ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMBELIAN ULANG PADA RITEL LOTTE MART SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL JALUR PARTIAL LEAST SQUARE

Hanifah Fitri Izzati1, Diana Puspitasari2 Email : [email protected];[email protected] Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239 Telp (024) 7460052

ABSTRACT

Repurchase intention is one of the important factors for the company to achieve profitability. Lotte Mart Semarang is a modern retail is currently experiencing instability have predicted the number of visitors and the number of switching out bigger than any other modern retail. It is based on data about the number of visitors from Customer Service Development Lotte Mart Semarang since 2012 to October 2014 and supported by Brand Switching Analysis sources Frontier Consulting Group Research Division Top Brand Survey 2012. This study aims to examine the factors that affect the interests of repurchase intentions in customer non-members, among others perception of service quality, perceived discounts, perception of price comparisons, perception of product quality, customer trust, perceived value and customer satisfaction. Approach path model Partial Least Square (PLS) is used to construct a model of retail interest in the repurchase intention with linking theoretical hypotheses with the main factors that are taken from 131 customers. The results of the research showed the costumer satisfaction is the strongest factor affecting repurchase intention which is this factor is also affected by another factor.

Key Word : Retail, Repurchase Intention, Partial Least Square

ABSTRAK

Minat pembelian ulang adalah salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk mencapai keuntungan.Lotte Mart Semarang merupakan ritel modern yang saat ini sedang mengalami ketidakstabilan jumlah pengunjung dan diprediksikan memiliki jumlah switching out terbesar dibandingkan dengan ritel modern lainnya. Hal ini didasarkan pada data jumlah pengunjung yang didapatkan Customer Service Lotte Mart Semarang sejak tahun 2012 hingga Oktober 2014 dan didukung oleh Brand Switching Analysis sumber Frontier Consulting Group Research Division survei Top Brand tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat pembelian ulang pada pelanggan nom-member, antara lain persepsi kualitas layanan, persepsi diskon, persepsi perbandingan harga, persepsi kualitas produk, kepercayaan pelanggan, persepsi nilai, dan kepuasan pelanggan. Pendekatan model jalur Partial Least Square(PLS) digunakan untuk membangun model minat pembelian ulang dengan menghubungkan hipotesis teoritis antara faktor-faktor utama yang diambil dari 131 pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan faktor kepuasan pelanggan merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi minat pembelian ulang dimana faktor ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Kata Kunci : Ritel, Minat Pembelian Ulang, Partial Least Square

