 28.750 115.000 11. Loyang 2 buah 30.000 60.000 Jumlah 14.933.000

Struktur Biaya dalam ukuran tertentu (Ibrahim, 2003). Biaya adalah salah satu faktor Sedangkan biaya tidak tetap yaitu biaya penting dalam menjalankan suatu usaha. yang dikeluarkan setiap kali akan Biaya yang dikeluarkan menjadi patokan melakukan produksi biaya ini bertambah untuk menentukan harga pada produk maupun berkurang, tergantung dari yang akan dipasarkan. Pembudidaya berapa banyak jumlah produksi atau berharap hasil penjualan/pendapatan biaya tidak tetap juga merupakan biaya dapat menutup biaya yang dikeluarkan yang berubah sepanjang proses bahkan bisa mendapatkan keuntungan. produksi berlangsung, jenis biaya ini Adapun biaya terbagi dua jenis, yaitu difungsikan untuk melengkapi biaya biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap dan bersifat dinamis. Biaya ini tetap (variable cost). Biaya tetap yaitu mengikuti banyaknya jumlah unit yang biaya yang tergantung pada banyak diproduksi ataupun banyaknya aktivitas sedikitnya jumlah hasil produksinya atau yang dilakukan. Biaya tetap dan biaya biaya yang tidak berubah selama proses tidak tetap usaha pembenihan ikan lele produksi berlangsung, merupakan jenis sangkuriang di Desa Tateli Dua dapat biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dilihat pada tabel.

Tabel Fixed Cost

No Uraian Biaya (Rp) Biaya Perawatan 1 Perawatan Kolam 2.500.000 2 Perawatan Alat 1.500.000 Biaya Penyusutan 3 Kolam Pemijahan (10 tahun) 1/10x 1.500.000 150.000

______408 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______

4 Kolam induk (10 tahun) 1/10x 4.500.000 450.000 5 Kolam Pendederan (10 tahun) 1/10x 6.000.000 600.000 6 Jaring (Happa) (5 tahun) 1/5x 1.600.000 320.000 7 Ijuk Kakaban (2 tahun) 1/2x 420.000 210.000 8 Keranjang (5 tahun) 1/5x 100.000 20.000 9 Ember (2 tahun) 1/2x 90.000 45.000 10 Keranjang Sortir (5 tahun) 1/5x 438.000 87.600 11 Serokan Halus (2 tahun) 1/2x 110.000 55.000 12 Serokan Kasar (2 tahun) 1/2x 115.000 57.500 13 Loyang (2 tahun) 1/2x 60.000 30.000 Total Biaya Tetap (FC) 6.025.100

Tabel Varibel Cost

No Uraian Banyaknya Biaya (Rp) Jumlah (Rp) 1 Induk jantan 95 ekor 70.000 6.650.00 2 Induk Betina 80 ekor 100.000 8.000.000 3 Pakan 100 kg 10.000 1.000.000 4 Kantong Oksigen 360 buah 10.000 3.600.000 5 Obat-obatan 17 botol 50.000 850.000 6 Upah/gaji tenaga kerja 3 0rang 5.500.000 66.000.000 Jumlah Biaya Tidak tetap 86.100.000 TC= FC+VC 92.125.100

Pendapatan tersebut. Pendapatan berperan penting Dalam menjalankan suatu usaha, dalam mengukur tingkat produktifitas pengusaha mengharapkan pendapatan dari suatu usaha, dari pendapatan dapat yang lebih atau keuntungan yang besar dilihat apakah dari pendapatan dapat dari usaha yang dijalankan. Pendapatan menutupi biaya pengeluaran pada pengusaha pembenihan ikan lele produksi dan apakah bisa mendapatkan sangkuriang tergantung dari jumlah untung yang lebih. Berikut data benih hasil produksi dan harga jual dari penjualan ikan lele sangkuriang (Clarias setiap benih ikan lele sangkuriang gariepinus):

Hasil Penjualan Ikan Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) UKURAN (ekor) BULAN 2-3 cm 3 - 5 cm 5 - 8 cm 8 -10 cm 10-12 cm Januari 4.000 5.800 4.500 - - Februari 3.500 5.500 6.500 2.000 - Maret 3.750 7.750 6.000 - - April - 6.550 - - - Mei 4.250 4.500 4.500 1.500 - Juni - 6.500 5.700 - - Juli 3.500 5.000 - 1.000 -

______409 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Agustus 4.000 5.250 - - - September 3.800 - 6.000 1500 - Oktober 3.000 6.500 5.500 - - Jumlah 29.800 53.350 38.700 6.000

