2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Bentuk 2.1.1. Pengertian Bentuk Pengertian bentuk adalah “rupa, wujud atau wujud yang ditampilkan” (Kamus Besar Bahasa 103). Ruang-raung interior mula-mula terbentuk dari suatu system struktur bangunan, kemudian lebih dipertegas lagi oleh adanya bidang dinding dan langit-langit, jendela dan pintu yang berhubungan dengan ruang-ruang lainya. Masing-masing mempunyai bentuk geometris awal yang kemudian menurunkan dan membentuk suatu objek volume ruang berdasar kesamaannya (Ching 26). Bentuk adalah wujud ragawi dalam suatu karya. Ruangan yang berbentuk bujur sangkar, yang ukuran panjang dan lebarnya sama, tampak bersifat statis dan berkarakter formal. Ukuran yang sama persis dari keempat sisinya menjadikan pusat ruangan sebagai fokusnya. Kesan terpusat ini dapat ditegaskan atau lebih ditonjolkan dengan menutup ruang tersebut dengan struktur berbentuk pyramid atau kubah (dome) (Ching 29). Ruang yang ukuran panjangnya jauh melampaui ukuran lebarnya akan mendorong terjadinya gerak mengikuti arah panjangnya. Bentuk yang paling sederhana adalah bentuk lingkaran, karena memberikan kesan kompak dan terpusat. (Ching 32). Dalam arsitektur dikenal ada 2 (dua) pengertian : A. Shape (Rupa) : Hanya menyatakan wujud luar saja. B. Form (Bentuk) : Selain menyatakan rupa, juga mencerminkan fungsi dan karakteristik dari bahan dan bentuk tersebut. Ada beberapa kategori besar dari rupa bentuk. Rupa bentuk alami menunjukan citra dan bentuk-bentuk alam. Rupa bentuk ini mungkin terlihat abstrak, bisanya melalui proses penyederhanaan dan masih mempertahankan karakteristik utama dari sumber-sumber alaminya. Ada dua jenis rupa bentuk geometris yaitu garis lurus dan garis lengkung. Dalam bentuknya yang paling umum, rupa bentuk dengan garis lengkung adalah lingkaran. Rupa bentuk yang paling jelas adalah lingkaran, segitiga dan bujur

9 Universitas Kristen Petra sangkar. Jika diperluas kedimensi ketiga, rupa-rupa bentuk utama ini melahirkan rupa bentuk bola, silinder, kerucut, pyramid dan kubus. (Ching 102) Teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi variable-variable penting, seperti ruang, struktur atau proses-proses kemasyarakatan yang dengan pengertian demikian bangungan-bangunan seharusnya dilihat atau dinilai (Snyder 38).

2.2. Teori Fungsi 2.2.1. Pengertian Fungsi Fungsi memiliki arti : “Kegunaan suatu hal” (Kamus Besar Bahasa Indonesia 245). Perkataan “guna” menunjuk pada keuntungan, pemanfaatan (use, Bahasa Inggris) yang di peroleh. Guna dalam arti sebenarnya tidak hanya berarti bermanfaat, untung materil belaka, tetapi lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bias hidup lebih meningkat (Mangunwijaya 31). Selain itu fungsi juga memiliki arti untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan ide dan perasaan-perasaan yang diinginkan dalam berbagai macam Bahasa (Feldman 4). Fungsi dibagi menjadi tiga, yaitu (Feldman 4) : a. Fungsi Personal Seni Fungsi itu dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama dari sisi orang yang menikmati dan sisi lain yang dapat dilihat dari seniman yang membuatnya. Sebagai contoh : Seorang pelukis bernama Hals membuat lukisan yang dianggap oleh masyarakat sebagai simbol kemakmuran, tetapi bagi Hils lukisan tersebut merupakan pengekspresian dirinya sendiri (fungsi personal). Fungsi personal seni tersebut adalah media bagi para seniman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, tetapi hal ini tidak dapat menjegah hal tersebut untuk menjalankan fungsi lainya. b. Fungsi Sosial Seni Diakatakan sebagai fungsi sosisal, apabila kesenian itu dapat mempengaruhi kelakuan orang secara kolektif, kesenian itu diciptakan untuk kepentingan umum, dan kesenian menggambarkan aspek social /

10 Universitas Kristen Petra keseluruhan keberadaanya bertentangan dengan macam-macam pengalaman individu dan perorangan. Jadi fungsi sosisal dari seni adalah untuk mempengaruhi keadaan orang dalam kelompok dengan mempengaruhi keadaan orang dalam kelompok dengan mempengaruhi cara mereka berfikir dan cara mereka bertindak (Feldman 36). c. Fungsi Fisik Seni Fungsi fisik kesenian itu adalah penciptaan benda-benda yang bersifat sebagai tempat dan alat. Bentukan yang dibuat sesuai dengan keperluan isinya (Feldman 124).

2.3. Teori Ruang Ruang dalam bahasa inggris disebut space berasal dari istilah klasik Ispatium menjadi escape dalam bahasa perancis dan spazio dalam bahasa itali. Beda penggunaan istilah room menggambarkan perluasan makna sedang pada istilah space dengan arti lebih positif dan transcendental. (Suptandar 61) Secara harafiah “ruang” bias diartikan sebagai alam semesta yang di batasi oleh atmosfir dan tanah dimana kita berpijak, sedangkan secara sempit “ruang” berarti suatu kondisi yang dibatasi oleh 4 lembar dinding yang bias di raba dan dirasakan keberadaanya. Ruang adalah unsur penting dalam desain sebagai tempat kehidupan manusia dalam melaksanakan tugas kewajibanya. Ruang bagi manusia adalah segala-galanya sebagai tempat tinggal, sebagai harga diri dan sebagai lambing status social. (Suptandar 62) Ruang adalah substansi materi, seperti batu dan kayu. Walaupun demikian, ruang pada umumnya tidak berbentuk dan terdispersi. Ruang universal tidak mempunyai dedinisi. Pada saat suatu unsur diletakan pada suatu bidang, barulah hubungan visualnya terbentuk, terjadilah hubungan majemuk Antara ruang dan unsur-unsur tersebut maupun Antara unsur yang satu dengan unsur lainya. Ruang uleh karenanya terbentuk dari adanya hubungan-hubungan tersebut dan kita yang merasakan. (Ching 10) Bentuk vertical memiliki keberadaan yang lebih besar dalam area pandang kita dibandingkan bidang-bidang horizontal dan karenanya menjadi lebih

11 Universitas Kristen Petra instrumental dalam mendefinisikan volume ruang yang terpisah serta menyajikan sebuah nuansa kedekatan serta privasi bagi yang berada didalamnya. Elemen vertical bentuk juga memainkan peranan penting didalam konstruksi bentuk serta ruang arsitektural, melalui peranannya sebagai penopang structural bidang lantai dan atap. (Ching 124)

2.4. Studi Literatur 2.4.1. Asal usul penghuni pertama Untuk menetapkan asal usul penghuni pertama di Nusa Tenggara Timur agak sulit. Hal disebabkan daerah Nusatenggara timur yang terdiri dari pulau- pulau dengan penduduk yang beraneka ragam, memiliki latar belakang asal-usul yang berbeda. Berdasarkan cerita rakyat yang masih hidup dikalangan penduduk di Nusa Tenggara Timur, nenek moyang mereka dulu beranggapan dating dari luar yakni melalui jalan laut dengan rakit dari arah barat, timur atau utara, dari laut, udara. Bahkan ada yang menyebutkan agak pasti Malaka Tanabara untuk penduduk Sumba, Sina Mulin Malaka untuk penduduk dawan dan Tetum di P. , Sam Sina Malaka untuk penduduk Flores Timur bahkan ada yang menyatakan muncul dari tanah atau tumbuhan, seperti penduduk Abur di Alor dan beberapa suku di Belu. Namun cerita tersebut sulit sekali ditelusur dengan pasti, misalnya apakah Sina Mulin Malaka adalah Malaka. Adapun secara lebih terperinci nenek moyang dari penduduk di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:  Bagi penduduk Helong yang sekarang tinggal di Kecamatan Barat dan Kupang Tengah nenek moyang pertama mereka bernama Lai Bissin yang dating dari sebelah timur (Seram).  Orang berbahasa Tetum di Kabupaten Belu Hutum Rai Hat (4 suku pertama) berasal dari Sina Mutin dengan melewati Rai Nabo Rai Henek, P. Kusu, P. KoE, P.Api, , Bau BoE dan mendarat di pantai selatan P. Timor di tanjung Emanatum.  Penduduk berbahasa Buna-di Belu, 6 suku pertama yakni Ro Ikun, Ro Bulan, Lakudo, Samoro, Sibiri, Oburo Marabo, Tan Ba Tom Way, Lela

12 Universitas Kristen Petra Roto Yapolo dengan menempung rute Siawa, Sina, Mutin, Malaka, Galeleo Gawa, Lebu Rote, Selewer dan mendarat di pantai selatan P. Timor di Kamanasa Kabolila kemudian memasuki bamakuon (A. Klau Mura 1973, hal. 41).  Penduduk pulau Sumba mengenal nenek moyang mereka adalah Umbu Walu Mandoku yang berasal dari Malaka Tanobara.  Penduduk Kabupaten Sika mengenal nenek moyang yang bernama Moang Ria, Moang Raga dan Moang gumang, yang berasal dari Siam Sina Malaka dan mendarat di Sikka.  Di beberapa daerah dikenal juga asal usul nenek moyang mereka dari seberang, tetapi tak disebutkan dari mana. Misalnya di P. Sabu dikenal Keka Ga sebagai nenek moyang orang Sabu yang berasal dari suatu tempat yang jauh dibarat daya India (Y.Y. Detaq, 1973, hal. 9).

