<<

WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol.4 No.2 P-ISSN 2580-7005 https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2020.004.02.1 E-ISSN 2655-8769

MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA MELALUI NILAI RITUAL METRI

Rahmawati Mulyaningtyas, Yogi Dian Arinugroho IAIN Tulungagung, SMK Negeri 4 Malang Email: [email protected]

Informasi Artikel: Dikirim: (5 Agustus 2020) ; Direvisi: (25 September 2020); Diterima: (15 Oktober 20) Publish: (31 Oktober 2020)

Abstrak: Membangun Karakter Generasi Muda melalui Nilai Ritual Metri. Ritual selamatan atau bisa disebut metri di Desa Ringinpitu masih ada dan tetap dilaksanakan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ritual metri dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk membangun karakter generasi muda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari hasil wawancara dan pengkajian pustaka. Wawancara dilakukan pada sesepuh Desa Ringinpitu, Dusun Ringinagung, Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat nilai filosofis dan nilai religius dalam ritual metri di Desa Ringinpitu. Nilai-nilai ini terkandung dalam ijab (ucapan/doa pemimpin ritual metri) dan hidangan-hidangan khas yang disiapkan. Karakter yang dapat dibangun dari ritual metri adalah gotong royong, kerja sama, rukun, selalu mengingat Tuhan, dan selalu mengingat jasa para pendahulu atau leluhur.

Kata Kunci: karakter, generasi muda, nilai ritual metri

Abstract: The Building of Youth Character Trough Metri Ritual Value. The salvation ritual or it is so called metri in Ringinpitu Village still exists and goes on. The values contained in the ritual of metri can be used as a means to build the worthy character of the youth generation. This study uses descriptive qualitative method. Data were obtained from the results of interviews and literature review. Interviews were conducted with the elders of Ringinagung Subvillage, Ringinpitu Village, , Tulungagung Regency. The results of this study reveal that there are philosophical and religious values in ritual of metri in Ringinpitu Village. These values are contained in the ijab (speech / prayer of the leader of metri ritual) and the special dishes prepared. Worthy characters that can be built from metri rituals are mutual cooperation, cooperation, harmony, always remembering God, and always remembering the merits of the predecessors or ancestors.

Key Word: character, the youth generation, the values of ritual metri Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri PENDAHULUAN maupun perbedaan. Bahkan, ada ungkapan Kabupaten Tulungagung merupakan Jawa yang menyatakan bahwa desa mawa salah satu wilayah di Jawa Timur yang cara. Hal ini diartikan sebagai setiap desa memiliki keragaman budaya, baik memiliki cara tersendiri. Warga Desa berbentuk tangible maupun intangible. Ringinpitu cenderung memiliki pandangan Keragaman budaya diwariskan secara tersendiri dalam memaknai ritual turun-temurun seiring perkembangan selamatan khas Jawa di desa tersebut. Hal zaman. Hal ini terbukti bahwa hingga saat ini dipengaruhi oleh faktor sejarah, pendiri, ini keragaman budaya Tulungagung tetap dan sesepuh desa. bertahan. Di sisi lain, seiring Sejarah Desa Ringinpitu tidak bisa bertambahnya zaman keragaman budaya lepas dari seorang punggawa sakti ini dapat terkikis karena adanya bernama Kiai Becak. Kiai Becak dipercaya modernisasi yang memunculkan stigma sebagai pendiri Desa Ringinpitu. Sekitar bahwa budaya terkesan kolot dan hanya abad ke-XII Kiai Becak dan dua orang milik orang tua. Hal ini sejalan dengan anaknya melakukan babat alas untuk pendapat Yuliyani (2010:43) bahwa membuka desa. Selama proses babat alas mekanisme atau proses perubahan Kiai Becak dan dua orang anaknya kebudayaan (tradisi) dapat terjadi karena menemukan tujuh pohon beringin. Dengan adanya penemuan baru, hilangnya unsur ditemukannya pohon tersebut, Kiai Becak kebudayaan, akulturasi, perubahan menyatakan bahwa tempat tersebut diberi kebudayaan secara paksa, dan modernisasi. nama Ringinpitu (Winarti, dkk., 2015:79). Salah satu desa di wilayah Desa Ringinpitu adalah salah satu Tulungagung yang hingga saat ini wilayah yang masih memegang tradisi. melestarikan dan memegang tradisi budaya Desa Ringinpitu memiliki beberapa ritual adalah Desa Ringinpitu. Desa ini memiliki selamatan. Selamatan di sini diistilahkan ritual selamatan yang tumbuh dan dengan kata metri dalam bahasa Jawa. diwariskan secara turun-temurun oleh Kata metri dapat diartikan sebagai nenek moyang. Hal ini sejalan dengan memperingati dan memohon keselamatan pendapat Hasani (2019:110) bahwa ritual pada Yang Mahakuasa terhadap sesuatu.1 selamatan di lingkup Kabupaten Metri dapat dilakukan untuk semua hal, Tulungagung sudah ada semenjak dulu dan baik dalam urusan kehidupan, kematian, menjadi bagian penting dalam budaya maupun keagamaan. hidup masyarakat.

