Kafâ'ah Nasab Ahl Al-Bayt Dalam Perspektif Fikih
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAFÂ’AH NASAB AHL AL-BAYT DALAM PERSPEKTIF FIKIH MADZÂHIB AL-ARBA’AH TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) Dalam Bidang Ilmu Agama Islam Oleh: SHOHIBUL FAROJI NIM : 207610017 Pembimbing: Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo,MA Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA KONSENTRASI ILMU SYARI’AH STUDI AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA TAHUN 2015 M / 1436 H PERNYATAAN PENULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Shohibul Faroji NIM : 207610017 Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 13 Juni 1977 Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Kafâ’ah Nasab Ahl Al-Bayt Dalam Perspektif Fikih Madzâhib Al-Arba’ah” adalah benar-benar karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam penelitian ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis. Jakarta, 12 Desember 2014 Yang membuat pernyataan Penulis, Shohibul Faroji NIM : 207610017 i HALAMAN MOTTO Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". (QS. Asy-Syûra (42): 23)1 Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nadhir] berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad] yaitu Ibnu Thalhah- dari [Al- A’masy] dari [’Athiyyah Al-’Aufi] dari [Abû Sa’îd Al-Khudri] dari Nabi Shallallâhu ’Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Sungguh hampir saja aku dipanggil dan aku menjawabnya, dan aku telah tinggalkan untuk kalian dua perkara; kitabullah ’Azza Wajalla dan Itrahku, kitabullah adalah tali yang Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan Itrahku dari ahli baitku, dan Allah telah mengabarkan kepadaku bahwa keduanya tidak akan berpisah hingga mereka berkumpul di telaga, maka perhatikanlah aku, kenapa kalian menyelisihi keduanya." (HR. Ahmad)2 1 Al-Qur’an, Surah Asy-Syûra (42): 23 2 Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Hadis No.10707 iv HALAMAN PERSEMBAHAN Penulis mempersembahkan tesis ini buat 1. Rasûlullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, ahl al-bayt-nya, para sahabat-nya, tabi’în, tabi’u at-tâbi’în. 2. Walisongo, yang merupakan itrah dan dzurriyyah Rasûlullah di Nusantara. 3. Kedua orang tua dan mertua yang senantiasa mendoakan penulis dalam menjalani proses belajar. 4. Teruntuk isteri tercinta Selvya Fairus Rasidi yang dengan setia lahir batin mendampingi setiap proses penelitian ini. Serta anak-anakku terkasih Muhammad Asyaddu Hubbal lillah Azmatkhan, ‘Ali Al- Haqqu Mirrabbik Azmatkhan, Hairani Farasyta Azka Azmatkhan, ‘Alwi ‘Abdul Mâlik Azmatkhan dan Muhammad ‘Ali Al-Mahdi Azmatkhan. v KATA PENGANTAR Assalâmu ‘alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhânahu Wa Ta’âla bahwasanya berkat rahmat, hidayah, ‘inayah dan taufiq-Nya maka penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian ini merupakan tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Agama (MA) dalam Ilmu Agama Islam Konsentrasi Ilmu Syariah Program Studi Islam Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Dalam proses penulisan penelitian ini banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Ibu Rektor IIQ Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA, sekaligus yang berkenan menjadi pembimbing I dalam penelitian ini dan memberikan banyak kemudahan kepada penulis. 2. Bapak Direktur Pasca Sarjana IIQ Jakarta, bapak Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputera, MA, sekaligus beliau sebagai Tim Perivikasi Tesis, Ketua Sidang Munaqasyah dan Penguji II tesis ini, juga terima kasih untuk Asisten Direktur I bapak Dr. KH. A. Fudhaili, MA, sebagai Tim Verifikasi sekaligus sebagai Ketua Panitia Wisudawan/wati IIQ Jakarta, tahun 2015, beserta Asisten Direktur II bapak Dr. KH. Maulana Hasanuddin, MA 3. Bapak Dr. KH. Ahsin Sakha Muhammad, MA sebagai pembimbing ke-2 yang banyak memberikan masukan konstruktif pada penelitian ini dan dengan telaten serta teliti menuntun penulis memperbaiki hasil penelitian ini. 4. Bapak Prof.Dr. KH. Abdul Wahab Abdul Muhaimin, Lc. MA. Sebagai Penguji I Tesis ini. 5. Seluruh Staf Pengajar (dosen) dan Staf Administrasi Sekretariat Program Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan dan fasilitasnya sehingga selesainya penelitian ini. 6. Kedua orang tua, ayahanda Sayyid Muhammad Misbah Azmatkhan dan ibunda Syarifah Salmah Azmatkhan serta ibunda mertua Syarifah Salmah Alkaf yang senantiasa mendoakan penulis dalam menjalani proses belajar. vi 7. Spesial penulis ucapkan terimakasih kepada isteri tercinta Selvya Fairus Rasidi yang dengan setia lahir batin mendampingi setiap proses penelitian ini. Serta anak-anakku terkasih Muhammad Asyaddu Hubbal lillah Azmatkhan, ‘Ali Al-Haqqu Mirrabbik Azmatkhan, Hairani Farasyta Azka Azmatkhan, ‘Alwi ‘Abdul Mâlik Azmatkhan dan Muhammad ‘Ali Al-Mahdi Azmatkhan yang senantiasa menjadi obat dalam mengembalikan keletihan dan kejenuhan abuya Faroji, serta dengan tabah merelakan waktu dan kebersamaan yang tersita dalam kehangatan keluarga. 