2.4.2. Kehidupan Pemerintahan dan Kenegaraan Nusa Tenggara Timur di zaman kuno mempunyai arti penting bagi produsen kayu cendana yang banyak dibutuhkan dalam dunia perdagangan. Daerah Nusa Tenggara Timur banyak dikunjungi oleh pedagang dari luar dalam rangka perdagangan kayu cendana. Oleh karena Itu pertumbuhan negara-negara (kerajaan) kuno erat hubunganya dengan perdagangan. Tempat-tempat yang strategis di pinggir pantai, muara sungai, teluk yang mempunyai kedudukan strategis menjadi pusat perkembangan. Daerah-daerah yang letaknya strategis banyak dikunjungi pedagang dan berkembang sebagai kerajaan-kerajaan kecil. Disamping itu daerah Belu Selatan juga merupakan tempat yang penting. Daerah ini subur dan terdapat muara sungai besar yakni sungai Benain. Di daerah inilah muncul semacam kerajaan tertua. Hampir semua raja di Timor mengatakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari Belu Selatan atau mempunyai hubungan dengan Belu Selatan. Adapun kerajaan-kerajaan kecil lainya yang ada di Pulau Timor adalah , Miomafo, Biboki, Insana, , Manatun, Ambemu, Amfoang, , , Mollo dan Helong. Pada umumnya kerajaan tersebut adalah

13 Universitas Kristen Petra kerajaan-kerajaan kecilyang berkembang dari kesatuan-kesatuan genealogis dan mempunyai orientasi serta menyatakan berasal dari Belu Selatan.

2.4.3. Kerajaan Amanuban Kerajaan Amanuban (Banam) adalah sebuah kerajaan yang terletak di pulau Timor bagian barat, wilayah Indonesia. Di era kemerdekaan Kerajaan Amanuban bersama Kerajaan Molo (Oenam) dan Kerajaan (Onam) membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan (dalam bahasa Belanda disebut Zuid Midden Timor) di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibu kota SoE.

2.5. Cikal bakal Kerajaan Amanuban (Banam) diawali dengan kehadiran Olak Mali leluhur Raja Nope dengan istrinya di Gunung Tunbes. Olak Mali mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kekuatan untuk mempengaruhi suku-suku yang berada di Tunbes seperti Nuban, Tenis, Asbanu, Nomnafa untuk mengakuinya sebagai penguasanya. (Norholt,1971). Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Olak Mali dan isterinya mampu meyakinkan kepada suku-suku (tsepe) yang ada di Tunbes yang masih primitif seperti Nuban, Tenis, Asbanu, dan Nubatonis yakni ( Si Nuban yang suka Natoni) bahwa dia (Olak Mali) adalah Penguasa dan Pemimpin Amanuban ( Raja atau Usif). Hal ini dibuktikannya kepada Nubatonis dengan beberapa bukti menanam pohon pisang, menanam tebu, api unggun, memanggil bumi. Empat kelompok suku yang hidup bermasyarakat di Tunbes bersama para amaf lain kemudian mengukuhkan Olak Mali menjadi Raja Amanuban ( Banam ) sekaligus peristiwa ini merupakan cikal bakal terbentuknya Kerajaan Amanuban. Bukti fisik yang ada hingga saat ini menunjukan kehebatan Olak Mali sebagai Raja Amanuban pertama yang mampu menata kehidupan sosial, kemasyarakatan dan pemukiman masyarakat Tubes secara baik dan teratur. Posisi istana (sonaf) Raja Nope yang berada ditengah dengan pagar batu kokoh sebagai inti (core) yang kemudian dikelilingi dengan pemukiman kelompok suku-suku seperti Tenis, Nuban, Asbanu, Nubatonis, Nomnafa menunjukan bahwa istana (sonaf) raja Nope di Tunbes ini adalah kerajaan Amanuban itu sendiri.

14 Universitas Kristen Petra Daerah Tunbes sesuai pembagiannya terdiri dari Mnela OOh ( keempat suku di Tunbes), Kekan ( kawasan lindung), kandang kerbau, Istana (sonaf) dan tempat kuburan raja.Ada empat raja yang dimakamkan di Tunbes.

2.5.1. Nama Banam-Amanuban Menurut penelitian dari dr Pieter Middelkop bahwa secara tradisional sehari-hari orang-orang Amanuban dan wilayah Amanuban disebut Banam. Kata Banam atau Banamas digunakan untuk menyebut orang atau masyarakat Amanuban dan juga untuk wilayah Amanuban. Kata Banam terbentuk dari dua suku kata ” ba” dan “nam”. Ba adalah awalan (prefiks) yang sejajar dengan awalan ber dalam bahasa Indonesia yang berarti mempunyai. Kata Nam dalam bahasa Timor ( uab meto) mempunyai arti merangkak atau merayap. Kata ‘nam’ atau ‘na nam’ biasanya digunakan untuk orang yang merangkap ( merayap). Dalam tradisi adat dan adat istiadat Timor termasuk Amanuban maka penduduk atau rakyat Amanuban yang mau bertemu dengan Raja maka bentuk penghormatan mereka kepada Raja sering dengan merangkak atau merayap. Namun sering juga kata Amanuban diidentikan dengan nama salah satu kelompok suku yang ada di kuan tubu Tunbes yang bernama Nuban dengan sebutan Ama atau Am ( Bapak). Sehingga Am Nuban = sebutan atau sapaan bapak kepada Nuban. Ama Nuban = Bapak Nuban. Kata Ama atau Am biasa juga digunakan untuk menyapa atau memanggil orang laki-laki di Timor seperti Ama Asbanu atau Am Asbanu ( Bapak Asbanu), Ama Nomnafa atau Am Nomnafa ( Bapak Nomnafa), Ama Tenis atau Am Tenis ( Bapak Tenis). Sebutan atau panggilan Bapak kepada seseorang tidak serta merta diartikan sebagai Raja atau Usif karena tidak semua bapak itu adalah Raja atau Usif.Banam Tuan = Tuan atau pemimpin nya Banam ( Amanuban ) = Nope ( dipanggil dengan sebutan Nope).

2.5.2. Perkembangan Kerajaan Dari Tunbes kemudian pusat kerajaan Amanuban di pindahkan ke Pili Besabnao. Perpindahan pusat kekuasaan ini karena sudah terjadi pertambahan penduduk sedangkan luas lahan di Tubes semakin kecil. Surat dari Apolonius