Berdasarkan data di atas penjualan sangkuriang sebanyak 38.700 ekor untuk benih ukuran 2-3 cm, 3-5 cm dan dengan harga jual rata-rata Rp 1.200 5-8 cm lebih diminati dibandingkan per ekor, itu berarti jumlah ukuran 8-10cm dan 10-12 cm. Terlihat pendapatan rata-rata dalam satu bahwa ukuran 8-10 cm kurang diminati tahun yaitu 37.700 x 1.200 = Rp. dan 10-12 cm tidak ada yang terjual dari 46.440.000,00 bulan januari 2016 sampai bulan oktober 4. Ukuran benih 8-10 cm: setiap 2016. tahunnya dapat menjual benih ikan Berdasarkan data penjualan dari lele sangkuriang sebanyak 6.000 ekor tabel 8 dapat dilihat pendapatan usaha dengan harga jual Rp 1.500 per ekor, pembenihan ikan lele sangkuriang di itu berarti jumlah pendapatan rata- Desa Tateli Dua dapat diuraikan sebagai rata dalam satu tahun yaitu: 6.000 x berikut: Rp 1.500 = Rp. 9.000.000,00 1. Ukuran benih 2-3 cm: setiap tahunnya 5. Total penerimaan atau pendapatan dapat menjual benih ikan lele dari semua ukuran dari bulan januari sangkuriang sebanyak 29.800 ekor sampai oktober yaitu: Rp. dengan harga jual rata-rata Rp 600 117.800.000,00 + Rp. 48.015.000,00 per ekor, itu berarti jumlah + Rp. 46.440.000,00 + Rp. pendapatan rata-rata dalam satu 9.000.000,00 = Rp. 121.335.000,00 tahun yaitu 29.800 x Rp 600 = Rp. Untuk melihat kelayakan dari 17.880.000,00 usaha pemebenihan ikan lele 2. Ukuran benih 3-5 cm: setiap tahunnya sangkuriang di Desa Tateli Dua maka dapat menjual benih ikan lele yang perlu diketahui terlebih dahulu sangkuriang sebanyak 53.350 ekor yaitu: dengan harga jual rata-rata Rp. 900 Investasi, FC, VC, TC, dan TR per ekor, itu berarti jumlah pendapatan rata-rata dalam satu Uraian Biaya (Rp) Investasi 14.993.000 tahun yaitu 53.350 x Rp 900 = Rp. Biaya Tetap (FC) 6.025.100 48.015.000,00 Biaya Tidak Tetap (VC) 86.100.000 3. Ukuran benih 5-8 cm: setiap tahunnya Total Cost (TC) 92.125.100 dapat menjual benih ikan lele Total Penerimaan (TR) 121.335.000

______410 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Operating Profit (OP) OP =TR–VC……………………………………………………(1) = Rp 121.335.000,00 – Rp 86.100.000,00 = Rp 35.235.000,00 Dapat dilihat bahwa operating profit dari usaha pembenihan ikan lele sangkuriang yaitu sebesar Rp 35.235.000,00 ini merupakan keuntungan dari usaha tersebut dan dapat digunakan untuk biaya produksi berikutnya.

Net Profit (π) π = TR – TC……………………………………………………..(2) = Rp 121.335.000,00 – Rp 92.125.100,00 = Rp 29.209.900,00 Net profit atau keuntungan absolut dari usaha pembenihan ikan lele sangkuriang adalah Rp 29.209.900,00. Keuntungan ini menggambarkan bahwa usaha pembenihan ikan lele sangkuriang ini dijamin keberlangsungannya karena hasil menunjukkan angka positif.

Profit Rate (Tingkat Keuntungan) PR = …………………………………………………(3)

= = 31 % Tingkat keuntungan menunjukan usaha tersebut memberikan keuntungan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Tingkat keuntungan yang di dapat pada usaha pembenihan ikan lele sangkuriang yaitu 31% yang berarti usaha yang dijalankan mendatangkan keuntungan.

Benefit Cost Ratio (BCR) BCR = …………………………………………………………..(4)

= = 1.31 BCR yang didapat yaitu sebesar 1,31 itu berarti usaha ini layak untuk dijalankan, karena nilai BCR > 1.

Rentabilitas R ...... (5)

= = 194 %

______411 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Besarnya rentabilitas pada usaha pemebenihan ikan lele sangkuriang yaitu sebesar 194% menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan termasuk dalam kategori baik sekali karena > 194.

Break Even Point (BEP) BEP Penjualan ………………………...... (6)

=

= = Rp 8.607.285 BEP Satuan

= = 8.197 ekor Berdasarkan hasil analisis yang didapat yaitu BEP penjualan sebesar Rp 8.607.285 yang menunjukkan bahwa titik impas dari usaha pembenihan ikan lele sangkuriang dan BEP satuan sebesar 8.197 ekor.