1Corresponding author 2Corresponding author

PENDAHULUAN merek lain yang akan berganti mengunjungi Kemajuan di bidang perekonomian selama ketiga merek tersebut (switching in) lebih ini telah banyak membawa perkembangan banyak dari pengunjung merek tersebut yang cukup pesat dalam bidang usaha. yang akan berpindah menggunakan merek Sejalan dengan itu banyak bermunculan lain (switching out). Sebaliknya, Giant, perusahaan dagang yang bergerak di bidang Superindo, dan Brastagi, net perdagangan eceran ( ritel ). Menurut switching ketiga merek tersebut bernilai Gilbert (2003), ritel merupakan usaha bisnis negatif. yang mengarahkan secara langsung Meskipun angka net switching-nya kemampuan pemasarannya untuk positif nilai switching out terbesar jatuh pada memuaskan konsumen akhir berdasarkan hipermarket dengan brand Lotte Mart. organisasi penjualan barang dan jasa sebagai Sehingga nilai ini menunjukkan pengunjung inti dari distribusi. Bentuk usaha ritel ini Lotte Mart akan berpindah menggunakan dapat berupa toko, minimarket, supermarket, merek lain dengan jumlah yang cukup besar hipermarket dan lain-lain. pada pengunjungan berikutnya atau dengan Dengan dibukanya pintu masuk bagi kata lain akan terdapat banyaknya jumlah para peritel asing, yakni dengan pengunjung Lotte Mart yang tidak kembali mengeluarkan bisnis ritel dari negatif list lagi untuk membeli di tempat yang sama bagi penanaman modal asing (PMA) sehingga terjadi suatu ketidakloyalan berdasarkan Keppres No. 118 tahun 2000, pelanggan (pengunjung tidak kembali untuk maka ritel asing mulai marak masuk ke membeli). . Masuknya ritel asing dalam Lotte Mart merupakan salah satu bisnis ini menunjukkan bisnis ini sangat ritel modern yang sedang berkembang di menguntungkan. Namun di sisi lain, Indonesia saat ini.Lotte Mart berasal dari masuknya hipermarket asing yang semakin Gwang Jin Gu, , Korea Selatan dengan ekspansif memperluas jaringan gerainya, tingkat pertumbuhan yang fantastis. Lotte dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Mart adalah sebuah layanan perdagangan Semakin maraknya ritel modern tentu saja mandiri dengan perkiraan 40.000-50.000 menimbulkan persaingan sesama ritel anggota potensial di setiap toko. Konsep modern tersebut.Selain itu, maraknya ritel Lotte Mart dalah menawarkan produk modern memudahkan konsumen untuk dengan harga rendah, biaya rendah, memilih ritel yang disukai dan cocok dengan melayani diri sendiri, belanja secara tunai, keinginan konsumen.Sehingga konsumen menjual berbagai macam variasi produk dengan mudah bisa berganti ritel modern makanan dan non makanan, terbuka untuk yang dikunjungi, atau tetap loyal dengan konsumen dan institusi yang telah terdaftar, satu ritel karena sudah merasa cocok. Survei lapangan parkir yang luas sampai dengan Top Brand 2012 yang mengukur tiga seribu mobil, dan Lotte Mart mail sebagai parameter, yaitu TOM BA, last usage, dan media komunikasi antara Lotte Mart dengan future intention, selain digunakan untuk anggotanya. Menurut Departemen Customer mengetahui Top Brand Index, bisa juga Service DevelopmentLotte Mart Semarang digunakan untuk mengetahui perilaku (2014), Lotte Mart ini dahulu bernama switching konsumen. Berdasarkan brand Makro namun sejak Lotte Mart switching analysis, didapatkan bahwa mengakuisisi saham PT Makro Indonesia ,Hypermart, dan Lotte Mart yang mengoperasikan 19 supermarket merupakan merek yang diprediksikan akan Makro pada bulan Oktober 2008, pusat bertambah jumlah pengunjungnya di masa belanja Makro ini berubah nama menjadi mendatang. Angka net switching ketiga Lotte Mart, tak terkecuali yang terdapat di merek tersebut positif. Jumlah pengunjung

Kota Semarang yang berubah namanya ulang yang dilakukan oleh para menjadi Lotte Mart cabang Semarang. ahli.Penelitian Noyan dan Simsek (2012), Tidak berbeda dengan kondisi menyatakan terdapat tujuh faktor yang manajemen Lotte Mart secara keseluruhan, mempengaruhi minat pembelian ulang. berdasarkan data laporan pengunjung Faktor tersebut ialah persepsi kualitas tahunan Departemen Customer Service produk, persepsi kualitas layanan, persepsi DevelopmentLotte Mart Semarang (2014), perbandingan harga, persepsi diskon, seiring dengan tingkat persaingan ritel kepercayaan pelanggan, persepsi nilai, dan modern yang semakin ketat di berbagai kepuasan pelanggan. Menurut Cannon, dkk wilayah besar termasuk di Kota Semarang, (2008), persepsi kualitas produk ialah jumlah pengunjung ritel Lotte Mart di kota kemampuan produk untuk memuaskan Semarang ini juga mengalami kebutuhan atau keinginan pelaggan. dengan ketidakstabilan di setiap bulannya. Kenaikan demikian persepsi kualitas produk dan penurunan jumlah pelanggan sulit berbanding lurus dengan tingkat kepuasan diprediksikan, terlebih ketika Lotte Mart dan keputusan pembelian konsumennya. mulai memasuki era kepemimpinan Sedangkan, Parasuraman dalam Tjiptono manajemen yang baru pada sekitar tahun (2001), mengatakan persepsi kualitas 2012.Dimana sejak tahun 2012 ini, layanan ialah evaluasi kualitas layanan suatu diberlakukan sistem member dan non badan usaha, tidak hanya evaluasi kualitas member bagi pelanggan Lotte Mart cabang layanan dari hasilnya saja, teteapi mereka Semarang. Keadaan ketidakstabilan jumlah juga memperhatikan bagaimana proses pengunjung ini masih terjadi sampai dengan penyampaian suatu layanan tersebut. Boyd, akhir tahun 2014 dkk (2000) dalam bukunya yang berjudul Ketidakstabilan perubahan ini Manajemen Pemasaran menyatakan persepsi menunjukkan ketidakpastian pelanggan perbandingan harga ialah sejumlah cara dalam menetapkan pilihan serta dalam menetapkan harga, tetapi cara apapun ketidakloyalan pelanggan dalam memilih yang digunakan seharusnya Lotte Mart sebagai suatu produk atau memperhitungkan faktor-faktor situasional“. layananannya. Dengan demikian, perlu Faktor-faktor itu meliputi strategi adanya perbaikan untuk mempertahankan perusahaan, perluasan produk, niaya dan pelanggan agar tetap kembali untuk harga pesaing, serta ketersediaan dan harga membeli kembali dan menjadi pelanggan dari produk pengganti. Menurut Kotler yang loyal dengan cara meningkatkan faktor (2006), persepsi diskon adalah diskon yang pling mempengaruhi pelanggan dalam langsung dari harga buku untuk masing- melakukan minat pembelian ulang. masing bungkus yang dibeli selama kurun Menurut Noyan dan Simsek (2012), waktu yang telah disebutkan. Menurut Hsin- Repurchase Intention atau minat pembelian Hui Lin (2009) cenderung menekankan ulang adalah penilaian individu untuk kepercayaan sebagai — percaya terhadap menggunakan lagi layanan tertentu dari integritas dan rasa mengandalkan rekan perusahaan yang sama, dengan pengganti —. Sedangkan menurut Amstrong, mempertimbangkan situasi konsumen dan dkk ( 1996 ), persepsi nilai ialah perbedaan situasi lain yang memungkinkan. Minat nilai yang diperoleh konsumen setelah pelanggan untuk membeli ulang adalah memiliki dan menggunakan produk atau jasa salah satu yang paling penting bagi dengan biaya yang harus dikorbankan untuk perusahaan untuk mencapai keuntungan. memperoleh produk tersebut. Banyak studi mengenai minat pembelian