15 Universitas Kristen Petra Shot tertanggal 5 Juni 1613 menyebutkan bahwa saat VOC melakukan kunjungan dagang ke Timor untuk pembelian cendana maka saat itu sudah ada beberapa Raja kerajaan di Timor yang bisa dan senang diajak bersahabat dan bekerja sama. Williiem Jacobsz dan Melis Andriaz juga telah bertemu dan berbicara langsung dengan Raja Amanuban. Kerajaan Amanuban tahun 1641 telah memeluk Agama Katolik ditandai dengan kunjungan missi padrie Jacinto de Dominggo namun disayangkan nama baptis mereka tidak dicantumkan dalam daftar nama silsilah raja-raja Amanuban.Bukti prasasti Gereja Katolik di EloAbi ( Neke) dibangun 1527. Antonio da Hornay tokoh penting Topas ( Orang Kaesmetan-Portugis Hitam )memerintah di Timor 1664-1695 dan ia kawin dengan putri Amanuban dan Ambenu. De Ornay dan Da Costa merupakan dua tokoh penting yang saling merebut kekuasaan di Timor. Putra Dominggus da Costa III yang bernama Simao da Costa kawin dengan bi Noni Nope.Laporan VOC tahun 1764 menyebutkan bahwa Raja Amanuban dan Amanessi memintah diberi gelar Don ( Schulte Nordholt,1971). Kekejaman Simao Louis diimbangi dengan membagi bagikan tongkat kepada Raja yang tunduk kepada Portugis sebagai tanda pengenal untuk boleh mengumpulkan cendana dan lilin untuk dijual kepada Portugis. Antonio de Ornay kemudian menggantikan Simao Louis sebagai capitao mor di Timor. Dalam surat Kaiser Sonbai tanggal 23 September 1703 yang dikirim ke Batavia menyebutkan bahwa Sonbai sedang menghadapi masalah dengan Ambenu,Amanuban,Boro, Asem,Mina, Likusaen. Kemudian terjadi pertempuran antara Molo dengan Amakono, Amfoan serta Amanuban dimana dalam pertempuran itu di pihak Amanuban tewas 5000 orang. ( Hans Hagerdal 2004). Batu bertulis ANNO 1709 ( secara jela batu tersebut tertulis DRB dan tulisan ANNO 1709, batu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 31 cm dengan tebal batu 13 cm). Setahun setelah Perang Penfui dalam dokumen VoC 1750, menyebutkan bahwa Raja pemimpin Amanuban saat itu adalah Don Michel ( Don Migil ) bersama Don Bernando dari Amfoang datanng ke Kupang bersama Kaiser dari Amakono dengan harapan hidup berdamai dengan Belanda. Karena sebelum pecahnya perang Penfui Amanuban bersama Amakono, Sorbian, Amanatun,

16 Universitas Kristen Petra Amarasi-Amanesi adalah sekutu Portugis dan Topas. Pada tahun 1756 Raja Amanubang Don Louis II juga ikut menandatangani trakta kontrak Paravicini bersama raja-raja Timor lainnya. Contract Paravicini yang di buat oleh Komisaris Johanies Andreas Pavicini pada 9 Juni 1756 menurut catatan VOC 2941 itu selain di tanda tangani oleh Raja Don Louis juga di tanda tangani oleh Don Bastian fettor dari Amanubang dan ….. temukung dari Amanubang. Pada tahun 1786 suku Amanuban yang anti Belanda menyerang sonaf Raja Jacobus Albertu dari Amanuban di Kobenu yang letaknya setengah hari perjalanan dari Kupang.Jacobus Albertus pada tengah malam harus menyelamatkan diri bersama dua putranya kemudian menuju tanah tumpah darahnya Amanuban-Banam yang berjarak tiga hari perjalanan. Sepupu Jacobus Albertus yang bernama Tobani diakui sebagai Raja Amanuban.

2.5.3. Perpindahan ke Niki-niki Raja Don Louis III kemudian memindahkan pusat kerajaan Amanuban (Banam) dari Pili Besabnao ke Niki-niki hingga sekarang. Raja Don Louis III bertakhta 1808-1824 dan dikenal sebagai pendiri kota Niki-niki dan menetapkan nama Nope ( awan ) sebagai marga dinasti Nope selanjutnya. Adik dari Raja Don Louis III yakni Tanelab di Babuin dan Taifa di Mei. Raja Baki Nope-Baki Klus mempunyai saudari bi Bia Nope (Oenino) dan bi Nino Telnoni (Ofu). (Baki Klus). Raja Don Louis III wafat di Niki-niki tahun 1824 dan dimakamkan di Niki-niki, sekarang pemakaman Cina-Son Leu. Bi Lese Nenosae adalah istri dari Raja Don Louis III. (Regeeringsalmanak van Belanda) Latar belakang perpindahan ke Niki-Niki karena tempat ini sangat strategis untuk pertahanan terhadap serangan musuh dan layak sebagai istana raja. Perkataan Niki-niki berasal dari kata Nik Nik yang berarti menjilat-jilat dan melihat ke belakang. Raja Sufa Leu Digambarkan dalam laporan Belanda Raja Sufa Leu sebagai kekuasaan yang berdiri secara kuat bebas dari pengaruh dan tekanan colonial yang memerintah dengan keras saling mencurigai, selalu kuatir dan semua rakyatnya

17 Universitas Kristen Petra tunduk dan patuh kepadanya dengan rasa hormat dan takut. Setiap rakyat Amanubang yang berhadapan dengan Raja Sufa Leu dilarang keras menentang dan memandang wajah raja ini ( harus menutup mata / na bil ). Raja Sufa Leu pada tanggal 1 Juli 1908 menandatangani Korte Verklaring sebagai landschapen Amanubang dan Koko Sufa Leu sebagai Kaiser Muda Amanubang dan Zanu Nakamnanu. Setelah Raja Sufa Leu alias Raja Bil Nope gugur sebagai pahlawan dengan membakar dirihnya ( Lan Ai) Oktober 1910 maka diangkatlah adik kandungnya Noni Nope sebagai penggantinya oleh Belanda. Raja Noni Nope sebagai kepala zelf bestuur Amanuban dengan dibantu oleh dua orang fettor yakni fetoor Noe Liu Zanu Nakamnanu ( Noe Nakan) dan Fettor Noe Bunu Boi Isu ( Noe Haen) dengan satu mafefa Tua Isu. Raja Noni Nope menandatangani korte Verklaring Maret 1912. Menurut Arsip Nasional di Den Hag Belanda tentang Raja-raja Amanuban menyebutkan bahwasannya Raja Baki Nope melahirkan putra sulung bernama Raja Zanu Nope dengan saudaranya Pa’e. Menurut catatan Kruseman tentang Timor menyebutkan Raja Louis Nope baru meninggal di tahun 1824 berusia lanjut dan putranya bertakhta menggantikannya tetapi bertentangan dengan pamannya. Adik kandung dari Hau Sufa Leu gelar Bil Nope ada dua orang laki- laki yaitu Kusa Nope ( Fatu Auni)dan Raja Noni Nope (Neke), dan seorang perempuan bi Natu Nope. Raja Pae Nope Raja Pae Nope menggantikan ayahnya Raja Noni Nope sebagai Raja Amanuban 1920. Raja Pae memekarkan dua kefetoran utama Amanuban menjadi tiga kefetoran dengan menambah lagi kefetoran Noe Beba yang dipimpin oleh keluarga Nope sendiri. Pada tahun 1939 Raja Pae Nope memekarkan lagi kefetoran di Amanubang menjadi tujuh kefetoran yakni Noe Bunu, Noe Hombet, Noe Siu, Noe Liu, Noe Muke, Noe Beba, Noe Meto. Permaisuri dari Raja Pae Nope bernama Ratu bi Siki Nitibani berdiam di istana kerajaan Amanuban (Sonaf Naek) yang melahirkan putera mahkota raja Amanuban Johan Paulus Nope ( 1946-1949) dengan ketiga adiknya yaitu Kusa Nope ( fettor Noe Meto), bi Feti Nope, dan Kela Nope ( juga menjadi fetor

18 Universitas Kristen Petra Noemeto). Raja Pae Nope juga mempunyai beberapa orang istri seperti bi Fanu Tnunai, Bi Kohe Nitibani ( ibunda dari Raja Kusa Nope), bi Oba Sonbai, bi Tipe Asbanu, bi Oko Tuke, bi Koin Tunu, bi Kohe Babis, bi Bene Boimau, bi Seong Wun. Bi Kohe Nitbani adalah anak dari bi Oki pelayan (ata) tinggal di dalam sonaf Neke. Raja Pae Nope pernah menandatangani korteverklaring pada 21 Pebruari 1923 di Niki-niki.

