Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

SAMALANGA DI BAWAH PEMERINTAHAN TUN SERI LANANG 1613-1659

Hanafiah - Fadliansyah Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Samudra, Langsa email: [email protected]

Abstraksi Kebesaran Kesultanan Islam Malaka hancur setelah Portugis menaklukkannya tahun 1511. Banyak pembesar kerajaan yang menyelamatkan diri ke kerajaan lainnya yang belum dijamah Portugis. Perkembangan tersebut membuat gundah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530). Sultan berkeinginan untuk membebaskan negeri Islam di Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu ini dari cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan didukung penuh oleh pembesar negeri dan para pencari suaka dari Melaka yang menetap di Bandar Aceh. Sultan memproklamirkan “Kerajaan Islam Aceh Darussalam” pada tahun 1512, dengan visi utamanya menyatukan negeri kecil seperti Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Aru. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui siapakah Tun Seri Lanang yang dinobatkan oleh Sultan sebagai Uleebalang pertama Samalanga, dan bagaimana keadaan Samalanga di bawah pemerintahan Tun Seri Lanang serta usaha apa saja yang dilakukan oleh Tun Seri Lanang dalam memerintah Kerajaan/Kenegrian Samalanga, karena pada masa pemerintahannya Samalanga menjadi sebagai pusat pengembangan Islam.

Kata Kunci: Samalanga, Pemerintahan, Tun Sri Lanang.

PENDAHULUAN didukung penuh oleh pembesar negeri Kebesaran Kesultanan Islam Aceh dan para pencari suaka dari Melaka Malaka hancur setelah Portugis yang menetap di Bandar Aceh. Sultan menaklukkannya tahun 1511. Banyak memproklamirkan “Kerajaan Islam Aceh pembesar kerajaan yang menyelamatkan Darussalam” pada tahun 1512, dengan visi diri ke kerajaan lainnya yang belum utamanya menyatukan negeri kecil seperti dijamah Portugis. Sebut saja Pahang, Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Johor, Pidie, Aru (Pulau Kampai), Perlak, Aru. (A. Hasyimy, 1983:60) Daya, Pattani, Pasai dan Aceh. Portugis Sultan Alaidin Ali Mughayatsyah berusaha menaklukkan kerajaan Islam berprinsip. “Siapa kuat hidup, siapa lemah yang kecil ini dan tanpa perlawanan yang tenggelam”. Karenanya dalam pikiran berarti. Perkembangan tersebut membuat Sultan untuk membangun negeri yang baru gundah Sultan Ali Mughayat Syah (1514- diproklamirkannya perlu penguatan 1530). dibidang politik, luar negeri, militer yang Sultan berkeinginan untuk tangguh, ekonomi yang handal dan membebaskan negeri Islam di Sumatera pengaturan hukum/ketatanegaraan yang dan Semenanjung Tanah Melayu ini dari teratur. Dengan strategi inilah, menurut cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan pikiran Sultan, Kerajaan Islam Aceh 97

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Darussalam akan menjadi negara yang misalnya dari Sumatera Barat, Kedah, akan diperhitungkan dalam percaturan Pahang, Johor dan Melaka, Perak, Deli. politik global, sesuai dengan masanya dan Sultan Iskandar Muda mampu mengusir Portugis dari negeri menghancurkan Batu Sawar, Johor, pada Islam di Nusantara yang telah tahun 1613. Seluruh penduduk Johor, didudukinya. (H.Muhammad Said, termasuk Sultan Alauddin Riayatshah III, 1981:102) adiknya Raja Abdullah, Raja Raden dan Dasar pembangunan kerajaan Islam pembesar- pembesar negeri Johor-Pahang Aceh Darussalam yang digagaskan Sultan seperti Raja Husein (Iskandar Thani), Putri Alaidin Ali Mughayatsyah dilanjutkan oleh Kamaliah (Putroe Phang) dan penggantinya Sultan Alaidin Riayatsyah Bendaharanya (Perdana Mentri) Tun Al-Qahhar, Alaidin Mansyursyah, Saidil Muhammad kemudian dipindahkan ke Mukammil dan Iskandar Muda. Aliansi Aceh. Sultan Iskandar Muda kemudian dengan negara-negara Islam dibentuk, baik menjadikan (Tun Muhammad) Tun Seri yang ada di nusantara maupun di dunia Lanang sebagai Uleebalang pertama ke Internasional. Misalnya Turki, India, Samalanga atas saran dari Putri Kamaliah. Persia, Maroko. Pada zaman inilah Aceh Rotasi pimpinan ini sering ditempuh guna mampu menempatkan diri dalam mencegah terjadinya pemberontakan raja- kelompok “Lima Besar Islam” negara- raja yang mendapat dukungan rakyat. negara Islam di dunia. Hubungan diplomatik dengan negeri non-muslim pun RUMUSAN MASALAH: dibina sepanjang tidak mengganggu dan 1. Bagaimana keadaan Kerajaan bertentangan dengan asas-asas kerajaan Samalanga di bawah pemerintahan (A. Hasyimy, 1983 : 98). Tun Seri Lanang ? Perseteruan kerajaan Aceh dengan 2. Siapakah Tun Seri Lanang yang Portugis terus berlangsung sampai tahun dinobatkan oleh Sultan Iskandar Muda 1641. Akibatnya banyak anak negeri yang sebagai Uleebalang pertama syahid baik itu di Aceh sendiri, Aru, Samalanga ?

Bintan, Kedah, Johor, Pahang dan 3. Apa saja yang dilakukan oleh Tun Seri Trenggano. Populasi penduduk Aceh Lanang dalam memerintah Kerajaan menurun drastis. Menurut suatu laporan Samalanga ? jumlah penduduk Aceh ketika itu adalah 130.000 orang, 80.000 di antaranya tinggal PEMBAHASAN di ibu kota Aceh berperanan sebagai pusat BIOGRAFI TUN SERI LANANG politik dan ekonomi (yakni sekitar 60%), Riwayat Keluarga Tun Seri Lanang dan lebih dari 26.000 (20%) di tiga daerah Kesultanan di Semenanjung Melayu mempunyai hubungan yaitu Pedir, Pasai dan Aru. (Pierre-Yves Manguin, 1999:236). Sultan Iskandar kekeluargaan yang erat dengan Aceh Muda mengambil kebijakan baru dengan melalui pernikahan lewat putera-puteri menggalakkan penduduk di daerah mereka. “Di awali dengan perkawinan takluknya untuk berimigrasi ke Aceh inti, Prameswara yang kemudian terkenal 98

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Sultan Iskandar Syah dengan Puteri Sultan Damia Seri Wandhi namanya” Zainal Abidin Malikuzzahir”. Dari (A.Samad Ahmad, 1979:80) perkawinan ini lahirlah keturunan Setelah baginda raja Nizamul Prameswara yang kemudian berkuasa di Muluk Akbar Syah meninggal dunia maka Malaka, Johor, Pahang dan Perak. Selain putera keduanya diangkat menjadi itu ada pula Mani Purindan, Putera Raja penerusnya sedangkan Mani Purindan alias Pahili India yang menikah dengan Puteri Syekh Amir Badaruddin Alias Syekh Pasai kemudian menikah lagi dengan Matraluddin sendiri mengembara ke Pasai Puteri Malaka yang melahirkan keturunan dan Malaka. Dalam pengembaraan ke di Semenanjung Malaka. (H. Malaka, Mani Purindan dengan Anas M. Yunus, 2009: 53) rombongannya terdampar di daerah Jambu Tun Seri Lanang secara geneologi Air karena kapalnya rusak diserang bila dititik belakang adalah berasal dari gelombang air laut dan akhirnya menikah sebuah negeri yang bernama Pahili dengan Puteri dari Sultan Pasai ke-6 (Gujarat) di India, karena ia adalah (Sultan Muhammad Said Malikuzzahir). keturunan ke-6 Mani Purindan yang Sultan Muhammad Said Malikuzzahir merupakan putera Nizamul Muluk Akbar sendiri hanya berkuasa selama tiga tahun Syah yang memerintah di daerah Pahili di Samudra Pasai mulai tahun 1403 sampai sekitar tahun 1335 – 1388 M (764 – 798 tahun 1405 karena tewas dibunuh dan H). (A.Samad Ahmad, 1979:83). Nizamul kemudian digantikan oleh istrinya yang Muluk adalah gelar yang diberikan raja bernama Sultanah Bahiya. kepada penguasa lokal setingkat gubernur Setelah cukup lama berada di Pasai, atau menteri. Nizamul Muluk Akbar Syah Mani Purindan kembali ke negeri asalnya, mempunyai dua orang putera dan seorang 23 negeri Pahili. Selang beberapa waktu, ia puteri. Putera pertama bernama Amir pun pergi ke Malaka kembali dan di sana Badaruddin Khan Alias Mani Purindan, Mani Purindan diterima oleh Raja Malaka yang kedua Raja Akbar Muluk Syah dan dan dinikahkan dengan Puterinya yang yang terakhir perempuan namanya Dunia bernama Tun Ratna Sandari. Tun Ratna Seri Wandi. Hal ini disebutkan dalam Sandari adalah puteri dari Tun Perpati Sulalatus Salatin: Besar. Dari pernikahannya dengan puteri “Alkisah maka tersebutlah perkataan ada sebuah negeri di Malaka inilah lahir anak cucunya yang di benua Keling, Pahili namanya, kemudian hari menjadi penguasa dan Nizamul Muluk Akbar Syah nama bangsawan di Aceh, Johor, Pahang, Perak, rajanya, adapun raja itu Islam Terengganu dan Selangor. Demikianlah dalam agama Nabi Muhammad keterangan singkat tentang asal usul Mani SAW, maka baginda beranak tiga Purindan yang menjadi moyang Tun Seri orang, dua lelaki dan seorang perempuan, yang tua Mani Lanang. (A.Samad Ahmad, 1979:82) Purindan namanya, dan yang tengah Raja Akbar Muluk Syah Keturunan Mani Purindan di Aceh namanya, dan yang perempuan