Payback Period (PP) PP = ………………………………………………(7)

= 1 tahun = 0,5 x 1 tahun = 0,5 tahun

Berdasarkan hasil analisis usaha pembenihan ika lele sangkuriang di Dapat dilihat usaha pembenihan Desa Tateli Dua, pengembalian investasi ikan lele sangkuriang memiliki operating dalam satu tahun yaitu 0,5. Hasil analisis profit Rp 35.235.000, Net profit Rp dapat dilihat pada tabel. 29.209.900, Profit Rate 31%, Benefit Cost Ratio 1,31, Rentabilitas 194%, BEP Hasil Analisis Data Penjualan Rp 8.607.285, BEP satuan No. Keterangan Biaya (Rp) 8.197 ekor dan jangka waktu 1. Operating Profit 35.235.000,00 pengembalian yang cepat yaitu 0,5 2. Net Profit 29.209.900,00 3. Profit Rate 31 % tahun atau dalam waktu 5 bulan. 4. Benefit Coat Ratio 1,31 5. Rentabilitas 194% BEP Penjualan 8.607.285 6. BEP Satuan 8.197 7. Payback Period 0,5 tahun

______412 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______7. Keuntungan bersih dari usaha KESIMPULAN DAN SARAN pembenihan ikan lele sangkuriang Kesimpulan (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Dua sangat layak dijalankan karena Dari hasil penelitian dapat memiliki NP yaitu Rp 29.209.900,00 disimpulkan kelayakan usaha pembenihan ikan lele sangkuriang Saran (Clarias gariepinus) di Desa tateli Dua Pengelolah usaha Pembenihan dari aspek finansialnya yaitu: 1. Nilai Operating Profit, dari usaha ikan lele sangkuriang yang ada di Desa pembenihan Ikan lele sangkuriang Tateli Dua sebaiknya dapat menambah (Clarias gariepinus) di Desa tateli Dua dan melengkapi alat-alat dalam proses tersebut sangat layak dijalankan pembenihan ikan lele sangkuriang agar karena semua nilai OP Positif yaitu dalam melakukan proses pemijahan Rp 35.235.000,00. 2. Profit Rate, dari usaha pemebenihan tidak akan kekurangan alat-alat. Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Dua DAFTAR PUSTAKA mempunyai kemampuan untuk Anhar, F., 2012. Pengolahan Sumberdaya Ikan Indonesia. Universitas Syiah Kuala menghasilkan keuntungan lebih dari Banda Aceh. 31 % dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Anggraini, S. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Mas (Cyprinus carpio) 3. BCR, usaha pembenihan ikan lele dengan cara pemberokan (kasus; desa sangkuriang (Clarias gariepinus) di selajambe, kecamatan Cisaat, kabupaten Desa Tateli Dua mempunyai nilai Sukabumi, propinsi Jawa Barat). BCR > 1 yaitu 1,31, yang artinya Fakultas Pertanian. Institut Pertanian usaha tersebut layak untuk Bogor. 126 Hal dijalankan. Ibrahim. Y. M. H. 2003. Studi kelayakan Bisnis. 4. Rentabilitas dari usaha pembenihan PT. Rineka Cipta. Jakarta. ikan lele sangkuriang (Clarias Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. gariepinus) di Desa Tateli Dua Laporan Kinerja Kementerian Kelautan termasuk kategori sangat baik karena dan Perikanan Tahun 2014. mempunyai nilai rentabilitas > 100 Kementerian kelautan dan Perikanan. 2014. yaitu 194%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi 5. BEP usaha pembenihan ikan lele Pemerintah (LAKIP) Dirjen P2HP Tahun 2014 sangkuriang (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Dua mempunyai titik Khairuman dan Amri. Panen Rupiah dari impas yaitu BEP Penjualan Rp Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penerbit Erlagga, 2013 8.607.285 dan BEP Satuan 8.197 ekor. Soares T. 2011. Kajian Usaha Benih Ikan Lele 6. Tingkat pengembalian usaha Dumbo Di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Skripsi. Fakultas pembenihan ikan lele sangkuriang Pertanian Universitas Pembangunan (Clarias gariepinus) di Desa Tateli Nasional Jawa Timur. Surabaya. 89 Hal Dua sangat layak dijalankan karena Suhardedi C. 2010. Strategi Usaha Pembenihan usaha tersebut dapat mengembalikan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di investasi kurang dari 1 tahun, yaitu Kabupaten Boyolali. Skripsi. Program 0,5 tahun. Studi Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

______413 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195 AKULTURASI Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi ______Pertanian Universitas Sebelas Maret. sp.) Melalui Penerapan Teknologi Surakarta. 84 Hal Pergantian Air5 0%, 100%, Dan 150% Per Hari. Skripsi. Program Studi Suyanto, R. 1999. Budidaya Ikan Lele. Penebar. Teknologi Dan Manajemen Perikanan Swadaya. Jakarta Budidaya. Widyantara G. B. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias

______414 Vol. 4 No. 8 (Oktober 2016) ISSN. 2337-4195