Tradisi budaya setiap desa di wilayah Tulungagung bisa memiliki persamaan 1 Hasil wawancara terhadap Bapak Mardhani, sesepuh Desa Ringinpitu. 90 WASKITA Vol. 4 No. 2 Oktober 2020 Metri di Desa Ringinpitu dapat Karakter dapat dibentuk melalui digunakan sebagai sarana untuk mengucap berbagai cara. Salah satu cara untuk rasa syukur, memperingati sesuatu, dan membangun karakter generasi muda menolak bala. Metri yang dilaksanakan melalui kearifan lokal budaya setempat. bisa berupa netepne weton, acara pindah Sehingga diharapkan nilai-nilai yang rumah/tempat, sunatan, menikah, tedhak terkandung dalam ritual metri dapat siten, orang meninggal, dan lain-lain. Hal membangun karakter generasi muda Desa ini sejalan dengan pendapat Yana Ringinpitu khususnya, maupun generasi (2012:47) bahwa selamatan dilakukan muda pada umumnya. Hal ini untuk mewujudkan rasa syukur dan sesuai dengan pendapat dari Salaki digunakan sebagai tanda tolak bala bagi (2014:47) bahwa budaya dapat membentuk keluarga yang mengadakannya. sikap dan nilai-nilai baik bagi generasi Tradisi metri yang dilakukan oleh muda sebagai generasi penerus bangsa. masyarakat Desa Ringinpitu terdapat nilai- Budaya dapat membangun karakter pribadi nilai luhur yang berkaitan dengan nilai ataupun kelompok. falsafah hidangan, kegiatan, sistem Selama pandemi Covid-19 ritual kepercayaan, dsb. Ritual metri adalah metri masih dilaksanakan di Desa budaya intangible yang perlu dilestarikan Ringinpitu. Hal ini dilaksanakan dengan dari generasi ke generasi selanjutnya. Hal tetap menjaga protokol kesehatan yaitu ini identitas budaya setempat dapat mencuci tangan, menggunakan masker, tetap bertahan tak tergerus zaman. menjaga jarak, dan mengikutsertakan Perkembangan zaman yang semakin sedikit orang. Ada pula beberapa keluarga cepat dengan kecanggihan teknologinya yang melaksanakan metri dengan cara sedikit banyak dapat mempengaruhi nilai mengantarkan makanan kepada tetangga seseorang. Fiaji (2018) menyatakan sekitar. Hal ini untuk menghindari risiko bahwasannya Banyak faktor yang penularan Covid-19. menyebabkan pergeseran nilai karakter Penelitian terdahulu terkait pada remaja saat ini, salah satu faktor yang selamatan di Kabupaten Tulungagung menyebabkan pergeseran nilai tersebut antara lain (1) penelitian yang dilakukan adalah gawai. Hal ini sejalan dengan oleh Ratih Swandayani pada tahun 2013 pendapat Salaki (2014:51) bahwa nilai- yang berjudul Ujub Slametan Sajrone nilai kebudayaan sudah mulai memudar Siklus Panguripan ing Desa Gedangan dan tergeser, budaya setempat perlu Kecamatan Karangrejo Kabupaten dilestarikan untuk menanamkan karakter Tulungagung (Tintingan Wujud lan Nilai pada generasi muda. Budaya Jawa). (2) penelitian Desy Nur

