Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization” GENDER INEQUALITY DALAM ”MAKKUNRAI” KARYA LILY YULIANTI FARID Maria Josephine Mantik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
[email protected] Abstrak Pemahaman akan konsep gender sangatlah diperlukan dalam menganalisis suatu masyarakat atau kelompok etnis. Perspektif gender diperlukan untuk menggali persoalan-persoalan tentang ketidakadilan yang menimpa perempuan dalam cerita pendek ”Makkunrai” karya Lily Yulianti Farid. Dalam analisis gender, terdapat kaitan erat antara perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender inequality) dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara lebih luas. Analisis gender yang dilakukan, pada umumnya berupaya untuk memahami pokok persoalan ketimpangan relasi gender, yakni pada sistem dan struktur sosial yang tidak adil yang merugikan kaum perempuan. Dalam cerpen yang berjudul Makkunrai (bahasa Bugis = perempuan) karya Lily Yulianti Farid, tokoh Aku yang adalah seorang perempuan merasakan perbedaan perilaku masyarakat (Bugis/Makasar) terhadap kaum laki- laki dan perempuan. Sejak lahir, tokoh Aku harus hidup dalam dominasi laki-laki. Sejak lahir, tokoh Aku sudah tidak dikehendaki oleh keluarga besar, ia adalah perempuan. Peran perempuan berada di bawah kekangan dominasi harta dan kekuasaan, sehingga ia harus menuruti keinginan masyarakat patrilineal di segala bidang, termasuk dalam penentuan teman hidup yang akan dijalaninya sampai mati. Perilaku kakek, yang merelakan istrinya menderita, bahkan harus mati karena menahan perasaan karena tidak mau diduakan, menjadi mercu suar bagi tokoh Aku yang akhirnya memberanikan diri untuk melepaskan diri dari masyarakatnya. Kata Kunci: gender inequality, masyakat Bugis, peran perempuan, dominasi laki-laki, kekuasaan. A. Pendahuluan Makkunrai. Perempuan. Pembahasan mengenai peran dan kedudukan perempuan seolah tidak ada habisnya. Meskipun Tuhan menciptakan makhluknya laki- laki dan perempuan dalam posisi yang sama, namun kenyataan berkata lain.