99

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Seperti yang dijelaskan di atas, Tun Seri Lanang menyebutkan dalam perjalanannya yang kemudian dalam buku Sejarah Melayu bahwa Mani terdampar di Jambo Air wilayah Purindan datang ke Malaka disertai kesultanan Samudra Pasai, Mani Purindan pengawal sebanyak tujuh kapal pada awal menikah dengan Puteri dari Sultan Pasai abad ke-15 M. Kedatangan mereka ke-6. Dari pernikahan ini, Mani Purindan disambut hangat oleh Sultan Muhammad mempunyai anak yang bernama Raja Syah sultan Malaka ketiga (1424-1444 M). Derikan Akbar Qamaruddin (Pocut Simpul Di Malaka Mani Purindan menikah dengan Alam). Raja Derikan Akbar Qamaruddin puteri bangsawan Aceh yang bernama Tun (Pocut Simpul Alam) menikah dengan Ratna Sendari yang melahirkan seorang Sultanah Bahren Syah Ratu Purba yang puteri yang bernama Tun Ratna Wati dan juga sultanah Samudra Pasai ke 11 dan seorang putera bernama Tun Ali. Puteri mempunyai anak yang bernama Pocut Purindan setelah dewasa dinikahi oleh Raya Ali Akbar. Anak cucu Pocut Simpul Sultan Muhammad Syah dan melahirkan Alam inilah yang di kemudian hari keturunan yang kemudian melanjutkan mendirikan kerajaan dan sekaligus menjadi tahta kerajaan Malaka sedangkan melalui penguasa dan bangsawan di wilayah Deli puteranya yang bernama Tun Ali, Mani dan Serdang. Pendiri kerajaan Deli adalah Purindan menjadi nenek moyang para Pocut Hisyamuddin yang bergelar bendahara dan bangsawan Laksamana Kuja Pahlawan. Ia merupakan Malaka.(A.Samad Ahmad, 1979:81-82). Panglima Sultan Iskandar Muda yang berkuasa mewakili Sultan mulai dari Tun Seri Lanang Keturunan Mani Tamiang sampai Pasir Ayam Denak tahun Purindan 1630 M. Tun Seri Lanang, yang ketika Pocut Hisyamuddin diganti diangkat menjadi Bendahara bergelar anaknya yang bernama Tuanku Panglima Bendahara Paduka Raja Tun Seri Lanang, Perunggit sebagai raja ke-2 (16534-1700 mempunyai sambungan silsilah sampai ke M) dan akhirnya melepaskan diri dari Mani Purindan sebagai berikut: Tun Seri Aceh. Raja ke-2 diganti oleh anaknya yang Lanang bin Tun Genggang bin Tun Jenal bernama Tuanku Panglima Padrap (Pidali) bin Tun Mad Ali bin Tun Hasan bin Tun sebagai raja ke-3. Setelah raja ke-3 ini Mutahir bin Tun Ali Seri Nara Diraja bin mempunyai empat putra yakni Tuanku Mani Purindan. Jalaludin, Tuanku Gandar Wahid, Tuanku Tun Seri Lanang menikah dengan Umar dan Tuanku Tawar. Tuanku Gandar Tun Aminah binti Tun Kadut bin Seri Wahid selanjutnya meneruskan ayahnya Amar Bangsa Tun Ping bin Tun Hasan bin sementara Tuanku Umar memisahkan diri Tun Biajid Rupat bin Bendahara Seri dan mendirikan kerajaan Serdang. Dengan Maharaja. Dari pernikahan dengan Tun demikian, para pendiri kerajaan Deli dan Aminah ini, mempunyai empat anak yakni Serdang masih merupakan keturunan dari tiga orang lelaki yang bernama Tun Anum, Mani Purindan yang menikah dengan Tun Mat Ali, dan Tun Jenal dan seorang Puteri Sultan Pasai ke-6. perempuan yang bernama Tun Gembuk. 100

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Sedangkan di Aceh pernikahan Tun Seri ditaklukkan oleh raja Kecil dari Siak tetapi Lanang dengan istri keduanya di Aceh anaknya yang bernama Sultan Barul Alam mempunyai seorang anak bernama Tun Syah I dengan Bantuan orang Bugis Rembau yang bergelar Tueku Tjik Di berhasil mengusir Siak dan akhirnya Blang Panglima Perkasa. memerintah secara turun temurun di Johor Dalam Sejarah Melayu, anak-cucu sejak tahun 1622 hingga zaman kolonial Tun Seri Lanang kemudian menjadi para dimana Sultan terakhirnya Sultan Abdul bangsawan, bendahara dan sultan di Rahman Muadzam Syah II dilengserkan Trengganu, Johor, Pahang dan Selangor. oleh Belanda pada tahun 1911. Sementara itu, anak Tun Seri Lanang yang Anak cucu Sultan Abdul Jalil bernama Tun Jenal yang bergelar Riayat Syah di kemudian hari ada yang Bendahara Paduka Raja alias datuk menjadi Sultan hingga sekarang di Sekudai dan mempunyai seorang anak Selangor, Bendahara di Pahang dan perempuan yang menikah dengan Sayid Temenggung di Johor hingga sekarang. Zainal Abidin dari Aceh. Pernikahan puteri Keturunan Tun Seri Lanang secara Tun Zenal dengan Sayid Zainal Abidin tradisional memegang jabatan sebagai dari Aceh ini mempunyai seorang anak bendahara. Namun demikian, keturunan yang bernama Dato Maharaja Diraja. Dato Bendahara Sultan Abdul Jalil Riayat Syah Maharaja Diraja mempunyai dua orang IV melahirkan para sultan di beberapa putera yakni Sayid Ja‟far alias Datuk Pasir kerajaan seperti Kesultanan Johor Lama, Raja dan Tun Habib Abdul Majid. Johor Modern, -Lingga, Pahang, Tun Habib Abdul Majid Pahang Modern, Selangor, dan mempunyai enam anak yakni Tun Zainal Trengganu. Abidin Sultan Trengganu, Tun Habib Abdul Jalil BPR, Tun Mas Anum, Tun Riwayat Hidup Tun Seri Lanang Abdullah, Tun Abdul Jamal Bendahara Setelah mengimbas kembali aliran Tun Pekok, Tun Mas Jiwa dan Tun Zainal sejarah salasilah bendahara Singapura, Abidin. Tun Zainal Abidin menjadi pendiri Melaka, dan Johor, Tun Seri Lanang ialah sekaligus Sultan Pertama Trengganu yang seorang dari pada teras atau pembesar memerintah tahun 1726-1733 M dan ini Kerajaan Johor. Beliau yang dari golongan diteruskan oleh anak cucunya hingga bangsawan telah lahir, dibesarkan dan sekarang. dididik di dalam lingkungan istana Sultan Tun Abdul Jalil menjadi Sultan di Johor yaitu di Johor Lama. Riwayat Johor Lama dengan gelar Sultan Abdul hidupnya bermula dari akhir abad ke-16 Jalil Riayat Syah IV sebagai pengganti hingga awal abad ke-17. Beliau keturunan Sultan Mahmud (1685-1699) karena Sultan Bendahara Paduka Raja Tun Perak yang Mahmud tidak mempunyai keturunan. terkenal bijaksana berfikir, berkata-kata Sultan Abdul Jalil Riayat Syah ini dan mentadbir kerajaan juga negari Melaka memerintah di Johor mulai tahun 1699 di zaman Sultan Mansor Shah (1458- sampai tahun 1720. Sayangnya Baginda 1477). Sultan Abdul Jalil Riayat Syah ininn 101