Menurut Grewal (1998), Faktor yang persepsi kualitas produk, persepsi nilai, mempengaruhi minat pembelian ulang kepercayaan pelanggan, kepuasan sangat beragam, salah satunya adalah pelanggan, persepsi kualitas layanan, kepuasan pelanggan. Dalam dunia usaha, persepsi diskon, dan persepsi perbandingan kepuasan pelanggan merupakan hal utama harga sebagai faktor yang akan agar eksistensi produknya dapat bertahan mempengaruhi minat pembelian ulang lama. Dalam menciptakan kepuasan pelanggan Lotte Mart Semarang, pelanggan, perusahaan harus dapat Mengetahui faktor yang paling berpengaruh meningkatkan persepsi nilai yang dirasakan dalam minat pembelian ulang pelanggan pelanggan. Persepsi nilai yang dirasakan Lotte Mart Semarang., serta Memberikan pelanggan dapat diciptakan dengan harga rekomendasi ataupun usulan perbaikan dan kualitasnya, baik kualitas produk terhadap faktor yang paling berpengaruh maupun kualitas layanan yang diberikan dalam mempengaruhi minat pembelian oleh perusahaan kepada para pelanggannya. ulang pelanggan Lotte Mart Semarang. Persepsi nilai lainnya juga diciptakan dari penilaian pelanggan terhadap perbandingan METODE PENELITIAN harga dan diskon yang diterima. Menurut PLS adalah pendekatan berbasis komponen Butz dan Godstein (1996), Semakin baik pada SEM. Model jalur PLS digambarkan nilai yang dirasakan pelanggan, akan dengan dua model : 1. Pengukuran atau semakin baik pula kepuasan pelanggan model luar yang menghubungkan indikator terhadap perusahaan tersebut. Selain itu, dengan variabel latennya dan 2. Struktural kepercayaan pelanggan juga hal penting atau model inti yang menghubungkan antar yang harus diperhatikan dalam variabel laten. Estimasi PLS pada penelitian meningkatkan kepuasan pelanggan. Menurut ini dilakukan dengan menggunakan software Oliver (1997), rasa percaya (trust) memiliki SmartPLS. karakterisitik hubungan jangka panjang bagi - Data dan Sampel pelanggan. Data pada penelitian ini didapatkan Dari uraian di atas, maka perlu langsung melalui pengamatan dan dilakukan penelitian yang mencakup faktor- wawancara terhadap objek pebelitian faktor penting yang dihipotesiskan yakni ritel Lotte Mart mempunyai pengaruh terhadap repurchase Semarang.Sebanyak 131 pelanggan non- intenetion atau minat pembelian ulang pada member ritel Lotte Mart Semarang pelanggan antara lain persepsi kualitas berpartisipasi dalam studi ini. Jumlah layanan, persepsi diskon, persepsi sampel tersebut sudah memenuhi jumlah perbandingan harga, persepsi kualitas sampel minimal yang dihitung produk, persepsi nilai, kepercayaan pada menggunakan metode Slovin dengan produk, dan kepuasan konsumen. prosentase ketelitian sebesar 10 % Berdasarkan latar belakang dan rumusan sehingga didapatkan jumlah sampel yang masalah dalam penelitian, maka tujuan akan diambil dalam penelitian sebanyak penelitian ini adalah Menganalisis faktor- 100 responden. Dimana, jumlah populasi faktor yang mempengaruhi persepsi kualitas yang digunakan dalam penelitian ini produk, persepsi nilai, kepercayaan adalah pengunjung rata-rata Lotte Mart pelanggan, dan kepuasan pelanggan sebagai Semarang dalam setahun yakni sebesar beberapa faktor yang akan mempengaruhi 10.545 orang. minat pembelian ulang pelanggan Lotte - Usulan Model dan Pengukuran Mart Semarang, Menganalisis faktor