Raja Johan Paulus Nope ( Leu Nope ) Putra Mahkota Johan Paulus Nope atau RajaLeu Nope menggantikan ayahnya sebagai Raja Amanuban 1946 karena raja Pae Nope sudah berusia lanjut dan tak kuat melaksanakan tugas pemerintahan kerajaan. Raja Johan Paulus Nope juga memiliki banyak istri yakni bi Nino Selan, bi Kohe Nitibani,bi Obe Banamtuan, bi Fenu Selan,bi Muke Tse, bi Liu Tse,bi Sufa Asbanu,bi sabet Abanat, bi Kaes Beti. Raja Leu Nope atau Johan Paulus Nope kemudian dibaptis menjadi Kristen Protestan dan bersama seluruh rakyat Amanuban menjadi penganut agama Protestan. Seluruh rakyat Amanuban sering juga menyebut Raja Leu Nope dengan sebutan-sebutan seperti Usi Anesit ( Raja yang mempunyai kelebihan-kelebihan dalam kalangan bangsawan Nope), Raja berambut panjang ( Usi Nakfunmanu), Usi Tata ( Raja yang juga adalah seorang kakak dalam kalangan keluarga sonaf-istana Amanuban). Pada tanggal 21 Oktober 1946 Raja-Raja seluruh keresidenan Timor mengadakan sidang konferensi di Kota Kefamenanu guna membentuk Timor Eiland Federatie atau (gabungan kerajaan afdelling Timor-Dewan Raja-raja Timor). Dalam sidang tersebut, H. A. Koroh (Raja Amarasi) dan A. Nisnoni (Raja Kupang) terpilih masing-masing sebagai ketua dan ketua muda Timor Eiland Federatie. Raja Amanuban Johan Paulus Nope yang hadir dalam sidang tersebut dari Kerajaan Amanuban. Masih dalam forum yang sama berhasil dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Timor Eiland Federatie Amanuban mendudukan S.L Selan mewakili Kerajaan Amanuban, Ch. Tallo mewakili Kerajaan Amanatun dan T Benufinit mewakilikerajaan Mollo, sebagai DPRD Timor dan Kepulauanya.

19 Universitas Kristen Petra Karena faktor kesehatan Raja Johan Paulus Nope yang terganggu maka kontroleur Belanda mengusulkan adiknya Kusa Nope yang baru tamat sekolah praja di Makasar untuk melaksanakan pemerintahan sehari-hari kerajaan sambil menantikan dewasanya Putra Mahkota kerajaan Amanuban anak laki-laki dari Raja Johan Paulus Nope yang bernama Louis Nope dan Mahteos Nino Nope untuk dinobatkan menjadi Raja Amanuban. Raja Pae Nope dan Raja Johan Paulus Nope wafat pada tahun 1959 di Niki-niki. Kusa Nope kemudian menjadi Kepala Daerah Swapraja Amanuban ( KDS Amanuban). Kusa Nope juga kemudian menjadi Bupati Timor Tengah Selatan pertama. Istri pertama Kusa Nope bernama bi Malo Nitibani dan disusul bi Kina dan bi Sole. Ada tujuh raja Amanuban yang dimakamkan di Son Nain Niki-niki. Kedudukan raja adalah turun temurun, dan putera mahkota berhak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja. Putra mahkota adalah putra sulung raja yang lahir dari permaisuri.

2.5.4. Kerajaan Amanatun dalam Tinjauan Sejarah Kerajaan Amanatun (Onam) terletak di pulau Timor bagian barat, wilayah Indonesia dan merupakan kerajaan tua. Di era kemerdekaan kerajaan Amanatun bersama kerajaan Molo (Oenam) dan kerajaan Amanuban (Banam) membentuk kabupaten Timor Tengah Selatan (dalam bahasa Belanda disebut Zuid Midden Timor) dengan ibu kota SoE-provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1920 kota SoE ditetapkan menjadi ibukota Zuid Midden Timor (Timor Tengah Selatan) atas kesepakatan bersama dari ketiga Raja yakni Raja Lay Akun Oematan sebagai Raja Molo, Raja Pae Nope sebagai Raja Amanuban dan Raja Kolo Banunaek sebagai Raja Amanatun. Nama kota SoE sendiri sudah mulai dikenal pada tahun ±1905/1906 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda Kerajaan Amanuban dan Kerajaan Amanatun pernah berkantor bersama di Niki-niki. Hal ini disebabkan karena belum adanya jalan ke wilayah Amanatun dan Belanda takut ke sana. Jauh sebelum datangnya bangsa Portugis dan Belanda di Indonesia maka kerajaan Amanatun sudah ada dan mempunyai pemerintahan sendiri yang asli.

20 Universitas Kristen Petra Dalam tex Dao Zhi dari tahun 1350 sejak dinasti Sung sudah mengenal Timor dan ada beberapa pintu gerbang pelabuhan laut yang ramai yang dikunjungi di Timor dan salah satunya yang penting adalah di Batumiao- Batumean Fatumean Tun Am (Tun Am )yang sudah ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang Makasar, Malaka, Jawa, Cina dan kemudian eropa seperti Spanyol, Inggris, Portugis,Belanda Tercatat dalam arsip kuno Portugis Summaria relaçam do Que Obrerao os relegiozas dan ordem dos pregadores bahwa pada tahun 1641 ketika bangsa Portugis dan bala tentaranya dari Larantuka, Flores tiba di kerajaan Amanatun/Tun Am- Fatumean ( Bitimiao) maka seorang paderi bernama Frey Lucas da Cruz berhasil membaptiskan (mengkristenkan) seorang raja Amanatun/Usif dengan ibunya di Amanatun. Pada waktu itu bala tentara dipimpin oleh Capitao mor Francisco Fernandes. Amanatun ( Tun AM - Fatumean) pada tahun 1641 dengan istana kerajaaan terletak di Gunung Sunu ( Sonaf Plikuna-Sonaf Ni Fanu ) mendapat serangan dasyat luar biasa dari armada tentara laskar islam makasar dibawa pimpinan raja Tallo(King of Tallo) dari kerajaan Gowa-Tallo dimana pada masa itu juga raja wehale telah memeluk islam. Selain melakukan penyerangan ke Amanatun / Fatumean Tun Am ( Batumiao) juga armada tentara islam makasar juga melakukan penyerangan ke Larantuka - Flores. Penyerangan laskar Islam Makasar ke Amanatun-Tun Am Fatumean itu diundang dan diarahkan oleh keluarga Tnesnai juga dibantu oleh orang Portugis Hitam-Topas-Kaesmetan namun penyerangan tersebut berhasil di pukul mundur oleh Raja Banunaek di Sunu hingga Behanek perbatasan Amanatun dengan Belu. Adapun kerajaan kembar / Zusterstate Gowa-Tallo ( Rua Karaeng Na Se ' re Ata ) mencapai zaman kejayaannya serbagai kerajaan maritim pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 dengan peran besar seorang Mangkubuminya yang bernama Karaeng Patingaloang. Salah satu ikrar Raja Batumean _ Tu Am-Amanatun pada tahun 1642 yang disaksikan oleh misionaris terkenal saat itu dari Gowa yang bernama padre Antonio de S Jacinto termasuk juga Frei Pedro de Sao Joao. Data tentang pemimpin orang Portugis Hitam (Topass) dari keluarga Hornay dan da Costa diceritakan pernah mempunyai hubungan dengan Amanatun hingga tahun 1749.Pater Antonio de Madre de Deus menulis sebuah laporan resmi

21 Universitas Kristen Petra tertanggal 26 April 1695 mengenai kekuasaan dan kerakusan dari (Antonio d'Ornay) yang menjadi penguasa saat itu dimana terjadi pengumpulan dan penjualan secara besar-besaran yang tidak terkontrol kayu cendana ke Batavia dimana pusat Portugis di Macao mengalami kerugian besar. Hingga tahun 1620 harga cendana 6000m -7000 pikul seharga 60000 Gulden. sedangkan harga lilin lebih mahal lagi. Salah satu peran penting yang dibuat oleh Antonio d'Ornay adalah dia berhasil menahan kompeni Belanda untuk tidak boleh terus masuk ke pedalaman Timor sehingga berakibat misi Belanda dengan Protestanya cuma ada di Kupang saja. Kupang pada saat itu bukan tempat penting dan di biarkan saja untuk dikuasai oleh VoC Belanda. Ketika Malaka jatuh ketangan Portugis pada tahun 1511, kemudian baru pada tahun 1522 bangsa Portugis tiba di Pulau Timor namun mereka tidak menetap tetapi hanya menyinggahi saja.Tercatat dalam arsip lama bahwa pada 22 januari 1522 penjelajah Magalhaens Pigafenta tiba dan berlabu di Pantai Selatan pulau Timor dan mengunjungi Kaiser Fatumean ( TUN-Amanatun) dan juga Kaiser Kamanasa ( Belu) setelah melalui perjalanan panjang dari Tanjung Pengharapan Afrika Selatan ( Cap de Bonne Esperance)kemudian melanjutkan pelayaran expedisi ke Pilipina melewati pantai utara Timor. ( Le premier voyage monde Magellan et Pigaffeta ( 1519) Di tahun 1669 Raja Amanatun berhubungan dengan fettor Sonbai Kecil, Ama Tomnanu yang merupakan sekutu VOC/Belanda dan dijelaskan bahwa Raja Amanatun ingin bertemu dan berbicara langsung dengan VOC/Belanda, karena Raja Amanatun telah menerima bendera VOC/Belanda yang dibawa oleh Verheyden kira-kira tahun 1655. Raja Amanatun menginginkan supaya pertemuan itu dilangsungkan di pantai Selatan Fatu Mean / Amanatun, tetapi pihak VOC menolak dan tidak menyetujui permintaan ini dengan alasan keamanan. Pada waktu terjadi perang Penfui pada tanggal 11 Nopember 1749 maka kerajaan Amantun menjadi sekutu Portugis. Salah satu alasan terjadi perang Penfui karena para Raja yang pro kepada Portugis tidak menghendaki adanya pembagian wilayah di Timor khususnya wilayah Timor Barat antara Belanda dengan Portugis, karena akan berakibat kepada semakin jauhnya jarak yang harus