91 Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri Intan yang berjudul Slametan Wetonan dan mengetahui dan memahami ritual metri di Simbolnya yang Hilang. (3) penelitian Desa Ringinpitu. Adib Hasani pada tahun 2019 berjudul Lokasi penelitian di Desa Ringinpitu, Hilangnya Praktik Slametan Ider-ider di Dusun Ringinagung, Kecamatan Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung dalam Perspektif Data yang diperoleh dari wawancara Diskontinuitas Sejarah Michel Foucault. ditranskrip lebih dulu lalu dikelompokkan Berdasarkan pemaparan latar sesuai rumusan masalah, dianalisis, dan belakang di atas, artikel ilmiah ini berjudul dibahas sesuai dengan teori yang relevan. Membangun Karakter Generasi Muda Sedangkan, data dari pengkajian pustaka melalui Nilai Ritual Metri. Topik juga dikelompokkan/dikategorikan sesuai pembahasan dalam artikel ini meliputi rumusan masalah, lalu dianalisis, dan jenis-jenis metri yang ada di Desa dibahas dengan teori yang relevan. Ringinpitu, nilai-nilai yang ada pada ritual metri di Desa Ringinpitu, dan karakter HASIL DAN PEMBAHASAN yang dapat dibangun melalui nilai-nilai Berdasarkan hasil wawancara dengan ritual metri tersebut. Bapak Mardhani, 88 tahun, selaku sesepuh Desa Ringinpitu diperoleh data bahwa METODE salah satu ritual untuk penolak bala dan Metode penelitian ini adalah sering dilaksanakan oleh warga desa deskriptif kualitatif. Penelitian ini adalah ritual metri. Metri berasal dari kata menjelaskan tentang makna ritual metri petri. Menurut beliau metri berarti untuk membangun karakter generasi muda. memperingati suatu kejadian yang Data diperoleh dari teknik wawancara dan bermakna dan memohon keselamatan pengkajian pustaka/teori. Wawancara kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap dilakukan kepada tiga orang warga Desa hal-hal tertentu. Beliau berpendapat bahwa Ringinpitu. Ketiga warga tersebut meliputi dalam setiap proses ritual selamatan selalu sesepuh desa, yaitu Bapak Mardhani ada ritual metri, caos dhahar, nyambung berusia 88 tahun. Beliau tokoh adat yang tuwuh, mule metri sehingga semua ritual sering memimpin ritual metri. Selanjutnya, selamatan dapat disebut juga dengan metri. Ibu Karti berusia 80 tahun adalah warga Dalam ritual metri terdapat nilai-nilai luhur Desa Ringinpitu yang masih menjunjung yang berkaitan dengan nilai falsafah tinggi ritual metri. Selain itu, anak dari hidangan, kegiatan, sistem kepercayaan, sesepuh desa bernama Ibu Semi berusia 55 dsb tahun. Tiga narasumber dipilih karena

92 WASKITA Vol. 4 No. 2 Oktober 2020 Hasani (2019:106) menyatakan dengan selamatan yang berhubungan bahwa metri berasal dari kata menghormati dengan kehidupan manusia (dapat juga atau dapat juga dimaknai dari bahasa Arab terkait tumbuhan atau hewan). Metri jenis pada kata fitri yang berarti “bersih” yaitu ini terdiri dari kelahiran, pernikahan, selamatan untuk membersihkan diri bagi sunatan, tedhak siten, perdagangan, tolak manusia yang masih hidup agar selamat. bala, memulai menanam padi, dan lain- Soyomukti & Gilang (2016:364) lain. menambahkan bahwa metri diartikan Selanjutnya, (2) metri yang berkaitan petinggi, pendahulu, pepunden. Jadi, dalam dengan persoalan kematian. Selamatan ini selamatan orang-orang terdahulu didoakan. berhubungan dengan mendoakan orang- orang yang sudah meninggal. Metri jenis Jenis Metri di Desa Ringinpitu ini meliputi selamatan tujuh hari orang Bapak Mardhani menyatakan bahwa meninggal, empat puluh hari, seratus hari, ritual metri bisa dilakukan untuk setiap hal. seribu hari, dan lain-lain. (3) Metri yang Semua hal, apa pun tujuannya, asalkan terkait dengan keagamaan. Metri jenis ini tujuannya baik diperbolehkan dan dapat di- berkaitan dengan hari raya Idulfitri, petri (diberlakukan proses ritual metri Iduladha, maulid nabi, dan lain-lain. atasnya). Misal saat pindah rumah, pindah Hal di atas sejalan dengan pendapat pekerjaan, pindah kepemilikan barang, Hasani (2019:102) bahwa acara selamatan syukuran kehamilan, sunatan, dapat dikelompokkan menjadi tiga memperingati kelahiran, upacara berdasarkan niatkajat (niat hajat) para pernikahan, kelahiran bayi, perdagangan, pelaku selamatan yaitu (1) selamatan yang sakit, tolak bala, maulid nabi, kematian, berkaitan dengan niat utama keselamatan dan lain-lain. Ritual metri selalu orang (dapat juga hewan atau tumbuhan) mengundang sejumlah orang agar hadir yang masih hidup. (2) Selamatan yang untuk ikut berdoa bersama. Pada ritual ini berkaitan dengan arwah atau orang yang terdapat sajian hidangan untuk menjamu sudah meninggal, biasa disebut dengan para hadirin, baik dinikmati di tempat atau slametan ngirim donga. (3) Selamatan di dibawa pulang. luar kedua niat yang disebutkan Ritual metri di Desa Ringinpitu dapat sebelumnya. Selamatan ini dapat berupa diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. peringatan hari besar Islam atau selamatan Hal ini berdasarkan tujuan diadakannya apa pun yang tidak terkait dengan kedua metri. Ritual metri di Desa Ringinpitu kategori di atas. terdiri dari (1) metri yang berkaitan dengan Ketiga jenis metri yang ada di Desa persoalan kehidupan. Hal ini berkaitan Ringinpitu memiliki ciri khas masing-