Model yang diusulkan dengan spesifikasi Tabel 1 Variabel Indikator dan model inti digambarkan pada gambar 1. Variabel Laten Dimana, panah lurus menunjukkan No Konstruk Notasi Indikator Sumber hubungan kausal dalam arah yang sama. 1 Persepsi Kualitas X1 Penampilan Noyan, dkk, Layanan X2 Perhatian 2012 Penentuan model serta variabel yang X3 Pengetahuan membentuk didalamnya berdasarkan X4 Pengalaman X5 Keramahan penelitian Noyan dan Simsek (2012). X6 Kesopanan Model minat pembelian ulang khusus X7 Aksesbilitas untuk sektor ritel berisi hubungan sebab- X8 Komunikasi X9 Kemudahan akibat berawal dari hal-hal sebelum X10 Keandalan kepuasan pelanggan (KP), yaitu persepsi X11 Ketanggapan X12 Kepedulian diskon (PD), persepsi perbandingan harga X13 Ketulusan (PPH), dua jenis persepsi kualitas yakni X14 Ketelitian persepsi kualitas layanan (PKL) dan X15 Transparansi 2 Persepsi diskon X16 Diskon Kuantitas Produk Noyan, dkk, persepsi kualitas produk (PKP), persepsi X17 Diskon Fungsional Member 2012 nilai (PN), dan kepercayaan pelanggan 3 Persepsi X18 Kesesuaian Harga Noyan, dkk, (TR) menuju ke salah satu konsekuensinya Perbandingan X19 Keuntungan Harga 2012 Harga X20 Keuntungan Perbandingan Harga yaitu minat pembelian ulang (MPU). X21 Kehematan Dalam model penelitian ini, selain jalur 4 Persepsi Kualitas X22 Kualitas Tinggi Produk Sayur-Buah Noyan, dkk, produk X23 Kualitas Tinggi Produk Daging-Ikan 2012 tidak langsung melalui variabel mediasi, X24 Kualitas Tinggi Makanan Siap Saji jalur langsung ke kepuasan pelanggan dan X25 Kualitas Tinggi Produk Roti minat pembelian ulang dari poros X26 Kualitas Tinggi Produk Kemasan Beku X27 Kualitas Tinggi Makanan Kering Tanpa Kemasan penggerak atau variabel sebelumnya X28 Kualitas Tinggi Produk Susu seperti persepsi kualitas layanan, persepsi X29 Ketersediaan Produk diskon, persepsi perbandingan harga, X30 Jaminan Produk X31 Kualitas Tinggi Keseluruhan Produk persepsi kualitas produk, persepsi nilai, 5 Persepsi Nilai X32 Kesesuaian Pengorbanan Noyan, dkk, dan kepercayaan pelanggan juga diselidiki. X33 Kebahagiaan 2012 X34 Kepuasan 6 Kepercayaan ( X35 Kelegaan Noyan, dkk, trust ) X36 Kepercayaan 2012 X37 Kejujuran X38 Kutamaan Pelayanan yang Dijanjikan X39 Konsistensi Kepercayaan X40 Keloyalan 7 Kepuasan X41 Keputusan Baik Pelanggan Noyan, dkk, Pelanggan X42 Kepuasan Konsumen sebagai Sasaran 2012 X43 Bahagia atas Pilihan X44 Keuntungan Pelanggan X45 Kepuasan X46 Keseimbangan antara Harga dan Kualitas Produk X47 Kesungguhan 8 Minat pembelian X48 Loyalitas Pelanggan Noyan, dkk, ulang 2012 X49 Prioritas Pilihan

