9 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Bentuk 2.1.1. Pengertian Bentuk
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Bentuk 2.1.1. Pengertian Bentuk Pengertian bentuk adalah “rupa, wujud atau wujud yang ditampilkan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia 103). Ruang-raung interior mula-mula terbentuk dari suatu system struktur bangunan, kemudian lebih dipertegas lagi oleh adanya bidang dinding dan langit-langit, jendela dan pintu yang berhubungan dengan ruang-ruang lainya. Masing-masing mempunyai bentuk geometris awal yang kemudian menurunkan dan membentuk suatu objek volume ruang berdasar kesamaannya (Ching 26). Bentuk adalah wujud ragawi dalam suatu karya. Ruangan yang berbentuk bujur sangkar, yang ukuran panjang dan lebarnya sama, tampak bersifat statis dan berkarakter formal. Ukuran yang sama persis dari keempat sisinya menjadikan pusat ruangan sebagai fokusnya. Kesan terpusat ini dapat ditegaskan atau lebih ditonjolkan dengan menutup ruang tersebut dengan struktur berbentuk pyramid atau kubah (dome) (Ching 29). Ruang yang ukuran panjangnya jauh melampaui ukuran lebarnya akan mendorong terjadinya gerak mengikuti arah panjangnya. Bentuk yang paling sederhana adalah bentuk lingkaran, karena memberikan kesan kompak dan terpusat. (Ching 32). Dalam arsitektur dikenal ada 2 (dua) pengertian : A. Shape (Rupa) : Hanya menyatakan wujud luar saja. B. Form (Bentuk) : Selain menyatakan rupa, juga mencerminkan fungsi dan karakteristik dari bahan dan bentuk tersebut. Ada beberapa kategori besar dari rupa bentuk. Rupa bentuk alami menunjukan citra dan bentuk-bentuk alam. Rupa bentuk ini mungkin terlihat abstrak, bisanya melalui proses penyederhanaan dan masih mempertahankan karakteristik utama dari sumber-sumber alaminya. Ada dua jenis rupa bentuk geometris yaitu garis lurus dan garis lengkung. Dalam bentuknya yang paling umum, rupa bentuk dengan garis lengkung adalah lingkaran. Rupa bentuk yang paling jelas adalah lingkaran, segitiga dan bujur 9 Universitas Kristen Petra sangkar. Jika diperluas kedimensi ketiga, rupa-rupa bentuk utama ini melahirkan rupa bentuk bola, silinder, kerucut, pyramid dan kubus. (Ching 102) Teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi variable-variable penting, seperti ruang, struktur atau proses-proses kemasyarakatan yang dengan pengertian demikian bangungan-bangunan seharusnya dilihat atau dinilai (Snyder 38). 2.2. Teori Fungsi 2.2.1. Pengertian Fungsi Fungsi memiliki arti : “Kegunaan suatu hal” (Kamus Besar Bahasa Indonesia 245). Perkataan “guna” menunjuk pada keuntungan, pemanfaatan (use, Bahasa Inggris) yang di peroleh. Guna dalam arti sebenarnya tidak hanya berarti bermanfaat, untung materil belaka, tetapi lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bias hidup lebih meningkat (Mangunwijaya 31). Selain itu fungsi juga memiliki arti untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan ide dan perasaan-perasaan yang diinginkan dalam berbagai macam Bahasa (Feldman 4). Fungsi dibagi menjadi tiga, yaitu (Feldman 4) : a. Fungsi Personal Seni Fungsi itu dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama dari sisi orang yang menikmati dan sisi lain yang dapat dilihat dari seniman yang membuatnya. Sebagai contoh : Seorang pelukis bernama Hals membuat lukisan yang dianggap oleh masyarakat sebagai simbol kemakmuran, tetapi bagi Hils lukisan tersebut merupakan pengekspresian dirinya sendiri (fungsi personal). Fungsi personal seni tersebut adalah media bagi para seniman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, tetapi hal ini tidak dapat menjegah hal tersebut untuk menjalankan fungsi lainya. b. Fungsi Sosial Seni Diakatakan sebagai fungsi sosisal, apabila kesenian itu dapat mempengaruhi kelakuan orang secara kolektif, kesenian itu diciptakan untuk kepentingan umum, dan kesenian menggambarkan aspek social / 10 Universitas Kristen Petra keseluruhan keberadaanya bertentangan dengan macam-macam pengalaman individu dan perorangan. Jadi fungsi sosisal dari seni adalah untuk mempengaruhi keadaan orang dalam kelompok dengan mempengaruhi keadaan orang dalam kelompok dengan mempengaruhi cara mereka berfikir dan cara mereka bertindak (Feldman 36). c. Fungsi Fisik Seni Fungsi fisik kesenian itu adalah penciptaan benda-benda yang bersifat sebagai tempat dan alat. Bentukan yang dibuat sesuai dengan keperluan isinya (Feldman 124). 