93 Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri masing, terutama sajian hidangan yang baik, kesehatan, kekuatan, keselamatan, disiapkan dan doa yang diucapkan. dijauhkan dari kesialan, kecelakaan dan Makanan yang disajikan dalam satu jenis berbagai keburukan. Ritual metri ini metri dengan metri yang lain cenderung meliputi masa kehamilan (baritan), masa berbeda. Begitu juga dengan doa yang kelahiran bayi (brokohan, pitonan, diucapkan. Hal ini terkait tujuan dan pasaran, pagutan), memperingati makna khusus yang terkandung di kelahiran seseorang (metri weton), pindah dalamnya. Hal ini juga disampaikan rumah, perdagangan (metri ), Hasani (2019:102) bahwa perpindahan harta kepemilikan benda pengelompokkan selamatan berdasarkan (jemukne), janji yang telah ditunaikan perbedaan niat hajat menyebabkan (metri ngluari), dsb. perbedaan pada sajian makanan yang Hidangan yang harus disiapkan disiapkan dan doa yang dipanjatkan. dalam metri jenis ini antara lain buceng kuat (hampir semua metri menghidangkan Metri Berkaitan Persoalan Kehidupan ini), caos dhahar, jenang abang-putih, Metri berkaitan dengan persoalan keleman (menandai nyambung tuwuh), kehidupan diartikan sebagai selamatan , sego woro, gedhang setangkep, yang ada hubungannya dengan kehidupan dan jadah. Hidangan metri persoalan manusia (dapat juga terkait dengan hewan kehidupan cenderung beragam atau tumbuhan). Hal ini dilakukan agar menyesuaikan dengan tujuannya. Hal ini orang atau keluarga yang melaksanakan senada dengan pendapat Hasani metri dapat senantiasa selamat dan (2019:106) bahwa selamatan kehidupan mendapatkan perlindungan Tuhan. cenderung memiliki sajian makanan yang Umumnya metri dilakukan karena warga kompleks, tetapi ada jenis tertentu yang memerlukannya agar merasa marem memiliki kesamaan. (merasa lega karena telah melaksanakan Sedangkan, doa yang diucapkan tradisi). meliputi doa keselamatan untuk orang Ritual metri ini juga untuk yang memiliki hajat, doa untuk nabi dan memperingati suatu kejadian penuh makna para sahabat, pemuka agama, dan para atau persoalan yang menimpa kepada leluhur. Hasani (2019:105) menyatakan hal manusia dan dapat pula ditujukan untuk yang sama bahwa dalam selamatan tukang makhluk yang bernyawa. Tujuannya kajat (pembaca ujub berbahasa Jawa) akan adalah memohon kepada Tuhan Yang mendoakan kehidupan pihak yang Maha Esa agar pihak yang mengadakan memiliki hajat. hajat selalu mendapatkan hal-hal yang