X50 Totalitas Pilihan X51 Perimbangan Pertama X52 Pilihan Pertama

Gambar 1 Model Minat Pembelian Ulang

Pada penelitisn ini, hipotesis juga disusun ñ Hipotesis terhadap Faktor yang untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan ( variabel eksogen terhadap variabel KP ) endogennya. Berikut merupakan hipotesis H12 :Persepsi diskon berpengaruh yang disusun : signifikan terhadap kepuasan ñ Hipotesis terhadap Faktor yang pelanggan Mempengaruhi Persepsi Kualitas H13 :Persepsi perbandingan harga Produk ( PKP ) berpengaruh signifikan terhadap H1 :Persepsi diskon berpengaruh kepuasan pelanggan signifikan terhadap persepsi H14 :Persepsi kualitas layanan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap H2 :Persepsi perbandingan harga kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap H15 :Persepsi nilai berpengaruh persepsi kualitas produk signifikan terhadap kepuasan H3 :Persepsi kualitas layanan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap H16 :Kepercayaan pelanggan persepsi kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap ñ Hipotesis terhadap Faktor yang kepuasan pelanggan Mempengaruhi Persepsi Nilai ( PN ) H17 :Persepsi kualitas produk H4 :Persepsi diskon berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap persepsi nilai kepuasan pelanggan H5 :Persepsi perbandingan harga ñ Hipotesis terhadap Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap Mempengaruhi Minat Pembelian persepsi nilai Ulang H6 :Persepsi kualitas layanan H18 :Persepsi kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap persepsi nilai minat pembelian ulang H7 :Persepsi kualitas produk H19 :Persepsi nilai berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap minat persepsi nilai pembelian ulang ñ Hipotesis terhadap Faktor yang H20 :Kepercayaan pelanggan Mempengaruhi Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap Pelanggan / Trust ( TR ) minat pembelian ulang H8 :Persepsi diskon bepengaruh H21 Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan signifikan terhadap minat pelanggan pembelian ulang H9 :Persepsi perbandingan harga H22 : Persepsi kualitas layanan bepengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pelanggan minat pembelian ulang H10 :Persepsi kualitas layanan H23 :Persepsi diskon berpengaruh bepengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap minat kepercayaan pelanggan pembelian ulang H11 :Persepsi kualitas produk H24 :Persepsi perbandingan harga bepengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pelanggan minat pembelian ulang

Tabel 2Results for Outer Loadings Indikator Variabel Persepsi Kualitas HASIL DAN PEMBAHASAN Layanan (PKL) Analisis PLS pada seluruh sampel Loading Mean of Standard T- dilakukan menggunakan mode eksplorasi Factor Subsamples Deviation Statistic berulang dengan terlebih dahulu menhuji X1 0.784 0.765 0.073 10.719 model terhadap kriteria apriori, menghapus X10 0.608 0.612 0.112 5.437 jalur atau variabel, dan kemudian menguji model revisi (Noyan dan Simsek, 2012). X11 0.746 0.717 0.105 7.081 Model akhir menunjukkan perkiraan X12 0.724 0.712 0.085 8.498 kekuatan dan signifikasi statistic hubungan X13 0.761 0.748 0.073 10.387 antara variabel laten. X14 0.768 0.761 0.065 11.754 Model jalur PLS digambarkan dengan dua model : 1. Pengukuran atau X15 0.641 0.635 0.097 6.609 model luar yang menghubungkan indikator X2 0.553 0.531 0.171 3.228 dengan variabel latennya dan 2. Struktural X3 0.687 0.663 0.115 5.952 atau model inti yang menghubungkan antar X4 0.740 0.720 0.070 10.502 variabel laten. Model luar sering juga X5 0.754 0.744 0.070 10.829 disebut measurement model.Model luar mendefinisikan bagaimana setiap blok X6 0.680 0.663 0.092 7.375 indikator berhubungan dengan variabel X7 0.588 0.570 0.125 4.707 latennya. Model pengukuran atau outer X8 0.607 0.590 0.113 5.365 model pada peneliitan ini menggunakan X9 0.672 0.663 0.087 7.721 indikator refleksif yang dievaluasi dengan convergent validity,discriminant validity, dan composite reliability.Convergent Tabel 3 Results for Outer Loadings validity diperoleh dengan membandingkan Indikator Variabel Persepsi Diskon (PD) Loading Mean of Standard T- nilai loading factor masing-masing indikator yang dimiliki setiap variabel latennya Factor Subsamples Deviation Statistic dengan nilai kriteria evaluasi model refleksif X16 0.860 0.839 0.096 8.968 (loading factor> 0,50) dan discriminant X17 0.876 0.869 0.065 13.556 validity diperoleh dengan cara membandingkan nilai akar kuadrat Average Tabel 4 Results for Outer Loadings Variance Extracted (AVE) terhadap nilai Indikator Variabel Persepsi korelasi antar variabel latennya. Sedangkan Perbandingan Harga (PPH) composite reliability, dievaluasi dengan Loading Mean of Standard T- membandingkan nilai yang diperoleh Factor Subsamples Deviation Statistic dengan syarat yang telah ditetapkan dalam X18 0.817 0.809 0.074 11.089 pengukuran evaluasi model refleksif (composite reliability> 0,60). Adapun hasil X19 0.909 0.904 0.029 31.440 pengujian outer model atau model luar dapat X20 0.867 0.863 0.048 17.964 dilihat pada tabel 2-9. X21 0.857 0.849 0.044 19.278