8. Semua sahabat yang tidak mungkin disebut satu persatu di tesis ini, yang banyak membantu penulis dalam penelitian, menjadi koresponden penelitian dari berbagai daerah dan wilayah di 34 Provinsi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, juga para sahabat koresponden di berbagai negara dari beberapa benua, yang turut aktif membantu memberikan informasi tentang ahl al-bayt dan kafâ’ah pernikahannya kepada penulis baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui media sosial seperti email, whatsapp, telegram, BBM, telepon, surat menyurat, dan lain-lain. Akhirnya penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan secara materi dan metode, oleh sebab itu penulis dengan penuh tulus ikhlas dan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan di masa mendatang. Semoga hasil penelitian ini dapat membuka wawasan akan urgensi Fikih Islam, khususnya tentang kafâ’ah pernikahan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasûlullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam. Jakarta: 18 Jumadil Ula 1436 H 09 Maret 2015 M Penulis vii ABSTRAKSI KAFÂ’AH NASAB AHL AL-BAYT DALAM PERSPEKTIF FIKIH MADZÂHIB AL-ARBA’AH Shohibul Faroji Pernikahan dalam Islam adalah sebuah ikatan suci naluriah dan ruhaniah antara laki-laki dan perempuan. Tujuan pernikahan adalah terciptanya keluarga sakînah mawaddah wa rahmah yang akan membawa mereka mengarungi samudera ridha Ilahi. Untuk mencapai tujuan di atas, empat imâm mujtahid Sunni berbeda pendapat tentang syarat untuk mencapai tujuan pernikahan. Apakah tujuan pernikahan bisa didapatkan dengan kafâ’ah nasab atau tidak. Permasalahan yang muncul dalam tesis ini adalah: apa dan siapa yang bisa disebut Ahl Al-bayt? bagaimana sebenarnya konsep kafâ’ah nasab Ahl Al-Bayt dalam perspektif fiqih mazhâhib al-arba’ah ? dan bagaimana relevansi pemahaman kafâ’ah nasab Ahl Al-Bayt terhadap kondisi sosial modern yang semakin canggih ini ?. Pernyataan para Imâm tentang kafâ’ah nasab berbeda pendapat yaitu: menurut Imâm Abû Hanîfah kafâ’ah nasab ahl al-bayt merupakan syarat kelaziman atau syarat kepantasan, Imâm Mâlik berpendapat bahwa kafâ’ah nasab ahl al-bayt tidak dikatagorikan sebagai kafâ’ah, Imâm Syafi’i berpendapat bahwa kafâ’ah nasab ahl al-bayt atau kafâ’ah dalam pernikahan syarifah merupakan syarat sah, syarat fadhoil, syarat penting, dan syarat kelaziman, dan Imâm Ahmad bin Hanbal –dalam salah satu riwayat darinya– kafâ’ah nasab ahl al-bayt adalah hak isteri dan kedua orang tua. Maka apabila mereka semua rela tanpa kufu’, sahlah nikah mereka. Akan tetapi dalam riwayat lainnya dari Ahmad, kafâ’ah adalah 'hak Allah' dan oleh karenanya tidaklah sah nikah tanpa adanya kafâ’ah. Teori sekaligus praktek tentang kafâ’ah nasab ini sudah muncul sejak zaman Nabi Muhammad sampai sekarang ini. Berdasarkan ushûl al-fiqh bahwa dalam pernikahan, al-Hadaf (tujuan utama pernikahan) adalah sakînah mawaddah wa rahmah, sedangkan Kafâ’ah nasab merupakan al- wasîlah (salah satu perantara untuk mencapai tujuan tersebut). Metodologi yang dipergunakan dalam tesis ini adalah dari sisi metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode Library Research, observasi, interview, dokumentasi, angket (kuesionare), tes dan korespondensi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan metode analisis isi (content analysis). Dalam studi keabsahan data ini ada 2 metode yang digunakan oleh peneliti, yaitu: metode isnad dan metode trianggulasi. ix Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu tahap orientasi, tahap ekplorasi dan tahap member chek. Penulis dalam metode penulisan penelitian ini mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an dan Surat Keputusan Direktur Program Pascasarjana IIQ Jakarta Nomor: K.0058.XVII/PPS/VI/2015, penulis menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 1987, Nomor 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/U/1987. Analisa penulis dalam tesis ini adalah bahwa berdasarkan hasil penelitian penulis di beberapa tempat hampir merata di seluruh dunia, bahwa kafâ’ah nasab perlu dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu kafâ’ah nasab yang bersifat umum dan kafâ’ah nasab yang bersifat khusus. Kafâ’ah nasab yang bersifat umum adalah kafâ’ah nasab bagi seluruh manusia, sedangkan kafâ’ah nasab yang bersifat khusus, adalah kafâ’ah nasab yang terjadi dalam pernikahan ahl al-bayt Rasûlullah Shallallâhu ’Alaihi Wasallam. Mengenai kafâ’ah nasab khusûsiyyah, empat