94 WASKITA Vol. 4 No. 2 Oktober 2020 Metri Berkaitan Persoalan Kematian doa untuk arwah orang yang meninggal Metri berkaitan persoalan kematian agar tenang, doa orang yang ditinggalkan adalah selamatan untuk mendoakan orang agar tabah, doa untuk para nabi dan para yang sudah meninggal. Metri jenis ini sahabat, pemuka agama, dan leluhur. terdiri dari (1) ungkur-ungkur adalah Hasil penelitian di atas sejalan selamatan yang diselenggarakan setelah dengan gagasan Hasani (2019:104) bahwa jenazah dimakamkan, (2) telung dinanan jenis selamatan kematian memiliki simbol adalah selamatan yang dilaksanakan pada sajian makanan khas. Ungkur-ungkur tiga hari setelah kematian, (3) patang disimbolkan dengan buceng ungkur- puluhan adalah selamatan yang ungkur. Sedangkan, ritual selamatan yang dilaksanakan pada empat puluh hari lain disajikan , apem, setelah kematian, (4) satusan adalah pisang, dan gantal/bantal. Namun, hal selamatan yang dilaksanakan setelah yang membedakan hasil penelitian ini seratus hari kematian. dengan gagasan Hasani adalah adanya Selanjutnya, (5) mendak pisan adalah ketan, lodho, pisang raja, dan selamatan yang dilaksanakan setelah yang harus ada di ritual rangkaian setahun kematian, (6) mendak pindo adalah selamatan pascakematian di Desa selamatan yang dilaksanakan pada tahun Ringinpitu. Hal ini menunjukkan bahwa kedua setelah kematian, (7) sewunan setiap desa memiliki cara yang berbeda adalah selamatan yang dilaksanakan pada dalam mengadakan selamatan atau metri. seribu hari setelah kematian dan ritual ini merupakan selamatan terakhir dari Metri Berkaitan Keagamaan rangkaian selamatan pascakematian, dan Metri terkait keagamaan terkait (8) mengirim doa adalah selamatan ini dengan perayaan hari besar keagamaan, biasanya dilaksanakan saat warga memiliki misal hari raya Idulfitri, Iduladha, isra hajat akan menikahkan anaknya. Jadi, mikraj, maulid nabi, dan lain-lain. Sajian mereka mengirim doa kepada para leluhur makanan pada metri yang terkait yang sudah meninggal. Hal ini di luar keagamaan tidak serumit pada kedua metri rangkaian ritual selamatan pascakematian. sebelumnya. Sajian makanan untuk metri Hidangan yang harus disiapkan keagamaan cenderung bebas tidak ada dalam metri ini meliputi buceng ungkur- syarat khusus. Di Desa Ringinpitu, ungkur, nasi gurih, ayam lodho, ketan, umumnya metri diselenggarakan bersama- kolak pisang, apem, pisang raja, dan sama di musala atau masjid desa. bantalan/gantalan atau dadar gulung. Sedangkan, doa yang diucapkan meliputi

95 Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri Nilai-nilai Ritual Metri di Desa Nilai Filosofi Ringinpitu Dalam ritual metri selalu dilakukan Banyak nilai falsafah kebaikan yang berkelompok yang bermakna menegaskan didapat dari ritual metri. Namun, bahwa mereka adalah bagian dari sayangnya oleh para tetua adat (pemimpin masyarakat yang selalu bergotong-royong, ritual metri) hal ini tidak diberitahukan bersama-sama dalam suka dan duka, saling secara langsung kepada para undangan dan berbagi dengan tetangga, menumbuhkan pemilik hajat pada saat ritual metri. Jadi, keakraban kehidupan bermasyarakat. Hal masyarakat hanya ikut melaksanakan ini juga berfungsi untuk membangkitkan anjuran tetua adat, menyiapkan sajian ketahanan dan kerukunan suatu kelompok hidangan, kemudian berkumpul melakukan masyarakat. ritual metri. Setiap sajian makanan yang Pengetahuan mengenai nilai falsafah dihidangkan pun juga terdapat makna dan ritual metri ini kurang disebarluaskan ke petuah hidup yang mendalam. Berikut ini masyarakat secara lebih meluas. Beberapa adalah makna dalam sajian makanan yang pihak yang lebih mengetahui nilai-nilai ini umumnya dihidangkan dalam ritual metri. terpusat pada pemimpin ritual metri, dan (a) Buceng kuat (ketan dan enten-enten para ibu sesepuh yang memimpin berbentuk kerucut). Ketan dan enten-enten pengolahan sajian ritual metri, dan ibu-ibu (parutan kelapa dan gula merah). Buceng yang membantu dalam persiapan sajian adalah kerucut. Berasal dari kata rahayu hidangan. Pengetahuan nilai falsafah ritual wilujeng (keselamatan, kesehatan). metri ini diwariskan di antara ibu-ibu Lambang kerucut menyimbolkan ketika sedang memasak, mengolah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha masakan untuk menyiapkan sajian Kuasa. Buceng kuat bermakna hidangan. permohonan kepada Tuhan agar pemilik Sebetulnya, terdapat banyak nilai- hajat dianugerahkan, keselamatan, nilai kebaikan yang dapat dijelaskan dan kesehatan, dan kekuatan untuk berbuat digali satu-persatu dari ritual metri. baik dalam hidupnya Namun, peneliti mengambil kesimpulan Selanjutnya, (b) lodho sega gurih secara garis besar ritual ini menjadi dua ( dengan lauk masakan lodho yaitu nilai filosofi dan nilai religius. ayam dan goreng). Nasi uduk Berikut ini penjelasan mengenai nilai-nilai mempunyai rasa yang gurih dan nikmat, kebaikan yang terdapat dalam ritual metri bukan tawar, sebagai simbol mengirim di Desa Ringinpitu. doa kepada orang yang sudah meninggal. Orang meninggal itu hendaknya