Tabel 5 Results for Outer Loadings Tabel 8 Results for Outer Loadings Indikator Variabel Persepsi Kualitas Indikator Variabel Kepuasan Pelanggan Produk (PKP) (Lanjutaan) Loading Mean of Standard Loading Mean of Standard T- T-Statistic Factor Subsamples Deviation Factor Subsamples Deviation Statistic X22 0.808 0.797 0.073 11.002 X43 0.807 0.802 0.064 12.577 X23 0.826 0.809 0.076 10.883 X44 0.845 0.837 0.057 14.723 X24 0.746 0.740 0.081 9.265 X45 0.799 0.792 0.064 12.401 X25 0.780 0.767 0.063 12.451 X46 0.787 0.768 0.081 9.654 X26 0.767 0.752 0.078 9.798 X47 0.838 0.828 0.063 13.202 X27 0.688 0.678 0.085 8.133 X28 0.722 0.705 0.106 6.841 Tabel 9 Results for Outer Loadings X29 0.637 0.613 0.105 6.070 Indikator Variabel Minat Pembelian X30 0.560 0.545 0.117 4.807 Ulang Loading Mean of Standard T- X31 0.732 0.716 0.094 7.772 Factor Subsamples Deviation Statistic Tabel 6 Results for Outer Loadings X49 0.818 0.812 0.064 12.847 Indikator Variabel Persepsi Nilai X50 0.854 0.851 0.039 21.671 Loading Mean of Standard T-Statistic X51 0.817 0.816 0.052 15.599 Factor Subsamples deviation X52 0.842 0.850 0.042 19.910 X32 0.855 0.847 0.051 16.909

X33 0.910 0.904 0.032 28.092 Dimana, dari tabel 2-9 dapat dilihat X34 0.851 0.844 0.057 15.059 bahwa seluruh indikator pada model penelitian memiliki convergent validity yang Tabel 7 Results for Outer Loadings baik yakni memiliki nilai loading factor di Indikator Variabel Kepercayaan atas 0,5. Convergent validity atau validitas Pelanggan konvergen menandakan nahwa seperangkat Loading Mean of Standard indikator menunjukkan satu hal yang sama T-Statistic Factor Subsamples deviation dan membangun dasar, yang ditunjukkan X35 0.701 0.679 0.104 6.765 melalui berdimensi satu tersebut. Sehingga X36 0.816 0.793 0.081 10.028 seluruh indikator pada model penelitian tidak perlu ada yang dibuang atau X37 0.839 0.813 0.077 10.851 dieliminasi dan sah digunakan untuk analisis X38 0.792 0.767 0.086 9.198 lebih lanjut.Adapun hasil untuk pengujian X39 0.841 0.831 0.050 16.961 discriminant validity dapat dilihat pada X40 0.852 0.836 0.055 15.453 tabel 10 di bawah ini.