22 Universitas Kristen Petra ditempuh ke Gereja Noemuti kalau raja-raja ini ingin untuk beribadah ( kalau ingin membawa hulu hasil ke gereja Katolik).Tahun 1701 Padre M de Santo Antonio sebagai misionaris di Timor dan menjadi uskup Malaka yang kemudian menetap di Timor hingga tahun 1722. Setelah itu barulah Pater Gerado de San Jose menjadi misionaris di Timor hingga tahun 1782. Data VOC 2933,tahun 1758 the National Archief Den Haag yang ditulis oleh Arnoldus Van Este (ayah dari W.A.Van Este) seorang Oppermester di Pos Belanda Kupang yang dilindungi oleh Commpany selama dua puluh lima tahun mencatat tentang Timorese kings yakni; Balthzazar Lote of Amabi, Hermanus Saubaki of Amfoan-Sorbian, Nay Kobe Taynof of Taebenu, Don Louis Anthony of Amanubang, Don Louis Nay Konnef of Amanatung, Nay Seff of Waiwiku king of Dirman, Lakar Madjeli of Sumba, Don Bernardo of Amakono, Avonusu of Amarasi, and the regent of Batugede was a brother in-low of the king of Waihale. The Solorese regent Sengaji. Dikenal dalam sumber-sumber kuno menyebutkan bahwa pada tahun 1711 pemimimpin Toppas Dominggus da Costa bersama Dom Francisco de Taenube telah terjadi pertengkaran dengan Raja Dom Pedro atau Raja Tomenu Sonbay dari Oenam berhubungan dengan gereja Abi dan gereja Musi.Sedangkan Raja Sonbai Kecil padawaktu itu adalah Bawwo Leu tahun 1717. Sumber VoC tahun 1765 menjelaskan tentanng ditahannya temukung Nai Nokkas karena Nai Nokkas melindungi budak-budak belian ( ate sossa) dari Kupang oleh Opperhof Ter Herbruggen mengakibatkan Raja Bab'i Banu Naek dari Amanatun mengirim orang-orangnya sebagai utusannya ke Dewan Belanda untuk membebaskan temukung Nai Nokkas karena Raja Amanatun berkeyakinan bahwa Nai Nokkkas tidak bersalah. Raja Banunaek harus menebus dan melepaskan kembali temukung Nai Nokkas dengnan memberi 3,50 pikul lili, 4 orang budak, dan dua puluh ikat kain tenun kapas ke Ter Herbruggen. Di tahun 1785 Opperhoof Tuan Willem Adrian Van Este mengirim surat kepada Raja Tubani untuk segera mengembalikan tanah yang sudah diduduki di wilayah Amanatun. Data VOC 3701 hal 500 di tahun 1785 ini menceriterakan bahwa ketika resident ( Opperhoof) Timor W.A.Van Este di Fort Concordia Kupang menulis bahwa Raja Amanuban yang anti VOC yakni Raja Tubani

23 Universitas Kristen Petra menyerang kerajaan Amanatun yang ada hubungan dengan VOC dan ia berhasil menduduki sebagian wilayah Amanatun. Di zaman itu ada dua kekuatan di kerajaan Amanuban. Residen J A Hazart merupakan residen Timor kelahiran Timor 8 agustus 1873. Saat resident Hazart menjadi residet di Timor maka raja Amanatun pada saat itu adalah raja Muti Banunaek I (atau biasa disebut Raja Kusat Muti ). Residen Hazart memerintah tahun 1810-1811, dimana pada tahun 1811 Nusantara diserahkan ke Inggris dan baru dikembalikan kepada Belanda tahun 1816 dan kembali residen Hazart berkuasa kembali. Banyak hal yang diperbuat Hazart saat menjadi residen Timor seperti :-Daerah pertahanan VOC di pantai utara Timor ( Manulae hingga Pariti pada tahun 1819 dipenuhi oleh orang-orang Rote yang didatangkan oleh Belanda sebagai pagar hidup Belanda untuk mencegah serangan dari raja-raja Timor sepeti Amarasi, Amanuban, Amanatun. Orang-orang Rote yang didatangkan Belanda ke Timor juga untuk menjadi tenaga kerja-budak Belanda untuk mengerjakan daerah-daerah subur / aluvial di sepanjang pantai sekitar 2000-3000 Ha untuk menghasilkan beras. Pada tahun 1822 Belanda juga mendatangkan lagi orang-orang Sabu ke Timor sebagai pasukan pembelah Belanda namun jumlah orang Sabu tidak sebanyak jumlah orang Rote karena karakter orang Sabu yang suka memberontak. Kemudian Hazart menjadikan Kupang sebagai pelabuhan terbuka / pintu gerbang Timor. Kemudian residen Hazart juga merebut .Tahun 1842 Resident Hazart juga berhasil membuka lalulintas jalan ke Pariti dan pada tahun 1879 dibuka lagi jalan Kupang-Teno. Sumber pendapatan raja pada saat itu adalah jagung, cendana dan lilin, dimana setengah hasil cendana dan lilin digunakan oleh raja untuk mendapatkan emas. Pada tahun 1870 dicatat jumlah penduduk di kerajaan Amanatun sudah melebihi 12000 jiwa. Disebut kerajaan Amanatun kerena Rajanya yakni Banunaek yang bernama lengkap Raja Tnai Pah Banunaek) badannya emas dan semua peralatannya juga terbuat dari emas. Amanatun terdiri dari dua suku kata yaitu Ama dan Mnatu. "Ama" berarti "Bapak" dan "Mnatu" berarti "emas". Jadi Amanatun berarti Bapak Emas.Mal Noni adalah Cap Emas Raja Banunaek. Raja

24 Universitas Kristen Petra Amanatun yakni Banunaek tetap menetap di Tun Am ( Amantun ) menjaga kampung halaman Tufe Ba Noni Fae Ba Noni-Tun Am Fatu Mean, sedangkan Liuray kemudian ke bagian Timur pulau Timor ( matahari terbit) Nao Neu Neno Pean Neno Bolan dan kemudian dikenal dengan Raja Belu, sedangkan Sonbay ke bagian barat pulau Timor ( matahari terbenam ) Nao Neu Neno Tesan Neno Mofun es Mutis Bab Nae Pae Neno Oenam dan kemudian dikenal dengan Raja Molo / Oenam. Adapun tuturan adat mengenainya adalah Lai Mea Lai Moe Neki Neo Fanu Tun Am Onam Liurai-Sonbai-Banunaek-Uis Neno. Ibu kota kerajaan Amantun di Nunkolo. Nunkolo menjadi ibukota kerajaan Amanatun ketika Raja Tsu Pah Banunaek menjadi Raja Amanatun. Pada 27 Agustus 1943 dicatat oleh dr P Middelkoop bahwa Pada waktu Raja Kolo Banunaek sedang memerintah kerajaan Amanatun terjadi gerakan Roh Kudus pertama di Nunkolo, peristiwa ini kemudian terjadi lagi pada tanggal 17,19, 21-23, Oktober 1943. Dalam catatannya ini di sebutkan bahwa ada manifestasi Roh Kudus yang telah terjadi terhadap orang-orang kristen yang berada di Nunkolo pusat kerajaan Amanatun ini. Peristiwa serupa ini kemudian berulang lagi kedua kalinya pada september 1965 di Kota SoE. Pada waktu Raja Muti Banunaek II diasingkan ke Flores maka oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melakukan perpindahan batas kerajaan yang sudah ditetapkan oleh Raja Liurai ( Belu) dengan Raja Banunaek ( Amanatun). Adapun perpindahan tersebut pada Juni 1917 ( zaman Raja Kusa Banunaek ) dimana terjadi perpindahan batas antara kedua kerajaan tua ini yaitu perpindahan batas dari Betun ke We Baria Mata ( Malaka, dan penandatanganan persehatian perbatasan ini oleh Belanda dibuat dan ditandatangani pada 25 Juli 1917. Perpindahan batas ini sebagai reaksi balas dendam pemerintah kolonial Belanda terhadap Raja Amanatun karena gugurnya tentara Belanda saat melakukan infasi ke Amanatun.