2.3. Teori Ruang Ruang dalam bahasa inggris disebut space berasal dari istilah klasik Ispatium menjadi escape dalam bahasa perancis dan spazio dalam bahasa itali. Beda penggunaan istilah room menggambarkan perluasan makna sedang pada istilah space dengan arti lebih positif dan transcendental. (Suptandar 61) Secara harafiah “ruang” bias diartikan sebagai alam semesta yang di batasi oleh atmosfir dan tanah dimana kita berpijak, sedangkan secara sempit “ruang” berarti suatu kondisi yang dibatasi oleh 4 lembar dinding yang bias di raba dan dirasakan keberadaanya. Ruang adalah unsur penting dalam desain sebagai tempat kehidupan manusia dalam melaksanakan tugas kewajibanya. Ruang bagi manusia adalah segala-galanya sebagai tempat tinggal, sebagai harga diri dan sebagai lambing status social. (Suptandar 62) Ruang adalah substansi materi, seperti batu dan kayu. Walaupun demikian, ruang pada umumnya tidak berbentuk dan terdispersi. Ruang universal tidak mempunyai dedinisi. Pada saat suatu unsur diletakan pada suatu bidang, barulah hubungan visualnya terbentuk, terjadilah hubungan majemuk Antara ruang dan unsur-unsur tersebut maupun Antara unsur yang satu dengan unsur lainya. Ruang uleh karenanya terbentuk dari adanya hubungan-hubungan tersebut dan kita yang merasakan. (Ching 10) Bentuk vertical memiliki keberadaan yang lebih besar dalam area pandang kita dibandingkan bidang-bidang horizontal dan karenanya menjadi lebih 11 Universitas Kristen Petra instrumental dalam mendefinisikan volume ruang yang terpisah serta menyajikan sebuah nuansa kedekatan serta privasi bagi yang berada didalamnya. Elemen vertical bentuk juga memainkan peranan penting didalam konstruksi bentuk serta ruang arsitektural, melalui peranannya sebagai penopang structural bidang lantai dan atap. (Ching 124) 2.4. Studi Literatur 2.4.1. Asal usul penghuni pertama Untuk menetapkan asal usul penghuni pertama di Nusa Tenggara Timur agak sulit. Hal disebabkan daerah Nusatenggara timur yang terdiri dari pulau- pulau dengan penduduk yang beraneka ragam, memiliki latar belakang asal-usul yang berbeda. Berdasarkan cerita rakyat yang masih hidup dikalangan penduduk di Nusa Tenggara Timur, nenek moyang mereka dulu beranggapan dating dari luar yakni melalui jalan laut dengan rakit dari arah barat, timur atau utara, dari laut, udara. Bahkan ada yang menyebutkan agak pasti Malaka Tanabara untuk penduduk Sumba, Sina Mulin Malaka untuk penduduk dawan dan Tetum di P. Timor, Sam Sina Malaka untuk penduduk Flores Timur bahkan ada yang menyatakan muncul dari tanah atau tumbuhan, seperti penduduk Abur di Alor dan beberapa suku di Belu. Namun cerita tersebut sulit sekali ditelusur dengan pasti, misalnya apakah Sina Mulin Malaka adalah Malaka. Adapun secara lebih terperinci nenek moyang dari penduduk di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut: Bagi penduduk Helong yang sekarang tinggal di Kecamatan Kupang Barat dan Kupang Tengah nenek moyang pertama mereka bernama Lai Bissin yang dating dari sebelah timur (Seram). Orang berbahasa Tetum di Kabupaten Belu Hutum Rai Hat (4 suku pertama) berasal dari Sina Mutin dengan melewati Rai Nabo Rai Henek, P. Kusu, P. KoE, P.Api, Larantuka, Bau BoE dan mendarat di pantai selatan P. Timor di tanjung Emanatum. Penduduk berbahasa Buna-di Belu, 6 suku pertama yakni Ro Ikun, Ro Bulan, Lakudo, Samoro, Sibiri, Oburo Marabo, Tan Ba Tom Way, Lela 12 Universitas Kristen Petra Roto Yapolo dengan menempung rute Siawa, Sina, Mutin, Malaka, Galeleo Gawa, Lebu Rote, Selewer dan mendarat di pantai selatan P. Timor di Kamanasa Kabolila kemudian memasuki bamakuon (A. Klau Mura 1973, hal. 41). Penduduk pulau Sumba mengenal nenek moyang mereka adalah Umbu Walu Mandoku yang berasal dari Malaka Tanobara. Penduduk Kabupaten Sika mengenal nenek moyang yang bernama Moang Ria, Moang Raga dan Moang gumang, yang berasal dari Siam Sina Malaka dan mendarat di Sikka. Di beberapa daerah dikenal juga asal usul nenek moyang mereka dari seberang, tetapi tak disebutkan dari mana. Misalnya di P. Sabu dikenal Keka Ga sebagai nenek moyang orang Sabu yang berasal dari suatu tempat yang jauh dibarat daya India (Y.Y. Detaq, 1973, hal. 9). 2.4.2. Kehidupan Pemerintahan dan Kenegaraan Nusa Tenggara Timur di zaman kuno mempunyai arti penting bagi produsen kayu cendana yang banyak dibutuhkan dalam dunia perdagangan. Daerah Nusa Tenggara Timur banyak dikunjungi oleh pedagang dari luar dalam rangka perdagangan kayu cendana. Oleh karena Itu pertumbuhan negara-negara (kerajaan) kuno erat hubunganya dengan perdagangan. Tempat-tempat yang strategis di pinggir pantai, muara sungai, teluk yang mempunyai kedudukan strategis menjadi pusat perkembangan. Daerah-daerah yang letaknya strategis banyak dikunjungi pedagang dan berkembang sebagai kerajaan-kerajaan kecil. Disamping itu daerah Belu Selatan juga merupakan tempat yang penting. Daerah ini subur dan terdapat muara sungai besar yakni sungai Benain. Di daerah inilah muncul semacam kerajaan tertua. Hampir semua raja di Timor mengatakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari Belu Selatan atau mempunyai hubungan dengan Belu Selatan. Adapun kerajaan-kerajaan kecil lainya yang ada di Pulau Timor adalah Sonbai, Miomafo, Biboki, Insana, Amanuban, Manatun, Ambemu, Amfoang, Amabi, Amarasi, Mollo dan Helong. Pada umumnya kerajaan tersebut adalah 13 Universitas Kristen Petra kerajaan-kerajaan kecilyang