96 WASKITA Vol. 4 No. 2 Oktober 2020 meninggalkan banyak amalan kebaikan (f) Kacang godhog (kacang tanah yang disukai, dapat dirasakan oleh orang rebus) sebagai pelengkap bermakna serupa lain dan mendapatkan balasan nikmat dari dengan keleman, (g) gedhang setangkep Tuhan atas kebaikannya semasa hidup di (pisang 2 tandan). Gedhang setangkep dunia. (c) sega wara (nasi putih). Nasi bermakna keseimbangan alam ditandai putih mempunyai rasa yang tawar sebagai dengan dua hal berkebalikan. Dua hal ini simbol doa kesehatan dan keselamatan dapat bermakna laki-laki dan perempuan. untuk yang masih hidup. Hal ini bermakna Berkah acara ini untuk keluarga laki-laki bahwa orang yang masih hidup hendaknya dan keluarga perempuan yang memiliki lebih memperbanyak amalan kebaikan. hajat. Hal ini juga bermakna bahwa di (d) sega golong (nasi sekepal yang dunia ini ada dua sisi kehidupan yang dipadatkan dan dibungkus dengan daun bertolak belakang. Baik-buruk, tua-muda, pisang). Golong berarti kempal, padat siang-malam, susah-senang, hidup-mati, mengandung doa agar pemilik hajat dsb. Hal ini menyebabkan manusia selalu gemolong atine (kempal, padat, ulet ingat kepada Tuhan dan selalu waspada hatinya) mempunyai kekuatan hati, dari segala keburukan dengan selalu gemolong jasate (kempal, utuh jasadnya di mempersiapkan diri dengan amalan- alam kubur). (e) Keleman (macam-macam amalan yang baik di dunia sebelum datang ubi-ubian yang direbus seperti ketela masa yang sebaliknya. pohon, ketela rambat, uwi, gembili, (h) jenang sengkala mengandung mbothe, dsb.). Keleman berasal dari kata doa semoga segala bekakala (kesialan, kelem (tenggelam, terpendam di dalam malapetaka) menjauh dan keselamatan tanah). Sebagai simbol untuk selalu dekat. (i) Jenang abang (Bubur yang mengingatkan manusia tentang awal terbuat dari beras yang dicampur dengan kehadiran manusia dulu bersama saudara gula merah) bermakna membersihkan Ibu yang terpendam, yakni kakang kawah Bumi dan Bapak Bumi: Bumi mana pun (sebutan untuk kulit ketuban bayi dan air yang ditempati oleh pemilik hajat ketuban ketika lahir) dan adhi ari-ari (tali agar selamat, dan jauh dari segala pusar, plasenta) dan mengingatkan tentang malapetaka. Hal ini agar manusia kematian manusia. Manusia pasti akan bertanggung jawab memelihara dan selalu meninggal dan akhirnya akan dikubur juga menjaga alam lingkungannya sebagai sehingga orang yang masih hidup perwujudan bersyukur hidup di bumi ini. hendaknya agar selalu berbuat baik di (j) Kuluban (-urap sayur rebus) dunia untuk bekal kehidupan di alam lain memiliki rasa segar. Kesegaran bermakna sesudah meninggal mengandung doa agar pemilik hajat segar