2.5.5. Struktur kerajaan Kerajaan Amanatun/Onam mempunyai empat orang fettor yaitu Fettor Noebana (Santean), Fettor Noebone (Sahan), Fettor Noemanumuti (Put'ain) dan

25 Universitas Kristen Petra fettor Noebokong (Anas) . Adapun nama pemimpin dari keempat fettor ini adalah fettor Nokas memimpin kefetoran noe Bana, Fettor Kobi Nitibani memimpin kefetoran noe Bone, Fettor Fai memimpin kefetoran noe Manu muti , dan fettor Nenometa memimpin kefetoran noe Bo kong. Di bawah fettor-fettor ini ada temukung-temukung besar dan temukung kecil yang diangkat oleh Raja. Setiap temukung memimpin kelompok-kelompok masyarakat biasa (to aana) atau biasa disebut juga dengan kolo manu. Suku yang paling besar di dalam kerajaan Amanatun adalah suku Missa. ( Missa Moen Nima Nas Fua Fanu ).Fatu Kanaf dari suku Missa adalah Fatu Lunu. Pada era kekuasaan pada tahun 1900 Raja Muti Banunaek (Raja Muti Banunaek II )maka tercatat temukung besar Kokoi adalah Nau Missa, sedangkan temukung besar Fenun adalah Seo Missa A"aat, Temukung besar Oi Lette adalah Noni Neno Mataus. Sedangkan Fettor Noe Bokong / Toin adalah Kolo Nenometan dan fetor Santian adalah Seki Nokas. Raja Muti Banunaek II memerintah 1900-1915. Raja Muti Banunaek II diasingkan ke Ende, Flores pada 1915 oleh pemerintah kolonial Belanda karena Raja Muti II tidak mau takluk kepada Belanda. Raja Muti Banunaek II mangkat di Ende Flores ± September/Oktober 1918) . Makamnya tidak diketahui.Raja Muti Banunaek II sejak diasingkan oleh Belanda hingga wafatnya tidak kembali lagi ke tanah Timor (Amanatun). Ketika Belanda hendak menaklukan Kerajaan Amanatun yang dipimpin oleh Raja Muti Banunaek II tahun ± 1911 maka pasukan tentara Belanda yang sedang menuju ke wilayah Amanatun dihadang oleh Panglima Perang / Meo Naek ( Tui Nati Suil Toko ) dari kerajaan Amanatun yang bernama Meo Seki Tafuli. Komendan tentara Belanda di tembak mati oleh Meo Seki Tafuli dari jarak yang cukup jauh dari benteng Meo Seki Tafuli sebelumnya diucapkan kata-kata keramat ( fanu). Komendan Belanda yang tewas ini kemudian oleh rakyat Amanatun disebut MIN FAFI hingga sekarang. Setelah tahun 1900 maka kerajaan kolonial Belanda mulai melakukan pasifikasi semua daerah di Nusantara.Hal ini mencapai puncaknya pada tahun 1942, dan khususnya di pulau Timor terdapat empat raja dan lima kaisar.Adapun empat raja dan lima kaiser itu adalah : Empat raja di Timor ini adalah raja Nahak T Seran di Malaka ,raja Josef Carmento Taolin di Insana, raja Noni Nope

26 Universitas Kristen Petra di Amanuban, raja Nisnoni di Kupang, sedangka lima orang kaisaer di Timor yakni kaiser Wehali Nai Bria Nahak sonaf Liurai, wafat 1924 dan dimakamkan baru pada tahun 1933, Kaiser Amanatun Banunaek di Nunkolo, Kaiser Tamkese- Biboki, Kaiser Hanmeni Bai Lake, kaiser Oematan di Kapan. Ada beberapa kontrak politik / korte veklaring yang pernah ditandatangani oleh raja-raja / kaiser Amanatun dengan pemerintah Hindia Belanda seperti : 1. tanggal 27 Juli 1908 Korte veklaring I diteken oleh Raja Muti Banunaek tanggal 14 april 1909. 2. tanggal 22 Agustus 1910 korte veklaring diteken oleh raja Muti Banunaek tanggal 14 Juni 1913. 3. tanggal 30 september 1916 korte veklareng di teken raja Kusa Banunaek pada 23 oktober 1917, 4. tanggal 27 april 1921 korte veklareng I di teken raja Kolo Banunaek pada 21 Februari 1923. Kontrak-kontrak politik ini selalu dibuat oleh raja-raja beberapa kali sesuai dengan kebutuhan dari pemerintah kolonial Belanda, hal mana posisi raja-raja selalu dipihak yang lemah. Tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah kalah kepada Jepang dan pemerintah Nipoon mulai berkuasa. Kekuasaan Jepang di wilayah Indonesia Timur dibawa kekuasaan Kaigun dan berpusat di Makasar. khususnya di wilayah Indonesia Timur-Sunda Kecil-Nusa Tenggara dipimpin oleh Minseifu Cocan di Singaraja. Didalam Mainsebu Cokan terdapat dewan perwakilan yang mewakili raja-raja. Atas kehendak dari Raja Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek (Raja Laka Banunaek) yang mana raja ini adalah raja terakhir kerajaan Amanatun maka Oinlasi kemudian pada tahun 1951 dipilih dan ditetapkan menjadi ibukota dan pusat pemerintahan swapraja Amanatun dengan pertimbangan aksesibilitas dengan kota SoE. Kota Oinlasi 46 km letaknya dari Kota SoE dan hingga kini menjadi ibu kota kecamatan Amanatun Selatan. Memasuki masa kemerdekaan Indonesia maka Raja Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek kemudian menjadi Kepala Daerah Swapraja Amanatun. Yang menjadi Kepala Daerah Swapraja adalah Raja, sedangkan kalau Rajanya sudah wafat maka diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Swapraja dari keturunan bangsawan tetapi dia bukan seorang Raja. Raja Lodoweyk.Lourens.Don.Louis.Banunaek bersama dengan Raja-Raja di Nusa Tenggara Timur lainya tergabung didalam Dewan Raja-Raja ikut berperan penting dalam pembentukan Propinsi Nusa Tenggara Timur dimana sebelumnya

27 Universitas Kristen Petra wilayah ini termasuk Propinsi Sunda Kecil.hal ini terlihat dengan dikeluarkannya keputusan Presiden No 202/1956 bahwa Nusa Tenggara dalam PP Ris No 21/1950 Lembaran Negara RIS tahun 1950 No.59 menjadi tiga daerah tingkat satu dimaksud oleh UU No 1 tahun 1957-UU No 64/1958 Nusa Tenggara menjadi tiga daerah Swatantra tingkat I. Kemudian UU no 69 tahun 1958 maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II di Nusa Tenggara Timur dengan 12 Kabupaten . Adapun istilah penggunaan kata swapraja mulai dikenal sejak mulai berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949, sedangkan dalam pasal 18 UUD 1945 kerajaan-kerajaan ini ditulis dengan Zelfbestuur Landschappen.Kutipan penjelasan pasal 18 UUD 1945 sebelum perubahan.Bab 18 ayat 2 Dalam teritori negara Indonesia terdapat 250 zelfbesturende landschapen dan Volks geemschappen ( masyarakat desa adat). Daerah-daerah ini mempunyai susunan asli dan oleh karenannya dianggap mempunyai susunan asli dan oleh karenanya diaanggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Swapraja adalah daerah pemerintahan asli yang kedudukannya berdasarkan atas hukum asli. Oleh karena itu kedudukan swapraja dalam pemerintahan Hindia Belanda tidak sama dengan daerah jajahan atau daerah otonom. Swapraja memiliki perjanjian jelas dengan pemerintahan pusat ( pemerintah Hindia Belanda) berkaitan dengan batas- batas kewenangan dan kewajiban dan karena itu swapraja diberi status Zelfbestuurende Landscapen dalam tata negara pemerintah Hindia Belanda. Kekuasaan Raja-Raja diseluruh wilayah Indonesia DIHAPUS berdasarkan keluarnya Undang Undang Nomer 18 Tahun 1965 tentang penghapusan swapraja di seluruh wilayah Indonesia. Namun, hal itu tidak membuat semangat kerajaan- kerajaan yang ada di Nusantara melemah, bahkan mereka tetap menjadi raja di kalangan rakyatnya.

2.5.6. Perkembangan Kerajaan-kerajaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2.5.6.1. Zaman Kebangkitan Nasional (±1900–1942) Pada masa sesudah tahun 1900, kerajaan–kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah ber ubah status menjadi Swapraja. Swapraja–swapraja tersebut, 10 berada di pulau Timor (Kupang, Amarasi, Fatuleu, Am foan, Molo, Amanuban, Amanatun, Mio maffo, Biboki, Insana) satu

28 Universitas Kristen Petra di pulau Rote (Rote), satu di pulau Sabu (Sabu), 15 di pulau Sumba (Kanatang, Lewa–Kanbera, Tabundung, Melolo, Rendi Mangili, Wei jelu, Masukaren, Laura, Waijewa, Kodi–Lauli, Membora, Umbu Ratunggay, Ana kalang, Wanokaka, Lambaja), sembilan di pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka, Ado nara, Sikka, Ngada, Riung, Nage Keo, Manggarai), tujuh di pulau Alor–Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batu Lolang, Purema). Swapraja–swapraja tersebut terbagi lagi menjadi bagian–bagian yang wilayah nya lebih kecil. Wilayah–wilayah kecil itu disebut kafetoran–kafetoran.

2.5.6.2. Zaman Pemerintahan Hindia Belanda Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari keresidenan Timor dan daerah takluknya (Residentie Timor en Onder Hoorig Heden). Keresidenan Timor dan daerah bagian barat (Timor Indonesia pada waktu itu, Flores, Sumba, Sumbawa serta pulau–pulau kecil sekitarnya seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lomblen, Adonara, ). Keresidenan Timor dan daerah takluknya berpusat di Kupang, yang me miliki wilayah terdiri dari tiga afdeeling (Timor, Flores, Sumbawa dan Sumba), 15 onderafdeeling dan 48 Swapraja. Afde eling Timor dan pulau–pulau terdiri dari 6 onder afdeeling dengan ibukotanya di Kupang. Afdeeling Flores terdiri dari 5 onder afde eling dengan ibukotanya di Ende. Yang ketiga adalah Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan ibukota di Raba (Bima). Afdeeling Sumbawa dan Sumba ini terdiri dari 4 onder afdeeling. Keresidenan Timor dan daerah takluknya dipimpin oleh seorang residen, sedangkan afdeeling dipimpin oleh seorang asisten residen. Asisten residen ini membawahi kontrolir/ Controleur dan Geraghebber sebagai pemimpin Onder afdeeling. Residen, asisten residen, kon troliir dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda. Para kepala onder afdeeling yakni kontrolir dibantu oleh pamong praja bumi putra ber pangkat Bestuurs assistant. (Ch. Kana, 1969, hal . 49–51).

2.5.6.3. Zaman Pendudukan Jepang (1942–1945) Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di

29 Universitas Kristen Petra Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Indonesia Bagian Timur wilayah NTT berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makasar. Adapun da lam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian timur dikepalai oleh Minseifu yang berkedudukan di Maka sar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseifu Cokan yang ber kedudukan di Singaraja. Disamping Minseibu Cokan terda pat dewan perwakilan rakat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya ang gota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H. A. Koroh dan I. H. Doko. Untuk pemerintahan di daerah–daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya instilah–istilahnya saja yang dirubah. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di NTT ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing–masing dikepalai oleh Ken Kan rikan. Sedang kan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja–swapraja yang dikepalai oleh raja–raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.

2.5.6.4. Zaman Kemerdekaan (1945–1975) Setelah Jepang menyerah, Kepala Pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang memutuskan untuk menyerahkan pemerintahan atas kota Kupang kepada tiga orang yakni Dr.A.Gakeler sebagai walikota, Tom Pello dan I.H.Doko. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena pasu kan NICA segera mengambil alih seluruh pemerintahan sipil di NTT, di mana susunan pemerintahan dan pejabat– pejabatnya sebagian besar adalah pejabat Belanda sebelum perang dunia II. Dengan demikian NTT menjadi daerah kekuasaan Belanda lagi, sistem pemerintahan sebelum masa perang ditegakkan kembali. Pada tahun 1945 kaum

30 Universitas Kristen Petra pergerakan secara sembunyi–sembunyi telah mengetahui perjuangan Republik Indonesia melalui radio. Oleh karena itu kaum pergerakan menghidupkan kembali Partai perseri katan Kebangsaan Timor yang berdiri sejak tahun 1937 dan kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Perjuangan politik terus berlanjut, sampai pada tahun 1950 dimulai pase baru dengan dihapusnya dewan raja–raja. Pada bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat Y.S. Amalo menjadi Kepala Daerah Timor dan kepu lauannya menggantikan H.A. Koroh yang wafat pada tanggal 30 Maret 1951. Pada waktu itu daerah Nusa Tenggara Timur termasuk dalam wilayah Propinsi Sunda Kecil. Berdasarkan atas keinginan serta hasrat dari rakyat Daerah Nusa Tenggara, dalam bentuk resolusi, mosi, pernyataan dan delegasi–delegasi kepada Pemerintah Pusat dan Panitia Pembagian Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No.202/1956 perihal Nusa Tenggara, pemerintah berpendapat sudah tiba saatnya untuk membagi daerah Propinsi Nusa Tenggara termaksud da lam Peraturan Pemerintah RIS no.21 tahun 1950. (Lembaran Negara RIS tahun 1950 No.59) menjadi tiga daerah tingkat 1 dimaksud oleh undang–undang No.1 tahun 1957. Akhirnya berdasarkan undang–undang No.64 tahun 1958 propinsi Nusa Tenggara dipecah menjadi Daerah Swa tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (inventarisasi Land Use, 1967, hal. 2). Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi daerah Flores, Sumba dan Timor. Berdasarkan undang–undang No.69/ 1958 tentang pembentukan daerah– daerah tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dibagi menjadi 12 Daerah Swatantra Tingkat II (Monografi NTT, 1975, hal. 297). Adapun daerah swatantra tingkat II yang ada tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daswati I Nusa Tenggara Timur tertanggal 28 Pebruari 1962 No.Pem.66/1/2 yo tanggal 2 Juli 1962 tentang pembentukan kecamatan di Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur, maka secara de facto mulai tanggal 1 Juli 1962 swapraja–

31 Universitas Kristen Petra swapraja dihapuskan (Monografi NTT, Ibid, hal. 306). Sedangkan secara de jure baru mulai tanggal 1 September 1965 dengan berlakunya undang–undang no.18 tahun 1965 tentang pokok–pokok pemerintahan daerah. Pada saat itu juga sebutan Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dirubah menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Daerah Swatantra Tingkat II dirubah menjadi Kabupaten. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur di Kupang, tanggal 20 Juli 1963 No.66/1/32 mengenai pembentukan kecamatan, maka Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 daerah tingkat II dibagi menjadi 90 kecamatan dan 4 555 desa tradisionil, yakni desa yang bersifat kesatuan genealogis yang kemudian dirubah menjadi desa gaya baru. Pada tahun 2003 wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 16 kabupaten dan satu Kota. Kabupaten–kabupaten dan Kota tersebut adalah: Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat dan Kota Kupang. Dari 16 kabupaten dan satu kota tersebut terbagi dalam 197 kecamatan dan 2 585 desa/kelurahan. (Disarikan dari buku “Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur” Proyek Penelitian dan Pencetakan Kebudayaan Daerah 1977/1978).

2.6. Pendukung Interior 2.6.1. Perabot (Benda Display) Menurut Patricia Tutt dan David Adler (33), penataan display dalam sebuah showroom dapat diklasifikasikan menurut benda yang dipamerkan, yaitu: a. In show case Benda yang dipamerkan termasuk kecil, maka diperlukan wadah atau kotak tembus pandang (kaca) yang kadang juga memperkuat kesan tema dari benda display tersebut. b. Free standing on the floor or plinth or supports Benda yang akan didisplay mempunyai bentuk yang cukup besar, sehingga diperlukan panggung ataupun ketinggian lantai untuk batas dari display.

32 Universitas Kristen Petra c. On wall or panels Benda karya seni produk yang paling banyak ditempatkan pada dinding ruangan ataupun dinding partisi yang dibentuk untuk membatasi ruangan.

Menurut Martin, beberapa syarat pemajangan benda koleksi antara lain sebagai berikut: a. Random Typical large Gallery Penataan dibuat secara acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi benda -benda nonklasik dan bentuk galeri asimetris, serta ruang-ruang yang dibentuk mempunyai jarak atau lorong dengan pembatasan oleh pintu. Jenis atau media seni yang tercampur menguatkan kesan acak, misalnya: seni lukis pada media kanvas, dengan seni patung yang terkadang menggunakan media tiga dimensi. b. Large Space with an Introductory Gallery Di sini peran pengenalan jenis benda seni yang akan mudah terlihat pertamadengan memasuki ruang tengahtelah terdapat sejumlah pintu yangmembatasi ruang berdasarkan benda seni yang dipajang. c. Ukuran (Size) Penekanan suatu objek dapat dibuat dengan mengubah atau memperbesar ukurannya.Alternatif lainnya, benda terlihat memiliki hubungan dengan meletakkannya dengan ukuran yang sama, contohnya tidak mengubah ketinggian dari display. Sebuah barisan dapat dibedakan dengan mengubahukuran, jadi objek yang pertama dilihat selalu yang terbesar, kemudianselanjutnya yang lebih kecil. d. Isolasi (Isolation) Suatu benda dapat diletakkan jauh dari yang lain atau diletakkan di area yang terpisah untuk memberikan penekanan. Desainer dapat mengisolasi display agar tidak membingungkan. e. Warna (Colour) Suatu penekanan dapat ditunjukkan dengan perbedaan warna, baik pada objek, background, atau perbedaan warna pada objek dan background.

33 Universitas Kristen Petra f. Posisi (Posisition) Objek dapat diletakkan di depan objek lain, disusun lebih tinggi atau rendah, untuk menandakan urutan kepentingan benda. g. Bentuk (Shape) Perubahan bentuk juga dapat memberikan penekanan pada ruang pamer. h. Tekstur (Texture) Tekstur dapat digunakan untuk memberikan penekanan, misalnya penggunaan tali atau lantai kayu untuk area pamer atau memberikan background dengan tekstur yang berbeda.

2.6.2. Kamar Mandi Kamar mandi merupakan suatu ruangan dimana seseorang dapat mandi untuk membersihkan tubuhnya.Kamar mandi merupakan bagian inti dari sebuah rumah karena kita memulai hari kita di dalam kamar mandi.Merancang kamar mandi harus disesuaikan dengan penggunanya serta pemakaiannya.Saluran pembuangannya yang harus diatur dengan baik agar kotoran manusia dapat dibuang dengan baik di saluran tersebut. Dalam membangun sebuah kamar mandi, kita harus memperhatikan beberapa faktor penting, antara lain : a. Faktor Sehat (higienis) : menggunakan bahan-bahan material yang kedap air sehingga mudah dibersihkan. Memperhitungkan ventilasi yang memadai serta pencahayaan matahari yang masuk ke kamar mandi karena ventilasi yang baik dapat membuat kamar madi tidak bau dan sinar matahari dapat membunuh bakteri. b. Faktor Kenyamanan (comfort) : saluran pembuangan kotoran harus lancar, sistem saluran air bersih juga harus lancar dan berjalan baik, menggunakan warna-warna cerah krn warna gelap akan menutupi kotoran. c. Faktor Keamanan (safety) : menggunakan material yang tidak licin yakni yang berkualitas dan kokoh dengan pemasangan yang baik pula. Pemasangan pipa saluran pemanas air yang listrik maupun dengan sinar matahari harus dipasang dengan tepat agar tidak membahayakan nyawa orang.

34 Universitas Kristen Petra 2.7. Elemen Interior 2.7.1. Lantai Lantai pada bangunan publik sebaiknya secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi penunjuk arah bagi pemakainya. Selain itu, material yang digunakan sebaiknya memiliki koefisien gesek yang cukup tinggi, sehingga tidak membuat orang mudah terpeleset.Salah satu syarat material penutup lantai haruslah kuat menahan beban dan mudah dalam hal perawatannya. Pada ruangan yang besar ataupun memanjang, penutup lantai bisa dibuat bervariasi dengan perbedaan warna, material, atau tekstur yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kesan monoton.

Lantai terbagi atas 2 kategori: a. Lantai keras Sifat: Tahan lama, mudah dibersihkan, sangat kuat (cocok untuk ruangan yang sering dilewati orang), tetapi kelemahan lantai ini terasa dingin, keras di kaki (melelahkan). Macam-macamnya:  Keramik Terbuat dari bahan dasar tanah liat yang dibakar dalam suhu tinggi. Kelebihan: awet, mudah dibersihkan, memiliki beragam motif, ukuran, bentuk dan harga (mozaik tiles, porselen, special porpose tiles), anti beku, tahan terhadap sebagian besar cairan, pengaplikasiannya mudah dan rapi. Kekurangan: keras, dingin, licin jika basah.  Batu Batu yang dapat digunakan untuk lantai ada bermacam-macam, beberapa di antaranya yang paling sering digunakan, yaitu:  Marmer. Kelebihan: kuat, permanen, kaku, berkesan alami dan mahal, tersedia dalam ukuran besar dan tebal, memiliki nilai estetis tinggi. Kekurangan: tidak ekonomis, dan mudah ternoda.

35 Universitas Kristen Petra  Gamping atau granit. Terbuat dari campuran feldspar (partikel yang memberi warna pada granit), quartz, mica, dan horblende. Kelebihan: sangat tahan lama, kuat terhadap benturan. Kekurangan: berat dan mahal. b. Lantai lunak Sifat: tidak sekuat lantai keras, murah, mudah dipasang, memiliki berbagai macam pola dan warna. Macam-macamnya:  Kayu (parket). Kelebihan: dapat dibuat indah dengan berbagai macam finishing, awet, kedap suara, hangat. Kekurangan: tidak tahan terhadap genangan air.  Karpet. Kelebihan : elemen akustik, sedikit kemungkinan rusak untuk barang yang jatuh. Kekurangan: tidak permanen, mudah kotor, dapat menyebabkan alergi.

2.7.2. Dinding Dinding dapat mempengaruhi suasana suatu ruangan dan merupakan unsur vertikal dari suatu ruangan yang dapat menjadi penyangga bidang lantai suatu bangunan.Unsur tersebut mengendalikan kontinuitas visual serta kontinuitas ruang antara ruang dalam dan ruang luarnya. Dinding juga merupakan alat bantu penyaring dalam penyaringan udara, cahaya, suara, dan lain sebagainya yang melalui ruang-ruang dalam suatu bangunan. Untuk membagi ruangan dapat digunakan tiga macam dinding, yaitu: a. Dinding permanen merupakan dinding yang memiliki struktur dan kolom, b. Dinding partisi yang berdiri dari lantai sampai plafon dapat berfungsi untuk membagi area service serta membentuk ruang privat, c. Partisi freestanding dapat berfungsi untuk membagi dan memisahkan dua ruang dipindahkan tanpa membatasi view (pandangan) penunjang serta mudah dipindahkan.

36 Universitas Kristen Petra Jenis material yang dapat digunakan pada dinding : a. Batu. Kelebihan: tahan benturan, panas dan dingin serta air, kesan hangat dan alami. Kekurangan: harus sering dibersihkan agar tidak berjamur. b. Cat. Kelebihan: warna variatif (tahan 1-2 tahun), pengerjaan mudah, murah. Kekurangan: tidak tahan panas, dingin (dapat terkelupas). c. Kaca. Kelebihan: tahan air, mudah pemeliharaannya, estetis dan ekonomis. Kekurangan: penghantar panas dan dingin yang tidak baik, tidak tahan getaran (mudah pecah atau retak). d. Fiber Glass. Kelebihan: berkesan luas, bersih dan modern, tahan air, kuat (tidak mudah retak). Kekurangan: tidak berkilau (berefleksi). e. Kayu. Kelebihan: tahan panas atau dingin, awet dan kedap suara, aman untuk kesehatan, kesan alami. Kekurangan: tidak tahan rayap (lapuk) dan air (berjamur).

2.7.3. Plafon Plafon merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang. Selain sebagai pelindung dari cuaca dan pemberi efek bentuk bangunan seutuhnya, plafon juga mencerminkan karakter dari suatu bangunan atau suatu ruang. Plafon sedang bersifat dinamis sedangkan plafon tinggi bersifat agung dan akrab. Fungsi lainnya adalah sebagai penutup perlengkapan engineering dan sistem utilitas lainnya. “Aktivitas yang terjadi pada suatu ruang akan menentukan fungsi ruangan tersebut, selanjutnya fungsi ruangan tersebut akan menentukan bentuk plafon serta material-material lain yang digunakan” (Suptandar 27).

37 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Pengaruh Plafon Terhadap Ruang Sumber: Triadi (1998, p.33)

38 Universitas Kristen Petra