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Tun Perpatih Putih, adik Tun Perak dikarangnya antara T.M 1612 dan T.M juga menjadi Bendahara Melaka bergelar 1615 di dalam „Sejarah Melayu‟ itu, masih Bendahara Putih. Kekanda perempuan Tun tetap diingati, dipandang klasik dan Perak bernama Tun Kudu (selepas bernilai tinggi hingga sekarang. berkahwin dengan Sultan Muzaffar Shah) beliau telah berkahwin dengan Seri Nara 3.3.1. Pengetahuan Agama Islam Diraja Tun Ali dan melahirkan Bendahara Hidup Tun Sri Lanang pernah Seri Maharaja Tun Mutahir (yang dibunuh mengalami zaman terang dan zaman gelap, oleh Sultan Mahmud Shah) di Melaka pernah merasai manis dan pahit getirnya pada tahun 1509. Anak Bendahara Seri hidup kerana Kerajaan Johor pada Maharaja Tun Mutahir ialah Bendahara zamannya berkali-kali diserang oleh kuasa- Tun Nara Wangsa Tun Mahmud. Anak kuasa luar seperti Portugis dan Acheh. Tun Mahmud pula ialah Bendahara Seri Pada 7hb Mei 1613 Iskandar Muda Maharaja Tun Isap Misai. Anak Tun Isap Mahkota Alam Raja Acheh telah Misai ialah Paduka Raja Tun Ahmad membawa satu angkatan perangnya Temenggong Johor. Anak Tun Ahmad melanggar Kerajaan Johor di Batu Sawar. dengan isterinya Tun Ganggang ialah Tun Kesudahan langgaran itu, Johor tewas. Seri Lanang. Sultan Johor yang bernama Sultan Nama timangan Tun Seri Lanang Alauddin Riayat Shah III, adindanya Raja terkenal dalam arena kesusasteraan Abdullah (Raja Bongsu atau Raja Dihilir), Melayu. Nama Tun Muhammad atau Bendahara Paduka Raja Tun Seri Lanang, setengah pihak mengatakan Tun Mahmud Raja Permaisuri, putera-putera raja dan merupakan nama yang dikenali dalam beberapa orang pembesar Johor telah kalangan kaum kerabatnya, kerana itulah ditawan lalu dibawa balik ke Acheh. nama batang tubuhnya yang sebenar. Semasa dalam tawanan di istana Nama Paduka Raja pula dikenali sebagai Raja Acheh itulah, Tun Seri Lanang telah gelaran pembesar negara yang dikurniakan berkenalan dan bersahabat baik dengan oleh sultan. Sebab itu masa beliau dilantik Sheikh Nuruddin Al-Raniri, ulama dan menjadi Bendahara, beliau dikenali pujangga Acheh yang terkenal itu. Tun sebagai Bendahara Paduka Raja Seri Lanang telah berpeluang mempelajari (Bendahara Paduka Raja III, Bendahara dan meluaskan lagi pengetahuan agamanya XIV, Johor) dengan Tuan Sheikh itu dan Tuan Sheikh Sungguh pun beliau berdarah itu pula telah mempelajari Bahasa dan bangsawan dan berjawatan Bendahara Kesusasteraan Melayu dari pada Tun Seri Kerajaan Johor, tetapi penglibatannya Lanang. dalam bidang Kesusasteraan Melayu itulah Dengan perkenalan dan yang membuatkan nama beliau dikenali pergaulannya bersama Tuan Sheikh itu, hingga sekranag dan disanjung oleh orang pengaruh dan kebudayaan Islam telah ramai terutama peminat-peminat sastera dapat meresap mempengaruhi diri, fikiran kita. Hasil-hasil kesusasteraannya yang dan pengetahuan Tun Sri Lanang. berbentuk prosa dan puisi disusun atau Pengaruh agama dan kebudayaan Islam itu 102

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

telah dicurahkan beliau ke dalam Maka fakir perkejutlah diri fakir pada kesusasteraan „ Sejarah Melayu‟. Oleh itu, mengusahakan dia. Syahadan memohon tidaklah hairan antara kandungan „Sejarah taufik kehadrat Tuhan dan minta huruf Melayu‟ itu adalah terjalin pengetahuan kepada Nabi Saiyed Al-Anam dan minta dan ajaran Islam: di sana sini kelihatan ampun kepada sahabat yang ikram fakir jalinan beberapa potong ayat Al-Quran karanglah hikayat ini supaya akan yang maha suci. menyukakan Duli Hadrat Baginda. Menurut Naskhah No. 18 dalam A.Samad Ahmad pula, Tun Sri Lanang Penyusun atau Pengarang ‘Sejarah berkata, “maka fakir (Tun Seri Lanang) Melayu‘ karanglah hikayat ini dan kami himpunkan Menurut pandangan dan dari pada segala riwayat orang tuha-tuha penyelidikan yang kemudian ini, dahulu kala, supaya akan menyukakan sesetengah ahli sejarah kesusasteraan Duli Hadrat Baginda”(A.Samad Ahmad, mengatakan Tun Seri Lanang sebenarnya 1979:321-322) bukan pengarang atau penulis „Sejarah Dengan berdasarkan keterangan Melayu‟ yang termasyhur itu. Pendapat- dari pada kedua-dua naskhah ini, nyatalah pendapat ini berdasarkan keterangan yang terlebih dahulu telah ada orang yang terkandung dalam pendahuluan kata menuliskan bahan-bahan atau rangka- hikayat itu terjadi daripada naskhah- rangka kasar naskhah asal hikayat Sejarah naskhah yang disalin. Melayu itu, kemudian barulah Tun Seri Menurut naskhah Shellabar yang Lanang itu dititahkan oleh Raja Abdullah dijadikan bahan bacaan di sekolah-sekolah memperbaiki atau menyusunnya semula. Melayu seluruh Nusantara kita ini, Dikatanya pengarang atau penulis asal dihadapan pembesar-pembesarnya, Raja hikayat itu telah duduk di Melaka. Mula Abdullah (Raja Bongsu atau Raja Dihilir) menulis semenjak zaman Sultan Mahmud telah menitahkan Tun Seri Lanang Shah I memerintah Melaka (T.M 1488- memperbaiki dan memperbuat hikayat T.M 1511) atau lebih dahulu daripada itu „Sejarah Melayu‟. pada zaman Kerajaan Melayu Melaka “…Hamba dengar ada hikayat memuncak tinggi kebesarannya. Berhenti Melayu dibawa oleh orang dari Goa, menulis di Johor, yaitu pada masa Portugis barang kita perbaiki kiranya dengan istiadatnya supaya diketahui oleh menyerang dan membinasakan Kerajaan segala anak cucu kita yang kemudian Johor di Sungai Telor hulu Johor. daripada kita dan boleh diingatkan Disebabkan kekalahan Johor itu, oleh segala mereka itu. Syahadan naskhah „Sejarah Melayu‟ dibawa balik adalah beroleh faedah ia oleh Portugis balik ke Goa. Beberapa lama daripadanya…”(A.Samad Ahmad, kemudian, entah bagaimana ceritanya lebih 1979:xxii) lanjut, tiba-tiba pada suatu masa dalam

T.M 1612, naskhah itu telah dibawa balik Di dalam kata pendahuluannya itu ke Johor oleh Orang Kaya Sogoh. juga, Tun Sri Lanang ada melukiskan (A.Samad Ahmad, 1979:321) keadaan dirinya semasa menerima titah itu, 103

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Pandangan dan penyelidikan yang Sungguh pun sepertiga permulaan menyatakan Tun Sri lanang sebenarnya bahagian kandungan Sejarah Melayu itu bukan pencipta atau pengarang „Sejarah belum boleh dikatakan sejarah yang Melayu‟ yang sebenarnya adalah benar dan sebenarnya, tetapi dua pertiga disokong. Tetapi berhubung dengan kandungannya yang ditengah dan dihujung kebolehan Tun Seri Lanang dalam boleh dikatakan sejarah walau pun tidak mengarang Sejarah Melayu tidaklah boleh bertarikh. Terutama hal-hal yang berlaku dinafikan begitu saja. Beliau sebenarnya di sekitar kerajaan-kerajaan Melaka, seorang pengarang, sasterawan dan Pahang dan Johor serta kedatangan orang- seorang penyusun hikayat atau sejarah kita orang asing seperti Cina, India, Siam, yang terkenal dalam K. Masihi XVII. Portugis, Arab, Parsi dan lain-lain ke Sekurang-kurangnya, tidak salah lagi, negeri Melaka. Dengan kandungan itu beliau seorang ahli sastera terkemuka yang juga, kita mendapat gambaran semua mempunyai susunan jalan bahasa yang perhubungan dan pergaulan di antara baik. Kalau tidak, tidak mungkin Raja orang-orang Melayu dengan ahli-ahli Abdullah menitahkan beliau memperbaiki, perniagaan India, Hindu, Arab (Islam), menyusun atau mengarang semula isi China, Jawa dan orang-orang Sumatera. naskah asal „Sejarah Melayu‟. Oleh pergaulan itulah banyak memberikan Tambahan pula beliau dari pada kesan kepada kebudayaan, kesenian dan keturunan tonggak atau teras negara, kesusasteraan kita. tentulah mempunyai pengalaman dan Di dalam kata pendahuluannya, kemahiran dalam hal politik dan undang- Tun Seri Lanang sendiri menyebut atau undang negara, adat istiadat, kebudayaan, menamakan „Sejarah Melayu (Sulalatu Al- falsafah, sejarah, pendidikan, krtitikan dan Salatin)‟ , yakni peraturan segala raja-raja. lain-lain. Disebabkan menjawat jawatan Diagakkan orang sebab Tun Seri Lanang Bendahara, iaitu jawatan yang tertinggi namakan „Sulalatu Al-Salatin, kerana dan terpenting dalam kerajaan Johor. mengikut atau beliau terkenang buku Beliau mengetahui dengan sesungguhnya karangan Bukhari Al-Jauhari (yang segala peristiwa yang berlaku di dalam dikatakan pengarang Melayu berasal dari kerajaan. Istimewa pula beliau Johor) yang bernama Tajul-Salatin yakni berketurunan Bendahara, maka tahu benar Mahkota Raja-raja yang telah dikarang hal selok belok peraturan, adat istiadat, dalam T.M 1603 mengandungi 24 bab undang-undang dan politik negara adalah untuk menasihatkan orang ramai dari pada di dalam tangannya. Oleh kerana keahlian kalangan raja-raja hinggalah hamba rakyat. dan kebijaksanaannya dalam perkara- Sungguh pun buku ini contoh atau perkara yang tersebut, maka Sejarah alirannya dari Parsi melalui India yang Melayu dapat disusun, diperbaiki dan agak janggal bentuk puisinya, tetapi dilengkapi sedemikan rupa hingga dapat kandungannya bernilai untuk panduan dan pula mengatasi nilaiannya daripada buku- pengajaran raja-raja khasnya dan orang buku sejarah yang lain pada zamannya. ramai umunya. (A.Samad Ahmad, 1979:329) 104

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Tun Seri Lanang, bukan sahaja Mendengar laporan dari tokoh menyusun atau mengarang Sejarah Melayu masyarakat itu, Sultan Iskandar Muda itu sedikit sebanyaknya ada mengikut cara sangat senang dan menerima permintaan Tajul Salatin, bahkan beliau ada juga mereka untuk mengangkat seorang memetik bunga karangan yang ada uleebalang Samalanga. Namun, Sultan tersunting di dalam Hikayat Raja-raja Iskandar Muda mengajukan syarat yakni Pasai, yaitu karya Melayu yang bercorak orang yang akan menjadi uleebalang sejarah dianggap tertua dan telah disusun Samalanga harus mempunyai Siwah dalam T.M 1450 itu. bergagang emas seperti Siwah yang terselip dipinggangnya. Syarat yang Reaksi Masyarakat Samalanga diajukan Iskandar Muda membuat para Terhadap Penobatan Tun Seri Lanang tokoh masyarakat itu berkecil hati karena mereka berpikir tidak ada orang yang Lambat laun Samalanga muncul memiliki Siwah bergagang emas seperti menjadi wilayah yang makmur dan tertib. milik Sultan Meukuta Alam tersebut. Masyarakat yang dipimpin oleh Hakim Akhirnya mereka petunjuk kepada Puteri Peut Misei dan 11 tokoh masyarakat Phang yang terkenal bijak. Dengan lainnya bermusyawarah dengan warga petunjuk Puteri Phang tersebut akhirnya untuk mengangkat seseorang dari mereka Baginda setuju untuk mengangkat salah menjadi pemimpin (hulubalang). Silang seoang dari mereka menjadi uleebalang pendapat pun terjadi dan musyawarah itu atau raja pertama di Samalanga asalkan tidak menghasilkan keputusan apapun. cincin dan peci resmi kerajaan yang Sebagai solusinya, dua belas tokoh dipersiapkan Puteri Phang cocok di jari masyarakat itu menghadap Sultan Iskandar kelingking dan kepala mereka. Muda dan minta jalan keluar terbaik untuk Setelah puas dengan apa yang menentukan siapa yang akan memimpin dititahkan oleh Sultan Iskandar Muda dan wilayah yang baru terbentuk tersebut. Puteri Phang, kedua belas tokoh kembali Akhirnya, dua belas tokoh pulang dengan naik perahu yang sama masyarakat itu menghadap Sultan Iskandar yang diawaki oleh Tun Seri Lanang. Muda dan mengajak Tun Seri Lanang Dalam perjalanan perjalanan pulang untuk mengangkut mereka dengan perahu menuju Samalanga, perahu yang dari Kuala Samalanga menuju Kuala Aceh. dikendalikan Tun Seri Lanang dihembus Setibanya di istana, mereka menghadap angin semilir yang menyingkap pakaian Sultan dan menyampaikan perkembangan Tun Seri Lanangdan terlihatlah Siwah Samalanga dan tidak lupa mengutarakan yang terselip dipinggang Tun Seri Lanang. maksud utama kedatangannya agar salah Dua belas tokoh masyarakat itu terkesima seorang dari mereka diangkat menjadi dan dalam waktu bersamaan mendekati Uleebalang pertama Samalanga. Sebagai Tun Seri Lanang untuk merebut Siwah tukang perahu Tun Seri Lanang tidak yang ada pada pinggangnya. Pergumulan diajak menghadap Sultan. yang tidak seimbang pun tak terelakkan, Tun Seri Lanang sendirian melawan dua 105

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

belas orang. Tun Seri Lanang dengan masuk ke istana dan disuruh mencoba sekuat tenaga berusaha mempertahankan cincin dan peci resmi keraajaan tersebut hak miliknya sementara dua belas tokoh dan ternyata cincin dan peci itu cocok juga berusaha sekuat tenaga sesuai dengan ukuran jari kelingking dan mendapatkannya agar bisa menjadi kepala Tun Seri Lanang. Sejak detik itu, uleebalang pertama Samalanga. Karena Tun seri Lanang langsung diangkat tidak seimbang, akhirnya Tun Seri Lanang menjadi Hulubalang (Raja) Samalanga diceburkan ke laut karena tidak mau oleh Iskandar Syah dan diberi pakaian menyerahkan Siwahnya dan kejadian ini resmi kerajaan. dikenal dengan Peristiwa Laut (M.Adli Dalam waktu bersamaan, Peristiwa Abdullah, 2011:16-19). Laut dilaporkan ke Sultan. Sultan Iskandar Tun seri Lanang berhasil Muda yang mengetahui bahwa Tun Seri diselamatkan oleh Teuku Nek Meuraksa Lanang adalah kerabat Putroe Phang, Panglima Nyak Doom dan Maharaja Lela mendengar laporan tersebut Sultan murka Keujroen Tjoereh di kawasan Laweung dan langsung memerintahkan hukuman setelah terapung-apung selama tujuh hari pancung bagi Hakim Peut Misei dan tujuh malam di laut. Akhirnya, Puteri sebelas orang lainnya. Tun Seri Lanang Phang menyuruh Panglima Nyak Doom kembali ke Samalanga sambil di arak di dan Maharaja Lela untuk mengukur cincin atas gajah sebagai raja pertama Samalanga. dan peci Tun Seri Lanang yang sebenarnya telah diketahui Puteri Phang sejak awal. Berdasarkan sarakata yang Pada saat yang sama Tun Seri Lanang dikeluarkan oleh Sultan Iskandar Muda kemudian disuruh Putri Phang berlayar ke dan diperbaharui oleh Sultanah Safiatuddin Samalanga dengan menyamar sebagai pada tahun 1645, batas wilayah kekuasaan nelayan yang mempunyai keahlian melihat Tun Seri Lanang di Samalanga di sebelah bintang sambil berpakaian kumuh. Barat adalah Krueng (sungai) Ulim Dua belas tokoh Samalanga (sekarang Kabupaten Pidie) sementara di kemudian menggunakan jasa Tun Seri sebelah timur adalah Krueng Jempa Lanang untuk mengangkut mereka dari (sekarang Kabupaten Bireun). Samalanga menuju Kuala Aceh. Setibanya Setibanya di Samalanga, kebijakan di istana, satu persatu cincin dan peci yang pertama yang diambil Tun Seri Lanang telah disiapkan Puteri Phang dicoba, tentu adalah meneruskan dan mengembangkan saja tak satu pun sesuai dengan ukuran jari pertanian dan perkebunan yang telah kelingking dan kepala mereka. dibangun sebelum beliau diangkat menjadi Dalam keadaan demikian, Puteri Raja Samalanga. Selain itu, Tun Seri Phang kemudian menanyakan kepada Lanang juga memerintahkan pembuatan mereka apakah masih ada orang lain yang perahu yang lebih kuat dan modern untuk belum masuk ke istana ? Dengan kesal menjadi alat transportasi laut bagi mereka menjawab masih ada tetapi hanya kepentingan ekonomi Samalanga. Pada seorang tukang perahu. Tun Seri Lanang saat itu Samalanga belum masuk dalam yang sejak tadi berada di perahu disuruh target penjajahan Portugis karena 106

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

wilayahnya yang agak masuk ke dalam berhasil mengubah situasi tersebut sehingga hasil buminya selamat dari sehingga mereka saling bermusuhan dan kerakusan penjajah tersebut. pada akhirnya menguntungkan Portugis. Karena diberi kekuasaan yang Seperti diketahui, Malaka bertekuk otonom, Samalanga di bawah perintah Tun lutut pada Portugis pada tahun 1511 M dan Seri Lanang kemudian bebas mendirikan kemudian lahirlah kesutanan Johor Lama fasilitas ibadah dan pendidikan. Sebagai yang berdiri pada tahun ±1528 dan Perak raja Samalanga di bawah naungan Aceh (berdiri pada tahun ±1528) menyusul Darussalam, Tun Seri Lanang selalu pahang yang telah berdiri pada tahun menjaga hubungan dengan pemerintahan ±1475 dan kemudian membantu Sultan pusat yang berada di Kutaraja. Mahmud Syah mempertahankan Malaka ketika diserang Portugis tahun 1511 M. TUN SERI LANANG DALAM Sementara di ujung Barat Sumatra, KERAJAAN ACEH DARUSSALAM Kesultanan Aceh Darussalam lagi dalam masa kejayaannya yang juga sangat anti- Latar Belakang Tun Seri Lanang Hijrah Portugis. Saat itu, Aceh dibawah pimpinan Setelah Aceh menaklukkan Batu Ali Mughayat Syah (1511-1530) berhasil Sawar, Tun Seri lanang dibawa ke Aceh mengusir Portugis dari negeri seperti Pidie, Darussalam oleh Sultan Iskandar Muda, Daya, Samudra Pasai, Tamiang, Perlak dan dan diperlakukan dengan sangat baik. Di Aru dan kemudian menyatukan dalam satu Aceh, Tun Seri Lanang kemudian berjuang kesultanan dan disebut “Kerajaan Aceh sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang Darussalam”. (Tgk. A.K. Jakobi, 1998:16) dimilikinya. Tun Seri Lanang adalah negarawan, ulama, dan budayawan. Kesultanan di kawasan semenajung Hijrahnya Tun Seri Lanang ke Aceh tidak Melayu yang masih ada ikatan saudara direncanakan begitu saja namun melalui akhirnya berubah sejak Aceh Darussalam peristiwa yang unik dan nuansa perjuangan berusaha menyingkirkan Portugis dari melawan imperialisme Barat (Portugis dan Malaka. Pada masa Sultan Alauddin Riayat Belanda). Menjelang perpindahan dari Syah Al Qahhar (1537-1571), Aceh Johor ke Aceh, situasi ekonomi dan politik menyerang Portugis di Malaka tahun 1540 daerah Melayu pada saat itu dalam suasana dan 1547 tapi gagal karena Johor dan terpolarisasi. Ini berawal dari keberadaan kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malayu Portugis di Malaka. Satu kelompok pro itu tidak membantu Aceh malah sebaliknya terhadap bercokolnya imperialis Portugis berada di pihak Portugis. Johor yang saat di Melayu dan yang lain kontra. itu dipimpin Sultan Alauddin Riayat Syah Pada awalnya, mayoritas (1528-1564) berada di pihak Portugis kesultanan di kawasan Melayu kontra karena terikat perjanjian dengan Portugis terhadap Portugis. Tetapi, dengan strategi setelah beberapa kali menyerang Portugis memecah belahnya dalam rangka namun selalu gagal. melaksanakan agenda imperialisme Hal inilah yang membuat Aceh ekonomi dan budaya (agama). Portugis marah sehingga Aceh berpikir bahwa 107

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

untuk mengenyahkan Portugis di Malaka Lanang sementara aliansi mereka Portugis kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaka dan Belanda tidak datang membantu Johor. yang Pro dengan Portugis harus Menurut hasil wawancara dengan ditaklukkan. Kemarahan Aceh juga dipicu Geuchik Matang Wakeuh Abdul Gani, Tun ulah Johor yang membantu Aru ketika Seri Lanang berasal dari Aceh yang pergi hendak ditaklukkan Aceh Darussalam di merantau ke Malaysia hingga Tun Seri tambah lagi Johor malah menyerang Aceh Lanang berkeluarga (menikah) di pada tahun 1540 dibantu oleh kesultanan Malaysia. Setelah itu Tun Seri Lanang Pahang dan Perak. Pahang membantu kembali ke Aceh dan menikah juga di Johor karena Sultan Pahang yang bernama Aceh hingga memiliki keturunan yang Zainal Abidin menikah dengan adik Sultan semuanya adalah Uleebalang-uleebalang di Johor dan Sultan Perak sendiri yang adalah Samalanga. saudara Sultan Johor. Inilah latar belakang Namun setelah itu atas perintah mengapa Aceh Darussalam melancarkan Sultan Aceh, Tun Seri Lanang kembali ke serangan ke Johor dengan melalui tiga Malaysia. Karena pada saat itu akan terjadi jurusan yakni Johor, Malaka dan Patani suatu pergolakan hingga Sultan dan akhirnya Johor bisa ditaklukkan. memerintahkan kepada Tun Seri Lanang Sultan Alaiddin Johor ditawan beserta untuk kembali ke Malaysia. Pada saat keluarganya. Sebagai gantinya, Sultan Al sebelum meninggal Tun Seri Lanang Qahhar mengangkat Sultan Alaiddin Johor pulang kembali ke Aceh dan meninggal di yang bernama Sultan Muzaffar Syah Aceh tepatnya di Samalanga, Gampong (1564-1570) menjadi sultan di Johor Meunasah Lueng. (Hasil wawancara Abdul dengan perjanjian agar tidak membantu Gani, Umur (60) Tahun), Jum‟at, 13 Portugis. (Drs. Mahmunar Rasyid, Desember 2013 (Jam 17.05 wib) 2001:20) Aceh Darussalam mencapai masa Pada zaman Sultan Iskandar Muda, keemasannya pada abad ke-17 pada masa Sultan Alauddin Riayat Syah III (1597- kekuasaan Sultan Iskandar Muda (1607- 1615) pro Portugis dan adiknya Abdullah 1636 M). Wilayah Aceh pada saat itu juga pro Belanda. Hal ini memancing meliputi seluruh Sumatera dan sebagian kemarahan Sultan Iskandar Muda, maka Semenanjung Melayu. Aceh Darussalam satu persatu daerah seperti Aru, Batu Bara, sejak zaman Sultan Mugayat Syah Siak, dan Indragiri ditaklukkan. Pada tahun (pendiri) sampai ketika Iskandar Muda 1613 M Aceh mengepung Batu Sawar ibu berkuasa selalu konsisten melawan kota Johor selama sembilan hari agar Portugis sebagai akibatnya jumlah Sultan Johor menyerahkan diri dan tidak penduduk Aceh mengalami penurunan bekerja sama dengan Portugis dan (depopulasi) yang signifikan. Kebanyakan Belanda. Akhirnya, secara terpaksa Aceh mereka gugur dalam medan pertempuran menyerang Batu Sawar dan berhasil melawan Portugis dan kerajaan-kerajaan menawan Sultan Alauddin Riayat Syah III, yang bekerja sama dengan Portugis atau Raja Abdullah dan Bendaharanya Tun Seri Belanda seperti Aru, Bintan, Kedah, Johor, Pahang dan Terengganu. 108

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Untuk mengisi wilayah yang Sementara itu, Muhammad Tun Seri penduduknya berkurang drastis Sultan Lanang diangkat menjadi Penasehat Sultan Iskandar Muda menerepkan kebijakan Iskandar Muda dan penguasa pertama di perpindahan penduduk (migrasi) dari Samalanga.(Tgk. A.K. Jakobi, 1998:40- wilayah yang berhasil ditaklukkan seperti 48). Johor, Pahang, Perak ke wilayah Aceh. Sama seperti Kesultanan Melayu, Kebijakan ini berhasil memindahkan Aceh Darussalam juga menerapkan sekitar 22.000 penduduk kerajaan-kerajaan pendekatan meubisan untuk menjaga tersebut ke Aceh seperti dicatat oleh W. perdamaian dan keutuhan wilayah dari Linehan dalam Muhammad Adli, ancaman disintegrasi baik dari luar Membedah Sejarah Aceh: maupun dari dalam. Dengan Pahang, The whole territory of Aceh was Sultan Iskandar Muda menikahi Puteri almost depopulated by war. The Kamaliah atau yang di Aceh lebih dikenal king endeavoured to repeople the dengan Putroe Phang sementara dengan country by his cunquest. Having Johor Sultan Iskandar Muda menikahkan ravaged the kingdomsof Johore, Pahang, Kedah, Perak, Deli, he adiknya yang bernama Puteri Ratna transported the inhabitants from Jauhari dengan Raja Abdullah atau Sultan those place to Aceh to the number Abdullah Ma‟ayat Syah. Pendekatan of twenty-two thousand person”(M. meubisan dilakukan agar kedua wilayah Adli Abdullah, 2011:15). yang menjadi bawahan Aceh tersebut tidak melepaskan diri dari Aceh dan berpihak Diantara mereka yang ikut kepada musuh Aceh pada waktu itu, yakni dipindahkan ke Aceh Darussalam ada yang Portugis dan Belanda.(Tgk. A.K. Jakobi, berasal dari kalangan pembesar kerajaan 1998:40-48) seperti Sultan Alauddin Riayat Syah III dan saudaranya yang bernama Raja Abdullah, Tun Seri Lanang (Johor), Puteri Tun Seri Lanang Membangun Kamaliah dan Raja Husein atau Iskandar Samalanga Tsani (Pahang). Dengan tambahan Salah satu wilayah Aceh yang penduduk dari beberapa kesultanan mengalamui kekosongan penduduk adalah tersebut, pemerintahan Sultan Iskandar Samalanga. Pada awalnya, Samalanga Muda kembali bergairah dan dibawah merupakan wilayah taklukkan Aceh koordinir Putroe Phang sumber daya Darussalam. Untuk mengisi wilayah ini manusia dari kesultanan-kesultanan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1613 tersebut untuk diajak membangun Aceh. membawa orang-orang dari Johor dan Mereka dibawa ke Aceh dan Pahang termasuk sebagian pembesarnya ke diperlakukan dengan baik, Raja Abdullah kawasan ini. Selain mendiami kawasan dinikahkan dengan Ratna Jauhari adik yang telah ada, mereka juga memperluas Sultan Iskandar Muda dan diantar pulang wilayah Samalanga dengan membersihkan ke Johor disertai dua ribu pasukan untuk hutan secara bergotong royong. membangun kembali Batu Sawar. (Muhammad Adli Abdullah, 2011:15)

109

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Untuk mengisi kebutuhan pangan, selamat kepada Allah SWT serta penduduk baru tersebut bercocok tanam. selawat kepada Nabi Muhammad Tun Seri Lanang juga bercocok tanam dan SAW” (H. Anas M. Yunus, 2009: 281). hasilnya dibagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan. Dari hari ke hari, Semenjak tahun 1613 apabila keadaan ekonomi Samalanga semakin seluruh warga Johor sama ada dalam membaik. Kegiatan ekonomi mulai kepimpinan Kerajaan Johor Lama bergeliat dan meluas ke bidang kelautan. mahupun rakyat jelata sedih dengan Tun Seri Lanang juga menjadi pelopor peristiwa Perang Batu Sawar. Rakyat Johor pembuatan perahu untuk kebutuhan secara keseluruhannya bukan sahaja mencari nafkah di laut dan kepentingan meratapi kehilangan rajanya, apabila transportasi laut. Sultan Alauddin Riayat Shah III ditawan Tun Seri Lanang sangat setia lalu dibunuh di Aceh. Turut diratapi, kepada Sultan Iskandar Muda dan Puteri adalah kehilangan seorang bendahara Phang (Putroe Phang) dan bahkan ketika tersohor lagi bijaksana, yaitu Tun Seri Puteri Phang mangkat Tun Seri Lanang Lanang yang dibawa bersama ke bumi adalah orang yang memasukkan jenazah Aceh. permaisuri Sultan Iskandar Muda ini ke Namun, selepas kira-kira 350 tahun liang lahad seperti dilukiskan Muhammad kisah Tun Seri Lanang dibawa ke Aceh, Junus Djamil. soal berkaitan keturunannya terjawab Pada saat Putroe Phang meninggal apabila warisnya muncul dan membuat dunia, upacaranya dilakukan dengan pengakuan di Kota Tinggi, Johor sekitar khidmat. Kain jendela dan tirai Istana Mei tahun 2004. Sehubungan itu, jasa bakti Keraton Darud Dunia diganti dengan kain Tun Sri Lanang pun diangkat kembali warna hitam: berdasarkan bukti-bukti terkini termasuk “Ketika jenazah diturunkan dari makam yang terdapat di daerah istana. Sultan Iskandar Muda Samalanga, Aceh. turun di depan. Di dampingi dua Menelusuri sejarah Tun Seri bentara keraton yang berpakaian Lanang di bumi Aceh bermula tahun 1613 serba hitam berselempang merah. Yang di sebelah kanan memegang dan penemuan semula peranannya sebagai pedang terhunus bersandar di wakil pemerintah atau Raja Samalanga. bahu kanannya dan yang di Sumber-sumber kajian itu dikatakan sebelah kirinya memegang bermula apabila waris beliau yang masih payung hitam terbuka yang hidup di Aceh tampil dengan bukti disebut Payoong panyang-go. Di salasilah yang boleh dipercayai. Rujukan mideun (halaman istana) telah siap segenap barisan dan setelah terhadap buku berjudul, „Aceh Dalam berhenti sejenak tampil ke muka Perang Mempertahankan Proklamasi bentara Keujruen Tandil Keraton Kemerdekaan 1945-1949‟, karya Tengku Darud Dunia (Tandil Mujahid A.K.Jakobi menjadi pencetus kepada Chik Seri Dewa Purba untuk penemuan itu, dan usaha gigih oleh mengucap berita duka dan doa Pensyarah dari pada Universiti Syiah 110

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Kuala, Banda Aceh, Muhammad Adli Sawar Darussalam, Kerajaan Johor Abdullah membuatkan bukti-bukti Lama, dan Amponsyik (raja) terakhir penemuan itu menjadi lebih kuat dan Teuku Muhammad Bahrum Syah sampai tahun 1945. Sarakata Ratu kukuh. Safiatuddinsyah (1641-1675) Merujuk buku Tengku A.K.Jakobi, menyatakan Sultanah mengsahkan dalam tulisannya menceritakan mengenai kembali Datok Bendahara yang darah kepahlawanan Teuku Hamid Azwar beliau sebut dengan Tun Sebrang serta keturunannya, tercatat dengan jelas sebagai Raja Samalanga sebagai bahwa silsilah keturunannya Teuku Hamid mana yang telah ditetapkan oleh Azwar adalah berasal dari pada Uleebalang Sultan Iskandar Muda pada tahun 1615” (Tgk. A.K. Jakobi, 1998:40- pertama Samalanga, Aceh yaitu Datuk 41) Bendahara Tun Muhammad Sarilanang (1613-1615). Maklumat diperakui Diceritakan bahwa, sebelum Lembaga Kebudayaan Aceh itu juga dinobatkan oleh sultan sebagai pemerintah menyatakan, beliau adalah keturunan di Samalanga, Tun Sri Lanang mendapat Manipurindan bangsawan Malaya turunan tentangan daripada penduduk tempatan India dari Bukit Siguntang Mahamiru Batu melalui kejadian Peristiwa Laut. Dengan Sawar Darussalam, Kerajaan Johor Lama. ketokohan dan wibawa sedia ada, beliau Dalam Kertas Kerja Muhammad tetap diterima menjadi ketua kerajaan di Adli bertajuk “Tun Sri Lanang: Permata Samalanga bermula dari tahun 1615 Melayu di Negeri Aceh”, mencatatkan, hingga 1659. Sebagai wakil pemerintah di ketika peristiwa serangan Aceh terhadap Samalanga, Aceh, beliau juga pernah Johor dan Sultan Alauddin Riayat Shah III menjadi penasihat kepada tiga orang sultan ditawan. Bendahara Tun Sri Lanang yang kerajaan Aceh, iaitu Sultan Iskandar Muda turut dibawa ke Aceh pada awalnya (1607-1636), Sultan Iskandar Thani (1636- menjadi rakyat biasa. Oleh kerana beliau 1641), dan Sultanah Tajul Alam seorang yang alim dan arif dalam soal Safiatuddin Shah (1641-1675). keagamaan, beliau dilantik dan dikitiraf Sebagai pemerintah, dengan oleh sultan Aceh, yaitu Sultan Iskandar pengetahuan agama sedia ada, di tambah Muda sebagai wakil pemerintah di penghayatan yang tinggi dalam agama Samalanga. Mengenai Samalanga dan Tun Islam, Tun Seri Lanang turut berperanan Seri Lanang, buku Tengku A.K Jakobi sebagai ‟Pendakwah‟ yang berjasa besar menyatakan; kepada penduduk Aceh dan kesannya “Pada tahun 1958, Lembaga masih terdapat sehingga hari ini. Beliau Kebudayaan Aceh telah menyusun berjaya menjadikan Samalanga sebagai silsilah raja raja negeri Samalanga dan menyatakan raja pertama negeri pusat pengembangan Islam di timur Aceh. tersebut adalah Datok Bendahara Kesan peninggalan dan jasa beliau masih Tun Muhammad Sari Lanang (1613- boleh dilihat sehingga hari ini, antaranya 1659) keturunan Maniparindam seperti masjid Matang Wakeuh, bangsawan Malaya turunan dari Tanjungan. Terdapat juga dua belas pusat Bukit Siguntang Mahamiru Batu pengajian agama yang diasaskan oleh Tun 111

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Seri Lanang masih terus berfungsi seperti menunjukkan kepiawaiannya di bidang Ulum Diniah Islamiah. sastera, sejarah, dan agama Islam. Berasaskan sumber Aceh, kajian itu Tun Seri Lanang tidak hanya juga menceritakan bagaimana Tun Seri seorang negarawan yang menguasia ilmu Lanang meneruskan dan menyudahkan pengetahuan adat-istiadat istana dan kerja-kerja kepengarangannya terhadap peraturan pemerintahan, tetapi juga karya agung Sulalatus Salatin atau Sejarah seorang budayawan yang menguasai Melayu. Menurut Winstedt, yang peraturan sosial dan penggunaan bahasa tercantum dalam Sulalatus Salatin; atau sosialinguistik. Di samping itu, Tun Seri Lanang adalah budayawan plus di “Disamping menjalankan amanah zamannya. Selain menguasai penulisan dan tanggungjawab sebagai sastera, ia juga menguasai ilmu agama pemerintahan Tun Sri Lanang terus yang mendalam. menyiapkan karangan kitab Sulalatus Hal ini bisa dilihat dari tulisannya Salatin. Tulisannya yang dipercayai mula ditulis pada 13 Mei 1612 di dalam Sejarah Melayu yang cukup banyak Pasir Raja, Kota Tinggi diteruskan mengutip ayat Al-Qur‟an dan Hadits mulai Februari 1614 hingga Januari sebagai sumber agama Islam. Pengetahuan 1615 sewaktu beliau menjadi tentang sumber Islam ini tidak sekedar tawanan di satu daerah di Pasai, tahu dari pedagang tetapi dipelajarinya Aceh”. (A.Samad Ahmad, 1979:321- secara sadar dan tekun. Ini tidak 322) mengherankan karena leluhur Tun Seri

Lanang adalah Sayed Abdul Aziz seorang Turut disebut-sebut sehingga hari ulama yang berjasa mengislamkan Raja ini, ialah mengenai jasa besar yang Malaka. disempurnakan oleh Tun Seri Lanang, Dari latar belakang seperti ini bisa yaitu sebagai pendakwah kepada rakyat dipahami kalau Tun Seri Lanang juga Aceh dan kalangan umat Islam di situ. Jasa banyak menyelipkan nasihat agama dalam besar itu bukan sahaja mesti dihormati dan ceritanya yang bersumber dari Al-Qur‟an dihargai oleh kalangan penduduk Aceh, dan Hadits bahkan hikmah ulama. Ini tetapi umat Melayu senusantara juga wajar menandakan bahwa Tun Seri Lanang tidak menyanjung tinggi ilmu dan jasa hanya pandai pandai dalam sejarah dan murninya. meulis satera, tetapi juga mempunyai ilmu

agama yang dalam sekaligus ahli dibidang Tun Seri Lanang Sebagai Pujangga dakwah menyampaikan risalah yang Agung dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Orang Melayu Nusantara terutama Pengabdiannya terhadap Islam mereka yang bergelut di bidang sastera tidak hanya dalam tulisan tetapi juga pasti mengenal tokoh satu ini sebagai diperaktikkan di lapangan ketika pindah ke budayawan. Lewat bukunya, Sulalatus Aceh Darussalam terutama setelah diberi Salatin, atau yang lebih populer dengan wilayah otonom di Samalanga. Di Sejarah Melayu Tun Seri Lanang daerahnya yang baru ini, Tun Seri Lanang 112

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

mendirikan pusat pendidikan Islam dan negarawan, Tun Seri Lanang dibuktikan masjid untuk syiar agama Islam. dari kiprahnya sebagai Bendahara. Dalam Kecendekiaan Tun Seri Lanang juga Khazanah Kesultanan Melayu, bendahara terlihat dalam penggunaan kata sansekerta merupakan jabatan yang unik yang dan parsi dalam tulisannya yang telah mempunyai peranan sentral dalam menjadi unsur serapan bahasa Melayu perjalanan suatu kesultanan. Bendahara Klasik. adalah penasehat utama sultan. Biasanya, Tun Seri Lanang menceritakan jabatan Bendahara diisi oleh keluarga kehidupan sehari-hari penghuni Istana terdekat sultan yang berpengalaman dan Malaka sebagai Kesultanan yang hebat, berwawasan luas dan bijaksana. kuat dan adidaya setara dengan Majapahit Bila sultan belum akil baligh, maka dan Samudera Pasai pada abad ke-15. bendahara menjadi wali atau mangkubumi Sejarah Melayu sering menjadi rujukan yang untuk sementara menjalankan tugas dalam penelitian sejarah dan sastera kerajaan sampai sultan dewasa. Bendahara melayu karena tema sentral ceritanya merupakan tangan kanan dan orang yang berhubungan dengan Istana Malaka mulai paling dipercaya sultan atau raja. Uniknya, dari silsilah para penguasa Melayu, sistem bendahara kadang-kadang menjadi pemerintahan negara, dan adat-istiadat panglima perang dan juga menjadi hakim. penyelenggaraan pemerintahannya serta Bendahara kadang-kadang juga diberi cerita detik-detik terakhir bagaimana gelar Paduka Raja, Paduka Tuan, Seri Malaka runtuh d tangan Portugis pada awal Maharaja, Seri Wak Raja dan Seri Amar abad ke-16 (Asmah Hj. Omar: Bahasa Diraja. Sejarah Melayu: Satu Perbincangan Di kesultanan Johor Lama, Tun Mengenai Bahasa dan Ketokohan Bahasa Seri Lanang pernah menjadi Bendahara Pengarangnya. Arsip Negara Malaysia, dua kali berturut-turut, yakni pada zaman 1998, hlm 1-18). Sultan Abdul Jalil Syah II (1570-1597) dan Sultan Alauddin Riayat Syah III (1597- Tun seri Lanang Sebagai Negarawan 1615). Di Aceh Darussalam, Tun Seri Dibalik kesuksesan sesorang ada Lanang juga menjalankan fungsi yang orang penting dibalik layar, mereka adalah sama walaupun dengan nama jabatan yang orang-orang yang memegang jabatan berbeda, ia diangkat menjadi penasehat Bendahara. Bendahara berperan penting bagi tiga sultan secara berturut-turut yakni karena menduduki jabatan multifungsional Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Sultan mulai dari sebagai penasehat, panglima Iskandar Thani (1636-1641) dan Sultanah perang, pejabat eksekutif, pejabat legislatif Tajul Alam Safiatuddin (1641-1675). Di sampai yudikatif. Aceh, Tun Seri Lanang bahkan disebut Diantara orang yang menduduki Orang Kaya dato Bendahara Sera Paduka jabatan Bendahara di Kesultanan Johor ini Tun Sebrang. Bila Tun Seri Lanang bukan adalah Tun Seri Lanang. Tun Seri Lanang orang yang mumpuni dan bijaksana, lahir di Seluyut pada tahun 1565 M. tentunya mustahil para sultan itu memberi Mempunyai kedudukan yang unik. Sebagai jabatan Bendahara untuk Tun Seri Lanang. 113

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Di samping itu, Tun Seri Lanang saat ini. Para santri yang belajar agama di juga diangkat menjadi penguasa atau raja Samalanga tidak hanya dari pelosok Aceh untuk daerah otonom Samalanga dengan tetapi juga dari Semenanjung Melayu dan dengan sarakata. Pengangkatan sikap bahkan dari Thailand Selatan. kenegarawanannya sangat nampak setelah Untuk mengembangkan ajaran ia ditunjuk Sultan Iskandar Muda menjadi Islam, Tun Seri Lanang mendirikan dayah Uleebalang di Samalanga mulai tahun dan Masjid Kuta Blang yang berada tidak 1613 sampai tahun 1659. Begitu menjabat jauh dari istana Tun Seri Lanang yaitu di penguasa Samalanga, ia langsung Gampong Meunasah Lueng. Dan memikirkan kesejahteraan rakyatnya, membangun Masjid Raya di Samalanga bukan kepentingan pribadi. Ia langsung yang sekarang terletak di Komplek dayah memerintahkan pejabat dan rakyatnya MUDI. Perjuangan Tun Seri Lanang tidak membuka perkebunan untuk memenuhi sia-sia karena hingga saat ini Samalanga kebutuhan mereka dan memerintahkan menjadi pusat pengembangan Islam membuat perahu yang kuat agar bisa sekaligus jangkar Islam di Aceh kawasan menyeberangi lautan luas untuk keperluan Timur khususnya dan Aceh umumnya. perdagangan maupun penangkapan ikan. Pada zaman Sultan Iskandar Thani, Tun Seri Lanang saling bertukar pikiran Tun Seri Lanang Sebagai Ulama dengan Syekh Nuruddin Ar-Raniry tentang Selama ini sosok Tun Seri Lanang ilmu pengetahuan Islam dan sastera lebih dikenal sebagai pujangga atau ahli Melayu. Syekh Nuruddin Ar-Raniry satera melayu. Ini mungkin karena belajar bahasa Melayu dari Tun Seri masyarakat terutama ahli sastera dan Lanang dan bersama-sama sejarawan melihat pada bukti sejarah yang mengembangkan Islam di Samalanga, berupa Sulalatus Salatin atan Sejarah namun karena perkembangan aliran Melayu yang menjadi icon sastera Melayu Wihdatul Wujud saat itu, Syekh Nuruddin Klasik. Padahal selain sebagai pujangga, Ar-Raniry akhirnya pulang ke Gujarat Tun Seri Lanang di Aceh juga sementara Tun Seri Lanang berencana menjalankan profesi sebagai mubaligh pulang ke Johor namun dilarang oleh Islam, bahkan Sultan Iskandar Muda atas Sultanah Safiatuddin Syah. saran Putroe Phang mengangkatnya Di Samalanga, Tun Seri Lanang sebagai penasehat Sultan dan Uleebalang juga meninggalkan Istana yang terletak di kenegrian Samalanga. sebelah Timur makamnya. Masyarakat Selama berkuasa di Samalanga setempat menyebut Istana tersebut dengan mulai tahun 1613 sampai 1659, Tun Seri nama Rumoh Krueng yang bentuknya Lanang telah mendirikan sekolah dan seperti Rumah Melayu. Bentuk rumah ini pondok pesantren dengan cara berbeda dengan rumah Adat Aceh karena mewakafkan sebagian tanah untuk banyak dipengaruhi unsur Melayu. kegiatan agama. Karena itu, tidak mengherankan bila Samalanga dikenal Tun Seri Lanang Wafat sebagai daerah basis santri di Aceh hingga 114

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

Selain menjadi Hulubalang atau Samalanga yang dimakamkan di kompleks Raja Samalanga, Tun Seri Lanang juga tersebut berasal dari Malaka dan dikuatkan menjadi penasihat kesultanan mulai dari dengan adanya Kampung Bendahara (Tok Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Dat). Di sekitar kompleks makam juga Tsani dan Sultanah Tajul Alam Safiatuddin terdapat mesjid dan dayah (pondok dengan gelar Orang Kaya Dato‟ Bendahara pesantren) Kuta Blang yang selama ini Seri Paduka Tun Sebrang. Ketika menjadi menghasilkan para ulama dan tokoh penasihat Sultanah Tajul Alam agama. Bentuk masjid ini tidak sama Safiatuddin, Tun Seri Lanang sempat dengan bentuk masjid Aceh pada berencana pulang ke Johor bersamaan umumnya tetapi lebih banyak dipengaruhi dengan pulangnya Syekh Nuruddin Ar- oleh unsur Melayu. Raniry ke India karena terjadi pertikaian antara aliran Wahdatul Wujud dan Wahdatus Syuhud yang mengakibatnya DAFTAR PUSTAKA dibakarnya beberapa kitab agama pada saat itu. Keadaan demikian memaksa Syekh Nuruddin Ar-Raniry pulang ke India pada A. Hasjmy. (TT) Kebudayaan Aceh Dalam tahun 1644 setelah menetap di Aceh sejak Sejarah, Jakarta Pusat: Beuna tahun 1637 M. Kepulangan Syekh Nuruddin Ar- A.K. Jakobi, (1998), Aceh Dalam Raniry ternyata mengakibatkan Tun Seri Mempertahankan Proklamasi Lanang berencana pulang ke Johor pada Kemerdekaan 1945-1949 Dan tahun 1645 M (1055 H), namun Peranan Teuku Hamid Azwar kepulangannya tidak diizinkan oleh Sebagai Pejuang, Jakarta: Yayasan Sultanah Safiatuddin sebaliknya sarakata “Seulawah RI-001”. pengukuhannya sebagai Uleebalang Samalanga tentang pengangkatannya A. Samad Ahmad, (1978), Sulalatus sebagai Uleebalang Samalanga Salatin (Sejarah Melayu), Kuala dikeluarkan oleh Sultan Iskandar Muda Lumpur: Dewan Bahasa Dan pada tahun 1613 M (1025 H) diperbarui Pustaka. lagi pada tahun itu juga. Pada tahun 1659 M Tun Seri Andri Nirwana, dkk. (2007), Riak-riak Lanang mangkat dan dimakamkan di Kuta Sejarah Aceh. Banda Aceh: IAIN Blang Samalanga di Komplek pondok Ar-Raniry Darussalam bekerja pesantren yang ditinggalkannya. Batu sama dengan AK Group. nisannya menyerupai batu nisan Tun Habib Abdul Majid di Kota Tinggi Johor. Anas M. Yunus. (2009), Gerak Keturunan Tun Seri Lanang yang menjadi Kebangkitan Aceh (Kumpulan penerus hulubalang Samalanga juga Karya Sejarah M. Junus Djamil), dimakamkan di komplek ini. Masyarakat Bandung: Bina Biladi Press. setempat mengatakan bahwa raja-raja 115

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

ke-13 Sampai Awal Abad ke-16, Gottschhalk, Louis. (1975), Mengerti Jakarta: CV. Manggala Bhakti Sejarah, Terjemahan: Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press Muhammad Umar. (2006), Peradaban Aceh (Tamaddun) I. Banda Aceh: Harry Kawilarang. (2008), Aceh dari Yayasan Busafat. Sultan Iskandar Muda ke Helsinki. Banda Aceh: Bandar Publishing. Muhammad Adli Abdullah. (2011), Membedah Sejarah Aceh, Banda H. Mohammad Said, (1981), Aceh Aceh: Bandar Publishing. Sepanjang Abad Jilid I, Medan: P.T. Percetakan Dan Penerbitan Raden Hoesein Djajadiningrat, (1982/ H. Muhammad Zainuddin, (1961), Tarich 1983), KESULTANAN ACEH Aceh Dan Nusantara Jilid I, (Suatu Pembahasan Tentang Medan: Pustaka Iskandar Muda. Sejarah Kesultanan Aceh Berdasarkan Bahan-Bahan Yang H. M. Thamrin Z, Edy Mulyana. (2007). Terdapat Dalam: Karya Melayu), Perang Kemerdekaan Aceh. Banda Banda Aceh: Departemen Aceh: Badan Perpustakaan Propinsi Pendidikan dan Kebudayaan Aceh. Proyek Pengembangan Permuseuman Daerah Istimewa Aceh. Lombard, Dennys. (1991), Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda Syafii.wordpress.com. Sejarah Islam di (1607-1636), Jakarta, Balai Indonesia, Mei 11, 2007, Pustaka. http://syafii.wordpress.com/2007/0 5/11/sejarah-islam-di-indonesia/. Mahmunar Rasyid. (2011), Ratu Tajul Diakses 16 April 2010. Alam Safiatuddin Syah Pemimpin Kerajaan Aceh Abad ke-17 (1641- Sjamsuddin, Helius. (2007), Metodologi 1675), Banda Aceh: CV. Tarity Sejarah, Yogyakarta, Ombak. Samudra Berlian. Said, Mohammad. (1985), Aceh Sepanjang Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Abad, Jakarta: P.T. Harian Notosusanto. (1984). Sejarah Waspada Medan. Nasional Indonesia III, Jakarta: PN Balai Pustaka T. Ibrahim Alfian, (1979), Mata Uang Emas Kerajaan-Kerajaan Di Aceh, Muhammad Gade Ismail, (1991), Pasai Banda Aceh: Proyek Rehabilitasi Dalam Perjalanan Sejarah: Abad 116

Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015

dan Perluasan Museum Daerah Zakaria Ahmad, (1972), Sekitar Kerajaan Istimewa Aceh. Aceh Dalam Tahun 1520-1675, Medan: Monora

117