97 Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri bugar seperti daun-daun yang dijadikan kesehatan dan semua hal baik, Wajik kuluban tersebut. Kangkung rebus berasal berasal dari kata ijik (masih), juga dari kata langkung (lewat) bermakna bermakna petuah wani tumindak becik permohonan kepada Tuhan agar (berani berperilaku kebaikan) Hal ini juga dimudahkan rejeki lewat berlalu-lalang, bermakna memohon kepada Tuhan agar dekat sehingga mudah untuk rejeki yang didapat selalu lengket mendapatkannya. Sayuran rebus tadi juga dapat ditambah dengan iwak kali (ikan Nilai Religius sungai) sebagai lauknya. Hal ini bermakna Ritual metri sangat sarat dengan permohonan kepada Tuhan agar rejeki nuansa religi yang membentuk karakter datang mbanyu mili (mengalir seperti air warga Dusun Ringinagung, Desa sungai). Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, (k) Jangan tahu/tempe/ Kluwih Kabupaten Tulungagung. Selain nilai (masakan tahu atau tempe lodeh dan sering filosofis yang tersirat dari sajian hidangan kali ditambahkan kluwih). Masakan tahu- ritual metri, nilai-nilai religi diwariskan tempe lodeh bermakna kehidupan. dalam ijab/ ujub (rangkaian kata berupa Masakan kluwih berasal dari kata luwih, doa dan harapan yang diucapkan oleh linuwih (lebih) bermakna permohonan pemuka adat pemimpin ritual metri) kepada Tuhan agar diberi nikmat rejeki kepada para peserta ritual metri. Dalam yang lebih banyak. Rejeki berupa harta, ritual metri terdapat rangkaian kegiatan keluarga, kesehatan, persatuan, yang penuh dengan nilai religius di persaudaraan, dsb. antaranya adalah metri, caos dhahar, (l) Kupat () berasal dari kata nyambung tuwuh, mule metri. Dari ritual ngaku lepat, yang berarti mengaku metri diperoleh banyak nilai-nilai religius bersalah. Hal ini merupakan simbol dari yang di antaranya adalah terdapat unsur kesadaran diri menerima eksistensi Dzat nilai keselamatan, keimanan, ketakwaan, Yang Maha Kuat bahwa manusia itu kesempurnaan. adalah makhluk ciptaan-Nya dan hamba- Dalam ijab/ ujub yang diutarakan Nya sebagai bentuk pengakuan pertobatan oleh pemimpin ritual metri diawali dengan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang harus salam: Assalamualaikum warahmatullahi diwujudkan dengan menjalankan perintah wabarakatuh yang merupakan permohonan dan menjauhi laranganNya. (m) Wajik dan keselamatan kepada Allah SWT agar jadah bersifat lengket, yang berarti memberikan keselamatan, kesehatan, melengketkan dan mempereratkan segala hal baik untuk para peserta ritual persaudaraan, kekeluargaan, rejeki, metri. Kemudian, diikuti dengan doa

98 WASKITA Vol. 4 No. 2 Oktober 2020 tawasul kepada semua tokoh pendahulu makanan, mempersiapkan acara metri, ikut yang berjasa seperti Nabi Muhammad, hadir dalam undangan metri untuk berdoa empat sahabat Nabi (Sayidina Abu Bakar, bersama. Jika dikaitkan dengan hidangan Sayidina Umar, Sayidina Usman, Sayidina makna adanya wajik dan ketan yang Ali), Nabi Adam, Syekh Subakir, para melengketkan persaudaraan. Aulia, para pendiri bangsa, pendiri Desa Selanjutnya, (2) metri selalu berisi Ringinpitu). Hal ini merupakan wujud dari doa-doa kepada Tuhan. Hal ini sikap tidak melupakan jasa orang lain, mengajarkan kepada generasi mudah untuk bersyukur, mendoakan kebaikan kepada selalu mengingat Tuhan, mengucap syukur orang lain, serta penghormatan tinggi kepada Tuuhan, dan selalu meminta terhadap tokoh yang selalu dikenang dan pertolongan hanya kepada Tuhan. (3) metri menjadi panutan dalam kehidupan. Selain juga berisi doa-doa kepada arwah para itu diikuti dengan doa memohon kepada pendahulu atau leluhur. Jadi melalui doa- Tuhan agar diberikan keselamatan dari doa ini generasi muda dapat meneladani segala unsur yang melekat di dalam diri bahwa harus selalu mengingat jasa dan manusia, doa keselamatan kepada alam kebaikan para pendahulu atau leluhur. (4) dan lingkungan, dijauhkan dari segala melalui metri hidup rukun dapat diteladani. malapetaka, didekatkan dengan Semua manusia saling membutuhkan, keselamatan, kesehatan, kekuatan dan mendukung, dan guyub. Hal ini penting semua hal baik. ditanamkan generasi muda saat ini.