Tabel 8 Results for Outer Loadings Indikator Variabel Kepuasan Pelanggan Loading Mean of Standard T-

Factor Subsamples Deviation Statistic X41 0.784 0.765 0.087 9.051

X42 0.733 0.718 0.103 7.095

Tabel 10 Korelasi antar konstruk koefisien determinasi, serta pengaruh dan akar AVE langsung maupun pengaruh tidak PD PPH PKL PKP TR PN KP MPU langsungnya. PD 0,868 PPH 0,863 PKL 0,691 PKP 0,372 0,075 0,33 0,730 Tabel 12 Results for inner weights TR 0,068 0,241 0,103 0,463 0,808 PN 0,128 0,168 0,121 0,426 0,872 Hubungan T-Statistic T-Tabel Evaluasi. KP 0,026 0,70 0,109 0,111 0,388 0,162 0,799 PD -> PKP 2,795 1,65 H1 diterima MPU -0,129 0,189 0,123 -0,012 0,166 0,133 0,411 0,823 PPH -> PKP 0,536 1,65 H2 ditolak Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai PKL -> PKP 2,507 1,65 H3 diterima akar AVE (diagonal) lebih tinggi dari nilai PD -> PN 0,889 1,65 H4 ditolak korelasi antar konstruk lainnya (baca kolom PPH -> PN 1,016 1,65 H5 ditolak ke bawah), hal ini berarti konstruk memiliki PKL -> PN 0,815 1,65 H6 ditolak discriminant validity yang tinggi. Pengujian terhadap discriminant validity juga dapat PKP -> PN 3,583 1,65 H7 diterima dilihat pada nilai composite reliability yang PD -> TR 0,468 1,65 H8 ditolak akan disajikan pada tabel 12 di bawah ini. PPH -> TR 1,897 1,65 H9 diterima PKL -> TR 0,654 1,65 H10 ditolak Tabel 11 Evaluasi Composite PKP -> TR 3,159 1,65 H11 diterima Reliability PD -> KP 0,238 1,65 H12 ditolak Composite Reliability PPH -> KP 1,446 1,65 H13 ditolak PKL 0.931 PKL -> KP 0,674 1,65 H14 ditolak PD 0.859 PN -> KP 1,141 1,65 H15 ditolak PPH 0.921 TR -> KP 1,984 1,65 H16 diterima PKP 0.919 PKP -> KP 0,796 1,65 H17 ditolak PN 0.905 PKP -> MPU 0,082 1,65 H18 ditolak KP 0.925 PN -> MPU 0,978 1,65 H19 ditolak TR 0.919 TR -> MPU 1,089 1,65 H20 ditolak MPU 0.913 KP -> MPU 2,636 1,65 H21 diterima Dari tabel 12 didapatkan nilai PKL-> MPU 1,020 1,65 H22 ditolak composite reliability semua variabel lebih PD -> MPU 1,024 1,65 H23 ditolak besar dari 0,6 berkisar antara 0,859 sampai PPH -> MPU 1,369 1,65 H24 ditolak 0,952 maka item pertanyaan yang menyusun variabel penelitian mempunyai internal konsistensi yang tinggi dan dapat digunakan Suatu hubungan dinyatakan memiliki dalam penelitian. pengaruh signifikan jika memiliki T-Statistic Model berikutnya pada jalur partial > T Tabel. Pada penelitian ini , suatu least square ialah model struktural atau hipotesis dinyatakan diterima jika memiliki model inti.Tabel 13 dan 14 memberikan hubungan pengaruh yang signifikan. gambaran tentang hubungan yang terdapat Hipotesis diterima jika nilai T-Statistic lebih dalam model inti.Dimana dari model inti besar dari T- tabel pada signifikasi 0,1 (T- didapatkan nilai T-Statistic yang mengukur Statistic > 1,65). Sehingga dari tabel 13 signifikansi pengaruh suatu hubungan, dapat dilihat terdapat 7 hipotesis diterima

