Samalanga Di Bawah Pemerintahan Tun Seri Lanang 1613-1659
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015 SAMALANGA DI BAWAH PEMERINTAHAN TUN SERI LANANG 1613-1659 Hanafiah - Fadliansyah Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Samudra, Langsa email: [email protected] Abstraksi Kebesaran Kesultanan Islam Malaka hancur setelah Portugis menaklukkannya tahun 1511. Banyak pembesar kerajaan yang menyelamatkan diri ke kerajaan lainnya yang belum dijamah Portugis. Perkembangan tersebut membuat gundah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530). Sultan berkeinginan untuk membebaskan negeri Islam di Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu ini dari cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan didukung penuh oleh pembesar negeri Aceh dan para pencari suaka dari Melaka yang menetap di Bandar Aceh. Sultan memproklamirkan “Kerajaan Islam Aceh Darussalam” pada tahun 1512, dengan visi utamanya menyatukan negeri kecil seperti Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Aru. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui siapakah Tun Seri Lanang yang dinobatkan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai Uleebalang pertama Samalanga, dan bagaimana keadaan Samalanga di bawah pemerintahan Tun Seri Lanang serta usaha apa saja yang dilakukan oleh Tun Seri Lanang dalam memerintah Kerajaan/Kenegrian Samalanga, karena pada masa pemerintahannya Samalanga menjadi sebagai pusat pengembangan Islam. Kata Kunci: Samalanga, Pemerintahan, Tun Sri Lanang. PENDAHULUAN didukung penuh oleh pembesar negeri Kebesaran Kesultanan Islam Aceh dan para pencari suaka dari Melaka Malaka hancur setelah Portugis yang menetap di Bandar Aceh. Sultan menaklukkannya tahun 1511. Banyak memproklamirkan “Kerajaan Islam Aceh pembesar kerajaan yang menyelamatkan Darussalam” pada tahun 1512, dengan visi diri ke kerajaan lainnya yang belum utamanya menyatukan negeri kecil seperti dijamah Portugis. Sebut saja Pahang, Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Johor, Pidie, Aru (Pulau Kampai), Perlak, Aru. (A. Hasyimy, 1983:60) Daya, Pattani, Pasai dan Aceh. Portugis Sultan Alaidin Ali Mughayatsyah berusaha menaklukkan kerajaan Islam berprinsip. “Siapa kuat hidup, siapa lemah yang kecil ini dan tanpa perlawanan yang tenggelam”. Karenanya dalam pikiran berarti. Perkembangan tersebut membuat Sultan untuk membangun negeri yang baru gundah Sultan Ali Mughayat Syah (1514- diproklamirkannya perlu penguatan 1530). dibidang politik, luar negeri, militer yang Sultan berkeinginan untuk tangguh, ekonomi yang handal dan membebaskan negeri Islam di Sumatera pengaturan hukum/ketatanegaraan yang dan Semenanjung Tanah Melayu ini dari teratur. Dengan strategi inilah, menurut cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan pikiran Sultan, Kerajaan Islam Aceh 97 Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015 Darussalam akan menjadi negara yang misalnya dari Sumatera Barat, Kedah, akan diperhitungkan dalam percaturan Pahang, Johor dan Melaka, Perak, Deli. politik global, sesuai dengan masanya dan Sultan Iskandar Muda mampu mengusir Portugis dari negeri menghancurkan Batu Sawar, Johor, pada Islam di Nusantara yang telah tahun 1613. Seluruh penduduk Johor, didudukinya. (H.Muhammad Said, termasuk Sultan Alauddin Riayatshah III, 1981:102) adiknya Raja Abdullah, Raja Raden dan Dasar pembangunan kerajaan Islam pembesar- pembesar negeri Johor-Pahang Aceh Darussalam yang digagaskan Sultan seperti Raja Husein (Iskandar Thani), Putri Alaidin Ali Mughayatsyah dilanjutkan oleh Kamaliah (Putroe Phang) dan penggantinya Sultan Alaidin Riayatsyah Bendaharanya (Perdana Mentri) Tun Al-Qahhar, Alaidin Mansyursyah, Saidil Muhammad kemudian dipindahkan ke Mukammil dan Iskandar Muda. Aliansi Aceh. Sultan Iskandar Muda kemudian dengan negara-negara Islam dibentuk, baik menjadikan (Tun Muhammad) Tun Seri yang ada di nusantara maupun di dunia Lanang sebagai Uleebalang pertama ke Internasional. Misalnya Turki, India, Samalanga atas saran dari Putri Kamaliah. Persia, Maroko. Pada zaman inilah Aceh Rotasi pimpinan ini sering ditempuh guna mampu menempatkan diri dalam mencegah terjadinya pemberontakan raja- kelompok “Lima Besar Islam” negara- raja yang mendapat dukungan rakyat. negara Islam di dunia. Hubungan diplomatik dengan negeri non-muslim pun RUMUSAN MASALAH: dibina sepanjang tidak mengganggu dan 1. Bagaimana keadaan Kerajaan bertentangan dengan asas-asas kerajaan Samalanga di bawah pemerintahan (A. Hasyimy, 1983 : 98). Tun Seri Lanang ? Perseteruan kerajaan Aceh dengan 2. Siapakah Tun Seri Lanang yang Portugis terus berlangsung sampai tahun dinobatkan oleh Sultan Iskandar Muda 1641. Akibatnya banyak anak negeri yang sebagai Uleebalang pertama syahid baik itu di Aceh sendiri, Aru, Samalanga ? Bintan, Kedah, Johor, Pahang dan 3. Apa saja yang dilakukan oleh Tun Seri Trenggano. Populasi penduduk Aceh Lanang dalam memerintah Kerajaan menurun drastis. Menurut suatu laporan Samalanga ? jumlah penduduk Aceh ketika itu adalah 130.000 orang, 80.000 di antaranya tinggal PEMBAHASAN di ibu kota Aceh berperanan sebagai pusat BIOGRAFI TUN SERI LANANG politik dan ekonomi (yakni sekitar 60%), Riwayat Keluarga Tun Seri Lanang dan lebih dari 26.000 (20%) di tiga daerah Kesultanan di Semenanjung Melayu mempunyai hubungan yaitu Pedir, Pasai dan Aru. (Pierre-Yves Manguin, 1999:236). Sultan Iskandar kekeluargaan yang erat dengan Aceh Muda mengambil kebijakan baru dengan melalui pernikahan lewat putera-puteri menggalakkan penduduk di daerah mereka. “Di awali dengan perkawinan takluknya untuk berimigrasi ke Aceh inti, Prameswara yang kemudian terkenal 98 Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015 Sultan Iskandar Syah dengan Puteri Sultan Damia Seri Wandhi namanya” Zainal Abidin Malikuzzahir”. Dari (A.Samad Ahmad, 1979:80) perkawinan ini lahirlah keturunan Setelah baginda raja Nizamul Prameswara yang kemudian berkuasa di Muluk Akbar Syah meninggal dunia maka Malaka, Johor, Pahang dan Perak. Selain putera keduanya diangkat menjadi itu ada pula Mani Purindan, Putera Raja penerusnya sedangkan Mani Purindan alias Pahili India yang menikah dengan Puteri Syekh Amir Badaruddin Alias Syekh Pasai kemudian menikah lagi dengan Matraluddin sendiri mengembara ke Pasai Puteri Malaka yang melahirkan keturunan dan Malaka. Dalam pengembaraan ke Bendahara di Semenanjung Malaka. (H. Malaka, Mani Purindan dengan Anas M. Yunus, 2009: 53) rombongannya terdampar di daerah Jambu Tun Seri Lanang secara geneologi Air karena kapalnya rusak diserang bila dititik belakang adalah berasal dari gelombang air laut dan akhirnya menikah sebuah negeri yang bernama Pahili dengan Puteri dari Sultan Pasai ke-6 (Gujarat) di India, karena ia adalah (Sultan Muhammad Said Malikuzzahir). keturunan ke-6 Mani Purindan yang Sultan Muhammad Said Malikuzzahir merupakan putera Nizamul Muluk Akbar sendiri hanya berkuasa selama tiga tahun Syah yang memerintah di daerah Pahili di Samudra Pasai mulai tahun 1403 sampai sekitar tahun 1335 – 1388 M (764 – 798 tahun 1405 karena tewas dibunuh dan H). (A.Samad Ahmad, 1979:83). Nizamul kemudian digantikan oleh istrinya yang Muluk adalah gelar yang diberikan raja bernama Sultanah Bahiya. kepada penguasa lokal setingkat gubernur Setelah cukup lama berada di Pasai, atau menteri. Nizamul Muluk Akbar Syah Mani Purindan kembali ke negeri asalnya, mempunyai dua orang putera dan seorang 23 negeri Pahili. Selang beberapa waktu, ia puteri. Putera pertama bernama Amir pun pergi ke Malaka kembali dan di sana Badaruddin Khan Alias Mani Purindan, Mani Purindan diterima oleh Raja Malaka yang kedua Raja Akbar Muluk Syah dan dan dinikahkan dengan Puterinya yang yang terakhir perempuan namanya Dunia bernama Tun Ratna Sandari. Tun Ratna Seri Wandi. Hal ini disebutkan dalam Sandari adalah puteri dari Tun Perpati Sulalatus Salatin: Besar. Dari pernikahannya dengan puteri “Alkisah maka tersebutlah perkataan ada sebuah negeri di Malaka inilah lahir anak cucunya yang di benua Keling, Pahili namanya, kemudian hari menjadi penguasa dan Nizamul Muluk Akbar Syah nama bangsawan di Aceh, Johor, Pahang, Perak, rajanya, adapun raja itu Islam Terengganu dan Selangor. Demikianlah dalam agama Nabi Muhammad keterangan singkat tentang asal usul Mani SAW, maka baginda beranak tiga Purindan yang menjadi moyang Tun Seri orang, dua lelaki dan seorang perempuan, yang tua Mani Lanang. (A.Samad Ahmad, 1979:82) Purindan namanya, dan yang tengah Raja Akbar Muluk Syah Keturunan Mani Purindan di Aceh namanya, dan yang perempuan 99 Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, No.1, Januari - Juni 2015 Seperti yang dijelaskan di atas, Tun Seri Lanang menyebutkan dalam perjalanannya yang kemudian dalam buku Sejarah Melayu bahwa Mani terdampar di Jambo Air wilayah Purindan datang ke Malaka disertai kesultanan Samudra Pasai, Mani Purindan pengawal sebanyak tujuh kapal pada awal menikah dengan Puteri dari Sultan Pasai abad ke-15 M. Kedatangan mereka ke-6. Dari pernikahan ini, Mani Purindan disambut hangat oleh Sultan Muhammad mempunyai anak yang bernama Raja Syah sultan Malaka ketiga (1424-1444 M). Derikan Akbar Qamaruddin (Pocut Simpul Di Malaka Mani Purindan menikah dengan Alam). Raja Derikan Akbar Qamaruddin puteri bangsawan Aceh yang bernama Tun (Pocut Simpul Alam) menikah dengan Ratna Sendari yang melahirkan seorang Sultanah Bahren Syah Ratu Purba yang puteri yang bernama Tun Ratna Wati dan juga sultanah Samudra Pasai ke 11 dan seorang putera bernama Tun Ali. Puteri mempunyai anak yang bernama Pocut Purindan setelah dewasa dinikahi oleh Raya Ali Akbar. Anak cucu Pocut Simpul Sultan Muhammad Syah dan melahirkan Alam inilah yang di kemudian hari keturunan yang kemudian melanjutkan mendirikan kerajaan dan sekaligus menjadi tahta kerajaan Malaka sedangkan melalui penguasa dan