Karakter yang Dapat Dibangun Melalui PENUTUP Makna Ritual Metri Desa Ringinpitu Ritual metri dilakukan oleh warga Ritual metri di Desa Ringinpitu Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, mengandung beberapa nilai karakter yang Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten dapat diteladani oleh generasi muda. Tulungagung yang artinya memperingati Karakter tersebut meliputi gotong royong/ suatu kejadian yang bermakna, memohon kerja sama, mengingat jasa para leluhur, keselamatan kepada Tuhan Yang Maha bersyukur kepada Tuhan, dan hidup rukun. Esa untuk hal-hal tertentu. Ritual Berikut ini penjelasan lebih lanjut selamatan ini selalu mengundang sejumlah mengenai karakter-karakter tersebut. (1) orang untuk hadir dan ikut berdoa bersama Karakter kerja sama dan gotong royong. dan ada sajian hidangan makanan yang Generasi muda dapat meneladani dari diberikan untuk para hadirin. nilai-nilai yang ada dalam metri. Mulai Ritual metri mempunyai nilai dari bersama-sama menyiapkan sajian filosofis dan nilai religius. Nilai filosofis

99 Rahmawati Mulyaningtyas dan Yogi Dian Arinugroho – Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Ritual Metri ritual metri diantaranya adalah sifat Swandayani, Ratih. 2013. Ujub Slametan Sajrone Siklus Panguripan ing Desa gotong-royong dan kerukunan masyarakat Gedangan Kecamatan Karangrejo sebagai makhluk sosial, serta makna Kabupaten Tulungagung (Tintingan Wujud lan Nilai Budaya Jawa). mendalam dari sajian hidangan ritual metri dalam yang bermakna petuah memperbanyak https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i ndex.php/baradha/article/view/3492, perbuatan baik kepada sesama manusia diakses pada 3 Agustus 2020. dan seluruh alam. Winarti, dkk. 2015. Sejarah Desa/Kelurahan se-Kabupaten Sedangkan nilai religius dari ritual Tulungagung. Tulungagung: Badan metri di antaranya adalah kesadaran Perpustakaan, Dokumentasi, dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung. tentang eksistensi tehadap Tuhan Yang Yana. 2012. Falsafah dan Pandangan Maha Esa, dengan memohon segala Hidup Orang Jawa. Yogyakarta:Absolut. keselamatan, kesehatan, kekuatan dan Yuliyani, Eka. 2010. Makna Tradisi semua hal baik, tawasul, bersyukur, “Selamatan Petik Pari” sebagai Wujud Nilai-nilai Religius menghormati orang lain, dan menghormati Masyarakat Desa Petungsewu alam. Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: Universitas Negeri Malang. DAFTAR RUJUKAN Fiaji, Noveria Anggraeni. 2018. Pergeseran Nilai Moral dalam Meme “Kids Zaman Now”. Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter. (Online) https://waskita.ub.ac.id/index.php/wa skita/article/view/1. 2 (1), diakses 13 November 2020 Hasani, Adib. 2019. Hilangnya Praktik Slametan Ider-ider di Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung dalam Perspektif Diskontinuitas Sejarah Michel Foucault. Tesis tidak diterbitkan. Tulungagung: IAIN Tulungagung. Salaki, Reynaldo Joshua. 2014. Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Budaya Mapalus Suku Minahasa. dalam http://lp2m.um.ac.id/wp- content/uploads/2014/03/8.pdf, diakses pada 5 Agustus 2020. Soyomukti, Nurani dan Gilang Tri Subekti. 2016. Peta Budaya Trenggalek. Sleman: Penerbit Azzagrafika.

100