atau dengan kata lain terdapat 7 hubungan PLS untuk memanfaatkan keuntungan soft- pengaruh yang signifikan. modeling dengan orientasi prediksi, variabel Tabel 14 memberikan gambaran non-normalitas. Sejumlah besar indikator, tentang hubungan dalam model inti akhir. dan sifat kompleks model yang Kriteria penting untuk penilaian model inti diusulkan.Persepsi diskon adalah faktor adalah koefisien determinasi dari variabel yang paling mempengaruhi persepsi kualitas laten endogen. Chin (1998), menjelaskan produk dimana persepsi kualitas produk nilai 67 %, 33 %, dan 19 % di jalur model sendirijuga merupakanfaktoryang paling PLS masing-masing sebagai penting/besar, mempengaruhi kepercayaan pelanggan serta sedang, dan lemah.seluruh variabel laten persepsi nilai. Sedangkan faktor endogen masuk dalam kategori model kepercayaan pelanggan adalah faktor terkuat regresi yang memiliki tingkat goodness of fit yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yang sedang. Pada tabel juga ditunjukkan dimana faktor kepuasan pelanggan inilah nilai pengaruh langsung sesuai dengan yang nantinya akan menjadi faktor yang koefisien jalur dan pengaruh tidak langsung memiliki pengaruh terkuat pada minat yang melalui variabel laten lainnya. Total pembelian ulang pengaruh adalah jumlah dari pengaruh langsung dan tidak langsung. DAFTAR PUSTAKA Butz, Howard and Godstein, Leonard D. Tabel 13 Hubungan dalam Model Akhir 1996. Measuring Customer Value : Gaining The Strategic Advantage. Variabel Laten Koefisien Pengaruh Pengaruh Tidak Langsung (Melalui) Hubungan T-Statistic Endogen Determinasi Langsung Journal Organizational Dynamics. KP PN TR PKP 24. Pp : 7-27 PKP PD->PKP 2,795 0.372 Manajemen Pemasaran PPH->PKP0,391 0,536 0.077 Boyd, dkk,. 2000. . PKL->PKP 2,507 0.333 : Salemba Empat TR PKP->TR 3,159 0.463 Cannon, Joseph P, William D Perreault and PD->TR 0,468 0.068 0.172 0,501 E Jerome Mc Carthy. 2008. PPH->TR 1,897 0.243 0.035 PKL->TR 0,654 0.103 0.036 Pemasaran Pasar Pendekatan PN PKP->PN 3,583 0.426 Manajemen Global. Jakarta : PD->PN 0,889 0.128 0.158 0,455 Salemba Empat PPH->PN 1,016 0.168 0.032 Ghozali,Imam &Fuad. (2005). Struktural PKL->PN 0,815 0.121 0.142 KP PN->KP 1,141 0.162 Equation Modelling : Pengantar. TR->KP 1,984 0.388 Badan Penerbit Universitas PKP->KP 0,796 0.111 0.069 0.18 0,611 Diponegoro. Semarang PD->KP 0,238 0.026 0.02 0.028 0.046 Ghozali,Imam. 2008. Partial Least Square : PPH->KP 1,446 0.17 0.027 0.094 0.009 PKL->KP 0,674 0.109 0.02 0.04 0.04 Pengantar. Badan Penerbit MPU KP->MPU 2,636 0.461 Universitas Diponegoro.Semarang PN->MPU 0,978 0.333 0.067 Grewal, Dhruv., Kent B. Monroe, and R. TR->MPU 1,089 0.166 0.159 PKP->MPU0,602 0,082 0.012 0.051 0.057 0.077 Krishnan. 1998. The Effects of Priceæ PKL->MPU 1,020 0.123 0.045 0.016 0.017 0.004 Comparison Advertising on Buyers‘ PD->MPU 1,024 0.129 0.01 0.017 0.011 0.005 Perception pf Acquisition Value, PPH->MPU 1,369 0.189 0.07 0.022 0.04 0.0009 Transaction Value, and Behavioral Intentions, Journal of Marketing, KESIMPULAN Vol. 62, pp. 46æ59 Penelitian ini menggunakan model Hani. 2014 . Laporan Tahunan Pengunjung minat pembelian ulang dengan pendekatan tahun 2012-2014. Departemen

Customer Service Development Lotte Mart. Semarang Hui Lin-Hsin.2009. A Conseptual Model of Customer Loyaltyfor Mobile Commerce.JurnalManajemenPemas aran Modern Vol. 1 No. 1, Januari œ Juni 2009. Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2006. Marketing Management, 13th Edition. New Jersey: Pearson Education Noyan,F., and SimsekG.G. 2011. Structural determinants ofcustomer satisfaction in loyalty models : Turkish retail supermarkets. Procedia- Social and Behavioral Sciences, 30,2134 2138. Oliver, Richard L. 1997. Satisfaction : A Behavioral Perspective on The Customer. McGraw-Hill: New York Philip, Amstrong, Garry. 1996. Priciple ofnMarketing, Ninth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc